FARSET 1 ELIKSIR

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir dengan melihat pengaruh kombinasi pelarut dan pengaruh surfktan terhadap kelarutan suatu zat. 1.2 Dasar Teori Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavouring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun dalam alcohol. Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besae. Kadar alcohol berkisar 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun ada eliksir yang menggunakan alcohol 3% saja, dan yang tertinggi mencapai 44%. biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidakmembutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf untukeliksir obat menetapkan standar-standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula resmi.Formulasi diserahkan pada masing-masing pabrik. Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosislazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Untuk sebagian terbesar eliksir, satuatau dua sendok teh penuh (5 atau 10 ml)

Transcript of FARSET 1 ELIKSIR

Page 1: FARSET 1 ELIKSIR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir dengan melihat pengaruh kombinasi pelarut

dan pengaruh surfktan terhadap kelarutan suatu zat.

1.2 Dasar Teori

Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian

oral, umumnya mengandung flavouring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat

hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun dalam

alcohol. Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang

sukar larut dalam air dan dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besae. Kadar alcohol

berkisar 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun ada eliksir yang menggunakan alcohol

3% saja, dan yang tertinggi mencapai 44%. biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan

tidakmembutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf

untukeliksir obat menetapkan standar-standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula

resmi.Formulasi diserahkan pada masing-masing pabrik. Eliksir obat diformulasi sedemikian

rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosislazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang

tepat. Untuk sebagian terbesar eliksir, satuatau dua sendok teh penuh (5 atau 10 ml) pemberian

obat dengan dosis lazim dewasa. Satukeuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk

pemberian padat adalah kemudahanpenyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada

anak-anak. Orang tua dapatmemberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak

yang memperolehkemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet

obat yang samaatau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir

obatdimaksudkan untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat

pengukuryang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua

mengukurobat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau

kondisinya.Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak

mudahmenguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam

Page 2: FARSET 1 ELIKSIR

wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang

berlebihan.Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental

karenamengandung gula lebih. Pemanis yang biasanya digunakan gula atau sirup gula, namun

terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dan saccharinum. Dibandingkan dengan sirup eliksir

biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang

efektif dibandingkan dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.

Eliksir di bagi menjadi 2 kelompok :

Non medicated eliksir.Biasanya ditambahkan pada sediaan dengan tujuan :Meningkatkan rasa atau menghilangka rasa, sebagai bahan pengencer eliksir yang mengandung bahan aktif obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alohol. Bila non medicated eliksir akan digunakan sebagai bahan pengencer, kandunfan akhir dari alcohol dalam sediaan harus di perhitungkan. Karakteristik flavor dan warna yang terdapat dalam non medicated eliksir secara umum dan dengan seluruh komponen yang terdapat dalam formula.

Medicated eliksir mengandung bahan berkhasiat obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol

Keuntungan eliksir :

1. Mudah di telan di bandingkan tablet dan kapsul.2. Rasanya enak3. Larutan jernih, tidak perlu di kocok lagi.

Kekurangan eliksir :

1. Alcohol kurang baik untuk kesehatan anak.2. Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus di simpan

dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api.

Page 3: FARSET 1 ELIKSIR

Cara pembuatan eliksir

1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven) sambil diaduk

hingga larut.

2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut dalam pelarut

alkohol. Larutan air ditambahkan kedalam larutan alkohol, agar penurunan kekuatan

alkohol dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan atau endapan.

3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan peranan pada

kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas.

Page 4: FARSET 1 ELIKSIR

BAB II

DATA PREFORMULASI

Tanggal : 24 April 2013

Nama bahan berkhasiat : Salisilamid

Data preformulasi :

1. Warna : Putih

2. Rasa : Tidak berasa

3. Bau : Hampir tidak berbau

4. Organoleptik : Serbuk hablur

5. Mikroskopik : -

6. Polimorfisa : Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0 %

dihitung terhadap zat anhidrat.

7. Ukuran partikel : -

8. Kelarutan :

Air : Sukar larut dalam air.

