FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI...

95
ANJING DALAM AL-QUR’AN (Suatu Kajian Maud}u>>’i) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar Oleh REZKI AFDAL NIM: 30300113078 FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2017

Transcript of FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI...

Page 1: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

ANJING DALAM AL-QUR’AN

(Suatu Kajian Maud}u>>’i)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama

(S.Ag.) Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pada

Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik

UIN Alauddin Makassar

Oleh

REZKI AFDAL

NIM: 30300113078

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR

2017

Page 2: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

ii

Page 3: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

iii

Page 4: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

v

Page 5: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas segala kenikmatan yang diberikan Allah swt.

kepada seluruh makhluknya terutama manusia yang bernaung di muka bumi ini.

Kenikmatan yang berupa kesehatan, kesempatan merupakan suatu nikmat yang

begitu besar yang patut untuk disyukuri. kesyukuran ini, karena penulis masih

diberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul ‚Anjing dalam al-Qur’an (Kajian Tafsir Maud}u>‘i).

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi besar

Muhammad saw. Nabi yang telah diberikan wahyu dan Mukjizat oleh Allah berupa

al-Qur’an yang akan tetap terjaga hingga akhir zaman. Dialah teladan bagi seluruh

umatnya serta dialah pembawa risalah kebenaran dalam menuntun umatnya kejalan

keselamatan.

Penulis sepenuhnya menyadari akan banyaknya pihak yang berpartisipasi

secara aktif maupun pasif dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah

membantu maupun yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan petunjuk

dan motivasi sehingga hambatan-hambatan yang penulis temui dapat teratasi.

Pertama-tama, ucapan terima kasih yang tak terhingga, kepada kedua orang

tua penulis yaitu ayahanda H. Syarifuddin S. Pd. dan ibunda Hj. Ruhania yang

selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis, serta telah mengasuh dan

mendidik penulis dari kecil hingga saat ini.

Page 6: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

vii

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. H.

Musafir Pababbari, M. Si., selaku Rektor Universitas Islam Makassar yang telah

memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat penulis memperoleh ilmu,

baik dari segi akademik maupun ekstrakurikuler.

Ucapan terima kasih juga sepatutnya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H.

Natsir, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN

Alauddin Makassar, Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag, Dr. H. Mahmuddin M. Ag, dan

Dr. Abdullah, M.Ag selanu wakil Dekan I, II dan III.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. H. Muh. Sadik Sabry, M.Ag

dan Dr. H. Aan Farhani, Lc., M.Ag selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir atas segala ilmu, petunjuk, serta arahannya selama menempuh

perkuliahan di UIN Alauddin Makassar.

Selanjutnya, penulis juga menyatakan terima kasih kepada Dr. H. Muh. Sadik

Sabry, M. Ag dan Dr. Muhsin Mahfudz, M. Th,i.. selaku pembimbing I dan II yang

senantiasa menyisihkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya senantiasa penulis ucapkan

kepada saudara saudariku Rasdiana S. Pd. I., Muh. Ihsan, S. H., Ridhayanti S. Kep.,

Mustika, S. Pd. Sri Wahyuni, S. Pd. Suryadi Syarif yang senantiasa memberikan

segenap dukungannya berupa moril dan materil selama penulis menempuh masa

pendidikan.

Selanjutnya, terima kasih penulis ucapkan juga kepada seluruh Dosen dan

Asisten Dosen serta karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin,

Page 7: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

viii

Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan kontribusi

ilmu sehingga dapat membuka cakrawala berpikir penulis selama masa studi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada teman-

teman Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2013 yang banyak memberikan semangat,

motivasi, dan masukan terhadap penyelesaian skripsi ini.

Terakhir penulis sampaikan penghargaan kepada mereka yang membaca dan

berkenan memberikan saran, kritik, atau bahkan koreksi terhadap kekurangan dan

kesalahan yang pasti masih terdapat dalam skripsi ini. Semoga dengan saran dan

kritik tersebut, skripsi ini dapat diterima dikalangan pembaca yang lebih luas lagi di

masa yang akan datang. Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Samata, 16 November 2017

Penyusun,

Rezki Afdal

NIM: 30300113078

Page 8: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PERSETUJUAN PENGUJI .......................................................................... iv

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

TRANSLITERASI BAHASA ARAB ............................................................. x

ABSTRAK ....................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ....................... 7

D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10

E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 13

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. .................................................... 15

BAB II HAKIKAT ANJING ...................................................................... 17

A. Pengertian Anjing ............................................................................ 17

B. Term-Term Anjing Dalam Al-Qur’an ............................................ 21

1. al-Klb ......................................................................................... 21

2. Mukalli>bi>n .................................................................................. 25

C. Klasifikasi Kronologi Turunnya Ayat ............................................. 26

1. Ayat-Ayat Makkiyyah .............................................................. 27

2. Ayat-Ayat Madaniyyah ............................................................ 29

BAB III WUJUD ANJING DALAM AL-QUR’AN .................................. 34

A. Anjing Senantiasa Menjulurkan Lidah ............................................ 34

B. Anjing Penjaga ................................................................................. 37

C. Anjing Pemburu ............................................................................... 45

BAB IV HIKMAH PENGUNGKAPAN ANJING DALAM

AL-QUR’AN .................................................................................... 50

A. Pentingnya Kesetiaan ........................................................................ 51

B. Hendaknya Menjadi Mahluk yang Bermanfaat ................................ 56

C. Penilaian Allah Terhadap Makhluk-Nya ......................................... 64

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 72

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Implikasi dan Saran ......................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74

Page 9: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat

dilihar pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

s\a s\ es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

h}a h} ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh ka dan ha خ

Dal D De د

z\al z\ zet (dengan titik di bawah) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy es dan ye ش

s}ad s} es (dengan titik di bawah) ص

d}ad d} de (dengan titik di bawah) ض

Page 10: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xi

t}a t} te (dengan titik di bawah) ط

z}a z} zet (dengan titik di bawah) ظ

ain ‘ apostrof terbalik‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ’ Apostrof ء

Ya Y Ye ي

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

apa pun. Jika ia terletak di tengah atau akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasi sebagai berikut:

Page 11: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xii

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fath}ah a A ا

Kasrah i I ا

d}ammah u U ا

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fath}ah dan ya>’ ai a dan i ى ي

fath}ah dan wau au a dan i ى و

Contoh:

ك ي ف : kaifa

ل ه و : haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan

Huruf Nama

Huruf dan

Tanda

Nama

Fath}ah dan alif atau ya>’ a> a dan garis di atas ... ... ى

Kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atas ى

Page 12: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xiii

d}ammah dan wau u> u dan garis di atas ى و

Contoh:

ات م : ma>ta

يم ر :rama>

م ي ق :qi>la

ت و م ي :yamu>tu

4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau

mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t].

Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun,

transliterasinyaadalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’

marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

و فال ر ا أل ط ة ض : raud}ah al-at}fa\>l

ه ة ة ى ي د ا ن م انف اض : al-madi>nah al-fa\>d}ilah

ة م ك ا ن ح : al-h}ikmah

5. Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda tasydi>d ( ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan

huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

Page 13: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xiv

بىا <rabbana : ر

ي ىا و ج : najjaina>

ق ا ن ح : al-h}aqq

و عم : nu‘‘ima

ع د و : ‘aduwwun

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

( ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.

Contoh:

Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)‘ : ع ه ي

ب ي ع ر : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (alif lam

ma‘rifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata

sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang

ditulis dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

س al-syamsu (bukan asy-syamsu) : ا نشم

ن ة ن ز ا ن ز : al-zalzalah (az-zalzalah)

ا ن ف ه س ف ة : al-falsafah

ا ن ب ال د : al-bila>du

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal

kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Page 14: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xv

Contoh:

ن و ر ta’muru>na : ت أ م

ء ا نىو : al-nau‘

ء ش ي : syai’un

ت ر أ م : umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat

yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau

sering di tulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia

akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya,

kata al-Qur’an (dari al-Qur’>an), alhamdulillah, dan munaqasyah. Bila kata-kata

tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi

secara utuh. Contoh:

Fi Z}ila>l al-Qur’a>n

Al-Sunnah qabl al-tadwi>n

9. Lafz} al-Jala>lah (هللا )

Kata ‚Allah‛ yang di dahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnyaatau

berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf

hamzah.

Contoh:

للا ي ه د di>nulla>h ب اللا billa>h

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafaz} al-jala>lah,

ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

Page 15: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xvi

ة م ح ر ف ي للا ه م hum fi> rah}matilla>h

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam

transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf

kapital berdasarkan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat,

bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh

kata sandang, (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapitak tetap huruf awal nama

diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat,

maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).

Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang

didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam

catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa ma> Muh}ammad illa rasu>l

Inna awwala baitin wudi’a linna>si lallaz \i> bi Bakkata muba>rakan

Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fih al-Qur’an

Nas}i>r al-Di>n al-T}u>si>

Abu Nas}r al-Fara>bi>

Al-Gaza>li>

Al-Munqiz\ min al-D}alal

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak

dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus

disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

Page 16: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xvii

Abu al-Walid Muhammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-

Wali>d Muhammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Walid Muh}ammad Ibnu)

Nas}r H}a>mid Abu Zai>d, ditulis , menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H}a>mid (bukan:

Zaid, Nas}r H}a>mi>d Abu> )

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. =subh}a>nahu> wa ta’a>la>

saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam

a.s. = ‘alaihi al-sala>m

H = Hijrah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

I. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS.../...: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imran/3: 4

HR = Hadis Riwayat

Page 17: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

xviii

ABSTRAK

Nama : Reski Afdal

NIM : 30300113078

Judul : Anjing dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Maud}u>‘i )

Skripsi ini membahas tentang anjing. Adapun masalah pokok dari penelitian

ini adalah bagaimana hakikat anjing dalam al-Qur’an? bagaimana wujud anjing

dalam al-Qur’an? Bagaimana hikmah pengungkapan anjing dalam al-Qur‘an?.

Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat anjing, wujud

anjing dalam al-Qur’an, serta hikmah pengungkapan anjing dalam al-Qur‘an

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tafsir maud}u>’i. Adapun

dalam pengumpulan data penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library

research), yaitu menelaah berbagai buku-buku yang terkait dengan pembahasan yang

akan dikaji. Dan kemudian dalam pengkajian tersebut peneliti menggunakan

pendekatan tafsir.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa anjing tidak dapat selalu

dikaitkan dengan hal-hal yang negatif saja, karena di balik kekurangannya, anjing

juga memiliki sisi positif. Anjing merupakan hewan yang bermanfaat untuk

dipelihara. Anjing dapat memberikan rasa aman terhadap sesuatu yang dijaganya.

Anjing dapat berperan penting dalam proses kelangsungan hidup manusia, seperti

ketika anjing dijadikan sebagai hewan pemburu, penjaga ladang dan peternakan

seperti halnya yang disampaikan al-Qur‘an. Al-Qur‘an mengutarakan tentang anjing

ketika membahas tentang manusia pendosa yang diperumpakan seperti anjing yang

senatiasa menjulurkan lidahnya, juga ketika al-Qur‘an menyampaikan beberapa

manfaat dari seekor anjing yang dapat dijadikan sebagai hewan penjaga dan

pemburuh. Pengungkapan anjing dalam al-Qur’an tentunya bukan tanpa sebab, akan

tetapi mengandung hikmah yang dapat dijadikan bahan renungan, seperti tentang

kesetiannya anjing yang hendaknya dijadikan tauladan bagi manusia, juga

memberikan ketegasan bahwasanya hendaknya manusia senantiasa menjadikan

dirinya bermanfaat untuk makhluk lain, dengan demikian maka Allah swt. akan

memberikan penilaian sebagai hambah yang berpredikat taqwa.

Page 18: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Al-Qur’an yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia

mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur’an al-

Kari>m, bacaan sempurna lagi mulia itu.

Al-Qur’an dapat dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya

dan tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh

orang dewasa, remaja, dan anak anak.

Al-Qur’an dapat di kaji bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi ayat demi

ayat, baik dari segi masa, musim, maupun saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab

serta waktu-waktu turunnya.

Al-Qur’an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosa

katanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada

kesan yang ditimbulkannya. Semua dituangkan dalam jutaan jilid buku, generasi

demi generasi. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering

itu, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan mereka,

namun semua mengandung kebenaran. Al-Qur’an layaknya sebuah permata yang

memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-

masing.1

1M.Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat (Cet.

II; Jakarta:,PT Mizan Pustaka, 2014), h. 3.

Page 19: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

2

Pengkajian terhadap al-Qur’an maupun hadis telah banyak dilakukan oleh

para ulama melalui gagasan-gagasan dan pikiran mereka yang tertuang dalam kitab-

kitab tafsir, maupun kitab-kitab fikih.2

Dalam al-Qur’an apabila diteliti lebih dalam, maka akan sampai pada titk

simpul bahwa al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam dan sebagai sumber ilmu

pengetahuan lainnya. Baik pengetahuan agama yaitu hal-hal yang ghaib yang sumber

tunggalnya adalah wahyu maupun pengetahuan yang berkaitan dengan aspek

kemanusiaan dan hewan seperti al-Qur’an menjelaskan tentang terpisahnya air laut

dan air tawar, adanya api di dalam lautan dan adanya anjing dalam kisah asha>b al-

kahfi serta masih banyak lagi hal-hal yang dibahas dalam al-Qur’an mengingat al-

Qur’an maha kaya dengan ilmu pengetahuan.3

Salah satu pembahasan yang terdapat dalam al-Qur’an yaitu tentang anjing

milik salah satu pemuda asha>b al-kahfi, ketika menguraikan kisah sekelompok

pemuda yang menghindar dari penguasa masanya yang hendak menodai aqidah

mereka sehingga mereka mengungsi ke gua dan ditidurkan oleh Allah swt. selama

tiga ratus tahun lebih lalu dibangunkan lagi. Di sana dinyatakan bahwa ketika itu

anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua.4 Sebagaimana

dalam QS. al-Kahfi /18 : 18.

مال وكلب هم باسط وتسب هم أي قاظا وهم رقود ون قلب هم ذات اليمني وذات الشهم رعبا هم فرارا ولملئت من ذراعيه بالوصيد لو اطلعت عليهم لوليت من

2Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Cet.II; Jakarta: Amzah, 2009), h. 29.

3Zaghlul al-Najjar, Al-I‘ja>z al-‘Ilmi> Fi> al-Sunnah al-Nabawiyyah, terj. Zidni Ilham Faylasufa,

Pembuktian Sains dalam Sunnah, Juz III (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2007 M), h. 81

4M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena (Cet. IV;

Jakarta: Pt Lentera Hati, 1427H/2006M), h. 256.

Page 20: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

3

Terjemahnya:

Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tertidur, dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing meraka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan di penuhi dengan ketakutan terhadap mereka.

5

Salah satu pembahasan yang terdapat pada ayat tersebut tentang anjing yang

menjaga tuannya, dilihat dari potongan ayatnya yang mengatakan sedang anjing

mereka menjulurkan kedua lengannya, ini menunjukkan bagaimana manfaat dari

seekor anjing yang dapat dijadikan sebagai penjaga manusia.

Terkait anjing milik asha>b al-kahfi terjadi beberapa perbedaan perspektif di

kalangan para mufasir mengenai nama anjing tersebut. Ada dua nama yang sering

disebut-sebut ketika membahas tentang anjing asha>b al-kahfi>, yaitu Qitmir dan al-

Raqim hanya saja kedua nama ini tidak bisa memastikan identitas anjing asha>b al-

Kahfi> yang sebenarnya. Sebab hanya Allah swt. yang paling mengetahui persoalan

ini.6

Anjing adalah hewan yang menyusui, berkaki empat dan berbulu, ada sekitar

dua ratus jenis anjing, yang paling kecil chihua-hua hanya sekitar 68 gr dan yang

paling besar jenis St. Bernard sekitar 90 kg. Anjing biasanya memiliki sekitar 42 gigi

lebih banyak 10 gigi dibandingkan dengan manusia kebanyakan memiliki ujung atau

sisi yang tajam, memang bagi anjing menggigit lebih penting dari pada mengunyah,

5Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : CV. Dua Sehati, 2012), h.

295.

6Yanuar Arifin, Misteri Ashabul Kahfi Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang Tertidur

selama 309 Tahun (Cet. I; Pt Diva Press:Yogyakarta,2015), h. 81-82.

Page 21: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

4

maha suci Allah yang telah memberi organ-organ mahluk-Nya sesuai dengan

kebutuhannya.

Anjing merupakan binatang yang dapat menjadi perantara penyebaran

penyakit-penyakit menular, bahkan ia bisa membawa hampir 50 jenis penyakit

akibat kandungan hewan-hewan parasit di dalam tubuhnya, dan sebagian besar

penyakit ini terdapat di dalam air liurnya. Dari lidah anjing terdapat telur-telur

cacing yang menyebar ke tempat-tempat air, piring, dan tangan pemiliknya bahkan

di antara cacing ini ada yang masuk ke dalam lambung dan usus-usus mereka. Pada

tahap selanjutnya kulit telur-telur ini akan pecah dan diiringi dengan keluarnya

anak-anak cacing baru yang akan menyebar ke dalam darah dan lendir. Dari dua

organ ini, anak-anak cacing kemudian menyebar ke seluruh anggota tubuh, terutama

ke liver, karena liver merupakan filter yang paling utama dalam tubuh. Di dalam

anggota tubuh yang dimasuki cacing-cacing ini kemudian dapat tumbuh dan

membentuk kantong yang dipenuhi anak-anak baru dan cairan bersih laksana air dari

mata air.7

Anjing adalah salah satu hewan yang berbahaya dalam ranah kesehatan,

Rasulullah saw. pun melarang untuk memeliharanya, sebagaimana sabdanya:

ت ن كلب ا، إال أخب رنا مالك، أخب رنا عبد الله بن دينار، عن عبد الله بن عمر، قال: " من اق 8كلب ماشية، أو ضاريا، نقص من عمله كل ي وم قرياطان

Artinya:

7M. Nizar Daqr, Hidup Sehat Dan Bersih Ala Nabi (Cet. III; Pt Himmah

Pustaka:Jakarta2002), h. 241-243.

8Muhammad bin Isma>’il Abu> ‘Abdulla>h al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, al-Ja>mi’ al-Musnad al-S{ah}i>h} al-

Mukhtas}ar min Umu>r Rasulullah saw, Juz VIII (Cet. I; Da>r T{u>q al-Naja>h, 1422), h. 87.

Page 22: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

5

Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar berkata, ‚Malik memberitakan kepada kami bahwa Rasulullah saw. Bersabda: Barang siapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak atau anjing untuk berburu maka pahalanya akan berkurang dua qirat setiap hari.

Dilarangnya memelihara anjing di dalam rumah bukan berarti manusia

diperbolehkan berbuat kasar terhadapnya atau membunuhnya sebab Rasulullah saw.

bersabda:

ث نا هشيم أخب رنا ث نا أحد بن منيع حد منصور بن زاذان ويونس بن عب يد عن السن عن حدل قال ة من المم : عبد الله بن مغف قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لوال أن الكلب أم

ت لوا من 9 ...ها كل أسود بيم لمرت بقتلها كلها فاق Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyaim berkata, telah mengabarkan kepada kami Manshur bin Zadzan dan Yunus bin Ubaid dari Al Hasan dari Abdullah bin Mughaffal ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sekiranya anjing-anjing itu bukan suatu umat, sungguh aku akan perintahkan untuk membunuh mereka semua. Maka bunuhlah semua anjing yang berwarna hitam pekat..."

