fanatisme

5
ANDRY RISTIAWAN 084674049 S-1 ILMU ADM. NEGARA PENGANTAR PSIKOLOGI SOSIAL FANATISME DALAM KAITANNYA DENGAN IDENTITAS SOSIAL PENGANTAR Semua orang yang hidup di dunia ini dianugerahi Tuhan dengan dua peran penting yaitu sebagai makhluk individu makhluk sosial. Setiap peran tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Sebagai makhluk individu, seseorang mempunyai hak dan kewajiban atau privasi untuk menjalani kehidupan pribadinya secara bebas. Namun, kebebasan tersebut dibatasi oleh hak dan kewajiban orang lain. Dan sebagai makhluk sosial, seseorang mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan peran sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat secara bebas sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Dalam kaitannya sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan suatu wadah yang biasanya dalam bentuk kelompok atau perkumpulan. Kelompok atau perkumpulan ini digunakan seseorang untuk menegaskan identitas sosialnya atau sekedar untuk menunjukkan eksistensinya pada orang lain. Dan dalam perkembangannya, saat seseorang hidup dan menjadi bagian dari sebuah kelompok, orang tersebut akan cenderung menjadi fanatik kepada kelompoknya. Fanatisme seperti ini dapat menimbulkan dampak buruk misalnya, konflik sosial jika seseorang yang fanatik tak mampu mengendalikan dirinya. Bila dijabarkan, fanatisme mempunyai pengertian sebagai berikut sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok yang menganut 1

Transcript of fanatisme

Page 1: fanatisme

ANDRY RISTIAWAN084674049S-1 ILMU ADM. NEGARAPENGANTAR PSIKOLOGI SOSIAL

FANATISME DALAM KAITANNYA DENGANIDENTITAS SOSIAL

PENGANTAR

Semua orang yang hidup di dunia ini dianugerahi Tuhan dengan dua peran penting yaitu sebagai makhluk individu makhluk sosial. Setiap peran tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Sebagai makhluk individu, seseorang mempunyai hak dan kewajiban atau privasi untuk menjalani kehidupan pribadinya secara bebas. Namun, kebebasan tersebut dibatasi oleh hak dan kewajiban orang lain. Dan sebagai makhluk sosial, seseorang mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan peran sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat secara bebas sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Dalam kaitannya sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan suatu wadah yang biasanya dalam bentuk kelompok atau perkumpulan. Kelompok atau perkumpulan ini digunakan seseorang untuk menegaskan identitas sosialnya atau sekedar untuk menunjukkan eksistensinya pada orang lain. Dan dalam perkembangannya, saat seseorang hidup dan menjadi bagian dari sebuah kelompok, orang tersebut akan cenderung menjadi fanatik kepada kelompoknya. Fanatisme seperti ini dapat menimbulkan dampak buruk misalnya, konflik sosial jika seseorang yang fanatik tak mampu mengendalikan dirinya. Bila dijabarkan, fanatisme mempunyai pengertian sebagai berikut sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok yang menganut paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan atau konflik serius. (id.wikipedia.org). Fanatik berbeda dengan fanatisme, fanatik merupakan sifat yang timbul saat seseorang menganut fanatisme. Dengan kata lain fanatisme merupakan sebab dan fanatik adalah akibat.

1

Page 2: fanatisme

MENGAPA SESEORANG MENJADI FANATIK TERHADAP KELOMPOK TERTENTU ?

Seseorang mempunyai kecenderungan untuk mengikuti sesuatu yang dapat mengakomodir keinginanya atau kepentingannya untuk itu seseorang akan mencari kelompok yang mempunyai satu tujuan dengannya agar tujuan orang tersebut lebih cepat tercapai. Saat seseorang sudah mempunyai kelompok yang sejalan dengannya, seseorang mempunyai kecenderungan untuk mengagung-agungkan kelompoknya agar terlihat lebih menonjol dibandingkan kelompok lain. Cara yang digunakan untuk mencapai hal tersebut tidak jarang adalah cara-cara kotor misalnya, fitnah dan lain sebagainya. Dalam taraf seperti ini seseorang sudah dapat disebut fanatik karena orang yang fanatik mempunyai kecenderungan sifat yang egois, memaksakan pendapatnya dan tidak menghargai pendapat orang lain yang boleh jadi benar. Satu hal yang perlu dicermati saat seseorang menjadi fanatik terhadap suatu kelompok adalah sifat eksklusif yang mengangap kelompoknya paling unggul dan akhirnya tidak mau berinteraksi dengan kelompok lain. Hal seperti harus dicegah karena dapat berakibat buruk pada tatanan sosial yang ada. (magnis,1999).

