FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu,...

111
i PERBEDAAN TINGKAT KESTABILAN EMOSI PADA ORANG DEWASA YANG MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI DAN ORANG DEWASA YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: NAMA : Fitri Aprilly NIM : 109114085 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu,...

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

i

PERBEDAAN TINGKAT KESTABILAN EMOSI PADA ORANG

DEWASA YANG MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI DAN ORANG

DEWASA YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

NAMA : Fitri Aprilly

NIM : 109114085

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

iv

MOTTO

Bangunlah setiap hari dengan sebuah impian

untuk membuat mimpi-mimpimu jadi nyata

-Manoj Lalavat-

Raihlah semua yang kamu inginkan

karena kamu bisa

-Daram Vie-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

v

Kupersembahkan Skripsi ini dengan segenap Cinta dan Kasih Sayang

teruntuk,

Tiratana (Budha, Dharma, dan Sangha)

Papa Z. Arifin. S. dan

Mama Sulsan Mareta untuk segala do’a, cinta, kasih sayang, dukungan,

dan pengorbanannya

Kedua adikku, yang selalu memotivasi dan menjadi semangat juangku

Sahabat, yang selalu menemaniku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

vii

PERBEDAAN TINGKAT KESTABILAN EMOSI PADA ORANG DEWASA

YANG MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI DAN ORANG DEWASA

YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MEDITASI

Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

Fitri Aprilly

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang

dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan pada orang dewasa yang tidak mengikuti

kegiatan meditasi. Jenis penelitian komparatif dengan variabel bebas meditasi

mindfulness dan variabel terikat tingkat kestabilan emosi. Sampel 50 orang dewasa dini

berusia 18-40 tahun dan dewasa madya berusia 40-60 tahun yang melakukan kegiatan

meditasi dan yang tidak melakukan kegiatan meditasi masing-masing sebanyak 25 orang

dan diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan

kuesioner skala stabilitas emosi, dan dianalisis menggunakan metode independent sample

t-test dengan menggunakan SPSS versi 16 for Windows pada tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian orang yang mengikuti

kegiatan meditasi (64,0%) dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (64,0%) berusia

40 – 60 tahun. Lebih dari sebagian orang yang mengikuti meditasi (68,0%) dan yang

tidak mengikuti kegiatan meditasi (56,0%) berjenis kelamin perempuan. Lebih dari

sebagian (52,0%) orang yang mengikuti meditasi telah mengikuti meditasi selama 6 – 10

tahun. Terdapat perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti meditasi

dan orang yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (t=2,154, p=0,036).

Kata Kunci : Tingkat kestabilan emosi, meditasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

viii

THE DIFFERENCE OF EMOTIONAL STABILITY LEVEL BETWEEN ADULT

MEDITATIONAL PRACTITIONERS AND NON MEDITATIONAL

PRACTITIONERS

Study in Psychology of Sanata Dharma University

Fitri Aprilly

Abstract

The purpose of this research was to know the difference of emotional stability level

between adult meditational practitioners and non meditational practitioners. This was a

comparative type research. The independent variable was mindfulness meditation while

the dependent was the emotional stability level. Sample were 50 adults consisted of 18-40

years old of early adults and 40-60 years old of middle adults both practice and not

practice the meditation that were 25 adults each and which were taken using purposive

sampling technique. Data was collected through questionnaire of emotional stability scale

and was analyzed using independent sample t-test with the 95% of confident level

(α=0.05). The results showed that more than a half of the adult meditational practitioners

(64.0%) and non meditational practitioners (64.0%) was 40–60 years old of age. More

than a half of the adult meditational practitioners (68.0%) and non meditational

practitioners (56.0%) was female. More than a half (52.0%) of the practitioners was

having the meditational practice during 6–10 years. There was difference of emotional

stability level between adult meditational practitioners and non meditational practitioners

(t=2.154, p=0.036).

Keywords : Emotional stability level, meditation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

x

KATA PENGANTAR

Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna, yang telah melimpahkan

Kasih dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Pada Orang Dewasa Yang Mengikuti

Kegiatan Meditasi dan Orang Dewasa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak maka

pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan ketulusan dan segala

kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakutas Psikologi.

2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi.

3. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing skripsi,

yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan banyak waktu dan

memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan yang sangat berharga.

4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik,

atas segala nasihat, dukungan, bimbingan, dan arahan selama penulis

menempuh studi.

5. Seluruh Jajaran Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang

telah memberikan ilmu selama penulis menempuh studi.

6. Pak Gi, mas Muji, mas Gandung, dan ibu Nanik, atas segala bantuan dan

keramahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xi

7. Kedua orang tua tersayang, Papa Z. Arifin. S. dan Mama Sulsan Mareta, atas

semua support yang telah diberikan.

8. Kedua adik ku, yang selalu memberikan dorongan dan semangat.

9. Bapak Agus, selaku Guru Meditasi Mindfullnes di Vihara Budha Prabha,

yang telah memberikan fasilitas, dorongan, masukan, dan nasihat yang sangat

berharga.

10. Teman-teman Angkatan 2010, untuk segala moment yang telah dilewati

bersama.

11. Teman-teman bimbingan, atas semangat yang selalu diberikan.

12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu, untuk doa,

dukungan, dan bantuan yang senantiasa diberikan.

Penulis menyadari skripsi ini masih perlu penyempurnaan lebih lanjut,

sehingga penulis mengharapkan masukan, koreksi dan kritik membangun dari

semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya dalam pengembangan Ilmu

Psikologi.

Yogyakarta, Februari 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Masa Dewasa ............................................................................. 7

B. Kestabilan Emosi ........................................................................ 9

1. Emosi ...................................................................................... 9

2. Teori Emosi ............................................................................ 10

3. Proses terjadinya Sensasi Emosi ............................................ 14

4. Kestabilan Emosi .................................................................... 19

5. Ciri-ciri Kestabilan Emosi ...................................................... 23

6. Ciri-ciri Ketidakstabilan Emosi .............................................. 25

7. Aspek-aspek Kestabilan Emosi .............................................. 26

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi .......... 29

C. Meditasi ....................................................................................... 30

1. Pengertian Meditasi ................................................................ 30

2. Tujuan Meditasi ...................................................................... 33

3. Manfaat Meditasi .................................................................... 34

4. Proses Alamiah yang Terjadi Pada Tubuh Saat Meditasi ...... 35

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa

Dalam Kaitannya Dengan Meditasi ............................................

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xiii

E. Hipotesis ...................................................................................... 42

F. Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang

Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi dan yang Tidak

Mengikuti Kegiatan Meditasi ......................................................

43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 44

B. Identifikasi Variabel .................................................................... 44

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 45

D. Subjek Penelitian ......................................................................... 46

E. Perolehan Data ............................................................................ 46

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 47

G. Pertanggungjawaban Mutu Skala ................................................ 48

H. Metode Analisis Data .................................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 54

B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 54

C. Hasil Penelitian ........................................................................... 57

1. Uji Asumsi .............................................................................. 57

2. Uji Hipotesis ........................................................................... 58

D. Pembahasan ............................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 66

B. Saran .............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3 : Blue Print Skala Kestabilan Emosi Uji Coba ..................... 48

Tabel 4 : Blue Print Skala Kestabilan Emosi .................................... 51

Tabel 5 : Perbandingan Karakteristik Antara Subjek Yang

Mengikuti Meditasi dan Yang Tidak Mengikuti Meditasi . 55

Tabel 6 : Kestabilan Emosi Subjek .................................................... 56

Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas ........................................................... 57

Tabel 8 : Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 58

Tabel 9 : Hasil Uji T-test ................................................................... 58

Tabel 10 : Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang

Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi

Berdasarkan Aspek Adequasi Emosi ................................. 59

Tabel 11: Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang

Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi

Berdasarkan Aspek Kematangan Emosi ............................ 60

Tabel 12 : Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang

Mengikuti Meditasi dan Tidak Mengikuti Meditasi

Berdasarkan Aspek Kontrol Emosi .................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Proses Terjadinya Emosi ................................................ 15

Gambar 2 : Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang

Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi dan Yang

Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi ...............................

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master Tabel

Lampiran 2 : Hasil Analisis Data

Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia baik laki-laki maupun perempuan pada saat ini banyak yang

hidup didalam tekanan baik di dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-

hari. Mereka selalu dituntut untuk melakukan segala sesuatunya dengan baik

dan memberikan usaha yang maksimal. Tekanan dalam pekerjaan dapat

menyebabkan perubahan tingkat emosi seseorang dengan cepat dan sangat

drastis. Apabila perubahan tingkat emosi seseorang berlangsung secara terus-

menerus dan tanpa terkendali maka orang tersebut dapat mengalami stress.

Selain itu, perubahan emosi dapat mempengaruhi kinerja orang tersebut

sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal (Manz, 2009).

The New World Dictionary (2009) mendefinisikan emosi yang berasal

dari bahasa Perancis dan Latin memiliki akar makna mengganggu atau

mengacaukan setiap perasaan tertentu; setiap ragam reaksi-reaksi yang

kompleks baik dengan perwujudan yang bersifat mental atau fisik. Secara

umum, seseorang dapat merasakan dan mengendalikan emosinya. Emosi

sendiri akan muncul didalam perilaku manusia sehari-hari baik yang tampak

maupun yang tidak tampak. Perasaan kesal, rasa cemas, rasa cemburu, sedih,

atau marah merupakan dinamika emosi yang akan menimbulkan perilaku

yang positif maupun negatif (Manz, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

2

Contoh perilaku negatif tampak dalam Harian Kompas edisi Rabu, 22

Oktober 2014 yang merilis berita “Suami Bacok Istri di Tengah Keramaian

Pasar”. Berita tersebut menyebutkan bahwa sang suami (38 tahun) membacok

istrinya (28 tahun) di tengah keramaian pasar karena adanya perbedaan

pendapat diantara pasangan suami isteri tersebut saat sedang menggelar

dagangan pecah belahnya di pasar. Perbedaan pendapat tersebut berlanjut

menjadi cekcok mulut dan sang istri menampar suaminya sehingga memicu

kemarahan sang suami dan akhirnya berimbas pada pembacokan. Contoh lain

tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana

sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh anak dan

menantunya yang berusia 43 tahun disebabkan karena perebutan harta

warisan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat ketidakstabilan emosi

pada diri seseorang dalam bentuk perilaku reaktif, yang bahkan seringkali kita

sendiri lakukan, seperti pada saat menunggu lampu merah, dan ketika sudah

berubah menjadi lampu hijau dan kendaraan di depan kita belum berjalan

maka kita sering kali memencet klakson berkali-kali sampai kendaraan di

depan kita berjalan, atau tanpa disadari kita juga sering memaki-maki dengan

kata yang kasar.

Perilaku-perilaku reaktif yang bersifat negatif tersebut merupakan

manifestasi ketidakstabilan emosi. Menurut situs Rodesmith, ciri-ciri orang

yang reaktif adalah terburu-buru dalam mengambil tindakan, mengejar-ngejar

orang lain untuk membereskan persoalannya, bersikap subjektif dan sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

3

melindungi diri, kabur ke arah yang lain, mudah tersinggung, jengkel dan

marah, kurang memiliki rasa humor atau menganggap humor sebagai hal

yang hanya membuang waktu dan tenaga, mencari dukungan pihak lain, suka

menggurui dan berharap orang lain menjadi pengikutnya, merebut

tanggungjawab yang menjadi porsi orang lain, pendendam, menyingkirkan

orang yang menghalangi langkahnya, memiliki pemahaman yang hanya

sebatas bagaimana cara membela diri, selalu merasa terancam, dan merasa

benar sendiri.

Menurut Goleman (2004), contoh-contoh perilaku negatif diatas

menunjukkan bahwa individu-individu tersebut belum memiliki kecerdasan

emosi yang baik. Hal tersebut ditandai dengan ketidakstabilan emosi didalam

diri individu-individu tersebut yang berupa kesadaran diri, empati, dan

keterampilan social sebagai komponen dasar kecakapan emosi dan kecakapan

sosial.

Kestabilan emosi menurut Tjandrasa dan Zarkasih (1999:229) dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk merubah emosi yang tidak

menyenangkan menjadi emosi yang menyenangkan. Dalam kehidupan,

seseorang yang memiliki kestabilan emosi mampu memberikan ekspresi

emosi yang baik walaupun dalam kondisi yang sangat memicu timbulnya

emosi negatif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kestabilan

emosi, antara lain faktor fisik, pengalaman, dan kondisi lingkungan. Faktor

fisik dan pengalaman secara tidak langsung juga berkaitan dengan faktor usia,

dimana orang yang tergolong kedalam kelompok usia dewasa madya (40-60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

4

tahun) diharapkan memiliki tingkat kestabilan emosi yang lebih baik daripada

orang yang memiliki umur di bawahnya, karena pada usia dewasa madya

seseorang telah memiliki fisik yang telah berkembang dengan sempurna dan

telah memiliki pengalaman kehidupan yang lebih banyak. Perilaku yang

cerdas harus memiliki komponen dasar kecakapan emosi (Goleman, 2004).

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh dan menjaga

kestabilan emosi adalah dengan meditasi. Praktek meditasi yang teratur akan

mengubah individu menjadi lebih tenang. Individu akan mereaksi

gangguan‐gangguan emosi dengan cara yang tidak melukai baik bagi dirinya

sendiri maupun orang lain. Meditasi menenangkan pikiran dan membawa

individu pada pengertian yang jernih, dimana individu merasa terhubung

dengan setiap orang dan segala sesuatu (Bastis, 2000). Meditasi merupakan

fase dimana seseorang memusatkan pikiran dan perasaan untuk mencapai

sesuatu (Jaenudin, 2012).

Terdapat beberapa jenis meditasi diantaranya adalah meditasi

mindfulness. Meditasi mindfulness tidak memiliki suatu objek untuk

memusatkan pikiran tetapi melatih individu untuk mengamati segala yang

terjadi dalam pikiran dan menerima semua buah pikir yang timbul-tenggelam

serta mengamati aliran kesadaran (stream of consciousness).

Meditasi mindfulness memiliki beberapa pengaruh positif seperti

memberikan kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran tanpa

menghakimi, dapat meningkatkan awareness dan memberikan kemampuan

untuk meregulasi emosi sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

5

(Coffey dan Hartman, 2008). Penelitian Greeson (2009) menunjukkan bahwa

meditasi mindfulness dapat meningkatkan ketenangan (equanimity) dan

kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity).

Dari latar belakang di atas maka peneliti menjadi tertarik untuk melihat

apakah orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi memiliki tingkat

kestabilan emosi yang lebih baik dibandingkan orang dewasa yang tidak

mengikuti kegiatan meditasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan

tingkat kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan

meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat

kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan

pada orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

mengenai tingkat kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti dan

yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan cara-cara praktis

sebagai upaya solutif memperoleh dan menjaga kestabilam emosi

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Masa Dewasa

Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak- anak dan telah menjadi

pria atau wanita seutuhnya. Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18

tahun hingga 60 tahun. Masa dewasa biasanya ditandai dengan selesainya

pertumbuhan pubertas dan organ kelamin seseorang telah berkembang dan

mampu bereproduksi (Desmita, 2013).