Anjing dapat dididik dengan baik. Al-Qur’an pun mengakui hal ini. Ia dapat

dididik untuk menjadi hewan pemburu dan hasil buruannya dapat dimakan seperti

yang dipaparkan dalam QS. Al-Ma>idah/5 :4.

يسألونك ماذا أحل لم قل أحل لكم الطيبات وما علمتم من الوارح مكلبني ن ما علمكم الله فكلوا ما أمسكن عليكم واذكروا اسم الله عليه وات قوا ت علمون ه

الله إن الله سريع الساب Terjemahnya:

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)

9Muh~ammad bin ‘I<sa> bin Sau>rah bin Mu>sa bin al-D{ah}ha>k al-Tirmidzi>, Sunan al-Tirmi>z\i> Juz

IV (Cet. II: Mesir; Syirkah Maktabah Wamatba’ah Must{afa> al-Babi> al-H}ali> 1395H/1975M), h. 78

Page 23: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

6

oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

10

Anjing memiliki pendengaran dan penciuman yang sangat tajam lebih dari

manusia. Binatang ini sangat setia kepada pemeliharanya baik tuannya melihatnya

ataupun tidak. Pandai merayu dan mendekatkan diri kepada tuannya. Betapa pun ia

dihardik, dicaci bahkan dipukuli, ia tetap akan kembali dan akan datang ketika

dipanggil. Anjing adalah binatang yang paling awas dalam penjagaannya walau ia

sangat mengantuk, tidurnya pun tidak nyenyak dan jika ia tidur ia tidak menutup

kedua matanya. Anjing sangat tekun belajar bahkan ketika diletakkan sesuatu di atas

kepalanya sesuatu yang tidak boleh digerakkan dan dalam saat yang sama

dihidangkan untuknya makanan, maka ia tidak akan bergerak kecuali jika sesuatu

itu disingkirkan dari kepalanya. 11

Kenyataannya sekarang tidak sedikit manusia yang menghinakan dan

mengucilkan anjing bahkan tidak segan-segan untuk menbunuhnya ketika ditemui di

halaman rumah, di jalan-jalan, dan di lingkungan sekitarnya khususnya yang

beragama Islam dan sekelompok fanatik yang memvonis anjing sebagai hewan

bernajis yang dapat menularkan penyakit berbahaya, dengan tidak sadar bahwa

masih banyak hewan lain yang mempunyai potensi hampir sama dalam penyebaran

penyakitnya seperti kera, kucing, dan tikus. Akan tetapi perlakuan mereka berbeda

ketika diperhadapkan dengan anjing, sedangkan anjing memiliki keistimewaan lebih

10Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107

11M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h. 254-

255.

Page 24: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

7

yang dapat dimanfaatkan oleh manusia ketika dibandingkan dengan hewan-hewan

lainnya tersebut.

Anjing merupakan hewan yang diciptakan oleh Allah swt. di muka bumi ini

sebagai mahluk-Nya yang memiliki kekurangan dan mempunyai banyak

keistimewaan-keistimewaan yang bermanfaat bagi makhluk lainnya khususnya

manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka

perlu adanya pembatasan masalah supaya lebih terarah dan sistematis dalam

pembahasannya. Untuk itu, penulis membatasi permasalahan dalam penulisan skripsi

ini dengan tiga sub masalah yaitu:

1. Bagaimana hakikat anjing?

2. Bagaiman wujud anjing dalam al-Qur’an?

3. Bagaimana hikmah diungkapkannya anjing dalam al-Qur’an?

C. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman secara eksplisit dalam pembahasan skripsi

ini dan menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan nantinya, maka penulis

merasa perlu untuk memberikan definisi terhadap judul skripsi yang akan penulis

bahas, yaitu anjing dalam al-Qur’an (Kajian Tafsir Maudhu>i).

1. Anjing

Kata kalb diartikan sebagai anjing, kata ini di dalam al-Qur’an di sebut enam

kali. Satu kali di dalam bentuk mukallibi>n yaitu di dalam QS. al-Ma>’idah/5 :4,

Page 25: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

8

sedangkan di dalam bentuk kalb di sebut lima kali, yaitu satu kali dalam QS. al-

A’ra>f/7 :176 satu kali dalam QS. al-Kahfi/18 :18, dan tiga kali pada ayat 22.

Secara etimologis kata kalb berasal dari kata kalaba yang pada mulanya

berarti tergantung kuat. Maksudnya, sesuatu yang tergantung pada sesuatu yang lain

dengan kuat dan keras, sehingga sulit dilepaskan.12

Cakar burung elang disebut juga

kala>lib karena setiap ia menerkam mangsanya, mangsanya itu tergantung kuat di

kukunya. Agaknya inilah yang yang menyebabkan anjing disebut kalb, karena setiap

ia dilepas untuk menangkap hewan buruan, ia menerkam dengan taring dan kukunya,

kemudian membawa mangsanya dalam keadaan tergantung di taringnya.13

2. Al-Qur’an

Secara etimologi al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qur’anan yang

secara harfiah berarti bacaan. Sedangkan secara terminologi, kalangan ulama ushul,

ahli kalam, fuqaha, muhaddisin dan ahli tata bahasa memberikan definisi yang

beragam pada kata al-Qur’an, di antaranya adalah:

a. Al-Qur’an adalah lafadh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. mulai

dari surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nas.

b. Al-Qur’an adalah kala>mullah yang mengandung muk’jizat, yang diturunkan

kepada Nabi terakhir, dengan perantara al-ami>n Jibril yang tertulis dalam

mushaf, yang disampaikan secara mutawatir dan bagi yang membacanya akan

bernilai ibadah.14

12Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya>h Al-Qazwayni> Arrazi>, Mu’jam Maqa>yiz Al-Lugah, Juz V

(Beirut: Da>r al-Fikr, 1979 M) h. 133.

13M.Quraish Shihab Ensiklopedia AL-Qur’an Kajian Kosakata, Jilid II (Cet.I: Jakarta;

Lentera Hati, 2007 M), h. 423.

14Nasaruddin Umar, Ulumul Qur’an (Jakarta: al-Ghazali Center, 2008), h. 63.

Page 26: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

9

3. Tafsir Maudu>‘i

Tafsir secara bahasa mengikuti wazan taf’il artinya menjelaskan, menyingkap

dan menerangkan makna-makna rasional. Kata kerjanya mengikuti wazan daraba-

yadhribu dan nashara-yanshuru. Dikatakan: fasara asy-syai’a-yafsiru dan yafsuru,

fasran. Kata al-tafsi>r dan al-fasr mempunyai arti menjelaskan dan menyingkap yang

tertutup.

Secara istilah tafsir adalah ilmu untuk memahami kita>bullah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad saw. menerangkan makna-maknanya serta mengeluarkan

hukum dan hikmah-hikmahnya.15

Sedangkan maud}u>’i secara bahasa berasal dari

kata وضع yang memiliki beberapa arti antara lain, meletakkan, melahirkan, menghina,

dan berkata dusta.16

Secara istilah maud}u>’i ialah membahas ayat-ayat al-Qur’an

sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan.17

Adapun pengertian maud}u>’i

yang secara istilah menurut para ulama adalah menghimpun seluruh ayat al-Qur’an

yang memiliki tujuan dan tema yang sama.18

Metode tafsir maud}u>’i juga disebut dengan metode tematik karena

pembahasannya berdasarkan dengan tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-

Qur’an. Ada dua cara dalam tata kerja metode tafsir maud}u>i: pertama, denga cara

menghimpun seluruh ayat al-Qur’an yang berbicara tentang satu masalah (tema)

15Syaikh Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>hi>s| fi ulu>m> al-Qur’a>n, Terj. Anunur Rafiq El-Mazni,

Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an (Cet. IX; Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2013), h. 407.

16Syarifuddin Ondeng, Teori-teori Pendekatan Metodologi Studi Islam (Cet. I; Makassar:

Alauddin University Press, 2013), h. 234.

17Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran al-Qur’an (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002), h. 72.

18Abdul Hayy Al-Farmawi, Bida>yah Fi> al-Tafsi>r al-Maud}u>’i: Dira >sah Manh}ajiyyah

Maudhu>’iyyah, Terj. Rosihun Anwar, Metode Tafsi>r Maud{u>’i: dan Cara Penerapannya (Cet. I;

Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 43.

Page 27: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

10

tertentu serta mengarah kepada satu tujuan yang sama, sekalipun turunnya berbeda

dan tersebar dalam berbagai surah al-Qur’an. kedua, penafsiran yang dilakukan

berdasarkan surat al-Qur’an.19

Ada juga yang berpendapat bahwa metode ini adalah suatu metode yang

mengarahkan pandangan kepada satu tema tertentu, lalu mencari pandangan al-

Qur’an tentang tema tersebut dengan jalan menghimpun semua ayat yang

membicarakannya, menganalisis, dan memahaminya ayat demi ayat, lalu

menghimpunnya dalam benak ayat yang bersifat umum dikaitkan dengan yang

khusus, yang Mut~laq digandengkan dengan yang Muqayyad, dan lain-lain, sambil

memperkaya uraian dengan hadits-hadits yang berkaitan untuk kemudian

disimpulkan dalam satu tulisan pandangan menyeluruh dan tuntas menyangkut tema

yang akan dibahas.20

D. Kajian Pustaka

1. M. Quraish Shihab dalam bukunya, ‚Dia di Mana-mana ‚Tangan‛ Tuhan di

Balik setiap Fenomena‛ (Cet. VIII; Jakarta: Lentera Hati, 2013). Buku ini

secara umum membahas bukti-bukti kehadiran Allah swt. melalui pendekatan

sains. Salah satu sub bahasan tepatnya pada halaman 256 mengungkap

tentang keistimewaan anjing di sana dijelaskan bahwa anjing merupakan

hewan yang paling setia, dan anjing juga merupakan hewan yang paling was-

was dalam penjagaannya. Buku ini belum menguraikan secara khusus

tentang keistimewaan anjing. Oleh karena itu dengan pembuatan skripsi ini

19Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), h. 47.

20M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda

Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 385.

Page 28: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

11

diharap dapat membahas secara rinci dan detail mengenai keistimewaan

anjing

2. Yanuar Arifin dalam bukunya, Misteri Asha>b AL-Kahfi> ‚Menguak

Kebenaran 7 Sosok Pemuda Yang Tidur Selama 309 Tahun‛ (Cet. I; Pt Diva

Press:Yogyakarta,2015). Buku ini secara umum membahas tentang kisah

Ashabul Kahfi, melalui pendekatan sains moderen dan al-Qur’an. Salah satu

sub bahasan tepatnya pada halaman 81, mengisahkan tentang anjing milik

ashabul kahfi dan mengangkat berbagai pendapat ulama tentang nama anjing

tersebut. Buku ini belum membahas mengenai keistimewaan anjing secara

umum. Dengan ditulisnya skripsi ini diharap dapat mengkaji dan mengankat

secara detail mengenai ke istimewaan anjing

3. Idhar dalam skripsinya ‚Interpretasi Kontekstual Dalam Memahami Hadis

Nabi saw. Tentang Jilatan Anjing‛. Skripsi ini secara umum membahas

hadis-hadis tentang jilatan anjing dan cara mensucikannya melalui

pendekatan sains dan hadis. Salah satu sub bahasan tepatnya pada halaman 2,

mengutarakan bagaimana gambaran al-Qur’an dan hadis mengenai anjing dan

jilatannya. Skripsi ini belum membahas secara lengkap tentang keistimewaan

anjing. Sehingga dengan penulisan skripsi ini diharap dapat membahas secara

tuntas mengenai ke istimewaan anjing.

4. Muhammad Jawad Mugniyah, dalam kitab Fikih Lima Mazhab Ja’fa>ri Hana>fi

Mali>ki Syafi>’i Hamba>li Cet, 23; Pt Lentera: Jakarta,2008 tepatnya pada

halaman 14, membahas beberapa pendapat lima mazhab Ja,fari, Hanafi,

Maliki, Syafi’i dan Hambali tentang hukum jilatan anjing, yang menarik

dalam buku ini menganai pendapat imam Maliki, beliau berpendapat

Page 29: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

12

bahwasanya menyentuh anjing tidaklah najis, bahkan air bekas jilatan anjing

pun dianggap tidak najis dan dapat di minum, buku ini belum membahas

secara tuntas tentang keistimewaan anjing. Oleh karena itu skripsi ini

diharap dapat membahas secara detail tentang keistimewaan anjing.

5. Syaikh Utsaimin dalam bukunya. Tafsir Al-Kahfi Cet, I; Puastaka as-Sunnah:

Jakarta 2005. Dalam buku tersebut membahas keselurhan tentang tafsiran

QS. al-Kahfi secara menyeluruh, buku ini tidak menjadikan anjing sebagai

titik fokus dalam pembahasan. Sehingga dengan ditulisnya skripsi ini diharap

dapat membahas secara detail tetang anjing dalam al-Qur‘an.

6. Muhammad Taisir Dhabyaan Yordania dalam bukunya. Penemuan Besar

Abad Ke 207 Petidur Tiga Abad Kisah-Kisah Ashabul Kahfi Cet, I; CV.

Toha Putra Semarang 1983. Dalam pembahasan buku tersebut lebih kepada

bagaimana kisah as-ha>b al-kahfi ini. Buku ini belum membahas secara umum

tentang anjing dalam al-Qur‘an. Sehingga dengan ditulisnya skripsi ini

diharap agar dapat membahas secara tuntas tentang anjing dalam al-Qur‘an.

Setelah menelaah beberapa buku yang menjadi rujukan utama dalam

penelitian tentang anjing, buku tersebut penjelasannya lebih kepada bahasan yang

secara umum, sekalipun mencantumkan beberapa ayat tetapi tidak memberikan

penjelasan yang lebih rinci dalam bentuk tafsiran al-Qur’an. untuk itu, berbeda

dengan penelitian ini. Penulis lebih terfokus kepada anjing dalam perspektif al-

Qur’an (kajian tafsir maud}u’i) yang ulasannya dalam bentuk tafsiran dan bukan

hanya memberikan penjelasan-penjelasan singkat bahwa bagaimana hakikat anjing

itu sendiri, dan bagaimana gambaran-gambaran anjing dalam kehidupan. Akan

tetapi, dengan penelitian ini penulis akan menjelaskan secara utuh mengenai

Page 30: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

13

keistimewaan anjing dalam al-Qur’an dan terlebih lagi mengenai masalah

penafsirannya dari ayat-ayat yang menyangkut tentang anjing.

E. Metode penelitian

Dalam menguraikan tulisan ini, penulis menggunakan metode pendekatan,

metode pengumpulan data, dan metode pengolahan data serta analisis data.

1. Metode Pendekatan

Yang dimaksud dengan metode pendekatan adalah cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang

dikehendaki.21

Adapun pendekatan yang digunakan dalam objek studi kajian ini adalah ayat-

ayat al-Qur’an. Olehnya itu, penulis menggunakan metode pendekatan tafsir. Untuk

menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan metode tafsir maud}u>‘i>.

Adapun prosedur kerja metode tafsir maud}u>‘i> yaitu menetapkan tema atau judul,

menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan judul tersebut sesuai

kronologi urutan turunnya, menelusuri latar belakang turun (asba>b al-nuzu>l) ayat-

ayat yang telah dihimpun, meneliti dengan cermat semua kata atau kalimat yang

dipakai dalam ayat tersebut, terutama kosa kata yang menjadi pokok permasalahan

di dalam ayat. Kemudian mengkaji dari semua aspek yang berkaitan dengannya,

seperti bahasa, budaya, sejarah, muna>sabah, pemakaian kata ganti (d}ami>r), dan

sebagainya, mengkaji pemahaman ayat-ayat tersebut dari pemahaman berbagai

aliran dan pendapat para mufassir, baik yang klasik mupun yang kontemporer.22

21Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, h. 740.

22Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),

h. 152-153.

Page 31: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

14

al-Farmawi merumuskan bahwa secara terinci prosedur yang hendak

ditempuh untuk menerapkan metode maud}u>‘i> (tematik) adalah sebagai berikut:23

a. Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik).

b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.

c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya, disertai pengetahuan

tentang asba>b al-nuzu>l –nya.

d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masing-masing.

e. Menyusun kerangka dalam pembahasan yang sempurna (outline).

f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan.

g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan menghimpun

ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama, atau mengkompromikan

antara yang ‘am (umum) dan yang khas} (khusus), mut}laq dan muqayyad (terikat),

atau yang pada lahirnya bertentangan, sehingga semuanya bertemu dalam satu

muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan.

2. Metode pengumpulan data

Yang dimaksud metode pengumpulan data adalah proses, cara dalam

mengumpulkan data.24

Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan penelitian

kepustakaan (library research), yaitu menelaah berbagai buku-buku yang terkait

dengan pembahasan yang akan dikaji, dengan tema yang diangkat dan ayat-ayat

yang menjadi fokus dalam tulisan ini. Karena penelitian ini terkait dengan ayat-ayat

al-Qur’an, maka kepustakaan utama dalam penelitian ini adalah kitab suci al-Qur’an.

Sedangkan kepustakaan yang bersifat sekunder adalah kitab-kitab tafsir dan yang

23Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maud}u>‘i>: dan Cara Penerapannya, h. 51.

24Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, h. 612

Page 32: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

15

menjadi penunjang adalah buku-buku keislaman yang membahas tentang h}asad.

Selain itu, penulis juga menggunakan Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Fa>z}i al-Qur’a>n al-

Kari>m dalam pengumpulan data yang terkait.

Adapun beberapa kitab tafsir yang menjadi rujukan dasar terhadap QS. al-

Ma>idah/4:5, QS al-A’ra>f/7:176, QS al-Kahfi/18: 18, dan 22 diantaranya: Tafsir Ibnu

Katsir karya Ibnu Katsir, Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, Tafsir Fi> Z}ila>l

al-Qur’an karya Sayyid Quthub, Tafsir al-Mara>gi karya Ahmad Mustafa al-Mara>gi,

dan sebagainya.

3. Metode Pengolahan dan Analisis data

Istilah pengolahan data secara leksikal berarti proses, cara, perbuatan

mengolah data,25

pengolahan data mengandung makna sebagai salah satu proses

yang ditempuh dalam penelitian ilmiah setelah proses pengumpulan data dalam

bentuk operasi sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan.

Terkait penelitian ini, maka analisis yang digunakan adalah melacak berbagai

kitab-kitab tafsir, kebahasaan, dan pandangan-pandangan ulama berkenaan dengan

obyek yang dikaji.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini yaitu bagaimana penulis berupaya

mengungkap masalah yang tercantum dalam rumusan masalah skripsi ini yaitu:

a. Untuk mengetahui secara mendalam bagaimana hakikat anjing dalam al-Qur’an.

b. Untuk mengetahui bagaimana wujud anjing dalam al-Qur’an.

c. Untuk mengetahui bagaimana hikmah pengungkapan anjing dalam al-Qur’an.

25Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, h. 796.

Page 33: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

16

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mencakup dua hal kegunaan, yakni kegunaan ilmiah dan

kegunaan praktis.

a. Kegunaan ilmiah, yaitu mengkaji dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan

judul skripsi ini, sedikit banyaknya diharapkan dapat menjadi kontribusi ilmu

pengetahuan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan tafsir melalui

pemahaman yang luas tentang penafsiran anjing dalam Perspektif al-Qur’an.

b. Kegunaan praktis, yaitu dengan mengetahui konsep al-Qur’an tentang anjing

akan menambah dan memotivasi penulis dan pembaca untuk memahami anjing

dalam al-Qur’an sebagai sebuah kajian bagi pengembangan kehidupan

bermasyarak.

Page 34: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

1

Page 35: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

17

BAB II

HAKIKAT ANJING

A. Pengertian Anjing

Anjing adalah hewan menyusui, berkaki empat dan berbulu, ada sekitar dua

ratus jenis anjing, yang paling kecil chihua-hua hanya sekitar 68 gr dan yang paling

besar jenis St. Bernard sekitar 90 Kg. Anjing biasanya memiliki sekitar 42 gigi lebih

banyak 10 gigi dibandingkan dengan manusia kebanyakan memiliki ujung atau sisi

yang tajam, memang bagi anjing menggigit lebih penting dari pada mengunyah,

maha suci Allah yang telah memberi organ-organ mahluk-Nya sesuai dengan

kebutuhannya.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan beberapa

pengertian tentang anjing. Anjing adalah hewan menyusui, berkaki empat dan

merupakan hewan yang bisa dipelihara untuk menjaga rumah berburu dan lain-lain.

Banyak istilah-istilah mengenai keadaan dan kebiasaan seekor anjing yang sering

digunakan manusia untuk menggambarkan satu sikap, kondisi dan perilaku manusia

lain, seperti istilah menjungkit ekor, digambarkan sebagai orang hina, bodoh, miskin

dan sebagainya. Jika mendapat kebesaran menjadi sombong, ada juga istilah bagai

beranak enam, yaitu menggambarkan kondisi fisik manusia yang sangat kurus.

Kondisi ini dipersamakan dengan manusia dikarenakan pada umunya anjing biasanya

melahirkan sampai enam ekor anak dan kondisi fisik anjing tersebut setelah

melahirkan sangatlah kurus. Ada juga istilah menyalak ekor di pantat gajah, yaitu

1M.Qurais Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Penomena (Cet. IV;

Jakarta: PT. Lentera Hati, 1427 H/2006 M), h. 254-255

Page 36: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

18

menggambarkan seorang yang sangat lemah, kecil namun hendak melawan orang

yang berkuasaa.2

Ada beberapa sebutan tentang anjing sesuai karakter, kondisi, dan di mana ia

hidup. Pertama, anjing belang, yaitu anjing yang memiliki bulu yang berwarna

belang-belang. Kedua, anjing geladak, yaitu anjing liar yang tidak dipelihara orang.

Ketiga, anjing gembala, yaitu anjing yang telah dilati khusus untuk mengiring dan

menjaga domba. Keempat, anjing hutan, yaitu anjing liar yang hidup di hutan seperti

serigala dan sejenisnya. Kelima, anjing kampung, yaitu anjing yang hidup di dalam

suatu perkampungan tetapi tidak dipelihara khusus. Keenam, anjing laut, yaitu

binatang laut yang rupanya seperti anjing. Ketujuh, anjing sabun, yaitu anjing yang

mempunyai warna bulu yang sangat putih dan bersih. Kedelapan, anjing tanah, yaitu

binatang seperti jangkrik yang hidup di dalam tanah kepalanya besar dan keluarnya

pada waktu malam. Kesembilan anjing gila yaitu anjing yang terkena penyakit gila,

yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang berasal dari gigitan anjing gila

sangat berbahaya bagi manusia. 3

Anjing merupakan binatang yang dapat menjadi perantara penyebaran

penyakit-penyakit menular, bahkan ia bisa membawa hampir lima puluh jenis

penyakit akibat kandungan hewan-hewan parasit di dalam tubuhnya, dan sebagian

besar penyakit ini terdapat di dalam air liurnya. Dari lidah anjing terdapat telur-telur

cacing yang menyebar ke tempat-tempat air, piring, dan tangan pemiliknya bahkan

di antara cacing ini ada yang masuk ke dalam lambung dan usus-usus mereka. Pada

tahap selanjutnya kulit telur-telur ini akan pecah dan diiringi dengan keluarnya

2Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia , h. 54

3Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 54

Page 37: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

19

anak-anak cacing baru yang akan menyebar ke dalam darah dan lendir. Dari dua

organ ini, anak-anak cacing kemudian menyebar ke seluruh anggota tubuh, terutama

ke liver, karena liver merupakan filter yang paling utama dalam tubuh. Di dalam

anggota tubuh yang dimasuki cacing-cacing ini kemudian dapat tumbuh dan

membentuk kantong yang dipenuhi anak-anak baru dan cairan bersih laksana air dari

mata air. Mengingat betapa berbahayanya bakteri-bakteri yang terdapat di dalam air

liur anjing maka dalam agama Islam diperintahkan membasuh bekas jilatan anjing

tujuh kali dan menggunakan tanah pada basuhan terakhir.4

Kesimpulan para dokter tentang keharusan membasuh jilatan anjing dengan

tanah memiliki hikmah bahwasanya virus anjing sangat lembut dan kecil.

Sebagaimana diketahui semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif

menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing yang

mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini, tanah berperan sebagai

pembersih mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada

wadah bekas jilatan anjing5

Hubungan antara manusia dan anjing ini demikian dekat walaupun pada

kenyataannya anjing dapat menghantarkan beberapa penyakit yang berbahaya serta

berpotensi menjadi hewan pemangsa yang sewaktu-waktu dapat membahayakan

manusia. Anjing menjadi bagian penting dari komunitas suku indian Athabascan di

Umerika Utara, dan merupakan satu satunya hewan peliharaan mereka. Anjing juga

menjadi pembawa barang bawaan pada saat migrasi suku indian Apache dan Navayo

4M. Nizar Daqr, Hidup Sehat Dan Bersih Ala Nabi (Cet. III; Jakarta: PT. Himmah Pustaka,

2002 M), h. 241-243

5Hisham Thalbah, Kemukjizatan Penciptaan Hewan Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan

Hadis (Cet, I; Bekasi: Pt Sapta Sentosa, 2008), h.125-126.

Page 38: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

20

pada 1.400 tahun lalu. Kebiasaan menjadikan anjing sebagai pembawa beban masih

dijumpai, meski kuda sudah masuk ke Amerika. Konon migrasi manusia dari Asia ke

Amerika melalui Selat Baring pada sekitar 12.000 tahun yang lalu tidak mungkin

terjadi tanpa bantuan anjing yang bertugas menarik kereta es, anjing membantu

manusia dari mulai berburu, mengembala ternak, menjaga rumah, membantu tugas

kepolisian maupun miliiter, sebagai teman, hingga membantu mereka yang cacat’

misalnya membantu menuntun dan mengarahkan tunanetra. Di Jazirah Arab dikenal

satu jenis anjing saluki yang mana anjing ini memiliki kecepatan dan kecekatan

sehingga jenis anjing ini biasa masyarakat setempat gunakan untuk berburu. Dalam

berburu, anjing ini biasanya dipadukan dengan burung falcon.6

Tentang keturunan anjing menurut linnaeus, seorang ahli taksonomi pada

tahun 1958 mula-mula memasukkan anjing domestikasi ke dalam nama canis

familiaris dan canus familiarus domesticus pada tahun 1993 penempatan nama

tersebut kemudian diusulkan untuk diubah menjadi canis lupus familiaris suatu anak

jenis dari serigala abu-abu. Perubahan ini didasarkan pada bukti-bukti penelitian

perilaku, peraswakan, penelitian biologi molekuler, yang berujung pada kesimpulan

bahwa serigala abu-abu adalah nenek moyang dari sekian banyak keturunan dari

anjing peliharaan .7

Hubungan antara anjing dan manusia sudah berjalan lama. Anjing telah

menjadi teman dalam bekerja dari berburu sepanjang sejarah kehidupan manusia,

sejak didomestikasi 15.000 tahun yang lalu sejak saat itu.8

6Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, h. 65

7Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, h. 64.

8Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, h. 64.

Page 39: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

21

Anjing adalah hewan yang mempunyai peran atau manfaat yang berbeda-

beda terhadap manusia semua tergantung seperti apa porsi yang dibutuhkan dan

pendekatan yang digunakan dalam memahami anjing, inilah yang menjadi penyebab

munculnya perbedaan-perbedaan perspektif di kalangan para ahli ketika

mengutarakan pandangan mereka tentang anjing. Seperti halnya pengertian anjing

secara umum semua orang sepakat bahwa anjing adalah hewan menyusui, berbulu,

berkaki empat dan memiliki penciuman yang tajam. Tetapi dalam pengertian khusus

bagi umat Islam pada umumnya akan memaknai anjing sebagai hewan najis. Bagi

seorang polisi anjing merupakan hewan pelacak dan pembunuh, dan bagi aktris film

amerika barangkali merupakan teman sekamar di saat kesepian.9

Mereka berbeda-beda pandangan dan pengertian tentang anjing disebabkan

berbedanya porsi pemanfaatannya dan pendekatan terhadap anjing itu sendiri,

berbedanya pengertian setiap orang tentang anjing akan mempengaruhi sikap

seseorang itu juga terhadap hewan tersebut. Ada yang menyayanginya, ada yang

melatihnya, bahkan ada yang menghindari dan membunuhnya. Ini tergantung seperti

apa mereka memaknai hewan tersebut.

B. Term Anjing dalam Al-Qur’an

1. al-Kalb

Kata yang digunakan al-Qur’an untuk menunjuk makna s}arih dari anjing

adalah kalbun, kata ini menurut Ah}mad bin Fa>riz bin Zakariyya adalah kata yang

terdiri dari huruf ka>f, la>m dan ba> memiliki satu makna dasar yang menunjuk atas

diartikannya sebagai anjing, kata ini dalam al-Qur’an disebutkan enam kali dalam

9Tim penyusun, ‚Hijrah Menuju Islam Kaffah‛,Cahaya Nabawiy, no. 163, 2017: h. 243

Page 40: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

22

bentuk ism al-fa>il. Satu kali dalam bentuk mukallibi>n yaitu dalam QS al-Ma>’idah/5

:4, seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an digunakan untuk menggambarkan

anjing, yaitu anjing yang terdidik dan terlatih untuk menjaga rumah, kebun, atau

untuk berburu. Pengertian ini sebagai anjing penjaga dipahami dari kandungan QS

Al-Kahfi/18 :18 yang berkisah tentang pendirian beberapa pemuda beriman yang

disertai anjing mereka. Anjing inilah yang menjadi penunjuk jalan menuju sebuah

gua besar yang tepat untuk menjadi tempat peristirahatan mereka. Setelah pemuda-

pemuda ini masuk ke gua, anjing tadi duduk di depan pintu gua sambil menjulurkan

kedua kakinya dan mengawasi setiap kemungkinan bahaya yang mengancam

mereka. Anjing inilah yang dimaksud Al-Qur’an dengan kata kalb yang disebut

sebanyak empat kali dalam QS. al-Kahfi/18 :18 dan 22 dan yang kelima kata kalb

disebutkan dalam QS. al-A’raf/7: 176 digunakan sebagai perumpamaan orang-orang

yang sesat yang tidak mau menerima ayat-ayat Allah, juga dapat memberi informasi

mengenai salah satu tabiat seekor anjing. Tabiat ini terlihat dari lidahnya yang selalu

terjulur, baik ketika kenyang atau dibiarkan diam. Tabiat yang terus menerus inilah

yang dipersamakan dengan orang-orang yang terus menerus dalam keburukannya.

Sedangkan kata mukallibi>n dalam QS. al-Ma>idah adalah kata yang digunakan untuk

arti penangkap, atau pemburu. Misalnya anjing, elang, serigala, dan binatang-

binatang lain yang telah dididik untuk menangkap binatang buruan.10

Secara etimologis kata kalb berasal dari kata kalaba yang pada mulanya

berarti tergantung kuat. Maksudnya, sesuatu yang tergantung pada sesuatu yang lain

dengan kuat dan keras, sehingga sulit dilepaskan dari sini arti kata tersebut

10 Muhammad Fu>ad abd ba>qi, Mu,jam Al-Mufahras Lialfa>dzil Qur’anul Kari>m (Al Qa>hira:

Da>r al-Hadis, 2007 M) h. 716.

Page 41: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

23

berkembang menjadi beraneka ragam sesuai dengan konteks pemakaiannya.

Misalnya tanah yang kering yang tidak pernah dibasahi oleh hujan dan tidak

ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan dinamakan arkula>ib tanah kering itu sudah

keras menyerupai gigi dan kuku anjing sehingga sesuatu padanya sulit dilepas.11

Cakar burung elang disebut juga kala>lib karena setiap ia menerkam mangsanya,

mangsanya itu tergantung kuat di kukunya. Agaknya inilah yang yang menyebabkan

anjing disebut kalb, karena setiap ia dilepas untuk menangkap hewan buruan, ia

menerkam dengan taring dan kukunya, kemudian membawa mangsanya dalam

keadaan bergantung ditaringnya. 12

2. al-Raqim

Adapun tentang nama al-raqim yang disebutkan dalam Qs. al-Kahfi/18 :9

yang sebagian ulama menganggap nama tersebut merupakan nama lain dari anjing

yang dikhususkan kepada anjing milik as-ha>b al-Kahfi>. Akan tetapi ulama berbeda

pendapat dalam memahami kata ini, hal ini senada dengan apa yang telah diuraikan

oleh al-T}abari yang menjelaskan dengan mengutip beberapa riwayat antara lain:

Yuz’am Ka’ab berkata bahwa yang dimasud dengan al-raqi>m adalah sebuah tempat.

Sedangkan menurut Ibn ‘Abba>s berpandangan bahwa yang dimaksud dengan al-

raqi>m adalah lembah di sekitar Makkah dan Madinah di sekitar palestina, Qata>da

menjelaskan makna kata ini yaitu lembah yang ditempati oleh as}ha>b al-kahfi,

adapula yang berpandangan bahwa itu adalah nama kitab catatan.13

11Ahmad bin Fa>riz bin Zakariyya> Al-Qazwayni> Arrazi>, Mu’jam Maqa>yis Al-Lugah, Juz V

(Da>r al-Fikr, 1979 M) h. 133.

12M.Quraish Shihab Ensiklopedia AL-Qur’an Kajian Kosakata, Jilid II, h. 423.

13Muh}ammad bin Jari>r bin Yazi>d bin Kas\i>r bin G}a>lib A>mili, Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’iwi>ln al-

Qur’a>n, Juz 17 (Cet. I; Bairu>t: Muassas al-Risa>lah, 1420H/2000M), h. 602.

Page 42: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

24

Abu> Mans}u>r menguraikan kata al-raqi>m dengan menyebutkan beberapa

pendapat antara lain: sebuah kitab, lembah yang ditempati oleh as}ha>b al-kah}fi,

papan yang ia gunakan untuk menulis nama-nama as}ha>b al-kah}fi, kota yang ia

tinggalkan, nama anjing yang tinggal bersama dengan mereka.14

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ulama berbeda-beda dalam

memahami kata al-raqi>m, yaitu: sebuah tempat, lembah di sekitar Mekah dan

Madinah di sekitar Palestina, lembah yang ditempati oleh as}ha>b al-kahfi, ada juga

yang mengartikan al-raqi>m adalah sebuah kitab, papan yang ia gunakan untuk

menulis nama-nama as}ha>b al-kah}fi, dapat juga dimaknai kota yang ia tinggalkan,

dan ada juga yang menyebut al-raqi>m ini sebagai nama anjing yang tinggal bersama

dengan mereka. Mengenai pendapat yang berpandangan bahwa al-raqi>m adalah

nama anjing, hal ini senada dengan yang diuraikan oleh Ibn ‘Atiyyah, ia mengutip

pendapat dari Anas bin Ma>lik yang mengartikannya dengan anjing.15

Berkenaan dengan pendapat yang mengatakan al-raqi>m adalah nama anjing

penjaga milik pemuda asha>b al-kahfi>, Yanuar Arifin memberikan komentar bahwa

terdapat suatu riwayat menceritakan bahwa:

Suatu ketika seorang pendeta Yahudi bertanya kepada Ali bin Abi T}a>lib ra.

‚Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu, apakah warna anjing itu Ash}a>b al-

Kahfi?‛ tanya pendeta Yahudi. ‚Hai saudara Yahudi! Kekasihku Muhammad

Saw. menceritakan kepadaku, bahwa anjing itu berwarna kehitam-hitaman dan

bernama Qit}mi>r‛ jawab Ali ra.16

14Muh{mmad bin Muh}ammad bin Muh}ammad, Abu> Mans}u>r al-Ma>turi>di>, Tafsi>r al-Ma>turi>di>,

Juz 7 (Cet. I; Bairu>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005M/1426H), h. 139.

15Abu> Muh}ammad ‘Abd al-H}aq bin G{a>lib bin ‘Abd Rah}ma>n bin Tama>m bin ‘Atiyyah al-

Andalusi al-Muha>ribi, al-Muh}arrar al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-‘Azi>z, Juz 3 (Cet. I; Bairu>t: Da>r al-

Kutub al-‘Ilmiyyah, 1422H), h. 498.

16Ima>m Ibnu Kas\i>r, Kisah Para Nabi (Jakarta: Pustaka al-Kaus\ar, 2005), h. 566.

Page 43: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

25

Riwayat tersebut menginformasikan bahwa nama anjing milik as}h}a>b al-Kahfi

adalah Qit}mi>r. Namun, menurut sebagian ahli tafsir, nama anjing penunggu gua itu

adalah al-raqi>m.17

3. Al-Mukallibi>n

Kata ini merupakan isim fail yang berasal dari timbangan s\ula>s\i mazi>d bi

h}arfin yaitu: لل تكيب ,فهو م ب , يكل بك بكل .18

Kata mukallibi>n yang disebut dalam QS. al-Ma>idah/5 :4 digunakan untuk arti

penangkap, atau pemburu. Misalnya anjing, elang, serigala, atau binatang-binatang

lain yang telah dididik untuk menangkap binatang buruan. Kebanyakan ahli tafsir

mengartikan kata mukallibi>n sebagai anjing yang terdidik, karena arti inilah yang

paling medekati arti bahasa sebab kata mukallibi>n berasal dari kata kalb yang berarti

anjing.19

M. Quraish Shihab menjelaskan kata al-mukallibi>n terambil dari kata كب

kalb, yaitu anjing. Sedangkan mukallibi>n adalah anjing-anjing yang telah diajar dan

terlatih, namun maksudnya di sini adalah semua binatang pemburu yang telah diajar

dan terlatih. Pemilihan kata yang terambil dari kata itu, karena anjing adalah

binatang pemburuh terlatih yang populer.20

17Yanuar Arifin, Misteri As}hab al-Kahfi: Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang

Tertidur Selama 309 Tahun (Cet. I; Yogyakarta: Diva Press, 2015), h. 81.

