FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA...

35
HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA PAPUA DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH NOVANDRO WILSON PATTINAMA 80 2013 085 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA...

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA MAHASISWA PAPUA DI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

OLEH

NOVANDRO WILSON PATTINAMA

80 2013 085

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi
Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novandro Wilson Pattinama

Nim : 80 2013 085

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality free right) atas karya

ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI

PADA MAHASISWA PAPUA DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat

dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 15 Agustus 2017

Yang menyatakan :

Novandro Wilson Pattinama

Mengetahui,

Pembimbing

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertandatangan ini :

Nama : Novandro Wilson Pattinama

Nim : 802013085

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI

PADA MAHASISWA PAPUA DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Yang dibimbing adalah :

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS,

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangakai kalimat atau gambar serta symbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya

sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 15 Agustus 2017

Yang memberi pernyataan

Novandro Wilson Pattinama

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI BERPRESTASI

PADA MAHASISWA PAPUA DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Oleh

Novandro Wilson Pattinama

802013085

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui Pada Tanggal : 22 Agustus 2017

Oleh:

Pembimbing

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. SutartoWijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

HUBUNGAN POLA ASUH OTORITATIF DAN MOTIVASI

BERPRESTASI PADA MAHASISWA PAPUA DI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Novandro Wilson Pattinama

Chr Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara pola

asuh otoritatif dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua di Universitas Kristen

Satya Wacana. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan Teknik

pengambilan data accidental. Partisipan penelitian ini adalah 71 mahasiswa Papua yang

masih aktif berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana. Hasil penelitian ini adalah

ada hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif yang diterapkan orang

tua dan motivasi berprestasi mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana.

Hasil data menunjukan dari 71 sampel terdapat 63,4% mahasiswa Papua mendapatkan

pola asuh otoritatif dari orang tua dan 61,78% mahasiswa Papua memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi. Makin tinggi pola asuh otoritatif maka makin tinggi pula

motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua.

Kata kunci : Pola asuh otoritatif, motivasi berprestasi,

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

ii

ABSTRACT

This study aims to determine whether or not there is a relationship between

authoritative parenting patterns and an achievement motivation in Papuan students at

Satya Wacana Christian University. This research use quantitative method with

accidental data retrieval technique. Participants of this study are 71 Papuan students

who are still active in college at Satya Wacana Christian University. The result of this

research is there is positive and significant correlation between authoritative parenting

pattern applied by parents and achievement motivation of Papuan students at Satya

Wacana Christian University. The data shows that from 71 samples, there are 63.4% of

Papuan students get authoritative parenting and there is 61,78% of Papuan student

have the motivation of higher achievement. The higher authoritative parenting, then the

higher achievement motivation for the Papuan students.

Keywords: Authoritative parenting, achievement motivation,

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

1

PENDAHULUAN

Keberhasilan dalam pendidikan diperlukan oleh setiap individu yang sedang

menjalani pendidikan. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan

lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensinya secara optimal, oleh

sebab itu pendidikan bertanggung jawab untuk memandu serta memupuk potensi yang

dimiliki anak. Mulyadi dan Renzuli (dalam Simamora, 2010) mengatakan bahwa pada

saat ini semakin disadari bahwa yang menentukan potensi anak bukan hanya dilihat dari

inteligensi (kecerdasan) melainkan juga motivasi anak untuk berprestasi. Motivasi

berprestasi yang tinggi diperlukan oleh setiap individu demi keberhasilan dalam

menempuh jenjang pendidikan termasuk pendidikan di suatu perguruan tinggi tertentu.

Laura (2010) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menggerakan

seseorang untuk berperilaku, berfikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan.

McClelland (dalam Dewi, 2012) menyatakan motivasi berprestasi adalah suatu

keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan yang bertujuan untuk

kemajuan dan pertumbuhan.

Mahasiswa membutuhkan motivasi berprestasi dalam menempuh pendidikan di

perkuliahan khususnya untuk meraih prestasi yang diinginkan. McClelland (1987)

menjelaskan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi umumnya,

lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus dan kegiatan masyarakat, lebih memilih

seorang ahli daripada seorang teman sebagai mitra kerjanya, mereka tampak antusias

untuk menyelesaikan tugas mereka dengan baik, serta mempelajari bagaimana

mengerjakan tugas tersebut dengan lebih baik lagi. Orang yang mempunyai motif

berprestasi yang kuat akan mencari situasi dimana mereka dapat memperoleh kepuasan

berprestasi. Namun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi yang

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

2

tinggi khususnya mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana. Berdasarkan

pengamatan terhadap perilaku beberapa mahasiswa Papua pada saat perkuliahan umum

selama tiga bulan dan wawancara yang dilakukan terhadap koordinator team promosi

Universitas Kristen Satya Wacana serta terdapat beberapa fenomena dan fakta yang

terjadi di lapangan pada mahasiswa Papua antara lain: kurang aktif dalam kegiatan

kampus dan kegiatan ilmiah di kampus serta kegiatan masyarakat, kurang ada keinginan

untuk menghadapi tugas-tugas yang menantang, kurang antusias dalam menyelesaikan

tugas kuliah, lebih memilih teman daripada seseorang yang ahli dalam menyelesaikan

