FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2017. 12. 7. · 2.2 Kepemimpinan...
Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2017. 12. 7. · 2.2 Kepemimpinan...
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN
KINERJA KARYAWAN PADA BANK NTT KANTOR CABANG
UTAMA KOTA KUPANG
OLEH:
MEGY FINARY LOUK
802013116
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN
KINERJA KARYAWAN PADA BANK NTT KANTOR CABANG
UTAMA KOTA KUPANG
Megy Finary Louk
Sutarto Wijono
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
i
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan transformasional dengan
kinerja karyawan. Penelitian dilakukan di Kantor Cabang Utama Bank NTT Kota Kupang.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang karyawan, sampel yang digunakan sebanyak
30 orang karyawan. Pengambilan data menggunakan dua skala. Skala yang pertama yaitu Skala
Kinerja Karyawan (Gomes, 2009) dan Skala Multifaktor Leadership Questionnaire (MLQ) (Bass
Avolio, 1990). Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji korelasi oleh Spearman’s rho
dengan program SPSS statistics 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional berhubungan tidak signifikan dengan kinerja karyawan pada
Bank NTT Cabang Utama Kota Kupang dengan (r) = 0,350 dan sig. 0,058 (p > 0.05).
Kata Kunci : Kepemimpinan Transformasional, Kinerja Karyawan
ii
Abstract
This research aims to know the relationship of transformational leadership with the performance
of employees. The research was conducted at the main branch office Bank NTT Kupang. The
population in this study amounts to 50 employees, the sample used as many as 30 employees.
Retrieval of data using two scale. The first i.e the performance of employees scale (Gomes, 2009)
and Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) scale (Bass & Avolio, 1990). The data
obtained were analyzed using test correlation by Spearman's rho with SPSS statistics program
16.0 for windows. The result of the study showed that Transformational Leadership is related not
significant with the performance of employees at the main branch office Bank NTT Kupang with
(r) = 0.350 and Sig. 0,058 (p > 0,05).
Keywords : Transformational Leadership, Employees Performance
1
PENDAHULUAN
Ada pernyataan yang menyatakan bahwa organisasi merupakan suatu unit yang terdiri
dari dua atau lebih untuk mencapai tujuan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Robbins dan
Judge (2008) Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas
dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan
bersama. Menurut Munandar (2006), organisasi (industri) sebagai suatu sistem terdiri dari
subsistem hingga satuan kerja yang terkecil yaitu tenaga kerja. Menurut Robbins, organisasi
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama (common goal or a set of goals). Organisasi dibedakan
menjadi dua, yaitu organisasi Profit/Laba dan Organisasi Nonprofit/Nirlaba. Organisasi profit
yaitu organisasi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan profit/laba. Biasanya merupakan
perusahaan manufaktur, bank, perusahaan asuransi dll. Sementara itu, organisasi Nonprofit/
Nirlaba adalah organisasi yang mempunyai tujuan tidak untuk mendapatkan profit/laba.
Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Bank NTT adalah satu-satunya bank daerah yang berfungsi untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Nusa Tenggara Timur. Bank NTT
didirikan pada tahun 1962 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah NTT dan dipelopori
oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di NTT yang
secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Oleh karena
tugas tanggungjawabnya terhadap pemerintah, maka Bank NTT terkhususnya karyawan harus
memiliki kinerja karyawan yang baik dan mampu memenuhi tujuan pemerintah yaitu untuk
pembangunan daerah dan meningkatkan perekonomian daerah.
2
Adapun fenomena yang terjadi pada Bank NTT Kupang berdasarkan situs resmi Bank
NTT adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi karyawan sehingga kinerja karyawan lebih
tinggi, adanya komitmen Bank NTT untuk terus meningkatkan kinerja setiap tahunnya, SDM
(sumber daya manusia) sebagai penentu tercapainya tujuan Bank, dan adanya penilaian kinerja
untuk melihat apa pengembangan dan hal-hal lain yang bisa meningkatkan kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan 2 orang karyawan Bank NTT menunjukkan
bahwa sebagian karyawan beranggapan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dengan
menunjukkan kuantitas kerja yang sesuai dengan target dan kualitasnya baik. Namun disisi lain
beberapa karyawan beranggapan bahwa tugas mereka cukup dilakukan secara disiplin tetapi ada
beberapa karyawan belum melakukan tanggungjawabnya dengan baik. Selain itu, tingkat
keterlambatan karyawan yang masih tinggi, dan pengaruh dari atasan atau pemimpin
mempengaruhi kinerja karyawan. Atas dasar fenomena-fenomena yang terjadi, dapat dikatakan
bahwa ada masalah yang terkait dengan kinerja karyawan di Bank NTT. Oleh sebab itu,
penelitian mengenai kinerja karyawan penting dilakukan.
