FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran...

43
i UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENEMUTUNJUKKAN NAMA IBUKOTA PROVINSI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN DUKUHBENDA 03 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : PURMINDARTO NIM X2707019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran...

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

i

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM BELAJAR

IPS KOMPETENSI DASAR MENEMUTUNJUKKAN NAMA IBUKOTA

PROVINSI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA SISWA KELAS IV

SDN DUKUHBENDA 03 KECAMATAN BUMIJAWA

KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh : PURMINDARTO NIM X2707019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

ii

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM BELAJAR

IPS KOMPETENSI DASAR MENEMUTUNJUKKAN NAMA IBUKOTA

PROVINSI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA SISWA KELAS IV

SDN DUKUHBENDA 03 KECAMATAN BUMIJAWA

KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Oleh :

PURMINDARTO

NIM X2707019

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

iii

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas telah disetujui untuk dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2010

Dosen Pembimbing Supervisor

Drs. USADA, M.Pd TAPSIR

NIP. 19510908 198003 1 002 NIP.19650512 200401 1 002

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

iv

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan

Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal:

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ..............................

Sekretaris : Taufiq Lilo, S.T.,M.T ..............................

Anggota I : Drs. Usada, M.Pd ..............................

Anggota II : Prof.Dr. Retno Winarni, M.Pd ..............................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah,M.Pd.

NIP 19600727 198702 1 001

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

v

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENEMUTUNJUKKAN NAMA IBUKOTA PROVINSI DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN DUKUHBENDA 03 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Oleh Purmindarto

Kata kunci : menemutunjukkan, cooperative learning, meningkat

Siswa kelas IV di SD Negeri Dukuhbenda 03 masih kesulitan dalam menemutunjukkan nama ibukota provinsi di Indonesia. Karenanya perlu di lakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah penggunaan pendekatan koperative learning dapat meningkatkan ketrampilan belajar siswa khususnya meningkatkan keterampilan siswa dalam menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan langkah setiap siklus adalah : perencanaan,tindakan,observasi,dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 , Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Tahun Ajaran 2009/2010. Waktu Penelitian selama 6 bulan dari bulan januari sampai dengan bulan Juni 2010.

Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya menunjukkan : (1)Pendekatan yang tepat dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan keterangan belajar siswa khususnya meningkatkan keterampilan siswa dalam menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia. (3) Kendalanya adalah keterbatasan waktu, bahan/alatperaga, serta kemampuan guru dan siswa.

Kesimpulan : pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan keterangan belajar siswa khususnya meningkatkan keterampilan siswa dalam menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia.. Pemilihan pendekatan yang tepat sesuai kompetensi yang ingin dicapai sangat diperlukan dalam proses pembelajaran .

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi karunia, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Ketrampilan Siswa Dalam Belajar IPS Kompetensi Dasar

Menemutunjukkan Nama Ibukota Provinsi Di Indonesia Dengan Menggunakan

Model Cooperative Learning Metode Stad Pada Siswa Kelas IV SDN

Dukuhbenda 03 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009 /

2010 “ dengan baik.

Laporan Penelitian tindakan kelas (PTK) diajukan sebagai salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pendidikan

, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ,Universitas Sebelas Maret , Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS.

3. Drs. Usada, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan dengan

sabar.

4. Risnani Eti P, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Dukuhbenda 03,

Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

5. Tapsir, selaku guru SD Negeri Dukuhbenda 03, Kecamatan Bumijawa,

Kabupaten Tegal.

Penulis berharap PTK ini bermanfaat bagi siswa kelas IV SD Negeri

Dukuhbenda 03 dan memberi solusi bagi rekan-rekan guru yang menghadapi

permasalahan dalam pembelajaran IPS.

Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati. Surakarta, Juni 2010 Penulis,

Purmindarto NIM X2707019

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

vii

DAFTAR ISI

SAMPUL ( Depan )…………………………………………………………….... i

SAMPUL ( Dalam )…………………………………………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….. iv

ABSTRAK ……………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………… 1

B. Rumusan dan Pemecahannya …………………………………….. 6

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 6

D. Manfaat Penelitian …….…………………………………………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA (LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR,

HIPOTESIS TINDAKAN)

A. Kajian Teori ………………………………………………………. 8

B. Kerangka Berpikir …………………………………………………13

C. Hipotesis Tindakan……………………………………………….. 15

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 16

B. Subyek Penelitian …………………………………………………16

C. Prosedur Penelitian ………………………………………………..17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…………………………………………………... 21

B. Pembahasan………………………………………………………. 30

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………………….. 34

B. Saran ……………………………………………………………. 34

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 35

LAMPIRAN …………………………………………………………………... 36

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Rekap pendapat siswa tentang mata pelajaran IPS .………………...23

2. Tabel 2. Rekapitulasi Ringkasan Jawaban Hasil Wawancara ….…………….23

3. Tabel 3. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I .................................29

4. ..........................................................................................................Tabel

4. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ................................33

5. Tabel 5. Rekapitulasi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan II.33

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Bagan kerangka berpikir PTK

2. Gambar 2. Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD

3. Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Dukuhbenda 03

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

dasar disamping mata pelajaran lain. Pembelajaran pelajaran IPS

mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dengan humaniora yang bertujuan

membina anak didik dan mengembangkan kemampuan mental intelektual

menjadi warga negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta

bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila.

Banyak kritik yang ditujukan pada pembelajaran pelajaran IPS, apakah

karena membosankan, jenuh, lebih menekankan pada hafalan, siswa yang

pasif, dan aktifitas pembelajaran yang didominasi guru. Hal ini menyebabkan

IPS menjadi mata pelajaran nomor dua disamping mata pelajaran lainnya.

