Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

4
9/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal December 9th, 2014 by farid Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Memperhatikan: Perayaan Natal bersama pada akhirakhir ini disalahartikan oleh sebagian ummat Islam dan disangkakan sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal. Perayaan Natal bagi orangorang Kristen adalah merupakan ibadah. Menimbang: Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama. Ummat Islam agar tidak mencampuradukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah iman dan taqwanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia. Meneliti kembali: Ajaranajaran agama Islam, antara lain: Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agamaagama lain dalam masalahmasalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas: alQur’an surat alHujurat (49) ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah iaalah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” alQur’an surat Luqman (31) ayat 15: “Dan jika keduanya (orangtuamu) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

Transcript of Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

Page 1: Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

9/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

December 9th, 2014 by farid

Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia,Memperhatikan:

Perayaan Natal bersama pada akhir­akhir ini disalah­artikan oleh sebagian ummat Islamdan disangkakan sama dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar MuhammadShallallahu ‘alaihi wa sallam.

Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaanNatal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.

Perayaan Natal bagi orang­orang Kristen adalah merupakan ibadah.

Menimbang:

Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.

Ummat Islam agar tidak mencampur­adukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah danibadah agama lain.

Ummat Islam harus berusaha untuk menambah iman dan taqwanya kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala.

Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama diIndonesia.

Meneliti kembali:

Ajaran­ajaran agama Islam, antara lain:

Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummatagama­agama lain dalam masalah­masalah yang berhubungan dengan masalahkeduniaan, berdasarkan atas:

al­Qur’an surat al­Hujurat (49) ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakankamu dari seorang laki­laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa­bangsa dan bersuku­suku supaya kamu saling kenal­mengenal. Sesungguhnya orangyang paling mulia diantara kamu di sisi Allah iaalah orang yang paling bertakwa diantarakamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

al­Qur’an surat Luqman (31) ayat 15: “Dan jika keduanya (orangtuamu) memaksamuuntuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangitu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

Page 2: Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

9/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada­Ku, kemudian hanya kepada­Ku­lah kembalimu, maka Ku­beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

al­Qur’an surat al­Mumtahanah (60) ayat 8: “Allah tidak melarang kamu (ummat Islam)untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang­orang yang tidak memerangimukarena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allahmenyukai orang­orang yang berlaku adil.”

Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur­adukkan aqidah dan peribadatanagamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan:al­Qur’an surat al­Kafirun (109) ayat 1­6: “Katakanlah: Hai orang­orang kafir! Aku tidakakan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yangaku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dankamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulahagamamu dan untukkulah agamaku.”

al­Qur’an surat al­Baqarah (2) ayat 42: “Dan janganlah kamu campur­adukkan yang haqdengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamumengetahui.”

Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan ‘Isa al­Masih binMaryam sebagaimana pengakuan mereka (ummat Islam) kepada para Nabi danRasul yang lain, berdasarkan atas:

al­Qur’an surat Maryam (19) ayat 30­32: “Berkata ‘Isa: Sesungguhnya aku ini hambaAllah. Dia memberiku al­Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Diamenjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkankepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbaktikepada ibuku (Maryam), dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagicelaka.”al­Qur’an surat al­Ma’idah (5) ayat 75: “al­Masih putera Maryam itu hanyalah seorangRasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul dan ibunya seorangyang sangat benar, kedua­duanya biasa memakan makanan (sebagaimana manusiayang lain). Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahli Kitab) tanda­tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (darimemperhatikan ayat­ayat Kami itu).”al­Qur’an surat al­Baqarah (2) ayat 285: “Rasul (Muhammad) telah beriman kepada al­Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang­orang yangberiman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat­malaikat­Nya, Kitab­kitab­Nya danRasul­rasul­Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda­bedakan antaraseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul­rasul­Nya,” dan mereka mengatakan: “Kamidengar dan kami taat.” (Mereka berdoa:) “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepadaEngkaulah tempat kembali.””

Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itumempunyai anak dan ‘Isa al­Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik,

Page 3: Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

9/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

berdasarkan atas:al­Qur’an surat al­Ma’idah (5) ayat 72: “Sesungguhnya telah kafirlah orang­orang yangberkata: “Sesungguhnya Allah ialah al­Masih putera Maryam,” padahal al­Masih (sendiri)berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orangyang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkankepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak ada bagi orang­orang zhalim ituseorang penolongpun.”al­Qur’an surat al­Ma’idah (5) ayat 73: “Sesungguhnya kafirlah orang­orang yangmengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga,” padahal sekali­kali tidak adaTuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dariapa yang mereka katakan itu, pasti orang­orang kafir diantara mereka akan ditimpasiksaan yang pedih.”al­Qur’an surat at­Taubah (9) ayat 30: “Orang­orang Yahudi berkata: “Uzair itu putraAllah,” dan orang­orang Nasrani berkata: “al­Masih itu putra Allah.” Demikian itulahucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang­orang kafir yangterdahulu. Dilaknati Allah­lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?”

Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan ‘Isa, apakan dia pada waktudi dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui ‘Isa dan ibunya (Maryam)sebagai Tuhan. ‘Isa menjawab; “Tidak.” Hal itu berdasarkan atas:al­Qur’an surat al­Ma’idah (5) ayat 116­118: “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku danibuku dua orang tuhan selain Allah?”” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patutbagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernahmengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yangada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.

Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib­ghaib. Aku tidak pernahmengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau berikan kepadaku (untukmengatakan)nya, yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,” dan adalah akumenjadi saksi terhadap mereka selama aku berada diantara mereka. Maka setelahEngkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah MahaMenyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnyamereka adalah hamba­hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, makasesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.””

Islam mengajarkan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu hanya satu, berdasarkanatas al­Qur’an surat al­Ikhlas (112): “Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allahadalah Tuhan tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidakada sesuatupun yang setara dengan Dia.”

Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal­hal yangsyubhat dan dari larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta untuk mendahulukanmenolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas:Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir: “Sesungguhnya apa­apa yang halal itu telah jelasdan apa­apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak

Page 4: Fatwa mui tentang haramnya mengikuti perayaan natal

9/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Perayaan Natal

yang syubhat, kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapamemelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya,tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yangharam, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerahlarangan, maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan tersebut.Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allahialah apa­apa yang diharamkan­Nya (oleh karena itu yang haram itu janganlah didekati).”

Kaidah Ushul­Fiqih mengatakan: “Menolak kerusakan­kerusakan itu didahulukandaripada menarik kemaslahatan­kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkinmafasid­nya yang diperoleh, sedangkan mashalih­nya tidak dihasilkan).”

MemutuskanMemfatwakan:Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormatiNabi ‘Isa‘alaihissalam, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal­soalyang telahditerangkan diatas.Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahuwa Ta’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan­kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H7 Maret 1981Komisi FatwaMajelis Ulama IndonesiaKetuaK.H.M. Syukri G.

SekretarisDrs. H. Mas’udi

Baca juga :

1. Fatwa MUI Tentang Haramnya Mengikuti Natal Bersama dan Kegiatan­kegiatanNatal

2. Umat Membutuhkan Fatwa Haramnya Terlibat Dalam Sistem Sekuler, BukanHaramnya Golput!

3. Hukum Melibatkan Diri dalam Perayaan Natal dan Perayaan Agama Lainnya4. Haram, Terlibat Dalam Perayaan Natal !5. Perayaan Natal Dalam Negara Khilafah