APAKAH FANATISME SELALU MENYEBABKAN KONFLIK ?

Saat massa yang fanatik dari beberapa kelompok dalam jumlah besar bertemu dan terpusat di satu titik atau lokasi maka potensi konflik yang dapat ditimbulkan akan semakin besar. Masalah yang sepele seperti saling bersenggolan atau saling ejek mampu memicu terjadinya konflik yang besar. Dan biasanya konflik yang seperti ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama walaupun sudah dilakukan mediasi antar kelompok yang bertikai. Kelompok-kelompok yang bertikai tersebut akan tetap menyinpan dendam ke kelompok seterunya walaupun dalam kehidupan sehari-hari sudah terlihat damai ibarat kata pepatah seperti api dalam sekam. dan suatu saat konflik yang lebih besar alan terjadi. Contohnya : Perseteruan kelompok suporter Persebaya, Bonek dengan kelompok suporter Arema, Aremania yang akhirnya meledak tahun lalu saat semifinal Copa Dji Sam Soe di Stadion Gelora 10 Nopember. Ini adalah puncak dari serentetan konflik yang sering terjadi antar kedua kelompok tersebut. Kekerasan dalam sebuah fanatisme tidak

2

Page 3: fanatisme

berhubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang yang mempunyai pendidikan tinggi melakukan kekerasan kepada orang atau kelompok lain hanya karena merasa kelompoknya direndahkan atau dikalahkan kelompok lain. Contohnya : kerusuhan yang dilakukan mahasiswa UKI di Jakarta beberapa saat yang lalu. (metrotvnews.com). Banyak hal yang dapat melatarbelakangi terjadinya suatu konflik, misalnya : perbedaan ideologi, etnis, agama, budaya, dan lain sebagainya. Dan bila kita rumuskan pokok persoalan tersebut adalah adanya perbedaan baik antar individu maupun antar kelompok dan tidak adanya toleransi dalam memandang perbedaan tersebut. Paradigma inilah yang harus diubah setiap orang yang fanatik yaitu memandang orang lain bukan dari perbedaan yang ada tetapi dari persamaan apa yang ada yang ada diantara mereka. Dengan mengubah paradigma ini potensi terjadinya konflik dapat ditekan sekecil mungkin. Sudah banyak sekali korban yang jatuh akibat sebuah konflik antar kelompok yang fanatik, misalnya : Perang Dunia I menelan korban sebanyak 10 juta jiwa, Perang Dunia II mengorbankan 50 juta jiwa, kejahatan NAZI pimpinan Adolf Hitler yang membunuh lebih dari 6 juta orang Yahudi hanya karena untuk mempertahankan kemurnian ras arya agar tidak dikotori orang Yahudi. (Jacob, 2000). Belum lagi peristiwa-peristiwa berdarah lain yang menelan korban tak terhitung lagi jumlahnya.

KESIMPULAN

Orang yang fanatik terhadap sesuatu mempunyai kecenderungan untuk tidak menghargai pendapat orang lain dan selalu menganggap dirinya yang paling benar walaupun kadang harus bertentangan dengan hukum. Fanatisme dapat menyebabkan konflik antar 2 pihak yang atau lebih jika pihak-pihak yang bersangkutan tidak mempunyai titik temu terhadap perbedaan yang ada diantara mereka. Hal-hal yang melatarbelakangi suatu konflik dalam fanatisme adalah adanya perbedaan antar kelompok. Untuk meminimalisir terjadinya konflik, setiap kelompok harus mengubah prinsip mereka yaitu melihat kelompok lain bukan dari perbedaan tetapi dari persamaan apa yang ada diantara mereka.

KEPUSTAKAAN

id.wikipedia.org/wiki/fanatic

3

Page 4: fanatisme

Jacob, T. 2000. Antropologi Biologis. Yogyakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Magnis, Franz. 1999. Pemikiran Karl Marx : Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama www.metrotvnews.com

4