FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA 2019

20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR SUMENEP ARTIKEL SKRIPSI Oleh: SITI SOFIYANA RAHMAN NPM : 715.2.1.1686 FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA 2019

Transcript of FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

PASIEN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM

SUMEKAR SUMENEP

ARTIKEL SKRIPSI

Oleh:

SITI SOFIYANA RAHMAN

NPM : 715.2.1.1686

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

2019

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

PASIEN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM

SUMEKAR SUMENEP

Siti Sofiyana Rahman

M. Munir Syam

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wiraraja Sumenep

E-mail : [email protected]

E-mail : [email protected]

Abstrak

Rumah sakit Umum Sumekar Sumenep merupakan salah satu rumah sakit swasta yang

ada di Kabupaten Sumenep, rumah sakit ini hadir karena pemilik melihat minimnya jumlah rumah

sakit yang ada di Kabupaten Sumenep sedangkan masyarakat semakin banyak yang membutuhkan

pelayanan kesehatan. RSU Sumekar juga melayani pasien BPJS kesehatan. RSU Sumekar yang

baru bediri ini memiliki banyak pasien BPJS kesehatan, maka penulis tertarik untuk meneliti

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di Rumah Sakit Umum

Sumekar Sumenep.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pasien peserta BPJS kesehatan di RSU Sumekar Sumenep dengan

jumlah responden yang digunakan adalah 100 orang. Terdapat 4 aspek yang digunakan dalam

instrumen penelitian ini dimana terdapat 2 pernyataan dari masing-masing aspek yang kemudian

dituangkan dalam bentuk kuisioner sebagai pengumpul data. Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan beberapa uji yang diantaranya uji validitas, uji reliabilitas dan analisis faktor.

Berdasarkan hasil uji tersebut membentuk dau faktor baru yang dapat mempengaruhi

kepuasan pasien peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Sumekar Sumenep yaitu faktor pelayanan

dan faktor biaya. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di

RSU Sumekar Sumenep yaitu faktor pelayanan. Kedua faktor baru yang terbentuk dapat dilihat

melalui nilai eigenvalue dari hasil analisis faktor pada tabel Total Variance Expalained.

Kata Kunci: Rumah Sakit, Pasien, BPJS Kesehatan, Analisis Faktor

Abstrack

Sumenep Sumekar General Hospital is one of the private hospitals in Sumenep Regency,

this hospital is present because the owners see the lack of hospitals in Sumenep Regency while

more and more people need health services. Sumekar Hospital also serves health BPJS patients.

The new Sumekar Sumenep General Hospital has a large number of health BPJS patients, so the

authors are interested in examining what factors influence the satisfaction of BPJS participant

patients at the Sumenep Sumekar General Hospital.

The type of research used is quantitative research. The sample used in this study was a

patient who participated in a health BPJS at Sumekar Sumenep Hospital with 100 respondents

being used. There are 4 aspects used in this research instrument where there are 2 statements

from each aspect which are then poured in the form of questionnaires as data collectors. Data

analysis in this study used several tests including validity test, reliability test and factor analysis.

2

Based on the results of these tests form and new factors that can affect the satisfaction of

BPJS participant patients at Sumenep Sumekar General Hospital, namely service factors and cost

factors. The most dominant factor influencing the satisfaction of BPJS participants in Sumekar

Sumenep Hospital is the service factor. The two new factors formed can be seen through

eigenvalue values from the results of factor analysis in the Total Variance Expalained table.

Keywords: Hospital, Patient, Health BPJS, Factor Analysis

Pendahuluan

Kesehatan merupakan salah satu dari unsur yang vital dalam kehidupan

makhluk hidup, karena dengan kesehatan diri yang baik maka manusia dapat

melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik pula. Berdasarkan UU RI No. 36

Tahun 2009 mengemukakan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan yang

sehat, baik secara fisik maupun mental, spiritual, dan sosial yang kemungkinan

membuat setiap orang untuk hidup secara produktif dan ekonomis. Dan karena

peran kesehatan yang sangat vital dalam kehidupan manusia, maka pentingnya

untuk menjaga kesehatan manusia, oleh karena itu industri yang bergerak di

bidang kesehatan selalu berkembang dan semakin maju, baik dari segi teknologi

dan pelayanan, sebagai penunjang keselamatan dan jaminan kehidupan bagi

manusia itu sendiri.

