FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS...

6
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PEKERJA WANITA SEKTOR INFORMAL KABUPATEN MOJOKERTO Diana Purnamasari Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi FAKULTAS Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Email: [email protected] Telp: 085646625275 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kelahiran di kabupaten Mojokerto sampai tahun 2010. Selain itu kesempatan wanita bekerja lebih sedikit pada sektor formal sehingga banyak wanita yang beralih pada sektor informal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat CBR (Crude Birth Rate) lebih besar dari tingkat CDR (Crude Death Rate). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas pada pekerja wanita sektor informal di kabupaten Mojokerto dengan variabel antara yaitu umur kawin pertama, lama periode reproduksi, pemakaian alat kontrasepsi, mortalitas bayi, dan sosial yaitu lama wanita bekerja dan agama yang dianut. Rancangan penelitian ini termasuk survey dan sebagai alat pengumpul data dengan wawancara terstruktur. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampel, dan sebagai pertimbangan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah daerah yang memiliki pusat-pusat kegiatan informal paling banyak. Populasi adalah 1.774 responden wanita pekerja sektor informal pernah kawin di Kabupaten Mojokerto, dan sampel yang digunakan berjumlah 326 responden. Analisis data yang digunakan yaitu tabulasi tunggal dan silang, korelasi, serta regresi berganda untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fertilitas dengan umur kawin pertama, lama periode reproduksi, mortalitas dan lamanya penggunaan alat kontrasepsi. Sedangkan untuk hubungan yang tidak signifikan dengan fertilitas yaitu lamanya wanita bekerja. Serta yang paling dominan pengaruhnya terhadap fertilitas di wilayah penelitian adalah lama periode reproduksi sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi fertilitas adalah lamanya wanita bekerja Selain itu juga sosialisasi masyarakat tentang pemakaian alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur ditingkatkan lagi dan digunakan minimal sebelum memiliki anak lebih dari tiga. Serta pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yang tujuannnya untuk memiliki jumlah anak yang sesuai dengan program pemerintah dengan kualitas anak yang baik. Kata kunci: fertilitas, pekerja wanita sektor informal, variabel antara, sosial. ABSTRACT The research is based on the highness of birth number in Mojokerto until 2010. Besides that, the chance for women to work in formal sector is small so they move to informal sector for their work. It is shown by the level of CBR (Crude Birth Rate) which is bigger than CDR (Crude Death Rate). The purpose of this research is to know the factors which affects the fertility of the informal sector women workers in Mojokerto with the inter variables which are the first marriage age, reproduction period, the usage of contraception, baby mortality, and the length of the working time. The plan of this research is included to survey and as a collecting data tool trough structured interview. The tecnique of taking sample uses purposive random sample, and as a consideration in determining this research sample is an area which has the most informal activity centers. The population is 1774 responders who are informal sector female workers. They all even get married in Mojokerto, and doubled regression to check hypnothesis.

Transcript of FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS...

Page 1: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PEKERJA WANITA

SEKTOR INFORMAL KABUPATEN MOJOKERTO

Diana Purnamasari

Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi

FAKULTAS Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Email: [email protected]

Telp: 085646625275

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kelahiran di kabupaten Mojokerto

sampai tahun 2010. Selain itu kesempatan wanita bekerja lebih sedikit pada sektor formal sehingga

banyak wanita yang beralih pada sektor informal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat CBR

(Crude Birth Rate) lebih besar dari tingkat CDR (Crude Death Rate).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas

pada pekerja wanita sektor informal di kabupaten Mojokerto dengan variabel antara yaitu umur

kawin pertama, lama periode reproduksi, pemakaian alat kontrasepsi, mortalitas bayi, dan sosial

yaitu lama wanita bekerja dan agama yang dianut. Rancangan penelitian ini termasuk survey dan

sebagai alat pengumpul data dengan wawancara terstruktur. Teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive random sampel, dan sebagai pertimbangan dalam penentuan sampel

penelitian ini adalah daerah yang memiliki pusat-pusat kegiatan informal paling banyak. Populasi

adalah 1.774 responden wanita pekerja sektor informal pernah kawin di Kabupaten Mojokerto, dan

sampel yang digunakan berjumlah 326 responden. Analisis data yang digunakan yaitu tabulasi

tunggal dan silang, korelasi, serta regresi berganda untuk menguji hipotesis.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fertilitas

dengan umur kawin pertama, lama periode reproduksi, mortalitas dan lamanya penggunaan alat

kontrasepsi. Sedangkan untuk hubungan yang tidak signifikan dengan fertilitas yaitu lamanya

wanita bekerja. Serta yang paling dominan pengaruhnya terhadap fertilitas di wilayah penelitian

adalah lama periode reproduksi sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi fertilitas adalah

lamanya wanita bekerja

Selain itu juga sosialisasi masyarakat tentang pemakaian alat kontrasepsi kepada

pasangan usia subur ditingkatkan lagi dan digunakan minimal sebelum memiliki anak lebih dari

tiga. Serta pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yang tujuannnya untuk memiliki jumlah anak

yang sesuai dengan program pemerintah dengan kualitas anak yang baik.

