fdghfd

download fdghfd

of 72

description

dfgjdjdf

Transcript of fdghfd

KULIAH KERJA NYATA (KKN) 2014FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYADESA BUTUN KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR20 JANUARI 2014 08 FEBRUARI 2014

C. DIVISI EKONOMI DAN PRODUKSI1. PEMBUATAN BROWNIES KUKUS KELAPA MUDA (BRONKUS)a. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah: Untuk menumbuhkan minat masyarakat Desa Butun terhadap pemanfaatan kelapa sebagai suatu produk berdaya jual lebih. Untuk membagi informasi kepada masyarakat di desa Butun tentang cara pengolahan kelapa menjadi produk berupa brownies Manfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi praktek pembuatan brownies kukus kelapa muda di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar masyarakat Desa Butun dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk diolah menjadi produk yang lebih berdaya jual.b. Masalah yang DipecahkanBeberapa masalah yang dapat dipecahkan dengan melakukan pembuatan brownies kukus kelapa muda adalah: Tanaman kelapa yang biasanya kita ambil buahnya hanya untuk pembuatan masakan dan dikonsumsi atau langsung dijual kini dapat diolah terlebih dahulu menjadi suatu produk yang berdaya jual lebih.c. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan demo produk dilaksanakan di 2 lokasi yaitu :1. Lokasi: Rumah Bu Kepala Desa Butun, Dusun Baos2. Lokasi: Rumah Bu Musrini Dusun Butun3. Lokasi: Balai Desa ( Pentas Seni ) d. Waktu Kegiatan1. Hari/Tanggal: Sabtu / 25 Januari 2014Waktu: Pukul 10.00-13.00 WIB2. Hari/ Tanggal: Jumat / 31 Januari 2014Waktu: Pukul 12.30-16.00 WIB3. Hari/ Tanggal: Rabu / 5 Februari 2014Waktu: 14.30 WIB - selesaie. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan pembuatan brownies kelapa muda ini berupa demo memasak dengan ibu-ibu PKK, Kader Posyandu dan Pengajian di desa Butun. Pelaksanaan dilakukan sebanyak dua kali di tempat yang berbeda, yaitu di rumah Bu Susi selaku Bu Kepala Desa bersama ibu-ibu PKK dan Kader Posyandu. Kemudian juga pada kediaman Bu Musrini bersama ibu-ibu pengajian.f. Biaya dan sumbernyaMargarinRp 30.000,00.CokelatRp 66.000,00.TelurRp 45.000,00.Gula pasirRp 22.500,00.Tepung teriguRp 10.000,00.VaniliRp 7.300,00.Kacang tanahRp 5.000,00.Kelapa mudaRp 6.000,00.Kacang tanahRp 5.000,00.LPGRp 44.500,00.Mika browniesRp 4.500,00.+Rp 247.800,-Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butung. Kerjasama dengan InstansiTidak ada kerjasama dengan instansi.h. Hasil Kegiatan Demo Brownies kukus dari buah kelapa ini berupa praktek memasak langsung oleh mahasiswa KKN divisi ekopro di depan warga. Penyuluhan dilakukan di dua tempat yaitu di kediaman ibu Kepala Desa pada hari rabu tanggal 25 Januari 2014 dan selanjutnya dilanjutkan di kediaman Ibu Musrini di desa Butun pada hari kamis tanggal 2 Februari 2014 dan selanjutnya Rabu tanggal 5 Februari 2014 pada saat pesta rakyat Desa Butun di balai desa dengan menampilkan produk-produk yang telah didemokan selama ini.Demo memasak di rumah ibu Kepala Desa dihadiri oleh 27 warga yaitu perkumpulan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu kader posyandu. Sedangkan demo memasak yang di laksanakan dikediaman ibu Musrini di desa Butun dihadiri oleh 43 warga yaitu perkumpulan ibu-ibu Pengajian Rutin di Desa Butun. Untuk penampilan produk pada saat pesta rakyat di Desa Butun dihadiri kurang lebih sebanyak 80 warga.Dari hasil penyuluhan dan demo memasak yang dilakukan di dua tempat tersebut, warga tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama demo berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya. Dari perbincangan langsung dengan warga ataupun dari kuisioner, warga berminat untuk melakukan praktik membuat brownies kukus kelapa karena bahannya yang mudah didapat dan prosesnya yang sangat mudah serta membutuhkan biaya yang tidak mahal. Dari hasil pengolahan kelapa menjadi brownies kukus kelapa diperoleh rasa yang enak dan disukai warga, dan merupakan suatu produk camilan yang bisa dihidangkan untuk dikonsumsi sendiri ,dijual kembali maupun untuk acara-acara kegiatan perkumpulan yang biasanya dilakukan seperti pengajian, perkumpulan kader PKK dll.Dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada ibu-ibu peserta demo memasak brownies kukus kelapa muda baik di dusun Butun maupun dusun Baos dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu-ibu telah memahami cara pembuatan brownies kukus kelapa muda yang dipraktekkan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase dari kuisioner pertama sebelum diadakannya demo memasak dengan kuisioner sesudah diadakan demo memasak yaitu sebesar 40,095% pada sebelum kegiatan menjadi 80,14% sesudah kegiatan demo memasak dilakukan. Sedangkan banyaknya kuisioner pertama dan kuisioner kedua yang dibagikan adalah 48 kuisioner.i. Kendala yang dihadapi dan solusi Kendala pada saat acara demo memasak ( tanggal 25 Januari 2014 ): Tidak adanya presensi kehadiran warga yang datang dalam kegiatan demo memasak ini.Solusi: Membuat presensi berdasarkan nama yang tertera pada kuisioner yang dibagikan kepada ibu-ibu peserta demo memasak. Resep dibagikan bersamaan dengan kuisioner pertama padahal seharusnya dibagikan setelah kuisioner pertama dikumpulkan.Solusi: Untuk demo memasak selanjutnya pada dusun berbeda, resep dibagi setelah demo memasak dilakukan. Kendala pada saat acara demo memasak ( tanggal 01 Februari 2014 ): Tempatnya untuk mendemokan produk kurang strategis.Solusi: Mengusahakan demo memasak dilakukan dengan semaksimal mungkin. Ibu-ibu pengajian kurang kondusif.Solusi: Berusaha menarik perhatian dan menjaga agar suasana tetap memungkinkan untuk dilakukannya demo memasak. Hanya terdapat satu kuisioner, dikarenakan menyesuaikan dengan keadaan yang kurang kondusif.Solusi: membagikan kuisioner pada akhir setelah demo memasak dilakukan dan dihitung sebagai kuisioner kedua. Kuisioner yang dibagikan banyak yang tidak kembali sehingga hanya sedikit kuisioner yang diterima.Solusi: Tetap menghitung persentase dari jumlah kuisioner yang ada Kendala pada saat acara demo memasak ( tanggal 05 Februari 2014 ): Tidak ada kendalaj. Evaluasi Hasil Kegiatan (Tingkat Keberhasilan Program) Sesuai dengan tujuan dari pembuatan produk brownies kukus kelapa ini yaitu : Memberi inovasi baru olahan kelapa agar dapat dikembangkan oleh warga Meningkatkan nilai ekonomis dari buah kelapa Menumbuhkan minat kewirausahaan masyarakat setempat.

Hasil dari kuisioner adalah sebagai berikut :Kuisioner I ( dengan jumlah 22 kuisioner )1. Apa saja zat gizi yang terkandung pada buah kelapa?a. Protein, lemakb. Mineral, Karbohidratc. Semua benar

Gambar 258. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 59% atau sebanyak 13 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai zat gizi yang terkandung pada buah kelapa sedangkan 41% atau 9 peserta belum dapat menjawab dengan benar. 2. Bahan-bahan berikut merupakan bahan untuk membuat brownies kukus kelapa, kecuali..a. Coklat batang,tepungb. Telur, Margarinc. Pengembang roti, tepung

Gambar 259. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 100% atau sebanyak 22 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai bahan-bahan yang tidak digunakan dalam pembuatan brownies kukus kelapa muda. 3. Campuran agar brownies berwarna coklat yaitu?a. Potongan coklat yang dipanaskan dan dilelehkan dicampur pada adonanb. Selai cokelat yang dioleskan pada brownies yang telah jadic. Potongan coklat yang diparut diatas brownies yang sudah jadi

Gambar 260. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 95% atau sebanyak 21 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai campuran yang digunakan agar brownies berwarna coklat sedangkan 5% atau 1 peserta belum dapat menjawab dengan benar. 4. Membutuhkan waktu pengukusan berapa lama untuk membuat setiap lapisan brownies pada brownies kukus kelapa?a. 7 menitb. 10 menitc. 20 menit

Gambar 261. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 100% atau sebanyak 22 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai waktu yang dibutuhkan untuk pengukusan setiap lapisan brownies kukus kelapa muda. 5. Kapan tepung terigu dicampurkan dalam adonana. Setelah margarine dan coklat dilelehkanb. Setelah gula, garam dan telur dikocok sampai kentalc. Setelah gula dicampurkan dengan coklat

Gambar 262. Pertanyaan 5 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 100% atau sebanyak 22 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai kapan tepung terigu dicampurkan kedalam adonan.

