Faring It Is

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faringitis kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus) adalah peradangan pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan. Namun yang paling umum penyebab peradangan adalah virus. Ketika di tenggorokan tidak ditemukan bakteri penyebab gejala, kemungkinan besar faringitis disebabkan virus. Peradangan ini mengkibatkan sakit tenggorokan. Faringitis dapat terjadi sebagai bagian dari infeksi virus yang juga melibatkan sistem organ lain, seperti paru-paru atau usus. Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini. B. Tujuan Penulisan Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : 1. Menjelaskan pengertian dan konsep dasar faringitis 2. Mengetahui penanganan, pentalaksanaan faringitis 3. Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa 4. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan faringitis. 1

description

jhgj

Transcript of Faring It Is

Page 1: Faring It Is

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangFaringitis kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis-Viral

(Faringitis karena Virus) adalah peradangan pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal tenggorokan) yang disebabkan oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan perdadangan. Namun yang paling umum penyebab peradangan adalah virus. Ketika di tenggorokan tidak ditemukan bakteri penyebab gejala, kemungkinan besar faringitis disebabkan virus. Peradangan ini mengkibatkan sakit tenggorokan. Faringitis dapat terjadi sebagai bagian dari infeksi virus yang juga melibatkan sistem organ lain, seperti paru-paru atau usus.

Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.

B.      Tujuan PenulisanMakalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1.      Menjelaskan pengertian dan konsep dasar faringitis2.        Mengetahui penanganan, pentalaksanaan faringitis3.        Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa4.        Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan faringitis.

1

Page 2: Faring It Is

BAB IIPEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR MEDIS

1.      DefinisiFaringitis adalah peradangan pada mukosa faring.(Efiaty Arsyad

S,Dr,Sp.THT, 2000). Faringitis adalahinfeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggrokan, faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran limfonodi leher dan malaise. (Vincent, 2004)

Faringitis ( pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.(Wikipedia.com).

2.      Etiologi Faringitis disebabkan oleh virus dan bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab:

a.       common cold/flub.      Adenovirusc.       virus influenza (A dan B).d.      parainfluenza (tipe 1-4).e.       adenovirus.f.       ECHO.

Bakteri yang menyebabkan faringitis antara lain:a.       Streptokokus grup Ab.      Korinebakteriumc.       Arkanobakteriumd.      Streptococcus β hemolitikus.e.       Streptococcus viridians.f.       Streptococcus piyogenesg.      Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

3.      KlasifikasiBerdasarkan lama berlangsungnya

2

Page 3: Faring It Is

a.       Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah, malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.Faringitis ini terjadinya masih baru,belum berlangsung lama.

b.      Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.

Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:a.       Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti

membran mukosa.b.      Faringitis atrofi merupakan tahap lanjut dari faringitis hipertrofi

(membran tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut).c.       Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada

dinding faring.

4.      PatofisiologiPenularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel

kemudian epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

3

Page 4: Faring It Is

5.      Manifestasi klinisManifestasi klinis akut:1. Membran faring tampak merah2. Folikel tonsil dan limfoid membengkak dan di selimuti oleh eksudat3. Nodus limfe servikal membesar dan mengeras4. Mungkin terdapat demam,malaise dan sakit tenggorokan5. Serak,batuk,rhinitis bukan hal yang tidak lazim.6. Kesulitan menelan.

Manifestasi klinis kronis:1. Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada tenggorokan.2. Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan dan dikeluarkan dengan batuk.

6.      Pemeriksaan Penunjanga.       Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil

membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.

b.      Pemeriksaan Biopsi. Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.

c.       Pemeriksaan Sputum. Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.

4

Page 5: Faring It Is

7.      Penatalaksanaana.       Antibiotika golongan penisilin atau sulfonamida selama lima harib.      Antipiretikc.       Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektand.      Bila alergi dengan penisilin dapat diberikan eritromisin atau

klindamisie.       Berkumur-kumur dengan larutan garam hangatf.       pemberian kompres panas atau dingin pada leher untuk

meringankan nyeri.Pengobatan secara medikamentosa umumnya menggunakan:

a.       Antimikroba.b.      Antibiotik (dalam dosis terapeutik).c.       Dapat pula dilakukan dengan cara irigasi hangat pada

tenggorokan.d.      Pemberian cairan yang adekuat.e.       Menghindari makanan pedas, berminyak, mengandung vetsin, es

juga disarankan.