Kata kunci: fertilitas, pekerja wanita sektor informal, variabel antara, sosial.

ABSTRACT

The research is based on the highness of birth number in Mojokerto until 2010. Besides

that, the chance for women to work in formal sector is small so they move to informal sector for

their work. It is shown by the level of CBR (Crude Birth Rate) which is bigger than CDR (Crude

Death Rate).

The purpose of this research is to know the factors which affects the fertility of the

informal sector women workers in Mojokerto with the inter variables which are the first marriage

age, reproduction period, the usage of contraception, baby mortality, and the length of the working

time. The plan of this research is included to survey and as a collecting data tool trough

structured interview. The tecnique of taking sample uses purposive random sample, and as a

consideration in determining this research sample is an area which has the most informal activity

centers. The population is 1774 responders who are informal sector female workers. They all even

get married in Mojokerto, and doubled regression to check hypnothesis.

Page 2: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

The result of this research is, there are significant relation between fertility and first age

marriage, the length of reproduction period, mortality, and the length of contraception tool usage.

For the relation which is not significant is the length of working time. The most dominant effect to

the fertility in research area is the length of reproduction period.

Besides that, the socialization to the people about the usage of contraception tool for

childbearing age couple is increased and used at least before that couple has more than three

children. On the other hand, the important of contraception tool usage which has a purpose to have

an amount of children which is appropriate to quality of child.

Keyword: fertility, informal sector female worker, inter variable, social

Page 3: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

Masalah kependudukan merupakan

suatu masalah yang selalu mengalami

perubahan setiap zamannya.Masalah

kependudukan yang sedang dihadapi oleh

negara berkembang adalah pertumbuhan

penduduk yang sangat pesat. Akibatnya

timbul masalah-masalah, antara lain

persaingan lapangan kerja, kesempatan

untuk mendapatkan pendidikan,

berkurangnya daya dukung lingkungan, dan

lain-lain.

Pelonjakan jumlah penduduk yang

terjadi saat ini disebabkan oleh penurunan

angka mortalitas yang lebih awal dan lebih

cepat dibandingkan angka fertilitas. Seperti

yang dikemukakan oleh banyak ahli

demografi, bahwa ledakan penduduk yang

terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama

karena menurunnya tingkat kematian dengan

cepat, sementara tingkat kelahiran belum

dapat dikontrol dengan baik (Mantra,

2008:37).

Wilayah Kabupaten Mojokerto

sendiri yang sebagian besar merupakan

kawasan berbasis industri menarik

masyarakat untuk lebih mengambil

pekerjaan di bidang itu. Selain itu, tenaga

kerja wanita merupakan masalah

kependudukan yang perlu diperhatikan

karena berpengaruh terhadap fertilitas.

Keputusan wanita bekerja setelah kawin

dipengaruhi oleh ada tidaknya peran yang

harus dijalani dan keputusan untuk tetap

bekerja banyak dipengaruhi oleh kondisi

sosial ekonomi dan situasi pada saat

melangsungkan perkawinan atau melahirkan

anak.

Lapangan pekerjaan sektor formal

yang kapasitasnya tidak memenuhi bagi

calon tenaga kerja, khususnya tenaga kerja

wanita, juga berdampak pada semakin

banyak pekerjaan sektor informal. Hal ini

membuat tenaga kerja wanita lebih tertarik

masuk ke dunia kerja sektor informal karena

lebih mudah dan tidak memiliki keterikatan

dalam bekerja.