Dalam implementasi pembelajaran pelajaran IPS di sekolah khususnya

pada materi pokok Menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia tahun

ajaran 2008 / 2009 yang diikuti oleh 44 siswa dengan KKM 60 diperoleh

hasil ketuntasan belajar 50 %. Artinya dari 44 siswa ternyata hanya 22 siswa

yang mendapatkan nilai di atas 60. Pada saat itu sesuai hasil observasi dan

saran teman sejawat, saya memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada

pembelajaran pelajaran IPS untuk materi pokok Menemutunjukkan Ibukota

provinsi di Indonesia.

Dari kerangka kerja IPS tersebut maka dapat didefinisikan bahwa IPS

adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan

masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan

( Syaiful Munir, 2005 : 1.24 ).

Secara umum tujuan pendidikan IPS di SD ( Nursid Sumaatmaja, 1986

: 48 ) adalah membekali anak didik dengan :

1. Pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di

masyarakat.

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xii

2. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif

pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

3. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan

berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

4. Kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap

lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan integralnya.

5. Kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai

dengan perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat,

perkembangan ilmu dan teknologi.

Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut maka tugas utama guru

adalah mengembangkan materi pelajaran dengan tepat dan sesuai dengan

tingkat kemampuan dan perkembangan siswa serta sesuai dengan tuntutan

kurikulum.

Kenyataan di lapangan agaknya berbeda dengan harapan di atas.

Pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 selama ini lebih

banyak menerapkan model konvensional ( ekspositori ) yang menekankan

dominasi guru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memiliki

beberapa kelemahan antara lain :

1. Pembelajaran lebih menekankan pada hafalan.

2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Menghambat perkembangan siswa dalam mengemukakan ide dan

gagasan.

4. Kegiatan pembelajaran didominasi guru, sehingga kreatifitas siswa sangat

rendah.

5. Sumber informasi hanya dari buku paket pelajaran dan guru.

6. Siswa belum terlatih untuk belajar dan bekerja sama dalam diskusi dan

kerja kelompok.

Hal ini berakibat mata pelajaran IPS kurang disukai dan dinomorduakan

dibanding mata pelajaran lain.

Disamping itu kondisi kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 kurang

mendukung tercapainya pembelajaran yang ideal. Hal ini dapat digambarkan

antara lain :

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xiii

1. Mayoritas siswa memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah

yang cenderung kurang antusias terhadap masalah peningkatan prestasi.

Hal ini dapat dilihat dari minimnya jumlah siswa yang memiliki buku

pelajaran sendiri. Juga kurang adanya respon positif dari pihak orang tua

terhadap perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat menghambat

upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

2. Ruang kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 memiliki media pembelajaran

dan alat peraga yang sangat terbatas. Alat peraga yang dimilikipun banyak

yang kondisinya sudah rusak. Keterbatasan ini mempengaruhi kualitas dan

hasil pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan

efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Keadaan yang demikian menyebabkan beberapa permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran selama ini antara lain :

1. Siswa kurang memahami konsep IPS dengan baik karena pembelajaran

verbalisme.

2. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam belajar karena belum terbiasa

menyampaikan ide atau gagasan.

3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa karena memahami manfaat

ilmu yang dipelajari.

4. Kurangnya kompetensi guru sehingga proses pembelajaran kurang

berhasil mencapai tujuan.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut karena kurangnya pemahaman

tentang menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia yang diakibatkan

oleh kondisi kelas dan siswa yang kurang kondusif.

Kondisi kelas dan siswa kelas IV sekarang ( tahun pelajaran 2009/2010

) relatif hampir sama dengan tahun lalu. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan

pembaharuan, tentunya dapat terjadi lagi menurunnya hasil belajar pada

materi pelajaran yang sama.

Untuk mengantisipasi hal itu, maka perlu diadakan suatu penelitian

tindakan kelas sebagai suatu cara untuk mencari solusi untuk pemecahan

masalah di atas.

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xiv

Dasar utama dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ( PTK ) adalah

untuk perbaikan proses pembelajaran ( Mc.Niff dalam Retno Winarni,

2009,17 ). Dan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan

dan peningkatan layanan profesional guru dalam proses belajar mengajar

( Retno Winarni, 2009, 17 ). Sehingga dengan adanya pelaksanaan PTK

diharapkan menjadi solusi dalam meningkatkan pemahaman materi

menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia.

Dalam PTK ini peneliti mengembangkan model pembelajaran dan

metode serta teknik mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan yang akan

dicapai. Penerapan model pembelajaran, metode, dan teknik mengajar yang

tepat diharapkan dapat membelajarkan siswa menurut arah yang diharapkan

secara manusiawi, efektif, efisien, dan optimal ( Kosasih, 1995/1996: 3 ).

Model pembelajaran akan digunakan adalah pembelajaran Cooperative

Learning metode STAD.

Model Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah

satu bentuk pembelajaran inovatif yang berdasarkan faham konstruktivis.

Model ini dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan

sikap tolong menolong dalam perilaku sosial ( Stahl dalam Isjoni, 2009, 12 ).

Model Cooperative Learning dalam lingkup pendekatan konstruksional

ini menekankan pada kemampuan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan

sendiri dengan pengalaman empiris ( Isjoni, 2009, 30 )

Karenanya peneliti akan melaksanakan PTK mengatasi masalah

meningkatkan belajar Menemutunjukkan Ibukota provinsi di Indonesia.

Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam PTK tersebut

adalah menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning. Alasan

teoritis yang mendasarinya adalah :

Model pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan belajar

siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku

sosial ( Stahl : 1994 )

Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa ( Suryadi : 1999 )

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xv

Menurut Anita Lie ( 2000 ) Cooperative Learning dapat diistilahkan

sebagai pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang

member kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain

dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu : 1)

Metode STAD, 2) Metode Jigsaw, 3) Metode GI, dan 4) Metode Struktural.

Dalam PTK ini peneliti memilih model Cooperative Learning dengan

metode STAD. Pemilihan terhadap metode STAD karena merupakan salah

satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan menekankan

pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi

dan saling membantu dalam meenguasai materi pelajaran untuk mencapai

prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 51 ).

Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan PTK ini yaitu :

1. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi globalisasi.

