FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi)...

65
FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI KECELAKAAN KERJA Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh ANINDYA INDIRA MADYARASTRI NIM. E1106090 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

Transcript of FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi)...

Page 1: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

1

FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA

SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI

KECELAKAAN KERJA

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

ANINDYA INDIRA MADYARASTRI

NIM. E1106090

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 2: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA

SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI

KECELAKAAN KERJA

Oleh

ANINDYA INDIRA MADYARASTRI

NIM. E1106090

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2010

Dosen Pembimbing

Pius Triwahyudi, S.H.,Msi.

NIP. 195602121985031004

ii

Page 3: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

3

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA

SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI

KECELAKAAN KERJA

Oleh

ANINDYA INDIRA MADYARASTRI

NIM. E1106090

Telah diterima dan dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas HukumUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 11 Maret 2010

DEWAN PENGUJI

1. Bp. Lego Karjoko, SH., MH : ...................................................... Ketua

2. Bp. Purwono Sungkowo Raharjo, SH : ......................................................

Sekretaris

3. Bp. Pius Triwahyudi, SH., Msi : ....................................................... Anggota

Mengetahui

Dekan

( Muhammad Yamin, S.H., M.Hum) NIP. 196109301986011001

iii

Page 4: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

4

PERNYATAAN

Nama : Anindya Indira Madyarastri

NIM : E1106090

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA

SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI KECELAKAAN KERJA adalah

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum

(skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila

kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademi berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Maret 2010

Yang membuat pernyataan

Anindya Indira Madyarastri

NIM. E1106090

iv

Page 5: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

5

ABSTRAK

ANINDYA INDIRA MADYARASTRI E 1106090. 2009 FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI KECELAKAAN KERJA Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Penulisan Hukum (Skripsi). 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam meminimalisasi kecelakaan kerja dari 2 (dua ) peristiwa konkrit atau fakta hukum, yaitu pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta khususnya dalam hal kecelakaan kerja serta pelaksanaan fungsi tersebut dalam menekan angka kecelakaan kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat preskriptif. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan dan cyber media. Teknik analisis data yang digunakan yaitu silogisme deduksi dan interprestasi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu kegiatan yang harus diselenggarakan oleh setiap perusahaan. Untuk itu pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta diharapkan dapat meminimalisasi kecelakaan kerja serta keselamatan karyawan lebih meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menekan kejadian kecelakaan kerja Kesimpulan dari penelitian ini adalah kecelakaan kerja dalam perusahaan merupakan bentuk kerugian bersama yang harus dihindari dan diminimalisasi kejadiannya oleh perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berperan dalam membantu perusahaan menekan kecelakaan kerja melalui program-program preventif terhadap bahaya kecelakaan menunjukkan perubahan signifikan kearah yang lebih baik terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan meningkat. Kata Kunci : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta,Keselamatan

dan Kesehatan Kerja,Kecelakaan kerja

v

Page 6: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

6

ABSTRACT ANINDYA INDIRA MADYARASTRI E 1106090. 2009 FUNCTION ON DUTY LABOUR AND TRANSMIGRATION TOWN SURAKARTA IN MINIMALISATION ACCIDENT WORK Faculty Punish University Sebelas Maret of Surakarta Writing Punish (Skripsi). 2009.

This research aim to to know how function On duty Labour and Transmigration Town Surakarta in meminimalisasi accident work from 2 (two) event of konkrit or punishing fact, that is execution of planning function, construction and observation On duty Labour and Transmigration Town Surakarta specially in the case of accident work and also function execution mentioned in depressing accident number work.

This research represent the research punish the normatif have the character of prescriptive. Data type used [by] that is data sekunder. source of Data sekunder used include;cover the primary substance, sekunder and tertiary. Technique data collecting used that is study of bibliography and cyber media.technique analysis data used silogisme deduksi and interprestasi gramatikal.

Safety and Health Work the (K3) represent one of activity which must be carried out by each company. For that execution of planning function, construction and observation done On duty Labour and Transmigration Town Surakarta expected a job accident earn the diminimalisasi and also employees safety more mounting. This research done to know how role On duty Labour and Transmigration Town Surakarta in depressing accident occurence work.

Conclusion from this research accident work in company represent the loss form with which must be avoided and its diminimalisasi occurence by company and also itself labour. On duty Labour and Transmigration Town Surakarta playing a part in to assist the company depress the accident work passing programs preventif to accident danger show the change signifikan toward better to safety and health work the employees mount. Keyword : On Duty Labour and Transmigration Town Surakarta, Safety And

Health Work, Accident Work

vi

Page 7: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

7

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahi limpahan karunia

dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang

berjudul “FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA

SURAKARTA DALAM MEMINIMALISASI

KECELAKAAN KERJA”

Penulisan Hukum ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan

akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Sehubungan dengan terselesaikannya penulisan hukum ini maka penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Hadi, SP.Kj. selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret yang telah memberi kesempatan menuntut ilmu di Universitas ini.

2. Bapak Muhammad Yamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Dr. I. Gusti Ayu Ketut RH, S.H., M.M. selaku Ketua Bagian Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si. selaku pembimbing yang telah

melahirkan inspirasi tiada henti dan memberi dukungan pada penulis.

5. Bapak Drs. Amiruddin A.H selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta yang telah memberi informasi dalam

menyelesaikan penulisan hukum ini.

6. Bapak Ibu dosen dan PPH Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan

ilmu dan pengetahuan pada penulis selama masa perkuliahan.

7. Ayah R.Mursito dan Ibu Sri Hartini tercinta, ‘Cakrawala hidup yang

menjadi nafas dan nyawaku, kemuliaan cinta tanpa batas dan tak berbalas

yang membuatku ada dan berwarna hingga detik ini. Hanya sejumput

pengabdian yang dapat ku rangkum dari bianglala pengembaraan ini’.

vii

Page 8: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

8

8. Kakanda Widyas Pramudya Anthari. S.E dan Adik Adhitista Paratma

Astasari ‘Saudara yang penuh keajaiban yang membuat aku belajar dan

meletakkan kebersamaan, serta dukungan semangat yang tak pupus tlah

menjadi nyala benderang di ruang perjalananku’.

9. Nadik Widiasmoko ‘Iluminasi dari alur waktu dalam semesta terindah,

aufklarung yang begitu berarti, sekaligus sandaran hati ternyaman dalam

dimensi Bintang kita, atas segala cinta, ketulusan, dan keberadaannya yang

membuat aku terus hidup, bertahan, dan menyelesaikan pencarian…’.

10. Sahabat-sahabat karib di FH UNS, atas kekompakan dan persahabatan

yang tak pernah surut oleh ruang maupun waktu.

11. Seluruh teman-teman angkatan 2006 Fakultas Hukum UNS yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan

hukum ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan

dan semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

viii

Page 9: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………........................... iv

ABSTRAK………………………………………………………................. v

KATA PENGANTAR……………………………………………………… vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah…….……………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 5

D. Manfaat Penelitian……………………………………………. 6

E. Metode Penelitian…………………………………………….. 7

F. Sistematika Penulisan Hukum……………………………….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ………………………………………………. 11

1. Tinjauan tentang Hukum…………………………. ……… 11

2. Tinjauan tentang Hukum Ketenagakerjaan……. ………… 16

3. Tinjauan tentang Kecelakaan kerja ……………………… 17

4. Tinjauan tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja………………………………………….. 20

B. Kerangka Pemikiran …………………………………………. 23

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

dalam melakukan fungsi perencanaan, pembinaan,

dan pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya

dalam hal kecelakaan kerja………………………………….. 25

1. Sekilas Pandang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kota Surakarta…………………………………………. 25

ix

Page 10: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

10

2. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan

pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya

dalam hal kecelakaan kerja……………………………… 30

B. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan

pengawasan norma ketenagakerjaan dalam menekan

angka kecelakaan kerja di Kota Surakarta................................ 43

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 53

B. Saran…………………………………………………………….. 53

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 54

x

Page 11: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil , makmur,

yang merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam

kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk

dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk bekerja.

Hal ini telah tertuang dan telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “

tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan”. Sebagai sesama makhluk hidup di dunia yang peduli

akan orang lain, pasti akan mempertimbangkan teknik keselamatan yang

lebih baik di dalam dunia usaha. Seorang pekerja yang kehilangan lengan,

kaki atau bagian lain pada tubuhnya dalam kecelakaan tidak hanya

dihadapkan pada penderitaan dan kekurangan yang sementara saja, tetapi

harus juga mengantisipasi pengeluaran serta trauma dengan kekurangannya

kemampuan dan pendapatan selama hidupnya.

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu

seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di

masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus

dilksanakan. Teori peranan berkaitan dengan teori stuktural fungsional

dalam sosiologi. Teori ini menganggap bahwa orang menduduki posisi

dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki peranan. Peranan adalah

sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan dengan posisi dalam

struktur sosial, dan gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan

dalam konteks relasi karena hanya dalam relasi peranan dapat dikenali.

Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila

seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya serta tugas dan

1

Page 12: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

2

fungsinya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan

peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang

memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat

dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak

berfungsi tanpa peranan. Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi

seseorang, karena dengan peranan yang dimilikinya ia akan dapat mengatur

perilaku dirinya dan orang lain. Peranan memiliki beberapa fungsi bagi

individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain peranan yang

dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur

masyarakat, peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk

membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat dan peranan yang

dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri dan / atau suatu

instansi ( http://.wikipedia/peranan/com diakses pada tanggal 15 November

2009 pukul 10.43 WIB).

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat

penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, yaitu sebagai pelaku

dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga

kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta

peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan. Bahwa perlindungan terhadap tenaga

kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin

kesamaan, kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun

untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Sedangkan peranan

pemerintah dalam hukum ketenagakerjaan dimaksudkan untuk terciptanya

hubungan ketenagakarjaan yang adil, karena jika hubungan antara pekerja

dan pengusaha yang sangat berbeda secara sosial-ekonomi diserahkan

sepenuhnya kepada para pihak, maka tujuan untuk menciptakan keadilan

dalam hubungan ketenagakerjaan akan sulit tercapai, karena pihak yang

kuat akan selalu ingin menguasai yang lemah. Atas dasar itulah pemerintah

Page 13: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

3

turut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan untuk

memberikan jaminan kepastian hak dan kewajiban para pihak (Lalu Husni,

2000:21-34).

Menyadari akan pentingnya pekerja bagi perusahaan, pemerintah

dan masyarakat, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja dapat

menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaan. Demikian pula

perlu diusahakan ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang dihadapi

dalam pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin, sehingga

kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin. Pemikiran-

pemikiran itu merupakan program perlindungan pekerja, yang dalam

praktik sehari-hari dapat berguna untuk mempertahankan produktivitas dan

kestabilan perusahaan. Hal ini telah tertuang dan diamanatkan dalam

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Bagian manajemen akan menyadari keselamatan pekerja pada saat

bekerja sangat penting untuk dikemukakan. Ditandai dengan banyaknya

biaya tidak langsung yang baru dibahas dari hasil kecelakaan. Hasil

efisiensi dari pergantian sementara dan turunnya efektivitas dari pekerja

yang menjadi korban kecelakaan tidak tergantung pada dimana atau kapan

penderitaan yang dialaminya. Walaupun pekerja tidak di gaji karena absen

disebabkan sakit, ketidakhadiran pekerja dapat menyebabkan berkurangnya

pendapatan perusahaan.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di

Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005

Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia,

Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing

perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia

akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan

pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal

kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.

Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan

Page 14: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

4

Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau

bermartabat. (Http://Keselamatandankesehatankerja/com diakses pada

tanggal 15 November 2009 pukul 10.56 WIB).