Kuisioner II ( dengan jumlah 18 didusun Baos dan 8 didusun Butun, total 26 kuisioner )1. Apa saja zat gizi yang terkandung pada buah kelapa?a. Protein, lemakb. Mineral, Karbohidrat c. Semua benar

Gambar 263. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 85% atau sebanyak 22 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai zat gizi yang terkandung pada buah kelapa sedangkan 15% atau 4 peserta belum dapat menjawab dengan benar. 2. Bahan-bahan berikut merupakan bahan untuk membuat brownies kukus kelapa, kecuali..a. Coklat batang,tepungb. Telur, Margarinc. Pengembang roti, tepung

Gambar 264. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 92% atau sebanyak 24 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai bahan-bahan yang tidak digunakan dalam pembuatan brownies kukus kelapa muda dan 8% belum menjawab dengan benar. 3. Campuran agar brownies berwarna coklat yaitu?a. Potongan coklat yang dipanaskan dan dilelehkan dicampur pada adonanb. Selai cokelat yang dioleskan pada brownies yang telah jadic. Potongan coklat yang diparut diatas brownies yang sudah jadi

Gambar 265. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 100% atau sebanyak 26 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai campuran yang digunakan agar brownies berwarna coklat. 4. Membutuhkan waktu pengukusan berapa lama untuk membuat setiap lapisan brownies pada brownies kukus kelapa?a. 7 menitb. 10 menitc. 20 menit

Gambar 266. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 100% atau sebanyak 26 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai waktu pengukusan yang digunakan dalam pembuatan setiap lapisan brownies kukus kelapa muda. 5. Kapan tepung terigu dicampurkan dalam adonana. Setelah margarine dan coklat dilelehkanb. Setelah gula, garam dan telur dikocok sampai kentalc. Setelah gula dicampurkan dengan coklat

Gambar 267. Pertanyaan 5 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner di atas dapat diketahui bahwa 77% atau sebanyak 20 peserta demo memasak menjawab dengan benar mengenai kapan terigu dicampurkan dalam pembuatan brownies kukus kelapa muda dan 6 peserta belum menjawab dengan benar. 6. Bagaimana menurut anda dengan resep brownies kukus kelapa muda yang didemokan?a. Praktis dan sangat mudah dipraktekkanb. Terlalu ribet dan kurang efisienc. Biasa saja

Gambar 268. Pertanyaan 6 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)

Dari kuisioner diatas dapat diketahui bahwa semua peserta berpendapat bahwa resep brownies yang didemokan praktis dan sangat mudah dipraktikkan7. Apakah yang anda lakukan setelah melihat demo memasak nrownies kukus kelapa ini?a. Tertarik dan ingin mencobanyab. Tidak tertarik dan tidak ingin mencobanyac. Biasa saja

Gambar 269. Pertanyaan 7 Kuesioner Pembuatan Brownies Kukus Kelapa Muda (Bronkus)Dari kuisioner diatas dapat disimpulkan bahwa 100% atau seluruh peserta berpendapat bahwa peserta tertarik dan ingin mencoba memasak brownies kukus kelapa muda.

2. PEMBUATAN REMPEYEK BIJI RAMBUTANa. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah:1. Memanfaatkan biji rambutan sebagai alternatif bahan pengganti kacang tanah /ikan teri dalam pembuatan rempeyek yakni rempeyek biji rambutan2. Memberikan pengetahuan baru tentang pengolahan biji rambutan 3. Meningkatkan nilai ekonomis dari biji rambutan menjadi toping/ taburan rempeyek 4. Rempeyek dapat digunakan untuk tambahan lauk pada makananManfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi (penyuluhan) dan praktek pembuatan rempeyek biji rambutan di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar penduduk desa Butun memanfaatkan tanaman biji rambutan sebagai toping/taburan rempeyek sehingga dapat mengurangi biaya atau menghemat pengeluaran.b. Masalah yang DipecahkanBeberapa masalah yang dapat dipecahkan dengan melakukan pembuatan rempeyek biji rambutan adalah: Buah rambutan yang biasanya kita ambil buahnya saja kini bijinya bisa digunakan sebagai makanan. Membangkitkan rasa sadar masyarakat untuk memanfaatkan SDA khususnya biji buah rambutan yang ada di desa Butun sebagai makanan/taburan rempeyek Sebagai alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan / limbah dengan mengolah biji rambutan c. Lokasi Adapun kegiatan demo produk dilaksanakan di 3 lokasi yaitu :1. Lokasi: Rumah Bu Sukiyem RT 02/RW 02 Dusun Baos2. Lokasi: Rumah Bapak Muryono (Kepala Dusun Jetis) RT 02/RW 01 d. Waktu 1. Hari/Tanggal: Selasa/ 28 Januari 2014Waktu: Pukul 14.00-16.30 WIB2. Hari/Tanggal: Minggu/ 02 Februari 2014Waktu: Pukul 13.30-14.30 WIBe. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan penyuluhan pembuatan rempeyek biji rambutan ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan dengan anggota ibu-ibu pengajian dan ibu-ibu arisan desa Butun. Pelaksanaan dilakukan sebanyak 2 kali di tempat yang berbeda, yaitu di rumah Bu Sukiyem bersama anggota ibu-ibu pengajian dan rumah Bapak Muryono bersama ibu-ibu arisan.f. Biaya dan sumbernyaTepung berasRp 20.000,00.

Tepung kanjiRp4.500,00.

Tepung teriguRp7.000,00.

Daun jeruk purutRp4.000,00.

KemiriRp 12.500,00.

Bawang putihRp 12.000,00.

LengkuasRp2.000,00.

GaramRp2.000,00.

Kapur sirihRp7.000,00.

CabaiRp6.000,00.

PenyedapRp2.000,00.

KetumbarRp2.000,00.

MinyakRp 26.000,00.

Plastik kemasanRp7.000,00.

TotalRp 114.000,00.

Pembuatan produk rempeyek biji rambutan ini dilakukan sebanyak empat kali yaitu dengan rincian dua kali dalam demo pembuatan produk dan dua kali selanjutnya dibuat pada saat simulasi di basecamp. Sehingga total anggaran dana pembuatan rempeyek biji rambutan sebesar Rp 114.000,00. Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butung. Kerjasama dengan InstansiTidak bekerja sama dengan Instansi apapun.a) b) c) d) e) f) h. Hasil KegiatanKegiatan penyuluhan dan demo praktek pembuatan rempeyek biji rambutan dengan sasaran terpilih yaitu masyarakat desa Butun kecamatan Gandusari. Sosialisasi tentang manfaat dan cara pembuatan serta beberapa progam yang menjadi subjudul kelompok yang kami lakukan diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk mengatasi berbagai masalah yang biasanya tidak terpakai sehingga dapat mengurangi sampah/limbah dan untuk mengemat biaya serta menaikkan nilai ekonomis biji rambutan. Keterampilan masyarakat misalnya dengan sosialisasi pembuatan rempeyek dan sirup dari buah rambutan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui perkenalan lewat pertemuan kelompok ibu-ibu pengajian/tahlilan.Dari hasil penyuluhan dan demo yang dilakukan di tiga tempat, yakni di rumah Rumah Bu Sukiyem RT 02/RW 02 Dusun Baos yang dihadiri oleh kumpulan ibu-ibu pengajian dusun Baos dan di Bapak Muryono (Kepala Dusun Jetis) RT 02/RW 01 yang dihadiri oleh kumpulan ibu-ibu arisan dusun Jetis tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama demo berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya. Serta masyarakat juga mengusulkan jika diadakan kegiatan kembali.Selama ini, masyarakat hanya mengkonsumsi buahnya saja namun bijinya dibuang karena tidak bisa dikonsumsi begitu saja. Sebagian masyarakat di desa Butun telah mengenal biji rambutan sebagai makanan tetapi kurang tahu secara menyeluruh tentang pengolahannya untuk menjadi makanan yang bisa dikonsumsi yakni sebagai taburan rempeyek. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi mengenai pemanfaatan biji rambutan sebagai taburan rempeyek yang dapat dimakan, tetapi pada program kerja lebih ditekankan pada kandungan biji rambutan itu sendiri. Karena sebelumnya, masyarakat menganggap biji buah rambutan beracun, sehingga diharapkan dengan adanya pemberian informasi dapat menambah wawasan pada masyarakat tentang manfaat biji rambutan sebagai makanan.Survei pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa program kerja tersebut memang sesuai untuk dikembangkan di daerah sasaran. Survei tersebut bertujuan untuk memastikan program kerja dapat terlaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan awal setelah memperkenalkan diri di lingkungan masyarakat setempat dalam acara perkumpulan ibu-ibu pengajian yaitu pelaksanaan program penyuluhan dan demo produk tentang pembuatan rempeyek biji rambutan .Sosialisasi ini dilakukan dengan memberikan brosur tentang informasi dan nilai gizi biji rambutan pada waktu acara pengajian di Desa Butun agar lebih mudah memahami tentang program kerja yang diberikan. Sosialisasi dilaksanakan di rumah Ibu Sukiyem selaku tuan rumah acara pengajian rutin Desa Butun dan di rumah Bapak Muryono (Kepala Dusun Jetis).Antusiasme salah satu masyarakat yang hadir terhadap pembuatn rempeyek biji rambutan adalah dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait pengolahan dan pembuatannnya.i. Kendala yang dihadapiKendala yang dihadapi dalam kegiatan pembuatan rempeyek biji rambutan ini antara lain :1. Keterbatasan waktu sehingga hasilnya tidak dapat langsung diketahui karena membutuhkan waktu yang cukup banyak serta ketelatenan untuk membuat rempeyek biji rambutan.Solusi: Membuat rempeyek biji rambutan terlebih dahulu di basecamp yang digunakan sebagai tester.2. Jumlah kuisioner yang kembali tidak sama dengan jumlah peserta pada absen karena kebanyakan ibu-ibu peserta banyak yang ingin segera pulang.Solusi: Menghitung persentase sesuai dengan kuisioner yang terkumpulj. Evaluasi Hasil Kegiatan Sesuai dengan tujuan dari pembuatan rempeyek biji rambutan yaitu : Untuk menumbuhkan minat masyarakat Desa Butun terhadap pemanfaatan biji buah rambutan sebagai taburan rempeyek. Untuk mengenalkan kepada masyarakat Desa Butun tentang pemanfaatan biji buah rambutan sebagai taburan rempeyek. Untuk memberikan informasi tentang manfaat dan kandungan biji rambutan. Serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan/limbah yang di akibatkan oleh biji rambutan yang tidak terpakai.Hasil kuisioner pembuatan rempeyek biji rambutan 28 Januari 2014:a. Kuisoner I Diberikan pada saat sebelum demo masak dimana kuisioner yang terkumpul sebanyak 11 lembar.

