fatihah.docx
-
Upload
rurouni-jerry -
Category
Documents
-
view
113 -
download
2
description
Transcript of fatihah.docx
RINGKASAN BUKU
SAMUDERA AL-FATIHAHKARYA H. BEY ARIFIN
Oleh:
Nur Hilmy Dhiya’ul Azis
1313100101
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
Kampus ITS Sukolilo - Surabaya 60111. http://www.its.ac.id
ABSTRAK
Al-Fatihah yang terdiri dari 7 ayat dinamakan pula "ummul kitab" (induk Al-kitab) atau "ummul Qur’an (induk Al-Qur’an) karena Al-Fatihah adalah induk dari keseluruhan Al-Qur’an yang mulia. Seluruh kandungan Al-Qur’an terangkum dalam surat ini. Al-Fatihah dinamakan pula "as-sab'ul matsaany" (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya ada tujuh dan berulang-ulang dibaca didalam shalat.
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan
kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nyalah penulis bisa menyelesaikan
rangkuman buku “Samudera Al-Fatihah” karya H. Bey Arifin.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan rangkuman ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada rangkuman ini.
Oleh karena itu saya mohon pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kebaikan kita bersama.
Terima kasih, dan semoga rangkuman ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua dan semoga Allah ta'ala senantiasa curahkan hidayah dan ilmu-
Nya pada kita semua agar terbuka pintu dan mata hati ini sehingga mudah melihat
jalan yang lurus, jalan yang menghubungkan Dia ridhoi.
Surabaya, Nopember 2013
penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
RANGKUMAN......................................................................................................1
Tujuh Keistimewaan Surat Al-Fatihah...............................................................1
Tafsir Ta’awudz.....................................................................................................6
Tafsir Basmalah.....................................................................................................6
Tafsir Hamdalah....................................................................................................6
Tafsir ar-Rahmaanir-Rahiim................................................................................8
Tafsir Maaliki Yawmiddin....................................................................................9
Tafsir Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’iin.....................................................10
Tafsir Ihdinash-shiraathAl-mustaqiim..............................................................11
Tafsir ShiraathAl-ladzina An’amta ‘Alaihim...................................................12
Tafsir Ghairil-maqdhuubi ‘Alaihim waladh-Dhaalinn....................................13
Amin......................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................14
LITERATUR........................................................................................................15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................16
iii
RANGKUMAN
Keistimewaan Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah memiliki beberapa keistimewaan, yaitu:
1. Paling besar (A’zham)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal ra., katanya:
“Menyampaikan akan kami Yahya bin Said dari Syu’bah, yang menerima kabar
ini dari Hubaib bin Abdirrahman, dari Hafizh bin ‘Ashim, dari Abu Said Al-
Ma’alli ra., katanya: “Aku sedang shalat, lalu dipanggil oleh Rasulullah SAW.,
maka tak dapat aku menyahut. Sesudah aku selesai shalat, aku datangi beliau,
Rasulullah berkata: “Kenapa engkau tidak segera mendatangiku?” Aku
menjawab: “Karena aku dalam bershalat ya Rasulullah”. Berkata Rasulullah:
Bukankah Allah sudah berfirman: “Hai orang-orang beriman, sahutilah seruan
Allah dan Rasul bila menyeru kamu kepada apa yang menghidupkan kamu”.
Kemudian beliau berkata: “Aku akan mengajarkan kepadamu sebesar-besar surat
di dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini”. Ketika Rasulullah
akan keluar dari masjid, beliau memegang tanganku, lalu aku berkata: “Ya
Rasulullah, Engkau mengatakan mau mengajarkan kepadaku sebesar-besar surat
di dalam Al-Qur’an”. Berkata Rasulullah: “Ya, ialah Al-Hamdulillahi Rabbil
“Aalamin (dan seterusnya), ialah 7 ayat yang berulang-ulang, dan itulah Al-
Qur’an Al-‘Azhim yang telah disampaikan kepadaku” Hadist yang seperti di atas
inipun diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan Al-
Waqidi dari berbagai-bagai sumber.
2. Tak ada samanya dalam Tasurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.
Diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam Al-Muwattha’, dari
Al-‘Ala’ bin Abdirrahman bin Ya’kub Al-Haraqi, bahwa Abu Sa’id Mawla Ibnu
‘Amir bin Kuraiz mengabarkan kepada mereka, bahwa Rasulullah SAW.
memanggil akan Ubay bin Ka’ab ketika dia dalam bershalat di dalam masjid.