Hurlock (2002) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, yakni:

1. Masa Dewasa Awal (Young Adult)

Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa

reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan

emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa

ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian diri

pada pola hidup yang baru. Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun-

40 tahun.

2. Masa Dewasa Madya (Middle Adult)

Masa dewasa madya berlangsung dari umur 40- 60 tahun. Ciri-ciri yang

menyangkut pribadi dan sosial antara lain masa dewasa madya merupakan

masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan

perilaku dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan

ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

8

Besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, yang kadang-kadang minat

dan perhatian tersebut dilandasi oleh kebutuhan pribadi dan sosial.

3. Masa Dewasa Lanjut (Older Adult)

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa

ini dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan

adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin

menurun. Ciri-ciri dari dewasa lanjut ini adalah adanya perubahan yang

menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi

psikologis, perubahan dalam sistem syaraf, dan penampilan.

Tingkat emosi seseorang merupakan kriteria kedua yang digunakan

untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan dirinya dengan

masa dewasa. Pengendalian emosi tersebut tidak dapat diperoleh secara instan

namun harus dilatih dari hari ke hari. Orang yang telah mampu menguasai

dan mengendalikan emosinya dengan disertai oleh kemampuan mental yang

cukup dewasa pasti dapat mengendalikan dirinya menuju kehidupan yang

bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam menghadapi berbagai

kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesulitan dan

persoalan hidup, dan dapat merasa puas dan sanggup menerima segala

sesuatunya dengan lapang dada.

B. Kestabilan Emosi

1. Emosi

Emosi berasal dari bahasa Perancis emotion, dari kata emouvoir, yang

berarti kegembiraan. Selain itu, emosi juga berasal dari bahasa Latin yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

9

emovere, yang berarti bergerak. Emosi adalah kecenderungan untuk

memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam

lingkungannya (Sobur, 20133). Lahey (2003) menyatakan bahwa emosi

merupakan suatu hal yang dihasilkan oleh fisiologis yang menyebabkan

munculnya reaksi emosi. Reaksi ini tidak dapat dibaca tetapi terlihat dari

ekspresi dan perilaku.

Menurut Prezz dalam Syukur (2011) emosi merupakan reaksi tubuh

saat menghadapi situasi tertentu. Intensitas emosi berkaitan dengan

aktifitas kognitif (berfikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi

yang dialami. Reaksi manusia terhadap hadirnya emosi baik yang disadari

ataupun tidak disadari memiliki dampak yang positif maupun negatif.

Goleman (2004) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu

perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis, dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi merupakan reaksi

terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Chaplin (2002)

dalam Safaria (2009) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang

terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari,

memiliki sifat yang mendalam, dan menyebabkan perubahan perilaku.

Albin (1986) merumuskan emosi sebagai perasaan yang begitu hebat

dan menuntut untuk diungkapkan. Muhana (2000) menjelaskan bahwa

emosi adalah perasaan yang bergerak dan memiliki intensitas yang cukup

kuat dan sebagian besar stimulusnya berasal dari luar diri individu atau

eksteren.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

10

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa emosi

merupakan suatu perasaan yang sangat mendalam, kuat, bersifat subjektif,

yang timbul karena adanya stimulus yang berasal dari dalam dan luar diri

individu, serta memungkinkan timbulnya gejolak jasmaniah.

2. Teori Emosi

Timbulnya gejala emosi dapat dijelaskan melalui tiga teori emosi

yakni (Sobur, 2013):

a. Teori Emosi Dua Faktor Schachter-Singer

Teori ini dikenal sebagai teori yang paling klasik yang

berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja sama (seperti

hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin

dialirkan kedaalam darah, dan sebagainya), namun jika rangsangannya

menyenangkan, seperti diterima di sebuah perguruan tinggi idaman,

maka emosi yang timbul dinamakan senang. Sebaliknya, jika

rangsangannya membahayakan, seperti melihat ular berbisa, maka

emosi yang timbul dinamakan takut.

Teori ini lebih sesuai dengan teori kognisi. Teori ini menyatakan

bahwa emosi yang dirasakan merupakan hasil dari interpretasi

seseorang tentang sesuatu yang membangkitkan atau menaikkan

keadaan tubuh. Jadi menurut teori ini, individu mengalami emosi

terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam

kejasmaniannya. Ada tiga rangkaian dalam memproduksi perasaan

emosi menurut teori ini, yakni persepsi dari situasi potensial yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

11

menghasilkan emosi, keadaan tubuh yang terbangkitkan dengan hasil

dari persepsi yang ambigu (mendua), dan interpretasi dan menamai

keadaan tubuh sehingga cocok dengan situasi yang diterima.

b. Teori Periferal James-Lange

Teori ini dikemukakan oleh William James (1884) yang berasal

dari Amerika Serikat dan Carl Lange (1885) dari Denmark. Teori ini

menyebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik,

misalnya seseorang merasa senang karena orang tersebut meloncat-

loncat setelah melihat pengumuman dan orang tersebut takut karena lari

setelah melihat ular.

Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap

berbagai rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, jika seseorang

melihat harimau, reaksinya adalah peredaran darah makin cepat karena

denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara,

dan sebagainya. Respons-respons tubuh ini kemudian dipersepsikan dan

timbullah rasa takut. Rasa takut tersebut timbul akibat pengalaman dan

proses belajar. Orang tersebut dari pangalamannya telah mengetahui

bahwa harimau adalah makhluk yang berbahaya, karena itu debaran

jantung dipersepsikan sebagai takut.

Emosi terjadi karena adanya perubahan pada sistem vasomotor

(otot-otot). Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

12

fisiologis dan perubahan psikologis yang disebut emosi. Seseorang

bukan tertawa karena senang melainkan senag karena tertawa.

Persepsi seseorang terhadap reaksi adalah dasar untuk emosi yang

dialami, sehingga pengalaman emosi-emosi yang dirasakan terjadi

setelah perubahan tubuh. Perubahan tubuh (perubahan internal dalam

sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan

pengalaman emosional. Jadi menurut teori ini gejala-gejala kejasmanian

bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu,

tetapi emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-

gejala kejasmanian.

c. Teori Emergency Cannon-Bard

Teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929) yang

menyatakan bahwa karena gejolak emosi menyiapkan seseorang untuk

mengatasi keadaan genting maka orang-orang primitif bisa survive

dalam hidupnya. Organ-organ dalam bukan merupakan satu-satunya

faktor yang menentukan suasana emosional. Emosi, sebagai

pengalaman subjektif psikologik, timbul bersama-sama dengan reaksi

fisiologik (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat,

adrenalin dialirkan kedalam darah, dan sebagainya).

Teori Cannon selanjutnya diperkuat oleh Philip Bard. Teori ini

menyatakan bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan oleh organisme

dalam situasi emergency (darurat) teori ini didasarkan pada pendapat

bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan) antara saraf-saraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

13

simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan

saraf otonom, sehingga jika saraf-saraf simpatis aktif maka saraf

otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.

Menurut teori ini, seseorang pertama kali menerima emosi

potensial yang dihasilkan dari dunia luar, kemudian daerah otak yang

lebih rendah, seperti hypothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah

ini kemudian mengirim output dalam dua arah yakni ke organ-organ

tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi

tubuh, dan ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak

lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan. Jadi emosi

merupakan suatu aktifitas pribadi dimana pribadi ini tidak dapat

dipisahkan dalam jasmani dan psikis. Oleh karena itu emosi juga

meliputi perubahan-perubahan kejasmanian.

Dari paparan di atas penulis mengambil kesimpulan untuk merujuk

pada teori yang dikemukakan oleh Schachter-Singer dan teori yang

dikemukakan oleh James-Lange. Hal ini dikarenakan kedua teori yang

telah dikemukakan tersebut seringkali merupakan pengalaman sehari-hari

yang dialami manusia. Contoh dari teori yang dikemukakan oleh

Schachter-Singer adalah pada saat seseorang merasakan adanya emosi

kesedihan, setelah itu direspon oleh otak dan kemudian akan muncul

dalam perilaku individu seperti menangis, tidak bersemangat dalam

menjalani aktifitas keseharian, dan sebagainya. Sedangkan contoh yang

dikemukakan oleh James- Lange adalah ketika seseorang melihat orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

14

yang berada di sekitarnya menangis karena kehilangan orang yang

disayangi maka individu tersebut akan merespon dengan ikut menangis.

3. Proses terjadinya Sensasi Emosi

Di dalam kehidupan seseorang seringkali menghadapi suatu

peristiwa yang dapat menimbulkan emosi baik itu emosi yang positif

maupun negatif. Pada umumnya individu yang mengalami sesuatu hal

yang menghasilkan emosi dapat merespon dengan cara yang berbeda.

Berikut adalah proses terjadinya emosi menurut teori James-Lange

(Sarlito, 2000:85-86) :

Gambar 1

Proses Terjadinya Emosi

(Sumber: James-Lange dalam Sarlito, 2000:85-86)

Stimulus

Reseptor

Syaraf

sensorik

Pengkodean

di korteks

Syaraf

motorik

Syaraf

otonom

Efektor

Viscera

(organ

dalam)

Cortex

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

15

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi emosi, antara lain:

a. Sistem limbik, yang memiliki peranan dalam reaksi emosi. Sistem

limbik terdiri dari:

1) Amigdala

Merupakan bagian terkecil dari otak dan memiliki peranan penting

dalam emosi terutama yang berkaitan dengan rasa takut. Amigdala

terletak di bawah hipothalamus, bertugas untuk mengevaluasi

informasi sensorik yang diterima dan dengan cepat menentukan

kepentingan emosional, serta membuat keputusan untuk mendekati

atau menjauhi suatu objek atau situasi. Bagian ini bereaksi dengan

cepat ketika mengevaluasi keadaan yang membahayakan atau

mengancam.

Apabila bagian ini mengalami kerusakan maka akan menyebabkan

abnormalitas dalam memproses rasa takut.

2) Hipotalamus

Memiliki peranan utama dalam pengaturan sistem syaraf otonom.

Selain itu, bagian ini juga mengintegrasikan refleks dan mengatur

kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup, dan

berperan dalam mempengaruhi sistem hormonal.

b. Prefrontal korteks

Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu kanan dan kiri. Setiap bagian

memiliki peranan yang berbeda, bagian kanan berperan khusus dalam

situasi menarik diri atau melarikan diri, seperti pada emosi jijik atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

16

takut, sedangkan bagian kiri merupakan bagian yang berperan khusus

dalam memotivasi orang orang dalam mendekati orang lain, seperti

pada saat bahagia maka yang timbul adalah emosi yang positif.

c. Hormon

Pada saat individu mengalami suatu emosi yang kuat maka divisi

simpatetik dari sistem saraf otonom akan memerintahkan kelenjar

adrenalin untuk melepaskan hormon epinephrine dan norepinephrine.

Para pembawa pesan kimiawi ini akan memberikan stimulasi yang kuat

dan menyebabkan tubuh individu menjadi lebih siaga. Pupil mata

melebar sehingga memungkinkan mata menerima cahaya lebih banyak,

detak jantung akan meningkat sehingga kecepatan bernafas juga

meningkat, dan tekanan darah akan meningkat, sehingga menghasilkan

tambahan tenaga agar tubuh dapat bergerak lebih cepat. Pada saat

individu melakukan meditasi maka tubuh akan melepaskan hormon

endorphine yang akan membuat tubuh menjadi lebih rileks sehingga

membuat orang merasa bahagia.

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sistem

limbik, prefrontal korteks, dan hormon memiliki keterkaitan antara satu

dengan yang lainnya didalam proses terjadinya sensasi emosi. Pada tahap

awal individu mendapatkan stimulus, stimulus tersebut secara perlahan

akan masuk ke dalam otak, dan pada bagian amigdala stimulus tersebut

akan diolah, selanjutnya stimulus akan dibawa menuju ke hipotalamus

yang merupakan pusat emosi. Bagian hipotalamus sendiri juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

17

mempengaruhi sistem hormonal. Prefrontal korteks juga turut berperan

dalam emosi dengan cara memberikan respon yang sesuai dengan stimulus

yang telah diterima.

Menurut pandangan kognitif, emosi lebih banyak ditentukan dari

hasil interpretasi individu terhadap sebuah peristiwa. Keterlibatan kognitif

pada emosi diawali dari persepsi awal terhadap suatu peristiwa (Lazarus,

2000a). Dari pernyataan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan

bahwa kognitif turut berperan dalam proses terjadinya sensasi emosi. Hal

ini terlihat dari cara individu memberikan respon atas terjadinya suatu

peristiwa, dimana sebelum individu memberikan respon akan ada proses

pemikiran yang terjadi didalam otak untuk memberikan respon yang

sesuai. Pada saat individu melakukan meditasi maka tubuh akan

mendapatkan informasi dimana informasi tersebut dapat mengubah

pandangan dan persepsi individu terhadap suatu hal. Secara umum,

individu dapat memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa

tersebut secara positif maupun negatif.

Pada saat melakukan meditasi, individu akan berfokus, sehingga

akan mempengaruhi kognitif individu tersebut. Interpretasi terhadap

sebuah peristiwa yang dibuat individu akan mengkondisikan dan

membentuk perubahan fisiologis pada tubuh individu tersebut secara

internal, sehingga jika individu tersebut menilai sebuah peristiwa secara

positif maka perubahan fisiologis individu tersebut akan menjadi lebih

positif, dan demikian pula sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

18

Secara umum, fisiologi dan kognisi merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan dalam pengalaman emosi. Kognisi dan fisiologi adalah

yin dan yang dari hasrat manusia. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi

satu sama lain secara terus menerus, kognisi dapat mempengaruhi emosi

dan kondisi emosi dapat mempengaruhi kognisi (Gray, 2004). Berdasarkan

pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa ada keterkaitan antara fisiologi

dan kognisi dalam proses terjadinya sensasi emosi. Keterkaitan tersebut

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan pola yang selalu

berputar. Selain kognisi mempengaruhi fisiologi, fisiologi pun dapat

mempengaruhi kognisi.

Keterkaitan dari kognisi dan fisiologi dapat dicontohkan pada saat

seseorang melihat seekor singa dimana tubuh memberikan respon emosi

ketakutan. Respon tersebut dimulai dari kognisi orang tersebut yang

memberikan sinyal bahaya kepada tubuh untuk melarikan diri dan

mempengaruhi sistem fisiologis tubuh orang tersebut sehingga mulai

mengeluarkan keringat dingin dan kaki segera bergerak untuk menjauhi

bahaya tersebut.