tugas serta kurang melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi sumber motivasi berprestasi salah

satunya yaitu lingkungan keluarga atau pola asuh dalam hal ini pola asuh otoritatif

yang diterapkan orangtua. Baumrind (dalam Santrock, 2002) dan Munandar (2002)

mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif (authoritative parenting) mendorong anak-

anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan

mereka. Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan orangtua

memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Pengasuhan otoritatif

diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak. Dapat disimpulkan bahwa anak

yang orangtuanya otoritatif cenderung berkompeten secara sosial, percaya diri, dan

bertanggung jawab secara sosial.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pola asuh dan

motivasi berprestasi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Simamora (2010) yang

menyatakan bahwa pola asuh otoritatif dan motivasi berprestas berpengaruh positif

terhadap kreativitas. Penelitian Ishak dkk (2012) yang menyatakan bahwa pola asuh

otoritatif dapat meningkatkan prestasi akademik anak, serta penelitian yang dilakukan

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

3

oleh Hidayah (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas V MI

Negeri Sindutan Temon Kulon Progo. Namun terdapat penelitian yang menunjukan

hasil sebaliknya yaitu penelitian yang dilakukan Susanto dan Nurhayati (2013) yang

menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua

dengan motivas berprestasi dan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2012)

menunjukan bahwa penerapan pola asuh tidak berhubungan dengan motivasi

berprestasi.

Berdasarkan pada uraian di atas hasil-hasil penelitian yang ada menunjukan

terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh otoritatif terhadap motivasi

berprestasi tetapi ada juga yang menyatakan tidak ada hubungan antara pola asuh dan

motivasi berprestasi serta pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan belum tentu

dapat digeneralisasikan pada kelompok masyarakat tertentu sehingga penulis ingin

meneliti lebih lanjut mengenai pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi pada

mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana.

Rumusan masalah penelitian apakah ada hubungan antara pola asuh otoritatif

dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana.

Tujuan membuktikan ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh

otoritatif dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Wijono, 2007) bahwa aplikasi dari motif berprestasi

menjelaskan bahwa individu akan mengerjakan sesuatu dengan gigih dan resiko

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

4

pekerjaannya adalah moderat, maka dia akan bekerja lebih bertanggung jawab dan

memperoleh umpan balik atas hasil prestasinya.

McClelland (dalam Triwoko, 2013) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai

motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing

dengan suatu ukuran keunggulan (standart of excellent).

Menurut McClelland (dalam Triwoko, 2013) menyebutkan bahwa motivasi

berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja, termasuk

belajar seseorang yang mendorong untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakan

semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang

maksimal. McClelland (dalam Arif, 2013) menjelaskan motivasi berprestasi adalah

motif yang mengarahkan perilaku seseorang pada tujuan yang diinginkan.

McClelland (1985) mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi adalah

keinginan untuk mencapai sesuatu yang sulit, memanipulasi atau mengorganisir objek

fisik. Demi menunjang penelitian ini maka penulis menggunakan teori dari McClelland.

Karakteristik Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Simamora, 2010) mengemukakan bahwa ada enam

karakteristik motivasi berprestasi pada seseorang yaitu :

a. Menyenangi tugas atau tanggung jawab pribadi, yaitu individu mempunyai

motivasi berprestasi yang tinggi akan selalu bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya, dan selalu menerima tugas dengan senang hati.

b. Menyenangi umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu

individu akan selalu mengharapkan hasil atau feeback dari setiap pekerjaan yang

dilakukannya.

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

5

c. Menyenangi tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu

sulit tetapi juga tidak terlalu mudah, yang penting adanya tantangan dalam tugas,

serta memungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan. Yaitu individu akan

tertarik dengan tugas yang menantang serta memberikan hasil yang maksimal.

d. Tekun dan ulet dalam bekerja. Individu yang mempunyai motivasi berprestasi

yang tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin

dan pantang menyerah.

e. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak spekulasi

atau untung-untungan). Individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang

tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan atau berspekulasi karena

setiap tugas yang dikerjakannya dengan penuh pertimbangan.

f. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang akan

meningkatkan aspirasinya dan tetap bersifat realistis. Individu yang mempunyai

motivasi berprestasi tinggi akan selalu bersikap realistis dan mengutamakan

keberhasilan dalam tugas.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi

menurut McClelland (dalam Nugroho, 2002) antara lain :

1. Lingkungan fisik.

Seseorang yang tinggal di daerah sejuk mempunyai motivasi berprestasi yang

lebih tinggi dibandingkan seseorang yang tinggal di daerah tropis sebab mereka

tidak cepat capai.

2. Pola asuh otoritatif

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

6

Pola asuh otoritatif memberikan kebebasan pada anak untuk eksplorasi sehingga

mereka terbiasa untuk menghadapi tugas yang menantang dan belajar menangani

masalah sendiri akan membuat anak mempunyai motivasi berprestasi tinggi.