Sesudah selesai shalat, Ubay bin Ka’ab mendatangi Rasulullah, lalu Rasulullah
memegang tangan Ubay, lalu bersama-sama keluar dari masjid dan berkata: Aku
ingin engkau jangan keluar dari masjid ini sebelum mengetahui satu surat yang
1
tak pernah diturunkan di dalam Tasurat, tidak pula di dalam Injil dan tidak pula di
dalam Al-Qur’an yang dapat menyamainya. Berkata Ubay: Lalu aku perlambat
jalanku, lalu berkata kepada Rasulullah: Surat apakah yang engkau janjikan tadi
itu ya Rasulullah? Lalu Rasulullah membaca “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin”
dan seterusnya, dia berkata: “Inilah dianya surat itu yaitu 7 ayat yang berulang-
ulang dan dialah Al-Qur’an Al-Azhim yang telah disampaikan kepadaku”.
Diriwayatkan dari Ali bin Abu Talib ra., bahwa Rasulullah SAW. berkata: “Siapa
yang membaca Fatihatul-Kitab, maka seakan-akan dia telah membaca Tasurat,
Injil, Zabur dan Al-Furqan”.
3. Hanya kepada Nabi Muhammad SAW. diturunkan
Diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa’i dari hadist Abul Ahwash, Salam
bin Salim dari ‘Ammar bin Zuraiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdirrahman bin
Abu Laila dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas ra. katanya: “Pada suatu hari
Rasulullah SAW. duduk bersama Jibril, tiba-tiba Rasulullah mendengar suatu
bunyi dari atas, lalu Jibril menoleh ke atas, kemudian lalu berkata: “Itu sebuah
pintu sudah terbuka di langit, dan tak pernah pintu itu terbuka sebelum ini”, dari
pintu itu turun satu Malaikat, yang langsung menuju kepada Rasulullah, dan
berkata: “Bergembiralah engkau (Muhammad) mendapat dua cahaya yang aku
bawakan ini, yang tak pernah kedua cahaya ini diberikan kepada Nabi yang
manapun sebelum engkau, kedua cahaya itu ialah Fatihatul-Kitab dan beberapa
ayat di akhir Surat Al-Baqarah, setiap hutuf engkau baca dari keduanya pasti
engkau mendapatkannya”.
4. Langsung mendapat jawaban dari Allah
Siapa yang membaca surat Al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu
langsung dijawab oleh Allah. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra.
katanya: “Kami berada di belakang Imam, maka berkatalah Imam itu kepadaku:
“Bacalah Al-Fatihah dalam hatimu, karena aku telah mendengar Rasulullah SAW.
mengatakan: Telah berkata Allah Azza-wa Jalla: Aku bagi shalat (di sini
maksudnya ialah Al-Fatihah) antara-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian
(maksudnya: seperdua untuk-Ku dan seperdua lagi untuk hamba-Ku), dan bagi
2
hamba-Ku apa yang mereka minta. Apabila hamba-Ku itu berkata:
“Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin”, Allah menjawab: ”Hamba-Ku memuji-Ku”;
dan apabila hamba-Ku berkata: “Arrahmaanir Rahiim”, Allah menjawab:
“Hamba-Ku menyanjung-Ku”; dan apabila hamba-Ku berkata: “Maaliki
Yaumiddin”, Allah menjawab: “Hamba-Ku memuliakan-Ku”, dan apabila hamba-
Ku berkata “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”, Allah menjawab: “Ini seperdua
untuk-Ku dan seperdua untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku, apa yang ia minta; dan
apabila hamba-Ku berkata “Ihdinashshiraathalmustaqiim, shiraathal ladzina
anamta alaihim, ghairil maghdhuubi alaihim waladh-dhaalliin”, Allah menjawab:
Ini semuanya untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta”.
5. Aman dari segala bahaya
Diriwayatkan oleh Al-Buzar dari Anas ra.: Berkata Rasulullah SAW.:
“Bila engkau baca Al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad maka amanlah engkau
dari segala sesuatu, kecuali dari maut”.