Kinerja karyawan yang baik akan membantu organisasi mencapai tujuan organisasi
sedangkan kinerja karyawan yang buruk akan menghambat tercapainya tujuan organisasi.
Adapun hasil penelitian dari kinerja karyawan didalam Siiti Setiawati (2013) semakin tinggi
kinerja karyawan maka semakin tinggi kualitas pelayanan jasa atau semakin rendah kinerja
karyawan maka semakin rendah kualitas pelayanan jasa. Kinerja karyawan mempengaruhi
keberlangsungan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan, ketika Kinerja
karyawan yang baik maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, sedangkan kinerja
yang buruk dapat menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Kinerja yang buruk dapat di sebabkan
oleh karyawan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan target dan waktu yang di
3
tentukan oleh perusahaan sehingga berdampak tidak tercapainya tujuan perusahaan yang sudah
ditentukan.
Menurut Tiffin & Mc. Commick (Melianawati, dkk 2001), kinerja seseorang dipengaruhi
oleh faktor yang berasal dari diri dalam individu yaitu faktor individual, dan kondisi yang berasal
dari luar individu yaitu faktor situasional. Faktor penting yang menentukan kinerja karyawan dan
kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan menurut Bass (2003),
Locander (2002), serta Yammarino (1993) adalah kepemimpinan (leadership). Untuk
mendukung fenomena diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai BLK Sragen. Artinya semakin baik fungsi kepemimpinan, maka
semakin tinggi kinerja pegawai. Sebaliknya semakin rendah (kurang baik) fungsi kepemimpinan,
maka semakin rendah kinerja pegawai (Utami, 2011). Hasil penelitian lain yang mendukung
yaitu dalam Saifullah (2012) Gaya Kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap
Kinerja Karyawan pada Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten
Bengkalis.
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin harus sesuai dengan situasi
kerja yang ada didalam organisasinya. Di Indonesia survey yang dilakukan majalah SWA tahun
1996 menunjukkan ciri CEO/Pemimpin ideal adalah mereka yang berwawasan luas,
berpandangan jauh, cerdas, jujur, kooperatif, tegas, bisa menguasai diri, adil, berani, dan
berambisi. Dalam contingency approach, teknik manajemen yang baik dari seorang pemimpin
akan memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan organisasional dalam berbagai situasi atau
hal yang berbeda-beda. Berdasarkan pendekatan ini, ada beberapa gaya kepemimpinan yang
dapat diaplikasikan salah satunya kepemimpinan Transformasional. Kepemimpinan
transformasional pada hakikatnya menekankan seorang pemimpin, melalui visi dan energinya,
4
perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka melampaui dari
apa yang mereka harapkan dengan : menanamkan “rasa memiliki” terhadap arti penting dan
nilai dari tugas mereka masing-masing, membujuk para bawahannya melakukan tugas mereka
melebihi kepentingan pribadi bagi kepentingan team, organisasi, atau kebijakan yang lebih besar,
dan memenuhi kebutuhan karyawan pada tingkat yang lebih tinggi dari apa yang mereka
butuhkan. (Andreas Lako, 2004).
Sementara itu, penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap
motivasi dan kinerja karyawan yang dilakukan dengan sampel sebanyak 62 responden
menggunakan analisis deskriptif, analisis factor dan analisis jalur (Sudi Kasus Pada PT.
Pandawa, 2014) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan
transformasional dengan kinerja karyawan (Tucunan, 2014). Selain itu, hasil penelitian oleh
Nurhayati mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional, motivasi, dan komunikasi
terhadap kinerja karyawan pada PT. Pika Prima Inspira Semarang, kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Pika Prima
Inspira Semarang. Penelitian lain mengenai Pengaruh Kepemimpinan Transfromasional dan
Budaya Organisasi terhadap Kepuasan kerja dan kinerja Karyawan PT. Jamsostek (PERSERO)
Cabang Surabaya juga menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan (Ritawati,2013).