Etanol : larut dalam etanol

0,1 N HCl : -

pH 7,4 : -

9. Titik leleh : -

10. Kerapatan masa bahan : -

11. pH (% dalam air) :

12. pKakoefisienpartisi : -

13. Kecepatandisolusi : -

14. Data stabilitas sediaan ruahan dari sediaan jadi : -

Page 5: FARSET 1 ELIKSIR

BAB IIIMETODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat1. Kompor listrik2. Tabung sedimentasi (4 buah)3. Pipet tetes4. Gelas ukur 10 ml5. Beaker glass 250 ml6. Batang pengaduk7. Mortir8. Stamper

Bahan1. Salisilamid2. Sirupussimplek3. Natrium benzoate4. Tween 805. Alcohol 95%6. Essence anggur7. Pewarna ungu8. Aqua destilata

3.2 Formula

Formula 1 2 3 4Salisilamid 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg

Sirupus simplek 30% 30 % 30 % 30%Natrium benzoat 0,1 % 0,1 % 0,1 % 0,1 %Essence anggur 8 tetes 8 tetes 8 tetes 8 tetesPewarna anggur 8 tetes 8 tetes 8 tetes 8 tetesPelarut campur

Air : alcohol 10 % : 15% 15% : 10% - -Tween 80 - - 0,25% 0,25%Aqua ad 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml

Page 6: FARSET 1 ELIKSIR

Perhitungan

Salisilamid : x 500 mg = 2000mg

Sirupus simplek :

x 60 ml = 18 ml

Natrium benzoate : x 60 ml = 0,06 gram ~ 60 mg

Pelarut campur

Formula 1

Air : x 60 ml = 6 ml

Etanol : x 60 ml = 9 ml

Formula 2

Air : x 60 ml = 9 ml

Etanol : x 60 ml = 6 ml

3.3 Cara Kerja

1. Kalibrasi tabung sedimentasi (60 ml).2. Didihkan air sebagai pelarut, lalu didinginkan.3. Dihaluskan serbuk salisilamid (zat berkhasiat) dan Natrium benzoate (pengawet) dalam

mortar.

Page 7: FARSET 1 ELIKSIR

4. Ditambahkan pelarut campur (air: etanol) , atau tween 80 yang kedalam mortar lalu aduk ad larut.

5. Ditambahkan sirupus simplek sesuai dengan formula kedalam mortar aduk ad larut. Lalu tambahkan essence anggur.

6. Ditambahkan aqua dest ad 60 ml.7. Ditutup dengan alumunium foil.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Data Pengamatan

Hari Pertama

Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (0,8 cm)III ++++ ++++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ ++++ ++++ Ada (0,5 cm)

Hari Kedua

Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm_

Hari Ketiga

Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm)

Page 8: FARSET 1 ELIKSIR

Hari Keempat

Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm)

Hari Kelima

Formula Rasa Aroma Warna EndapanI ++++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II ++++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ ++++ ++++ Ada (0,8 cm)IV ++++ ++++ +++ Ada (0,6 cm)

Keterangan :

++++ : Sangat baik

+++ : Baik

++ : Cukup

+ : Buruk

Berat jenis (hari ke 3)

Berat jenis : Berat pikno isi – berat kosong

Berat pikno kosong : 14,6 cm

Formula 1 : 10,7 g/cm3

Formula 2 : 10,9 g/cm3

Formula 3 : 10,9 g/cm3

Formula 4 : 11,1 g/cm3

Berat jenis (hari ke 5)

Berat jenis : Berat pikno isi – berat kosong

Page 9: FARSET 1 ELIKSIR

Berat pikno kosong : 14,6 cm

Formula 1 : 10,8 g/cm3

Formula 2 : 10,9 g/cm3

Formula 3 : 10,9 g/cm3

Formula 4 : 11,2 g/cm3

Perhitungan viskositas

Bola Kecil

Formula

yang

diuji

ρ1 (massa jenis bola)

Jarak

(cm)