6. Langsung dari arasy
Diriwayatkan oleh Al-hakim di dalam Al-Mustadrak dari Ma’qal bin
Yasaar ra.: Telah berkata Rasulullah SAW: “Amalkanlah segala apa yang tersebut
di dalam Al-Qur’an, halalkanlah apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang
diharamkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali engkau inkari apa-apa yang
tersebut di dalamnya, dan apa-apa yang kamu ragukan kembalikanlah kepada
Allah dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan sesudah meninggal aku
nanti, supaya diterangkannya kepada kamu, dan berimanlah kamu dengan Tasurat,
Injil dan Zabur, dan apa saja yang dibawa oleh para Nabi dari Tuhan mereka, dan
akan memberi kelapangan kepadamu Al-Qur’an dan segala keterangan yang
tersebut di dalamnya, maka sesungguhnya Al-Qur’an itu pemberi syafaat, sesuatu
yang tak pandai bercakap tetapi membawa kebenaran, dan kepadaku diberikan
Allah Surat Al-Baqarah dari zikir pertama (kitab-kitab suci yang diturunkan
sebelum Musa a.s.) dan diberikan kepadaku surat yang berawalan Thaha, Thasin
dan Hamim dari Papan-papan Musa (maksudnya: Tasurat), dan diberikan
kepadaku Surat Al-Fatihah langsung dari Arasy”.
3
7. Sebagai obat (mentera)
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Said Al-Khudri ra. “Pada suatu hari
kami bersama-sama dalam perjalanan, bermalam di satu dusun. Datang kepada
kami seorang budak perempuan dan berkata: “Sesungguhnya kepala desa ini sakit
dan tak seorangpun di antara kami yang dapat mengobatinya, adakah diantara
tuan-tuan yang dapat mengobatinya?” Salah seorang dari rombongan kami berdiri
dan mengikuti budak tadi. Kami tidak mengira yang ia dapat menjadi dukun. Si
sakit itu lalu dimenterainya dan sembuh. Kepadanya diberi hadiah 30 ekor
kambing, dan kepada kami disuguhkan susu. Ketika ia kembali kami bertanya:
“Apakah engkau membolehkan mentera, dan apakah engkau tukang mentera?” Ia
menjawab: “Tidak, saya bukan tukang mentera, tetapi aku hanya membacakan
Ummul-Kitab.” Kami katakan: “Kejadian ini jangan dikabarkan kepada siapapun,
sebelum kita tanyakan kepada Rasulullah SAW. lebih dahulu”. Sesudah kami
sampai di kota Madinah, kami datangi Rasulullah SAW. dan kami ceritakanlah
kejadian itu. Rasulullah lalu berkata: “Siapa tahu bahwa surat itu (Al-Fatihah)
adalah obat bagilah hadiah itu dan berikan saya sebahagian darinya”.
Kejadian seperti inipun diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari
Hisyam. Di dalam beberapa riwayat dari Muslim diterangkan bahwa penyakit
orang yang disembuhkan itu ialah karena sengatan binatang yang berbisa dan
yang menyembuhkan itu adalah Abu Said Al-Khudri sendiri.
Mengenai Surat Al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ada
beberapa pendapat di dalam kalangan ulama-ulama besar Islam. Pokok perbedaan
pendapat itu berkisar pada hadist yang tersebut di atas ini dan beberapa ayat Al-
Qur’an yang tersebut di bawah ini:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan
penawar (obat) bagi (penyakit) yang ada di dalam dada, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Yunus:57];
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang jadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang yang zalim tetap bertambah
merugi” [Al-Isra’:72];
“Katakanlah, Al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang yang
beriman” [Fusshilat:44]
4
Karena ayat-ayat dan hadist yang tersebut di atas ini, semua ulama-ulama
sepakat bahwa Al-Qur’an itu dapat menjadi obat. Tetapi obat apa, mereka
berlainan pendapat. Ada di antara mereka mengatakan sebagai obat dari penyakit-
penyakit batin (rohani) saja, tidak dapat menjadi obat dari penyakit-penyakit
jasmani (mengenai tubuh). Tetapi lain ulama mengatakan, menjadi obat bagi
penyakit-penyakit rohani dan jasmani (kedua-duanya).
Di antara ulama besar dan modern yang berpendapat bahwa Al-Qur’an dan
khususnya Al-Fatihah dapat mengobati jasmani disamping mengobati rohani,
ialah Imam Ibnul Qayyim Al-Jawzi. Berkata Ibnul Qayyim dalam kitabnya
bernama Madarijus Salikin juz I halaman 52-58, diringkaskan sebagai berikut:
Adapun Al-Fatihah itu mengandung obat buat hati (rohani) aka tidaklah ada
perlainan pendapat. Cacat-cacat atau penyakit yang menimpa kalbu berpokok
pada dua perkara, ialah rusaknya ilmu dan rusaknya tujuan. Karena dua kerusakan
ini, maka timbullah dua penyakit kalbu yang sangat berbahaya, yaitu adh-Dhalaal
(kesesatan) dan Al-Ghadhab (keangkara-murkaan). Kesesatan karena rusaknya
pengetahuan, sedangkan keangkara-murkaan karena rusaknya tujuan hidup.