3. Tingkat sosial ekonomi

Keluarga yang tergolong sosial ekonominya menengan cenderung akan

mendorong anaknya untuk berprestasi sebaik-bainya, sedangkan yang sosial

ekonominya rendah cenderung mementingkan bagaimana mereka bertahan hidup

McClelland mengungkapkan (dalam Susanto dan Nurhayati, 2013) bahwa

terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi meliputi :

a. Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor inteligensi

dan faktor penilaian individu tentang dirinya. Intelegensi merupakan kecakapan

yang bersifat potensial yang dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur

penting dalam proses pemecahan masalah yang dilakukan individu. Taraf

kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki individu juga akan turut menentukan atau

mempengaruhi prestasi yang dicapainya

b. Faktor Lingkungan

Faktor Lingkungan Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu

yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi

berprestasinya. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan -

gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota

sebuah keluarga. Gangguan emosional seringkali berupa bentuk - bentuk

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

7

ketegangan atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Sebaliknya, bila

relasi dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa aman,

maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan mengekspresikan

diri.

2. Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari.

Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu

meningkatkan rasa ingin tahu individu sehingga akan mengembangkan dan

meningkatkan motivasi berprestasinya.

3. Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan

dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya,

meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan

hubungan antar siswa sendiri.

Pengertian Pola Asuh

Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan kepada anak dan bersifat relatif

konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi

negatif maupun positif (Simamora, 2010). Menurut Baumrind (dalam Budyarti, 2016)

pola asuh merupakan cara orang tua membesarkan anak dengan memenuhi kebutuhan

anak, memberi perlindungan, mendidik anak, serta mempengaruhi tingkah laku anak

dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Nirwana (2013) pola asuh orangtua otoritatif adalah pola asuh yang

memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun tidak mutlak, dan dengan

bimbingan yang penuh pengertian antara orangtua dan anak. Dengan kata lain, pola

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

8

asuh otoritatif ini memberikan kebebasan pada anak untuk mengemukakan pendapat,

melakukan apa yang diinginkannya, dengan tidak melewati batas-batas yang telah

ditetapkan orangtua.

Ciri-ciri pola asuh otoritatif

Menurut Hurlock (dalam Simamora, 2010) bahwa orangtua yang otoritatif

menunjukan kesenangan dan dukungan sebagai respon terhadap respon perilaku

konstruktif anak. Mereka juga mengharapkan perilaku anak yang dewasa, mandiri, dan

sesuai dengan usianya. Anak yang memiliki orangtua otoritatif sering kali ceria, bisa

mengendalikan diri, dan mandiri, dan berorientasi pada prestasi. Ciri-ciri pola asuh

otoritatif adalah :

1. Cara pemenuhan kebutuhan dalam hal pendidikan dan pemberian informasi,

orangtua mengajak remaja untuk berdiskusi tukar pendapat, sehingga dapat

ditemukan kesesuaian diantara keduanya.

2. Komunikasi antara orangtua sebagai pembimbing dan remaja saling terbuka

sehingga anak merasa hubungan yang terbuka tanpa paksaan, karena hal itu hasil

dari kesepakatan bersama antara orangtua dan remaja.

3. Cara penerapan disiplin orangtua otoritatif, remaja diajak untuk menentukan

kontrol atau hubungan tetapi yang menetapkan tetap orangtua, remaja diberi

kesemptan untuk memahami arti dan kegunaan kontrol tersebut, sehingga

diantaranya telah terjadi kesepakatan bersama mengenai kontrol atau hukuman

Fungsi Pola Asuh Otoritatif

Hart, Newell dan Olsen, Steinberg dan Silk (dalam Santrock, 2007)

mengemukakan bahwa pola asuh otoritatif cenderung merupakan gaya pengasuhan yang

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

9

paling efektif karena efeknya sangat positif terhadap perkembangan anak. Efek yang

dapat terlihat adalah :

1. Orang tua yang otoritatif menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan

otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian

sembari memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan anak.

2. Orangtua yang otoritatif lebih cenderung melibatkan anak dalam kegiatan memberi

dan menerima secara verbal dan memperbolehkan anak mengutarakan pandangan

mereka. Jenis diskusi keluarga ini membantu anak memahami hubungan sosial dan

apa yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang kompeten secara sosial.

3. Kehangatan dan keterlibatan orangtua yang diberikan oleh orang tua yang otoritatif

membuat anak lebih menerima pengaruh orangtua.

Hubungan Pola Asuh Otoritatif dan Motivasi Berprestasi

Semua mahasiswa mempunyai pontensi untuk berprestasi dan motivasi berprestasi

dapat dimiliki oleh setiap orang dalam pendidikan. Banyak hal dapat menjadi faktor

atau sumber dari motivasi berprestasi salah satunya adalah pola asuh keluarga dalam hal

ini pola asuh otoritatif. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada

anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Menurut Hurlock (1978), salah

satu faktor dari orangtua yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah cara

pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua atau pola pemeliharaan orangtua

mencangkup cara pemenuhan kebutuhan, cara penerapan disiplin/aturan dan cara

komunikasi. Pemberian pola asuh yang tepat pada remaja merupakan hal yang penting,

karena dengan pemberian pola asuh yang tepat diharapkan remaja dapat belajar untuk

menyesuaikan diri dan dengan positif mengembangkan semua potensi yang dimilikinya