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah

dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena

sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja

perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin

sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Untuk meminimalisasi

kecelakaan kerja, sudah seharusnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

menjadi budaya semua orang, umumnya bangsa Indonesia. Agar budaya ini

bisa terlaksana, harus dibangun komitmen yang serius dari setiap institusi,

kebijakan, dan program K3 yang berkelanjutan. Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang ditetapkan Pemerintah

(PermenNaker No. Per.05/Men/1996), merupakan salah satu perlindungan

terhadap tenaga kerja dari resiko kesehatan dan penyakit akibat kerja.

Kota Surakarta beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan pesat

di bidang infrastruktur khususnya dalam pembangunan, sehingga berkaitan

dengan hal itu pasti dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dalam menjalankan

kegiatannya, tenaga kerja diharuskan untuk berhati-hati, namun adakalanya

tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja. Dengan demikian bahwa Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta memiliki peranan penting

dalam menangani masalah ketenagakerjaan yang di dalamnya terdapat

masalah kecelakaan kerja.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

tertarik untuk menyusun penulisan hukum dengan judul “FUNGSI DINAS

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA

DALAM MEMINIMALISASI KECELAKAAN KERJA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Page 15: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

5

1. Apakah fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

dalam melakukan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan

norma ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan kerja telah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. Apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam

menjalankan fungsinya mampu menekan angka kecelakaan kerja di Kota

Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga

dengan adanya tujuan tersebut dapat dicapai solusi atasmasalah yang

dihadapai saat ini. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian

ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Surakarta dalam melakukan fungsi perencanaan, pembinaan dan

pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan

kerja telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

b. Untuk mengetahui apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kota Surakarta dalam menjalankan fungsinya mampu menekan angka

kecelakaan kerja di Kota Surakarta.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama dalam pnyusunan

penulisan hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk meningkatkan serta mendalami materi kuliah yang diperoleh di

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta serta untuk

menambah pengetahuan akan pentingnya ilmu hukum dalam teori

dan praktek dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 16: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

6

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan

kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat

yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya

dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.

b. Bermanfaat dalam mengadakan penelitian sejenis berikutnya dan juga

sebagai pedoman bagi peneliti lain di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti serta

memahami tentang fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Surakarta dalam meminimalisasi kecelakaan kerja.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

kepada masyarakat berkaitan dengan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta dalam meminimalisasi kecelakaan kerja.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah berdasarkan

pada metode, sistematis dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari

suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisa.

Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau

penulisan hukum kepustakaan. Yaitu penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari hasil penelitian dan kajian bahan-bahan pustaka. Bahan-

bahan tersebut disusun secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu

kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13-14).

Page 17: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

7

2. Pendekatan

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah dengan

menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti

adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral

suatu penelitian. (Johnny Ibrahim, 2006: 302)

3. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat preskriptif, dimana penelitian ini disamping

bermaksud untuk memberikan gambaran mengenai obyek baik dalam

teori juga bermaksud melakukan analisa secara yuridis (Soerjono

soekanto, 2006: 10).

4. Jenis Data

Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan penulis yang

merupakan penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui study kepustakaan. Data sekunder didapat dari

sejumlah keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara tidak

langsung, yaitu melalui study kepustakaan yang terdiri dari dokumen-

dokumen, buku-buku literatur, laporan hasil penelitian, peraturan

perundang-undangan dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

5. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana penelitian ini diperoleh.

Sumber data dalam penelitian ini adalh sumber data sekunder, yaitu

tempat dimana dimana diperoleh data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini, meliputi :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang

bersifat mengikat (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13).

Yang menjadi bahan hukum primer dalam penelitian hukum ini

adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

Page 18: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

8

Undang-Undang No 33 Tahun 1947 tentang Kecelakaan Kerja,

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 33 Tahun 1977, Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dan lain-

lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang

menberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13). Yang digunakan dalam

penelitian hukum ini antara lain buku-buku terkait, karya ilmiah,

makalah, artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

sekunder primer (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 13).

Bahan hukum tersier seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Kamus Hukum, Kamus Politik, dan Ensiklopedi.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi suatu laporan. Di dalam sebuah penelitian hukum

normatif, pengelolaan data hakekatnya merupakan kegiatan untuk

mengadakan sistematika terhadap bahan hukum tertulis. Sistematika

berarti membuat klasifikasi terhadap bahan hukum tertulis tersebut

untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2006: 251-252). Dalam penelitian hukum

ini permasalahan hukum dianalis dengan metode silogisme deduktif

dan interpretasi gramatikal.

Page 19: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

9

F. Sistematika Skripsi

Sistematika dalam penulisan hukum ini merupakan suatau uraian

mengenai susunan dari penulisan itu sendiri yang secara teratur dan

terperinci disusun dalam pembabagan, sehingga dapat memberikan suatu

gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis. Tiap-tiap bab mempunyai

hubungan satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan.

Dalam kerangka ini, penulis akan memberikan uraian tentang hal-

hal pokok yang ada dalam penulisan hukum ini. Adapun sistematika

penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang

masalah yang merupakan hal-hal yang mendorong penulis untuk

mengadakan penelitian, perumusan masalah merupakan inti permasalahan

yang akan diteliti, tujuan penelitian berisi tujuan dari penulis dalam

mengadakan penelitian, manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diambil

dari hasil penelitian, metode penelitian berupa jenis penelitian, sifat

penelitian, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data selanjutnya adalah sistematika penulisan hukum yang

merupakan kerangka atau susunan isi penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori kepustakaan yang melandasi

penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang diangkat

dalam penulisan hukum ini yaitu: Tinjauan Umum Tentang Hukum,

Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan, Tinjauan Umum

Tentang Kecelakaan Kerja, dan Tinjauan Umum Tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Page 20: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

10

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai fungsi Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta dalam melakukan fungsi perencanaan,

pembinaan, dan pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya dalam hal

kecelakaan kerja telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan Apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

dalam menjalankan fungsinya mampu menekan angka kecelakaan kerja di

Kota Surakarta.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dari hasil penelitian

dan juga saran yang relevan dari peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Hukum

a. Pengertian Hukum

Berbicara tentang batasan pengertian hukum, hingga saat ini

para ahli menemukan batasan yang baku serta memuaskan para pihak

tentang hukum, disebabkan karena hukum itu sendiri mempunyai

bentuk serta segi yang sangat beragam. Ahli hukum berkebangsaan

Belanda, J. van Kan (1983: 13) mendefinisikan hukum sebagai

keseluruhan ketentuan-ketentuan kehidupan yang bersifat memaksa,

yang melindungi kepentingan orang dalam masyarakat. Pendapat

lainnya dikemukakan oleh Wirjono Prajadikora (1992: 9) yang

menyatakan bahwa hukum adalah serangkaian peraturan mengenai

tingkah laku orang-orang sebagai anggota masyarakat, sedangkan satu-

satunya tujuan hukum adalah menjamin kebahagiaan dan ketertiban

dalam masyarakat. Selain itu, Purnadi Purwacaraka dan Soerjono

Soekanto (1986: 2-4) menyebutkan 9 (sembilan) arti hukum yakni :

1) Ilmu Pengetahuan; yakni pengetahuan yang secara sistematis atas

dasar kekuatan pemikiran ;

2) Disiplin; yakni sebagai sistem ajaran tentang kenyataan atau

gejala-gejala yang dihadapi ;

3) Norma; yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau

perilakuan yang pantas atau diharapkan ;

4) Tata hukum; yakni struktur dan perangkat norma-norma yang

berlaku pasa suatu waktu dan tempat tertentu serta berbentuk

tertulis ;

5) Petugas; yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang

berhubungan erat dengan penegakan hukum ;

6) Keputusan penguasa; yakni hasil-hasil proses diskripsi ;

11

Page 22: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

12

7) Proses Pemerintahan; yakni proses hubungan trimbal balik antara

unsur-unsur pokok dari sistem kenegaraan ;

8) sikap tindak yang ajeg atau perilakuan yang teratur; yakni

perilakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama yang

bertujuan untuk mencapai kedamaian ; dan

9) Jalinan nilai; yakni jalinan dari kosepsi tentang apa yang

dianggap baik dan buruk.

Pendapat di atas menunjukan bahwa hukum itu mempunyai

makna yang sangat luas, namun demikian secara umum, hukum dapat

dilihat sebagai norma yang mengandung nilai tertentu. Jika hukum

dalam kajian ini dibatasi sebagai norma, tidak berarti hukum identik

dengan norma, sebab merupakan pedoman manusia dalam bertingkah

laku. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa noema hukum

merupakan salah satu dari banyak pedoman tingkah laku selain norma

agama, kesopanan, dan kesusilaan (Lalu Husni, 2000: 12-14).

b. Kaidah Hukum dan Asas Hukum

Agar suatu peraturan perundang-undangan berlaku efektif,

maka harus memperhatikan beberapa asas yaitu :

1) Undang-Undang tidak boleh berlaku surut; artinya undang-

undang hanya boleh diterapkan terhadap peristiwa yang disebut

dalam undang-undang tersebit serta terjadi setelah undang-undang

itu dinyatakan berlaku ;

2) Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi

mempunyai kedudukan yang leih tinggi pula, konsekuensi

hukumnya peraturan yang lebih rendah isinya tidak boleh

bertentangan dengan isi peraturan yang lebih tinggi. Jika hal ini

terjadi, maka berlaku asas lex superior derogat lex inferiori ;

3) Undang-Undang yang bersifat khusus mengenyampingkan

undang-undang yang bersifat umum (lex specialis derogat lex

genarali),

Page 23: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

13

4) Undang-Undang yang baru mengalahkan undang-undang yang

lama (lex posteriori derogat lex priori); artinya undang-undang

lain yang lebih dahulu berlaku dan mengatur mengenai sesuatu

hal tertentu, tidak berlaku lagi apabila telah ada undang-undang

baru yang berlaku belakangan dan mengatur hal tertentu, akan

tetapi makna dan tujuannya berlainan atau berlawanan dengan

undang-undang yang lama tersebut ;

5) Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat; artinya adalah

undang-undang hanya dapat dicabut dan atau diubah oleh

lembaga yang membuatnya. Di Indonesia, Mahkamah Agung

diberikan wewenang untuk menguji secara materiil hanya

terhadap peraturan peruadang-undangan dibawah undang-undang

saja. Kewenangan tersebut mengandung makna bahwa

Mahkamah agung dapat menyatakan bahwa suatu peraturan

tertentu di bawah undang-undang tidak mempunyai kekuatan

hukum (harus ditinjau kembali) karena bertentangan dengan

peraturan di atasnya ; dan

6) Undang-Undang merupakan sarana untuk mencapai

kesehakteraan spiritual dan material bagi masyarakat maupun

pribadi melalui pelestarian atau pembaharuan (inovasi).

Agar suatu peraturan perundang-undangan tidak hanya

sebagai huruf mati, maka perlu dipenuhi persyaratan-persyaratan

tertentu yaitu :

1) Keterbukaan dalam pembuatannya ;

2) Memberikan hak kepada anggota masyarakat untuk mengajukan

usulan-usulan dengan cara mengundang masyarakat yang berminat

untuk menghadiri pembicaraan terhadap peraturan tertentu dan

mengundang organisasi tertentu yang terkait untuk memberikan

masukan terhadap rancangan undang-undang yang disusun.