Kedua penyakit inilah induknya segala penyakit kalbu. Maka hidayat yang
bernama Shiraathal Mustaqiim (Al-Qur’an) adalah obat dari penyakit pertama
(kesesatan). Sebab itu hidayat ini harus selalu kita minta dan pelajari. Sedang
pengertian yang terkandung dalam Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin adalah
obat dari penyakit kedua (rusak tujuan atau kemurkaan).
Adapun Al-Fatihah ini dapat pula menyembuhkan penyakit-penyakit tubuh
atau badan, sudah jelas pula sebagai yang diterangkan oleh hadist shahih yang
tersebut di atas ini. Para ahli tidak berselisih sedikitpun tentang keshahihan hadist
yang tersebut dia atas ini. Dalam hadist itu dinyatakan dengan terang bahwa
penyakit tersebut sudah sembuh hanya dengan membacakan surat Al-Fatihah,
sehingga tak membutuhkan obat lainnya lagi. Pengalaman-pengalaman banyak
orang dan undang-undang ketabibanpun akan membenarkannya. Banyak sekali
penyakit-penyakit mengenai tubuh manusia yang dapat disembuhkan dengan doa-
doa lebih-lebih dengan Al-Fatihah yang mengandung banyak rahasia, kebenaran
dan pengertian-pengertian yang sangat tinggi. Di dalamnya terkandung at-tauhid,
penyerahan diri kepada Allah, sanjungan dan pujian terhadap Allah, di dalamnya
5
terdapat nama-nama Allah yang baik, nama Allah yang dapat menghilangkan
segala kejelekan dan dapat mendatangkan segala kebaikan.
Tafsir Basmalah
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Didalamnya terdapat 3 Nama yang terbesar dari Nama-Nama Allah yaitu:
Allah, Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, karena itu Rasulullah SAW menamakan al
Ismul A’zham yaitu Nama Teragung dari Allah SWT. Dalam buku ini banyak
sekali riwayat Nabi yang membahas keutamaan membaca Basmalah, diataranya:
Diriwayatkan oleh Imam Abdur Rahman bin Abu Hatim, berasal dari Ibnu
Abbas, bahwa Usman bin Affan bertanya kepada Rasullullah tentang kalimat
basmalah, lalu Rasulullah SAW menjawab: “Ia adalah salah satu dari nama-nama
Allah. Begitu dekatnya Bismillah ini dengan Nama Allah yang Teragung seperti
dekatnya biji mata hitam dengan biji mata yang putih.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang berasal dari Abu Buraidah
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Diturunkan kepadaku satu ayat yang tak
pernah diturunkan kepada salah seorang Nabi, selain Nabi Sulaiman bin Daud dan
saya sendiri, yaitu ayat Bismillahir Rahmaanir Rahiim”
Dirawayatkan oleh Ibnu Hibbaan, sabda Rasulullah SAW: “Setiap
pekerjaan (urusan) yang penting yang tidak dimulai dengan menyebut
Bismillaahir Rahmaanir-Rahiim, maka pekerjaan (urusan) itu akan pincang”
Tafsir Hamdalah
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
Al’aalamiin (Alam Semesta)
Sehebat apapun ilmu pengetahuan yang telah dicapai manusia saat ini,
namun masih sedikit sekali dibandingkan dengan besar dan luasnya alam semesta
raya. Firman Allah: “Dan tidaklah diberikan pengetahuan kepada kamu kecuali
sedikit.” (Al-Isra:85). “Katakanlah (hai Muhammad), bahwa sesungguhnya
pengetahuan (yang sempurna) hanya pada Allah, sedang aku ini hanya pemberi
peringatan yang nyata.” (Al-Mulk:26)
6
Begitu sedikit pengetahuan manusia tentang alam semesta ini, lebih sedikit
lagi pengetahuan manusia tentang akhirat. Nabi Muhammad SAW berkata kepada
salah seorang sahabat: “Bila engkau masukkan sebelah tanganmu ke dalam laut,
lalu engkau angkatlah tangan itu kembali, maka air yang melekat pada tangan
itulah pengetahuan dunia, dan air laut yang tertinggal di samudera ialah
pengetahuan tentang akhirat”.