Di Indonesia sendiri pemerintah sedang berusaha meningkatkan pelayanan

kesehatan untuk masyarakat agar seluruh masyarakat mendapatkan pelayana

kesehatan yang baik, karena kita ketahui sendiri bahwa, tingkat ketimpangan

sosial dimasyarakat yang masih tinggi, maka wajib bagi pemerintah untuk

memberikan akses kesehatan yang mumpuni kepada semua lapisan masyarakat di

Negara kesatuan Republik Indonesia ini. Salah satu dari usaha pemerintah adalah

menetapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dan agar program tersebut dapat

terealisasi, maka Pemerintah dalam hal ini melalui Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia mendirikan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Kesehatan. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan yang biasa

dikenal secara luas oleh masyarakat sebagai BPJS Kesehatan ini berdiri pada

tanggal 1 januari 2014. Menurut Perpres No. 82 tahun 2018 tentang jaminan

kesehatan yang menjelaskan tentang jaminan kesehatan yang jaminannya berupa

perlindungan atas kesehatan peserta agar peserta dapat memperoleh manfaat dari

3

pemeliharaan kesehatan serta perlindungan untuk memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan yang diberikan ke peserta yang iuran sudah membayar oleh peserta

maupun dibayar oleh pemerintah pusat atau daerah. Ada dua macam peserta BPJS

yaitu, peserta yang bukan PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran) yang proses

pembayarannya itu dibayar sendiri oleh peserta, dan peserta yang merupakan PBI

(Penerima Bantuan Iuran) yang proses pembayarannya itu dibayarkan oleh

pemerintah.

Pada dewasa ini rumah sakit terus berkembang dan menjamur, baik dalam

kapasitas, kualitas teknologi, maupun jumlah yang tersedia dalam suatu daerah,

oleh karena itu perkembangan rumah sakit juga perlu di perhatikan dengan baik,

agar tetap dapat melayani dan menjalankan visi misi rumah sakit tersebut, karena

semakin kedepan akan terdapat banyak per ubahan paradigm dalam pelayan jasa

dari pandangan masyarakat dan pengelola, dan pembuat keputusan di rumah sakit

harusnya mampu menghadapi tantangan ini bagi kebeherasilan rumah sakit.

Rumah sakit sendiri adalah sebuah organisasi atau institusi yang menawarkan jasa

dan barang, sedangkan produk jasanya berupa pemberian pelayanan kesehatan

peserta perorangan secara khusus dengan menyediakan pelayanan berupa

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, sedangkan barangnya

berupa obat-obatan yang sesuai dengan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009.

Menurut WHO rumah sakit, dapat diklasifikasikan menurut intervensi yang

mereka berikan, peran yang mereka mainkan dalam sistem kesehatan dan layanan

kesehatan dan pendidikan yang mereka tawarkan kepada masyarakat di dalam dan

sekitar mereka. Rumah sakit juga dijadikan sebagai akses untuk pelatihan tenaga

kesehatan serta penelitian bio-psiko-sosioekonomi-budaya. Sebagai pelayanan

kesehatan tentunya rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan serta

fasilitas yang baik terhadap pasien. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan

rumah sakit yaitu mengajarkan generasi selanjutnya perihal kesehatan, dan

menjadi menginspirasi masyarakat untuk hidup sehat, dan untuk menyediakan

pelayanan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan dan memberikan standart

pelayanan terbaik yang bisa diberikan.