Selain asas perundang-undangan sebagaimana tersebut di

atas, agar suatu kaidah hukum efektif dalam pelaksanaannya, menurut

Page 24: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

14

pendapat Abdul gani (1981: 4), maka setiap peraturan hukum yang

diberlakukan dan atau dikenakan kepada anggota masyarakat, maka

sebaiknya apabila peraturan tersebut dinyatakan telah memenuhi

beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut diperlukan karena orang

igin mendapatkan jaminan bahwa peraturan hukum tersebut akan

ditaati oleh masyarakat sehingga tidak banyak menimbulkan kesulitan

dalam penegakannya.

Selanjutnya dikatakan bahwa persyaratan formil dan materiil

yang harus dipenuhi guna terciptanya peraturan yang baik guna usaha-

usaha penegakan hukum. Persyaratan formil menyangkut cara,

kekuasaan dan wewenang pembuat peraturan ditambah dengan

pemenuhan persyaratan menganai tata urutan. Jika persyaratan ini

tidak memperoleh perhatian, maka peraturab hukum yang

diberlakukan justru menjadi tidak fungsional dan karenanya tujuan

daripada paraturan hukum tersebut tidak akan tercapai. Sedangkan

persyaratan materiil didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan di

antaranya :

1) Kelangsungan peraturan hukum ;

2) Jangkauan pikiran jauh ke depan, sekaligus berarti mencegah

lakas usangnya suatu peraturan hukum ;

3) Memperpendek jarak waktu antara pengaturan dan fakta ;

4) Penjaminan hak atas kepentingan warga masyarakat secara

proporsional ;

5) Permasalahan yang diatur secara menyeluruh ;

6) Mempertimbangkan tata urutan perundan-undangan ; dan

7) Penggunaan bahasa.

Selanjutnya CG. Howard dan RS. Mumner (1965: 46-47)

menyebutkan beberapa persyaratan terhadap suatu kaidah hukum yaitu

:

1) Undang-Undang harus dirancang dengan baik ;

2) Undang-Undang sebaiknya bersifat melarang bukan mengatur ;

Page 25: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

15

3) Sanksi yang dicantumkan harus sepadan dengan sifat undang-

undang yang dilanggar ;

4) Beratnya sanksi yang dicantumkan kepada pelanggar tidak boleh

keterlaluan ;

5) Kemungkinan untuk mengamati dan menyelidiki atau menyidik

perbuatan yang melanggar ketentuan undang-undang tersebut

harus ada ;

6) Hukum yang mengandung larangan moral akan lebih efektif

daripada hukum yang tidak selaras dengan kaidah moral atau

yang netral ; dan

7) Mereka yang bekerja sebagai pelaksana hukum harus

menunaikan tugas dengan baik.

Kajian mengenai kaidah hukum tidak dapat dilepaskan dari

asas hukum sebagai dasar yang menberikan sifat normatif dari suatu

kaidah hukum. Asas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma

hukum yang kongkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai suatun

dasar-dasar hukum atau petunjuk bagi hukum yang berlaku.

Pembentukan asas hukum praktis perlu berorientasi pada asas-asas

hukum tersebut. Dengankata lain asas hukum ialah dasar-dasar atau

petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif. Sudikno

Mertokusumo (1996: 5) menyebutkan bahwa asas hukum adalah

kecenderungan-kecenderungan yang disyaratkan oleh pandangan

kesusilaan kita kepada hukum yang merupakan sifat-sifat umum

dengan segala keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum

tersebut akan tetapi yang tidak boleh tidak harus ada.

Dari pendapat diatas jelas bahwa asas hukum bukan

merupakan hukum kongkret akan tetapi merupakan pikiran dasar yang

umum dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan kongkret

yang terdapat dalam dan setiap sistem hukum ysng menjelma dalam

peraturan perundang-undangan. Karena sifatnya yang abstrak, maka

asas hukum pada umumnya tidak dituangkan dalam pasal-pasal

Page 26: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

16

konkret. Kalau kaidah hukum dapat diterapkan secara langsung pada

suatu peristiwa, maka asas hukum tidak dapat diterapkan secara

langsung dalam suatu peristiwa kongkret. Asas hukum mempunyai

sifat yang umum dan tidak berlaku untuk peristiwa tertentu saja.

Karena sifatnya yang umum, asas hukum membuka peluang

penyimpangan atau pengecualian. Adanya pengecualian ini

menjadikan asas hukum tersebut selalu luwes.

Asas hukum berfungsi untuk mengesahkan dan mempunyai

pengaruh yang normatif dan mengikat para pihak. Bersifat

mengesahkan karena berdasarkan eksistensinya pada rumusan oleh

pembentuk undang dan hakim. Selain itu, asas hukum berfungsi

melengkapi sistem hukum (pembuat sistem hukum menjadi luwes).

Dalam mempelajari ilmu hukum, asas hukum memberikan kemudahan

dengan memberikan ikhtiar. Asas hukum dalam ilmu hukum hanya

bersifat mengatur.

Kaidah hukum memberikan jiwa kepada norma/kaidah

hukum sehingga mempunyai kekuatan mengikat. Asas hukum dapat

dibedakan menjadi asas hukum konstitutif dan asas hukum regulatif.

Asas hukum konstitutif merupakan asas yang harus ada dalam

kehidupan suatu sistem hukum, sedangkan asas hukum regulatif

diperlukan untuk beroperasinya sistem hukum tersebut. Pembentukan

norma/kaidah hukum yang tidak sesuai dengan asas hukum konstitutif

akan menghasilkan norma-norma yang secara materiil bukan

merupakan kaidah hukum. Sedangkan jika asas hukum regulatif tidak

diperhatikan, maka akan menghasilkan kaidah hukum yang tidak adil

(Lalu Husni, 2000: 16-20).

2. Tinjauan Umum Tentang Hukum Ketenagakerjaan

Hukum Ketenagakerjaan adalah sekumpulan peraturan hukum

yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama bekerja

atau dalam hubungan kerja, dan sesudah hubungan kerja. Jadi pengertian

hukum ketenagakerjaan lebih luas dari hukum perburuhan yang selama

Page 27: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

17

ini kita kenal yang ruang lingkupnya hanya berkenaan dengan hubungan

hukum antara buruh dengan majikan dalam hubungan kerja saja.

Kehadiran Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan telah banyak memberikan perubahan dalam khasanah

hukum ketenagakerjaan Indonesia yakni secara yuridis formal :

a. Menggantikan istilah buruh menjadi pekerja, majikan menjadi

pengusaha yang secara politis telah lama diupayakan untuk diganti

dengan alasan istilah buruh maupun majikan kurang mencerminkan

kepribadian bangsa Indonesia, buruh berkonotasi pihak yang selalu

berada di bawah tekanan pihak majikan ;

b. Menggantikan istilah perjanjian peruruhan menjadi kesepakatan kerja

bersama (KKB) yang berupaya diganti dengan alasan bahwa

perjanjian perburuhan berasal dari negara liberal yang seringkali

dalam pembuatannya menimbulkan benturan kepentingan antara

pihak buruh dengan majikan ; dan

c. Memberikan ruang telaah untuk menggantikan istilah hukum

perburuhan menjadi hukum ketenagakerjaan.

3. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja

atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini

secara umum dapat diartikan suatu kejadian yang tidak diduga semula

dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari

suatu aktivitas (Darwan Prinst, 2000: 100).

Sedangkan yang dimaksud kecelakaan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977, tidak hanya kecelakaan yang terjadi

di ruangan kerja saja, tetapi juga kecelakaan yang terjadi sejak pekerja

meninggalkan rumahnya menuju tempat bekerjanya sampai dia pulang

kembali ke rumahnya dengan melalui jalan yang biasa ia lalui.

Kecelakaan yang terjadi di jalan raya atau yang terjadi selama soorang

perkerja melakukan pekerjaan atas perintah atasan juga dianggap

kecelakaan kerja.

Page 28: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

18

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan

dengan kerja pada perusahaan, artinya bahwa kecelakaan kerja terjadi

disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya.

Kecelakaan akibat kerja sesungguhnya dapat dicegah asal ada kemauan

yang kuat untuk mencegah.

Disamping itu penyakit yang timbul sebagai akibat langsung

dari pekerjaan juga dapat dianggap sebagai kecelakaan kerja. Namun

kalau penyakit itu menyebabkan cacat atau meninggal dunia, maka untuk

dapat dianggap sebagai penyakit kecelakaan kerja haruslah dia memenuhi

syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu adalah:

a. Pekerjaan tenaga kerja harus menanggung resiko penyebab

penyakit itu ;

b. Tenaga kerja yang bersangkutan berhubungan langsung dengan

resiko itu ;

c. Penyakit tersebut telah berlangsung selama suatu masa tertentu ;

d. Tidak ada kelalaian yang disengaja oleh tenaga kerja sehingga ia

terkena penyakit itu (Zainal Asikin, 1993: 140).

Disamping ada sebabnya maka suatu kejadian juga akan membawa

akibat. Akibat dari kecelakaan kerja ini dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu :

a Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain:

1) Kerusakan atau kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan

2) Biaya pengobatan dan perawatan korban

3) Tunjangan kecelakaan

4) Hilangnya waktu kerja

5) Menurunnya jumlah maupun mutu produksi

b Kerugian yang bersifat non ekonomis

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga

kerja yang bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka atau

cedera berat maupun luka ringan (Lalu Husni, 2000: 103).

Page 29: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

19

Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk panitia pembina

keselamatan dan kesehatan kerja guna mengembangkan kerja sama,

saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha dan atau pengurus

dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas

dan kewajiban bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam

rangka usaha berproduksi (Lalu Husni, 2000: 105).

Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan

memberikan tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan

hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosia dan

ekonomi melalui norma yang berlaku dalam lingkungan kerja itu.

Dengan demikian maka perlindungan pekerja ini akan mencakup :

a. Norma Keselamatan Kerja, yang meliputi keselamatan kerja yang

bertalian dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja bahan dan proses

pengerjaannya, keadaan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara

melakukan pekerjaan ;

b. Norma Kesehatan Kerja dan Kesehatan Perusahaan, yang meliputi

pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan pekerja, dilakukan

dengan mengatur pemberian obat-obatan, perawatan tenaga kerja

yang sakit. Mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang

memenuhi kesehatan perusahaan dan kesehatan pekerja unutk

mencegah penyakit, baik sebagai akibat bekerja atau penyakit umum

serta menetapkan syarat kesehatan bagi perumahan pekerja;

c. Norma Kerja yang meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja yang

bertalian dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti,

kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut agama keyakinan

masing-masing yang diakui oleh pemerintah, kewajiban sosial

kemasyarakatan dan sebagai guna memelihara kegairahan dan moril

kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga

perlakuan yang sesuai dengan martabat menusia dan moral ;

d. Kepada Tenaga Kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau menderita

penyakit kuman akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan

Page 30: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

20

dan rehabilitasi akibat kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat

pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat ganti kerugian (Zainal

Azikin, 1993: 95-96).

Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Soepomo membagi

perlindungan pekerja ini menjadi 3 (tiga) macam yaitu :

a. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang

berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja

suatu penghasilan yang cukup memenuhi keperluan sehari-hari

baginya beserta keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tersebut

tidak mampu bekerja karena sesuatu di luar kehendaknya.

Perlindunga ini disebut dengan jaminan sosial ;

b. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindunga yang berkaitan dengan

usaha kemasyarakatan, yang tujuannya memungkinkan pekerja itu

mengenyam dan memperkembangkan prikehidupannya sebagai

manusia pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan

anggota keluarga atau yang biasa disebut Kesehatan kerja ;

c. Perlindungan teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan

dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan

yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat-alat kerja

lainnya atau oleh bahan yang diolah atau dikerjakan perusahaan atau

yang disebut Keselamatan kerja (Zainal Azikin, 1993: 96-97).

