FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka...

20
Bukan hanya uang: Bagaimana kabupaten dan kota di Aceh melibatkan warganya melalui Fasilitas Pendukung Masyarakat (CSF) FCM Federation of Canadian Municipalities CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 1

Transcript of FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka...

Page 1: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

Bukan hanya uang:Bagaimana kabupaten dankota di Aceh melibatkanwarganya melalui FasilitasPendukung Masyarakat(CSF)

FCMFederation of Canadian Municipalities

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 1

Page 2: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

Bagian 1: Pendahuluan

Canada/Aceh Local Government Rehabilitation and Re-construction Program (CALGAP) bertujuan untuk membanturehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh pasca tsunami. Proyekyang didanai Pemerintah Kanada melalui Canadian Inter-national Development Agency (CIDA) ini dikerjakan olehFederation of Canadian Municipalities (FCM) bekerja samadengan Pemerintah Indonesia dan Badan Rehabilitasi danRekonstruksi Aceh-Nias. CALGAP memberikan dukungan re-sponsif kepada pemerintah lokal dan mempromosikan

model kerja sama antarpemerintah. Tujuannya untuk mem-bangun dan memperkuat tata-pemerintah lokal (manajemenoperasional, pelayanan, dan mekanisme partisipatoris) diKota Banda Aceh, Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya.

Fasilitas Pendukung Masyarakat (Community Sup-port Facilities /CSF)CALGAP membangun Fasilitas-fasilitas Pendukung bagiMasyarakat (Community Support Facilities) bersama mitra-mitra pemerintah lokal di wilayah pemerintahan Kota BandaAceh, Kabupeten Pidie dan Aceh Jaya. CSF merupakan ban-tuan dana yang diberikan kepada lembaga-lembagamasyarakat untuk melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksiyang merupakan prioritas masyarakat lokal. Melalui ban-tuan ini, pemerintah lokal dapat segera merespon danmemenuhi kebutuhan-kebutuhan utama masyarakat sebagaiinvestasi dalam bentuk pemberian bantuan berskala kecilatau pembangunan proyek-proyek infrastruktur

Keunikan CSFSebuah komite bersama yang terdiri dari wakil-wakil pe-merintah terpilih dan pemimpin masyarakat mengawasi pro-gram CSF. CSF menciptakan sebuah forum/wadah bagipemerintah dan masyarakat lokal untuk bekerja bersama-sama dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi, dan yangpaling penting, telah menjadi perangkat guna meningkatkanketerlibatan/partisipasi masyarakat dalam pembuatan ke-bijakan di tingkat kota. Struktur dan proses dalam CSF telahmenciptakan peluang untuk mengembangkan dan mene-gakan tata-pemerintahan yang baik, transparan dan akunt-abel, serta mampu membangun kapasitas dalammanajemen atau mengelola suatu proyek. Dalam CSF, proses sama pentingnya dengan hasil, dan se-jumlah faktor lainnya telah mendorong kesuksesan programini:

1) Membangun hubungan antara pemerintah lokal,masyarakat sipil, dan komunitas

Apa Anda pernah melihat seorang Walikota sibuk sepa-njang hari memeriksa 240 proposal dari masyarakat,bersama perwakilan dari NGO-NGO (organisasi non-pe-merintah), komunitas dan pemerintah lokal? Apa Anda per-nah melihat seorang Walikota duduk bersama danberkonsultasi dengan kelompok-kelompok tersebut? Amatunik untuk melihat sebuah program yang sumber dananya

Mengapa CSF?

Dua peristiwa besar belum lama terjadi di Aceh –gempa bumi yang diikuti tsunami pada 26 Desember2004 dan 30 tahun konflik antara Pemerintah In-donesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).Tsunami mengakibatkan kerusakan yang sangatparah di Aceh. Sekitar 220.000 jiwa tewas dan lebihdari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.Ribuan orang kehilangan mata pencarian akibatbanyaknya perahu penangkap ikan yang rusakparah, tambak-tambak yang musnah dan lebih dari3.000 hektare lahan pertanian yang hilang. Konflik yang berkecamuk selama 30 tahun memper-buruk perekonomian masyarakat dan infrastrukturbanyak yang rusak, menewaskan sekitar 15.000 jiwadan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempattinggal. Konflik juga memperburuk hubungan antarapemerintah dan masyarakat Aceh, keduanya sama-sama saling curiga dan sulit menaruh kepercayaan.Warga umumnya tidak mau lagi bergantung kepadapemerintah, bahkan untuk pelayanan-pelayananumum yang paling dasar. Dalam konteks ini, sum-bangan paling besar yang dapat dilakukan oleh ko-munitas internasional adalah menumbuhkan kembalirasa saling percaya antara masyarakat dan pemerin-tah. Cara yang paling efektif untuk meningkatkanpelayanan umum adalah mendorong efisiensi dari sis-tem yang ada, sedapat mungkin seperti yang dihara-pkan baik pemerintah maupun warga. Sekarang iniwarga Aceh memiliki keterbatasan dalam mengiden-tifikasi, membuat bahkan menyampaikan kebu-tuhan/kepentingan mereka, sehingga kemampuanmereka untuk menuntut tata-pemerintahan yang baikmenjadi lemah. Kelompok-kelompok marjinal, sepertikaum perempuan, orang-orang miskin dan cacatmemiliki ketrampilan dan keahlian yang terbatas.Kelompok ini juga hampir tidak memiliki kesempatanuntuk berpartisipasi dalam pembahasan maupundiskusi-diskusi yang melibatkan masyarakat luas agaruntuk menyerap kebutuhan dan kepentingan mereka.CSF dikembangkan untuk mendukung kelompok-kelompok ini dengan membantu mereka berpartisi-pasi dalam kehidupan politik dan ekonomi, sertamembantu pemerintah-pemerintah lokal dalam mere-spon permintaan-permintaan warganya ataspelayanan umum yang lebih baik.

Komite CSF Banda Aceh sedang memeriksa proposal

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 2

Page 3: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

terbatas mendapat perhatian serius dan antusiasme daripara pemimpin politik.

CSF membangun hubungan antara pemerintah, NGO-NGO dan masyarakat. Program ini dikelola oleh pemer-intah lokal, seorang koordinator CSF, seorang pejabatsetempat yang ditunjuk, dan, dalam beberapa kasus, meli-batkan Walikota. Model ini terbukti menjadi sebuah modelyang baik dengan kerja sama yang kuat dan sebuahproses yang transparan, yang membawa hasil-hasil yangnyata. Seperti yang diutarakan oleh Illiza Djamal, Koordi-nator CSF untuk kota Banda Aceh. Ia mengatakan, “Pro-gram ini telah membuat pemerintah semakin dekat denganwarga, yang membantu untuk memahami kebutuhan-kebu-tuhan warganya, memberi respon yang cepat dan tepatsasaran, dan yang paling penting adalah, lewat CSF,khususnya di Banda Aceh, program ini telah mendorongkaum perempuan terlibat dalam pembuatan kebijakanyang menyangkut perbaikan mutu kehidupan mereka.”