4. Kestabilan Emosi

Ide dasar dari kestabilan emosi adalah Kecerdasan Emosi (Emotional

Intelligence/EQ). Kestabilan emosi berkaitan dengan kematangan emosi

dan merupakan komponen didalam Kecerdasan Emosi (EQ). Kecerdasan

emosi adalah dua buah produk dari dua skill utama yaitu kompetensi

personal dan kompetensi sosial. Menurut Steiner (1997) Kecerdasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

19

Emosional adalah suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri

sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri

terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan

pribadi. Mayer dan Salovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan

Roberts, 1998) mendefinisikan Kecerdasan emosi sebagai kemampuan

untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan

menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.

Patton (1998) mendefinisikan Kecerdasan Emosi sebagai kemampuan

untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan dan

membangun hubungan yang produktif dan dapat meraih keberhasilan. Bar-

on (2000) mendefinisikan Kecerdasan Emosi adalah suatu rangkaian

emosi, pengetahuan emosi, dan kemampuan-kemampuan yang

mempengaruhi kemampuan keseluruhan individu untuk mengatasi

masalah tuntutan lingkungan secara efektif.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosi

adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain,

kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah emosi dengan

baik pada diri sendiri dan orang lain. Sedangkan pengertian dari kestabilan

atau stability menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo (1987: 487) yaitu:

“salah satu dari dimensi yang dikemukakan oleh B. Weiner mengenal teori

sifat dari motivasi prestasi, berkenaan dengan persepsi mengenai sebab-

sebab dari sukses dan kegagalan-kegagalan seseorang yang condong

timbul berulang kali (stabil), atau condong untuk tidak timbul kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

20

(tidak stabil).” Dari pendapat ahli mengenai kestabilan maka kita dapat

mengetahui mengenai keberadaan manusia yang sebenarnya, betapa

sulitnya seseorang untuk dikatakan stabil. Hal tersebut melukiskan bahwa

kehidupan seseorang adalah unik, khas, khusus, dan tidak ada duanya.

Menurut Tjandrasa dan Zarkasih (1999:229) “Kestabilan emosi

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merubah emosi yang tidak

menyenangkan menjadi emosi yang menyenangkan. Menurut Khalid

(1994) emosi dikatakan stabil apabila ekspresi emosi ditampilkan dengan

konstruktif dan tidak membahayakan, interpretasi yang obyektif terhadap

suatu peristiwa dan membiasakan diri menghadapi segala tantangan dan

menciptakan jalan keluar. Menurut Najati (2000), kestabilan emosi adalah

tidak berlebih-lebihan dalam pengungkapan emosi, karena emosi yang

diungkapkan secara berlebih-lebihan bisa membahayakan kesehatan fisik

dan psikis manusia.

Hurlock (1999) berpendapat bahwa kestabilan emosi memiliki

beberapa kriteria. Pertama, yaitu emosi yang secara sosial dapat diterima

oleh lingkungan sosial. Individu yang emosinya stabil dapat mengontrol

ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial atau dapat

melepaskan dirinya dari belenggu energi mental maupun fisik yang selama

ini terpendam dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.

Kedua, pemahaman diri. Individu yang punya emosi stabil mampu belajar

mengetahui besarnya kontrol yang diperlukan untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya, serta menyesuaikan diri dengan harapan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

21

harapan sosial, bersikap empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga,

peggunaan kecermatan mental. Individu yang stabil emosinya mampu

menilai situasi secara cermat sebelum memberikan responnya secara

emosional. Kemudian individu tersebut mengetahui cara yang tepat untuk

bereaksi terhadap situasi tersebut.

Abbas (1997) berpendapat bahwa emosi dapat dikatakan menuju ke

tingkat stabil ditandai dengan hal-hal berikut: adanya organisasi dan

integrasi dari semua aspek emosi, emosi menjadi bagian integral dari

keseluruhan kepribadian, dan individu dapat menyatakan emosinya secara

tepat dan wajar. Al Hasyim (1999) mengungkapkan bahwa orang yang

stabil emosinya adalah orang yang bisa menstabilkan atau

menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan

dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan

dalam mengekspresikan emosi serta bisa menyeimbangkan antara

kebutuhan fisik dan psikis.

Sementara di dalam kehidupan ini kebanyakan orang memiliki emosi

yang tidak stabil hal ini dapat disebabkan karena banyak hal, seperti

kebiasaan dan tekanan yang sedang dihadapi oleh individu itu sendiri.

Emosi yang tidak stabil ini dapat dilihat pada saat individu mengalami

situasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan baik itu yang

menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contohnya pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

22

seseorang merasakan emosi yang membuatnya merasa senang atau

gembira maka orang tersebut akan terlihat loncat-loncat kegirangan.

Apabila orang tersebut mengalami emosi yang menyedihkan maka orang

tersebut akan menangis dengan berlebihan.

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa orang yang stabil emosinya

adalah orang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ketika

dihadapkan pada suatu permasalahan, tidak mengekspresikan emosinya

dengan berlebihan. Sementara itu orang yang tidak stabil emosinya adalah

orang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat

dihadapkan pada suatu permasalahan, orang tersebut akan

mengekspresikan emosinya dengan berlebihan.

5. Ciri-ciri Kestabilan Emosi

Menurut Goleman (1997:430-435), ciri-ciri kestabilan emosi antara

lain lebih bertanggung jawab dan mandiri, lebih terampil dalam

menyelesaikan konflik, terampil dalam bergaul dengan teman sebaya,

berbagi rasa, dapat mengendalikan diri, keseimbangan antara emosi dan

pola berfikir, berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi

masalah antar pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka

terhadap perasaan orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di

sekolah, meningkatkan kendali diri dan kesadaran sosial, dan

meningkatkan keterampilan untuk belajar bagaimana caranya belajar.

Menurut pendapat Hamalik (1992:97), ciri-ciri kestabilan emosi

antara lain mampu menahan emosi yang negatif atau dapat meyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

23

secara tidak langsung, membina dan mengembangkan emosi positif,

mengembangkan toleransi yang tinggi terhadap situasi atau hal-hal yang

tidak berkenan di hati, kebebasan dalam bertindak yang terus bertambah,

kemampuan untuk melakukan pilihan, bebas dari rasa takut yang tidak

beralasan, bertindak sesuai dengan batas-batas kemampuan, sadar akan

kemampuan dan prestasi orang lain, mampu meraih kemenangan secara

terhormat, mampu bangkit kembali setelah mengalami pengalaman yang

tidak menyenangkan atau kegagalan, mampu menggunakan pemuasan

dorongan yang bersifat jasmaniah, kemampuan untuk bersikap terbuka dan

menerima keterbukaan dalam hubungan interpersonal, dan merasa senang

dengan kehidupan sehari-hari.Menurut pendapat dari Wahlroos (dalam

Andriani, 2007) ciri-ciri kestabilan emosi, antara lain: tidak melukai diri

sendiri atau orang lain dengan tindakan atau perkataan baik yang

dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, memiliki kebiasaan untuk

memilih, memiliki konsep diri yang positif, dapat menunda pemenuhan

kebutuhan, dapat mengevaluasi kenyataan emosional dan memahami

perasaannya sendiri dan orang lain, dapat menjalin hubungan emosional

yang mendalam dan tahan lama, fleksibel dan mau belajar dari

pengalaman, dan memiliki antusias dalam menjalani kehidupan yang

konstruktif dan menantang.

Menurut Santrock (2003) seseorang yang memiliki kestabilan emosi

memiliki ciri-ciri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

24

a. Keyakinan akan kemampuan diri: sikap positif individu tentang dirinya,

bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.

b. Optimis: sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya.

c. Obyektif: sikap individu yang memandang permasalahan ataupun

sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya bukan menurut kebenaran

pribadi atau yang menurutnya benar.

d. Bertanggungjawab: kesediaan individu untuk menanggung segala

sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

e. Rasional dan realistik: kemampuan menganalisa masalah, sesuatu hal,

suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima

akal sehat dan sesuai kenyataan.

6. Ciri-ciri Ketidakstabilan Emosi

Ketidakstabilan emosi dapat terlihat dari ciri-ciri yang berkebalikan

dari kestabilan emosi, yaitu: kurang bertanggung jawab dan mandiri,

kurang keterampilan dalam menyelesaikan konflik, kurang keterampilan

bergaul dengan teman sebaya, kurang berbagi rasa, kurang dapat

mengendalikan diri, kurang yakin terhadap kemampuan diri, kurang

optimis, kurang obyektif, kurang rasional dan realistik. Dalam kehidupan

sehari-hari individu terkadang menunjukkan ciri-ciri tersebut ketika

menghadapi hal yang tidak menyenangkan. Hal tersebut dapat dicontohkan

ketika mengalami kegagalan dalam ujian akhir, individu tersebut akan

mengalami rasa tidak percaya pada kemampuannya sendiri. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

25

kenyataannya kegagalan dalam ujian akhir belum tentu disebabkan karena

kemampuan diri yang kurang melainkan ada faktor-faktor lain dari luar

yang dapat menyebabkan hal tersebut. Jika individu tersebut tidak

memiliki kestabilan emosi maka individu tersebut akan melakukan hal-hal

yang diluar batas, seperti bunuh diri, ataupun berteriak-teriak sambil

menangis. Sedangkan pada individu yang memiliki kestabilan emosi,

individu tersebut akan merenungkan dan mencari penyebab kegagalan

tersebut dan akan mencoba mengikuti ujian akhir kembali.

7. Aspek-aspek Kestabilan Emosi

Menurut Scheneider dalam Rosdiana (2012), kestabilan emosi

mencakup tiga aspek yaitu:

a. Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi yang sesuai dengan rangsang yang

diterimanya, reaksi ini berkaitan dengan macam atau isi emosi dan

ditujukan kepada siapa emosi tersebut. Individu yang adequasi emosi

yang baik ditandai dengan ciri- ciri:

1) Bersikap optimis dalam menghadapi masa depan memiliki

pengertian bahwa individu memiliki keyakinan yang baik dan positif

terhadap masa depan yang akan dilaluinya.

2) Tidak apatis dalam menjalani kehidupan memiliki pengertian bahwa

individu tidak bersikap acuh tak acuh terhadap kehidupan atau dapat

dikatakan selalu peduli terhadap kehidupan bermasyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

26

3) Bersikap respek terhadap diri sendiri dan orang lain memiliki

pengertian bahwa individu memiliki rasa hormat dan kagum

terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4) Bersikap altruis memiliki pengertian bahwa individu tersebut mau

memperhatikan kepentingan orang lain atau dapat dikatakan tidak

bersikap egois.

Contoh dari adequasi emosi ini adalah pada saat kita sedang marah

kepada kakak kita, maka kita mampu menyampaikan kemarahan kita

secara konstruktif kepada kakak kita, bukan kepada semua orang yang

ada di dalam rumah. Selain itu contoh lain dari adequasi emosi ini

adalah ketika kita melihat keberhasilan orang lain dalam pekerjaan

maka kita harus mampu memberikan penghargaan kepada orang

tersebut, bukan malah kita mencemooh pekerjaannya ataupun tidak

mengakui hasil pekerjaaannya.

b. Kematangan emosi adalah suatu kemampuan individu untuk

mengarahkan emosi dasar yang kuat menjadi suatu tujuan, sedangkan

tujuan itu memuaskan diri sendiri dan dapat diterima lingkungan sekitar

(Hergenhahn, 2001). Kematangan emosi ditandai dengan adanya

kemampuan untuk memberikan reaksi emosi yang tepat pada situasi

dan kondisi yang tidak menentu. Ada tiga faktor yang mempengaruhi

kematangan emosi menurut Schneider (dalam Kenenbudi, 2007), antara

lain: Adequacy of Emotional Response, Emotional Range & depth, dan

Emotional Control.Menurut Hollingworth & Morgan (dalam Cyrillia,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

27

2006) individu yang memiliki kematangan emosi memiliki ciri-ciri,

antara lain:

1) memiliki derajat toleransi terhadap frustasi memiliki pengertian

bahwa individu mampu untuk mengendalikan diri dari situasi emosi

yang dirasakan seperti pada saat sedang sedih individu memiliki

kemampuan untuk menahan untuk tidak menangis secara tersedu-

sedu.

2) memiliki sikap menghargai diri sendiri memiliki pengertian bahwa

individu memiliki rasa hormat kepada diri sendiri maupun orang

lain.

3) manifestasi emosional memiliki pengertian wujud dari suatu

perasaan yang kita rasakan.

Contoh dari hal ini adalah ketika kita sedang dalam kondisi yang

tertekan dan sedang mengalami kemarahan tetapi pada saat itu juga kita

harus menemui atasan yang tidak menyukai kita, tetapi kita masih dapat

menunjukkan kinerja terbaik kita di depan atasan tanpa menunjukkan

rasa tertekan dan marah kita di depannya.

c. Kontrol emosi, merupakan dasar dari kematangan emosi hal ini

berpengaruh pada penyesuaian diri. Hal ini berkaitan dengan secara

sadar menahan diri untuk tidak melakukan suatu hal. Individu yang

memiliki kontrol emosi yang baik dapat dilihat dari ciri-ciri:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

28

1) mampu merespon situasi frustrasi secara wajar (realistik) memiliki

pengertian bahwa individu memberikan reaksi yang tidak berlebihan

dalam kondisi yang tidak menyenangkan.

2) bersikap tabah dalam menghadapi masalah, tidak bersikap agresif,

tidak mudah terpengaruh oleh orang lain memiliki pengertian bahwa

individu mampu berpasrah ketika mengalami suatu permasalahan,

individu mampu bersikap konstruktif, memiliki keyakinan yang

penuh terhadap dirinya sendiri.

3) mampu mengendalikan diri dari dorongan seksual memiliki

pengertian bahwa individu memiliki kemampuan untuk mengontrol

diri dari dorongan seksual.

Contohnya pada saat sedang marah pada teman maka secara sadar

individu tersebut tidak akan meluapkan kemarahannya, tetapi dalam hal

ini bukan memendam kemarahan melainkan menyadari dalam suatu hal

kita tidak perlu untuk marah.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi

Menurut Hurlock (1995), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kestabilan emosi, yaitu:

a. Fisik

Pada saat individu dalam kondisi sehat secara jasmani maka akan

cenderung untuk tidak mudah marah dan cepat tersinggung. Individu

akan merasa nyaman dan tentram dalam kondisi jasmani yang sehat. Di

sisi lain, individu akan menjadi cepat marah dan cepat tersinggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

29

apabila ada salah satu anggota badannya kurang sehat secara medis. Hal

ini disebabkan karena adanya sesuatu kekurangan yang dirasakan

individu, dan hal ini membuat individu merasa tidak nyaman.

b. Kondisi Lingkungan

Merupakan kondisi lingkungan dimana tempat individu berada.

