FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...
Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SKI POKOK
BAHASAN KHULAFAUR ROSYIDIN DENGAN METODE CONCEPT
MAP KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHOLI’UL FALAH
MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
MOHTAR 093111320
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MOHTAR
NIM : 093111320
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 2 Juni 2011 Saya yang menyatakan, MOHTAR 093111320
Semarang, Juni 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SKI POKOK BAHASAN KHULAFAUR ROSYIDIN DENGAN METODE CONCEPT MAP KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHOLI’UL FALAH MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama : MOHTAR NIM : 093111320 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing,
Mufidah M.Pd NIP. 19690701997032001
MOTTO
ت ��و�� � �وات وا��رض وا���ف ا����� وا����ر ���� ا��� ��إن� ا���"ب
)١٩٠: ال %�$ان ( Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
(QS. Ali Imran: 190). ∗
∗ Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 155.
ABSTRAK
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SKI
POKOK BAHASAN KHULAFAUR ROSYIDIN DENGAN METODE CONCEPT MAP KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH MATHOLI’UL FALAH MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011
Penulis : MOHTAR NIM : 093111320
Skripsi ini dilatarbelakangi dari proses pembelajaran SKI Kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus dengan menggunakan metode ceramah dan dominan cerita sehingga siswa pasif dalam pembelajaran dengan hanya mendengarkan guru saja tanpa melakukan proses aktif bekerja mandiri dalam pembelajarannya. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang variatif yang mengarah pada pembentukan keaktifan belajar siswa. Salah satunya adalah melaksanakan proses pembelajaran SKI menggunakan metode concept map.
Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus sebelum menggunakan metode concept map? 2) Bagaimana praktek pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus? 3) Apakah metode concept map dapat meningkatkan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus.
Permasalahan tersebut di bahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 3 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Kajian ini menunjukkan bahwa: 1) Prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus sebelum menggunakan metode concept map dengan KKM 70 hanya ada 8 oesert didik atau 40%. 2) Praktek pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dari perencanaan peneliti membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun kerangka concept map, pembentukan kelompok maupun pasangan, menyusun kuis, menyiapkan lembar observasi, dan pendokumentasian. Kemudian dilakukan tindakan yang merupakan proses pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari pendahuluan kegiatan berupa, absensi dan pemberian motivasi. Pada tahap pelaksanaan, peneliti menyuruh siswa membuat concept map sesuai skenario pembelajaran secara klasikal pada siklus I, kelompok pada siklus II dan berpasangan pada siklus III, yang masing-masing siklus ditindaklanjuti dengan presentasi, diskusi, mereview, tanya jawab dan penguatan dari peneliti. Terakhir penutup dengan memberikan soal, tindak lanjut dan berdo’a bersama. Selanjutnya tahap observasi dengan menilai hasil keaktifan belajar dan nilai hasil belajar siswa dan tahap refleksi dengan mengevaluasi kekurangan setiap tahapan siklus untuk menjadi pedoman yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. 3)
Peningkatan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus dengan metode concept map dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pada siklus I 55%, pada siklus II menjadi 65% dan pada siklus III meningkat menjadi 85%. Demikian juga dengan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga mengalami peningkatan persiklus yaitu pada siklus I keaktifan siswa 55% naik menjadi 60% pada siklus II dan pada siklus III menjadi 80%, ini menunjukkan indikator yang ditentukan yaitu ada peningkatan prestasi belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu 7,0. Dan rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah 70% tercapai, dan hipotesis yang menyatakan penggunaan metode concept map dapat meningkatkan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus di terima.
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Robbal alamin yang telah
melimpahkan nikmat, Taufik, hidayah dan inayah-Nya setelah penulis skripsi ini
dapat terselesaikan.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan skripsi
ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang,
beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik
2. Mufidah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yang telah
memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian.
4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a
semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat
ganda dari Allah SWT.
Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan
dalam menyusun skripsi ini. Maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif, evaluative dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya
Semarang, 2 Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 6
1. Metode Index Card Match ................................................ 6
a. Pengertian Metode Index Card Match ....................... 6
b. Tujuan Metode Index Card Match .............................. 9
c. Prinsip-Prinsip Interaksi Guru dan Siswa dalam Metode
Index Card Match ....................................................... 10
d. Langkah-Langkah Metode Index Card Match ........... 13
2. Hasil Belajar Fiqih ............................................................ 15
a. Pengertian Hasil Belajar Fiqih .................................... 15
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih ........................................ 17
c. Materi Fiqih ................................................................. 17
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih ..... 18
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..... 18
f. Alat Ukur Hasil Belajar Fiqih ..................................... 19
g. Indikator Hasil Belajar ................................................ 21
h. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih melalui index card
match ........................................................................... 22
3. Keaktifan Belajar ............................................................... 25
a. Pengertian Keaktifan Belajar Fiqih ............................. 25
b. Macam-Macam Keaktifan Belajar Fiqih ..................... 25
c. Indikator Keaktifan Belajar Fiqih................................ 28
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar PAI
siswa ............................................................................ 30
B. Penerapan Metode Index Card Match Bagi Peningkatan Hasil
Belajar Fiqih ........................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 33
C. Pelaksana dan Kolaborator ...................................................... 35
D. Variabel Penelitian .................................................................. 35
E. Rancangan Penelitian .............................................................. 36
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 40
G. Instrumen Penelitian ............................................................... 41
H. Metode Analisis Data .............................................................. 42
I. Indikator Pencapaian ............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 44
1. Hasil Pra Siklus ................................................................. 44
2. Hasil Penelitian Siklus I .................................................... 45
3. Hasil Penelitian Siklus II ................................................... 49
4. Hasil Penelitian Siklus III ................................................. 54
B. Pembahasan ............................................................................. 58
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 60
B. Saran-saran .............................................................................. 61
C. Penutup .................................................................................... 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap proses pembelajaran yang dilakukan guru harus mengarah pada
peningkatan prestasi belajar yang optimal, tak terkecuali pada proses
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dimana tujuan dari mata
pelajaran SKI ini adalah agar siswa memiliki kemampuan-kemampuan sebagai
berikut:
1. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh
Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
2. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
3. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.1
Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang variatif yang mengarah
pada pembentukan keaktifan belajar siswa dan tidak bersifat verbal seperti
yang terjadi pada proses pembelajaran SKI Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus dengan menggunakan metode ceramah dan
dominan cerita sehingga siswa pasif dalam pembelajaran dengan hanya
mendengarkan guru saja tanpa melakukan proses aktif bekerja mandiri dalam
1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 22
pembelajarannya. Nilai ketuntasan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
SKI pada semester gasal dengan KKM 70 hanya berkisar 47 % dari seluruh
jumlah siswa dari yang seharusnya 70%-80%.2
Menurut Muhibbin Syah, ranah psikologi siswa yang terpenting adalah
ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini dalam
perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah
kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa) tidak
seperti organ-organ tubuh lainnya, otak sebagai sebagai penggerak aktivitas
akal pikiran sebagai pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Itulah
sebabnya pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar
ranah kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan tanggung jawab.3
Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah
peristiwa mental bukan peristiwa behavioral (jasmaniah) meskipun sikap
behavioral terlihat lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar karena
peristiwa behavioral dikarenakan dorongan mental yang diatur oleh otak. 4
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk dapat menciptakan
keaktifan dan peningkatan prestasi belajar siswa dengan mengaktifkan otak
mereka dengan pembelajaran yang dilakukan salah satunya adalah
melaksanakan proses pembelajaran SKI menggunakan metode concept map.
Concept map adalah sebuah model pembelajaran yang kegiatan intinya
meminta siswa untuk memaparkan temuannya atau ide di depan kelas agar
dapat di evaluasi bersama-sama oleh siswa yang lain dan guru. concept map
sangat baik jika digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan siswa atau
agar siswa mampu menemukan alternatif jawaban yang lain dan berani
memaparkannya.5
Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat
beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat
2 Dokumentasi nilai SKI kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus,
semester gasal 2010/2011 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2000), hlm. 66 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 66 5 Amin Suyitno, Bahan Ajar Pelatihan Guru-Guru Pendidikan Dasar, (Semarang:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri Semarang, 2009)), hlm.7
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan
suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar, untuk mengungkapkan
konsepsi salah (miskonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai alat evaluasi.6
Dari uraian di atas maka penulis bermaksud untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar SKI Pokok
Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus Tahun Ajaran
2010/2011”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini,
maka perlu diperjelas mengenai istilah-istilah dalam judul skripsi yaitu:
1. Upaya
Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb)7
2. Meningkatkan Prestasi Belajar
Meningkatkan yaitu suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan
(usaha, kegiatan dsb).8
Prestasi merupakan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, maupun hal yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Berhasilnya
belajar seseorang akan tampak dalam perkembangan kecerdasan dasar,
kompetensi sosial dan penguasaan ide- ide abstrak. 9
Meningkatkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah cara yang dilakukan guru SKI kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus meningkatkan prestasi belajar SKI siswa
terutama materi Khulafaur Rosyidin.
6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 165 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi.II,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 1109. 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm1198 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 31
3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-
usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh
yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah
masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.10
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam penelitian ini
adalah proses penyampaian mata pelajaran SKI materi Khulafaur
Rosyidin.
4. Metode Concept Map
Metode berasal dari kata metha dan hodos. “Metha” berarti
melalui dan “hodos” berarti jalan atau cara. Jadi metode adalah jalan atau
cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.11
Sedangkan concept map adalah menyatakan hubungan-hubungan
yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.
Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik..12
Metode concept map dalam penelitian ini adalah cara atau proses
yang dilakukan guru kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah
Mejobo Kudus untuk melakukan pembelajaran SKI dengan menggunakan
konsep-konsep pengetahuan dari materi Khulafaur Rosyidin.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian tersebut, maka ada beberapa masalah yang perlu
peneliti kemukakan, antara lain :
1. Bagaimana prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus sebelum
menggunakan metode concept map?
10 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 21 11 Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2000), hlm. 40 12 Amin Suyitno, Bahan Ajar Pelatihan Guru-Guru Pendidikan Dasar, (Semarang:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri Semarang, 2009)), hlm.7
2. Bagaimana praktek pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan
Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus?
3. Apakah metode concept map dapat meningkatkan prestasi belajar SKI
pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus?
D. Tujuan Penelitian
Ada beberapa hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
sebelum menggunakan metode concept map?
2. Untuk mengetahui praktek pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan
Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo K
3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar SKI pokok bahasan
Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah
Mejobo Kudus dengan metode concept map.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah
dan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Sejarah Kebudayaan Islam
b. Mampu menambah khazanah keilmuan Sejarah Kebudayaan Islam
dalam memberikan pengetahuan tentang peningkatan keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus.
b. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas mengajar guru SKI.
BAB II
PEMBELAJARAN SKI DAN METODE CONCEPT MAP
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran SKI
a. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material
fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.13
Menurut Lester D. Crow and Alice Crow learning is a
modification of behaviour accompanying growth processes that are
brought about trough adjustment to tensions initiated trough sensory
stimulation.14 (Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang
diiringi dengan proses pertumbuhan yang ditimbulkan melalui
penyesuaian diri terhadap keadaan lewat rangsangan atau dorongan).
Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran
tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang
datang dari lingkungan individu tersebut.15
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan
salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,
perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh
yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari
sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.
13 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.
57. 14 Lester D. Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York:
American Book Company, 1956), hlm. 215 15 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 100
Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam,
yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk
melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta
didik.16
Jadi pembelajaran SKI adalah interaksi antara guru dan siswa
dalam mempelajari sejarah kebudayaan Islam
b. Tujuan Pembelajaran SKI
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan berarti
apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tidak tentu arah. Pendidikan
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki
tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tidak kehilangan
arah dan pijakan.
Menurut Jabir Abdul Hamid Jabir menyatakan :
� ا,���� 45.١٧ ا3,$ض ا3 20�2 ���$0�1 أن .��-
“Salah satu tujuan dasar pendidikan adalah mampu menumbuhkan pemahaman yang mendalam.”