Gambar 270. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 271. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 272. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 273. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 274. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutanb. Kuisoner IIDiberikan setelah demo memasak dimana kuisioner yang terkumpul sebanyak 3 lembar.

Gambar 275. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 276. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 277. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 278. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 279. Pertanyaan 5 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Hasil kuisioner pembuatan rempeyek biji rambutan 02 Februari 2014:Pada demo pembuatan rempeyek biji rambutan tangga 02, Februari 2014, kuisioner terkumpul sebanyak 14 lembar.

Gambar 280. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 281. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Gambar 282. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Rempeyek Biji Rambutan

Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa Ibu-Ibu telah memahami bagaimana cara pembuatan rempeyek yang benar dan mereka antusias dengan demo yang kita lakukan.

3. PEMBUATAN EKSTRAK KULIT RAMBUTAN a. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah: Untuk mengurangi limbah dari kulit rambutan yang ada di Desa Butun Untuk menumbuhkan minat masyarakat Desa Butun terhadap pemanfaatan kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentri Untuk mengenalkan kepada masyarakat Desa Butun tentang pemanfaatan kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentri.Manfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi (penyuluhan) dan praktek pembuatan Ekstrak Kulit rambutan di Desa Butun, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar masyarakat Desa Gandusari yang hampir keseluruhan masyarakatnya memiliki pohon rambutan dapat memanfaatkan limbah dari kulit rambutan sebagai obat demam dan disentri. b. Masalah yang DipecahkanBeberapa masalah yang dapat dipecahkan dengan melakukan pembuatan ekstrak kulit rambutan ini adalah:1. Rambutan yang biasanya kita ambil buahnya saja kini kulitnya bisa digunakan sebagai obat untuk demam dan disentri.2. Membangkitkan rasa sadar kesehatan masyarakat untuk memanfaatkan SDA yang ada khususnya kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentri. 3. Sebagai alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah dari kulit rambutanc. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan demo produk ini dilaksanakan di 2 lokasi berbeda yaitu : Lokasi: Rumah Bapak Muryono Lokasi: Rumah Ibu Ike Puspitasarid. Waktu Kegiatan1. Hari/Tanggal: Minggu/ 2 Februari 2014Waktu: Pukul 13.30-14.30 WIB2. Hari/ Tanggal: Selasa/ 4 Februari 2014Waktu: Pukul 15.00-16.00 WIBe. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan penyuluhan pembuatan kulit rambutan ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan dengan masyarakat Desa Butun. Pelaksanaannya dilakukan sebanyak dua kali di tempat yang berbeda, yaitu di rumah di rumah bapak Muryono selaku Kepala Dusun Jetis dan sosialisasi kedua dilakukan di rumah Ibu Ike Puspitasari.f. Biaya dan sumbernyaAnggaran Dana per Produk Kulit rambutan keringRp 0,00. Gula pasirRp 5.000,00. JaheRp 2.000,00. +Gelas sajiRp 7.000,00.Rp 14.000,00.Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butung. Kerjasama dengan InstansiDalam kegiatan ini, kami divisi ekopro bekerja sama dengan perangkat desa untuk perijinan tempat dilaksanakannya kegiatan, serta partisipasi seluruh masyarakat Desa Butun untuk melaksanakan kegiatan ini. h. Hasil KegiatanKegiatan penyuluhan dan demo praktek pembuatan Ekstrak kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentri ini dilakukan dengan sasaran terpilih yaitu masyarakat Desa Butun, kecamatan gandusari. Sosialisasi tentang Ekstrak kulit rambutan diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi solusi yang baik terkait dengan melimpahnya limbah kulit rambutan yang ada di Desa Butun sehingga masalah limbah tersebut bisa diatasi sehingga menjadi inovasi baru yang bisa dijadikan usaha baru dan bernilai. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui perkenalan lewat pertemuan kelompok ibu-ibu pengajian.Selama ini, masyarakat Desa butun yang mayoritas masyarakatnya memiliki pohon rambutan selalu menjual rambutan kepada pengepul ataupun langsung mengkonsumsinya secara pribadi ketika musim panen rambutan. Paradigma di masyarakat yang ada sampai saat ini yaitu bahwa buah rambutan hanya dagingnya lah yang bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan, sedangkan bagian lainnya seperti kulitnya langsung dibuang ke tempat pembuangan sampai menggunung dan membusuk. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi tentang pemanfaatan limbah dari rambutan misalnya biji dan kulit rambutan. Namun pada kegiatan ini, dikhususkan untuk pemanfaatan kulit rambutan sebagai obat, yaitu untuk obat demam untuk semua umur dan juga disentri.Sosialisasi pertama dilakukan pada hari minggu, 2 Februari 2014, di rumah bapak Muryono selaku Kepala Dusun Jetis RT 02 RW 01 pada acara arisan 2 mingguan ibu-ibu yang dihadiri oleh 22 orang. Sedangkan sosialisasi kedua dilakukan pada hari selasa, 9 Februari 2014 di rumah Ibu Ike Puspitasari selaku Kepala Urusan Umum Desa Butun, Dusun Balong RT 01 RW 01 pada acara yasinan dan arisan ibu-ibu mingguan yang dihadiri oleh 27 orang. Berdasarkan hasil dari jumlah kuisioner yang telah dikumpulkan, didapatkan hasil yaitu kuisioner yang terkumpul sebanyak 14 kuisioner oleh ibu-ibu di rumah Bapak Muryono karena hanya digunakan 1 kuisioner saja sebagai parameter tertulis. Sedangkan demo di rumah Ibu Ike Puspitasari, menggunakan 2 kuisioner yaitu kuisioner sebelum demo dan kuisioner sesudah demo berlangsung. Hasil yang didapatkan, 17 kuisioner 1 dan 13 kuisioner 2.Dari hasil demo yang dilakukan di dua tempat yang berbeda, warga tampak begitu antusias, terbukti dengan mereka yang menyimak benar-benar akan materi yang kita sampaikan beserta demo masaknya dan aktif dalam bertanya seputar kesehatan yang dapat dicapai oleh pemanfaatan kulit rambutan. Juga dengan beberapa ungkapan warga bahwa tidak akan lagi membuang kulit rambutan begitu saja, terlebih-lebih ketika sanak saudara sedang sakit demam maupun disentri serta celotehan warga yang akan menjual kulit-kulit rambutan yang telah dikeringkan untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Hal ini menunjukkan ketertarikan mereka untuk mencoba ekstrak kulit rambutan sendiri di rumah masing-masing..i. Kendala yang dihadapi Kendala pada saat acara demo memasak ( tanggal 2 Februari 2014 ): Acara arisan ibu-ibu yang tidak terstruktur sehingga kami tidak dapat menentukan waktu untuk memulai acara demo memasak. Kendala pada saat acara demo memasak ( tanggal 4 Februari 2014 ): Pada pengisian kuisioner pertama banyak terdapat jawaban yang benar karena jeda waktu pembagian kuisioner I dan kuisioner II yang hampir bersamaan sehingga kuisioner I yang seharusnya diisi sebelum demo dimulai, pada pelaksanaannya diisi saat demo sudah dimulai. Kendala pada saat acara pentas seni ( tanggal 5 Februari 2014 ): Tidak ada kendala.