Lingkungan yang dapat menerima kehadiran individu dan individu

mudah diterima pada lingkungan tersebut akan membuat individu

mengalami kestabilan dalam emosi. Tetapi bila lingkungan tidak bisa

menerima kehadiran individu, maka individu merasa tidak dianggap

oleh lingkungan dan hal ini menyebabkan individu merasa tidak

dihargai dan terhina.

c. Faktor Pengalaman

Melalui pengalaman individu dapat mengetahui bagaimana anggapan

orang lain tentang berbagai ungkapan emosi. Individu akan

mempelajari bagaimana cara mengungkapkan emosi yang bisa diterima

oleh lingkungan sosial dan bagaimana ungkapan emosi yang tidak dapat

diterima. Hal ini berkaitan dengan kondisi norma budaya setempat.

Menurut Afiatin, dkk (1994) faktor yang mempengaruhi kestabilan

emosi adalah faktor lingkungan dan individu. Faktor lingkungan berkaitan

dengan pengaruh lingkungan tempat tinggal individu, baik lingkungan

keluarga maupun sosial-masyarakat. Faktor individu berkaitan dengan

masalah pertumbuhan fisik biologis. Menurut Bastaman (2001) faktor

yang mempengaruh kestabilan emosi adalah individu itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

30

C. Meditasi

1. Pengertian Meditasi

Meditasi adalah latihan olah jiwa yang dapat menyeimbangkan fisik,

emosi, mental,dan spiritual seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata meditasi diartikan sebagai pemusatan pikiran dan perasaan

untuk mencapai sesuatu. Dari segi etimologi meditasi berasal dari bahasa

Latin, meditatio, artinya hal bertafakur, hal merenungkan; memikirkan,

mempertimbangkan; atau latihan, pelajaran persiapan. Sedangkan dari segi

terminologi meditasi adalah penggunaan pikiran secara terus menerus

untuk merenungkan beberapa kebenaran, misteri atau objek penghormatan

yang bersifat keagamaan sebagai latihan ibadah.

Secara umum, meditasi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain

meditasi konsentrasi, meditasi loving-kindness, dan meditasi mindfulness.

Dalam penelitian ini peneliti memilih jenis meditasi Mindfulness. Hal ini

dikarenakan meditasi mindfulness tidak memiliki suatu objek untuk

memusatkan pikiran, meditasi mindfulness melatih individu untuk

mengamati segala yang terjadi dalam pikiran, menerima semua buah pikir

yang timbul-tenggelam, mengamati aliran kesadaran (stream of

consciousness).

Baer (2003) menjelaskan bahwa mindfulness adalah pengamatan

terhadap munculnya stimulus-stimulus internal dan eksternal seperti apa

adanya dan tanpa menghakimi. Menurut Kabat-Zinn (2003), mindfulness

adalah kesadaran yang muncul melalui pengamatan momen saat ini, secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

31

tanpa menghakimi dari waktu ke waktu. Germer dalam Didonna (2009)

menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk menyadari dan

menerima pengalaman saat ini. Tidak seperti meditasi lain, objek dari

meditasi mindfulness adalah keseluruhan pikiran yang terus-menerus

berubah dan mengalir.

Meditasi mindfulness memiliki beberapa pengaruh. Coffey dan

Hartman (2008) menemukan bahwa kemampuan untuk mengamati aliran

kesadaran tanpa menghakimi dalam meditasi mindfulness dapat

meningkatkan awareness dan kemampuan untuk meregulasi emosi

sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Greeson (2009), kemampuan

dalam mindfulness dapat meningkatkan ketenangan (equanimity) dan

kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity).

Secara umum dapat disimpulkan meditasi mindfulness adalah proses

untuk mengamati dan menerima segala sesuatu yang ada di dalam diri

setiap individu. Dari beberapa jenis meditasi yang telah disebutkan,

peneliti memilih jenis meditasi mindfulness karena meditasi ini mengajak

individu untuk menyadari dan menerima apa yang ada di dalam diri

individu baik itu kelebihan maupun kekurangan dirinya. Dimana hal ini

diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Baer (2003) yang

mengatakan bahwa mindfulness merupakan pengamatan terhadap

stimulus-stimulus yang berasal dari dalam maupun luar yang sesuai

dengan keadaan pada saat tersebut. Sementara itu menurut Kabat-Zinn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

32

(2003) mindfulness merupakan kesadaran yang muncul melalui apa yang

dilihat pada saat ini tanpa ada penghakiman dari waktu ke waktu. Germer,

dalam Didonna (2009) mengatakan bahwa mindfulness merupakan

kemampuan untuk menyadari dan menerima apa yang terjadi pada saat ini.

Sedangkan Coffey dan Hartman (2008) mengatakan bahwa mindfulness

merupakan kemampuan untuk mengamati aliran kesadaran, sehingga

mampu meningkatkan awareness dan kemampuan meregulasi emosi

sehingga emosi yang negatif dapat dikelola secara adaptif. Di sisi lain

Greeson (2009) mengatakan bahwa mindfulness dapat meningkatkan

ketenangan, dan kemampuan untuk tidak merespons stimulus secara

reaktif .

2. Tujuan Meditasi

Tujuan meditasi yang sebenarnya adalah untuk memperlambat dan

menenangkan pikiran, serta, pada saatnya menyehatkan tubuh. Dalam

meditasi, kita dapat mencapai pengendalian pikiran dan perasaan yang

lebih baik. Meditasi dalam hal ini menjadi sebuah metode untuk mencapai

keahlian dalam hal proses berpikir, mengajari untuk memusatkan pikiran

supaya tidak terpecah-pecah atau dengan kata lain tetap fokus.

Tujuan meditasi mindfulness adalah terbebasnya seseorang dari

penderitaan yang didasari oleh keserakahan, ketidaktahuan, dan kebencian.

Selain itu, meditasi mindfulness juga bertujuan untuk tidak memberikan

reaksi apapun terhadap berbagai hal yang terjadi pada diri kita tetapi kita

diajak untuk lebih menyadari hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

33

Melalui meditasi, sejatinya kita melatih pikiran dengan

berkonsentrasi atau memusatkan perhatian pada suara, kata, doa, imajinasi,

benda, alam, atau sebuah gagasan pemikiran. Tujuan meditasi menurut J.

Sudrijanta,S.J adalah untuk mendapatkan pemurnian hati atau pencerahan

jiwa. Selain itu, meditasi juga bertujuan untuk mencapai penyatuan

kembali dengan Sang Maha Pencipta.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa meditasi mindfulness

adalah proses menyadari segala sensasi yang ada di dalam tubuh dan di

sekitar kita. Meditasi juga bertujuan untuk melatih kita agar dapat tetap

fokus terhadap suatu hal.

3. Manfaat Meditasi

Meditasi adalah proses yang dilakukan secara sadar untuk

memusatkan perhatian pada satu titik. Dalam keadaan meditasi, kita dapat

mencapai taraf keseimbangan; semua sistem yang ada dalam diri kita akan

aktif bekerja secara maksimum dengan mengeluarkan energi tubuh

seminimum mungkin. Dalam keadaan meditasi, kita juga dapat mencapai

trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Dalam keadaan

tersebut, kita akan mampu mengontrol emosi, memahami apa yang harus

dilakukan, dan menguasai situasi yang ada dalam diri kita.

Meditasi secara tidak langsung bisa mengubah kondisi fisik dan

mental seseorang menjadi lebih baik. Namun, meditasi memerlukan waktu

untuk mampu mengendalikan dan mengatur sistem yang ada dalam diri

manusia. Untuk dapat memanfaatkan fungsi meditasi, kita memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

34

waktu dan kedisiplinan dalam melakukan meditasi tanpa memasang target

pencapaian yang muluk-muluk. Meditasi juga bermanfaat untuk

membentuk pribadi yang lebih supel alias gampang bergaul.

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa meditasi

terutama meditasi Mindfulness berkaitan dengan emosi terutama kestabilan

emosi. Hal ini dikarenakan pada saat meditasi kita dapat mencapai kondisi

kesadaran penuh dan hal ini dapat mempengaruhi emosi kita di dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Proses alamiah yang Terjadi Pada Tubuh Saat Meditasi

Pada saat meditasi individu akan mengalami perasaan baal atau

kebal yang dimulai dari kaki kemudian naik ke pinggang, dada, dan

tangan. Perasaan baal atau kebal terus akan naik ke leher hingga kepala.

Setelah itu, tangan akan mulai terasa ringan dan akhirnya tanpa rasa. Alur

nafas yang naik-turun akan terasa terhenti, suhu tubuh yang panas akan

mulai mendingin sampai akhirnya tidak terasa panas atau dingin.

Penglihatan kadang jernih dan redup, bahkan kadang adanya kilatan

cahaya atau bayangan sekilas. Mata dan telinga kadang terasa berdenyut-

denyut. Suara dengungan darah akan melemah dan akhirnya tidak

terdengar lagi. Penglihatan yang kadang remang dan terang akhirnya akan

menjadi jernih.

Proses ini timbul secara alamiah karena gambaran pikiran yang

mulai melemah dan kondisi tubuh juga turut melemah. Sementara pada

otak individu yang mengikuti meditasi akan mengalami beberapa hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

35

seperti berikut: Korteks Frontal adalah bagian yang paling sangat

berkembang dari otak yang bertanggung jawab untuk penalaran,

perencanaan, emosi, dan kesadaran diri. Pada saat meditasi korteks frontal

ini akan cenderung untuk offline. Lobus Parietalis adalah bagian yang

memproses informasi sensorik tentang dunia sekitarnya, orientasi dalam

ruang dan waktu. Pada saat meditasi aktivitas pada lobus parietalis akan

melambat.

Sementara otak bagian thalamus adalah penjaga arus informasi untuk

indra yang berfokus pada perhatian dengan menyalurkan beberapa data

sensorik lebih dalam ke otak dan memeberhentikan sinyal lain. Pada saat

meditasi otak bagian thalamus akan mengurangi arus informasi yang

masuk secara berhamburan di dalam pikiran. Reticular Formasi–menerima

stimulus masuk dan menempatkan otak agar selalu waspada dan siap untuk

merespon.

Setelah selesai melakukan kegiatan meditasi maka tubuh akan

merasa lebih rileks, dan hembusan nafas akan menjadi lebih teratur. Selain

itu, pikiran akan menjadi lebih fokus dan tubuh akan menjadi lebih

bersemangat.

D. Dinamika Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi Orang Dewasa Dalam

Kaitannya Dengan Meditasi

Kestabilan emosi adalah perilaku tidak berlebih-lebihan dalam

mengungkapkan emosi yang ditandai dengan sikap lebih bertanggung jawab

dan mandiri, lebih terampil dalam menyelesaikan konflik, memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

36

keterampilan bergaul dengan teman sebaya, dapat berbagi rasa, dapat

mengendalikan diri, memiliki keseimbangan antara emosi dan pola berfikir,

berkurangnya perilaku kasar, lebih terampil dalam mengatasi masalah antar

pribadi, perbaikan keterampilan berkomunikasi, lebih peka terhadap perasaan

orang lain, lebih mampu mengatasi kesukaran di sekolah, meningkatkan

kendali diri dan kesadaran sosial, meningkatkan keterampilan untuk belajar

bagaimana caranya belajar.

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kestabilan emosi

berkaitan dengan kematangan emosi dan merupakan salah satu komponen

dari kecerdasan emosi. Di dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang terlalu

berlebihan dalam mengekspresikan emosi yang kita rasakan, sehingga

menyebabkan munculnya perilaku reaktif yang cenderung negatif. Kita dapat

menanggulangi ekspresi emosi yang berlebihan tersebut dengan cara

melakukan kegiatan meditasi hal tersebut dikarenakan dalam keadaan

meditasi, kita dapat mencapai taraf keseimbangan; semua sistem yang ada

dalam diri kita akan aktif bekerja secara maksimum dengan mengeluarkan

energi tubuh seminimum mungkin. Dalam keadaan meditasi, kita juga dapat

mencapai trance hening, dalam suatu tingkat kesadaran tinggi. Untuk

mencapai tingkat kesadaran tertinggi tersebut dibutuhkan waktu latihan yang

cukup lama kurang lebih satu tahun masa latihan yang dilakukan secara terus

menerus. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu mengontrol emosi,

memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai situasi yang ada dalam

diri kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

37

Dalam kehidupan ada beberapa hal yang mempengaruhi emosi, antara

lain: sistem limbik yang berkaitan dengan amigdala dan hipotalamus,

prefrontal korteks, dan hormon. Ketiga hal tersebut berperan dalam proses

terjadinya sensasi emosi. Proses terjadinya sensasi emosi dimulai pada saat

individu mendapatkan stimulus yang secara perlahan stimulus tersebut akan

masuk ke dalam otak pada bagian amigdala stimulus tersebut akan di olah

setelah melewati bagian ini selanjutnya stimulus akan dibawa menuju ke

hipotalamus dimana bagian hipotalamus ini sendiri merupakan pusat emosi.

Selain itu, bagian hipotalamus ini sendiri juga dapat mempengaruhi sistem

hormonal. Yang berperan dalam hal memberikan respon yang sesuai dengan

stimulus yang diterima adalah bagian prefrontal korteks. Di sisi lain kognitif

individu juga turut berperan di dalam proses terjadinya sensasi emosi. Hal ini

terlihat dari cara individu memberikan respon atas terjadinya suatu peristiwa,

dimana sebelum individu memberikan respon akan ada proses pemikiran

yang terjadi di dalam otak individu untuk memberikan respon yang sesuai.

Pada saat individu melakukan meditasi maka tubuh akan mendapatkan

informasi dimana informasi tersebut dapat mengubah pandangan dan persepsi

individu terhadap suatu hal. Secara umum, individu dapat memandang dan

menginterpretasikan sebuah peristiwa tersebut secara positif maupun negatif.

Pada saat melakukan meditasi individu akan berfokus pada satu hal,

sehingga hal ini akan mempengaruhi kognitif individu tersebut. Interpretasi

yang individu buat atas sebuah peristiwa akan mengkondisikan dan

membentuk perubahan fisiologis pada tubuh individu tersebut secara internal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

38

sehingga dari hal ini jika individu menilai sebuah peristiwa secara positif

maka perubahan fisiologis individu tersebut akan menjadi lebih positif dan

sebaliknya.

Secara umum, fisiologi dan kognisi merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dalam pengalaman emosi. Kognisi dan fisiologi adalah yin dan

yang dari hasrat manusia. Kedua hal tersebut saling mempengaruhi satu sama

lain secara terus menerus. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui

bahwa ada keterkaitan antara fisiologi dan kognisi dalam proses terjadinya

sensasi emosi. Dimana keterkaitan tersebut dapat saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya. Dari paparan tersebut dapat dilihat keterkaitan antara

kognisi dan fisiologi. Dimana pola keterkaitan tersebut selalu berputar. Selain

kognisi mempengaruhi fisiologi, fisiologi pun dapat mempengaruhi kognisi.