Adapun beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berlawanan. Dalam Prastyo (2014)
menunjukkan bahwa pengaruh antara variable gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan memiliki hubungan tidak langsung yaitu melalui kualitas hubungan. Selain itu,
dalam Supriatin dan Wandary (2015) penelitian dengan responden sebanyak 86 orang
menggunakan teknik sampling jenuh dan linear berganda menunjukkan bahwa Kepemimpinan
5
transformasional berpengaruh tidak positif terhadap kinerja karyawan di RSIA Mutiara Bunda.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa kepemimpinan transformasional tidak memperngaruhi kinerja
karyawan karena dipengaruhi juga oleh factor lainnya.
Dari hasil penelitian diatas, peneliti ingin mengkaji secara lebih khusus mengenai
hubungan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada Bank NTT. Dengan
alasan bahwa penelitian sebelumnya berbeda secara populasi, analisis data dan tempat
pengambilan data. Dimana, penelitian yang dilakukan jarang dilakukan pada organisasi seperti
Bank milik pemerintah daerah yang merupakan organisasi yang sangat mementingkan kinerja
karyawan dalam peningkatan ekonomi daerah. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melihat
apakah ada Hubungan kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada Bank
NTT?
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja Karyawan
2.1.1 Definisi Kinerja Karyawan
Beberapa ahli mendefinisikan Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai
dan Basri, 2005). Menurut Gomes (2000) kinerja adalah outcome yang dihasilkan dari
fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selam satu periode tertentu. Lebih luas,
Amstrong dan Baron mengatakan Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
6
kontribusi ekonomi (1998). Kinerja karyawan yang baik akan membantu organisasi
dalam mencapai tujuan secara maksimal.berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang untuk mencapai target
atau tujuan sesuai dengan tanggungjawabnya.
2.1.2 Aspek Kinerja karyawan
Menurut Gomes (2000) menyatakan bahwa Kinerja meliputi beberapa aspek,
sebagai berikut :
1. Kualitas Kerja, dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya
2. Kuantitas Kerja, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan
3. Pengetahuan tentang pekerjaan, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya.
4. Kreativitas, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan tindakan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Kerja sama, kesediaan untuk bekerja sama dengan yang lain
6. Kesadaran, dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.
7. Inisiatif, semangat untuk menyelesaiakn tugas baru dalam memperbesar
tanggungjawabnya.
8. Kualitas diri, menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan dan intergritas
pribadi.
7
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan
Gorda (2006:13) menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah.
1) Kepemimpinan Transformasional
Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia secara ikhlas
melaksanakan suatu pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.dalam hal ini yaitu kepemimpinan transformasional.
2) Komunikasi
Merupakan suatu proses penyampaian informasi yang memberikan pengertian dari
seseorang kepada orang lain sehingga timbul keyakinan untuk melaksanakan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi
Rangkaian dorongan terhadap seseorang untuk melakuka sesuatu guna mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Hubungan manusiawi
Keseluruhan rangkaian hubungan baik yang bersifat formal maupun informal antara
atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, antara bawahan dengan bawahan lainya
agar dibina kearah hubungan harmonis sehingga timbul kebersamaan diantara
organisasi.
5) Lingkungan fisik tempat kerja
8
Segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar para pekerja dan yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas - tugas yang dibebankan.
2.2 Kepemimpinan Transformasional
2.2.1 Definisi Kepemimpinan Transformasional
Dalam memimpin, setiap pemimpin memiliki cara tersendiri untuk memotivasi atau
mendorong bawahannya untuk bekerja. Hal inilah yang disebut gaya kepemimpinan. Menurut
Bass dan Avolio (1994) mendefinisikan kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang
mampu mengubah perilaku bawahannya menjadi seseorang yang merasa mampu dan
bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Menurut
O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan
oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja
melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru.
Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat
lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau
keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Seorang
pemimpin transformasional dapat memotivasi para pengikutnya dengan tiga cara (Yukl, 1998),
yaitu: (1) membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil‐hasil suatu pekerjaan, (2)
mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri
sendiri, dan (3) mengaktifkan kebutuhan‐kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi.