j. Evaluasi Hasil Kegiatan (Tingkat Keberhasilan Program)Sesuai dengan tujuan dari pembuatan produk brownies kukus kelapa ini yaitu : Untuk mengurangi limbah dari kulit rambutan yang ada di Desa Butun Untuk menumbuhkan minat masyarakat Desa Butun terhadap pemanfaatan kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentri Untuk mengenalkan kepada masyarakat Desa Butun tentang pemanfaatan kulit rambutan sebagai obat untuk demam dan disentriHasil dari kuisioner adalah sebagai berikut :Kuisioner I1. Apa yang anda lakukan ketika panen rambutan ?a. Langsung menjualnya b. Diolah dahulu c. Dikonsumsi

Gambar 283. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari hasil kuisioner diatas dapat diketahui bahwa sebelum demo dilakukan, sebagian masyarakat desa Butun hanya mengkonsumsi buah rambutan langsung dari pohonnya tersebut dan langsung menjualnya tanpa mengolahnya terlebih dahulu.2. Apa manfaat kulit rambutan ?a. Obat demam dan disentrib. Obat pusingc. Tidak punya manfaat

Gambar 284. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat desa Butun tidak mengetahui manfaat dari kulit rambutan.3. Sebelum direbus, kulit rambutan harus dijemur atau tidak ?a. Ya b. Tidak tahu c. Tidak

Gambar 285. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa 46 % ibu-ibu yang mengikuti yasinan sudah mengetahui bahwa kulit rambutan harus dijemur sebelum direbus karena ibu-ibu tersebut mengisi kuisioner saat demo sedang berlangsung sehingga mereka telah menyimaknyaKuisioner II1. Apa yang akan anda lakukan ketika panen rambutan ?a. Langsung menjualnya b. Diolah dahulu c. Dikonsumsi

Gambar 286. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa setelah demo dilakukan, kemauan ibu-ibu untuk mengolah rambutan terlebih dahulu, meningkat dari 18% menjadi 23 %. Sebanyak 46% dari ibu-ibu tersebut menjawab hanya mengkonsumsi hasil panen rambutan karena mereka kurang mengerti maksud dari pertanyaan di kuisioner.2. Apa manfaat kulit rambutan ?a. Obat demam dan disentrib. Obat pusingc. Tidak punya manfaat

Gambar 287. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa setelah demo dilakukan, ibu-ibu mengetahui dan memahami manfaat dari kulit rambutan untuk kesehatan.3. Sebelum direbus, kulit rambutan harus dijemur atau tidak ?a. Ya b. Tidak tahu c. Tidak

Gambar 288. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa ibu-ibu telah memahami proses pembuatan ekstrak kulit rambutan, yaitu bahwa sebelum direbus, kulit rambutan harus dijemur terlebih dahulu.4. Apakah anda tertarik untuk mencoba membuat ekstrak kulit rambutan ?a. Tertarik dan ingin mencobab. Tidak tertarikc. Biasa saja

Gambar 289. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa setelah demo dilakukan, ibu-ibu tertarik dan ingin mencoba untuk membuat ekstrak kulit rambutan di rumah masing-masing. Dari data kuisioner yang telah didapatkan, diharapkan masyarakat bisa mengaplikasikannya dan menjadikannya sebuah peluang usaha dengan modal sedikit, namun didapatkan manfaat yang besar sebagai inovasi baru peduli lingkungan.

4. PEMBUATAN MANISAN RAMBUTANa. Tujuan KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah : Memberikan pengetahuan baru tentang pengolahan buah rambutan Meningkatkan nilai ekonomis dari buah rambutan menjadi manisan rambutanManfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi (penyuluhan) dan praktek pembuatan manisan rambutan di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar penduduk desa Butun memanfaatkan tanaman buah rambutan sebagai manisan sehingga dapat memberikan inovasi dalam bentuk konsumsinya dan juga nilai ekonomisnya.b. Masalah yang dapat dipecahkan: Buah rambutan yang biasanya langsung dijual di pasaran kurang memberikan nilai jual yang tinggi, tetapi dapat diubah dengan adanya variasi pengolahan rambutan yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Membangkitkan kreativitas masyarakat untuk memanfaatkan SDA khususnya buah rambutan yang ada di desa Butunc. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan demo produk dilaksanakan di 2 lokasi yaitu :1) Lokasi: Rumah Bu Masrikah Dusun Balong Desa Butun2) Lokasi: Rumah Bu Susi Dusun Baos Besa Butund. Waktu Kegiatan Hari/Tanggal: Jumat/ 24 Januari 2014 Waktu: Pukul 15.30-16.15 WIB Hari/Tanggal: Sabtu/ 25 Januari 2014 Waktu: Pukul 10.00-13.00 WIBe. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan penyuluhan pembuatan produk manisan rambutan ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan secara langsung dengan khalayak sasarannya adalah ibu-ibu pengajian desa Butun. Pelaksanaan dilakukan sebanyak dua kali di dua tempat yang berbeda, yaitu di rumah ibu Masrikah dusun Balong, di rumah Bu Susi dusun Baos desa Butun.

f. Biaya dan sumbernyaRambutan Rp 0,00.

Air Rp 0,00.

GulaRp 10.000,00.

Asam sitrat Rp 5.000,00.

GaramRp 1.000,00.

CengkehRp 2.000,00.

Kayu manisRp 3.000,00.

Kayu secangRp 6.000,00.

Gelas sajiRp 10.000,00.

Sendok kecilRp 2.500,00.

Total Rp 39.500,00.