8.      Komplikasia.       Otitis media purulenta bakterialis

Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat kontaminasi sekresi dalam nasofaring.b.      Abses Peritonsiler

Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil.

c.               SinusitisSinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa

sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi.

5

Page 6: Faring It Is

BAB III      KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian1)      Data Dasar

1)      Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi).

2)      Riwayat Kesehatan, meliputi :1)      Riwayat Kesehatan Sekarang

Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:a)      Alasan masuk rumah sakitb)      Keluhan utama: nyeri saat menelan pada leher

6

Page 7: Faring It Is

2)      Riwayat Kesehatan Masa LaluMengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah menjalani perawatan di RS.

3)      Riwayat Kesehatan KeluargaMengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama.

3)      Pemeriksaan fisik1)      Inspeksi : kemerahan pada faring,adanya pembengkakan di daerah

leher2)      Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri

tekan3)      TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, RR

meningkat.

4)      Pengkajian Pola Gordon1)      Pola Persepsi Kesehatan manajemen Kesehatan

Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Kebiasaan makan makanan yang terpapar kuman/virus, makanan yang mengandung pengawet (karsinogenik), terpapar bahan-bahan kimia seperti tinggal di area dekat pabrik, pengolahan limbah, asap kayu bakar.

2)      Pola Nutrisi MetabolicBiasanya klien akan mengalami penurunan berat badan karena tidak cukupnya nutrisi karena nyeri saat menelan akibat inflamasi penyakit.

3)      Pola EliminasiKaji bagaimana pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,    perubahan bising usus, distensi abdomen. Biasanya klien tidak mengalami gangguan eliminasi.

4)      Pola aktivas latihanKaji bagaimana klien menjalani aktivitas sehari-hari. Dapat mengalami gangguan bila inflamasinya parah.

5)      Pola istirahat tidurKaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehari? Biasanya klien tidak mengalami perubahan pada pola istirahat.

7

Page 8: Faring It Is

6)      Pola kognitif persepsiKaji tingkat kesadaran klien, apakah klien mengalami gangguan penglihatan,pendengaran, perabaan, penciuman,perabaan dan kaji bagaimana klien dalam berkomunikasi?  Biasanya klien tidak mengalami gangguan. Namun bisa juga mengalami gangguan pada pendengaran jika infeksi menyebar sampai ke telinga melalui tuba eustachi.

7)      Pola persepsi diri dan konsep diriKaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya? Konsep diri pasien terutama gambaran diri terhadap perubahan tubuh Apakah klien merasa rendah diri terhadap penyakit yang dideritanya ? Biasanya klien tidak ada ganguan.

8)      Pola peran hubunganKaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit? Dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya?

9)      Pola reproduksi dan seksualitasKaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan kepuasan pada klien? Biasanya tidak mengalami gangguan.

10)   Pola koping dan toleransi stressKaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?

11)  Pola nilai dan kepercayaanKaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya? Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien?

2.      Diagnosa Keperawatan1.      Keditakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

peningkatan produksi sekret.2.      Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk menelan3.      Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada faring4.      Hipertermia berhubungan dengan peradangan

8

Page 9: Faring It Is

3.      Rencana Keperawatan1)      Dx: Keditakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

peningkatan produksi sekret ditandai dengan:DO: adanya sputum yang berlebihan, peningkatan frekuensi pernapasanTujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat bernapas dengan lancer/efektif.Kriteria hasil:

a)      Klien dapat mengeluarkan sputumb)      Frekuensi pernapasan dalam batas normal (16-20 x/menit)c)      Klien mengatakan dapat bernapas dengan lancer

Rencana Keperawatan

No

Diagnosa Lap NOC / Tujuan

NIC / Intervensi

1.