Sedang Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-
kemampuan sebagai berikut:
6. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari lsiswasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
7. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan
16 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Stsiswar
Kompetensi Lulusan Dan Stsiswar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 21
17 Jabir Abdul Hamid Jabir, Ilmu Tafsirut Tarbawi, (Mesir: Darul Nahdlatul Arabiyah, 2000), hlm. 7
8. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
9. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
10. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-
tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,
budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.18
c. Materi SKI (Khulafaur Rosidin)
Ruang lingkup materi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi :
1) Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad SAW.
2) Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang
meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah,
kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW
ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
3) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan
Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa
akhir hayat Rasulullah SAW.
4) Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin.
5) Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.19
Pada penelitian ini materi yang di kaji adalah Khulafaur Rosidin
d. Standar Kompetensi dan kompetensi dasar SKI kelas VI
STSISWAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
1.1 Menceritakan silsilah, kepribadian, dan perjuangan khalifah Ali bin Abi Thalib
18 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 22 19 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 25
4.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
4.3 Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
5. Mengenal sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing.
5.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh agama Islam di daerah masing-masing
5.2 Menceritakan sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing
5.3 Meneladani perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing
2. Prestasi Belajar SKI
a. Pengertian Prestasi Belajar SKI
Istilah prestasi belajar sudah lazim digunakan di dunia
pendidikan. Kata prestasi itu sendiri mempunyai pengertian “Hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”20.
Tetapi pengertian istilah prestasi belajar berbeda dengan arti kata
prestasi dan belajar, karena istilah prestasi belajar diartikan penguasaan
(hasil yang diperoleh) dari pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai yang telah diberikan oleh guru.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa “Istilah prestasi belajar
cenderung menunjukkan kepada hasil yang tercapai atau hasil yang
sebenarnya dicapai”21. Hal ini sesuai dengan yang didefinisikan oleh M.
Buchori, bahwa prestasi belajar adalah “merupakan hasil yang nyata dari
suatu usaha”22.
Untuk mengetahui secara jelas tentang prestasi belajar, terlebih
dahulu kita harus mengetahui apa yang dinamakan belajar itu sendiri. Di
bawah ini akan penulis kemukakan beberapa pendapat tentang
pengertian belajar di antaranya adalah:
20 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 700.
21 M. Buchori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1980), hlm. 5.
22 M. Buchori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan,, hlm. 78.
Menurut Moh. Uzer Usman “Belajar” diartikan sebagi proses
perubahan, tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dan individu dengan lingkungannya23.
Menurut Ustadz Abdul Aziz, seorang tokoh dan ahli
Pendidikan Islam
�- ذه4 ا���<�=> �;$ء %�- �"$ة 2081 أ $��B. Cه <D�>ن� ا�����B. ��� ٢٤$ا F�FIا�FG�ث
Artinya: Belajar adalah suatru perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman yang kemudian timbullah perubahan yang baru.
Menurut Nana Sujana, belajar adalah suatu proses yang
ditsiswai dengan adanya perubahan pada diri seseoarang25. Menurut
Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar, mengajar”,
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya”26.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui
pelatihan dan pengalaman. Setelah diketahui arti belajar, maka perlu
dahulu mengetahui arti dari prestasi, “prestasi adalah hasil yang
dicapai”27. Kemudian arti dari prestasi belajar itu sendiri dalam kamus
besar bahasa Indonesia disebutkan: “prestasi belajar ialah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru”28. Dengan kata lain, prestasi belajar adalah perubahan
tingkah laku siswa yang merupakan hasil suatu proses belajar yang
ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diperoleh dari tes.
23 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm.5 24 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Madjid, At-Tarbiyah Wa Thuruqut Tadris, Juz 1,
(Makkah:Daul Ma’arif, t.th.) hlm.169. 25 Nana Sujana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,1987),
hlm. 28 26 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 1996), hlm.22 27 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm.787. 28 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 787.
Menurut I.L.Pasaribu dan B. Simanjutak, prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai setelah mengikuti didikan dan latihan
tertentu. Sedangkan menurut M. Buchori, Prestasi belajar adalah
“Merupakan hasil yang nyata dari suatu usaha”29.
Prestasi belajar SKI adalah hasil yang dicapai siswa siswa
setelah melalui proses belajar SKI dalam bentuk perubahan tingkah laku
dan ditunjukkan dalam bentuk nilai angka yang diperoleh dari tes.
b. Aspek-Aspek yang di nilai dalam Belajar SKI
Bentuk-bentuk prestasi belajar SKI meliputi tiga aspek, yaitu :
aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sebagaimana akan penulis
jelaskan sebagai berikut ini :
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif meliputi yaitu hasil belajar pengetahuan
hafalan tentang hal-hal khusus, pengetahuan tentang cara dan sarana
tentang hal-hal khusus, pengetahuan universal dan abtraksi. Tipe
belajar ini meliputi kemampuan menerjemahkan, menafsirkan dan
ekstrapolasi.30
Dalam ranah kognitif ini merupakan hasil dari proses aktif-
konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses adalah
serangkaian proses kognitif seperti persepsi (perception), perhatian
(attention), mengingat (memory), berfikir (thinking, reasoning),
memecahkan masalah (problem solving) dan lain-lain. Belajar
merupakan proses yang dilakukan dengan kesadaran
(consciousness). Dengan kesadaran tersebut seseorang akan secara
aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir, menafsirkan,
mengelompokkan, mengkaitkan, mengkonfrontasikan informasi
yang diterima berdasarkan apa yang ingin dicapai dan apa yang telah
dia ketahui31.
29 M. Buchori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, hlm. 78. 30 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 36.
31 Chabib Thoha, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 95-96.
2) Aspek-Aspek Afektif
Ranah afektif meliputi :
a) Menyimak, yaitu : taraf sadar memperhatikan, kesediaan
menerima, dan memperhatikan secara selektif/terkontrol.
b) Merespon. Hal ini meliputi manut (memperoleh sikap
responsive), bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa
puas dalam merespon.
c) Menghargai. Hal ini mencakup menerima nilai, mendambakan
nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai.
d) Mengorganisasi nilai, meliputi: mengkonseptualisasi nilai dan
organisasi sistem nilai.
e) Mewatak, yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai,
menjunjung tinggi dan memperjuangkan nilai32.
3) Aspek Psikomotor
Ranah psikomotor adalah meliputi :
a) Mengindra. Hal ini bisa berbentuk mendengarkan, melihat,
meraba, mencecap, membau.
b) Kesiagaan diri, meliputi : konsentrasi mental, berpose badan, dan
mengembangkan perasaan.
3). Bertindak secara terpimpin, meliputi gerakan menirukan, dan
mencoba melakukan tindakan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar SKI
Belajar sebagai aktivitas berlangsung melalui proses
keberhasilan belajar atau prestasi belajar seseorang yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut :
1) Faktor yang berasal dari luar diri anak
Faktor ini digolongkan menjadi faktor-faktor non sosial dan
faktor-faktor sosial.
a) Faktor non sosial
32 Mustaqim, Psikologi Pendidikan,, hlm. 38
Kelompok faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang
jumlahnya. Misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
dan peraga yang dipakai untuk belajar (alat-alat peraga yang
disebut alat-alat pelajaran)33.
b) Faktor sosial
Yang dimaksud faktor sosial ini adalah faktor manusia.
Faktor ini meliputi hubungan dengan keluarga, hubungan dengan
sekolah dan hubungan dengan masyarakat.
a) Hubungan dengan keluarga
Hubungan keluarga (orang tua) sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan anak, baik fisik
maupun psikis, dan orang tualah yang harus bertanggung
jawab terhadap pendidikan anak. “Orang tua dengan
pengaruhnya yang besar itu dapat membimbing jiwa anaknya
yang sedang berkembang itu ke cita-cita yang mereka
inginkan”34.
Jadi anak akan bisa belajar dengan baik di rumah
apabila suasana keluarga dalam keadaan damai, terjadi
hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis, serta ada
hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anak.
b) Hubungan dengan sekolah
Guru dalam menjalankan tugasnya, yakni mendidik
dan mengajar anak-anak dalam kelas harus ada hubungan
timbal balik, baik dari segi paedagogis ataupun psikologis.
Hubungan timbal balik yang sesuai, yaitu guru harus
memperhatian kepentingan murid-muridnya, sedangkan
murid juga harus aktif sendiri dalam pelajaran yang telah
diberikan oleh gurunya. Termasuk faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah
pemanfaatan waktu luang siswa.
33 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), hlm. 46. 34 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Semarang: Toha Putra, 1983), hlm. 76.
c) Hubungan dengan masyarakat
Saling meniru sikap anak dengan temannya sangat
cepat dan sangat kuat pengaruhnya. Pengaruh kawan (teman)
adalah sangat besar terhadap akal dan akhlaknya, sehingga
dengan demikian kita dapat memastikan bahwa hari depan
anak tergantung kepada keadaan masyarakat dimana anak itu
bergaul. Anak yang hidup diantara tetangga yang baik akan
menjadi baik juga, dan sebaliknya anak yang hidup diantara
orang-orang yang buruk akhlaknya maka akan menjadi buruk
pula akhlaknya.
Berdasarkan dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa lingkungan masyarakat dimana anak itu tinggal akan
mempengaruhi mereka dalam belajar.
d) Faktor guru
Guru yang secara luas berfungsi sebagai pendidik,
merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam
proses belajar mengajar. Begitu pentingnya seorang guru,
sehingga Imam Syafi'i menggambarkannya dalam sya'irnya -
sebagaimana dikutip oleh Ahmad Ludjito-, yang artinya :
"Bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala
penghormatan, (karena) guru hampir sama dengan utusan
Tuhan"35.
2) Faktor yang berasal dari dalam diri anak
Faktor ini digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor psikologis atau faktor fisik berasal dari keadaan
jasmani anak, sedangkan faktor fisiologis berasal dari keadaan
psikis. Faktor ini mungkin dapat berdiri sendiri, tetapi juga bisa
saling berhubungan. Misalnya keadaan fisik yang terganggu akan
35 Ahmad Ludjito, Pendidikan Agama Sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam
Pendidikan Nasional, dalam Chabib Thoha & Abdul Mu'ti, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 25.
mempengaruhi psikisnya dan sebaliknya keadaan psikis yang
terganggu, juga akan mempengaruhi fisiknya.
Prestasi belajar ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki
oleh anak itu sendiri. Bagi anak yang psiswai, cerdas, maka dapat
dipastikan prestasi yang diperolehnya akan lebih baik atau bahkan
sampai dengan tingkat memuaskan. Namun kecerdasan bukan satu-
satunya yang menentukan keberhasilan dalam belajar seseorang.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang mempengaruhi prestasi
belajar antara lain :
1) Lingkungan rumah tangga, seperti perhatian orang tua di rumah
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anaknya.
Orang tua sebagai tulang punggung dalam kehidupan
berumah tangga sekaligus sebagai pembimbing bagi anak-anaknya.
Sehingga bimbingan orang tua akan sangat mempengaruhi terhadap
prestasi belajar.
Anak merupakan buah hati bagi orang tua dalam keluarga.
Tetapi dari sekian anak yang dimilikinya, maka tugas terberat bagi
orang tua adalah menanamkan budi pekerti serta dasar keimanan
yang kuat. Hal ini dapat dimulai dari pembiasaan dan pengajaran
terhadap anak-anaknya yang berupa melatih ngaji Al Qur'an,
membiasakan salat berjamaah, membiasakan bersikap sopan santun
serta memberikan bimbingan tentang perilaku yang baik dalam
pergaulannya.