4. Tinjauan Umum Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3).

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

yang merupakan salah satu perlindungan terhadap tenaga kerja dari

resiko kesehatan dan penyakit akibat kerja yang secara nasional

diberlakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang

bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang

manajemen keselamatan, meningkatkan kesadaran akan perlunya

pelaksanaan budaya keselamatan, dan meningkatkan pemahaman dan

implementasi budaya keselamatan di seluruh unit kerja, dan dilaksanakan

Page 31: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

21

beberapa kegiatan seperti pemasangan spanduk tentang K3 di Area

Proyek, dilanjutkan dengan latihan Penanggulangan Keadaan Darurat dan

Sosialisasi Peraturan dan Prosedur Keselamatan.

Untuk meminimalisasi kecelakaan kerja, sudah seharusnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi budaya semua orang,

umumnya bangsa Indonesia. Agar budaya ini bisa terlaksana, harus

dibangun komitmen yang serius dari setiap institusi, kebijakan, dan

program K3 yang berkelanjutan.

Demikian disampaikan bahwa dari tema tersebut mengandung

tiga dimensi pokok pikiran, yaitu Dimensi Proses (Pembudayaan K3),

Dimensi Keunggulan SDM dan Dimensi Cita-cita. Pokok pikiran

pertama adalah Pembudayaan K3, yang menjadikan K3 sebagai

kebiasaan dalam sikap kerja dan K3 sebagai kebutuhan bagi

pelaku/karyawan untuk menjamin penerapan K3 pada setiap tahapan

kegiatan. Pokok pikiran kedua adalah Keunggulan SDM sebagai pelaku

yang memegang kendali dalam pelaksanaan penerapan K3, yang akan

ditentukan oleh pemikiran, komitmen, dan disiplin para pelaku.

Sedangkan pokok pikiran ketiga adalah Dimensi Cita-cita, yang

merupakan tujuan dari kegiatan bulan K3, yaitu peningkatan keselamatan

dan kesehatan di lingkungan kerja. Dari tiga pokok pikiran tersebut,

diharapkan akan menumbuhkembangkan hubungan yang saling

menguntungkan dan ketergantungan antar pelaku/karyawan yang

berkomitmen untuk mewujudkan K3 sebagai pembiasaan sikap dan

perilaku di lingkungan kerja.

K-3 merupakan suatu konsep dan upaya nyata untuk menjamin

lancarnya kegiatan produksi mulai dari awal hingga akhir. Di mana

melalui identifikasi, analisis, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya

di lingkungan tempat bekerja, K-3 diterapkan sehingga diharapkan dapat

meminimalisasi kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja.

Page 32: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

22

Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha

yang dapat dilakukan agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan

jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu:

1) Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk

mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan

barunya, baik secara fisik maupun mental.

2) Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi

apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan

pada pekerja.

3) Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan

kepada para buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada

dalam menjalankan pekerjaannya.

4) Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di

tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar

mereka mentaatinya.

5) Penggunaan pakaian pelindung.

6) Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya

proses pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian

mesin yang sangat bising.

7) Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa

dapat dihisap dan dialirkan keluar.

8) Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang

berbahaya atau tidak sama sekali.

9) Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam

ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.

Dapat disimpulkan bahwa pekerja sebagai sumberdaya dalam

lingkungan kerja konstruksi harus dikelola dengan baik, sehingga dapat

memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai

produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja,

seperti memastikan bahwa para pekerja dalam kondisi kerja aman

Page 33: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

23

(http://Keselamatandankesehatankerja/com diakses pada tanggal 15

November 2009 pukul 10.56 WIB).

2. Kerangka Pemikiran

interprestasi

penerapan

penerapan

Peraturan Perundang-undangan K3

1. UUD 1945 2. UU No. 33 Tahun1947 3. UU No. 1 Tahun 1970 4. UU No. 13 Tahun 2003

5. Tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

1. Apakah peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam melakukan fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan kerja telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. Apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menjalankan fungsinya mampu menekan angka kecelakaan kerja di Kota Surakarta ?

1. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam K3

2. Upaya menekan kecelakaan kerja di Kota Surakarta.

Simpulan

Page 34: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

24

Keterangan :

Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang No. 33 Tahun 1947 tentang

Kecelakaan Kerja, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja, dan Undang-Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

merupakan landasan hukum yang melatarbelakangi terciptanya fungsi

perencanaan, pembinaan dan pengawasan norma ketenagakerjaan khususnya

dalam hal kecelakaan kerja yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta dan dalam menjalankan fungsinya apakah Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta mampu menekan angka

kecelakaan kerja di Kota Surakarta. Untuk itu penerapannya adalah peranan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam upaya meningkatkan K3

serta upaya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam menekan

angka kecelakaan kerja lalu setelah iti ditarik simpulan.

Page 35: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

25

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam

melakukan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan norma

ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan kerja

1. Sekilas Pandang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Surakarta

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dituntut adanya upaya terus

menerus untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan

tersebut merupakan gambaran pada tujuan ideal yang ingin dicapai dimasa

yang akan datang. Bahwa dalam mengantisipasi meningkatnya persaingan,

tantangan dan tuntutan masyarakat dan berkembangnya masalah

ketenagakerjaan yang kompleks dan multidimensi maka Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi mempersiapkan diri agar tetap eksis

berkesinambungan dan senantiasa mengadakan upaya perubahan menuju

arah perbaikan, untuk itu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Surakarta menetapkan visinya adalah :

“Terwujudnya tenaga kerja yang profesional berdaya saing tinggi dan

hubungan industrial yang harmonis serta perlindungan tenaga kerja”.

Dari visi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Terwujudnya Tenaga Kerja yang profesional berdaya saing tinggi.

Artinya :

1) Menguasai kemampuan dibidangnya serta mempunyai mobilitas,

sikap dan etos kerja yang tinggi.

2) Berdaya saing tinggi artinya selalu berusaha untuk

mengembangkan dirinya sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan.

b. Terwujudnya Hubungan Industrian yang harmonis

Artinya : Menumbuh kembangkan budaya kerja yang didasari pola

kemitraan dengan memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing.

25

Page 36: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

26

c. Terwujudnya Perlindungan Tenaga Kerja

Artinya : Adanya jaminan kesejahteraan dan perlindungan dalam

hubungan kerja, baik yang bersifat normatife maupun Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

Misi merupakan suatu pernyataan atau pedoman dalam mencapai

tujuan yang diinginkan sesuai Visi yang telah ditetapkan. Adanya

pernyataan Misi diharapkan seluruh aparatur dijajaran Dinas Tenaga kerja

dan Transmigrasi Kota Surakarta dan pihak lain yang berkepentingan

mengetahui program-program dan proyeksi yang akan dihasilkan di masa

mendatang. Sebagai perwujudan Visi tersebut di atas ditetapkanlah Misi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah sebagai

berikut :

a. Perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.

b. Menciptakan tenaga kerja yang terampil, mendiri serta professional.

c. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis guna mewujudkan

ketenagakerjaan dan usaha agar tercipta kesejahteraan pekerja dan

keluarga.

d. Meningkatkan pengawasan norma kerja serta Keselamatan dan

Kesehatan Kerja

Tujuan merupakan penjabaran dari misi yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam kurun waktu tertentu 1(satu) sampai 5 (lima) tahun.

Sedangkan sasaran adalah implementasi dari tujuan secara terukur.

Sasaran merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dalam proses

penyusunan perencanaan strategis. Berdasarkan Visi dan Misi tersebut

diatas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta menetapkan

tujuan dan sasarannya sebagai berikut :

a. Misi 1 (Kesatu) :Perluasan Kesempatan Kerja dan Penempatan

Tenaga Kerja.

1) Tujuan :Meningkatkan perluasan dan pengembangan

kesempatan kerja / mengurangi pengangguran.

2) Sasaran :

Page 37: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

27

a) Tercapainya kuantitas dan kualitas pelayanan informasi

ketenagakerjaan.

b) Terwujudnya perluasan dan pengembangan kesempatan

kerja.

b. Misi 2 (Kedua) :Menciptakan Tenaga Kerja yang terampil, mandiri

serta professional.

1) Tujuan :Melaksanakan peningkatan kualitas dan kuantitas

pelatihan tenaga kerja untuk mewujudkan tenaga

kerja yang terampil dan professional.

2) Sasaran :

a) Tercapainya pelatihan dan keterampilan SDM (Sumber

Daya Manusia) bagi pencari kerja.

b) Terwujudnya legalitas dan sertifikasi LPKS (Lembaga

Pelatihan Kerja Swasta) yang berorientasi pasar kerja.

c. Misi 3 (Ketiga) :Menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis

guna mewujudkan ketenangan kerja dan usaha agar

tercipta kesejahteraan pekerja dan keluarga.

1) Tujuan :Menciptakan hubungan industrial yang harmonis

untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

2) Sasaran :

a) Terwujudnya kesepakatan Tripartit (Apindo, Serikat Pekerja/

SP dan pemerintah dalam merumuskan UMK serta

mengantisipasi masalah-masalah ketenagakerjaan).

b) Terselesaikannya penanganan kasus PHI (Perselisihan

Hubungan Industrial).

d. Misi 4 (Keempat) :Meningkatkan Pengawasan Norma Kerja serta

Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk

Perlindungan Pekerja

1) Tujuan :Terpenihunya hak-hak normative pekerja.

2) Sasaran :

a) Tercapainya pemeriksaan dan pengujian objek K3

Page 38: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

28

b) Tercapainya penerapan K3 di perusahaan

c) Terselenggarakan pemeriksaan dan pengujian objek K3

Cara yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan dan sasaran oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah dengan

menerapkan kebijakan dan melaksanakan program kegiatan :

Kebijakan :

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan informasi

ketenagakerjaan dalam rangka menciptakan lapangan kerja selaras

dengan kebijakan ekonomi yang mengarah pada upaya pengurangan

pengangguran.

b. Mengembangkan sistem pelatihan ketenagakerjaan secara menyeluruh

dan terpadu diarahkan pada peningkatan kompetensi tenaga kerja.

c. Meningkatkan Hubungan Industrial yang harmonis serasi serta

dinamis.

d. Mengingkatkan perlindungan dan pengawasan lembaga

ketenagakerjaan.

Program-Program :

a. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja.

1) Penyusunan Data Base Tenaga Kerja Kerja Daerah.

2) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja.

3) Penyelenggaraan Program Pelatihan Kerja Berbasisi Masyarakat.

4) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

b. Peningkatan Kesempatan Kerja.

1) Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja

c. Perluasan & Pengembangan Kesempatan Kerja

d. Perlindungan dan Pegembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

1) Fasilitas penyelesaian Hubungan Industrial

2) Fasilitas penyelesaian pemberian perlindungan hukum dan

Jamsostek

3) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan

Page 39: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

29

4) Peningkatan Pengawasan, perlindangan dan penegakan hukum

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

5) Pemeriksaan dan pelaksanaan norma kerja

6) Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan peraturan K3

7) Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

8) Sosialisasi hak dan kewajiban nakerwan

9) Pemeriksaan norma K3 dan pengujian obyek K3

e. Peningkatan pengawasan perlindungan dan penegakan hukum serta

keselamatan kerja

f. Pelayanan administrasi perkantoran

1) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

g. Peningkatan disiplin aparatur

1) Pengadaan mesin / kartu absensi

Sebagai wujud untuk mempertahankan pelaksanaan dalam

menjalankan misi Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Surakarta menuangkan keberhasilan dan kekurangannya dalam mencapai

sasaran dan tujuan melalui media palaporan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP).

