FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...
Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...
i
PENGARUH PEMASARAN JASA PENDIDIKAN TERHADAP
CITRA LEMBAGA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT
PENGGUNA DI SMP ISLAM AL AZHAR 14 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Program Studi Kependidikan Islam
Oleh:
HUMAM ADIB LUTHFY
NIM. 053311141
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Humam Adib Luthfy
NIM : 053311141
Jurusan/Program Studi : Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.
Semarang, 6 Juni 2012
Saya yang menyatakan,
Humam Adib Luthfy
NIM. 053311141
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Pemasaran Jasa Pendidikan terhadap Citra Lembaga
dalam Perspektif Masyarakat Pengguna di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang
Penulis : Humam Adib Luthfy
NIM : 053311141
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) pemasaran jasa pendidikan
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang 2) citra lembaga SMP Islam Al Azhar 14
Semarang 3) apakah ada pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap citra
lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang tahun 2012.
Jenis penelitian ini dalam kategori penelitian kuantitatif lapangan dengan
menggunakan metode survey, karena data diperoleh dari hasil pengamatan
langsung di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Adapun populasi dalam penelitian
ini adalah orang tua/wali murid dari siswa yang bersekolah di SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang. Pengambilan sampel berjumlah 30 orang dengan
menggunakan sample random 10% dari 304 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan instrumen berupa angket/kuesioner. Instrumen kuesioner sebelum
digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, terlebih dahulu dilakukan
pengujian validitas dan reliabilitas. Setelah data terkumpul dari angket, kemudian
data diolah dan dianalisis menggunakan metode korelasi dan teknik analisis
regresi sederhana.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pemasaran jasa pendidikan
(X) SMP Islam Al Azhar 14 Semarang termasuk dalam kategori “cukup baik”
yaitu berada pada interval 56 – 58 dengan nilai rata-rata 58,034. Sedangkan
kualitas citra lembaga (Y) dalam perspektif masyarakat pengguna SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang termasuk dalam kategori “cukup baik” yaitu berada pada
interval 69 – 73 dengan nilai rata-rata 71,66. Adapun hasil analisanya secara
keseluruhan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga. Hal ini ditunjukan dari nilai Freg sebesar
19,201. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung sebesar 19,201,
sedang pada Ftabel untuk taraf signifikan 5% dan 1% sebesar 4,196 dan 7,636.
Karena Fhitung lebih besar nilainya dari Ftabel, maka dapat disimpulkan
pemasaran jasa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap citra lembaga.
Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (H0) yang berbunyi: ”Tidak ada
pengaruh tentang pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam
perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang” ditolak.
Dan hipotesis kerja (H1) yang berbunyi: ”Ada pengaruh tentang pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang” diterima. Selanjutnya berdasarkan perhitungan R
square yang telah dilakukan, diperoleh koefisien determinasi R = 0,4067. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sumbangan efektif dari pemasaran jasa pendidikan
terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang adalah sebesar 40,67% dan sisanya sebesar 59,33%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang bukan menjadi fokus pembahasan dalam
penelitian ini.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq, maghfiroh, serta hidayah-Nya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan
syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi penulis atas terselesainya
penulisan tugas akhir akademik ini. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada yang
terhormat :
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja’i., M.Ag.
2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., dan
Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam, Dr. Fahrurozi, M.Ag.
3. Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya
dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
selama penyusunan skripsi, Dr. Fahrurozi, M.Ag., sebagai pembimbing I dan
Ismail SM, M.Ag., sebagai pembimbing II.
4. Para Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta para
staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. Rasmudi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 14 Semarang,
dan para pengajar/staf/karyawan SMP Islam Al Azhar 14 Semarang yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
6. Zakaria Amsori dan Fadhilah sebagai orang tua kandung yang tiada henti
selalu mendoakanku, memberikan segalanya dalam segala aktivitas,
khususnya dalam studi dan penyusunan skripsi ini, Adik-adikku tercinta Imam
Sakhowi Ulul Albab, Zuha Syarif Isna Halwani, Avwun Ni’am Bifadlillah
terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang telah tercurahkan dan
segala motivasi serta doa restunya sehingga terselesaikan studi ini.
viii
7. Kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulisan dalam
mengerjakan Skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat terseleasaikan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan do’a. Semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Pengaruh Pemasaran Jasa
Pendidikan terhadap Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat
Pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin.
Semarang, 6 Juni 2012
Peneliti,
Humam Adib Luthfy
NIM. 053311141
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................... 6
BAB II : PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DAN CITRA
LEMBAGA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT
PENGGUNA
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 8
B. Kerangka Teoritik .................................................................. 9
1. Pemasaran Jasa pendidikan ............................................... 9
a. Pengertian Pemasaran Jasa pendidikan ....................... 9
b. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Jasa pendidikan ......... 11
c. Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan ........................... 13
d. Strategi Bauran Pasar (Marketing Mix) ....................... 16
2. Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna .. 23
a. Pengertian Citra (Image) ............................................. 23
b. Unsur-unsur Citra ....................................................... 25
c. Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat
x
Pengguna .................................................................... 25
1) Konsep Citra (Image) ............................................ 25
2) Pentingnya Citra suatu Lembaga........................... 27
3) Hubungan Masyarakat Pengguna sebagai Cara
Mengembangkan Citra .......................................... 28
3. Pengaruh Pemasaran Jasa pendidikan terhadap Citra
Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna ........... 29
C. Rumusan Hipotesis ................................................................. 32
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian .......................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 34
D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36
F. Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 37
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 39
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 43
1. Pemasaran Jasa pendidikan SMP I Al Azhar 14
Semarang .......................................................................... 43
2. Citra Lembaga SMP I Al Azhar 14 Semarang .................. 48
3. Pengaruh Pemasaran Jasa pendidikan terhadap Citra
Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang ................................... 54
a. Uji Instrumen Penelitian .............................................. 55
b. Analisis Uji Hipotesis .................................................. 57
c. Analisis Lanjut ............................................................. 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 67
1. Pemasaran Jasa pendidikan SMP I Al Azhar 14
Semarang .......................................................................... 67
2. Citra Lembaga SMP I Al Azhar 14 Semarang ................. 68
xi
3. Pengaruh Pemasaran Jasa pendidikan terhadap Citra
Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang .................................. 69
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 71
B. Saran ....................................................................................... 72
C. Penutup ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Nilai Instrumen Kuesioner Pemasaran jasa pendidikan ................. 43
Tabel 4.2. Distribusi Skor Mean Pemasaran jasa pendidikan .......................... 45
Tabel 4.3. Kualitas Variabel Pemasaran jasa pendidikan ............................... 46
Tabel 4.4. Nilai Instrumen Kuesioner Citra Lembaga .................................... 49
Tabel 4.5. Distribusi Skor Mean Citra Lembaga ............................................ 51
Tabel 4.6. Kualitas Variabel Citra Lembaga ................................................... 52
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas .......................................................................... 55
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 56
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan antara variabel X dan Y .................................... 57
Tabel 4.10. Koefisien Korelasi xy .................................................................. 60
Tabel 4.11. Tingkat Koefisien Korelasi .......................................................... 60
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Uji F .................................................................. 63
Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi dengan Uji F ............................................ 66
Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi dengan Uji t ............................................. 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lingkaran Pemasaran jasa pendidikan ......................................... 31
Gambar 2. Histogram Pemasaran jasa pendidikan SMP Islam Al Azhar 14
Semarang ...................................................................................... 47
Gambar 3. Histogram Citra Lembaga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang ... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era pembangunan yang semakin berkembang, pertumbuhan ekonomi
dan industri di Indonesia telah banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari
semakin banyaknya produsen yang terlibat dalam pemenuhan keinginan
konsumen sehingga menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan
orientasi pada konsumen sebagai tujuan utama. Perusahaan harus dapat
memberikan kepada pelanggan barang atau jasa yang mempunyai nilai lebih
tinggi, dengan mutu lebih baik, harga lebih terjangkau, fasilitas yang memadai
dan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya.
Dalam dunia perdagangan apabila suatu perusahaan tidak dapat
menyusun strategi bisnis dan strategi pemasaran dengan tepat, maka akan
mengalami kekalahan dalam bersaing di mana strategi pemasaran merupakan
salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk
memperoleh keuntungan.1
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang baik
kepada pembeli, biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,
kualitas produk yang baik, pemilihan lokasi yang strategis, maupun promosi
yang menarik dan dapat dipercaya (tidak menipu). Dalam Al-Qur’an keharusan
bersikap jujur dalam dunia bisnis seperti berdagang, berniaga dan atau jual beli
baik barang dan jasa, sudah diterangkan dengan jelas antara lain firman Allah
SWT:
1A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian , (Jakarta: Salemba empat, 2000), hlm. 11.
2
من تكونوا ولا الكيل أوفوا
بالقسطاس وزنوا المخسرين
الناس تبخسوا ولا المستقيم
الأرض فى تعثوا ولا هم ء أشيا
ين مفسد
Artinya : Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Q.S. Asy
Syu’araa: 181-183).2
Mengenai istilah pemasaran pada saat ini sudah sangat berkembang di
segala sektor kegiatan, demikian pula pengertian marketing sudah lebih luas
dan lebih halus. Jika zaman dahulu dikatakan “economics of scarcity” layanan
yang diterima para konsumen sangat minim, karena para produsen dan penjual
berkuasa. Sedangkan sekarang sudah berubah produsen berada pada posisi
persaingan tajam. Mereka berebut pasaran, berusaha merayu konsumen, mulai
menurunkan harga jual, memasang tarif murah, memberikan layanan yang
memuaskan pada konsumen. Sekarang istilah marketing fokusnya ialah
kepuasan konsumen.3
Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen
berupa siswa dan masyarakat umum yang dikenal sebagai stakeholder.
Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan layanan
dan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut,
karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.4
2Sunaryo, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, (Jakarta: Al Karim,
2006), hlm. 586. 3Buchori Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003),
hlm.45. 4Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 5.
3
Pemasaran jasa pendidikan di sini diartikan bukan sebagai organisasi
bisnis melainkan pendidikan tergolong dalam marketing jasa yang “non profit
oriented” atau perusahaan nirlaba. Di mana lembaga pendidikan tidak mencari
keuntungan semata, demi kemakmuran para pengurus atau pemilik lembaga.
Keuntungan ini tujuannya untuk meningkatkan mutu layanan kepada
masyarakat atau stakeholder sebagai upaya untuk meningkatkan calon atau
jumlah siswa yang berminat mendaftarkan diri di sekolah tersebut.5
Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan, dalam
mengahadapi persaingan era globalisasi harus mempraktikan pemasaran terus
menerus agar mendapatkan jumlah siswa yang dikehendaki, karena semakin
meningkatnya jumlah atau calon siswa yang masuk dapat mengangkat citra
positif pada sebuah lembaga di masyarakat. Apalagi sekarang ini kelesuan
perekonomian nasional dapat memperburuk lingkungan pemasaran sehingga
dapat menurunkan daya beli masyarakat yang akhirnya memperlemah
permintaan pasar. Akibat dari adanya itu, maka sebuah lembaga pendidikan
harus seaktif mungkin dalam memasarkan lembaganya untuk memperoleh
peserta didik.6
Tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Apabila
produktifitas merupakan tujuan maka perlu dipahami makna produktivitas itu
sendiri. Produktivitas adalah sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja
dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya yang dimiliki.
Produktivitas itu sendiri dipengaruhi oleh perkembangan bahan teknologi dan
kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas dalam arti teknis mengacu
kepada derajat keefektivan, efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
5Buchori Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003),
hlm.46. 6Akbar Zainudin, “Mengapa Lembaga Pendidikan Menengah di Indonesia perlu
dipasarkan”,http://www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18m
engapalembagapendidikan-perlu-dipasarkan/,download tanggal 12-05-12.
4
Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental
yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.7
Dengan demikian produktivitas lembaga pendidikan mengidentifikasi
keberhasilan atau kegagalan dalam menghasilkan peserta didik yang secara
kuantitas dan kualitas, dengan pemanfaatan sumber-sumber daya sekolah
dengan benar. Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang
diperoleh (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input).
Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas dan kualitas. Kuantitas output
berupa jumlah siswa tamatan, kuantitas input berupa jumlah tenaga-tenaga
kerja sekolah dan sumber daya selebihnya seperti; biaya, peralatan,
perlengkapan, bahan dan sebagainya. Jadi kuantitas peserta didik juga menjadi
faktor dalam menggambarkan produktivitas lembaga pendidikan. 8
Di sini dapat digambarkan apabila kuantitas input berupa jumlah
tenaga-tenaga kerja sekolah profesional, sumber daya seperti; pembiayaan,
peralatan, perlengkapan memadai, kuantitas output berupa jumlah tamatan
berkualitas serta kuantitas siswa yang masuk di lembaga pendidikan pada
setiap tahun ajaran baru lebih besar dari tahun sebelumnya, menunjukkan
bahwa lembaga pendidikan tersebut mampu memberikan kepuasan terhadap
pelanggan atau stakeholder.9
Akan tetapi mengukur kepuasan stakeholder juga tidak mudah, karena
kekomplekannya dan hal ini dipengaruhi dari belum adanya tolok ukur yang
jelas dari kepuasan yang diberikan sebuah produk atau jasa. Jadi untuk
mengevaluasi sistem pemasaran dari sudut seberapa besar kepuasan yang
diberikan barang atau jasa ini kepada konsumen sangat sulit, namun demikian
setiap perusahaan atau lembaga pendidikan baik yang menghasilkan produk
7Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1996), hlm. 15. 8Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 16. 9Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
1996), hlm. 18.
5
atau servis selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik pada pelanggan atau
konsumen.
Persaingan di antara lembaga pendidikan penghasil jasa pendidikan,
mengakibatkan minimnya jumlah siswa yang masuk di SMP Islam Al Azhar
14 Semarang, sementara itu masyarakat bebas memilih jasa yang ditawarkan
oleh lembaga-lembaga yang ada di wilayah Semarang dan sekitarnya.
Demi perkembangan suatu lembaga, SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
yang dulunya hanya menyelenggarakan program reguler (sesuai dengan
kurikulum yang berlaku) maka pada tahun ajaran 2005/2006 membuka
program yang baru yaitu program integral. Program intergral adalah sebuah
program pembelajaran fullday school dengan mengembangkan kurikulum
nasional dan kurikulum plus, program tersebut diselenggarakan atas dasar SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang ingin memberikan yang terbaik pada pelanggan.
Termotivasinya masyarakat atau konsumen dengan program-program yang
dicanangkan oleh sekolah tersebut merupakan bagian terpenting dari
pengelolaan pemasaran sebagai alternatif dalam memasarkan pendidikan
sekolah.10
Di samping itu juga, SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dimotori oleh
para ahli yang berpengalaman di dunia pendidikan dan di asuh oleh para
sarjana dengan kualifikasi S1 dan S2 yang profesional dan proporsional.
Program reguler dan program integralnya membekali siswa dengan lifeskill
melalui pengembangan Bahasa Inggris, Matematika, Kerampilan Komputer,
dan perilaku sehari-hari berdasarkan pada kecakapan hidup. Dengan
pendekatan joyfull learning, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan
kecerdasan siswa dan membangkitkan semangat belajar yang tinggi.
Dari beberapa fasilitas dan layanan yang dimiliki oleh SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang, maka tidak dapat dipungkiri kalau setiap orang tua siswa
menginginkan anaknya masuk sekolah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya masuk sekolah SMP Islam Al
10http//:www.smpialazhar14smg.co.id/homepages/profileschollarship/-didownload
tanggal 28 April 2012.
6
Azhar 14 Semarang, setiap tahun calon siswa yang masuk semakin banyak
karena adanya keyakinan dapat melahirkan generasi muda yang berprestasi.
Saat ini SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dalam hal ini merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang dianggap banyak menjadi rujukan dan
pilihan masyarakat khususnya di Kota Semarang dalam menuntut ilmu karena
kualitas dan kuantitas pendidikannya yang tidak diragukan lagi. Dari program
reguler dan program integral tersebut SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dalam
perkembangan siswanya mengalami peningkatan yakni pada tahun ajaran baru
2009/2010 yang berjumlah 94 siswa. Pada tahun ajaran baru 2010/2011
mencapai 104 siswa dan pada tahun ajaran baru 2011/2012 adalah 106 siswa
jadi jumlah keseluruhan tingkat kelas VII, VIII, dan IX adalah 304 siswa.11
Di
ketahui dari perkembangan pada tahun ajaran 2011/2012 siswa baru yang
masuk lebih banyak dari pada tahun-tahun sebelumnya. Maka peneliti ingin
meneliti pada tahun ajaran tersebut, karena bagi sebuah lembaga pendidikan
swasta kegiatan pemasaran yang dilakukannya dapat memberikan konstribusi
positif terhadap calon siswanya atau orang tuanya, kemungkinan orang tua
siswa yang masuk bersedia untuk mendaftarkan putra-putrinya, setelah mereka
mengetahui informasi tentang SMP Islam Al Azhar 14 Semarang melalui
masyarakat atau promosi-promosi sekolah.