Pembuatan produk manisan rambutan ini dilakukan sebanyak dua kali dengan rincian dua kali yaitu di rumah Bu Masrikah Dusun Balong Desa Butun, dan di rumah Bu Susi Dusun Balong Desa Butun. Dan sekali dalam simulasi pembuatan produk. Sehingga total anggaran dana pembuatan sirup rambutan sebesar Rp 39.500,00. (cup hanya digunakan satu kali). Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butun.g. Kerjasama dengan InstansiDalam kegiatan ini, kami divisi ekonomi produksi tidak bekerja sama dengan Instansi yang ada di desa Butun.h. Hasil KegiatanKegiatan penyuluhan dan demo praktek pembuatan manisan dari rambutan dengan campuran cengkeh dan kayu manis sebagai aroma, serta asam sitrat sebagai zat pemberi citra rasa dan pengawat minuman dilakukan dengan sasaran terpilih yaitu masyarakat desa Butun kecamatan Gandusari. Sosialisasi tentang pemanfaatan buah rambutan serta beberapa progam yang menjadi subjudul kelompok yang kami lakukan diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk mengatasi berbagai masalah pengolahan buah rambutan sebagai manisan yang bernilai jual tinggi untuk menambah keterampilan dan penghasilan masyarakat misalnya dengan sosialisasi pembuatan wedang kulit rambutan, sirup rambutan, brownies kelapa muda, rempeyek biji rambutan, bubuk biji rambutan, serta penyuluhan pemasaran untuk produk-produk tersebut. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui perkenalan lewat pertemuan arisan maupun pengajian warga desa Butun.Dari hasil penyuluhan dan demo yang dilakukan di dua tempat, warga tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama demo berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya. Serta beberapa masyarakat mengusulkan jika diadakan kembali demo pembuatan manisan buah rambutan.Selama ini, masyarakat mengandalkan buah rambutan untuk dijual maupun dikonsumsi pribadi. Sebagian banyak masyarakat di desa Butun telah mengenal buah rambutan tetapi kurang tahu secara menyeluruh tentang pengolahan buah rambutan. Oleh karena itu perlu adanya demonstrasi mengenai pengolahan buah rambutan yang dapat dijadikan sebagai manisan buah rambutan. Survei pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa program kerja tersebut memang sesuai untuk dikembangkan di daerah sasaran. Survei tersebut bertujuan untuk memastikan program kerja dapat terlaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan awal setelah memperkenalkan diri di lingkungan masyarakat setempat dalam acara pengajian dan arisan rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos adalah dengan memberikan penyuluhan dan demonstrasi kepada ibu-ibu pengajian tentang buah rambutan yang dapat dimanfaatkan sebagai manisan buah rambutan dan cara-cara pembuatan manisan buah rambutan. Demonstrasi ini dilakukan dengan memberikan brosur tentang manisan buah rambutan kepada ibu-ibu dalam acara pengajian rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos agar lebih mudah memahami tentang program kerja yang diberikan. Demonstrasi dilaksanakan di rumah Ibu Masrikah (Dusun Balong) dan Ibu Susi (Dusun Baos) selaku tuan rumah acara pengajian dan arisan rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos. Mahasiswa memberikan penyuluhan untuk cara pembuatan manisan rambutan dan pemberian penjelasan tentang bagaimana manfaat manisan rambutan.Demonstrasi pertama kami lakukan pada siang hari pukul 15.30 sampai 16.15 dan demonstrasi kedua kami lakukan pada siang hari pukul 10.00 sampai 13.00. Demonstrasi pertama dilakukan pada siang hari karena sudah mendapat persetujuan dari Ibu Masrikah (Dusun Balong) dan demonstrasi kedua dilakukan pada siang hari karena sudah mendapat persetujuan dari Ibu Susi (Dusun Baos) selaku tuan rumah. Setelah dilakukan pengajian rutin, mahasiswa mulai melakukan demonstrasi pembuatan manisan buah rambutan. Dalam demonstrasi pertama dihadiri oleh 2 orang perangkat desa dan 44 ibu-ibu dalam pengajian rutin dusun Balong, sedangkan dalam demonstrasi kedua dihadiri oleh 26 ibu-ibu dalam acara arisan rutin dusun Baos.Antusiasme masyarakat yang hadir terhadap manisan buah rambutan adalah dengan adanya bahan yang tersedia di lingkungan sekitar dan cara pembuatannya mudah. Pembuatan manisan buah rambutan cukup dengan merebus air, kemudian menambahkan kayu secang, gula, garam, asam sitrat. Setelah rasanya cukup dengan selera kita lalu masukkan buah rambutan yang telah dikupas dari bijinya. Kemudian didiamkan sampai dingin. Jika menginginkan rasa yang lebih nikmat maka dengan didinginkan saja.i. Kendala yang DihadapiKendala yang dihadapi dalam kegiatan pembuatan manisan buah rambutan ini antara lain : Bingung menentukan tempat demonstrasi karena kurang tepatnya waktu saat datang ke acara. Peserta tidak tercover semua sebab tempat untuk melakukan demonstrasi yang kurang kondusif. Ketika demonstrasi komposisi bahan tidak sesuai saat simulasi jadi rasa yang dihasilkan kurang memuaskan. Buah rambutan yang dipakai untuk demonstrasi banyak yang asam jadi rasa manisan yang dihasilkan kurang memuaskan.

Solusi dari kendalaKetika demonstrasi komposisi bahan tidak sesuai, solusinya adalah dengan mencicipi terus menerus sampai rasa yang dihasilkan pas.j. Evaluasi Hasil Kegiatan Sesuai dengan tujuan dari pembuatan manisan buah rambutan yaitu : Untuk menumbuhkan antusias masyarakat Desa Butun terhadap pemanfaatan buah rambutan sebagai manisan yang lebih bernilai jual tinggi. Untuk mengenalkan kepada masyarakat Desa Butun tentang pemanfaatan buah rambutan sebagai manisan yang lebih bernilai jual tinggi.

Hasil dari kuisioner adalah sebagai berikut:1. Kuisioner 1

Gambar 290. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Manisan Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 65% warga menjawab mengandung vitamin C, dan 5% menjawab mencegah terjadinya anemia, dan 30% menjawab keduanya benar. (jawaban yang benar adalah keduanya benar)

Gambar 291. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Manisan Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 80% warga menjawab pewarna, 17.5% menjawab pengawet dan 2.5% menjawab aroma. (jawaban yang benar adalah pewarna)

2. Kuisioner 2

Gambar 292. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Manisan Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 85.71% warga menjawab keduanya benar, dan 14.29% menjawab mencegah terjadinya anemia. (jawaban yang benar adalah keduanya benar)

Gambar 293. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Manisan Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 100% warga menjawab pewarna.(jawaban yang benar adalah pewarna).

Gambar 294. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Manisan Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 100% warga menjawab sangat tertarik dan ingin mencobanya.

Gambar 295. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Manisan RambutanDari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 100% warga menjawab mudah.

5. PENYULUHAN PEMASARANa. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah : Memberikan pengetahuan baru tentang penyuluhan pemasaran produk Meningkatkan daya jual suatu produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam didesa ButunManfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi tentang penyuluhan pemasaran di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar penduduk desa Butun dapat meningkatkan daya jual suatu produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam di desa Butun.b. Masalah yang DipecahkanMasalah yang dapat dipecahkan dari adanya penyuluhan pemasaran adalah masyarakat dapat mengetahui bahwa dengan pemasaran yang baik akan meningkatkan nilai jual produk yang bersumber dari potensi desa yang akan berdampak baik bagi sektor ekonomi desa Butun.

c. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan penyuluhan pemasaran dilaksanakan di Rumah Ibu Yanti Dusun Balong Desa Butun.d. Waktu KegiatanHari/Tanggal: Jumat / 7 Februari 2014Waktu: 14.30 16.10e. Sasaran dan PelaksanaanSasaran penyuluhan pemasaran ini adalah seluruh warga masyarakat Desa Butun. Pelaksanaan penyuluhan pemasaran ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan secara langsung dengan khalayak sasarannya adalah ibu-ibu pengajian desa Butun. Pelaksanaan dilakukan di rumah ibu Yanti dusun Balong desa Butun.f. Kerjasama dengan InstansiDalam kegiatan ini, kami divisi ekopro bekerja sama dengan perangkat desa untuk perijinan tempat dilaksanakannya kegiatan, serta partisipasi seluruh masyarakat Desa Butun untuk melaksanakan kegiatan ini. g. Anggaran DanaKueRp 160.000,00.AquaRp 47.000,00.KardusRp 12.500,00.Label Rp 9.000,00.Sarung tanganRp 4.000,00. + TOTALRp 232.500,00.Penyuluhan pemasaran ini dilakukan sebanyak satu kali di rumah Ibu Yanti Dusun Balong Desa Butun. Sehingga total anggaran dana penyuluhan pemasaran sebesar Rp 232.500,00. Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butun.h. Hasil KegiatanKegiatan penyuluhan pemasaran dilakukan dengan sasaran terpilih yaitu masyarakat desa Butun kecamatan Gandusari. Sosialisasi tentang penyuluhan pemasaran serta beberapa progam yang menjadi subjudul kelompok yang kami lakukan diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk mengatasi berbagai masalah pemasaran produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam di desa Butun yang bernilai jual tinggi untuk menambah keterampilan dan penghasilan masyarakat misalnya dengan sosialisasi pembuatan manisan rambutan, wedang kulit rambutan, sirup rambutan, brownies kelapa muda, rempeyek biji rambutan, serta bubuk biji rambutan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui perkenalan lewat pertemuan arisan maupun pengajian warga desa Butun.Dari hasil penyuluhan yang dilakukan, warga tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama penyuluhan berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya.Selama ini, masyarakat mengandalkan potensi desa Butun untuk dijual maupun dikonsumsi pribadi. Sebagian banyak masyarakat di desa Butun telah mengenal pemasaran produk tetapi kurang tahu secara menyeluruh tentang pemasaran yang tepat. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan pemasaran yang dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan daya jual suatu produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam di desa Butun.Survei pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa program kerja tersebut memang sesuai untuk dikembangkan di daerah sasaran. Survei tersebut bertujuan untuk memastikan program kerja dapat terlaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan awal setelah memperkenalkan diri di lingkungan masyarakat setempat dalam acara pengajian dan arisan rutin ibu-ibu dusun Balong adalah dengan memberikan penyuluhan pemasaran kepada ibu-ibu pengajian tentang buah rambutan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya jual suatu produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam di desa Butun. Penyuluhan ini dilakukan dengan memberikan materi tentang penyuluhan pemasaran kepada ibu-ibu dalam acara pengajian rutin ibu-ibu dusun Balong agar lebih mudah memahami tentang program kerja yang diberikan. Penyuluhan dilaksanakan di rumah Ibu Yanti di Dusun Balong selaku tuan rumah acara pengajian dan arisan rutin ibu-ibu dusun Balon. Mahasiswa memberikan penyuluhan untuk cara penyuluha pemasaran produk yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam di desa Butun dan pemberian penjelasan tentang bagaimana manfaat jika masyarakat dapat memahami penyuluhan pemasaran yang baik,Penyuluhan kami lakukan pada siang hari pukul 14.30 sampai 16.10. Penyuluhan dilakukan pada siang hari karena sudah mendapat persetujuan dari Ibu Yanti di Dusun Balong selaku tuan rumah. Setelah dilakukan pengajian rutin, mahasiswa mulai melakukan penyuluhan pemasaran. Dalam penyuluhan ini dihadiri oleh 48 ibu-ibu dalam pengajian rutin dusun Balong.Antusiasme masyarakat yang hadir terhadap penyuluhan pemasaran adalah dengan adanya teknik cara pemasaran yang mudah. Pemasaran cukup dengan mengemas produk, kemudian memberikan label, meminta perijinan kepada pihak-pihak yang terkait, serta memasarkan produk yang telah dibuat dengan beberapa strategi yang telah dijelaskan pada saat penyuluhan. i. KendalaAcara yang pada awalnya dijadwalkan pada pagi hari beberapa kali diundur karena susah untuk mengumpulkan warga pada pagi hari. Tidak dapat menjelaskan materi dengan menggunakan LCD karena keterbatasan listrik.Solusi Melangsungkan acara pada sore hari saat acara pengajian rutin ibu-ibu dusun Balong dan Baos. Menjelaskan materi dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh ibu-ibu dengan memberikan visualisasi contoh-contoh pengemasan, pelabelan, perijinan, dan strategi pemasaran yang sudah ada.j. Evaluasi KegiatanKuisionerDari 48 orang ibu-ibu yang mengikuti pengajian rutin Dusun Baos dan Balong di kediaman Ibu Yanti di dusun Balong, kuisioner yang terkumpul ada 27 lembar.