Peningkatan tenaga kerja wanita ini

terjadi akibat peningkatan jumlah penduduk

yang signifikan atau dapat dikatakan sebagai

ledakan penduduk. Ledakan penduduk

terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten

Mojokerto. Di beberapa kecamatan di

Kabupaten Mojokerto tersebut memiliki

tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat

signifikan, padahal luas wilayah di beberapa

kecamatan ini termasuk wilayah kecil dan

bukan merupakan sentra kegiatan di

Kabupaten Mojokerto. Wanita bekerja

dalam sektor informal yang ada ada di

Kabupaten Mojokerto mencapai sekitar 70%

dari jumlah wanita usia produktif.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode survey yaitu

metode penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang kemudian dilanjutkan dengan

wawancara yang disini menghubungkan

lima variabel bebas yaitu umur kawin

pertama,lamanya periode

reproduksi,mortalitas bayi, penggunaan

kontrasepsi,dan lama wanita bekerja.

dengan variabel terikat yaitu fertilitas, dan

juga dibatasi dengan pengelompokan yaitu

wanita pernah kawin yang bekerja sektor

informal. Penelitian disini menggunakan

data primer yang berupa wawancara dengan

mengunakan kuesioner dan data sekunder

yang berupa dokumentasi yang diperoleh

dari kantor Badan Pusat Statistik kabupaten

Mojokerto

Dalam penelitian ini tidak semua

daerah diambil sebagai sampel karena

daerah penelitian terlalu luas. Oleh karena

itu untuk memudahkan pengambilan sampel,

maka digunakan teknik purposive random

sampel, artinya suatu penelitian sampel

berdasarkan pada tujuan tertentu. Dalam

penelitian ini adalah dimana pusat-pusat

kegiatan informal paling banyak dilakukan.

Penetapan daerah sampel dalam penelitian

ini adalah kecamatan Mojosari, kecamatan

Sooko dan kecamatan Bangsal.

Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dari penelitian ini adalah seluruh wanita

pernah kawin yang berusia produktif (15-49

tahun) . Dalam penelitian ini tidak semua

daerah diambil sebagai sampel karena

daerah penelitian terlalu luas. Oleh karena

itu untuk memudahkan pengambilan sampel,

maka digunakan teknik purposive random

sampel, artinya suatu penelitian sampel

berdasarkan pada tujuan tertentu. Dalam

penelitian ini adalah dimana pusat-pusat

kegiatan informal paling banyak dilakukan.

Penetapan daerah sampel dalam penelitian

Page 4: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

ini adalah kecamatan Mojosari, kecamatan

Sooko dan kecamatan Bangsal.

Pengambilan sampel dalam penelitian

ini dibedakan menurut kecamatannya,

sehingga menggunakan teknik pengambilan

sampel proposional random sampling.

Proposional random sampling adalah

masing-masing sampel diambil secara

berimbang dengan demikian jumlahnya

bersifat proporsional sesuai masing-masing

unsur atau kelompok.

HASIL PENELITIAN

1. Hubungan antara Umur Kawin

Pertama Dengan Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata

jumlah anak lahir hidup berdasarkan usia

kawin pertama istri adalah 2,02. Usia kawin

pertama istri yang berada pada kelompok

umur antara 16-19 tahun mempunyai rata-

rata fertilitas yang paling tinggi yaitu sebesar

3 jiwa, sedangkan pada usia kawin 28-30

memiliki rata-rata fertilitas 1 jiwa.

Hipotesis pertama dalam penelitian

ini adalah terdapat hubungan antara umur

kawin pertama dengan tingkat fertilitas

penduduk di Kabupaten Mojokerto.

Berdasarkan pada hipotesis penelitian dapat

dirumuskan hipotesis kerja berikut:

Hipotesis nol (Ho) adalah “terdapat

hubungan antara umur kawin pertama istri

dengan tingkat fertilitas di Kabupaten

Mojokerto“. Sedangkan hipotesis alternatif

(Ha) adalah “tidak terdapat hubungan antara

umur kawin pertama dengan tingkat fertilitas

di Kabupaten Mojokerto“. Kriteria

penolakan Ho: Ho ditolak apabila nilai

signifikan lebih kecil dari taraf sigifikan

0,05. Didukung dengan korelasi nilai X1

terhadap Y yaitu didapatkan harga koefisien

korelasi sebesar -0,558 dengan nilai

signifikan 0,000 artinya lebih kecil dari

syarat signifikan 0,05 maka Ho diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara usia kawin

pertama dengan fertilitas.

2. Hubungan antara Lama Periode

Reproduksi dengan Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa responden dengan lama

reproduksi 0-5 tahun memiliki rata-rata

fertilitas terendah sebesar 1.36 jiwa.

Sedangkan 21-25 tahun memiliki rata-rata

fertilitas tertinggi yaitu sebesar 5 jiwa. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin lama

periode reproduksi maka semakin tinggi

fertilitas.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(Ho) menyatakan “terdapat hubungan antara

lama reproduksi dengan tingkat fertilitas“.

