Farmakoepidemiologi_UAS
Transcript of Farmakoepidemiologi_UAS
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 1/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
EKSPERIMENTAL DESIGN
Level observasional lebih ↓ dari eksperimental???
`` Eksperimental dapat mengondisikan penelitian sesuai yang kita mau sehingga bisa
mendapatkan jawaban dari tujuan penelitian dengan cepat dan lebih mudah.
``Eksperimental: sengaja mengubah sebuah atau lebih faktor pada situasi yang terkontrol
dengan tujuan mempelajari pengaruh dari pengubahan faktor itu.
Kelebihan Observasional: Kondisi penelitian lebih alami / real / apa adanya seperti yang
terjadi di lapangan.
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 2/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
Eksperimental Design:
RCT (Randomized Controlled Clinical Trial)
`` Tidak hanya uji fase IV
`` Semua uji randomize merupakan RCT
1. " Gold standart ''
Paling bagus, karenasetiap individu dalampopulasi mempunyaikesempatan yangsama untuk terpilihmenjadi sampel.
2. Mjaga subjektivitas
/ mencegah biasseleksi.
3. Ketersebarankarakteristik subjekuji tersebar merata.
1. Ada kondisidimana kitav tidakbisa melakukanrandomisasi → maka
dipilih Non-Randomize
Bilamana??
Pada Kondisi saat
subjek uji penelitianterlalu kecil.
Quasy = semu
`` Dilihat dariada/tidaknyarandomisasi.
`` Penelitian yangterlalu dikondisikan(menganalogikankeadaan real)
RANDOMIZE NON-RANDOMIZE QUASI eksperimental
Penelitian experimental ideal untuk mempelajari cause & effect relationship untuk beberapa
tujuan berikut:
Menjamin bahwa secara sengaja dilakukan manipulasi pada penyebab (cause), sehingga
benar-benar mempengaruhi outcome yang diamati .
Menggabungkan berbagai prosedur untuk membantu menetapkan apakah penyebab
(cause) berkaitan dengan efek (effect) yang terjadi.
Menggabungkan berbagai prosedur untuk meminimalkan dan atau menilai faktor-faktor
luar yang kemungkinan ikut berpengaruh dalam terjadinya outcome .
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 3/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
`` Inklusi dikontrol: agar dapat menyari kriteria subjek uji yang diinginkan.
`` Outcome dikontrol: baik dari alatnya harus bagus, ada kompeten dari peneliti agar hasil valid.
Sistematic Review (Meta Analisis)
merupakan kumpulan RCT2
, bisa kumpulancohort atau yang lain. → Resistematika
Kenapa level Case Control & Cohort
berada di atas Cross-sectional???
`` karena Case Control & Cohort TUNTAS
dalam analisa sebab akibat.
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 4/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
RCTs berdasarkan jenis intervensi yang dinilai:
Efficacy trials → Ideal setting
effectiveness trials → Real setting
Tujuan Blinding:
1. Memperoleh hasil yang valid
2. Mencegah bias seleksi
3. Mengukur secara objektif
4. Menurunkan risiko pemeriksaan yang berlebih (over whelming)
RCT Cross Over Design
( - ) Ada wash out , proses wash ou
belum tentu baik.
Kondisi pasien sebelum mendapat
treatment A, apakah sama seperti
kondisi pasien sebelum mendapat
treatment B.
Lebih bagus karena
ada subjektivitas
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 5/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
Meta Analisis dalam Farmakoepidemiologi
Sistematic Review: Review artikel yang disusun secara sistematis
Meta Analisis: Sistematic Review yang menggunakan statistika formal.
Suatu analisa statistik dari banyak hasil penelitian untuk memperoleh kesimpulan besar
dari tema penelitian tersebut.
Dipergunakan untuk mengetahui variasi dari banyak hasil penelitian dan membuat
kesimpulan mengenai berbagai efek pengukuran dari hasil-hasil penelitian tersebut.
Meta analisis
Kepentingan Meta Analisis dalam farmakoepid:
1. Untuk mengetahui hasil2 negatif
2. Maminimalkan bias dan factor pengotor
3. Menganalisa inkonsistensi hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya
4. Menganalisis terhadap sub kelompok yang yang mungkin mempunyai luaran yang
berbeda.
5. Menganalisis terhadap sub kelompok yang yang mungkin mempunyai luaran yang
berbeda.
Langkah – langkah Meta Analisis:
1. Tujuan
2. Literatur
3. Kriteria inklusi & eksklusi data
4. Koleksi data
5. Analisa statistic
6. Kesimpulan dan rekomendasi
Keuntungan Meta Analisis: Hemat waktu
Analisa
statistika
formal
Kesimpulan besar
Untuk mengetahui
variasi dari banyak
hasil
Kriteria:
Randomisasi
Jumlah subjek minimal
Karakteristik klinik pasien
Intervensi yang dilakukan
Lama follow up
Outcome yang diperlukan
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 6/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
FARMAKOEKONOMI
DEFiNiSi: Suatu bentuk evaluasi ekonomi yang membandingkan biaya dan konsekuensi
dua atau lebih alternatif.