9
2.1.2 Aspek-aspek Kepemimpinan Transformasional
Aspek kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio (1994) adalah sebagai berikut:
(1) Idealized influence (or charismatic influence)
Idealized influence mempunyai makna bahwa seorang pemimpin transformasional
harus kharisma yang mampu “menyihir” bawahan untuk bereaksi mengikuti
pimpinan. Dalam bentuk konkrit, kharisma ini ditunjukan melalui perilaku
pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, mempunyai pendirian yang kukuh,
komitmen dan konsisten terhadap setiap keputusan yang telah diambil, dan
menghargai bawahan. Dengan kata lain, pemimpin transformasional menjadi role
model yang dikagumi, dihargai, dan diikuti oleh bawahannya.
(2) Inspirational motivation
Inspirational motivation berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
menerapkan standar yang tinngi akan tetapi sekaligus mampu mendorong
bawahan untuk mencapai standar tersebut. Karakter seperti ini mampu
membangkitkan optimisme dan antusiasme yang tinggi dari pawa bawahan. Dengan
kata lain, pemimpin transformasional senantiasa memberikan inspirasi dan
memotivasi bawahannya.
(3) Intellectual stimulation
Intellectual stimulation karakter seorang pemimpin transformasional yang mampu
mendorong bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan
rasional. Selain itu, karakter ini mendorong para bawahan untuk menemukan cara
baru yang lebih efektif dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, pemimpin
10
transformasional mampu mendorong (menstimulasi) bawahan untuk selalu kreatif dan
inovatif.
(4) Individualized consideration
Individualized consideration berarti karakter seorang pemimpin yang mampu
memahami perbedaan individual para bawahannya. Dalam hal ini, pemimpin
transformasional mau dan mampu untuk mendengar aspirasi, mendidik, dan melatih
bawahan. Selain itu, seorang pemimpin transformasional mampu melihat potensi
prestasi dan kebutuhan berkembang para bawahan serta memfasilitasinya. Dengan
kata lain, pemimpin transformasional mampu memahami dan menghargai bawahan
berdasarkan kebutuhan bawahan dan memperhatikan keinginan berprestasi dan
berkembang para bawahan.
2.3 Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Karyawan
Pemimpin sangat berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Vadeveloo et al.
(2009) menyatakan, efektivitas pemimpin dalam melakukan komunikasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut
Mangkunegara (2006) tidak hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan tetapi juga dapat dipengaruhi
oleh bermacam-macam factor dari luar seperti gaji/kompensasi, kemampuan potensi (IQ),
pendidikan, hubungan kerja, fasilitas kerja, dan factor lainnya. Namun berdasarkan berdasarkan
hasil studi pada perusahaan batubara di Kalimantan, kepemimpinan transformasional terbukti
secara signifikan mempengaruhi pemberdayaan dan kepercayaan pada pemimpin sebagai
ditunjukkan dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
langsung, kepemimpinan transformasional lebih efektif memberikan efek langsung pada kinerja
11
daripada melalui pemberdayaan, kepercayaan, dan kepuasan dengan pemimpin. (Ekaningsih,
2014).
Penelitian yang dilakukan pada 34 karyawan Selatan Surabaya CS divisi PT.
Telekomunikasi Indonesia menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan berpengaruh secara signifikan dan positif. (Prastyo, 2014). Adapun
penelitian lain yang menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan yaitu studi kasus yang dilakukan oleh Tucunan et al. (2014) terhadap
62 responden di PT Pandawa menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan. Hal ini bisa dipahami bahwa
semakin kuat pemahaman dan pelaksanaan kepemimpinan transformasional maka semakin kuat
kinerja karyawan.
Adapun penelitian lain yang menunjukkan hasil yang berbeda yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Supriatin (2015) mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional,
kompensasi finansial dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di RSIA Mutiara
Bunda yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh negatif terhadap
kinerja karyawan di RSIA Mutiara Bunda. Dengan berbagai hasil penelitian yang ada, peneliti
masih merasa perlu meneliti mengenai hubungan kepemimpinan dengan kinerja karyawan
dengan alasan penelitian ini berupa penelitian korelasional yang meneliti sebuah organisasi
pemerintah tetapi juga merupakan organisasi profit/laba dimana organisasi ini berbeda dengan
organisasi yang telah diteliti sebelumnya. Hal kedua yang menjadi alasan adalah jumlah populasi
yang mencakup keseluruhan karyawan pada Bank NTT cabang utama kupang.
12
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan
kuantitatif asosiatif. Dimana penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan.