4

Salah satu misi rumah sakit yaitu memaksimalkan kesejahteraan

masyarakat untuk kepuasan pasien, karena tanpa kepuasan pasien, rumah sakit

tidak akan bertahan lama di kemajuan zaman ini. Selain memaksimalkan

kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai kepuasan pasien rumah sakit juga

harus meningkatkan kualitas fungsional yang terkait dengan proses

menyampaikan pelayanan yang meliputi beberapa aspek sebagai berikut: aspek

kompetensi, responsif, asuransi, empati , komunikasi, pengasuhan, dan keadaan

rumah sakit. Terciptanya kepuasan pelanggan memberi beberapa manfaat yang

baik bagi pelanggan sehingga membuat pelanggan puas atas pelayanan dan

loyalitas pelanggan yang menguntungkan bagi perusahaan. Rumah Sakit Umum

Sumekar Sumenep adalah rumah sakit swasta yang melayani pasien BPJS

Kesehatan. RSU Sumekar berdiri pada tahun 2016. Rumah Sakit Umum Sumekar

Sumenep ini berdiri karena minimnya Rumah sakit di Kabupaten Sumenep dan

berusaha memberikan pelayanan pada masyarakat yang sangat membutuhkan

pelayanan kesehatan yang baik dan maksimal. RSU Sumekar mulai melayani

BPJS Kesehatan pada tahun 2018, sejak RSU Sumekar melayani BPJS Kesehatan

jumlah Pasien yang berobat semakin meningkat.

Tinjauan Pustaka

Kepuasan merupakan perbedaan antara harapan dan kenyataan dilapangan

(pelayanan). Apabila harapan tinggi sementara pelayanan biasa-biasa saja,

kepuasan tidak akan tercapai, sebaliknya apabila kenyataan diapangan melebihi

dari yang diharapkan tentunya kepuasan meningkat. Menurut Kotlher, kepuasan

merupakan sejauh mana suatu tingkat produk yang dipersiapkan sesuai dengan

harapan para pembeli. Kepuasan suatu konsumen dapat diartikan sebagai suatu

keadilan di mana harapan konsumen terhadap suatu produk sesuai dengan

kenyataan yang diterima oleh konsumen. Menurut Kolter Kepuasan merupakan

suatu konsumen dapat diukur dengan seberapa besar harapan konsumen tentang

suatu produk dana suatu pelayanan sesuai dengan kinerja produk dan layanan

yang aktual. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa yang

5

muncul setelah membandingkan dengan persepsi atau kesan dengan kinerja sautu

produk dan harapan-harapannya.

Menurut Boy S. Sabarguna (2004) menjelaskan bahwa, ada beberapa

aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu : (1) Aspek kenyaman, meliputi

lokasi tempat pelayanan kesehatan yaitu, kebersihan, kenyamanan ruangan yang

akan digunakan pasien, makanan yang dimakan, dan peralatan yang tersedia

dalam ruangan; (2) Aspek hubungan pasien dengan staf rumah sakit, meliputi

keramahan petugas terutama perawat, informasi yang diberikan oleh petugas,

komunikatif, responsif, suportif, dan cekatan dalam melayani pasien; (3) Aspek

kompetensi, meliputi keberanian bertindak, pengalaman, gelar, dan terkenal; (4)

Aspek biaya, meliputi mahalnya pelayanan terjangkau tidaknya oleh pasien, dan

ada tidaknya keringanan yang diberikan kepada pasien.

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk

menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang

layak. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan

program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggaran jaminan sosial

(BPJS) (Undang-Undang. RI No. 40, 2004:1). Menurut Peraturan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor Tahun 2014 menyatakan bahwa,

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah badan

hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.

Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang ‎asing yang

bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang ‎telah membayar iuran,

meliputi :‎ (‎1)‎ Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI)‎; ‎(2) ‎Bukan

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non ‎PBI)‎; ‎(3)‎ Anggota Keluarga

Yang Ditanggung.

6

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan untuk mengetahui Faktor-Faktor

apa saja yang memepengaruhi kepuasan pasien yang menjadi peserta dari jaminan

sosial dari BPJS Kesehatan di RSU Sumekar Sumenep adalah penelitian

kuantitatif yang bersifat deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah pasien yang

menjadi peserta dari jaminan sosial oleh BPJS Kesehatan di RSU Sumekar

Sumenep. Jenis populasi dalam penelitian ini menggunakan jenis populasi yang

tak terbatas yaitu Pasien yang menjadi peserta dari jaminan sosial oleh BPJS

Kesehatan di RSU Sumekar Sumenep. Dengan menggunakan 100 sampel yang

merupakan Pasien yang menjadi peserta dari BPJS Kesehatan di RSU Sumekar

Sumenep.