Nyeri acute b-d. peradanganBatasan karakteristik-          Laporan secara

verbal atau non verbal

-          Fakta dari observasi

-          Posisi            antalgic untuk menghindari nyeri

-          Gerakan melindungi

-          Tingkah laku berhati-hati

-          Muka topeng-          Gangguan tidur

(mata sayu, tampak capak, sulit atau gerakan      kacau, menyeringai)

-          Terfokus pada diri sendiri

-          Fokus menyempit penurunan persepsi waktu kerusakan proses berpikir,

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil1.    Pasien

melaporkan bahwa nyeri berkurang

2.    Pasien melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi

3.    Pasien mampu menggunakan metode non

Manajemen nyeri1.       Lakukan pengkajiannyeri 

secarakomprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan faktor presipitasi.

2.       Observasi reaksi nonverbal dariketidaknyamanan

3.       Gunakan teknikkomunikasi terapeutikuntuk mengetahuipengalaman nyeripasien.

4.       Kaji kultur yang mem-pengaruhi respon nyeri.

5.       Evaluasi pengalamannyeri masa lampau

6.       Evaluasi        bersama pa-sien dantim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrolnyeri masa lampau

7.       Bantu pasien dankeluarga untuk mencari              danmenemukan dukungan

8.       Kontrol lingkunganyang dapatmempengaruhi nyeri seperti

9

Page 10: Faring It Is

penurunandengan orang lain dan lingkungan)

-          Tingkah laku distraksi,contoh      : jalan-jalan,menemui      orang     lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

-          Respon autonom (sepertidiaphoresis, perubahantekanan darah,perubahan nafas, nadi dilatasi pupil).

-          Perubahan autonomic dalam tonus (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)

-          Tingkah laku ekspresifcontoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang / berkeluh kesah.

-          Perubahan dalam nafsu makan dan minum.

farmakologi untuk mengurangi nyeri.

suhu ruangan,pencahayaan dan kebi-singan.

9.       Kurangi          faktorpresi-pitasi nyeri

10.   Pilih dan lakukanpenanganan nyeri(farmakologi, nonfarmakologidinterpersonai).

11.   Kaji                tipe dan sumber nyeri untukmenentukan intervensio.

12.   Ajarkan         tentangTeknik non farmakologi

13.   Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

14.   Evaluasi keefektifankontrol nyeri

15.   Tingkatkan istirahat16.   Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhandan tindakan nyeri tidak berhasil

17.   Monitor penerimaanpasien tentangmanajemen nyeri

Administrasi analgetik1.       Tentukan       lokasi, karak-

teristik, kualitasdan derajat nyerisebelum pemberianobat

2.       Cek instruksi doktertentang jenis obat,dosis, dan frekuensi

3.       Cek riwayat alergi4.       Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi darianalgesik ketikapemberian lebih darisatu.

5.       Tentukan analgesik pilihan tergantung tipe dan beratnya nyeri.

6.       Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal

7.       Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur.

10

Page 11: Faring It Is

8.       Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.

9.       Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

10.   Evaluasi efektifitasanalgesik, tanda dangejala (efek samping)

2.

Resiko kekurangan volume cairan b.d  kehilangan volume cair  an aktif, kegagalan dalam mekanisme penga-turan

Batasan karakteristik :- Kelemahan- Haus- Penurunan turgor kulit- Membran mucus/kulit   kering- Nadi meningkat,  tekanan darah   menurun,tekanan nadi  menurun- Penurunan pengisian  kapiler- Perubahan status  mental- penurunan urin output- Peningkatan   konsentrasi urun- Peningkatan suhu   tubuh- Hematokrit meningkat- Kehilangan berat  badan mendadak.

Setelah dilakukan tindak-an perawatan selama 3 X 24  jam volume cairan dan elektrolit adequate / seimbang.

