Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanng Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan maalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana permasalahan pokok pendidikan?

Transcript of Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Page 1: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakanng

Penididikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia

dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi

apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil

dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara

atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat

beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu usaha manusia

untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan

adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat

dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu adalah pendidik dan subjek

didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi dapat berupa media atau alat-alat

pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik

guna mencapai tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan maalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana permasalahan pokok pendidikan?

2. Apa jenis permasalahan pokok pendidikan dan bagaimana penanggulangnnya?

3. Apa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan?

4. Apa permasalahan pendidikan actual dan penanggulangannya

Page 2: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pokok Pendidikan

Sistem pendidikan rnenjadi bagian yang tak  terpisahkan dari kehidupan sosial budaya

dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti

apa - apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang

pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial di budaya sebagai suprasistem tersebut 

dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya,  menciptakan kondisi sedemikian rupa

sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu

perrnasalahan lntern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masarah di

luar sistem pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh

dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:

a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan

b. Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan

keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan

bermasyarakat.

B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya

Pada bagian ini akan dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi

kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, masalah yang

dimaksud yaitu:

1.    Masalah pemerataan pendidikan.

2.   Masalah mutu pendidikan.

3.   Masalah efisiensi pendidikan.

4.   Masalah relevansi pendidikan.

1) Masalah pemerataan pendidikan

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana pendidikan

sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas - luasnya kepada seluruh warga

negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi

pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.

Page 3: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara

khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau

lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.  Pada

awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan di dalam

undang – undang no.4 Tahun 1950 sebagai dasar – dasar pendidikan dan pengajaran

disekolah. Pada bab ini XI, pasal 17 berbunyi “Tiap-tiap warga.negara Republik

Indonesia rnempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah

jika syarar-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu

dipenuhi”.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib berajar Bab VI pasal l0 Ayat l,

menyatakan “Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah

berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2

menyatakan “Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri

agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.”

Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya,

sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar

ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.

Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak

usia sekolah memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal

dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat

mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber

berajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan  sebagai produsen maupun

konsumen.

Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap

pembangunan. OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam

upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk

menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka

setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga

upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang

masalah mutu pendidikan.

Khusus untuk pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang

berjenjang dan tiap – tiap jenjang memiliki fungsinya masing – masing maupun

kebijakan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan

Page 4: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

memperhitungkan factor – factor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu

ditentukan proyeksinya secara terus menerus dengan seksama.

Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan

Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh

pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara

inovatif. 

Cara konvensional antara lain:

a)    Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.

b)    Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan

sore).

Cara inovatif antara lain:

Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua, dan guru) atau

Inpacts system (Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem

tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi, SD kecil pada

daerah terpencil, Sistem Guru Kunjung, SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off

School Approach), Kejar Paket A dan B, Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas

Terbuka.

2) Masalah Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf

seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh

lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem

sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja penilaian

dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk

kerja

(performance test).

Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika

tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah: Apakah

keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri

dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab, warganegara

yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial.

Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu

tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap produk

seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang tetap

Page 5: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah.

Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka jika orang

berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan dengan hasil

belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil Sipenmaru, UMPTN

(yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang rnudah diukur. Hasil EBTA

dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.

Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil

belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor hasil

ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah

semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada

masalah pemrosesan pendidikan.

Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di

dalam Tap MPR RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan

pendidikan diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan,

dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu

penguasaan iimu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan

ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9:

6g.) umumnya kondisi mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di

daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah

perkotaan.

Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan

pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan

kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang

pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta

mobilitas komponen - komponen tersebut.

Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi hal-hal

yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:

1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan

PT.

2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya

berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG

dan lain – lain.

Page 6: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

3. Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan

mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan

melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP.

4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.

5. Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan

laboratorium.

6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.

7. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :

Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.

Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan pengawas.

Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas, Sipenmaru / UMPTN.

Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga.

3) Masalah Efisiensi Pendidikan

Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system

pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan

pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiennya tinggi.

Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berar rendah.

Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :

a.    Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.

b.    Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.

c.    Bagaimana pendidikan diselenggarakan.

d.    Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.

Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga :

Masalah pengangkatan  terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia

dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.

Masalah penempatan guru , khususnya guru bidang penempatan studi, sering

mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Masalah pengembangan tenaga kependidikan  di lapangan biasanya terlambat,

khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. setiap pembaruan

kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di lapangan.

Sebenarnya kriteria relevansi seperti dinyatakan tersebut cukup ideal jika

dikaitkan dengan kondisi system pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang

kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :

Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam – macam kualitasnya.

Page 7: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap pakai. Yang ada ialah

sikap kembang.

Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai

pedoman oleh lembaga – lembaga pendidikan untuk menyusun programnya

tidak tersedia.

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing – masing dikatakan

teratasi jika pendidikan :

Dapat rnenyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua warga

negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.

Dapat rnencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan, pemrosesan

pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan pendidikan sesuai dengan

rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.

Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

C. Saling Keterkait antara Masalah-Masalah Pendidikan

Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya

pemerataan pendidikan dan pendidikan yang berrnutu sekaligus.

Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara yang dari sejarah berdirinya mampu

melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti itu.

Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan bermutu

belum dapat diusahakan pada saat demikian.

Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan

pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana daya.

Kedua, Kondisi satuan – satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya

peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga

pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak

memadai, dan seterusnya.Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapar diabaikan

karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun

mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping  tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi

rakyat banyak) juga tujuan  pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga

negara agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk

inengembangkan diri sehingga dapat berpartisipasi daiam pembangunan.