Teknik analisis data dalam penelitian ini, ialah : (1) Uji Validitas yang

dilakukan untuk mengetahui valid atau tidak data instrumen penelitian

(kuesioner). Uji validitas dapat dilakukan dengan aplikasi SPSS versi 20; (2) Uji

Reliabilitas merupakan uji untuk mengukuran suatu kestabilan dan konsistensi

jawaban pemberi respon terhadap item-item pertanyaan atau pernyataan yang ada

pada kuesioner. Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat

ukur bisa diandalkan. Analisis faktor merupakan bagian dari analisis multivariat

untuk tujuan meringkas seluruh variabel menjadi beberapa variabel baru. Tujuan

utama melakukan analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur data matrik

dan menganalisis korelasi sejumlah variabel dengan cara mendefinisiskan

kelompok variabel yang sama menjadi faktor atau komponen. Berikut ini adalah

beberapa uji yang digunakan untuk menguji kelayakan variabel: (1) Uji Kaiser-

Mayer-Olkin (KMO); (2) Uji bartlett’s test of sphericity; (3) Uji Measure of

Sampling Adequacy (MSA).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor apa saja yang

memepengaruhi kepuasan pasien yang menjadi peserta dari jaminan sosial dari

BPJS Kesehatan di RSU Sumekar Sumenep dan untuk mengetahu Faktor apa

yang paling dominan mempengaruhi pasien yang menjadi peserta dari jaminan

7

sosial dari BPJS Kesehatan di RSU Sumekar Sumenep. Untuk mencapai tujuan

dari penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis faktor pada setiap item

pernyataan yang telah disusun secara terstruktur dan sesuai dengan teori yang ada

pada penelitian ini dalam bentuk kuesioner.

Adapun variabel yang ada dalam peneliti dalam menentukan pernyataan

yang tertera pada kuesioner penelitian ini adalah sebagai berikut: aspek

kenyamanan, aspek hubungan pasien dengan staf, aspek kompetensi, aspek biaya.

Kuesioner tersebut disebar pada pasien peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep.

Pertama peneliti menyebar sejumlah 30 kuesioner untuk uji validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk

menentukan apakah item pernyataan yang telah disebar layak atau tidak untuk

dilakukan analisis faktor. Berikut ini adalah hasil dari uji validitas dan reliabilitas:

Uji Validitas

Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana ketetapan dan

kecermatan suatu alat ukur untuk melakukan fungsinya. Pengujian istrumen

penelitian ini menggunakan IBM SPSS versi 20, untuk mengetahui variabel

dikatan valid apabila corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar dari r

tabel. dalam uji validitas penelitian ini adalah 0,3061. Berikut adalah hasil dari uji

validitas menggunakan IBM SPSS 20.

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Variabel hitung rtabel Keterangan Kesimpulan

Ruangan RSU Sumekar selalu

bersih sehingga saya merasa

nyaman (X1.1)

0,422 0,3061

rhitung> rtabel Valid

RSU Sumekar memberikan

makanan sesuai dengan

penyakit yang di derita pasien

(X1.2) 0,420 0,3061

rhitung> rtabel Valid

RSU Sumekar memiliki

fasilitas perawatan yang

lengkap untuk pasien BPJS

(X1.3) 0,766 0,3061

rhitung> rtabel Valid

8

Petugas RSU Sumekar selalu

ramah dan cekatan dalam

melayani pasien BPJS (X2.1) 0,779 0,3061

rhitung> rtabel Valid

Petugas dan tenaga medis

RSU Sumekar aktif

berkomunikasi dengan pasien

(X2.2)