18 Ah}mad Mukhta>r ‘Abd H}amid ‘Umar, Mu’jam al-Lugah al-Mu’a>s}irah, Juz 3 (Cet. I; t.tp:

t.p, 2008M/1429H), h. 1949

19 M.Quraish Shihab Ensiklopedia AL-Qur’an Kajian Kosakata, Jilid II, h. 423.

20M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol 3, h. 26.

Page 44: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

26

C. Kronologi Turunnya Ayat

Untuk mengetahui eksistensi ayat-ayat tentang anjing dalam al-Qur’an, maka

terlebih dahulu perlu diketahui klasifikasinya; apakah ia Makkiyyah atau

Madaniyyah. Di samping itu, dikemukakan pula hal-hal yang melatar belakangi

turunnya ayat yang diistilahkan dengan asba>b al-nuzul al-a>yah.

Dalam menentukan kriteria ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyah dalam

bahasan ini, digunakan beberapa pendekatan, yaitu; pertama, metode al-Suma>’iy al-

Naqliy, yakni pendekatan yang dilakukan dengan bersandar pada riwayat-riwayat

yang sahih dari sahabat yang mengeluarkan wahyu (ayat) tersebut atau dengan

menyaksikan secara langsung turunnya ayat, atau dari tabiin yang bertemu langsung

dengan sahabat dan mendengarkan bagaimana cara turunnya ayat dan di mana

tempatnya. Kedua, metode al-qiya>s al-ijtiha>diy, yakni pendekatan yang didasarkan

ke khususan-kekhususan ayat yang ada pada ayat Makkiyyah dan Madaniyyah

sehingga jika didapatkan dalam surah Makkiyyah yang menjadi kekhususan pada

surah atau ayat Madaniyyah, maka ditetapkanlah bahwa surat atau ayat tersebut

termasuk Madaniyyah, demikian pula sebaliknya, jika dalam surah Madaniyyah

yang menjadi ke khususan pada surah atau ayat Makkiyyah, maka ditetapkan bahwa

surat atau ayat tersebut termasuk Makkiyyah.21

21Mannâ’ al-Qaththân, Mabâhits Fiy ‘Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Mansyûrat Liy al-Ashr al-

Hadîts, 1973), h. 61.

Page 45: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

27

Berikut penjelasan tentang ayat-ayat Makkiyyah.

1. Ayat-ayat Makkiyyah

Yang dimaksud ayat-ayat Makkiyyah adalah surah atau ayat yang diturunkan

sebelum Nabi Muhammad saw., hijrah, sekalipun turunnya di luar wilayah

Makkah.22

Ciri-ciri ayat-ayat Makkiyyah adalah:

a. Dimulai dengan kalimat....ايأ هيا الناس atau ....23اي بين أ دم

b. Ayat-ayatnya pendek

c. Kebanyakan mengandung masalah tauhid, azab dan nikmat di hari kemudian

serta urusan-urusan kebaikan24

d. Terdapat kata الك

e. Diawali dengan huruf-huruf "أ ملر, ن, ق" kecuali surah al-Baqarah dan Al-

Imran

f. Terdapat ayat-ayat sajadah

g. Terdapat kisah-kisah Nabi dan umat-umat terdahulu, kecuali dalam surah al-

Baqarah dan Ali Imran.25

Ayat-ayat tentang anjing yang tergolong Makkiyyah, adalah sebagai berikut:

a. QS al-A’ra >f/7 :176

نا لرف عناه با ولكنو أخلد إل الرض وات بع ىواه فمث لو كمثل الكلب إن تمل عليو ولو شئ بوا بآياتنا فاقصص القصص لعلهم ي ت فكرون ي لهث أو ت ت ركو ي لهث ذلك مثل القوم الذين كذ

22Muhammad Bakri Ismail, Dirâsat Fiy ‘Ulûm al-Qur’ân (Cet.I; Kairo: Dâr al-Manâr,

1991), h. 49.

23M. Ali Hasan dan Rifa’at Syauqi Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet.I; Jakarta: Bulan

Bintang, 1988), h. 100

24M. Hasbi Ash-Siddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Cet.III; Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.

56-57.

25Muhammad Bakri Ismâ’il,Dirâsah Fi> ‘Ulûm al-Qur’ân h. 52-53.

Page 46: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

28

Terjemahnya:

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.

26

a. QS Al-Kahfi/18 :18

ون قلب هم ذات اليمني وذات الشمال وكلب هم باسط ذراعيو وتسب هم أي قاظا وىم رقود هم رعبا هم فرارا ولملئت من بالوصيد لو اطلعت عليهم لوليت من

Terjemahnya:

Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tertidur, dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing meraka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan di penuhi dengan ketakutan terhadap mereka.

27

b. QS Al-Kahfi/18 :22

عة سي قولون ثالثة رابعهم كلب هم وي قولون خسة سادسهم كلب هم رجا بالغيب وي قولون س ب م ما ي علمهم إال قليل فال تار فيهم إال مراء ظاىرا وال وثامن هم كلب هم قل رب أعلم بعدت

هم أحدا تست فت فيهم من

Terjemahnya:

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga

orang, yang keempatnya adalah anjingnya; dan (yang lain) mengatakan,

"(Jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya,"

sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi)

mengatakan, "(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah

26

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 173

27Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 295

Page 47: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

29

anjingnya.‛ Katakanlah, "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak

ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.‛ Karena

itu, janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali

pertengkaran lahir saja; dan janganlah kamu menanyakan tentang mereka

(pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.28

2. Ayat-Ayat Madaniyyah

Yang dimaksud ayat-ayat madaniyyah adalah surah atau ayat yang

diturunkan sesudah Nabi saw. hijrah, sekalipun turunnya di luar wilayah

Madinah. Ciri-ciri ayat-ayat madaniyyah adalah:

a. Dimulai dengan kalimat .ايأ هيا اذلين أ منوا . . .29

b. Ayat-ayatnya agak panjang

c. Kebanyakan mengandung muamalah, atau amalan-amalan sosial

kemasyarakatan umum dan ilmu pengetahuan serta lain-lainnya.30

Ayat-ayat tentang anjing yang tergolong madaniyah, yaitu terdapat dalam

QS al-Ma,idah/5 :4

يسألونك ماذا أحل لم قل أحل لكم الطيبات وما علمتم من الوارح مكلبني يكم واذكروا اسم اللو عليو وات قوا ت علمون هن ما علمكم اللو فكلوا ما أمسكن عل

اللو إن اللو سريع الساب Terjemahnya:

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?".

Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap)

oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu;

kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka

makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas

binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah,

Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. 31

28

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 296

29M. Ali Hasan dan Rifa’at Syauqi Nawawi, Pengantar Ilmu Tafsir, h. 10

30M. Hasbi Ash-Siddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, h. 57.

31Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107

Page 48: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

30

Adapun ketika dikaji dari segi urutan turunnya ayat dimana ayat yang

pertama kali diturunkan oleh Allah swt. yang membahas tentang anjing terletak

pada QS. al-A‘raf/7 :176 konteks ayat tersebut membahas suatu kebiasaan seekor

anjing yang dipersamakan dengan manusia yang durhaka kepada Allah swt.32

Pada konteks ayat tersebut meskipun manusia yang durhaka kepada Allah

swt. dipersamakan dengan suatau kebiasaan seekor anjing yang senantiasa

menjulurkan lidahnya, penulis menganggap perumpamaan itu tidaklah berarti bahwa

seekor anjing sama buruknya dengan orang tersebut, bahkan perumpamaan tersebut

dapat dimaknai bahwa bisa saja anjing tersebut justru lebih tinggi derajatnya di mata

Allah swt. dibandingkan dengan manusia yang durhaka tersebut. Tetapi penulis

memahami bahwa persamaan yang diangkat oleh Allah adalah suatu kebiasaan yang

terus menerus dilakukan seekor anjing meski dihalau dibiarkan dan tidak mengenal

kondisi anjing senantiasa melakukannya. Kebiasaan inilah yang Allah jadikan

sebagai persamaan atau perumpamaan seorang yang senantiasa durhaka kepada

Allah, meskipun telah diperingati meskipun ia telah mengetahui hukumnya, akan

tetapi ia senantiasa melakukannya dikarenakan orang tersebut senantiasa

memperturutkan hawa nafsunya. Alasan inilah yang mendasari pernyataan penulis

yang menganggap bahwa anjing tersebut tidak berarti sama buruknya dengan orang

yang durhaka. Mengingat bahwa anjing senantiasa menjulurkan lidahnya bukanlah

suatu kebiasaan buruk seekor anjing, mereka senantiasa menjulurkan lidahnya

dikarenakan sebuah alasan karena keringat dalam tubuhnya tidak dapat mengatur

suhu badannya sehingga dengan menjulurkan lidahnya, maka itu akan membantu

32Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur‘an, h. 36

Page 49: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

31

untuk masuknya oksigen ke dalam tubuh anjing tersebut sehingga anjing tersebut

lebih mudah bernafas.

Lanjut pada ayat kedua turun yang membahas tentang ajing terdapat pada

QS. al-Kahfi/18 :18 dan 22 pada konteks ayat ini membahas suatu hubungan

emosional antara anjing dan manusia di mana ayat ini memaparkan tentang manfaat

seekor anjing yang dapat dijadikan sebagai hewan penjaga serta memperlihatkan

suatu sikap setia seekor anjing kepada tuannya.33

Kemudian pada ayat terakhir turun yang membahas tentang anjing terdapat

dalam QS. al-Ma>idah/5 :434

yang mana pada konteks ayat tersebut membahas suatu

keistimewaan dan manfaat yang dimiliki seekor anjing yaitu dapat dijadikan sebagai

hewan pemburu dan dibalik kenajisannya Allah swt. tdk menghinakannya tetapi

justru mengangkatnya dengan menetapkan suatu hukum kehalalan pada hasil

buruannya. Ayat ini turun pada saat malaikat jibril datang kepada Rasulullah saw.

dan meminta izin untuk masuk kerumah beliau sehingga beliau menanti-nanti

sampai beliau keluar ketika itu didapati malaikat jibril berdiri tegak di depan pintu

rasulullah saw menyapanya dan berkatalah malaikat jibril. Aku telah meminta izin

kepadamu untuk masuk kedalam rumah Rasulullah saw membenarkan malaikat

jibril, kemudian jibril berkata, aku tidak akan masuk kedalam rumah yang di

dalamnya ada gambar makhluk hidup yang utuh (mungkin hidup) ada anjingnya‛.

Sesudah itu Rasulullah saw. meneliti rumah-rumah sahabat, ternyata sebagian dari

rumah mereka terdapat anjing. Oleh karena itu Rasulullah saw. memerintahkan

kepada abi ra’fi untuk membunuh anjing-anjing yang ada di kota Madinah. Oleh

33Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur‘an, h. 36

34Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur‘an (Cet, I; Jakarta: Sinar Grafika Offest, 2009). h. 35

Page 50: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

32

karena anjing-anjing yang ada di kota Madinah dibunuh. Maka para sahabat datang

kepada rasulullah saw seraya mengajukan pertanyaan: ‚wahai Rasulullah saw.

apakah yang dihalalkan bagi kami dari hewan-hewan yang engkau perintahkan

membunuhnya?‛ sehubungan dengan itu Allah menurunkan ayat ke 4 sebagai

penjelasan tentang makanan yang halal dimakan, yaitu yang baik menurut ketentuan

ajaran syariat islam.35

(HR. Thabrani Hakim, Baihaqi dan yang lain dari abi ra,fi’)

Pada hadis yang lain mengutarakan as-ba>b al-nuzu>l ayat ini yaitu pada suatu

waktu Rasulullah saw. memerintahkan kepada abi ra,fi’ untuk membunuh seluruh

anjing yang berada di Madinah, sehingga abi ra,fi dalam melaksanakan tugas ini

masuk ke dalam kampung-kampung sehubungan dengan itu datanglah ashim bin

adiy, sa’ad bin hatsamah dan uwaimir bin sa’adah menghadap Rasulullah saw. untuk

mengajukan pertanyaan: ‚wahai Rasulullah, apakah makanan (daging) yang di

halalkan bagi kami kalau engkau memerintahkan anjing-anjing untuk dibunuh?‛.

Sehubungan dengan pertanyaan para sahabat itu Allah swt. menurunkan ayat ke-4

sebagai ketegasan hukum dan sekaligus jawaban terhadap pertanyaan mereka. Dan

mulai saat itu daging anjing haram hukumnya. Dan yang halal adalah daging yang di

pandang baik oleh ajaran syariat islam.36

(HR. Ibnu jarir dan Ikrimah)

Pada hadis lain juga memaparkan bahwa Pada suatu waktu Rasulullah saw.

memerintahkan untuk mengadakan pembunuhan terhadap anjing secara massal,

berhubung karena malaikat jibril tidak mau masuk ke rumah yang ada anjingnya.

Sehubungan dengan itu datanglah para sahabat kepada rasulullah saw. untuk

mengajukan pertanyaan. ‚Wahai Rasulullah apakah yang dihalalkan bagi kami dari

35Imam As-Suyuthi, Asbabun Nuzul (Cet, I; Solo: Insan Kamil, 2016 M), h, 215

36 Imam As-Suyuthi, Tahqiq: Syaikh Hafidz Syi‘isya’, Asbabun Nuzul , h, 215

Page 51: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

33

binatang ini?‛. Sebagai jawaban dari pertanyaan itu Allah swt menurunkan ayat ke-4

sebagai jawaban dari pertanyaan mereka dan juga memberikan ketegasan tentang

kejelasan binatang mana yang dihalalkan oleh Islam.37

(HR. Ibnu Jarir dari

Muhammad bin Ka’ab).

Terdapat juga pada hadis ini menjelaskan pada suatu waktu datang seorang

lelaki menghadap kepada Rasulullah saw. dia menanyakan tentang hukum berburu

dengan menggunakan anjing yang telah terdidik. Pada waktu itu belum ada

ketentuan hukum dari Allah swt. sehingga beliau terdiam tidak segera memberi

jawaban. Sehubungan dengan itu Allah swt. menurunkan ayat ke-4 yang dengan

tegas dan jelas memberikan hukum tentang berburu dengan menggunakan anjing

yang telah terdidik.38

(HR. Ibnu Jarir dari Syu’bi dari Adiy bin Hatim at-Thai).

Hadis ini juga mengisahkan pada suatu waktu Adiy bin hatim dan zaid bin

muhallal dari suku Thai datang menghadap Rasulullah saw. untuk menanyakan

hukum berburu dengan binatang yang telah terlatih. Dia berkata: ‚wahai Rasulullah,

kami berpencaharian berburu dengan menggunakan anjing yang telah terlatih.

Anjing milik suku Dzarih pandai berburu sapi, keledai, dan kijang. Padahal Allah swt

telah mengharamkan bangkai sebagaimana yang telah di sebutkan pada ayat-3 dari

surat al-Ma>idah. Terus apakah yang dihalalkan bagi kami dari hasil buruan

tersebut?‛. Sehubungan dengan pertanyaan itu Allah swt. kemudian menurunkan

ayat ini. (HR. Ibnu Abi Hatim dari Sa’id bin Jubair). 39

37Andi mudjab mahali Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah-An

Nas, (Jakarta Pt Raja Grapindo Persada 2002 M) h. 298

38Imam As-Suyuthi,’ Asbabun Nuzul , h, 216

39Andi mudjab mahali Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah-An

Nas, h. 299

Page 52: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

34

BAB III

WUJUD ANJING DALAM AL-QUR’AN

Ulasan mengenai anjing di dalam al-Qur’an diulang sebanyak enam kali di

dalam empat ayat, keempat ayat tersebut memiliki konteks yang berbeda-beda,

antara lain:

A. Anjing Senantiasa Menjulurkan Lidah

Anjing sebagai hewan yang senantiasa menjulurkan lidahnya diungkapkan

oleh Allah swt. dalam QS Al-A’raf/7 :176

ه شئ ناومو ن ۥ بامرفع كنه لوم لأخ ضإ ر ل

بعأ ث

ۥهوىه وأ م ك بكثلفمثل

نأ

مل إ هت علي

ه أو يل هث ل ليل هثثت ممثل ذ م قو ينأ ل

ب وإ أ تنالذ صبـاي ق ط

م قطصفٱ

ه م أ معل

ون يتفكر

Terjemahnya:

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya

dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa

nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu

menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia

mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang

mendustakan ayat-ayat Kami.1

Kata yalhas| terambil dari akar kata lahas\a yaitu terengah-engah, karena sulit

bernafas seperti yang baru berlari cepat. Penggalan ayat ini mengutarakan sesuatu

fenomena, yaitu bahwa anjing selalu menjulurkan lidah, saat dihalau maupun

dibiarkan. Ini disebabkan karena anjing tidak memiliki kelenjar keringat yang cukup

dan berguna untuk mengatur suhu badan. Karena itulah, untuk mengatur suhu

1Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV. Dua Sehati, 2012), h.

173

Page 53: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

35

badannya, anjing selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan cara membuka mulut yang

biasa dilakukan dengan menjulurkan lidah, anjing dapat bernafas lebih benyak dari

biasanya.2

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut memberikan

perumpamaan tentang siapapun yang sedemikian dalam pengetahuannya, sampai-

sampai pengetahuan itu melekat pada dirinya, seperti melekatnya kulit pada daging.

Namun ia menguliti dirinya sendiri, dengan melepaskan tuntunan pengetahuaannya.

Ia diibaratkan seekor anjing yang terengah-engah sambil menjulurkan lidahnya.

Biasanya yang terengah-engah adalah yang letih, atau yang kehausan membutuhkan

air, tetapi anjing menjulurkan lidahnya tidak hanya ketika ia letih atau kehausan,

tetapi sepanjang hidupnya ia selalu demikian, sama dengan seorang yang

memperoleh pengetahuan tetapi terjerumus mengikuti hawa nafsunya. Seharusnya

pengetahuan tersebut membentengi dirinya dari perbuatan buruk, tetapi ternyata,

baik ia butuh maupun tidak, baik ia telah memiliki hiasan duniawi maupun belum, ia

terus menerus mengejar dan berusaha mendapatkan dan menambah hiasan duniawi

itu, karena demikian telah menjadi sifat bawaannya seperti keadaan anjing tersebut.

Sungguh buruk keadaan siapapun yang demikian. Adakah yang lebih buruk dari

seorang yang menguliti dirinya sendiri, menelanjanginya dengan menanggalkan

derajatnya? Adakah yang lebih buruk dari siapa yang menempelkan dirinya ke bumi

padahal dia dapat mengangkasa? Adakah orang yang lebih menganiaya dirinya lebih

dari ini? Tidak ada.3

2M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Juz 5, h. 310.

3M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Juz 5, 310.

