FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana...

133
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA BATITA ( 12-36 BULAN ) KE POSYANDU DI PUSKESMAS PENANGGALAN KOTA SUBULUSALAM TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh : DIANA SARI PANDIANGAN 1701032721 PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2018

Transcript of FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana...

Page 1: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

i

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU

MEMBAWA BATITA ( 12-36 BULAN ) KE POSYANDU DI PUSKESMAS PENANGGALAN

KOTA SUBULUSALAM

TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh :

DIANA SARI PANDIANGAN

1701032721

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2018

Page 2: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU

MEMBAWA BATITA ( 12-36 BULAN ) KE POSYANDU DI PUSKESMAS PENANGGALAN

KOTA SUBULUSALAM

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi D4 Kebidanan dan Memperoleh Gelar

Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)

Oleh :

DIANA SARI PANDIANGAN

1701032721

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2018

Page 3: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

3

Page 4: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

4

Telah Diuji pada Tanggal 19 Oktober 2018

Panitia Penguji Skripsi

Ketua : Utary Dwi Listiarini, SST., M.Kes

Anggota : 1. Afrahul Padilah Siregar, SST, M.Kes

2. Sri Rintani Sikumbang, SST, M.Kes

Page 5: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

5

Page 6: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

i

Page 7: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

ii

ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA

BATITA (12-36 BULAN) KE POSYANDU DI PUSKESMAS

PENANGGALAN KOTA SUBULUSALAM

TAHUN 2018

DIANA SARI PANDIANGAN

1701032721

Berdasarkan data FAO (Food and Agriculture Organization of the united

Nations) memperkirakan 1 dari 8 penduduk dunia mengalami gizi buruk, 70 % di

dominasi oleh anak di Asia,26 % di Afrika, dan 4 % di Amerika Latin dan

Karibia. Sedangkan di Indonesia terdapat 36% balita yang mengalami malnutrisi.

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita di Indonesia.

Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk mulai meningkat pada usia 6-11 bulan dan

mencapai puncaknya pada usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

Desain penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh ibu yang memiliki bayi usia 12-

36 Bulan di Puskesmas Penanggalan berjumlah 125 dari 7 posyandu dengan

sampel berjumlah 56 orang secara teknik random sampling. Data yang digunakan

adalah data primer dan data skunder. Data dianalisis denagn univariat, bivariat dan

multivariat dengan uji statistik Chi-square.

Dari hasil penelitian 56 responden dengan hasil uji statistik pengaruh

Pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu dengan

menggunakan Chi-Square di dapatkan nilai p-value 0,006< 0,05, pengaruh

Pendidikan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu dengan

menggunakan Chi-Square di dapatkan nilai p-value 0,027<0,05. pengaruh duunga

keluarga dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu dengan

menggunakan Chi-Square di dapatkan nilai p-value 0,047<0,05. pengaruh jarak

kepelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu

dengan menggunakan Chi-Square di dapatkan nilai p-value 0,4321> 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh Pengetahuan,

pendidikan,dukungan keluaraga dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu, Ada pengaruh jarak kepelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu. Disarankan kepada Puskesmas Penanggalan untuk

memberi penyuluhan tentang manfaat Posyandu yang diberikan pada Batita.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, D.Keluarga, Jarak, Posyandu

Sumber : 13 Buku (2012-2017), 16 Jurnal (2013-2017)

Page 8: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat Nikmat dan Karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

penelitian ini yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Ibu

Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulusalam Tahun 2018”, yang merupakan Syarat dalam menyelesaikan

Program Pendidikan D-IV Kebidanan di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Skripsi Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) pada Program

Studi D4 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa

bantuan berbagai pihat, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran,

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Pembina Pendidikan

Yayasan Pendidikan dan sosial Helvetia Medan.

2. Imam Muhammad, SE., S.Kom., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan

dan Sosial Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si selaku Rektor Institusi Kesehatan Helvetia

4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor Institusi

Kesehatan Helvetia.

5. Darwin Syamsul, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan

Umum Institut Kesehatan Helvetia.

6. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T.M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4

Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum Institut Kesehatan

Helvetia.

7. Utary Dwi Listiarini, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penyusunan Skripsi penelitian ini.

8. Afrahul Padilah Siregar, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penyusunan Skripsi penelitian ini.

9. Sri Rintani Sikumbang, SST, M.Kes selaku penguji III yang telah memberikan

saran dan masukan demi menyempurnakan skripsi penelitian ini.

10. dr. Hj. Diana Dewi selaku Kepala Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam

selaku lokasi penelitian yang telah memberikan izin untuk penelitian.

11. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah banyak

memberi ilmu pengetahuan dan membimbing penulis selama masa

pendidikan.

12. Teristimewa kepada orang tua tercinta yang telah banyak membantu dan

memberikan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Skripsi

Penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca guna memperbaiki dan memotivasi penulis. Akhir kata penulis

Page 9: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

iv

ucapkan dan penulis berharap semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi pembaca.

Medan, 19 Oktober 2018

Penulis

Diana Sari Pandiangan

Page 10: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS

Nama : Diana Sari Pandiangan

Tempat/Tanggal Lahir : Sungairaya,29-06-1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 Dari 4Bersaudara

Nama Ayah : Lastang Pandiangan

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Nursaidah Maha

Pekerjaan : Petani

Alamat : Jln.Tiga lingga km 6 Desa Sungai raya

2. PENDIDIKAN

Tahun 1999-2005 : SD Negeri No. 060163

Tahun 2005-2008 : SMP Negeri 2 Sidikalang

Tahun 2008-2011 : SMK Negeri 1 Sidikalang

Tahun 2011-2014 : Akademi Kebidanan D_III Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara

Tahun 2017-2018 : Program Studi D4 Kebidanan Institut Kesehatan

Helvetia Medan

Page 11: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRACT ................................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

1.4.1. Manfaat Teoritis ........................................................... 7

1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................. 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................... 8

2.2. Telaah Teori..................................................................... 9

2.2.1. Posyandu ........................................................... 9

2.2.2. Prinsip Dasar Posyandu ................................... 10

2.2.3. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu .................. 11

2.2.4. Sasaran Posyandu .............................................. 11

2.2.5. Fungsi Posyandu ............................................... 12

2.2.6. Manfaat Posyandu ............................................. 12

2.2.7. Kegiatan Pokok Posyandu ................................ 14

2.2.8. Kriteria kunjungan Posyandu ............................ 15

2.2.9. Pembentukan Posyandu .................................... 15

2.2.10. Persyaratan Posyandu ....................................... 16

2.2.11. Alasan Pendirian Posyandu ............................... 17

2.2.12. Penyelenggara Posyandu .................................. 17

2.2.13. Lokasi/Letak Posyandu ..................................... 18

2.2.14. Pelayanan Kesehatan yang dijalani Posyandu .. 18

Page 12: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

vii

2.2.15. Sistem Lima Meja dalam posyandu .................. 19

2.2.16. Faktor yang mempengaruhi Kunjungan Posyandu . 24

2.2.17. Kriteria Kunjungan ke Posyandu ...................... 39

2.3. Hipotesis Penelitian ......................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ............................................................ 42

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 42

3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................ 42

3.2.2. Waktu Penelitian ................................................ 42

3.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 43

3.3.1. Populasi .............................................................. 43

3.3.2. Sampel ................................................................ 43

3.4. Kerangka Konsep ........................................................... 45

3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran ................. 45

3.5.1. Definisi Operasional ........................................... 45

3.5.2. Aspek Pengukuran .............................................. 47

3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................ 47

3.6.1. Jenis Data ............................................................ 47

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ................................. 48

3.6.3. Uji Validitas dan Reabilitas ................................ 48

3.7. Metode Pengolahan Data ................................................ 51

3.8. Teknik Analisa Data ....................................................... 52

3.8.1. Analisa Univariat ................................................ 52

3.8.2. Analisa Bivariat .................................................. 52

3.8.3. Analisa Multivariat ............................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................. 54

4.1.1. Data Geografis Daerah ...................................... 54

4.1.2. Data Demografi ................................................. 54

4.1.3. Visi dan Misi Puskesmas Pananggalan ............. 55

4.1.4. Struktur organisasi Puskesmas .......................... 56

4.2. Hasil Penelitian .............................................................. 57

4.2.1. Karakteristik Responden .................................. 57

4.2.2. Analisis Univariat ............................................. 58

4.2.3. Analisis Bivariat ............................................... 63

4.2.4. Analisis Multivariat ........................................... 67

4.3. Pembahasan ................................................................... 69

4.3.1. Pengaruh Pengetahuan dengan Keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu ......................... 69

4.3.2. Pengaruh pendidikan dengan Keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu ........................ 72

4.3.3. Pengaruh Dukungan keluarga dengan

Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu .. 75

Page 13: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

viii

4.3.4. Pengaruh Jarak Ke Tempat Pelayanan

Posyandu dengan Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu ........................................... 78

4.3.5. Faktor Dominan yang Mempengaruhi ibu

Membawa Batita Ke Posyandu ......................... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................... 84

5.2. Saran .............................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 87

LAMPIRAN ............................................................................................. 89

Page 14: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 45

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Puskesmas Penanggalan .............................. 56

Page 15: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Aspek pengukuran Variabel Independen (X Variable) dan

Variabel Dependent (Y Variable) 47

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam

Tahun 2018 ............................................................................ 57

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi jawaban pengetahuan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulussalam Tahun 2018 ..................................................... 58

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam

Tahun 2018 ............................................................................ 59

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam

Tahun 2018 .......................................................................... 59

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Keluarga Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulussalam Tahun 2018 ............................................ 60

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di puskesmas Penanggalan Kota

Subulussalam Tahun 2018 ..................................................... 61

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jarak KeTempat Pelayanan Posyandu

Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di puskesmas

Penanggalan Kota Subulussalam Tahun 2018 ....................... 62

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam

Tahun 2018 .......................................................................... 62

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Antara pengaruh Pengetahuan dengan

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 .... 63

Page 16: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

xi

Tabel 4.10. Tabulasi Silang antara pengaruh Pendidikan dengan

Keaktifan Ibu membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota subulussalam Tahun 2018 ... 64

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara pengaruh Dukungan Keluarga

dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 .... 65

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara pengaruh Jarak Ketempat

Pelayanan Posyandu dengan keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018 ..................................................... 66

Tabel 4.13. Tahap Pertama Uji Regresi Berganda Binary ...................... 67

Tabel 4.14. Tahap Pertama Uji Regresi Berganda Binary ...................... 68

Page 17: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Kuesioner .................................................................................. 89

Lampiran 2. Master Data Uji Validitas ......................................................... 93

Lampiran 3. Master Data Penelitian ............................................................. 94

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas .................................................................... 96

Lampiran 5. Output Hasil Penelitian............................................................. 98

Lampiran 6. Surat Survei Awal..................................................................... 106

Lampiran 7. Surat Balasan Survei awal ........................................................ 107

Lampiran 8. Surat Uji Validitas .................................................................... 108

Lampiran 9. Surat Balasan Uji Balitas .......................................................... 109

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian ................................................................. 110

Lampiran 11. Surat Balasan Izin Penelitian .................................................... 111

Lampiran 12. Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ...................................... 112

Lampiran 13. Lembar Revisi Proposal/Skripsi ............................................... 113

Lampiran 14. Lembar Bimbingan Proposal .................................................... 115

Lampiran 15. Lembar Bimbingan Skripsi....................................................... 117

Lampiran 16. Dokumentasi ............................................................................. 119

Page 18: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak

balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan

kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan peningkatan

kesehatan dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita

ini dapat dilakukan di puskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di

posyandu.

Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes mengupayakan untuk

mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandu merupakan tempat

yang paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara

menyeluruh dan terpadu. (1)

Posyandu sebagai salah satu pelayanan kesehatan berfungsi memudahkan

masyarakat dalam mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu

hamil dan anak balita agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan

berbagai program-program kesehatan sehingga posyandu menjadi wadah titik

temu antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta

masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. (2)

Efektifitas posyandu erat sekali kaitannya dengan partisipasi ibu balita.

Partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran maupun

dalam bentuk dukungan materi. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika

peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud

Page 19: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

2

dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh

kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu

pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi

anak balitanya. Karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan

status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua

maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu

agar status gizi balitanya terpantau. (3)

Keteraturan ibu dalam mengunjungi Posyandu dan menimbangkan

balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh

kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh

kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan intervensi

lebih lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu bagi tenaga kesehatan

khususnya bidan untuk mengkaji dan memberikan intervensi yang sesuai dalam

rangka menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dalam meningkatkan

kunjungan ibu ke Posyandu. (4)

Berdasarkan data UNICEF (United nations Children’s Fund) tahun 2013

terdapat 161 juta balita stunting dan meningkat menjadi 162 juta pada tahun 2014.

Sebagian besar adalah anak-anak yang berada di benua Asia dan selebihnya di

Afrika. Pada tahun 2013, 51 juta anak dibawah usia lima tahun menderita kurus

dan 99 juta menderita berat badan kurang. FAO (Food and Agriculture

Organization of the united Nations) memperkirakan 1 dari 8 penduduk dunia

mengalami gizi buruk, 70 % di dominasi oleh anak di Asia,26 % di Afrika, dan 4

% di Amerika Latin dan Karibia. Sedangkan di Indonesia terdapat 36% balita

Page 20: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

3

yang mengalami malnutrisi. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama

pada balita di Indonesia. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk mulai meningkat

pada usia 6-11 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 12-23 bulan dan 24-35

bulan. (5)

Organisasi Kesehatan Dunia/WHO menyebutkan bahwa Indonesia

tergolong negara dengan status kekurangan gizi yang tinggi karena masih

tingginya angka wasting dan stunting pada tahun 2103 yaitu 13.5% untuk wasting

dan 36,4% untuk stunting. (6)

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu sasaran rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun 2015-2019 dan sasaran

Pembangunan Berkelanjutan (SDGs 2030) adalah prevalensi kekurangan gizi

(underweight) pada anak balita 19,6% pada tahun 2013 menjadi 17% di tahun

2019. Strategi utama untuk menurunkan prevalensi gizi kurang adalah

meningkatkan kegiatan pencegahan melalui pemantauan pertumbuhan anak di

Posyandu.(7)

Instruksi Presiden Nomer 3 tahun 2010 dan Renstra Kementrian

Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan bahwa tahun 2019 sekurangnya 80% anak

ditimbang secara teratur di posyandu. Pencapaian kegiatan pemantauan

pertumbuhan pada tahun 2011 adalah 71,4% dan beberapa provinsi telah

mencapai diatas 80%, sedangkan disebagian provinsi lainnya masih rendah. (8)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nila Eriza Sativa dan

Kharisah Diniyah Ada hubungan antara pekerjaan, pengetahuan, peran kader, dan

sosial ekonomi dengan keaktifan, dimana Tidak ada hubungan antara pendidikan

Page 21: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

4

dengan keaktifan penelitian menunjukan bahwa pendidikan ibu mayoritas tinggi

sebanyak 44 orang (57,1%), mayoritas ibu bekerja sebanyak 50 orang (64,9%),

mayoritas pengetahuan baik dan kurang tentang posyandu sebanyak 26 orang

(33,8%), ibu balita mengatakan kader berperan aktif sebanyak 53 orang (68,8%),

mayoritas ibu aktif ke posyandu sebanyak 41 orang (53,2%), mayoritas ibu

memiliki sosial ekonomi tinggi sebanyak 41 orang (51,9%). Pekerjaan,

pengetahuan, peran kader, dan sosial ekonomi terbukti berhubungan dengan

keaktifan, sedangkan pendidikan tidak berhubungan dengan keaktifan, dengan

nilai p value ≤ 0,05. (9)

Presentase keaktifan ibu akan kegiatan posyandu dapat dilihat dari data

cakupan kunjungan balita keposyandu di puskesmas penanggalan, berdasarkan

survey awal yang telah dilakukan pada Bulan Januari - Mei 2018 adalah 75,2%.