Hidrasi (0602)Kriteria hasil :-    Hidrasi kulit adekuat-    Tekanan darah dalam      batas normal-    Nadi teraba-    Membran

mukosa lembab

-   Turgor kulit normal-   Berat

badan stabil dan dalam batas normal

-   Kelopak mata tidak cekung

-   Urin out put normal

      Monitor Cairan (4130)111  1. Tentukan riwayat jenis dan

banyaknya intake           cairan dan kebiasaan eleminasi      2.. Tentukan faktor resiko yang

meyebabkan           ketidak-seimbangan cairan

(hipertermi, diuretic,           kelainan ginjal, muntah,

poliuri, diare, diapore-           sis, terpapar panas, infeksi)

3.  Menimbang BB4.  Monitor vital sign5.  Monitor intake dan output6.  Periksa serum, elektrolit dan          membatasi  cairan  bila di-     perlukan7.  Jaga keakuratan catatan in-      take dan output8.  Monitor membrane mukosa,     turgor kulit dan   rasa haus9.  Monitor warna dan jumlah      urin11.   Monitor distensi vena leher,      crackles di paru, odem peri-      fer dan peningkatan berat      badan.10. Monitor akses intrvena11. Monitor tanda dan gejala        overload cairan12. Catat adanya vertigo13. Berikan cairan14. Pertahankan aliran infuse      sesua advis

Manajemen Cairan (4120)1. Timbang beratat badan etiap hari

11

Page 12: Faring It Is

-   Tidak demam

-   Tidak asites, edema perifer

-   tidak ada rasa haus yang sangat

-   tidak ada napas pendek /kusmaul

Balance Cairan (0601)

Kriteria hasil

-  Tekanan darah normal

-  Nadi perifer teraba

-  Tidak terjadi ortostatik    hypotensio

n-  Intake-

output seimbang

    dalam 24 jam

-  Serum, elektrolit dalam

    batas normal.

-  Hmt dalam batas normal

-  Tidak ada suara napas

dan monitor    kecenderungannya.2. Timbang popok3. Pertahankan keakuratan catatan intake dan    output4.  Pasang kateter kalau perlu5.  Monitor status hidrasi

(kelembaban membrane mukosa, denyut nadi, tekanan darah)

6.  Monitor vital sign7.  Monitor tanda-tanda overhidrasi

/ kelebihan ca-iran (crackles, edema perifer, distensi vena le-her, asites, edema pulmo)

8.  Berikan cairan intravena9.  Monitor status nutrisi10. Berikan cairan intravena11. Berikan intake oral selama 24

jam12. Berikan cairan dengan selang

(NGT) kalau       perlu13. Monitor respon pasien terhadap

terapi elektrolit14. Konsul dokter jika ada tanda

dan gejala       kelebihan cairan

Manajemen Hipovolemia (4180)1.  Monitor status cairan termasuk

intake dan output2.  Pertahankan patensi akses

intravena3.  Monitor Hb dan Hct4.  Monitor kehilangan cairan

(perdarahan, muntah,  diare)5.  Monitor tanda vital6.  Monitor respon pasien terhadap

perubahan cairan7.  Berikan cairan isotonic /

kristaloid (NaCl, RL) untuk rehidrasi ekstraseluler

8.  Monitor tempat tusukan intravena dari tanda infiltrasi atau infeksi

9.  Monitor IWL

12

Page 13: Faring It Is

    tambahan-  BB stabil-  Tidak ada

asites, edema

    perifer-  Tidak ada

distensi vena

   leher-  Mata tidak

cekung-  Tidak

bingung-  Rasa haus

tidak berlebih

   an-  Membrane

mukosa lem-

   bab- Hidrasi

kulit adekuat

(missal :diaporesis)10. Anjurkan pasien untuk

menghindari mengubah        posisi dengan cepat, dari tidur

ke duduk atau      berdiri   11. Monitor berat badan

1  12. Monitor tanda dehirasi ( turgor kulit menurun,

          pengisi-an kapiler lambat, membrane mukosa

          kering, urin output menurun, hipotensi, rasa

          haus meningkat, nadi lemah   13. Dorong intake oral

(distribusikan cairan selama          24 jam dan beri cairan diantara

waktu makan)   14. Pertahankan aliran infuse   15. Posisi pasien Trendelenburg

ketika hipotensi         jika perlu

Monitoring Elektrolit (2020)1. Monitor elektrolit serum2. Laporkan jika ada ketidakse-    imbangan elektrolit3. Monitor tanda dan gejala ke-        tidakseimbanga elektrolit      (kejang, kram perut, tremor,      mual dan muntah, letargi, ce-    mas, bingung, disorientasi,    kram otot, nyeri tulang, de-    presi pernapasan, gangguan    irama jantung,  penuruna    kesadaran :   apatis, coma)

