FARSET 1 ELIKSIR
-
Upload
ikhwan-adi-permana -
Category
Documents
-
view
70 -
download
3
Transcript of FARSET 1 ELIKSIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir dengan melihat pengaruh kombinasi pelarut
dan pengaruh surfktan terhadap kelarutan suatu zat.
1.2 Dasar Teori
Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian
oral, umumnya mengandung flavouring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat
hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun dalam
alcohol. Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang
sukar larut dalam air dan dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besae. Kadar alcohol
berkisar 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun ada eliksir yang menggunakan alcohol
3% saja, dan yang tertinggi mencapai 44%. biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan
tidakmembutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf
untukeliksir obat menetapkan standar-standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula
resmi.Formulasi diserahkan pada masing-masing pabrik. Eliksir obat diformulasi sedemikian
rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosislazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang
tepat. Untuk sebagian terbesar eliksir, satuatau dua sendok teh penuh (5 atau 10 ml) pemberian
obat dengan dosis lazim dewasa. Satukeuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk
pemberian padat adalah kemudahanpenyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada
anak-anak. Orang tua dapatmemberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak
yang memperolehkemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet
obat yang samaatau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir
obatdimaksudkan untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat
pengukuryang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua
mengukurobat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau
kondisinya.Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak
mudahmenguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam
wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang
berlebihan.Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental
karenamengandung gula lebih. Pemanis yang biasanya digunakan gula atau sirup gula, namun
terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dan saccharinum. Dibandingkan dengan sirup eliksir
biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang
efektif dibandingkan dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
Eliksir di bagi menjadi 2 kelompok :
Non medicated eliksir.Biasanya ditambahkan pada sediaan dengan tujuan :Meningkatkan rasa atau menghilangka rasa, sebagai bahan pengencer eliksir yang mengandung bahan aktif obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alohol. Bila non medicated eliksir akan digunakan sebagai bahan pengencer, kandunfan akhir dari alcohol dalam sediaan harus di perhitungkan. Karakteristik flavor dan warna yang terdapat dalam non medicated eliksir secara umum dan dengan seluruh komponen yang terdapat dalam formula.
Medicated eliksir mengandung bahan berkhasiat obat. Pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol
Keuntungan eliksir :
1. Mudah di telan di bandingkan tablet dan kapsul.2. Rasanya enak3. Larutan jernih, tidak perlu di kocok lagi.
Kekurangan eliksir :
1. Alcohol kurang baik untuk kesehatan anak.2. Karena mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus di simpan
dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api.
Cara pembuatan eliksir
1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut (kosolven) sambil diaduk
hingga larut.
2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut dalam pelarut
alkohol. Larutan air ditambahkan kedalam larutan alkohol, agar penurunan kekuatan
alkohol dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan atau endapan.
3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir memberikan peranan pada
kestabilan zat terlarut dan dapat meningkatkan viskositas.
BAB II
DATA PREFORMULASI
Tanggal : 24 April 2013
Nama bahan berkhasiat : Salisilamid
Data preformulasi :
1. Warna : Putih
2. Rasa : Tidak berasa
3. Bau : Hampir tidak berbau
4. Organoleptik : Serbuk hablur
5. Mikroskopik : -
6. Polimorfisa : Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0 %
dihitung terhadap zat anhidrat.
7. Ukuran partikel : -
8. Kelarutan :
Air : Sukar larut dalam air.
Etanol : larut dalam etanol
0,1 N HCl : -
pH 7,4 : -
9. Titik leleh : -
10. Kerapatan masa bahan : -
11. pH (% dalam air) :
12. pKakoefisienpartisi : -
13. Kecepatandisolusi : -
14. Data stabilitas sediaan ruahan dari sediaan jadi : -
BAB IIIMETODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Alat1. Kompor listrik2. Tabung sedimentasi (4 buah)3. Pipet tetes4. Gelas ukur 10 ml5. Beaker glass 250 ml6. Batang pengaduk7. Mortir8. Stamper
Bahan1. Salisilamid2. Sirupussimplek3. Natrium benzoate4. Tween 805. Alcohol 95%6. Essence anggur7. Pewarna ungu8. Aqua destilata
3.2 Formula
Formula 1 2 3 4Salisilamid 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg
Sirupus simplek 30% 30 % 30 % 30%Natrium benzoat 0,1 % 0,1 % 0,1 % 0,1 %Essence anggur 8 tetes 8 tetes 8 tetes 8 tetesPewarna anggur 8 tetes 8 tetes 8 tetes 8 tetesPelarut campur
Air : alcohol 10 % : 15% 15% : 10% - -Tween 80 - - 0,25% 0,25%Aqua ad 60 ml 60 ml 60 ml 60 ml
Perhitungan
Salisilamid : x 500 mg = 2000mg
Sirupus simplek :
x 60 ml = 18 ml
Natrium benzoate : x 60 ml = 0,06 gram ~ 60 mg
Pelarut campur
Formula 1
Air : x 60 ml = 6 ml
Etanol : x 60 ml = 9 ml
Formula 2
Air : x 60 ml = 9 ml
Etanol : x 60 ml = 6 ml
3.3 Cara Kerja
1. Kalibrasi tabung sedimentasi (60 ml).2. Didihkan air sebagai pelarut, lalu didinginkan.3. Dihaluskan serbuk salisilamid (zat berkhasiat) dan Natrium benzoate (pengawet) dalam
mortar.