0,579

0,3061

rhitung> rtabel Valid

Tenaga medis (dokter dan

perawat) selalu sigap dan

suportif dalam melayani

pasien BPJS (X2.3)

0,708

0,3061

rhitung> rtabel Valid

Tenaga medis dan petugas

RSU sumekar berpengalaman

dan profesional dalam

melayani pasien BPJS (X3.1)

0,332 0,3061 rhitung> rtabel Valid

Tenaga medis dan petugas

RSU Sumekar memberikan

tindakan pada pasien sesuai

dengan tugasnya (X3.2)

0,714

0,3061

rhitung> rtabel Valid

Tenaga medis di RSU

Sumekar merupakan dokter

pilihan dan terkemuka di

Sumenep (X3.3)

0,420 0,3061 rhitung> rtabel Valid

RSU Sumekar meminta biaya

tambahan pada pasien BPJS

(X4.1)

0,658 0,3061 rhitung> rtabel Valid

Jumlah biaya tambahan yang

dibebankan pada pasien BPJS

cukup besar (X4.2)

0,736 0,3061 rhitung> rtabel Valid

RSU Sumekar memberikan

keringanan ketika pasien BPJS

sedang mengalami masalah

pada administrasi (X4.3)

0,342 0,3061 rhitung> rtabel Valid

9

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen pada penelitian

ini dikatakan valid karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel dimana r tabel

dengan nilai signifikansi 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi

antar variabel.

Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas dan data dinyatakan valid, selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas untuk menguji konsistensi suatu instrumen. Suatu

variabel dikatakan reliabliti apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Tabel 2

Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Keterangan

0,879 Reliabel

Hasil dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,879. Jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam instrumen

penelitian ini adalah valid dan reliabel sehingga dapat dilanjutkan pada uji

berikutnya.

Analisis Faktor

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas serta instrumen dinyatakan

valid dan reliabel, selanjutnya dilakukan analisis faktor untuk mengetahui faktor

apa saja yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar

Sumenep. Berikut ini tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis faktor:

Menentukan Variabel

Penelitian ini menggunakan 4 variabel dan masing-masing variabel

mempunyai 2 item pernyataan untuk analisis faktor, dimana 4 variabel tersebut

sudah melalui uji validitas dan reliabilitas. Variabel yang diuji telah dinyatakan

valid dan reliabel sehingga layak untuk dilanjutkan pada analisis faktor.

Melakukan Pengujian Variabel

10

Empat variabel yang ditentukan kemudian diuji melalui analisis faktor

dengan uji Kaiser Meyer-Olkin (KMO), Bartlett Test of Sphericity dan Measure of

Sampling Adequancy (MSA). Berikut ini hasil dari ketiga uji tersebut:

Tabel 3

Hasil uji KMO dan Bartlett’s “KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,583

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 28,919

Df 6

Sig. ,000

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai KMO sebesar 0,583. Nilai

tersebut telah memenuhi kriteria yaitu nilai KMO > 0,5. Sedangkan untuk hasil uji

Bartlett’s dengan nilai signifikansi 0,000 telah memenuhi kriteria yaitu nilai

signifikansi Bartlett’s dibawah 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa adanya korelasi antar variabel dan dapat dilanjutkan pada tahap

selanjutnya. Setelah melakukan uji KMO dan Bartlett’s maka selanjutnya adalah

uji MSA dimana hasil uji MSA dapat dilihat pada tabel Anti-image Matrices

berikut:

Tabel 4

hasil uji Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Anti-image Matrices

X1 X2 X3 X4

Anti-image Covariance

X1 ,956 -,182 ,010 ,027

X2 -,182 ,835 -,249 -,079

X3 ,010 -,249 ,806 -,241

X4 ,027 -,079 -,241 ,883

Anti-image Correlation

X1 ,521a -,204 ,011 ,029

X2 -,204 ,587a -,304 -,092

X3 ,011 -,304 ,573a -,285

X4 ,029 -,092 -,285 ,617a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Berdasarkaan tabel tersebut dapat dilihat nilai dari Anti-imageCorrelation

yaitu pada angka dengan tanda “a”, angka tersebut menunjukkan nilai MSA pada

penelitian ini. Besaran nilai MSA dari 4 variabel adalah sebagai berikut: aspek

kenyamanan (X1) 0,521; aspek hubungan pasien dengan staf RS (X2) 0,587;

