faktor yang mempengaruhi kolektibilitas kredit

download faktor yang mempengaruhi kolektibilitas kredit

of 24

description

faktor yang mempengaruhi kolektibilitas kredit

Transcript of faktor yang mempengaruhi kolektibilitas kredit

  • FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT UKM

    PETANI BAWANG PADA BANK BRI CABANG BREBES

    WENDRA AFRIANA

    ADI KUSWANTO

    Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

    [email protected]

    [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kolektibilitas

    pembayaran kredit oleh petani bawang wilayah brebes pada Bank BRI Cabang

    Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model penentuan lancar

    dan tidaknya pembayaran kredit berdasarkan faktor faktor yang berpengaruh.

    Objek penelitian yang digunakan adalah UKM petani bawang pada Bank BRI

    Cabang Brebes. Variabel yang di gunakan terdapat lima variabel. Variabel

    dependen dalam penelitian ini adalah lancar dan tidak lancar yaitu grup 0 untuk

    lancar dan 1 untuk tidak lancar. Sedangkan pada variabel independen dalam

    penelitian yaitu X1 = Gaji, X2 = Pokok, X3 = Angsuran, X4 = Tanggungan, X5

    = Usia. Data yang digunakan sebanyak 100 sampel dengan metode analsis data

    yaitu metode analisis diskriminan.

    Berdasarkan hasil model diskriminan menunjukan bahwa model

    diskriminan yang terbentuk untuk menentukan lancar tidaknya pembayaran kredit

    adalah variabel pendapatan, angsuran dan tanggungan. Variabel hutang dan

    umur tidak berpengaruh terhadap lancar tidaknya pembayaran kredit.

    Kata Kunci : Kredit, hutang, pendapatan, angsuran, tanggungan dan umur.

  • 2

    PENDAHULUAN

    Kekuatan fundamental perekonomian suatu bangsa salah satunya

    ditentukan oleh struktur penguasaan asset - asset ekonomi. Struktur yang ideal

    bagi penguatan suatu perekonomian adalah ketika porsi terbesar dari asset-asset

    perekonomian dikuasai oleh pelaku - pelaku yang merupakan bagian terbesar

    dari sistem perekonomian tersebut. Di Indonesia porsi terbesar (70%) dari asset-

    aset perekonomian praktis dikuasai oleh hanya 3% pelaku (Teuku Mirza,

    1999). Sementara Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi yang selama

    ini merupakan pelaku-pelaku ekonomi yang dari segi jumlah (number) adalah

    yang terbesar justru menjadi pihak yang tidak diperhatikan, suatu kondisi yang

    kemudian membawa perekonomian Indonesia kearah kehancuran. Perhatian

    pemerintah dalam pemberdayaan usaha kecil dan koperasi yang terasa sangat

    mengemuka dalam Orde Reformasi ini merupakan suatu upaya dan tindakan

    koreksi terhadap kebijakan-kebijakan menyimpang dari Orde Baru (Teuku

    Mirza, 1999) .

    Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah di dalam orde reformasi ini,

    merupakan bentuk keberpihakan kepada UKM dan koperasi. Kredit program

    dengan bunga yang relatif kecil untuk usaha kecil dan bentuk kemudahan-

    kemudahan lain yang diberikan, Merupakan tindakan yang diambil pemerintah

    untuk memajukan UKM dan koperasi.

    Kendala yang dihadapi oleh pemerintah adalah kebijakan ditingkat

    makro tidak sesuai dan berbeda penerapanya pada tingkat mikro (operasional

    lapangan). Dengan demikian usaha yang dilakukan pemerintah, Khususnya

    Departemen Koperasi dan PPK (Persatuan Pengusaha Kecil) dalam upaya-

    upaya memajukan UKM dan koperasi mengalami hambatan. Oleh sebab itu

    perlunya kerjasama dengan lembaga keuangan untuk membantu program

    pemerintah tersebut.

    Lembaga yang paling memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam

    penyaluran bantuan kredit adalah perbankan. Perbankan merupakan lembaga

    yang memiliki sistem, teknologi dan sumberdaya manusia profesional yang

    mampu menilai kelayakan usaha, menyalurkan dan memonitor kredit

  • 3

    secara efektif dan efisien. Namun ada ambatan yang ada pada sektor mikro yaitu

    kemapuan dalam memberikan jaminan fisik atau agunan dalam melakukan

    peminjaman kredit. Tapi sekarang hal ini tidak menjadi kendala karena

    berdasarkan sudah diatur dalam Undang-undang No.7 Tahun 1992 tidak

    mensyaratkan agunan secara fisik melainkan adanya suatu jaminan bahwa

    kredit yang disalurkan terjamin pengembaliannya.

    Kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dengan

    demikian dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan

    yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam

    arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

    hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor yang sangat

    penting yang harus diperhatikan oleh bank.

    Faktor faktor inilah yang menjadi perhatian khusus dan landasan oleh

    bank untuk penentuan dan pengambil keputusan dalam penilaian kemampuan

    debitur khsususnya pengusaha kecil menengah dalam kewajiban pembayaran

    kreditnya.

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian yang hendak dicapai mengacu pada rumusan dan

    pertanyaan peneliti adalah membuat model dari faktor-faktor yang berpengaruh

    terhadap pemberian kredit sesuai batasan pada kriteria yang penulis batasi dan

    berdasarkan data yang ada perusahaan.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Prinsip Perkreditan

    Prinsip perkreditan ini disebut pula 5C. pada dasarnya konsep 5C ini akan

    dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan

    kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi pinjaman beserta

    bunganya (Astiko dan Sunardi, 1996).