Mengapa Farmakoekonomi diperlukan?
1. Untuk menghitung nilai produk dan pelayanan farmasi
2. Menyajikan data yang penting untuk mengambil keputusan penggunaan
obat
3. Membantu farmasis (decision maker ) dalam memilih alternatif terapi
4. Membantu praktisi farmasi dalam menetapkan pelayanan Pharmaceutical
care
5. Membantu farmasis untuk menyeimbangkan biaya dan outcome pasien
(paling menguntungkan baik bagi pasien maupun healthcare system).
:Prinsip Farmakoekonomi
1. Menetapkan masalah
2. Identifikasi alternatif intervensi
3. Menentukan hubungan antara input dan outcome
4. Identifikasi dan mengukur outcome dari alternatif intervensi
5. Menilai biaya dan efektivitas
6. Interpretasi dan pengambilan kesimpulan
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 7/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
1. Cost Analysis
Mempelajari 2 aspek
Mengevaluasi dua atau lebih intervensi, dimana hanya biaya yang berkaitan dengan
tiap intervensi dievaluasi dan dibandingkan
2. Cost-Minimization Analysis (CMA)
Kata Kunci: Hubungan Cost dan Outcome
OUTCOME harus SAMA
Contoh: Antibiotik → membunuh bakteri dalam waktu yang sama
Antihipertensi → menurunkan TD dalam skala yang sama
Mengevaluasi dua atau lebih intervensi, dimana outcome atau konsekuensinya
diasumsikan ekuivalen dan biaya yang berkaitan dengan tiap intervensi dievaluasi dan
dibandingkan
Cost
Outcome
Perspektif: pasien, RS,
asuransi → biaya berbeda
sesuai prespektif.
Direct Medical Care (DMC)
DNMC + IC
Monetery Outcome Clinical Outcome Humanistic Outcome
Berupa mata uang.
Contoh: CBA
Rasio B/C >1 → untung
B/C = 1 → rugi
CEA CMA
Efektivitas hasil
terapi. Contoh:
jumlah pasien
sembuh, nilai
klinik, jml hari
bebas gejala
Kualitas hidup pasien
CEA : > 1 outcome (kualitatif)
CUA : 1 outcome (kuantitatif)
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 8/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
Contoh :
o Perbedaan biaya akibat penggunaan antibiotik generik dan paten
(outcomenya sama : infeksi sembuh)
o Appendixtory (operasi usus buntu) Laparotomy
Laparoscopy
COST OF ILLNESS & COST OF THERAPY
Cost of illness :
1. Medical resources
– Pelayanan untuk terapi penyakit: perawatan RS,
pelayanan profesional, obat & alkes
2. Non medical resources
– Personal cost (biaya di luar pelayanan medik)
• Transportasi ke RS
• Bantuan di rumah
– Sumber daya lain terkait penyakitnya
• Edukasi
3. Produktivitas yang hilang (indirect cost)
– Morbidity cost
– Mortality cost
Cost of therapy:
Sumber daya untuk terapi
Sumber daya untuk mengatasi efek samping
Sumber daya yang dihemat karena pencegahan atau mengurangi keparahan
penyakit
Sumber daya yang digunakan/dihemat terkait dengan informasi yang
diperlukan
Sumber daya yang digunakan selama bertambahnya tahun kehidupan
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 9/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
Kerangka Untuk Menentukan biaya:
3. Cost-Effectiveness Analysis (CEA)
Membandingkan harga dari semua sumber yang dikonsumsi dengan nilaioutcome (efektivitas non-moneter) dari suatu program atau intervensi.
Input Biaya
Efektivitas → hasil alamiah yang diperoleh dari terapi.
`` Nilai lab klinik`` Mencegah mortalitas (memperpanjang usia hidup)
`` Menurunkan morbiditas (mencegah komplikasi)
`` Jumlah hari bebas gejala
Identifikasi sumber daya
yang digunakan
Menetapkan nilai mata uang
untuk perubahan waktu
Menghitung unit
(menentukan satuan unit)
Memperhitungkanketidakpastian
Pelayanan medik
Pelayanan non-medik
Prospektif
Obat; dosis, pelayanan dokter, jasa
farmasis, rawat inap.
Menggunakan harga pasar nilai mata
uang sekarang ≠ nilai mata uang yg
akan datang.
Analisa sensitivitas.
Evaluasi dg asumsi yg berbeda krn
kita tdk dapat meramalkan mata
uang yang akan datang.