4. Ditambahkan pelarut campur (air: etanol) , atau tween 80 yang kedalam mortar lalu aduk ad larut.
5. Ditambahkan sirupus simplek sesuai dengan formula kedalam mortar aduk ad larut. Lalu tambahkan essence anggur.
6. Ditambahkan aqua dest ad 60 ml.7. Ditutup dengan alumunium foil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Data Pengamatan
Hari Pertama
Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (0,8 cm)III ++++ ++++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ ++++ ++++ Ada (0,5 cm)
Hari Kedua
Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm_
Hari Ketiga
Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm)
Hari Keempat
Formula Rasa Aroma Warna EndapanI +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II +++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ +++ +++ Ada (0,8 cm)IV ++++ +++ +++ Ada (0,5 cm)
Hari Kelima
Formula Rasa Aroma Warna EndapanI ++++ ++++ ++++ Ada (1 cm)II ++++ ++++ ++++ Ada (1 cm)III ++++ ++++ ++++ Ada (0,8 cm)IV ++++ ++++ +++ Ada (0,6 cm)
Keterangan :
++++ : Sangat baik
+++ : Baik
++ : Cukup
+ : Buruk
Berat jenis (hari ke 3)
Berat jenis : Berat pikno isi – berat kosong
Berat pikno kosong : 14,6 cm
Formula 1 : 10,7 g/cm3
Formula 2 : 10,9 g/cm3
Formula 3 : 10,9 g/cm3
Formula 4 : 11,1 g/cm3
Berat jenis (hari ke 5)
Berat jenis : Berat pikno isi – berat kosong
Berat pikno kosong : 14,6 cm
Formula 1 : 10,8 g/cm3
Formula 2 : 10,9 g/cm3
Formula 3 : 10,9 g/cm3
Formula 4 : 11,2 g/cm3
Perhitungan viskositas
Bola Kecil
Formula
yang
diuji
ρ1 (massa jenis bola)
Jarak
(cm)
Waktu
(detik)
V =
jarak/waktu
ρ2 (massa jenis zat)
r
(cm)
m.
bola
(gr)
V =
4/3
¶r3
ρ =
m/v
Pikno
kosongP+isi m.cairan
Vol.
pikno
ρ =
m/v
B1 0,48 3,7 0,463 7,99 15 1,53 9,80 14,6 25,3 10,7 10 1,07
B2 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,96 15,625 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B3 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,34 44,11 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B4 0,48 3,7 0,463 7,99 15 0,39 38,46 14,6 25,7 10,5 10 1,05
= 29,064 cP
= 28,980 cP
= 28,980 cP
= 29,148 cP
Bola sedang
Formula
yang
diuji
ρ1 (massa jenis bola)
Jarak
(cm)
Waktu
(detik)
V =
jarak/waktu
ρ2 (massa jenis zat)
r
(cm)
m.
bola
(gr)
V =
4/3
¶r3
ρ =
m/v
Pikno
kosongP+isi m.cairan
Vol.
pikno
ρ =
m/v
B1 0,63 6,5 1,046 6,214 15 3,77 3,978 14,6 25,3 10,7 10 1,07
B2 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,68 5,597 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B3 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,51 5,5976 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B4 0,63 6,5 1,046 6,214 15 2,04 7,352 14,6 25,7 10,5 10 1,05
= 21,60 cP
= 21,520 cP
= 21, 520 cP
= 21,688 cP
Bola besar
Formula
yang
diuji
ρ1 (massa jenis bola)
Jarak
(cm)
Waktu
(detik)
V =
jarak/waktu
ρ2 (massa jenis zat)
r
(cm)
m.
bola
(gr)
V =
4/3
¶r3
ρ =
m/v
Pikno
kosongP+isi m.cairan
Vol.
Pikno
ρ =
m/v
B1 0,645 7 1,12 6,25 15 8,78 1,70 14,6 25,3 10,7 10 1,07
B2 0,645 7 1,12 6,25 15 6,32 2,373 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B3 0,645 7 1,12 6,25 15 5,52 2,71 14,6 25,5 10,9 10 1,09
B4 0,645 7 1,12 6,25 15 5,82 2,57 14,6 25,7 10,5 10 1,05
= 23,828 cP
= 21,672 cP
= 21, 672 cP
= 21,840 cP
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu pembuatan eliksir, dimana dalam sediaan farmasi eliksir adalah sediaan larutan yang mengandung bahan aktif dan pelarut campur, dimana pelarut campur tersebut bias campuran air dan etanol maupun zat lainnya. Zat aktif yang digunakan adalah zat yang bekhasiat analgetik dan antipiretik dan kami membuat formulasi dosis dewasa. Kemudian kami memilih pelarut yaitu aquadest dan etanol. Selanjutnya kelompok kami memilih pemanis Syrupus simplex karena memiliki dua kegunaan yaitu sebagai pengental dan juga pemanis. Kemudian pengawet, karena pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang (multi dose) dengan kadar kontaminasi sangat besar. Oleh karena itu diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Karena dengan adanya mikroorganisme di dalam sediaan akan mempengaruhi stabilita sediaan atau potensi berkhasiat. Kelompok kami pun memilih Na.benzoat karena memiliki keamanan yang baik dan juga lebih sering digunakan dalam makanan. Selanjutnya untuk pemilihan flavour yaitu rasa anggur dan warna ungu kelompok kami memilih warna ungu dan anggur karena warna dan rasanya dapat diminati oleh semua usia.