Waktu

(detik)

V =

jarak/waktu

ρ2 (massa jenis zat)

r

(cm)

m.

bola

(gr)

V =

4/3

¶r3

ρ =

m/v

Pikno

kosongP+isi m.cairan

Vol.

pikno

ρ =

m/v

B1 0,48 3,7 0,463 7,99 15 1,53 9,80 14,6 25,3 10,7 10 1,07

B2 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,96 15,625 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B3 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,34 44,11 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B4 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,39 38,46 14,6 25,7 10,5 10 1,05

= 29,064 cP

= 28,980 cP

= 28,980 cP

Page 10: FARSET 1 ELIKSIR

= 29,148 cP

Bola sedang

Formula

yang

diuji

ρ1 (massa jenis bola)

Jarak

(cm)

Waktu

(detik)

V =

jarak/waktu

ρ2 (massa jenis zat)

r

(cm)

m.

bola

(gr)

V =

4/3

¶r3

ρ =

m/v

Pikno

kosongP+isi m.cairan

Vol.

pikno

ρ =

m/v

B1 0,63 6,5 1,046 6,214 15 3,77 3,978 14,6 25,3 10,7 10 1,07

B2 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,68 5,597 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B3 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,51 5,5976 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B4 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,04 7,352 14,6 25,7 10,5 10 1,05

= 21,60 cP

= 21,520 cP

= 21, 520 cP

Page 11: FARSET 1 ELIKSIR

= 21,688 cP

Bola besar

Formula

yang

diuji

ρ1 (massa jenis bola)

Jarak

(cm)

Waktu

(detik)

V =

jarak/waktu

ρ2 (massa jenis zat)

r

(cm)

m.

bola

(gr)

V =

4/3

¶r3

ρ =

m/v

Pikno

kosongP+isi m.cairan

Vol.

Pikno

ρ =

m/v

B1 0,645 7 1,12 6,25 15 8,78 1,70 14,6 25,3 10,7 10 1,07

B2 0,645 7 1,12 6,25 15 6,32 2,373 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B3 0,645 7 1,12 6,25 15 5,52 2,71 14,6 25,5 10,9 10 1,09

B4 0,645 7 1,12 6,25 15 5,82 2,57 14,6 25,7 10,5 10 1,05

= 23,828 cP

= 21,672 cP

= 21, 672 cP

Page 12: FARSET 1 ELIKSIR

= 21,840 cP

4.2 Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu pembuatan eliksir, dimana dalam sediaan farmasi eliksir adalah sediaan larutan yang mengandung bahan aktif dan pelarut campur, dimana pelarut campur tersebut bias campuran air dan etanol maupun zat lainnya. Zat aktif yang digunakan adalah zat yang bekhasiat analgetik dan antipiretik dan kami membuat formulasi dosis dewasa. Kemudian kami memilih pelarut yaitu aquadest dan etanol. Selanjutnya kelompok kami memilih pemanis Syrupus simplex karena memiliki dua kegunaan yaitu sebagai pengental dan juga pemanis. Kemudian pengawet, karena pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang (multi dose) dengan kadar kontaminasi sangat besar. Oleh karena itu diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Karena dengan adanya mikroorganisme di dalam sediaan akan mempengaruhi stabilita sediaan atau potensi berkhasiat. Kelompok kami pun memilih Na.benzoat karena memiliki keamanan yang baik dan juga lebih sering digunakan dalam makanan. Selanjutnya untuk pemilihan flavour yaitu rasa anggur dan warna ungu kelompok kami memilih warna ungu dan anggur karena warna dan rasanya dapat diminati oleh semua usia.

