FASE KERJA TOKSIKAN -...

47

Transcript of FASE KERJA TOKSIKAN -...

  • UV radiation

    PM

    mercury indoor air

    pesticides & toxics

    biologicals

    lead

    ozone

    asbestos

    ?

    ? ?

    ? ?

    ? ?

    ?

    ?

  • http://www.time.com/time/magazine/0,9263,7601841217,00.html

  • Suatu kerja toksik pada umumnya merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan biologik yang sangat rumit dan komplek.

    Fase kerja toksikan terbagi dalam tahap berikut:

    Fase Eksposisi

    Fase Toksikokinetik

    Fase Toksikodinamik

  • Skema dampak pencemaran polutan terhadap makhluk hidup

    ( dimodifikasi dari : Holdgate, 1979)

  • Pada fase eksposisi, toksikan dapat diubah melalui reaksi kimia menjadi senyawa yang lebih toksik atau kurang toksik dari senyawa awal.

    Ketersediaan farmasetik yaitu bagian dari dosis aktif yang tersedia untuk diabsorbsi.

    Fase eksposisi disebut juga fase farmasetika.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat polutan tersebut adalah atmosfer, air dan biota. Transportasi dan transformasi zat/polutan di

    lingkungan berhubungan erat dengan sifat-sifat

    fisikokimia polutan; proses transportasi polutan di

    lingkungan dan transformasi polutan yang terjadi di

    lingkungan. Pemaparan bahan polutan ke

    lingkungan akan mengalami berbagai proses

    transformasi tergantung atas media transportasinya

    antara lain air, udara, tanah dan biota ( Connel

    Des. W . and Gregory J. Miller, 1984).

  • 1. Gas dan Uap

    Gas : - Zat tanpa bentuk, mengisi slrh ruang pada

    kondisi normal (1 atmosfir, suhu kamar)

    - Mempunyai dimensi tekanan, volume dan suhu

    - Dapat berubah wujud dengan merubah ke tiga

    dimensi tsb :

    - LPG (liquified petroleum gas)

    - Amoniak cair

    - CO2 padat (es kering)

  • Uap : Adalah gas yang pada keadaan normal berupa

    cairan atau padatan :

    - Volatile organic compound (VOC) :

    - Uap air, dsb.

    Efek toksik akibat paparan gas / uap pada saluran pernapasan karena 2 hal :

    1. paparan gas/uap irritan

    2. paparan gas asfiksian

  • GAS / UAP IRITAN - Menyebabkan iritasi - korosi

    - Contoh : NH3, formaldehid, ozon, NOx, SOx,

    H2S, HCl, Cl2, kromium, dll.

    - Sangat larut air efek pada sal. napas atas

    - Kurang larut air efek pada saluran napas

    bawah

    - Efek : - inflamasi

    - akut / kronis

  • GAS ASFIKSIAN Menyebabkan asfiksia (gagal napas) :

    1. ASFIKSIAN SEDERHANA - Gas CO2, NH4, Asetilin, gas inert

    - Sering pada confined space

    - Penyebab : tekanan parsial oksigen turun

    - Udara : 79% N2, 20 % O2, 1% lain-lain

    - Tekanan oksigen < 16% fatal, kematian sangat cepat

  • 2. ASFIKSIAN KEMIKAL

    a. Gas CO kegagalan transpor O2 oleh Hb

    CO mempunyai afinitas terhadap Hb 300 x

    darpada O2

    b. Gas sianida inhibisi sistem enzim

    sitokrom oksidase (siklus

    Kreb), kegagalan

    pembentukan ATP

  • 2. Debu Partikel padat, melayang di udara,

    organik/anorganik

    Bentuk : debu, serat

    Ukuran : - debu respirable (< 10 mikron)

    - debu nonrespirable (> 10 mikron)

    Inhalasi debu deposit pada saluran

    pernapasan s.d. Alveoli

    Di mana debu akan terdeposit ? tergantung :

    ukuran

    densitas debu

    pola pernapasan

    struktur saluran pernapasan

  • Jumlah dan lamanya deposisi akan mempengaruhi besar kecilnya efek

    Proses pembersihan debu (lung clearence):

    - mekanis (batuk, bersin)

    - mucocilliary escalator

    - fagositosis (by alveolar macrophag)

    Asap rokok, alkohol dan bahan kimia tertentu melemahkan fungsi tersebut

  • 3. Kabut

    Partikel cair berasal dari proses spraying dsb.

    Tergantung sifat cairan : mudah larut / sukar

    larut

    4. Fume

    Partikel padat, berasal dari kondensasi uap metal

    dengan oksigen oksida logam

    Ukuran : < 1 mikron

    Efek : bergantung sifat metalnya

    Contoh : Pb oksida, Seng oksida, dsb.

  • 2.1.2.Media Transpor racun

    Media transpor dapat berupa :

    -Udara

    -Air

    -Tanah

    -Makanan

    -Organisme

    -Rantai Makanan

    -Dll

  • Gb. Interaksi xenobiotik dengan berbagai faktor di lingkungan ( Sumber : McKinney, 1981).

  • Dalam fase toksikokinetik bagian prosesnya yaitu invasi (absorbsi dan distribusi) dan evasi (biotransformasi dan ekskresi) sangat menentukan daya kerja zat.