11

aspek kompetensi (X3) 0,573; aspek biaya (X4) 0,617. Kriteria nilai MSA yang

dikatakan layak untuk masuk ke tahap selanjutnya adalah nilai MSA lebih besar

dari 0,50. Nilai MSA pada tabel di atas masing-masing lebih besar dari 0,50 maka

hasil uji MSA dapat diuji pada tahap selanjutnya.

Melakukan Faktoring dan Rotasi

Setelah melakukan uji variabel dan semua variabel dinyatakan memenuhi

kriteria maka berikutnya dilakukan inti dari analisis faktor yaitu melaksanakan

proses ekstraksi dengan metode Principal Component Analisys, dimana 4 variabel

akan dikelompokkan menjadi beberapa faktor baru berdasarkan nilai eigenvalue.

untuk mengetahui variabel yang masuk pada faktor tertentu deiperlukan rotasi

dengan metode varimax. Analisis pada proses ini dapat dilihat dari beberapa hasil

uji sebagai berikut:

Tabel 5

Communalities Communalities

Initial Extraction

X1 1,000 ,828

X2 1,000 ,599

X3 1,000 ,644

X4 1,000 ,599

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Hasil dari nilai Communalities digunakan untuk mengetahui besar varians

yang dapat dijabarkan oleh faktor. Semakin besar nilai dari communalities maka

akan semakin erat juga hubungan antara variabel dan faktor, misal X1 dengan

nilai extraction 0,828 dan X2 dengan nilai extraction 0,599 keduanya memiliki

hubungan yang erat karena nilai dari X1 ke X2 lebih dari 0,5.

Total variance explained

Total variance explained merupakan tabel yang berguna untuk

menunjukkan bagaimana kontribusi variasi suatu faktor menjelaskan secara total

12

Tabel 6

Total variance explained Total Variance Explained

Compo

nent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared

Loadings

Rotation Sums of Squared

Loadings

Total % of

Variance

Cumulativ

e % Total

% of

Variance

Cumulati

ve % Total

% of

Variance

Cumulati

ve %

1 1,626 40,653 40,653 1,626 40,653 40,653 1,515 37,864 37,864

2 1,044 26,101 66,753 1,044 26,101 66,753 1,156 28,890 66,753

3 ,737 18,422 85,175

4 ,593 14,825 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari ke 4 variabel yang diuji dengan

analisis faktor membentuk 2 faktor baru. Hal tersebut dapat diketahui dengan

melihat total eigenvalue yang lebih besar dari 1 pada tabel total dari variance

explained yaitu: component 1 dengan nilai total 1,626 dan component 2 dengan

nilai total 1,044. Berdasarkan hasil total tersebut dapat diketahui kemampuan

setiap komponen menjelaskan variasi secara total dengan melihat tabel % of

varince pada bagian initial eigenvalue. berikut penjelasannya component 1

mampu menjelaskan 40,653% dari variasi dan component 2 mampu menjelaskan

26,101% dari variasi. Jadi dapat diketahui total kemampuan 2 component tersebut

dalam menjelaskan sebesar 66,754% variasi dan sisanya dijelaskan oleh faktor

lain. Kedua komponen di atas merupakan hasil ringkasan dari 4 variabel yang

diuji, sehingga dapat diketahui bahwa dari 4 variabel yang diuji menghasilkan 2

faktor baru.

Component matrix Tabel 7

component matrix

Component Matrixa

Component

1 2

X1 ,317 ,853

X2 ,730 ,258

X3 ,769 -,231

X4 ,634 -,443

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 2 components extracted.