Lakip Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

menyajikan capaian kinerja kegiatan, indikator yang digunakan untuk

mengukur kinerja setiap kegiatan meliputi indikator masukan (input),

keluar (output), hasil (outcome). Indikator tersebut diukur secara

kuantitatif sedangkan pada indikator manfaat (benefit) dan dampak

(impact) ditunjukkan melalui indikasi kualitas belum dilakukan

penghitungan atau indikator kuantitas, hal ini dikarenakan belum dapat

atau belum tersedianya alat untuk mengukurnya. Untuk mengukur tingkat

keberhasilan atau kegagalan palaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara

membandingkan target indikator kinerja dengan realisasinya (Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,2009:12).

Page 40: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

30

2. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan norma

ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan kerja.

Untuk menekan kecelakaan kerja, pengawasan, penegakan hukum

serta upaya mendorong kesadaran pimpinan perusahaan dan tenaga kerja

supaya memenuhi syarat-syarat K3 perlu ditingkatkan. Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta mengajak agar pimpinan

perusahaan dapat menekan angka kecelakaan kerja. Tahun 2008 lalu,

direncanakan penurunan kecelakaan kerja minimal 50 persen. Tahun 2009

ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berharap

program tersebut dapat ditingkatkan.

Sejalan dengan kebijakan revitalisasi pengawasan untuk menekan

angka kecelakaan 50 persen dan menyadari bahwa pada sektor konstruksi

merupakan penyumbang kecelakaan terbesar, tahun ini dijadikan

momentum sebagai tahun K3 sektor konstruksi. Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta dalam rangka menekan angka kecelakaan

kerja, perlu upaya konkrit yang dilakukan oleh pengusaha atau pemberi

kerja. Ini misalnya dengan membudayakan keselamatan dan kesehatan

tenaga kerja (K3) dalam manajemen perusahaan, membentuk panitia

pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3), membekali

pengetahuan teknis tentang upaya preventif terhadap kecelakaan kerja,

serta menyiapkan sarana keselamatan bagi pekerja. Di sisi lain, tambah

dia, faktor human error seringkali juga menjadi penyebab terjadinya

kecelakaan kerja. Pihaknya mencatat sepanjang Tahun 2008, terdapat 393

pekerja mengalami kecelakan saat bekerja (Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah,2009:14).

Untuk itu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

memiliki peranan dalam melakukan fungsi pengawasan. Terdapat 2 (dua)

undang-undang yang mengatur tentang pengawasan ketenagakerjaan, yaitu

a. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan

Perburuhan; dan

Page 41: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

31

b. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengawasan

Ketenagakerjaan di Industri dan Perdagangan.

Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan dibagi dalam 2

(dua) bentuk, yaitu dalam bentuk hukum materiildan hukum formil. Dalam

bentuk materiil yang mengatur tentang hak dan kewajiban pekerja/buruh

dan pengusaha, adalah :

a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

c. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan SosialTenaga

Kerja;

d. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat

Buruh;

e. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang PerlindunganTenaga

Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Dalam bentuk formil yang mengatur tentang tata cara atau sistem

pengawasan perburuhan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial

atau perselisihan perburuhan, adalah :

Pengawasan Ketenagakerjaan :

a. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan

Perburuhan; dan

b. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengawasan

Ketenagakerjaan di Industri dan Perdagangan (Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah,2009:16).

Norma Ketenagakerjaan yang mengatur tentang kewajiban

pengusaha,yang merupakan hak dari pada pekerja/buruh. Pengawasan

Perburuhan Ketenagakerjaan sesuai dengan Undang-undang Nomor 21

Tahun 2003 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 81 Tahun 1947

Mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri Dan Perdagangan

(di undangkan pada tanggal 25 Juli 2003). Alasan Indonesia Mengesahkan

Konvensi:

Page 42: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

32

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu meratifikasi Konvensi ILO

Nomor 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam

Industri dan Perdagangan, sehingga pengawasan ketenagakerjaan dapat

dilaksanakan secara lebih efektif sesuai standar ILO.

b. Pengawasan ketenagakerjaan merupakan suatu sistem yang sangat

penting dalam penegakan atau penerapan peraturan perundang-

undanganketenagakerjaan.

c. Penegakan atau penerapan peraturan perundang-undangan merupakan

upaya untuk menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi

pengusaha dan pekerja/buruh.

d. Keseimbangan tersebut diperlukan untuk menjaga kelangsungan usaha

dan ketenangan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

produktivitas kerja dan kesejahteraan tenaga kerja.

e. Agar peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dapat

dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan pengawasan

ketenagakerjaanyang independen dan kebijakan yang sentralistik.

f. Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu meratifikasi Konvensi ILO

Nomor 81 Tahun 1947 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam

Industri dan Perdagangan, sehingga pengawasan ketenagakerjaan dapat

dilaksanakan secara lebih efektif sesuai standar ILO.

Fungsi Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan :

a. Menjamin penegakan ketentuan hukum mengenai kondisi kerja dan

perlindungan pekerja saat melaksanakan pekerjaannya, seperti

ketentuan yang berkaitan dengan jam kerja, pengupahan, keselamatan,

kesehatan dan kesejahteraan, penggunaan pekerja/buruh anak dan

orang muda serta masalah-masalah lain yang terkait, sepanjang

ketentuan tersebut dapat ditegakkan oleh pengawas ketenagakerjaan.

b. Memberikan keterangan teknis dan nasehat kepada pengusaha

danpekerja/buruh mengenai cara yang palinf efektif untuk mentaati

ketentuan hukum.

Page 43: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

33

c. Memberitahukan kepada pihak yang berwenang mengenai terjadinya

penyimpangan atau penyalahgunaan yang secara khusustidak diatur

dalam ketentuan hukum yang berlaku.

d. Tugas lain yang dapat menjadi tanggung jawab pengawas

ketenagakerjaan tidak boleh menghalangi pelaksanaan tugas pokok

pengawas atau mengurangi kewenangannya dan ketidak

berpihakannya yang diperlukan bagi pengawas dalam berhubungan

dengan pengusaha dan pekerja/buruh. (Pasal 3 Konv. No. 81 Thn

1947).

Pengendalian Pengawasan dilakukan sejauh praktek-praktek

administrasi anggota memungkinkan, pengawasan ketenagakerjaan harus

berada di bawah pengawasan dan kendali pemerintah pusat. (Pasal 4

Konv. No. 81 Thn 1947). Pihak yang berwenang menerapkan pengaturan

yang diperlukan agar pengawas ketenagakerjaan dapat memiliki :

a. kantor lokal yang dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai

sesuai dengan persyaratan pekerjaan dan dapat dipakai oleh semua

orang terkait;

b. fasilitas transportasi yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugas

mereka, apabila transporttasi umum tidak tersedia. (Pasal 11 (1) Konv.

No. 81 Thn 1947).

Kantor pengawasan pusat harus menerbitkan laporan umum

tahunan mengenai pengawasan yang berada di bawah wewenangnya.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya

Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari

Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesia.

Tujuan diadakan Pengawasan Ketenagakerjaan :

a. Mengawasi berlakunya undang-undang dan peraturan peraturan

perburuhan pada khususnya;

b. Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soalsoal hubungan

kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas-luasnya guna

membuat undang-undang dan peraturan-peraturan perburuhan;

Page 44: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

34

c. Menjalankan pekerjaan lain-lainnya yang diserahkan kepadanya dengan

undang-undang atau peraturan peraturan lainnya. (Pasal 1 (1) UU No. 3

Thn 1951).

Penunjukan/pengangkatan Pegawai Pengawas melalui Menteri

yang diserahi urusan perburuhan atau pegawai yang ditunjuk olehnya ,

menunjuk pegawai-pegawai yang diberi kewajiban menjalankan

pengawasan perburuhan. (Pasal 2 (1) UU No. 3 Thn 1951). Hak dan

Wewenang Pengawai Pengawas :

a. Berhak memasuki semua tempat-tempat, dimana dijalankan atau biasa

dijalankan pekerjaan, atau dapat disangka bahwa disitu dijalankan

pekerjaandan juga segala rumah yang disewakan atau dipergunakan

oleh majikanatau wakilnya untuk perumahan atau perawatan buruh.

b. Jikalau pegawai-pegawai tersebut dalam ayat (1) ditolak untuk

memasukitempat-tempat termaksud dalam ayat (2), maka mereka

memasukinya, jikaperlu dengan bantuan Polisi Negara.

c. Berhak meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada dalam

waktu yang sepantasnya Pengusaha atau wakilnya; Semua pekerja

tanpa dihadiri pihak ketiga. guna memperoleh pendapat yang pasti

tentang hubungan kerja dan keadaan perburuhan pada umumnya di

dalam perusahaan itu pada waktu ituatau/dan pada waktu yang telah

lampau.

d. Dalam menjalankan tugasnya pegawai-pegawai tersebut diwajibkan

berhubungan dengan organisasi buruh yang bersangkutan. (Pasal 2 (2)

dan 3 UU No. 3 Thn 1951).

Kewajiban Untuk Menyimpan Rahasia yaitu Pegawai pengawas

ketenagakerjaan di luar jabatannya wajib merahasiakan segala keterangan

tentang rahasia-rahasia di dalam suatu perusahaan, yang didapatnya

berhubungan dengan jabatannya. (Pasal 5 UU No. 3 Thn 1951). Aturan

Hukuman adalah Pasal 6 UU No. 3 Thn 1951 yang berbunyi :

Page 45: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

35

a. Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang dipercayakan

kepadanya termaksud dalam pasal 5, dihukum dengan hukuman

penjara selama-lamanyaenam bulan atau denda sebanyak-banyaknya

enam ratus rupiah dengan tidakatau dipecat dari hak memangku

jabatan.

b. Barang siapa karena kekhilapannya menyebabkan rahasia itu menjadi

terbuka,dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga

bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus rupiah.

c. Tidak ada tuntutan terhadap hal-hal tersebut dalam ayat (1) dan (2),

jikalau tidakada pengaduan dari majikan yang berkepentingan atau

wakilnya.

d. Barang siapa menghalang-halangi atau menggagalkan sesuatu yang

dilakukanoleh pegawai-pegawai dalam melakukan kewajibannya

seperti tersebut dalampasal 2, begitu pula barang siapa tidak memenuhi

kewajibannya termaksud dalampasal 3 ayat (1), dihukum dengan

hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulanatau denda sebanyak-

banyaknya lima ratus rupiah.

e. Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya tersebut dalam pasal 4

dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga bulan atau

denda sebanyakbanyaknya lima ratus rupiah.

f. Hal-hal yang dikenakan hukuman tersebut dalam ayat (1) dan ayat (2)

dianggapsebagai kejahatan, sedangkan yang tersebut dalam ayat (4)

dan (5) dianggap sebagai pelanggaran.

Penegakan Hukum/Penyidikan dilakukan selain dari pada pegawai-

pegawai yang berkewajiban mengusut pelanggaran dan kejahatan pada

umumnya, pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 2 dan orang-orang lain

yang menurut undang-undang ditunjuk dan diberi kekuasaan untuk itu,

kecuali diwajibkan untuk menjaga dan membantu supaya aturan-aturan

dalam undang-undang ini dijalankan, diwajibkan juga untuk mngusut hal-

hal yang dikenakan hukuman tersebut dalam pasal 6. (Pasal 5 UU No. 3

Thn 1951).