Sedangkan hipotesis (Ha) menyatakan

“tidak terdapat hubungan antara lama

reproduksi dengan tingkat fertilitas“. Data

diatas didukung dengan korelasi nilai X2

terhadap Y yaitu didapatkan harga koefisien

korelasi sebesar 0,589 dengan nilai

signifikan 0,000 artinya lebih kecil dari

syarat signifikan 0,05 maka Ho diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara lama periode

reproduksi dengan fertilitas.

3. Hubungan antara Mortalitas dengan

Fertilitas

Berdasarkan tabel 5.11 digambarkan

bahwa responden yang tidak memiliki anak

meninggal mempunyai rata-rata fertilitas

sebesar 2 jiwa dengan jumlah anak lahir

hidup 648 dari 323 ibu. Sedangkan

responden yang memiliki anak meninggal

memiliki rata-rata fertilitas 4 jiwa dengan

jumlah anak lahir hidup 13 dari 3 ibu. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

mortalitas maka semakin tinggi fertilitas.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(Ho) menyatakan “terdapat hubungan antara

mortalitas bayi dengan tingkat fertilitas“.

Sedangkan (Ha) menyatakan “tidak terdapat

hubungan antara mortalitas bayi dengan

tingkat fertilitas“. Data diatas didukung

dengan korelasi nilai X3 terhadap Y yaitu

didapatkan harga koefisien korelasi sebesar

0,175 dengan nilai signifikan 0,001 artinya

lebih kecil dari syarat signifikan 0,05 maka

Ho diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara mortalitas bayi dengan fertilitas.

4. Hubungan antara Lama Penggunaan

Alat Kontrasepsi dengan Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah responden yang

tidak memakai serta memakai alat

kontrasepsi sampai dengan 15 bulan

mempunyai rata-rata fertilitas tinggi yaitu

sebesar 2 jiwa dengan jumlah anak lahir

hidup 389 dari 178 responden. Sedangkan

yang menggunakan alat kontrasepsi selama

46-60 bulan mempunyai rata-rata fertilitas

sebesar 1 jiwa. Berdasarkan tabel diatas

digambarkan bahwa semakin lama seorang

wanita memakai alat kontrasepsi maka akan

semakin kecil mempunyai anak lahir hidup

begitu juga sebaliknya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(Ho) menyatakan “terdapat hubungan antara

lama pemakaian alat kontrasepsi dengan

Page 5: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

tingkat fertilitas“. Sedangkan (Ha)

menyatakan “tidak terdapat hubungan antara

lama pemakaian alat kontrasepsi dengan

tingkat fertilitas“. Dari analisis korelasi

didaptakan harga koefisien korelasi (r)

sebesar 0.175 dengan nilai Sig. 0,00 lebih

kecil dari syarat signifikan 0,05 maka H0

diterima. Dengan demikian korelasi nilai X4

terhadap Y yaitu dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara lama penggunaan

alat kontrasepsi dengan fertilitas. Semakin

lama memakai alat kontrasepsi maka

semakin rendah tingkat fertilitasnya.

5. Hubungan antara Lama Wanita

Bekerja dengan Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa responden yang bekerja

antara 1-5 jam/hari memiliki rata-rata

fertilitas sebesar 2 jiwa. Sedangkan

responden dengan waktu kerja 11-15 jam

yang memiliki rata-rata fertilitas sebesar 1

jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

rendah waktu kerja istri maka semakin tinggi

fertilitas.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

(Ho) menyatakan “terdapat hubungan antara

lama waktu kerja istri dengan tingkat

fertilitas“. Sedangkan (Ha) menyatakan

“tidak terdapat hubungan antara lama waktu

kerja istri dengan tingkat fertilitas“. Data

diatas didukung dengan korelasi nilai X5

terhadap Y yaitu didapatkan harga koefisien

korelasi sebesar -0,090 dengan nilai

signifikan 0,053 artinya lebih besar dari

syarat signifikan 0,05 maka Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara lama waktu

kerja istri dengan fertilitas.

6. Variabel yang Memberikan Pengaruh

Terbesar Terhadap Fertilitas

Variabel yang paling dominan

pengaruhnya terhadap fertilitas di wilayah

penelitian adalah lama periode reproduksi

sebesar 26,65%. Hal ini karena semakin

lama periode reproduksi maka memiliki

banyak kesempatan untuk memiliki banyak

anak. Sedangkan sumbangan terendah

adalah lamanya wanita bekerja yaitu sebesar

0,63%.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh umur kawin pertama

dengan fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara usia kawin pertama istri dengan

fertilitas. Semakin rendah usia kawin

pertama maka semakin tinggi tingkat

fertilitasnya.