Page 54: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

36

Perumpamaan ini memperlihatkan perilaku anjing. Anjing hampir selalu

tampak menjulurkan lidah dan meneteskan air liurnya. Ini dilakukannya begitu saja

tanpa menunggu sebab-sebab tertentu, misalnya diserang, dikejar, melepas lelah,

atau istirahat. Keadaan yang demikian ini menjadi permisalan orang-orang yang

menolak kehadiran Allah swt. baik sudah diberi peringatan maupun belum mereka

akan selalu meludahkan air liurnya yang kotor. Perilaku demikian ini muncul dari

diri mereka dan akan merusak jiwa mereka sendiri. Akan tetapi, ia berpotensi untuk

menularkannya kepada orang lain, karena itu, semua orang harus melindungi diri dari

pengaruh mereka itu. Ini adalah tugas semua orang untuk memperingatkan dan

menyadarkan mereka yang sedang memperoleh cobaan semacam ini.4

Senada dengan pandangan tersebut, Hamka juga memandang bahwa

alangkah hinanya perumpamaan yang diambil oleh Allah untuk memjelaskan

keadaan mereka. Mereka bagaikan anjing yang selalu menjulurkan lidah mereka

karena rasa haus dan rasa tamak.5

Dari uraian tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa anjing pada konteks

ayat ini yang selalu menjulurkan lidahnya berkedudukan sebagai tamsi>l atas manusia

yang selalu tunduk terhadap nafsu mereka, yang tidak pernah merasa puas atas apa

yang dimilikinya dan tidak pernah mendengarkan atau patuh kepada ayat-ayat Allah,

sehingga meskipun ia diperingatkan tentang ayat-ayat Allah akan tetapi dia tetap

melanggarnya. Demikianlah manusia yang seperti itu diumpamakan seperti anjing

yang senantiasa menjulurkan lidahnya, tanpa mengenal kondisi baik ia dihalau

ataupun dibiarkan ia tetap akan menjulurkan lidahnya. Digunakannya anjing sebagai

4Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains :(Jakarta: Lajnah

Pentashihan al-Qur’an, 2012), h. 59.

5Hamka, Tafsir al-Azhar (Cet. I; Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1979), h. 183.

Page 55: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

37

perumpamaan karena ia selalu menjulurkan lidahnya. Namun, anjing yang selalu

menjulurkan lidah seperti itu memiliki alasan karena anjing tidak memiliki kelenjer

keringat yang cukup dan yang berguna untuk mengatur suhu badannya. Untuk

mengatur suhu badan, anjing selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan cara membuka

mulut yang bisa dilakukan dengan menjulurkan lidah, anjing dapat bernafas lebih

banyak dari biasanya.6

B. Anjing Penjaga

Anjing penjaga yang mengunjurkan lengannya disebutkan oleh Allah swt.

dalam QS. Al-Kahfi/18 :18

وك ب م مال إمش وذإت إم يمني ذإت وه قل ب م ق ود ر وه أي قاظا ب م س هوت ذرإعي بسط

با ع ر لئ تمن م فرإرإومم ي تمن م موم م تعلي لع بم وضيدموإط

Terjemahnya:

Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tertidur, dan kami

balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing meraka

mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu

menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan

melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan

terhadap mereka.7

Dalam kitab Tafsir Zad al-Masi>r karangan Muhammad al-jauzi ayat di atas

menjelaskan bahwa mereka mengira orang-orang yang berada dalam gua tersebut

terbangun. Ibnu Sa’ab juga menguraikan bahwa: mereka mengira bahwa orang-orang

yang berada dalam gua tersebut terjaga karena mata mereka terbuka padahal mereka

6Lihat: M. Quraih Shihab, Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h.

258.

7Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 295

Page 56: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

38

tertidur dan kemudian dibolak balikkannya tubuh mereka.8 Menurut Abu

Abdurrahman bin Tayyib menjelaskan bahwa seseorang yang ingin membedakan

antara orang tidur dan orang yang hanya sekedar berbaring dapat dilakukan dengan

melihatnya langsung. Sampai-sampai seandainya yang berbaring tersebut pura-pura

tidur maka bisa diketahui dia tidak tidur padahal mereka tertidur 9

Ulama berbeda pendapat menganai maksud ayat yang menginformasikan

dibolak balikkannya badan mereka, ada yang berpandangan bahwa pembolak balikan

itu bukannya bertujuan memelihara jasad mereka, karena jika demikian mengapa

anjing dapat terpelihara jasadnya tanpa dibolak-balikkan? Ada juga yang

berpendapat bahwa anjing mereka mati dan tidak tertinggal kecuali tulang belulang.

Namun, pendapat itu tidak dapat diterima karena jika demikian, tentu pemuda-

pemuda itu tidak akan menduga tertidur sekitar sehari saja. Agaknya, yang benar

adalah ajing mereka pun bergerak silih berganti, walau di sini tidak secara tegas

disebut, karena telah dapat dipahami dari keadaan pemuda-pemuda itu.10

Hamka justru memahami dibolak-balikkan kekiri dan kekanan ialah agar

darah mereka tetap mengalir dengan lancar dan urat-urat mereka tidak membeku

begitupun badan mereka agar tidak menyatu dengan tanah.11

8Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jau>zi>, Za>d al-Masi>r

‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III, (Da>r al-Kita>b al-Arabi> 1422 H), h. 71.

9Muhammad bin S{alih} al-Utsaimin, Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Surah al-Kahfi> terj. Abu

Abdirahman bin T{ayyib, Tafsir al-Kahfi (Cet. I: Jakarta; Pustaka al-Sunnah, 2005), h. 65-66.

10M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 260.

11Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 15, h. 176.

Page 57: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

39

Ibn Abbas juga menjelaskan bawha: mereka dibolak-balikkan tubuhnya setiap

tahun yaitu dibalikkan kesatu sisi pada setiap enam bulan kemudian ke sisi lain

ketika mencapai enam bulan, agar tubuh mereka tidak termakan oleh tanah.12

Menurut Fakhruddin al-Ra>zi mereka itu dibolak balikkan tubuhnya sembilan tahun

yaitu dibalikkan kesatu sisi pada setiap sembilan bulan. Ada ulama berpendapat

setiap hari Asyurah mereka membalikkan badannya. Agar menyeimbangkan

peredaran darah dalam tubuh. Jika dia beredar hanya dalam satu sisi saja, maka

dikhawatirkan sisi yang lain tidak mendapatkannya.13

Dan Muja>hid berkata: mereka

dibolak balikkan selama tiga ratus tahun dan dibalikkan lagi selama sembilan

tahun.14

Hamka menjelaskan bahwa keadaan anjing tersebut mengisyaratkan

bahwasanya anjing itupun tidak mati. Dia tetap tidur dengan mengujurkan kedua

lengannya agar seakan-akan ia sedang berjaga, sehingga jika seseorang mencoba

mendekati pemuda tersebut niscaya mereka akan ketakutan melihat anjing galak

yang berada di pintu goa tersebut.15

12Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jau>zi>, Za>d al-Masi>r

‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III, h. 71.

13Abu Abdullah Bin Umar Bin al-Hasan Bin al-Husain Attaymi> ar-Ra>zi> al-Malqab

bifakhruddin ar-Ra>zi> khati> ar-Ray, Mafa>ti>h al-Gayb, Juz XXI (Cet. III: Bairut; Da>r ihya> al-Tura>s\ al-

Arabi> 1420 H), h. 444

14Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jau>zi>, Za>d al-Masi>r

‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III, h. 71.

15Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 15, h. 176.

Page 58: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

40

Ibn Kas\i>r menjelaskan bahwa anjing mereka berlutut, berlutut dalam hal ini

adalah gambaran seekor hewan yang sedang berjaga. Kemudian anjing tersebut pun

tertidur seperti tuannya (asha>b al-kahfi).16

Syaikh Utsaimin dalam bukunya menjelaskan tentang posisi anjing tersebut

menguraikan bahwa kata بم وضيد ه ذرإعي بسط bermakna sedang anjing وك ب م

mereka membentangkan kedua lengannya di muka pintu gua seolah-olah dia tidak

tertidur. ه ذرإعي anjing itu duduk di atas perutnya sambil membentangkan بسط

kedua lengannya. بم وضيد pintu gua atau halaman gua. Maksudnya anjing tersebut

kemungkinan duduk di pintu gua atau di halaman gua. Untuk menjaga para pemuda

itu.17

Di dalam kisah ayat ini, terdapat dalil bolehnya menjadikan anjing sebagai

hewan penjaga (penjaga manusia). Adapun untuk menjaga hewan telah ada dalilnya

dalam sunnah Rasul, demikian juga untuk penjagaan sawah atau ladang Rasulullah

saw. bersabda

أخب رنا مالك، أخب رنا عبد الله بن دينار، عن عبد الله بن عمر، قال: " من اق ت ن 18نقص من عمله كل ي وم قرياطان كلبا، إال كلب ماشية، أو ضاريا،

Artinya:

Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar berkata, ‚Malik memberitakan kepada kami bahwa Rasulullah saw. Bersabda: Barang siapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak atau anjing untuk berburu maka pahalanya akan berkurang dua qirat setiap hari.

16M. Nasib al-Rifa’i, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibn Kas\i>r (Jakarta: Gema

Insani, 2000), h. 126.

17Muhammad bin S{alih} al-Utsmaini, Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Surah al-Kahfi> terj. Abu

Abdirahman bin T{ayyib, Tafsir al-Kahfi, h. 66

18Muhammad bin Isma>’il Abu> ‘Abdulla>h al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, al-Ja>mi’ al-Musnad al-S{ah}i>h} al-

Mukhtas}ar min Umu>r Rasulullah saw, Juz VIII, h. 87.

Page 59: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

41

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwasanya jika menjaga

keduanya ladang dan ternak diperbolehkan maka untuk menjaga manusia lebih

diutamakan lagi.19

Dikabarkan bahwa anjing itu keadaannya masih sama dari sebelum tidurnya

sampai ia terjaga yaitu dengan tetap menjulurkan lengannya dan pada satu

pandangan matanya seperti terbangun. Mata yang terbangun meskipun sebenarnya ia

tertidur merupakan suatu bentuk betapa was-wasnya seekor anjing ketika berjaga.

Tentang asal anjing yang berjaga di depan pintu gua tersebut, ulama berpendapat

tentang hal ini. Pendapat pertama, di antra pemuda-pemuda itu salah satunya adalah

seorang pengembala yang memiliki seekor anjing. Ketika pengembala masuk ke

dalam gua, anjingnya duduk di depan pintu gua untuk menjaga tuannya. Pendapat

yang kedua, mereka petani atau pengembala lewat bersama anjingnya, pengembala

masuk ke dalam gua sedang anjingnya berjaga di depan pintu gua. Mereka mengusir

anjingnya kemudian anjingnya kembali dan mereka mengusirnya lagi terus menerus

mereka lakukan, dan akhirnya anjing tersebut pun berkata kepada mereka ‚apa yang

kalian inginkan dari saya, jangan takut ketika kalaian berada di sisiku, sesungguhnya

aku mencintai orang-orang yang mencintai Allah swt. dan kemudian mereka tertidur

sampai dalam keadaan terbaring.20

Mengenai nama anjing tersebut Ka>’ab al-Ahbar menjelaskan dalam kisah

israiliyatnya bahwasanya ada empat nama yang sering disebutkan mengenai nama

19Muhammad bin S{alih} al-Utsmaini, Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Surah al-Kahfi> terj. Abu

Abdirahman bin T{ayyib, Tafsir al-Kahfi, h. 67

20Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jau>zi>, Za>d al-Masi>r

‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III, h. 72.

Page 60: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

42

anjing tersebut‛ yang pertama : Menurut Abu> S}aleh Ibn Abba>s bahwa nama

anjingnnya adalah Qit}mi>r, yang ke dua menurut Saiyd bin Ja>bir nama anjingnya

adalah al-Raqi>m, yang ketiga menurut Abdulla>h bin Katsi>r bahwa nama anjingnya

adalah Qotmu>r. Dan yang ke empat’ Menurut Syu’ai >b al-Jabba>’i bahwa nama

anjingnya adalah Humra>n.21

Adapun wujud anjing tersebut mengenai warnanya ada tiga perbedaan

pendapat. Pertama, menurut Haka>hu As\u>ri> bahwa warna anjingnya merah. Yang

kedua menurut Haka>hu Ibn Isha>k bahwa warna anjingnya adalah kuning tua. Dan

yang ketiga menurut Zikruh ibnu Sa>ab bahwa kepala anjing tersebut berwarna

merah, pundaknya berwarna hitam, perutnya berwarna putih dan ekornya belang-

belang.22

Anjing sebagai hewan penjaga juga digambarkan oleh Allah swt. ketika

menjawab pertanyaan mengenai berapa jumlah pemuda ash}a>b al-Kahfi tersebut

dalam QS. al-Kahfi/18 :22

س ويق وم ون بم غي ب ا رج ك ب م ه م سادس سة خ ويق وم ون ك ب م ه م رإبع ثالثة يق وم ون عةس ب

ك ب والوثمن م ظاهرإ المرإءإ فيم ث مار فال القليل

إ ه م لم يع ما م ت بعد أع ل رب ق ل م

أحدإ من م تف تفيم جس

Terjemahnya:

21Lihat juga Abu Muhammad ‘Izzuddin ‘Abdul ‘Azi>z bin ‘Abd al-Sala>m bin Abi> al-Qa>sim

bin al-H{asan al-Salami> al-Damasqi>, Tafsi>r al-Qur’an (Ikhtis}ar li Tafsi>r al-Ma>urudi>), Juz II (Cet. I:

Bairut; Da>r ibn H{azm, 1996 M), h. 241

22Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad al-Jau>zi>, Za>d al-Masi>r

‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III, h. 72.

Page 61: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

43

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang,

yang keempat adalah anjingnya; dan (yang lain) mengatakan, "(Jumlah

mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya," sebagai terkaan

terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, "(Jumlah

mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya.‛ Katakanlah,

"Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui

(bilangan) mereka kecuali sedikit.‛ Karena itu, janganlah kamu (Muhammad)

bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja; dan janganlah

kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun

di antara mereka.23

Allah menjelaskan perselisihan tentang pendapat manusia mengenai jumlah

para pemuda yang tinggal di dalam gua itu. Mereka ada yang mengatakan jumlah

mereka 3 atau 4 atau 5. Dan yang lain mengatakan jumlahnya 7 dan yang kedelapan

adalah anjingnya, mereka kadang-kadang ragu, terkadang mereka mengatakan 3

kadang 5 dan kadang 7. Kedua hal tersebut tidak saling bertentangan, mereka

kadang berkata demikian dan terkadang berkata yang lainnya. Semua itu

berdasarkan apa yang berada dalam benak mereka. (rojman bilg}ibi) sebagai terkaan

terhadap barang yang ghaib‛ karena mereka ada yang mengatakan 3 yang keempat

adalah anjingnya, ada yang mengatakan mereka 5 yang keenam adalah anjingnya.

Kedua pendapat tersebut ditolak oleh Allah swt. dengan firmannya yang artinya:

‚itu hanyalah terkaan terhadap barang yang ghaib‛ mereka sendiri tidak yakin apa

yang mereka katakan. Oleh karena itu yang benar adalah pendapat yang mengatakan

jumlah mereka adalah tujuh orang dan yang kedelapan adalah anjingnnya. Allah

membatalkan pendapat yang pertama dan yang kedua dan membiarkan pendapat

yang ketiga inilah yang benar.24

23

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 296

24Muhammad bin S{alih} al-Utsmaini, Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Surah al-Kahfi> terj. Abu

Abdirahman bin T{ayyib, Tafsir al-Kahfi (Cet. I: Jakarta; Pustaka al-Sunnah, 2005), h. 77-78

Page 62: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

44

Dalam kitab tafsir al-Misbah dijelaskan bahwa ulama mendapatkan kesan

dari ayat di atas bahwa jumlah mereka adalah tujuh orang, delapan dengan anjing

mereka. Ini karena ucapan ini dipisahkan dengan ucapan sebelumnya dengan kalimat

terkaan menyangkut yang ghaib; sedang ‚Tujuh dan yang kedelapan adalah anjing

mereka‛ tidak disertai dengan kata ‚terkaan‛. Ini mengesankan bahwa mereka

bukannya menerka-nerka, tapi ucapan yang didasari dengan pengetahuan yang

mantap. Kesan ini juga diperkuat dengan tidak adanya kata ‚dan‛ ketika ayat di atas

menyampaikan ucapan mereka yang berkata ‚tiga yang keempat adalah anjing

mereka‛ demikian juga ketika menyatakan ‚empat yang kelima adalah anjing

mereka‛ sedang ketika menyebut pendapat yang lain dinyatakan ‚tujuh dan yang

kedelapan adalah anjing mereka ‚. Di sini kata ‚dan‛ secara tegas dinyatakan . Huruf

‚waw/dan oleh al-Biqa>’i, dan sebelumnya oleh pakar bahasa arab dan tafsir, az-

Zamakhsyari, dipahami di sini berpungsi sebagai penunjuk betapa kukuh keterikatan

antara sifat dan yang disifati dan bahwa hal sifat demikian mantap pada diri yang

disifatinya, yakni bahwa para pengucap itu benar mengucapkan ucapannya dengan

pengetahuan yang mantap dan hati yang tenang, bukan perkiraan sebagaimana

kedua ucapan sebelumnya. Sebelum ini telah dikemukakan juga kesan yang

diperoleh melalui riwayat Ibn Abbas yang juga menyatakan bahwa jumlah mereka

tujuh orang atau lebih.25

Sebagian ulama berpendapat, tidaklah mungkin mengetahui jumlah mereka,

karena al-Qur’an tidak menjelaskan hal itu. Manusia hanya menerka, kemudian

menyerahkan persoalan tersebut kepada Allah swt. ulama yang mendukung pendapat

ini tidak ingin terjebak pemikiran tentang berapa jumlah pemuda ash}ab al-kahfi.

25M. Qurais Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 548

Page 63: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

45

Mereka beranggapan bahwa inti dari kisah ash}ab al-kahfi adalah bagaimana ibrah

yang dikandungnya. Pendapat tersebut tentu bertentangan dengan pemikiran

sebagian peneliti dan ahli tafsir yang meyakini bahwa jumlah, mereka tujuh orang

menurut mereka yang mendukung pendapat ini, bukanlah terkaan terhadap yang

ghaib melainkan sebuah fakta yang ditunjukkan oleh al-Qur’an.26

Dari uraian tersebut peneliti menarik kesimpulan tentang sosok pemuda

beriman yang ditidurkan di dalam gua itu sengaja Allah swt. kisahkan dalam al-

Qur‘an sebagai bukti betapa kuasanya Allah swt. menidurkan sekelompok manusia

di dalam gua, selama 309 tahun tampa termakan hukum alam, yang ketika dipikir

secara nalar manusia maka akan sangat mustahil seseorang tidur selama 309 tahun

tanpa makan dan minum, bersentuhan langsung dengan tanah masih dapat terbangun

dengan tubuh yang tidak termakan oleh tanah, bahkan sebagian mereka mengira

tidurnya hanya sehari saja, ini menunjukkan betapa mereka tidak merasa sedikitpun

suatu ciri-ciri betapa lamanya mereka tertidur. Namun inilah suatu gambaran betapa

maha kuasanya Allah swt. atas segala apa yang terjadi di bumi ini. Tak ada yang

musthil baginya.

C. Anjing Pemburu

Anjing sebagai hewan pemburu disebutkan oleh Allah swt, dalam QS. al-

Ma>’idah/5 : 4

بنيث عل ك منإم جوإرحم ت م وماعل بات ي إمط مك أحل ق ل مه م ٱم وهكماذإأحل ايس مم ن و م

إلل نإ إلل ق وإ وإث ه علي إلل إس وإ ل ر وإذ علي ك سك ن أم ا مم فك وإ إلل مك عل سيع

إم حساب

26 Yanuar Arifin, Misteri Ashabul Kahfi, Menguak Kebenaran Tujuh Sosok Pemuda Yang

Tertidur Selama 309 Tahun, h. 58

Page 64: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

46

Terjemahnya:

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

27

Tentang anjing yang dapat dilatih sebagai hewan pemburu M. Quraish shihab

menjelaskan bahwa makna dari ‚kamu ajar dengan melatihnya itu‛, agaknya

ditekankan di sini, walau sesudah kalimat itu disebutkan lagi kalimat ‚kamu

mengajar mereka‛, untuk mengisyaratkan bahwa pengajaran binatang-binatang itu

hendaknya dilakukan melalui pelatihan yang sungguh-sungguh dan dilakukan oleh

mereka yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang tersebut.28

Adapun konteks ayat QS. al-Ma>idah ayat ketiga telah dijelaskan izin untuk

berburu, dan larangan memakan bangkai, dan disisi lain ada binatang buruan yang

mati terbunuh oleh anjing terlatih, maka para sahabat bertanya tentang hal tersebut,

maka turunlah ayat ini menjelaskan bahwa: mereka menanyakan kepadamu: ‚apakah

yang di halalkan bagi mereka?‛ katakanlah: ‚dihalalkan bagimu segala yang baik-

baik, yakni yang sesuai dengan tuntunan agama atau yang sejalan dengan selera

kamu, selama tidak ada ketentuan agama yang melarangnnya, termasuk binatang

halal yang kamu sembelih sebagaimana diajarkan Rasul saw. dan dihalalkan juga

buat kamu binatang halal hasil buruan oleh binatang buas seperti anjing, singa,

harimau, burung yang telah kamu ajar dengan melatihnya dengan bersungguh-

sungguh untuk berburu, yakni menangkap binatang dan memperolehnya guna

27

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107

28M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 26-27

Page 65: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

47

diberikan kepada kamu, bukan untuk diri mereka. Kamu mengajar mereka¸yakni

binatang-binatang itu¸ menurut apa yang telah di ajarkan Allah kepada kamu,

tentang tata cara melatih binatang. Jika yang demikian itu yang kamu lakukan maka

makanlah dari apa yang ditangkapnya untuk kamu, dan sebutlah nama Allah atas

binatang buas itu sewaktu kamu melepasnya untuk berburu. Dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisabNya yakni perhitunganNya.‛29

Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu manfaat dari seekor anjing yang

dapat dijadikan sebagai hewan pemburu. Dari kata ‚al-jawa>rih‛ jamak dari ‚ja>rihah‛

dalam ayat tersebut yang artinya, binatang yang memburu binatang yang lain,

seperti anjing, singa, dan burung buas. Kemudian pada selanjutnya terdapat kata

‚mukallibi>n‛ jamak dari kata ‚attakli>b‛ yang artinya mengajari anjing dan

melatihnya untuk berburu, kata ini juga dapat digunakan untuk mengartikan

mengajari binatang-binatang pemburu. Jadi ayat di atas selain menjelaskan bahwa

anjing adalah hewan yang hasil buruannya halal dimakan, juga mengabarkan bahwa

anjing adalah hewan buas yang dapat dilatih sebagai hewan pemburu.30

Setelah menelaah ayat-ayat al-Qur,an yang membahas tentang anjing, maka

penulis sampai pada titik kesimpulan bahwa tidak ada satupun ayat yang membahas

tentang kekurangan anjing seperti kenajisannya dan sifat buruk lainnya ataupun

sampai menghinakan anjing. Hampir semua ayat membahas tentang keistimewaan

kesetiaan dan fungsi dari seekor anjing.

29M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 25-26

30Ah{mad bin Mus{t{afa> al-Mara>gi>, Tafsi>r al-Mara>gi>, Juz VI (Cet. I; t.t: Mat{ba’ah Mus{t{afa> al-

Ba>bi> al-H{alabi>, 1365 H/1946 M), h. 56.

Page 66: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

48

Pada tiga ayat di atas yang membahas tentang anjing ketika dikaji dari

urutan turunnya, ayat yang pertama turun membahas tentang suatu kebiasaan seekor

anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya. Lanjut pada ayat kedua turun yang

membahas tentang salah satu tabiat seekor anjing yang setia dan bertanggung jawab

dalam menjaga tuannya. dan pada ayat terakhir turun mengutarakan suatu manfaat

seekor anjing serta penetapan hukum tentang halalnya dimakan hasil buruan seekor

anjing. Korelasi keempat ayat ini ketika dikaji secara mendalam mengenai hikmah

serta kesan apa yang dapat ditarik, bahwa sanya keempat ayat tersebut sudah

sempurna membahas seekor anjing dari segi manfaat prilaku serta tabiatnya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hikmah diciptakannya

seekor anjing adalah untuk membantu kelangsungan hidup manusia. Dapat

membantu menghadirkan kebutuhan pokok manusia berupa makanan ketika anjing

ia jadikan sebagai hewan pemburu untuk dirinya. Tentang prilakunya yang

senantiasa menjulurkan lidahnya, memberikan kesan agar manusia tidak

menghindarinya, mengucilkannya hanya karena suatu kebiasaan tersebut. Kebiasaan

ini Allah ungkapkan agar manusia dapat memikirkan tentang apa yang mendasari

kebiasaan dari hewan tersebut. Sehingga memberikan kesadaran kepada manusia

bahwa kebiasaan tersebut bukanlah bukti dari ketamakan dan kerakusan, seekor

anjing, melainkan ada beberapa alasaan ia melakukan hal tersebut seperti yang telah

diungkapkam pada pembahasan sebelumnya. Dengan ini maka manusia dapat

berfikir negatif kepada hewan yang satu ini, yang kemudian kembali

memfungsikannya sesuai porsinya seperti yang dijelaskan pada ayat terakhir turun

yang membahas tentang anjing, bahwasanya hewan ini dapat menghadirkan rasa

Page 67: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

49

aman ketika anjing ia jadikan sebagai hewan penjaga untuk dirinya, ladang pertanian

dan peternakannya.

Page 68: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

50

BAB IV

HIKMAH PENGUNGKAPAN ANJING DALAM AL-QUR’AN

Setelah menelaah ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang anjing,

penulis tidak menemukan satupun ayat yang membahas tentang kekurangan anjing

atau sampai menghinakan anjing. Hampir semua ayat membahas tentang

keistimewaan, kesetiaan dan fungsi dari seekor anjing, adapun ketika seekor anjing

dipersamakan (Tamsi>l) dengan manusia durhaka kepada Allah, dengan mengungkap

satu kebiasaan seekor anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya, itu tidaklah

berarti bahwa kebiasaan tersebut buruk, dan tidak juga berarti seekor anjing sama

buruknya dengan orang tersebut, bahkan perumpamaan ini bisa saja dimaknai bahwa

anjing tersebut justru lebih tinggi derajatnya di mata Allah dibandingkan dengan

manusia yang durhaka itu. Mengingat bahwa anjing senantiasa menjulurkan lidahnya

bukanlah suatu kebiasaan buruk seekor anjing, mereka senantiasa menjulurkan

lidahnya dikarenakan sebuah alasan karna keringat dalam tubuhnya tidak cukup

untuk mengatur suhu badannya sehingga anjing selalu merasa kepanasan terlebih

ketika waktu teriknya matahari di siang hari, dengan menjulurkan lidahnya, maka itu

akan membantu untuk masuknya oksigen kedalam tubuh anjing tersebut sehingga

anjing tersebut dapat lebih mudah bernafas.1 Berbeda dengan manusia yang durhaka

dan tidak mau menerima ayat-ayat Allah, mereka bersikap demikian semat-mata

karna memperturutkan hawa nafsunya.

1 M.Quraishn shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Penomena, h. 258

Page 69: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

51

Dari beberapa uraian pada pembahasan sebelumnya tentang anjing, maka

penulis menarik beberapa hikmah diungkapkannya anjing dalam al-Qur‘an.

A. Pentingnya Kesetiaan

Tentang kesetiaan, hendaknya manusia belajar dari kesetiaan seekor anjing.

Anjing tidak memilih dan memilah kepada siapa ia akan mengabdikan dirinya. Tak

peduli tuannya seorang yang kaya ataupun miskin, hari ini diberi makan ataupun

tidak. Anjing akan mencintai tuannya hingga akhir hayat. Cinta itu tanpa pamrih

bahkan terus ada sampai ajal menjemput. Akan tetapi tidak semua manusia mampu

memiliki sifat setia sebab sifat setia amat mahal harganya dan tidak semua manusia

mampu melakukannya karena sifat setia hanya dimiliki oleh jiwa yang berkelas.

Demikian juga al-Qur‘an menyampaikan hal tersebut ketika membahas

bagaimana hubungan emosional seekor anjing dan manusia. Ayat tersebut

menjelaskan bagaimana seekor anjing mengabdikan diri terhadap manusia terkhusus

kepada pemeliharanya atau majikannya. Pertama dan kedua terletak pada QS al-

kahfi/18 :18

ني وذات هم ذات اميم هلل به كهود وه ره هم أيلاظا وهه به س يد مو وت موص راعيه ب ط ذ هم بس مال وكبه امش

عبا نهم ره ئت م ل رارا وممه نهم ف يت م م موم لعت علي اظ

Terjemahnya:

Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tertidur, dan kami

balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing meraka

mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu

menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan

Page 70: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

52

melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan di penuhi dengan ketakutan

terhadap mereka.2

QS al-Kahfi/18 :22

مغيب ويلهومهون س هم رجا ب ههم كبه سه سة ساد هم ويلهومهون خ ههم كبه يلهومهون ثالثة رابعه هم س نه بعة وثم

ال كليل فال ثهمار ههم ا م ما يعلمه ت د هم كهل رب أعله بع نهم كبه م م ي تفت ف را وال جس راء ظاه ال م

م ا ي ف

أحدا

Terjemahnya:

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang, yang keempat adalah anjingnya; dan (yang lain) mengatakan, "(Jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya," sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, "(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya.‛ Katakanlah, "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.‛ Karena itu, janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja; dan janganlah kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka.

3

Pada konteks ayat tersbut memperlihatkan bagaimana setianya seekor anjing

menjaga tuan-tuannya sampai ia pun mati bersama mereka.4 Terkait hal ini, Ibnu

Kas|ir mengatakan bahwa anjing mereka berlutut, sehingga ia pun tertidur seperti

tuannya. Melihat tuannya tertidur maka ia tidak meninggalkannya melainkan duduk

berlutut untuk menjaga tuannya yang sedang tertidur. Ini menunjukkan bagaiman

kesetiaan seekor anjing kepada majikannya.5 Yang ke tiga terdapat dalam QS al-

Ma>idah/4 ayat :5

2Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 295

3Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 296

4M. Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Penomena. h. 256

5M. Nasib ar-Rifa‘i, Kemudahan Dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, h. 126

Page 71: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

53

ونهن م يسأمهوهم ني ثهعل مه ب ك ن امجوارح مه م مته باته وما عل ي ه امع ل مكه ل مههم كهل أح ه ماذا أح مكه ا عل م

ن الل ا لهوا الل عليه واث وا اس الل واذنهره ا أمسكن عليكه م هوا م ه فكه ساب الل سيعه امح

Terjemahnya:

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

6

Disana digambarkan bahwa anjing dapat didik dengan baik antara lain

sebagai hewan pemburu dan hasil buruannya dapat dimakan. Penulis memahawi

ayat ini bahwa dengan didiknya anjing sebagai hewan pemburu tentunya

memberikan imformasi bahwasanya anjing adalah hewan yang setia sebagaimana

seekor anjing senantiasa mengabdikan diri kepada tuannya sebagai hewan pemburu

binatang lain untuk makanan tuannya.

Ayat-ayat tersebut meberi himbauan agar senantiasa menyayangi binatang.

Lebih khusus dari ayat ini ada nilai loyalitas dan kesetiaan dari seekor anjing yang

hendaknya menjadi bahan renungan bagi seluruh umat manusia pada umumnya.

Manusia sebagai makhluk yang beradab sangat layak untuk meneladani sifat setia

yang dimiliki seekor anjing. Setia adalah nilai akhlak yang sangat tinggi. Dengan

tetap bersama, saling menyayangi dan mencintai sesama, lebih kepada seseorang

yang yang berjasa bagi kehidupan yang dijalani.

Lebih lanjut M. Quraish Shihab menguraikan tentang kesetiaan anjing

kepada majikannya yang digambarkan lewat pengabdiannya, sebagaimana seekor

6Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107

Page 72: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

54

anjing merupakan hewan yang pandai berterimakasih. Kesetiaan anjing terhadap

majikannya adalah sebagai bentuk terima kasih seekor anjing kepada tuannya

dikarenakan sikap baik yang telah diberikan kepada anjing tersebut, entah karena

diberi makan ataupun ada kebaikan-kebaikan lainnya yang senantiasa diingat oleh

anjing tersebut.7

Binatang ini sangat setia kepada tuannya, pandai merayu dan mendekatkan

diri kepada tuannya. Betapa pun ia dihardik atau dipukuli ia tetap akan datang

ketika dipanggil. Apabila tuannya bergurau dengannya, ia akan menggigitnya tapi

secara lemah lembut padahal taringnya dapat merobek sesuatu walau sekeras batu.

Anjing sangat setia membela tuannya, baik sang tuan melihatnya maupun tidak,

tidur ataupun bangun, lengah atau awas. Jadilah seperti anjing dalam kesetiannya,

begitu bunyi salah satu kata hikmah. Karena itu pula wajar jika sementara orang

berpesan, jangan cepat marah atau tersinggung kalau anda dimaki seperti anjing,

karena, itu dapat berarti bahwa anda orang yang setia.8

Berdasarkan paparan di atas dapat dipahami bahwa salah satu dari

keistimemaan seekor anjing, ia merupakan hewan yang setia. Hal inilah yang

menjadikan anjing sebagai hewan yang bermanfaat untuk dipelihara, sebab karena

kesetiannya maka muncul sikap patuh pada dirinya dan siap melakukan apa saja

yang diperintahkan majikannya kepadanya, seperti ketika diperintahkan untuk

menjaga dan memburu. Jika pada seekor anjing pandai berterima kasih sehingga

lahirnya rasa ingin balas budi dalam dirinya dengan mengabdikan diri untuk setia

7M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h. 254-

255.

8M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h. 255

Page 73: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

55

terhadap seseorang yang telah berbuat baik kepadanya, lantas bagiamana dengan

kedudukan manusia yang enggan berterima kasih, enggan membalas budi baik orang

lain, bahkan tidak terdapat sifat setia dalam dirinya tentunya wajar ketika

dinyatakan bahwa anjing lebih memiliki akhlak terpuji dibandingkan dengan

manusia tersebut.

Setelah membahas tentang kesetian anjing penulis kemudian memahami

bahwa anjing tidak selalu dikaitkan dengan hal negatif. Hewan ini terkadang juga

dikaitkan dengan hal-hal positif, seperti yang telah dipaparkan pada pembahasan

sebelumnya bahwa hewan ini merupakan hewan yang setia. Dengan adanya sikap

setia yang dimiliki seekor anjing membuat hewan yang satu ini sangat bermanfaat

untuk dipelihara, sembari didukung dengan beberapa potensi atau keistimewaan-

keistimewaan yang dimilikinya suatu potensi dan keistimewaan yang tidak dimiliki

hewan-hewan yang lain, seperti sikap sangat was-was ketika berjaga, dibuktikan

dengan tidurnya yang tidak akan nyenyak meskipun ia sangat mengantuk. dan

kalaupun ia tertidur ia tidak menutup kedua matanya. sikap tanggung jawab yang

dimilikinya menjadikan hewan yang satu ini tetap serius dan setia dalam

penjagaannya baik tuannya melihtanya atau pun tidak ia tetap bertanggung jawab

atas tugas yang telah diberikan majikannya kepadanya. 9

B. Hendaknya Menjadi Makhluk yang Bermanfaat

Setiap mahluk yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini tentunya

tidaklah dengan sia-sia melainkan memiliki sebab dan manfaat. Terlihat dari potensi

9M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h. 254-

255.

Page 74: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

56

yang Allah hadirkan pada tiap-tiap mahluk yang diciptakannya, terhusus kepada

manusia sebagai makhluk yang paling sempurna pada penciptaannya.

Pada dasarnya setiap makhluk yang diciptakaan oleh Allah swt di muka bumi

ini telah terdapat masing-masing kelebihan serta manfaat yang dapat dirasakan

mahluk lainnya, bahkan hewan sekecil nyamuk sekalipun masih mampu memberikan

manfaat kepada makhluk lainnya seperti yang diperumpamakan oleh Allah swt

dalam QS. al-Baqarah/2 : 26.

ون أ ين أ منهوا فيعلمه ا ال وضة فما فوكها فأم تحي أن يضب مثال ما بعه ال يس ن اللن ا هه امحق م ه

وا فيلهومهون ماذا أرا ين نفره ا ال م وأم ل به رب ي به نثريا وما يهض ل به نثريا ويد ذا مثال يهض ه ب د الل

لني ال امفاس ا

Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman mereka tahu bahwa itu kebenaran dari tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, apa maksud Allah dari perumpamaan ini? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang dibiarkan sesat, dan dengan itu banyak pula orang yang diberinya petunjuk. Tetapi tidak ada yang dia sesatkan dengan perumpamaan itu selain orang-orang fasik.

10

Banyak manfaat yang bisa dirasakan mahluk lainnya dari seekor nyamuk,

salah satunya berpengaruh pada perekonomian manusia, banyaknya pabrik-pabrik

yang tercipta karena adanya hewan kecil ini, salah satunya pabrik anti nyamuk.

Ini membuktikan bahwasanya pada kekurangan mahluk senantiasa terdapat

kelebihan, pada setiap kejelekan senantiasa terdapat keindahan seperti ketika nabi

isa berjalan bersam para sahabatnya, ditengah perjalanan mereka menjumpai bangkai

seekor anjing tergeletak di jalan, para sahabat kemudian berkata betapa busuknya

bangkai anjing itu, Nabi Isa kemudian berkata, lihatlah betapa putihnya gigi anjing

10Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 5

Page 75: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

57

itu, ini kemudian memberikan pesan kesan kepada kita sekalian manusia hendaknya

senantiasa memandang kelebihan dari semua mahluk, dan juga memberikan kita

pelajaran bahwa pada bangkai anjing sekalipun masih terdapat suatu keindahan.

Demikianlah pelajaran yang bisa kita petik dari perkataan Nabi Isa tersebut.11

Seringkali manusia merendahkan bahkan membunuh suatu ciptaan karna

dianggapnya sesuatu itu adalah hal yang tak berguna sedangkan tak ada satupun

ciptaan Allah yang sia-sia, dan dengan Kemaha Tahuannya Allah tidak akan

mungkin menciptakan sesuatu yang sia-sia begitulah yang difirmankan oleh Allah

swt. dalam QS al-Imran/3 : 191.