Percobaan ini dibuat sebanyak 4 formula yang sama dengan perbedaan dalam kontens

pelarut campur yang di pakai untuk setiap formula. Penambahan sirupus simplek setiap formula

sama yaitu sebanyak 18 ml tiap formula. Penambahan natrium benzoate setiap formula

ditambahkan sebanyak 60 mg tiap formula. Pada formula 1 di tambahan pelarut campur air

sebanyak 6 ml dan etanol 95% sebanyak 9 ml pada pembuatan formula 1 di buat combain kerja

yaitu dengan cara melarutkan zat aktif terhadap pelarut yang cocok, salisilamid di larutkan di

dalam etanol 95% dan natrium benzoate di larutkan dalam air yang telah didihkan, setelah di

campurkan ternyata membentuk endapan kristal salisilamid. Pada formula 2, formula 3 dan

formula 4 berbeda cara kerja yaitu dengan cara menggerus salisilamid dan natrium benzoate di

dalam mortar lalu ditambahkan dengan pelarut campur yaitu air dan etanol pada formula 2 dan

Page 13: FARSET 1 ELIKSIR

tween 80 pada formula 3 dan formula 4. Tetapi dengan cara kerja ke dua ini tetap menghasilkan

endapan kristal salisilamid yang berbeda-beda. Pada pengamatan hari pertama yaitu pengamatan

endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2 terdapat endapan (0,8 cm),

formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 terdapat endapan (0,5 cm). pada

pengamatan hari kedua yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada

formula 2 (1 cm), pada formula 3 (0,8 cm), pada formula 4 (0,5 cm). Pada pengamatan hari

ketiga yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2

terdapat endapan (1 cm), pada formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 (0,5 cm).

Pada pengamatan hari keempat yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1

cm), pada formula 2 terdapat endapan (1 cm), pada formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada

formula 4 terdapat endapan (0,5 cm). Pada pengamatan hari kelima yaitu pengamatan endapan

pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2 terdapat endapan (1 cm), pada formula

3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 terdapat endapan (0,6 cm) . Dapat dilihat bahwa

endapan pada formula satu naik 0,1 cm. Pada perhitungan berat jenis di hitung pada hari ganjil

dengan piknometer 10 ml, pada hari ketiga berat jenis formula 1 di dapat berat jenis sebesar

(10,7 g/cm3) , pada formula 2 (10,9 g/cm3) , pada formula 3 (10,9 g/cm3) , pada formula 4 )11,1

g/cm3) . Pada pengamatan hari kelima berat jenis formula 1 didapat berat jenis sebesar (10,8

g/cm3), pada formula 2 (10,9 g/cm3), pada formula 3 (10,9 g/cm3), pada formula 4 (11,2 g/cm3).

Page 14: FARSET 1 ELIKSIR

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sediaan eliksir pada tabung 4

merupakan sediaan yang paling baik karena cukup stabil bila dilihat berdasarkan uji

organoleptiknya dari rasa, warna dan aroma selama pengujian selama 5 hari dan pada formula 4

endapan yang terbentuk hanya sedikit.

Page 15: FARSET 1 ELIKSIR

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, (2013), “Penuntun Praktikum Farmaseutika 1”, Laboratorium Farmasi, Jurusan

Farmasi, Universitas Pakuan, Bogor

Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, UI Press, Jakarta

Ansel, Howard, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, UI Press, Jakarta

Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of Pharmaceutical, John

Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Direktorat

Jenderal POM, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Direktorat

Jenderal POM, Jakarta.

Rowe C Raymond, Paul J Sheskey, and Marian E Quinn, 2009, Handbook of Pharmaceutical

Excipients Sixth Edition, Pharmaceutical Press, London

Page 16: FARSET 1 ELIKSIR

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASEUTIKA I

SEDIAAN ELIXIRSalisilamid

Rabu, 24 April 2013

KELOMPOK 7

Widya Dwi Saputri ( 0661 11 086)

Arif Sarifudin (0661 11 088)

M. Ikhwan Adi P ( 0661 11 089) (Ketua)

Rizky Gumpita V (0661 11 090)

Dosen Pembimbing :

1. Drs. Muztabadihardja., Apt2. Siti Sa’diah, M.Si., Apt3. Septi Andini, S.Farm., Apt

LABORATORIUM FARMASI

Page 17: FARSET 1 ELIKSIR

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUANBOGOR

2013