Meditasi sendiri dapat mempengaruhi dua faktor dari kestabilan emosi,

antara lain: faktor fisik, dan faktor pengalaman. Meditasi dapat

mempengaruhi faktor fisik karena pada saat meditasi seluruh aktifitas kognitif

akan melemah dan bagian-bagian dari otak yang memiliki aktifitas untuk

membawa arus informasi akan melambat. Hal ini mempengaruhi kondisi

tubuh sehingga tubuh dapat menjadi lebih rileks, kadar stress berkurang,

meringankan rasa cemas dan emosi negatif, dan menurunkan tekanan darah.

Hal tersebut berdampak pada kondisi fisik seseorang yang menjadi lebih

nyaman dan tentram, sehingga individu dapat lebih tenang dalam menghadapi

segala permasalahan dan individu dapat memikirkan jalan keluar yang terbaik

tanpa ada unsur kekerasan. Sedangkan pada individu yang tidak melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

39

kegiatan meditasi mereka akan cenderung merespon segala stimulus yang

diterima baik itu berupa respon yang positif maupun respon yang negatif. Hal

ini dikarenakan seluruh tubuh individu tersebut tetap beraktifitas seperti biasa

tanpa adanya kesempatan untuk memahami dan mencerna sebuah peristiwa.

Disamping itu, individu yang tidak melakukan kegiatan meditasi tidak

melakukan proses berpikir secara jernih yang dapat membantu seseorang

dalam menyeimbangkan emosi yang dirasakan.

Meditasi juga dapat mempengaruhi faktor pengalaman. Hal ini

dikarenakan kondisi tenang yang ditimbulkan dari kegiatan meditasi dapat

membantu individu untuk menyadari apa yang terjadi pada saat ini, sehingga

individu dapat berpikir dengan lebih jernih dan dapat mengekspresikan apa

yang ada di dalam dirinya baik itu pendapat, rasa suka maupun rasa tidak

suka individu kepada orang lain dengan baik dan dapat diterima di dalam

masyarakat luas.

Sedangkan orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi

cenderung memberikan reaksi emosi berdasarkan stimulus karena

dipengaruhi oleh faktor emosi. Emosi itu sendiri merupakan reaksi terhadap

stimulus yang berasal dari luar Hal ini dikarenakan orang yang tidak

mengikuti meditasi tidak mengalami kondisi trance hening yang merupakan

tingkat kesadaran tinggi. Sehingga apabila ada stimulus emosi yang terjadi

cenderung akan langsung direspon secara situasional. Hal ini bisa disebabkan

karena faktor kebiasaan dan faktor tuntutan untuk memberikan respon secara

cepat, faktor tersebut mengakibatkan emosi orang tersebut tidak terkendali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

40

Selain itu, orang tersebut juga tidak peka dengan kondisi sekitarnya. Sehingga

segala bentuk tindakan yang dilihat akan langsug direspon oleh individu.

Respon yang dilakukan oleh orang tersebut dapat berupa respon yang baik

maupun yang buruk.

Berdasarkan teori emosi yang telah dikemukakan dapat ditarik

kesimpulan bahwa kebanyakan orang merespon berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Schachter dan Singer; dan teori yang dikemukakan oleh

James-Lange. Dimana teori yang dikemukakan oleh Schachter dan Singer

mengatakan bahwa tiap emosi yang dirasakan individu dapat dirasakan dari

kondisi dalam tubuhnya dan individu akan memberikan interpretasiya.

Maksud dari teori ini adalah setiap tubuh individu telah merasakan adanya

emosi baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dan kemudian

akan direspon oleh otak dan kemudian akan ditampilkan dalam perilaku

sehari-hari. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh James-Lange

mengatakan bahwa emosi merupakan akibat dari persepsi seseorang terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi didalam tubuh sebagai respons terhadap

berbagai rangsangan yang datang dari luar. Maksud dari teori ini adalah

emosi yang dirasakan oleh diri individu merupakan efek dari stimulus dari

luar yang diterima oleh individu dan kemudian akan ditampilkan dalam

bentuk perilaku di dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat

dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari apabia kita sedang menghadapi

situasi yang tidak menyenangkan maka secara tidak langsung kita akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

41

merespon dengan mengekspresikan perasaan kita dengan marah-marah

ataupun dengan menangis yang berlebihan.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan

kegiatan meditasi, kita akan dapat mencapai trance hening, dalam suatu

tingkat kesadaran tinggi. Pada keadaan tersebut, kita akan mampu untuk

mengontrol emosi, memahami apa yang harus dilakukan, dan menguasai

situasi yang ada di dalam diri kita, sehingga dapat dikatakan apabila kita

melakukan meditasi kita dapat menstabilkan segala emosi yang ada di dalam

diri kita dikarenakan kita menyadari apa yang harus kita lakukan.

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti membuat hipotesis bahwa ada perbedaan

tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti kegiatan meditasi dan

orang yang tidak mengikuti kegiatan meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

42

F. Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi pada Orang Dewasa yang

Mengikuti Kegiatan Meditasi dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan

Meditasi

Memiliki tingkat

adequasi emosi

yang lebih tinggi

Memiliki tingkat

kematangan

emosi yang lebih

tinggi

Memiliki tingkat

kontrol emosi

yang lebih tinggi

Gambar 2

Skema Perbedaan Tingkat Kestabilan Emosi

pada Orang Dewasa yang Mengikuti Kegiatan Meditasi

dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Meditasi

Memiliki tingkat

adequasi emosi

yang lebih rendah

Memiliki tingkat

kematangan emosi

yang lebih rendah

Memiliki tingkat

kontrol emosi yang

lebih rendah

Meditasi

Orang Dewasa

Yang Mengikuti

Kegiatan Meditasi

Orang Dewasa

Yang Tidak Mengikuti

Kegiatan Meditasi

Kestabilan Emosi Kestabilan Emosi

Komparasi Perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah penelitian

komparatif. Jenis penelitian komparatif digunakan untuk menyesuaikan sifat

dari penelitian ini yaitu sifat perbandingan. Dengan menggunakan penelitian

komparatif, peneliti dapat lebih mudah membandingkan tingkat kestabilan

emosi pada individu yang mengikuti kegiatan meditasi dengan individu yang

tidak mengikuti kegiatan meditasi (Siregar, 2013).

B. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau

mempengaruhi variabel lain (Siregar, 2013). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah meditasi mindfulness. Meditasi mindfulness adalah

aktifitas yang berkaitan dengan proses menyadari segala kelebihan dan

kekurangan yang ada di dalam diri dan di lingkungan sekitar. Dalam

penelitian ini, meditasi mindfulness yang menjadi variabel bebas

diasumsikan dapat mempengaruhi variabel tergantung.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel lain (Siregar, 2013). Variabel tergantung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

44

dalam penelitian ini adalah kestabilan emosi. Kestabilan emosi adalah

keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai

dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan

emosi serta bias menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.

Dalam penelitian ini, variabel tergantung diasumsikan dipengaruhi oleh

variabel bebas.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional pada penelitian ini,antara lain:

1. Meditasi Mindfulness

Meditasi mindfulness adalah proses untuk mengamati dan menerima

kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri yang dilakukan dengan

cara menarik nafas lalu dihembuskan secara perlahan berulang-ulang

sampai tubuh terasa rileks. Keaktifan dalam melakukan kegiatan meditasi

ini diukur menggunakan kejujuran subjek pada saat mengisi data di dalam

kuesioner.

2. Kestabilan emosi

Kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan

dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan

dalam mengekspresikan emosi. Tingkat kestabilan emosi diukur

menggunakan skala kestabilan emosi yang meliputi adequasi emosi,

kematangan emosi, dan kontrol emosi. Hasil skor yang diperoleh akan

menunjukkan tingkat kestabilan emosi seseorang, dimana semakin tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

45

hasil skor yang diperoleh individu maka emosi individu tersebut dapat

dikatakan semakin stabil.

D. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu dewasa

yang melakukan kegiatan meditasi dan yang tidak melakukan kegiatan

meditasi dengan rentang usia dewasa awal 18-40 tahun dan dewasa madya

40-60 tahun. Peneliti memilih subjek tersebut dikarenakan sesuai dengan

tujuan penelitian. Subjek yang melakukan kegiatan meditasi adalah subjek

yang menjadi peserta dan mengikuti kegiatan meditasi mindfulness minimal

18 hari setiap bulan selama kurang lebih satu tahun dan di tempat latihan

minimal dua kali dalam satu bulan. Subjek yang tidak melakukan meditasi

adalah subjek yang tidak menjadi peserta dan tidak mengikuti kegiatan

meditasi mindfulness.

Pengambilan subjek sebagai responden dalam penelitian ini dilakukan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penetapan responden

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).

E. Perolehan Data

Perolehan data dalam peneitian ini dilakukan dengan menyebarkan

skala stabilitas emosi yang dibagikan kepada subjek yang sesuai dengan

kriteria subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang

yang dikelompokkan menjadi dua yaitu 25 orang yang melakukan kegiatan

meditasi dan 25 orang yang tidak melakukan kegiatan meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

46

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan skala

stabilitas emosi, yang disertai beberapa informasi yang diperlukan dari subjek

seperti nama/inisial subjek, usia subjek, jenis kelamin, dan keikutsertaan

dalam kegiatan meditasi,. Skala stabilitas emosi ini menggunakan metode

skala Likert yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif

(Siregar, 2013).

Pernyataan positif adalah pernyataan yang menunjukkan tingkat

kestabilan emosi yang tinggi, sedangkan pernyataan negatif adalah

pernyataan yang menunjukkan tingkat kestabilan emosi yang rendah.

Pernyataan-pernyataan pada skala dikembangkan dari aspek-aspek kestabilan

emosi yang dikemukakan oleh Scheneider. Setiap pernyataan memiliki empat

alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Sangat Tidak Setuju (STS),

Setuju (S), dan Tidak Setuju (TS). Setiap subjek memberikan satu jawaban

dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda ().

Pernyataan yang dibuat diseleksi kemudian dipilih. Setelah itu

dilakukan analisis item terhadap item terpilih, dimana item yang tidak valid

akan gugur dan tidak dipakai dalam penelitian ini.

Aspek-aspek kestabilan emosi yang akan digunakan dalam membuat

pernyataan yakni:

1. Adequasi emosi

2. Kematangan emosi

3. Kontrol emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

47

Blue Print skala kestabilan emosi yang digunakan untuk uji coba

tampak dalam Tabel 3

Tabel 3

Blue Print Skala Kestabilan Emosi Uji Coba

No. Indikator

Positif Negatif Prosentase

Distribusi

Jumlah Distribusi Jumlah

1.

Adequasi

emosi

2, 7, 8, 10,

11, 14,

16, 17, 18,

20

10 1, 3, 4, 5,

6, 9, 12,

13, 15, 19,

10 20

(33,33%)

2.

Kematangan

emosi

21,22,

23,25, 26,

27,28, 32,

33, 38

10 24,29, 30,

31, 34, 35,

36, 37, 39,

40

10 20

(33,33%)

3.

Kontrol

emosi

41, 42, 45,

46, 47, 48,

54, 55, 56,

57, 59, 60

12 43, 44, 49,

50, 51,

52,53, 58

8 20

(33,33%)

TOTAL 32 28 60

(100%)

G. Pertanggungjawaban Mutu Skala

Pelaksanaan uji coba skala dilakukan pada akhir bulan November 2015.

Peneliti menyebarkan skala kepada subjek yang memenuhi kriteria.

Penyebaran skala dilakukan baik secara langsung oleh peneliti maupun

dibantu oleh teman-teman yang sebelumnya telah diberikan arahan mengenai

kriteria subjek.

Pada tahap uji coba ini peneliti menyebarkan 50 skala. Selanjutya, data

yang telah terkumpul dianalisis menggunakan program SPSS versi 16 for

Windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

48

1. Validitas

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian validitas isi

(content validity). Menurut Azwar (2015), validitas isi berkaitan dengan

kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.

Validitas isi diselidiki menggunakan analisis rasional atau professional

judgement terhadap isi tes. Hal ini dilakukan dengan berkonsultasi kepada

ahlinya yaitu dosen pembimbing untuk memeriksa setiap item sebagai

dasar dilakukannya seleksi terhadap spesifikasi pernyataan yang ada dan

menetapkan pernyataan-pernyataan yang sesuai untuk mengukur aspek

yang hendak diukur, atau adanya kesesuaian fungsi masing-masing item

dengan fungsi skala secara keseluruhan serta melihat distribusi item pada

masing-masing aspek yang akan diukur.

Setelah melakukan uji validitas isi kepada ahlinya, skala pengukuran

dapat dikatakan sebagai alat ukur penelitian yang valid. Hal ini

menunjukkan bahwa alat ukur memiliki validitas yang baik karena dapat

menjalankan fungsinya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran

(Azwar, 2015). Dengan kata lain, data diungkapkan secara tepat dan dapat

menggambarkan dengan cermat mengenai perbedaan secara mendetail

diantara subjek satu dengan subjek lainnya.

2. Seleksi Item

Selain berkonsultasi kepada ahli, peneliti melakukan seleksi item

setelah data uji coba terkumpul. Skala yang telah diuji coba kepada sampel

subjek diseleksi untuk menguji kualitas item agar mendapatkan item yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

49

valid. Kriteria item yang lolos seleksi adalah item yang memiliki koefisien

korelasi ≥ 0,20, sehingga apabila terdapat item yang memiliki koefisien

korelasi ≤ 0,20 maka akan dianggap gugur (Azwar, 2015).

Dari hasil uji coba item diperoleh 25 item yang memiliki nilai

koefisien korelasi ≤ 0,20 yakni nomor 2, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 15, 16, 19, 20,

21, 29, 36, 38, 40, 42, 43, 44, 53, 56, 57, 58, 59, dan 60, sehingga

diperoleh 35 item yang lolos dari 60 pernyataan. Oleh karena penyebaran

item yang tidak merata, maka peneliti menyeleksi kembali item yang lolos.

Setelah melakukan penyeleksian didapatkan 8 item yang digugurkan yakni

nomor 22, 24, 31, 32, 33, 34, 47, dan 48, sehingga terdapat 27 item yang

digunakan dalam skala kestabilan emosi yang akan diteliti.

Blue Print item yang digunakan dalam skala kestabilan emosi

tampak dalam Tabel 4

Tabel 4

Blue Print Skala Kestabilan Emosi

No. Indikator Positif Negatif Prosentase

Distribusi Jumlah Distribusi Jumlah

1.

Adequasi

emosi

1,2, 5, 6,

7, 9

6 3, 4, 8 3 9

(33,33%)

2. Kematangan

emosi

11, 13, 14,

15, 16, 17,

18

7 10, 12 2 9

(33,33%)

3. Kontrol

emosi

19, 20, 23,

25, 27

5 21, 22, 24,

26

4 9

(33,33%)

TOTAL 18 9 27

(100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

50

3. Reliabilitas

Menurut Siregar (2013), reliabilitas bertujuan untuk melihat

perolehan hasil pengukuran yang sama apabila dilakukan pengukuran

ulang terhadap subjek dengan alat ukur yang juga sama. Perhitungan

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis Alpha

Cronbach’s. Menurut Wells dan Wollack (2003) dalam Azwar (2015),

koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas adalah

0,70. Jika koefisien reliabilitas yang diperoleh ≥ 0,70 dapat dikatakan

koefisien reliabilitas tersebut memuaskan.