B. Variabel Penelitian
Adapun variable-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X) : Kepemimpinan Transformasional
2. Variabel Terikat (Y) : Kinerja Karyawan
C. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank NTT kantor cabang utama
Kupang yang berjumlah 50 orang. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi
yang ada yaitu 50 karyawan.
D. Alat Ukur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala. Skala yang pertama
skala kinerja karyawan yang menggunakan skala Kinerja Karyawan Gomes (2009) dengan r
=0,885. Alat ukur ini terdiri atas beberapa dimensi yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja,
pengetahuan tentang pekerjaan, kreativitas, kerja sama, kesadaran, inisiatif, dan kualitas diri
dengan jumlah keseluruhan aitem 50 aitem. Skala kedua Kepemimpinan transformasional
menggunakan skala Multifaktor Leadership Questinnaire (MLQ) milik Bass dan Avolio
13
(1990) yang diterjemahkan oleh ( Purwanto dalam Kurniawan, 2002) diadaptasi oleh
Yohanes (2004) dengan tingkat reliabilitas 0,954. Alat ukur ini terdiri atas beberapa aspek
yaitu idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan
individualized consideration dengan Keseluruhan jumlah aitem 45 aitem. Kedua skala ini
menggunakan perhitungan dengan program SPSS 16.0 for windows. Pembagian Angket
dilakukan dalam rentang waktu 1 minggu, hal ini karena waktu kerja karyawan yang tinggi
sehingga penulis terhambat dalam pengumpulan angket. Angket diberikan kepada 50 orang
karyawan Kantor Cabang Utama Bank NTT kupang pada tanggal 5-10 Maret 2017. Angket
yang kembali kepada penulis sebanyak 30 angket.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan meminta surat ijin penelitian pada dosen
pembimbing yang ditujukan pada Bank NTT Kota Kupang. Setelah itu, melakukan
pengambilan data pada karyawan di Bank NTT Kota Kupang. Peneliti menggunakan metode
Kuesioner atau angket. Konsep dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert
dalam Azwar (2012). Dalam skala likert, responden dapat memilih empat alternative
jawaban, yakni Sangat sesuai, Sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Partisipan
diminta memberikan jawaban dengan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.
Semua aitem dalam angket tersebut dibagi atas dua kelompok yaitu favorable dan
unfavorable. Aitem favorable diberi nilai 4 untuk pilihan jawaban sangat setuju, nilai 3 untuk
pilihan jawaban setuju, nilai 2 untuk pilihan jawaban tidak setuju dan nilai 1 untuk pilihan
jawaban sangat tidak setuju. Aitem unfavorable diberi nilai 1 untuk pilihan jawaban sangat
14
setuju, nilai 2 untuk pilihan jawaban tidak setuju, nilai 3 untuk pilihan jawaban tidak setuju
dan nilai 4 untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju.
Sebelumnya juga peneliti menggunakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan data
sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling.
F. Analisa Data
Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson, keseluruhan
analisis data pada penelitian ini dengan menggunaka SPSS Statistic 16.0 for windows.
15
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat realibilitas pada item yang digunakan
sebesar 0.927 dengan 19 item gugur. Hal ini menunjukkan bahwa item yang digunakan dalam
angket kepemimpinan transformasional reliable. Sedangkan untuk uji validitas kepemimpinan
transformasional, korelasi item berada diantara 0.335 – 0.844. untuk tingkat reliabilitas pada
kinerja karyawan digunakan sebesar 0.993 dengan 4 item gugur. Hal ini berarti bahwa item yang
digunakan dalam angket kinerja karyawan reliable dengan uji validitas item sebesar 0.641 –
0.999.
ANALISIS DESKRIPTIF
a. Kepemimpinan Transformasional
Table 1.1
Kriteria Skor Kepemimpinan Transformasional
No Interval Kategori Frekuensi % Mean
1 26 ≤ x < 46,8 Sangat Rendah 0 0
2 46,8 ≤ x < 67,6 Rendah 7 23,3
3 67,6 ≤ x < 88,4 Sedang 21 70 75,80
4 88,4 ≤ x < 109,2 Tinggi 2 6,7
5 109,2 ≤ x ≤ 130 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 30 100 %
SD = 9,50 Max = 130 Min = 26
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat kepemimpinan transformasional yang
diperoleh dari subjek sebanyak 30 orang, dari tingkat sangat rendah sampai tingkat sangat
16
tinggi. Pada kategori sangat rendah didapat presentase sebesar 0%, kategori rendah
sebesar 23,3%, kategori sedang sebesar 70%, kategori tinggi sebesar 6,7% dan kategori
sangat tinggi sebesar 0%. Hasil analisis kepemimpinan transformasional mendapatkan
nilai minimum sebesar 26, nilai maksimum sebesar 130, dengan rata-rata 75,80 dan
standar deviasi 9,50.