  • 4

    Prinsip perkreditan tersebut adalah :

    1. Character : Penilaian terhadap character nasabah perlu dilakukan untuk

    mengetahui sejauh mana itikad baik dan kejujuran calon nasabah debitur

    untuk membayar kembali kredit yang telah diterimanya.

    2. Capacity : Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan debitur

    mengembalikan pokok pinjaman serta bunga pinjamannya.

    3. Capital : Bank melihat apakah debitur memiliki modal yang memadai

    dalam menjalankan usahanya. Modal yang dimaksudkan tersebut pada

    prinsipnya dapat berupa barang-barang bergerak dan tidak bergerak.

    4. Collateral : Penilaian terhadap barang jaminan (collateral) yang diserahkan

    debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk

    mengetahui sejauhmana nilai barang jaminan atau agunan tersebut ndapat

    menutupi risiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur.

    5. Condition : Penilaian terhadap kondisi ekonomi adalah untuk mengetahui

    mengenai kondisi pada suatu saat disuatu daerah yang mungkin akan

    mempengaruhi kelancaran usaha debitur.

    Disamping prinsip 5C tersebut diatas, maka dalam melakukan penilaian

    kredit dapat pula digunakan konsep lain yang disebut konsep 7P dan konsep 3R

    sebagai berikut (Siamat, 1995) :

    Konsep 7P :

    1. Personality

    2. Purpose

    3. Prospect

    4. Payment

    5. Profitability

    6. Protection

    7. Party

    Konsep 3R : Selanjutnya analisis kredit dapat lebih dipersempit dengan

    menilai 3 unsur R yaitu :

    1. Return

    2. Repayment

  • 5

    3. Risk bearing ability

    Penggolongan Kolektibilitas Kredit

    Berdasarkan surat keputusan direksi bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR,

    Tanggal 27 Februari 1998 tentang kualitas produktif dan pembentukan cadangan,

    ditetapkan 5 Golongan kolektibilitas kredit yaitu : Lancar, Dalam Perhatian

    khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet dengan kriteria sebagai berikut :

    1) Lancar (Pass)

    a. Kredit dengan asuran pokok, dimana tidak terdapat tunggakan angsuran

    pokok, tunggakan bunga atau cerukan karana penarikan kredit.

    b. Kredit dengan angsuran untuk KPR

    1. Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok

    2. Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi melampaui satu bulan

    c. Kredit tanpa angsuran atau kredit rekening koran, dimana kredit belum

    jatuh tempo, dan tidak terdapat tunggakan bunga.

    2) Dalam perhatian khusus (Special Mention)

    a. Terdapat tunggakan angsuran pokok, dan belum melampaui 3 bulan, baik

    kredit yang ditetapkan masa angsurannya bulanan.

    b. Terdapat tunggakan bunga belum melampaui 3 bulan, bagi kredit yang

    masa angsurannya bulanan.

    c. Terdapat cerukan karena penarikan, tetapi jangka waktunya belum

    melampaui 15 hari kerja.

    d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

    e. Dokumen pinjaman lemah.

    3) Kurang lancar (Sub standar)

    a. Kredit dengan angsuran di luar KPR, terdapat tunggakan pokok yang :

    1. Melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi kredit masa

    angsurannya kurang 1 bulan.

    2. Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang

    masa anmgsurannya ditetapkan bulanan, dua bulanan, dan tiga

    bulanan.

  • 6

    3. Terdapat cerukan akibat penarikan yang jangka waktunya telah

    melampaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja.

    b. Kredit dengan angsuran untuk KPR terdapat tunggakan angsuran pokok

    yang telah melampaui 4 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan.

    c. Kredit tanpa angsuran, terdapat tunggakan bunga yang melampaui 4 bulan

    belum melampaui 6 bulan.

    4) Diragukan (Doubt Ful)

    5) Macet (Loss)

    Dalam penulisan ini, yang akan digunakan oleh penulis untuk mengetahui

    variabel manakah yang berpengaruh terhadap kolektibilitas pembayaran kredit

    UKM petani bawang adalah kategori lancar dan macet.

    Beberapa penelitian yang mengkaji tentang analisis kelayakan pemberian

    kredit dengan menggunakan analisis Diskriminan, seperti penelitian tentang layak

    tidaknya pemberian kredit oleh PT FIF diantaranya oleh Rasni Arrifki, Dalam

    penulisannya menyimpulkan bahwa dengan menggunakan analisis diskriminan

    maka suatu perusahaan dapat menentukan faktor faktor apa saja yang

    berpengaruh dalam pemberian kredit kepada konsumen. Berdasar hasil model

    diskriminan menunjukkan bahwa perusahaan menyeleksi calon konsumen

    berdasar variable gaji, angsuran dan tanggungan. Variable pokok dan umur tidak

    berpengaruh terhadap layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen.

    METODE PENELITIAN

    Objek Penelitian

    Ruang lingkup yang menjadi obyek penelitian ini adalah Bank BRI

    Cabang Brebes Propinsi Jawa Tengah. Bank yang termasuk dalam BUMN yang

    mempunyai program kredit untuk para pengusaha kecil menengah khususnya di

    wilayah Kabupaten Brebes yang kebanyakan masyarakatnya bermata pencaharian

    sebagai petani Bawang merah. Peneliti akan meneliti model kredit yang

    digunakan oleh Bank BRI dalam menyalurkan kreditnya, Khususnya pada para

    Petani Bawang merah.

  • 7

    Variabel yang Digunakan

    Variabel yang digunakan dalam penulisan ada 6 (enam) variabel. Variabel

    dependen adalah macet dan lancar yaitu 1 merupakan grup macet dan 0

    merupakan grup lancar. Variabel independent terdiri dari :

    1. Status : Keterangan dari pelanggan yang menjelaskan apakah nasabah tersebut

    dalam pembayaran hutang lancar atau tidak yang dibedakan dengan simbol 0

    untuk lancar dan 1 untuk macet.

    2. Pendapatan : Pemasukan uang yang diterima nasabah setiap bulan berupa Gaji

    (karyawan), pendapatan rata rata tiap bulan (usahawan). Disini akan diuji

    apakah variabel pendapatan nasabah berbeda pada mereka yang lancar dan

    macet dalam pembayaran kredit.

    3. Pokok (Nilai hutang bersih) : Jumlah keseluruhan hutang yang dibebankan

    kepada nasabah. Disini akan diuji apakah variabel hutang nasabah berbeda

    pada mereka yang lancar dan macet dalam pembayaran kredit.

    4. Umur : Usia dari pelanggan yang bersangkutan. Disini akan diuji apakah

    variabel usia nasabah berpengaruh pada mereka yang lancar dan macet dalam

    pembayaran kredit.

    5. Angsuran : Kewajiban nasabah kepada Bank yang dilaksanakan secara

    bertahap sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Disini akan diuji apakah

    variabel angsuran nasabah berbeda pada mereka yang lancar dan macet dalam

    pembayaran kredit.

    6. Tanggungan : Jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh nasabah. Disini

    akan diuji apakah variabel tanggungan yang dimiliki nasabah berpengaruh

    pada mereka yang lancar dan macet dalam pembayaran kredit.

    Metode Analisis yang Digunakan

    1. Alat Analisis

    Menguji variabel mana yang signifikan dan layak untuk dianalisis untuk

    menentukan lancar tidaknya seorang nasabah dalm membayar kredit pada

    Bank.

  • 8

    Urutan langkah - langkah pengujian :

    a. Uji kesamaan rata- rata ( Equality of Group Means)

    b. Dengan melakukan uji means dari tiap variabel dilakukan dengan

    menggunakan F Test pada output tabel Test of Equality.

    c. Uji kesamaan varians dari tiap variabel (Test Result)

    d. Memiliki asumsi bahwa group covarien matrix adalah relatif sama melalui

    tabel Boxs M

    e. Uji log determinan

    f. Melalui jumlah angka pada log determinan.

    2. Pembuatan Model Diskriminan

    Model Deskriminan paling sederhana yakni hanya melibatkan dua kategori

    pada variabel dependent dapat diperoleh suatu model fungsi persamaan

    deskriminan dengan pola sebagai berikut :

    XbXbXbXbXbbD ikkijjiii .........................332211()1 ++++=

    Keterangan : Zscore merupakan variabel depeden yang berupa status yaitu

    macet dan lancar,sedangkan variabel independen yaitu :

    GajiX =1 TanggunganX =4 UmurX =5AngsuranX =3 PokokX =2

    3. Pembuatan Cutt of Score

    4. Penafsiran Aktual dan Predicted Group

    Digunakan untuk mengetahui apakah case dapat dikategorikan dengan

    tepat, dengan kata lain yang diprediksi masuk kedalam sebuah group hasilnya

    sama dengan case yang berada dalam kategori grup yang sebenarnya.

    5. Proses Perhitungan Ketepatan Prediksi dari Model yang sudah dibuat.

    a. Dilakukan melalui output table classification Results

  • 9

    Jika angka ketepatan hasil diatas > 50% maka model diskriminan yang

    sudah dibuat bisa digunakan untuk analisis diskriminan atau penafsiran tentang

    berbagai output table yang valid untuk digunakan

    PEMBAHASAN

    Peneliti menguji variable mana yang signifikan untuk menentukan lancar

    tidaknya seorang pelanggan dalam membayar kredit pada perusahaan. Variabel

    yang digunakan terdapat enam variabel yang terdiri dari satu variabel dependen

    yaitu status (Lancar dan Macet), dan lima variabel independen yaitu Hutang,

    Pendapatan, Angsuran, Tanggungan, dan Umur. Dalam pengujian untuk menilai

    variabel yang layak untuk dianalisis kita menggunakan variabel independen yaitu

    Hutang, Pendapatan, Angsuran, Tanggungan, dan Umur. Hal ini digunakan untuk

    mengetahui variabel independent mana yang berpengaruh pada variabel dependen

    yaitu lancar atau macet dalam pembayaran kredit. Kemudian variabel yang

    terpilih pada proses pengujian terakhir itulah yang akan digunakan untuk

    membuat fungsi atau model diskriminan.

    Uji Kesamaan Rata rata Group (Equality of Group Means)

    Tabel 4.1

    Tests of Equality of Group Means Wilks' Lambda F df1 df2 Sig. Hutang ,960 4,046 1 98 ,047 Pendapatan ,865 15,300 1 98 ,000 Angsuran ,960 4,046 1 98 ,047 Tanggungan ,751 32,471 1 98 ,000 Umur ,999 ,100 1 98 ,753

    Table diatas adalah hasil pengujian untuk setiap variable bebas yang ada.

    Keputusan dapat diambil lewat dua cara :

    Dengan angka Wilks Lambda

    Angka Wilks Lambda berkisar 0 sampai 1. jika angka mendekati 0 maka

    data tiap grup cenderung berbeda, sedang jika angka mendekati 1, maka data tiap

    grup cenderung sama.

  • 1

    Dari table terlihat angka Wilks Lambda berkisar antara 0,751 sampai

    0.999 (mendekati 1). dari kolom Sig bisa dilihat bahwa hanya variabel UMUR

    yang cenderung tidak berbeda. Hal ini berarti UMUR untuk mereka yang macet

    atau lancar dalam membayar kredit ternyata tidak berbeda secara nyata. Hanya

    disini kriteria mendekati angka 1 adalah sulit ditentukan secara pasti, karena

    hampir semua variabel diatas mempunyai angka Wilks Lambda yang besar,

    namun satu variabel yang tidak lolos. Untuk itu, pengujian dengan ANOVA, yang

    dibahas dibawah ini, lebih mudah dilakukan.

    Dengan F Test

    Yaitu dengan melihat angka Sig.

    a. Jika Sig > 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar grup (tidak

    mempengaruhi).

    b. Jika Sig < 0,05 berarti ada perbedaan antar grup (mempengaruhi).

    Analisis dengan menggunakan uji F :

    a. Variabel Hutang, angka Sig adalah dibawah 0,05 (0,047). Hal ini berarti

    ada perbedaan antar grup, atau nasabah yang macet atau lancar terkait

    dengan hutang nasabah tersebut.

    b. Variabel Angsuran, angka Sig adalah dibawah 0,05 (0,047). Hal ini berarti

    ada perbedaan antar grup, atau nasabah yang macet atau lancar terkait

    dengan angsuran nasabah tersebut.

    c. Variabel Tanggungan, angka Sig adalah dibawah 0,05 (0,000). Hal ini

    berarti ada perbedaan antar grup, atau nasabah yang macet atau lancar

    terkait dengan tanggungan nasabah tersebut.

    d. Variabel Umur, angka Sig adalah diatas 0,05 (0,753). Hal ini berarti tidak

    ada perbedaan antar grup, atau nasabah yang macet atau lancar terkait

    dengan umur nasabah tersebut. Kesimpulan ini sama dengan jika

    berpatokan pada angka Wilks Lambda yang hampir mendekati 1 untuk

    variabel Umur.

    e. Variabel Pendapatan, angka Sig adalah diatas 0,05 (0,000). Hal ini berarti

    tidak ada perbedaan antar grup, atau nasabah yang macet atau lancar terkait

  • 1

    dengan umur nasabah tersebut. Kesimpulan ini sama dengan jika berpatokan pada

    angka Wilks Lambda yang hampir mendekati 1 untuk variabel Pendapatan.

    Dari lima variabel, ada empat variabel yang berbeda secara signifikan

    untuk dua grup diskriminan, yaitu Hutang, Angsuran, Pendapatan dan

    Tanggungan. Dengan demikian lancar atau tidaknya nasabah dalam membayar

    kredit kepada Bank dipengaruhi oleh hutang nasabah, angsuran nasabah,

    pendapatan nasabah dan tanggungan nasabah yang bersangkutan.

    Uji Kesamaan Varian dari tiap Variabel (Test Result)

    Jika analisis ANOVA dan angka Wilks Lambda menguji means (rata

    rata) dari setiap variable, maka Boxs M menguji varians dari setiap variable.

    Pengertian diatas bisa disimpulkan, seharusnya group covariencematrices adalah

    relative sama, yang diuji dengan alat Boxs M dengan ketentuan :

    Tabel 4.2

    Test Results Box's M 16,786

    Approx. 1,605df1 10df2 45915,538

    F

    Sig. ,098Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

    A. HIPOTESIS :

    Ho : group covariance matrices adalah relatif sama.

    Ha : group covariance matrices adalah berbeda secara nyata.

    B. Keputusan dengan dasar signifikasi (Lihat Angka Sig) : Jika Sig > 0,05 berarti Ho diterima.

    Jika Sig < 0,05 berarti Ho ditolak.

    Dari table terlihat bahwa angka Sig jauh diatas 0,05 (0,098) yang berarti

    group covariance matrices adalah sama. Hal ini berarti data diatas sudah

    memenuhi asumsi analisis diskriminan, sehingga proses bisa dilanjutkan.

    Uji Log Determinant

    Sama tidaknya group covariance matrices juga bisa dilihat dari table

    output LOG DETERMINANT berikut (ada diatas table Boxs M) :

  • 1

    Tabel 4.3 Log Determinants

    Kredit Rank Log

    Determinant LANCAR 4 58,694MACET 4 60,047Pooled within-groups 4 59,542

    The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.

    Terlihat angka Log Determinant untuk kategori lancar (58,694) dan macet

    (60,047) tidak berbeda banyak sehingga group covariance matrices akan relatif

    sama untuk kedua grup.

    Pembuatan Model Diskriminan

    Ada dua pendekatan yang digunakan yaitu : direct method dan Stepwise

    discriminant analysis. direct method meliputi estimasi koefisien fungsi

    diskriminan dimana seluruh variabel bebas terlibat. Metode kedua yaitu Stepwise

    discriminant analysis yaitu variabel bebas diikutsertakan secara berurutan,

    didasarkan pada kemampuannya untuk mendiskriminasi antar kelompok.

    Tabel 4.4

    Group Statistics Kredit Mean Std. Deviation Valid N (listwise) Unweighted Weighted LANCAR

    Hutang 12920000,0000 2848845,09360 50 50,000

    Pendapatan 3274000,0000 593694,76113 50 50,000 Angsuran 1268237,0634 276116,82771 50 50,000 Tanggungan 1,4200 ,67279 50 50,000 Umur 34,7800 6,67095 50 50,000MACET Hutang 14040000,0000 2717742,16014 50 50,000 Pendapatan 2818400,0000 570854,56885 50 50,000 Angsuran 1376790,1214 263410,02012 50 50,000 Tanggungan 2,4400 1,07210 50 50,000 Umur 35,2200 7,24580 50 50,000Total Hutang 13480000,0000 2826569,46660 100 100,000 Pendapatan 3046200,0000 623029,06202 100 100,000 Angsuran 1322513,5924 273957,82100 100 100,000 Tanggungan 1,9300 1,02745 100 100,000 Umur 35,0000 6,93258 100 100,000

    Tabel GROUP STATISTICS pada dasarnya berisi data statistik

    (Deskriptif) yang utama, yakni rata rata dan standar deviasi, dari kedua grup

    nasabah bank BRI. Sebagai contoh nasabah yang termasuk tipe lancar dalam

  • 1

    melunasi kewajiban perkreditan pada Bank mempunyai pendapatan rata rata

    Rp. 3.274.000 sedangkan mereka yang termasuk tipe macet dalam melunasi

    kewajiban perkereditan pada Bank mempunyai pendapatan rata rata

    Rp.2.818.400 dari table diatas juga terlihat ada 50 nasabah yang tergolong lancar

    dalam melunasi kewajibanya pada bank sedangkan 50 nasabah lainya tergolong

    macet dalam melunasi kewajibanya pada bank. Jika melihat semua variable

    (hutang, pendapatan, angsuran, tanggungan dan umur) terisi angka 50 atau 50

    semuanya, maka pada kasus ini tidak ada data yang hilang (missing) sehingga

    total data untuk semua variable adalah 100 buah.

    Tabel 4.5

    Variables Entered/Removed(a,b,c,d) Step Entered Min. D Squared Statistic Between Groups Exact F Statistic df1 df2 Sig. 1 Tanggungan 1,299 LANCAR and MACET 32,471 1 98,000 ,0002 Pendapatan 2,582 LANCAR and MACET 31,950 2 97,000 ,0003 Angsuran 3,530 LANCAR and MACET 28,816 3 96,000 ,000

    Tabel ini menyajikan variable mana dari lima variable yang bisa

    dimasukan dalam persamaan diskriminan. Pada tahap ini variable tanggungan

    adalah yang pertama terpilih karena angka F hitung variable tanggungan mencapai

    32,471 dan variabel kedua yang terpilih adalah Hutang dengan angka F hitung

    variabel Pendapatan mencapai 31,950 dan yang terakhir terpilih adalah variabel

    Angsuran 28,816

    Tabel 4.6

    Variables in the Analysis

    Step Tolerance Sig. of F to

    Remove Min. D

    Squared Between Groups 1 Tanggungan 1,000 ,000 LANCAR and MACET 2 Tanggungan ,927 ,000 ,612 LANCAR and MACET Pendapatan ,927 ,000 1,299 LANCAR and MACET3 Tanggungan ,919 ,000 1,315 LANCAR and MACET Pendapatan ,738 ,000 1,426 LANCAR and MACET Angsuran ,795 ,000 2,582 LANCAR and MACET

  • 1

    Tabel diatas dan tabel selanjutnya sebenarnya hanyalah perincian (detail)

    dari proses step wise pada tabel sebelumnya. Pada step satu variable tanggungan

    adalah variabel yang masuk kedalam model diskriminan. Hal ini disebabkan

    variabel tersebut mempunyai angka Sig of F to Remove yang paling sedikit yakni

    0.000 (jauh dibawah 0.05).

    Kemudian pada step dua, dimasukan vaiabel kedua, yakni

    TANGGUNGAN. Variabel tersebut memenuhi syarat, karena mempunyai angka

    Sig of F to Remove di bawah 0,005 yakni 0,000.

    Pada step tiga atau terakhir, yakni ANGSURAN. Variabel tersebut juga

    memenuhi syarat, dengan angka Sig of F to Remove dibawah 0,005 yakni 0,000.

    perhatikan perubahan angka pada variabel PENDAPATAN seiring dengan

    masuknya variabel ketiga, yakni variabel ANGSURAN.

    Tabel 4.7

    Variables Not in the Analysis

    Step Tolerance Min.

    Tolerance Sig. of F to

    Enter Min. D

    Squared Between Groups 0 Hutang

    1,000 1,000 ,047 ,162 LANCAR and MACET

    Pendapatan 1,000 1,000 ,000 ,612 LANCAR and MACET

    Angsuran 1,000 1,000 ,047 ,162 LANCAR and MACET

    Tanggungan 1,000 1,000 ,000 1,299 LANCAR and MACET

    Umur 1,000 1,000 ,753 ,004 LANCAR and MACET

    1 Hutang ,998 ,998 ,127 1,426 LANCAR and MACET

    Pendapatan ,927 ,927 ,000 2,582 LANCAR and MACET

    Angsuran ,998 ,998 ,127 1,426 LANCAR and MACET

    Umur ,977 ,977 ,304 1,356 LANCAR and MACET

    2 Hutang ,795 ,738 ,000 3,530 LANCAR and MACET

    Angsuran ,795 ,738 ,000 3,530 LANCAR and MACET

    Umur ,971 ,912 ,560 2,606 LANCAR and MACET

    3 Hutang ,000 ,000 . . .

    Umur ,960 ,737 ,363 3,595 LANCAR and MACET

  • 1

    Tabel tersebut adalah kebalikan dari table sebelumnya, dimana pada tabel

    ini justru yang ditayangkan adalah proses pengeluaran variabel secara bertahap.

    Pada step 0 (keadaan awal), kelima variable secara lengkap ditayangkan

    dengan angka. Sig of F to Remove sebagai factor penguji. Terlihat angka Sig of F

    to Remove yang terkecil adalah pada variable tanggungan (0.000). Maka variabel

    tanggungan dikeluarkan dari Step 0 tersebut yang berarti variabel tersebut bukan

    termasuk variable yang tidak dianalisis.

    Pada Step 1 sekarang terlihat empat variabel, dan terlihat angka Sig of F to

    Remove yang terkecil adalah pada variabel pendapatan yakni 0,000. Maka

    variabel pendapatan dikeluarkan dari Step 1 tersebut yang berarti variabel tersebut

    bukan termasuk variable yang tidak dianalisis.

    Pada step 2 sekarang terlihat ada tiga variable, dan terlihat variable

    angsuran tersebut mempunyai angka Sig of F to Remove 0,000 Maka variabel

    angsuran dikeluarkan dari Step 2 tersebut yang berarti variabel tersebut bukan

    termasuk variable yang tidak dianalisis.

    Pada step 3 ada dua variabel yaitu hutang dan umur dan keduanya

    memenuhi syarat, sehingga tidak dikeluarkan, yang berarti keduanya termasuk

    pada variable not in the analysis, atau variable yang tidak dianalisis lebih lanjut.

    Tabel 4.8

    Wilks' Lambda

    Step Number of Variables Lambda df1 df2 df3 Exact F

    Statistic df1 df2 Sig. 1 1 ,751 1 1 98 32,471 1 98,000 ,0002 2 ,603 2 1 98 31,950 2 97,000 ,0003 3 ,526 3 1 98 28,816 3 96,000 ,000

    Wilks lambda pada prinsipnya adalah varians total dalam discriminant

    scores yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan diantara grupgrup yang ada.

    Perhatikan table diatas yang terdiri atas tiga tahap, yang terkait dengan satu

    variabel yang secara berurutan dimasukan pada tahapan analisis sebelumnya. Pada

    step satu jumlah variable yang dimasukan ada satu (Tanggungan) dengan angka

  • 1

    Wilks Lambda adalah 0,751. hal ini berarti 75,1% varians tidak dapat dijelaskan

    oleh perbedaan antar grup-grup. Kemudian pada step 2, dengan tambahan variabel

    (Pendapatan) angka Wilks Lambda turun menjadi 0,603. dan pada step 3 angka

    itu turun lagi menjadi 0,526. Penurunan angka Wilks Lambda tentu baik bagi

    model diskriminan karena varians yang tidak bisa dijelaskan juga semakin kecil

    (dari 75,1 % menjadi 52,6%).

    Dari kolom F dan Signifikasinya, terlihat baik pada pemasukan variabel 1,

    2, dan kemudian 3, semuanya adalah signifikan secara statistic. Hal ini berarti

    ketiga variabel tersebut (TANGGUNGAN, PENDAPATAN, dan ANGSURAN)

    memang berbeda untuk kedua tipe nasabah.

    Summary of Canonical Discriminant Functions Tabel 4.9

    Eigenvalues

    Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation 1 ,901(a) 100,0 100,0 ,688

    a First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

    Canocanical correlation mengukur keeratan hubungan antara diskriminan

    score dengan grup (dalam hal ini, karena ada dua tipe nasabah, maka ada dua

    grup). Angka 0,688 menunjukan keeratan tinggi, dengan ukuran skala asosiasi

    antara 0 sampai 1.

    Tabel 4.10

    Wilks' Lambda Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig. 1 ,526 61,965

    3

    ,000

    Table diatas menyatakan angka akhir Wilks Lambda, yang sebenarnya

    sama saja dengan angka terakhir dari step 3 pembuatan model diskriminan. Angka

    Chi Square sebesar 61,965 dengan tingkat signifikasi yang tinggi menunjukan

    perbedaan yang jelas antara dua grup nasabah (mereka yang lancar membayar

    kewajiban pada Bank dan yang tidak lancar dalam membayar kredit pada Bank).

  • 1

    Tabel 4.11

    Structure Matrix

    Function 1 Tanggungan ,607Pendapatan -,416Hutang(a) ,214Angsuran ,214Umur(a) -,100

    Table Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel independent

    dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Terlihat variabel TANGGUNGAN

    paling erat hubungannya dengan fungsi diskriminan, diikuti oleh variabel

    PENDAPATAN dan ANGSURAN. Hanya disini variabel HUTANG dan UMUR

    tidak dimasukkan dalam model diskriminan.

    Tabel 4.12

    Canonical Discriminant Function Coefficients Function

    1 Pendapatan ,000Angsuran ,000Tanggungan ,923(Constant) ,071

    Unstandardized coefficients

    Table diatas mempunyai fungsi yang hampir mirip dengan persamaan

    regresi berganda, yang dalam analisis diskriminan disebut sebagai FUNGSI

    DISKRIMINAN.

    zScore = 0,071 + (-0,000001543) Pendapatan + 0,000002154 Angsuran +

    0,923 Tanggungan

    Pada table diatas angka pada PENDAPATAN dan ANGSURAN adalah

    0,000 tetapi angka sebenarnya adalah -0,000001543 dan 0,000002154. hal ini

    disebabkan dilakukan pembulatan pada output SPSS.

  • 1

    Tabel 4.13

    Functions at Group Centroids

    Function

    Kredit 1 LANCAR -,939MACET ,939

    Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means

    Oleh karena ada dua tipe nasabah, maka disebut Two-Group Discriminant,

    dimana grup yang satu mempunyai Centroid (Grup Means) negative dan grup

    yang satunya lagi mempunyai Centroid (Grup Means) positif. Angka pada table

    menunjukan besaran Z yang memisahkan kedua grup tersebut.

    Gambar :

    Gambar 4.1

    Distibusi Anggota Grup

    LANCAR MACET

    Z = -0,939 Z = 0,939

    0N = 50 N = 50

    Tabel 4.14

    Prior Probabilities for Groups

    Kredit Prior Cases Used in Analysis

    Unweighted Weighted LANCAR ,500 50 50,000MACET ,500 50 50,000Total 1,000 100 100,000

    Table teresebut memperlihatkan posisi ke 100 nasabah, yang dengan

    model diskriminan menghasilkan 50 nasabah ada di Grup Lancar dan 50 nasabah

    ada di grup Macet.

  • 1

    Tabel 4.15

    Classification Function Coefficients

    Kredit LANCAR MACET Pendapatan ,000 ,000Angsuran ,000 ,000Tanggungan ,347 2,082(Constant) -19,548 -19,416

    Fisher's linear discriminant functions

    Sama seperti tampilan Unstandardized (Canocanical) sebelumnya, fungsi

    diskriminan dari Fisher pada prinsipnya membuat semacam persamaan regresi,

    dengan pembagian berdasar kode grup :

    Mereka yang lancar melunasi kewajiban dalam kategori LANCAR:

    zScore = -19,548 + 0,000007390 pendapatan + 0,000001027 angsuran +

    0,347 tanggungan

    Mereka yang tidak lancar melunasi kewajiban dalam kategori MACET :

    zScore = -19,416 + 0,000004490 pendapatan + 0,000001432 angsuran

    + 2,082 tanggungan

    Pembuatan Cutt Off Score

    Dari table Prior Probabilities For Group, didapat bahwa jumlah nasabah

    yang lancar adalah 50 nasabah dan 50 nasabah macet.

    NNZNZNZ

    BA

    ABBACU +

    +=

    Dimana :

    Z CU = Angka Kritis, yang berfungsi sebagai cutt off score

    N A dan N B = jumlah sample di grup A dan B yang dalam kasus ini adalah grup Z A dan Z B = angka centroid pada grup A dan B. Perhitungan :

    05050

    50)939.0(939,0.50 =++=Z CU

  • 2

    Penggunaan angka Z CU (Discriminating Z Score) : - Angka skor kasus diatas Z CU , masuk ke grup MACET ( 1 ) - Angka skor kasus dibawah Z CU , masuk ke grup LANCAR ( 0 ) NB : Penggunaan angka 0 sebagai pembatas pada kasus ini karena kebetulan

    didapat angka yang sama dengan nol. Pada banyak kasus lainnya, tentu angka

    pembatas bisa tidak sama dengan nol.

    Penafsiran Aktual dan Predicted Group

    Selain dengan melihat angka diskriminan score seperti diatas,

    pengelompokkan kasus pada grup tertentu bisa langsung dilihat pada actual dan

    predicted grup.

    Tabel 4.16 Casewise Statistics

    Case Number

    Actual Group Highest Group Second Highest Group

    Discriminant

    Scores

    Predicted Group

    P(D>d | G=g)

    P(G=g | D=d)

    Squared Mahalanobis Distance to

    Centroid Group P(G=g | D=d)

    Squared Mahalanobis Distance to Centroid

    Function 1

    p df Original 1 0 0 ,846 1 ,802 ,038 1 ,198 2,837 -,745 2 0 0 ,439 1 ,962 ,600 1 ,038 7,039 -1,714 3 1 1 ,493 1 ,955 ,469 0 ,045 6,574 1,625 4 1 1 ,627 1 ,936 ,236 0 5,589 1,425 5 1 1 ,066 1 ,995 3,368 0 ,005 13,794 2,775 6 0 0 ,715 1 ,921 ,134 1 ,079 5,038 -1,305 7 0 0 ,713 1 ,921 ,136 1 ,079 5,050 -1,308 8 1 1 ,810 1 ,902 ,058 0 ,098 4,490 1,179 9 0 0 ,998 1 ,854 ,000 1 ,146 3,540 -,942 10 0 0 ,841 1 ,800 ,040 1 ,200 2,815 -,739 11 1 1 ,191 1 ,986 1,713 0 ,014 10,161 2,248 12 0 0 ,417 1 ,560 ,659 1 ,440 1,138 -,128 13 1 1 ,244 1 ,981 1,359 0 ,019 9,269 2,105 14 1 1 ,581 1 ,674 ,305 0 ,326 1,760 ,387 15 0 0 ,124 1 ,991 2,363 1 ,009 11,668 -2,476 16 1 1 ,518 1 ,952 ,417 0 ,048 6,375 1,585 17 0 1(**) ,482 1 ,609 ,495 0 ,391 1,381 ,236 18 0 0 ,540 1 ,649 ,375 1 ,351 1,605 -,327

  • 2

    Penafsiran dengan melihat setiap baris :

    Pada baris 1

    Actual grup = 0. hal ini berarti data awal diskriminan.sav menyatakan case 1

    dikategorikan sebagai grup 0 (lancar)

    Predicted grup = 0 hal ini berarti dari hasil perhitungan score, case 1

    diprediksi masuk ke grup = 0 oleh karena sesuai dengan actual grup yang juga

    0, berarti fungsi diskriminan mampu mengkategorikan case dengan tepat.

    P(D>d | G=g) = 0,802 pada highest group hal ini berarti kemungkinan case 1

    tepat diklasifikasikan ke grup 0 adalah 80%

    P(D>d | G=g) = 0,198 pada second highest group hal ini berarti kemungkinan

    case 1 TIDAK tepat diklasifikasikan ke grup 0 adalah 19,8%.

    Pada baris 17

    Actual grup = 0. hal ini berarti data awal diskriminan.sav menyatakan case 10

    dikategorikan sebagai grup 0 (lancar)

    Predicted grup = 1 hal ini berarti dari hasil perhitungan score case 1 diprediksi

    masuk ke grup = 1. Oleh karena tidak sesuai dengan actual grup yang adalah 0

    berarti fungsi diskriminan tidak mampu mengkategorikan case dengan tepat.

    Hal ini ditandai dengan tanda ** pada angka 1 di case 17 tersebut.

    Demikian seterusnya untuk data yang lain, dengan memperhatikan tanda **

    untuk mengetahui terjadinya missclasified dari model dalam memprediksi

    pengelompokan data.

    Dari hasil diatas, perlu diketahui, seberapa besar ketepatan model diskriminan

    dalam mengelompokan kasus pada classification result.

    Proses Perhitungan Ketepatan Prediksi dari Model yang sudah dibuat

    Setelah fungsi diskriminan dibuat, kemudian klasifikasi dilakukan. Maka

    selanjutnya akan dilihat seberapa jauh klasifikasi tersebut sudah tepat atau berapa

    persen terjadi misklasifikasi pada proses klasifikasi tersebut.

  • 2

    Tabel 4.17

    Classification Results(b,c) Kredit Predicted Group Membership Total LANCAR MACET Original Count LANCAR 44 6 50 MACET 7 43 50 % LANCAR 88,0 12,0 100,0 MACET 14,0 86,0 100,0 Cross-validated(a)

    Count LANCAR 44 6 50

    MACET 9 41 50 % LANCAR 88,0 12,0 100,0 MACET 18,0 82,0 100,0

    a Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b 87,0% of original grouped cases correctly classified. c 85,0% of cross-validated grouped cases correctly classified.

    Pada bagian original terlihat bahwa mereka yang pada data awal adalah

    tergolong macet dan dari klasifikasi fungsi diskriminan tetap pada kelompok

    lancar, adalah 44 orang. Sedang dengan model diskriminan mereka yang awalnya

    masuk grup lancar ternyata menjadi anggota grup macet adalah 6 orang. Demikian

    juga dengan grup macet yang tetap pada grup macet sejumlah 43 orang dan yang

    meleset adalah 7 orang. Dengan demikian ketepatan prediksi dari model adalah :

    (44 + 43)/100 = 0.87 atau 87%.

    Kaitan dengan Penelitian Sejenis

    Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Rasni Arrifki (2007). Perbedaan ini dimungkinkan karena objek dan variabel

    penelitiannya berbeda. Penelitian Rasni Arrifki (2007) menggunakan objek PT

    FIF, dan dengan menggunakan variabel penelitian yang berupa peminjaman untuk

    pembiayaan pembelian sepeda motor.

    Objek penelitian yang didasari oleh perbedaan bidang usahanya, seperti

    yang dilakukan oleh Rasni Arrifki (2007) dimana FIF tidak seperti Bank yang

    merupakan lembaga yang memiliki sistem, teknologi dan sumberdaya

    manusia profesional yang mampu menilai kelayakan usaha, menyalurkan

    dan memonitor kredit secara efektif dan efisien.

  • 2

    Sedangkan varaibel penelitiannya waluapun sama mengguakan metode

    determinan tetapi faktor faktor yang menjadi penilaian kredit oleh Bank berbeda

    dengan PT FIF yang hanya menfokuskan pembiayaan pembayaran sepeda motor. .

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Dari proses diskriminan, dimulai dari uji variable sampai analisis output,

    didapat kesimpulan yang terkait dengan rumusan masalah pada kasus diawal :

    A. Adanya perbedaan yang signifikan antar mereka yang lancar dan tidak

    lancar (macet) dalam membayar kredit pada Bank. Hal ini dibuktikan Wilks

    Lambda berkisar antara 0,751 sampai 0.999.

    B. Variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah nasabah tersebut

    lancar atau tidak lancar dalam membayar kredit pada bank adalah

    Pendapatan, Angsuran dan Tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari setiap

    analisis awal, baik dari variabel in the analysis maupun variabel not in the

    analysis.

    C. Model atau fungsi diskriminan untuk kasus tersebut adalah :

    zScore = 0,071 + (-0,000001543) Pendapatan + 0,000002154

    Angsuran + 0,923 Tanggungan

    D. Pada hasil klasifikasi angka ketepatan dari model diskriminan dianggap

    tinggi karena diatas 50% yaitu sebesar 87% dan model tersebut dapat

    digunakan untuk mengklasifikasi kasus pada proses pembayaran nasabah

    dalam membayar kredit pada Bank. Dalam penelitian ini proses pembuatan

    model diskriminan dengan melibatkan dua kategori pada variabel dependen

    (two group) hasil akhir variabel yang membuat lancar atau tidak lancar

    dalam membayar kredit pada Bank adalah Angsuran, Tanggungan dan

    Pendapatan.

    Saran

    Berdasarkan dari kesimpulan tersebut Bank BRI Cabang Brebes yang akan

    memberikan kredit kepada nasabah dapat menggunakan model diskriminan ini

  • 2

    sebagai penentu apakah seorang nasabah lancar atau tidak lancar dalam

    pembayaran kredit pada bank. Bank sebagai pemberi kredit tidak ingin mengalami

    kerugian sehingga sebelum menerima nasabah harus dilihat dulu kriteria nasabah

    yang memenuhi syarat.

    Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut, dan agar hasil

    penelitian lebih baik disarankan untuk menambah vaiabel lain yang menjadi

    kriteria pemberian kredit.

    DAFTAR PUSTAKA

    Astiko dan Sunardi. 1996. Pengantar Manajemen Perkreditan. Edisi Pertama.

    Yogyakarta : ANDI.

    Dahlan Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Intermedia.

    Husain Umar. Riset Akuntansi.. 2001. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

    Johanes Supranto. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta : PT

    Rineka Cipta.

    Mudrajad Kuncoro. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

    Ekonomi. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

    Rasni Arrifki. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Layak Tidaknya

    Pemberian Kredit kepada Konsumen PT FIF. Jakarta : Universitas

    Gunadarma.

    Singgih Santoso. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivariat. Jakarta :

    PT Elexmedia Komputindo.

    Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran. Jakarta : PT Elex

    Media Komputindo.

    Syahyunan. 2002. Analisis Kualitas Aktiva Produktif sebagai Salah satu

    Alat Ukur Kesehatan Bank. Medan : Universitas Sumatera Utara.

    Thomas Suyatno. 1999. Dasar-dasar Perkreditan. Edisi ke empat. Jakarta :

    Gramedia Pustaka Utama.

    Teuku Mirza, 1999. USAHAWAN NO. 08 TH XXVIII