Page 46: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

36

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

pada Bab XIV Tentang Pengawasan

a. Pasal 176 berbunyi Pengawasan Ketenagakerjaan dilakukan oleh

pegawai pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan

independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan.

b. Pasal 177 berbunyi Pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 176 ditetap kan oleh Menteri atau pejabat yang

ditunjuk.

c. Pasal 178 berbunyiPengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh

unit kerja tersendiri pada instansi yang lingkup tugas dan tanggung

jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah pusat,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

d. Pasal 179 berbunyiUnit kerja pengawasan ketenagakerjaan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 178 pada pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pelaksanaan

pengawasan ketenagakerjaan kepada Menteri.

e. Pasal 181 berbunyi Pegawai pengawas ketenagakerjaan dalam

melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 176 wajib

:

1). merahasiakan segala sesuatu yang menurut sifatnya patut

dirahasiakan;

2). tidak menyalahgunakan kewenangannya.

Pengawasan Ketenagakerjaan menurut Peraturan Menteri Tenaga

KerjaNomor Per.03/Men/1984.

a. Pengertiannya adalah Pegawai pengawas ketenagakejaan adalah

Pegawai Departemen Tenaga Kerja yang diserahi tugas mengawasi

pelaksanaan peratran perundang-undangan ketenagakerjaan yang

terdiri dari Pegawai Pengawas Umum dan Pegawai Pengawas

Spesialis. (Pasal 1 Sub a). Pengawasan ketenagakerjaan terpadu adalah

Page 47: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

37

suatu sistem pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-undangan

yang merupakan kegiatan :

1) penyusunan rencana;

2) pemeriksaan di perusahaan atau di tempat kerja;

3) penindakan korektif baik secara preventif maupun represip;

pelaporan hasil pemeriksaan. (Pasal 1 Sub d).

b. Tujuan Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu adalah :

1) Mengawasi pelaksanaan peraturan perundangundangan

ketenagakerjaan;

2) Memberi penerangan tehnis serta nasehat kepadapengusaha atau

pengurus dan atau tenaga kerjatentang hal-hal yang dapat

menjamin pelaksanaan fektif dari pada peraturan perundang-

undanganketenagakerjaan;

3) Mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentanghubungan kerja

dan keadaan ketenagakerjaan dalamarti yang luas guna

pembentukan dan penyempurnaanperaturan perundang-undangan

ketenagakerjaan. (Pasal 2).

c. Tahap Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan Terpadu adalah :

1) Pemeriksaan pertama, adalah pemeriksaan lengkap yang dilakukan

kepada perusahaan atau tempat kerja baru yang belum pernah

diperiksa;

2) Kontrol (pemeriksaan berkala), adalah pemeriksaan ulang yang

dilakukan setelah pemeriksaan pertama baik secara lengkap

maupun tidak;

3) Pemeriksaan khusus, adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap

masalah ketenagakerjaan yang bersifat khusus seperti pengujian,

kecelakaan, adanya laporan pihak ketiga, perintah atasan. (Pasal 4).

d. Persyaratan Pengangkatan Pegawai Pengawas adalah :

1) Pegawai Departemen Tenaga Kerja;

2) Berpendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Muda atau pangkat

Pengatur Muda Tingkat I (II/ b);

Page 48: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

38

3) Telah mengikuti pendidikan sebagai Pegawai Pengawas Umum.

(Pasal 6 ayat (1).

e. Wewenang Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah :

1) Memasuki tempat kerja;

2) Meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada pengusaha

ataupengurus, dan atau tenaga kerja atau serikat pekerja tanpa

dihadiri pihakketiga;

3) Menjaga, membantu dan memerintahkan pengusaha atau pengurus

dan tenaga kerja agar mentaati peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan;

4) Menyelidiki keadaan ketenagakerjaan yang belum jelas dan atau

tidakdiatur dalam peraturan perundang-undangan;

5) Memberikan peringatan atau tegoran terhadap penyimpangan

peraturanperaturan yang telah ditetapkan;

6) Meminta bantuan Polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau

tempat kerja atau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi

panggilan;

7) Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar untuk

mendampingi dalam melakukan pemeriksaan.

f. Tugas dan Kewajiban Pengawas Umum :

1) Melaksanakan pemeriksaan pertama dan kontrol (berkala)

diperusahaa atau di tempat kerja;

2) Memberikan bimbingan, pembinaan dan penyuluhan kepada tenaga

kerja dan pengusaha atau pengurus tentang peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan;

3) Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan

dalam menjalankan tugas dan kewajibannya;

4) Melaporkan semua kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan

kewajibannya;

Page 49: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

39

5) Mencatat hasil pemeriksaan dalam buku Akte

PengawasanKetenagakerjaan dan disimpan oleh pengusaha atau

pengurus.

g. Wewenang Pengawas Spesialis adalah :

1) Memasuki tempat kerja;

2) Meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada pengusaha

atau pengurusdan atau tenaga kerja atau serikat pekerja tanpa

dihadiri oleh pihak ketiga;

3) Menjaga, membantu dan memerintahkan pengusaha atau pengurus

dan tenagakerja agar mentaati ketentuan peraturan perundang-

undangan ketenagakerjaan;

4) Memberikan peringatan atau teguran terhadap penyimpangan

peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan;

5) Melakukan pengujian teknik persyaratan keselamatan dan kesehatan

kerja;

6) Menetapkan dan menyelesaikan masalah kecelakaan yang

berhubungan dengan hubungan kerja;

7) Memanggil pengusaha atau pengurus dan atau tenagakerja atau

serikat pekerja;

8) Melarang pemakaian atau penggunaan bahan/alat pesawat yang

berbahaya;

9) Meminta bantuan Polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau

tempat kerjaatau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi

panggilan;

10) Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar untuk

mendampingi dalam melakukan pemeriksaan;

11) Melaksanakan penyelidikan setiap pelanggaran peraturan

perundang-undangan.

h. Tugas dan Kewajiban Pegawai Spesialis adalah :

1) Melaksanakan kontrol (pemeriksaan berkala) di perusahaan atau

tempat kerja;

Page 50: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

40

2) Memberikan bimbingan, pembinaan dan penyuluhan kepadatenaga

kerja dan pengusaha atau pengurus tentang peraturanperundang-

undangan ketenagakerjaan;

3) Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang

perludirahasiakan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya;

4) Melaporkan semua kegiatan yang berhubungan dengan tugasdan

kewajiban sesuai dengan ketentuan;

5) Mencatat hasil pemeriksaan dalam buku Akte

PengawasanKetenagakerjaan dan disimpan oleh pengusaha atau

pengurus.

i. Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Pengawasan Ketenagakerjaan.

1) Objek Pemeriksaan oleh Pegawai PengawasKetenagakerjaan :

Jenis usaha perusahaan; Data Tenaga Kerja menurut umur, jenis

kelamin dan kewarganegaraan.

2) Data umum yang meliputi : Nama Perusahaan; Alamat dan nomor

telpon; Kantor pusat atau cabang: Jumlah tenaga kuda mesin dan

peralatan serta kenderaanyang dipergunakan perusahaan; Nama

dan alamat pengurus perusahaan; Nama dan alamat serikat pekerja

serta susunan pengurusnya;

3) Jamsostek dan Kesejahteraan : Jumlah tenaga kerja yang diikutkan

sebagai peserta jamsostek,Program Jamsostek yang diikuti;

Pelaporan upah tenaga kerja pada PT. Jamsostek; Bukti

pembayaran iuran jamsostek bulan terakhir; Apakah ada koperasi

pekerja , Apakah ada fasilitas rekreasi dan olah raga bagi pekerja;

4) Kecelakaan Kerja : Buku data kecelakaan; Berapa jumlah

kecelakaan kerja dan kecelakaan dalam hubungankerja yang terjadi

dalam 1 (satu) tahun terakhir; Akibat kecelakaan yang

mengakibatkan sembuh, cacat tetap,cacat fungsi dan meninggal

dunia; Jumlah penyakit akibat kerja; Jumlah tunjangan kecelakaan

yang telah dibayarkan kepadapekerja atau ahliwarisnya; Jumlah

Page 51: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

41

jam kerja yang hilang sebagai akibat dari peristiwakecelakaan;

Kerugian materiil sebagai akibat kecelakaan.

5) Keselamatan kerja umum : Pemasaangan lembaran undang-undang

keselamatan kerja,gambar/ poster K&KK dan tanda-tanda bahaya

atau laranganditempat kerja; Alat pelindung diri yang diwajibkan;

Panitia Pembina K&KK berfungsi atau tidak; Pembinaan

keselamatan dan kesehatan kerja yang telah atauakan dilakukan

terhadap pekerja.

6) Keselamatan kerja mekanik : Surat pengesahan pemakaian;

Perlengkapan pengaman peralatan yang berbahaya; Tata letak

mesin dan oeralatan; Perawatan mesin dan peralatan; Apakah

operator yang mengoperasikan peralatan sudah terlatih atau

memiliki sertifikat.

7) Keselamatan kerja listrik : Gambar instalasi listrik; Pengukuran

instalasi listrik; Pengaman instalasi listrik; Pentanahan instalasi

listrik; Persyaratan pemasangan dan pengoperasian lif, baik untuk

barang maupun orang; Alat penangkal petir; Operator pesawat lif

apakah sudah terlatih atau mempunyau sertifikat.

8) Keselamatan kerja uap : Izin pemakaian pesawat uap; Tanggal

pemeriksaan atau pengujian terakhir; Kondisi alat perlengkapan

pengaman pesawat uap; Operator pesawat uap apakah sudah

terlatih atau mempunyai sertifikat.

9) Kesehatan kerja : Kondisi tempat dan lingkungan lingkungan kerja;

Fasilitas sanitasi; Ruang ganti pakaian; Pembuangan sampah bekas

dan pengolahannya; Sumber air produksi; Pelayanan dan sarana

kesehatan kerja; Peemeriksaan kesehatan badan tenaga kerja secara

awal, berkala dan khusus; Fasilitas P3K yang tersedia;

Penyelenggaraan makan dan minum terhadap pekerja; Kecurigaan

terhadap penyakit akibat kerja.

10) Penanggulangan kebakaran dan konstruksi bangunan : Apakah

bangunan tempat kerja terbuat dari bahan yang mudahterbakar;

Page 52: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

42

Jumlah alat pemadam api ringan sudah cukup dan memadaisesuai

dengan jenis yang dibutuhkan di tempat kerja; Kapan pengisian

terakhir alat pemadam api ringan; Peralatan instalasi pemadam

kebakaran; Apakah ada penyimpanan dan pengolahan bahan yang

mudahmelesak atau terbakar dan bagaimana pengamanannya;

Apakah ada regu penggulangan kebakaran; Pada konstruksi

bangunan apakah sudah ada peralatanpengaman untuk tenaga kerja

dan umum; Apakah perancah yang digunakan sudah

mendapatkanpengesahan pemakaian; Apakah tempat kerja

dilengkapi dengan pintu darurat.

11) Keadaan yang kurang baik : Adakah pelanggaran-pelanggaran dari

pemeriksaan yang lalu; Apakah ada pengaduan dari tenaga kerja

atau serikat pekerja; Lain-lain yang perlu dilaporkan.

12) Pendapat pengawai pengawas dari hasil pemeriksaan.

Dasar Penyidikan sesuai dengan

a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana

(Pasal 6ayat (1) huruf b).

b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentangPengawasan

Perburuhan (pasal 8).

c. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan

(pasal 176).

d. Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor05/PW.07.03 Tahun 1984

tentang PetunjukPelaksanaan Pengusulan Pengangkatan

danPemberhentin Penyidik PNS.

e. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor04.PW.07.03 Tahun 1984

tentang Wewenang Penyidik PNS

(http://hukumonline/pengawasanketenagakerjaan// diakses pada

tanggal 20 Desenber pukul 10.54 WIB).

Page 53: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

43

B. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan norma

ketenagakerjaan dalam menekan angka kecelakaan kerja di Kota

Surakarta

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena

tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab

kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada

pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam

melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal

tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan

kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan

setiap karyawan pabrik.

Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah

pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang

berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak

sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi,

seperti helm dan gudang yang kurang baik. Diantara tindakan yang kurang

aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan sebagai kegagalan

menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan pelindung mesin

mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh, menambah

daya dan lain-lain (Suma'mur,1990:46-48).

Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena

mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu

saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat

efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan

keselamatan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus

menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang

ekivalen.

1. Analisa Keselamatan Kerja

Seorang teknisi terlatih akan keselamatan kerjanya dapat

mencegah jumlah kecelakaan melalui analisa setiap pekerjaan pada

pabrik dari setiap peraturan keselamatan. Tentu saja, metoda analisa

Page 54: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

44

juga harus memperhatikan tanda-tanda keselamatan pekerja yang

mereka pelajari untuk tujuan perencanaan proses dan ekonomis. Di

dalam menganalisa pekerjaan seorang pekerja, teknisi keselamatan

dapat mengantisipasi kemungkinan kesukaran dan ketergantungan di

dalam bekerja. Sebagai contoh, jika analisanya dapat berjalan dengan

lancar untuk menjalankan roda gigi dan memakai tangannya tanpa

kesukaran, menunjukkan bahwa ia mampu mengoperasikan mesin

dengan baik meskipun mesin tadi dapat ditinggal-tinggal. Dengan cara

yang sama bahwa analisa metode suatu pekerjaan terhadap elemen-

elemennya untuk menganalisa gerak individu dan waktu masing-

masing, atau dengan cara yang sama menyelidiki analisa seperti aspek-

aspek suatu tingkatan pekerjaan, tanggung jawab dan juga pelatihan,

analisa keselamatan juga melihat tugas dari seorang operator untuk

menghindari terjadinya kecelakaan. Sebelum menyelesaikan suatu

studi kasus, analisa keselamatan harus bisa menentukan, tujuan setiap

pekerjaan. Jika fakta-fakta tersebut ditentukan sebelumnya, seleksi dan

penempatan, kedua perusahaan dan pekerja mendapatkan keuntungan.

2. Pemeriksaan Pabrik

Apabila kondisi beroperasi yang aman dan kebijakan-kebijakan

telah ditentukan, maka pekerjaan diarea yang aman dapat dilakukan.

Pemeriksaan yang tetap harus sering dilakukan oleh pihak manajemen

juga para pekerja. Untuk efektivitas maximum, pemeriksaan yang

lebih formal harus dibuat dengan jadwal tak tetap oleh teknisi

keselamatan atau badan keselamatan. Ada kecenderungan untuk

operator dan kepala bagian untuk memantau pemeriksaan dengan teliti

bahwa mereka tidak terdidik sebagai program pemeriksaan internal

yang baik dalam suatu pabrik. Pimpinan pabrik kadang sering

melakukan pemeriksaan dengan agen-agen diluar perusahaan seperti

perusahaan ansuransi dlan pemerintah untuk mengurangi kecelakaan-

kecelakaan yang sering terjadi. Sebagai tambahan catatan keselamatan

karyawan suatu pabrik, pemeriksaan berpriode dapat mengkontribusi

Page 55: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

45

pencegahan pemeliharaan yang efektif dan meningkatkan kualitas

produk dan efesiensi produk produksi.

3. Penyelidikan Terhadap Kecelakaan

Walaupun analisa keselamatan kerja dan penyelidikan terhadap

pabrik dapat mencegah kecelakaan, beberapa kecelakaan masih akan

terjadi sebagai bukti kekurangan manusia. Ketika kecelakaan terjadi,

melalui penyelidikan mungkin akan mendeteksi bahaya yang sering

terjadi dan sebagai koreksi pekerjaan dalam suatu pabrik, kegagalan

penyelidikan dapat mengakibatkan kecelakan yang fatal hingga

menimbulkan kematian. Tanpa alasan penyelidikan kecelakaan

seharusnya direncanakan dengan menunjukkan bagian pekerjaani yang

salah dalam bekerja. Tujuan penyelidikan adalah memberikan fakta-

fakta agar kecelakaan tidak terulang kembali. Lebih baik memberi

peringatan daripada setelah terjadinya suatu kecelakaan. Catatan

bahwa kecelakaan, tidak hanya terluka, yang harus diperiksa. Sebuah

kecelakaan seharusnya tanpa terluka, kecelakaan yang terjadi

mengindikasi pengukuran pencegahan yang sebanding dan disebut

untuk penambahan usaha pencegahan. Kenyataan bahwa kecelakaan

tidak terjadi selama beberapa kecelakaan yang ada tidak menjamin

bahwa kecelakan itu tidak mungkin terjadi. Walaupun teknisi

keselamatan mungkin menilai dari sudut pandang suatu kecelakaan, ia

harus membatasi usahanya untuk melakukan pertolongan pertama.

Penyelidikan dapat dilanjutkan ketika korban sudah tidak dalam

bahaya lagi.

4. Rapat Dewan Keselamatan

Sebagai penekanan tehadap pembahasan ini, partisipasi

karyawan serta ketertarikan didalam program keselamatan akan

menunjang keberhasilan program tersebut. Partisipasi dengan daya

tarik melalui sistem, sugesti dan konsultasi karyawan, tetapi pelayanan

dewan keselamatan mungkin akan lebih membuat karyawan

berantusias. Sebagai bekas anggota dewan keselamatan mengingat

Page 56: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

46

resiko yang diajarkan oleh mereka untuk berjaga-jaga dan menjadikan

tempat kerja menjadi kondisi yang aman. Dewan juga sangat efektif

dalam memaksa perubahan-perubahan dalam politik untuk menunjang

keselamatan kerja. Rangkaian keselamatan dapat digunakan untuk

group pelatihan dalam bekerja dan menerangkan beragam cara untuk

kondisi darurat. Petunjuk dapat diberikan pada prosedur evakuasi

pabrik dan teknik pencegahan kebakaran. Didalam semua pembahasan,

kesuksesan dapat dicapai jika pelatihan diselenggarakan. Film-film

pendidikan dapat juga pada dewan keselamatan nasional sebagai

rangkaian keseluruhan.

5. Kontes Dan Periklanan Mengenai Keselamatan

Program keselamatan yang teradministratif dengan baik, yang

selalu dijaga oleh pekerja, mempertahankan daya tarik tidak pernah

melupakan bahwa keamanan keselamatan pekerja dibayar mahal.

Sebagai tambahan peringatan dan instruksi pada pabrik, poster dengan

slogan yang bagus ataupun gambar-gambar yang impresif, mungkin

lebih strategis diletakkan ditempatkan didaerah yang berasap, dilemari

penyimpanan, diatas jam ataupun tempat-tempat yang serupa. Pamlet

juga dapat digunakan untuk mengilustrasikan apa yang patut

digunakan ataupun tidak untuk keselamatan. Kontes yang berjalan

lancar sangat efektif agar pekerja tetap selamat. Pemacu kontes harus

sangat berhati-hati, bagaimanapun kontes tersebut harus dapat bersifat

membangun bukan malah merusak. Contohnya jika kontes dibuat

untuk pertolongan pertama pada kecelakaan yang dilaporkan adalah

angka terkecil oleh setiap departemen. Kontes harus dibuat dengan

ketentuan yang mudah dan dipahami untuk setiap kontestan. Suatu

areal dengan tingkat kecelakaan yang rendah mungkin akan diberi

penghargaan. Sejarah kontes menunjukkan bahwa kombinasi dengan

hadiah yang kecil atau besar tidak menstimulasi partisiapasi kontestan.

Page 57: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

47

6. Pengawasan Terhadap Mesin

Memindahkan bagian-bagian dari mesin sangat berbahaya dan

untuk perlu perlindungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Sangat penting bahwa suatu alat harus dirancang dengan baik, untuk

perlindungan yang sebanding bagi para pekerja sebaiknya ditambah

atau dikurangi. Contohnya; menutup roda harus diberi sendi pintu agar

roda gigi tidak beroperasi saat penutup dipindahkan. Mesin

bertransmisi sangat beresiko tinggi dan perlu perhatian khusus oleh

teknisi keselamatan. Roda gigi yang tak beraturan dan sabuk dapat

melindungi operator yang kurang berhati-hati. Roda berputar dan

tiang-tiang dapat tersangkut ke baju operator tersebut. Peralatan

pemotong dapat dilindungi dengan pagar yang berbatas pada daerah

berbahaya pada saat mesin beroperasi. Palang akan mengenai lengan

pekerja apabila ia lamban memindahkannya pada saat memotong dan

kedua tangan menarik batik, jadi tangan operator dapat digunakan

dengan efektif. Pada gergaji yang bermata bundar, tetapi pelindung

tetap digunakan dan untuk itu areal yang tertutup dari mata gergaji.

Tidak digunakan saat pemotongan yang bisa membuat tukang

kehilangan jarinya. Mendisain harus dilakukan agar suatu mesin dapat

beroperasi dengan baik. Level ketinggian harus dapat dibuat untuk

mencegah dari jatuhnya peralatan atau material dari mesin yang

beroperasi. Disain khusus dari pengendalian diri juga dapat membuat

operator selamat. Pada keadaan ini digunakan tombol kontrol ganda.

Jika hanya satu tombol yang ditekan, mesin tidak dapat diaktitkan dan

disarankan menekan kedua tombol, operator harus menggunakan

kedua tombol dari daerah berbahaya. Juga tingkatan radio aktif akan

digunakan bila tangan operator berada pada titik berbahaya dan mesin

akan mati. Mesin yang bekerja sendiri dapat dimodifikasi untuk

menghindari kecelakaan yang besar dan menambah efisiensi

operasional. Mesin otomatis seperti mesin press dan mesin potong

mengurangi bahaya. Dengan menggunakan meja rotasi untuk

Page 58: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

48

menempatkan tekanan, seorang operator dapat menempatkan bagian-

bagian dari sisi meja pada saat yang sama sisi lain bekerja, dan lain

berada pada meja.

7. Peralatan Perlindungan Pekerja

Suatu varietas yang besar bagi peralatan perlindungan bagi

pekerja yang dibutuhkan pekerja pada pekerjaannya. Untuk tingkat

kecelakaan yang tinggi dapat digunakan penutup muka dan lengkap.

Perlindungan dengan helm sangat diperlukan dimana sering terjadi

masalah terhadap benda-benda yang jatuh, dan penutup rambut dapat

digunakan wanita untuk mencegah masuknya rambut keroda gigi, bar,

atau tiang yang berputar. Penutup telinga dapat digunakan untuk

mengurangi kebisingan. Sarung tangan dapat digunakan untuk

melindungi tangan dari melepuh. Terpotong, terkilir dan zat kimia.

Secara umum peralatan perlindungan pekerja harus digunakan tujuan

akhir. Lebih baik mengurangi resiko kecelakaan agar para pekerja

terhindar dari bahaya. Jika tidak memakai topi atau pelindung tubuh.

Bagaimanapun sebagai peralatan suplemental, poin- poin ini dapat tak

berarti.

8. Tindakan Pencegahan Untuk Karyawan Maintenance

(pemeliharaan)

Secara alamiah pekerjaan seorang maintenance dapat sangat

berbahaya, untuk seporsi ukuran aktifitas maintenance pada setiap

pabrik tampak bila sesuatu terasa kurang. Akhirnya mekanik dan

petugas listrik dipaksa untuk memanjat bahkan kemesin yang bisa

mencelakai mereka, apalagi saat mesin hidup ketika pekerjaan seperti

itu dilaksanakan, pengendalian harus dalam posisi mati untuk

memastikan pekerja maintenance bahwa tidak bekerja sampai mereka

membah kontrol. Karyawan maintenance, seperti yang lainnya pada

bidang produksi harus segera belajar dalam karier mereka bahwa

keselamatan sangat diutamakan dalampekerjaan mereka seperti

membetulkan pipa bocor atau mengganti lampu yang putus. Melalui

Page 59: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

49

pelatihan penting bagi mereka untuk menghindari resiko kecelakaan

yang akan dihadapi. Keselamatan operator dan karyawan pabrik yang

sangat bergantung dengan cara mereka bekerja.