Hasil perhitungan Alpha Cronbach’s menunjukkan data uji coba

memiliki nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,880. Hal ini menunjukkan

skala memiliki reliabilitas yang baik dan memenuhi syarat penelitian.

H. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

Pada penelitian komparatif perlu dilakukan uji asumsi guna

memperoleh kesimpulan yang sejalan dengan tujuan penelitian. Uji asumsi

dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas

menggunakan SPSS versi 16 for Windows dengan tehknik Shapiro-

Wilk. Asumsinya adalah jika nilai probabilitas (p) > 0,05 sebaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

51

data dikatakan normal, dan sebaliknya jika nilai probabilitas (p) < 0,05

berarti sebaran data dikatakan tidak normal (Santoso, 2010).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui jumlah populasi kedua

sampel memiliki variasi yang sama atau berbeda. Dalam penelitian ini,

uji homogenitas menggunakan SPSS versi 16 for Windows dengan

teknik Levene Test. Asumsinya adalah jika nilai probabilitas (p) > 0,05

maka sampel penelitian memiliki variasi yang sama, dan sebaliknya

jika nilai probabilitas (p) < 0,05 berarti sampel penelitian memiliki

variasi yang berbeda (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

perbedaan tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti kegiatan

meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Pengujian dilakukan

dengan metode Independent Sample T-Test menggunakan SPSS versi 16

for Windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan tingkat

kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan

orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Penelitian dilakukan

pada akhir bulan Desember 2015 hingga awal Januari 2016 dengan mencari

subjek yang sesuai dengan kriteria agar mendapat hasil yang akurat.

Perolehan data dilakukan dengan menyebarkan skala kepada subjek sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan.

Penyebaran skala dilakukan langsung oleh peneliti maupun dengan

bantuan dari beberapa orang teman yang telah diberi arahan mengenai kriteria

subjek dan keterangan pengisian skala oleh peneliti.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang

yang terbagi menjadi dua kelompok yakni individu yang berusia dewasa yang

tidak mengikuti kegiatan meditasi mindfulness dan individu yang berusia

dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi mindfulness.

Detail perbandingan karakteristik subjek yang diperoleh dari hasil

penelitian ini disajikan dalam Tabel 5 berikut.

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

53

Tabel 5

Perbandingan Karakteristik Antara Subjek Yang Mengikuti Meditasi dan

Yang Tidak Mengikuti Meditasi

Karakteristik Subjek

Mengikuti

Meditasi

Tidak

Mengikuti

Meditasi

Jumlah

f % f % f %

1. Usia (tahun)

a. 18 - 40 9 36,0 9 36,0 18 36,0

b. 40 - 60 16 64,0 16 64,0 32 64,0

Jumlah 25 100 25 100 50 100

2. Jenis Kelamin

a. Perempuan 17 68,0 14 56,0 31 62,0

b. Laki-laki 8 32,0 11 44,0 19 38,0

Jumlah 25 100 25 100 50 100

3. Keikutsertaan dalam Meditasi

(tahun)

a. 0 - 5 5 20,0

b. 6 – 10 13 52,0

c. 11 – 15 6 24,0

d. 16 - 20 1 4,0

Jumlah 25 100

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa sebagian dari subjek (64,0%)

berusia 40 – 60 tahun. Dari tabel terlihat dari jumlah total 25 orang yang

mengikuti meditasi (64,0%) maupun yang tidak mengikuti meditasi (64,0%)

juga berusia 40- 60 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian dari

subjek baik yang mengikuti maupun tidak mengikuti meditasi berada dalam

kelompok usia dewasa madya.

Tabel juga menunjukkan bahwa sebagian dari subjek berjenis kelamin

perempuan (62,0%). Dari total 25 orang yang mengikuti meditasi, sebanyak

68,0% diantaranya berjenis kelamin perempuan, dan dari total 25 orang yanG

tidak mengikuti meditasi juga berjenis kelamin perempuan (56,0%). Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

54

menggambarkan bahwa umumnya sebagian besar subjek baik yang mengikuti

maupun tidak mengikuti meditasi berjenis kelamin perempuan.

Tabel juga menunjukkan bahwa dari total 25 orang yang mengikuti

meditasi, sebanyak 52,0% diantaranya telah mengikuti meditasi selama 6 – 10

tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian dari subjek yang mengikuti

meditasi telah mengikuti meditasi dalam rentang waktu yang cukup lama.

Kestabilan emosi subjek yang diperoleh dari hasil penelitian ini

dihadirkan dalam Tabel 6 berikut.

Tabel 6

Kestabilan Emosi Subjek

No. Kestabilan Emosi Mengikuti Meditasi Tidak

Mengikuti Meditasi

f % f %

1. Sedang 2 8,00 4 16,00

2. Tinggi 23 92,00 21 84,00

Total 25 100 25 100

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari total 25 orang subjek yang

mengikuti meditasi, sebanyak 92,00% diantaranya memiliki kestabilan emosi

pada kategori tinggi. Tabel juga menunjukkan bahwa dari total 25 orang

subjek yang tidak mengikuti meditasi, sebanyak 84,00% diantaranya juga

memiliki kestabilan emosi pada kategori tinggi. Hal ini menggambarkan

bahwa subjek, baik yang mengikuti maupun tidak mengikuti kegiatan

meditasi, memiliki tingkat kestabilan emosi pada kategori tinggi, yang berarti

memiliki emosi yang stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

55

Meskipun sama-sama memiliki kestabilan emosi pada kategori tinggi

namun presentase terbanyak subjek yang memiliki emosi yang stabil terdapat

pada subjek yang mengikuti kegiatan meditasi

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

c. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel 7

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas

No. Variabel Meditasi df Sig.

1. Kestabilan Emosi Meditasi 25 0,235

Tidak Meditasi 25 0,152

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi yang

diperoleh adalah sebesar 0,235 dan yang tidak mengikuti meditasi

0,152. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p=0,235 > 0,05

dan 0,152 > 0,05) maka disimpulkan bahwa distribusi data kestabilan

emosi subjek yang mengikuti meditasi dan yang tidak mengikuti

meditasi adalah normal sehingga asumsi normalitas data dalam

penelitian ini telah terpenuhi.

d. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

56

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas

No. Variabel df1 df2 Sig.

1. Kestabilan Emosi 1 48 0,429

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,429. Karena nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05 (p=0,200 > 0,05) maka disimpulkan

bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama, atau

sampel subjek yang mengikuti meditasi dan yang tidak mengikuti

meditasi diambil dari populasi subjek yang mempunyai variasi

kestabilan emosi yang sama.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat

kestabilan emosi pada individu yang mengikuti kegiatan meditasi dan yang

tidak mengikuti kegiatan meditasi. Teknik yang digunakan Independent

Sample T-Test. Hasil uji T- test dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9

Hasil Uji T-test

No. Subjek Rata-

rata

(x)

Mean

Difference

p 95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1. Mengikuti Meditasi 89,28 4,12 0,036 0,2748 7,9651

2. Tidak Mengikuti

Meditasi

85,16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

57

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,036. Karena probabilitas

lebih kecil dari 0,05 (p=0,036 < 0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa

rata-rata tingkat kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi berbeda

dengan rata-rata tingkat kestabilan emosi subjek yang tidak mengikuti

meditasi.

Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi

subjek yang mengikuti kegiatan meditasi (89,29) lebih tinggi dibanding

yang tidak mengikuti meditasi (85,16) dengan perbedaan tingkat

kestabilan emosi berkisar antara 0,2748 hingga 7,9651 dan rata-rata

perbedaan sebesar 3,96.

Perbandingan tingkat kestabilan emosi subjek berdasarkan masing-

masing aspek kestabilan emosi dihadirkan dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 10

Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi

dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Adequasi Emosi

No. Subjek Rata-

rata

(x)

Mean

Difference

p 95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1. Mengikuti Meditasi 29,64 2,64 0,002 0,9825 4,2975

2. Tidak Mengikuti

Meditasi

27,00

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,002. Karena probabilitas

lebih kecil dari 0,05 (p=0,002 < 0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

58

rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek adequasi emosi subjek yang

mengikuti meditasi berbeda dengan rata-rata tingkat kestabilan emosi pada

aspek adequasi emosi subjek yang tidak mengikuti meditasi.

Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi

pada aspek adequasi emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi

(29,64) lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (27,00)

dengan perbedaan tingkat kestabilan emosi aspek adequasi emosi berkisar

antara 0,9825 hingga 4,2975 dan rata-rata perbedaan sebesar 2,64.

Tabel 11

Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi

dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Kematangan Emosi

No. Subjek Rata-

rata

(x)

Mean

Difference

p 95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1. Mengikuti Meditasi 30,44 1,04 0,198 -0,56 2,64

2. Tidak Mengikuti

Meditasi

29,40

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,198. Karena probabilitas

lebih besar dari 0,05 (p=0,198 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti

bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi

subjek yang mengikuti meditasi tidak berbeda dengan rata-rata tingkat

kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi subjek yang tidak

mengikuti meditasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

59

Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi

pada aspek kematangan emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi

(30,44) lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (29,40)

dengan perbedaan tingkat kestabilan emosi pada aspek kematangan emosi

berkisar antara -0,56 hingga 2,64 dan rata-rata perbedaan sebesar 1,04.

Tabel 12

Perbandingan Tingkat Kestabilan Emosi Subjek Yang Mengikuti Meditasi

dan Tidak Mengikuti Meditasi Berdasarkan Aspek Kontrol Emosi

No. Subjek Rata-

rata

(x)

Mean

Difference

p 95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

1. Mengikuti Meditasi 29,16 0,40 0,646 -1,34 2,14

2. Tidak Mengikuti

Meditasi

28,76

Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas (p) yang diperoleh adalah sebesar 0,646. Karena probabilitas

lebih besar dari 0,05 (p=0,646 > 0,05) maka H0 diterima yang berarti

bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi pada aspek kontrol emosi subjek

yang mengikuti meditasi tidak berbeda dengan rata-rata tingkat kestabilan

emosi pada aspek kontrol emosi subjek yang tidak mengikuti meditasi.

Tabel juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi

pada aspek kontrol emosi subjek yang mengikuti kegiatan meditasi (29,16)

lebih tinggi dibanding yang tidak mengikuti meditasi (28,76) dengan

perbedaan tingkat kestabilan emosi pada aspek kontrol emosi berkisar

antara -1,34 hingga 2,14 dan rata-rata perbedaan sebesar 0,40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

60

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan (p=0,036)

rata-rata tingkat kestabilan emosi pada orang yang mengikuti meditasi dan

yang tidak mengikuti meditasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji

statistik yang menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kestabilan emosi orang

yang mengikuti kegiatan meditasi (89,29) lebih tinggi dibanding yang tidak

mengikuti meditasi (85,16). Menurut peneliti hal tersebut disebabkan karena

dengan mengikuti kegiatan meditasi membuat seseorang dapat merasakan

keseimbangan baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Dengan adanya

keseimbangan yang terjadi di dalam diri maka orang-orang tersebut dapat

mengamati segala sesuatu yang terjadi dalam pikiran, menerima semua

pikiran yang timbul-tenggelam, dan mengamati aliran kesadaran (stream of

consciousness). Hal tersebut berdampak pada kemampuan mengendalikan

kestabilan emosi mereka.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Coffey dan Hartman (2008)

bahwa meditasi mindfulness dapat meningkatkan awareness dan kemampuan

untuk meregulasi emosi sehingga emosi negatif dapat dikelola secara adaptif,

dan pernyataan Greeson (2009) bahwa meditasi mindfulness dapat

meningkatkan ketenangan (equanimity) dan kemampuan untuk tidak

merespons stimulus secara reaktif (nonreactivity). Berdasarkan hasil

penelitian terlihat kestabilan emosi subjek yang mengikuti meditasi dan yang

tidak mengikuti meditasi cenderung tinggi dimana subjek yang mengikuti

meditasi sebanyak 92,00% dan subjek yang tidak mengikuti meditasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

61

sebanyak 84,00%. Hasil penelitian tersebut juga menggambarkan bahwa

keadaan emosi sebagian besar orang tersebut, baik yang mengikuti meditasi

dan yang tidak mengikuti meditasi, memperlihatkan sikap yang sesuai dengan

harapan sosial dan tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi.

Perbedaan tingkat kestabilan emosi terletak pada aspek adequasi emosi,

kematangan emosi, dan kontrol emosi. Perbedaan tingkat emosi paling besar

terletak pada aspek kematangan emosi (p=0,198). Hal ini dipengaruhi oleh

faktor usia dimana rata-rata subjek penelitian baik yang mengikuti kegiatan

meditasi (64,0%) dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi (64,0%) berada

pada usia dewasa madya yang berkisar pada usia 40-60 tahun. Kelompok usia

dewasa madya adalah kelompok orang-orang yang dapat dikatakan telah

memiliki banyak pengalaman dalam hidup sehingga lebih mampu

mengungkapkan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan sosial. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Hurlock (2002) yang mengemukakan bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah pengalaman, dimana

melalui pengalaman individu dapat mempelajari cara mengungkapkan emosi

yang bisa diterima oleh lingkungan sosial sehingga dapat mengetahui

bagaimana anggapan orang lain tentang berbagai ungkapan emosi yang

sesuai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang mengikuti kegiatan

meditasi sebanyak 68,0% adalah perempuan. Berdasarkan penelitian MIDUS,

emosi positif (seperti gembira) meningkat secara rata-rata pada kelompok

laki-laki, tetapi menurun pada kelompok perempuan. Pola umum dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

62

emosi positif dan negatif mengarahkan orang-orang pada usia paruh baya

untuk belajar menerima apa yang terjadi di dalam hidup orang-orang tersebut

(Carstensen, Pasupathi, Mayr, dan Nesselroade, 2000) dan meregulasi emosi

secara efektif (Lachman, 2004). Menurut peneliti hal ini menyebabkan

kelompok perempuan lebih banyak tertarik untuk mengikuti meditasi. Seperti

dikemukakan Manz (2009), perempuan lebih banyak hidup didalam tekanan

baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari, dan juga dituntut untuk

melakukan segala sesuatunya dengan baik serta memberikan usaha yang

maksimal, yang dapat menyebabkan perubahan tingkat emosi dengan cepat

dan terjadi dengan sangat drastis serta dapat mengalami stres dan dapat

mempengaruhi kinerja orang-orang tersebut sehingga hasil yang diperoleh

tidak maksimal. Lama mengikuti kegiatan meditasi juga mempengaruhi

tingkat kestabilan emosi individu.