2) Kepemilikan Masyarakat Meski CSF diurus oleh pemerintah-pemerintah lokal, par-tisipasi organisasi masyarakat sipil dan komunitas menilaikepemilikan atas program, terlibat sejak awal peren-canaan, dan proses pelaksanaan, monitoring dan evalu-asi. Transparansi dibangun selama proses, dimulai saatpeluncuran proyek dan pengumuman kelompok terpilih,dan melalui penyelesaian proyek. Proses ini memastikanbahwa proyek tidak terhambat oleh birokrasi.

3) Bantuan dana yang disertai dengan penguatankapasitas (capacity building) memberi manfaatbanyak orang dalam komunitas

CSF memberikan dana lewat distribusi bantuan, jugapenguatan (capacity building) bagi mereka yang terlibat,termasuk pemerintah lokal, anggota komite CSF dankelompok-kelompok masyarakat sendiri. Kendati jumlahdana yang disediakan dalam setiap bantuan relatif kecil,kriteria yang diterapkan menjamin bahwa bantuan digu-nakan untuk meningkatkan mutu kehidupan dan memberimanfaat bagi banyak orang. Contohnya proyek pemban-gunan infrastruktur skala kecil, seperti jalan atau jembatanuntuk mendukung pembangunan ekonomi.

Bagian 2: Membangun CSF

Sebelum bekerja, tim CALGAP harus memahami kon-disi-kondisi daerah dan tahu bagaimana bekerja denganpemerintah lokal di Aceh.

Membangun di atas pengalaman masa lalu Program Manejemen Pemerintah Kota Palestina (PMMP)milik FCM, yang terlaksana antara 199 hingga 2006telah mempelopori apa yang menjadi keberhasilan Pro-gram CSF. Staf CALGAP untuk program CSF belajar daripengalaman ini. Pada Mei 2007, FCM mengirim delegasiyang terdiri dari ahli-ahli teknis dalam CSF PMMP keBanda Aceh untuk melihat dari dekat, bekerja dan melatih

Masyarakat menangani sendiri proyek mereka dengan CSF

3

Gampong (desa) Peunadok sebelumnya hancur sewaktukonflik, namun Badan Reintegrasi Aceh (BRA) telah mem-bangun kembali rumah-rumah di sana. Dulu, para petaniharus melewati jalan setapak yang sempit dan melintasibelukar dan pohon, sambil membawa barang di kepala.Alam Shah, Geuchik (kepala desa) setempat, mengikuti se-buah acara pertemuan masyarakat yang diselenggaakanoleh Pemda Pidie untuk mempromosikan CSF. Kemudian, iamengadakan pertemuan desa dan mendapatkan dukun-gan untuk proyek membangun jalan akses 1,5 km menuju

kebun cokelat dan melinjo serta sawah tadah hujan milikwarga desa.Terdapat lima desa yang memanfaatkan kebuntersebut,yang berada di atas tanah negara. Sekitar 500petani telah memanfaatkan jalan tersebut. Dinas PekerjaanUmum Kabupaten Pidietelah meminjamkan sebuah back-hoe (alat berat) untu 6 hari dan 4 hari lainnya dibiayaidana CSF. Warga desa-desa setempat juga menyum-bangkan tenaga mereka untuk membangun jalan ini.

Kiri: Koordinator Proyek Gampong Peunadok, Rajali andAlam Shah, Geuchik Peunadok, Pidie.

Kanan Jalan Peunadokmemberikan akses lebihbaik kepada parapetani.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 3

Page 4: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

Pejabat Pendanaan (Funds Officer) CALGAP dan staf lain-nya. Selama kegiatan ini, tim berbagi pengalaman danberlatih sebaik-baiknya dari CSF PMMP dan menyusun ara-han, perangkat-perangkat dan sebuah kerangka kerja yangdisesuaikan dengan kondisi Aceh. Delegasi FCM dan FundsOfficer CALGAP mengadakan serangkaian pertemuan dankonsultasi dengan pemerintah lokal mitra CALGAP di BandaAceh, Pidie dan Aceh Jaya sebelum menyusun arahan danperangkat-perangkat untuk program.

Konsultasi awal yang membantu menjelaskan CSF Selama konsultasi bersama mitra-mitra pemerintah lokal,

mereka menjelaskan tujuan-tujuan program dan membuatkriteria-kriteria pemberian dana bantuan. Masing-masingkecamatan punya sudut pandang sendiri soal kelompokmana saja yang perlu mendapat dukungan pemerintahlokal lewat dana yang disediakan CSF. Pemerintah KotaBanda Aceh lebih serius dalam memberdayakan kelompok-kelompok perempuan dan meningkatkan pendapatanwarga. Sedangkan Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya lebihfokus membantu proyek-proyek infrastruktur skala kecilmenengah yang mendukung pertanian dan pertumbuhanekonomi.

Pemerintah-pemerintah lokal yang jadi mitra juga mestimemerinci dan menjelaskan tanggung jawab masing-mas-ing pemangku-kepentingan dan menentukan proses dankegiatan apa saja yang dibutuhkan sebelum melibatkan or-ganisasi-organisasi non-pemerintah atau NGO. Setelahmereka mempelajari CSF, walaupun ada tantangan danhambatan, mereka sangat antusias. Seperti yang di-ungkapkan Pak Rinaldi, Manajer Kota Aceh Jaya, “Programini sangat menarik walaupun banyak tantangannya. Tidakgampang bekerja sama dengan NGO. Karena mereka ser-ing mengkritik pemerintah tanpa memberikan solusi.” Pe-merintah lokal awalnya mempertanyakan mengapa harus

melibatkan NGO dalam Komite CSF karena organisasitersebut kerap kali bersikap kritis terhadap pemerintahdaerah, dan kesepakatan sangat sulit tercapai bila merekaterlibat. Walau pemerintah-pemerintah lokal berniat untukmemilih sendiri NGO yang akan dilibatkan, Funds OfficerCALGAP menyarankan agar proses pemilihan dilakukan se-cara transparan, misalnya melalui pertemuan masyarakatyang bertujuan untuk mendorong pemahaman masyarakattentang CSF dan untuk membentuk Komite CSF. Setelahmelalui diskusi-diskusi panjang, dua kabupaten setuju untukmelakukan proses ini sedangkan solusi yang agak berbedaditerapkan pada satu kabupaten lain. Dalam kasus ini, pe-merintah memilih sebuah NGO dan CALGAP mengadakansebuah pertemuan masyarakat untuk menumbuhkan ke-sadaran masyarakat tentang CSF dan menawarkan kesem-patan yang sama kepada NGO lainnya untuk terlibatdalam Komite CSF. Melibatkan NGO untuk berpartisipasidalam CSF merupakan suatu tantangan besar, sebab ke-banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe-merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukankorupsi, nepotisme dan kolusi, dan bertele-tele serta meng-hambur-hamburkan anggaran dengan menerapkan pen-dekatan dari atas ke bawah (top-down approach). BanyakNGO menilai bahwa Komite CSF merupakan kerja sukarelasehingga mereka yang ikut terlibat dan berpartisipasi se-mestinya tidak menerima upah melalui Proyek CSF.