9. Rehabilitasi Dan Terapi Di Tempat Kerja

Pekerja yang terluka sering menderita kehilangan keahlian

akibat kecelakaan. Biro pusat telah menetapkan pentingnya pelayanan

walaupun sebagian biaya digunakan untuk pelatihan yang khusus

untuk pekerja yang ahli. Pelayanan lain yang lebih penting ialah

pemilihan yang khusus untuk pekerja yang ahli. Pelayanan yang lain

yang lebih penting ialah pemilihan asisten pada industri dan pemilihan

pekerja yang cakap dan cocok untuk pekerjaannya. Vauxhall Motor,

pengsubsidi motor terkenal di Ingris, memiliki program untuk

mengembalikan tenaga ahli kepada pekerjaannya dengan segera dari

terapi ditempat kerja secara normal. Tempat rehabilitasi terhadap

pekerja yang terluka agar dapat bekerja secara biasa. Pabrik tidak

berkewajiban tetapi serikat dan manajemen memberanikan pekerja

yang terluka selama periode rehabilitasi. Walaupun biaya produksi

untuk rehabilitasi sangat tinggi, pembayaran kompensasi dan waktu

terbuang sangat minim. Seorang pekerja yang menderita patah mata

kaki mungkin akan kembali bekerja dalam 10 hari daripada

menghabiskan 75 hari, pada daftar orang sembuh, kembalinya pekerja

sementara dibayar penuh selama rehabilitasi.

10. Kemajuan Pergerakan Keselamatan

Pada tahun 1870 keselamatan menjadi masalah besar antar

pekerja dan majikan. Pada tahun 1877 Massachuset lulus undang-

undang dari perlindungan terhadap bahaya mesin. Seabad kemudian

ada beberapa pengatur undang-undang dari negara. Setelah seabad

kemudian pergerakan keselamatan lahir dan pimpinan mulai

membangun kampanye melawan kondisi yang tidak aman. Sejak itu

ada substansi yang mengurangi kedua frekuensi dan rata-rata

kecelakaan pada industri. Penghargaan yang tinggi diterima atas usaha

Page 60: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

50

organisasi seperti Dewan Keselamatan Nasional dan departemen

tenaga kerja Amerika Serikat.

11. KeseIamatan Merupakan Tanggung Jawab Semua Orang

Pencegahan kecelakaan adalah integrasi bagian-bagian tugas-

tugas dan tanggung jawab setiap karyawan pada sebuah perusahaan,

harus berada pada wilayah yang tidak hanya menjadi profokasi untuk

kampanye keselamatan setiap tahunnya selama 1 atau 2 minggu.

Bawahan menunjukkan kebijakan, kebiasaan, tingkah laku, pengarahan

dari atasannya. Sayangnya jika para manejer lebih tertarik pada poster

operasi keselamatan dan hanya mereka yang mematuhi regulasi

keamanan dengan antusias yang ditetapkan pada kebijaksanaan

perusahaan, pekerja diharapkan melaksanakan dengan bijaksana.

Pemaksaan kehendak bukan merupakan solusi dari masalah yang ada,

termasuk perlindungan lapisan atmosfer harus dilakukan secara terus-

menerus dalam program keselamatan yang termasuk dalam pelatihan

yang diajarkan kepada pekerja, regulasi keselamatan dll, dengan alasan

perlindungan pekerja. Serikat pekerja dapat memaksa bagian dalam

departemen untuk lebih memicu semangat diantara pekerja. Poster

dsan koran pabrik atau surat berita dapat digunakan untuk tujuan

pengumuman grup atau individu dapat mengikut sertakan gambar

mereka sebagai pengumuman pemenang penghargaan. Setiap orang

yang bekerja dengan baik di pabrik dapat merasakan sebagian dari

program keselamatan kerja.

12. Keselamatan Pada Pabrik Kecil

Statistik nasional menunjukkan bahwa rata-rata fekuensi pada

pabrik kecil cenderung melampaui pabrik besar, dengan beberapa

catatan keselamatan terbaik yang diterima. Beberapa alasan

dikemukakan untuk menjelaskan hal tersebut, Sebagai fakta yang

banyak ditemukan bahwa pabrik yang kecil memiliki rata-rata yang

tinggi, ditambah dengan kecilnya angka kecelakaan. Pimpinan pada

perusahaan kecil tidak menyadari bahwa hal tersebut harus diperbaiki.

Page 61: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

51

Contohnya sebuah pabrik memiliki ia pekerja memiliki rata-rata

frekuensi 100, ditambah rata-rata hanya satu waktu yang hilang akibat

kecelakaan pertahunnya. Penjelasan yang lain bahwa pihak manajemen

dari pabrik yang kecil tidak dapat mengembangkan tingkat spesialisasi

yang mengimbangi perusahaan besar. Bagaimanapun konsultan dan

petugas dari perusahaan asuransi atau agen pemerintah lokal dapat

digunakan sebagai pembantu pelaksanaan. Sama halnya alasan pada

kenyataan bahwa fungsi keselamatan bukan hanya tanggung jawab

perorangan. Setiap pekerja yang sibuk dengan pentingnya suatu bahan,

menyadari untuk mempromosikan pelatihan keamanan, pemeriksaan

operasi dan menjalankan analisa keselamatan kerja.

13. Data Kecelakaan Kerja

Berdasarkan hasil analisis terhadap kasus-kasus kecelakaan

kerja, bidang yang paling rawan yakni pada sektor proyek konstruksi.

Sektor konstruksi menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi yaitu

sebesar 32 persen. Tingginya risiko kecelakaan pada sektor ini tidak

sebanding dengan jumlah tenaga kerja yang terserap. Jumlah tenaga

kerja yang terserap pada sektor ini relatif kecil yaitu sebanyak 4,5 juta

pekerja atau hanya 5 persen dari jumlah pekerja seluruh sektor.

Kegiatan sektor konstruksi, diakui memiliki karakteristik yang berbeda

dibandingkan dengan sektor lain karena sangat kompleks, melibatkan

lintas disiplin keilmuan, meliputi arsitek, sipil, mekanikal, elektrikal

dan tata lingkungan sehingga K3 harus terintegrasi mulai dari

perencanaan. Sebagian besar kegiatan konstruksi adalah proyek

pembangunan yang dibiayai melalui APBN dan APBD. Karena itu,

proyek-proyek konstruksi yang didanai APBN dan APBD harus dapat

menjadi teladan dalam penerapan manajemen K3. Ini antara lain

mensyaratkan penilaian konsepsi sistem K3 dalam proses evaluasi

pemilihan penyedia jasa dan menyediakan alokasi anggaran K3 secara

proporsional (Suma'mur,1990:67-79).

Page 62: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

52

Untuk menekan kecelakaan kerja, pengawasan, penegakan

hukum serta upaya mendorong kesadaran pimpinan perusahaan dan

tenaga kerja supaya memenuhi syarat-syarat K3 perlu

ditingkatkan. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

mampu menekan angka kecelakaan kerja yaitu pada tahun 2008 lalu,

terjadi penurunan kecelakaan kerja sebesar 10 persen. Tahun 2009 ini,

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta mencanangkan

program tersebut dapat ditingkatkan.

Sejalan dengan kebijakan revitalisasi pengawasan untuk

menekan angka kecelakaan 50 persen dan menyadari bahwa pada

sektor konstruksi merupakan penyumbang kecelakaan terbesar, tahun

ini dijadikan momentum sebagai tahun K3 sektor konstruksi. Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta dalam rangka menekan

angka kecelakaan kerja, perlu upaya konkrit yang dilakukan oleh

pengusaha atau pemberi kerja.

Ini misalnya dengan membudayakan keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja (K3) dalam manajemen perusahaan,

membentuk panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3),

membekali pengetahuan teknis tentang upaya preventif terhadap

kecelakaan kerja, serta menyiapkan sarana keselamatan bagi pekerja.

Di sisi lain faktor human error seringkali juga menjadi penyebab

terjadinya kecelakaan kerja. Pihaknya mencatat sepanjang Tahun 2008,

terdapat 393 pekerja mengalami kecelakan saat bekerja. Sedangkan

Oktober Tahun 2009 tercatat 320 pekerja mengalami kecelakaan saat

bekerja (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,2009:14).

Page 63: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

53

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam penulisan di atas, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

3. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan norma

ketenagakerjaan khususnya dalam hal kecelakaan kerja yang dilakukan

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta pada dasarnya

telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur

mengenai kecelakaan kerja, seperti Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951

tentang Pengawasan Perburuhan; dan Undang-undang Nomor 21 Tahun

2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan di Industri dan Perdagangan.

4. Pelaksanaan fungsi perencanaan, pembinaan, dan pengawasan norma

ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta dalam menekan angka kecelakaan kerja di

Kota Surakarta telah menunjukkan hasil yang kurang baik, karena tidak

sesuai dengan apa yang direncanakan yaitu penurunan minimal 50 persen.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berusaha untuk terus

menekan angka kecelakaan kerja di Kota Surakarta dengan meningkatkan

fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh

perusahaan di Kota Surakarta.

B. Saran

1. Diharapkan fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan dapat lebih

terencana, terukur, terarah, sistematis dan berkesinambungan.

2. Diharapkan pula koordinasi dan kerja sama yang baik antara pengusaha,

tenaga kerja dan Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Kota Surakarta

dalam hal menekan angka kecelakaan kerja yang terjadi.

53

Page 64: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghani. 1981. Penegakan Hukum Beberapa Masalahnya. Surabaya: Unair. Apeldoor, L J.van. 1985. Pengantar Ilmu Hukum (Terjemahan Oetarid Sadino).

Jakarta: Pradya Paramita. Darwan Prinst. 2000. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti. Howard C G dan Mumner. 1965. Law : Its Nature and Limits (Terjemahan

Soetandyo Wignjosoebroto). Surabaya: Unair. Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.

Malang: Bayumedia Publishing Lalu Husni. 2005. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. 1986. Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata

Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Soerjono Soekanto, Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudikno Mertokusumo. 1996. Penemuan Hukum Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Liberty. Suma'mur .1990. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung

Agung -------------------- .1990. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji

Masagung -------------------,1991. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia.

:Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT. Wiryono Prodjodikora. 1992. Hukum Perdata tentang Persetujuan-persetujuan

Tertentu. Bandung: Sumur Bandung.

Page 65: FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Fungsi...3 pengesahan penguji penulisan hukum (skripsi) fungsi dinas tenaga kerja dan transmigrasi kota surakarta dalam meminimalisasi

55

Zainal Azikin. 1993. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang No 33 Tahun 1947 tentang Kecelakaan Kerja.

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan di Industri dan Perdagangan.

Internet

http://hukumonline.com/tag/kecelakaan kerja/ diakses pada tanggal 22 September

2009 pukul 10.23 WIB.

www.surakarta.go.id diakses pada tanggal 14 November 2009 pukul 12.32 WIB.

www.depnakertrans.go.id diakses pada tanggal 14 November 2009 pukul 13.45

WIB.

http://.wikipedia/peranan/com diakses pada tanggal 15 November 2009 pukul

10.43 WIB)

http://Keselamatandankesehatankerja/com diakses pada tanggal 15 November

2009 pukul 10.56 WIB).