Di samping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian

besar subjek (52,0%) telah mengikuti kegiatan meditasi selama 6- 10 tahun.

Kondisi ini berdampak pada kemampuan orang-orang tersebut dalam

menenangkan pikiran, serta penyehatan tubuh, sebagaimana tujuan dari

meditasi. Dengan mengikuti meditasi dalam rentang waktu yang cukup lama

maka orang-orang tersebut dapat dikatakan relatif mampu mencapai

pengendalian pikiran dan perasaan dengan lebih baik sebab meditasi juga

merupakan sebuah metode untuk mencapai keahlian dalam hal proses

berpikir, pemusatan pikiran agar tidak terpecah-pecah dan tetap fokus, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

63

terbebas dari penderitaan yang didasari oleh keserakahan, ketidaktahuan, dan

kebencian.

Emosi sebagian besar orang yang mengikuti dan yang tidak mengikuti

meditasi yang berada dalam keadaan stabil tersebut juga menggambarkan

bahwa orang-orang tersebut mampu bersikap dengan sesuai terhadap kondisi

fisik dan lingkungan.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ada perbedaan tingkat

kestabilan emosi pada orang dewasa yang mengikuti kegiatan meditasi dan

orang dewasa yang tidak mengikuti kegiatan meditasi. Perbedaan tingkat

kestabilan emosi antara keduanya terletak pada aspek adequasi emosi,

kematangan emosi, dan kontrol emosi. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa rata- rata tingkat kestabilan emosi yang tinggi terlihat pada aspek

kematangan emosi. Hal ini dapat disebabkan karena individu yang mengikuti

kegiatan meditasi dan yang tidak mengikuti kegiatan meditasi berada pada

masa usia dewasa madya yang berada pada usia 40- 60 tahun.

B. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa meditasi mampu untuk

menstabilkan tingkat emosi seseorang. Oleh karena itu, diharapkan agar

para peserta meditasi dapat terus mempertahankan keikutsertaan dalam

kegiatan meditasi, sedangkan bagi orang yang belum mengikuti kegiatan

meditasi dan tertarik untuk meningkatkan kestabilan emosinya dapat turut

berpartisipasi dengan bergabung dalam kelompok meditasi.

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

65

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi maupun dampak tingkat kestabilan emosi seseorang, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi maupun dampak mengikuti kegiatan

meditasi pada subjek dan lokasi serta periode waktu lainnya. Selain itu,

peneliti selanjutnya dapat menerapkan metodologi penelitian yang

menggunakan metode pre dan post test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., dan Asrori, M. (2014). Metodologi & aplikasi riset pendidikan. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas. (ed. IV Cetakan V). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Baer, R.A. (2003). Mindfulness training as a clinical intervention: a conceptual

and empirical review. A Clinical Psychology: Science and Practice, 10,

125- 143. doi: 10. 1093/ clipsy. bpg 015.

Branstrom, R., Kvillemo, P., Brandbreg, Y., & Moskowitz, J.T. (2010). Self

report mindfulness as a meditator of psychological well-being in a stress

reduction intervention for cancer patient, a randomized study. Annals Of

Behavioral Medicine, 39, 151- 161. doi: 10. 1007/s 12160-010-9168-6.

Carole, W., dan Carole, T. (2008). Psikologi (jilid II). (ed. Ke-9). Jakarta:

Erlangga.

Didonna, F. (2009). Clinical handbook of mindfulness. doi: 10.1007/ 978- 0- 387-

09593- 6.

Desmita (2013). Psikologi perkembangan. (cetakan Ke-8). Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Goleman, D. (2004). Emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hurlock, E.B. (2002). Psikologi perkembangan. (ed. Ke-5). Jakarta: PT. Erlangga.

Jaenudin, U. (2012). Psikologi transpersonal. (ed. Ke-1). Bandung: CV. Pustaka

Setia.

Kasmadi, dan Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: CV. Alfabeta.

Latan, H. (2014). Aplikasi analisis data statistik untuk ilmu sosial sains dengan

stata. Bandung: CV. Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Mashar, R. (2011). Emosi anak usia dini. (ed. Ke-1). Jakarta: Kencana.

Papalia. E.D., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development. (ed. Ke-

10). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Prasetyo, B., dan Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Prayitno, B. (2014). Meditasi. (ed. Ke-1). Yogyakarta: Flash Books.

Santrock, W.J. (2012). Life-span development, Perkembangan masa hidup. (ed.

Ke-13). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, J. (2009). Statistik itu mudah, Panduan lengkap untuk belajar

komputasi statistik menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Schneiders, A.A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York :

Winston.

Siregar, S. (2013). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Sobur, A. (2013). Psikologi umum dalam lintasan sejarah. (cetakan Ke-5).

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Surjaweni, W.V., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Teguh, W. (2008). Cara mudah melakukan analisa statistik dengan SPSS.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Lampiran 1.

MASTER TABEL

A. Karakteristik Subjek

No.

Yang Mengikuti Meditasi Yang Tidak

Mengikuti Meditasi

Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin

Keikutsertaan

Meditasi

(tahun)

Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin

1 52 Perempuan 17 44 Laki-laki

2 47 Perempuan 15 29 Perempuan

3 38 Perempuan 14 39 Laki-laki

4 41 Laki-laki 8 47 Laki-laki

5 33 Perempuan 8 54 Perempuan

6 31 Perempuan 2 49 Laki-laki

7 49 Perempuan 2 58 Perempuan

8 35 Perempuan 4 42 Perempuan

9 37 Perempuan 15 32 Perempuan

10 44 Laki-laki 3 52 Perempuan

11 39 Perempuan 7 48 Laki-laki

12 52 Perempuan 9 33 Perempuan

13 47 Laki-laki 14 54 Perempuan

14 32 Perempuan 4 27 Laki-laki

15 54 Perempuan 12 41 Laki-laki

16 48 Perempuan 10 37 Perempuan

17 37 Perempuan 8 52 Perempuan

18 47 Laki-laki 12 49 Perempuan

19 44 Laki-laki 10 49 Laki-laki

20 49 Perempuan 9 38 Laki-laki

21 54 Perempuan 8 47 Perempuan

22 49 Laki-laki 7 49 Laki-laki

23 49 Perempuan 6 31 Perempuan

24 36 Laki-laki 6 54 Perempuan

25 48 Laki-laki 8 24 Laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

B. Jawaban Kuesioner Subjek

1. Yang Mengikuti Meditasi

No. Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 S S TS TS SS S SS TS SS

2 SS S TS STS SS S TS TS TS

3 SS S TS STS SS S S TS S

4 SS S TS TS SS TS SS STS SS

5 S S TS TS S S S TS S

6 SS TS S S S TS S S S

7 SS S TS TS SS TS S TS S

8 SS TS TS TS SS SS TS TS SS

9 S S TS STS SS S SS STS S

10 S SS TS STS S SS SS STS S

11 SS S TS TS S S SS TS SS

12 S S STS STS SS TS S STS S

13 SS TS TS STS SS S SS TS SS

14 SS TS STS TS S SS SS TS S

15 SS S STS STS SS S S STS S

16 SS S TS STS S SS SS STS S

17 S TS TS TS SS SS SS STS SS

18 SS S STS TS S SS TS TS S

19 S S STS STS SS SS S TS S

20 S S STS TS SS S SS TS SS

21 SS S STS TS S TS S TS SS

22 S TS TS STS S SS SS STS S

23 S S TS TS SS SS S TS S

24 SS S STS STS S SS SS TS S

25 SS TS TS TS SS SS SS TS SS

No. Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 TS S S SS SS SS S S S

2 TS SS STS TS S SS S SS S

3 S S TS S S S S S S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

4 STS SS TS SS S SS SS S S

5 TS S TS S S S S S S

6 TS S S S S S SS S S

7 TS S TS S SS S SS SS S

8 TS SS TS SS SS SS SS SS S

9 TS SS STS SS S SS SS S S

10 STS SS TS SS S SS S SS S

11 STS SS TS SS SS SS SS S SS

12 STS S TS SS S S S S SS

13 TS SS TS SS SS S SS SS SS

14 STS S STS S S S SS S S

15 STS S STS SS S SS S SS SS

16 TS SS S SS SS S S SS S

17 TS SS TS S S S SS S S

18 TS S TS S S S S S S

19 TS S TS S SS S SS SS S

20 STS SS STS SS S SS SS S SS

21 TS S TS S S SS SS S SS

22 STS SS TS S SS S S S SS

23 TS SS STS S S SS SS SS S

24 TS S TS S S S SS S SS

25 TS SS STS SS SS SS SS S S

No. Butir Soal

19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 SS SS STS TS S S S STS SS

2 S TS TS TS TS STS TS TS S

3 S S TS TS S TS S TS TS

4 S S STS S S TS S TS S

5 S S TS STS S TS S TS S

6 S S STS TS S TS S TS S

7 TS S STS TS STS TS S TS S

8 TS S TS TS S TS TS TS SS

9 SS TS STS STS S STS SS TS S

10 S SS TS STS SS TS SS STS SS

11 SS S STS STS S STS S STS S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

12 S SS TS TS S TS S TS S

13 SS S TS TS SS TS S STS S

14 SS SS TS TS S TS S TS S

15 SS S TS STS SS S S STS SS

16 S SS STS TS S TS SS TS SS

17 SS S STS TS S STS S TS S

18 S S TS TS SS TS S TS SS

19 S SS TS STS S TS S STS S

20 SS S STS STS S STS SS STS SS

21 S SS TS TS S TS S TS S

22 SS S TS TS S STS S TS SS

23 S S TS STS S TS S TS S

24 S SS TS TS SS TS SS TS SS

25 S SS TS TS SS TS S TS SS

2. Yang Tidak Mengikuti Meditasi

No. Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 SS SS TS STS SS SS S S S

2 SS TS TS STS SS TS SS S SS

3 SS S S S SS S S S SS

4 SS S STS STS STS SS SS STS SS

5 SS SS STS STS SS SS SS SS SS

6 SS S TS TS SS TS S TS S

7 SS S STS STS SS S S SS S

8 SS S TS S SS TS S TS SS

9 S SS TS STS S S S STS S

10 S TS STS STS S TS S S S

11 S S S S S S S S S

12 SS STS STS STS STS TS SS S SS

13 SS S TS STS SS TS SS TS SS

14 SS STS STS STS STS TS SS S SS

15 SS TS STS TS TS S S SS TS

16 SS S S TS TS S S TS S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

17 SS TS S S TS TS SS TS SS

18 SS S S STS TS TS SS S S

19 SS S S STS TS S S STS SS

20 SS TS S S TS S S S TS

21 SS S TS TS TS S S S TS

22 S TS TS TS TS TS S TS SS

23 SS TS TS STS TS TS TS TS TS

24 S S TS STS TS TS S SS S

25 SS TS TS S TS S S S SS

No. Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 S S SS SS SS SS SS S S

2 TS SS STS SS SS SS SS SS S

3 SS SS S SS SS SS SS SS S

4 SS SS STS SS SS SS SS SS SS

5 TS SS TS S SS SS SS SS SS

6 TS SS TS S S S S S S

7 TS SS S TS SS SS S SS S

8 SS SS STS SS SS SS SS SS SS

9 TS S TS S TS S S S TS

10 TS SS S S S SS S SS S

11 S S S S S S S S S

12 STS SS S SS SS SS SS SS SS

13 SS SS TS TS S SS SS SS S

14 STS SS S SS SS SS SS SS SS

15 S SS TS SS SS SS SS S S

16 S SS STS TS TS S SS SS TS

17 S SS TS SS SS SS SS SS S

18 TS SS STS SS SS S S S S

19 SS SS S S S S SS S S

20 S S S S S S SS SS SS

21 SS SS SS SS TS S S S S

22 S S S S SS SS SS S S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

23 TS S TS S S SS S S TS

24 SS SS TS SS SS SS SS SS SS

25 SS SS S S S S S SS S

No. Butir Soal

19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 SS S STS STS SS SS SS STS SS