ماوات والرض ر ون ف خلق امس م ويتفكره نهوب ودا وعل جه ياما وكهعه ك ون الل ين يذنهره يا ما خللت ال ب

بحاهم فلنا عذاب اميار ال س ه هذا بظ

Terjemahnya:

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ‚ya tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia‛. Maha suci engkau lindungilah kami dari adzab neraka.

12

Ayat di atas selain mengingatkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang

diciptakan oleh Allah dengan sia-sia juga menjadi teguran kepada segelintir manusia

yang sering merasa sombong, angkuh, merasa lebih baik dari makhluk lainnya

sehingga serta merta dengan mudahnya menghinakan bahkan mengucilkan makhluk

lainnya, seperti halnya keadaan yang sering dirasakan oleh seekor anjing.

Dengan disampaikannya beberapa manfaat dari seekor anjing yang

diutarakan oleh Allah swt. dalam al-Qur’an seperti: ketika mengisahkan tentang

11M. Qurais Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Penomena, h. 259

12Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 75

Page 76: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

58

anjing penjaga seperti yang dipaparkan oleh Allah swt. dalam QS al-Kahfi/18 :18

dan 22.

هم مال وكبه ني وذات امش هم ذات اميم هلل به كهود وه ره هم أيلاظا وهه به س يد مو وت موص راعيه ب ط ذ بس

عبا نهم ره ئت م ل رارا وممه نهم ف يت م م موم لعت علي اظ

Terjemahnya:

Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tertidur, dan kami

bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing meraka

mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu

menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan

melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan di penuhi dengan ketakutan

terhadap mereka.13

Ayat di atas mengisahkan tentang pemuda asha>b al-kahfi dan anjing

penjaganya, dengan demikian dapat dipahami bahwa anjing dapat dijadikan sebagai

hewan penjaga karena kesetian serta sikap bertanggung jawab yang dimilikinya.

Lanjut kepada ayat yang masih membahas tentang keistimewaan serta

manfaat seekor anjing yaitu anjing dapat dijadikan sebagai hewan pemburu seperti

yang ditetapkan oleh Allah swt. dalam QS al-Ma>idah/5 :4

باته وما ي ه امع ل مكه ل مههم كهل أح ه يسأمهوهم ماذا أح مكه ا عل م ونهن م ني ثهعل مه ب ك ن امجوارح مه م مته عل

سيعه ام ن الل ا لهوا الل عليه واث وا اس الل واذنهره ا أمسكن عليكه م هوا م ه فكه ساب الل ح

Terjemahnya:

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang Dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas

13Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 295

Page 77: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

59

binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.

14

Ayat di atas mengabarkan salah satu keistimewaan seekor anjing yang tidak

semua binatang memilikinya. Bahwasanya anjing dapat dimanfaatkan sebagai hewan

pemburu bahkan dibalik najisnya jilatannya seperti yang disabdakan oleh Rasulullah

saw. dalam hadisnya

رب ن ث نازىي دبنسريين،عنأبيوحد ان،عنمحم نإب راىيم،عنهشامبنحس ث ناإساعيلب حرب،حدطهورإناءأحدكمإذاولغفيهالكلب،أن ي غسله»:ىري رة،قال:قالرسولللهصلىاللهعليهوسلم

عمراتأولىن رابسب 15«بالت Artinya:

Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin H}arb telah menceritakan

kepada kami Isma>‘il bin Ibra>him dari Hisya>m bin H}assa>n dari Muh}ammad

bin Si>ri>>n dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallAllahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Sucinya bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing

adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah."

Allah swt. justru menghalalkan hasil buruannya untuk dimakan. Ini diperkuat

dengan adanya hadits yang mendukung, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah

saw.

قال عنو اللو رضي حات بن عدي عن عامر عن زكرياء ث نا حد ن عيم أبو ث نا حدهفكلووما سألتالنبصلىاللوعليووسلمعنصيدالمعراضقالماأصاببد

أصاببعرضو ف هووقيذوسألتوعنصيدالكلبف قالماأمسكعليكفكلفإنيكون أن فخشيت ره غي كلبا كلبك أو كلبك مع وجدت وإن ذكاة الكلب أخذ

14 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 107

15Muslim bin al-H}ajja>j Abu> al-Hasan al-Qusyairiy al-Naisa>bu>riy, Al-Musnad al-S}ah}i>h} al-

Muk\tas}a>r bi Naqli al-‘Adli ‘an al-‘Adl ila> saw, Juz I (Bairut : Da>r Ih}ya> al-Tura>s\ al-‘Arabiy, t.th), hal.

234-235.

Page 78: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

60

ف تأكل فل ق ت لو وقد معو علىأخذه تذكره ول كلبك على اللو اسم ذكرت ا إن16غريه

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, telah menceritakan kepada kami Zakaria dari Amir dari Adi bin Hatim radliAllahu 'anhu, ia berkata, "Aku bertanya kepada Nabi shallAllahu 'alaihi wasallam tentang hasil buruan Al Mi'radl, beliau menjawab: "Jika yang mengenai adalah bagian tajamnya maka makanlah, namun jika yang mengenai adalah pada bagian (sisi) tumpulnya maka itu adalah Waqidz (hewan yang dibunuh bukan dengan senjata tajam)." Aku lalu bertanya tentang hasil buruan anjing, beliau lantas menjawab: "Apa yang ditangkap untukmu maka makanlah, sebab gigitan anjing adalah sebagai sembelihannya. Jika engkau dapati anjing lain bersama dengan anjingmu, dan engkau kawatir ia ikut andil hingga buruannya mati, maka janganlah kamu makan. Sebab engkau hanya menyebutkan nama Allah pada anjingmu (saat melepasnya) dan bukan pada anjing yang selainnya.

Hadis di atas menguatkan pendapat tentang bolehnya memakan hasil buruan

seekor anjing yang diperuntuhkan untuk majikannya, lantas bagaimana dengan

beberapa hadis yang menjelaskan tentang najisnya jilatan anjing, bukankah ketika

anjing membunuh buruannya dengan cara digigit kemudian ia datang membawa

hasil buruannya dengan menggantungkannya di taringnya otomatis liurnya akan

menyentuh tubuh hewan buruan tersebut dan secara otomatis pula bakteri-bakteri

yang ada dalam air liurnya itupun akan masuk ke dalam tubuh hewan buruannya

tersebut. Bagaimana kemudian kedudukan hukum memakan hasil buruan tersebut?

Pertanyaan ini dijawab oleh Rasulullah saw. dalam hadisnya.

عنعدي عب عنالش فر الس أب ابن عن شعبة ث نا حد عمرقال بن حفص ث نا حدالل صلى النب سألت قال حات المعلمبن كلبك أرسلت إذا ف قال وسلم عليو و

16 Al-Bukha>ri> al-Ja‘fi>, Muh}ammad Ibn Isma>‘i>l Abu> ‘Abdillah, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz VII (Cet.

I; t.t., Da>r T}awqu al-Najah, thn, 1422 H), h. 85.

Page 79: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

61

كلبفأجدمعو اأمسكوعلىن فسوق لتأرسل ف قتلفكلوإذاأكلفلتأكلفإنك اسيتعلى كلبآخركلباآخرقالفلتأكلفإن تسمعلى 17لبكول

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ibnu Abu As Safar dari Asy Sya'bi dari 'Adi bin Hatim berkata, "Aku bertanya kepada Nabi shallAllahu 'alaihi wasallam, beliau lalu menjawab: "Jika kamu melepas anjing buruanmu yang telah terlatih lalu ia mendapatkan hasil buruan, maka makanlah hasil buruannya. Jika anjing itu memakannya maka kamu jangan memakannya, sebab ia menangkap untuk dirinya sendiri." Aku lalu bertanya lagi, "Aku melepas anjing buruanku, lalu aku mendapati anjinglain bersama dengan anjingku?" Beliau menjawab: "Jangan kamu makan, karena kamu membaca basmalah untuk anjingmu dan tidak untuk anjing yang lain."

Hadis di atas menjawab suatu hukum tentang makanan halal. Akan tetapi

penulis memandang dari sisi yang berbeda, penulis lebih terfokus kepada hikmah

yang terkandung dalam sebuah penetapan hukum yang ditetapkan langsung oleh

Allah swt. tentang hukum memakan hasil buruan seekor anjing yang pada umunya

diketahui bahwa hewan ini merupakan hewan bernajis, penulis memandang bahwa

penetapan hukum tentang halalnya hasil buruan seekor anjing untuk dimakan, ini

menjadi sebuah pelajaran sekaligus teguran bagi segelintir manusia yang sering

mengucilkan dan menghinakan anjing disebabkan karena hewan ini hewan bernajis,

dibalik kenajisan anjing, Allah swt. justru menghalalkan hasil buruannya untuk

dimakan. Ini kemudian menjadi sebuah pertanda bahwasanya Allah swt. pun

memuliakan hewan ini, sekaligus membantah berbagai alasan-alasan beberapa

manusia yang dijadikan sebab ia menghinakan anjing. Dengan demikian tentu tidak

ada lagi alasan untuk menghinakan dan mengucilkan hewan yang satu ini.

17Al-Bukha>ri>, S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz I , h. 46

Page 80: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

62

Tentang berburu, anjing memang mempunyai potensi yang sangat besar

untuk dilatih menjadi hewan pemburu karna beberapa keistimewaan yang

dimilikinya. Anjing memiliki pendengaran dan penciuman yang sangat tajam lebih

dari manusia. Anjing sangat tekun belajar bahkan ketika diletakkan sesuatu di atas

kepalanya sesuatu yang tidak boleh digerakkan dan dalam saat yang sama

dihidangkan untuknya makanan, maka ia tidak akan bergerak kecuali jika sesuatu

itu disingkirkan dari kepalanya.18

Anjing mempunyai penciuman yang sangat tajam

berkali kali lipat lebih dari penciuman manusia, Inilah yang dijadikan anjing sebagai

senjata terbaiknya untuk mendeteksi hewan buruan atau mangsanya. Anjing

memiliki dua ratus juta resesptor bau. Hidung manusia hanya memiliki lima juta

reseptor bau, keistimewaan inilah yang tidak dimiliki hewan lain sehingga

menjadikan anjing lebih berpotensi menjadi hewan pemburu dibandingkan dengan

hewan lainnya.19

Banyak keistimewaan-keistimewaan anjing yang tidak dimiliki manusia

secara naluri dan struktur tubuh salah satunya ketika berbicara mengenai potensi

dalam berburu. Namun pada dasarnya manusia tetap menjadi mahluk yang paling

sempurna dari mahluk lainnya, manusia dianugrahi oleh Allah akal pikiran sehingga

mampu menciptakan alat pendeteksi hewan buruan yang lebih canggih dan efektif

dari pendeteksi buruan yang dimiliki seeekor anjing. Manusia mampu menciptakan

senjata yang dapat melumpuhkan seekor hewan bahkan hewan yang paling besar

sekalipun.

18M.Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, h. 254-

255.

19M. Quraish Shihab, Dia Dimana Mana Tangan Tuhan Dibalik Setiap Penomena, h. 254

Page 81: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

63

Para ulama memperbolehkan seseorang untuk memelihara anjing untuk

keperluan membantu manusia dalam pertanian, peternakan, atau perburuan, namun

tidak untuk keperluan mencari kesenangan belaka.20

Setelah membahas berbagai manfaat yang dimiliki hewan bernajis ini maka

penulis menganggap ada satu pesan penting yang bisa ditarik hikmahnya.

Bahwasanya bukan karena kenajisan hewan ini sehingga ia harus dihukum dengan

berprilaku kasar dan keras serta tidak adil terhadap mereka, bahkan tentang

kenajisannya penganut madzhab maliki justru berpendapat sisa air yang di minum

anjing suci dan tidak najis serta dapat diminum.21

Mereka punya hak hidup dengan

tenang layaknya mahluk lain yang diciptakan Allah swt. mereka diciptakan tidaklah

sia-sia Allah hadirkan dalam diri mereka begitu banyak manfaat yang bisa

dimamfaatkan manusia. Sehingga manusia tidaklah berhak untuk mengakhiri

kehidupan suatu mahluk dengan sia-sia. Sebab tidak ada satupun mahluk yang Allah

swt. ciptakan dengan sia-sia.

Dari beberapa ayat yang membahas tentang manfaat dari seekor anjing maka

penulis menganggap ada sebuah pesan penting yang disampaikan dari pemaparan

tersebut. Bahwa sanya Allah swt. maha tahu tentang apa yang diciptakanNya

sehingga tak ada satupun ciptaanNya yang sia-sia melainkan senantiasa memiliki

manfaat untuk makhluk lainnya. Bahkan pada anjing sekalipun Allah swt.

menyisipkan begitu banyak potensi yang menyebabkan hewan ini menjadi sangat

bermanfaat bagi makhluk lain khususnya manusia.

20Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains :(Jakarta: Lajnah

Pentashihan al-Qur’an, 2012), . h 63

21 Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqhi Lima Madzhab Ja’fari Hanafi Maliki Syafi’i Hambali

(Cet, 23; Pt Lentera: Jakarta,2008), h.14.

Page 82: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

64

Dengan demikian manusia sebagai khalifah di muka bumi ini hendaklah

senantiasa menyadari bahwa salah satu tujuan penciptaan dirinya adalah untuk

menjadi manfaat terhadap mahluk yang lain. Oleh karena itu apabila ada seseorang

yang tidak mampu menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain tentunya ia sudah

keluar dari salah satu kategori manusia yang sebaik baiknya mahluk yang diciptakan

dan sudah tidak sesuai dengan penegasan Rasulullah saw. tentang sebaik baiknya

manusia adalah yang bermanfaat bagi makhluk yang lain terkhusus manusia.

C. Penilaian Allah swt. Terhadap Makhluknya

Tentang nilai, setiap manusia adalah juri bagi manusia yang lain. Yaitu juri

yang akan memberikan nilai terhadap apa yang telah orang lain lakukan. Sedangkan

sebaik-baik juri adalah Allah swt. dan sebaik-baiknya nilai yang didapatkan adalah

nilai baik yang diberikan oleh Allah swt. sebuah nilai yang akrab disebut dalam

islam sebagai derajat takwa.

Allah swt. tidak pernah membeda bedakan mahluknya tentang penilaian

tersebut. Hal ini dibuktikan dengan diungkapakannya nama anjing dalam al-Qur’an.

Salah satunya karna sebuah perbuatan baik yang telah dilakukan anjing tersebut

yaitu menjaga orang-orang beriman yang ingin mempertahankan aqidahnya dari

penguasa yang ingin meruntuhkan keyakinannya kepada Allah swt.

Terkait hal ini, Ibnu Kas|ir mengatakan dicantumkannya kata anjing di dalam

al-Qur’an, merupakan bentuk penghormatan dari Allah swt. kepada hewan tersebut

Page 83: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

65

karena telah turut menjaga asha>b al-kahfi.22 Ini kemudian menjadi teguran besar

kepada segelintir manusia yang sering menghinakan anjing, sebab anjing merupakan

salah satu mahluk yang dimuliakan oleh Allah swt. dengan disebutkan namanya

dalam al-Qur’an karna kesetiannya menjaga para pemuda beriman.

Namun pada kenyataannya seringkali manusia mengucilkan, menghinakan,

bahkan tidak segan untuk membunuh hewan yang satu ini, karna berbagai alasan,

seperti ketika membahas tentang jilatannya yang dianggap najis dan dapat

menghantarkan penyakit yang berbahaya, dengan tidak sadar bahwa mereka menjadi

bernajis atas kehendak Allah mereka dapat menghantarkan penyakit itu juga atas

kehendak Allah, namun bukan berarti Allah membiarkan mereka dalam keadan

seperti itu, Allah swt. memberikan penawarnya lewat wahyu yang diturunkan oleh

Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. tentang cara membersihkan jilatan anjing

yaitu dengan mencuci tujuh kali dan dibasuh dengan tanah pada basuhan terakhir.

Banyak ulama yang menolak legalisasi membunuh anjing karena hal ini tentu

saja melenyapkan kehidupan suatu ciptaan Allah. Hal ini tidak sejalan dengan tugas

kekhalifaan yang antara lain menghormati semua ciptaan Allah swt. Suatu ciptaan

tidak dapat dengan demikian saja dimusnahkan dan kehidupan tidak dapat di

22 M.Nasib ar-Rifa>’i, Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Gema

Insani, 2000), h. 126.

Page 84: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

66

hilangkan tanpa alasan kuat. Tidak ada alasan apapun untuk membunuh anjing

hanya karna anjing bernajis dan dilarang untuk dimakan.23

Kenyataannya sekarang tidak sedikit manusia yang menghinakan dan

mengucilkan anjing bahkan tidak segan-segan untuk membunuhnya ketika ditemui

dihalaman rumah, di jalan-jalan, dan di lingkungan sekitarnya khususnya yang

beragama Islam dan sekelompok fanatik yang memvonis hewan satu ini sebagai

hewan bernajis yang dapat menularkan penyakit berbahaya, dengan tidak sadar

bahwa masih banyak hewan lain yang mempunyai potensi hampir sama dalam

penyebaran penyakitnya seperti Kera, kucing, dan tikus. Akan tetapi perlakuan

mereka berbeda ketika diperhadapkan dengan anjing, sedangkan anjing memiliki

keistimewaan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh manusia ketika dibandingkan

dengan hewan-hewan lainnya tersebut.

Anjing merupakan hewan yang diciptakan oleh Allah swt. di muka bumi ini

sebagai mahluk-Nya yang memiliki kekurangan dan mempunyai banyak

keistimewaan-keistimewaan yang bermanfaat bagi mahluk lainnya khususnya

manusia. Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai anjing maka didapatkan

begitu banyak manfaat dan keistimewaan yang dimiliki seekor anjing. Dengan ini

maka timbul sebuah pertanyaan dalam benak penulis. Apakah yang menjadi alasan

mendasar segelintir manusia yang senantiasa menghinakan dan mengucilkan anjing,

yang kadang nama anjing dijadikan sebagai kata cacian terhadap saudaranya sesama

23Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, h. 63

Page 85: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

67

manusia sendiri, bahkan tidak segan-segan untuk membunuhnya, sedangkan dibalik

kekurangan binatang tersebut terdapat begitu banyak kelebihan-kelebihan yang

bermanfaat untuk makhluk lainnya khususnya manusia. Tentang siapa yang lebih

tinggi derajatnya dan lebih mulia di mata Allah itu tergantung siapa yang lebih

bertaqwa dihadapan Allah swt. seekor hewan bisa saja memiliki derajat yang lebih

tinggi dibandingkan manusia ketika manusia itu sendiri tak mampu menjadi manusia

yang seutuhnya tak mampu bersyukur dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya

sehingga ia menjadi lebih rendah dari binatang sekalipun. Seperti firman Allah swt.

dalam QS al-A‘raf/7 :179

وس ن واال ن امج نثريا م ا ومههم وملد ذرأن مجهن ون ب ه ال يهبص ا ومههم أعنيه مههم كهلهوب ال يفلههون ب

لهون ه امغاف أضل أومئم هه ا أومئم كلهعام بل هه ون ب أ ذان ال يسمعه

Terjemahnya: Dan sungguh akan kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati tetapi tidak di pergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata akan tetapi tidak dipergunskssnnys untuk elihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka memiliki telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

24

Imam Qurtubi berkata, ‚kalau ada anjing yang memperoleh derajat setinggi

ini, karena menemani dan mengiringi orang-orang yang salih dan para wali, sehingga

Allah swt. menyebutkan dalam kitab-Nya lantas, bagaimana kedudukan orang-orang

24Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 174

Page 86: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

68

mukmin yang mendekatkan diri, bergaul, dan mencintai para wali dan orang-orang

yang salih? Tentu derajatnya lebih tinggi.25

Anjing hampir kehilangan terhadap keadilan di muka bumi ini sebab

kebanyakan manusia menganggap anjing hanya binatang yang memikirkan makanan

dan menggonggong. Kebanyakan manusia menganggap anjing adalah mahluk najis

dan menjadi bahan celaan, hinaan dan umpatan. Bahkan seorang manusia yang telah

dimuliakan oleh Tuhan pun dengan tega berkata kepada temannya, hai anak anjing.