Manajemen Elektrolit (2000)1. Pertahankan cairan infuse yang

mengandung elektrolit2. Monitor kehilangan elektrolit

lewat suction nasogastrik, diare, diaporesis

3. Bilas NGT dengan normal salin4. Berikan diet makanan yang kaya

kalium5. Berikan lingkungan yang aman

13

Page 14: Faring It Is

bagi pasien yang mengalami gangguan neurologist atau neuromuskuler

6. Ajari pasien dan keluarga tentang tipe, penyebab, dan pengobatan ketidakseimbangan elektrolit

7.  Konsul dokter bila tanda dan gejala ketidakseimbang-an elektrolit menetap.

8.  Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit

9.  Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit.

10.Konsul dokter pemberian obat yang mengandung elektrolit (aldakton, kalsium glukonas, Kcl).

11.Berikan suplemen elektrolit baik lewat oral, 

     NGT, atau infuse sesuai resep3.

Hipertermi b.d. dehidrasipening-katan metabolik penyakitBatasan karakteristik :-          Suhu tubuh >

normal-          Kejang-          Takikardi-          Respirasi

meningkat-          Diraba hangat-          Kulit memerah

Setelah dilakukan tindakanperawatan 2 x 24 jam suhu badan pasien normalTermoregulasi (0800)Kriteria hasil :-          Suhu 

kulit normal

-          Suhu badan 35,9°C-37,7°C

-          Tidak ada sakit kepala

-          Tidak ada nyeri

Pangaturan panas (3900)1.      Monitor suhu tiap 2 jam.2.      Monitor tekanan darah, nadi

dan respirasi.3.      Monitor suhu dan warna kulit.4.      Monitor dan laporkan tanda

dan gejala hipertermi.5.      Anjurkan intake cairan dan

nutrisi yang adequate.6.      Ajarkan pasien bagaimana

mencegah panas yang tinggi.7.      Berikan obat antipiretik8.      Berikan obat untuk mencegah

atau mengontrol menggigil.

Pengobatan  Fungsi(3740)1.      Monitor          suhudengan

sering2.      Monitor IWL3.      Monitor suhu dan warna kulit4.      Monitor tekanandarah,  nadi 

danrespirasi5.      Monitor          deraja

tpenurunan kesadaran6.      Monitor kemampuanaktivitas7.      Monitor leukosit, hematokrit

14

Page 15: Faring It Is

otot-          Tidak

ada perubahan warna kulit

-          Nadi, respirasi dalam batas normal.

-          Hidrasi adequate

-          Pasien menyatakan nyaman

-          Tidak menggigil

-          Tidak iritabel / gragapan / kejang

8.      Monitor intake danoutput9.      Monitor          adanyaaritmia

jantung10.  Dorong peningkatanintake

cairan11.  Berikan          cairanintravena12.  Tingkatkan sirkulasiudara

dengan kipas angin13.  Dorong           ataulakukan        

oral hygiene14.  Berikan obat antipiretik untuk

mencegah pasienmenggigil15.  Berikan

obat antibioticuntuk  mengobati penyebab demam.

16.  Berikan oksigen17.  Kompres dingin

diselangkangan danaksila18.  Anjurkan pasien untuktidak 

memakai selimutclan memakai selimutdan memakai bajuberbahan dingin.

Manajemen lingkungan (6480)1.       Berikan          ruangansendiri     

        sesuaiindikasi2.       Berikan          tempattidur clan

kain/linen yangbersih dan nyaman

3.       Batasi pengunjungMengontrol infeksi (6540)1.      Anjurkan       pasienUntuk 

mencuci tangan2.      Gunakan       sabunUntuk 

mencuci tangan3.      Cuci                tangansebelum d

an sesudah melakukan kegiatan perawatan Pasien

4.      Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuaidengan protokol.