Hal ini memiliki cakupan dibawah target 80 %. Kesenjangan antara angka

pencapaian partisipasi masyarakat atau ketidak teraturan ibu dalam melakukan

kunjungan bulanan ke Posyandu dengan target pada Posyandu dimungkinkan oleh

beberapa faktor. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang dilakukan

dengan berdasarkan pada pengetahuan akan bertahan lebih lama dan kemungkinan

menjadi perilaku yang melekat pada seseorang dibandingkan jika tidak

berdasarkan pengetahuan. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat

mempengaruhi keaktifan ibu dalam membawa anaknya ke posyandu.

Pendidikan orang tua juga merupakan salah satu faktor yang penting

dalam kegiatan posyandu, karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat

Page 22: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

5

menerima segala informasi dari luar terutama tentang kesehatan anak atau dalam

keaktifan membawa balitanya ke posyandu. Pekerjaan mempunyai peranan

penting karena merupakan sumber pendapatan. Seorang ibu yang bekerja dapat

menunjang kehidupannya dan keluarga. Ibu yang mempunyai pekerjaan dengan

waktu yang cukup padat akan mempengaruhi keaktifan ibu dalam kegiatan

Posyandu. Peran kader sangat penting karena kader merupakan penyelenggara

utama dalam kegiatan posyandu. Keikutsertaan kader dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu diharapkan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membawa

balitanya dalam kegiatan posyandu. (10)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Puskesmas Penanggalan dari

10 ibu yang memiliki Batita, 6 ibu tidak aktif membawa batita posyandu dimana 3

ibu berpendidikan rendah, dimana 2 ibu tidak mendapat dukungan keluarga dan 1

ibu jarak ketempat pelayanan kesehatan tidak terjangkau, sedangkan 4 ibu aktif

membawa batitanya ke posyandu setiap bulannya, dan semua berpendidikan

tinggi, mendapat dukungan dari keluarga serta jarak ke tempat pelayanan

kesehatan masih terjangkau. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan Judul Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Ibu Membawa

Balita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan diatas rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut “Apakah Faktor Yang Mempengaruhi

Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018”.

Page 23: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

6

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keaktifan Ibu

Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulusalam Tahun 2018.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Keaktifan Ibu

Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulusalam Tahun 2018.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Ibu

Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulusalam Tahun 2018.

4. Untuk Mengetahui Pengaruh Jarak Ketempat Pelayanan Posyandu Terhadap

Keaktifan Ibu Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas

Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan mampu menjadi landasan untuk menambah dan

meningkatkan wawasan keilmuan dalam memberikan informasi guna

pembangunan ilmu pengetahuan khususnya kebidanan komunitas agar dijadikan

bahan masukan penelitian selanjutnya.

Page 24: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

7

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan

perpustakaan diD-IV Kebidanan Institute Kesehatan Helvetia Medan dan

dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang

telah di dapat, juga berguna sebagai informasi tambahan tentang manfaat

dan pentingnya kunjungan keposyandu.

3. Responden

Sebagai bahan informasi dan wawasan tentang manfaat dan pentingnya

membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya sehingga mengetahui

perkembangan anaknya.

4. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan masukan bagi para

tenaga kesehatan serta dapat meningkatkan dalam hal memberikan

penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai batita bahwa membawa

anaknya keposyandu sangatlah penting guna mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.

Page 25: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nila Eriza Sativa dan Kharisah

Diniyah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu

Balita Dalam Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman, hasil

penelitian menunjukan bahwa pendidikan ibu mayoritas tinggi sebanyak 44 orang

(57,1%), mayoritas ibu bekerja sebanyak 50 orang (64,9%), mayoritas

pengetahuan baik dan kurang tentang posyandu sebanyak 26 orang (33,8%), ibu

balita mengatakan kader berperan aktif sebanyak 53 orang (68,8%), mayoritas ibu

aktif ke posyandu sebanyak 41 orang (53,2%), mayoritas ibu memiliki sosial

ekonomi tinggi sebanyak 41 orang (51,9%). Pekerjaan, pengetahuan, peran kader,

dan sosial ekonomi terbukti berhubungan dengan keaktifan, sedangkan

pendidikan tidak berhubungan dengan keaktifan, dengan nilai p value ≤ 0,05.

Kesimpulan : Ada hubungan antara pekerjaan, pengetahuan, peran kader, dan

sosial ekonomi dengan keaktifan. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan

keaktifan. (11)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reihana dan Artha Budi

Susila Duarsa yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat partisipasi ibu menimbang Balita ke Posyandu. Penelitian dengan desain

studi croos sectional, dilakukan pada bulan Desember 2010 pada 407 orang ibu

yang mempunyai balita sampai umur 60 bulanHasil penelitian didapatkan 54,8%

ibu berpartisipasi aktif menimbang balita ke Posyandu,hal ini menunjukan bahwa

8

Page 26: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

9

partisipasi ibu untuk menimbang balita ke Posyandu di wilayah Puskesmas

Panjang belum optimal. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, kehadiran

petugas, pemberian makanantambahan, motivasi, dan umur balita dengan

partisipasi ibu. Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah interaksi antara

pengetahuan ibu dengan pendidikan ibu setelah dikontrol variabel pendidikan ibu,

umur balita, motivasi dandukungan keluarga dengan nilai OR 4,614. (12)

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. (1)

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan

terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap

posyandu tentu akan berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena salah

satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat

terutama anak balita dan ibu hamil. (1)

Posyandu yang merupakan pusat kegiatan masyarakat, dimana

masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan keluarga berencana dan

Page 27: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

10

kesehatan. Disamping itu, posyandu dapat dimanfaatkan sarana untuk tukar

pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang

duhadapi masyarakat. (13)

Posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk

menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status

gizi balita .

2.2.2. Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar posyandu :

a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat

perpaduan antara pelayanan professional dan nonprofessional (oleh

masyarakat)

b. Adanya kerja sama lintas program yang baik, Kesehatan Ibu Anak (KIA),

Keluarga Berencana (KB), gizi imunisasi, penanggulangan diare maupun

lintas sektoral

c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos

imunisasi, pos kesehatan lain-lain ).

d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4

tahun, ibu hamil, pasangan usia subur (PUS).

e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan Pengembangan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)/ Primary Health Care ) PHC.

Page 28: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

11

2.2.3. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai berikut:

a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan

angka kelahiran.

b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.

c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS).

d. Meneingkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang mengunjang sesuai kebutuhan.

e. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan. Sasaran dalam

pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun)

anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS

(pasangan usia subur). (2)

2.2.4. Sasaran Posyandu

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

b. Anak balita usia sampai 5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur Suatu posyandu seharusnya melayani sekitar 100 balita

(120KK) atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat,

seperti keadaan geografis, jarak antara kelompok rumah, jumlah KK

dalam suatu kelompok dan sebagainya. (14)

Page 29: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

12

2.2.5. Fungsi Posyandu

Fungsi posyandu yaitu:

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama

masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKBA).

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

2.2.6. Manfaat Posyandu

Manfaat Posyandu adalah:

1. Bagi Masyarakat

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian

Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKB).

2) Memperoleh layanan secara professional dalam pemecahan masalah

kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi dan balita.

3) Efisisensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan

pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.

2. Bagi kader dan tokoh masyarakat

1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tenStang upaya kesehatan yang

Page 30: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

13

terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka

Kematian Balita (AKBA).

3. Bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan

kesehatan perorangan primer, dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat

primer.

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi setempat.

3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

4. Bagi sektor lain

1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB),

dan Angka Kematian Balita (AKBA) sesuai kondisi setempat.

2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai

dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sector.(3)

Page 31: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

14

2.2.7. Kegiatan Pokok Posyandu

Kegiatan dalam posyandu sesuai dengan tahap-tahap kegiatan kader antara

lain:

a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

b. Keluarga Berencana (KB)

c. Immunisasi

d. Pelayanan Gizi

e. Penanggulangan Diare Kegiatan posyandu selain lima kegiatan diatas juga

melaksanakan kunjungan rumah terhadap masyarakat wilayah posyandu.

Rumah yang akan dikunjungi ditentukan atau dimusyawarahkan pada

pertemuan kader.

Kriteria ibu yang akan dikunjungi adalah sebagai berikut:

a) Ibu yang mempunyai anak balita dan selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir

dalam kegiatan posyandu.

b) Ibu yang anak balitanya belum mendapatkan kapsul vitamin A.

c) Ibu yang anak balitanya pada bulan lalu di kirim ke Puskesmas, karena:

1) Dalam dua bulan berturut-turut berat badannya tidak naik.

2) Berat badannya di bawah garis merah KMS.

3) Sakit.

d) Ibu hamil yang dalam 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri kegiatan di

Posyandu.

e) Ibu hamil yang pada bulan lalu dikirim ke Puskesmas.

f) Ibu menyusui yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.

Page 32: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

15

g) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapatkan kapsul yodium.

h) Balita yang terlalu gemuk. (14)

2.2.8. Kriteria Kunjungan Ke Posyandu

Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan

posyandu dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu Pratama

frekuensi penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu madya frekuensinya ≥ 8x

per tahun, posyandu purnama frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun dan

posyandu mandiri frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun.

Data hasil pengukuran antropometri diolah menggunakan klasifikasi status

gizi, Data tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yaitu “Aktif” bila

hadir dalam kegiatan penimbangan di posyandu sebanyak ≥ 8x dalam satu tahun,

“ Tidak Aktif” apabila < 8 kali dalam 1 tahun. (14)

2.2.9. Pembentukan Posyandu

Tatacara Pembentukan posyandu yaitu pembentukan posyandu bersifat

fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan

sumber daya. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan

tahapan berikut.

a. Pendekatan Internal Tujuan adalah mempersiapkan para petugas sehingga

bersedia dan memiliki kemampuan mengelola Posyandu melalui berbagai

orientasi dan pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.

b. Pendekatan Eksternal Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat,

khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan

Posyandu melalui berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat.

Page 33: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

16

c. Survei Mawas Diri (SDM) Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki

masyarakat (sense of belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang

dihadapi serta potensi yang dimiiki dengan bimbingan petugas Puskesmas,

aparat pemerintah desa kelurahan dan forum peduli Kesehatan Kecamatan

(jika sudah terbentuk).

d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Inisiatif penyelenggaraaan MMD

adalah para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau

forum peduli Kesehatan Kecamatan. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang

telah ada seperti:

1) Pos penimbangan balita

2) Pos imunisasi

3) Pos keluarga berencana desa

4) Pos kesehatan

5) Pos lainnya yang dibentuk baru

2.2.10. Persyaratan Posyandu

1. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita

2. Terdiri dari 120 kepala keluarga

3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)

4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau

kelompok tidak terlalu jauh. (15)

Page 34: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

17

2.2.11. Alasan Pendirian Posyandu

a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya

pencegahan penyakit dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)

sekaligus dengan pelayanan Keluarga Berencana (KB).

b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan untuk masyarakat,

sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam

bidang kesehatan dan keluarga berencana.

2.2.12. Penyelenggara Posyandu

a. Pelaksanaan kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih

menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas. Pada

pelaksanaan pos pelayanan terpadu melibatkan petugas puskesmas,

petugas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

sebagai penyelenggaraan pelayanan professional dan peran serta

masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyelenggara pelayanan non

professional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan swakelola

masyarakat.

1) Dari segi petugas puskesmas:

a) Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan

pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

b) Perencanaan terpadu tingkat puskesmas (mikro planing), loka karya

mini

c) Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih teknologi.

2) Dari segi masyarakat

a) Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader

kesehatan

Page 35: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

18

b) Perencanaannya melalui musyawarah masyarakat desa

c) Pelaksanaannya melalui sistem meja

Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan melalui dari tahap

persiapan/perencanaan, pelaksanaan bahkan penelitian dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dalam

segi motivasi maupun teknis dari masing-masing sektor.

b. Pengelola Posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang

berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader

kesehatan yang ada di wilayah tersebut. (8)

2.2.13. Lokasi/Letak Posyandu

1. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat

2. Ditentukan oleh masyarakat sendiri

3. Dapat merupakan local tersendiri

4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai

rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

2.2.14. Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan Posyandu

Pelayanan kesehatan yang dijalankan dalam Posyandu yaitu:

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

1) Penimbangan bulanan

2) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

3) Imunisasai bayi 3-14 bulan

4) Pemberian oralit untuk menanggulangi diare

5) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.

Page 36: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

19

2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur

1) Pemeriksaan kesehatan umum

2) Pemeriksaan kehamilan dan nifas

3) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah

darah.

4) Imunisasi TT untuk ibu hamil

5) Penyuluhan kesehatan dan KB

6) Pemberian alat kontrasepsi KB

7) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

8) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

9) Pertolongan pertama pada kecelakaan

2.2.15. Sistem Lima Meja dalam Posyandu

Sistem lima meja dalam posyandu yaitu:

1. Meja 1 : Pendaftaran Anak Balita

Pendaftaran anak balita dimaksudkan agar semua anak balita yang ada

dalam desa diketahui tanggal lahir, umur saat itu, nama orang tua dan anak

keberapa. Daftar anak balita ini dimasukan di dalam buku Register dengan

diberikan nomor register. Berdasarkan pendaftaran anak balita yang bersangkutan

ditulis pada kolom 1, Nomor pendaftaran. Sedangkan Nomor register adalah

Nomor yang diberi indek yang ditulis selain dari buku pendaftaran juga dibagian

depan kartu menuju sehat pada kolom yang disediakan.

Page 37: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

20

2. Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

Penimbangan anak balita (meja 2) dilakukan setelah dipanggil oleh

petugas pendaftaran dengan menyerahkan KMS masing-masing anak.

Penimbangan dengan menggunakan dacin dengan ketepatan kalibrasi dimana

berguna untuk memastikan bahwa hasil penimbangan berat badan benar sesuai

dengan kondisi saat anak tersebut ditimbang. Penimbangan sebaiknya

menggunakan sarung timbang yang telah disediakan oleh proyek gizi, hasil

penimbangan anak, dimasukan ke dalam buku register di Meja 3 untuk

mendapatkan hasil akurat.

3. Meja 3 : Pencatatan hasil

Penimbangan anak balita Meja 3 adalah pencatatan hasil penimbangan dan

analisa perbandingan antara penimbangan bulan sebelumnya dengan

penimbangan bulna ini. Apabila terjadi penurunan BB anak yang bersangkutan,

maka kader di meja 3 wajib menanyakan histori terjadinya penurunan BB kepada

ibunya (yang membawa anak balita ke Posyandu). Selain itu di meja 3 dilakukan

pemeriksaan terhadap:

1) Imunisasi yang sudah diterima

Imunisasi terbukti mampu memberantas penyakit menular,

seperti campak, gondongan, batuk rejan (pertusis), polio, cacar air, dan

lainnya. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu yang mempunyai bayi

untuk membawa bayinya ke Posyandu, Puskesmas, bidan, maupun dokter

untuk mendapatkan imunisasi. Di Indonesia ada 5 jenis imunisasi wajib

Page 38: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

21

untuk bayi, dan ini diberikan secara gratis di Posyandu. Jenis imunisasi

ini adalah:

a) Hepatitis B

Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan

sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk

mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat proses

kelahiran.

b) Polio

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan.

Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan,

4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh

layu.

c) BCG

BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya

sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia

2 bulan. Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah

kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput

otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian.

d) Campak

Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan

24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak

perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR

pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit

Page 39: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

22

campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru),

diare, dan bahkan bisa menyerang otak.

e) Pentavalen (DPT-HB-HiB)

Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin DPT (difteri,

pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis B), dan vaksin HiB

(haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah

6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis

B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan

sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18

bulan.

f) Pemberian kapsul vitamin A

Pemberian Vitamin A secara program disesuaikan dengan jadwal

pemerintah yaitu pada bulan vitamin A (Februari dan Agustus).

Praktisnya, ada 2 sediaan vitamin A yang diberikan, yaitu biru untuk

bayi yang berusia 6-11 bulan, sedangkan merah untuk anak balita usia

12 bulan – 59 bulan atau 1 – 5 tahun. Apabila tidak hadir saat

posyandu, saudari bisa bawa Anak saudari ke Puskesmas terdekat

sehingga nantinya dapat diberikan di Poli KIA.

2) Pernah tidaknya dirujuk ke Puskesmas

Hal-hal lain yang menyangkut kesehatan dan perkembangan anak balita

yang bersangkutan.

a. Pengaruh dari diri sendiri. Seperti jenis kelamin, kesehatan fisik

dan mental, serta faktor genetik.

Page 40: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

23

b. Pengaruh dari keluarga. Seperti hubungan dengan keluarga, pola

asuh orangtua, nilai-nilai dalam keluarga, kondisi finansial orangtua,

tingkat pendidikan dan pekerjaan orangtua, hingga kesehatan fisik dan

mental orangtua.

c. Pengaruh dari masyarakat. Seperti keamanan dan kesehatan

lingkungan rumah, tetangga, hingga sekolah.

d. Pengaruh budaya. Setiap daerah memiliki nilai, kepercayaan, dan

pandangan yang berbeda dalam membesarkan anak.

Dari hasil pengamatan KMS inilah, balita yang bersangkutan perlu

mendapat immunisasi, kapsul vitamin A, nasehat tentang pola makan dan lain-lain

yang dilaksanakan di meja 4.

4. Meja 4 : Penyuluhan kesehatan dan gizi

Di meja ini berdasarkan saran dari meja 3 dilakukan penyuluhan kesehatan

tentang :

1) Bagaimana menjaga kesehatan anak

2) Pemberian makanan dirumah tangga

3) Di meja 4 ini juga diberikan pelayanan pemberian vitamin A dosis tinggi.

Setiap bulan vitamin A (Februari dan Agustus) pemberian oralit dan obat-

obatan sederhana disiapkan di Posyandu, serta membuat surat rujukan ke

Puskesmas bila diperlukan dengan menggunakan formulir rujukan anak

balita.

Page 41: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

24

5. Meja 5 : Pelayanan imunisasi dan KB

Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan immunisasi dan KB dilakukan di

Puskesmas, namun momen penimbangan bulan anak balita dapat dilakukan

dengan memberikan pelayanan imunisasi dan KB, baik kecamatan (PPLKB)

dengan kader KB desa. Petugas pada meja 1-4 dilaksanakan oleh para kader PKK

sedangkan meja 5 merupakan meja pelayanan Perawat atau Bidan. (8)

2.2.16. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke

Posyandu

1. Umur Ibu

Dalam kamus Bahasa Indonesia umur adalah lama waktu hidup atau ada

(sejak dilahirkan atau diadakan). Pada ibu yang berumur muda dan baru

memiliki anak akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap anak mereka, seiring bertambah usia, bertambah kesibukan dan

bertambah jumlah anak maka ini akan mempengaruhi motivasi untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk anak.

2. Pendidikan Ibu Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terahir

yang ditempuh dan dimiliki oleh seseorang dengan mendapatkan

sertifikasi/ijazah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tingi. Pendidikan

adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan (input),

yaitu sasaran pendidikan, keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku

baru atau kemampuan dari sasaran pendidikan. Proses tersebut

dipengaruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum,

pendidik, metode, dan sebagainya serta perangkat keras (hardware) yang

Page 42: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

25

terdiri dari ruang, perpustakaan (buku-buku), dan alat-alat bantu

pendidikan lain. Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang

dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum,

kemampuan analisis serta pengembangan kepribadian.

Pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama

menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional

tujuannya dibedakan menjadi 3 aspek yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap

(efektif), dan aspek ketrampilan (psikomotor). Pendidikan yang tinggi

seseorang akan lebih mudah memahami tentang suatu informasi.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk memberikan

kemampuan berfikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh

dengan pertimbangan yang lebih rational dan pendidikan yang baik akan

memberikan kemampuan yang baik pula dalam mengambil keputusan

tentang kesehatan keluarga. (16)

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan hal yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Kerja merupakan suatu

yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan ibu bisa bermacam-macam,

berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya,

dan orang berhap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan yang akan

membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada

Page 43: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

26

keadaan yang sebelumnya. Aspek sosial ekonomi akan berpengaruh pada

partisipasi masyarakat di posyandu.

Semua ibu yang bekerja baik di rumah atau luar rumah, keduanya

akan tetap meninggalkan anak-anaknya untuk sebagian besar waktu. Satu

sumber pendapatan dalam keluarga dengan adanya pekerjaan tetap dalam

suatu keluarga, maka keluarga tersebut relative terjamin pendapatannya

setiap bulan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang

cukup padat akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan

Posyandu. Orang tua yang bekerja akan tidak mempunyai waktu luang,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas pekerjaan

orang tua semakin sulit datang ke Posyandu. Banyak ibu-ibu bekerja

mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor

bekerja saja nampak berpengaruh pada peran ibu yang memiliki balita

sebagai timbulnya suatu masalah pada ketidakaktifan ibu kunjungan ke

posyandu, karena mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan yang belum

cukup, yang berdampak pada kunjungan ke posyandu, serta tidak ada

waktu ibu mencari informasi karena kesibukan mereka dalam bekerja.

Kondisi kerja yang menonjol sebagi faktor yang mempengaruhi ketidak

aktifan. Hal ini dapat menyebabkan frekuensi ibu yang memiliki balita

untuk kunjungan ke posyandu akan berkurang. (17)

4. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan

Page 44: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

27

(beliefs), tahayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru

(mis-information). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang

lain, media masa maupun lingkungan. (18)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan seseorang

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu.

Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang

ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui. Pengetahuan

diperlukan kondisi belajar tertentu seperti:

a. Peserta didik harus disajikan fakta atau informasi sedemikian rupa sehingga

mereka mengerti.

b. Peserta didik mampu menyimpan fakta atau informasi dalam ingatanya,

sehingga fakta tersebut mudah diingat kembali bila diperlukan.

c. Peserta didik mampu menyajikan informasi yang disajikan sehingga dapat

digunakan untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah dilapangan

nantinya.

Page 45: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

28

Tingkat Pengetahuan ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu

1) Tahu (know)

Dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima dengan

cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comperehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut

yang masih ada kaitannya antara suatu dengan yang lain dapat ditunjukan

dengan menggambarkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan dapat

menyusun formulasi yang baru.

Page 46: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

29

6) Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

kriteria yang sudah ada.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang akan lebih langgeng

bila didasari dengan perilaku dan pengalaman. Sebelumnya seseorang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang terjadi proses berurutan yakni:

a. Awarenes (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Insert (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik stimulus, sikap seseorang

sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), dimana seseorang mulai menimbang-

nimbang terhadap baik buruknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

seseorang sudah lebih baik.

d. Trial (mencoba), dimana orang mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki stimulus.

Adaptasi, dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Cara Memperoleh pengetahuan Beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu :

1) Cara Tradisional

a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Coba salah ini dipakai orang sebelum

kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

Page 47: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

30

dilakukan dengan menggunakan “kemungkinan” dalam memecahkan

masalah dan apabila “kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan dicoba

lagi.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi masa lalu.

2) Cara Modern

Memperoleh Pengetahuan Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau

suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular. (19)

1. Klasifikasi Taksonomi Bloom Adapun tasonomi atau klasifikasi adalah

sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif (cognitive domain)

Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-

aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran. Bloom membagi ranah kognitif

ke dalam enam tingkatan atau kategori, yaitu:

1) Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan

disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan,

digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall)

Page 48: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

31

atau mengenal kembali (recognition). Kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.

2) Pemahaman (comprehension)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna

dan arti tentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam

menguraikan isi pokok bacaan; mengubah data yang disajikan dalam

bentuk tertentu ke bentuk lain. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi

daripada kemampuan.

3) Penerapan (application)

Kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk

menghadapi suatu kasus atau problem yang konkret atau nyata dan baru.

8 kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur metode, rumus, teori

dan sebagainya. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu

rumus pada persoalan yang dihadapi atau aplikasi suattu metode kerja

pada pemecahan problem baru. Misalnya menggunakan prinsip.

Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan.

4) Analisis (analysis)

Di tingkat analisis, sesorang mampu memecahkan informasi yang

kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan

informasi lain. Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat

Page 49: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

32

dipahami dengan baik. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada

kemampuan.

5) Sintesis (synthesis)

Kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-

bagian dihubungkan stu sama lain. Kemampuan mengenali data atau

informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang

dibutuhkan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu

rencana penyusunan satuan pelajaran. Misalnya kemampuan menyusun

suatu program kerja. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada

kemampuan.

6) Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi

pembelajaran, argumen yang berkenaan dengan sesuatu yang diketahui,

dipahami, dilakukan, dianalisis dan dihasilkan. Kemampuan untuk

membentuk sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya

kemampuan menilai hasil karangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

menentukan penilaian terhadapa sesuatu.

b. Ranah Afektif (affective domain)

Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,

dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan

yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan

terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang

Page 50: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

33

berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif

ini disusun oleh Bloom bersama dengan David Krathwol, antara lain:

1) Penerimaan (receiving)

Seseorang peka terhadap suatu perangsang dan kesediaan untuk

memperhatikan rangsangan itu, seperti penjelasan yang diberikan oleh

guru. Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di

lingkungannya yang dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan

perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Misalnya juga

kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

2) Partisipasi (responding)

Tingkatan yang mencakup kerelaan dan kesediaan untuk

memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Hal ini dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan

yang disjikan, meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam

memberikan tanggapan. Misalnya, mematuhi aturan dan berpartisipasi

dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing)

Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan

membawa diri sesuai dengan penilaian itu. 16 Mulai dibentuk suatu

sikap,menrima, menolak atau mengabaikan. Misalnya menerima

pendapat orang lain.

Page 51: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

34

4) Organisasi (organization)

Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan

pegangan dalam kehidupan. Misalnya, menempatkan nilai pad suatu

skala nilai dan dijadikan pedoman dalam bertindak secara

bertanggungjawab.

5) Pembentukan Pola Hidup (characterization by a value)

Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, sehingga menjadi milik

pribadi (internalisasi) menjadi pegangan nyata dan jelas dalam

mengatur kehidupannya sendiri. Memiliki sistem nilai yang

mengendalikan tingkah lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya

hidupnya. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup

diberbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada tugas

belajar atau bekerja. Misalnya juga kemampuan mempertimbangkan

dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.

c. Ranah Psikomotor (psychomotoric domain)

Ranah psikomotor kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor

dengan pendidkan fisik dan atletik, tetapi banyak subjek lain, seperti menulis

dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan. Kawasan

psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan

jasmani. Rician dalam ranah ini tidak dibuat oleh Bloom, namun oleh ahli lain

yang berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, antara lain:

Page 52: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

35

1) Persepsi (perception)

Kemampuan untuk menggunakan isyaratisyarat sensoris dalam

memandu aktivitas motrik. Penggunaan alat indera sebagai rangsangan

untuk menyeleksi isyarat menuju terjemahan. Misalnya, pemilihan

warna.

2) Kesiapan (Set)

Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu

gerakan. kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan

gerakan. Misalnya, posisi start lomba lari.

3) Gerakan terbimbing (guided response)

Kemampuan untukmelakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang

diberikan. Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,

termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan cobacoba. Misalnya,

membuat lingkaran di atas pola.

4) Gerakan yang terbiasa (Mechanical Response)

Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh

yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya. Membiasakan

gerakangerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan

meyakinkan dan cakap. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan

tepat.

5) Gerakan yang kompleks (Complex Response)

Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari

banyak tahap dengan lancar, tepat dan efisien. Gerakan motoris yang

Page 53: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

36

terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang

kompleks. Misalnya, bongkar pasang peralatan dengan tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan (Adjusment)

Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola

gerakan dengan persyaratan khusus yang berlaku. Keterampilan yang

sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.

Misalnya, keterampilan bertanding.

7) Kreativitas (Creativity)

Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa

atau inisiatif sendiri. Misalnya, kemampuannya membuat kreasi tari

baru. (18)

5. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan

instrumental dan dukungan emosional. Keseluruhan elemen tersebut terwujud dalam

bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikan (20).

Selain dari suami ibu juga membutuhkan dukungan keluarga dari

orangtua/mertua yang juga memiliki sikap positif terhadap keaktifan membawa

anaknya keposyandu. Dukungan adalah orang yang mendukung, penunjang,

penyokong, pembantu. Sedangkan suami dalah pria yang menjadi pasangan istri.

Sehingga dukungan suami dapat didefinisikan sebagai bantuan yaang diberikan oleh

Page 54: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

37

suami. Bantuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bantuan yang diberikan

oleh suami terhadap istri dalam keaktifan dalam membawa anaknya ke posyandu.

Ada 4 aspek dukungan yang dikemukakan oleh Sarafino, yaitu :

4) Dukungan Emosional

Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap

individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan

diperhatikan. Dukungan ini meliputi prilaku seperti memberikan perhatian

dan efektif serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

5) Dukungan Penghargaan

Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan

penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain.

6) Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa

bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

(20)

7) Dukungan Informasi

Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan

umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.

Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Dukungan Sosial keluarga yaitu :

1) Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak didapat dari keintiman dari pada aspek-

aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka

dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

Page 55: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

38

2) Harga Diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan

menerima bantuan dari orang lain diartikan bahwa individu yang

bersangkutan tidak mampu lagi berusaha

3) Keterampilan Sosial

Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan

sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas.

Sedangkan, individu yang kurang luas pergaulannya memiliki

keterampilan sosial yang rendah pula. Menurut Marilyn faktor-faktor

yang mempengaruhi : kelas sosial, bentuk-bentuk keluarga, latar

belakang keluarga, tahap siklus kehidupan keluarga, peristiwa

situasional khususnya masalah-masalah kesehatan atau sakit.(20)

6. Jarak Ketempat Palayanan Posyandu

Salah satu faktor yang menghubungkan pencapaian derajat kesehatan,

termasuk pemberian kelengkapan imunisasi dasar adalah adanya keterjangkauan

tempat pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Kemudahan untuk mencapai

pelayanan kesehatan ini antara lain ditentukan oleh adanya transportasi yang

tersedia sehingga dapat memperkecil jarak tempuh, hal ini akan menimbulkan

motivasi ibu untuk datang ketempat pelayanan imunisasi. (21)

Tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan

enggan untuk mendatanginya. Jauhnya tempat pelayanan bisa menyebabkan

pembengkakan akomodasi pelayanan ,karena selain biaya pelayanan kesehatan

Page 56: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

39

ada biaya tambahan yaitu biaya trasportasi. Bagi orang – orang yang berfikir

sederhana mungkin akan memutuskan untuk tidak datang ke sarana pelayanan

kesehatan. Hal ini mungkin terjadi adalah ketidakterjangkauan sarana pelayanan

kesehatan oleh masyarakat. Jarak kefasilitas pelayanan kesehatan akan

mempengaruhi pemanfaatan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan .(21)

Ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga

kesehatan yang ada dan mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang

memberi kontribusi terhadap perilaku dalam mendapatkan pelayanan kesehatan

dengan jarak 1-2 km atau ≥ 2 km. Semakin kecil jarak jangkauan masyarakat

terhadap suatu tempat pelayanan kesehatan berkisar 1-2 km , maka akan semakin

sedikit pula waktu yang diperlukan sehingga tingkat pemanfaatan pelayanan

kesehatan meningkat dan semakin jauh jarak jangkauan masyarakat terhadap

suatu tempat pelayanan kesehatan berkisar ≥2 km , maka akan semakin besar pula

waktu yang diperlukan sehingga tingkat pemanfaatan kurang efektif. (22)

2.2.17. Kriteria Kunjungan ke Posyandu

Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan

posyandu dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu Pratama

penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu Madya frekuensi penimbangannya ≥

8x per tahun, posyandu Purnama frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun dan

posyandu Mandiri ≥ 8x per tahun. Kriteri keaktifan dalam kunjungan balita

keposyandu paling baik adalah aktif setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk itu

kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi

penimbangan atau kunjungan balita kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih

Page 57: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

40

rawan. Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam

kurun waktu 1 tahun dianggap sudah cukup baik. Data hasil pengukuran

antropometri diolah menggunakan klasifikasi status gizi. Data tingkat kehadiran

balita dikategorikan manjadi dua, yaitu “ Aktif” bila hadir dalam kegiatan

penimbangan diposyandu sebanyak ≥ 8x dalam 12 bulan / 1 tahun. “ Tidak Aktif”

bila hadir dalam kegiatan penimbangan diposyandu sebanyak ≤ 8x dalam 12

bulan / 1 tahun.

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan tentatif ( sementara ) mengenai

kemungkinan hasil dari suatu kemungkinan dari suatu penelitian. Hipotesis

merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang

diajukan dalam penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada Pengaruh Pengetahuan Terhadap Keaktifan Ibu Membawa Batita (12-36

Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun

2018.

2. Ada Pengaruh Pendidikan Terhadap Keaktifan Ibu Membawa Batita (12-36

Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun

2018.

3. Ada Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Ibu Membawa Batita

(12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

Tahun 2018.

Page 58: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

41

4. Ada Pengaruh Jarak Ke Tempat Pelayanan Posyandu Terhadap Keaktifan

Ibu Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulusalam Tahun 2018.

Page 59: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu suatu desain yang

digunakan untuk menjelaskan atau mengungkapkan hubungan korelasi antar

variabel. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis korelasi antara variabel

independen (faktor pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, peran kader, dan sosial

ekonomi) dan variabel dependen (keaktifan ibu membawa batita) keposyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018. Pendekatan yang

digunakan adalah cross sectional yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau

kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan

(dalam waktu yang bersama). (23)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Penanggalan Jalan Teuku Umar No

196. Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh dan di

Puskesmas ini juga belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai April – Oktober 2018.

42

Page 60: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

43

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. populasi dapat bersifat

jumlah terbatas dan tidak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu

yang memiliki bayi usia 12-36 Bulan di Puskesmas Penanggalan berjumlah 125

orang dari 7 posyandu.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik random sampling dengan

menggunakan rumus slovin :

n =N

1 + N (e)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih

bisa ditolerir : e=0,1

Dalam rumus slovin ada ketentuan sebagai berikut

Nilai e =0,05 (5%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e =0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 125 ,sehingga presentase

kelonggaran yang digunakan adalah 10 % dan hasil perhitungan dapat dibulatkan

untuk mencapai kesesuain .maka untuk mengetahui sampel penelitian ,dengan

perhitungan sebagai berikut :

Page 61: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

44

𝑛 =125

1 + 125 (0,1)2

𝑛 =125

2,25

n = = 55,5 =56

Maka besar sampel pada penelitian ini berjumlah 56 responden dan

persentase populasi dengan cara random sampling yaitu :

1. Posyandu Melati = 18 orang : 18/125x56 = 8 orang

2. Posyandu Kasih Ananda = 17 orang : 17/125x56 = 8 orang

3. Posyandu Mekar Sari = 16 orang : 16/125x56 = 6 orang

4. Posyandu Ananda = 19 orang : 19/125x56 = 9 orang

5. Posyandu Mutiara Hati = 20 orang : 20/125x56 = 9 orang

6. Posyandu Teratai = 18 orang : 18/125x56 = 8 orang

7. Posyandu Mawar = 17 orang : 17/125x56 = 8 orang

Pengambilan 56 sampel dengan cara mengundi lalu mengambil nomor

yang ganjil saja.

Page 62: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

45

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan antara variabel yang ingin diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan yaitu Faktor Yang Mempengaruhi

Keaktifan Ibu Membawa Batita (12-36 Bulan) Ke Posyandu di Puskesmas

Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema .1. Kerangka Konsep

3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi yang membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diteliti .

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai

pengertian posyandu, manfaat posyandu, jadwal posyandu pada bayi, batita

dan balita.

2. Tingkat Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya

manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

Faktor yang

mempengaruhi :

- Pengetahuan

- Tingkat

Pendidikan

- Dukungan

Keluarga

- Jarak ketempat

pelayanan

posyandu

Keaktifan Ibu Membawa

Batita Keposyandu.

Page 63: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

46

kepribadian ibu yang telah diperoleh dari sekolah dan pendidikan terakhir ibu

yang telah dilalui.

3. Dukungan Keluarga adalah dukungan yang diberikan keluarga secara formal

maupun non formal terhadap ibu bayi, batita dan balita terkait program dan

kegiatan diposyandu yang dilakukan setiap bulannya di Posyandu maupun

Puskesmas.

4. Jarak ketempat Pelayanan posyandu adalah Persepsi responden terhadap

Jarak dan perjalanan ke posyandu dari rumah yang mudah atau sulit untuk

ditempuh, sehingga mempermudah atau mempersulit ibu yang memiliki

batita untuk posyandu .

5. Keaktifan ibu adalah frekuensi atau jumlah kedatanngan ibu ke posyandu

dengan membawa anak bayi, batita dan balitanya setiap bulannya sehingga

mengetahui perkembangan anaknya yang diperoleh setiap bulannya dari

layanan kesehatan diPosyandu maupun di Puskesmas.

Page 64: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

47

TABEL 3.1.

Aspek pengukuran dan Variabel Independen dan Variabel Dependen

No Variabel Jumlah

Pertanyaan

Cara dan

Alat Ukur

Skala

Pengukuran Value

Jenis Skala

Ukur

1.

2

3

4

5

Pengetahuan

Ibu

Tingkat

Pendidikan

Dukungan

keluarga

Jarak

Ketempat

pelayanan

Posyandu

Keaktifan ibu

membawa

Batita

Posyandu

8 Pertanyaan

1

Pertanyaan

8

Pertanyaan

1

Pertanyaan

1

Pertanyaan

Kuesioner

Benar = 1

Salah = 0

Kuesioner

Kuesioner

Ya = 1

Tidak = 0

Kuesioner

Kuesioner

Skor 5-8

Skor 0-4

PT

SD-SMA

Skor 5-8

Skor 0-4

Terjangkau 1-

2 km

Tidak

Terjangkau >

2 km

≥ 8 x dalam

12 bulan

terakhir

< 8 x dalam

12 bulan

terakhir

Baik

(1)

Kurang

(2)

Tinggi

(1)

Rendah

(2)

Dukungan Baik

(1)

Dukungan Kurang

(2)

Terjangkau

(1)

Tidak terjangkau

(2)

Aktif

(1)

Tidak Aktif

(2)

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama), atau merupakan data karakteristik responden.

Page 65: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

48

2. Data sekunder meliputi deskriptif dilokasi penelitian, misalnya fasilitas

pelayanan kesehatan, jumlah tenaga dan pelaksanaan pelayanan

keperawatan serta data lain yang mendukung analisi terhadap data primer

3. Data Tertier yaitu data yanng diperoleh dari berbagai referensi yang

sangat valid misalnya jurnal, text book, SDKI, Riskesda 2013, WHO.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang telah

disiapkan oleh peneliti dan dibagikan kepada responden.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh pada penelitian awal tentang faktor yang

mempengaruhi keaktifan ibu membawa batita ke posyandu di puskesmas

penanggalan

3. Data Tertier

Data yang diperoleh dari jurnal atau web site yang sah tentang, UNICEF,

Depkes, WHO, Kepmenkes.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner pengetahuan, Tingkat Pendidikan, dukungan keluarga dan

jarak ketempat pelayanan posyandu dimana disusun dan dikembangkan sendiri

oleh penulis. Sehingga sebelum disebar, dilakukan uji coba .

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrument dalam pengumpulan data. Instrumen harus dapat mengukur

Page 66: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

49

apa yang seharusnya diukur. Menentukan derajat ketepatan dari instrument

penelitian berbentuk kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan menggunakan Uji

Product Moment Test. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada

sekelompok ibu hamil sebagai sasaran uji responden sebanyak 20 orang di

Puskesmas Simpang Kiri. Kemudian pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) tersebut

di beri skor atau nilai jawaban masing-masing sesuai dengan sistem penilaian

yang ditetapkan.

Tabel 3.2.

a. Soal Validitas Pengetahuan

No Item sig 2 Tailed p-value Hasil

Pernyataan 1

Pernyataan 2

Pernyataan 3

Pernyataan 4

Pernyataan 5

Pernyataan 6

Pernyataan 7

Pernyataan 8

Pernyataan 9

Pernyataan 10

0,000

0,000

0,023

0,001

0,001

0,052

0,000

0,001

0,539

0,001

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Tidak Valid

Valid

Valid

Tidak Valid

Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 2 tailed untuk pertanyaan

pengetahuan nomor 1,2,3,4,5,7,8,10 lebih kecil dari p-value (0,05), dan

pertanyaan tersebut dinyatakan valid, sedangkan untuk pertanyaan 6,9 lebih besar

dari p-value (0,05) berarti tidak valid.

b. Soal Validitas Dukungan Keluarga

No Item sig 2 Tailed p-value Hasil

Butir soal 1

Butir soal 2

Butir soal 3

Butir soal 4

Butir soal 5

0,000

0,001

0,044

0,078

0,009

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

Valid

Valid

Valid

Tidak Valid

Valid

Page 67: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

50

Butir soal 6

Butir soal 7

Butir soal 8

Butir soal 9

Butir soal 10

0,014

0,060

0,000

0,025

0,001

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

Valid

Tidak Valid

Valid

Valid

Valid

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 2 tailed untuk pertanyaan

pengetahuan nomor 1,2,3,5,6,7,8,9 lebih kecil dari p-value (0,05), dan pertanyaan

tersebut dinyatakan valid, sedangkan untuk pertanyaan 4,10 lebih besar dari p-

value (0,05) berarti tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini dapat menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. Kuesioner sebagai alat ukur untuk gejala-gejala sosial (non

fisik) harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. untuk itu sebelum digunakan

penelitian harus dites (diuji coba) sekurang-kurangnya dua kali. Uji coba tersebut

diuji dengan tes menggunakan rumus korelasi pearson (pearson correlation),

seperti di atas. Perlu dicatat, bahwa perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya

pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian

harus menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas.

Dikatakan reliable jika memenuhi ketentuan yaitu rhitung>rtabel.

Page 68: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

51

Tabel 3.5.

Hasil Uji Reliabilitas hasil pengetahuan

Cronbach”s Alpa N of Items R tabel keterangan

0,942 8 0,658 Reliabel

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Cronbach”s Alpa untuk 8

pertanyaan diperoleh 0,942 dan lebih besar dari nilai r hitung 0,658 dinyatakan

reliable.

Hasil Uji Reliabilitas hasil Dukungan Keluarga

Cronbach”s Alpa N of Items R tabel Keterangan

0,919 8 0,658 Reliabel

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai Cronbach”s Alpa untuk 8

pertanyaan diperoleh 0,919 dan lebih besar dari nilai r hitung 0,658 dinyatakan

reliable.

3.7. Metode Pengolahan Data

Setelah seluruh data terkumpul maka analisa data dilakukan melalui

pengolahan data yang mencakup kegiatan sebagai berikut :

1. Collecting yaitu Mengumpulkan data yang diperoleh dari jawaban responden

2. Checking (Pemeriksaan data) proses pengolahan data dengan cara pengecekan

kembali kelengkapan data yang telah terkumpul agar dapat diolah dengan

benar, apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan dilakukan

pendataan ulang.

3. Coding (Pemberian kode) pengolahan data dengan cara memberikan kode-

kode pada setiap jawaban responden.

Page 69: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

52

4. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik

komputerisasi dengan memasukan kode yang dimasukan kedalam aplikasi

SPSS

5. Data Processing yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan

kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

3.7.1. Analisa Univariat:

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen yaitu

pengetahuan, tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan jarak ketempat

pelayanan posyandu.

3.7.2. Analisa Bivariat:

Analisa ini digunakan untuk menguji faktor yang mempengaruhi keaktifan

ibu membawa balita ke posyandu di puskesmas penanggalan kota subulusalam tahun

2018 dengan menganalisis uji statistik chi-square, dimana nilai α =0,05 jika

divariabel independen ada hubungan nilai asyim hubungan. Taraf signifikan (α =

0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika nilai P<0.05 maka H0 ditolak,

apabila nilai P>0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam bentuk tabel agar

dapat dengan mudah melihat hubungan.

3.7.3. Analisa Multivariat

Pada analisis multivariat, uji statistik yang digunakan adalah regresi

berganda. Uji ini digunakan untuk menganalisis hubungan beberapa variabel

indevenden dengan satu variabel dependen. Hasil analisis multivariat dapat dilihat

dari nilai expose atau yang disebut odd ratio. Semakin besar nilai odd ratio berarti

semangkin besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisi. Untuk

Page 70: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

53

mengetahui hubungan lebih dari suatu variabel independen dengan satu variabel

dependen harus dilakukan analisis multivariat, uji statistik yang digunakan biasanya

regresi berganda ( Multiple Regression), untuk mengetahui variabel independen yang

mana yang lebih erat hubungannya dengan variabel dependen. Variabel independen

dngan nilai OR terbesar, itulah yang ditetapkan sebagai faktor .(24)

Page 71: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Data Geografis Daerah

Kecamatan Penanggalan Pemerintah Kota Subulussalam secara Geografis,

Kecamatan Penanggalan terletak antara 02027

’39

’’- 03

000

’00’’ Bujur Timur

dengan Luas area Kurang Lebih 93 km2, yang di bagi menjadi 6 desa yaitu, Desa

Penanggalan, desa Dasan raja, Desa Penanggalan Timur, Desa Penanggalan Barat,

Desa Lae motong, dan Desa Lae bersih, dengan batas sebagai berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simpang Kiri

2. Sebelah Barat berbatasan dengan puskesmas Jontor

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Aceh tenggara

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Aceh singkil

Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan pantai

Timur Aceh serta memiliki topogafi, kountur dan iklim yang bervariasi Kawasan

hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal, kawasan dataran rendah

dan mempunyai iklim tropis pegunungan dengan suhu udara berkisar antara 240

c

– 280 c, di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.

4.1.2. Data Demografi

Puskesmas Penanggalan adalah puskesmas tidak Rawat Inap. Puskesmas

Penanggalan dipimpin oleh kepala Puskesmas yang bernama dr.Hj.Diana dewi

yang sebelumnya dipimpin oleh dr.H.Sarifin usman kombih. Puskesmas

Penanggalan berdiri pada tahun 1992 pada bulan juni tepatnya tanggal 23 yang

54

Page 72: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

55

dipimpin oleh dr. H Aminunsah luas daerah Kecamatan Penanggalan Kota

Subulussalam adalah 22,52 km dengan jumlah penduduk 8.643 jiwa terdiri dari 6

Desa dan 20 dusun terdapat 5 poskesdes, dan 7 pos posyandu.

4.1.3. Visi dan Misi Puskesmas Penanggalan

1. Visi Puskesmas Penanggalan adalah menjadikan puskesmas Penanggalan

sebagai puskesmas dengan pelayanan prima dalam mewujudkan masyarakat

kecamatan penanggalanyang hidup sehat dan mandiri.

2. Misi Puskesmas Penanggalan Terdiri dari :

1) Memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat

2) Menggalangkemitraan dengan berbagai sektor dalam mewujudkan

masyarakat yang hidup sehat dan mandiri

3) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, bertanggung jawab,

berkualitas, dan bertanggung jawab.

Page 73: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

56

Page 74: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

57

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Karakteristik Responden

TABEL 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Karakteristik Jumlah

f %

1

2

3

Umur

<20 Tahun

20-35 Tahun

>35 Tahun

6

32

18

10,7

57,1

32,1

Total 56 100,0

1

2

3

Paritas

Primigravida

Multigravida

Grandemultigravida

16

35

5

28,6

62,5

8,9

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu

berumur < 20 tahun tahun sebanyak 6 orang (10,7%), berumur 20-35 tahun

sebanyak 32 orang (57,1%), dan >35 tahun sebanyak 18 orang (32,1%). Ibu

berumur memiliki paritas primigravida sebanyak 16 orang (28,6%), multigravida

sebanyak 35 orang (62,5%), dan grandemultigravida sebanyak 5orang (8,9%).

Page 75: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

58

4.2.2. Analisa Univariat

1. Pengetahuan

TABEL 4.2

Distribusi Frekuensi jawaban pengetahuan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No

Pertanyaan

Jawaban

Total Benar Salah

f % f % f %

1 Yang dimaksud dengan posyandu

adalah...

50 89,3 6 10,7 56 100,0

2 Menurut ibu manfaat

penimbangaan untuk batita

diposyandu adalah ...

29 51,8 27 48,2 56 100,0

3 Menurut ibu tujuan dari posyandu

adalah....

30 53,6 26 46,4 56 100,0

4 Batita ditimbang setiap.... 39 69,6 17 30,4 56 100,0

5 Yang menjadi sasaran utama dalam

kegiatan posyandu adalah.........

29 51,8 27 48,2 56 100,0

6 Pada usia berapa batita sebaiknya

ditimbang posyandu.....

28 50,0 28 50,0 56 100,0

7 Menurut ibu yang melaksanakan

kegiatan diposyandu adalah........

26 46,4 30 53,6 56 100,0

8 Salah satu kegiatan diposyandu

adalah pemberian kapsul vitamin A

pada balita, menurut ibu pemberian

vitamin A tersebut setiap hari..........

42 75,0 14 25,0 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban

pengetahuan tentang keaktifan ibu membawa batita posyandu dari 56 responden

(100%), mayoritas menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 50 orang

(89.3%), dan minoritas menjawab pertanyaan nomor 7 sebanyak 26 orang

(46.4%), yang mayoritas menjawab salah pada pertanyaan nomor 7 sebanyak 30

orang (53.6%), dan minoritas menjawab pertanyaan nomor 1 sebanyak 6 orang

(10.7%).

Page 76: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

59

TABEL 4.3

Distribusi Frekuensi pengetahuan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Pengetahuan Ibu Jumlah

f %

1

2

Baik

Kurang

23

33

41,1

58,9

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu

berpengetahuan baik sebanyak 23 orang (41,1%), berpengetahuan kurang

sebanyak 33 orang (58,9%).

2. Pendidikan

TABEL 4.4

Distribusi Frekuensi pendidikan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas

Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Pendidikan Jumlah

f %

1

2

Tinggi (PT)

Rendah (SD-SMA)

21

35

37,5

62,5

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu

berpendidikan tinggi sebanyak 21 orang (37,5%), dan berpendidikan rendah

sebanyak 33 orang (62,5%).

Page 77: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

60

3. Dukungan Keluarga

TABEL 4.5

Distribusi Frekuensi jawaban dukungan keluarga Membawa Batita Ke Posyandu

di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

N

o

Pertanyaan

Jawaban

Total Benar Salah

f % f % f %

1 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) memberikan

informasi kepada ibu tentang

pentingnya membawa anaknya ke

posyandu

51 91,1 5 8,9 56 100,0

2 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) tidak pernah

memberikan informasi tentang

masalah kesehatan yang dapat terjadi

jika anak tidak dibawa secara rutin

setiap bulan keposyandu

34 60,7 22 39,4 56 100,0

3 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara)

menyediakan waktu untuk

mendapingi ibu membawa anaknya

setiap bulan keposyandu

43 76,8 13 23,2 56 100,0

4 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara)

memberikan pujian dan perhatian

kepada ibu saat anaknya sudah

dibawa dan pendapatkan pelayanan

diposyandu setiap bulan

41 73,2 15 26,8 56 100,0

5 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) tidak

mendengarkan keluh kesah ibu saat

mendapatkan kesulitan saat akan

pergi membawa anaknya keposyandu

42 75,0 14 25,0 56 100,0

6 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) tidak

mengingatkan ibu tentang jadwal

untuk melakukan kunjungan

keposyandu setiap bulannya

39 69,6 17 3,4 56 100,0

7 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) selalu

menganjurkan ibu membawa

anaknya keposyandu agar keluarga

37 66,1 19 33,9 56 100,0

Page 78: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

61

mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anak setiap bulannya.

8 Anggota keluarga (suami,orang

tua,mertua dan saudara) selalu

menyediakan uang dan transportasi

untuk keperluan ke posyandu setiap

bulan

45 80,4 11 19,6 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi jawaban

dukungan keluarga tentang keaktifan ibu membawa batita posyandu dari 56

responden (100%), mayoritas menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 sebanyak

51 orang (91.1%), dan minoritas menjawab pertanyaan nomor 2 sebanyak 34

orang (60.7%), yang mayoritas menjawab salah pada pertanyaan nomor sebanyak

22 orang (39.4%), dan minoritas menjawab pertanyaan nomor 1 sebanyak 5

orang (8.9%).

TABEL 4.6

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Dukungan Keluarga Jumlah

f %

1

2

Dukungan Baik

Dukungan Kurang

37

19

66,1

33,9

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu

mendapat dukungan baik sebanyak 37 orang (66,1%), dan ibu mendapat

dukungan kurang sebanyak 19 orang (33,9%).

Page 79: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

62

4. Jarak Ketempat Pelayanan Posyandu

TABEL 4.7

Distribusi Frekuensi Jarak Tempat Pelayanan Posyandu Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Jarak Ketempat Pelayanan

Posyandu

Jumlah

f %

1

2

Terjangkau

Tidak Terjangkau

49

7

87.5

12.5

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu

terjangkaau ke Tempat Pelayanan kesehatan sebanyak 49 orang (87,5%), dan

tidak terjangkau ke Tempat Pelayanan kesehatan sebanyak 7 orang (12,5%).

5. Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu

TABEL 4.8

Distribusi Frekuensi Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas

Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu

Jumlah

f %

1

2

Aktif

Tidak Aktif

26

30

46.4

53,6

Total 56 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu aktif

membawa batita ke posyandu sebanyak 26 orang (46,4%), dan ibu tidak aktif

membawa batita ke posyandu sebanyak 30 orang (53,6%).

Page 80: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

63

4.2.3. Analisa Bivariat

1. Pengetahuan dengan Keaktifan ibu membawa Batita ke Posyandu

TABEL 4.9

Tabulasi Silang Antara pengaruh Pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

N

o

Pengetahuan

Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu

Total

Asymp.

Sig

OR

(95%C

I) Aktif Tidak Aktif

f % F % f %

1 Baik 19 33,9 4 7,1 23 41,1 0,000 17,643

2 Kurang 7 12,5 26 46,4 33 58,9

Total 26 46,6 30 53,6 56 100,0

Berdasarkan table 4.9 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu yang

berpengetahuan baik dengan keaktifan Ibu Membawa Batita sebanyak 23 orang

(41,1%), dan aktif sebanyak 16 orang (28,6%), tidak aktif sebanyak 7 orang

(12,5%). Ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 33 orang (58,9%), dengan

aktif sebanyak 10 orang (17,9%), dan tidak aktif 23 orang (41,1%).

Pengaruh Pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p=

0,006<0,05 dengan OR 5,527 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Page 81: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

64

2. Pendidikan dengan Keaktifan ibu membawa Batita ke Posyandu

TABEL 4.10

Tabulasi Silang Antara pengaruh Pendidikan dengan keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

No

Pendidikan

Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu

Total

Asymp.

Sig

OR

(95%C

I) Aktif Tidak Aktif

f % f % f %

1 Tinggi 14 25,0 7 12,5 21 37,5 0,027 3,833

2 Rendah 12 21,4 23 41,1 35 62,5

Total 26 46,6 30 53,6 56 100,0

Berdasarkan table 4.10 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu yang

berpendidikan tinggi dengan keaktifan Ibu Membawa Batita sebanyak 21 orang

(37,5%), dan aktif sebanyak 14 orang (25,0%), tidak aktif sebanyak 7 orang

(12,5%). Ibu yang berpendidikan rendah sebanyak 35 orang (62,5%), dengan

aktif sebanyak 12 orang (21,4%), dan tidak aktif 23 orang (41,1%).

Pengaruh Pendidikan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p=

0,027<0,05 dengan OR 3,833 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh pendidikan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Page 82: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

65

3. Dukungan Keluarga dengan Keaktifan ibu membawa Batita ke

Posyandu

TABEL 4.11

Tabulasi Silang Antara pengaruh Dukungan Keluarga dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

Tahun 2018

No

Dukungan

Keluarga

Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu Total Asym

p.

Sig

OR

(95%

CI) Aktif Tidak Aktif

f % f % f %

1 Dukungan Baik 21 37,5 16 28,6 37 66,1 0,047 3,675

2 Dukungan

kurang

5 8,9 14 25,0 19 33,9

Total 26 46,4 30 53,6 56 100,0

Berdasarkan table 4.11 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu yang

mendapat dukungan baik dengan keaktifan Ibu Membawa Batita sebanyak 37

orang (66,1%), dan aktif sebanyak 21 orang (37,5%), tidak aktif sebanyak 16

orang (28,6%). Ibu yang mendapat dukungan kurang sebanyak 19 orang (33,9%),

dengan aktif sebanyak 5 orang (8,9%), dan tidak aktif 14 orang (25,0%).

Pengaruh Dukungan keluarga dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p=

0,047<0,05 dengan OR 3,675 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh dukungan keluarga dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu.

Page 83: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

66

4. Jarak Ketempat Pelayanan Posyandu dengan Keaktifan ibu membawa

Batita ke Posyandu

TABEL 4.12

Tabulasi Silang Antara pengaruh Jarak Ketempat pelayanan Posyandu dengan

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018

Berdasarkan table 4.12 dapat diketahui bahwa dari 56 responden, ibu yang

mendapat terjangkau dengan keaktifan Ibu Membawa Batita sebanyak 49 orang

(87,5%), dengan aktif sebanyak 24 orang (42,9%), tidak aktif sebanyak 25 orang

(44,6%). Ibu yang terjangkau dengan tidak aktif Ibu Membawa Batita sebanyak 7

orang (12,5%)., dengan aktif sebanyak 2 orang (3,6%), dan tidak aktif sebanyak 5

orang (8,9%).

Pengaruh jarak ketempt pelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

Tahun 2018 berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai

p= 0,431>0,05 dengan OR 2,400 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada pengaruh jarak ketempat pelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu.

No

Jarak

ketempat

pelayanan

posyandu

Keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu Total

Asymp.

Sig

OR

(95%C

I) Aktif Tidak Aktif

f % f % f %

1 Terjangkau 24 42,9 25 44,6 49 87,5 0,431 2,400

2 Tidak

Terjangkau

2 3,6 5 8,9 7 12,5

Total 26 46,4 30 53,6 56 100,0

Page 84: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

67

4.2.4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat menggunakan multipel logistik regression dilakukan

sebagai tindak lanjut dari analisis statistik uji bivariat dengan mengikut serakan

variabel yang mempunyai nilai (p<0,05) sebagai batas seleksi. Berdasarkan hasil

uji statistik bivariat yang masuk dalam analisis multivariat adalah variabel

pengetahuan, pendidikan dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan kesehatan,

selanjutnya ketiga variabel penelitian tersebut dianalisis menggunakan analisis

regeresi berganda binary logistik. Analisis multivariat ini bertujuan untuk melihat

keeratan dari beberapa faktor yang pempengaruhi Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu antara pengetahuan, pendidikan dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan

kesehatan, sehingga dapat dilihat faktor mana yang lebih erat hubungannya, dan

dilakukan dengar 2 (dua) tahap. Yaitu:

1. Uji Regresi Berganda Binary (Logistic Regression) tahap pertama

Adapun variabel yang diuji pada regresi berganda binary (logistic

regression) tahap pertama ini adalah seluruh variabel independen yang telah

dinyatakan signifikan p<0,05 pada analisis bivariat. Hasil analisis variabel dengan

uji regresi berganda binary (logistic regression) tahap pertama dapat dilihat pada

tabel 4.13. dibawah ini:

Tabel 4.13

Tahap Pertama Uji Regresi Berganda Binary

Variabel B S.E Wald f

Sig Exp

(B)

Pengetahuan 2,791 ,765 13,303 1 0,000 16,301

Pendidikan 1,364 ,736 3,431 1 0,064 3,912

Dukungan Keluarga ,352 ,776 ,205 1 ,651 1,422

Constant -6.981 1,971 12,550 1 0,000 ,001

Page 85: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

68

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui, bahwa ada 1 variabel penelitian telah

signifikan dan 2 variabel tidak signifikan. Variabel signifikan tersebut antara lain

pengetahuan diperoleh nilai p. 0,000 nilai sig <0.05 yang artinya variabel

pengetahuan ini signifikan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu dengan

Exp (B) sebesar 16,301 sedangkan pendidikan diperoleh nilai sig 0,064 dengan

Exp (B) sebesar 3,912, jarak ketempat Pelayanan posyandu diperoleh nilai sig

0,651 dengan Exp (B) sebesar 1.422, yang artinya dua variabel tersebut yang

berarti tidak signifikan sehingga dikeluarkan dari uji regresi berganda binary

(logistic regression), selanjutnya yang telah dinyatakan signifikan akan diuji

kembali dengan uji regresi berganda binary (logistic regression) tahap kedua.

2. Uji Regresi berganda binary (logistic regression) Tahap Kedua

Berdasarkan analisis tahap pertama terdapat 1 faktor yang memenuhi

syarat (nilai p<0,05) untuk dilakukan uji tahap kedua yaitu faktor pengetahuan.

Adapun hasil analisis dengan uji regresi berganda binary (logistic regression)

tahap kedua antara lain dapat dilihat pada tabel 4.14. dibawah ini:

Tabel 4.14

Tahap kedua uji regresi berganda binary

Variabel B S.E Wald f Sig Exp (B)

Pengetahuan 2,870 ,696 17,024 1 0,000 17,643

Constant -4,428 1,180 14,090 1 0,000 ,012

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui, bahwa satu variabel penelitian telah

signifikan. Variabel tersebut antara lain faktor pengetahuan diperoleh nilai p

0,000, selanjutnya dapat dilihat bahwa pengetahuan paling kuat mempengaruhi

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Page 86: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

69

Subulusalam Tahun 2018 dengan nilai Exp (B) 17,634 yang artinya responden

yang menyatakan pengetahuan dengan kategori mendukung mempunyai peluang

17 kali lebih besar terjadinya keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Dengan demikian diperoleh hasil perhitungan persamaan regresi sebagai berikat:

Rumus :

i =In 𝑝

1−𝑝 𝑂𝐷𝐷𝑆 = 𝐸𝑎 = 𝑏(𝑥1)

Persamaan Variabel pengetahuan

ɣi =In 𝑝

1−𝑝 𝑂𝐷𝐷𝑆 = 𝐸4,428 − 2,870 = 1,558

ɣi =In 𝑂𝐷𝐷𝑆

1+𝑂𝑂𝐷𝑆 =

1.558

1+1.558 =

1.558

2.558 = 0.60 = 60 %

Persamaan di atas memprediksikan pengetahuan mempengaruhi terjadinya

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu I Puskesmas Penanggalan Kota

Subulussalam. Dengan demikian hasil persamaan pada uji regresi berganda binary

(logistic regression), dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan memiliki

hasil persen yang paling dominan yang mempengaruhi keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

Pengaruh Pengetahuan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan

hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p= 0,006<0,05 dengan OR

Page 87: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

70

5,527 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan

dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Menurut Notoadmojo pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan di peroleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) berdasarkan pengalaman

dan penelitian diperoleh bahwa prilaku yang di dasari oleh pengetahuan lebih

langgeng dari pada prilaku yang tidak di dasari pengetahuan. Pengetahuan akan

menjadi motivasi seseorang untuk melakukan tindakan untuk membawa batita ke

posyandu. Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih konsisten atau

menetap dibandingkan tindakan tanpa didasari pengetahuan ibu untuk membawa

bayinya mendapatkan imunisasi. (25)

Penelitian ini juga sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa

perilaku ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia

adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu-ibu. Pengetahuan ibu-ibu akan

meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas

kesehatan. Dapat disimpulkan ibu yang memiki pengetahuan yang baik cenderung

lebih banyak yang aktif dalam kegiatan posyandu dan begitu sebaliknya ibu yang

memiliki pengetahuan tidak baik cenderung tidak aktif dalam kegiatan posyandu.

Jadi pengetahuan ibu balita sangat mempengaruhi kunjungan balita dalam

kegiatan posyandu. (26)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nila Eriza

Sativa dan Kharisah Diniyah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Page 88: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

71

dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten

Sleman, hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pekerjaan,

pengetahuan, peran kader, dan sosial ekonomi dengan keaktifan. Tidak ada

hubungan antara pendidikan dengan keaktifan.(1)

Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah Menurunkan Angka Kematian

Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi,

meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan.Membudayakan NKKBS

(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).Meningkatkan peran serta dan

kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga

Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya

masyarakat sehat sejahtera.Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi

Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi

Keluarga Sejahtera.

Menurut peneliti bahwa hasil penelitian ini sejalan dan didukung oleh

teori dan jurnal yang menejelaskan bahwa pengetahuan ibu sangat mempengaruhi

keaktifan ibu membawa batita ke posyandu. Selain itu hasil penelitian lebih

banyak responden berpengetahuan kurang dan tidak aktif membawa batitanya

posyandu, karena pengetahuan responden yang masih rendah tentang pentingnya

posyandu setiap bulan sehingga responden tidak aktif membawa batita posyandu

tiap bulannya, sedangkan responden yang berpengetahuan baik aktif membawa

anaknya posyandu tiap bulan hal ini karena responden berpengetahuan baik dan

berpendidikan tinggi, karena melalui pengetahuan itu seseorang akan mengetahui

Page 89: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

72

bahwa sesuatu itu baik dan bermanfaat bagi anaknya. Namun ada juga responden

yang berpengetahuan baik namun tidak aktif membawa anaknya posyandu, ini

disebakan karena responden lupa jadwal kapan posyand dilaksanakan, selain itu

ada ibu berpengetahuan kurang namun tetap aktif membawa posyandu, hal ini

karena tenaga petugas kesehatan mengajak responden untuk datang ke posyandu

sehingga walaupun pengetahuan ibu rendah namun ibutetap aktif membawa

anaknya posyandu. pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam membawa anak ke

Posyandu dala penelitian ini dapat dipengaruhi oleh baiknya pengetahuan yang

dimiliki ibu balita, dimana pengetahuan dapat mempengaruhi pola pikir dan

pemahaman berbagai informasi yang telah diterima. faktor yang mempengaruhi

perilaku seseorang adalah pengetahuan, karena dengan pengetahuan maka akan

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Semakin baik tingkat

pengetahuan maka wawasan atau informasi tentang posyandu juga baik dan ibu

juga lebih aktif dalam kegiatan posyandu.

4.3.2. Pengaruh Pendidikan dengan Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

Pengaruh Pendidikan dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan

hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p= 0,027<0,05 dengan OR

3.833 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan dengan

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Penelitian ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa tingkat

pendidikan individu dan masyarakat dapat berpengaruh terhadap penerimaan

pendidikan kesehatan. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang

Page 90: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

73

penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka

orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara

pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,

pendidikannya dan sebagainya. Hasil penelitian ini didukung pendapat Ki Hajar

Dewantara yang menyatakan pendidikan seseorang merupakan salah satu proses

perubahan tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam

memilih tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan. (2)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reihana dan

Artha Budi Susila Duarsa yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat partisipasi ibu menimbang Balita ke Posyandu.

Penelitian dengan desain studi croos sectional, dilakukan pada bulan Desember

2015 pada 407 orang ibu yang mempunyai balita sampai umur 60 bulanHasil

penelitian didapatkan 54,8% ibu berpartisipasi aktif menimbang balita ke

Posyandu,hal ini menunjukan bahwa partisipasi ibu untuk menimbang balita ke

Posyandu di wilayah Puskesmas Panjang belum optimal. Hasil uji statistik

menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, pengetahuan

ibu, dukungan keluarga, kehadiran petugas, pemberian makanantambahan,

motivasi, dan umur balita dengan partisipasi ibu. Variabel yang paling dominan

pengaruhnya adalah interaksi antara pengetahuan ibu dengan pendidikan ibu

setelah dikontrol variabel pendidikan ibu, umur balita, motivasi dandukungan

keluarga dengan nilai OR 4,614. (12)

Penelitian ini tidak sejalan dengan penlitian Nila Eriza Sativa dan

Kharisah Diniyah Ada hubungan antara pekerjaan, pengetahuan, peran kader, dan

Page 91: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

74

sosial ekonomi dengan keaktifan, dimana Tidak ada hubungan antara pendidikan

dengan keaktifan ibu membawa batita ke posyandu. Pekerjaan, pengetahuan,

peran kader, dan sosial ekonomi terbukti berhubungan dengan keaktifan dengan

nilai p value ≤ 0,05. (11)

Menurut peneliti bahwa penelitian ini didukung oleh teori dan juga jurnal

yang menyatakan lebih banyak ibu yang berpendidikan rendah yang tidk aktif

membawa batita posyandu. Hal ini karena ibu yang berpendidikan rendah akan

susah untuk menerima informasi yang diberikan dari petugas kesehatan sehingga

tidak aktif membawa anaknya posyandu, dan sebaliknya responden yang

mempunyai tingkat pendidikan tinggi diperkirakan lebih mudah dalam menerima

dan mengerti tentang pesan-pesan imunisasi yang disampaikan oleh petugas

kesehatan, baik melalui penyuluhan maupun media massa, sehingga diharapkan

dapat menerapkan informasi yang diterimanya, yaitu memberikan imunisasi

lengkap kepada anaknya. Jika dilihat hasil penelitian ada pendidikan ibu tinggi

namun tidak aktif membawa anknya posyandu dikarenakan ibu banyak pekerjaan

sehingga lupa jadwal posyandu, namun ada responden berpendidikan rendah

namun tetap aktif membawa anaknya imunisasi hal ini karena responden

mendapat dukungan dari keluarga sehingga aktif membawa posyandu.

Pendidikan formal dari ibu rumah tangga seringkali mempunyai asosiasi

yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga.

Pendidikan orang tua juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam

kegiatan posyandu, karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang kesehatan anak atau dalam

Page 92: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

75

keaktifan membawa balitanya ke posyandu. Kepada Tenaha kesehatan khususnya

bidan menyampaian kepada ibu bahwaposyandu yang dilakukan setiap bulan

sangan penting bagi batita yaitu untuk melihat tumbuh kembang anak. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik pengetahuannya dan

pemahamannya tentang kehidupan termasuk di dalamnya pemahaman tentang

kesehatan, Sehingga penting bagi seorang wanita yang berlaku sebagai ibu untuk

dapat berpendidikan tinggi karena seorang wanita akan menjadi pendidikan

pertama bagi anaknya termasuk menentukan pelayanan kesehatan yang tepat bagi

anaknya.

4.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga dengan keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

Tahun 2018

Pengaruh Dukungan keluarga dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan

hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p= 0,047<0,05 dengan OR

3.675 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga

dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional. Keseluruhan elemen tersebut

terwujud dalam bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan

penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada

yang memperhatikan. Seorang ibu yang memiliki sikap positif terhadap imunisasi

anaknya perlu mendapat dukungan dari suami berupa konfirmasi atau izin dan

Page 93: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

76

fasilitas yang mempermudah jangkauan imunisasi serta motivasi untuk rutin

imunisasi sesuai jadwal. Selain dari suami ibu juga membutuhkan dukungan

keluarga dari orangtua/mertua yang juga memiliki sikap positif terhadap

imunisasi. (4)

Imunisasi yang dilakukan ibu setiap bulan untuk mengantar anaknya juga

sangat membutuhkan dukungan suami. Selain dari suami ibu juga membutuhkan

dukungan keluarga dari orangtua/mertua yang juga memiliki sikap positif terhadap

keaktifan membawa anaknya ke posyandu posyandu. Dukungan adalah orang yang

mendukung, penunjang, penyokong, pembantu. Sedangkan suami dalah pria yang

menjadi pasangan istri. Sehingga dukungan suami dapat didefinisikan sebagai

bantuan yaang diberikan oleh suami. Bantuan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah bantuan yang diberikan oleh suami terhadap istri dalam keaktifan dalam

membawa anaknya ke posyandu. (5)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Destin Faktor-Faktor Pada Ibu

Yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung Terdapat

hubungan antara dukungan keluarga ibu terhadap imunisasi dengan pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame

Kota Bandarlampung dengan p value 0,004 dan OR 0,194. Ibu yang mendapat

dukungan dari keluarga cenderung akan memberikan imunisasi dasar lengkap

dibanding ibu yang tidak didukung. (13)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Varney dengan judul Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu Teratai

Page 94: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

77

Kelurahan Puhun Tembok Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin Tahun

2015. Berdasarkan hasil penelitian didapat hubungan yang bermakna antara faktor

pekerjaan dengan kunjungan ibu ke Posyandu dengan pvalue 0004, dan terdapat

hubungan yang bermakna antara faktor pengetahuan dengan kunjungan ibu ke

posyandu dengan pvalue 0,035; begitu pula dengan faktor dukungan keluarga

dengan kunjungan ibu ke posyandu, dengan nilai pvalue 0,024. (27)

Menurut peneliti bahwa penelitian ini sejalan dengan teori maupun jurnal

yang menyatakan lebih banyak responden yang mendapat dukungan baik dari

keluarga lebih banyak karena disebabkan keluarga responden mengetahui manfaat

posyandu yang dilakukan tiap bulan. Namun ada ibu yang mendapatkan dukungan

keluarga dengan baik namun tidak aktif membawa anaknya posyandu. Hal ini

karena ibu lupa jadwal posyandu sehingga anaknya tidak posyandu. Dan ada juga

responden yang tidak mendapat dukungan baik dari keluarga namun aktif

membawa batita posyandu. Hal ini karena responden juga ada yang

berpengetahuan baik, karena pengetahuan seseorang akan mengetahui bahwa

sesuatu itu baik dan bermanfaat bagi anaknya. dirinya maupun anggota

keluarganya, sehingga jika ia mengetahui sesuatu itu baik dan bermanfaat bagi

dirinya, maka akan mendorong atau menggerakkan seseorang itu untuk

melakukan sesatu seperti yang diketahuinya tersebut. Mereka yang tidak

mengetahui manfaat atau untung ruginya tentang sesuatu, tidak akan terdorong

atau tergerak untuk melakukan sesuatu, meski bermanfaat dan baik bagi dirinya.

Dukungan ibu yang baik terhadap keaktifan ibu membawa anaknya

posyandu imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas

Page 95: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

78

imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya.

Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan dukungan dari pihak lain misalnya

suami, orang tua, mertua, dan saudara. Dukungan keluarga sangat berperan dalam

memelihara dan mempertahankan status gizi balita, mengingatkan dan

mengantarkan batita untuk melakukan posyandu sehingga memperoleh derajat

kesehatan yang optimal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat

dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga

memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-

sama merawat anggota keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab utama

untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para

professional perawatan kesehatan.

4.3.4. Pengaruh Jarak Ketempat Pelayanan Posyandu dengan Keaktifan

Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018.

Pengaruh jarak ketempat pelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

Tahun 2018 berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p=

0,431>0,05 dengan OR 2.400 (95% CI) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh jarak ketempat pelayanan posyandu dengan keaktifan Ibu Membawa

Batita Ke Posyandu.

Penelitian ini sejalalan dengan penelitian Syahdan dengan judul Faktor-

Faktor Pada Ibu Yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Kecamatan Sukarame Kota Bandarlampung.

Tidak ada hubungan antara keterjangkauan ketempat pelayanan imunisasi dengan

Page 96: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

79

pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Korpri Kecamatan

Sukarame Kota Bandarlampung. (28)

Penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa faktor

yang mempengaruhi pencapaian derajat kesehatan, termasuk pemberian

kelengkapan imunisasi dasar adalah adanya keterjangkauan tempat pelayanan

kesehatan oleh masyarakat. Kemudahan untuk mencapai pelayanan kesehatan ini

antara lain ditentukan oleh adanya transportasi yang tersedia sehingga dapat

memperkecil jarak tempuh, hal ini akan menimbulkan motivasi ibu untuk datang

ketempat pelayanan imunisasi. (2)

Hal ini disebabkan jarak puskesmas yang relatif terjangkau dari rumah

rata-rata yaitu 3,8 km (daya tempuhnya kurang dari 15 menit) dan pengaruh

angkutan umum seperti ojek, angkot, bis, dan lain-lain yang mudah didapat

sehingga dapat mengurangi hambatan waktu. Letak tempat pelayanan imunisasi

berada di tempat yang mudah didatangi masyarakat, sehingga tidak menyulitkan

masyarakat untuk mengimunisasikan anaknya.

Menurut peneliti bahwa penelitian ini didukung oleh teori dan penelitian

orang lain yang menyatakan jarak tidak mempengaruhi ibu untuk aktif membawa

anaknya posyandu setiap bulanny, namun ada jarak yang terjangkau dan tidak

aktif membawa posyandu, hal ini karena pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu

yang rendah sehingga walaupun terjangkau tempat pelayanan kesehatan

responden tidak membawa anaknya posyandu. Selain itu ada responden yang

tidak terjangkau ketempat fasilitas kesehatan namun tetap aktif membawa

anaknya posyandu, hal ini juga disebabkan karena ibu berpengetahuan baik,

Page 97: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

80

berpendidikan baik, dan mendapat dukungan dari keluarga sehingga walaupun

tidak terjangkau tempat pelayanan kesehatan namun responden tetap aktif

membawa anaknya posyandu setiap bulannya. Kondisi geografis diantaranya

jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh

terhadap keaktifan membawa balitanya ke Posyandu.

Jarak dari rumah ke tempat pelayanan Posyandu tidak mempengaruhi

kunjungan ibu ke posyandu. Lokasi dan tempat posyandu tidak berpengaruh

terhadap rendahnya kunjungan masyarakat ke Posyandu. Kondisi wilayah kerja

Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam walaupun ada yang katagori jauh

tetapi dapat dijangkau oleh masyarakat dengan menggunakan sepeda motor, mobil

dan seagainya yang bias digunakan pada saat jawdal posyandu. Lokasi Posyandu

sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan

oleh masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tidak ada

pengaruh antara jarak ketempat pelayanan posyandu dengan keaktifan ibu

membawa batita ke posyandu.

4.3.5. Faktor Dominan yang pempengaruhi Ibu Membawa Batita Ke

Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui, bahwa satu variabel penelitian telah

signifikan. Variabel tersebut antara lain faktor pengehetahuan diperoleh nilai p

0.000, selanjutnya dapat dilihat bahwa pengetahuan paling kuat mempengaruhi

keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018 dengan nilai Exp (B) 17.634 yang artinya responden

yang menyatakan pengetahuan dengan kategori mendukung mempunyai peluang

17 kali lebih besar terjadinya keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu.

Page 98: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

81

Pada dasarnya, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan

akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Salah

satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan. Namun,

pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-mata berdasarkan pengetahuan,

tetapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks. (5)

Pengetahuan ibu akan manfaat posyandu dapat diperoleh dari kader

posyandu dilingkungan sekitar dan petugas kesehatan seperti bidan dan perawat,

selain itu dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, sehingga dengan pengalaman-

pengalaman dan informasi yang diperoleh tersebut dapat meningkatkan

pengetahuan ibuakan pentingnya manfaat posyandu yang menjadi dasar

menentukan sikap dan dapat mendorong motivasi ibu balita untuk selalu

membawa balitanya ke posyandu. Pengetahuan memiliki hubungan dengan

keaktifan karena jika pengetahuan ibu menjadi meningkat bertambah pada minat

atau motivasi ibu balita untuk mengikuti kegiatan posyandu.(19)

Penelitian yang dilakukan oleh Reihan dkk, (2016) menunjukkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalam

membawa anak ke Posyandu dala penelitian ini dapat dipengaruhi oleh baiknya

pengetahuan yang dimiliki ibu balita, dimana pengetahuan dapat mempengaruhi

pola pikir dan pemahaman berbagai informasi yang telah diterima. (12)

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian Subiyantun dengan judul Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita (Usia 12- 59

Bulan) Ke Posyandu di Kelurahan Warudoyongwilayah Kerja Puskesmas

Page 99: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

82

Pabuaran Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi. Berdasarkan hasil dari uji

statistik diperoleh nilai P value = 0,000 berarti yang menunjukan ada pengaruh

antara pengetahuan denga kunjungan ibu balita ke posyandu dengan nilai

keofisien kontingensi 0,431 dannilai Q = 0,60 yang menunjukan bahwa keeratan

pengaruh pengetahuan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu erat.(29)

Menurut pendapat peneliti bahwa dari faktor pengetahuan, pendidikan, dan

dukungan keluarga, faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pengetahuan

ibu batita sebanyak 17 kali berpengaruh pada keaktifan ibu membawa batit ke

posyandu. Selain itu responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang

posyandu sehingga membuat ibu tidak aktif membawa batita melakukan posyandu

tiap bulannya. Sebaliknya ibu yang berpengetahuan baik dan aktif membawa

anaknya posyandu setiap bulannya karena ibu mengetahui manfaat posyandu yang

dilakukan setiap bulannya yaitu guna perkembangan kesehatan anaknya. Setiap

pengetahuan sesorang dipengaruhi beberapa faktor yaitu seperti pendidikan,

pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan

informasi. Informasi yang dimaksud yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu

informasi sehingga mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan baru

tentang manfaat posyandu pada anak.

Pengetahuan yang diperoleh ibu dari media masa, pendidikan, keluarga

dan tenaga kesehatan maka akan membuat ibu yang memiliki batita akan aktif

membawa batita melakukan posyandu setiap bulannya, sehingga pengetahuan

yang baik membuat mengerti bahwa posyandu sangat penting untuk melihat

pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Selain itu faktorlain seperti pendidikan,

Page 100: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

83

dukungan keluarga juga factor yang mempengaruhi ibu untuk membawa batita

setiap bulannya untuk dilakukan penimbangan dan melihat perkembangan yang

sudah bias dilakukan abatita. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari variabel

pengetahuan, pe ndidikan dan dukungan keluarga, factor yang paling kuat

pengaruhnya adalah factor pengetahuan ibu sehingga aktif membawa batita

posyandu setiap bulannya.

Page 101: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah peneliti selesai melakukan penelitian di Puskesmas Penanggalan

Kota Subulussalam Tahun 2018. Kesimpulan yang diambil peneliti adalah :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square

diperoleh nilai p= 0,006<0,05 dengan OR 5.527 (95% CI).

2. Ada pengaruh yang signifikan antara Pendidikan dengan keaktifan Ibu

Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square

diperoleh nilai p= 0,027<0,05 dengan OR 3.833 (95% CI).

3. Ada pengaruh yang signifikan antara Dukungan keluarga dengan keaktifan

Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota

Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan hasil analisis uji statistic chi-square

diperoleh nilai p= 0,047<0,05 dengan OR 3.675 (95% CI).

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jarak ketempat pelayanan

posyandu dengan keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu di

Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam Tahun 2018 berdasarkan hasil

analisis uji statistic chi-square diperoleh nilai p= 0,431>0,05 dengan OR

2.400 (95% CI).

84

Page 102: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

85

5.2. Saran

5.1.1. Manfaat Teoritis

Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kota Subulussalam untuk memberikan

masukan atau informasi kepada penentu kebijakan dan pelaksanaan program bagi

Puskesmas Penanggalan Kota Subulussalam untuk mendalami menyusun program

Posyandu berkaitan dengan penyuluhan dan membuat poster-poster tentang

manfaat Posyandu bagi anak.

5.1.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Disarankan Sebagai bahan informasi dan wawasan tentang manfaat dan

pentingnya membawa batita ke posyandu setiap bulannya sehingga mengetahui

perkembangan anaknya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan kepada insitusi pendidikan memberikan sumber-sumber yang

lebih terbaru terkait dengan pencegahan anemia pada ibu sebelum hamil dan

semasa hamil sehingga dapat dimamfaatkan sebagai informasi berharga tentang

manfaat Posyandu pada batita terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan

dan sebagai referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin menambah ilmu

pengetahuan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan kepada Puskesmas Penanggalan dengan memberikan

penyuluhan dan masukan bagi para tenaga kesehatan untuk meningkatkan

Page 103: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

86

pengetahuan ibu-ibu yang mempunyai batita agar membawa anaknya keposyandu

setiap bulannya dan melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan Penelitian ini menjadi sumber informasi dan memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dan di

kembangkan dengan meneliti variabel-variabel lainya sehingga lebih banyak

informasi yang diperoleh tentang manfaat Posyandu bagi perkembangan batita.

Page 104: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

87

DAFTAR PUSTAKA

1. Sari K, Susanti R. Buku ajar asuhan kebidanan neonatus, bayi, dan anak

balita. Ungaran: Akbid Ngudi Waluyo; 2012.

2. Wahyu GG. Obesitas pada anak. Bentang Pustaka; 2009.

3. Romauli S. buku ajar askeb I: Konsep dasar asuhan kehamilan. Yogyakarta

Nuha Med. 2011;73–88.

4. Hidayat AAA. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. In EGC; 2008.

5. Azwar A. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang.

Disampaikan Pada Pertem Advokasi Progr Perbaikan Gizi Menuju Kel Sadar

Gizi Jakarta Hotel Sahid Jaya. 2004;

6. Dunia OP. dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tentang Tanaman

Pangan dan Non Pangan. 2017.

7. Indonesia KKR. Rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019.

Jakarta Kementeri. 2015;

8. RI PPKKK. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta Kementrian Kesehat RI.

2012;

9. Nusanto B. Strategi Pemerintah Kabupaten Jember Dalam Upaya

Merevitalisasi Program Desa Siaga. Pros Strength Local Communities Facing

Glob Era. 2017;1(1).

10. Ni’mah K, Nadhiroh SR. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Stunting Pada Balita. Media Gizi Indones. 2016;10(1):13–9.

11. Sativa NE, Diniyah K. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan

Ibu Balita Dalam Kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman.

Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta; 2017.

12. Reihana R, Duarsa ABS. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Partisipasi Ibu Untuk Menimbang Balita ke Posyandu. Yars Med J.

2016;20(3):143–57.

13. Astuty E. Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES)(Studi pada Alokasi Dana Desa

Tahun Anggaran 2011 di Desa Sareng Kecamatan Geger Kabupaten Madiun).

Publika. 2013;1(2).

14. Nurgiantoro B. Sastra anak: pengantar pemahaman dunia anak. UGM

PRESS; 2018.

15. Nurmalitasari F. Perkembangan sosial emosi pada anak usia prasekolah. Bul

Psikol. 2015;23(2):103–11.

16. Murniningsih M, Sulastri S. Hubungan antara pemberian makanan tambahan

pada usia dini dengan tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan di kelurahan

sine sragen. Ber Ilmu Keperawatan. 2017;1(3):113–8.

17. Putri wijayanti murviana anisa. Hubungan Pemanfaatan Buku Kia Dengan

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan. 2017;14:58–65.

18. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta. 2012.

19. Notoadmodjo. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

2016.

87

Page 105: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

88

20. Mubarak WI. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;

2011.

21. M. Nur Wahyudi. Pola Hidup Sehat Dalam Perspektif Al-Qur ’ an. In:

Skripsi. 2015.

22. Lismalinda. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Cetakan Pe. Taufik I,

editor. Jakarta Timur: CN. Trans Info Media; 2015.

23. A wawan dan Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan,Sikap Dan Sikap

Manusia. Medikal Book; 2017.

24. Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2013.

25. Notoadmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

2012.

26. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan. 2009;

27. Varney H, Kriebs JM, Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.

2017.

28. Syahda S, ST S, Kes M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di Desa Muara Mahat Wilayah Kerja

Puseksmas Tapung I Tahun 2014. J Doppler. 2015;6(1):14–27.

29. Subiyatun S. Gambaran Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Oleh Ibu Hamil. J Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah. 2017;13(2):203–9.

Page 106: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

89

Lampiran 1

KUESIONER

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA

BATITA (12-36 BULAN) KE POSYANDU DI PUSKESMAS

PENANGGALAN KOTA SUBULUSALAM

TAHUN 2018

No. Responden :

A. Identitas Batita

Nama Batita :

Umur Batita :

Jenis Batita :

B. Identitas Responden

Nama Responden :

Umur Responden :

Jumlah Anak :

Pendidikan : 1. SD

2. SMP

3. SMA

4. PT

Alamat :

C. Pengetahuan Ibu

Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X)

pada jawaban yang benar.

1. Yang dimaksud dengan posyandu adalah...

a. Tempat berkumpulnya ibu –ibu dan batita

b. Tempat pelayanan penyakit umum

c. Tempat pelayanan kesehatan yang melaksanakan 5 program dasar

terpadu

2. Menurut ibu manfaat penimbangaan untuk batita diposyandu adalah ...

a. Agar balita selalu sehat

b. Memantau pertumbuhan dan perkembangan batita

c. Mencegah dari penyakit

Page 107: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

90

3. Menurut ibu tujuan dari posyandu adalah....

a. Menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi

b. Untuk mendapatkan pemberian makanan tambahan saja

c. Untuk mendapatkan pengobatan secara gratis

4. Batita ditimbang setiap....

a. 3 Bulan sekali

b. 6 Bulan sekali

c. 1 Bulan sekali

5. Yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan posyandu adalah.........

a. Bayi ,anak balita dan ibu melahirkan

b. Anak sekolah dasar

c. Anak TK

6. Pada usia berapa batita sebaiknya ditimbang posyandu.....

a. Mulai lahir – umur 1 tahun

b. Mulai lahir – umur 5 tahun

c. Mulai lahir – umur 3 tahun

7. Menurut ibu yang melaksanakan kegiatan diposyandu adalah........

a. Petugas Gizi

b. Petugas Imunisasi

c. Kader Posyandu

8. Salah satu kegiatan diposyandu adalah pemberian kapsul vitamin A pada

balita, menurut ibu pemberian vitamin A tersebut setiap hari..........

a. April dan Agustus

b. Pebruari dan Oktober

c. Februari dan Agustus

Page 108: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

91

D. Dukungan Keluarga

No Pertanyaan Ya Tidak

A. Dukungan Informasional

1 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) memberikan informasi kepada ibu tentang

pentingnya membawa anaknya ke posyandu

2 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) tidak pernah memberikan informasi tentang

masalah kesehatan yang dapat terjadi jika anak tidak

dibawa secara rutin setiap bulan keposyandu

B. Dukungan Penilaian

3 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) menyediakan waktu untuk mendapingi ibu

membawa anaknya setiap bulan keposyandu

4 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) memberikan pujian dan perhatian kepada ibu

saat anaknya sudah dibawa dan pendapatkan pelayanan

diposyandu setiap bulan

5 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) tidak mendengarkan keluh kesah ibu saat

mendapatkan kesulitan saat akan pergi membawa

anaknya keposyandu

C.Dukungan Instrumental

6 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) tidak mengingatkan ibu tentang jadwal untuk

melakukan kunjungan keposyandu setiap bulannya

7 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) selalu menganjurkan ibu membawa anaknya

keposyandu agar keluarga mengetahui pertumbuhan

dan perkembangan anak setiap bulannya.

8 Anggota keluarga (suami,orang tua,mertua dan

saudara) selalu menyediakan uang dan transportasi

untuk keperluan ke posyandu setiap bulan

E. Keterjangkauan Tempat Pelayanan

a. Jarak 1-2 Km

b. Jarak ≥ 2 Km

Page 109: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

92

F. Pernyataan Keaktifan Ibu Membawa Batita Ke Posyandu

Dalam 12 bulan berapa kali ke posyandu

a. Kurang dari 8 Kali

b. 8 kali atau lebih dari 8 kali

Page 110: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

93

1. Univariat

a. Umur

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <20 tahun 6 10.7 10.7 10.7

20-35 tahun 32 57.1 57.1 67.9

>35 tahun 18 32.1 32.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

b. Paritas

Paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid primigravida 16 28.6 28.6 28.6

multigravida 35 62.5 62.5 91.1

grandemultigarvida 5 8.9 8.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

c. Pendidikan

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tinggi 21 37.5 37.5 37.5

rendah 35 62.5 62.5 100.0

Total 56 100.0 100.0

d. Pengetahuan

pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 23 41.1 41.1 41.1

kurang 33 58.9 58.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

Page 111: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

94

e. Dukungan Keluarga

dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid dukungan .baik 37 66.1 66.1 66.1

dukungan kurang 19 33.9 33.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

f. Keterjangkauan Tempat Pelayanan Kesehatan

Keterjangkauan_T.Penkes

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid terjangkau 49 87.5 87.5 87.5

tidak terjangkau 7 12.5 12.5 100.0

Total 56 100.0 100.0

g. Keaktifan Ibu membawa Posyandu

Keakifan Posyandu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid aktif 26 46.4 46.4 46.4

tidak aktif 30 53.6 53.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

2. Bivariat

a. Pendidikan dengan Keatktipan Ibu membawa Posyandu

Crosstab

Keakifan Posyandu

Total aktif tidak aktif

Pendidikan tinggi Count 14 7 21

Expected Count 9.8 11.3 21.0

% of Total 25.0% 12.5% 37.5%

rendah Count 12 23 35

Expected Count 16.3 18.8 35.0

% of Total 21.4% 41.1% 62.5%

Total Count 26 30 56

Expected Count 26.0 30.0 56.0

% of Total 46.4% 53.6% 100.0%

Page 112: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

95

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.533a 1 .019

Continuity Correctionb 4.308 1 .038

Likelihood Ratio 5.609 1 .018

Fisher's Exact Test .027 .019

Linear-by-Linear Association 5.434 1 .020

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.75.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pendidikan

(tinggi / rendah)

3.833 1.220 12.042

For cohort Keakifan

Posyandu = aktif

1.944 1.123 3.368

For cohort Keakifan

Posyandu = tidak aktif

.507 .265 .972

N of Valid Cases 56

b. Pengetahuan dengan Keatktipan Ibu membawa Posyandu

Crosstab

Keakifan Posyandu

Total aktif tidak aktif

pengetahuan baik Count 19 4 23

Expected Count 10.7 12.3 23.0

% of Total 33.9% 7.1% 41.1%

kurang Count 7 26 33

Expected Count 15.3 17.7 33.0

% of Total 12.5% 46.4% 58.9%

Total Count 26 30 56

Expected Count 26.0 30.0 56.0

% of Total 46.4% 53.6% 100.0%

Page 113: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

96

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 20.541a 1 .000

Continuity Correctionb 18.147 1 .000

Likelihood Ratio 21.987 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 20.174 1 .000

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.68.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pengetahuan (baik /

kurang)

17.643 4.513 68.980

For cohort Keakifan Posyandu = aktif 3.894 1.966 7.716

For cohort Keakifan Posyandu = tidak

aktif

.221 .089 .547

N of Valid Cases 56

c. Dukungan Keluarga dengan Keatktipan Ibu membawa Posyandu

Crosstab

Keakifan Posyandu

Total aktif tidak aktif

dukungan Keluarga dukungan .baik Count 21 16 37

Expected Count 17.2 19.8 37.0

% of Total 37.5% 28.6% 66.1%

dukungan kurang Count 5 14 19

Expected Count 8.8 10.2 19.0

% of Total 8.9% 25.0% 33.9%

Total Count 26 30 56

Expected Count 26.0 30.0 56.0

% of Total 46.4% 53.6% 100.0%

Page 114: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

97

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.677a 1 .031

Continuity Correctionb 3.533 1 .060

Likelihood Ratio 4.831 1 .028

Fisher's Exact Test .047 .029

Linear-by-Linear Association 4.593 1 .032

N of Valid Cases 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.82.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for dukungan

Keluarga (dukungan .baik /

dukungan kurang)

3.675 1.095 12.332

For cohort Keakifan

Posyandu = aktif

2.157 .966 4.816

For cohort Keakifan

Posyandu = tidak aktif

.587 .372 .926

N of Valid Cases 56

d. Keterjangkauan Tempat Pelayanann Kesehatan dengan Keatktipan Ibu

membawa Posyandu Crosstab

Keakifan Posyandu

Total aktif tidak aktif

Keterjangkauan_T.Penkes terjangkau Count 24 25 49

Expected Count

22.8 26.3 49.0

% of Total 42.9% 44.6% 87.5%

tidak terjangkau

Count 2 5 7

Expected Count

3.3 3.8 7.0

% of Total 3.6% 8.9% 12.5%

Total Count 26 30 56

Expected Count

26.0 30.0 56.0

% of Total 46.4% 53.6% 100.0%

Page 115: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

98

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.026a 1 .311

Continuity Correctionb .369 1 .543

Likelihood Ratio 1.063 1 .303

Fisher's Exact Test .431 .275

Linear-by-Linear Association 1.007 1 .316

N of Valid Cases 56

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.25.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Keterjangkauan_T.Penkes

(terjangkau / tidak terjangkau)

2.400 .424 13.576

For cohort Keakifan Posyandu =

aktif

1.714 .513 5.724

For cohort Keakifan Posyandu =

tidak aktif

.714 .415 1.229

N of Valid Cases 56

3. Multivariat

a. Tahap I

Classification Tablea

Observed Predicted

Keakifan Posyandu Percentage

Correct aktif tidak aktif

Step 1 Keakifan Posyandu aktif 19 7 73.1

tidak aktif 4 26 86.7

Overall Percentage 80.4

a. The cut value is .500

Page 116: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

99

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a pengetahuan 2.870 .696 17.024 1 .000 17.643

Constant -4.428 1.180 14.090 1 .000 .012

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan.

b. Tahap II

Classification Tablea

Observed Predicted

Keakifan Posyandu Percentage

Correct aktif tidak aktif

Step 1 Keakifan Posyandu aktif 19 7 73.1

tidak aktif 4 26 86.7

Overall Percentage 80.4

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a pengetahuan 2.870 .696 17.024 1 .000 17.643

Constant -4.428 1.180 14.090 1 .000 .012

a. Variable(s) entered on step 1: pengetahuan.

Page 117: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

100

Lampiran 6

Page 118: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

101

Lampiran 7

Page 119: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

102

Lampiran 8

Page 120: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

103

Lampiran 9

Page 121: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

104

Lampiran 10

Page 122: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

111

Lampiran 11

Page 123: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

112

Lampiran 12

Page 124: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

113

Lampiran 13

Page 125: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

114

Lampiran 14

Page 126: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

115

Page 127: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

116

Lampiran 15

Page 128: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

117

Page 129: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

118

Lampiran 16

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 130: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

119

Page 131: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

120

Page 132: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

121

Page 133: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA …repository.helvetia.ac.id/1744/7/Skripsi Diana Sari Pandiangan... · Batita Ke Posyandu di Puskesmas Penanggalan Kota Subulusalam

122