Page 8: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan

1.  Perkembangan lptek dan Seni

Perkembangan iptek

Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan

dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan

terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan

dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup rnasyarakat.

Perkembangan Seni

Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun

kelompok yang rnenghasilkan sesuatu yang indah.Berkesenian menjadi kebutuhan hidup

manusia. Melalui kesenian manusia Liapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta)

yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan

keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.

2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :

a. Pertambahan penduduk, dan

b. Penyebaran penduduk.

Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut :

Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi

pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil.

Tabel

Perkiraan jumlah penduduk

Menurut Bank Dunia Tahun 1986

Pertengahan Abad XXI

Tahun 1986 1990 2000 2050

Penduduk

(juta)

166 178 207 355

Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan

penurunan angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu

proporsi penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi penduduk usia

Page 9: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

sekolah lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan

bidang gizi dan Kesehatan

Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah

yang padat penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang

yaitu di daerah pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan

dan di pulau-pulau.

3. Aspirasi Masyarakat

Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal

meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat  aspirasi terhadap

pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.

Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat haruss ada

pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh

pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan  bagi

peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai akibat dari

meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk

bersekolah, agar nantinya anak – anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik

daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini juga terdapat pada anak-anak

sendiri.

Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa

pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan

siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak,

diada kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan .jam belajar,

kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan

tidak langsung dari kondisi .sebagai, mana digambarkianitu ialah terjadinya penurunan

kaidar efektifitas dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya

pemecahan masalah mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan

konveksi pakaian yang hanya melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small).

Kebutuhan individual yang khusus tidak terlayani.

4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan

Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh

sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain

Page 10: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti

dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah

kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian

dari masyarakat luar itu dianggap subjektif.

Maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik

yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi,

telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang

keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain.

Keterbelakangan budaya terjadi karena :

Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil).

Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak

dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.

Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsure

kebudayaan tersebut.

Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya

umumnya dialami oleh :

Masyarakat daerah terpencil.

Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis

Masyarakat yang kurang terdidik

Permasalahan aktual Pendidikan dan Penaggulangannya.

E. Permasalahan Pendidikan Actual dan Penanggulangannya

1. Permasalahan Actual Pendidikan di Indonesia

Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara

apa yang diharapkan dengan hasil  vang dapat dicapai dari proses pendidikan.

Permasalahan aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi

dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.

Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-

rnasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9

tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.

Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai

pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.

Page 11: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran

Di dalam undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Banyak hambatan yang harus dihadapi

dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain :

1. Kurikulum sudah terlalu sarat.

2. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit karena dianggap

3. Menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden curriculum) yang

keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.

4. Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu, sehingga memerlukan

ketekunan dan kesabaran pendidik.

5. Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil, juga

membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya mendidik (ketekunan, kepercayaan

diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus diperiksa dengan saksama oleh guru dan

hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif

bagi guru.

Masalah Kurikulum 

Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah

kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya.Yang menjadi sumber

masalah ini  bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta didik untuk terjun

kelapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar

yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang ingin lanjut).

Masalah Peranan Guru

Konsep-konsep baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah

baru pada pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat

menyumbangkan cara – cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah

pendidikan. dalam  realisasinya dipandu oleh kurikulum  yang telah disempurnakan.

sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen system pendidikan juga harus

berubah.

Masalah pendidikan 9 tahun

Keberadaan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2

tahun 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan

Page 12: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

sekurang – kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990

tentang pendidikan dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan

pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program

pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujun pendidikan dasar yaitu memberikan

bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya

sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. 

Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih – lebih pada tahap awal sudah

pasti banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah :

1. Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28 Tahun 1989 masih harus

dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah dasar

sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut.

2. Kurikulum yang belum siap.

3. Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan

melalui bimbingan – bimbinga, penyuluhan, penataran dan lain – lain.

2. Upaya Penangulangannya

Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah

actual antara lain sebagai berikut :

1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup

2. berlangsung hanya secara insidental.

3. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan

hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.

4. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi

dengan yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada

dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi.

5. Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.

6. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan

wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk

menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.

BAB III

PENUTUP

Page 13: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

A. Kesimpulan

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah

air kita dewasa ini, yaitu :

Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan

Bagaimana pendidikan dapat membekari peserta didik dengan empat masalah pokok

pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu diprioritaskan

penanggulangannya, ialah:

1)    Masalah pemerataan pendidikan.

2)    Masalah mutu pendidikan.

3)    Masalah efisiensi pendidikan.

4)    Masalah relevansi pendidikan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :

1)    Perkembangan iptek dan seni

2)    Laju pertumbuhan penduduk

3)    Aspirasi Masyarakat

4)    Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.

Permasalahan aktual Pendidikan

1)    Masalah keutuhan pencapaian sasaran

2)    Masalah kurikulum

3)    Masalah peranan guru

4)    Masalah pendidikan dasar 9 tahun

   Upaya Penanggulangan Permasalahan Aktual Pendidikan :

Pendidikan afektif perlu ditingkatkan

Pelaksanaan ekstrakulikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya

diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupu pelulusan.

Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberikan perhatian khusus.

B. Saran

Page 14: Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan

Dewasa ini permasalahan pendidikan di Indonesia ini terlihat semakin kompleks,

untuk itu sangat diharapkan pemerintah terus meningkatkan upaya pengentasan yang lebih

efektif agar mutu pendidikan di Indonesia ini dapat semakin baik sesuai dengan yang

diharapkan.