Berdasarkan seleksi item dari uji reliabilitas terdapat 19 item yang dinyatakan
gugur dan 26 item yang digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil data yang didapat,
tingkat kepemimpinan trasformasional pada karyawan Bank NTT kantor Cabang Utama
Kupang berada pada tingkat tinggi. Pembagian interval dilakukan untuk mengurangi
jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya sesuai pilihan
kategori.
b. Kinerja Karyawan
Tabel 1.2
Kriteria Skor Kinerja Karyawan
No Interval Kategori Frekuensi % Mean
1 46 ≤ x < 82,8 Sangat Rendah 0 0
2 82,8 ≤ x < 119,6 Rendah 0 0
3 119,6 ≤ x < 156,4 Sedang 27 90 141,03
4 156,4 ≤ x < 193,2 Tinggi 3 10
5 193,2 ≤ x ≤ 230 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 30 100 %
SD = 10,19 Max = 230 Min = 46
17
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat tingkat kinerja karyawan yang diperoleh
dari subjek sebanyak 30 orang, dari tingkat sangat rendah samapai tingkat sangat tinggi.
Pada kategori sangat rendah didapat presentase sebesar 0%, kategori rendah sebesar 0%,
kategori sedang sebesar 90%, kategori tinggi sebesar 10% dan kategori sangat tinggi
sebesar 0%. Hasil analisis kinerja karyawan mendapatkan nilai minimum sebesar 46,
nilai maksimum sebesar 230 dengan rata-rata sebesar 141,03 dan standar deviasi sebesar
10,19.
Berdasarkan seleksi item dari uji reliabilitas terdapat 4 item yang dinyatakn gugur
dan 46 item digunakan untuk penelitian. Berdasarkan hasil data yang didapat, tingkat
kinerja karyawan pada karyawan Bank NTT Kantor Cabang Utama Kupang berada pada
tingkat sedang, pembagian interval dilakukan untuk mengurangi jumlah skor tertinggi
dengan jumlah skor terendah dan membaginya sesuai pilihan kategori.
UJI NORMALITAS
Berdasarkan hasil uji normalitas, variable kepemimpinan transformasional
memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,141 dengan signifikansi sebesar 0,148.
Sedangkan pada variable kinerja karyawan memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov Z
sebesar 0,651 dengan signifikansi sebesar 0,791 (p > 0,05). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kedua variable tersebut berdistribusi normal.
18
UJI LINEARITAS
Berdasarkan hasil uji linearitas, diperoleh nilai F sebesar 0,981 dengan signifikansi
sebesar 0.524 yang menunjukkan Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan
berhubungan secara Linear.
UJI KORELASI
KEPEM KINERJA
Spearman's rho KEPEM Correlation Coefficient 1.000 .350
Sig. (2-tailed) . .058
N 30 30
KINERJA Correlation Coefficient .350 1.000
Sig. (2-tailed) .058 .
N 30 30
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s rho diperoleh
koefisien korelasi antara Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan sebesar
0,350 dengan sig. = 0,058 (p > 0,05) yang berarti ada hubungan yang tidak signifikan antara
Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan.
19
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada uji korelasi menggunakan
Spearman’s diperoleh koefisien korelasi antara Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja
Karyawan sebesar 0,350 dengan sig. = 0,058 (p > 0,05) yang berarti ada tidak ada hubungan
antara Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepemimpinan transformasional maka akan semakin rendah kinerja karyawan di
Bank NTT Kantor Cabang Utama Kupang. Sebaliknya jika Kepemimpinan transformasional
rendah maka kinerja karyawan pun akan meningkat. Sedangkan dalam hasils analisis deskriptif,
karyawan memiliki kinerja yang tergolong sedang dan hasil analisis deskriptif kepemimpinan
transformasional tergolong sedang. Kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio
(1994) adalah pemimpin yang mampu mengubah perilaku bawahannya menjadi seseorang yang
merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang bermutu.