Didalam buku ini banyak diceritakan bagaimana indah dan luasnya alam
semesta alam raya ini, terlebih keindahan alam di malam yang terang dan cerah.
Dijelaskan dalam surat Al-Qur’an mengenai hal ini, seperti Al Mulk ayat 1-5, al
Waqi’ah ayat 75-76, al Mu’min ayat 57 dan masih banyak lagi.
Kekaguman kita terhadap kehebatan dan kebesaran alam semesta, dan
kemudian akan lebih kagum lagi terhadap kehebatan dan kebesaran Allah yang
menciptakannya. Dalam surat al Kahfi ayat 109: “Sekiranya laut dijadikan tinta
untuk menuliskan kalimah-kalimah Allah, sungguh akan keringlah lautan sebelum
habis kalimah-kalimah Allah, sekalipun ditambah sebanyak itu lagi.”
Rabbil’Aalamiin
Firman Allah: “Sesungguhnya di dalam pergiliran malam dan siang, dan
kapAl-kapal yang berlayar di atas samudera membawa apa-apa yang berguna bagi
manusia dan apa-apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, sehingga
dengan air itu menjadi hiduplah bumi yang mulanya mati, lalu hidup berkeliaran
di atasnya segala macam binatang, berhembusnya angin dan awan antara langit
dan bumi, semua itu adalah menjadi ayat-ayat atau tanda-tanda bagi orang yang
berakal (berfikir) .” (Al Baqarah:164).
Jadi seluruh kejadian dibumi ini, disamping diambil manfaatnya untuk
hidup, dapat pula dijadikan bukti dan tanda tentang wujud kekuasaan dan
kemurahan Allah, untuk pendorong agar kita selamanya hidup di dalam
mengingat Allah, mensyukuri nikmat Allah dan mentaati segala perintah Allah.
Alhamdulillah
Ucapan atau kalimat yang menunjukkan rasa syukur terima kasih, kasih sayang,
cinta, hormat, khidmat, lega dan bangga terhadap Allah. Dari segala macam
7
bentuk susunan kalimah yang berisi pujaan dan pujian yang dihadapkan manusia
kepada Allah, Allah memilih satu yang paling Allah senangi, yaitu Alhamdulillahi
Rabbil ’aalamiin.
Sabda Rasulullah SAW: “Zikir paling utama ialah kalimah laa Ilaaha
Illallaah, dan doa paling utama ialah kalimah Alhamdulillaah”. Kalimah hamdalah
berarti berdoa. Syaratnya ialah agar hati setiap orang yang menyebutnya harus
ingat dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan dan mendengarkannya.
Diriwayatkan oleh Imam al Qurthuby di dalam tafsiran dan di dalam kitab
Nawadirul Ushul, dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda:
”Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya diserahkan
ke tangan seorang dari umatku, lalu orang itu berkata: ”Alhamdulillah”, sungguh
ucapan ”Alhamdulillah” itu lebih berharga dari seluruh harta kekayaan itu.”
Tafsir ar-Rahmaanir-Rahiim
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Rahmat Dunia
Diterangkan oleh banyak surat-surat dalam Al-Qur’an, beberapanya antara
lain: Firman Allah: “Dan kami jadikan dari tiap-tiap sesuatu yang hidup, apakah
kamu tetap tidak mau beriman?” (Al-Anbiya:30). “Engkau lihat bumi itu kering
tetapi apabila Kami turunkan atasnya air, lalu ia menjadi mekar dan segar (lunak
dan subur), dan dapat menumbuhkan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan yang
menarik hati.” (Al-Hajj:5).
Segala sesuatu tentang alam yang luas ini, kita akan kagum memikirkan
kebesaran dan kebijaksanaan Allah yang menciptakan dan mengaturnya.
Rahmat Kesehatan Jasmani dan Rohani
Selain nikmat alam semesta, rahmat Allah yang sangat bernilai adalah
kesehatan jasmani dan rohani. Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang sehat
badannya, senang hatinya (sehat rohaninya), dirumahnya ada makanan buat
sehari, maka seakan-akan seluruh dunia ini berada dalam genggamannya.
“Mintalah kepada Allah akan keyakinan (agama yang benar) dan kesehatan,
8
karena sesungungnya tidak ada sesuatu sesudah keyakinan yang lebih berharga
daripada kesehatan”.
Rahmat Islam dan Iman
Rahmat terbesar yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Sungguh
beruntung sekali orang yang telah menerima dan merasa memiliki Islam dan Iman
itu di dadanya. Sabda Rasulullah SAW: ”Beruntung orang yang telah meilhat
akan Aku dan beriman dengan Aku, dan beruntung, beruntung orang yang tidak
melihat akan Aku tetapi beriman kepada Aku.” Dijelaskan pula dalam surat al
Baqarah 132-136 dan 140, tentang hal keislaman dan keimanan ini.
Rahmat Akhirat
Seluruh rahmat dan nikmat yang dituangkan Allah di permukaan bumi ini
adalah sebahagian kecil dari rahmat Allah yang amat besar.” Firman Allah:
“Katakanlah (hai Muhammad): Harta benda (kesenangan) dunia ini sedikit dan
akhirat itu lebih baik bagi orang yang taqwa, dimana mereka tidak akan dianiaya
(dirugikan) sekalipun sedikit.” (an Nisa:77)
Sabda Rasulullah SAW: ”Sejelek-jelek kedudukan manusia pada sisi Allah
di hari kiamat ialah seorang yang mengorbankan akhiratnya untuk dunia lainnya”.
Ar Rahmaan berarti Allah pemegang Kunci Rahmat Dunia, Ar Rahiim
berarti Allah pemegang Kunci Rahmat Akhirat. Menurut Hadist, Rasulullah SAW
apabila berdoa paling sering menyeru dengan seruan: Ya Rahmaan, Ya Rahiim.
Tafsir Maaliki Yawmiddin
Yang memiliki Hari Pembalasan
Dalam banyak ayat Al-Qur’an dan Hadist, Allah dan Rasul-Nya
menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang amat kecil
artinya, amat terbatas waktunya. Penghidupan di dunia ini adalah ibarat setetes
air, sedang penghidupan akhirat adalah ibarat samudra luas.
Dalam buku Samudra Al-Fatihah (Bey Arifin), bab ini menjelaskan bahwa
hal yang paling menakjubkan pada manusia, bukanlah jasmani atau tubuhnya
tetapi rohaninya. Namun segala sesuatu yang gaib yang diciptakan oleh Allah
9
hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. “Mereka bertanya kepada engkau
tentang Roh. Katakanlah: “Roh itu adalah rahasia Tuhanku. Dan tidaklah
diberikan ilmu pengetahuan kepadamu kecuali sedikit saja.” (Al-Isra:85)
Tetapi kita sebagai orang yang beriman, harus percaya bahwa ada
kehidupan sesudah mati, kehidupan kekal dan abadi roh manusia di alam barzakh
dan alam akhirat.
Pesan yang disampaikan adalah: Hindarkan dirimu dari sesal kemudian
yang tak berguna. Dijelaskan dalam Kitab suci Al-Qur’an dan Hadist Nabi
Muhammad SAW. Diantaranya: surat As-Sajdah 11-12 dan surat Az-Zumar 58-
59.
Untuk menghindarkan diri dari sesalan yang berkepanjangan, dalam surat
Az-Zumar 54-55 dijelaskan: “Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah
dirilah kepada Nya sebelum datang kepadamu azab itu, kemudian kamu tidak
dapat ditolong lagi (54). Turutlah sebaik-baiknya (agama) yang diturunkan
kepadamu dari Tuhan kamu, sebelum datang kepadamu azab dengan tiba-tiba,
sedangkan kamu tidak sadar (55)”.
Dalam bab ini, penulis juga menjelaskan secara detail, tentang tahapan-
tahapan kehidupan setelah mati disertai kajian yang tertuang dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Dan dalam kesimpulan bab ini, diuraikan tentang surat Al-Waqi’ah
tentang kejadian besar yaitu kejadian Kiamat. Diterangkan pula dalam hadist,
bahwa bagi siapa yang sering membaca surat ini akan mengakibatkan ketenangan
hati dan jiwa menghadapi segala kemungkinan dalam hidup dan mati.
Tafsir Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’iin
Engkaulah yang kami sembah dan Engkaulah yang kami minta pertolongan
Diterangkan dalam buku ini bahwa Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat. Ayat ini
terletak persis ditengah. Tiga ayat sebelumnya untuk Allah, sedangkan tiga ayat
sesudahnya untuk manusia (Hamba Allah).
Iyyaka Na’budu artinya: Engkaulah yang kami sembah. Hanya untuk
engkau sajalah kami beribadah. Tidak ada selain Engkau yang kami sembah, yang
kami puja.