Gambar 295. Pertanyaan 1 Kuisioner Penyuluhan Pemasaran

Gambar 296. Pertanyaan 1 Kuisioner Penyuluhan Pemasaran

Gambar 297. Pertanyaan 1 Kuisioner Penyuluhan Pemasaran

Gambar 298. Pertanyaan 1 Kuisioner Penyuluhan Pemasaran

Berdasarkan hasil kuesioner yang ada, dapat disimpulkan bahwa Ibu-Ibu dapat menjawab benar kuesioner yang dibuat. Dengan kata lain mereka paham akan strategi pemasaran yang harus dilakukan agar mendapat keuntungan yang lebih.

PROKER CADANGAN YANG TERLAKSANA1. PEMBUATAN SIRUP BUAH RAMBUTANa. Tujuan KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah :a. Memberikan pengetahuan baru tentang pengolahan buah rambutan b. Meningkatkan nilai ekonomis dari buah rambutan menjadi sirup rambutanc. Sirup rambutan biasanya dapat digunakan untuk minumanManfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi (penyuluhan) dan praktek pembuatan sirup rambutan di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar penduduk desa Butun memanfaatkan tanaman buah rambutan sebagai sirup sehingga dapat memberikan inovasi dalam bentuk konsumsinya dan juga nilai ekonomisnya.b. Masalah yang dapat dipecahkan:1. Buah rambutan yang biasanya langsung dijual di pasaran kurang memberikan nilai jual yang tinggi, tetapi dapat diubah dengan adanya variasi pengolahan rambutan yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. 2. Membangkitkan kreativitas masyarakat untuk memanfaatkan SDA khususnya buah rambutan yang ada di desa Butun3. Mengenalkan dan memanfaatkan vitamin yang terkandung dalam sirup buah rambutanc. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan demo produk dilaksanakan di 2 lokasi yaitu :1) Lokasi: Rumah Bu Marsini Dusun Butun Desa Butun2) Lokasi: Rumah Pak Muryono Dusun Jetis Desa Butun3) Lokasi: Rumah Ibu Ike Dusun Balong Desa Butund. Waktu Kegiatan Hari/Tanggal: Jumat/ 31 Januari 2014Waktu: Pukul 14.00-16.30 WIB Hari/Tanggal: Jumat/ 2 Februari 2014Waktu: Pukul 14.00-16.00 WIB Hari / tanggal : Selasa/ 4 Februari 2014Waktu : Pukul 14.00-16.00 WIBe. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan penyuluhan pembuatan produk sirup buah rambutan ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan secara langsung dengan khalayak sasarannya adalah ibu-ibu pengajian desa Butun. Pelaksanaan dilakukan sebanyak tiga kali di tiga tempat yang berbeda, yaitu di rumah ibu Marsini dusun Butun, di rumah Pak Muryono dusun Jetis dan rumah ibu Ike dusun Balong desa Butun.f. Biaya dan sumbernyaRambutan Rp 0,00.

Air Rp 0,00.

GulaRp 12.500,00.

Asam sitrat Rp 5.000,00.

Gelas sajiRp 10.000,00.

Botol sirupRp 8.500,00.

CorongRp 2.000,00.

SaringanRp 3.000,00.

Total Rp 41.000,00.

Pembuatan produk sirup rambutan ini dilakukan sebanyak lima kali dengan rincian tiga kali yaitu di rumah Bu Marsini Dusun Butun Desa Butun , di rumah Pak Muryono Dusun Jetis Desa Butun dan Bu Ike Dusun Balong Desa Butun. Dan dua kali dalam simulasi pembuatan produk. Sehingga total anggaran dana pembuatan sirup rambutan sebesar Rp. 15.500. (cup hanya digunakan satu kali). Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butung. Kerjasama dengan InstansiDalam kegiatan ini, kami divisi ekonomi produksi tidak bekerja sama dengan Instansi yang ada di desa Butun.h. Hasil KegiatanDemo sirup dari buah rambutan ini berupa praktek langsung oleh mahasiswa KKN divisi ekonomi produksi di depan warga. Penyuluhan dilakukan di tiga tempat yaitu di rumah Bu Marsini Dusun Butun Desa Butun pada hari Jumat/ 31 Januari 2014, pada pukul 14.00-16.30 WIB, di rumah Pak Muryono Dusun Jetis Desa Butun pada pukul 14.00-16.00 WIB, serta di rumah Bu Ike Dusun Balong Desa Butun pada hari Jumat/ 4 Februari 2014 pada pukul 14.00-16.00 WIB. Demo di rumah Bu Marsini dihadiri oleh 43 warga, di rumah Pak Muryono 22 orang dan di rumah Bu Ike dihadiri oleh 27 warga. Dari hasil penyuluhan dan demo yang dilakukan di tiga tempat, warga tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama demo berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya. Dari perbincangan langsung dengan warga ataupun dari kuisioner, warga berminat untuk melakukan praktik sirup buah rambutan karena bahannya yang mudah didapat dan prosesnya yang sangat mudah. i. Kendala yang DihadapiKendala yang dihadapi dalam kegiatan pengolahan sirup buah rambutan adalah waktu yang terlalu singkat sehingga ibu-ibu kurang sabar menanti hasilnya, karena dalam proses pembuatan terdapat proses pengadukan sari rambutan yang memakan waktu cukup lama di samping itu ibu- ibu ingin segera pulang.Solusi dari kendala Mensiasati dengan membuat sirup di basecamp dahulu sehingga ibu-ibu dapat mengetahui dan mencoba hasil akhirnyaj. Evaluasi Hasil Kegiatan Sesuai dengan tujuan dari pembuatan produk sirup buah rambutan ini yaitu : Memberi inovasi baru olahan buah rambutan agar dapat dikembangkan oleh warga Meningkatkan nilai ekonomis dari buah rambutan Menumbuhkan minat kewirausahaan masyarakat setempat.Program kerja ini dapat dikatakan berhasil, karena setelah dilakukan demo, warga dapat mengetahui inovasi baru pengolahan buah rambutan yang lebih tahan lama dan mempunyai nilai ekonomis, warga juga antusias untuk ikut membuat sirup buah rambutan berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh warga yang hadir. Sehingga tingkat keberhasilannya dapat diukur.Hasil dari quisioner adalah sebagai berikut :1. Kuisioner I(Sebelum demo pembuatan sirup)

Gambar 300. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 87.5% warga menjawab kayu manis, dan 12.5% menjawab garam (jawaban yang benar adalah kayu manis)

Gambar 301. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 81.25% warga menjawab 3:1, 12.5% menjawab 2:3, dan 6.25% menjawab 2:1.(jawaban yang benar adalah 3:1)

Gambar 302. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 50% warga menjawab daging beserta bijinya dihaluskan, 43.75% menjawab sirup dimasak kembali agar tambah mengental dan warnanya berubah menjadi kecoklatan, dan 6.25% menjawab penyaringan ampas.(jawaban yang benar adalah sirup dimasak kembali agar tambah mengental dan warnanya berubah menjadi kecoklatan)

Gambar 303. Pertanyaan 4 Kuesioner Pembuatan Sirup RambutanDari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 43.75% warga menjawab langsung menjualnya, 43.75% menjawab dikonsumsi, dan 12.5% menjawab diolah dulu.Kuisioner II

Gambar 304. Pertanyaan 5 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 92.86% warga menjawab kayu manis, dan 7.14% menjawab garam (jawaban yang benar adalah kayu manis)

Gambar 305. Pertanyaan 6 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 78.57% warga menjawab 3:1, 7.14% menjawab 2:3, dan 14.29% menjawab 2:1.(jawaban yang benar adalah 3:1)

Gambar 306. Pertanyaan 7 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 85.71% warga menjawab daging beserta bijinya dihaluskan, 7.14% menjawab sirup dimasak kembali agar tambah mengental dan warnanya berubah menjadi kecoklatan, dan 7.14% menjawab penyaringan ampas.(jawaban yang benar adalah sirup dimasak kembali agar tambah mengental dan warnanya berubah menjadi kecoklatan)

Gambar 307. Pertanyaan 8 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 28.57% warga menjawab langsung menjualnya, 42.86% menjawab dikonsumsi, dan 28.57% menjawab diolah dulu.