    Jenis proses yang berperan:

    Proses transpor, meliputi absorbsi, distribusi, dan ekskresi

    Perubahan metabolik, meliputi biotransformasi

  • Toxicokinetics (Determines the no. molecules that can reach the receptors) Uptake Transport Metabolism & transformation Sequestration Excretion

  • 1. Ingestion (toxicity may be modified by enzymes, pH and microbes)

    2. Respiration (Air borne toxicants)

    3. Body surface (Lipid soluble toxicants such as carbon terta chloride and organophosphate)

  • Exposure Site (skin, Gastro

    Intestinum, respiratory, placenta)

    Ultimate Target

    Target molecule

    (protein, lipid, DNA,

    RNA)

    D e L I V E R y

    Absorption

    Distribution

    Reabsorption

    Toxication

    Presystemic Elimination

    Distribution Away from

    Target Excretion

    Detoxication

  • Masuknya racun ke dalam tubuh

  • Biological System

    Uptake Elimination K1 K2

    K1 > K2 : Accumulation & Toxic effect

  • Lebih

    toksik

    Efek lokal Bioaktivasi Pemapar Absorpsi Distribusi Biotransformasi Metabolit fisika Pernapas. antar sel fase 1 kimia Kulit sirkulasi fase 2 konsentr. Pencern.

    Bioinaktivasi Penyimpanan Efek

    Ekskresi

    Ekskresi

  • Meliputi interaksi kimia antara molekul zat toksikan dan tempat kerja spesifik (reseptor).

    Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran menentukan kekuatan efek biologi yang dihasilkan.

  • Exposure to Exogenous Substances

    Food Drugs Toxicants

    ABSORPTION THROUGH THE GI TRACT, LUNGS, SKIN AND

    VENOUS CIRCULATION

    DISTRIBUTION WITHIN THE BODY

    METABOLISM

    ELIMINATION

    PHYSIOLOGIC EFFECT AT A TARGET SITE STORAGE

    SECRETION OF ENDOGENOUS SUBSTANCES

    Pharmaco- and Toxicodynamics

    Pharmaco- and Toxicokinetics

  • Toxicodynamics (Determines the no. of receptors that can interact with toxicants) Binding Interaction Induction of toxic effects

  • BAHAN KIMIA ABSORPSI

    INTERAKSI AN- DI AMBIEN : DISTRIBUSI TARA

    TOKSON - GAS / UAP PENYIMPANAN DENGAN

    RESEP - DEBU METABOLISME TOR DALAM - KABUT EKSKRESI ORGAN - FUME 1 2

    3

    FASE FASE FASE EKSPOSISI TOKSIKOKINETIK

    TOKSIKODINAMIK

  • Toxicodynamics (Determines the no. of receptors that can interact with toxicants) Binding Interaction Induction of toxic effects

  • Zat beracun Absorbsi

    Sirkulasi sistemik

    disposisi

    distribusi

    Tempat Aksi

    Reseptor Sel sasaran (antaraksi)

    EFEK TOKSIK

    eliminasi

    metabolisme ekskresi

    metabolit

    toksik Tak toksik

  • Keberadaan zat kimia dalam tubuh menimbulkan efek toksik melalui 2 cara :

    Toksik intrasel (toksisitas yg diawali dgn interaksi secara langsung antara zat kimia atau metabolitnya dgn reseptornya)

    Toksik ekstrasel (toksisitas scr tdk langsung dgn mempengaruhi lingkungan sel sasaran tp dpt brpengaruh pd sel sasaran).

  • Sifatnya langsung/primer

    Zat kimia atau metabolitnya masuk pd sel sasaran dan sebabkan gangguan sel/organelanya melalui pendesakan, ikatan kovalen, subtitusi, atau peroksidasi dsb)

  • Sebelumnya tubuh beradaptasi atau melakukan perbaikan

    Bila respon pertahanan tdk mampu eliminir gangguan, akan ada efek toksik

    Wujud terjadinya perubahan adalah kekacauan biokimiawi, fungsional dan struktural

  • Adanya zat di lingkungan sel dapat mengganggu aktivitas sel dan dapat menimbulkan perubahan struktur atau gangguan fungsi sel

    Untuk kelangsungan hidup sel, minimal dibutuhkan oksigen, zat makan dan cairan ekstrasel

  • Merupakan perubahan biokimia, fungsional atau struktural yang terjadi dalam tubuh

    Wujud efek toksik dpt berupa gabungan dr perubahan di atas.

    Mis. Perubahan struktural berakibat tjd perubahan biokimia atau fungsi dr sel.

    Perubahan biokimia dpt sebabkan perubahan fungsional.

  • Wujud efek toksik berupa perubahan atau kekacauan biokimia dari sel akibat adanya antaraksi zat beracun dan tempat aksi yg sifatnya terbalikan (reversible)

    Misal trjadi penghambatan respirasi sel, perubahan keseimbangan cairan & elektrolit, dan gangguan hormonal.

  • Contoh :

    sianida menghambat transport elektron, shg mnghambat respirasi sel dan gangguan pasok energi

  • Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi fungsi homeostasis yg sifatnya terbalikkan (reversible)

    Misal terjadinya anoksia, gangguan pernafasan, gangguan SSP, hipo/hipertensi, hiperglikemia, perubahan kontraksi/relaksasi otot, hipo/hipertermi

  • Contoh : Insektisida organofosfat malation

    menyebabkan kejangnya otot2 pernafasan sebagai akibat penumpukan asetilkolin yg berlebihan krn hambatan trhdp enzim asetilkolinesterase.

  • Wujud efek toksik yg berkaitan dgn perubahan morfologi sel shg terwujud sebagai kekacauan struktural.(dpt reversible/irreversible)

    Terdapat 3 respon histopatologi krn adanya luka sel yaitu degenerasi, proliferasi, inflamasi

  • Contoh Tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya

    perlemakan hati

    Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati

  • Nekrosis hati