10
Iyyaka Nasta’iin artinya: Engkaulah yang kami mintai pertolongan. Hanya
kepada Engkau sajalah kami minta bantuan, perlindungan, mohon rejeki, mohon
keselamatan dll.
Ayat ini mengandung 2 persoalan pokok yaitu Ibadah dan Do’a.
Ibadah terhimpun dalam 2 hal yaitu cinta (hubb) dan tunduk (khudhu). Dan cinta
serta tunduk ditujukan hanya kepada satu zat yaitu Allah semata. Ini yang
dinamakan Tauhid.
“Bila kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
mereka?” Mereka akan menjawab: “Allah” (ad-Dukhan: 87)
Berdoa (Isti’anah) terhimpun dalam 2 hal yaitu: berserah diri (tsiqah) dan
menggantungkan harapan (i’timad). Dan 2 hal ini tercakup dalam satu kata yaitu
tawakal. Tawakal inilah yang menjadi pengertian yang sedalam-dalamnya dari
ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”. Dijelaskan tentang hal ini dalam Al-
Qur’an surat Hud ayat 88, 123 dan Al-Mumtahanah ayat 4 dan ayat 8 sampai 9.
Tafsir Ihdinash-shiraath Al-mustaqiim
Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus
Shiraath Al-Mustaqiim artinya jalan yang lurus, jalan yang benar, jalan
yang membawa kepada kebahagiaan dan keberuntungan, di dalam hidup di dunia
dan lebih-lebih di dalam hidup di akhirat nanti.
Rasulullah SAW menasehatkan kepada ummat beliau, agar sebanyak-
banyaknya minta pertolongan atau berdoa kepada Allah. Mintalah kepada Allah
segala perkara dari yang besar hingga yang sekecil-kecilnya.
Diantara berjuta-juta perkara besar dan kecil yang kita butuhkan maka
Shiraathal mustaqiim adalah yang paling penting, paling besar dan paling mahal
harganya dalam hidup manusia di dunia ini
Allah berfirman dalam ayat terakhir surat an-Naba: “Kami
memperingatkan kamu akan kesengsaraan yang sudah dekat waktunya, di hari
manusia akan melihat segala kesalahan yang pernah dilakukan dan orang kafir
akan mengeluh: “Alangkah baiknya kalau aku dahulunya menjadi tanah saja.”
Sebab itu hal yang pertama kita mohon dan minta kepada Allah adalah
agar kita ditunjuki jalan yang lurus, benar, kepercayaan dan agama yang benar.
11
Tafsir Shiraath Al-ladzina An’amta ‘Alaihim
Yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka
Ditegaskan dalam ayat ini, yang dimaksud Allah jalan yang lurus adalah
jalan yang ditempuh, dijalani atau digariskan oleh orang-orang yang telah
mendapat nikmat dari Allah.
Orang-orang yang mendapat nikmat yang dimaksud adalah Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul, atau orang yang bukan Nabi dan Rasul, tetapi mempunyai
kepercayaan yang sama dengan pendapat atau kepercayaan Nabi dan Rasul.
Firman Allah: “Dan sesungguhnya Kami sudah mengutus pada tiap-tiap
ummat seorang Rasul (yang memerintahkan dan mengajarkan): “Hendaklah kamu
sembah Allah dan jauhi berhala-berhala”. Tetapi di antara mereka manusia ada
yang mengikuti petunjuk Allah dan adapula yang tetap atas kesesatan. Maka
berjalanlah kamu di bumi, lihatlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang
mendustakan itu.” (an-Nahl:36)
Manusia yang menerima dan beriman dengan risalah yang dibawa Nabi-
Nabi dan Rasul adalah manusia yang paling beruntung dan paling baik.
Sedangkan mereka yang tidak percaya adalah manusia yang paling celaka.
Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-
orang musyrik tempatnya di neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, mereka
adalah sejahat-jahatnya makhluk.” (Al-Bayyinah:6). “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-
baik makhluk.” (Al-Bayyinah 7).
Dalam bab ini, diuraikan tentang perjuangan dan keistimewaan Nabi dan
Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW dan menegaskan bahwa Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul penutup serta syariat dan ajarannya meliputi ajaran
seluruh Nabi-Nabi dan Rasul. Kitab suci Al-Qur’an adalah kesimpulan dari
seluruh kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul sebelum Nabi
Muhammad SAW
Firman Allah: “Tidaklah Muhammad SAW itu bapak seorang dari laki-
laki kamu, tetapi ia adalah pesuruh Allah dan penutup segala Nabi.” (al-Ahzab:40)
Dan pada akhir bab ini diulas kembali, sabda Rasulullah SAW:
“Beruntung orang yang telah melihat akan aku dan beriman dengan aku, dan
12
beruntung, beruntung orang yang tidak melihat akan aku tetapi beriman kepada
aku.”