2) Lingkungan sekolah, yang dapat terbentuk melalui pendidikan yang
diberikan oleh guru di sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, muatan kurikulum akan
mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Jadi
kurikulum juga mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik
di sekolah. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak
didik untuk tunduk pada norma-norma sosial , susila, dan hukum
yang berlaku dalam masyarakatnya. Demikian halnya di sekolah
lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan
membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan
belajar di sekolah. Guru merupakan seseorang yang tugas atau
pekerjaannya selain mengajar, memberikan macam-macam ilmu
pengetahuan dan ketrampilan kepada anak-anaknya juga
mendidik.36
3) Lingkungan pekerjaan, yang terfokus pada pekerjaan yang dialami
oleh anak yaitu sekitar lingkungan bermain dan lingkungan belajar.
Faktor yang sangat mempengaruhi belajar anak adalah
faktor psikologis. Oleh karena itu, “minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor
psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar dan hasil
belajar anak didik”
4) Lingkungan pergaulan yang sifatnya umum, yaitu pergaulan tanpa
terkendali yang sering dilakukan ketika mereka berada di tengah-
tengah pergaulan dengan teman-temannya yang tetap berpengaruh
kepada alam pikirannya dan terbawa pula dalam perilaku setiap
hari. 37.
d. Alat Ukur Prestasi Belajar SKI
Untuk memperoleh prestasi belajar yang diharapkan termasuk
didalamnya prestasi belajar SKI maka ada kriteria untuk menentukan
tingkat keberhasilan atau prestasi belajar SKI. Menurut Nana Sudjana,
ada dua kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukut keberhasilan hasil
belajar yaitu :
1) Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
2) Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya.38
Dengan kriteria tersebut artinya bukan berarti mengejar hasil
yang setinggi-tingginya sampai mengabaikan prosesnya, tetapi keduanya
harus dicapai bersama-sama secara seimbang, sebab suatu hasil itu
sendiri ditentukan oleh proses sebelumnya. Prestasi belajar ini biasanya
36 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 138.
37 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 142-157.
38 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,, hlm. 49
berupa nilai yang diperoleh peserta didik melalui tes yang kemudian
dimasukkan ke dalam buku raport. Dalam pengisian raport ini tidaklah
dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu mengadakan pengukuran prestasi
belajar peserta didik.
Oleh karena itu di dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur
keberhasilan peserta didik, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan
perwujudan prestasi yang sebenarnya. Karena prestasi yang sebenarnya
adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam
pola tingkah laku sebagai hasil dari belajar.
Pengukuran diartikan sebagai pekerjaan membandingkan
sesuatu hasil belajar peserta didik dengan ukuran yang sudah
ditentukan.39Penilaian adalah suatu proses pemberian atau penentuan
nilai terhadap sesuatu dengan kriteria tertentu atau mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran atau norma tertentu, apakah
baik atau buruk.40
Dengan demikian pengukuran lebih menekankan kepada proses
penentuan kuantitas sesuatu melalui pembandingan dengan satuan ukuran
tertentu. Adapun penilaian menekankan kepada proses pembuatan
keputusan terhadap sesuatu ukuran baik atau buruk yang bersifat
kualitatif. Adapun evaluasi mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan
penilaian.41
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai sesuatu, untuk
menentukan nilai dilakukan pengukuran. Wujud dari pengukuran yaitu
pengujian dalam dunia pendidikan disebut tes.42
Tes digunakan oleh guru untuk mengukur dan mengetahui
tingkat pengetahuan peserta didik yang telah dicapai sehubungan dengan
39 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,
(Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000 ), hlm. 75. 40 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993 ), hlm. 136. 41 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
cet. III, hlm. 3. 42 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 ),
hlm. 5.
belajar. Allah memberikan contoh tes (cobaan) terhadap manusia untuk
mengetahui kadar keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah,
sebagaimana firman-Nya QS. Al-Baqarah: 155 sebagai berikut:
و��"Q1 <R�MC��ء 45 اCP�ف واCO�ع وL8M 45 اC5��ال 4�$1�Sا� $=Q1ات و$��Tوا� UVM��١٥٥: ا�"8$ة(وا(
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar." (QS. Al- Baqarah: 155).43
Sasaran pengukuran prestasi belajar peserta didik dengan tes
tersebut adalah ketahanan mental beriman dan bertakwa kepada Allah
jika mereka tahan terhadap uji coba (tes) dari Allah, maka akan
mendapatkan kegembiraan dengan segala bentuk, terutama kegembiraan
yang bersifat mental-rohaniah. Demikian, pekerjaan evaluasi Allah pada
hakikatnya bersifat mendidik terhadap fungsinya selaku hamba-Nya,
yaitu menghambakan diri hanya kepada-Nya. Penelitian ini
menggunakan tes tertulis pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar
siswa
3. Metode Concept Map
a. Pengertian Metode Concept Map
Proses belajar mengajar akan berhasil atau mencapai tujuan
apabila guru dapat menerapkan metode mengajar yang tepat dan murid
dapat menggunakan metode belajar yang tepat pula. Salah satu metode
yang dapat digunakan adalah metode peta konsep.
Penjelasan materi melalui peta konsep akan memudahkan siswa
dalam memahami materi yang diajarkan secara sistematis berdasarkan
aturan-aturan konsep yang disusun melalui peta konsep. Menurut
Ausebel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi
pertama berhubungan dengan cara informasi, yaitu materi pelajaran
disampaikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi
43 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahanya, (Semarang: Toha Putra, 1999), hlm. 39.
kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi
itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-
fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan
diingat oleh siswa.44
Pemetaan konsep menurut Martin (1994), merupakan inovasi
baru yang penting untuk membantu anak untuk menghasilkan
pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan
visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum
informasi tersebut dipelajari.45
Konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang
diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses kognitif
fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari
sekumpulan stimulus dan objek-objeknya. Carrol dalam Kardi,
mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian
pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau
kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang
pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta
mengabaikan elemen yang lain.46
Konsep belajar kebermaknaan Ausubel, bahwa Ausubel
menekankan dan meyaraka para guru-guru dalam mentransfer materi
pelajaran kepada siswa-siswa dengan memanfaatkan melalui belajar
kebermaknaan, setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru memberi
makna secara langsung. Dalam teorinya Ausubel tidak menyinggung
alat-alat atau media yang harus dimiliki oleh guru untuk mengetahui
pengetahuan para siswa. Seorang teoriwan bernama Novak menulis
sebuah buku berjudul Learning how to learn, di dalamnya menjelaskan
tentang suatu bentuk kepada siswa-siswa untuk mengembangkan
fikirannya melalui belajar peta konsep (Concept map), dan Mel
44 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1996), hlm. 110. 45 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 157 46 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, hlm. 158
Siberman dalam bukunya Active learning: 101 Strategies to Teach any
subject.47
Mind map/concept map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke
luar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind map juga
sangat sederhana.48
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis
konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan pada konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama.49
Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989)
yang dikutip oleh Trianto, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai
berikut:
1) Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu
bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi,
matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat
bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih
bermakna.
2) Suatu peta konsep merupakan gambar dua
dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi.
Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan
proporsional nyata konsep-konsep.
3) Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada
konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.
47 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: gaung Persada
Press, 2007), hlm.117 48 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PTY GRamedia Pustaka Utama, 2007),
hlm. 4 49 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, hlm. 159
4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang
lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep
tersebut.50
Jadi peta konsep adalah suatu gambar yang tersusun atas konsep-
konsep yang berkaitan sebagai hasil dari pemetaan konsep. Adapun
yang dimaksud dengan pemetaan konsep adalah suatu proses yang
melibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materi pelajaran dan
pengaturan konsep-konsep tersebut.
b. Tujuan dan Manfaat Concept Map
Secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat
dari efisiensi, keefektifan, relevansi dan produktivitas proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Efisiensi berkenaan
dengan usaha yang relatif kecil dengan hasil yang optimal. Keefektifan
berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan
dalam mencapai tujuan secara cepat dan tepat. Relevansi berkenaan
dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa yang
seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian
hasil baik secara kualitatif maupun kuantitatif.51
Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan tidak sama
dengan peta konsep yang dikembangkan oleh orang lain, sebab dalam
fikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan konsep-konsep itu
yang akan kita tuangkan secara individu. Neisser menjelaskan
mekanisme proses perkembangan “kamus mental”. Komponen yang
menentukan dalam proses ini adalah skemata seseorang. Skemata
dikatakan sebagai “pengantisipasi” karena ia dipersiapkan menerima
informasi dan mengolah informasi yang ada seperti konsep-konsep yang
terdapat dalam fikiran seseorang. Skemata akan berubah manakala
mendapat informasi baru, dan informasi itu merupakan bagian dari
skemata. Manakala kita melihat dialog di TV banyak sekali konsep-
50 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, hlm. 156 51 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2002) hlm. 60.
konsep yang lahir dari pemikiran seseorang, akan tetapi kala kita simak
dialog yang lain, dengan aspek yang sama akan muncul lagi konsep
yang berbeda. Dan kita sebagai pemirsa atau pendengar hanya dapat
mengatakan bagus atau tidak bagus konsepnya tersebut, karena kita
menterjemahkan dengan konsep-konsep yang ada di pikiran kita. 52
Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat
beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru
mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar, untuk
mengungkapkan konsepsi salah (mikonsepsi) yang ada pada anak, dan
sebagai alat evaluasi.53
Menurut Dahar dalam Sutowijoyo sebagaimana di kutip oleh
Triant peta konsep didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif
Ausubel, yaitu:
1) Struktur kognitif diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan
proporsi-proporsi dengan konsep-konsep dan proporsi-proporsi yang
lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep
dan proporsi-proporsi yang kurang inklusif dan lebih khusus.
2) konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna
merupakan proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru
memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak kaitan-
kaitan proporsional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas
dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih
inklusif.
3) prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar
bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya
kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau proporsi.
52 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,, hlm.122 53 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, hlm. 165
Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan
kaitan-kaitan silang antara segmen-segmen konsep.54
Peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu
bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara
meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan
antara konsep atau dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.55
Menurut Tony Buzan manfaat dari concept map adalah
1) Memberi psiswangan menyeluruh pokok masalah atau area yang
luas
2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-
pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita
berada.
3) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat
4) Mendorong pemecahan masalah dengan membuat kita melihat jalan-
jalan terobosan kreatif baru
5) Menyenangkan untuk dilihat, dicerna, dan diingat.56
Mind map/ concept map dapat membantu siswa dalam sangat
banyak hal. Berikut hanyalah beberapa diantaranya. Mind map dapat
membantu siswa untuk :
1) Merencana
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menghemat waktu
5) Menyelesaikan masalah
6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8) Mengingat dengan lebih bak
9) Belajar lebih cepat dan efisien
10) Melihat “gambar keseluruhan”
54 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, hlm. 165-166 55 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif,, hlm. 166 56 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 5
11) Menyelamatkan pohon57
Menurut Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking
Creativity, yang di kutip Tony Buzan mind map/ concept map akan :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi
yang saling terpisah
5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita
membandingkannya.
6) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan
yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan
jangka pendek ke ingatan jangka panjang.58
Mind map/ concept mamembantu siswa belajar, menyusun, dan
menyimpan sebanyak mungkin informasi yang siswa inginkan, dan
mengelompokkannya dengan cara yang alami, memberi siswa akses
yang sudah dan langsung (ingatan yang sempurna) kepada apa pun yang
siswa inginkan.59
Mind map/ concept map, setiap potong informasi baru yang kita
masukkan ke perpustakaan kita otomatis “dikaitkan” ke semua informasi
yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat
pada setiap potong informasi dalam kepala kita, akan semakin mudah
kita “mengait keluar” apapun informasi yang kita butuhkan. Dengan
Mind Map, semakin banyak kita tahu dan belajar, akan semakin mudah
belajar dan mengetahui lebih banyak.60
Ringkasnya, Mind Map memiliki begitu banyak manfaat yang
membantu kita menjadikan hidup lebih mudah dan sukses.61
57 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 6 58 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 7 59 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 12 60 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 13 61 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 13
c. Ciri-Ciri Peta Konsep
Peta konsep sebagai peta pemikiran bagi peserta didik
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisi-
proposisi suatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya
dalam bidang Studi biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam dan
lain sebagainya.
2) Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi
dari suatu bidang studi, atau bagian dari bidang studi yang
memperlihat tata hubungan antara konsep-konsep. Disamping itu
juga memperlihat bentuk belajar kebermaknaan dibanding dari cara
belajar untuk lain dengan tidak memperlihatkan hubungan-hubungan
konsep-konsep. Peta konsep memperlihat hubungan konsep antara
satu dengan yang lainnya.
3) Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antar satu dengan
lainnya, ia dapat berbentuk aliran air, cabang pohon, urutan-urutan
kronologis, dan lain sebagainya.
4) Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep dibawahnya
terdapat beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara
jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan
timbul, seperti; fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.62
d. Macam-macam concept map
Menurut Nur sebagaimana di kutip oleh Trianto peta konsep ada
empat macam, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian
(events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep
laba-aba (spider concept map).63
1) Pohon jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan
beberapa kata yang lain dituliskan pada aris-garis penghubung.
Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antara ide-ide
62 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, hlm. 125 63 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 161
itu. Kata-kata yang ditulis pada harus memberikan hubungan antara
konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan,
tulislah topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan
dengan konsep itu. Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide
atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus.
Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan
berikan hubungannya pada garis-garis itu. Pohon baringan cocok
digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a)
menunjukkan sebab akibat, (b) suatu hirarki, (c) prosedur yang
bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan64.
Contoh peta konsep model pohon jaringan65
2) Rantai kejadian (events chain),
Nur mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat
digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-
langkah dalam suatu prosedur. Atau tahap-tahap dalam suatu proses.
Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu
kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian
64 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 161 65 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 162
Haji
Syarat Wajib haji Rukun Haji
Islam Berakal Baligh Merdeka
Ihram Thawaf Sa’i Wuquf
awal. Kemudian, temukan kejadian berikutnya dalam rantai untuk
dan lanjutkan sampai mencapai suatu hasil. Rantai kejadian cocok
digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) memerikan
tahap-tahap dari suatu proses, (b) langkah-langkah dalam suatu
prosedur linier, dan (c) suatu rutan kejadian.66
Contoh peta konsep model rantai kejadian 67
3) Peta konsep siklus (cycle concept map)
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak
menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu
menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil
dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal,
siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok
diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu
rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok
hasil yang berulang-ulang.68
66 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 162-
163 67 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 163 68 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 163-
164
Abdul Mutholib
Abdullah
Muhammad
Fatimah
Hasan
Contoh Peta konsep siklus 69
4) Peta konsep laba-aba (spider concept map).
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat.
Melakukan curah pendapat ide berangkat dari suatu ide sentral,
sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur
aduk. Banyak dari ide=ide dan ini berkaitan dengan ide sentral itu
namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Peta konsep
laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut:
(a) tidak menurut hirarki, (b) kategori yang tidak parallel, dan (c)
hasil curah pendapat. 70
Contoh Peta Laba-Laba71
69 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 164 70 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 164 71 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 165
Zakat
Modal Keuntungan
Wiira Swasta
11 Kenabian
12 Kenabian Latar belakang
Hijrah Nabi ke Yasrib
Penawar Hati Ujian
Mandat
kepindahan Pengorbanan
Putus hubungan Tegakkan Agama
Berat Mekkah buruk
Hijrah
Isra’ Mi’raj Tantangan Ditolak
e. Langkah-Langkah Concept Map
Menurut Arendas sebagaimana di kutip oleh trianto memberikan
langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:
Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
sejumlah konsep. Contoh ekosistem
Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder
yang menunjang ide utama. Contoh individu, populasi,
komunitas.
Langkah 3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta
tersebut.
Langkah 4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama
yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide
tersebut dengan ide utama.72
Cara lain untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman
peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacakan adalah metode
pembelajaran peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya
adalah metode pembelajaran peta konsep. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah potongan-potongan kartu-kartu yang bertuliskan
konsep-konsep utama73
Selanjutnya guru membagikan potongan-potongan kartu yang
telah bertuliskan konsep utama kepada para peserta didik. Berikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba beberapa kali membuat
suatu peta yang menggambarkan hubungan antar-konsep. Pastikan
peserta didik membuat garis penghubung antar-konsep-konsep tersebut.
Disetiap garis penghubung diharapkan peserta didik menulis kata atau
kalimat yang menjelaskan hubungan antar-konsep. Kalimat-kalimat
yang menjelaskan asumsi yang dibagun peserta didik dalam
menjelaskan hubungan antar-konsep 74
72 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 160 73 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 106 74 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 107
Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik. Sebagai bahan
perbandingan tampilkan satu peta konsep yang siswa buat. Hasil
pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu persatu.
Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap
peta-peta konsep yang dipresentasikan. Dia akhir pembelajaran ajaklah
seluruh kelas merumuskan beberapa kesimpulan terhadap materi yang
dipelajari melalui peta konsep tersebut.75
4. Metode Concept bagi Peningkatan Prestasi SKI
Pendidikan merupakan proses mendidik yang berkaitan dengan
proses transformasi, mengubah masukan (siswa) menjadi keluaran
(lulusan) sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan. Menurut
petunjuk pelaksanaan proses pembelajaran, secara skematik proses
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan proses
pendidikan terutama pembelajaran SKI ada 5 yaitu tujuan, pendidik, siswa,
sarana dan lingkungan. Secara garis besar belajar dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hasil pembelajaran akan
optimal jika proses pembelajaran dapat optimal. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang mendukungnya, diantaranya sistem pembelajaran
(faktor eksternal) dan kemampuan awal siswa (faktor internal).
75 Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, hlm. 107
Guru, metode, kurikulum, sarana
Lingkungan alam, sosial dan budaya
Proses pembelajaran Masukan (siswa) Keluaran (lulusan)
Sistem pembelajaran dengan peta konsep maupun dengan umpan
balik adalah salah satu faktor eksternal. Sistem pembelajaran ini akan
mampu mengoptimalkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Kreatifitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk mandiri
dalam kehidupan kognitif mereka. Sistem pembelajaran dengan peta
konsep maupun umpan balik ini akan memudahkan siswa untuk
mengkonstruksikan pengetahuan yang dipelajarinya. Sehingga
pemahaman konsep, prinsip dan penalaran akan lebih mudah dikuasainya.
Tingginya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dengan
sendirinya akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebagai hasil proses
pembelajaran.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih diteliti melalui PTK.76 Adapun
hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode concept
map dapat meningkatkan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus.
76 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahanya,, hlm. 105
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) yaitu salah satu paya guru atau praktisi dalam
bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki da atau
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di
lapangan.77
B. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah
Mejobo Kudus.
b. Waktu Penelitian
Penelitian Ini dilakukan Pada tanggal 21 Maret sampai 11 April
2011.
C. Pelaksana dan Kolaborator
a. Pelaksana
Yang menjadi pelaksana dalam penelitian adalah peneliti dan siswa
kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus.
b. Kolabolator
Ciri khas penelitian ini ialah adanya masalah pembelajaran dan
tindakan untuk memecahkan masalah yang dikembangkan bersama-sama
antara guru dengan guru yang lain, guru dengan dosen, atau guru dengan
kepala sekolah, guru dengan pengawas sekolah, atau gabungan dari
seluruh unsur tersebut.78 Dalam penelitian ini yang menjadi kolabolator
adalah guru Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yaitu
Ngusman, S.Pd.
77 Basrowi, dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Penerbit Ghalisa
Indonesia, 2008), hlm. 25 78 Basrowi, dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 28
D. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan peneliti adalah prosedur tindakan
kelas Lewin spiral of steps yaitu setiap langkah terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya rangkaian
ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Secara rinci digambarkan sebagai berikut:
Siklus I Perencanaan: • Membuat RPP • Menyusun Kuis • Menyiapkan sumber belajar • Mengembangkan format penilaian • Mengembangkan format lembar
observasi siswa (LOS) • Pendokumentasian
Tindakan • Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya pembelajaran mind maping dan tugas yang harus dilaksanakan siswa secara singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan.
• Peneliti siap menyampaikan materi Khulafaur Rosyidin, Peneliti membentuk kelompok yang heterogen(3-4 siswa) dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka.
• Guru memberikan kepada setiap kelompok pertanyaan.
• Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusinya.
• Guru berkeliling untuk mengawasi kerja kelompok.
• Tiap kelompok (diambil secara acak, 3 kelompok tertentu) secara serentak menuliskan hasil diskusinya dipapan tulis.
• Masing-masing kelompok menjelaskan
Refleksi
Rencana
Observasi
Tindakan Refleksi
Rencana
Observasi
Tindakan
hasil pemikirannya di depan kelas. • Dari data di papan tulis, guru dan siswa
mengevaluasi dan melengkapi jawabannnya.
• Guru memberikan tugas rumah/PR Pengamatan • Melakukan observasi sesuai format yang
telah disiapkan • Menilai hasil tindakan sesuai format
yang telah disiapkan
Refleksi • Melakukan evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan
• Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa
Siklus II Perencanaan • Identitas dan penentuan alternatif pemecahan masalah
• Pengembangan program tindakan kedua Tindakan • Pelaksanaan tindakan kedua Pengamatan • Pengumpulan dan analisis data tindakan
kedua Refleksi • Evaluasi tindakan kedua
Siklus III Perencanaan: • Identifikasi dan penentuan alternatif pemecahan masalah
• Pengembangan program tindakan ketiga Tindakan • Pelaksanaan tindakan ketiga Pengamatan • Pengumpulan dan analisis data tindakan
ketiga Refleksi • Evaluasi tindakan ketiga
Siklus berikutnya Simpulan dan saran
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (observasi)
Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai
pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek dengan
menggunakan seluruh alat inderanya.79
Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan
79 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, (Surabaya: Sie
Surabaya,1996), cet. 4, hlm. 40
metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah
Mejobo Kudus dengan menggunakan format lembar observasi.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang
tertulis.80
Metode dokumentasi ini digunakan peneliti data prestasi belajar
peserta didik.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan
siswa adalah:
a. Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh prestasi yang
telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi
yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah soal pilihan
ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar nilai 1, dan salah
0.
Tabel 1 Contoh Tabel
Model Penilaian Ulangan
No Nama Jumlah benar Nilai
b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan
pengamatan peneliti diantaranya:
A. Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru C. Siswa aktif dalam kerja dalam kelompok D. Siswa aktif melengkapi jawaban kelompok lain
80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 206
Tabel 2
Contoh Tabel Lembar Observasi
No Nama
Aspek
Pengamatan
Jumlah
Aktifitas
A B C D
JUMLAH
G. Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes
atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis
deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept
map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus. Adapun
tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang
disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu
prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai Nilai = X 100 %
Jumlah siswa H. Indikator Pencapaian
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila
ada peningkatan prestasi belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran SKI
pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept map kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yang ditandai rata-rata
nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu 7,0. Dan rata siswa yang mendapatkan nilai
tersebut adalah 70 %.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pra Siklus
Proses pelaksanaan pembelajaran SKI pada pra siklus dilakukan
dengan menggunakan metode klasik yaitu ceramah dan tanya jawab.
Pelaksanaan tindakan pra siklus dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011.
Siklus ini dilakukan beberapa dengan tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
2) Menyusun Kuis (terlampir)
3) Pendokumentasian
b. Tindakan
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a dengan
membaca al-fatihah dan membaca do’a kemudahan belajar secara
bersama
2) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaa
nkepada siswa tentang contoh-contoh sbar dalam kehidupan sehari-
hari siswa
3) Guru menerangkan materi tentang pengertian sabar, hikmah sabar
dan contoh riel sabar dalam kehidupan sehari-hari
4) Guru melakukan tanya jawab tentang materi sabar.
5) Guru memberikan kuis kepada siswa tentang materi sabar
6) Guru menutup pelajaran dengan salam dan do’a bersama
Nilai hasil test kuis pada pra siklus dengan jumlah soal sebanyak
10 soal, selengkapnya digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3 Kategori Nilai Prestasi (Hasil Test) Pelaksanaan Pembelajaran
SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejo bo
Kudus Pra Siklus Nilai Siswa Prosentase Kategori
90-100 4 20% Baik Sekali 70-89 4 20% Baik 50-69 7 35% Cukup 10-40 5 25% Kurang
20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada pra siklus ini tingkat prestasi
belajar dari hasil nilai tes siswa ialah:
1) Kategori baik sekali ada 4 siswa atau 20%
2) Kategori baik ada 4 siswa atau 20%
3) Kategori cukup ada 7 siswa atau 35%
4) Kategori kurang ada 5 siswa atau 25 %
Data diatas menunjukkan pada pra siklus siswa belum memahami
materi, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya ada 8 siswa atau 40%. Ini
menunjukkan perlu adanya tindakan penelitian kelas.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I, peneliti menggunakan metode concept
map karena metode klasik masih belum bisa meningkatkan prestasi belajar
siswa dan siswapun masih pasif dalam proses pembelajaran SKI yang
dilakukan. Siklus I dilakukan pada tanggal 28 Maret 2011. Siklus ini
dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
2) Menyusun kerangka concept map pohon jaringan
3) Menyusun Kuis (terlampir)
4) Pendokumentasian
b. Tindakan
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a dengan
membaca al-fatihah dan membaca do’a kemudahan belajar secara
bersama
2) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang peran Khulafaur Rosyidin khalifah Ali bin Abi
Thalib dalam perjuangan Islam
3) Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya pembelajaran
concept map dan tugas yang harus dilaksanakan siswa secara
singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan.
4) Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin khalifah Ali bin Abi
Thalib terutama mengenai perjuangan Khulafaur Rosyidin khalifah
Ali bin Abi Thalib
5) Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan
6) Guru memapang peta konsep pohon jaringan tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib kosong untuk di isi oleh siswa.
7) Guru mempersilahkan siswa untuk membaca materi yang ada di
buku dengan teliti.
8) Guru menyuruh beberapa siswa secara kelompok untuk maju
melengkapi concept map di depan
9) Guru mempersilahkan siswa lain mengomentari hasil kerja siswa
yang mengisi concept map.
10) Dari data di papan tulis, guru dan siswa mengevaluasi dan
melengkapi jawabannnya.
11) Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan lembaran
concept map kepada siswa
12) Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-masing siswa
13) Siswa mengumpulkan kuis
14) Guru menutup pembelajaran dengan do’a bersama dan salam
Nilai hasil test kuis pada siklus I dengan jumlah soal sebanyak
10 soal, selengkapnya digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4
Kategori Prestasi Nilai Prestasi (hasil test) Pelaksanaan Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Falah Mejobo Kudus Siklus I Nilai Siswa Prosentase Kategori
90-100 6 30% Baik Sekali 70-89 5 25% Baik 50-69 6 30% Cukup 10-40 3 15% Kurang
20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus I ini tingkat
keberhasilan prestasi belajar siswa ialah:
1) Kategori baik sekali ada 6 siswa atau 30% mengalami kenaikan dari
pra siklus yaitu 4 siswa atau 20%
2) Kategori baik ada 5 siswa atau 25% mengalami kenaikan dari pra
siklus yaitu 4 siswa atau 20%
3) Kategori cukup ada 6 siswa atau 30% mengalami penurunan dari pra
siklus yaitu 7 siswa atau 35%
4) Kategori kurang ada 3 siswa atau 15% mengalami penurunan dari
pra siklus yaitu 5 siswa atau 25 %
Data di atas menunjukkan dalam siklus I masih belum
memahami materi, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya ada 11 siswa
atau 55% naik dari pra siklus yang hanya ada 8 siswa atau 40% yang
tuntas. Ini menunjukkan bahwa indikator belum terpenuhi.
c. Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di
kelas dengan menggunakan instrument observasi didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 5
Kategori Keaktifan Belajar Pelaksanaan Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejo bo
Kudus Siklus I Keaktifan Siswa Prosentase Kategori
4 5 25% Baik Sekali 3 6 30% Baik 2 5 25% Cukup 1 4 20% Kurang
Jumlah 20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I keaktifan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yaitu pada taraf kategori:
1) Kategori baik sekali ada 5 siswa atau 25%
2) Kategori baik ada 6 siswa atau 30%
3) Kategori cukup ada 5 siswa atau 25%
4) Kategori kurang ada 4 siswa 20%
Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam
proses pembelajaran atau kurang aktif.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan mengevaluasi
kegiatan yang ada di pr siklus, di dapatkan beberapa kelemahan dari
sistem pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diantaranya:
1) Guru kurang mampu menjelaskan metode pembelajaran yang
dilakukan sehingga siswa banyak yang bingung
2) Siswa masih banyak yang belum bisa melengkapi concept map
3) Guru kurang mampu memvariasi pembelajaran dengan metode yang
lain
4) Setting kelas masih tradisional sehingga siswa kebingungan dalam
berinteraksi dengan temannya
5) Kerja individual masih membingungkan siwa karena mereka tidak
bisa saling tukar pikiran dengan temannya.
Dari kekurangan-kekurangan tersebut guru dan kolaborator
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas
dengan melakukan tindakan :
1) Guru lebih memperkenalkan lagi metode concept map yang
digunakan dalam pembelajaran SKI.
2) Guru menekankan siswa untuk membaca materi lebih teliti
3) Guru menggunakan memvariasikan dengan metode cerita dengan
menceritakan kisah khalifah Ali bin Abi Thalib
4) Guru membentuk kelompok kerja siswa dengan jumlah anggota 3
siswa sehingga mereka bisa melakukan diskusi bersama.
5) Guru harus membuat setting kelas lebih variatif seperti dengan huruf
U
6) Guru lebih banyak mengelilingi siswa ketika kerja kelompok, agar
siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran
7) Guru menyiapkan peta konsep pada lembar kertas untuk diisi
kelompok
Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindakan perbaikan terhadap
upaya perbaikan siswa pada siklus I.
3. Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan pada pelaksanaan siklus II ini merupakan hasil refleksi
yang didapatkan pada siklus I, pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal
4 April 2011. Siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
2) Menyusun kerangka concept map pohon jaringan
3) Merancang Pembentukan Kelompok yang terdiri dari 3 siswa
4) Membuat setting kelas dengan model huruf U
5) Menyusun Kuis (terlampir)
6) Pendokumentasian
b. Tindakan
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a dengan
membaca al-fatihah dan membaca do’a kemudahan belajar secara
bersama
2) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan memperikan
pertanyaan seputar silsilah dan perjuangan Khulafaur Rosyidin
khalifah Ali bin Abi Thalib
3) Guru membentuk kelompok kerja yang terdiri dari 3 siswa
4) Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya pembelajaran
concept map dan tugas yang harus dilaksanakan kelompok siswa
secara singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan.
5) Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin Khalifah Ali bin Abi
Thalib dengan bercerita sejarah perjuangan Khalifah Ali bin Abi
Thalib dengan memik muka yang menarik siswa untuk mendengarkan
dengan seksama
6) Guru melakukan tanya jawab
7) Guru memberikan tiap kelompok kertas kosong yang berisi peta
konsep pohon jaringan kosong untuk di isi oleh kelompok.
8) Guru mempersilahkan kelompok untuk membaca dengan seksama
materi dan mendiskusikan cara melengkapi concept map.
9) Pada saat diskusi berlangsung guru mengelilingi kelompok siswa
untuk memberikan motivasi dan membimbingnya
10) Guru menyuruh setiap kelompok untuk memajang hasil concept
map nya ke papan tulis dan menerangkan.
11) Guru mempersilahkan kelompok lain mengomentari hasil kerja
kelompok yang maju
12) Setelah semua kelompok memajang guru beserta siswa
mengklarifikasi dan membetulkannya.
13) Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan lembaran
concept map kepada siswa
14) Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-masing siswa
15) Siswa mengumpulkan kuis
16) Guru menutup pembelajaran dengan do’a bersama dan salam
Nilai hasil test kuis pada siklus II dengan jumlah soal sebanyak
10 soal, selengkapnya digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 6 Kategori Nilai Prestasi (hasil test) Pelaksanaan
Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus Siklus II Nilai Siswa Prosentase Kategori
90-100 7 35% Baik Sekali 70-89 6 30% Baik 50-69 5 25% Cukup 10-40 2 10% Kurang
20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada siklus II ini tingkat
keberhasilan prestasi belajar siswa ialah:
1) Kategori baik sekali ada 7 siswa atau 35% mengalami kenaikan dari
siklus I yaitu 6 siswa atau 30%
2) Kategori baik ada 6 siswa atau 30% mengalami kenaikan dari siklus I
yaitu 5 siswa atau 25%
3) Kategori cukup ada 5 siswa atau 25% mengalami penurunan dari
siklus I yaitu 6 siswa atau 30%
4) Kategori kurang ada 2 siswa atau 10% mengalami penurunan dari
siklus I yaitu 3 siswa atau 15%
Data diatas menunjukkan dalam siklus II ini sudah mengalami
kenaikan dari pada siklus I, dimana tingkat ketuntasannya ada 13 siswa
atau 65% naik dari siklus I yaitu ada 11 siswa atau 55%. Ini artinya perlu
adanya peningkatan tindakan.
c. Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas
dengan menggunakan instrument observasi didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 7
Kategori Penilaian Keaktifan Belajar Pada Pelaksanaan Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Falah Mejobo Kudus Siklus II Keaktifan Siswa Prosentase Kategori
4 6 30% Baik Sekali 3 6 30% Baik 2 5 25% Cukup 1 3 15% Kurang
Jumlah 20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus II keaktifan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yaitu pada taraf kategori:
1) Kategori baik sekali ada 6 siswa atau 30% mengalami kenaikan
dari siklus I yaitu 5 siswa atau 25%
2) Kategori baik ada 6 siswa atau 30% sama dengan siklus I
3) Kategori cukup ada 5 siswa atau 25% sama dengan siklus I
4) Kategori kurang ada 3 siswa atau 15% mengalami penurunan dari
siklus I yaitu 4 siswa 20%
Ini menunjukkan sudah ada peningkatan keaktifan meskipun
belum mencapai indikator.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan mengevaluasi
kegiatan yang ada di pr siklus, di dapatkan beberapa kelemahan dari
sistem pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru diantaranya:
1) Guru kurang mampu memvariasi bentuk concept map
2) Siswa kurang termotivasi untuk membaca materi.
3) Guru kurang mampu memotivasi kerja kelompok dan hanya di
depan kelas
Dari kekurangan-kekurangan tersebut guru dan kolaborator
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas
dengan melakukan tindakan :
1) Guru menerangkan materi dengan variasi metode membaca
terbimbing
2) Lebih menekankan pendalaman materi dengan menyajikan ringkasan
materi yang telah diberi tanda kata kunci.
3) Membuat concept map berbentuk laba-aba
4) Guru membentuk kelompok kerja siswa dengan berpasangan untuk
mempermudah membuat concept map dan keterlibatan setiap
individu
5) Guru meningkatkan lagi motivasi belajar siswa dengan lebih intern
berkeliling untuk memotivasi dan memberikan bimbingan kepada
kelompok pasangan
Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya
perbaikan siswa pada siklus II.
4. Hasil Penelitian Siklus III
Tindakan pada pelaksanaan siklus III ini dilakukan pada tanggal 11
April 2011. Berlandaskan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:
1. Perencanaan
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
b. Menggunakan tambahan metode membaca terbimbing.
c. Menyusun kerangka concept map berbentuk laba-aba
d. Membuat setting formasi huruf U
e. Merancang pembentukan kelompok berpasangan
f. Menyusun Kuis (terlampir)
g. Pendokumentasian
2. Tindakan
1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a bersama
2) Guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib
3) Guru membentuk kelompok kerja pasangan yang terdiri dari 2
siswa
4) Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya pembelajaran
concept map dan tugas yang harus dilaksanakan kelompok
pasangan siswa secara singkat, jelas, dan penuh suasana
kehangatan.
5) Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin Khalifah Ali bin Abi
Thalib
6) Guru melakukan tanya jawab
7) Guru membimbing setiap kelompok untuk membaca materi secara
tepat
8) Guru memberikan tiap kelompok pasangan kertas kosong yang
berisi peta berbentuk laba-aba kosong untuk di isi oleh kelompok
pasangan.
9) Guru mempersilahkan kelompok pasangan untuk mendiskusikan
cara melengkapi concept map.
10) Pada saat diskusi berlangsung guru mengelilingi kelompok siswa
untuk memberikan motivasi dan membimbingnya dengan pelan-
pelan dengan intensitas lebih banyak dari pada siklus II
11) Guru menyuruh setiap kelompok pasangan untuk memajang hasil
concept map nya ke papan tulis dan menerangkan.
12) Guru mempersilakan kelompok pasangan lain mengomentari hasil
kerja kelompok pasangan yang maju.
13) Setelah semua kelompok pasangan memajang guru beserta siswa
mengklarifikasi dan membetulkannya.
14) Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan lembaran
concept map kepada siswa
15) Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-masing siswa
16) Siswa mengumpulkan kuis
17) Guru menutup pembelajaran dengan do’a bersama dan salam
Dari hasil diatas terlihat bahwa pada siklus III ini tingkat
keberhasilan prestasi belajar siswa ialah:
Tabel 8 Kategori Nilai Prestasi (Hasil Test) Pelaksanaan Pembelajaran
SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejo bo
Kudus Siklus III
Nilai Siswa Prosentase Kategori 90-100 9 45% Baik Sekali 70-89 8 40% Baik 50-69 2 10% Cukup 10-40 1 5% Kurang
20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari hasil di atas terlihat bahwa pada siklus III ini tingkat
keberhasilan prestasi belajar siswa ialah :
1) Kategori baik sekali ada 9 siswa atau 40% mengalami kenaikan dari
siklus II yaitu 7 siswa atau 35%
2) Kategori baik ada 8 siswa atau 40% mengalami kenaikan dari siklus
II yaitu 6 siswa atau 30%
3) Kategori cukup ada 2 siswa atau 10% mengalami penurunan dari
siklus II yaitu 5 siswa atau 25%
4) Kategori kurang ada 1 siswa atau 5% mengalami penurunan dari
siklus II yaitu 2 siswa atau 10%
Data di atas menunjukkan dalam siklus III ini siswa sudah
mampu memahami materi, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya sudah
mencapai 17 siswa atau 85% dan hanya menyisakan 3 siswa atau 15%
yang belum tuntas, ini berarti prestasi siswa sudah sesuai dengan
indikator.
3. Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di
kelas dengan menggunakan instrument observasi didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 9 Kategori Penilaian Keaktifan Belajar pada Pelaksanaan
Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Falah Mejobo Kudus Siklus III Keaktifan Siswa Prosentase Kategori
4 8 40% Baik Sekali 3 8 40% Baik 2 3 15% Cukup 1 1 5% Kurang
Jumlah 20 100% Hasil selengkapnya dalam lampiran
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada siklus III keaktifan belajar
dalam pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Falah Mejobo Kudus yaitu pada taraf kategori
1) Kategori baik sekali ada 8 siswa atau 40% mengalami kenaikan dari
siklus II yaitu 6 siswa atau 30%
2) Kategori baik ada 8 siswa atau 30% mengalami kenaikan dari siklus
II yaitu 6 siswa atau 30%
3) Kategori cukup ada 3 siswa atau 15% mengalami kenaikan dari
siklus II yaitu 5 siswa atau 25%
4) Kategori kurang ada 1 siswa mengalami penurunan dari siklus II
yaitu 3 siswa atau 15%
Ini menunjukkan kecenderungan siswa sudah aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Refleksi
Dari tindakan siklus III ini indikator ketuntasan belajar sudah
mencapai diatas 80% begitu juga pada keaktifan baik terutama pada
kategori baik dan baik sekali sudah mencapai diatas 80%, ini
menunjukkan peningkatan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur
Rosyidin kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
dengan metode concept map tercapai. Selanjutnya peneliti mengangggap
peningkatan sudah baik dan hanya menyisakan sedikit siswa yang kurang
aktif dan nilainya tidak tuntas maka penelitian ini guru hentikan.
B. Pembahasan
Pelaksanaan tindakan pra siklis, siklus I, siklus II dan sklus III
berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari
prestasi belajarnya maupun keaktifan belajarnya, selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dan grafik sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 10 Perbandingan Nilai Prestasi (Hasil Test) Pelaksanaan Pembelajaran
SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejob o Kudus Pra
Siklus, Siklus I, II dan III
Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Siswa Prosentase Siswa Prosentase Siswa Prosentase Siswa Prosentase
90-100 4 20% 6 30% 7 35% 9 45%
70-89 4 20% 5 25% 6 30% 8 40%
50-69 7 35% 6 30% 5 25% 2 10%
10-40 5 25% 3 15% 2 10% 1 5%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Tabel 11
Perbandingan Penilaian Keaktifan Belajar pada Pelaksanaan Pembelajaran SKI Pokok Bahasan Khulafaur Rosyidin dengan Metode Concept Map Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejo bo
Kudus I, II dan III
Keaktifan Siklus I Siklus II Siklus III
Kategori Siswa Prosentase Siswa Prosentase Siswa Prosentase
4 5 25% 6 30% 8 40% Baik Sekali 3 6 30% 6 30% 8 40% Baik 2 5 25% 5 25% 3 15% Cukup 1 4 20% 3 15% 1 5% Kurang
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Dari ketiga tabel di atas terjadi peningkatan prestasi belajar dari hasil
kuis yang dijawab maupun keaktifan belajar ketika melaksanakan
pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode concept
map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus, ini berarti
indikator yang ditentukan yaitu ada peningkatan prestasi belajar siswa pada
pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan
metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo
Kudus yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu 7,0. Dan rata
siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah 70 % tercapai, dan hipotesis
yang menyatakan penggunaan metode concept map dapat meningkatkan
prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus di terima.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus sebelum
menggunakan metode concept map dengan KKM 70 hanya ada 8 oesert
didik atau 40%.
2. Praktek pelaksanaan pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin
dengan metode concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Falah Mejobo Kudus dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dari
perencanaan peneliti membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran,
menyusun kerangka concept map, pembentukan kelompok maupun
pasangan, menyusun kuis, menyiapkan lembar observasi, dan
pendokumentasian. Kemudian dilakukan tindakan yang merupakan proses
pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari pendahuluan kegiatan berupa,
absensi dan pemberian motivasi. Pada tahap pelaksanaan, peneliti
menyuruh siswa membuat concept map sesuai skenario pembelajaran
secara klasikal pada siklus I, kelompok pada siklus II dan berpasangan
pada siklus III, yang masing-masing siklus ditindaklanjuti dengan
presentasi, diskusi, mereview, tanya jawab dan penguatan dari peneliti.
Terakhir penutup dengan memberikan soal, tindak lanjut dan berdo’a
bersama. Selanjutnya tahap observasi dengan menilai hasil keaktifan
belajar dan nilai hasil belajar siswa dan tahap refleksi dengan
mengevaluasi kekurangan setiap tahapan siklus untuk menjadi pedoman
yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
3. Peningkatan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus dengan metode
concept map dapat dilihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus
yaitu pada siklus I 55%, pada siklus II menjadi 65% dan pada siklus III
meningkat menjadi 85%. Demikian juga dengan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran juga mengalami peningkatan persiklus
yaitu pada siklus I keaktifan siswa 55% naik menjadi 60% pada siklus II
dan pada siklus III menjadi 80%, ini menunjukkan indikator yang
ditentukan yaitu ada peningkatan prestasi belajar siswa pada pelaksanaan
pembelajaran SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin dengan metode
concept map kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo
Kudus yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis sesuai KKM yaitu 7,0. Dan
rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah 70% tercapai, dan
hipotesis yang menyatakan penggunaan metode concept map dapat
meningkatkan prestasi belajar SKI pokok bahasan Khulafaur Rosyidin
kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus di terima.
B. Saran-saran
Setelah melihat kondisi yang ada, serta berdasarkan hasil penelitian
yang peneliti lakukan, tidak ada salahnya bila penulis memberikan beberapa
saran sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
pada pembelajaran SKI sebagai berikut:
1. Bagi Guru SKI
a. Guru perlu menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan
keadaan siswa
b. Meningkatkan kompetensi
a. Membuat perencanaan yang matang dalam setiap proses pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Siswa
a. Hendaknya lebih aktif dalam setiap proses pembelajaran.
b. Hendaknya mengerjakan tugas yang diberikan guru
3. Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam tiap kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
c. Perlunya kerja sama dengan pihak sekolah dengan orang tua siswa dan
masyarakat yang diharapkan dengan itu akan lebih memudahkan
proses pembelajaran dan akan membantu memaksimalkan guna
mencapai tujuan pembelajaran pendidikan yang diharapkan.
4. Pihak Orang Tua
Orang tua adalah guru pertama bagi putera-puteri mereka. Dalam
peran tersebut, orang tua hendaknya turut serta membantu dan bekerja
sama dengan pihak sekolah dalam meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhan putera-puteri mereka.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga kita
semua dapat menggapai ketenteraman lahir dan batin untuk mengabdi kepada-
Nya, Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2000
Arifin, M., Kapita Selekta Pendidikan, Semarang: Toha Putra, 1983
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002
------------, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004
Aziz, Sholeh Abdul dan Madjid, Abdul Aziz, At-Tarbiyah Wa Thuruqut Tadris, Juz 1, Makkah:Daul Ma’arif, t.th
Basrowi, dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Penerbit Ghalisa Indonesia, 2008, 25
Buchori, M., Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1980
Buzan, Tony, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PTY GRamedia Pustaka Utama, 2007
Crow, Lester D. and Crow, Alice, Human Development and Learning, New York: American Book Company, 1956
Dahar, Ratna Wilis, Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga, 1996
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi.II, Jakarta: Balai Pustaka, 1995
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002
Fahmi, Musthofa, Saklulujiyyah At Ta’alm, Mesir: Maktabah, t.t
Jabir, Jabir Abdul Hamid, Ilmu Tafsirut Tarbawi, Mesir: Darul Nahdlatul Arabiyah, 2000
Ludjito, Ahmad, Pendidikan Agama Sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam Pendidikan Nasional, dalam Chabib Thoha & Abdul Mu'ti, PBM-PAI di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah
Poerwardarminta, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2006
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003
Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, Surabaya: Sie Surabaya,1996
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996
Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000
Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahanya, Semarang: Toha Putra, 1999
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002
------------, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo,1987
Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakrta: PT. Rajagrafindo Persada, 2001
Suyitno, Amin, Bahan Ajar Pelatihan Guru-Guru Pendidikan Dasar, Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri Semarang, 2009
Thoha, Chabib, PBM-PAI di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007
Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993
------------, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: gaung Persada Press, 2007
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramdhani, 1993
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PRA SIKLUS
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Nama Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : VI/ Genap
Materi Pokok : infak dan sedekah
Alokasi Waktu : 2X35
Standar Kompetensi : Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
Kompetensi Dasar : 1. Menceritakan silsilah, kepribadian, dan perjuangan
khalifah Ali bin Abi Thalib
Indikator :
1.1. Mengetahui silsilah, kepribadian, khalifah Ali bin Abi Thali
1.2. Menjelaskan perjuangan khalifah Ali bin Abi Thali
1.3. Mengidentifikasi silsilah, kepribadian, dan perjuangan khalifah Ali bin
Abi Thali
A. Tujuan Pembelajaran
� Siswa mampu mengenal serta memahami silsilah, kepribadian, dan
perjuangan khalifah Ali bin Abi Thali dengan baik
B. Metode Pembelajaran
concept map
C. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa
� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh
b. Kegiatan Inti
� Eksplorasi
• Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a
bersama
• Guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib
• Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin khalifah Ali
bin Abi Thalib
� Elaborasi
• Guru melakukan tanya jawab
� Konfirmasi
• Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan
lembaran concept map kepada siswa
• Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-
masing siswa
• Siswa mengumpulkan kuis
c. Kegiatan Akhir
• Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran
• Guru mengajak siswa berdo’a bersama dan salam
7. Sumber Belajar : a. Buku SKI kelas VI
B. Kartu concept map
8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan
b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda
Kudus, 21 Maret 2011
Mengetahui, Peneliti
Kepala Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Maslikhah, S.Pd.I Mohtar
NIP. 19680101199002 2 2001 NIM. 093111320
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Nama Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : VI/ Genap
Materi Pokok : infak dan sedekah
Alokasi Waktu : 2X35
Standar Kompetensi : Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
Kompetensi Dasar : 1. Menceritakan silsilah, kepribadian, dan perjuangan
khalifah Ali bin Abi Thalib
Indikator :
1.4. Mengetahui silsilah, kepribadian, khalifah Ali bin Abi Thali
1.5. Menjelaskan perjuangan khalifah Ali bin Abi Thali
1.6. Mengidentifikasi silsilah, kepribadian, dan perjuangan khalifah Ali bin
Abi Thali
D. Tujuan Pembelajaran
� Siswa mampu mengenal serta memahami silsilah, kepribadian, dan
perjuangan khalifah Ali bin Abi Thali dengan baik
A. Metode Pembelajaran
concept map
B. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa
� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh
b. Kegiatan Inti
� Eksplorasi
• Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a
bersama
• Guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib
• Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya
pembelajaran concept map dan tugas yang harus
dilaksanakan siswa secara singkat, jelas, dan penuh suasana
kehangatan.
• Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin khalifah Ali
bin Abi Thalib
� Elaborasi
• Guru melakukan tanya jawab
• Guru memapang peta konsep pohon jaringan tentang
Khulafaur Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib kosong
untuk di isi oleh siswa .
• Guru mempersilahkan siswa untuk membaca materi yang
ada di buku dengan teliti.
• Guru menyuruh beberapa siswa secara kelomp[ok untuk
maju melengkapi concept map di depan
• Guru mempersilahkan siswa lain mengomentari hasil kerja
siswa yang mengisi concept map
� Konfirmasi
• Guru dan siswa mengevaluasi dan melengkapi
jawabannnya.
• Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan
lembaran concept map kepada siswa
• Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-
masing siswa
• Siswa mengumpulkan kuis
c. Kegiatan Akhir
• Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran
• Guru mengajak siswa berdo’a bersama dan salam
7. Sumber Belajar : a. Buku SKI kelas VI
B. Kartu concept map
8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan
b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda
Kudus, 28 Maret 2011
Mengetahui, Peneliti
Kepala Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Maslikhah, S.Pd.I Mohtar
NIP. 19680101199002 2 2001 NIM. 093111320
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Nama Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : VI/ Genap
Materi Pokok : infak dan sedekah
Alokasi Waktu : 2X35
Standar Kompetensi : Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
Kompetensi Dasar : 1. Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
Indikator :
2.1. Mengetahui contoh-contoh nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib
2.2. Mengidentifikasi cotoh riel dalam kehidupan sehari hari contoh-contoh
nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
A. Tujuan Pembelajaran
� Siswa mampu mengetahui, memahami mengidentifikasi contoh riel
dalam kehidupan sehari-hari contoh-contoh nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
B. Metode Pembelajaran
concept map
C. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa
� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh
� Membuat setting kelas dengan model huruf U
b. Kegiatan Inti
� Eksplorasi
• Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a
bersama
• Guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib
• Guru membentuk kelompok kerja yang terdiri dari 3 siswa
• Guru memberi informasi awal tentang jalannya
pembelajaran concept map dan tugas yang harus
dilaksanakan kelompok siswa secara singkat, jelas, dan
penuh suasana kehangatan.
• Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin Khalifah Ali
bin Abi Thalib dengan bercerita sejarah perjuangan
Khalifah Ali bin Abi Thali beserta contoh-contoh nilai-nilai
positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dalam dengan
memik muka yang menarik siswa untuk mendengarkan
dengan seksama
� Elaborasi
• Guru melakukan tanya jawab
• Guru memberikan tiap kelompok kertas kosong yang berisi
peta konsep pohon jaringan kosong untuk di isi oleh
kelompok.
• Guru mempersilahkan kelompok untuk membaca dengan
seksama materi dan mendiskusikan cara melengkapi
concept map.
• Pada saat diskusi berlangsung guru mengelilingi kelompok
siswa untuk memberikan motivasi dan membimbingnya
• Guru menyuruh setiap kelompok untuk memajang hasil
concept map nya ke papan tulis dan menerangkan.
• Guru mempersilahkan kelompok lain mengomentari hasil
kerja kelompok yang maju
• Setelah semua kelompok memajang guru beserta siswa
mengklarifikasi dan membetulkannya.
� Konfirmasi
• Guru dan siswa mengevaluasi dan melengkapi
jawabannnya.
• Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan
lembaran concept map kepada siswa
• Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-
masing siswa
• Siswa mengumpulkan kuis
c. Kegiatan Akhir
• Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran
• Guru mengajak siswa berdo’a bersama dan salam
7. Sumber Belajar : a. Buku SKI kelas VI
b. Kartu concept map
8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan
b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda
Kudus, 4 April 2011
Mengetahui, Peneliti
Kepala Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Maslikhah, S.Pd.I Mohtar
NIP. 19680101199002 2 2001 NIM. 093111320
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Nama Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : VI/ Genap
Materi Pokok : infak dan sedekah
Alokasi Waktu : 2X35
Standar Kompetensi : Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi Thalib
Kompetensi Dasar : 1. Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib
Indikator :
3.1. Menjelaskan perilaku yang menunjukkan meneladani nilai-nilai
positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
3.2. Mengidentifikasi contoh perilaku yang terdapat dalam nilai-nilai
positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dalam kehidupan sehari-
hari
A. Tujuan Pembelajaran
� Siswa mampu mengetahui, memahami mengidentifikasi contoh perilaku
yang terdapat dalam nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib dalam kehidupan sehari-hari
B. Metode Pembelajaran
concept map
C. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa
� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh
� Menyetting huruf U
b. Kegiatan Inti
� Eksplorasi
• Guru membuka pembelajaran dengan salam dan do’a
bersama
• Guru melakukan apersepsi kepada siswa tentang Khulafaur
Rosyidin khalifah Ali bin Abi Thalib
• Guru membentuk kelompok kerja pasangan yang terdiri
dari 2 siswa
• Peneliti memberi informasi awal tentang jalannya
pembelajaran concept map dan tugas yang harus
dilaksanakan kelompok pasangan siswa secara singkat,
jelas, dan penuh suasana kehangatan.
• Guru menerangkan materi Khulafaur Rosyidin Khalifah Ali
bin Abi Thalib terutama nilai-nilai yang terkandung dalam
perjuangannya
� Elaborasi
• Guru melakukan tanya jawab
• Guru membimbing setiap kelompok untuk membaca materi
secara tepat
• Guru memberikan tiap kelompok pasangan kertas kosong
yang berisi peta berbentuk laba-aba kosong untuk di isi
oleh kelompok pasangan.
• Guru mempersilahkan kelompok pasangan untuk
mendiskusikan cara melengkapi concept map.
• Guru mengelilingi kelompok siswa untuk memberikan
motivasi dan membimbingnya dengan pelan-pelan dengan
intensitas lebih banyak dari pada siklus II
• Guru menyuruh setiap kelompok pasangan untuk
memajang hasil concept map nya ke papan tulis dan
menerangkan.
• Guru mempersilakan kelompok pasangan lain
mengomentari hasil kerja kelompok pasangan yang maju.
• Setelah semua kelompok pasangan memajang guru beserta
siswa mengklarifikasi dan membetulkannya.
� Konfirmasi
• Guru dan siswa mengevaluasi dan melengkapi
jawabannnya.
• Guru memberikan tugas rumah/PR dengan memberikan
lembaran concept map kepada siswa
• Guru memberikan kuis sepuluh soal kepada masing-
masing siswa
• Siswa mengumpulkan kuis
c. Kegiatan Akhir
• Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran
• Guru mengajak siswa berdo’a bersama dan salam
7. Sumber Belajar : a. Buku SKI kelas VI
b. Kartu concept map
8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan
b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda
Kudus, 11 April 2011
Mengetahui, Peneliti
Kepala Matholi’ul Falah Mejobo Kudus
Maslikhah, S.Pd.I Mohtar
NIP. 19680101199002 2 2001 NIM. 093111320
SOAL PRA SIKLUS Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Ali bin Abi Thalib dilahirkan di kota …..
a. Thaif b. Syam c. Makkah d. Madinah
2. Ibu Ali bin Abi Thalib bernama …. a. Aisyah binti Abu Bakar b. Fatimah binti Muhammad c. Amanah binti Wahab d. Fatimah binti As’ad
3. Hubungan kekeluargaan Ali dengan Nabi Muhammad adalah …. a. Saudara sepupu b. Saudara kandung c. Saudara tiri d. Saudara angkat
4. Silsilah Ali bin Abi Thalib dengan Nabi Muhammad SAW bertemu pada …. a. Abdullah bin Abdul Muthalib b. Abdul Muthalib bin Hasyim c. Abu Thalib bin Abdul Muthalib d. Hasyim bin Abdu Manaf
5. Abu Thalib adalah ….. Nabi Muhammad a. Paman b. Kakek c. Ayah d. Kakak
6. Sejak kecil Ali bin Abi Thalib telah ikut pada keluarga …. a. Abdul Muthalib b. Abdullah c. Nabi Muhammad d. Abu Thalib
7. Sejak kecil Ali bin Abi Thalib selalu bersikap … a. Curang b. Jujur c. Bohong d. Dusta
8. Selain berkepribadian luhur, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemuda yang … a. Kejam
b. Bodoh c. Munafiq d. Cerdas
9. Satu hal yang tidak pernah dilakukan Ali bin Abi Thalib adalah …. a. Menyembah Allah b. Membela rasulullah c. Menyembah berhala d. Mentaati ajaran Islam
10. Gelar yang diberikan untuk Ali bin Abi Thalib adalah … a. As shiddiq b. Al farouq c. Dzun nurani d. Karromallhu wajhah
SOAL SIKLUS I
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!.
1. Ali bin Abi Thalib dikenal berjiwa … a. Pemberani b. Pembangkang c. Penakut d. Penipu
2. Terhadap agama Islam Ali bin Abi Thalib selalu …. a. Memusuhi b. Membela c. Melawan d. Menjauhi
3. Dalam menyatakan keimanannya Ali bin Abi Thalib tidak pernah merasa … a. Ragu-ragu b. Tenang c. Berani d. Percaya diri
4. Peran Ali bin Abi Thalib pada peristiwa hijrah ke Madinah yaitu … a. Menentang kaum kafir Quraisy b. Bersembunyi di gua c. Menggantikan tidur di tempat Nabi d. Memerangi kaum kafir quraisy
5. Peperangan yang tidak diikuti oleh Ali bin Abi Thalib ….. a. Perang badar b. Perang tabuk c. Perang uhud d. Perang khandaq
6. Ali bin Abi Tahlib dilahirkan di kota … a. Makkah b. Madinah c. Thaif d. Yaman
7. Ali bin Abi Thalib termasuk keturunan bani. …. a. Ady b. Tamim c. Hasyim d. Umayah
8. Ayah Ali adalah … Nabi Muhammad a. Kakak b. Kakek c. Adik d. Paman
9. Diwaktu kecil, Ali bin Abi Thalib dipelihara oleh … a. Abdul Muthalib b. Abdullah c. Nabi Muhammad d. Abu bakar
10. Ali bin Abi Thalib masuk Islam pada usia … tahun a. 10 b. 11 c. 12 d. 13
SOAL SIKLUS II Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Ali bin Abi Thalib dikenal sangat cerdas sehingga rasulullah menyebutnya …
a. Madinatul ilmi b. Babul ilmi c. Baitul ilmi d. Mazra’atul ilmi
2. Gelar karramahullahul wajhah artinya … a. Allah menyembunyikan mukanya b. Allah memuliakan mukanya c. Allah mengharamkan mukanya d. Allah menenggelamkan mukanya
3. Sifat keberanian Ali bin Abi Thalib yang paling menonjol ditunjukkan pada saat rasulullah akan melaksanakan … a. I’tikaf b. Isra’ mi’raj c. Hijrah ke madinah d. Haji wada’
4. Ali bin Abi Thalib selalu tampil membela Islam dalam setiap peperangan kecuali pada perang … a. Tabuk b. Badar c. Uhud d. Khandaq
5. Ali bin Abi Tahlib sangat berani dan tangkas dalam memainkan pedang sehingga dijuluki … a. Asadullah b. Saifullah c. Habibullah d. Hisbullah
6. Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah menggantikan … a. Abu Bakar b. Muawiyah c. Umar bin Khattab d. Utsman bin Affan
7. Untuk mengembangkan ilmu nahwu, khalifah ali bin Abi Thalib memerintahkan kepada …. a. Abdullah bin mas’ud b. Thalhah bin Ubaidillah c. Ubay bin Ka’ab d. Abdul Aswad Abdu’alli
8. Yang termasuk tokoh perintis ilmu tafsir pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib adalah …. a. Abdullah bin Abbas b. Abdul Aswad Addu’ali c. Abu Musa Al-‘As’ari d. Anas bin Malik
9. Peperangan antara kelompok Ali bin Abi Thalib dengan kelompok Aisyah dikenal dengan nama perang … a. Ahzab b. Jamal c. Fiil d. Shiffin
10. Kekhalifahan ali bin Abi Thalib diwarnai perang saudara sebanyak …. Kali a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
SOAL SIKLUS III Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Perang siffin berakhir dengan …
a. Kemenangan Ali bin Abi Thalib b. Gencatan senjata c. Kemenangan Muawiyah d. Terbunuhnya Muawiyah
2. Kelompok Aisyah menuntut agar khalifah Ali bin Abi Thalib menyelesaikan masalah …. a. Pengangkatan gubernur b. Pembagian wilayah kekuasaan c. Terbunuhnya khalifah utsman d. Penyusunan ilmu pengetahuan
3. Kelompok yang menyatakan keluar dari kelompok manapun adalah kelompok …. a. Ali b. Mu’awiyah c. Aisyah d. Khawarij
4. Tujuan penyusunan ilmu nahwu adalah untuk memudahkan orang belajar … a. Bahasa arab b. Sejarah Islam c. Syariat Islam d. Jazirah arab
5. Runtuhnya kekhalifahan Ali bin Abi Thalib adalah akibat terjadinya … a. kekompakan b. perpecahan c. persatuan d. kerukunan
6. Peran Ali bin Abi Thalib pada peristiwa hijrah ke Madinah yaitu … a. Menentang kaum kafir Quraisy b. Bersembunyi di gua c. Menggantikan tidur di tempat Nabi d. Memerangi kaum kafir quraisy
7. Dalam menyatakan keimanannya Ali bin Abi Thalib tidak pernah merasa … a. Ragu-ragu b. Tenang c. Berani d. Percaya diri
8. Sifat keberanian Ali bin Abi Thalib yang paling menonjol ditunjukkan pada saat rasulullah akan melaksanakan … a. I’tikaf b. Isra’ mi’raj c. Hijrah ke madinah d. Haji wada’
9. Ali bin Abi Tahlib sangat berani dan tangkas dalam memainkan pedang sehingga dijuluki … a. Asadullah b. Saifullah c. Habibullah d. Hisbullah
10. Selain berkepribadian luhur, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemuda yang … a. Kejam b. Bodoh c. Munafiq d. Cerdas
LAMPIRAN HASIL BELAJAR SISWA
PRA SIKLUS
No Nama Benar Salah Nilai 1 Bahauddin Mochammad Wachyu 10 0 100 2 Riko Ahmad Kurniawan 4 6 40 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 5 5 50 4 Anis Nuzilatul Chikmah 4 6 40 5 Luluk Nur Anggraeni 6 4 60 6 Siti Fatimah 6 4 60 7 Ary Faizal 4 6 40 8 Lutfi Noor Wanto 8 2 80 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 9 1 90 10 Afif Maulana 5 5 50 11 Nur Shofia Niswah 7 3 70 12 Amalia Rizki Ananda 4 6 40 13 Resinta Mahdalena 8 2 80 14 Wahyu Karomah 9 1 90 15 Hendri Fitriyanto 5 5 50 16 Nur Diansyah 7 3 70 17 Farika Dian Rizki 4 6 40 18 Wahyudi Adi Wibowo 6 4 60 19 Ahmad Aklis 10 0 100 20 Andrean Muhammad Aprilianto 5 5 50
LAMPIRAN HASIL BELAJAR SISW A
SIKLUS I
No Nama Jumlah Benar
Jumlah Salah
Nilai
1 Bahauddin Mochammad Wachyu 10 0 100 2 Riko Ahmad Kurniawan 5 5 50 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 6 4 60 4 Anis Nuzilatul Chikmah 5 5 50 5 Luluk Nur Anggraeni 7 3 70 6 Siti Fatimah 7 3 70 7 Ary Faizal 4 6 40 8 Lutfi Noor Wanto 9 1 90 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 10 0 100 10 Afif Maulana 5 5 50 11 Nur Shofia Niswah 8 2 80 12 Amalia Rizki Ananda 4 6 40 13 Resinta Mahdalena 9 1 90 14 Wahyu Karomah 10 0 100 15 Hendri Fitriyanto 6 4 60 16 Nur Diansyah 8 2 80 17 Farika Dian Rizki 4 6 40 18 Wahyudi Adi Wibowo 8 2 80 19 Ahmad Aklis 10 0 100 20 Andrean Muhammad Aprilianto 6 4 60
LAMPIRAN HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS II
No Nama Jumlah Benar
Jumlah Salah
Nilai
1 Bahauddin Mochammad Wachyu 10 0 100 2 Riko Ahmad Kurniawan 5 5 50 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 6 4 60 4 Anis Nuzilatul Chikmah 5 5 50 5 Luluk Nur Anggraeni 7 3 70 6 Siti Fatimah 8 2 80 7 Ary Faizal 4 6 40 8 Lutfi Noor Wanto 9 1 90 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 10 0 100 10 Afif Maulana 6 4 60 11 Nur Shofia Niswah 9 1 90 12 Amalia Rizki Ananda 4 6 40 13 Resinta Mahdalena 9 1 90 14 Wahyu Karomah 10 0 100 15 Hendri Fitriyanto 7 3 70 16 Nur Diansyah 8 2 80 17 Farika Dian Rizki 5 5 50 18 Wahyudi Adi Wibowo 8 2 80 19 Ahmad Aklis 10 0 100 20 Andrean Muhammad Aprilianto 7 3 70
LAMPIRAN HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS III
No Nama Jumlah Benar
Jumlah Salah
Nilai
1 Bahauddin Mochammad Wachyu 10 0 100 2 Riko Ahmad Kurniawan 7 3 70 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 7 3 70 4 Anis Nuzilatul Chikmah 7 3 70 5 Luluk Nur Anggraeni 8 2 80 6 Siti Fatimah 8 2 80 7 Ary Faizal 5 5 50 8 Lutfi Noor Wanto 10 0 100 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 10 0 100 10 Afif Maulana 8 2 80 11 Nur Shofia Niswah 9 1 90 12 Amalia Rizki Ananda 4 6 40 13 Resinta Mahdalena 10 0 100 14 Wahyu Karomah 10 0 100 15 Hendri Fitriyanto 7 3 70 16 Nur Diansyah 9 1 90 17 Farika Dian Rizki 6 4 60 18 Wahyudi Adi Wibowo 9 1 90 19 Ahmad Aklis 10 0 100 20 Andrean Muhammad Aprilianto 8 2 80
LAMPIRAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
SIKLUS I
No Nama Aspek
Pengamatan Jumlah
Aktifitas A B C D
1 Bahauddin Mochammad Wachyu
1 1 1 1 4
2 Riko Ahmad Kurniawan 0 1 0 0 1 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 1 0 1 0 2 4 Anis Nuzilatul Chikmah 1 0 0 0 1 5 Luluk Nur Anggraeni 1 1 0 1 3 6 Siti Fatimah 0 1 1 1 3 7 Ary Faizal 1 1 0 0 2 8 Lutfi Noor Wanto 1 1 1 1 4 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 1 1 1 1 4 10 Afif Maulana 0 1 1 0 2 11 Nur Shofia Niswah 1 0 1 1 3 12 Amalia Rizki Ananda 0 0 1 0 1 13 Resinta Mahdalena 1 1 0 1 3 14 Wahyu Karomah 1 1 1 1 4 15 Hendri Fitriyanto 1 0 1 0 2 16 Nur Diansyah 1 1 0 1 3 17 Farika Dian Rizki 0 0 1 0 1 18 Wahyudi Adi Wibowo 1 1 1 0 3 19 Ahmad Aklis 1 1 1 1 4
20 Andrean Muhammad Aprilianto
0 1 1 0 2
LAMPIRAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
SIKLUS II
No Nama Aspek
Pengamatan Jumlah
Aktifitas A B C D
1 Bahauddin Mochammad Wachyu 1 1 1 1 4 2 Riko Ahmad Kurniawan 0 1 0 1 2 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 1 0 1 0 2 4 Anis Nuzilatul Chikmah 1 0 0 0 1 5 Luluk Nur Anggraeni 1 1 0 1 3 6 Siti Fatimah 0 1 1 1 3 7 Ary Faizal 1 1 0 0 2 8 Lutfi Noor Wanto 1 1 1 1 4 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 1 1 1 1 4 10 Afif Maulana 0 1 1 0 2 11 Nur Shofia Niswah 1 0 1 1 3 12 Amalia Rizki Ananda 0 0 1 0 1 13 Resinta Mahdalena 1 1 1 1 4 14 Wahyu Karomah 1 1 1 1 4 15 Hendri Fitriyanto 1 0 1 0 2 16 Nur Diansyah 1 1 0 1 3 17 Farika Dian Rizki 0 0 1 0 1 18 Wahyudi Adi Wibowo 1 1 1 0 3 19 Ahmad Aklis 1 1 1 1 4 20 Andrean Muhammad Aprilianto 1 1 1 0 3
LAMPIRAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
SIKLUS III
No Nama Aspek
Pengamatan Jumlah
Aktifitas A B C D
1 Bahauddin Mochammad Wachyu 1 1 1 1 4 2 Riko Ahmad Kurniawan 1 1 0 1 3 3 Annisa’ Ulinnuha Darliana 1 1 1 0 3 4 Anis Nuzilatul Chikmah 1 0 0 1 2 5 Luluk Nur Anggraeni 1 1 0 1 3 6 Siti Fatimah 0 1 1 1 3 7 Ary Faizal 1 1 0 0 2 8 Lutfi Noor Wanto 1 1 1 1 4 9 Ahmad Iqbal Hasan basri 1 1 1 1 4 10 Afif Maulana 1 1 1 0 3 11 Nur Shofia Niswah 1 1 1 1 4 12 Amalia Rizki Ananda 0 0 1 0 1 13 Resinta Mahdalena 1 1 1 1 4 14 Wahyu Karomah 1 1 1 1 4 15 Hendri Fitriyanto 1 1 1 0 3 16 Nur Diansyah 1 1 1 1 4 17 Farika Dian Rizki 1 0 1 0 2 18 Wahyudi Adi Wibowo 1 1 1 0 3 19 Ahmad Aklis 1 1 1 1 4 20 Andrean Muhammad Aprilianto 1 1 1 0 3