Batasan biaya → keseluruhan biaya atau biaya tertentu saja
Perspektif → dari sudut pandang yg berbeda mempengaruhi
biaya sehingga biaya berbeda tergantung perspektif masing2.
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 10/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 11/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 12/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
ICER
Biaya tiap peningkatan 1 unit efektivitas relatif terhadap komparator.
Besarnya biaya untuk menaikkan 1 unit efektivitas bila menggunakan terapi program
(biasanya yang lebih mahal dengan efektivitas lebih tinggi) yang bersifat relatif
terhadap terapi standart.
Besarnya biaya untuk menaikkan 1 unit efektivitas jika kita berganti terapi dari terapi
standar ke terapi program.
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 13/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
Besarnya biaya untuk menaikan 1 unit efektivitas jika menggunakan terapi A
adalah 22.000 relatif terhadap terapi B.
Besarnya biaya untuk menaikan 1 unit efektivitas jika menggunakan terapi A
adalah sebesar 6.000 relatif terhadap terapi C.
Contoh:
Terapi A : 5000 dapat sembuhkan 15 pasien
Terapi B : 2500 dapat sembuhkan 10 pasien
ICER = (5000-2500)/15-10 = 500/1 pasien sembuh
Biaya tambahan yang diperlukan untuk menyembuhkan 1 pasien dengan terapi A sebesar
500 relatif terhadap B.
Biaya tambahan yang diperlukan untuk menyembuhkan 1 pasien jika berganti dari terapi
B ke terapi A.
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 14/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
4. Cost-Benefit Analysis (CBA)
Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, serta mengukur dan
membandingkan keuntungan dan biaya dari tindakan pengobatan atau
intervensi
Biaya maupun keuntungan diukur dan diubah ke dalam nilai uang yang sesuai
Kadang-kadang dipakai secara bebas sebagai suatu istilah umum yang mencakup
semua jenis evaluasi ekonomi, tetapi di antara para ahli ekonomi kesehatan,
biasanya dibatasi untuk bentuk evaluasi yang dipakai guna memberikan nilai
moneter pada keuntungan dan outcome
Pembuat keputusan klinik akan memilih alternatif tindakan pengobatan atau
intervensi dengan keuntungan bersih tertinggi atau rasio B/C terbesar
5. Cost Utility Analysis (CUA)
Evaluasi ekonomi untuk menilai efisiensi dari intervensi kesehatan
Utility : nilai dari derajat kesehatan atau perbaikan status kesehatan yang diukur
dengan “yang lebih disukai” oleh individu atau masyarakat.
Ukuran Utility : Quality adjusted life years (QALYS)Sama dengan CEA tetapi memasukan komponen kualitas hidup, ex : Osteoartritis.
Dapat dikombinasikan beberapa outcome ke dalam satu pengukuran untuk analisis
ekonomi.
Sesuai digunakan dalam manajemen penyakit kronis.
totalbiaya
totalkeuntungan /biayakeuntunganRasio
Jika B/C > 1, tindakan pengobatan atau intervensi bernilai (keuntungan dari
alternatif tindakan pengobatan atau intervensi lebin besar dari biaya yang
dibutuhkan)
Jika B/C = 1, keuntungan sama dengan biaya (keuntungan dari alternatif
tindakan pengobatan atau intervensi sesuai dengan biaya yang digunakan)
Jika B/C < 1, tindakan pengobatan atau intervensi tidak menguntungkansecara ekonomi (biaya dari alternatif pengobatan atau intervensi lebih
besar daripada keuntungan yang didapatkan)
5/12/2018 Farmakoepidemiologi_UAS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoepidemiologiuas 15/15
F’epidemiologi `Dosen pengampu: Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt.
``Fitriannisa Rahmantika Darmawan
CEA & CUA
Kedua metode tersebut sama-sama menggunakan rasio cost/efektivitas
Unit efektivitas pada CEA : unit efektivitas secara langsung dan dapat juga dinyatakan
dalam kualitas hidup/QALY( 1 parameter outcome) dan lebih bersifat kuantitatif.
Unit efektivitas pada CUA : utility yang dinyatakan dalam kualitas hidup (QALY) yangmengukur lebih dari 1 jenis parameter outcome dengan memuat komponen kualitas
dan kuantitas hidup.
Quality Adjusted Life-Years (QALY)
COST UTILITY ANALYSIS : Mengukur nilai tahun kehidupan (utility/manfaat). Dampak
kesehatan diukur dengan kualitas hidup Misal : DALY=Disability Adjusted Life
Years,QALY=Quality Adjusted Life Years.
Qaly dpt digunakan secara simultan mengukur quality gain( turunnya morbiditas) &
quantity gain (turunnya mortalitas).