(Hurlock, 1978). Bee dan Boyd (2007), menjelaskan bahwa hal positif dari pola asuh

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

10

otoritatif adalah orang tua sangat tinggi dalam memberikan kontrol dan kehangatan,

mengatur batasan-batasan, pola asuh otoritatif kurang menggunakan hukuman fisik

serta memiliki komunikasi yang intens. Anak yang berkembang dalam tipe keluarga

otoritatif menunjukan kepercayaan diri tinggi, mandiri, mendapatkan nilai yang tinggi

dalam berkuliah dan bersekolah dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Menurut

Yusniyah (dalam Susanto dan Nurhayati, 2013), pola asuh orangtua adalah suatu

keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak, dimana orang tua bermaksud

menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, serta nilai-nilai

yang dianggap paling tepat oleh orang tua agar anak dapat mandiri, tumbuh dan

berkembang secara sehat dan optimal. Jadi pola asuh adalah salah satu faktor dan aspek

penting yang dapat mendukung perilaku siswa berprestasi. Pola kepemimpinan orang

tua juga merupakan faktor penting dalam mempengaruhi munculnya individu

berprestasi. Apabila pola asuh orang tua dapat menunjang motivasi berprestasi yang

tinggi, tentu prestasi belajar siswa juga akan tinggi.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif dan signifikan antara

pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua, semakin tinggi pola

asuh otoritatif maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua

METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN DEFINISI OPERASIONAL

Identifikasi Variabel penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel terikat : Motivasi Berprestasi

Variabel Bebas : Pola Asuh Otoritatif

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

11

Motivasi Berprestasi

Menurut McClelland (dalam Triwoko, 2013) menyebutkan bahwa motivasi

berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja, termasuk

belajar seseorang yang mendorong untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakan

semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang

maksimal.

Karakteristik dari motivasi berprestasi menurut McClelland(1987) adalah

menyenangi tugas atau tanggung jawab pribadi, menyenangi umpan balik, menyenangi

tugas yang bersifat moderat , tekun dan ulet dalam bekerja, dalam melakukan tugas

penuh pertimbangan dan perhitungan, Keberhasilan tugas merupakan faktor yang

penting bagi dirinya

Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh orang tua otoritatif adalah pola asuh yang memperhatikan dan

menghargai kebebasan anak, namun tidak mutlak, dan dengan bimbingan yang penuh

pengertian antara orangtua dan anak.

Hurlock (dalam Simamora, 2010) mengatakan bahwa ciri-ciri pola asuh

otoritatif adalah orang tua mengajak anak untuk berdiskusi tukar pendapat, komunikasi

yang terbuka antara orang tua sebagai pembimbing dan anak, serta anak diajak untuk

menentukan kontrol atau hukuman.

PARTISIPAN

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Papua angkatan 2016 yang lahir

dan besar Papua dan sedang melanjutkan study di perguruan tinggi Universitas Kristen

Satya Wacana yang berjumlah 232 mahasiswa dan sampel penelitian adalah berjumlah

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

12

71 orang mahasiswa Papua aktif yang sedang melakukan studi di Universitas Kristen

Satya Wacana dari berbagai fakultas.

TABEL . JUMLAH MAHASISWA AKTIF ASAL PAPUA

JENIS REGISTRASI ANGKATAN

Grand Total

2007 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

CUTI

1

1

DISERTASI LANJUT

1

1

KULIAH

1 16 36 52 100 127 154 232 718

TIDAK REGISTRASI 2 4 6 13 129 88 60 46

348

TESIS

1

1

TESIS LANJUT

1 1

2

Grand Total 2 5 22 49 181 189 190 201 232 1071

(sumber : Bagian Administrasi dan Registrasi Universitas Kristen Satya Wacana)

Pengumpulan data dilakukan dengan meminta surat ijin penelitian dan ditujukan

kepada bagian administrasi universitas untuk mendapatkan data jumlah populasi

mahasiswa Papua angkatan 2016. Pengambilan data oleh penulis dilakukan pada

tanggal 1 Desember 2016 – 8 Desember 2016 yang dimana penulis menyebarkan skala

pada mahasiswa Papua khususnya angkatan 2016 pada saat kegiatan natal di asrama

mansinam, di tempat mahasiswa Papua tinggal atau mengontrak rumah bersama atau di

kos-kos yang terdapat banyak mahasiswa Papua angkatan 2016 dengan kriteria,

merupakan mahasiswa yang masih aktif, merupakan angkatan 2016, lahir dan besar di

Papua dan sedang berstatus aktif berkuliah.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan Teknik

ecide ntal yaitu penemuan sampel didasarkan pada faktor kebetulan yang dijumpai

penulis pada saat melakukan penelitian. Dan skala psikologis yang digunakan adalah

skala Likert yang diberi skor. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan skala

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

13

motivasi berprestasi dan skala pola asuh otoritatif. Skala motivasi berprestasi terdiri

dari 24 item dan 16 item pada skala pola asuh otoritatif.