Guna mengatasi masalah-masalah di atas, CALGAPmempertimbangkan saran yang diajukan oleh Yappika(Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi), yang memilikiprogram yang serupa, dan juga didanai oleh CIDA. Atasrekomendasi Yappika, CALGAP menggelar pertemuan untukmeningkatkan pemahaman dan pengetahuan, danmelakukan pendekatan kepada jaringan Yappika untukmembantu dalam pembentukan Komite CSF di KabupatenPidie dan Kota Banda Aceh. NGO-NGO lokal yang di-

4

1.

;- Menyusun mandatkomite- Penetapankeanggotaan komitebersama mitra danperwakilanmasyarakat- Menentukan perandan tanggung jawab- Mendefinisikankriteriapemilihan/seleksi- Menyusun tahapanproses CSF- FCMmenandatanginperjanjian pemberianbantuan

- Mengeluarkanpengumuman resmidan mengadakanpertemuanmasyarakat- Mengumumkanpenerimaanproposal danpermohonan dimedia lokal

- Penyerahanpengajuan gagasankepada Komite CSFdari CBO- Komite CSFmenilai danmengevaluasipermohonan- Pelatihantambahan untukCBO

- Mengadakanpelatihan untukproposal semi-final- Penyiapanproposal rinci/utuh,rencana bisnis- prioritas programpemerintah kota(jender, lingkungan,dll)- Kriteria pemberiandana- Monitoring dankebutuhanpelaporan

- Proposalpemohon proyekyang telah siapdiserahkankepada KomiteCSF untukdiperiksa danmendapatpersetujuan

- Komitemengevaluasiproposal yangditerima berdasarprinsip-prinsippendanaan- Pemberitahuanhasil keputusankepada yangpemohon lulus dantidak lulus

- Pemerintahdaerah ikut sertadalam perjanjiandengan penerimabantuan CSF- Negosiasiperjanjianpendanaan antarapemohon proyekdan CSF, termasukpeluncuran proyek- Pengadaanbarang dan jasa

- Jadwalpenyaluran danayang disesuaikanhasil kemajuan- Komite CSFmelakukanmonitoring- Evaluasi (selesaiatau dilanjutkanmenurut sikluspendanaan)- Rekomendasipenyesuaianterhadap programCSF

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Umpan-balik untuk permohonanproyek yang tidak disetujuidapat diperbaiki dan gagasandiajukan kembali pada sikluspendanaan berikutnya

Proses Implementasi CSF

PembentukanKomite CSF

PelaksanaanProyek dan

Tindak Lanjut

Kontrak danPencairan

Dana

PeluncuranProgram

Penyerahangagasanproyek

Pemeriksaan“gagasan

proyek” dandaftar seleksi

PenyerahanProposalLengkapProyek

EvaluasiProposal dan

SeleksiProyek

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 4

Page 5: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

rekomendasikan Yappika (Perak dan IMPACT) tertarik untukterlibat dalam CSF dan bersedia untuk berpartisipasi dalamKomite. Walau terdapat hambatan dan tantangan, merekayakin bahwa model CSF salah satu yang terbaik untuk mem-bangun hubungan antara pemerintah daerah denganmasyarakat dan semua mendapatkan manfaat melalui kerjasama yang baik.

Bagian 3:Proses Pelaksanaan

Boks di halaman 4 menjelaskan proses pelaksanaan CSF. .

Langkah 1. Pembentukan Komite CSF Setelah tahap membangun pemahaman, pemerintah-pe-

merintah daerah, dengan dukungan staf-staf CALGAP, mem-bentuk komite-komite CSF. Masing-masing komite terdiridari perwakilan peemrintah daerah, NGO, danmasyarakat, serta staf CALGAP. Tiap komite terdiri laki-lakidan perempuan (lihat boks di bawah).

Seiring dengan pencapaian tujuan CSF sendiri, banyakcerita menarik yang berkembang sebagai hasil daritransparansi, proses yang melibatkan multi-pemangku ke-pentingan, dan peningkatan hubungan antara pemerintah-pemerintah lokal dengan masyarakat mereka.

Menyusun arahan dan mekanisme (perangkat) pelak-sanaan CSF

Setelah Komite terbentuk, CALGAP dan pemerintah daerah

yang menjadi mitra menandatangani kesepakatan dalam ben-tuk perjanjian pelaksanaan Program CSF. CALGAP dan timFCM Kanada agak terkejut mengetahui respon yang baik danpositif dari pemerintah-pemerintah daerah terhadap ProgramCSF ini. Para pemimpin politik di daerah malah menawarkandiri untuk menjadi Koordinator CSF dan mereka amat antusiasuntuk menjalankan program tersebut, sebagian karena CSFmemberikan peluang yang lebih baik untuk mendukung kin-erja politik mereka.

Nazir Adam, Wakil Bupati Pidie, menyatakan ia sangat ter-tarik untuk menjadi Koordinator CSF karena ia ingin membuk-tikan kepada masyarakat bahwa pemerintah daerah dapatbergerak dan bekerja cepat dalam memenuhi kebutuhan danmemberi pelayanan kepada masyarakat serta membangunproyek yang bagus. Sebagai politisi independen, ia men-gatakan bahwa selama konflik hampir tidak ada masyarakatyang percaya kepada pemerintah. Karena itu, ia ingin mem-perbaiki hubungan serta mengembalikan kepercayaan itu se-lama masa kepemimpinannya.

Dengan dukungan CALGAP, komite-komite CSF bekerjasama mendefinisikan proses itu. Mereka membuat petunjuk-petunjuk untuk manajemen CSF, termasuk mengembangkan kri-teria dan syarat untuk penyaluran bantuan, perangkatpendukung pelaksanaan, dan sebuah rencana kerja.

Langkah 2. Peluncuran program (penyuluhanmasyarakat, pertemuan, media)

Anggota Komite CSF, bersama pemerintah daerah, mener-bitkan pengumuman resmi dan mengadakan pertemuanmasyarakat untuk meluncurkan CSF. Mereka menyiapkan pub-likasi dalam bentuk proposal dan proses aplikasi ke media dankoran lokal untuk memberitahukan kepada masyarakat soalpeluncuran tersebut.

Selama peluncuran, komite memaparkan tujuan-tujuan pro-gram, struktur dan anggota komite, menjelaskan proses ap-likasi (pengajuan permohonan bantuan) dan kriteria, sertabatas waktu penerimaan dokumen/kertas konsep dasar danproposal yang sudah terperinci. Anggota komite juga men-jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masyarakat,umumnya berkaitan dengan proses aplikasi.

Langkah 3. Pengajuan gagasan-gagasan proyek Kelompok masyarakat mengajukan kertas konsep (dalam ba-hasa Indonesia) kepada Koordinator CSF, lengkap dengan rin-cian data mengenai kegiatan-kegiatan yang mereka ajukankepada Bantuan CSF (CSF Grant). Kertas konsep ini mesti

5

no Kabupaten/Kota

anggota Komite

Laki-laki Perempuan

1 Banda Aceh 3 5

2 Pidie 6 1

3 Aceh Jaya 5 1

anggota Komite CSF berdasarkanjenis kelamin

Pelantikan Komite CSF Banda Aceh

Peluncuran CSF.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 5

Page 6: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

memenuhi format standar CSF untuk pendanaan.

Langkah 4-6: Proses seleksi Semua pemerintah daerah yang menjadi mitra mengikuti

proses seleksi dasar yang sama untuk proyek pemberian ban-tuan. Seluruh proposal yang dibuat kelompok-kelompokmasyarakat dan telah diterima oleh komite CSF pertama-tamamenjalani proses penyaringan dan verifikasi administratif.Komite kemudian melakukan verifikasi lapangan untuk pro-posal dari kelompok masyarakat yang lulus seleksi administratifuntuk dinilai lebih lanjut kesesuaian antara kertas konsep den-gan kondisi di lapangan. Setelah tahap ini selesai, anggotakomite CSF berdiskusi untuk memutuskan proyek mana yangakan diberi bantuan dana.

Kelompok-kelompok yang lulus proses seleksi kemudian dim-inta menyertakan dua orang perwakilannya untuk mengikutipelatihan pembuatan proposal selama tiga hari. Pelatihan inididesain oleh CALGAP bekerja sama dengan IMPACT, sebuah

NGO di bawah payung YAPPIKA, dan diselenggarakan olehIMPACT, dengan dukungan CALGAP. Keterlibatan IMPACT san-gat besar karena pengalaman yang dimiliki organisasi inipada tingkat masyarakat kecil di Aceh. Banyak penerima ban-tuan yang berpendidikan rendah dan beberapa diantaranyatidak bisa berbahasa Indonesia, dan IMPACT memiliki sum-berdaya yang mampu bekerja dengan bahasa yang digu-nakan para peserta.

Selama pelatihan, kelompok-kelompok ini dikenalkan den-gan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan dan kesetaraan jen-der, dua tema lintas sektor CALGAP (untuk lebih jelas lihatboks). Keutamaan transparansi dan akuntabilitas kepadamasyarakat juga menjadi poin yang ditekankan selama pelati-han. Walaupun penuh tantangan karena kompleksitas temadan tingkat pendidikan para peserta, IMPACT mampu menje-laskan konsep-konsep sehingga para peserta dapat berdiskusilebih banyak dengan mereka. Kelompok-kelompok masyarakatini juga mendapat pelatihan untuk menyusun rincian yang

6

Tema-tema lintas sektor CALGAP adalah perangkat-perangkat untuk meningkatkan praktik-praktik tata-pemer-intahan yang baik. Dengan memadukan setiap tema,proyek-proyek yang dilaksanakan sejalan dengan praktiktata-pemerintahan yang transparan dan akuntabel yangmencerminkan pemenuhan prioritas-prioritas masyarakatlokal yang beragam.

Kelestarian lingkungan – Kegiatan-kegiatan pemerintahdaerah memiliki dampak terhadap lingkungan. Mengu-rangi dampak negatif dari kegiatan-kegiatan dan kebi-jakan pemerintah kota/kabupaten seraya meningkatkandampak-dampak positif terhadap lingkungan akan mem-bantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kelestar-ian pembangunan.

Kesetaraan jender – Perempuan dan laki-laki seringkalimempunyai kebutuhan dan sumberdaya yang berbeda.Karena itu, pejabat pemerintah perlu memahami perbe-daan situasi antara kaum perempuan dan laki-laki, danmemberikan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhanyang beragam tersebut.

Kohesi sosial merupakan ke-mampuan warga dalamsuatu wilayah untuk salingbekerja sama dan mem-bantu. Apabila suatu pe-merintah daerah atauorganisasi lokal berniatuntuk berkontribusi dalammemperkuat ikatan sosial,maka ia harus memahamisumber-sumber yangdapat menyulut kemara-han/kekecewaan danketegangan yangbarangkali dirasakansebagian masyarakatdan bagaimana membuat mekanismepenyelesaian konflik yang dapat lebih diterima atau memi-liki kedudukan lebih kuat di mata seluruh anggotamasyarakat.

.

apa saja tema-tema lintas sektoral CaLgaP?

Kabupaten/Kota

Kertas Konsep Verifikasi administratif

Verifikasi Lapangan

Seleksi akhirsetelah Pelatihan

KelompokPenerima Bantuan

Banda Aceh 240 81 46 11 11

Pidie 87 58 56 11 10

Aceh Jaya 59 35 17 11 11

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 6

Page 7: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

diperlukan dalam pembuatan proposal sebagai bagian dariseleksi dan proses pelaksanaan.

Langkah 7: Kontrak kerja sama dan pencairan danaKomite mengumumkan pemohon bantuan yang lulus lewatpertemuan masyarakat dan menggelar acara peresmianpenyaluran dana kepada penerima bantuan. Kemudian di-lakukan penandatanganan perjanjian kontrak antara pe-merintah daerah dan organisasi-organisasi masyarakatuntuk pemberian dana, dan penyalurannya dilakukandalam beberapa tahap. Penyaluran pertama sebesar 50%diberikan selama pelaksanaan tahap awal proyek, penyalu-ran kedua sebesar 40% diberikan bila proyek telah selesaisekitar 50%, tergantung pada kondisi proyek, dan penyalu-ran terakhir sebesar 10% diberikan (atau akan diberikan)apabila proyek sepenuhnya selesai dan laporan naratif dankeuangan telah diserahkan.

Langkah 8. Monitoring (perkembangan dan keuan-gan)

Tiga Komite CSF melakukan evaluasi dan peninjauan(monitoring) langsung serta mengadakan pendampingankepada kelompok-kelompok CSF masing-masing secara reg-uler, khususnya membantu dalam hal pelaporan keuangan.Misalnya, Komite CSF memeriksa laporan keuangan darikelompok CSF bersama para anggota kelompok,melakukan verifikasi bon dan kwitansi yang diterima sepertiyang dimuat dalam laporan dan mengecek langsungbarang-barang yang dibeli.

Bagian 4:Hasil-hasil CSF

Analisis awal atas hasil-hasil putaran pertama pelaksanaanCSF cukup mengesankan/baik, dan proyek akan dilan-jutkan hingga membuahkan hasil karena kelompok-kelom-pok tersebut terus berupaya agar usaha-usaha mereka majudan terus berkembang..

Kota Banda aceh Di Banda Aceh, di mana terdapat sebelas proyek CSFputaran pertama yang seluruhnya proyek peningkatan pen-dapatan/kesejahteraan, sepuluh dari sebelas proyek dila-porkan telah mampu meningkatkan pendapatan sejakkeikutsertaan mereka dalam Program CSF. Rata-rata, mas-ing-masing kelompok dilaporkan mampu meningkatkan ke-untungan antara 25 hingga 30%. Tujuh dari kelompok inidikelola baik oleh kaum perempuan, atau memiliki anggotaperempuan antara 30 hingga 40%.

Yang amat menarik, kelompok-kelompok yang dikelolakaum perempuan atau mempunyai perwakilan perempuanyang kuat umumnya lebih produktif, dan secara organisasilebih stabil dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggidibanding kelompok yang dikelola laki-laki atau anggotalaki-lakinya lebih banyak. Kelompok Ban Tabina Catering,misalnya, adalah kelompok perempuan yang telah mampumeningkatkan produksinya hingga 400% sejak keikutser-taanya dalam Program CSF. Para anggota kelompok yangterdiri dari 12 orang ini mampu meningkatkan pendapatanmereka hingga 29%, dari Rp 300,000 per minggu men-

7

Bantuan kepada organ-

isasi-organisasi berbasis

masyarakat (CBO)Kegiatan penguatan kapasitas (capacity building)diberikan kepada penerima bantuan pada awal Juni2008. Komite CSF di Banda Aceh mengundang satuorang perwakilan dari masing-masing kelompokpenerima bantuan CSF, total penerima bantuan 11kelompok, untuk mengikuti pelatihan yang difasilitasioleh YAPPIKA. Selain mendapat pelatihan ketrampi-lan (skill), kelompok-kelompok tersebut dapat mem-perluas jaringan dan berbagi pengalaman danpengetahuan satu sama lain. Di Pidie, pada waktu yang sama, sebuah NGO lokalmemberi pelatihan dan pendampingan langsungkepada masing-masing peserta dalam menyusun ren-cana usaha (business planning) untuk proyek pen-ingkatan pendapatan/kesejahteraan. Pelatihan inijuga dimaksudkan agar organisasi-organisasi ini bisaterus berkembang dan usaha-usaha yang dibangunmemperoleh keuntungan.

Anggota Komite CSF Banda Aceh (termasuk Wakil Wa-likota Banda Aceh) memonitor kelompk katering BanTabina.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 7

Page 8: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

8

jadi Rp 420,000 per minggu, dan kelompok ini memilikisimpanan bersama sebesar Rp 3,000,000 yang ditabungdalam rekening organisasi yang sewaktu-waktu dapat di-manfaatkan sebagai modal untuk pengembangan usahakelompok mereka.

Kabupaten PidieDi Pidie, delapan dari sepuluh proyek CSF merupakan

proyek pembangunan infrastruktur berskala kecil. Con-tohnya adalah proyek irigasi yang dilaporkan telah mampumeningkatkan produksi pertanian kelompok-kelompok sejakkeikutsertaan mereka dalam Program CSF. Rata-rata, empatproyek irigasi sawah yang dibantu CSF dilaporkan telahmeningkatkan produksi beras dari 4 ton naik hingga 6 tonper hektare. Harga beras di Pidie dilaporkan mencapai Rp8,000 per kg. Dengan peningkatan produksi beras olehkelompok-kelompok tersebut, maka pendapatan merekaotomatis juga bertambah. Tiga proyek pembangunan in-frastruktur berskala kecil lain yang telah selesai di Pidieadalah pembangunan tiga jalan dan sebuah jembatan.Manfaat dari investasi pekerjaan umum berskala kecil iniamat besar: desa-desa di pelosok kini telah dapat lebih

mudah mengakses dan memperoleh barang dan jasa,waktu tempuh antar desa jadi lebih pendek, dan parapetani dapat mengangkut hasil pertanian mereka ke pasarlebih cepat dan efisien.

Walaupun hanya dua kelompok CSF di Pidie yang dip-impin oleh perempuan, dalam proyek pembangunan infra-struktur berskala kecil tertentu, seperti konstruksisaluran-saluran irigasi sawah, rata-rata partisipasi kaumperempuan dilaporkan antara 14 hingga 40%.

Sehubungan dengan tema lintas sektoral pelestarian per-damaian (lihat boks Bagian 3 untuk tema ini), KelompokTani Cinta Damai dilaporkan bahwa lebih dari seperempat(29%) dari para pekerja (100 laki-laki) yang membangunsaluran-saluran irigasi sawah adalah mantankombatan/gerilyawan. Mereka datang dan bekerja samasecara harmonis dengan anggota masyarakat lainnya, ter-libat dalam kegiatan-kegiatan produktif yang dapat mem-beri manfaat/keuntungan bagi keluarga dan masyarakat dimana mereka tinggal.

Kabupaten aceh JayaDi Kabupaten Aceh Jaya, sembilan dari sepuluh proyekadalah proyek-proyek pembangunan infrastruktur berskalakecil. Di antaranya adalah pembangunan irigasi sawahyang telah mampu meningkatkan hasil pertanian sejakkeikutsertaan dalam Program CSF, seperti yang terlihat diKabupaten Pidie. Rata-rata, tiga dari proyek irigasi sawahyang dibantu oleh CSF telah meningkatkan produksi berashingga dua kali lipat, dari yang semula satu ton naikhingga dua ton per hektare, kenaikan ini juga berarti pen-ingkatan pendapatan petani. Proyek lainnya adalah reha-bilitasi lahan dengan total luas 42 hektare untukperkebunan tanaman kakao dan kacang tanah. Empat dariproyek ini merupakan pembangunan sarana untukmasyarakat. Proyek tersebut antara lain pembangunan pipapenyaluran air bersih bagi 348 rumah tangga, pembangu-nan dua sarana gedung masyarakat dan rehabilitasi se-buah lapangan sepak bola.

Hanya satu proyek di Aceh Jaya yang benar-benarproyek peningkatan pendapatan/ kesejahteraan, dan kisahsuksesnya perlu disampaikan. Setelah mendapat pen-dampingan CSF, Jero Tailor berhasil menambah jumlah stafpekerjanya hingga tiga kali lipat, dari empat orang pen-jahit kini sudah 12 penjahit, seperempat dari merekaadalah perempuan. Dengan penambahan mesin jahit yang

Seorang anggoa koperasi perempuan Kopwan LagangSepakat di Pidie, sedang menyulam kain. Koperasi perem-puan itu menerima dana bantuan melalui mekanisme CSFuntuk mengembangkan usaha penyewaan hiasan kain su-laman untuk acara perkawinan Aceh

Seorang infrastruktur CALGAP memonitor proyek pi-

Seorang spesialis infrastruktur CALGAP sedang mem-berikan asistensi kepada kelompok tani Cinta Damaidalam sebuah proyek irigasi.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 8

Page 9: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

9

dibeli melalui dana bantuan CSF, para penjahit ini mampumeningkatkan produksinya hingga dua kali lipat, dari 3 po-tong pakaian sehari menjadi 8 potong dalam sehari. Hasildari peningkatan produksi adalah keuntungan yang diper-oleh para penjahit bertambah dari Rp 2,000,000 per bulanmenjadi Rp 4,000,000 per bulan. Lewat pelatihan dan pen-dampingan usaha kecil, kelompok ini juga mampumemasarkan layanan mereka sehingga memperoleh keun-tungan yang lebih besar dalam usaha penjahitan tidakhanya di Aceh Jaya, tetapi juga menjangkau masyarakat dikota Meulaboh yang bertetangga dengan kabupaten ini.