Tafsir Ghairil-maqdhuubi ‘Alaihim waladh-Dhaalinn
Bukan mereka yang dimurkai atas mereka dan bukan pula mereka yang sesat
Dalam bab ini banyak sekali mengulas ayat-ayat Al-Qur’an tentang
golongan orang-orang yang dimurkai Allah dan golongan orang-orang yang sesat.
Salah satunya. Surat Al-Maidah ayat 60: “Katakan: “Akan kuberitahukan hal yang
lebih buruk dari pembalasannya di sisi Allah. Yaitu orang-orang yang dikutuk dan
dimurkai Allah diantaranya yang dijadikan-Nya kera, babi dan penyembah
berhala. Mereka itu amat buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang
lurus.”
Dalam dalam buku ini dikatakan, yang dimaksud golongan yang dimurkai
oleh Allah (maqdhuubi ’alaihim) menurut adalah siapa saja yang berbuat keliru,
salah dan dusta terhadap Allah dan Kitab-kitab Suci Nya.
Dan golongan sesat (Dhaalliin) adalah siapa saja yang berbuat salah dan
keliru dengan tak sadar.
Amin
Menurut sebagian besar ahli tafsir, surat Al-Fatihah adalah mengandung do’a.
Sebab itu Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad SAW setiap selesai
membacanya agar menyebut amin yang berarti perkenankanlah.
Diriwayatkan oleh Imam al Bafhawy dari Abu Hurairah r.a, bahwa
Rasulullah SAW mengatakan: “Bila Imam selesai menyebut ayat terakhir dalam
surat Al-Fatihah, hendaklah kamu (ma’mum) menyebut amin, maka
sesungguhnya para Malaikat turut menyebut amin. Maka barangsiapa yang tepat
aminnya dengan amin para Malaikat itu, maka Allah akan mengampuni dosanya
yang terdahulu dan yang terbelakang.”
13
PENUTUP
Sebagai surat pembuka Al-Qur’an, surat Al-Fatihah memiliki makna yang sangat
dalam pada setiap kalimatnya dan memiliki peranan penting dalam beribadah,
berdoa, maupun kehidupan sehari-hari. Surat Al-Fatihah juga menunjukkan
bahwa betapa Allah SWT itu Maha Rahman, Maha Rahiim dan Allah SWT adalah
Maalik di dunia maupun di akhirat. Dzat yang wajib kita puji hanya Allah SWT
semata, tak ada yang lain yang berhak kita puja dan puji kecuali Dia. Hanya
kepada-Nyalah kita meminta sesuatu. Dan juga dari surat Al-Fatihah kita juga
tahu bahwa seorang muslim semestinya tidak memilih jalan yang maqdhuubi
‘alaihim waladh-dhaalinn karena dapat membuat kita di murkai oleh Allah
sehingga kita menjadi celaka dunia-akhirat.
14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nur Hilmy Dhiya’ul Azis lahir di Situbondo, 4 Oktober 1995. Selain di
kota kelahirannya, ia pun pernah menetap di Kota Malang. Namun masa-masa
sekolahnya berlangsung setelah ia berada di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan
Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Selain kegiatan sekolah di sekolah negeri, ia juga
pernah merasakan bangku santri di sebuah Taman Pendidikan Qur’an dan sebuah
Madrasah Diniyyah yang ia jalani setiap sore hingga menjelang maghrib setiap
sepulang sekolah selama 10 tahun sejak awal TK hingga SMP.
Tahun 2010 ia meninggalkan Desa Kaliboto Lor untuk menuntut ilmu di
SMAN 2 Lumajang eks-RSBI yang berada di Kecamatan Lumajang. Pernah
mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, Olimpiade Biologi dan pernah mengikuti
lomba logika NLC ITS sebagai peserta perempat finalis.
Tahun 2013 ia pun mencoba menjajaki Kota Surabaya untuk menimba
ilmu di salah satu Perguruan Tinggi papan atas Indonesia, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember demi menunaikan amanah serta membahagiakan orang tua. Ia
sekarang sedang menempuh semester pertama Jurusan Statistika ITS.
16