Perkataan ini ia gunakan untuk menghina dan merendahkan temannya.

Sebenarnya perlu manusia ketahui bahwa perlakuan demikian bukanlah

sebuah penghinaan bagi seekor anjing sebab ketika ada mahluk yang tercipta

sebagai anjing tidaklah berarti ia telah kafir karna ukuran tinggi rendahnya derajat

suatu mahluk di mata Allah swt. adalah siapa yang paling bertakwa kepadanya.

Sebenarnya perlu manusia ketahui bahwa perlakuan demikian bukanlah sebuah

penghinaan bagi seekor anjing sebab ketika ada mahluk yang tercipta sebagai anjing

tidaklah berarti ia telah kafir karena ukuran tinggi rendahnya derajat suatu mahluk di

mata Allah swt. adalah siapa yang paling bertakwa kepadanya.

Sesungguhnya Tuhan-lah yang berkehendak menciptakan mereka sebagai

anjing, dia juga yang berkehendak menciptakan yang lain sebagai manusia.

Seandainya Tuhan berkehendak menciptakan anjing sebagai manusia, dan manusia

diciptakan sebagai anjing, sungguh Dia Maha Kuasa, dan tidak ada yang mampu

menyanggah hukum serta kehendaknya.

25Shalah al-Khalidi, Kisah-kisah al-Qur’an; Pelajaran dari Orang-Orang Dahulu (Jakarta:

Gema Insani, 2000), h. 68.

Page 87: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

69

Dengan demikian, mengapa manusia berbuat jahat terhadap anjing,

membawa nama anjing dalam sumpah mereka? Ini bisa saja dianggap suatu

kezaliman, dan penulis merasa ini suatu kesalahan. Penghinaan dengan nama anjing

bukanlah satu-satunya kez}liman yang menjadi spesialisasi manusia. Boleh jadi,

inilah kez}aliman yang paling sederhana yang telah manusia lakukan. Masih banyak

kez}aliman-kez}aliman yang dilakukan manusia terhadap anjing. Tapi dibalik

penghinaan serta berbagai kez}aliman yang manusia lakukan terhadap anjing. Allah

swt. dengan Kemaha Tahuannya dan Maha Penyayangnya justru memuliakan dan

mengangkat derajat seekor anjing dengan menyebutkan nama anjing dalam sebuah

kemukjizatannya tentang kisah asha>b al-kahfi di dalam kitab sucinya al-Qur’an.

Bukan hanya itu. Allah juga mengangkat derajat seekor anjing dengan

disebutkannya berbagai manfaat hewan ini dalam al-Qur‘an.

Berbagai alasan yang mendasari manusia sering berbuat z}alim terhadap

anjing. Paling populer hewan ini adalah hewan bernajis. Namun jika demikian

adanya mengapa justru dibalik kenajisannya Allah swt. justru menghalalkan hasil

buruannya untuk dimakan tentunya ini membantah suatu pemikiran negatif terhadap

anjing karna kenajisannya. Tidak jarang juga manusia menz}alimi hewan yang satu

ini karena dianggap bahwa hewan ini hewan yang rakus dan tamak. Jika alasan ini

yang menjadikan mereka menghalalkan kez}alimannya terhadap anjing, mengapa

kemudian Allah justru mengutuk kaum Nabi Mu>sa yang tamak dan rakus menjadi

seekor monyet seperti yang dikisahkan dalam QS al-Baqarah/2: 65

ين اعتدوا ه ال ئني وملد علمته ردة خاس هوا ك بت فلهليا مههم نهوه ف امس نكه م

Terjemahnya:

Page 88: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

70

Dan sungguh kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran diantara kamu pada hari sabat lalu kamu katakan kepada mereka jadilah kamu kera yang hina.

26

Pada konteks ayat tersebut Allah swt. justru mengutuk ketamakan serta

kerakusan kaum nabi musa menjadi kera yang hina. Jika demikian maka

sesungguhnya kekeliruanlah yang telah dilakukan oleh manusia yang menz}alimi

seekor anjing dengan prasangka tersebut.

Selanjutnya segelintir manusia juga sering menz}alimi hewan yang satu ini

karna dianggap hewan ini kehadirannya mengganggu ketenangan, gonggongannya

yang keras seringkali membuat telinga-telinga mereka terusik dengan hal tersebut.

Inilah mengapa segelintir manusia merasa tidak tenang ketika ada seekor anjing

yang hidup di sekitar mereka. Jika demikian adanya suara mereka atau yang lebih

akrabnya disebut gonggongan mereka adalah suara yang buruk, lantas mengapa

Allah swt justru menyebutkan dalam QS. Luqman/3 :19 bahwa suara terburuk adalah

suara keledai Allah swt. berfirman

ري ن أىكر الصوات مصوته امحمن صوثم ا ض م م واغضه ي د ف مش واكص

Terjemahnya:

Dan sederhanahlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

27

Allah swt. pada konteks ayat tersebut justru tidak menjadikan suara anjing

sebagai suara terburuk jika ternyata suara anjing dapat menggangu atau

menghadirkan sesuatu yang negatif, sedangkan Allah swt. Maha Tau segala sesuatu.

Lantas masih adakah alasan manusia untuk menghinakan seekor anjing? Tentunya

tidak!.

26Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 10

27Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412

Page 89: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

71

Dengan demikian jika ternyata prasangka negatif selama ini yang sering

dilontarkan kepada anjing salah ataupun keliru, tentunya diharapkan dapat dirubah

menjadi prasangka yang positif. Bukankah berprasangka negatif terhadap penciptaan

Allah swt. berarti sama saj mengingkari kesempurnaan penciptaannya. Sebaiknya

prasangka positif senantiasa ditanamkan dalam pikiran terhadap semua ciptaanNya,

karena prasangka positif akan melahirkan prilaku yang baik, sebab itulah tujuan

sesungguhnya seorang khalifah di muka bumi ini yaitu menjaga seluruh ciptaannya

dan senantiasa berprilaku baik terhadap semua mahluk bahkan kepada binatang

sekalipun.

Pada pemaparan tersebut, tentunya memberikan pesan bahwasanya

perjalanan hidup manusia senantiasa diawasi oleh Allah swt. sembari Allah akan

memberikan penilaian pada setiap apa yang dilakukan hambaNya. Oleh karena itu

hendaknya sesama makhluk Allh tidak merendahkan antara satu dengan yang lain

hanya karna menganggap ia lebih baik dari makhluk lainnya. Sedangkan Allah hanya

melihat siapa yang lebih bertakwa diantara sekian banyaknya makhluk ciptaaNya.

Tentang nilai yang Allah berikan kepada seekor anjing hendaknya menjadi

motivasi bagi diri masing-masing manusia agar senantiasa menjadikan setiap apa

yang dilakukan di muka bumi ini senantiasa bernilai baik di mata Allah swt.

sehingga predikat taqwa dapat dimiliki.

Page 90: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah

dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka beberapa hal dapat disimpulkan,

sebagai beriku:

1. Kata yang digunakan al-Qur’an untuk menunjuk makna sari dari anjing

adalah kalbun sebab kata kalbun memiliki satu makna dasar yang

menujuk atas diartikannya sebagai anjing. kata ini digunakan untuk

menggambarkan seekor anjing penjaga anjing pemburu, dan anjing yang

senantiasa menjulurkan lidahnya.

2. Tentang potensi tersebut al-Qur‘an pun mengutarakan beberapa wujud

seekor anjing dalam pembahasannya. Pertama, al-Qur‘an menyampaikan

salah satu potensi seekor anjing yaitu dapat dijadikan sebagai hewan

penjaga dan pemburuh. Anjing merupakan hewan yang senantiasa

menjulurkan lidahnya, yang mana kebiasaan tersebut dalam al-Qur’an

dijadikan perumpamaan terhadap manusia yang terus menerus dalam

kesesatannya, meskipun ia diperingati dengan ayat-ayat Allah ia tetap

pada kedurhakaannya. Sifat terus menerus dalam kedurhakaannya

kepada Allah tersebut yang dipersamakan dengan seekor anjing yang

terus menerus menjulurkan lidahnya. Yang ketiga al-Qur‘an

menggambarkan suatu hubungan emosiaonal seekor anjing dengan

manusia. Dalam ayat tersebut al-Qur‘an menggambarkan seekor anjing

Page 91: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

73

yang menjaga tuannya. Hal tersebut anjing lakukan sebagai balas budi

atas kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan tuannya kepadanya.

3. Dengan demikian atas pemaparan al-Qur‘an tentang beberapa wujud

anjing dalam al-Qur‘an, maka ada beberapa hikmah yang ditarik dari

beberapa pengungkapan tersebut. Yaitu tentang kesetian anjing, yang

hendaknya sifat tersebut dijadikan tauladan untuk manusia. Sebab

kesetiaan memiliki nilai akhlak yang tinggi, juga tentang manfaat dari

seekor anjing yang hendaknya menjadi cambukan bagi manusia agar

senantiasa bermanfaat bagi makhluk yang lainnya. Agar kemudian Allah

memberikan nilai predikat taqwa atas segala prilaku baik yang telah

dilakukan.

B. Implikasi dan Saran

Sebagaimana telah diketahui bahwa anjing merupakan hewan yang memiliki

kekurangan, namun menyimpan begitu banyak manfaat terhadap manusia.

Oleh karena itu, hendaknya manusia senantiasa berprasangka positif terhadap

seekor anjing, senantiasa bersikap baik dan menghilangkan prasangka-prasangka

negatif terhadap anjing yang selama ini sudah bersemayam dibenak manusia pada

umumnya. Sehingga tidak ada lagi kezaliman-kezaliman yang terjadi terhadap

anjing. Sebab ini merupakan salah satu konsep kekhalifaan manusia dimuka bumi,

yaitu senantiasa menjadi rahmatallila>lami>n rahmat bagi seluruh alam.

Demikian pada penulisan skripsi ini, peneliti menyadari bahwasanya masih

terdapat begitu banyak kekurangan, keterbatasan, dan kesalahan yang membutuhkan

koreksi, teguran dan kritikan dari pembaca. Untuk menjadi bahan renungan penulis

demi kesempurnaan penelitian dan hasil yang lebih baik lagi.

Page 92: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

74

Page 93: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

74

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim.

‘Abd Ba>qi, Muhammad Fu>ad. Mu’ja>m al-Mufahra>s li al-fa>z\ al-Qur’an al-Kari>m. al Qa>hira: Da>r al-Hadis, 2007 M.

Abu> ‘Abdillah, al-Bukha>ri> al-Ja‘fi> Muh}ammad ibn Isma>‘i>l. S}ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz VII. Cet. I; t.t.: Da>r T}awqu al-Najah, 1422 H.

‘Umar. Ah}mad Mukhta>r ‘Abd H}ami >d, Mu’ja >m al-Lugah al-Mu’a>s}irah, Juz 3. Cet. I t.t: t.p, 2008.

A>mili, Muh}ammad bin Jari>r bin Yazi>d bin Kas\i>r bin G}a>lib. Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’iwi>ln al-Qur’a>n, Juz 17. Cet. I; Bairu>t: Muassas al-Risa>lah, 1420H/2000M.

Arifin, Yanuar. Misteri As}ha>b al-Kahfi: Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun. Cet. I; Yogyakarta: Diva Press, 2015.

Arrazi>, Ahmad bin Fa>ris bin Zakariyya>h al-Qazwayni>. Mu’ja>m Maqa>yiz al-Lugah, Juz V. t.tp: Da>r al-Fikr, 1979 M.

Baidan, Nashruddin. Metode Penafsiran al-Qur’an. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

-------. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

al-Damasqi. Abu Muhammad ‘Izzuddin ‘Abdul ‘Azi>z bin ‘Abd al-Sala>m bin Abi> al-Qa>sim bin al-H{asan al-Salami>>, Tafsi>r al-Qur’a>n (Ikhtis}ar li al-Tafsi>r al-Ma>urudi>). Juz II. Cet. I; Bairut: Da>r ibn H{azm, 1996 M.

Daqr, M. Nizar. Hidup Sehat dan Bersih Ala Nabi. Cet. III; Jakarta: PT Himmah Pustaka, 2002.

al-Farmawi, Abdul Hayy. Bida>yah Fi> al-Tafsi>r al-Maud}u>’i: Dira>sah Manh}ajiyyah Maudhu>’iyyah, Terj. Rosihun Anwar, Metode Tafsi>r Maud{u>’i: dan Cara Penerapannya. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Hamka, Tafsir al-Azhar. Cet. I; Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1979.

Hasan, M. Ali dan Rifa’at Syauqi Nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir. Cet.I; Jakarta: Bulan Bintang, 1988.

Ima>m Ibnu Kas\i>r. Kisah Para Nabi. Jakarta: Pustaka al-Kaus\ar, 2005.

Ismail, Muhammad Bakri. Dirâsat Fiy ‘Ulûm al-Qur’ân. Cet.I; Kairo: Da>r al-Mana>r, 1991.

al-Jau>zi>, Jama>l al-Di>n Abu Firaj ‘Abd al-Rahman bin ‘Ali> bin Muhammad. Za>d al-Masi>r ‘Ulum al-Tafsi>r, Juz III. t.t: Da>r al-Kita>b al-Arabi>, 1422 H.

al-Ju’fi>, Muhammad bin Isma>’il Abu> ‘Abdulla>h al-Bukha>ri>. al-Ja>mi’ al-Musnad al-S{ah}i>h} al-Mukhtas}ar min Umu>r Rasulullah saw, Juz VIII. Cet. I; Da>r T{u>q al-Naja>h, 1422.

Page 94: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

75

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta : CV. Dua Sehati, 2012.

Kementerian Agama RI, Hewan Dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan al-Qur’an, 2012.

Khalidi, Shalah. Kisah-kisah al-Qur’an; Pelajaran dari Orang-Orang Dahulu. Jakarta: Gema Insani, 2000.

Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Cet. II; Jakarta: Amzah, 2009.

Mahali, Andi mudjab. Asbabun Nuzul: Studi Pendalaman Al-Qur’an Surat Al-Baqarah-An Nas. Jakarta Pt Raja Grapindo Persada 2002 M

al-Mara>gi>, Ah{mad bin Mus{t{afa.> Tafsi>r al-Mara>gi>, Juz VI. Cet. I; t.t: Mat{ba’ah Mus{t{afa> al-Ba>bi> al-H{alabi>, 1365 H/1946 M

Mugniyah, Muhammad Jawad. Fiqhi Lima Madzhab Ja’fari Hanafi Maliki Syafi’i Hambali. Cet, 23; PT. Lentera: Jakarta, 2008.

Muh}ammad. Muh{mmad bin Muh}ammad dan Abu> Mans}u>r al-Ma>turi>di>, Tafsi>r al-Ma>turi>di>, Juz 7. Cet. I; Bairu>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005.

al-Muha>ribi, Abu> Muh}ammad ‘Abd al-H}a>q bin G{a>lib bin ‘Abd Rah}ma>n bin Tama>m bin ‘Atiyyah al-Andalu>si. al-Muh}arra>r al-Waji>z fi> Tafsi>r al-Kita>b al-‘Azi>z, Juz 3. Cet. I; Bairu>t: Da>r al-Kutu>b al-‘Ilmiyyah, 1422 H.

Najjar, Zaghlul. Al-I‘ja>z al-‘Ilmi> Fi> al-Sunnah al-Nabawiyyah, terj. Zidni Ilham Faylasufa, Pembuktian Sains dalam Sunnah, Juz III. Cet. I; Jakarta: Amzah, 2007 M

Ondeng, Syarifuddin. Teori-teori Pendekatan Metodologi Studi Islam. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Qat}t}a>n, Manna>’. Maba>hits fi ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Mansyu>rat Liy al-Ashr al-Hadîts, 1973.

-------. Maba>hi>s| fi ulu>m> al-Qur’a>n, Terj. Anunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an. Cet. IX; Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2013 .

al-Ra>zi>, Abu Abdullah bin Umar bin al-Hasan bin al-Husain Attaymi> ar-Ra>zi> al-Malqab bifakhruddin>. Mafa>ti>h al-Gayb, Juz XXI. Cet. III: Bairut; Da>r Ihya> al-Tura>s\ al-Arabi> 1420 H.

Rifa’i, M. Nasib. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibn Kas\i>r. Jakarta: Gema Insani, 2000.

Salim, Abd. Muin. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2005.

Shihab, M. Quraish. Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena. Cet. II; Tangerang: Lentera Hati, 2005.

-------. Dia Dimana Mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena. Cet. IV; PT. Lentera Hati: Jakarta1427H/2006M

-------. Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Page 95: FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK …repositori.uin-alauddin.ac.id/8495/1/REZKI AFDAL.pdf · Filsafat dan Politik uin Alauddin Makassar yang telah banyak ... teman Ilmu al-Qur’an

76

-------. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Cet. III; Jakarta: Lentara Hati, 2002.

-------. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol 3. Cet. VI; Tangerang: Lentera Hati, 2006.

-------. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Cet. V; Tangerang: Lentara Hati, 2012.

-------. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat. Cet. II; PT. Mizan Pustaka: Jakarta, 2014.

-------. Ensiklopedia AL-Qur’an: Kajian Kosakata, Jilid II. Cet.I: Jakarta; Lentera Hati, 2007 M

Siddieqy, M. Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Cet.III; Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Suyuthi, Imam. Asbabun Nuzul. Cet, I; Insan Kamil: Solo, 2016 M

Thalbah. Hisham, Kemukjizatan Penciptaan Hewan Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadis , Cet. Ke- I: PT. Sapta Sentosa: Bekasi 2008.

Tim penyusun, ‚Hijrah Menuju Islam Kaffah‛, Cahaya Nabawiy, no. 163, 2017.

Tirmidzi>, Muh~ammad bin ‘I<sa> bin Sau>rah bin Mu>sa bin al-D{ah}ha>k. Sunan al-Tirmi>z\i> Juz IV. Cet. II: Mesir; Syirkah Maktabah Wamatba’ah Must{afa> al-Babi> al-H}ali> 1395H/1975M

Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet. II; Pt Balai Pustaka: Jakarta 2002 M

Umar, Nasaruddin. Ulumul Qur’an. Jakarta: al-Ghazali Center, 2008.

Utsaimin, Muhammad bin S{alih}. Tafsi>r al-Qur’an al-Kari>m Surah al-Kahfi> terj. Abu Abdirahman bin T{ayyib,. Tafsir al-Kahfi. Cet. I: Jakarta; Pustaka al-Sunnah, 2005.