Tabel tersebut menunjukkan koefisien yang digunakan untuk memprediksi

nilai faktor yang berdasarkan variabel yang digunakan. Berdasarkan tabel di atas

dapat diketahui bahwa jumlah yang paling optimal untuk meringkas 4 variabel

13

melalui faktor loading ada 2 faktor. Kedua faktor tersebut sekaligus untuk

mengetahui korelasi kedua komponen. Untuk mengetahui variabel-variabel yang

masuk ke dalam faktor dapat dilihat dari membandingkan besar korelasi setiap

barisnya, seperti variabel X1 mempunyai korelasi positif sebesar 0,317 pada

komponen 1 dan 0,853 pada komponen 2, hal ini menunjukkan bahwa faktor

tersebut lebih dominan pada komponen 2 kerena nilainya lebih besar

dibandingkan komponen satu.

Rotated component matrix

Setelah faktor terbentuk, langkah selanjutnya adalah memperjelas posisi

sebuah variabel pada faktor yang telah terbentuk sebelumnya dengan melakukan

rotasi faktor. Rotasi faktor pada penelitian ini digunakan rotasi ortoghonal dengan

metode varimax untuk lebih memperjelas perbedaan dengan melihat faktor

loading setiap variabel dengan kedua faktor yang terdapat kesamaan. Berikut

adalah hasil dari rotasi faktor:

Tabel 8 Rotated Component Matrix

a

Component

1 2

X1 -,089 ,906

X2 ,543 -,551

X3 ,792 ,129

X4 ,764 -,120

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui anggota dari kedua component

yaitu dengan melihat angka faktor loading yang tertinggi dari 2 komponen di atas,

berikut adalah analisis dari tabel di atas:

1) Aspek kenyamanan, faktor loading tertinggi pada aspek kenyamanan terletak

pada komponen 2 sebesar 0,906. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek

kenyamanan masuk pada komponen 2.

14

2) Aspek hubungan pasien dengan staf RS, faktor loading tertinggi pada aspek

tersebut terletak pada komponen 1 sebesar 0,543. Hal tersebut menunjukkan

bahwa aspek hubungan pasien dengan staf RS masuk pada komponen 1.

3) Aspek kompetensi, faktor loading tertinggi terletak pada komponen 1 sebesar

0,792. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek kompetensi masuk pada

komponen 1

4) Aspek biaya, faktor loading tertinggi terletak pada komponen 1 sebesar

0,764. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek biaya masuk pada komponen

1.

Dari hasil analisis tabel di atas, dpat disimpulkan bahwa dari 4 variabel

diketahui dapat diringkas menjadi 2 faktor dengan rincian sebagai berikut:

a) Faktor 1 yang terdiri dari aspek yang menghubungkan pasien dengan staf RS

dan aspek kompetensi dengan aspek biaya.

b) Faktor 2 terdiri dari aspek kenyamanan.

Interpretasi Faktor

Interpretasi faktor merupakan langkah terakhir dari analisis faktor, setelah

memperoleh faktor baru. Tujuan dari interpretasi faktor adalah untuk mengetahui

variabel yang membentuk faktor baru dan memberi nama pada faktor baru

tersebut. Hasil analisis faktor dari penelitian ino adalah terbentuknya 2 faktor dari

4 variabel. Berikut adalah ringkasan dari 2 faktor yang terbentuk

Tabel 8

Interpretasi Faktor

Component Eigenvalue % of

varians

Variabel dalam

faktor

Rotated

componer

matrix

Nama faktor baru

1 1,626 40.653

Aspek hubungan

pasien dengan staf 0,543

Faktor Pelayanan Aspek kompetensi 0,792

Aspek Biaya 0,764

2 1,044 26,101 Aspek

Kenyamanan 0,906 Faktor Kebersihan

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang bisa

mempengaruhi kepada kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep,

yaitu faktor Pelayanan dan faktor kebersihan. Faktor kenyamanan adalah faktor

pertama yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar

15

Sumenep faktor ini didukung oleh variabel hubungan pasien dengan staf RS,

kompetensidan aspek biaya. Ketiga variabel tersebut mampu menjelaskan varians

sebesar 40,653%. Faktor kedua yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta

BPJS di RSU Sumekar Sumenep adalah faktor kebersihan dimana faktor

Kebersihan tersebut didukung oleh variabel aspek kenyamanan yang mampu

menjelaskan varians sebesar 26,101%.

Pembahasan

Dari hasil penelitian dan olah data dapat diketahui bahwa dari empat aspek

yang dijadikan indikator dalam penelitian ini dapat membentuk dua faktor yang

dapat mempengaruhi kepada kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar

Sumenep dua faktor tersebut adalah faktor pelayanan dan faktor kebersihan.

Pertama, faktor pelayanan yang menjadi faktor paling dominan dalam

mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep. faktor

pelayanan didukung oleh tiga variabel dalam penelitian ini yaitu, aspek yang

menghubungkan pasien dengan staf rumah sakit dan aspek kompetensi dengan

aspek biaya. Ketiga variabel tersebut menggambarkan bagaimana komunikasi

antara pihak rumah sakit dan pasien serta biaya yang dibebankan pada pasien

BPJS, banyaknya pemberi respon yang setuju pada tiga variabel tersebut

menunjukkan bahwa RSU Sumekar Sumenep memberikan pelayanan yang baik

sehingga pasien merasa puas akan pelayanan di RSU Sumekar Sumenep.

Kedua, faktor kebersiha dimana faktor kebersihan ini didukung oleh

variabel kenyamanan, variabel kenyamanan menjelaskan tentang lingkungan fisik,

fasilitas serta makanan di RSU Sumekar Sumenep. Pemberi respon menilai bahwa

RSU sumekar memiliki fasilitas yang lengkap, ruangan yang bersih dan makanan

yang sesuai dengan penyakit yang di derita oleh pasien rawat inap di RSU

Sumekar Sumenep sehingga pasien merasa nyaman dan puas terhadap pelayanan

di RSU Sumekar Sumenep.

Simpulan

Berdasarkan hasil dari analisis dalam penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut; terdapat dua faktor yang berpengaruh kepada

16

kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep. Dua faktor tersebut

terbentuk berdasarkan nilai eigenvalue. Pertama, faktor pelayanan yang didukung

oleh variabel aspek yang menghubungkan pasien dengan staf rumah sakit dan

aspek kompetensi dengan aspek biaya dengan nilai eigenvalue sebesar 1,626

dimana faktor kpelayanan ini merupakan faktor yang sangat kuat dalam

mempengaruhi kepuasan pasien peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep. Kedua,

faktor kebersihan dengan nilai eigenvalue sebesar 1,044, dimana faktor

kebersihan ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh kepada kepuasan pasien

peserta BPJS di RSU Sumekar Sumenep. Dua faktor baru yang terbentuk

mempengaruhi sebesar 66,754% terhadap kepuasan pasien peserta BPJS di RSU

Sumekar.

Faktor dominan dari dua faktor baru yang terbentuk dalam penelitian ini

adalah faktor pelayanan, karena faktor pelayanan memiliki pengaruh yang sangat

kuat sehingga mendominasi kepuasan pasien peserta BPJS kesehatan di RSU

Sumekar Sumenep.

Saran

Dari hasil pengolahan data serta kesimpulan, maka saran yang dapat

disampaikan oleh peneliti adalah:

1. Untuk Rumah Sakit Umum Sumekar Sumenep diharapkan untuk terus

meningkatkan pelayanan terhadap pasien baik itu berupa kebersihan, respon

terhadap pasien maupun keringanan biaya terhadap pasien dengan ekonomi

menengah kebawah agar bisa memberikan kepuasan sehingga bisa

mempertahankan loyalitas pasien di RSU Sumekar Sumenep.

2. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya dapat melakukan

penelitian yang lebih lanjut mengenai kepuasan pasien dari sudut pandang yang

lain.

Daftar Pustaka

Sabarguna, Boy S. (2004). Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta: Sagung

Seto.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta: Prenada Media Group.

17

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sujarweni,V. Wiratna. (2015). SPSS untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru

Press,.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

www.bpjs-kesehatan.go.id