Percobaan ini dibuat sebanyak 4 formula yang sama dengan perbedaan dalam kontens
pelarut campur yang di pakai untuk setiap formula. Penambahan sirupus simplek setiap formula
sama yaitu sebanyak 18 ml tiap formula. Penambahan natrium benzoate setiap formula
ditambahkan sebanyak 60 mg tiap formula. Pada formula 1 di tambahan pelarut campur air
sebanyak 6 ml dan etanol 95% sebanyak 9 ml pada pembuatan formula 1 di buat combain kerja
yaitu dengan cara melarutkan zat aktif terhadap pelarut yang cocok, salisilamid di larutkan di
dalam etanol 95% dan natrium benzoate di larutkan dalam air yang telah didihkan, setelah di
campurkan ternyata membentuk endapan kristal salisilamid. Pada formula 2, formula 3 dan
formula 4 berbeda cara kerja yaitu dengan cara menggerus salisilamid dan natrium benzoate di
dalam mortar lalu ditambahkan dengan pelarut campur yaitu air dan etanol pada formula 2 dan
tween 80 pada formula 3 dan formula 4. Tetapi dengan cara kerja ke dua ini tetap menghasilkan
endapan kristal salisilamid yang berbeda-beda. Pada pengamatan hari pertama yaitu pengamatan
endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2 terdapat endapan (0,8 cm),
formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 terdapat endapan (0,5 cm). pada
pengamatan hari kedua yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada
formula 2 (1 cm), pada formula 3 (0,8 cm), pada formula 4 (0,5 cm). Pada pengamatan hari
ketiga yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2
terdapat endapan (1 cm), pada formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 (0,5 cm).
Pada pengamatan hari keempat yaitu pengamatan endapan pada formula 1 terdapat endapan (1
cm), pada formula 2 terdapat endapan (1 cm), pada formula 3 terdapat endapan (0,8 cm), pada
formula 4 terdapat endapan (0,5 cm). Pada pengamatan hari kelima yaitu pengamatan endapan
pada formula 1 terdapat endapan (1 cm), pada formula 2 terdapat endapan (1 cm), pada formula
3 terdapat endapan (0,8 cm), pada formula 4 terdapat endapan (0,6 cm) . Dapat dilihat bahwa
endapan pada formula satu naik 0,1 cm. Pada perhitungan berat jenis di hitung pada hari ganjil
dengan piknometer 10 ml, pada hari ketiga berat jenis formula 1 di dapat berat jenis sebesar
(10,7 g/cm3) , pada formula 2 (10,9 g/cm3) , pada formula 3 (10,9 g/cm3) , pada formula 4 )11,1
g/cm3) . Pada pengamatan hari kelima berat jenis formula 1 didapat berat jenis sebesar (10,8
g/cm3), pada formula 2 (10,9 g/cm3), pada formula 3 (10,9 g/cm3), pada formula 4 (11,2 g/cm3).
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sediaan eliksir pada tabung 4
merupakan sediaan yang paling baik karena cukup stabil bila dilihat berdasarkan uji
organoleptiknya dari rasa, warna dan aroma selama pengujian selama 5 hari dan pada formula 4
endapan yang terbentuk hanya sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, (2013), “Penuntun Praktikum Farmaseutika 1”, Laboratorium Farmasi, Jurusan
Farmasi, Universitas Pakuan, Bogor
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, UI Press, Jakarta
Ansel, Howard, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, UI Press, Jakarta
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of Pharmaceutical, John
Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Direktorat
Jenderal POM, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Direktorat
Jenderal POM, Jakarta.
Rowe C Raymond, Paul J Sheskey, and Marian E Quinn, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition, Pharmaceutical Press, London
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASEUTIKA I
SEDIAAN ELIXIRSalisilamid
Rabu, 24 April 2013
KELOMPOK 7
Widya Dwi Saputri ( 0661 11 086)
Arif Sarifudin (0661 11 088)
M. Ikhwan Adi P ( 0661 11 089) (Ketua)
Rizky Gumpita V (0661 11 090)
Dosen Pembimbing :
1. Drs. Muztabadihardja., Apt2. Siti Sa’diah, M.Si., Apt3. Septi Andini, S.Farm., Apt
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUANBOGOR
2013