Dari diagram tersebut dapat diperoleh bahwa 100% warga menjawab tertarik dan ingin mencobanya.Gambar 309. Pertanyaan 9 Kuesioner Pembuatan Sirup Rambutan

2. PEMBUATAN BUBUK BIJI RAMBUTANa. Tujuan dan Manfaat KegiatanTujuan dari kegiatan ini adalah: Untuk menumbuhkan minat masyarakat desa Butun terhadap pemanfaatan biji rambutan sebagai bubuk biji rambutan. Untuk mengenalkan kepada masyarakat desa Butun tentang pemanfaatan bubuk biji rambutan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes.Manfaat dari kegiatan ini adalah:Manfaat dilakukannya sosialisasi (penyuluhan) dan praktek pembuatan bubuk biji rambutan di Desa Butun Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata adalah agar masyarakat Desa Butun dapat memanfaatkan biji rambutan sebagai bubuk biji rambutan sehingga dapat mengobati diabetes.b. Masalah yang DipecahkanBeberapa masalah yang dapat dipecahkan dengan melakukan pembuatan bubuk biji rambutan adalah:1. Buah rambutan yang biasanya kita ambil buahnya saja kini bijinya bisa digunakan sebagai bubuk biji rambutan.2. Membangkitkan rasa sadar kesehatan masyarakat untuk memanfaatkan SDA khususnya bubuk biji rambutan yang ada di desa Butun sebagai obat diabetes.c. Lokasi KegiatanAdapun kegiatan demo produk dilaksanakan di 2 lokasi yaitu :1. Lokasi: Rumah Bu Masrikah RT /RW Dusun Balong2. Lokasi: Rumah Bu Sukiyem RT/RW dusun Baosd. Waktu Kegiatan Hari/Tanggal: Jumat/ 24 Januari 2014Waktu: Pukul 14.00-16.15 WIB Hari/ Tanggal: Selasa/ 28 Januari 2014 Waktu: Pukul 14.00-17.15 WIBe. Pelaksanaan dan Khalayak SasaranPelaksanaan penyuluhan pembuatan bubuk biji rambutan ini berupa sosialisasi dan demo cara pembuatan dengan anggota masyarakat desa Butun. Pelaksanaan dilakukan sebanyak dua kali di tempat yang berbeda, yaitu di rumah Bu Masrikah dan Bu Sukiyem.f. Biaya dan sumbernyaGelas sajiRp 6.500,00. +TOTALRp 6.500,00.Sumber biaya dari uang kas Tim KKN Desa Butung. Kerjasama dengan InstansiTidak ada kerjasama dengan instansi.h. Hasil KegiatanKegiatan penyuluhan dan demo praktek pembuatan bubuk dari biji buah rambutan sebagai obat diabetes dilakukan dengan sasaran terpilih yaitu masyarakat desa Butun kecamatan Gandusari. Demonstrasi tentang bubuk biji rambutan serta beberapa progam yang menjadi subjudul kelompok yang kami lakukan diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan untuk mengatasi berbagai masalah mengenai penyakit diabetes sehingga dapat mengurangi dan mencegah penyakit diabetes yang diderita masyarakat ataupun untuk menambah keterampilan masyarakat misalnya dengan demonstrasi pembuatan manisan rambutan, wedang kulit rambutan, sirup rambutan, brownies kelapa muda, rempeyek biji rambutan, serta penyuluhan pemasaran untuk produk-produk tersebut. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui perkenalan lewat pertemuan pengajian dan arisan warga desa Butun.Dari hasil penyuluhan dan demo yang dilakukan di dua tempat, warga tampak begitu antusias terlihat dari warga yang serius mendengarkan selama demo berlangsung, dan mereka juga aktif bertanya. Serta beberapa masyarakat mengusulkan jika diadakan kembali demo pembuatan bubuk biji rambutan.Selama ini, masyarakat mengandalkan buah rambutan untuk dijual maupun dikonsumsi pribadi dan dan bijinya dibuang. Sebagian masyarakat di desa Butun telah mengenal biji rambutan tetapi kurang tahu secara menyeluruh tentang khasiat biji rambutan. Oleh karena itu perlu adanya demonstrasi mengenai pemanfaatan biji rambutan yang dapat dijadikan sebagai obat diabetes. Survei pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa program kerja tersebut memang sesuai untuk dikembangkan di daerah sasaran. Survei tersebut bertujuan untuk memastikan program kerja dapat terlaksanakan sesuai dengan rencana. Kegiatan awal setelah memperkenalkan diri dilingkungan masyarakat setempat dalam acara pengajian dan arisan rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos adalah dengan memberikan penyuluhan dan demonstrasi kepada ibu-ibu pengajian tentang biji rambutan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes dan cara-cara pembuatan bubuk biji rambutan. Demonstrasi ini dilakukan dengan memberikan brosur tentang bubuk biji rambutan kepada ibu-ibu dalam acara pengajian rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos agar lebih mudah memahami tentang program kerja yang diberikan. Demonstrasi dilaksanakan di rumah Ibu Masrikah (Dusun Balong) dan Ibu Sukiyem (Dusun Baos) selaku tuan rumah acara pengajian rutin ibu-ibu dusun Balong dan dusun Baos. Mahasiswa memberikan penyuluhan untuk cara pembuatan biji rambutan dan pemberian penjelasan tentang bagaimana biji rambutan dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes.Kedua demonstrasi kami lakukan pada siang hari pukul 14.00 sampai 16.15. Demonstrasi dilakukan pada siang hari karena sudah mendapat persetujuan dari Ibu Masrikah (Dusun Balong) dan Ibu Sukiyem (Dusun Baos) selaku tuan rumah. Setelah dilakukan pengajian rutin, mahasiswa mulai melakukan demonstrasi pembuatan bubuk biji rambutan. Dalam demonstrasi pertama dihadiri oleh 2 orang perangkat desa dan 44 ibu-ibu dalam pengajian rutin dusun Balong, sedangkan dalam demonstrasi kedua dihadiri oleh 31 ibu-ibu dalam pengajian rutin dusun Baos.Antusiasme masyarakat yang hadir terhadap bubuk biji rambutan adalah dengan adanya bahan yang tersedia di lingkungan sekitar dan cara pembuatannya mudah. Pembuatan bubuk biji rambutan cukup dengan menyangrai biji buah rambutan sampai kulit bijinya mengelupas kemudian menumbuk biji rambutan yang telah terkelupas kulitnya tersebut sampai menjadi bubuk. Setelah bubuk biji rambutan dicampur dengan air dan diendapkan kemudian langsung bisa dikonsumsi. Untuk takaran pengonsumsian bubuk biji rambutan maksimal 2 kali sehari (tidak lebih dari 10 g/hari).i. Kendala yang DihadapiKendala yang dihadapi dalam kegiatan pembuatan bubuk biji rambutan ini antara lain : Resep dan brosur mengenai khasiat bubuk biji rambutan serta presensi kehadiran warga lupa tidak dibagikan dalam kegiatan demonstrasi. Bingung menentukan tempat demonstrasi karena kurang tepatnya waktu saat datang ke acara. Peserta tidak terkontrol semua sebab tempat untuk melakukan demonstrasi yang kurang kondusif.j. Evaluasi Hasil Kegiatan (Tingkat Keberhasilan Program)Sesuai dengan tujuan dari pembuatan bubuk biji rambutan yaitu : Untuk menumbuhkan minat masyarakat desa Butun terhadap pemanfaatan biji rambutan sebagai bubuk biji rambutan. Untuk mengenalkan kepada masyarakat desa Butun tentang pemanfaatan bubuk biji rambutan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes. Hasil kuisioner bubuk biji rambutan pada tanggal 24 Januari 2014 Kuisioner 1Dari 40 orang yang hadir, kuisioner yang dikumpulkan ada 40 lembar.

Gambar 310. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 311. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 312. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Kuisioner 2Dari 40 orang yang hadir, kuisioner yang dikumpulkan ada 14 lembar.