5.      Berikan perawatan kulit di area yang odem

6.      Dorong pasien Untukcukup istirahat

7.      Lakukan pemasangan infuse dengan teknikaseptik

8.      Anjurkan pasienminum

15

Page 16: Faring It Is

antibiotiksesuai resep.4.

Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (1975) berhubungandengan ketidakmampuanpemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorbsizat-zat gizi berhubungandengan faktor bioiogis,psikologis atau ekonomi.Batasan karakteristik :-      Berat badan 20%

atau lebih dibawah ideal

-      Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RPA (Recommended daily allowance)

-      Membrana mukosa dan konjungtiva pusat

-      Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah.

-      Luka, inflamasi pada rongga mulut

-      Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan.

-      Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan

-      Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa

-      Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

Setelah dilakukan tindakan ke-perawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi pasienterpenuhi dengan kriteriahasil :-      Adanya

peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

-      Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

-      Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

-      Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi

-      

Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan danmenelan

-      Tidak terjadi penuruna

Monitor nutrisi1.       BB pasien dalam batas normal2.       Monitor          

adanyapenurunan     beratbadan3.       Monitor tipe danjumlah 

aktivitas yang biasa dilakukan4.       Monitor interaksi anak atau

orang tua selama makan5.       Monitor lingkunganselama

makan6.       Jadwalkan pengobatan dan

tindakan tidakselama jam makan

7.       Monitor kulit keringdan        perubahan pigmentasi

8.       Monitor turgor kulit9.       Monitor kekeringan, rambut

kusam, danmudah patah10.   Monitor mual dan muntah11.         Monitor          kadaralbomin,   

     totalProtein, Hb dan Ht.12.   Monitor makanankesukaan13.   Monitor pertumbuhandan 

perkembangan14.   Monitor

pucat,kemerahan dankekeringan jaringan konjungtiva

15.   Monitor kalori dan intake nutrisi

16.   Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papula Iidah dan cavitas oval.

Manajemen nutrisi1.       Hindari makanan yan

gmembuat alergi2.       Hindari makanan yangtidak bis

a ditoleransioleh pasien3.       Kolaborasi dengan ahligizi 

untuk menentukankebutuhan kalori dan jenis makanan yang dibutuhkan.

4.       Berikan makanansecara

16

Page 17: Faring It Is

-      Miskonsepsi-      Kehilangan BB

dengan makanan cukup

-      Keengganan untuk makan

-      Kram pada abdomen-      Tonus otot jelek-      Nyeri abdomen

dengan atau tanpa patologi.

-      Kurang berminat terhadap makanan

-      Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

-      Diare atau steatorhea-      Kehilangan rambut

yang cukup banyak (rontok)

-      Suara usus hiperaktif-      Kurangnya

informasi, miss informasi

nberat badan yang berarti.

selektif5.       Berikan buah

segar(pisang) atau jus buah6.       Berikan informasitentang 

kebutuhannutrisi yang dibutuhkanpasien dan bagaimana cara makannya.

17

Page 18: Faring It Is

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis

(dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring.Kadang juga disebut sebagai radang

tenggorok.

Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau

bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila

menelan makanan.

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan

faringitis yaitu:

1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya peradangan

2.      Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan

3.     Gangguannutrisi (kurangdarikebutuhan) berhubungandengan intake yang

kurangdengankesulitanmenelan

4.      Bersihan jalnan nafas tidak efektif  berhubungan dengan penumpukan secret

4.2 SARANKami selaku penulis berharap kepada pembaca khususnya kami sendiri

agar dapat meningkatkan lagi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki

khususnya dibidang Keperawatan.

18

Page 19: Faring It Is

DAFTAR PUSTAKA

Bare, B.G & Smeltzer, S.C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jarkarta: EGC.

Corwin, Elizabeth. J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hamzah, Mochtar.2005.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Price dan Wilson.1991. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit Edisi

2. Jakarta: EGC.

Tim Penyusun.1982.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta:Media Aesculapius.

Tim Penyusun. 2000. Kapita Selekta Kedokteran 2. Jakarta:Media Aesculapius.

19