Ringkasan hasil-hasil CSF berikut pesan dan kesan dapatdibaca pada bagian akhir studi kasus ini.

Bagian 5:Pelajaran

CSF mendorong keikutsertaan masyarakat dan mem-bangun sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerahdalam pelaksanaan program dan sasaran-sasaran pemer-

intah daerah serta meningkatkan peran serta masyarakatyang cukup besar. Pengalaman yang ada menunjukan hasilpenguatan ikatan/hubungan (kohesivitas) antara pemerin-tah lokal dan masyarakatnya.

CSF telah mengenalkan pendekatan partisipatoris dantransparan, ini merupakan hal baru di Aceh. Sejumlah pe-mangku kepentingan, mulai dari NGO, pemimpinmasyarakat/kepala-kepala desa, pejabat terpilih maupunyang tidak terpilih terlibat dalam pembuatan kebijakan danseleksi proyek-proyek berdasarkan kriteria yang obyektif.Melalui proses yang dijalankan, mereka menyampaikan in-formasi-informasi mengenai program kepada masyarakat,termasuk lewat media lokal. Tak dapat dipungkiri lagi, ke-berhasilan ini dapat ditiru untuk program-program pemer-intah lainnya maupun oleh pemerintah daerah lain.

Bagian 6:Keberlanjutan

Dalam upaya mempromosikan keberlanjutan, CALGAPdan tiga Komite CSF berencana memberikan bantuanuntuk proyek peningkatan pendapatan/kesejahteraanmasyarakat dalam bentuk pelatihan penyusunan rencanabisnis, sebelum program selesai. Pelatihan ini akan mem-bantu kelompok-kelompok yang ikut dalam CSF dalammengidentifikasi cara dan teknik dalam mengembangkandan meningkatkan usaha-usaha atau proyek mereka.Sedangkan untuk proyek pembangunan infrastrukturberskala kecil, para ahli rekayasa (insinyur) CALGAP,bersama mitra dari pemerintah daerah, akan bekerja den-gan penerima bantuan proyek untuk membuat rencanaperawatan sederhana yang bertujuan agar infrastrukturyang telah dibangun dapat tahan lama dan memilikiketerpaduan struktural. Bila memungkinkan, CALGAP danKomite-komite CSF akan mencoba menghubungkanproyek-proyek CSF dengan sejumlah NGO yang meli-batkan masyarakat dalam area proyek yang sama se-hingga para penerima manfaat dapat terus dibantu baikdalam pendanaan maupun melalui pendampingan teknissaat CALGAP selesai.

Meski terlalu dini untuk menilai apakah pemerintah-pe-merintah daerah akan dapat melanjutkan program pem-berian bantuan masing-masing, namun mereka telahmenunjukan antusiasme yang besar, mereka juga telahbelajar bagaimana mengelola program-program tersebutdan mereka telah menghargai hasil dari kerja yang meli-batkan anggota masyarakatnya. Kota Banda Aceh danKabupaten Pidie menyatakan niatnya untuk membelan-jakan anggarannya untuk mendukung penyaluran kreditmikro atau memutar dana mereka menggunakan modelCSF. CALGAP akan menyediakan dukungan teknis yangmembantu dalam penyusunan petunjuk/arahan untuk pro-gram-program ini. Beberapa dinas, seperti PemberdayaanMasyarakat dan Kesejahteraan Sosial dapat bisa lebih ter-libat dalam mendorong yang lain untuk belajar dari pen-galaman CSF dan menerapkan beberapa pelajarandarinya.

Membangun Kepercayaan ter-

hadap Pemerintah Daerah

melalui transparansi

Papan proyek CSF yang terpasang hingga dapat dili-hat masyarakat luas, menunjukkan jumlah uang yangditerima masyarakat dalam proyek tersebut, masapelaksanaan proyek, dan sumbangan swadayamasyarakat. Tingkat transparansi proyek seperti iniakan membantu masyarakat memahami apa yangsedang dibangun dan siapa yang menerima man-faatnya, sehingga meningkatkan kepercayaanmasyarakat pada pemerintah daerah. Cara ini jugamengurangi resiko adanya sekelompok orang yangmerasa tidak dilibatkan.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 9

Page 10: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

Meningkatkan Kapasitas Or-ganisasi BerbasisMasyarakat (CBO) danKelompok Masyarakat

Sebagai hasil keikutsertaan mereka dalam Program CSF, kegiatan-kegiatan CBO dankelompok masyarakat lebih terencana dan terstruktur. Kelompok-kelompok tersebut men-jalankan kebijakan-kebijakan yang lebih jelas, petunjuk/arahan dan mendefinisikankegiatan-kegiatan.

CBO dan kelompok-kelompok masyarakat ini sekarang lebih yakin dengan kemampuanmereka dalam mencari pendampingan dari institusi-institusi pemerintah daerah dan sek-tor swasta untuk bantuan teknis dan keuangan. Pemerintah daerah, DPRD, sector swasta,dan organisasi-organisasi non-pemerintah telah mengakui kelompok-kelompok tersebutsebagai pemangku-pemangku kepentingan dalam pembangunan masyarakat.

Kelompok-kelompok tersebut kini lebih mampu secara efektif dalam administrasi dan man-ajemen kelompok, manajemen keuangan dan pelaporan, pencarian dana danpenyusunan proposal.

CBO dan kelompok-kelompok tersebut telah mendorong pemahaman menyangkut isu-isuyang berikaitan dengan kesetaraan jender, kelestarian lingkungan, pencegahan korupsidan pelestarian perdamaian, yang telah mendorong pelaksanaan program dan proyekyang lebih efektif.

akses Lebih Luas bagiMasyarakat di WilayahPelosok

Program CSF telah membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat di daerah pelosokuntuk melakukan kegiatan perekonomian sebagai hasil dari perbaikan pembangunan in-frastruktur berskala kecil.

Sebagai hasil dari pembanguna infrastruktur berskala kecil yang didanai oleh CSF, sepertijalan dan jembatan-jembatan, desa-desa di wilayah pedalaman yang ada di Pidie danAceh Jaya kini memiliki akses yang lebih baik untuk menjangkau daerah-daerah yangbertetangga dengan desa mereka. Ini memungkinkan warga desa untuk mendapat barangdan jasa dengan lebih mudah dan murah, sehingga membantu dalam meningkatkan pen-dapatan/kesejahteraan mereka.

10

CSF: Hasil Pelaksanaan Proyek bagi Masyarakat

Hasil yang Tinggi dalamProduksi Pertanian

Sistem irigasi yang mendukung peningkatan produksi padi di Aceh Jaya dan Pidie telahberhasil meningkatkan produksi beras; dari satu ton menjadi dua ton per hektare di AcehJaya dan dari empat ton menjadi enam ton di Pidie. Hasilnya, para petani memperolehpendapatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Sebanyak 42 hektare lahan pertanian telah direhabilitasi setelah tak terawat selama kon-flik dan rusak akibat tsunami di Aceh Jaya. Lahan-lahan ini kini sudah siap ditanami bibitkacang tanah dan kakao.