Gambar 313. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 314. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 315. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Hasil kuisioner bubuk biji rambutan pada tanggal 28 Januari 2014 Kuisioner 1Dari 31 orang yang hadir, kuisioner yang dikumpulkan ada 19 lembar.

Gambar 316. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 317. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 318. Pertanyaan 3 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Kuisioner 2Dari 31 orang yang hadir, kuisioner yang dikumpulkan ada 4 lembar.

Gambar 319. Pertanyaan 1 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

Gambar 320. Pertanyaan 2 Kuesioner Pembuatan Bubuk Biji Rambutan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Kegiatan KKN Fakultas MIPA Universitas Brawijaya yang dilaksanakan di Desa Butun mulai tanggal 20 Januari 2014 sampai dengan tanggal 08 Februari 2014, secara umum berjalan lancar dan banyak mendapatkan respon yang baik dari warga. Dengan beberapa kegiatan KKN yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membantu dalam pemberdayaan dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat yang telah dilakukan melalui peningkatan SDM untuk mengoptimalkan SDA di Desa Butun. Mahasiswa berperan aktif dalam mengurangi permasalahan yang ada dengan peningkatan pada sektor perekonomian, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Kondisi umum Desa Butun dapat dikatakan tergolong dalam kondisi kelurahan yang intermediate atau pertengahan. Selama kegiatan KKN berlangsung mahasiswa telah membantu masyarakat Desa Butun dalam meningkatkan kondisi perekonomian, kesehatan dan pendidikan.Usaha peningkatan perekonomian dilakukan mahasiswa dengan cara menciptakan inovasi produk makanan baru yang memanfaatkan hasil bumi Desa Butun sebagai bahan bakunya. Usaha ini dilakukan melalui demo produk dan memasak untuk memperkenalkan kepada masyarakat desa tentang inovasi pembuatan produk baru dengan nilai jual yang tinggi serta penyuluhan kewirausahaan. Kegiatan demo produk dan memasak mendapat antusias yang baik dari masyarakat sekitar di Desa Butun terutama khalayak ibu- ibu.Usaha peningkatan pendidikan dilakukan dengan meningkatkan minat dan motivasi belajar masyarakat Desa Butun melalui beberapa kegiatan yang tujukanuntuk berbagai kalangan akademik di Desa Butun, diantaranya siswa- siswi TK, SD/MI, dan perangkat Desa. Bukan hanya siswa, adanyakegiatan pendidikan yang dilakukan akan membantu meningkatkan kesadaran orangtua akan arti pentingnya pendidikan bagi anak-anak.Kesehatan masyarakat Desa Butun ini tergolong relatif baik ditunjukkandengan adanya pengadaan Posyandu Balita dan Lansia yang terbilang kontinu.Mahasiswa juga membantu dalam peningkatan pemahaman tentang arti pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Dalam hal ini balita, anak- anak, dan lansia menjadi sasaran utama peningkatan kesehatan.Pelaksanaan seluruh kegiatan KKN semester ganjil tahun 2014 ini, telah menciptakan jalinan hubungan baik antara masyarakat Desa Butun dan mahasiswa. Hal ini terbukti dengan tanggapan masyarakat yang baik dengan berpartisipasi pada setiap kegiatan yang diadakan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat melaksanakan program- program kegiatan dengan baik dan lancar.

B. SaranBeberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai saran untuk kelancaran pembangunan di Desa Butun adalah sebagai berikut.1. Pematangan program-program yang akan dilaksanakan saat KKN sangat diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan di lapangan dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.2. Mempertimbangkan kesesuain program yang akan dilaksanakan dengan bidang keahlian mahasiswa.3. KKN yang dilaksanakan hendaknya memiliki tema kegiatan yang spesifik sehingga program yang akan dilakukan benar-benar spesifik dan fokus pada suatu bidang tertentu sehingga manfaat yang lebih maksimal dapat dirasakan.4. Melakukan pengecekan efek program yang telah dilaksanakan kepada sasaran yaitu peningkatan pada sisi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan masyarakat.5. Menghindari program kegiatan yang bersangkutan dengan perubahan sistem pembangunan desa berupa perubahan fisik desa dan seperangkatnya.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous, 2011.http://www.obat herbal.com. Diakses tanggal 1 Januari 2014

LAMPIRAN-LAMPIRAN1. Gambaran Umum Desa Butun Gambar 321. Perbatasan desa Butun Gambar 322. Balai Desa Butun tampak dari dalamGambar 323. Kantor desaGambar 324. Kantor desa

2. Kegiatan Divisi Kesehatan

Gambar 325. Penempelan sticker DBD Gambar 326. Membantu menimbang bayi

Gambar 327. Praktek menggosok gigi Gambar 328. Uji Boraks pada makanan

Gambar 329. Bazar wedang uwuh dan sala Gambar 330. Senam sehat warga Butun

3. Kegiatan Divisi Pendidikan Gambar 331. Pengadaan poster motorik Gambar 332. Taman Baca

Gambar 333. Percobaan SAINSGambar 334. Pemutaran video religi

Gambar 335. Bimbingan Belajar Gambar 336. Pembagian kelompok sains outbond

Gambar 337. Pelatihan IT di Kecamatan Gambar 338. Pelatihan IT di Kelurahan

4. Kegiatan Divisi Ekonomi dan Produksi Gambar 339. Pembuatan rempeyek biji Gambar 340. Demo Brownies kukus Rambutan

Gambar 341. Demo wedang kulit rambutanGambar 342. Demo sirup rambutan

Gambar 343. Demo manisan rambutan Gambar 344. Wedang bubuk biji rambutan

Gambar 345. Peta desa Butun

Anggaran Dana KKN Desa Butun 2014PEMASUKANDana fakultas MIPARp 1.000.000,-Iuran anggota 30 x Rp 600.000Rp 18.000.000,-Dana Usaha TIM KKNRp. 774.500,-Jumlah PemasukanRp 19.774.500,-TOTAL PEMASUKANRp 19.774.500,-

TOTAL PENGELUARAN DIVISI EKONOMI PRODUKSIPROGRAM KERJAPENGELUARAN

1. Brownies kukus kelapa mudaRp 247.800

2. Bubuk biji rambutanRp 6.500

3. Manisan rambutanRp 39.500

4. Sirup rambutanRp 41.000

5. Wedang kulit rambutanRp 14.000

6. Rempeyek biji rambutanRp 114.000

7. Penyuluhan pemasaranRp 232.500

TOTALRp 695.300

TOTAL PENGELUARAN DIVISI PENDIDIKANPROGRAM KERJAPENGELUARAN

1. Taman Baca dan Pengadaan BukuRp 100.000

2. Optimalisasi peran TPQ dengan pemutaran video berbasis religi Rp. 75.600

3. Pengadaan Poster dan Penyuluhan Pengembangan Kemampuan Motorik anak dalam belajar anak berdasarkan tingkatan umurRp 67.100

4. Outbond sainsRp 159.800

5. Bimbingan belajar akademik dan motorikRp 60.950

6. Pelatihan IT (Information and Technology)Rp 51.200

7. Eksperimen sains untuk meningkatan motivasi belajar sainsRp. 26.000

8. Pelatihan Microsoft Office 2007/2010 dan WebRp. 100.000

TOTALRp 640.650

TOTAL PENGELUARAN DIVISI KESEHATANPROGRAM KERJAPENGELUARAN

1. Program Pembinaan UKS untuk Siswa SDRp.175.000

2. Penggunaan TOGA sebagai wedhang uwuhRp.119.500

3. Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan PenanganannyaRp. 70.800

4. Senam Sehat Warga ButunRp. 65.800

5. Uji Boraks Pada MakananRp. 14.000

6. Posyandu BAlita & Lansia, Pentingnya Pemberian ASI (Air Susu Ibu)Rp. 96.300

TOTALRp 541.400

Total Pengeluaran Program Kerja Rp. 1.877.350

Pengeluaran lain-lain Sewa RumahRp. 600.000 BannerRp. 550.000 Id cardRp. 90.000 VandelRp. 40.000 HandbandRp. 135.000 Kostum KaosRp. 1.350.000 Pentas Seni Rp. 1.190.000 ATKRp. 167.200 Foto CopyRp. 153.300 BensinRp. 150.000 IndomieRp. 68.000 TisuRp. 55.000 Aqua Galon 21Rp. 294.000 Konsumsi Minggu 1 Rp. 2.280.000 Konsumsi Minggu 2 Rp. 3.150.000 Konsumsi Minggu 3Rp. 2.400.000 Kresek Rp. 10.000 SunlightRp. 21.000 NutrisariRp. 11.000 Krupuk Rp. 55.000 Spon cuci piring Rp. 3.000 TehRp. 18.000 GulaRp. 35.000 Bumbu MasakRp. 24.000 Jaket 30x 100.000Rp. 3.000.000Total Rp. 15.849.500Total PengeluaranRp. 17.726.850Sisa dana Rp. 2.047.650

286