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model

Cooperative Learning metode STAD.

3. Mengatasi hambatan-hambatan yang muncul pada pembelajaran dengan

menggunakan model Cooperative Learning metode STAD.

Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi

untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan memperbaiki praktik

pembelajaran serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola

pembelajaran yang berkualitas.

PTK ini dilaksanakan pada siswa kelas IV untuk tahun ajaran 2009 /

2010 dengan harapan dapat meningkatkan ketrampilan belajar tentang

menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia, sehingga dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

A. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xvi

a. Apakah penggunaan model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan keterampilan menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia?

b. Bagaimana penggunaan model pembelajaran STAD dapat

meningkatkan keterampilan menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas akan digunakan model

pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif yang

akan diterapkan adalah model Cooperative Learning metode STAD.

Model Cooperative Learning dengan metode STAD yang

dikembangkan oleh Slavin ( Isjoni, 2009: 51 ) menekankan pada adanya

aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal.

Demikian halnya untuk menyelesaikan rumusan masalah di atas,

guru melakukan pembelajaran melalui Model Pembelajaran STAD dengan

metode STAD, dengan harapan ketrampilan belajar siswa meningkat.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui apakah model Cooperative Learning metode STAD dapat

meningkatkan ketrampilan menemutunjukkan nama ibukota provinsi di

Indonesia.

2. Mengetahui bagaimana penggunaan model Cooperative Learning metode

STAD dalam meningkatkan ketrampilan menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia.

3. Mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran pelajaran IPS dengan

Model Pembelajaran STAD menjadikan pembelajaran lebih bermakna

bagi siswa.

C. Manfaat Penelitian

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xvii

Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas

pendidikan dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran yang

saling asah, asih, dan asuh.

Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu :

1. Siswa

Meningkatkan minat belajar siswa dan memudahkannya dalam

mempelajari IPS, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan

siswa dalam menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia.

2. Guru

Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan Model

Pembelajaran STAD dalam pembelajaran pelajaran IPS.

3. Sekolah / SD Negeri Dukuhbenda 03

Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran STAD agar

ketrampilan belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan

pada pelajaran yang lain.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Belajar, Pembelajaran, dan Materi Pelajaran

Belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (1990, 19) mengartikan bahwa

“belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk

mengadakan perubahan terhadap diri manusia dengan maksud

memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,

ketrampilan ataupun sikap”.

Pembelajaran

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xviii

Dalam KBBI ( 1996, 14-15 ) kata “pembelajaran” berasal dari kata

“ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya

diketahui/dituruti. Sedangkan ‘pembelajaran” diartikan sebagai proses,

cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Istilah “ pembelajaran” merupakan terjemahan dari kata

“instruction “ yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan

belajar mengajar ( Wina Sanjaya, 2005, 78 ). Pembelajaran itu sendiri

dapat disebut sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar peserta didik dengan mempertimbangkan

kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian

internal dalam diri peserta didik ( Winkel dalam M.Sobry Sutikno, 2009,

31 ).

Menurut rumusan Unesco ( 1996 ) seperti yang dikutip oleh Wina

Sanjaya ( 2005, 97-98 ) pembelajaran mempunyai empat pilar yaitu : a.

learning to know, b. learning to do, c. learning to be, d.learning to live

together.

a. learning to know artinya belajar tidak hanya berorientasi kepada

produk dan hasil, tetapi juga harus berorientasi pada proses belajar.

b. learning to do artinya belajar berorientasi kepada pengalaman untuk

melakukan sesuatu.

c. learning to be artinya belajar untuk membentuk manusia menjadi

dirinya sendiri.

d. learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama dan

bekerja sama dengan orang lain.

Sedangkan menurut Lindgreen ( dalam M.Sobry Sutikno, 2009: 32

) sistem pembelajaran ada 3 aspek yaitu : 1) Siswa, 2) Proses belajar,

3) Situasi belajar. Dalam hal ini ketiga aspek tersebut saling berkaitan

dalam mencapai tujuan belajar.

Materi Pelajaran

Materi pelajaran dapat diartikan sebagai inti dalam kegiatan

pembelajaran karena memang materi pelajaran itulah yang diupayakan

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xix

untuk dikuasai siswa ( Suharsimi Arikunto dalam M.Sobry Sutikno, 2009,

37 ).

Belajar, pembelajaran, dan materi pelajaran merupakan ketiga

aspek yang saling berkaitan dalam proses kegiatan belajar mengajar di

kelas. Ketiganya saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar

yang diinginkan.

Kemampuan Mengajar Guru

Untuk memperoleh keberhasilan belajar harus memperhatikan

karekteristik-karekteristik dalam belajar. Cara mengajar haruslah mengena

pada ketercapaian sasaran, berupa efektifitas dan efesiensi. Guru harus

menggali potensi-potensi yang ada pada siswa. Maknanya proses belajar

berlangsung secara terus menerus dan harus melibatkan siswa secara aktif

serta materi pelajaran itu diorganisasi dengan baik sehingga bermakna

bagi siswa.

Menurut Soedijarto (1993:58) menyatakan bahwa profesionalisme

seorang guru ditentukan dari indikator-indikator antara lain : 1. menyusun

rencana strategis kegiatan belajar mengajar. 2. melaksanakan dan

mengelola prose belajar secara dinamis dan taktis. 3. mendiagnosis

masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar. 4. menilai kemajuan belajar dan memanfaatkannya untuk

membantu dan mendorong pelajar untuk mengikuti proses belajar

selanjutnya dengan sistem evaluasi yang adekuit (memadai). 5. memilih

alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan belajar mengajar.

Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan

bahwa untuk dapat menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang

kondusif, guru dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam melaksanakan

proses belajar mengajar yaitu : 1. kemampuan merencanakan program

belajar mengajar, 2. kemampuan mengelola proses belajar mengajar,

3. kemampuan melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut.

2. Pemahaman Materi Menemutunjukkan nama ibukota provinsi di Indonesia

Pemahaman berasal dari kata dasar “paham” yang artinya

pengertian; pengetahuan; pendapat; pandai dan mengerti benar ( Hoetomo,

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xx

M.A., 2005, 360-361 ). Kata pemahaman itu sendiri artinya proses,

perbuatan, cara memahami atau memahamkan sesuatu ( KBBI, 1996,

714). Dalam mata pelajaran IPS di SD dipelajari berbagai macam konsep-

konsep yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Yang dimulai dari

konsep paling sederhana sampai pada konsep yang kompleks.

Secara definitif, konsep itu sendiri menurut Moore ( S.P. Taneo,

2009, 3-118 ) adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu

pemikiran, suatu ide atau gagasan. Khusus dalam pembelajaran IPS

konsep yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan manusia dan

masyarakat.

Pemahaman tentang konsep menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia harus dipahami untuk mempersiapkan siswa agar

mampu menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Model Cooperative Learning

Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar

dikatakan efektif jika pembelajaran itu dapat menumbuhkan dan

mencerahkan gairah serta dorongan siswa untuk semangat dan aktif.

Untuk itu guru harus bisa mengembangkan materi yang akan diajarkan

menjadi materi yang bermakna dan menarik serta dapat mencari hubungan

antara materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal yang telah

dimiliki siswa.

Salah satu model pembelajaran yang bernaung dalam pendekatan

konstruktivisme yaitu Cooperative Learning. Konstruktivisme mulai

digagas oleh Mark Baldawin dan dikembangkan serta diperdalam oleh

Jean Piaget adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman ( Wina Sanjaya,

2005, 118 ).

Menurut Utari seperti yang dikutip oleh Isjoni ( 2009, 34-35 )

menyatakan bahwa dalam pendekatan konstruktivisme, pengetahuan baru

tidak diberikan dalam bentuk jadi ( final ), tetapi peserta didik

membentuk pengetahuannya sendiri dengan interaksi dengan

lingkungannya dalam proses asimilasi dan akomodasi. Istilah Cooperative

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxi

Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama

pembelajaran koperatif.

Cooperative Learning sendiri merupakan suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan

struktur kelompok yang heterogen ( Slavin dalam Isjoni, 2009, 12 ).

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Mulyono Abdurahman,

1999, 123) ada empat elemen dasar dalam model Cooperative Learning

yaitu : a. saling ketergantungan positif, b. interaksi tatap muka ,

c. akuntabilitas individual, d. ketrampilan dalam menjalin hubungan

interpersonal.

Dari hasil penelitian Johnson dan Johnson dalam bukunya Nur,

dkk, (2003, 63) menunjukkan adanya berbagai keunggulan Cooperative

Learning, yaitu : a. memudahkan siswa dalam melakukan penyesuaian

soal, b. Mengembangkan siswa melakukan penyesuaian soal ,

c. memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial dan pandangan, d. meningkatkan rasa saling

percaya kepada sesama manusia, e. meningkatkan kesediaan

menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, f. meningkatkan

motivasi belajar intrinsik, g. meningkatkan sikap positif terhadap belajar

dan pengalaman belajar, h. meningkatkan hubungan posotif antara siswa

dengan gurdan personil sekolah, i. meningkatkan pandangan siswa

terhadap guru yang bukan hanya pengajar tapi juga pendidik

Model Cooperative Learning tidak hanya unggul dalam membantu

siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu

teman ( Isjoni, 2009, 13 ).

Adapun ciri-ciri Cooperative Learning ( Isjoni, 2009, 20 ) adalah :

a. setiap anggota memiliki peran, b. hubungan interaksi langsung di antara

siswa, c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan

juga teman kelompoknya, d. guru membantu mengembangkan

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxii

keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e. guru hanya

berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Dengan model Cooperative Learning ini minimal ada tiga tujuan

pembelajaran penting yang dapat diperoleh, antara lain : a. meningkatkan

hasil belajar akademik, b. penerimaan terhadap perbedaan individu,

c. pengembangan keterampilan sosial.

4. Cooperative Learning dengan metode STAD

Model Cooperative Learning terdiri dari empat metode yaitu

: a. Metode STAD, b. Metode Jigsaw, c. Metode GI, d. Metode Struktural.

Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangannya sendiri. Untuk penelitian ini akan digunakan model

pembelajaran Cooperative Learning dengan metode STAD. Karena

metode STAD mempunyai ciri sederhana, mudah dilaksanakan, dan sesuai

untuk karakteristik siswa tingkat sekolah dasar.

Metode STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin, dan

merupakan salah satu tipe dalam model Cooperative Learning yang

menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran untuk mencapai prestasi belajar maksimal ( Slavin dalam Isjoni,

2009, 51).

Penerapan Model Cooperative Learning dengan metode STAD

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

globalisasi pada mata pelajaran IPS, serta dapat mengatasi hambatan-

hambatan yang dialami dalam pembelajaran pada materi tersebut.

Adapun tahap-tahap dalam Metode STAD yaitu : a.

penyampaian tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar, b.

penyampaian materi atau informasi, c. mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar, d. membimbing kelompok bekerja dan

belajar, e. evaluasi, f. memberikan penghargaan pada kelompok.

B. Kerangka Berpikir

Pelaksanaan PTK dilaksanakan berdasarkan masalah yang

ditemukan ( Input ) pada pembelajaran untuk materi pokok globalisasi.

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxiii

Berdasarkan analisis situasi maka dirancang prosedur pelaksanaan PTK yang

dilaksanakan berbentuk siklus. Pelaksanaan PTK ini menggunakan model

siklus yang direncanakan selama dua siklus.

Dalam proses pembelajaran IPS pada materi globalisasi akan

menerapkan model Cooperative Learning metode STAD.

Evaluasi/penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus I

digunakan sebagai umpan balik ( feed back ) untuk kegiatan pembelajaran

pada siklus I. Kemudian diadakan refleksi untuk mengetahui sejauhmana

keberhasilan ( Output ) model Cooperative Learning metode STAD dalam

memecahkan masalah seperti pada rumusan masalah di atas.

Hasil refleksi pada siklus I menjadi dasar perbaikan ( Input ) untuk

membuat rancangan PTK pada siklus II.

Pembelaaran pada siklus II dilaksanakan untuk mengetahui

efektifitas pembelajaran pada siklus II ( Output ).

Berdasarkan hasil evaluasi diadakan refleksi untuk siklus II untuk

mengetahui efektifitas model Cooperative Learning metode STAD dalam

memecahkan masalah pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini dibuat bagan kerangka pikir :

Gambar 1. Bagan kerangka berpikir PTK

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata

pelajaran IPS yaitu Cooperative Learning. Model Pembelajaran ini tepat

sekali digunakan karena Cooperative Learning dapat meningkatkan belajar

siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku

sosial. ( Stahl : 1994 ).

PERBAIKAN SIKLUS II

FEED BACK OUT PUT EVALUASI

PROSES :

PEMBELAJARAN IPS

DENGAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING

METODE STAD

INPUT SIKLUS I

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxiv

Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen ( Slavin :

1985 ).

Pada bagian lain menurut Sunal dan Hans ( 2000 ) Cooperative Learning

merupakan cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang

untuk member dorongan pada peserta didik agar bekerja sama dalam

pembelajaran. Bahkan menurut Juliati ( 2000 ) Cooperative Learening lebih

tepat digunakan dalam pembelajaran pelajaran IPS.

Semua yang disampaikan para pakar tersebut di atas merupakan penegasan

bahwa Model Cooperative Learning tepat sekali diterapkan pada mata

pelajaran IPS. Hal ini karena pembelajaran pelajaran IPS bertujuan

menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan bermasyarakat yang

baik melalui kerja sama. Dalam pelaksanaannya Cooperative Learning

menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang siswa sentris, humanistik,

dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan

sekitarnya.

Dari semua yang dipaparkan di atas maka tepatlah kiranya model

Cooperative Learning digunakan dalam PTK yang mengambil permasalahan

bagaimana meningkatkan pemahaman materi menemutunjukkan ibukota

provinsi di Indonesia pada siswa kelas IV SD Dukuhbenda 03.

C. Hipotesis Tindakan

Pemahaman siswa terhadap materi menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri

Dukuhbenda 03 kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal dapat ditingkatkan

dengan model pembelajaran Cooperative Learning metode STAD

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxv

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

SD Negeri Dukuhbenda 03 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

2. Waktu Penelitian

Bulan Januari sampai dengan Juni 2010

Jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

BULAN NO JENIS KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 Observasi dan identifikasi masalah

X

2 Penyusunan rancangan tindakan X

3 Pelaksanaan PTK siklus 1 X

4 Refleksi dan analisis hasil siklus 1 X

5 Pelaksanaan PTK siklus 2 X

6 Refleksi dan analisis hasil siklus 2 X

7 Penyusunan laporan PTK X X

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan PTK

B. Subyek Penelitian

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxvi

1. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek Penelitian : Siswa kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009/2010.

Jumlah siswa 44 anak.

Obyek Penelitian : Penggunaan model Cooperative Learning metode

STAD dalam memahami materi menemutunjukkan

nama ibukota provinsi di Indonesia.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari

empat kegiatan penting yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Pelaksanaannya secara berulang dan berkelanjutan sesuai dengan

hasil refleksi. Untuk penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap

siklus terdiri dari dua pertemuan. Dalam satu pertemuan terdiri dari dua jam

pelajaran. Setiap satu jam pelajaran 35 menit. Gambaran pelaksanaan PTK

dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar2. Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD

(diambil dari Buku Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008, 11 )

Keterangan :

Plan : perencanaan

Act : pelaksanaan

Observe : observasi

Reflect : refleksi

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxvii

Reflected Plan : perencanaan hasil refleksi

RANCANGAN SIKLUS

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun

mengenai pelaksanaan tindakan seecara umum melalui tahapan sebagai

berikut :

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan adalah :

(1). Mengidentifikasi Masalah.

(2). Merancang pelaksanaan tindakan.

(3). Menyusun format observasi dan instrumen penelitian.

(4). Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan.

b. Tahap Implementasi Tindakan

Adapun rencana tindakan yang disepakati adalah sebagai berikut :

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan

- Merancang skenario pembelajaran dan menyusun RPP

- Menyiapkaan media pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai RPP yang disusun.

3. Tahap Observasi

Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran selanjutnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil

pelaksanaan pada siklus I untuk memperoleh kesimpulan guna

perbaikan pada siklus I.

SIKLUS II

1. Tahap Perencanaan

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxviii

- Merancang skenario pembelajaran dan menyusun RPP

- Menyiapkaan media pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran pada siklus I sesuai RPP yang disusun.

3. Tahap Observasi

Observasi sangat diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran selanjutnya.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis, sintesis, dan memaknai hasil

pelaksanaan pada siklus II untuk memperoleh kesimpulan guna

perbaikan pada siklus II.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah kuisioner, wawancara, catatan lapangan (lembar observasi), dan

tes, serta penugasan. Kuisioner, lembar observasi, dan wawancara

digunakan untuk mengungkap sikap siswa terhadap pembelajaran

pelajaran IPS yang dialami. Tes dan penugasan digunakan untuk

mengungkap tingkat penguasaan siswa dalam materi pokok

Menemutunjukkan ibukota provinsi di Indonesia.

Teknis Analisis Data Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis dskriptif kuantitatif untuk mengetahui adanya perbedaan

tingkat penguasaan siswa terhadap materi IPS antara sebelum dan sesudah

tindakan. Selain itu digunakan juga teknik analisis deskriptif kualitatif

untuk mengetahui secara lebih memadai proses pembelajaran pelajaran

IPS.

Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil penelitian pada setiap

siklus diperlukan suatu indikator dapat menjadi tolok ukur keberhasilan

pembelajaran. Indikator keberhasilan tersebut digunakan untuk mengukur

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxix

tingkat ketercapaian proses belajar dan hasil belajar pada setiap siklus. Uraian

selengkapnya seperti berikut ini :

1. Indikator Keberhasilan Proses.

- 75 % siswa mampu memahami materi menemutunjukkan nama

ibukota provinsi di Indonesia

- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.

2. Indikator Keberhasilan Hasil

- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

( KKM 6,2 )

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Dukuhbenda 03 merupakan salah satu sekolah tingkat

dasar di samping ke lima sekolah lain yang terletak di tepi jalan yang

menghubungkan desa Bumijawa dengan Kecamatan Sirampok Kabupaten

Brebes. Sekolah tersebut masuk dalam wilayah desa Dukuhbenda

kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal.

SD Negeri Dukuhbenda 03 terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1

ruang UKS dan perpustakaan, 1 ruang WC serta halaman yang luas.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxx

Ruang kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 memiliki ukuran 8 m x

6 m dengan struktur bangunan model lama yang memiliki daun jendela

agak tinggi dari lantai sehingga pencahayaan ruangan kurang sekali.

Fasilitas ruangan kelas ada papan tulis, almari dan seperangkat media

pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Dukuhbenda 03 dimulai

jam 07.00 sampai dengan 12.10 WIB, dengan jadwal pelajaran yang

disusun berdasarkan berdasarkan kurikulum KTSP. Sedangkan untuk

kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar

mengajar.

Pada tahun ajaran 2009/2010 SD Negeri Dukuhbenda 03 terdiri

dari 167 siswa yang terdiri dari : kelas I 31 siswa, kelas II 17 siswa, kelas

III 30 siswa, kelas IV 44 siswa, kelas V 28 siswa, dan kelas IV 17 siswa.

b. Struktur Organisasi SD Negeri Dukuhbenda 03

Tahun Ajaran 2009/2010 SD Negeri Dukuhbenda 03 dipimpin

oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari

seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 4 guru wiyata bakti sebagai guru

mata pelajaran ( Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Bahasa Inggris ) serta 3

guru magang ( guru wiyata bakti yang ikut belajar berstatus bukan warga

sekolah tetap ). Jadi jumlah personil seluruhnya ada 14 orang.

Adapun struktur organisasi SD Negeri Dukuhbenda 03 sebagai

berikut :

Guru Kelas I Indah

Guru Kelas II Nuraeni

Guru Kelas III Nurhayati

Guru Kelas IV Purmindarto

Guru Kelas V Sakat S

Guru Kelas IV Tapsir

Kepala Sekolah Risnani Eti P, S.Pd

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxi

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Dukuhbenda 03

2. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran untuk siklus I :

Pelaksanaan pembelajaran untuk PTK pada siklus I dilaksanakan pada

hari Selasa, 23 Maret 2010.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran telah diadakan pengumpulan

pendapat siswa tentang pelajaran IPS pada tanggal 10 Februari 2010.

Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Rekap pendapat siswa tentang mata pelajaran IPS

No Pernyataan Pendapat Frekuensi Persentase ( % )

1 Menyukai pelajaran IPS 25 57 %

2 Tidak menyukai pelajaran IPS 19 43 %

Jumlah 44 100 %

Dari hasil rangkuman tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa

kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03 menyukai mata pelajaran IPS ( 57 % )

dan sebagian kecil tidak menyukai mata pelajaran IPS ( 43 % ).

Dalam wawancara dengan siswa kelas IV yang dilakukan sebelum

proses pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Ringkasan Jawaban Hasil Wawancara

Persentase Ringkasan Jawaban No Pertanyaan

Kategori A Kategori B Kategori C

Suka Tidak Suka Netral 1 Apakah kamu menyukai

pelajaran IPS ? 25 57 % 19 43 % - -

2 Apakah kamu pernah

mendengar istilah provinsi ?

Pernah Tidak

Pernah

Sering

Guru PAI Sumarno

Goru Penjasorkes Dian Wiradetama

Guru SBK Frestiantomi

Guru Bhs.Inggris Indarti

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxii

30 68 % 10 23 % 4 9 %

Dahulu Kemarin Sekarang 3 Kalau pernah, kapan kamu

mendengar istilah provinsi ? 25 57 % 10 23 % 9 20 %

Suka Tidak Suka Netral 4 Apakah kamu suka

mempelajari tentang

provinsi ?

25 57 % 10 23 % 9 20 %

Suka Tidak Suka Netral 5 Apakah kamu suka bekerja

sama dalam belajar dan

bekerja ?

20 45 % 10 23 % 14 32 %

Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat diidentifikasi

kendala dan masalah yang muncul pada pembelajaran yaitu :

a. Ada beberapa siswa yang lamban belajar.

b. Jumlah media dan alat peraga yang terbatas

c. Tidak semua siswa dapat ikut serta menggunakan alat peraga dengan

bebas.

d. Siswa kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga.

e. Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran.

f. Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama

diskusi.

g. Kurangnya alat peraga realistik sehingga mengurangi kebermaknaan dalam

belajar.

h. Guru belum terlatih menerapkan model pembelajaran inovatif khususnya

Cooperative Learning metode STAD.

Semua kendala dan masalah yang telah diidentifikasi menjadi acuan

utama bagi peneliti untuk menyusun strategi penyelesaian masalah dengan

berkonsultasi dengan kepala sekolah dan supervisor.

3. Rancangan dan implementasi strategi penyelesaian masalah

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I :

Dengan mengacu pada kendala dan masalah yang telah dirumuskan di

atas, maka peneliti mengkonsultasikan dengan kepala sekolah dan supervisor.

Dari konsultasi tersebut maka diputuskan untuk mengadakan PTK dengan

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxiii

menerapkan model Cooperative Learning metode STAD. Pelaksanaannya

terbagi menjadi dua siklus yang saling berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari

dua pertemuan. Adapun rancangan dan implementasi strategi penyelesaian

masalah pada siklus I yaitu :

Siklus I

a. Perencanaan

Pertemuan pada siklus I dilaksanakan selama 70 menit. Tindakan

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

3. Menyiapkan Lembar Kerja

4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

5. Menyiapkan lembar observasi untuk superIVsor.

b. Pelaksanaan

1) Pra Pembelajaran

· Siswa dan guru berdo’a bersama.

· Guru mengabsen siswa

· Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.

2) Kegiatan Awal

· Apersepsi : Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal

yang mengarah pada materi pelajaran.

· Guru memberi motivasi belajar dengan menjelaskan manfaat

mempelajari globalisasi.

· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang

akan dicapai.

3) Kegiatan Inti

· Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

· Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

· Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan yang beragam ( kelompok

ditentukan oleh guru ).

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxiv

· Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

· Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-

masing kelompok.

· Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

masing.

· Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

· Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas.

· Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap

hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

· Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi

bersama-sama.

· Masing-masing kelompok saling menukar hasil kerja diskusinya

untuk dipelajari bersama.

· Siswa mengerjakan tes tertulis tentang materi yang telah dipelajari.

· Siswa menyerahkan hasil tes kepada guru.

4) Kegiatan Akhir

· Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

· Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.

· Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan

dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian.

· Tindak lanjut pada pertemuan ini dengan memberi tugas PR.

· Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai

KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya

sudah mencapai KKM diberi pengayaan

c. Pengamatan/observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran siklus I peneliti berkolaborasi

dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah

mengamati jalannya pembelajaran pada siklus I dengan panduan lembar

observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam

pengamatan meliputi :

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxv

1) Pra Pembelajaran

2) Kegiatan Membuka pelajaran

3) Kegiatan Inti Pembelajaran

· Pelaksanaan materi pelajaran

· Strategi pola pembelajaran

· Pemanfaatan media pembelajaran

· Penilaian proses dan hasil belajar

· Penggunaan bahasa

4) Penutup

Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam

proses belajar mengajar meliputi :

1. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang

tunjuk jari untuk bertanya)

2. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari

partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)

3. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.

4. Banyak siswa yang mengerjakan tugas

5. Banyak siswa yang melamun

6. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain

7. Banyak siswa yang mengganggu teman

8. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas

Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat

pada bagian hasil penelitian dan lampiran.

d. Refleksi

Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai peneliti

dan supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses

pembelajaran pada siklus I.

Pembelajaran pada siklus I setelah diadakan penilaian proses dan

penilaian hasil belajar sudah menunjukkan kemajuan bila dibandingkan

nilai yang dicapai oleh siswa kelas IV pada tahun ajaran 2008/2009.

Hasil Refleksi dan Analisis Data pada Siklus I

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxvi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan supervisor dengan

memperhatikan saran guru teman sejawat serta kepala sekolah. Refleksi pada

siklus I mengacu pada data yang dikumpulkan selama pembelajaran. Data

tersebut meliputi data kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui untuk

mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pokok

menemutunjukkan nama ibukota provinsi di Indonesia melalui model

Cooperative Learning metode STAD. Sedangkan data kualitatif digunakan

untuk mengetahui tingkat kualitas proses pembelajaran melalui model

Cooperative Learning metode STAD. Adapun hasill refleksi yang dilakukan

oleh peneliti dan supervisor yaitu :

1. Nilai proses dan hasil

Berdasarkan kriteria :

a. Indikator Keberhasilan Proses.

- 75 % siswa mampu memahami materi menemutunjukkan nama

ibukota provinsi di Indonesia

- 75 % siswa aktif dalam pembelajaran dan kerja kelompok.

b. Indikator Keberhasilan Hasil

- 80 % hasil evaluasi siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

( KKM 6,2 )

Maka dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai siswa melampaui target

yang ditentukan. Peningkatan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I

menunjukkan bahwa penerapan model Cooperative Learning metode

STAD pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan pemahaman siswa

pada materi menemutunjukkan nama ibukota provinsi di Indonesia.

2. Aktifitas belajar siswa

Dari hasil perolehan data cek list individual tentang aktifitas belajar siswa

dan aktifitas diskusi kelompok dapat diketahui bahwa sebagian besar

siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan melaksanakan

semua tugas dengan baik. Hal ini menunjukkan siswa antusias dan

menyukai pembelajaran model Cooperative Learning metode STAD.

3. Aktifitas guru

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxvii

Hasil observasi aktifitas guru yang dilakukan oleh supervisor

menunjukkan :

a. Rata-rata nilai 84.

b. Persentase keberhasilan mengelola pembelajaran 84 %

Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa guru cukup berhasil

mengimplementasikan model Cooperative Learning metode STAD pada

mata pelajaran IPS pada materi pokok menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia.

Tabel 3. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No KKM Jumlah

Nilai Tuntas

Jumlah Nilai

Belum Tuntas

Persentase

Ketuntasan

1.

62

34

10

77,3 %

Kekurangan pada siklus I

Dari semua keberhasilan tersebut, ada pula beberapa kekurangan yang

muncul selama pelaksanaan siklus I. Kekurangan atau kelemahan tersebut

antara lain :

1. Masih ada beberapa siswa yang hasil nilainya masih di bawah KKM.

2. Waktu yang tersedia terbatas sehingga ada aktifitas belajar yang

pelaksanaannya kurang maksimal.

3. Penggunaan media dan alat peraga kurang optimal dan merata karena

persediaan terbatas.

4. Kehadiran supervisor sedikit mempengaruhi aktifitas belajar siswa,

karena perhatian siswa terbagi oleh keberadaan supervisor.

5. Kelompok diskusi yang terbentuk kurang maksimal karena

pembentukan kelompok ditentukan oleh guru.

6. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kreatif dalam

mengikuti aktifitas belajar.

Rekomendasi untuk pembelajaran pada siklus II :

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxviii

1. Perlu disusun RPP perbaikan untuk siklus II dengan memperhatikan

semua kekurangan yang muncul pada siklus I.

2. Peneliti harus memperbaiki alokasi waktu untuk setiap poin kegiatan

belajar.

3. Bila memungkinkan media dan alat peraga perlu ditambah dan lebih

variatif.

4. Pembentukan kelompok diskusi hendaknya lebih banyak melibatkan

siswa.

5. Sumber belajar perlu diperbanyak lagi.

6. Siswa perlu lebih dipersiapkan dengan menjelaskan tentang kehadiran

supervisor dan adanya pemotretan.

4. Perbaikan rancangan pembelajaran untuk siklus II :

Rancangan pembelajaran untuk suklus II disusun berdasarkan hasil

refleksi pada siklus I dengan mengacu pada kendala dan masalah yang

ditemukan pada siklus I serta usulan dari superIVsor dengan tetap menerapkan

model Cooperative Learning metode STAD pada pembelajarannya.

Siklus II

a. Perencanaan

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus II

2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

3. Menyiapkan Lembar Kerja

4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

5. Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor.

b. Pelaksanaan

1) Pra Pembelajaran

· Siswa dan guru berdo’a bersama.

· Guru mengabsen siswa

· Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.

2) Kegiatan Awal

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xxxix

· Apersepsi : Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal

yang mengarah pada materi pelajaran.

· Guru memberi motivasi belajar dengan menjelaskan manfaat

mempelajari menemutunjukkan nama ibukota provinsi di Indonesia.

· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang

akan dicapai.

3) Kegiatan Inti

· Siswa membaca sekilas inti materi pelajaran pada buku sumber.

· Guru menjelaskan inti materi pelajaran yang akan dipelajari.

· Siswa membentuk kelompok sendiri menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan kemampuan

yang beragam ( kelompok ditentukan sendiri oleh siswa ).

· Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

· Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas diskusi masing-

masing kelompok.

· Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masing-

masing.

· Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan.

· Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu

anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas.

· Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan dan kritik terhadap

hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.

· Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi

bersama-sama.

· Masing-masing kelompok saling menukar hasil diskusinya untuk

dipelajari bersama.

· Siswa mengerjakan tes tertulis tentang materi yang telah dipelajari.

· Siswa menyerahkan hasil tes kepada guru.

4) Kegiatan Akhir

· Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

· Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xl

· Guru memberi penghargaan kelompok berupa predikat kejuaraan

dan hadiah sesuai dengan hasil penilaian.

· Tindak lanjut pada pertemuan ini dengan memberi tugas PR.

· Tindak lanjut yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai

KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya

sudah mencapai KKM diberi pengayaan

c. Pengamatan/observasi

Pada pelaksanaan siklus II peneliti berkolaborasi dengan

supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas supervisor adalah

mengamati proses pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar

observasi yang telah tersedia.

d. Refleksi

Refleksi pada pelaksanaan siklus II dilakukan bersama oleh guru

sebagai peneliti dan supervisor untuk mengetahui hasil penelitian pada

siklus II yang diperoleh melalui observasi pada proses pembelajaran.

Tabel 4. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No KKM Jumlah

Nilai Tuntas

Jumlah Nilai

Belum Tuntas

Presentase

Ketuntasan

1.

62

40

4

90,9 %

Tabel 5. Rekapitulasi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan II

No Jumlah Siswa KKM Kegiatan Presentase

Ketuntasan

1 44 6,2 Kondisi awal 50 %

2 44 6,2 Siklus I 77,3 %

3 44 6,2 Siklus II 90,9 %

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xli

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar pada

kondisi awal sebelum diadakan PTK yang hanya 50 %, siklus I ke siklus II

meningkat13,7 %

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan :

1. Penggunaan pendekatan cooperative learning pada pembelajaran pelajaran

IPS dapat meningkatkan ketrampilan menemutunjukkan nama ibukota

provinsi di Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhbenda 03

,kecamatan Bumijawa, kabupaten Tegal, Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Dengan Penggunaan pendekatan cooperative learning pada pembelajaran

pelajaran IPS, kompetensi dasar menemutunjukkan nama ibukota provinsi

di Indonesia, hasil belajar siswa semakin meningkat .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah :

1. Perencanaan Pembelajaran sangat mutlak diperlukan sebelum proses

pembelajaran.

2. Guru harus memiliki kemampuan dalam menganalisa masalah di kelas

untuk selanjutnya mencari solusi.

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xlii

3. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dapat membantu guru

dalam proses pembelajaran.

4. Sesuai karakteristik siswa SD ,guru harus mampu menciptakan kondisi

belajar yang menyenangkan agar siswa lebih tertarik dalam belajar.

5. Alat peraga sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian siswa dan

menghindari verbalisme.

6. Guru harus mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

7. Penilaian baik proses maupun akhir pembelajaran harus dilakukan untuk

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi.

8. Setiap akhir proses pembelajaran harus diadakan tindak lanjut.

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …/Upaya-meningkatkan...dibutuhkan untuk proses pembelajaran pelajaran IPS, (2) Penggunaan pendekatan cooperative learning dapat meningkatkan

xliii

DAFTAR PUSTAKA

Badem. ( 2001 ). Masalah dan Solusi Pembelajaran IPS dengan Pendekatan

Cooperative Learning. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial. IPS.

Ibrahim,et.al. ( 200 ). Pembelajaran STAD. Surabaya. Universitas Negeri

Surabaya Press

Isjoni. ( 2009 ). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Bandung. Alfabeta.

Djahiri, A. ( 1983 ). Pengajaran Studi Sosial IPS. Bandung. LPPP IPS IKIP.

Lie, Anita. ( 2005 ). Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo.

Somantri, M.N. ( 2001 ). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung.

PPS-UPI dan Remaja Rosda Karya.

Slavin, R.E. ( 1992 ). Cooperative Learning, USA, Allyn and Bacoin.

Retno Winarni. ( 2009 : 17 ). Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga. Widiasari

Press.