ANALISIS ITEM DAN RELIABILITAS ALAT PENGUMPUL DATA

Analisis Item

Untuk mendapatkan daya diskriminasi yang baik penulis menggunakan item

total correlation, dengan ketentuan r ≥0,30. Menurut azwar (2012) semua item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Item

yang kurang dari 0,30 dapat di interpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda

rendah

Reliabilitas

Dalam penelitian ini dari total 30 item terdapat 11 item yang gugur, item

tersebut adalah item nomor 1,2,3,4,5,6,9 pada Skala Pola Asuh Otoritatif dan item

nomor 2,3,8,18 pada Skala Motivasi Berprestasi

Suatu ciri alat ukur dapat dikatakan berkualitas baik adalah jika alat ukur resebut

reliabel, yaitu dimana alat ukur tersebut mampu menghasilkan skor yang detail dengan

error kecil. Koefisien reliabilitas berada pada rentan angka 0 sampai dengan 1,00.

Semakin koefisiennya mendekati angka 1,00 maka semakin baik relibialitasnya, begitu

juga sebaliknya ( Azwar, 2012).

Perhitungan reliabilitas skala didapatkan hasil koefisien ɑ= 0,898 untuk skala

motivasi berprestasi dan skala pola asuh otoritatif koefisien ɑ= 0,780, maka dapat

disimpulkan bahwa kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. Dalam

penelitian ini terdapat 11 item yang gugur, item tersebut adalah item nomor

1,2,3,4,5,6,9 pada Skala Pola Asuh Otoritatif dan item nomor 2,3,8,18 pada Skala

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

14

Motivasi Berprestasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan try out terpakai yaitu

subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian.

TEKNIK ANALISIS DATA

Data dianalisis menggunakan uji korelasi product moment pearson. Dilakukan

dengan bantuan program SPSS ( Statistical Product & Service Solution) 16.0 for

windows.

HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

MOTIVASI BERPRESTASI

Untuk menentukan tinggi rendahnya motivasi berprestasi pada mahasiswa papua

angkatan 2016 di Universitas Kristen Satya Wacana maka digunakan 3 buah kategori

pengelompokan, yaitu Tinggi, Cukup, Rendah. Variabel motivasi berprestasi memiliki

20 item yang baik, dengan skor berjenjang antara skor 1 hingga skor 4 berdasarkan jenis

favorabel dan unfavorabel. Pembagian skor tertinggi dan terendah pada variabel

motivasi berprestasi sebagai berikut:

i) Skor tinggi : 4 x 20 = 80

ii) Skor terendah :1 x 20 = 20

Untuk mendapatkan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel motivasi

berprestasi seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan tiga kategori, yaitu mengurangi

jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah

kategori.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

15

Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor terendah

Jumlah Kategori

i = 80 – 20

3

i =20.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan kategori pada motivasi berprestasi

sebagai berikut :

Tingi : 60 < x ≤ 80

Cukup : 40< x ≤ 60

Rendah :20 < x ≤ 40

TABLE 1

INTERVAL MOTIVASI BERPRESTASI

No Interval Kategori Frekuensi % Mean Sd

1 60 < x ≤ 80 Tinggi 36 50,7% 61,78

2 40 < x ≤ 60 Cukup 35 49,3%

3 20 < x ≤ 40 Rendah 0 0% 8,8

TOTAL 71 100 %

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil rata-rata pada variable motivasi berprestasi sebesar

61,78 sehingga tergolong dalam kategori tinggi, dengan skor terendah 20 dan skor

tertinggi 80. Presentase yang terdapat dalam setiap kategori yaitu 50,7% subjek berada

dalam kategori sangat tinggi, 49,3% kategori cukup dan 0% kategori rendah. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi mahasiswa papua angkatan

2016 di Universitas Kristen Satya Wacana tergolong tinggi.

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

16

POLA ASUH OTORITATIF

Dalam menentukan tinggi rendahnya pola asuh otoritatif pada mahasiswa Papua

angkatan 2016 di Universitas Kristen Satya Wacana maka digunakan 3 buah kategori

pengelompokan, yaitu : Tinggi, Cukup, Rendah. Variebel Pola Asuh Otoritatif memiliki

9 item yang baik, dengan skor berjenjang berjenjang antara skor 1 hingga skor 4

berdasarkan jenis favorabel dan unfavorabel. Pembagian skor tertinggi dan terendah

pada variabel pola asuh otoritatif sebagai berikut:

iii) Skor tinggi :4 x 9 = 36

iv) Skor terendah :1 x 9 = 9

Untuk mendapatkan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel motivasi

berprestasi seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan tiga kategori, yaitu mengurangi

jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah

kategori.

Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor terendah

Jumlah Kategori

i = 36 – 9

3

i =9

Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditentukan kategori pada pola asuh otorittif

sebagai berikut :

Tinggi : 27 < x ≤ 36

Cukup :18 < x ≤ 27

Rendah :9 ≤ x ≤ 18

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

17

TABLE 2

INTERVAL POLA ASUH OTORITATIF

No Interval Kategori Frekuensi % Mean Sd

1 27 < x ≤ 36 Tinggi 45 63,4% 28,5 4,48

2 18 < x ≤ 27 Cukup 26 36,6%

3 9 < x ≤18 Rendah 0 0 %

TOTAL 71 100 %

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil rata-rata pada variable pola asuh otoritatif

sebesar 28,5 sehingga tergolong dalam kategori tinggi, dengan skor terendah 9 dan skor

tertinggi 36. Presentase yang terdapat dalam setiap kategori yaitu 63,4% subjek berada

dalam tinggi, 36,6 % dalam kategori cukup dan 0% dalam kategori rendah. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa pola asuh otoritatif mahasiswa papua angkatan 2016

di Universitas Kristen Satya Wacana tergolong sangat tinggi.

Uji Asumsi

Uji Normalitas

Setelah dilakukan penumpulan data dan pengolahan data dengan menggunakan

SPSS, diperoleh hasil uji normalitas antara variabel pola asuh oritatif dan motivasi

berprestasi adalah sebagai berikut.:

TABLE 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

MB PA

N 71 71

Normal Parametersa Mean 61.79 28.54

Std. Deviation 8.840 4.488

Most Extreme Differences Absolute .129 .118

Positive .129 .080

Negative -.091 -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.091 .994

Asymp. Sig. (2-tailed) .185 .276

a. Test distribution is Normal.

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

18

HASIL UJI NORMALITAS

Dari uji normalitas di atas diketahui bahwa didapat hasil nilai signifikansi pada

variabel motivasi berprestasi (MB) adalah 0,185 dan pada variabel pola asuh (PA) 0,276

sehingga data ini dapat dikatakan berdistribusi normal, karena nilai sig (P>0,05).

Uji Linearitas

Dengan menggunakan SPSS, Hasil uji linearitas antara variabel pola asuh

otoritatif dan motivasi berprestasi adalah sebagai berikut.

Tabel 4

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

MB * PA Between Groups (Combined) 4014.069 17 236.122 8.596 .000

Linearity 2711.384 1 2711.384 98.714 .000

Deviation from Linearity 1302.685 16 81.418 2.964 .002

Within Groups 1455.762 53 27.467

Total 5469.831 70

Dari hasil uji linearitas di atas, di dapat hasil bahwa data penelitian ini linear.

Hasil yang didapat adalah F=98,71 dengan nilai signifikansi =0,000 (P<0,05) maka data

ini dapat dikatakan linear.

Uji Hipotesis

Uji Korelasional

Dengan menggunakan SPSS, Hasil uji korelasional antara variabel pola asuh

oritatif dan motivasi berprestasi adalah sebagai berikut:

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

19

Tabel 5

Hasil Uji Korelasi

Correlations

MB PA

MB Pearson Correlation 1 .704**

Sig. (1-tailed) .000

N 71 71

PA Pearson Correlation .704** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Hasil dari uji korelasi menunjukan r = 0,704, nilai sig =0,000 (P < 0,05), artinya

ada korelasi positif antara pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi pada mahasiswa

Papua angkatan 2016 di Universitas Kristen Satya Wacana, makin tinggi pola asuh

otoritatif maka maki tinggi juga motivasi berprestasi mahasiswa.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil analisis maka diperoleh hasil uji korelasional r = 0,704

dan nilai sig = 0,000 yang berarti bahwa adanya korelasi positif antara pola asuh

otoritatif dan motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua angkatan 2016 di Universitas

Kristen Satya Wacana, makin tinggi pola asuh otoritatif maka makin tinggi motivasi

berprestasi. Hasil data pada tabel 4.1 menunjukan bahwa mahasiswa Papua angkatan

2016 memiliki motivasi berprestasi 50,7% tinggi dan 49,3% yang memiliki motivasi

berprestasi yang cukup dengan rata-rata 61,78 hal ini menunjukan bahwa tingkat

motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua angkatan 2016 di Universitas Kristen Satya

Wacana tergolong tinggi. Hal ini di karenakan bagi mahasiswa yang memiliki orang tua

yang otoritatif cenderung menyenangi umpan balik, tekun dan ulet dalam bekerja,

menyenangi tugas atau tanggung jawab pribadi, menyenangi tugas yang bersifat

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

20

moderat, mengerjakan tugas dengan hati-hati dan mengutamakan keberhasilan tugas.

Baumrind (dalam Rivers, Mulis, Fortner, dan Mullis, 2012) mengatakan bahwa anak

yang orang tua otoritatif memiliki kepercayaan yang kuat dalam kompetensi diri mereka

saat menghadapi tantangan dalam tugas pendidikan.

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa 63,4,% mahasiswa Papua angkatan 2016

mendapatkan pola asuh otoritatif dari orang tua yang Tinggi dan 36,6% cukup dengan

rata-rata 28,53, hal ini menunjukan bahwa pola asuh otoritatif yang diberikan orang tua

terhadap mahasiswa Papua angkatan 2016 tergolong tinggi.

Hal ini dikarenakan bagi orang tua yang menerapkan pola asuh otoritatif akan

memberikan pemenuhan kebutuhan dalam memberikan informasi, berdiskusi tukar

pendapat, komunikasi antar orang tua sebagai pembimbing dengan anak, sehingga anak

dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, menyenangi umpan balik

yang diberikan, tekun dan ulet, senang mengerjakan tugas yang moderat serta kepuasan

mendapatkan hasil yang baik dari tugas dan tanggung jawabnya.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pola asuh otoritatif memiliki

sumbangan efektif (SE) sekitar 49,5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel pola

asuh otoritatif berperan dalam motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua di

Universitas Kristen Satya Wacana, sedangkan sisanya 50,5% dipengaruhi faktor-faktor

lain diluar pola asuh otoritatif. Dengan demikian pola asuh otoritatif memiliki

kontribusi terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa Papua, yang artinya

berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa motivasi berprestasi

mahasiswa Papua dapat dipengaruhi oleh pola asuh otoritatif yang diberikan orang tua.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pola asuh otoritatif maka makin tinggu juga

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

21

motivasi berprestasi mahasiswa Papua. Hal ini menunjukan bahwa antara pola asuh

otoritatif dan motivasi berprestasi memiliki hubungan positif dan signifikan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Boon, (2007) yang

menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh atoritatif dan berprestasi pada

murid kelas dua, pola asuh otoritatif dapat memberikan hasil yang tinggi dalam

berprestasi dengan meningkatkan self-efficacy melindungi diri serta melawan Self–

Handiccaping. Boon (2007) juga mengungkapkan prestasi yang rendah secara

signifikan terkait dengan pola asuh orang tua yang keliru.

Juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Simamora (2010) yang

berjudul pengaruh pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi pada kreativitas

mahasiswa yang menunjukan bahwa pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi

berpengaruh positif terhadap kreativitas mahasiswa.

Mahasiswa diharapkan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi agar dapat

menciptakan mahasiswa yang berprestasi dan berkualitas dalam akademik, serta dapat

menjadi mahasiswa yang berdaya cipta dalam kehidupan sehari-hari. Ruzina dan

Matnizam (dalam Ishak, Low, dan Lau, 2012) telah membuktikan bahwa gaya

pengasuhan pola asuh otoritatif berhubungan dengan prestasi akademik postif. Juang

dan Silbereisen (dalam Ishak, Low, dan Lau, 2012) menjelaskan bahwa ada hubungan

positif signifikan antara kapasitas akademik dengan variabel dari pola asuh otoritatif

seperti : kehangatan orang tua, ketertarikan orang tua untuk terlibat dalam pendidikan

dan diskusi mengenai akademik dengan orang tua.

Gottfried, Steinberg dan Silk (dalam Rivers, Mulis, Fortner, dan Mullis, 2012)

mengatakan pengasuhan secara otoritatif berhubungan positif dengan motivasi dan

penelitian telah menghubungkan motivasi dengan kinerja sekolah yang lebih tinggi dan

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

22

pencapaian hasil. Gaya pengasuhan menangkap dua elemen penting dalam mengasuh

anak : respon orang tua dan ketekunan orang tua (dalam Ishak, Low, dan Lau, 2012).

Steinberg, Elmen dan Mount (dalam (Ellis, 2003) Pola asuh otoritatif juga

memiliki sebuah efek positif dalam kematangan sosial yang dimana berdampak besar

dalam prestasi di sekolah. Ditemukan juga bahwa tiga komponen pola asuh otoritatif (

penerimaan orang tua, otonomi psikologis, dan kontrol perilaku) masing-masing

membuat kontribusi positif kepada prestasi sekolah.

Menurut Hurlock (1978), salah satu faktor dari orangtua yang berpengaruh

terhadap perkembangan anak adalah cara pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua

atau pola pemeliharaan orangtua mencangkup cara pemenuhan kebutuhan, cara

penerapan disiplin atau aturan dan cara komunikasi.

Bee dan Boyd (2007), menjelaskan bahwa hal positif dari pola asuh otoritatif

adalah orang tua sangat tinggi dalam memberikan kontrol dan kehangatan, mengatur

batasan-batasan, pola asuh otoritatif kurang menggunakan hukuman fisik serta memiliki

komunikasi yang intens.

Menurut Yusniyah (dalam Susanto dan Nurhayati, 2013), pola asuh orangtua

adalah suatu keseluruhan interaksi antara orangtua dengan anak, dimana orang tua

bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, serta

nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua agar anak dapat mandiri, tumbuh

dan berkembang secara sehat dan optimal.

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

23

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan antara pola asuh otoritatif dan motivasi

berprestasi pada mahasiswa Papua angkatan 2016 di Universitas Kristen Satya Wacana.

Makin tinggi pola asuh otoritatif maka makin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa

Papua.

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

Peneliti berikutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah populasi dan menambah

jumlah sampel serta mengembangkan untuk meneliti mahasiswa papua dalam jumlah

yang lebih besar dan lebih khusus agar dapat memberikan masukan saran dan gambaran

kepada pemerinta daerah Papua mengenai motivasi berprestasi mahasiswa Papua di luar

Papua.

Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan saran kepada orang tua

mahasiswa papua agar dapt mencoba untuk menerapkan pola asuh otoritatif kepada

anaknya agar tingkat motivasi untuk berprestasi dapat ditanamkan kepada anaknya sejak

dini

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

24

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, D. Y., & Matulessy, A. (2013). pola asuh ototriter, kontrol diri dan perilaku

seks bebas remaja SMK. persona, jurnal psikologi indonesia, 173-182.

arif, k. (2013). calyptra. jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya .

Arif, K. (2013). hubungan antara motivasi berprestasi dan flow akademik . Calyptra :

jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya.

Atkinson, R. (1993). pengantar psikologi. jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologis edisi 2. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR.

BEE, H., & BOYD, D. (2007). The Developing Child " Elevent Edition". United State

Of America: Pearson Education,inc.

BOON, H. J. (2007). Low- and high-achieving Australian secondary school students:

Their parenting, motivations and academic achievement. Australian

Psychologist, 212–225.

Budyarti, N. R. (2016). pola asuh otoritatif dan kelekatan sebagai prediktor kecerdasan

emosi remaja ditinjau dari status pekerjaan ibu dan jenis kelamin. salatiga:

skripsi.

dewi, h. p. (2009). hubungan antara kreativitas kerja dengan motivasi berprestasi pada

karyawan bagian kreatif PT. Star Reacher Indonesia. salatiga: skripsi.

Dewi, I. K. (2012). hubungan antara pola asuh orangtua dan motivasi berprestasi

siswa kelas VIII smp negeri 28 semarang tahun pelajaran 2011/2012. salatiga:

skripsi tidak diterbitkan.

Ellis, R. M. (2003). Relationship Between Parenting Styles and Children's Motivational

Style: The Development of Learned Helplessness. Kansas: The University of

Kansas.

Hasibuan, M. (2001). Managemen Sumber Daya manusia. jakarta: Bumi Aksara.

HIDAYAH, S. T. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar

Siswa Kelas V MI Negeri Sindutan Temon Kulon Progo. YOGYAKARTA:

Skripsi.

hurlock, E. B. (1978). perkembangan anak, jilid kedua (edisi keenam). jakarta:

Erlangga.

Ishak, Z., Low, S. F., & Lau, P. L. (2012). Parenting Style as a Moderator for Students’

Academic Achievement . J Sci Educ Technol, 21: 487-493.

kurniawan. (2008). hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada

remaja tuna rungu. salatiga: skripsi.

Laura, A. k. (2010). psikologi umum. jakarta: penerbit salemba humanika.

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

25

Maulidawati, U. (2014). hubungan pola asuh demokratis ( authoritative parenting)

dengan self- regulated learning pada siswa smp negeri 3 buruh. salatiga: skripsi.

McClelland, D. C. (1985). human motivation. USA: Scott Foresman Company.

McClelland, D. C. (1987). human motivation. New York: Cambridge University Press.

McClelland, D. C. (1987). memacu masyarakat berprestasi. jakarta: INTERMEDIA.

McClelland, P. D. (1987). memacu masyarakat berprestasi. jakarta: CV Intermedia

Jakarta.

Munandar. (2002). kreativitas dan keberkatan : strategi mewujudkan potensi kreatif dan

bakat. jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nirwana. (mey 2013, vol. 2, No. 2). konsep diri, pola asuh orang tua demokratis dan

kepercayaan diri siswa. persona, jurnal psikologi indonesia, 153-161.

Nugroho, B. A. (2002). hubungan antara efikasi diri dan motivasi berprestasi siswa

SMU Di kodya semarang. yogyakarta: skripsi.

Rivers, J., Mulis, A. K., Fortner, L. A., & Mullis, R. L. (2012). Relationship Between

Parenting Styles and the Academic Performance of Adolscents. Journal of

Family Social Work, 202-216.

Santrock, J. W. (2002). life-span development, perkembangan masa hidup, (edisi

kelima). jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). psikologi pendidikan, (edisi kedua ). jakarta: kencana.

Santrock, J. W. (2007). psikologi pendidikan. ( edisi kedua). jakarta: kencana.

Simamora, E. S. (2010). pengaruh pola asuh otoriatif dan motivasi berprestasi

terhadap kreativitas mahasiswa. salatiga: Tesis .

Simamora, E. S. (2010). pengaruh pola asuh otoritatif dan motivasi berprestasi

terhadap kreativitas mahasiswa. salatiga: tidak diterbitkan.

Susanto, A. H., & Nurhayati, F. (2013). hubungan antara pola asuh orangtua dengan

motivasi berprestasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sangkapura Gresik.

jurnal pendidikan olahraga dan kesehatan volume 01 nomor 02, 362-367.

Susanto, A. H., & nurhayati, f. (2013). hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi

berprestasi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 sangkapura gresik. jurnal

pendidikan olahraga dan kesehatan vol 01 nomor 02, 362-367.

TIM PENGEMBANGAN MKDK IKIP SEMARANG. (1990). psikologi belajar.

semarang: IKIP semarang press.

Triwoko, A. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kreativitas Siswa

Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga. Salatiga: Skripsi.

Wijono, S. (2007). motivasi kerja. salatiga: Widya Sari.

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13166/1/T1_802013085_Full text.pdfNamun tidak semua mahasiswa memiliki ciri motivasi berprestasi

26

Yunita, D. R., W, S., & Mustaghfirin. (2002, vol 6, no 1). kemandirian dan motivasi

berprestasi pada anak penderita asma. indigenous, journal ilmiah berkala

psikologi, 70-78.