Meningkatkan Pendapatandalam Proyek-proyek Per-baikan Mata Pencarian

Proyek-proyek peningkatan pendapatan dan kesejahteraan telah menghasilkan keuntun-gan rata-rata antara 25 hingga 30%.

Sekitar 20% dari proyek peningkatan pendapatan/kesejahteraan yang didanai oleh CSFdikelola oleh kaum perempuan, ini memberi mereka kesempatan untuk lebih mandiridalam keuangan.

Hubungan yang Lebih Kuatantara Pemerintah Daerahdan anggota Masyarakat

Model CSF menghapus kekeliruan anggapan masyarakat bahwa pemerintah-pemerintahdaerah tidak mampu untuk mengidentifikasi dan merespon kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi prioritas masyarakat.

Para pemangku kepentingan dalam model CSF berhasil mencegah korupsi dengan men-dorong transparansi dan pembuatan kebijakan yang demoktratis.

Pemerintah-pemerintah daerah menjadi lebih dekat dan aspiratif terhadap persoalan-per-soalan yang memiliki dampak terhadap masyarakat desa. Sehingga mereka kini memi-liki kedudukan yang lebih baik untuk menentukan kebutuhan dan prioritas yang berkaitanpenyusunan program di tingkat dinas.

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

n

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 10

Page 11: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

11

LaMPiRan a:Kesaksian

Kami sangat tertarik dengan Program CSF karenakami anggap pelaksanaanya transparan. Kamitidak pernah mendapat pelatihan untuk membuatproposal sebelumnya. Setelah mengikuti pelatihanini, kami memperoleh pengetahuan tentangbagaimana membuat proposal yang bagus. Menu-rut kami sesi pelatihan tentang lingkungan sangatberguna dan telah mengubah persepsi kami ten-tang kaum perempuan, yang selama ini hanya di-pandang sebelah mata. –Khairul Amri & M.Harun,Kelompok Cinta Damai –(kelompok tani)

Kami senang sekali. Setelahkami mendapat pendampin-gan dari CSF, kami mampumembangun hubungan yang baik dengan pemerin-tah. Pemerintah melibatkan kami dalam sebuahkegiatan yang diadakan pemerintah. Misalnya,kami diundang dalam perayaan setahun kepemimp-inan Pak Bupati. Mereka juga memesan kue-kueyang kami produksi. – Ban Tabina (kooperasiperempuan pembuat kue)

Saya amat gembira, karena kami mendapat penge-tahuan yang berguna setelah mengikuti pelatihanCSF. Sebelumnya, tidak pernah ada pelatihan pem-

buatan proposal dan saya tidak tahubagaimana menyusun proposal yangbaik. Kini saya sudah tahu dan yakinuntuk menulis proposal yang baik ka-panpun dibutuhkan. – Suchriah, ClapPerikanan Lamdingin – (Proyek pengo-lahan ikan kayu dan ikan asin)

Saya sangat senang dengan programCSF, sebab program ini membantu

taraf ekonomi masyarakat di Banda Aceh.Sayangnya, masih ada beberapa organisasi berba-sis masyarakat (CBO) yang betul-betul membu-tuhkan pendampingan tapi tidakterpilih/lulus seleksi karena merekabelum memenuhi salah satu kriteriaCSF. Ini terjadi karena CSF mener-apkan proses seleksi yang sangatketat dan transparan. – Badrunissa,Komite CSF dari BPMKS – (BadanPemberdayaan Masyarakat dan KesejahteraanSosial).

Program ini memiliki dampak yang bagus dalammeningkatkan hubungan pemerintah daerah danmasyarakat. Ini terbukti dari pengakuan dari organ-isasi berbasis masyarakat (CBO) yang merasasenang dengan program ini karena mereka kinimemiliki hubungan yang baik dan mendapatdukungan dari pemerintah. – Aline, Asisten CSF

Kota Banda Aceh.

LaMPiRan B:Panduan Komite CSF

Komite Penasehat Program CSF bertanggung jawab danmemiliki mandat antara lain:n Memeriksa dan mengarahkan pemohon untuk me-

lengkapi proposal proyek;

n Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunanCSF;

n Meminta informasi tambahan atas proyek diajukan bila-mana dibutuhkan;

n Memberikan saran dan rekomendasi atas isi proposal,pendekatan/metode pelaksanaan, dan pemilihan ahli-ahli dari pemerintah daerah yang terlibat dalankegiatan-kegiatan khusus yang diajukan;

n Meninjau dan memeriksa kemajuan dari pelaksanaanproyek dari proposal yang disetujui;

n Memeriksa kesesuaian proposal dengan tema-tema lintassektoral yang berkaitan dengan kesetaraan jender, pe-lestarian perdamaian, kelestarian lingkungan dan keter-paduan dalam pencegahan korupsi;

n Pemerintah daerah akan menugaskan seorang pejabatuntuk memimpin komite CSF;

n Komite CSF akan menunjuk seorang koordinator pen-danaan lokal yang bertindak sebagai sekretaris dalamkomite dan memfasilitasi akses informasi serta mengko-ordinasikan rencana kerja komite CSF;

n Pejabat Pendanaan (Fund Officer) CALGAP dan/atauLGDO akan memberikan arahan dan petunjuk kepadakomite bilamana dibutuhkan tapi tidak memiliki haksuara;

n Mendengarkan paparan umum/verbal oleh para pemo-hon dari organisasi berbasis masyarakat (secara fakul-tatif untuk memeriksa daftar proyek-proyek);

n Menyetujui proposal proyek-proyek;

n Memonitor penyaluran dana kepada CBO yang mener-ima bantuan.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 11

Page 12: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan C: CSF - Form gagasan Proyek

12

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 12

Page 13: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan C: CSF - Form gagasan Proyek (lanjutan)

13

Tuliskan ringkasan dan tujuan-tujuan proyek.

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 13

Page 14: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan D:PETUnJUK PROPOSaL TERPERinCi

PETUnJUK UnTUK MEnYERaHKan SEBUaH PROPOSaL CSF TERPERinCi

Berdasarkan kertas konsep Anda yang telah disetujui, berikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. JAN-GAN isi form ini sebelum kertas konsep mendapat persetujuan dari Komite CSF dan Anda telah menerima catatan ter-tulis.

14

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 14

Page 15: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan D:PETUnJUK PROPOSaL TERPERinCi (lanjutan)

CSF – FORM PROPOSAL TERPERINCI (lanjutan)Tuliskan ringkasan proyek dan tujuan-tujuannya

Hasil-hasil proyek: Apa saja hasil yang akan diperoleh dari kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan? Apa perubahan nyata yang diharapkan dari pelaksanaan proyek?

Tuliskan daftar seluruh kegiatan dan lokasi kegiatan yang direncanakan. Jika memungkinkan, buat peta lokasi seluruh proyek dan dimuat dalam lampiran proposal

Apa kaitannya dengan upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pasca tsunami dan bagaimana kegiatan-kegia-tan tersebut mencapai atau memenuhinya?

15

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 15

Page 16: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan D:PETUnJUK PROPOSaL TERPERinCi (lanjutan)

CSF – FORM PROPOSAL TERPERINCI (lanjutan)Jumlah dan jenis penerima manfaat/bantuan baik langsung maupun tak langsung (termasuk kaum perempuan dan Kelompok-kelompok warga yang rentan/kurang mendapat perhatian jika ada)

Jelaskan bentuk kerja sama/koordinasi dengan institusi-institusi pemerintah, kelompok atau organisasi masyarakat dalam mengidentifikasi masalah dan perencanaan kegiatan.

Jelaskan mengapa dan bagaimana masukan masyarakat telah didapatkan

Tema-tema lintas sektoral: Apakah proyek tersebut memenuhi tema-tema lintas sektoral berikut in: kes-etaraan jender, pembangunan perdamaian, kelestarian lingkungan dan pencegahan korupsi.

Penilaian risiko: Kegiatan atau pembangunan apa saja yang dapat menimbulkan dampak terhadap hasil-hasil proyek? Beri penjelasan bagaimana risiko-risiko tersebut dapat dicegah atau diminimalkan;

Dampak-dampak merugikan lingkungan yang mungkin muncul: jika memungkinkan, jelaskan dan buatlah peta lokasi atas dampak-dampak merugikan yang mungkin ditimbulkan dari pelaksanaan proyek terhadap lingkungan di sekitar lokasi proyek? (Contoh, terhadap sumber air bersih, area alam yang sensitive sep-erti hutan dan mangrove, habitat dan populasi ikan, lahan-lahan pertanian, terhadap kualitas kehidupan penduduk sekitar, dan lain-lain). Jika ada, beri perjelasan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan untuk menghindari atau membatasi dampak-dampak merugikan ini (contoh, melindungi pompa-pompa dari bahan atau zat yang menimbulkan pencemaran, memberi pelatihan kepada pelaksana proyek yang berkaitan praktik manajemen yang sesuai, menghindari gangguan (suara bising, bau, debu) bagi pen-duduk sekitar, dan sebagainya).

16

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 16

Page 17: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan D:PETUnJUK PROPOSaL TERPERinCi (lanjutan)

CSF – Form Proposal Terperinci (lanjutan)Keberlanjutan: Langkah apa saja yang dilakukan untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dalam proyek ini akan terus berlanjut dalam jangka panjang? Tunjukkan bagaimana anggaran-anggaran operasional dapat bertahan hingga 3 tahun mendatang?

Perkiraan tanggal mulai proyek

Perkiraan tanggal akhir proyek

Total anggaran proyek Mohon sertakan rincian anggaran untuk semua kegiatan yang diaju-kan. Termasuk setiap kontribusi/sumbangan untuk proyek dalam bentuk tunai ataupun pembayaran sebesar 10% dari permohonan.

Persentase yang dibutuhkan dari CSF

Persentase dan jenis pendanaan Bantuan dana dari donor lain: Tuliskan nama dan daftar seluruh sum-bangan dari sumber pendanaan lainnya (donor lainnya, instansi pe-merintah lainnya, lembaga swasta, anggota masyarakat, dan lain-lain)

Setelah lengkap, serahkan proposal terperinci kepada coordinator lokal CSF yang ada di masyarakat Anda.

Koordinator Dana Lokal CSF, Banda Aceh Masukkan Alamat Lengkap Kantor

Nomor Telepon & Email

Koordinator Dana Lokal CSF, Aceh Jaya Masukkan Alamat Lengkap Kantor

Nomor Telepon & Email

Koordinator Dana Lokal CSF, Pidie Masukkan Alamat Lengkap Kantor

Nomor Telepon & Email

17

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 17

Page 18: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan E:Perangkat Monitoring dan Verifikasi Lapangan

CSF – Perangkat Monitoring untuk Verifikasi LapanganNama Pemerintah Daerah

Nama Proyek CSF

Nama Kelompok Masyarakat yang melaksanakan Proyek CSF

Tanggal Monitoring atau Verifika-si Lapangan

Nama pelaksana monitor

Apakah ini: Verifikasi Lapangan untuk memperbarui lapran kemajuan proyek

ATAU Verifikasi Lapangan Mid-Term (Sebelum penyaluran ban-tuan dana tahap kedua).

Pertanyaan-pertanyaan Verifikasi Lapangan 1. Apa tujuan-tujuan dasar dari proyek?

2. Apa saja hasil yang ingin dicapai?

3. Apakah proyek ini berjalan sesuai jadwal penyelesaian? Jika tidak, mengapa?

ya tidak

Jika tidak, mengapa:

4. Apakah Anda melihat pening-katan/perbaikan khusus dalam masyarakat atas proyek ini yang menyangkut:

Persoalan lingkungan (contoh, memberi kemudahan dalam mem-peroleh air bersih)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

Persoalan jender (contoh, kaum perempuan dapat menentukan peran mereka dalam manajemen atau operasional proyek)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

Ketegangan sosial (misal, ket-erlibatan/kesempatan anggota masyarakat luas)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

18

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 18

Page 19: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

LaMPiRan E:Perangkat Monitoring dan Verifikasi Lapangan (lanjutan)

CSF – Perangkat Monitoring untuk Verifikasi Lapangan (lanjutan)5. Apa Anda mengamati adanya persoalan akibat proyek ini yang berhubungan dengan:

Persoalan lingkungan (contoh, sampah proyek tidak dikelola dengan baik)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

Persoalan jender (contoh, kaum perempuan tidak diperbolehkan terlibat dalam beberapa kegiatan proyek)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

Ketegangan sosial (contoh, jika proyek membatasi atau tidak mengikutsertakan kelompok masyarakat tertentu)

ya tidak

Jika demikian, jelaskan

6. Apa saran atau informasi teknis yang dapat Anda berikan untuk proyek ini selama verifikasi lapangan? Apa rekomendasi Anda untuk proyek ini?

7. Apa proyek ini layak menda-pat bantuan dana tahap kedua?

ya tidak

Jika tidak, mengapa:

8. Tuliskan ringkasan kondisi proyek saat ini (3-5 kalimat)

Komentar/ Keputusan Komite:

19

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 19

Page 20: FCM - · PDF fileasi. Transparansi ... hambatan, mereka sangat antusias. ... banyakan mereka memiliki persepsi negatif terhadap pe - merintah lokal, misalnya, birokratis, banyak melakukan

Contact InformationFor more information, contact [email protected].

Federation of Canadian Municipalitiesinternational Centre for Municipal Development24 Clarence StreetOttawa, Ontario, CANADA K1N 5P3Tel.: (613) 241 5221Fax: (613) 241 7117Email: [email protected]

This publication was undertaken with the financial support of the Government of Canada providedthrough the Canadian International DevelopmentAgency (CIDA).

© Federation of Canadian Municipalities 2008FCMFederation of Canadian Municipalities

CALGAP Case S CSF-indo:Layout 1 04/02/2009 01:12 Page 20