2 SS S STS STS SS STS SS STS SS

3 SS S STS STS S TS S TS SS

4 SS SS TS TS S S SS S SS

5 S TS STS STS SS SS SS S SS

6 S S STS STS S TS SS TS S

7 S SS TS STS SS SS S TS SS

8 SS S TS S S TS TS STS SS

9 S TS STS STS SS SS SS TS SS

10 SS S STS STS S TS S STS S

11 S S S S S S S S S

12 SS SS S STS SS TS SS STS SS

13 SS SS STS S SS TS SS TS S

14 SS SS S STS SS TS SS STS SS

15 S S STS STS SS S S STS TS

16 S S STS TS S SS S S S

17 S S S STS S TS SS TS SS

18 S S STS STS S TS S TS S

19 SS S STS TS S S SS STS S

20 S TS SS SS SS S TS SS SS

21 TS S S TS S S TS S S

22 SS S STS TS SS TS S TS SS

23 SS TS STS S TS TS SS S STS

24 S S STS TS SS TS SS SS S

25 SS S STS S SS TS SS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

C. Skoring Jawaban Kuesioner Subjek

1. Yang Mengikuti Meditasi

No. Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 3 3 3 3 4 3 4 3 4

2 4 3 3 4 4 3 2 3 2

3 4 3 3 4 4 3 3 3 3

4 4 3 3 3 4 2 4 4 4

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 4 2 S S 3 2 3 S 3

7 4 3 3 3 4 2 3 3 3

8 4 2 3 3 4 4 2 3 4

9 3 3 3 4 4 3 4 4 3

10 3 4 3 4 3 4 4 4 3

11 4 3 3 3 3 3 4 3 4

12 3 3 4 4 4 2 3 4 3

13 4 2 3 4 4 3 4 3 4

14 4 2 4 3 3 4 4 3 3

15 4 3 4 4 4 3 3 4 3

16 4 3 3 4 3 4 4 4 3

17 3 2 3 3 4 4 4 4 4

18 4 3 4 3 3 4 2 3 3

19 3 3 4 4 4 4 3 3 3

20 3 3 4 3 4 3 4 3 4

21 4 3 4 3 3 2 3 3 4

22 3 2 3 4 3 4 4 4 3

23 3 3 3 3 4 4 3 3 3

24 4 3 4 4 3 4 4 3 3

25 4 2 3 3 4 4 4 3 4

No. Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 3 3 2 4 4 4 3 3 3

2 3 4 4 2 3 4 3 4 3

3 S 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 4 3 4 3 4 4 3 3

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

6 3 3 2 3 3 3 4 3 3

7 3 3 3 3 4 3 4 4 3

8 3 4 3 4 4 4 4 4 3

9 3 4 4 4 3 4 4 3 3

10 4 4 3 4 3 4 3 4 3

11 4 4 3 4 4 4 4 3 4

12 4 3 3 4 3 3 3 3 4

13 3 4 3 4 4 3 4 4 4

14 4 3 4 3 3 3 4 3 3

15 4 3 4 4 3 4 3 4 4

16 3 4 2 4 4 3 3 4 3

17 3 4 3 3 3 3 4 3 3

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 4 3 4 4 3

20 4 4 4 4 3 4 4 3 4

21 3 3 3 3 3 4 4 3 4

22 4 4 3 3 4 3 3 3 4

23 3 4 4 3 3 4 4 4 3

24 3 3 3 3 3 3 4 3 4

25 3 4 4 4 4 4 4 3 3

No. Butir Soal

Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 4 4 4 3 3 2 3 4 4 90

2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 83

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 80

4 3 3 4 S 3 3 3 3 3 88

5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 82

6 3 3 4 3 3 3 3 3 3 72

7 2 3 4 3 1 3 3 3 3 83

8 2 3 3 3 3 3 2 3 4 89

9 4 2 4 4 3 4 4 3 3 94

10 3 4 3 4 4 3 4 4 4 97

11 4 3 4 4 3 4 3 4 3 96

12 3 4 3 3 3 3 3 3 3 88

13 4 3 3 3 4 3 3 4 3 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 89

15 4 3 3 4 4 2 3 4 4 96

16 3 4 4 3 3 3 4 3 4 93

17 4 3 4 3 3 4 3 3 3 90

18 3 3 3 3 4 3 3 3 4 85

19 3 4 3 4 3 3 3 4 3 91

20 4 3 4 4 3 4 4 4 4 99

21 3 4 3 3 3 3 3 3 3 87

22 4 3 3 3 3 4 3 3 4 91

23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 89

24 3 4 3 3 4 3 4 3 4 92

25 3 4 3 3 4 3 3 3 4 94

2. Yang Tidak Mengikuti Meditasi

No. Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 4 4 3 4 4 4 3 2 3

2 4 2 3 4 4 2 4 2 4

3 4 3 2 2 4 3 3 2 4

4 4 3 4 4 1 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 1 4

6 4 3 3 3 4 2 3 3 3

7 4 3 4 4 4 3 3 1 3

8 4 3 3 2 4 2 3 3 4

9 3 4 3 4 3 3 3 4 3

10 3 2 4 4 3 2 3 2 3

11 3 3 2 2 3 3 3 2 3

12 4 1 4 4 1 2 4 2 4

13 4 3 3 4 4 2 4 3 4

14 4 1 4 4 1 2 4 2 4

15 4 2 4 3 2 3 3 1 2

16 4 3 2 3 2 3 3 3 3

17 4 2 2 2 2 2 4 3 4

18 4 3 2 4 2 2 4 2 3

19 4 3 2 4 2 3 3 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

20 4 2 2 2 2 3 3 2 2

21 4 3 3 3 2 3 3 2 2

22 3 2 3 3 2 2 3 3 4

23 4 2 3 4 2 2 2 3 2

24 3 3 3 4 2 2 3 1 3

25 4 2 3 2 2 3 3 2 4

No. Butir Soal

10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 2 3 1 4 4 4 4 3 3

2 3 4 4 4 4 4 4 4 3

3 1 4 2 4 4 4 4 4 3

4 1 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 4 3 3 4 4 4 4 4

6 3 4 3 3 3 3 3 3 3

7 3 4 2 2 4 4 3 4 3

8 1 4 4 4 4 4 4 4 4

9 3 3 3 3 2 3 3 3 2

10 3 4 2 3 3 4 3 4 3

11 2 3 2 3 3 3 3 3 3

12 4 4 2 4 4 4 4 4 4

13 1 4 3 2 3 4 4 4 3

14 4 4 2 4 4 4 4 4 4

15 2 4 3 4 4 4 4 3 3

16 2 4 4 2 2 3 4 4 2

17 2 4 3 4 4 4 4 4 3

18 3 4 4 4 4 3 3 3 3

19 1 4 2 3 3 3 4 3 3

20 2 3 2 3 3 3 4 4 4

21 1 4 1 4 2 3 3 3 3

22 2 3 2 3 4 4 4 3 3

23 3 3 3 3 3 4 3 3 2

24 1 4 3 4 4 4 4 4 4

25 1 4 2 3 3 3 3 4 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

No. Butir Soal

Jumlah 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 91

2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 98

3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 88

4 4 4 3 3 3 2 4 2 4 94

5 3 2 4 4 4 1 4 2 4 94

6 3 3 4 4 3 3 4 3 3 86

7 3 4 3 4 4 1 3 3 4 87

8 4 3 3 2 3 3 2 4 4 89

9 3 2 4 4 4 1 4 3 4 84

10 4 3 4 4 3 3 3 4 3 86

11 3 3 2 2 3 2 3 2 3 72

12 4 4 2 4 4 3 4 4 4 93

13 4 4 4 2 4 3 4 3 3 90

14 4 4 2 4 4 3 4 4 4 93

15 3 3 4 4 4 2 3 4 2 84

16 3 3 4 3 3 1 3 2 3 78

17 3 3 2 4 3 3 4 3 4 86

18 3 3 4 4 3 3 3 3 3 86

19 4 3 4 3 3 2 4 4 3 85

20 3 2 1 1 4 2 2 1 4 70

21 2 3 2 3 3 2 2 2 3 71

22 4 3 4 3 4 3 3 3 4 84

23 4 2 4 2 2 3 4 2 1 75

24 3 3 4 3 4 3 4 1 3 84

25 4 3 4 2 4 3 4 2 4 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Lampiran 2. Hasil Uji dengan SPSS versi 16 for Windows

A. Karakteristik Subjek

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Meditasi 50 50.0% 50 50.0% 100 100.0%

Usia * Meditasi Crosstabulation

Meditasi

Total Meditasi Tidak Meditasi

Usia 18-40 tahun Count 9 9 18

% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%

% within Meditasi 36.0% 36.0% 36.0%

% of Total 18.0% 18.0% 36.0%

40-60 tahun Count 16 16 32

% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%

% within Meditasi 64.0% 64.0% 64.0%

% of Total 32.0% 32.0% 64.0%

Total Count 25 25 50

% within Usia 50.0% 50.0% 100.0%

% within Meditasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis_Kelamin * Meditasi 50 50.0% 50 50.0% 100 100.0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Jenis_Kelamin * Meditasi Crosstabulation

Meditasi

Total Meditasi Tidak Meditasi

Jenis_Kelamin Perempuan Count 17 14 31

% within Jenis_Kelamin 54.84% 45.16% 100.0%

% within Meditasi 68.00% 56.00% 62.0%

% of Total 34.00% 28.0% 62.0%

Laki-laki Count 8 11 19

% within Jenis_Kelamin 42.11% 57.89% 100.0%

% within Meditasi 32.00% 44.00% 38.0%

% of Total 16.0% 22.0% 38.0%

Total Count 25 25 50

% within Jenis_Kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

% within Meditasi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Frequencies

Keikutsertaan_Meditasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-5 tahun 5 5.0 20.00 20.0

6-10 tahun 13 13.0 52.00 72.0

11-15 tahun 6 6.0 24.00 96.0

16-20 tahun 1 1.0 4.00 100.0

Total 25 25.0 100.0

Missing System 75 75.0

Total 100 100.0

B. Kestabilan Emosi Subjek

Statistics

Kestabilan_Emosi_med_freq

N Valid 25

Kesatbilan_Emosi_med_freq

Frequency

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 2 8.00 8.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Tinggi 23 92.00 100.0

Total 25 100.0

Kesatbilan_Emosi_nonmed_freq

Frequency

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 4 16.00 16.0

Tinggi 21 84.00 100.0

Total 25 100.0

C. Uji Asumsi

Case Processing Summary

Meditasi

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kestabilan_Emosi Meditasi 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Tidak Meditasi 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Descriptives

Meditasi Statistic Std. Error

Kestabilan_Emosi Meditasi Mean 89.2800 1.21315

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 86.7762

Upper Bound 91.7838

5% Trimmed Mean 89.6333

Median 90.0000

Variance 36.793

Std. Deviation 6.06575

Minimum 72.00

Maximum 99.00

Tidak Meditasi Mean 85.1600 1.47838

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 82.1088

Upper Bound 88.2112

5% Trimmed Mean 85.3222

Median 86.0000

Statistics

Kesatbilan_Emosi_nonmed_freq

N Valid 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Variance 54.640

Std. Deviation 7.39189

Minimum 70.00

Maximum 98.00

Tests of Normality

Meditasi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kestabilan_Emosi Meditasi .136 25 .200* .949 25 .235

Tidak Meditasi .198 25 .013 .940 25 .152

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kestabilan_Emosi Based on Mean .635 1 48 .429

Based on Median .511 1 48 .478

Based on Median and with adjusted df

.511 1 46.029 .478

Based on trimmed mean .620 1 48 .435

Normal Q-Q Plots

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Detrended Normal Q-Q Plots

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

D. Hasil Uji Independent Sample T-Test

Group Statistics

Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kestabilan_Emosi Meditasi 25 89.2800 6.06575 1.21315

Tidak Meditasi 25 85.1600 7.39189 1.47838

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

Kestabilan_Emosi

Equal variances assumed

.635 .429 2.154 48 .036 4.12 1.91242 .2748 7.9651

Equal variances not assumed

2.154 46.238 .036 4.12 1.91242 .2710 7.9689

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Group Statistics

Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Adequasi_Emosi Meditasi 25 29.6400 2.95635 .59127

Tidak Meditasi 25 27.0000 2.87228 .57446

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference Lower Upper

Adequasi_Emosi

Equal variances assumed

1.574 .216 3.202 48 .002 2.6400 .8244 .9825 4.2975

Equal variances not assumed

3.202 47.960 .002 2.6400 .8244 .9824 4.2975

Group Statistics

Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kematangan_Emosi Meditasi 25 30.4400 2.46779 .49356

Tidak Meditasi 25 29.4000 3.12250 .62450

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference Lower

Upper

Kematangan_Emosi

Equal variances assumed

3.224 .079 1.307 48 .198 1.0400 .7960 -.5605 2.6405

Equal variances not assumed

1.307 45.567 .198 1.0400 .79560 -.5627 2.642

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Group Statistics

Meditasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kontrol_Emosi Meditasi 25 29.1600 2.46103 .49221

Tidak Meditasi 25 28.7600 3.56230 .71246

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

Kontrol_Emosi

Equal variances assumed

1.059 .309 .462 48 .646 .4000 .8660 -1.3411

2.1411

Equal variances not assumed

.462 42.659 .646 .4000 .8660 -

1.3468 2.1468

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Lampiran 3.

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh:

Fitri Aprilly

109114085

FAKULTAS PSIKOLOGI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

Yogyakarta, November 2015

Kepada:

Yth. Bapak/ ibu/ saudara/ i

yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat,

Saya Fitri Aprilly, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian mengenai emosi untuk tugas akhir

(skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta bantuan dari

bapak/ ibu/ saudara/ i sekalian untuk meluangkan waktu mengisi pernyataan

penelitian ini. Semua tanggapan yang bapak/ ibu/ saudara/ i berikan akan dijaga

kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata. Oleh

sebab itu, saya mengharapkan bapak/ ibu/ saudara/ i untuk berkenan mengisi skala

yang saya buat dengan menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya. Pada jawaban bapak/ ibu/ saudara/ i tidak ada penilaian

benar atau salah, dan tanggapi semua pernyataan tanpa ada yang terlewati.

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan bapak/ ibu/ saudara/ i

untuk mengisi skala ini.

Hormat saya,

( Fitri Aprilly )

10/PSI/USD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi

pernyataan dengan sukarela tanpa tekanan atau paksaan dari pihak

tertentu, melainkan untuk membantu terlaksananya penelitian

ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya

rasakan dan alami, bukan berdasarkan pandangan ataupun masukan

dari orang lain.

Yogyakarta, November 2015

( ………………………. )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan

dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi

Bpk./Ibu/Sdr./i dengan memberi tanda centang () pada kotak yang

telah disediakan. Adapun pilihan jawaban dari tiap pernyataan, yaitu:

STS : Sangat Tidak Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

TS : Tidak Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i tidak setuju

dengan pernyataan tersebut

S : Setuju, apabila Bpk./Ibu/Sdr./i setuju dengan

pernyataan tersebut

SS : Sangat Setuju, Bpk./Ibu/Sdr./i sangat setuju dengan

pernyataan tersebut

Bpk./Ibu/Sdr./i bebas untuk menentukan jawaban yang sesuai dengan

diri Bpk./Ibu/Sdr./i dan tidak ada jawaban benar atau salah.

Contoh pengerjaan :

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Setiap permasalahan saya

selesaikan secara spontan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

Nama/ Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Keikutsertaan dalam kegiatan meditasi :

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

1. Menjaga kebersihan lingkungan

sangat penting bagi saya

2. Ajakan orang lain tidak mudah

mempengaruhi saya

3. Kesempatan kerja yang semakin

sempit membuat saya berputus asa

4. Sulit bagi saya untuk melihat

keberhasilan orang lain

5. Ketika tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidup saya tetap

berusaha untuk mencari jalan

keluar

6. Kekecewaan saya ungkapkan

secara jujur kepada orang yang

mengecewakan

7. Saya mampu berpegang teguh pada

prinsip yang saya pegang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

8. Ketidaksukaan pada orang saya

tunjukkan dengan memalingkan

muka dan meninggalkannya

9. Kekurangan yang saya miliki bukan

alasan saya untuk minder

10. Setiap mengalami permasalahan

saya selalu pergi mencari hiburan

11. Setiap masalah adalah pelajaran

untuk menjadi yang lebih baik

12. Saya akan mengumpat- umpat

ketika dibuat tidak nyaman

13. Saya mampu bertahan dalam

menghadapi permasalahan yang

tidak kunjung selesai

14. Saya mampu menerima kelebihan

dan kekurangan yang ada di dalam

diri saya

15. Saya akan membantu orang

meskipun tidak dalam bentuk

materi

16. Ketika mengalami permasalahan

saya ingin segera menyelesaikan

permasalahan

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

17. Kegagalan adalah media

pembelajaran untuk menjadi lebih

baik

18. Perubahan yang terjadi selalu saya

perhatikan dan dukung

19. Kelebihan yang dimiliki orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

tidak menjadi beban bagi saya

20. Saya akan tetap bertahan meskipun

tidak mendapat dukungan

21. Membanting barang adalah cara

saya mengungkapkan kemarahan

22. Saya merasa kesulitan untuk

berpikiran positif terhadap masa

depan

23. Deadline bukan halangan bagi saya

untuk bekerja dengan baik

24. Saya akan marah ketika kelemahan

saya menjadi bahan obrolan rekan

kerja

25. Saya akan membantu orang yang

kesulitan menyeberang jalan

No. Pernyataan Pilihan Jawaban

STS TS S SS

26. Kehidupan ini saya rasakan terlalu

berat untuk dijalani

27. Saya tidak malu dengan

kekurangan yang saya miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA … · tampak pada peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Maret 2014, dimana sepasang suami istri yang berusia 71 dan 70 tahun dibunuh oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI