FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya...

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL COOPERATIVE TIPE JIGSAW DI KELAS 3 SD SLAWIWETAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Nama : SLAMET NIM : X 2707022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya...

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

COOPERATIVE TIPE JIGSAW DI KELAS 3 SD SLAWIWETAN 01 KABUPATEN TEGAL

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama : SLAMET NIM : X 2707022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

COOPERATIVE TIPE JIGSAW DI KELAS 3 SD SLAWIWETAN 01 KABUPATEN TEGAL

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

Nama : SLAMET

NIM : X 2707022

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidik Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : .......................................

Sekretaris : .......................................

Anggota I : .......................................

Anggota II : .......................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,

Pembimbing, Supervisor,

Drs.CHUMDARI,M.Pd AGUS KHARIR.S.Pd NIP.195605121981111001 NIP.196712121991031013

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABTRAKSI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL COOPERATIVE TIPE JIGSAW

DI KELAS 3 SD SLAWIWETAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh

Slamet

Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di SD harus diciptakan proses belajar mengajar secara aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan dengan pemanfaatan sarana / sumber belajar yang relevan dan kontektual,serta didukung kompetensi guru untuk menciptakan dan menggunakan model pembelajaran inovatif.

Kondisi di SD menunjukan belum menggunakan alat peraga dan model pembelajaran innovatif untuk pembelajaran Matematika,termasuk di SD Negeri Slawiwetan 01 Kabupaten Tegal.karenanya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah.

Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,khususnya dalam pembelajaran Matematika.Hipotesisnya,jika menggunakan model pembelajaran Kooperative Jigsaw maka motivasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode diskriptif kualitatif model siklus dengan langkah : perencanaan, tindakan,observasi,dan refleksi.Subyeknya adalah siswa kelas III SD Negeri Slawiwetan 01,Kabupaten Tegal.waktunya semester II (Januari- Juni 2010) Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa.Hasilnya (1) Untuk pembelajaran Matematika kelas III SD Slawiwetan 01 dibutuhkan model pembelajaran innovative yaitu Kooperative Jigsaw. (2) Penggunakan Model Pembelajarn cooperative Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. (3) Penggunakan Model Pembelajarn cooperative Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (4) Perbaikan pembelajaran Matematika kelas III SD Slawiwetan 01 dapat dilakukan melalui PTK sehingga proses pembelajaran maupun hasilnya meningkat lebih bermutu. (4) Kendalanya adalah bahan / alat peraga,tempat duduk serta kemampuan guru dan siswa.

Kesimpulan : Penanganan masalah motivasi belajar yang dihadapi siswa kelas III SD Negeri Slawiwetan 01 dalam pembelajaran Matematika perlu dilakukan secara terencana,sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa mempunyai motivasi belajar dalam pembelajaran Matematika. Kata kunci: Motivasi, Pembelajaran Matematika, Cooperative.

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Mutu pendidikan dan pembelajaran, khususnya sangat ditentukan oleh

proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, perbaikan dan peningkatan

kualitas pembelajaran berkelanjutan di kelas adalah suatu keniscayaan. Salah satu

strategi yang dapat ditempuh adalah melalui pelakasanaan penelitian tindakan

kelas ( PTK ).Menyadari hal inilah penulis berusaha mengimplementasikan PTK

di kelas yang menjadi tangung jawab penulis.

Berdasarkan pengalaman penulis mengajarkan mata pelajaran Matematika

di kelas III Sekolah Dasar Negeri Slawiwetan 01, Para siswa seringkali sangat

sulit memahami materi berhitung. Berbagai cara sudah pernah dilakukan penulis

termasuk alat peraga dilakukan penulis, tetapi tetap saja hasilnya belum

memuaskan .Akhirnya ,penulis berketetapan hati untuk melaksanakan PTK ,yang

berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL COOPERATIVE TIPE

JIGSAW DI KELAS 3 SD SLAWIWETAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN

PELAJARAN 2009/2010“, sebagaimana laporannya kini berada di tangan para

pembaca.

Sebagaimana umumnya PTK, penelitian ini dilakukan secara kolaboratif

dengan Bapak Agus Kharir, S.Pd,yaitu sejawat penulis yang menjadi guru kelas

IV.Di samping itu,penulis juga merasa sangat terbantu dengan dukungan Kepala

Sekolah di tempat penulis bertugas,bahkan beliau bersedia mengusahakan sarana

dan prasarana yang penulis perlukan.Oleh karena itu,pada tempatnyalah penulis

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan PTK ini.

1. Bapak Drs. Chumdori, M.Pd, selaku pembimbing Penelitian Tindakan Kelas.

2. Bapak Suprapto, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Slawiwetan 01, Kec.

Slawi, Kab.Tegal.

3. Bapak Agus Kharir, S.Pd selaku kolaborator.

4. Bapak dan Ibu guru SD Negeri Slawiwetan 01, Kec. Slawi, Kab. Tegal.

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan tidak mengecilkan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah

berkontribusi dalam PTK ini,penulis tetap masih berharap kiranya para pembaca

masih berkenan memberikan kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan

dan masukan bagi penulis ketika akan melakukan PTK yang lain

berikutnya.Semoga dengan demikian ,semakin banyak pihak-pihak yang

berkepentingan mendapatkan manfaat yang lebih berkualitas.

Penulis

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul............................................................................................... i

Halaman Pengesahan .................................................................................... ii

Halaman Persetujuan .................................................................................... iii

Abstrak ..................................................................................................... iv

Kata Pengantar .............................................................................................. v

Daftar Isi ..................................................................................................... vii

Daftar Table .................................................................................................. ix

Daftar Gambar .............................................................................................. x

Daftar Lampiran ............................................................................................ xi

Bab I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

Bab II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........... 6

A. Landasan Teori ...................................................................... 6

B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................. 32

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .............................................. 35

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 35

B. Subjek Penelitian................................................................... 40

C. Prosedur Penelitian ............................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 44

A. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 44

B. Deskripsi Siklus I .................................................................. 45

C. Deskripsi Siklus II ................................................................. 47

D. Pembahasan Tiap Siklus dan antar Siklus ............................. 47

E. Hasil Penelitian ..................................................................... 48

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V PENUTUP ................................................................................... 60

A. Kesimpulan. .......................................................................... 60

B. Saran / Rekomendasi ............................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif ................................................ 20

Tabel 2 Data Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan

jumlah.......................................................................................... 37

Tabel 3 Keadaan siswa di SDN Slawiwetan 3 ......................................... 38

Tabel 4 Waktu Penelitian ......................................................................... 39

Tabel 5 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I ............................. 49

Tabel 6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Dengan Model

Pembelajaran Cooperative Jigsaw .............................................. 51

Tabel 7 Daftar Nilai Matematika Kelas III SD Slawiwetan 01 Siklus I .. 52

Tabel 8 Lembar Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II ........................... 54

Tabel 9 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Dengan Model

Cooperative Jigsaw .................................................................... 55

Tabel 10 Daftar Nilai Matematika Kelas III SD Slawiwetan 01 Siklus II . 56

Tabel 11 Perbandingan perkembangan Keberhasilan Tindakan dari

Pembelajaran Siklus I dan II ...................................................... 58

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw .......................................................... 22

Gambar 2 Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw .................................... 23

Gambar 3 Kerangka Pikir ............................................................................ 33

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Siklus I

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 4 Lembar Pengamatan

Lampiran 5 Daftar Siswa Kelas III SD Slawiwetan 01

Lampiran 6 Daftar Nilai Matematika Kelas III SDN Slawiwetan 01

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, setiap bangsa dituntut untuk

menjadi bangsa yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas

sangat diperlukan untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Salah satu

upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan cara

memperbaiki mutu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu dasar

pembangunan watak, mental dan spiritual manusia, sehingga pendidikan suatu

bangsa dapat dijadikan tolak ukur kualitas bangsa.

Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia selalu dilaksanakan dengan

berbagai cara. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah melalui peningkatan proses pembelajaran yang inovative.

Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan tempat bagi

pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan jaman.

Pendidikan di sekolah tak bisa lepas dari proses kegiatan belajar mengajar

yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dan pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan

pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Proses pelaksanaan pemberian

materi yang baik akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang

sedang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.

Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

SD. Dalam mempelajari matematika dibutuhkan motivasi yang tinggi karena

banyak materi yang berhubungan dengan konsep, ketrampilan dan pemecahan

masalah dalam hal hitung menghitung. Untuk itu guru harus dapat

menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada siswa. Motivasi itu ada dua

yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik . Motivasi intrinsik adalah motivasi

yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dorongan orang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari

luar individu, apakah kerena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sehingga siswa mau melakukan sesuatu. Dalam rangka menumbuhkan

motivasi siswa guru dapat menggunakan beberapa cara diantaranya

pemberian pujian, hadiah, model dan metode pembelajaran yang inovatif.

Guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya matematika masih

bersifat tradisional yaitu menggunakan metode yang berpusat pada guru (

ceramah) dan minimnya menggunakan media maupun alat peraga, bahkan

sama sekali tidak menggunakan hanya LKS saja sebagai pegangan guru. Hal

itu merupakan masalah yang harus diatasi.

Kondisi siswa kelas 3 SD Slawiwetan 01 yang jumlahnya 25 siswa

terdiri dari 20 laki-laki dan 5 perempuan motivasi dan minat belajar

matematika sangat rendah. Hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut :

1. Setiap diberi pertanyaan hanya sekitar 3 (12 %) siswa yang mau

mengacungkan tangan untuk menjawab.

2. Setiap diberi kesempatan bertanya jarang yang mau bertanya.

3. Nilai matematika yang rendah hanya 8 (30 %) siswa diatas KKM.

4. Keaktifan belajar siswa yang masih rendah, banyak siswa bergurau dan

mengantuk saat pembelajaran.

Kurikulum KTSP yang berlaku sekarang hanya memberikan alokasi

waktu untuk pelajaran matematika 6 jam perminggu jauh dari proposional

yang mengharuskan siswa menguasai banyak kompetensi sehingga motivasi

siswa perlu sekali dipacu agar dapat belajar dengan sungguh-sungguh.

Evaluasi yang selama ini dilaksanakan sebatas tes tertulis itupun hanya

mengukur kognitif saja, ranah-ranah yang lain belum terukur. Dalam

pelajaran matematika banyak sekali kemampuan yang harus dievaluasi seperti

kognitif, afektif, dan psikomotorik agar siswa dapat menguasai kompetensi

yang ada pada pelajaran matematika. Permasalahan tersebut harus segera

diselesaikan sebab kalau tidak cepat dipecahkan akan menjadi hambatan

dalam meningkatkan prestai belajar siswa.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw karena model itu

akan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran dengan melibatkan

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

banyak siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif

menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat

belajar (learning community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga

dari sesama teman. Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang hitoris,

serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu, manusia

dapat saling asah, asih, dan asuh

. Pada pembelajaran model ini keterlibatan guru dalam belajar mengajar

semakin berkurang dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru

berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk

belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tangguang jawab serta siswa akan

merasa senang berdiskusi tentang matematika dalam keompoknya. Mereka

dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan juga dengan gurunya sebagai

pembimbing. Dalam model pembelajaran biasa atau tradisional guru menjadi

pusat kegiatan kelas. Sebaliknya,di dalam model Jigsaw, meskipun guru tetap

mengendalikan aturan, ia tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi

siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas,maka peneliti

dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas

3 SD Slawiwetan 01?

b. Seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa dengan pengunaan

Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw?

2. Pemecahan Masalah.

Dari berbagai masalah tersebut dapat dipecahkan melalui pengunaan

Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw dengan melalui beberapa

siklus dan ditunjang pemanfaatan media, alat peraga maupun instrumen

yang lain.

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

E. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Coopertive Tipe Jigsaw dalam pelajaran matematika .

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi belajar siswa dengan

pembelajaran Model Cooperative Tipe Jigsaw pada pelajaran matematika.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia

pendidikan (bidang studi Matematika) berupa gambaran mengenai sebuah

teori yang menyatakan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa dapat

dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jig

Saw.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Matematika.

2. Meningkatkan interaksi dan sosialisasi siswa dalam sebuah

pembelajarn.

3. Meningkatkan hasil atau prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

Matematika.

b. Bagi Guru

1. Memperbaiki proses belajar mengajar sebagai tugas dan

tanggungjawab guru.

2. Memunculkan inovasi baru dalam pembelajaran yang selama ini

masih menggunakan model pembelajaran tradisional.

3. Meningkatkan produktivitas dalam karya tulis ilmiah untuk

meningkatkan profesionalisme guru.

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

c. Bagi Sekolah

1. Meningkatkan pelayanan kepada peserta didik.

2. Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) guru.

3. Secara umum prestasi sekolah menjadi meningkat.

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori Teori

1. Pengertian Matematika

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan

aritmatika atau berhitung. Padahal, matematika memiliki cakupan yang lebih

luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dan

matematika.

Menurut Johnson dan Myklebust (Mulyono Abdurrahman 2003:

252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekpresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Lerner (Mulyono Abdurrahman 2003: 252), mengemukakan bahwa

matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.

Kline (Mulyono Abdurrahman 2003: 252), mengemukakan bahwa

matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanaya adalah

penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara

bernalar induktif.

Menurut Paling (Mulyono Abdurrahman 2003: 252), ide manusia

tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan

pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan matematika hanya

perhitungan yang mencakup tambah, kurang, bagi, dan kali; tetapi ada pula

yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri.

Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu

yang berkaitan dengan berpikir logis. Selanjutnya, Paling mengemukakan

bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap

masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi,

menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan-hubungan.

Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga

cabang, yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri. Menurut Dali S.Naga

(Mulyono Abdurrahman 2003: 253), aritmatika atau berhitung ialah cabang

matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan

nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara singkat aritmatika atau

berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.

Dalam perkembangan aritmatika selanjutnya,penggunaan bilangan

sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika inilah yang

kemudian disebut aljabar Dali S. Naga (Mulyono Abdurrahman 2003: 253).

Aljabar ternyata tidak hanya menggunakan abjad sebagai lambang bilangan

yang diketahui atau yang belum diketahui tetapi juga menggunakan

lambang-lambang yang lain, seperti titik. Berbeda dari aritmatika dan

aljabar, geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik

dan garis, Aleks Maryunis (Mulyono Abdurrahman 2003: 253).

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi.Ada alasan

tentang perlunya siswa belajar matematika Cornelius (Mulyono

Abdurrahman 2003: 253), mengemukakan lima alasan perlunya belajar

matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan

logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3)

sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4)

sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk

meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Lerner (Mulyono Abdurrahman 2003: 253), mengemukakan bahwa

kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1)

konsep, (2) ketrampilan, dan (3) pemecahan masalah. Konsep menunjuk

pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka

mampu mengklasifikasikan atau mengelompokan benda-benda atau ketika

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.

Jika konsep menunjuk pada pemahaman dasar,maka ketrampilan menunjuk

pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Pemecahan masalah adalah

aplikasi dari konsep dan ketrampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya

melibatkan beberapa kombinasi konsep dan ketrampilan dalam suatu situasi

baru atau situasi yang berbeda.

Prinsip-prinsip Pengajaran Matematika :

1. Menyiapkan Anak untuk Belajar matematika

Banyak anak Berkesulitan belajar matematika yang penyebabnya adalah

kurangnya kesiapan anak untuk mempelajari bidang studi tersebut.

2. Maju dari Konkret ke abstrak

Siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan baik jika

pengajaran mulai dari konkret ke abstrak.Guru hendaknya merancang

tiga tahapan belajar, (1) konkret, (2) representasional, dan (3)

abstrak.Pada tahap konkret ,siswa memanipulasi berbagai objek nyata

dalam belajar ketrampilan.Pada tahap representasional ,suatu gambar

dapat mewakili objek nyata. Pada tahap abstrak,angka akhirnya

menggantikan gambar atau simbol grafis.

3. Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang

Jika siswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai konsep

secara otomatis,maka mereka memerlukan banyak latihan dan

ulangan.Ada banyak cara untuk menyediakan latihan,dan guru

hendaknya mengunakan metode yang bervariasi.

4. Generalisasi ke situasi baru

Siswa hendaknya memperoleh kesempatan yang cukup untuk

menggeneralisasikan ketrampilan mereka ke dalam banyak situasi.

5. Menyadari kekuatan dan kelemahan siswa.

Sebelum membuat keputusan tentang teknik yang aka digunakan untuk

mengajar siswa, guru harus memahami kemampuan dan

ketidakmampuan siswa, termasuk penguasaan matematika dan operasi-

operasi yang dapat dilakukan oleh siswa.

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

6. Membangun pondasi yang kokoh tentang konsep dan ketrampilan

matematika.

Belajar matematika harus dibangun atas pondasi yang kokoh tentang

konsep dan ketrampilan.

7. Menyajikan program matematika yang seimbang

Program matematika yang seimbang mencakup kombinasi antar tiga

elemen (1) konsep, (2) Ketrampilan, dan (3) pemecahan masalah.

8. Penggunaan kalkulator

Kalkulator dapat digunakan setelah siswa memiliki ketrampilan

kalkulasi. Dengan demikian,penggunaan kalkulator bukan untk

menanamkan ketrampilan kalkulasi tetapi menananmkan penalaran

matematika. Banyak siswa yang banyak terhenti dalam melakuka

komputasi atau perhitungan karena mereka tidak sampai pada aspek-

aspek penalaran dari suatu pelajaran. Dengan mengguanakan kalkulator

anak dapat terbebas dari memahami konsep matematis yang mendasari

perhitungan tersebut. Mudah dan murahnya kalkulator diperoleh,

kalkulator dapat digunakan untuk menghitung fakta-fakta dasar maupun

proses matematika yang kompleks,dan dapat digunakan untuk latihan

atau memeriksa pekerjaan sendiri.

a. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah

Di dalam GBPP mata pelajaran matematika SD disebutkan bahwa

tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:

a. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari

b. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui

kegiatan matematika.

c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud,

1994:62)

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP

pada SD/MI adalah sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh

d. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

(Depdiknas, 2006 : 417).

b. Ruang Lingkup

Dalam Standar Isi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mata pelajaran

Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai

berikut :

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran

3. Pengolahan data.

4. Belajar

Belajar adalah suatu proses adaftasi atau penyesuaian tingkah laku

yang berlangsung secara progresif, Skinner (M Sobry sutikno 2009: 3).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (M.Sobry Sutikno 2009: 3).

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

C.T. Morgan (M.Sobry Sutikno 2009: 4) mengartikan belajar sebagai suatu

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil

dari pengalaman yang lalu.

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan,

pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearufan,dan

kearifan, menjadi keaktivan, Dave Meier (Martinis Yamin 2007 : 75).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan yang terjadi secara sadar dan tertuju untuk memperoleh sesuatu

yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan hasil belajar juga bersifat aktif

artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena

usaha dari individu itu sendiri.

Unsur-unsur Belajar

Cronbach (M.Sobry Sutikno 2009:5 ) mengemukakan adanya tujuh unsur

utama dalam proses belajar, yaitu :

1. Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan ini muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.

2. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak

atau individu perlu memilki kesiapan,baik kesiapan fisik dan psikis,

kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu,maupun

penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

3. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar.Dalam situasi

belajar ini terlihat tempat,lingkungan sekitar,alat dan bahan yang

dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar

serta kondisi siswa yang belajar.

4. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi ,individu mengadakan

interpretasi, yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen

situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan

menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5. Respons. Berpegang pada hasil dari interpretasi apakah individu

mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,maka ia

memberikan respon.

6. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau

konsekuensi entah itu keberhasilan ataupun kegagalan,demikian juga

dengan respon atau usaha belajar siswa.Apabila siswa berhasil dalam

belajarnya ia akan merasa senang,puas dan akan meningkatkan

semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.

7. Reaksi terhadap kegagalan .Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang

diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa itu akan

menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap

kegagalan dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa

menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar berikutnya,

tetapi juga sebaliknya, kegagalan membengkitkan semangat yang

berlipat ganda untuk menembus dan menutupi kegagalan tersebut.

Tujuan Belajar

Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai

upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah

upaya untuk membuat siswa belajar .Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan

oleh guru jika drengannya siswa tidak mau belajar.Gagne (M.Sobry Sutikno

2009:7) menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini :

1. Ketrampilan intelektual atau ketrampilan prosedural yang mencakup

belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang

kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di

sekolah.

2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing

individu dalam memperhatikan, mengingat, dan berpikir.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu

dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang

relevan.

4. Ketrampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5. Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang didasari oleh emosi,kepercayaan-kepercayaan,serta faktor

intelektual.

Tujuan pembelajaran (M.Sobry Sutikno 2004:3) a). Pengumpulan

pengetahuan. b). Penanaman konsep dan kecekatan. c). Pembentukan sikap

dan perbuatan.

Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk

melakukan kegiatan belajar (M.Sobry Sutikno 2004:7 ).Siswa akan berhasil

dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar.Prinsip belajar

akan menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar.

Ada delapan prinsip belajar yang perlu diketahui (M.Sobry Sutikno 2004:8),

sebagai berikut :

1. Belajar perlu memiliki pengalaman dasar. Pada dasarnya seseorang akan

lebih mudah belajar sesuatu jika sebelumnya memiliki pengalaman yang

akan mempermudahya dalam memperoleh pengalaman baru.

2. Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah. Adanya tujuan-tujuan

yang akan membantu dalam menuntun guna tercapainya tujuan.

3. Belajar memerlukan situasi yang problematis. Situasi yang problematis

ini akan membantu membangkitkan motivasi belajar. Siswa akan

termotivasi untuk memecahkan problem tersebut. Semakin sukar

problem yang dihadapi,semakin,semakin keras usaha berpikir untuk

memecahkannya.

4. Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang keras dan tidak mudah

putus asa. Banyak orang yang gagal dalam belajar karena tidak memiliki

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

tekat dan kemauan yang kuat untuk belajar. Bagi mereka,belajar hanya

sekedar duduk,dan diam. Tidak menutup kemungkinan orang tersebut

setelah belajar tidahk mempunyaipengetahuan apapun dari hasil

belajarnya. Putus asa juga akan mempengaruhi keberhasilan dalam

belajar. Mudah putus asa menyebabkan gairah belajar menjadi berkurang

karena menganggap sesuatu yang dipelajarainya tersebut tidak sesuai

atau benar-benar tidak sanggup dipelajari sehingga muncul pertanyaan

”untuk apa saya belajar ?”

5. Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan. Ini akan

mempermudah dalam hal penerimaan serta pemahaman akan sesuatu

materi.seseorang yang mengalami kelemahan dalam belajar akan banyak

mendatangkan hasil yang membangun jika diberi bimbingan, arahan,

serta dorongan yang baik.

6. Belajar memerlukan latihan. Memperbanyak latihan dapat membantu

menguasai segala sesuatu yang dipelajari,mengurangi kelupaan,dan

memperkuat daya ingat.

7. Belajar memerlukan metode yang tepat. Metode yang tepat

memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan efisien. Metode yang

dipakai dalam belajar dapat disesuaikan dengan materi pelajaran yang

kita pelajari dan juga sesuai dengan siswa ,yaitu metode yang membuat

dia cepat faham.

8. Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat. Karena faktor waktu

dan tempat ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar, faktor ini perlu mendapat perhatian

lebih serius.

4. Pembelajaran

Banyak definisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran,di

antaranya Winkel (M.Sobry Sutikno 2009 : 31) mengartikan pembelajarn

sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses

belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang

berlangsung di dalam diri peserta didik. Dimyati dan Mudjiaono (M. Sobry

Sutikno 2009 : 31) mengartikan pembelajarn sebagai kegiatan yang

ditujukan untuk membelajarkan siswa.

Lindgren (M.Sobry Sutikno 2009 : 32) meyebutkan bahwa fokus

sistem pembelajarn mencakup tiga aspek, yaitu : siswa ,proses belajar, dan

situasi belajar.

Dalam proses pembelajarn,kedudukan guru sudah tidak dapat

dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah ,tetapi

dianggap sebagai manager of learning. (pengelola belajar) yang perlu

senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh

perjalan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh menyeluruh.Dalam

mengelola pembelajarn, pendidik lebih dituntut untuk berfungsi dalam

melaksanakan empat macam tugas, berikut ini :

1. Merencakan ,baik untuk jangka panjang ( satu semester ) maupun jangka

pendek ( satu pertemuan )

2. Mengatur,yang dilakukan pada waktu implementasi.tugas ini adalah

mengenai apa yang mencakup renca dan pengetahuan tentang bentuk

dan macam kegiatan yang harud dilaksanakan dan bagaimana semua

komponen dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

3. Mengarahkan,karena memamng salah satu tugas pendidika dalaha

memberikan motivasi,mengarahkan,dan memberikan inspirasi kepada

siswa untuk belajar.

4. Mengevaluasi,Untuk mengetahui apakah perencanaan,pengaturan,dan

pengarahan dapat berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki.untuk

itu pendidik ,harus mempunyai patokan mengenai penampilan [ara siswa

yang dianggap telah memadai,baik selama maupun setelah ia mendidik

mereka.

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Ciri-ciri pembelajaran menurut Oemar Hamalik ( M.Sobry sutikno 2009 :

34)

a. Rencana,ialah penataan ketenagaan,material,dan prosedur,yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana

khusus.

b. Kesalingtergantungan,antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang

serasi dalam suatu ke3seluruhan .Tiap unsur bersifat esensial,dan

masing-masing memberikan sumbanganya kepada sistem pembelajarn.

c. Tujuan,sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak

dicapai.Sistem ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat

olekh manusia dan sistem yang alami

Ada beberapa komponen pembelajaran :

1. Tujuan pembelajaran

Tujuamn pembelajaran pada dasarnya adalah kemamapuan-kemampuan

yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.

2. Materi pelajaran

Materi pelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat

perhatian oleh guru.Materi pelajarn merupakan medium untuk mencapai

tujuan pembelajaran yan dikonsumsi oleh siswa.Karena itu,penentuan

materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai,misalnya

berupa pengetahuan,ketrampilan,sikap,dan pengalaman lain.

3. Kegiatan belajar

Dalam kegiatan pembelajaran ,guru dan siswa terlibat dalam sebuah

interaksi dengan materi pelajaran sebagai mediumnya.Dalam

interaksinya itu siswalah yang lebih aktif dan bukan guru.

4. Metode

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran ,metode diperlukan

oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Media

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran.

6. Sumber Belajar

Sumber Belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai

tempat dimana materi pelajaran terdapat.Menurut Nasution (( M.Sobry

sutikno 2009 : 39 ) sumber belajar dapat berasal dari masyarakat dan

kebudayaanya,perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta

kebutuhan siswa.

7. Evaluasi

Menurut Wand dan Brown (M.Sobry sutikno 2009 : 40) Evaluasi adalah

suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan

atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatau.

5. Model

Menurut kamus Bahasa Indonesia model berarti pola acuan ragam,macam

dan sebagainya,barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru.

6. Cooperative Learning.

Cooperative Learning berasal dari kata cooperte yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (Isjoni 2009:15)

mengemukakan,”In coopertive learnng methods, students work together in

four member teams to master material initially presented by the teacher.”

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok kelomok kecil yang berjumlah 4-6 siswa secara kolaboratif

sehingg adapt merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Anita Lie (Isjoni 2009 :16) menyebut cooperative learning dengan

istiah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang

memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lain dalam tugas-tugas terstruktur.Lebih jauh dikatakan Coopertive Learning

hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau satu tim yang

didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan dengan jumlah anngota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6

orang saja.

Dalam model cooperative learning dibutuhkan proses yang

melibatkan niat dan kiat (will and skill) dari anggota kelompoknya sehingga

masing-masing siswa harus memiliki niat untuk bekerjasama dengan

anggota lainnya. Disamping itu, juga harus memiliki kiat-kiat bagaimana

caranya berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam pengelolaan

kelas model coopertive learning ini ada ada tiga hal yang perlu diperhatikan,

yaitu pengelompokan, pemberian motivasi kepada kelompok, dan penataan

ruang kelas, Lie ( Isjoni 2009 : 64 )

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sadar dan sengaja

mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan, sebagai latihan hidup dimasyarakat. Pembelajaran koopertif

adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling

terkait. Elemen-elemen itu adalah :

1. Saling ketergantungan positif.

Dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang

saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan

positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui : (a) saling

ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan

tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling

ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.

2. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan

dengan guru. Interksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini mencerminkan konsep pengajaran

teman sebaya.

3. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.

Penilaian ditunjukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok

mengetahui siapa angota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa

yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata

hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus

memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok

didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara

individual ini dimaksud dengan akuntabilitas individual.

4. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.

Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,

mengkritik ide dan bukan menggkritik teman, berani mempertahankan

pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat

lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (

interpersonal relationship ) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja

diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan

memperoleh teguran dari guru juga dari sesama teman.

Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran

kooperatif adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 1

Sintaks Pembelajaran Kooperatif

7. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa membina

sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa akan menyesuaikan

pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untukmembina

pengetahuan baru. Mengikuti Bruner ( Isjoni 2009 : 31), pembelajaran

secara konstruktivisme berlaku di mana siswa membina pengetahuan

dengan menguji ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang ada, kemudian mengimplikasikannya pada satu situasi

baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan

binaan intelektual yang akan diwujudkan. Secara lebih rinci, Driver dan

Bell ( Isjoni 2009 : 34 )mengemukakan, prinsip-prinsip Konstruktivisme

dalam pembelajaran, yaitu:

· Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung dari pengalaman

pembelajaran di ruangan kelas, tetapi tergantung pula pada

pengetahuan pelajar sebelumnya,

· Pembelajaran adalah mengkonstruksi konsep-konsep,

· Mengkonstruksi konsep adalah proses aktif dalam diri pelajar,

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

· Konsep-konsep yang telah dikonstruksi akan dievaluasi yang

selanjutnya konseptersebut diterima atauditolak,

· Siswalah yang sesungguhnya bertangung jawab terhadap cara dan

hasil pembelajaran mereka,

· Adanya semacam pola terhadap konsep-konsep yang dikonstruksi

pelajar dalam struktur kognitifnya.

8. JIGSAW

Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal.Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam

penyelenggaraanya.Tahap pertama siswa dikelopmpokkan dalam bentuk-

bentuk kelompok kecil .Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut

dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu.

Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing harus

dibatasi ,agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara

efektif,karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan

produktivitasnya.Dalam hal ini Soejadi 2000 ( Isjoni 2009 : 55 )

mengemukakan jumlah anggota satu kelompok apabila makin besar ,dapat

mengakibatkan makin kurang efektif kerjasama antara para anggotanya.

Menurut Edward 1989 (Isjoni 2009), kelompok yang terdiri dari

empat orang terbukti sangat efektif.Sedangkan Sudjana 1989 (Isjoni 2009 :

55) mengemukakan beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok dapat

terdiri 4-6 siswa. Jumlah yang tepat menurut penelitian Slavin adalah 4-6 hal

itu dikarenakan kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa sepaham dalam

menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang

beranggotakan 2-4 siswa.

Dalam Jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk

mempelajari materi tertentu.Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan

kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan

kelompok lain yang mempelajari materi yang sama.Selanjutnya materi

tersebut didiskusikan mempelajari serta mamahami setiap masalah yang

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dijumpai sehingga perwakilan tersebt dapat memahami dan menguasai

materi tersebut.

Pada tahap ketiga,setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat

menguasai materi yang ditugaskannya,kemudian masing-masing perwakilan

tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman

satu kelompokya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.pada tahap

ini siswa akan banyak menemui permasalahan yang tahap kesukarannya

bervariasi.Pengalaman seperti ini sangat penting terhadap perkembangan

mental anak.Piaget dalam buku Ruseffendi 1991 (Isjoni 2009 : 56)

menyatakan, ”... bila menginginkan perkembangan mental maka lebih cepat

dapat masuk kepada tahap yang lebih tinggi,supaya anak diperkaya dengan

banyak pengalaman.” Lebih lanjut Ruseffendi mengemukakan, kecerdasan

manusia dapat ditingkatkan hingga batas optimalnya dengan pengayaan

melalui pengalaman.( Isjoni 2009 : 56 )

Pada tahap selanjutnya siswa diberi tes / kuis,hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami sustu

materi.Dengan demikian,secara umum penyelenggaraan model belajar

jigsaw dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tenggung jawab

sisqwa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu

persoalan dan menyelesaikannya secara kelompok.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai

berikut :

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :

· Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok

asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan

dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu

bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi

pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut

kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa

mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun

rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke

kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw

(gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi

pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya

terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan

terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal

yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke

kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari

dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada

pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

Gambar 2. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

· Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan

pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok

yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi

pembelajaran yang telah didiskusikan.

· Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

· Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan

berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor

dasar ke skor kuis berikutnya.

· Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian

materi pembelajaran.

· Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi

baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut

serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan

mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat

menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran

Cooperative Learning.

2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru

terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir

orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.

3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran

Cooperative Learning.

4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.

5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang

dapat mendukung proses pembelajaran.

Agar pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning dapat berjalan dengan

baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan.

2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan

kelas heterogen.

3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran

Cooperative Learning.

4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.

5. Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan

informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.

13. Motivasi

Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif “ yang dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat

diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menurut Mc.Donald

(M.Sobry Sutikno 2009:71). Motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling “ dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh

Mc.Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi, yakni :

i. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan

tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia,

misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul

motif lapar.

ii. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal.Mula-

mula merupakan ketegangan psikologis,lalu merupakan suasana

emosi.Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.

Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat

melihatnya dalam perbuatan.

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

iii. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.Pribadi

yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu

tujuan.Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,

menjamin kelangsungan dan memberi arah kegiatan belajar, sehingga

diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam

kegiatn belajar mengajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi

dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

1. Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2001; 161) meliputi :

· Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbutan seperti beljar.

· Sebagai pengarah.Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian

tujuan yang diinginkan.

· Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil ibarat

Winkel sebelum ini.Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

atau lambatnya suatu pekerjaan.

2. Jenis-jenis motivasi :

a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Contohnya

keinginan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu,

mengembangkan sikap untuk berhasil, mencapai cita-cita, dan

sebagainya.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengruh

dariluar individu, apakah karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari

oarang lain sehingga dengan demikian siswa mau melakukan

sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab

pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai

dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan seperti ini,maka siswa yang

bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar, dan guru harus berusaha

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa

itu sendiri.

3. Prinsip-prinsip Motivasi.

Prinsip-prinsip disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam

rangka mendorong motivasi belajar

Murid-murid di sekolah yang mengandung pandangan

demokratis dan dalam rangka menciptakan self discipline di kalangan

murid-murid. Kenneth H.Hover (Oemar Hamalik 2001: 161)

mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.

Hukuman bersifat menghentikan sesuatu perbuatan,sedangkan pujian

bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.Karena itu pujian lebih

besar nilainya bagi motivasi belajar murid.

b. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis tertentu

yang harus mendapat kepuasan.Kebutuhan-kebutuhan itu

menyatakan diri dalam berbagai bentuk yang berbeda.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada

motivasi yang dipaksakan dari luar.

d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai keinginan) perlu

dilakukan usaha pemantauan (reinforcement)

e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.Guru

yang berminat tinggi dan antusias akan mengahsilkan murid-murid

yang berminat tinggi dan berantusia.

f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan –tujuan akan merangsang

motivasi.

g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan

minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas

itu dipaksakan oleh guru.

h. Pujian-pujian yang datangnay dari luar ( external reward ) kadang-

kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang

sebenarnya.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

i. Tehnik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif

untuk memelihara minat murid.

j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat

ekonomis.

k. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murid-murid

yanh kurang mungkin tidak ada artinya ( kurang berharga ) bagi

siswa yang tergolong pandai.

l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.

m Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar,dapat

juga lebih baik.

n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi

secara cepat menuju ke demoralisasi.

o. Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang

berlainan.

p. Tekanan kelompok murid ( per group ) kebanyakan lebih efektif

dalam motivasi daripada tekanan / paksaan dari oarng dewasa.

q. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.

4. Strategi Menumbuhkan Motivasi.

Pembelajaran tidak bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk

belajar. Dengan demikian, guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk

meningkatkan motivasi belajar siswanya. Beberapa strategi yang dapat

dikembangkan oleh guru dalam upaya membangkitkan motivasi belajar

siswa dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut :

a. Menjelaskan tujuan belajar kepada siswa

b. Pemberian hadiah.

c. Saingan / kompetisi.

d. Pemberian pujian

e. Pemberian hukuman.

f. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.

g. Memberikan angka.

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

h. Pada saat penyampaian materi pelajaran, upayakan untuk menyelipi

dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.

i. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun

kelompok.

j. Menggunakan model atau metode belajar yang bervariasi.

5. Komponen-komponen motivasi

Motivasi memiliki dua komponen,yakni komponen dalam ( inner

component),dan komponen luar ( outer component ).Komponen dalam

adalah perubahan dalam diri seseorang ,keadaan merasa tidak puas,dan

ketegangan psikologis. Komponen luar adalah apa yang diinginkan

seseorang,tujuan yang menjadi arah kelakuannya.Jadi,komponen dalam

ialah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan ,sedangkan komponen

luar ialah tujuan yang hendak dicapai.

6. Analisis dan tinjauan terhadap Motivasi

Antara kebutuhan-motivasi-perbuatan atau kelakuan,tujuan dan

kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang kuat.Setiap perbuatan

senantiasa berkat adanya dorongan motivasi.Timbulnya motivasi karena

seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya

perbuatan tadi terarah pada pencapaian tujuan tertentu pula.Apabila

tujuan telah tercapai maka ia akan merasa puas.Kelakuan yang telah

memberikan kepuiasan terhadap sesuatu kebutuhan akan cenderung

untuk diulang kembali,sehingga ia akan menjadi lebih kuat dan lebih

mantap .

7. Motivasi dan Kebutuhan

Kebutuhan adalah kecenderungan –kecenderungan permanen

dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan dan menimbulkan

kelakuan untuk mencapai tujuan.Kebutuhan ini timbul oleh karena

adanya perubahan (internal Change) dalam organisme atau disebabkan

oleh perangsang-perangsang kejadian di lingkungan organisme.Begitu

terjadi perubahan tadi maka begitu timbul energi yang mendasari

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kelakuan ke arah tujuan.Jadi,timbulnya kebutuhan inilah yang

menimbulkan motivasi pada kelakuan seseorang.

8. Motivasi dan Drive

Drive adalah sesuatu perubahan dalam struktur neurofisiologis

seseorang yang menjadi dasar organis dari perubahan energi,yang

disebut motivasi.Jadi timbulnya motivasi dikarenakan terjadinya

perubahan-perubahan neurofisiologis.Dikatakan oleh Morgan dan Stellar

(Oemar Hamalik 2001: 160), bahwa A drive is intuiting

neorophysiological condition that is a change in the neorophysiological

structure of person which is the organic basis for the energy change we

call motivasion.Jelas sekali hubungan antara motivasi dan drive dan

kebutuhan ternyata erat sekali.

9. Motivasi dan Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan

yang apabila tercapai akan memuaskan individu.Adanya tujuan yang

jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan

mendorong timbulnya motivasi .Jadi ,suatu tujuan dapat juga

membangkitkan timbulnya motivasi dalam diri seseorang. William

Burton (Oemar Hamalik 2001: 160) mengatakan bahwa Induvidual are

motivated by purposes and goals which make sense to those individuals

motivating then becomesthe subtle of seizing upon natural purposes

already exsisting,within the on going activities of the learners,or setting

the stage,manipulating the environment so that purposes meaningful to

the learner are brought to kight.

10. Motivasi dan Incentive

Incentive ialah ha-hal yang disediakan oleh lingkungan (guru)

dengan maksud merangsang murid bekerja lebih giat dan lebih baik,

misanya : kenaikan kelas,hadiah, dan lain-lain .Incentive dapat untuk

memuaskan atau tidak memuaskan kebutuhan individu.Incentive dapat

menjadi tujuan atau identik dengan tujuan.Jadi,terdapat hubungan yang

erat antara motivasi dan incentive.

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Guru-guru sering kali menggunakan incentive untuk memberikan

motivasi kepada siswa didik untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan. Incentive ini akanbermanfaat apabila mengandung tujuan

yang akan memberikan kepuasan kepada kebutuhan psikologis

siswa.Karena itu guru harus kreatif dan imajinatif menyediakan

incentive tersebut.

11. Nilai Motivasi dalam Pengajaran

Adalah menjadi tanggung jawab guru gar pengajaran yang

diberikannya berhasil dengan baik .Keberhasilan ini banyak bergantung

pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam garis

besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut .

a) Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan

belajar murid.Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk

berhasil.

b) Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran

yang disesuaikan dengan kebutuhan,dorongan,motif,minat yang ada

pada murid.Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan

demokrasi dalam pendidikan.

c) Pengajaran yang bermotivasi menuntut krativitas dan imajinasi guru

untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang

relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi

belajar siswa.Guru senantiasa berusaha gar murid-murid akhirnya

memilki self motivasion yang baik.

d) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan

motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan

disiplin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya

masalah disiplin di dalam kelas.

e) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas

mengajar.Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja

melengkapi prosedur mengajar,tetapi juga menjadi faktor yamg

menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas

motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar.

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi Emildadiany menyatakan

bahwa: Pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa dengan guru akan

melahirkan nilai yang akan terbawa dan tercermin terus dalam kehidupan di

masyarakat. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

kelompok secara bergotong royong (kooperatif) akan menimbulkan suasana

belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Teknik pembelajaran Cooperative

Learning dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat

meningkatkan kreativitas siswa.

Jigsaw merupakan bagian dari teknik-teknik pembelajaran Cooperative

Learning. Jika pelaksanaan prosedur pembelajaran Cooperative Learning ini

benar, akan memungkinkan untuk dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Sampai saat ini pembelajaran Cooperative Learning terutama teknik

Jigsaw belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia

sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari

dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa

berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah,

model pembelajaran Cooperative Learning perlu lebih sering digunakan

karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah / guru. Selain itu, siswa akan

merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang digunakan penulis sebagai berikut :

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang

umumnya paling sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan mata

pelajaran lain. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi

baru yang mampu memudahkan siswa dalam belajar matematika, disamping

dapat merangsang siswa untuk tertarik atau senang belajar matematika.

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan

kembali ide dan konsep matematika melalui kerjasama, dapat membantu

siswa dalam belajar matematika sesuai proses berpikirnya. Dengan begitu,

motivasi, minat, dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Pembelajaran

yang syarat dengan kriteria di atas adalah pembelajaran dengan menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Kerangka berpikir dalam

penelitian ini, adalah dengan menggunakan model pembelajaran kerjasama

(kerja kelompok) tentu siswa akan lebih mudah menemukan kembali ide dan

konsep matematika yang dipelajari. Dengan demikian, pembelajaran akan

lebih menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

matematika dapat meningkat.

Dengan demikian, gambar kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Gambar 3. Kerangka Pikir

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Guru belum menggunakan

model pembelajaran Jig

Saw

Guru menggunakan

model pembelajaran Jig

Saw

Motivasi dan hasil belajar

tinggi

Siswa : motivasi rendah hasil,

belajar rendah

Siklus 1 motivasi ,hasil belajar

belum maksimal

Siklus 2 motivasi,hasil

belajar,meningkatt

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran matematika yang

disajikan dengan Model Pembelajaran Kooperative Jigsaw, siswa

menemukan sendiri ide dan konsep matematika melalui kerjasama sehingga

pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan yang dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai hasil penelitian

mengenai peningkatan motivasi belajar pada pembelajaran Matematika

dengan model belajara Kooperative Jig Saw pada siswa kelas kelas III

pada semester 2 SD Negeri Slawiwetan 01 Kecamatan Slawi, maka akan

dijelaskan terlebih dahulu mengenai profil SD Negeri Slawiwetan 01

Kecamatan Slawi sebagai salah satu SD Negeri di Kabupaten Tegal.

Lokasi SD Negeri Slawiwetan 01 Kecamatan Slawi letaknya di Jalan

Brigjen Katamso No. 22, Slawi, Tegal terletak di kecamatan Slawi yang

cukup padat penduduk. Seperti sekolah lainnya, SD Negeri Slawiwetan 01

kecamatan Slawi dengan nilai akreditasi B juga telah menetapkan visi dan

misi guna menetapkan arah kebijakan sekolah di masa yang akan datang.

a. Visi dan Misi SD Negeri Slawi Kulon 07

Visi

UNGGUL DALAM PRESTASI,BERBUDI LUHUR BERGUNA

BAGI NUSA BANGSA DAN AGAMA.

Indikator Visi

1. Mencetak anak bangsa yang berprestasi.

2. Bersikap santun terhadap orang lain.

3. Berguna bagi nusa bangsa dan agama.

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Misi Sekolah

1. MENINGKATKAN NILAI RATA-RATA KELAS DAN NILAI

UJIAN SEKOLAH.

2. PENERAPAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI DAN CINTA

TANAH AIR.

Tujuan

Berdasarkan visi dan misi sekoalh, maka tujuan yang hendak dicapai

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa yang berkualitas

dengan dilandasi iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar terhadap semua

anak bangsa agar dapat mengenyam pendidikan secara layak dan

pembekalan berbagai kecakapan dasar yang cukup untuk cerdas

dan berperilaku baik sehingga menjadi anak bangsa yang handal.

3. Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dengan

memberikan pengetahuan dan ketrampilan,secara menyeluruh

untuk bekal hidup mandiri.

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Keadaan Guru dan Penjaga Sekolah

Tabel 2 Data Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan jumlah

NO. NAMA

NIP JABATAN PANGKAT

GOL. RUANG

MENGAJAR

1 SUPRAPTO

195401231975011001 Kepala Sekolah

Pembina,

IV a -

2 SRI LUNGTRIYANTI Guru Kelas Pembina,

IV a Kelas II

3 KARTINI ,S.Pd Guru Kelas Pembina,

IV a Kelas VI

4 SRI JULIANI

196007191982012008 Guru Kelas

Pembina,

IV a Kelas I

5 SARIMIN

196004151982011013 Guru Kelas

Pembina,

IV a Kelas V

6 SITI MURDIYANTI Guru PAI Pembina,

IV a Kelas I-VI

7 AGUS KHARIR,S.Pd

196712121991031013 Guru Kelas

Penata

Muda, III/a Kelas IV

8 SLAMET

197112241993031005 Guru Kelas

Penata Tk I,

III d Kelas III

9 NURANTO

197107142005011008 Guru OR

Pengatur

II/C Kelas I-VI

10 PRANOTO

196104121983041004 Penjaga

Pengatur

II/C

11 SRI HENI S,S.Pd

Guru Mulok

Bhs. Inggris GTT Kelas I-VI

12 YUYUN EKA R Seni Tari GTT Kelas I-VI

13 RANI SETYA R GTT

14 DWI HASTIN GTT

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Keadaan siswa

Tabel 3

Keadaan siswa di SDN Slawiwetan 3

No Kelas Jumlah

Kelas

Jumlah Siswa Keterangan

L P Jumlah

1. I 1 11 20 31

2. II 1 16 13 29

3. III 1 20 5 25

4. IV 1 14 12 26

5. V 1 14 18 32

6. VI 1 15 17 32

Jumlah 6 86 89 175

d. Sumber Daya Manusia (Guru, Staff Karyawan)

Jalur utama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

adalah melalui pendidikan. Sumber Daya Manusia merupakan motor

utama penggerak pembangunan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa

sangat ditentukan oleh mutu pendidikan yang ada. Globalisasi

menghadapkan tantangan besar bagi masa depan. Persaingan yang

tinggi di pasar global menuntut kompetensi yang tinggi di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi. Di masa depan kerja akan syarat dengan

pengetahuan dan informasi. Kompetensi insani dalam bentuk SDM

yang berkualitas merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar

lagi.

Tantangan dan tuntunan di masa depan menyiratkan terjadinya

peralihan pembangunan dari sumber daya alam ke sumber daya

manusia. Persaingan yang semakin kompetitif di era global mendorong

tenaga kerja untuk produktif, trampil, mempunyai etos kerja yang

tinggi, disiplin dan mempunyai daya kreasi dan inovasi yang tinggi.

Untuk tetap hidup dan unggul dalam percaturan masyarakat

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

internasional, dunia pendidikan di Indonesia harus mampu

menghasilkan lulusan yang memenuhi 4 kompetensi yaitu (1)

Kompetensi akademik (2) Kompetensi professional. (3) Kompetensi

sikap dan Nilai. (4) Kompetensi untuk menghadapi perubahan.

Keunggulan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas

kepakaran yang ada, yaitu SDM yang berkemampuan lanjut, mampu

melakukan penelitihan yang mendasar, baik dalam rangka

pengembangan IPTEK maupun dalam rangka pemecahan masalah

pembangunan sekolah antara lain berkualitas, berbudi pekerti,

berdisplin, berwawasan seni dan berbudaya. Siswa berkembang secara

optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, meningkatkan prestasi

hasil belajar siswa, menumbuhkan semangat keunggulan seluruh

warga siswa, meningkatkan disiplin siswa dan membentuk budi pekerti

luhur, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa meningkatkan perawatan, pemeliharaan, dan pengadaan

sarana prasarana penyelenggaraan pendidikan.

2. Waktu Penelitian

Tabel 4

Waktu Penelitian

No Kegiatan Jan Peb Mart April Mei Juni

1 Observasi V

2 Perencanaan V

3 Persiapan V

4 Siklus I V

5 Siklus II V

6 Penyusunan Laporan V V

7 Pelaporan V

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan kajian utama dalam penelitian ini.

Penelitian ini lebih bersifat kualitatif sehingga keberadaan penelitian subjek

dirasa sangat penting Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III pada

semester II di SD Negeri Slawiwetan 01 Kecamatan Slawi Kabupaten

Tegal.Kelas ini memiliki 25 siswa dengan pendistribusian siswa laki-laki 20

dan 5 siswa perempuan.Adapun latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai

objek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Peneliti adalah guru di kelas III (kelas yang dijadikan objek) sehingga

sangat memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian.

2. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama ini, prestasi belajar matematika

sangat rendah sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkannya.

3. Berdasarkan beberapa teori bahwa penggunakan model pembalajaran Jig

Saw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas yang terdiri dari dua siklus .

Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari :

Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi

pendahuluan. Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu

sebagai berikut :

a. Membuat desain pembelajaran Matematika tentang berbagai sudut

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperative Jig Saw.

b. Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran di atas.

c. Revisi desain pembelajaran berdasarkan masukan dari simulasi.

d. Menyusun instrumen.

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Implementasi Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah

disimulasikan dan direvisi,yaitu penggunaan strategi pembelajaran ini

menitikberatkan pada penumbuhan dan peningkatan motivasi siswa

dengan mengunakan Model Pembelajaran Kooperative Jig Saw.

Pelaksanaan pada siklus pertama ini,diawali dengan apersepsi dan

pemberian motivasi dalam mengikuti pelajaran dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Tahap berikutnya penyampaian sekilas materi,pembentukan

kelompok,diskusi evaluasi dan dilanjutkan dengan pemberian pekerjaan

rumah.

3. Observasi dan Implementasi

Tahap observasi ini juga perlu dilakukan karena adanya data-data

pendukung penelitian yang tidak ditemukan pada saat proses pengumpulan

data, antara lain adalah pemanfaatan alat peraga siswa kelas III pada

semester 2 SD Negeri Slawiwetan 01 Kecamatan Slawi. Tahap observasi

dilakukan bersamaan dengan tahapan tindakan,guru peneliti sebagai

penyampai materi.Dalam tahap ini dilakukan pula data-data.Setiap

tindakan yang dilakukan guru dan siswa akan diamatioleh observer yaitu

peneliti dan teman sejawat dengan menggunakan pedoman

pengamatan.Pengamatan juga dilakukan ketika siswa mulai menunjukan

keaktifan dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar penialain

yang telah disediakan.

4. Analisis dan Refleksi

Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun observer.

Materi diskusi berisi menitikberatkan tentang kelebihan dan kekurangan

tindakan, sekaligus menemukan sikap yang harus dilakukan untuk siklus

selanjutnya. Pada tahap ini juga dilakukan analisis data, untuk mengetahui

sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat ditentukan

apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Siklus I ini ternyata belum mampu manjawab tujuan penelitian

tindakan kelas,karena penggunaan model pembelajaran Kooperative Jig

Saw masih marupakan hal baru sehingga siswa masih merasa agak

bingung untuk melakukan pembelajaran.Namun siswa sudah menunjukkan

peningkatan keaktifan dan motivasinya.Dari segi prestasi ,siswa belum

menunjukkan hasil yang memuaskan,sehingga siklus I ini belum dikatakan

berhasil karena belum menjawab permasalahan oleh karena itu diperlukan

siklus selanjutnya yaitu siklus II.

Siklus II

Siklus ini dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit

untuk sekali pertemuan.

1. Perencanaan

Berangkat dari temuan faktual siklus I yang dibahas dalam analisis dan

refleksi,maka perencanaan pada siklus II inimpada dasarnya hanya

menyempurnakan siklus I.Perbedaan yang dapat dikemukakan adalah

bahwa siklus II,observer dapat memperoleh laporan hasil pengamatan

secara utuh.

Pada tahap perencanaan ini,guru atau peneliti membuat perangkat

pembelajaran sebagaimana siklus I.

2. Tindakan

Tindakan pada siklus II dilakukan sesuai dengan rancangan pembelajaran

yaitu pada rencana mengajar harian,seperti yang dilakukan pada siklus I

juga menggunakan model pembelajaran Kooperatif Jig Saw.Tetapi,pada

siklus II akan dilakukan perbaikan untuk lebih meningkatkan hasil yang

didapat pada siklus I.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada setiap perubahan perilaku yang dialami oleh

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan

penting yang dapat dipakai sebagai data penelitian.Sebagaimana pada

siklus I, pengamatan dilakukan pula terhadap proses mengajar dengan

menggunakan pedoman pengamatan dan jurnal mengajar.

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4. Refleksi

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti kembali melakukan

refleksi terhadap hasil yang didapat pada tahap sebelumnya pada siklus II.

Tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dalam

pembelajaran matematika.

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil sesuai dari paparan data dan temuan

penelitian yang telah diuraikan adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperative Jig

Saw dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa terhadap

pembelajaran matematika di kelas III SD Negeri Slawiwetan 01

Kecamatan Slawi,Kabupaten Tegal dilakukan dengan menggunakan tiga

tahap yaitu: tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Selain menggunakan

model pembelajaran Kooperative Jig Saw ,pembelajaran juga disertai

dengan alat peraga untuk membantu pemahaman siswa terhadap konsep.

Tahap awal digunakan untuk menyampaikan tujuan dan langkah-

langkah pembelajaran, menjelaskan tugas siswa dan tugas kelompok yang

disampaikan secara lisan, serta membangkitkan pengetahuan awal dan

materi prasyarat yang diperlukan.

Tahap inti ditujukan untuk membantu siswa memahami materi ,

didahului dengan pembentukan kelompok. Setelah itu siswa melakukan

diskusi ke kelompol lain untuk mempelajari materi yang sama,kemudian

kembali ke kelompok asal . Dengan melakukan diskusi siswa dapat

bekerjasama, berbagi pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh, serta

untuk melatih siswa berani mengemukakan pendapat, bersedia mendengar

pendapat orang lain (teman), dan mau menerima perbedaan pendapat.

Kemudian untuk membentuk pemahaman siswa tentang materi yang

telah dipelajari guru memandu diskusi kelas.

Tahap akhir membimbing siswa untuk membuat rangkuman pelajaran.

2. Motivasi belajar meningkat untuk semua siswa dari siklus I ke siklus II.

Kenaikan motivasi belajar siswa secara klasikal mengalami kenaikan dari

63 menjadi 74 ( 17,46 % ).

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN … filemelalui kolaborasi guru dan Kepala sekolah. Tujuannya mendiskripsikan efektifitas penggunaan model pembelajaran cooperative Jigsaw untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperative Jig Saw pada siklus I adalah terdapat 48% siswa yang

mendapatkan skor lebih dari 62 dan pada siklus II terdapat 76% siswa

mendapatkan skor lebih dai 62.

4. Respon siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperative Jig Saw adalah

positif.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah :

1. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Kooperative Jig Saw untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Guru harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan proses belajar

mengajar.

3. Mengelola kelas dengan cara membentuk siswa secara kelompok dengan

memperhatikan tingkat kemampuan dan karakter setiap individu siswa.