Ada beberapa kemungkinan tidak adanya hubungan antara kepemimpinan
transformasional dan kinerja karyawan. Pertama pemimpin dianggap telah mampu
mentransformasikan dirinya sebagai pemimpin dengan perilaku dan karakter yang sesuai dengan
harapan karyawan sehingga hal tersebut tidak memberi pengaruh terhadap peningkatan kinerja
karyawan. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian oleh Nurdin & Rohendi (2016) yang
menyatakan bahwa Kepemimpinan Transformasional tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan, karena gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan pemimpin dapat
diterima karyawan dan menjadi suatu kebiasaan dalam organisasi.
20
Kedua, pada umumnya gaya kepemimpinan transformasional sudah menjadi bagian yang
sering dilakukan dalam pengelolaan organisasi. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan tersebut
tidak terlalu dirasakan sebagai hal yang dapat membantu peningkatan kinerja karyawan. Karena,
karyawan mampu meningkatkan kinerjanya melalui standar kerja yang telah ditetapkan oleh
perusahaan untuk dicapai. Hal ini menjadi alasan mengapa kepemimpinan transformasional tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yudhi Setiawan (2015) yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Kinerja karyawan tergolong dalam kategori
sedang. Kinerja karyawan yang tergolong sedang dikarenakan beberapa karyawan dalam
melakukan tugas yang diberikan oleh atasan dilakukan hanya dengan displin tanpa memenuhi
tujuannya dan kualitas serta kuantitas tugas tersebut. Selain itu, beberapa karyawan juga sering
mengalami keterlambatan yang kemudian menyebabkan adanya hukuman dan menghambat
kinerja karyawan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Cahyono & Maarif (2014) yang menunjukkan bahwa
Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
karyawan PDP Jember.
Sementara itu, Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini termasuk kategori
sedang. Tergolong sedangnya kepemimpinan transformasional berdampak pemimpin mampu
membawa kesadaran pengikutnya dengan memunculkan ide-ide produktif dan nilai moral. Hal
ini dapat dilihat dengan jarang adanya pemecatan karyawan dan kebutuhan karyawan yang selalu
dipenuhi. Misalnya pada jam kerja lembur setiap kebutuhan karyawan termasuk makanan
21
ditanggung oleh organisasi atau pemimpin. Hal ini kemudian menimbulkan rasa menghormati,
kagum dan kesetiaan pada pemimpin.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa kinerja karyawan tidak hanya dipengaruhi oleh
kepemimpinan transformasional. Penelitian yang dilakukan oleh Yudhi Setiawan (2015) yang
meneliti mengenai pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Trasaksional terhadap
Kinerja Karyawa PT ISS Indonesia di Rumah Sakit National Surabaya menunjukkan bahwa ada
factor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu kompensasi gaji yang diterima,
budaya perusahaan dan lain sebagainya. Adapun menurut Mangkunegara (2006) kinerja tidak
hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam
factor dari luar seperti gaji/kompensasi, kemampuan potensi (IQ), pendidikan, hubungan kerja,
fasilitas kerja, dan factor lainnya.
22
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara variabel Kepemimpinan
Transformasional dengan variabel Kinerja Karyawan pada karyawan di Bank NTT
Cabang Utama Kota Kupang.
SARAN
Terkait hasil penelitian dan uraian yang sudah dijelaskan maka penulis memiliki
saran sebagai berikut:
- Bagi Bank NTT Cabang Utama Kupang
Untuk meningkatkan kinerja karyawan, pemimpin dapat memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk dapat melakukan kompetisi yang positif sehingga mampu
meningkatkan kinerja karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
tugas-tugas yang jelas dan menantang bagi karyawan.
- Bagi Karyawan
Diharapkan dapat mengambil kesempatan berkompetisi yang diberikan oleh
pemimpin dan melakukan tugas-tugas dan tanggungjawab lebih baik sehingga
mampu meningkatkan kinerjanya.
- Bagi Peneliti Lain
Dalam melakukan penelitian berikutnya diharapkan dapat mengkaji dengan variable
lain yang belum diteliti, memperhatikan skala psikologi yang digunakan dan jumlah
responden.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abelio. P., Fransisca A. (2015). Analisa pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variable perantara di PT.
Anugerah Baru Denpasar. AGORA Vol. 3, No. 2.