Betapapun besar suatu lembaga yang bergerak di bidang jasa, jika tidak
diperkenalkan kepada masyarakat, maka lembaga pendidikan tersebut tidak
akan berkembang. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
manajemen pemasaran yang baik untuk menarik minat jumlah peserta didik
pada tahun ajaran yang akan datang serta pembentukan citra yang positif bagi
lembaga.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan betapa pentingnya
pemasaran jasa pendidikan di sebuah sekolah untuk menghadapi persaingan
globalisasi, sehingga penulis mengadakan penelitian tentang pemasaran jasa
pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dengan judul “Pengaruh
11http//:www.smpialazhar14smg.co.id/homepages/profileschollarship/-didownload tanggal
28 April 2012.
7
Pemasaran Jasa Pendidikan terhadap Citra Lembaga dalam Perspektif
Masyarakat Pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas dapat
dikemukakan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut;
1. Bagaimana pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang?
2. Bagaimana citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang?
3. Adakah pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam
perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah;
a. Untuk mengetahui pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang.
b. Untuk mengetahui citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
c. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap citra
lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis:
Dapat melatih diri dalam berkreatifitas membuat karya ilmiah terutama
dalam bidang manajemen pendidikan dan sebagai acuan untuk penelitian
selanjutnya, serta dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang pendidikan.
b. Secara Praktis:
1) Bagi sekolah:
8
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja lembaga pendidikan yang
lebih baik. Penelitian ini juga dapat dipakai sebagai dasar kebijakan atau
strategi untuk membangun hubungan antara lembaga pendidikan dengan
pelanggannya dalam meningkatkan citra atas segala pelayanannya.
2) Bagi masyarakat:
Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
9
BAB II
PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DAN CITRA LEMBAGA DALAM
PERSPEKTIF MASYARAKAT PENGGUNA
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil
penelitian, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai rujukan atau
perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti akan
mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau perbandingan baik
dari buku-buku maupun dari hasil penelitian sebelum penulis mengadakan
penelitian studi pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang,
penulis dengan segala kemampuan yang ada berusaha menelusuri dan
menelaah berbagai hasil kajian antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan Dhien Adi Zakariya (062411073), mahasiswa
Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang 2011
yang berjudul “Penerapan Syariah Marketing dan pengaruhnya terhadap
Citra Lembaga Leasing Syariah di Danaku Syariah Cabang Semarang”. Dari
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dari hasil analisis kualitatif
implementasi syariah marketing sudah diterapkan di Danaku Syariah
cabang Semarang. Sementara dari analisis kuantitatif, pengaruh penerapan
syariah marketing terhadap citra menunjukkan nilai t hitung 2,956 dan p
value (Sig) sebesar 0.004 yang berada di bawah alpha 5%. Artinya bahwa
syariah marketing berpengaruh terhadap citra Danaku Syariah Cabang
Semarang.
2. Penelitian yang dilakukan Rina Eka Rahmawati (04210008), mahasiswa
Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2010 yang berjudul “Pengaruh Manajemen Marketing Pendidikan terhadap
Peningkatan Kuantitas Siswa di SMP Bina Bangsa Surabaya”. Dari
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dari hasil analisis kuantitatif;
dampak manajemen marketing pendidikan terhadap peningkatan kuantitas
10
siswa di SMP Bina Bangsa Surabaya diperoleh indeks korelasi rxy = 0,675.
dengan memperhatikan rxy yang tercantum pada nilai “r” product moment
yakni berkisar diantara 0,40 – 0,70 berarti mempunyai korelasi sedang atau
cukupan. Dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya manajemen pada
marketing jasa pendidikan terhadap peningkatan kuantitas siswa di SMP
Bina Bangsa Surabaya berdampak positif bagi pengembangan dan kemajuan
lembaga pendidikan tersebut dalam menghadapi persaingan dengan lembaga
lain.
Dari kajian pustaka yang penulis uraikan di atas, penelitian ini berbeda
dari penelitian sebelumnya, karena penelitian ini akan membahas serta
menganalisis tentang adakah pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap
citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar
14 Semarang dengan pendekatan kuantitatif.
B. Kerangka Teoritik
1. Pemasaran Jasa Pendidikan
a. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan
Mengenai marketing merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.
Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada
keahlian mereka dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang
lain. Selain itu juga tergantung kepada kemampuan mereka untuk
mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan
lancar.12
Kemudian apa yang dimaksud dengan pemasaran?
Definisi dari American Marketing Association (AMA) mencakup
pernyataan sebagai berikut: “Marketing is the planning and executing the
conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services
to create exchanges that satisfiy individual and organizational goals”.13
12Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 24.
13 Assael H, Consumers Behavior and Marketing Action, (Boston Massachusset: Kent
Publishing Company, 2002), p. 166.
11
Artinya bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan
menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu
memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain.14
Menurut Philip Kotler dalam bukunya
manajemen pemasaran, definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti
berikut: kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands);
produk (barang, jasa, dan gagasan); nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran
dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar serta pemasar dan calon
pelanggan.15
Pemasar dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual. Misalkan
beberapa orang ingin membeli sebuah rumah. Masing-masing calon pembeli
akan berusaha memasarkan diri mereka kepada penjual. Pembeli-pembeli
ini sesungguhnya sedang melakukan pemasaran. Dalam situasi dimana
kedua belah pihak secara aktif mencari pertukaran, keduanya adalah
pemasar, dan situasi tersebut adalah salah satu pemasaran timbal balik.16
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Dalam hal ini jasa berupa suatu kegiatan yang bermanfaat bagi
pihak lain dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.17
Herek French dan Heather Saward mengemukakan pengertian jasa
adalah ”a service is any act or performance that one party can offer to
another that is essentially intangible and does not result in the ownership of
anything is production may or may not be tied to a physical product”.18
14Rusadi Ruslan, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep Dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 226. 15
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 6. 16
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 11. 17
Tjipto Fandi, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), hlm. 6. 18
Herek French dan Heather Saward, The Dictionary of Marketing, (London: Pans Book,
1982), p. 9.
12
Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, yang melibatkan hubungan
antara penyaji jasa dengan konsumen pemakai dan tidak ada
perpindahan kepemilikan (transfer of ownership) antara keduanya,
dalam menghasilkan jasa tersebut digunakan produk fisik untuk
mendukung aktivitasnya.
Jadi pemasaran jasa pendidikan disini diartikan suatu proses sosial
dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
yang didalamnya terdapat individu, anggota-anggota dan lembaga
pendidikan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
kepada masyarakat.19
Tetapi usaha pemasaran para anggota organisasi/lembaga pendidikan
yang bergerak di bidang jasa pendidikan tersebut, bukan sebagai organisasi
bisnis melainkan pendidikan tergolong dalam marketing jasa yang “non
profit oriented” atau perusahaan nirlaba. Lembaga pendidikan ini tidak
mencari keuntungan semata demi kemakmuran para pengurus atau pemilik
lembaga, melainkan keuntungan disini tujuannya untuk meningkatkan mutu
layanan dan kepuasan kepada masyarakat.20
b. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran dapat berfungsi sebagai media penyalur barang atau jasa
dari tangan produsen ke tangan konsumen melalu kegiatannya. Fungsi
pemasaran ini secara lebih luas akan dijabarkan dalam bauran pemasaran
yaitu merupakan sarana mencapai tujuan pemasaran (marketing
objectives).21
Untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan dalam menarik
minat sejumlah calon siswa, maka lembaga pendidikan telah menggunakan
berbagai upaya strategi yang dikenal dengan strategi bauran pemasaran
19Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
65. 20
Buchori Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
46. 21
Rusadi Rulan, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep Dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 230.
13
(strategi marketing mix). 22
Dalam elemen bauran pemasaran yang terdiri
atas 4 P yaitu Promotion, Place, Price, Product, dan secara tradisional
ditambah 3 elemen P lagi yaitu Physical evidence, People dan Process yang
akan penulis paparkan pada sub bab selanjutnya yaitu strategi bauran pasar.
Tujuan pemasaran menurut Peter Drucker, ahli teori manajemen
terkenal menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah membuat agar tenaga
penjualan menjadi berlebih dan mengetahui serta mamahami konsumen
dengan baik sehingga pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku
dengan sendirinya.23
Zeith menyatakan bahwa, “statisfaction is the consumer’s fulfillment
response. It is judgment that a product pleasurable feature, or the product
or service it self, provides a pleasurable level of consumption related
fulfillment.24
Satisfaction adalah respons konsumen yang sudah terpenuhi
keinginannya. Ada perkiraan terhadap feature barang dan jasa, yang
telah memberikan tingkat kesenangan tertentu dan konsumen betul-
betul puas.
Dengan kegiatan pemasaran akan dapat membantu perusahaan atau
lembaga sekolah menengah menghadapi masa depan yang lebih baik. Ada
dua usaha yang hendak dicapai oleh organisasi non-profit dalam kegitan
pemasarannya, yaitu mencari konsumen dan mencari dana dari donatur.25
22Buchori Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
373. 23
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 8. 24 Philip Kotler and N. Lee, Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good
for Your Company and Your Cause, (New Jersey: John Wiley & Sons companies Inc, 2005), p. 56 25
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
45.
14
c. Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut seorang ahli bidang manajemen pemasaran Philip Kotler,
mengatakan ada lima konsep alternatif yang dilakukan oleh organisasi
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan pemasaran yaitu;
1) Konsep Produksi
Konsep ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi yang
sebanyak-banyaknya. Dengan produksi massal ini akan diperoleh efisiensi
dalam pemakaian input dan efisiensi dalam proses produksi.
Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah
dari saingan. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen agar mereka
mudah memperoleh barang yang mereka butuhkan, mereka bisa membeli
dibanyak tempat dan harganya tidak terlalu mahal.
Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga
pendidikan menghasilkan lulusan masal dengan mengabaikan mutu.
Kemudian menurunkan uang kuliah agar lebih banyak peminat masuk.
Konsep produksi dalam jasa pendidikan harus tetap memegang teguh
peningkatan mutu lulusannya dan harga tidak terlalu tinggi.26
2) Konsep Produk
Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran
atau selera produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen,
konsumen demikian banyaknya sehingga selera merekapun sangat
bervariasi. Selera konsumen tidak dapat diidentikkan dengan selera
produsen. Inilah salah satu kesalahan yang terjadi pada konsep produk
yang menyamakan selera produsen dengan selera konsumen. Akibatnya
jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka
pengusaha yang menganut konsep produk akan kalah dalam persaingan.27
Jika ini diterapkan dalam lembaga pendidikan maka pimpinan
lembaga tidak boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin
26Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 9.
27Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
45.
15
meningkatkan mutu. Pimpinan sekali-kali harus memonitor apa kehendak
konsumen, apa keluhan-keluhan yang diobrolkan oleh para siswa, guru,
tenaga administrasi dan sebagainya. Pimpinan lembaga pendidikan harus
sering turun kebawah melihat ruang kelas, memperhatikan taman-taman,
bertegur sapa dengan siswa, guru dan orang lain yang berkunjung ke
sekolah.28
3) Konsep Penjualan
Pengusaha yang menganut konsep penjualan berpendapat bahwa
yang penting produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual
ke pasar dengan menggunakan promosi secara besar-besaran. Produsen ini
mempunyai keyakinan bahwa pemasaran dengan jalan promosi, konsumen
dipengaruhi, dirangsang, dimotivasi untuk membeli maka mereka pasti
akan membeli. Konsep ini banyak dianut oleh para produsen dan mereka
juga berhasil dalam pemasarannya.29
Jika hal ini diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka ada
kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang iklan,
layaknya seperti iklan barang. Iklan ini bisa saja asal ada bukti nyata yang
menunjang kekuatan iklannya. Iklan tanpa usaha perbaikan mutu lembaga
pendidikan maka akan berakibat sebaliknya.30
4) Konsep Marketing
Konsep marketing ini menyatakan bahwa produsen jangan
memperhatikan diri sendiri, jangan melihat selera sendiri, tapi lihatlah,
carilah apa dan bagaimana selera konsumen. Konsep marketing ini lebih
menekankan kepada kepuasan konsumen. Tujuan marketing ialah
bagaimana usaha untuk memuaskan selera, memenuhi “needs and wants”
dari konsumen. Istilah needs artinya kebutuhan yang didefinisikan sebagai
28 Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
46. 29
A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba empat, 2000), hlm. 54. 30
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
47.
16
rasa kekurangan pada diri seseorang yang harus dipenuhi. Sedangkan
wants, berarti keinginan, yang didefinisikan sebagai suatu kebutuhan yang
sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan,
agama, keyakinan, dan keluarganya. 31
Agar dapat memenuhi “needs and wants” konsumen maka para
produsen harus mengadakan marketing research baik dalam arti luas
maupun dalam arti sempit. Pengusaha yang menganut konsep marketing
ini, dikatakan mereka melihat jendela bukan lagi melihat cermin, jika
seseorang melihat jendela maka yang tampak ialah orang lalu lalang
dijalan. Dapat dilihat diamati siapa yang ada dijalan berapa banyak
jumlahnya, apa pakaiannya, warnanya, modenya dan sebagainya.32
Dalam pertempuran bisnis, melalui strategi marketing maka suatu
kenyataan kita lihat. Para pengusaha Jepang, menang total berhadapan
dengan pengusaha Amerika. Mengapa terjadi demikian? ini tidak lain,
karena pengusaha Jepang sudah lebih dulu menerapkan konsep marketing,
dibandingkan dengan pengusaha Amerika yang masih terbenam dengan
mitos konsep penjualan dan konsep produk. Pengusaha Amerika masih
membuat produk mobil yang sangat bagus menurut produsen sendiri,
sementara pengusaha Jepang sudah menghasilkan mobil yang lebih
diinginkan oleh konsumen Amerika. Jepang muncul dengan dengan
produk mobil kecil mungil, irit bensin dan sebagainya. Kekalahan
Amerika dalam bidang bisnis melalui strategi marketing adalah suatu bukti
betapa ampuhnya strategi konsep marketing ini.33
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini, tahu
persis apa yang harus dilakukan. Lembaga pendidikan bisnisnya bukan
hanya sekedar mengajar siswa tiap hari sesuai jadwal kemudian
melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tapi harus lebih jauh dari itu.
31Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 10.
32Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
49. 33
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 12.
17
Siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga dalam banyak hal
misalnya dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman
yang asri, tenaga pengajar yang ramah, perpustakaan, laboratorium,
lapangan olahraga dan sebagainya harus siap melayani siswa. 34
5) Konsep Kemasyarakatan
Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung
jawab pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya. Perusahaan
harus menghasilkan produk yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak
berbahaya jika digunakan oleh konsumen dan turut menjaga kelestarian
alam. Dunia bisnis harus hemat dalam menggunakan sumber-sumber alam,
dan turut mengadakan penghijauan. Demikian pula di sekolah harus
bertanggung jawab terhadap masyarakat luas, mulai dari mutu lulusan
yang dihasilkan. Jangan sampai lulusan yang dihasilkan malah membawa
masalah dimasyarakat, berlagak titel kesarjanaan yang diperoleh. Lembaga
pendidikan harus bertanggung jawab terhadap uang masyarakat yang
dipungut dan digunakan. Sehingga betul-betul memberikan hasil maksimal
buat kepentingan masyarakat.35
d. Strategi Bauran Pasar (Marketing Mix)
Untuk keberhasilan sebuah perusahaan atau lembaga dalam jangka
panjang, maka perusahaan atau lembaga tersebut harus menciptakan layanan
yang memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Maka perusahaan
atau lembaga menciptakan bauran pasar, diantaranya :
1) Product atau Produk
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah
pasar agar diperhatikan, diminati, dipakai atau dikonsumsi sehingga
34Rusadi Rulan, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep Dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 233. 35
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
50.
18
mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi atau gagasan.36
Sedangkan menurut Boyd, Walker, dan Larreche, produk dapat
didefinisikan sebagai apa saja yang memenuhi keinginan atau kebutuhan
dalam hal penggunaan, konsumsi atau akuisi. Jadi, produk termasuk objek,
jasa, tempat, orang, kegiatan, dan ide. Indikator-indikator yang bisa
mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk
dikembangkan dalam teori di bawah ini:37
a) Inti produk
Pada tingkat pertama ini perencanaan produk harus mampu
mengupas apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli. Dalam setiap
produk terdapat kebutuhan yang tersembunyi. Kedua faktor inilah yang
sebenarnya oleh pembeli harus diketahui oleh perencana produk.
b) Wujud produk
Setelah mengetahui dari suatu produk dapat diwujudkan suatu
produk yang mempunyai karakteristik yaitu: mutu, ciri khas, corak,
gaya/model, merk, dan kemasan.38
Dalam hal ini strategi bauran pasar, produk diterjemahkan dalam
variabel strategi akademik dan strategi sosio kultural yang keduanya
memperlihatkan hubungan korelatif positif terhadap daya tarik calon siswa
atau konsumen. Produk yang dihasilkan dan ditawarkan ke konsumen
haruslah yang berkualitas. Sebab konsumen tidak senang pada produk
kurang bermutu. Misalnya, di samping produk bidang akademik, ialah
produk yang membuat layanan pendidikan lebih bervariasi seperti kegiatan
36Philip Kotler, Marketing jilid I. ter. Herujati Purwoko, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1999), hlm. 189. 37
Walker Boyd dan Larreche, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi dengan
Orientasi Global, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2000), hlm. 264 38
Walker Boyd dan Larreche, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi dengan
Orientasi Global, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2000), hlm. 265
19
olah raga, kesenian, keagamaan, kursus-kursus dan sebagainya untuk
menambah kualitas pendidikan.39
2) Price atau Biaya
Menurut Mc. Carthy dan Perreault, harga adalah “segala sesuatu atau
nilai yang ditetapkan bagi sesuatu”. Sesuatu itu dapat berupa produk fisik
dalam berbagai tahap penyelesaian dengan atau tanpa pelayanan
pendukung, jaminan mutu, atau juga dapat berupa jasa murni dan
sebagainya.40
Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran
pemasaran, karena penetapan harga memberikan penghasilan, sedangkan
elemen-elemen lainnya menimbulkan harga. Dari sini maka dapat
dikatakan bahwa konsumen akan berselera membeli suatu barang atau jasa
apabila harganya tepat atau layak bagi barang atau jasa tersebut.41
Elemen ini berjalan sejajar dengan mutu produk. Apabila mutu
produk baik maka calon siswa berani membayar lebih tinggi. Ada lembaga
pendidikan yang menetapkan harga tinggi sekali, namun peminatnya tetap
banyak. Hal ini disebabkan karena situasi kelangkaan penyediaan jasa
pendidikan yang bermutu, melihat siapa di belakang pengelola jasa
pendidikan tersebut. Malahan ada lembaga pendidikan yang baru muncul
dengan harga sudah tinggi, dan peminatnya besar. Hal ini merupakan
taktik “skimming price” yang terkenal dalam marketing, diimbangi
dengan bayangan mutu meyakinkan. Skimming price berarti memasang
harga setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan. Tentu dengan suatu
jaminan bahwa produk yang ditawarkan memang berkualitas tinggi,
sehingga tidak mengecewakan konsumennya.42
39Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
115. 40
McCarhty & Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1996), hlm. 112. 41
McCarhty & Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1996), hlm. 114. 42
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 46.
20
3) Place atau Tempat/Lokasi
Pada umumnya para pimpinan lembaga pendidikan sependapat
bahwa lokasi letak lembaga yang mudah dicapai kendaraan umum, cukup
berperan sebagai pertimbangan calon siswa untuk memasuki lembaga
tersebut. Demikian pula para siswa atau konsumen menyatakan bahwa
lokasi turut menentukan pilihan mereka, mereka menyenangi lokasi dikota
dan yang mudah dicapai kendaraan umum, atau ada fasilitas alat
transportasi dari lembaga atau bis umum yang disediakan oleh pemerintah
daerah.43
Keamanan tempat atau lokasi yang dituju, dalam hal ini perlu
dipertimbangkan faktor-faktor seperti: akses (kemudahan mencapai
lokasi), vasibilitas (lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas
keberadaan fisiknya), lalu lintas, tempat parkir, ekspansi (ketersediaan
lahan untuk kemungkinan perluasan usaha), persaingan (dengan
memperhitungkan lokasi pesaing).44
4) Promotion atau Promosi
Menurut Mc. Carthy dan Perreault promosi merupakan kegiatan
mengkomunikasikan informasi penjualan kepada pembeli atau pihak lain
dalam saluran media untuk mempengaruhi sikap dan perilaku.45
Sedangkan menurut Aksi Hamdani, promosi adalah aktifitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi tentang keberadaan
produk atau jasa, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan
sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga.46
43Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
116. 44
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1,
hlm. 344. 45
McCarhty & Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
1996), hlm. 294 46
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Salemba Empat:
Jakarta, 2006), hlm. 329
21
Dalam dunia pendidikan promosi merupakan daya tarik teknik-teknik
yang digunakan untuk menarik calon orang tua siswa atau siswanya itu
sendiri. Kegiatan promosi sekolah dapat dilakukan melalui media
komunikasi massa misalnya; koran, majalah, televisi, radio, bioskop,
papan reklame, layar dan gambar tempel. Disamping itu dapat juga
dilakukan dengan kegiatan promosi pendukung, yaitu pameran sekolah.
Pameran merupakan salah satu contoh dari kegiatan promosi pemasaran,
karena dalam pameran dipasang berbagai macam gambar, papan reklame,
dan contoh produk lembaga.47
5) People atau Sumber Daya Manusia
People ini menyangkut perilaku unsur pimpinan, tenaga edukatif dan
karyawan pada lembaga. Pada umumnya pimpinan lembaga berpendapat
bahwa tokoh ilmuwan yang sebaiknya menjadi kepala lembaga dan
sebagai pengurus yayasan diangkat tokoh masyarakat. Dengan demikian
strategi siapa yang memilih siapa pimpinan yang akan diangkat, tidak
diragukan lagi peranannya dalam mengangkat citra, serta meningkatkan
jumlah peminat pada suatu lembaga.48
Orang yang menyediakan jasa (contact person) adalah elemen yang
sangat penting. Bahkan dalam jasa tertentu seperti konsultan, konseling,
guru-dosen, dan tenaga profesional lainnya yang langsung berhubungan
dengan jasa, dikatakan “the provider is the service” karyawan itu adalah
pelayanan, dia itu merupakan jasa. Oleh sebab itu sangat penting dilakukan
internal marketing dan eksternal marketing. Ada tiga elemen penting
pemasaran jasa yaitu lembaga, pelanggan dan karyawan. Dari ketiga
elemen tersebut harus terjalin kerjasama harmonis, agar mencapai sukses
47Siswanto Sutojo, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Dharma Aksara
Persada, 1988), hlm. 178. 48
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
115.
22
dalam pemasaran yaitu internal marketing, eksternal marketing dan
interaktif marketing.49
a) Pemasaran Internal
Artinya menerapkan teori dan praktek pemasaran terhadap orang
yang melayani langganan jadi harus dipekerjakan dan dipelihara tenaga
kerja yang terbaik, dan mereka harus bekerja dengan baik. Secara
jelasnya, pertama-pertama harus menjual pekerjaan kepada pegawainya
sebelum mereka dapat menjual jasanya kepada langganan. Latih, didik,
arahkan karyawan terlebih dahulu sebelum mereka menjual atau
menghubungi orang lain yang akan membeli jasa yang ditawarkan.
Agar rencana pemasaran sebuah permasalahan berhasil maka
perlu dibina hubungan, bukan saja dengan pihak luar, tapi yang lebih
penting dengan karyawan sendiri. Gagal atau sukses pemasaran, menaik
atau merosotnya citra terhadap perusahaan sangat tergantung pada
karyawan. Oleh sebab itu karyawan harus dilatih memberi pelayanan
sebaik mungkin. Jadi internal marketing berarti menanamkan konsep
pemasaran kepada karyawan.50
b) Pemasaran Eksternal
Pemasaran eksternal berarti kegiatan yang biasa dilakukan oleh
pengusaha dalam menyiapkan, memberi harga, mempromosikan
barang, mengangkut sampai barang tersebut sampai kepada konsumen.
Untuk keberhasilan pemasaran eksternal ini maka kegiatan-kegiatan
tersebut terutama dalam melayani konsumen perlu dijelaskan kepada
para karyawan yang menjadi pelaksana.
Keahlian karyawan sangat terkesan bagi langganan dalam
memberi layanan yang sangat memuaskan. Karyawan betul-betul
memperhatikan keinginan, menghormati langganan secara spontan
49Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
117. 50
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
22.
23
bersahabat. Layanan ini akan menimbulkan kesan mendalam dan
kepuasan dihati konsumen. Konsumen yang puas akan memberi tahu
teman-temannya sehingga dia seakan-akan mempromosikan perusahaan
tersebut.51
c) Pemasaran Interaktif
Dalam interaksi antara karyawan dengan konsumen maka perlu
dijaga, diingat apa-apa yang telah dijanjikan kepada calon konsumen,
jangan sampai janji dilanggar, jangan sampai menjadi isapan jempol
belaka, tak ada buktinya. Jika ini terjadi maka akan muncul kekecewaan
luar biasa dari konsumen dan akan berakibat fatal terhadap lembaga
pendidikannya.52
6) Physical Evidence atau Bangunan fisik
Menurut pendapat Kotler, Physical Evidence adalah sarana fisik dan
lingkungan terjadinya penyampaian jasa, antara produsen dan konsumen
berinteraksi dan setiap komponen lainnya yang memfasilitasi penampilan
jasa yang ditawarkan.53
Bangunan fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan tempat jasa
diciptakan dan tempat penyedia jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah
unsur tangible apa saja yang digunakan untuk mengomunikasikan atau
mendukung peranan jasa itu. Dalam bisnis jasa, pemasar perlu
menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang ditawarkan
perusahaan, agar mendukung positioning dan citra serta meningkatkan
lingkup produk (product surround).54
Pada sebuah lembaga pendidikan tentu yang merupakan Physical
Evidence adalah gedung atau bangunan dan segala sarana dan fasilitas
yang terdapat didalamnya. Termasuk pula bentuk-bentuk desain interior
51Siswanto Sutojo, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Dharma Aksara
Persada, 1988), hlm. 179. 52
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
118. 53
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 53. 54
Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen, (Yogyakarta : BPFE, 2000), hlm. 87.
24
dan eksterior dari gedung-gedung yang terdapat di dalam lembaga
tersebut.55
7) Process atau Proses
Proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasan
dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan,
termasuk keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan
pelanggan dan personal-personal keleluasaan karyawan. Proses-proses
dimana jasa diciptakan dan disampakan kepada pelanggan merupakan
faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa, karena para pelanggan
sering kali akan mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian
dari jasa itu sendiri.56
Dalam hal ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan, bagaimana proses
yang terjadi dalam penyaluran jasa dari produsen sampai konsumen.
Dalam lembaga pendidikan tentunya menyangkut produk utamanya ialah
proses belajar mengajar, dari guru kepada siswa. Apakah kualitas jasa atau
pengajaran yang diberikan oleh guru cukup bermutu, atau bagaimana
penampilan dan penguasaan bahan dari guru. Jika dianalogikan dengan
usaha bisnis maka pelanggan jasa atau masyarakat akan mempersepsikan
sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri.57
2. Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna
a. Pengertian Citra
Citra adalah impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik
mengenai perusahaan, suatu objek, orang atau mengenai lembaga.58
Citra
adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan pemahaman
seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan
55Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
118. 56
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Salemba Empat:
Jakarta, 2006), hlm. 70 57
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
119. 58
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta,
2007), hlm. 92.
25
melakukan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama ada
segi layanan. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai dampak
yang menguntungkan, sedangkan citra yang jelek akan merugikan organisai.59
Citra akan diperhatikan publik dari waktu kewaktu dan akhirnya akan
membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu
mulut ke mulut yang lain. Dalam kesibukan kita sehari-hari jangan
melupakan keadaan fisik, ketrampilan, fasilitas, kantor, karyawan, dan yang
melayani publik harus selalu dalam garis dengan satu tujuan memuaskan
konsumen. Katakan pada mereka apa yang kita perbuat untuk menjaga agar
mereka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka inginkan agar dapat
diperbaiki di masa yang akan datang. Citra merupakan realitas, oleh karena
itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, ketidakpuasan akan
muncul dan akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk terhadap
citra organisai.60
Masalah citra ini mungkin saja berbeda pada seseorang, karena apa yang
dialaminya tidak sesuai dengan apa yang dialami oleh orang lain. Di sinilah
perlunya organisasi harus setiap saat memberi informasi tentang citra positif
yang diperlukan oleh publik dan mampu menarik perhatiannya. Sehingga
masyarakat dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri mereka
masuk ke lembaga tersebut. Pemupukan citra ini tidak hanya dalam waktu
singkat, sebab publik sifatnya sangat sensitive dan kritis. Biasanya citra
negatif dapat terbentuk dalam waktu singkat, tetapi citra positif terbentuk
dalam jangka waktu lama. Banyak komponen yang akhirnya dapat
membentuk citra, antara lain: reputasi atau mutu akademik dari sebuah
lembaga, penampilan sekolah, biaya, lokasi, jarak dari rumah tempat tinggal,
59Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 331. 60
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 332.
26
kemungkinan karir masa depan, kegiatan sosial dari lembaga dan
sebagainya.61
b. Unsur-unsur Citra
Buchori Alma membagi unsur-unsur citra dalam tiga bagian, antara lain;
Mirror Image, Multiple Image dan Current Image.
1) Mirror Image
Yaitu suatu lembaga pendidikan harus mampu melihat sendiri bagaimana
citra yang mereka tampilkan dalam melayani publiknya. Lembaga harus
dapat mengevaluasi penampilan mereka apakah sudah maksimal dalam
memberi layanan atau masih dapat ditingkatkan lagi. Ini disebut mirror
image.
2) Multiple Image
Ada kalanya anggota masyarakat memiliki berbagai citra terhadap
perusahaan atau lembaga pendidikan, misalnya sudah ada yang merasa
puas, bagus, dan ada yang masih banyak kekurangan dan perlu diperbaiki.
Ada yang merasa puas untuk sebagian layanan, dan tidak merasa puas
dengan beberapa sektor yang lain. Ini adalah multiple image.
3) Current Image
Yaitu bagaimana citra terhadap lembaga pendidikan pada umumnya.
Current image perlu diketahui oleh seluruh karyawan lembaga pendidikan
sehingga di mana ada kemungkinan citra secara umum ini dapat
diperbaiki.62
c. Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna
1) Konsep Citra
Para konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan
barang itu, tetapi ada sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang
61Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
91 62
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta,
2007), hlm. 92-93.
27
terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu penting sekali organisasi memberi
informasi kepada publik agar dapat membentuk citra yang baik.63
Citra adalah merupakan impresi, perasaan atau konsepsi yang ada
pada publik mengenai perusahaan, mengenai suatu objek, orang atau
mengenai lembaga. Citra ini tidak dapat dicetak seperti mencetak barang di
pabrik, tetapi citra ini kesan yang di peroleh sesuai dengan pengetahuan dan
pemahaman seseorang tentang sesuatu.64
Berikut ini di sampaikan definisi citra dari beberapa ahli. Webster
mendefinisikan citra adalah sebagai gambaran mental atau konsep tentang
sesuatu. Menurut Kotler secara lebih luas mendefinisikan citra sebagai
jumlah dari keyakinan- keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan
yang dipunyai pada suatu obyek. Obyek yang di maksud bisa berupa orang,
organisasi, keyakinan, gambaran dan kesan atas organisasi dari seseorang
merupakan citra.65
Konsep citra dalam dunia bisnis telah berkembang dan menjadi
perhatian para pemasar. Citra yang baik dari suatu organisasi/lembaga
pendidikan akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra
yang jelek akan merugikan organisasi atau lembaga pendidikan. Citra yang
baik berarti masyarakat khususnya konsumen mempunyai kesan positif
terhadap lembaga atau organisasi, sedangkan citra yang kurang baik berarti
masyarakat mempunyai kesan negatif.66
Kalau perusahaan/lembaga ingin berhasil atau bahkan hidup terus,
maka ia harus dapat menanggapi kebiasaan dalam masyarakatnya. Faktor
eksternal seperti ekologi, politik, hukum, ekonomi dan sebagainya dapat
mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Faktor ketidakpuasan
konsumen juga termasuk didalamnya. Adapun sebab-sebab timbulnya
63Rusadi Ruslan, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep Dan Aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 114. 64
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
92. 65
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997), hlm. 89. 66
Sutisna, Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 331.
28
ketidakpuasan konsumen tersebut karena tidak terpenuhinya harapan
mereka, jadi perusahaan tidak lagi berorientasi kepada pembeli saja tetapi
berorientasi kepada masyarakat atau manusia.67
2) Pentingnya Citra Suatu Lembaga
Menurut Philip Kotler dalam bukunya manajemen marketing bahwa
citra yang efektif melakukan tiga hal untuk suatu produk. Pertama,
menyampaikan satu pesan tunggal yang memantapkan karakter produk dan
usulan nilai. Kedua, menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda
sehingga tidak dikelirukan dengan pesan serupa dari pesaing. Ketiga,
mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan hati maupun
pikiran pembeli.68
Citra yang baik dari suatu organisasi (baik korporasi maupun lokal),
merupakan aset, karena citra mempunyai dampak pada persepsi konsumen
dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal. Gronroos
mengidentifikasikan terdapat empat peran citra bagi organisasi meliputi :
a) Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran
eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari
mulut ke mulut. Citra mempunyai dampak adanya pengharapan. Citra
yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi
secara efektif, tetapi citra yang negatif sebaliknya.
b) Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi pada kegiatan
perusahaan/lembaga. Jika citra baik, maka citra menjadi pelindung.
Perlindungan hanya efektif untuk kesalahan-kesalahan kecil pada
kualitas teknik dan fungsional yang tidak berakibat fatal, biasanya citra
masih mampu menjadi pelindung dari kesalahan itu.
c) Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.
Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman dalam
bentuk pelayanan teknis maupun fungsional memenuhi citra atau
melebihi citra maka kepercayaan masyarakat bertambah.
67Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2000), hlm. 10.
68Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 260
29
d) Citra mempunyai pengaruh penting bagi manajemen, dengan kata lain
citra mempunyai dampak internal bagi lembaga, karena citra yang
positif maupun negatif sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.69
3) Hubungan Masyarakat Pengguna sebagai Cara Mengembangkan Citra
Hubungan masyarakat merupakan salah satu metode berkomunikasi
dengan consistuent organisasi. Pada kenyataanya, baik disadari atau tidak
bahwa lembaga pendidikan mempunyai kegiatan hubungan masyarakat.
Berkaitan dengan promosi yang dilakukan oleh organisasi pendidikan,
publisitas dan hubungan masyarakat merupakan yang paling sering
digunakan oleh lembaga untuk memasarkan potensi yang dimiliki oleh
sekolah. Oleh karena itu hubungan masyarakat berkenaan dengan sejumlah
tugas pemasaran, tugas-tugas ini meliputi: membangun dan memelihara
citra, mendukung kegiatan-kegiatan komunikasi lain, menangani masalah
tanpa permasalahan, menguatkan positioning, mempengaruhi public
spesifik, membantu peluncuran jasa-jasa baru.70
Dalam upaya mengkomunikasikan program yang ditawarkan oleh
suatu organisasi/lembaga pendidikan, hubungan masyarakat mempunyai
peranan yang penting. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan
hubungan masyarakat, bisa dilakukan dengan beberapa pihak, dengan
beberapa cara misalnya hubungan masyarakat ditujukan kepada masyarakat
potensial, yaitu bisa dengan penyebaran brosur atau mendatangi langsung
dimana masyarakat potensial berada. Contoh lain misalnya hubungan
masyarakat yang ditujukan masyarakat secara keseluruhan bisa dilakukan
dengan seminar nasional, atau peristiwa-peristiwa penting lainnya yang bisa
diketahui oleh masyarakat umum.71
Masyarakat pengguna merupakan mitra untuk mengembangkan
sekolah. Sekolah tidak dapat maju tanpa daya bantuan dari masyarakat.
69Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 332-333. 70
Adrian Payne, Pemasaran Jasa, (Yogyakarta: Andi, 1993), hlm. 199. 71
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 328
30
Oleh karena itu kemitraan dengan masyarakat harus terjalin. Manajemen
kemitraan sekolah dengan masyarakat mengakomodasi kepentingan-
kepentingan sekolah kepada masyarakat dan sebaliknya. Realisasinya dapat
berupa terwujudnya program kemitraan dalam dewan sekolah atau komite
sekolah dan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolahan sekolah.72
Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan terutama pendidikan
dasar dan menengah makin memerlukan tenaga-tenaga humas yang baik.
Mereka memerlukan humas untuk menarik para calon siswa, guru yang
berkualitas, serta kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan
swasta yang bisa membantu kepada lembaga. Begitu sebaliknya, humas
pendidikan yang baik harus mampu menjaga nama baik lembaganya,
termasuk membina hubungannya secara baik dengan para alumninya.
Humas pendidikan harus aktif membina hubungan yang baik antara siswa,
alumni, staf pengajar, staf administrasi, yayasan dan pemerintah.73
Berdasarkan uraian diatas, maka sebuah lembaga pendidikan harus
berusaha menciptakan citra positif di hati masyarakat sehingga masyarakat
dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke
lembaga pendidikan yang bersangkutan.
3. Pengaruh Pemasaran Jasa Pendidikan Terhadap Citra Lembaga Dalam
Perspektif Masyarakat Pengguna
Jedamus seorang ahli manajemen marketing menyatakan “Mula-mula
istilah marketing dalam dunia pendidikan ini kurang enak didengar tetapi lama
kelamaan istilah ini akan makin populer bahkan pada kelangsungan hidup
lembaga pendidikan”.74
Ungkapan tersebut merupakan suatu bukti bahwa
marketing atau pemasaran sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan untuk
menarik citra lembaga di mata masyarakat.
72Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadhership Menuju Sekolah Efektif,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 57. 73
Hamdan Adnan dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Hubungan Masyarakat,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1996), hlm. 38. 74
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
78.
31
Pemasaran merupakan sebuah pengetahuan yang memperoleh perhatian
semakin besar dikalangan organisasi dalam segala jenis dan ukurannya,
termasuk organisasi nirlaba yang tidak mencari laba seperti pendidikan, rumah
sakit dan sebagainya. Para pemimpin berjuang untuk lembaganya supaya
bertahan menghadapi perubahan sikap konsumen dan sumber daya-sumber
daya keuangan yang semakin berkurang. Manajemen pemasaran merupakan
salah satu jawaban yang diambil untuk mengahadapi masalah-masalah
tersebut.75
Bahkan dalam pengembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen
atau siswa ditempatkan sebagai sentral perhatian yang tinggi. Para praktisi
maupun akademis berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka
mengembangkan strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa
pasar (jumlah siswa) yang tersedia. Karena tujuan akhir dari pemasaran adalah
memuaskan pelanggan. Tujuan pemasaran bukan mencari laba tetapi memberi
kepuasan terhadap konsumen. Dengan adanya kepuasan tersebut akan terjadi
pembelian ulang. Berapa banyak frekuensi ulang pembelian dan berapa
banyak jumlah pembelian pada akhirnya akan meningkatkan laba
perusahaan/lembaga/organisasi.76
Apabila lembaga pendidikan sudah mencoba melaksanakan kegiatan
pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, maka seluruh personil staf
baik guru maupun tenaga administrasi harus menghayati apa visi, misi dan
tujuan mereka, apa tugas-tugas mereka dan menganalisa kegiatan intra serta
ekstra kurikuler, fasilitas pendidikan, suasana belajar mengajar dan
sebagainya, sehingga kegiatan mereka selalu terpusat kepada perbaikan mutu
pelayanan.
Dengan melaksanakan kegiatan marketing akan dapat membantu
lembaga pendidikan menghadapi masa depan yang lebih baik. Ada dua usaha
yang hendak dicapai oleh organisasi non profit dalam kegiatan marketingnya,
75Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 44.
76Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
32.
32
yaitu mencari konsumen dan mencari donatur. Namun kita lihat organisasi
non profit seperti lembaga keagamaan, kesehatan, lembaga pendidikan, tidak
senang menggunakan istilah konsumen. Mereka menggunakan istilah spesifik
yang sesuai dengan kegiatannya seperti jama’ah, anggota, pasien, para
pendengar, siswa dan sebagainya. Organisasi non profit ini mencoba
membangkitkan citra positif dari anggotanya terhadap lembaga.77
Secara keseluruhan, proses ini terjadi berkat dukungan dari seluruh
karyawan dan tim manajemen yang mengatur semua proses agar berjalan
lancar. Kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan
menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses
pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga
dalam merekrut pelanggan pendidikan. Jika digambarkan secara sederhana
adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Lingkaran Pemasaran Jasa Pendidikan
78
Oleh karena itu, Pada saat penerimaan siswa baru tiap tahun muncul
berbagai macam publikasi lembaga pendidikan melalui surat kabar, brosur,
spanduk dan sebagainya. Hal ini merupakan gejala dalam kegiatan marketing
yakni wujud dari persaingan antara lembaga yang satu dengan lembaga yang
lain. Dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan yang ingin sukses meraih
77Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, (Bandung:
Alfabeta, 2007), hlm. 374. 78
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1,
hlm. 346.
Pelanggan
Pendidikan
Tujuan
Penyerapan
Pasar Kerja
Citra
Lembaga
Product
Price
Place
Promotion
People
Physical Evidance
Process
33
masa depan harus mempraktikkan manajemen marketing jasa pendidikan
dalam menghadapi berbagai perilaku konsumen karena berdampak terhadap
peningkatan citra dan jumlah siswa yang dikehendaki.
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah. Ia akan ditolak
jika ia salah atau palsu dan akan diterima jika bukti-bukti atau fakta-fakta
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat
tergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta yang dikumpulkannya.79
Berdasarkan kerangka teori diatas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1) Hipotesis kerja (H1) yang berbunyi “Ada pengaruh positif tentang
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang”
2) Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh positif tentang
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang”
79Sutrisno Hadi, Metode Research 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogya,
1984), hlm. 63.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan ialah dalam kategori penelitian
kuantitatif lapangan yang menggunakan metode survey. Metode survey yaitu
cara mengambil sampel dari satu populasi dan kuesioner sebagai alat
pengukuran data yang pokok,80
karena data yang diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Setelah data
terkumpul dari kuesioner, kemudian data akan diolah menggunakan analisis
regresi sederhana. Perlu kita ketahui bahwasanya analisis regresi sederhana
merupakan teknik untuk memprediksi nilai suatu variabel dari nilai variabel
lain berdasarkan asumsi adanya hubungan linier.81
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara).82
Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).83
Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data tentang SMP Islam Al Azhar
14 Semarang yaitu mengenai gambaran umum tentang lembaga sekolah,
catatan sejarah dan data internal lembaga.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, waktu yang telah digunakan penulis untuk mulai
mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama satu bulan,
80M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, tahun
2002), Edisi II, hlm. 228. 81
Karnadi Hasan, Dasar-dasar Statistika Terapan; Bahan Mata Kuliah statistika
Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Tahun 2008), hlm. 28. 82
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, cetakan kedua 2002), hlm. 146. 83
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, cetakan kedua 2002), hlm. 148.
35
mulai tanggal 30 April sampai 30 Mei 2012. Adapun yang digunakan sebagai
tempat penelitian adalah SMP Islam Al Azhar 14 Semarang di jalan
Klentengsari Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti.84
Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah orang tua/wali murid dari siswa yang
bersekolah di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang yang berjumlah 304 siswa.
Sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi.85
Penyelidikan secara sampel ini dilakukan karena mengingat keterbatasan
waktu, biaya, tenaga dan faktor ekonomi. Menurut Suharsimi Arikunto
“Apabila subjeknya kurang dari 100% lebih baik diambil semua sehingga
penulisannya merupakan penelitian populasi, jika subjeknya lebih besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.86
Penulis dalam penelitian ini menggunakan sample random atau acak
yaitu 10% dari jumlah orang tua/wali murid yang ada di SMP Islam Al Azhar
14 Semarang dan masih aktif pada tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah
304. Maka sampel 10% dari jumlah total 304 ialah 30,4 dibulatkan menjadi 30.
Jadi orang tua siswa/wali murid yang dijadikan responden dalam penelitian ini
ialah berjumlah 30 orang.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian diartikan sebagai suatu yang akan menjadi obyek
pengamatan penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.87
Berdasarkan obyek penelitian dan metode penelitian yang digunakan,
maka dibawah ini diungkapkan operasionalisasi variabel penelitian adalah
sebagai berikut:
84Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1980), hlm. 77.
85Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1980), hlm. 79.
86Ine L. Amilman Yousda Dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 135. 87
Mudrjad Kuncoro, Metode Kuantitatif, (Yogyakarta: (UUP) STIM YKPN, 2007), hlm 5.
36
a) Variabel Bebas atau X (Independent Variable)
Yaitu suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain.88
Adapun
yang dimaksud variabel bebas yaitu pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam
Al Azhar 14 Semarang dengan indikator sebagai berikut:
(1) Strategi mengelola produk
(2) Strategi mengelola biaya
(3) Strategi mengelola lokasi
(4) Strategi mengelola sumber daya manusia
(5) Strategi mengelola promosi
(6) Strategi mengelola sarana prasarana
(7) Strategi mengelola proses
b) Variabel Terikat atau Y (Dependent Variable)
Yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.89
Adapun
yang dimaksud variabel terikat disini adalah citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dengan
indikatornya:
(1) Penilaian masyarakat pengguna tentang produk
(2) Penilaian masyarakat pengguna tentang biaya sekolah
(3) Penilaian masyarakat pengguna tentang lokasi
(4) Penilaian masyarakat pengguna tentang sumber daya manusia
(5) Penilaian masyarakat pengguna tentang promosi
(6) Penilaian masyarakat pengguna tentang sarana prasarana
(7) Penilaian masyarakat pengguna tentang proses pendidikan
Dari kedua variabel tersebut dideskripsikan adakah dampak dan
seberapa besar pengaruh pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
Sedangkan pengukuran data yang digunakan oleh penulis yaitu skala likert,
88Syaifuddin Zuhri, Metodologi Penelitian, (Jakarta : UNIDA Press, 2001), hlm. 119.
89Syaifuddin Zuhri, Metodologi Penelitian, (Jakarta : UNIDA Press, 2001), hlm. 120.
37
skala ini berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap
sesuatu.90
Kriteria skor sebagai berikut;
Variabel Bebas (X): Variabel Terikat (Y):
- Sangat Sering (SS) = 4 - Sangat Baik (SB) = 4
- Sering (S) = 3 - Baik (B) = 3
- Kadang-kadang (K) = 2 - Cukup (C) = 2
- Tidak Pernah (TP) = 1 - Tidak Baik (TB) = 1
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuesioner (angket)
untuk pengambilan data. Metode Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data
mengenai suatu masalah dengan jalan mengedarkan daftar pertanyaan kepada
sejumlah besar individu yang harus dijawab secara tertulis. Dalam penelitian
ini yang digunakan adalah angket tertutup yakni angket yang menghendaki
jawaban pendek yang diberikan dengan mencantumkan tanda tertentu.91
Dengan kata lain metode yang digunakan adalah angket langsung berupa
pilihan ganda yaitu angket yang butir pertanyaannya ingin menggali informasi
dari semua orang tua siswa/wali murid di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
mengenai pendapat responden dimana jawaban pertanyaan tersebut telah
tersedia.
Selain menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data, peneliti
juga menggunakan metode interveiw (wawancara). Metode interview adalah
metode pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyan
secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.92 Dalam hal ini yang menjadi
sumber data adalah kepala sekolah SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dan
beberapa para orang tua siswa untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
pemasaran jasa pendidikan. Selain itu metode wawancara juga digunakan
90M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Kencana, 2004), hlm.
105. 91
Kartini Kartono, Metode Penelitian Riset Sosial, (Bandung: Mandar Jaya, 1990), hlm.
28. 92
S.Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 165.
38
untuk memperoleh data tentang citra lembaga dalam perspektif masyarakat
pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
F. Uji Instrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan sebagai alat analisa. Oleh
karena itu dalam analisa yang dilakukan lebih bertumpu pada skor responden
pada tiap-tiap item. Sedangkan benar tidaknya skor responden tersebut
tergantung pada pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevaliditan dan kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika
dapat mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data variabel yang
diteliti secara tepat.93
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas
internal, validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-
bagian instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen
dikatakan memiliki misi instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap
data dari variabel yang dimaksud.94
Dalam pengujian validitas instrumen pada penelitian ini digunakan
analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah
mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus produk
moment, yaitu :95
𝑟𝑥𝑦 =N XY − X Y
N X2 − X 2 N Y2 − Y 2
Keterangan :
93Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 137. 94
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 171. 95
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 70.
39
R = Koefisien korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
X = Skor butir
Y = Skor total
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas adalah
tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu
gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin
stabil pula alat pengukur tersebut.96
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
sudah baik.97
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat
memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan
berulang-ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang
sama. Uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid.
Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik croanbach alpa.> 0,60. Rumus
croanbach alpa adalah sebagai berikut:98
𝑎 = 𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1
𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑠2
𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
𝑎 = Alpha Cronbach
𝑟11 = Reliabilitas
𝑛 = Jumlah responden
∑Stotal = Varians skor total
∑𝑆2 = Varians item
96Sutrisno Hadi, Metode Research 1, (Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM Yogya,
1984), hlm. 67. 97
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 178. 98
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 196.
40
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif
dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik korelasi dan analisis regresi satu predictor dengan
skor deviasi, yaitu pemasaran jasa pendidikan (X) sebagai predictor dan citra
lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna (Y) sebagai kriterium,99
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari korelasi atau hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium (Y)
dengan menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari pearson dengan
rumus :100
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
𝑥2 ( 𝑦2)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
∑xy = skor deviasi
∑x2 = jumlah kuadrat dari skor butir soal
∑y2
= jumlah dari skor total butir soal
2. Analisis Regresi Sederhana
Sesuai dengan tujuan penelitian dan rumusan hipotesis, maka teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
sederhana adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y). Adapun model
persamaan regresinya sebagai berikut:
99Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 135 100
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm 21.
41
y = a + bx
�慜 = 𝑛. 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦
𝑛. 𝑥2 − 𝑥 2
a = y − bx
Keterangan :
y : (baca Y topi) subyek variable terikat yang diproyeksikan.
X : Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan.
a : nilai konstanta harga Y jika X = 0.
b : nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan nilai dari
peningkatan variabel X atau penurunan variabel Y.101
Regresi sederhana juga digunakan untuk melihat apakah variabel
bebas mampu secara menyeluruh (simultan) menjelaskan tingkah laku
variabel tidak bebas, untuk pengujian ini dikenal dengan uji F. Selain
mengetahui kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas,
juga perlu diketahui apakah setiap varibel bebas (secara parsial) juga
berpengaruh terhadap varibel tidak bebasnya, untuk pengujian ini dikenal
dengan uji t. Adapun rumus uji F dan uji t adalah sebagai berikut: 102
a. Uji F (Uji simultan)
Langkah-langkah uji F atau uji simultan sebagai berikut:
1) Menentukan nilai F kritis dengan level of significant α = 5% dan 1%.
Ftabel = F α/2;n-k
2) Menentukan uji regresi sederhana, dengan rumus:
JKreg = 𝑥𝑦 2
𝑥2
RKreg = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑔
101Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm 22.
102Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. ke-12, hlm. 137
42
RKres = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑠
𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑠
Freg = 𝑅𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑅𝐾 𝑟𝑒𝑠
JKres = 𝑦2 − 𝑥𝑦 2
𝑥2
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel
rangkuman analisis garis regresi sebagai berikut;
Sumber
Variansi Db JK RK Freg
Regresi 1 𝑥𝑦 2
𝑥2
JK regdb reg
F =
JK regdb regJK resdb res
Residu N-2 𝑦2 − 𝑥𝑦 2
𝑥2
JK resdb res
Total N-1 𝑦2 - -
Harga F atau Freg yang diperoleh kemudian dikomulasikan
dengan Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% dengan db = N-2.
Hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel.103
b. Uji t (Uji parsial)
Langkah-langkah uji t atau uji parsial sebagai berikut:
1) Menentukan nilai t kritis dengan level of significant α = 5% dan 1%.
ttabel = t α/2;n-k
2) Menentukan nilai uji t, dengan rumus:
𝑡 =𝑟 𝑛 − 2
1 − 𝑟2
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden104
103Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm 22.
43
3. Analisis lanjut
Analisis ini digunakan untuk membuat interprestasi lebih lanjut
yaitu untuk mengetes signifikansi regresi Y dengan prediktor X. Jika Freg
lebih besar dari Ftabel 0,05 dan Ftabel 0,01 maka hipotesis dinyatakan
signifikan, berarti ada pengaruhnya pemasaran jasa pendidikan di SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna. Jika Freg lebih kecil dari Ft 0,05 dan Ft 0,01 maka
hipotesis dinyatakan tidak signifikan, berarti tidak ada pengaruhnya
pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang terhadap
citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna.
104Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm 26.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Untuk memperoleh data pemasaran jasa pendidikan dan citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna, data tersebut diperoleh dari pengisian
instrumen kuesioner (angket) yang telah diberikan kepada orang tua siswa
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang sebagai responden dengan jumlah 30
orang. Untuk mengetahui lebih jelas hasil penelitian tersebut dapat dilihat
pada deskripsi sebagai berikut :
1. Pemasaran Jasa Pendidikan SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Untuk menentukan nilai kuantitatif pemasaran jasa pendidikan yaitu
dengan cara menggunakan skor jawaban angket dari responden sesuai
dengan frekuensi jawaban. Agar lebih jelas maka dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Nilai Instrumen Kuesioner Pemasaran Jasa Pendidikan
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
No
Responden
Jawaban Nilai Jumlah
SS S KK TP 4 3 2 1
1 5 9 5 1 20 27 10 1 58
2 8 4 5 2 32 12 10 2 56
3 7 4 7 2 28 12 14 2 56
4 6 8 6 0 24 24 12 0 60
5 7 5 6 1 28 15 12 1 56
6 9 2 7 2 36 6 14 2 58
7 8 3 6 3 32 9 12 3 56
8 5 8 5 2 20 24 10 2 56
9 10 5 2 1 40 15 4 1 60
10 4 9 6 1 16 27 12 1 56
11 9 2 7 2 36 6 14 2 58
12 4 8 8 0 16 24 16 0 56
13 5 7 7 1 20 21 14 1 56
14 9 6 2 2 36 18 4 2 60
15 8 4 5 2 32 12 10 2 56
45
16 5 9 5 1 20 27 10 1 58
17 8 3 6 3 32 9 12 3 56
18 7 4 7 2 28 12 14 2 56
19 9 4 5 2 36 12 10 2 60
20 4 8 8 0 16 24 16 0 56
21 6 7 7 0 24 21 14 0 59
22 5 8 5 2 20 24 10 2 56
23 7 4 9 0 28 12 18 0 58
24 5 6 9 0 20 18 18 0 56
25 5 8 5 2 20 24 10 2 56
26 6 8 6 0 24 24 12 0 60
27 4 9 6 1 16 27 12 1 56
28 7 7 4 2 28 21 8 2 59
29 8 3 6 3 32 9 12 3 56
30 12 5 2 1 48 15 4 1 68
Jumlah 202 177 174 41 808 531 348 41 1728
Berdasarkan tabel nilai angket pemasaran jasa pendidikan di atas,
kemudian dianalisis dengan mencari mean dan interval kelas mengenai
pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Adapun
cara perhitungannya sebagai berikut:
1) Mencari nilai rata-rata:
𝑥 = 𝑥
𝑁
=1728
30
= 57,6
2) Mencari jumlah kelas yang dikehendaki, dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 ( 1,58)
= 5,88 dibulatkan menjadi 6
3) Mencari range, dengan rumus:
R = H – L
46
Keterangan : R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
Dengan demikian, diperoleh total range sebagai berikut:
R = H – L
= 68 – 56
= 12
4) Menentukan interval kelas, dengan rumus:
𝑖 = 𝑅
𝐾
Keterangan : i = Nilai interval
R = Range (batas nilai tertinggi – nilai terendah)
K = Jumlah kelas yang dikehendaki
𝑖 = 𝑅
𝐾
= 12
6
= 2
Tabel 4.2
Distribusi Skor Mean Pemasaran Jasa Pendidikan
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Interval 𝑴′ F 𝒙′ 𝒇𝒙
′ 𝒙𝟐 𝒇𝒙
𝟐
68 – 69 68,5 1 3 3 9 9
66 – 67 66,5 0 2 0 4 0
64 – 65 64,5 0 1 0 1 0
62 – 63 62,5 0 0 0 0 0
60 – 61 60,5 5 -1 -5 1 5
58 – 59 58,5 7 -2 -14 4 28
56 – 57 56,5 17 -3 -51 9 153
Jumlah N=30 ∑𝑓𝑥
′=
-67
𝑓𝑥2=
195
𝑀′= mean terkaan
47
Mencari nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi:
1) Mean
M = 𝑀′ + i
𝑓𝑥′
𝑁
=
30
6725,62
= 62,5 + 2 (-2,23)
= 58,034
2) Standar Deviasi
2,2
N
fx
N
fxiSD
46,2
52,12
98,45,62
30
67
30
1952
2
Mengubah skor mentah ke dalam standar skala lima :
M + 1,5 SD = 58,034 + 1,5 (2,46) = 61,724 61 ke atas
M + 0,5 SD = 58,034 + 0,5 (2,46) = 59,264 59 – 60
M - 0,5 SD = 58,034 - 0,5 (2,46) = 56,804 56 - 58
M - 1,5 SD = 58,034 - 1,5 (2,46) = 54,344 54 – 55
53 ke bawah
Adapun untuk mengetahui kualitas variabel pemasaran jasa
pendidikan, maka perlu dibuat tabel kualitas variabel pemasaran jasa
pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Kualitas Variabel Pemasaran Jasa Pendidikan
Interval Keterangan
61 – ke atas Baik sekali
59 – 60 Baik
48
56 – 58 Cukup
54 – 55 Buruk
53 – ke bawah Buruk sekali
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari
variabel pemasaran jasa pendidikan adalah sebesar 58,034. Hal ini berarti
bahwa pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
adalah “Cukup”.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka
data kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti berikut ini:
Gambar 2
Histogram Pemasaran Jasa Pendidikan
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Hasil perhitungan data angket pemasaran jasa pendidikan SMP Islam
Al Azhar 14 Semarang di atas, juga didukung oleh data hasil wawancara
langsung peneliti dengan Rasmudi, M.Pd sebagai kepala sekolah SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang, diantaranya sebagai berikut:
“Tujuan dari program pemasaran SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
sebagai berikut: Pertama, untuk meningkatkan reputasi SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang sebagai lembaga pendidikan yang mencerdaskan anak
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Interval Kelas
56-57
58-59
60-61
62-63
64-65
66-67
68-69
F
49
bangsa dilandasi dengan akhlak yang mulia. Kedua, untuk meningkatkan
citra SMP Islam Al Azhar 14 Semarang sebagai “a place for quality”.
Ketiga,untuk membentuk citra lembaga pendidikan sebagai sekolah umum
yang berbasis ilmu pengetahuan dan agama. Dan keempat, untuk
memperoleh siswa baru dalam jumlah yang tinggi. Sedangkan sasaran atau
objective pemasaran SMP Islam Al Azhar 14 Semarang sebagai berikut:
Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan target market sekitar 75% dari
jumlah lulusan siswa/siswi lulusan SD di sekitar wilayah Semarang dan
sekitarnya. Kedua, untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat 50%
target market untuk menjadi siswa SMP Islam Al Azhar 14 Semarang, dan
Ketiga, mendapatkan 120 aplikasi pendaftaran siswa baru pada tahun
ajaran baru sesuai dengan daya tampung kelas”.
Demikian juga yang diungkapkan oleh Komari, S.Ag sebagai
koordinator Humas SMP Islam Al Azhar 14 Semarang, menyatakan
bahwa:
“Dalam memasarkan jasa pendidikanya, SMP Islam Al Azhar 14
Semarang datang langsung kepada target pemasaran dengan mendatangi
sekolah dasar di sekitar wilayah Semarang atas izin kepala sekolah
masing-masing. Strategi yang digunakan dalam presentasi pemasaran ini
adalah pengenalan sekolah secara visual untuk menawarkan program jasa
pendidikan yang ada di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang, dengan media
LCD Proyektor dan laptop tersebut siswa secara langsung dapat melihat
segala kegiatan baik di dalam maupun di luar kelas yang dilakukan siswa
siswi SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Presentasi dilaksanakan selama
satu jam, setelah pengenalan sekolah usai siswa diajak untuk bersantai
sejenak dengan game atau permainan-permainan seru, kemudian diakhiri
dengan pemberian souvenir berupa bolpen dan buku tulis yang berlogo
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.”
2. Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna
Untuk menentukan nilai kuantitatif citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna yaitu dengan cara menggunakan skor jawaban
angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Agar lebih jelas
maka dapat dilihat pada tabel berikut :
50
Tabel 4.4
Nilai Instrumen Kuesioner Citra Lembaga dalam Perspektif
Masyarakat Pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
No
Responden
Jawaban Nilai Jumlah
SB B C TB 4 3 2 1
1 12 6 4 0 48 18 8 0 74
2 7 11 3 0 28 33 6 0 67
3 10 9 3 0 40 27 6 0 73
4 11 9 2 0 44 27 4 0 75
5 8 11 2 1 32 33 4 1 70
6 10 9 2 1 40 27 4 1 72
7 10 9 3 0 40 27 6 0 73
8 7 11 3 1 28 33 6 1 68
9 12 10 0 0 48 30 0 0 78
10 8 11 3 0 32 33 6 0 71
11 9 10 3 0 36 30 6 0 72
12 8 11 2 1 32 33 4 1 70
13 9 9 3 0 36 27 6 0 69
14 11 9 2 0 44 27 4 0 75
15 12 10 0 0 48 30 0 0 78
16 9 9 3 0 36 27 6 0 69
17 10 9 2 1 40 27 4 1 72
18 7 11 3 0 28 33 6 0 67
19 12 9 1 0 48 27 2 0 77
20 7 11 3 1 28 33 6 1 68
21 8 11 3 0 32 33 6 0 71
22 7 10 3 1 28 30 6 1 65
23 10 9 2 1 40 27 4 1 72
24 7 10 3 0 28 30 6 0 64
25 7 11 2 1 28 33 4 1 66
26 11 10 1 0 44 30 2 0 76
27 7 11 3 1 28 33 6 1 68
28 16 4 2 0 64 12 4 0 79
29 7 10 3 1 28 30 6 1 65
30 12 10 0 1 48 30 0 1 78
Jumlah 281 290 69 12 1124 870 138 12 2142
51
Berdasarkan tabel nilai angket citra lembaga di atas, kemudian
dianalisis dengan mencari mean dan interval kelas mengenai pemasaran
jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Adapun cara
perhitungannya sebagai berikut:
1) Mencari nilai rata-rata:
𝑦 = 𝑦
𝑁
=2141
30
= 71,4
2) Mencari jumlah kelas yang dikehendaki, dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 ( 1,58)
= 5,88 dibulatkan menjadi 6
3) Mencari range, dengan rumus:
R = H – L
Keterangan : R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
Dengan demikian, diperoleh total range sebagai berikut:
R = H – L
= 80 – 64
= 16
4) Menentukan interval kelas, dengan rumus:
𝑖 = 𝑅
𝐾
Keterangan :
i = Nilai interval
R = Range (batas nilai tertinggi – nilai terendah)
K = Jumlah kelas yang dikehendaki
𝑖 = 𝑅
𝐾
52
= 16
6
= 2,7
Tabel 4.5
Distribusi Skor Mean Citra Lembaga
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Interval 𝑴′ F 𝒙′ 𝒇𝒙
′ 𝒙𝟐 𝒇𝒙
𝟐
79 – 81 80 2 2 4 4 8
76 – 78 77 4 1 4 1 4
73 – 75 74 5 0 0 0 0
70 – 72 71 8 -1 -8 1 8
67 – 69 68 7 -2 -14 4 28
64 – 66 65 4 -3 -12 9 36
Jumlah N=30 ∑𝑓𝑥
′=
-26
𝑓𝑥2=
84
𝑀′= mean terkaan
Mencari nilai rata-rata atau mean dan standar deviasi:
1) Mean
M = 𝑀′ + i
𝑓𝑥′
𝑁
= 74 + 2,7 −26
30
= 74 + (-2,34)
= 71,66
2) Standar Deviasi
2,2
N
fx
N
fxiSD
= 2,7 84
30−
−26
30
= 2,7 2,8 − (−0,87)
= 2,7 3,67
53
= 5,17
Mengubah skor mentah ke dalam standar skala lima :
M + 1,5 SD = 71,66 + 1,5 (5,17) = 79,42 79 – ke atas
M + 0,5 SD = 71,66 + 0,5 (5,17) = 74,25 74 – 78
M - 0,5 SD = 71,66 - 0,5 (5,17) = 69,07 69 – 73
M - 1,5 SD = 71,66 - 1,5 (5,17) = 63,90 63 – 68
62 – ke bawah
Adapun untuk mengetahui kualitas variabel citra lembaga, maka
perlu dibuat tabel kualitas variabel citra lembaga sebagai berikut:
Tabel 4.6
Kualitas Variabel Citra Lembaga
Interval Keterangan
79 – ke atas Baik sekali
74 – 78 Baik
69 – 73 Cukup
63 – 68 Buruk
62 – ke bawah Buruk sekali
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean dari
variabel citra lembaga adalah sebesar 71,66. Hal ini berarti bahwa citra
lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar
14 Semarang adalah “Cukup”.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka
data kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti berikut ini:
54
Gambar 3
Histogram Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Hasil perhitungan data angket citra lembaga SMP Islam Al Azhar 14
Semarang di atas, juga didukung oleh data hasil wawancara langsung
peneliti dengan beberapa para orang tua siswa SMP Islam Al Azhar 14
Semarang yang berhasil diwawancarai, diantaranya sebagai berikut:
Hasil wawancara dengan dengan wali murid Nisrina Alifah Nur
Rahmah kelas VII C, saat itu Rozikin sebagai orang tuanya sedang
menjemput pulang putrinya di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang,
menyatakan bahwa :
“Saya memasukan Nisrinah di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang karena
sekolahnya berada di lingkungan yang akademis/dekat dengan UNDIP,
Polines. Selain itu mutu lulusannya juga bagus, saya berharap ketika
Nisrina lulus nanti kelak menjadi anak sholihah yng berbakti kepada orang
tua dan Tuhannya, berkat bekal ilmu umum dan agama yang diperoleh dari
sekolah formal. Informasi SMP Islam Al Azhar 14 Semarang didapat
melalui spanduk dan brosur yang di sebarkan di jalan saat ayahnya
berangkat dinas ke POLDA JATENG dari Pudak Payung menuju jalan
Pahlawan Semarang”.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
interval kelas
64-66
67-69
70-72
73-75
76-78
79-81
F
55
Hasil wawancara dengan dengan wali murid Diany Aprilia kelas VII
B, yang bertempat tinggal di jln. Bukit Candi Berlian IX/90 Pasadena,
menyatakan bahwa :
“Biaya sekolah di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang yang dikeluarkan
memang mahal, tapi tidak terlalu mahal di banding sekolah swasta yang
ada di sekitarnya, siswa yang mampu berprestasi tinggi dapat diringankan
biayanya hingga 50% hingga 100%, apalagi dengan gedung bertingkat dan
fasilitas yang dimiliki lebih bagus dari pada sekolah swasta lain. SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang terus menerus mengembangkan kualitas dan
kuantitasnya, jadi saya lebih percaya kalau Diany, saya sekolahkan di SMP
Islam Al Azhar 14 Semarang”.
Hasil wawancara dengan dengan wali murid Yessi Patti kelas VII A,
yang bertempat tinggal di jln. Bukit Dingin VI/43 Permata Puri,
menyatakan bahwa:
“Orang tua Yessi tidak begitu banyak tahu informasi tentang SMP Islam
Al Azhar 14 Semarang, tapi karena adanya kunjungan presentasi di
Sekolah Dasar yessi langsung saja setelah pulang sekolah ia memberitahu
orang tuanya dan ia mengajukan untuk sekolah di lembaga tersebut karena
ia tertarik dengan program-program sekolah integral dan kegiatan
extrakulikuler yang dipromosikan oleh SMP Islam Al Azhar 14
Semarang”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan masyarakat pada lembaga yang bercitra positif serta di
dukung dengan informasi yang akurat akan melanggengkan hubungan baik
masyarakat dengan lembaga tersebut, dengan kepedulian sosial yang
tinggi, lembaga pendidikan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat
yang dilayaninya. Dengan demikian masyarakat menjadi senang akan
keberadaan lembaga yang dianggap dapat menambah nilai bagi kehidupan
mereka. Masyarakat yang telah jatuh cinta pada lembaga yang
berkomitmen sosial tinggi tersebut tidak akan beralih ke lembaga lain.
3. Pengaruh Pemasaran Jasa Pendidikan terhadap Citra Lembaga
dalam Perspektif Masyarakat Pengguna
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang serta berapa persen tingkat
mempengaruhinya, maka langkah-langkah perhitungan yang dilakukan
56
dalam penelitian ini antara lain; a) uji instrumen penelitian; b) analisis uji
hipotesis; dan c) analisis lanjut. Adapun penjelasannya akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Uji Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Uji validitas ini akan menguji masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian, dimana keseluruhan variabel penelitian
memuat 42 pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Adapun
kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pertanyaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; tingkat
kepercayaan = 95 persen (= 5 persen), derajat kebebasan (dk) = n –2 =
30 – 2 = 28, maka didapat rtabel = 0,361. Jika rhitung lebih besar dari rtabel
dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas
Var Indikator rhitung rtabel Ket. Var Indikator rhitung rtabel Ket.
Pem
asa
ran
Ja
sa P
end
idik
an
(X
)
Strategi
Produk
Pertanyaan 1
Pertanyaan 2
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
0,713
0,414
0,447
0,559
0,361
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
valid
Cit
ra L
emb
ag
a (
Y)
Citra
Produk
Pertanyaan 21
Pertanyaan 22
Pertanyaan 23
Pertanyaan 24
0,335
0,589
0,671
0,625
0,361
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
valid
Strategi
Biaya
Pertanyaan 5
Pertanyaan 6
Pertanyaan 7
0,642
0,548
0,414
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Citra
Biaya
Pertanyaan 25
Pertanyaan 26
0,513
0,697
0,361
0,361
valid
valid
Strategi
Lokasi
Pertanyaan 8
Pertanyaan 9
Pertanyaan10
0,390
0,387
0,458
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Citra Lokasi
Pertanyaan 27
Pertanyaan 28
Pertanyaan 29
Pertanyaan 30
0,571
0,596
0,648
0,671
0,361
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
valid
Strategi
Promosi
Pertanyaan 11
0,590
0,361
valid
Citra
Promosi
Pertanyaan 31
0,335
0,361
valid
57
Pertanyaan 12
Pertanyaan 13
0,352
0,628
0,361
0,361
valid
valid
Pertanyaan 32
Pertanyaan 33
0,824
0,404
0,361
0,361
valid
valid
Strategi
SDM
Pertanyaan 14
Pertanyaan 15
Pertanyaan 16
0,642
0,485
0,339
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Citra
SDM
Pertanyaan 34
Pertanyaan 35
Pertanyaan 36
0,510
0,648
0,671
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Strategi
Bangunan fisik
Pertanyaan 17
Pertanyaan 18
0,490
0,713
0,361
0,361
valid
valid
Citra
Bangunan fisik
Pertanyaan 37
Pertanyaan 38
Pertanyaan 39
0,430
0,824
0,589
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Strategi
Proses
Pertanyaan 19
Pertanyaan 20
0,588
0,690
0,361
0,361
valid
valid
Citra Proses
Pertanyaan 40
Pertanyaan 41
Pertanyaan 42
0,513
0,697
0,571
0,361
0,361
0,361
valid
valid
valid
Dalam Tabel 7 diperoleh bahwa semua instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtable = 0,361 (nilai
rtabel untuk n=30), sehingga semua instrumen tersebut dinyatakan valid.
Untuk mengetahui cara perhitungan validitas instrumen penelitian ini,
lihat pada halaman lampiran 6.
2) Uji Reliabilitas
Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini;
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pemasaran Jasa Pendidikan
(X) 0,892 Reliabel
Citra Lembaga (Y) 0,923 Reliabel
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari
kuesioner dinyatakan reliabel, sehingga untuk selanjutnya item-item
pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai
58
alat ukur. Untuk mengetahui cara perhitungan reliabilitas instrumen
penulis lampirkan pada halaman lampiran 7.
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis data selanjutnya yaitu analisis uji hipotesis. Analisis ini
penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh pemasaran jasa pendidikan
terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Al
Azhar 14 Semarang. Untuk proses penghitungannya penulis
menggunakan teknik korelasi dan analisis regresi satu predictor dengan
skor deviasi. Adapun proses penghitungannya yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Penghitungan Antara X dan Y
Responden X Y X𝟐 Y
𝟐 XY
R-01 58 74 3364 5476 4292
R-02 56 67 3136 4489 3752
R-03 56 73 3136 5329 4088
R-04 60 75 3600 5625 4500
R-05 56 70 3136 4900 3920
R-06 58 72 3364 5184 4176
R-07 56 73 3136 5329 4088
R-08 56 68 3136 4624 3808
R-09 60 78 3600 6084 4680
R-10 56 71 3136 5041 3976
R-11 58 72 3364 5184 4176
R-12 56 70 3136 4900 3920
R-13 56 69 3136 4761 3864
R-14 60 75 3600 5625 4500
R-15 56 78 3136 6084 4368
R-16 58 69 3364 4761 4002
R-17 56 72 3136 5184 4032
R-18 56 67 3136 4489 3752
R-19 60 77 3600 5929 4620
R-20 56 68 3136 4624 3808
R-21 59 71 3481 5041 4189
R-22 56 65 3136 4225 3640
R-23 58 72 3364 5184 4176
R-24 56 64 3136 4096 3584
R-25 56 66 3136 4356 3696
R-26 60 76 3600 5776 4560
R-27 56 68 3136 4624 3808
59
R-28 59 79 3481 6241 4661
R-29 56 65 3136 4225 3640
R-30 68 78 4624 6084 5304
JUMLAH ∑ X=
1728
∑ Y=
2142 ∑ X
𝟐=
99718
∑ Y𝟐=
153474
∑ XY=
123580
Rata-rata X= 57,6 Y=71,4
Setelah data tersebut sudah diketahui, langkah selanjutnya
memasukkan hasil data kedalam rumus regresi satu predictor dengan skor
deviasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) dengan
menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari pearson dengan
rumus :
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
𝑥2 𝑦2
Sebelum menggunakan teknik korelasi dengan rumus di atas, maka
mencari skor deviasi terlebih dahulu, dengan menggunakan rumus:
𝑥2 = X2 − X
N
2
= 99718 − 1728
30
2
= 99718 − 99532,8
= 185,5
𝑦2 = Y2 − Y
N
2
= 153474 − 2142
30
2
= 153474 − 152938, 8
= 535,2
𝑥𝑦 = XY − X Y
N
= 123580 − 1728 2142
30
= 104599 −3701376
30
60
= 104599 − 123379,2
= 200,8
Diketahui :
𝑥2 = 185,5
𝑦2 = 535,2
𝑥𝑦 = 200,8
Sehingga teknik korelasi momen tangkar dari pearson sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
𝑥2 𝑦2
=200,8
185,5 535,2
=200,8
99279,6
=200,8
315,087
= 0,638
Dari hasil perhitungan korelasi yang telah dilakukan, diperoleh
koefisien korelasi rxy = 0,638. Selanjutnya hasil perhitungan rxy
dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 30 dari taraf signifikansi 5%
(rtabel = 0,361) dan pada taraf signifikansi 1% (rtabel = 0,463) dengan
kriteria pengujiannya adalah jika rxy > rtabel, maka terdapat korelasi yang
signifikan antara dua variabel. Berdasarkan perhitungan teknik korelasi
diperoleh rxy > rtabel (0,638 > 0,361 dan 0,463). Hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang positif antara
pemasaran jasa pendidikan yang ada di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang (X) terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat
pengguna (Y) adalah signifikan.
61
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi xy
N rxy
rtabel Kesimpulan
5 % 1 %
30 0,638 0,361 0,463 Signifikan
Kemudian untuk mengetahui kuat atau lemahnya korelasi dua
variabel yang telah tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Tingkat Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
0,80 – 0,1000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Lemah
0,00 – 0,199 Sangat lemah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat korelasi
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna sebesar 0,638 dalam kategori “Kuat” karena
terletak pada di atas interval 0,60 - 0,799.
2) Analisis Regresi Sederhana
Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis regresi sederhana
dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Mencari persamaan garis regresi dengan rumus;
𝑦 = 𝑎x + K
𝑎 = 𝑛. 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑛. 𝑋2 − 𝑋 2
K = 𝑦 – 𝑎𝑥
Untuk mengetahui 𝑦 terlebih dahulu harus dicari harga 𝑎 dan
K dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑎 = 𝑛. 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑛. 𝑋2 − 𝑋 2
= 30 123580 − (1728)(2142)
30 99178 − 1728 2
62
= 3707400 − 3701376
2991540 − 2985984
= 6024
5556
= 1,084
Jadi harga 𝑎 = 1,084 sedangkan 𝑦 dan 𝑥 dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
𝑦 = 𝑌
𝑁
= 2142
30
= 71,4
𝑥 = 𝑋
𝑁
= 1728
30
= 57,6
Sedangkan untuk menghitung K dengan rumus:
K = 𝑦 – 𝑎𝑥
= 71,4 − (1,084)(57,6)
= 71,4 − 62,452
= 8,948
Diketahui 𝑎 sebesar 1,084 dan nilai K sebesar 8,948 maka
persamaan garis regresinya adalah
y = 𝑎x + K
y = 1,084x + 8,948
b) Uji F atau uji simultan
Sebelum mencari nilai F, maka ditentukan terlebih dahulu taraf
signifikansinya (level of significant). Dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikan α = 5% dan 1% dengan derajat
kebebasan pembilang 1 dan pembagi 28 (dari N – 2 = 30 – 2), maka
diperoleh Ftabel 5% sebesar 4,196 dan Ftabel 1% sebesar 7,636.
63
Setelah taraf signifikan Ftabel dalam penelitian ini diketahui,
maka langkah selanjutnya adalah mencari harga F dengan
menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
JKreg = 𝑥𝑦 2
𝑥2
JKres = 𝑦2
− 𝑥𝑦 2
𝑥2
RKreg = JK reg
db reg
RKres = JK res
db res
Freg = RK reg
RK res
Keterangan:
JKreg = Jumlah kuadrat garis regresi
JKres = Jumlah kuadrat residu
RKreg = rerata kuadrat garis regresi
RKres = rerata kuadrat residu
Freg = harga bilangan – F untuk garis regresi
Kemudian rumus-rumus tersebut diaplikasikan dalam data
yang sudah diketahui:
N = 30
x2 = 185,2
y2 = 535,2
xy = 200,8
JKreg = 𝑥𝑦 2
𝑥2
= (200,8)2
185,2
= 40320,64
185,2
= 217,714
JKres = 𝑦2
− 𝑥𝑦 2
𝑥2
64
= 535,2 − (200,8)2
185,2
= 535,2 − 217,714
= 317,486
RKreg = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑔 (diketahui db reg = 1)
= 217,714
1
= 217,714
RKres = 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑠
𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑠 (diketahui db res = N − 2)
= 317,486
30 − 2
= 317,486
28
= 11,338
Freg = 𝑅𝐾 𝑟𝑒𝑔
𝑅𝐾 𝑟𝑒𝑠
= 217,714
11,338
= 19,201
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Uji F
Sumber
Variasi db JK RK Freg
Regresi 1 217,714 217,714 19,201
Residu 28 317,486 11,338
Total 29 535,200
65
c) Uji t atau uji parsial
Sebelum mencari nilai t, maka ditentukan terlebih dahulu taraf
signifikansinya (level of significant). Dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikan α = 5% dan 1% dengan derajat
kebebasan pembilang 1 dan pembagi 28 (dari N – 2 = 30 – 2), maka
diperoleh ttabel 5% adalah 2,036 dan ttabel 1% adalah 2,740.
Setelah taraf signifikan ttabel diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah mencari harga t dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
t h =r n − 2
1− r2
=0,638 30 − 2
1 − (0,638)2
=0,638 30
1 − 0,4067
=3,374
0,770
= 4,381
c. Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil-
hasil yang diperoleh, dengan cara membandingkan harga dari analisis
regresi sederhana baik secara simultan (uji F) maupun parsial (Uji t) dengan
besaran nilai taraf signifikansinya.
Setelah nilai F atau Freg diketahui dengan Ftabel dari taraf signifikan
5% dan 1%, sehingga kemungkinannya sebagai berikut:
1) Jika Freg lebih besar dari Ftabel 5% dan 1% maka rumus hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh antara pemasaran jasa pendidikan terhadap
citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna akan diterima
secara simultan atau menyeluruh.
66
2) Jika Freg lebih kecil dari Ftabel 5% dan 1% maka rumus hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh antara pemasaran jasa pendidikan terhadap
citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna akan ditolak.
Dari hasil analisis uji hipotesis nilai F telah diperoleh Freg sebesar
19,201 dengan derajat kebebasan pembilang 1 dan pembagi 28 (N-2 = 30-2)
maka diperoleh Freg = 19,201 > Ftabel 5% = 4,196 dan Freg = 19,201 > Ftabel
1% = 7,636. Hal ini berarti pemasaran jasa pendidikan secara menyeluruh
(simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang.
Demikian pula analisis yang dilakukan melalui uji parsial yaitu uji t.
Setelah nilai thitung diketahui sebesar 4,381 dengan nilai ttabel dari taraf
signifikan 5% dan 1%, maka diperoleh thitung = 4,381 > ttabel 5% = 2,036 dan
thitung = 4,381 > ttabel 1% = 2,740. Hal ini berarti secara parsial atau setiap
variabel pemasaran jasa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
Dari analisis regresi sederhana sebelumnya, diperoleh hasil bahwa
variabel pemasaran jasa pendidikan (X) berpengaruh secara signifikan
terhadap citra lembaga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang (Y), dan dapat
dihasilkan persamaan garis regresinya sebagai berikut:
y = 𝑎x + K = 1,084x + 8,948.
Dari persamaan garis regresi sederhana, maka dapat diartikan bahwa:
y = variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas
𝑎 = 1,084 merupakan besarnya kontribusi variabel pemasaran jasa
pendidikan (X) mempengaruhi variabel citra lembaga SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang (Y). Koefisien 𝑎 sebesar 1,084 dengan tanda
positif, hasil tersebut berarti bahwa citra lembaga SMP Islam Al
Azhar 14 Semarang (Y) akan berubah sebesar 1,084 dengan sifat
hubungan yang searah. Jika variabel pemasaran jasa pendidikan
67
berubah atau mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka citra
lembaga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang akan naik sebesar 1,084
satuan. Demikian juga sebaliknya, Jika variabel pemasaran jasa
pendidikan berubah atau mengalami penurunan sebesar 1 satuan,
maka citra lembaga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang akan turun
sebesar 1,084 satuan.
K = 8,948 merupakan nilai konstanta, yang memiliki arti bahwa citra
lembaga (Y) akan konstan sebesar 8,948 satuan jika tidak ada
pengaruh dari pemasaran jasa pendidikan (X).
Untuk mengetahui ringkasan perhitungan analisis di atas, dapat di
lihat dalam tabel ringkasan hasil analisis regresi dengan uji F dan uji t
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi dengan Uji F
Sumber
Variasi db JK RK Freg
Ftabel Kriteria
5 % 1 %
Regresi 1 217,714 217,714 19,201 4,196 7,636 Signifikan
Residu 28 317,486 11,338
Total 29 535,200 Keterangan : Freg > Ftabel
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi dengan Uji t
thitung ttabel Kriteria
5 % 1 %
4,381 2,036 2,740 Signifikan
Dengan demikian hipotesis kerja (H1) yang berbunyi “Ada pengaruh
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang” diterima dan
hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna
68
di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang” ditolak. Hal ini berarti bahwa
penelitian ini menemukan ada pengaruh yang signifikan antara pemasaran
jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat
pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Dengan kata lain, apabila
pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang meningkat
baik, maka akan diikuti peningkatan citra lembaga dalam perspektif
masyarakat penggunanya.
Selanjutnya mencari sumbangan efektif dari pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna
dengan mencari koefisien determinasi (R square) terlebih dahulu dengan
cara sebagai berikut :
Di ketahui 𝑟𝑥𝑦 = 0,638
R = 𝑟𝑥𝑦 x 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 2 x 100%
= (0,638)2x 100%
= 0,4067 x 100%
= 40,67%
Berdasarkan perhitungan R square yang telah dilakukan, diperoleh
koefisien determinasi R = 0,4067. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
sumbangan efektif dari pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna adalah 40,67% dan sisanya sebesar
59,33% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang bukan menjadi fokus
pembahasan dalam penelitian ini.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Interpretasi data secara statistik telah dilakukan untuk menjelaskan
secara rinci sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hasil
interpretasi secara statistik, maka kajian lebih mendalam dapat disajikan
dalam pembahasan berikut;
1. Pemasaran Jasa Pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Untuk keberhasilan sebuah perusahaan atau lembaga dalam bidang
pemasaran, maka perusahaan atau lembaga tersebut harus menciptakan
layanan yang memuaskan bagi kebutuhan dan keinginan pelanggannya.
69
Persepsi masyarakat pengguna jasa pendidikan terhadap sekolah tidak akan
lepas dari citra yang melekat pada sekolah tersebut yang dikaitkan dengan
pengelolaan terhadap bauran pemasaran yaitu produk, biaya, tempat/lokasi,
promosi, sumber daya manusia, bangunan fisik, dan proses, yang pada
akhirnya paduan dari ketujuh hal tersebut akan menjadi daya tarik kepada
calon masyarakat pengguna.105
Hasil pengujian secara statistik sebagaimana yang ditunjukkan dalam
tabel 3, menunjukkan bahwa pengelolaan pemasaran jasa pendidikan di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dinilai cukup baik oleh masyarakat
penggunanya dan berada pada interval 56 – 58 dengan nilai rata-rata 58,03.
Berdasarkan dari hasil temuan ini, teori yang menyatakan bahwa untuk
keberhasilan sebuah perusahaan atau lembaga dalam bidang pemasaran,
maka perusahaan atau lembaga tersebut harus menciptakan layanan bauran
pemasaran ialah sesuai dengan praktik dilapangan.
Oleh karena itu, apabila lembaga pendidikan sudah mencoba
melaksanakan kegiatan pemasaran yang berorientasi kepada konsumen,
maka seluruh personil staf baik guru maupun tenaga administrasi harus
menghayati apa visi, misi dan tujuan mereka, apa tugas-tugas mereka dan
menganalisa kegiatan intra serta ekstra kurikuler, fasilitas pendidikan,
suasana belajar mengajar dan sebagainya, sehingga kegiatan mereka selalu
terpusat kepada perbaikan mutu pelayanan.106
2. Citra Lembaga di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Citra adalah merupakan impresi, perasaan atau konsepsi yang ada
pada publik mengenai perusahaan, mengenai suatu objek, orang atau
mengenai lembaga. Citra ini tidak dapat dicetak seperti mencetak barang di
pabrik, tetapi citra ini kesan yang di peroleh sesuai dengan pengetahuan dan
105Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
50. 106
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
32.
70
pemahaman seseorang tentang sesuatu.107
Citra yang baik dari suatu
organisasi (baik korporasi maupun lokal) merupakan aset, karena citra
mempunyai dampak pada persepsi konsumen dari berbagai komunikasi dan
pengelolaan organisasi dalam berbagai hal.
Hasil pengujian secara statistik sebagaimana yang ditunjukkan dalam
tabel 6, menunjukkan bahwa citra lembaga di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang dinilai cukup baik oleh masyarakat penggunanya dan berada pada
interval 74 – 78 dengan nilai rata-rata 71,66. Hasil temuan ini mendukung
teori yang menyatakan bahwa citra merupakan realitas atau kenyataan dari
suatu lembaga. Artinya jika komunikasi pasar sesuai atau cocok dengan
realitas, maka kepuasan akan muncul dan akhirnya konsumen mempunyai
persepsi yang baik terhadap citra organisasi atau lembaga pendidikan itu
sendiri. Begitu juga sebaliknya, apabila informasi yang diberikan kepada
masyarakat tidak sesuai dengan realitas, maka ketidakpuasan akan muncul
dan akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk terhadap citra
lembaga pendidikan itu sendiri.108
3. Pengaruh Pemasaran Jasa Pendidikan terhadap Citra Lembaga dalam
Perspektif Masyarakat Pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
Citra akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan
membentuk suatu pandangan positif yang akan dikomunikasikan dari satu
mulut ke mulut yang lain. Dalam kesibukan sebuah organisasi sehari-hari
jangan melupakan keadaan fisik, ketrampilan, fasilitas, kantor, karyawan,
dan yang melayani publik harus selalu dalam garis dengan satu tujuan
memuaskan pelanggan. Katakan pada mereka apa yang kita perbuat untuk
menjaga agar mereka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka
inginkan agar dapat diperbaiki di masa yang akan datang.109
107Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
92. 108
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 332. 109
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003), Cet. 3, hlm. 338.
71
Dari hasil pengujian secara statistik sebagaimana yang ditunjukkan
dalam tabel 13, menunjukkan secara keseluruhan bahwa pemasaran jasa
pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang. Dinyatakan secara keseluruhan (simultan) pemasaran jasa
pendidikan mempunyai pengaruh terhadap citra lembaga karena nilai dari
hasil uji F sebesar 19,201 lebih besar dari nilai level of significant yang
ditentukan yaitu 5% sebesar 4,196 dan 1% sebesar 7,636. Selanjutnya
berdasarkan perhitungan R square yang telah dilakukan, diperoleh koefisien
determinasi R = 0,4067. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumbangan
efektif dari pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam
perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
adalah sebesar 40,67% dan sisanya sebesar 59,33% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang bukan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini.
Hasil temuan ini mendukung teori dari Buchori Alma, yang
menyatakan bahwa lembaga pendidikan yang ingin sukses meraih masa
depan harus mempraktikkan pengelolaan pemasaran jasa pendidikan dalam
menghadapi berbagai perilaku konsumen karena berdampak terhadap
peningkatan citra dan jumlah konsumen (siswa) yang dikehendaki.110
Begitu
juga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dengan selalu berusaha
mewujudkan suatu produk yang bermutu; biaya pendidikan yang bersaing;
tempat/lokasi yang strategis; promosi yang sesuai realita; sumber daya
manusia yang berkompeten; bangunan fisik yang layak; dan proses
pendidikan yang dinamis.
110Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.
78.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan pemasaran jasa pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14
Semarang dinilai cukup baik oleh masyarakat penggunanya dan berada
pada interval 56 – 58 dengan nilai rata-rata 58,03. Berdasarkan dari hasil
temuan ini, teori yang menyatakan bahwa untuk keberhasilan sebuah
perusahaan atau lembaga dalam bidang pemasaran, maka perusahaan atau
lembaga tersebut harus menciptakan layanan bauran pemasaran ialah
sesuai dengan praktik dilapangan.
2. Citra lembaga di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dinilai cukup baik
oleh masyarakat penggunanya dan berada pada interval 74 – 78 dengan
nilai rata-rata 71,66. Hasil temuan ini mendukung teori yang menyatakan
bahwa citra merupakan realitas atau kenyataan dari suatu lembaga.
Artinya jika komunikasi pasar sesuai atau cocok dengan realitas, maka
kepuasan akan muncul dan akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang
baik terhadap citra organisasi atau lembaga pendidikan itu sendiri. Begitu
juga sebaliknya, apabila informasi yang diberikan kepada masyarakat
tidak sesuai dengan realitas, maka ketidakpuasan akan muncul dan
akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk terhadap citra
lembaga pendidikan itu sendiri.
3. Secara keseluruhan bahwa pemasaran jasa pendidikan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Dinyatakan
secara keseluruhan (simultan) pemasaran jasa pendidikan mempunyai
pengaruh terhadap citra lembaga karena nilai dari hasil uji F sebesar
19,201 lebih besar dari nilai level of significant yang ditentukan yaitu 5%
sebesar 4,196 dan 1% sebesar 7,636. Selanjutnya berdasarkan perhitungan
73
R square yang telah dilakukan, diperoleh koefisien determinasi R =
0,4067. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumbangan efektif dari
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang adalah
sebesar 40,67% dan sisanya sebesar 59,33% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang bukan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini.
Dengan demikian hipotesis kerja (H1) yang berbunyi “Ada pengaruh
pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif
masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang” diterima dan
hipotesis nihil (H0) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh pemasaran jasa
pendidikan terhadap citra lembaga dalam perspektif masyarakat pengguna di
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang” ditolak. Dengan kata lain, ada pengaruh
yang signifikan antara pemasaran jasa pendidikan terhadap citra lembaga
dalam perspektif masyarakat pengguna di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
B. Saran
Setelah selesainya penelitian ini dan untuk lebih meningkatkan citra
lembaga SMP Islam Al Azhar 14 Semarang, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Terus menerus melakukan terobosan baru dalam memasarkan jasa
pendidikan dalam menghadapi persaingan era globalisasi di bidang
pendidikan.
2. Mengembangkan pembentukan citra yang positif karena sangat
berpengaruh terhadap masyarakat dan kinerja karyawan/guru, dengan kata
lain citra mempunyai dampak internal bagi lembaga pendidikan itu
sendiri.
3. Pengurus, kepala sekolah, guru-guru dan karyawan hendaknya bekerja
lebih lebih professional dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya untuk melahirkan SDM yang berkualitas, dengan selalu
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan dengan baik
dan terprogram, sehingga citra sekolah yang terbentuk dalam persepsi
74
masyarakat luas dapat dinilai dengan baik dan sesuai dengan harapan-
harapan yang dijanjikan.
C. Penutup
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan hasil yang telah didapat.
Dan kepada semua pihak penulis sangat berterima kasih serta tak lupa
memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
75
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Hamdan dan Hafied Cangara, Prinsip-Prinsip Hubungan Masyarakat,
Surabaya: Usaha Nasional, 1996
Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi,
Bandung: Alfabeta, 2007
, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2003
, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Edisi Revisi, Bandung:
Alfabeta, 2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. ke-12
Assael, Hopkins, Consumers Behavior and Marketing Action, Boston
Massachusset: Kent Publishing Company, 2002
Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1980
Bahtiar Irianto, Yoyon dan Eka Prihati, dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,
Bandung: Alfabeta, 2009
Boyd, Walker dan Larreche, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi
dengan Orientasi Global, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2000
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Surabaya: Kencana, 2004
Carhty, Mc & Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1996
Fandi, Tjipto, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset, 1999
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1996
French, Herek and Heather Saward, The Dictionary of Management, London:
Pans Book, 1982
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2000
, Metode Research 1, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogya,
1984
76
Hasan, Karnadi, Dasar-dasar Statistika Terapan; Bahan Mata Kuliah Statistika
Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
Tahun 2008
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik I, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002
http//:www.smpialazhar14smg.co.id/homepages/profileschollarship/-didownload
tanggal 28 April 2012
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen, Yogyakarta: BPFE, cetakan kedua 2002
Kartono, Kartini, Metode Penelitian Riset Sosial, Bandung: Mandar Jaya, 1990
Komariah, Aan dan Cepi Triatna, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, 1989
, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997
, Marketing jilid I. ter. Herujati Purwoko, Jakarta: Penerbit Erlangga,
1999
Kotler, Philip and N. Lee, Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good
for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley & Sons
companies Inc, 2005
Kuncoro, Mudrajad, Metode Kuantitatif, Yogyakarta: (UUP) STIM YKPN, 2007
L. Amilman Yousda, Ine dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 1993
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba
Empat: Jakarta, 2006
Payne, Adrian, Pemasaran Jasa, Yogyakarta: CV. Andi, 1993
Rahman, Musthofa dan Tim Revisi, Pedoman Penulisan Skripsi Program S.1,
Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010, Cet. ke-1
Rulan, Rusadi, Manajemen Publik Relation Media Komunikasi, Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003
Sunaryo, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Jakarta: Al
Karim, 2006
77
Susanto, A.B, Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian , Jakarta: Salemba empat, 2000
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2003, Cet. ke-3
Sutojo, Siswanto, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, Jakarta: Dharma
Aksara Persada, 1988
Swasta, Basu, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty, 2000
Swastha, Basu dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen, Yogyakarta : BPFE, 2000
Zainudin, Akbar, “Mengapa Lembaga Pendidikan Menengah diIndonesia perlu
Dipasarkan”,http://www.facebook.com/share.php?u=http://edukasi.kompa
siana.com/2009/12/18mengapalembagapendidikan-perlu-dipasarkan/,
didownload tanggal 12 Mei 2012
Zuhri, Syaifuddin, Metodologi Penelitian, Jakarta : UNIDA Press, 2001
1
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
PENGARUH PEMASARAN PENDIDIKAN TERHADAP
CITRA LEMBAGA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT PENGGUNA
DI SMP ISLAM AL AZHAR 14 SEMARANG
I. Petunjuk pengisian
Respoden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk
mengisi data kuesioner yang diberikan, informasi yang anda berikan merupakan bantuan
yang sangat berati dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.
Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai penulis mengharapkan:
1. Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu
diketahui bahwa jawaban Anda tidak berhubungan dengan benar atau salah.
2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu jawaban yang paling
sesuai menurut Anda.
3. Setelah melakukan pengisian, mohon Anda menyerahkan kepada pemberi kuesioner.
II. Identitas Responden
Nomor :…………………………….................
1. Nama :………………………….
2. Umur :……………..Tahun
3. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
4. Nama Anak (Siswa) :................................................ Kelas : .....................
Keterangan pengisian lembar pernyataan:
1 = Tidak Pernah (TP)
2 = Kadang-kadang (KK)
3 = Sering (S)
4 = Sangat Sering (SS)
III. Pernyataan Mengenai Variabel
a. Pernyataan mengenai Variabel Independent (X)
Pemasaran Pendidikan (X)
No. PERNYATAAN 1 2 3 4
1 Siswa SMP I Al Azhar 14 berprestasi dalam berbagai
kejuaraan di tingkat Kota Semarang.
2 Siswa SMP I Al Azhar 14 berprestasi dalam berbagai
kejuaraan di tingkat Provinsi Jateng.
3 Jumlah kelulusan siswa SMP I Al Azhar 14 mencapai
100% dalam setiap tahunnya.
4 Lulusan siswa SMP I Al Azhar 14 diterima di SMA
favorit.
5 SMP I Al Azhar 14 menaikkan biaya sekolah pada tahun
ajaran baru.
6 Anda menerima surat edaran dari SMP I Al Azhar 14
tentang penarikan biaya-biaya.
7 SMP I Al Azhar 14 menerima bantuan operasional
pendidikan dari pihak lain.
2
8 SMP I Al Azhar 14 menjaga kebersihan, ketertiban, dan
kedisiplinan sekolah.
9 SMP I Al Azhar 14 menjaga keamanan terhadap
keberadaan siswa di sekolah.
10
Anda mendatangi SMP I Al Azhar 14 sekedar untuk
mengisi waktu luang Anda dan berinteraksi dengan
warga sekolah.
11
Anda melihat atau mendengar promosi yang dilakukan
oleh SMP I Al Azhar 14 melalui media cetak atau
elektronik.
12
SMP I Al Azhar 14 mengadakan promosi yang menarik
dan unik, seperti mengadakan pagelaran seni dan
prestasi atau lainnya.
13 Anda membicarakan SMP I Al Azhar 14 dengan orang
lain atau teman-teman Anda.
14 Anda dilayani dengan cekatan dan ramah oleh
guru/pegawai apabila datang di SMP I Al Azhar 14.
15 Anda diberi informasi dan penjelasan yang lengkap dari
guru/pegawai jika terjadi sesuatu terhadap anak.
16
Guru/pegawai SMP I Al Azhar 14 menjalankan
tugasnya masing-masing secara kompeten dan
profesional.
17 SMP I Al Azhar 14 menambah fasilitas dan alat
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
18 SMP I Al Azhar 14 merawat dan merenovasi kondisi
gedung atau ruang kelas ketika terjadi kerusakan.
19 SMP I Al Azhar 14 melaksanaan proses belajar
mengajar dengan baik dan lancar.
20 SMP I Al Azhar 14 melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler sesuai dengan kebutuhan siswa.
Keterangan pengisian lembar pertanyaan:
1 = Tidak Baik (TB)
2 = Cukup (C)
3 = Baik (B)
4 = Sangat Baik (SB)
b. Pertanyaan Mengenai Variabel Dependent (Y)
Citra Lembaga dalam Perspektif Masyarakat Pengguna (Y)
No. PERTANYAAN 1 2 3 4
21 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kompetensi
siswa SMP I Al Azhar 14?
22 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kompetensi
lulusan siswa SMP I Al Azhar 14?
23 Bagaimana pendapat Anda, mengenai sikap dan
perilaku siswa SMP I Al Azhar 14?
24 Bagaimana pendapat Anda, mengenai prestasi
sekolah diwilayah Semarang dan Jawa Tengah?
25 Bagaimana pendapat Anda, mengenai pengelolaan
3
biaya pendidikan di SMP I Al Azhar 14?
26 Bagaimana pendapat Anda, mengenai transparansi
pengelolaan biaya pendidikan di SMP I Al Azhar 14?
27 Bagaimana pendapat Anda, mengenai ke-strategis-an
lokasi SMP I Al Azhar 14 di Tembalang?
28 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kebersihan
lokasi di SMP I Al Azhar 14?
29 Bagaimana pendapat Anda, mengenai keamanan
lokasi di SMP I Al Azhar 14?
30 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kenyamanan
lokasi di SMP I Al Azhar 14?
31
Bagaimana pendapat Anda, mengenai promosi SMP I
Al Azhar 14 yang ditayangkan melalui media cetak
maupun elektronik?
32
Bagaimana pendapat Anda, mengenai tema promosi
SMP I Al Azhar 14 yang disampaikan kepada
masyarakat umum?
33 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kemudahan
mendapatkan informasi dari pihak sekolah?
34 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kompetensi
guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa?
35 Bagaimana pendapat Anda, mengenai penampilan
guru /pegawai pada saat bertugas?
36
Bagaimana pendapat Anda, mengenai daya tanggap
guru/pegawai ketika menerima keluhan dari orang
tua siswa?
37 Bagaimana pendapat Anda, mengenai kelayakan
fasilitas gedung dan ruang kelas yang tersedia?
38 Bagaimana pendapat Anda, mengenai ketersediaan
fasilitas pendukung yang tersedia?
39
Bagaimana pendapat Anda, mengenai kelengkapan
isi perpustakaan atau referensi di SMP I Al Azhar
14?
40
Bagaimana pendapat Anda, mengenai kegiatan-
kegitan diluar sekolah yang diadakan oleh SMP I Al
Azhar 14? (seperti: baksos, outbond, dll)
41
Bagaimana pendapat Anda, mengenai pelayanan
yang diberikan kepada siswa selama proses belajar
mengajar?
42 Bagaimana pendapat Anda, mengenai pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler SMP I Al Azhar 14?
4
Lampiran 2
Data Hasil Jawaban Responden
Angket Pemasaran Pendidikan (X)
Kode
Resp
NOMOR SOAL Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 1 3 4 4 3 4 3 2 58
R-02 1 2 4 2 3 4 3 4 4 1 4 4 2 0 3 4 2 3 2 4 56
R-03 3 1 2 2 4 3 1 2 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 2 56
R-04 2 2 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 60
R-05 2 1 3 3 3 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 2 0 2 3 56
R-06 3 1 4 2 4 2 2 4 2 2 3 4 1 4 4 4 2 4 2 4 58
R-07 2 1 3 2 4 2 1 4 2 1 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 56
R-08 1 1 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 56
R-09 2 1 3 3 4 3 4 4 0 2 4 4 4 3 4 4 3 4 0 4 60
R-10 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 1 3 4 4 2 4 3 2 56
R-11 2 1 4 4 2 3 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 1 4 4 3 58
R-12 3 3 4 2 4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 56
R-13 1 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 3 2 56
R-14 2 1 2 3 3 0 3 4 3 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 60
R-15 1 1 2 4 4 4 2 4 4 2 3 4 2 3 4 0 4 3 3 2 56
R-16 2 2 4 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 1 58
R-17 1 1 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 1 2 4 4 4 4 4 2 56
R-18 3 1 2 2 3 2 2 4 3 2 3 4 1 4 2 4 2 4 4 4 56
R-19 2 1 3 4 4 4 2 4 4 1 3 4 2 3 4 4 2 4 3 2 60
R-20 1 2 3 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 56
R-21 2 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 2 4 2 4 4 3 4 2 59
R-22 3 2 4 3 2 4 3 4 3 1 3 2 3 4 4 1 2 2 3 3 56
R-23 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 2 4 2 4 3 3 58
R-24 3 2 2 2 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 2 56
R-25 1 1 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 56
R-26 2 2 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 60
R-27 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 1 3 4 4 2 4 3 2 56
R-28 2 1 2 3 4 3 4 2 3 4 4 2 1 4 3 3 4 3 4 3 59
R-29 3 1 2 3 4 4 2 3 4 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 2 56
R-30 2 1 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 68
N =
30 JUMLAH 1728
5
Lampiran 3
Data Hasil Jawaban Responden
Angket Citra Lembaga (Y)
Kode
Resp
NOMOR SOAL
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
R-01 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 74
R-02 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 0 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 67
R-03 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 73
R-04 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 75
R-05 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 1 4 3 4 3 70
R-06 3 2 4 4 3 1 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 72
R-07 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 73
R-08 4 1 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 68
R-09 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 78
R-10 3 2 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 71
R-11 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 72
R-12 2 3 3 1 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 70
R-13 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 69
R-14 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 75
R-15 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 78
R-16 3 2 3 4 3 4 4 3 0 4 2 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 69
R-17 2 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 72
R-18 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 0 3 3 4 3 4 67
R-19 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 77
R-20 2 4 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 68
R-21 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 71
R-22 3 3 4 2 3 4 2 3 4 1 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 65
R-23 3 4 3 4 4 2 1 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 72
R-24 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 2 3 64
R-25 3 2 3 3 4 1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 66
R-26 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 76
R-27 3 4 2 3 3 2 4 3 1 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 68
R-28 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 79
R-29 3 4 3 4 3 2 4 3 3 1 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 65
R-30 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 78
N =
30 JUMLAH
2142
6
Lampiran 4
Data Responden
Orang Tua Siswa/Wali Murid SMP Islam Al Azhar 14 Semarang
No Nama Responden Orang Tua dari Siswa Kelas
1 Ahmad Subadriatmono Dandi Yusuf Wibowo VIII C
2 Anjar Asmorowati Dwi Putri N VII A
3 Ari Mugiyati Erfiando Yonanda Naufal VIII A
4 Ari Wiyono Faizal Bimo P VII B
5 Aris Ngudiarto Hamzah Hanin VIII D
6 Ayit Prihatna Hanan Wijdan Amalia S VIII C
7 Choirur Anwar Irfan Dani Syahputra VIII B
8 Dewi Suparti Khansa Hani Qonitah VIII C
9 Dimas Mahfudzin Kun Amrin Amanu VIII B
10 Edy Riyanto Laras Putri Swas VII C
11 Eko Pujiwinarni Maulana Bagus Setiyo VIII D
12 Eko Supriyono Muhammad Hamzah VIII A
13 Gombong Setiawan Nike Wulan VIII D
14 Joko Suyono Putri Anugraini VII A
15 Kholik Maksum Syahril Amanullah Muhammad VIII C
16 M. Fauzi Askari Ully Nur Inayah VII A
17 M. Muchri Umi Nisa U VIII B
18 Mardiastuti Widyasisti Salma VII C
19 Moh. Sugito Dianfitri Nur VII B
20 Muhammad Fatoni Desti Cahyaning Andana VII A
21 Muslikhah Itsnaini Luthfi Indri L VIII C
22 Purnomo Javieradhera M VII A
23 Rahayuningsih Mohammad Rafli H VIII C
24 Rochmadi Muchammad Farchan A VIII B
25 Samsul Arifin Naufalina Rizka Putri VIII D
26 Setio Budiono Oktavio Aziz N VII C
27 Sri Murdriyati Rahadian Ichsan P VII B
28 Sunhaji Riky Ogi S VII A
29 Tri Mulyani Syifa Nur Avidha VIII C
30 Ummi Fathonah Alfiantino Rezaldy VIII C
7
Lampiran 5
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
(OUTPUT SPSS)
1. UJI VALIDITAS
Correlation X = Pemasaran Pendidikan
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
s1 64.3429 65.350 .713** .881
s2 65.0286 69.264 .414** .889
s3 64.3429 65.467 .447** .890
s4 64.2000 67.224 .559** .886
s5 64.0857 65.963 .642** .883
s6 64.0571 66.232 .548** .886
s7 65.0286 69.264 .414** .889
s8 64.2286 68.064 .390** .890
s9 64.0857 70.139 .387** .893
s10 64.6571 68.232 .458** .888
s11 64.4000 65.541 .590** .884
s12 64.4857 67.669 .352** .893
s13 64.3143 65.281 .628** .883
s14 64.0857 65.963 .642** .883
s15 64.0571 66.644 .485** .888
s16 63.8286 68.617 .339** .893
s17 64.1714 65.558 .490** .888
s18 64.3429 65.350 .713** .881
s19 63.9714 66.382 .588** .885
s20 64.3143 65.516 .690** .882
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
8
Correlation Y = Citra Lembaga
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 76.0000 84.059 .335** .923
i2 75.7143 80.092 .589** .919
i3 75.6857 77.928 .671** .917
i4 75.6571 79.291 .625** .918
i5 75.7429 80.373 .513** .921
i6 75.9429 76.938 .697** .916
i7 76.2286 80.358 .571** .919
i8 75.8857 80.516 .596** .919
i9 75.6571 78.526 .648** .917
i10 75.6857 77.928 .671** .917
i11 75.7143 82.622 .335** .925
i12 75.7143 76.151 .824** .913
i13 76.0857 83.022 .404** .922
i14 76.3714 81.534 .510** .920
i15 75.6571 78.526 .648** .917
i16 75.6857 77.928 .671** .917
i17 75.6000 82.247 .430** .922
i18 75.7143 76.151 .824** .913
i19 75.7143 80.092 .589** .919
i20 75.7429 80.373 .513** .921
i21 75.7429 76.938 .697** .916
i22 75.7429 80.358 .571** .919
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
9
2. Uji Reliabilitas
Reliability X = Pemasaran Pendidikan
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.892 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
s1 3.3429 .68354 30
s2 2.6571 .59125 30
s3 3.3429 .99832 30
s4 3.4857 .65849 30
s5 3.6000 .69452 30
s6 3.6286 .77024 30
s7 2.6571 .59125 30
s8 3.4571 .78000 30
s9 3.6000 .65079 30
s10 3.0286 .66358 30
s11 3.2857 .78857 30
s12 3.2000 .90098 30
s13 3.3714 .77024 30
s14 3.6000 .69452 30
s15 3.6286 .80753 30
s16 3.8571 .80961 30
s17 3.5143 .91944 30
s18 3.3429 .68354 30
s19 3.7143 .71007 30
s20 3.3714 .68966 30
10
Reliability Y = Citra Lembaga
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 22 Item Statistics
Mean Std. Deviation N
i1 3.8000 .58410 30
i2 4.0857 .70174 30
i3 4.1143 .79600 30
i4 4.1429 .73336 30
i5 4.0571 .76477 30
i6 3.8571 .84515 30
i7 3.5714 .69814 30
i8 3.9143 .65849 30
i9 4.1429 .77242 30
i10 4.1143 .79600 30
i11 4.0857 .78108 30
i12 4.0857 .78108 30
i13 3.7143 .62174 30
i14 3.4286 .65465 30
i15 4.1429 .77242 30
i16 4.1143 .79600 30
i17 4.2000 .67737 30
i18 4.0857 .78108 30
i19 4.0857 .70174 30
i20 4.0571 .76477 30
I21 3.8571 .84515 30
I22 3.5714 .69814 30
11
Lampiran 6
Perhitungan Validitas Butir Soal (Non-Test)
Kriteria : Butir soal dinyatakan valid jika rxy > rtabel
SOAL NO. 1
Resp. X Y X2 Y2
XY
1 2 58 4 3364 116
2 1 56 1 3136 56
3 3 56 9 3136 168
4 1 60 1 3600 60
5 2 56 4 3136 112
6 3 58 9 3364 174
7 2 56 4 3136 112
8 1 56 1 3136 56
9 2 60 4 3600 120
10 3 56 9 3136 168
11 2 58 4 3364 116
12 3 56 9 3136 168
14 1 56 1 3136 56
15 2 60 4 3600 120
16 1 56 1 3136 56
17 2 58 4 3364 116
18 1 56 1 3136 56
19 3 56 9 3136 168
20 2 60 4 3600 120
21 1 56 1 3136 56
22 2 59 4 3481 118
23 3 56 9 3136 168
24 2 58 4 3364 116
25 3 56 9 3136 168
26 1 56 1 3136 56
27 2 60 4 3600 120
28 3 56 9 3136 168
29 2 59 4 3481 118
30 3 56 9 3136 168
∑ 59 1660 137 95094 3374
Keterangan :
X = skor item soal no.1 dari seluruh jawaban responden
Y = skor total dari jawaban seorang responden
N = jumlah responden
rxy = korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total
12
Rumus mencari rxy:
𝑟𝑥𝑦 =N XY − X Y
N X2 − X 2 N Y2 − Y 2
𝑟𝑥𝑦 =30 3374 − 59 1660
30(137)-(59)2 30(95094)-(1660)2
𝑟𝑥𝑦 =30 3374 − 59 1660
30(137)-(59)2 30(95094)-(1660)2
𝑟𝑥𝑦 =101220− 97940
4110-3481 2852820-2755600
𝑟𝑥𝑦 = 0,713
(lihat lampiran 6 pada tabel kolom Corrected Item-Total Correlation Variabel X)
Diketahui :
Derajat kebebasan (dk) = N – 2 = 30 – 2 =28, tingkat kepercayaan = 95 persen (α = 0,05 atau 5
%) maka didapat rtabel = 0,361.
Jika rxy > rtabel, maka butir soal no. 1 dinyatakan valid
Jika rxy < rtabel, maka butir soal no. 1 dinyatakan tidak valid
Kesimpulan :
Karena rxy = 0,713 > rtabel = 0,361, maka butir soal nomor 1 dinyatakan valid.
Keterangan :
Perhitugan diatas adalah contoh perhitungan validitas instrumen untuk soal nomor 1.
Kemudian untuk soal no. 2 sampai dengan no. 42 dihitung dengan cara yang sama dan
hasilnya dapat dilihat dalam lampiran 6, tabel kolom Corrected Item-Total Correlation Variabel X
dan Y.
13
Lampiran 7
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Kriteria : Instrumen dinyatakan reliabel jika Alpha Cronbach > 0,6111
A. Variabel X = Pemasaran Pendidikan
Rumus =
𝑎 = 𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1
𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑠2
𝑠�㠲𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
𝑎 = Alpha Cronbach
𝑟11 = Reliabilitas
𝑛 = Jumlah responden
∑Stotal = Varians skor total
∑𝑆2 = Varians item
Diketahui :
Hasil :
𝑟11 = 30
30 − 1
73.692 − 11.254
73.692
𝑟11 = 1,029 x 0,847
𝑟11 = 𝑎 = 0,892
- Jika Alpha Cronbach > 0,6 maka instrumen variabel pemasaran pendidikan (X) dinyatakan
reliabel.
- Jika Alpha Cronbach < 0,6 maka instrumen variabel pemasaran pendidikan (X) dinyatakan
tidak reliabel.
Kesimpulan :
Karena Alpha Cronbach = 0,892 > 0,6 maka instrumen variabel pemasaran pendidikan
(X) dinyatakan reliabel.
111 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (BP UNDIP:Semarang,2001), hlm.56
Scale Statistics
Mean Variance-tolal Variance item Std. Deviation N of Items
67.6857 73.692 11.254 8.58443 20
14
B. Variabel Y = Citra Lembaga
Rumus =
𝑎 = 𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1
𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑠2
𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan :
𝑎 = Alpha Cronbach
𝑟11 = Reliabilitas
𝑛 = Jumlah responden
∑Stotal = Varians skor total
∑𝑆2 = Varians item
Diketahui :
Hasil :
𝑟11 = 30
30 − 1
87.988 − 10.867
87.988
𝑟11 = 1,029 x 0,877
𝑟11 = 𝑎 = 0,923
- Jika Alpha Cronbach > 0,6 maka instrumen variabel citra lembaga (Y) dinyatakan reliabel.
- Jika Alpha Cronbach < 0,6 maka instrumen variabel pemasaran pendidikan (Y) dinyatakan
tidak reliabel.
Kesimpulan :
Karena Alpha Cronbach = 0,923 > 0,6 maka instrumen variabel citra lembaga (Y)
dinyatakan reliabel.
Scale Statistics
Mean Variance-tolal Variance item Std. Deviation N of Items
79.8000 87.988 10.867 9.38020 22
23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Humam Adib Luthfy
Tempat /Tanggal Lahir : Purworejo, 26 Mei 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Borobudur Barat IV no.32 Rt.04 Rw.13 Kel. Purwoyoso
Kec. Ngaliyan Kota Semarang
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Nurul Islam lulus tahun 1999
2. SMP N 18 Semarang lulus tahun 2002
3. MAN 1 Semarang lulus 2005
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Kependidikan Islam lulus tahun 2012
Pengalaman Organisasi Intra :
1. Ketua HMJ Kependidikan Islam periode tahun 2008.
2. Menteri Hukum dan Perundang-undangan DEMA IAIN Walisongo periode tahun 2009
3. Litbang Tarbiyah Sport Club (TSC) IAIN Walisongo tahun 2011-sekarang
Pengalaman Organisasi Ekstra :
1. PMII Rayon Tarbiyah IAIN Walisongo periode tahun 2007
2. PMII Komisariat IAIN Walisongo periode tahun 2008
3. Pengurus Cabang PMII Kota Semarang periode tahun 2010
4. Personel grup orkes melayu OM. ELLYSTA sebagai pemain gitar Bass
5. Wirausahawan JOJOMA group Semarang
Semarang, 5 Juni 2012
Humam Adib Luthfy
NIM. 053311141