Adinata. S. W. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi, dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan KJKS TAMZIS Bandung; Jurnal Ekonomi,
Bisnis, & Enterpreneurship Vol. 9, No. 2, 136-157. ISSN 2443-2121.
Andreas, L (2014). Kepemimpinan dan Kinerja organisasi
Amstrong, Mischael, (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Sofyan dan
Haryanto. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian.
Yogyakarta: Bina Aksara
Astuti, Y. F. (2015) Pengaruh Gaya Kepemimpinan transformasional dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan pada Karyawan Pamella Supermarlet 7
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Cahyono, U. Maarif, S. Suharjono (2014). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap
Kinerja Karyawan di Perusahaan Daerah Perkebunan Jember. Jurnal Managemen &
Agribisnis, Vol. 11 No. 2.
Dola .A . G (2015). The Effect Of Transformational Leadership on The Performance of
Employees in Kenya: The Case Of Kenya WildLife Service.
Dvir, Avolio. J. B., Shamir. B. (2002). Impact Of Transformational Leadership On Follower
Development and Performance: A Field Experiment. Academy Of Managament Journal.
Vol. 45, No. 4, 735-744.
Ekaningsih, S. A. (2014). The Effect Of Transformational Leadership on the Employees’
Performance trough Intervening Variables of Empowerment, Trust, and Satification (A
Study On Coal Companies In East Kalimantan). European Journal And Business and
Management. Vol. 6, No. 22. ISSN 2222-1905 (paper) ISSN 2222-2839 (online).
Elyatika, D. (2016) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transfromasional dan Komitmen Kerja
terhadap Kinerja Karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO) TBK Unit Tarahan
Gomes, F. C, (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi.
24
Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Kebrhasilan. Jakarta:
CV. Haji Masagung.
Imkokmey, N. (2014). Tesis Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emosi sebagai
Prediktor Kinerja Guru SD Kristen Tritunggal Semarang.
Mangkunegara, P. (2006). Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurdin. S, Rohendi (2016). Gaya Kepepmimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, Dan
Kinerja dengan Mediasi komitmen Organisasi. Ecodemica, Vol. IV No. 1 April 2016
Ranggananda, Sancaka. (2012) Pengaruh gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Chevron Geothermal Indonesia Ltd.,
Darajat, Garut, Jawa Barat)
Riski. R. M. (2014) Pengaruh kepemimpinan Transformasional terhadap budaya Organisasi pada
Karyawan CV. Muse Entertaiment Center Samarinda.
Ritawati. A. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Surabaya.
DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, Vol. 9, hal. 82-93.
Ritonga, Rahman. 1997. Statistika untuk Penelitian Psikologi dan Penelitian. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Rivai, Vethzal & Basri (2005). Performance Appraisal: Sistem yang tepat untuk menilai Kinerja
Karyawan dan Meningkatkan daya Saing Perusahaan. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen P., (2006). Perilaku Organisasi.
PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta.
Robbins, Stephen P., (1996). Perilaku Organisasi Jilid II, Ahli Bahasa HadayanaPujaatmaka.
Jakarta. Prenhalindo.
Rumawas, W. (2015) Pengaruh kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada KLaryawan Bank BCA Manado) ISSN 1907-316X, Vol 10, No 1
Subiyakto, A., (2004). Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Bagian
terhadap Motivasi Kerja Supervisor di PT Djarum Kudus. UKSW.
Setiawati, S. T. (2013). Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kualitas Pelayanan di Tebing
View Resort. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu
25
Setiawan, E. Y (2015) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional terhadap
kinerja Karyawan PT. ISS Indonesia di Rumah Sakit National Surabaya. E-Jurnal Ilmu
Manajemen Magistra Vol. 1 No. 1 Febuari 2015
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas.
Sukirman. (2012). Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Pengembangan Kewirausahaan
Usaha Kecil Jenang Kudus di Kabupaten Kudus. Proceeding Call Paper PEKAN
ILMIAH DOSEN FEB – UKSW.
Supriatin (2015). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi Finansial dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di RSIA Mutiara Bunda. Jurnal
Wawasan Manajemen, Vol. 3.
Tucunan, A. J. Supartha, G. W. Riana, G. I. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. Pandawa). E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 3.9: 533-550. ISSN : 2337-3067.
Website: http://www.bpdntt.co.id/