Hasil penelitian ini didukung

pernyataan Lucas (1987:86) bahwa usia

perkawinan lebih tua dapat mempengaruhi

fertilitas secara langsung maupun tidak

langsung. Sikap-sikap seperti itu dapat

menyebabkan seorang wanita kawin pada

umur yang lebih tua, dan mungkin juga

membatasi kelahiran anak-anaknya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nur

Hamidah (2001) yang berjudul Hubungan

Antara Faktor-Faktor Demografi dan Non

Demografi dengan Fertilitas Penduduk di

Mojosari Kabupaten Mojokerto. menyatakan

bahwa perempuan yang menikah pada usia

relatif muda (< 15 tahun) akan memunyai

anak relatif lebih banyak daripada mereka

yang menikah pada usia lebih dewasa (20

tahun).

2. Pengaruh Lama Periode Reproduksi

dengan Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara lama periode reproduksi dengan

fertilitas. Semakin lama periode

reproduksinya maka semakin tinggi fertilitas

begitu juga sebaliknya. Tinggi rendahnya

periode reproduksi di pengaruhi oleh usia

kawin pertama seorang wanita.

Hal ini sesuai dengan pendapat

Daldjoeni (dalam Hamidah 2001:16) yang

menyatakan terdapat kecenderungan bahwa

pada waktu perkawinan yang lebih panjang,

rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup

lebih besar, sehingga dapat disimpulkan

semakin lama periode reproduksinya maka

akan semakin besar kesempatan untuk

memiliki banyak anak.

3. Pengaruh Mortalitas Bayi terhadap

Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian di

lapangan dapat disimpulkan bahwa

mempunyai hubungan (korelasi) yang

signifikan antara jumlah anak lahir hidup

terhadap mortalitas. Hal ini berarti semakin

tinggi angka mortalitas bayi semakin tinggi

pula fertilitas.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Budijanto, bahwa mortalitas yang tinggi

akan berpengaruh pada pengambilan

keputusan kehamilan seorang ibu.

Disamping itu ada juga perasaan khawatir

kalau anak mereka kelak tidak mencapai

dewasa, sehingga akan cenderung

menambah anak sebagai cadangan. Dengan

demikian jumlah anak yang masih hidup

akan cenderung tinggi pula sehingga

Page 6: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel7DD050963D59EDFF4F023B... · negara berkembang adalah pertumbuhan penduduk yang sangat ... bekerja

mengakibatkan cepatnya pertumbuhan

penduduk.

Hasil penelitian Lesmana (2010) juga

memberikan fakta bahwa tingkat mortalitas

bayi mempunyai hubungan positif terhadap

fertilitas. Semakin tinggi tingkat mortalitas

bayi maka semakin tinggi tingkat

fertilitasnya. Hal ini disebabkan karena

adanya kekhawatiran bila anak mati maka

harus ada cadangan anak yang masih hidup.

4. Pengaruh Lama Pemakaian Alat

Kontrasepsi terhadap Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara lama penggunaan alat

kontrasepsi dengan fertilitas. Semakin

panjang waktu pemakaian alat kontrasepsi

maka semakin tinggi tingkat fertilitasnya.

Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Murtini (2000:52) bahwa wanita

yang memakai alat kontrasepsi mempunyai

anak lebih banyak karena ibu-ibu

menggunakan alat kontrasepsi setelah

mereka memiliki anak lebih dari tiga.

5. Pengaruh Lama Wanita Bekerja

terhadap Fertilitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa lama bekerja

mempunyai hubungan (korelasi) yang

sangat kecil (tidak signifikan) sehingga

dianggap tidak memiliki hubungan terhadap

fertilitas. Dengan demikian dapat

disimpulkan lamanya wanita bekerja tidak

akan mempunyai hubungan dengan tinggi

rendahnya fertilitas.

Berdasarkan pendapat yang

dikemukakan oleh Bakir (1984) bahwa

hubungan antara fertilitas dengan angkatan

kerja wanita sebagai hubungan kausal yang

bersifat timbal balik, dimana satu sama lain

saling memengaruhi. Selain itu berbagai

penelitian di negara maju menunjukkan

bahwa hubungan antara fertilitas dan

angkatan kerja wanita bersifat negatif. Ini

berarti wanita yang bekerja cenderung

mempunyai anak lebih sedikit dan lebih aktif

menggunakan kontrasepsi jika dibandingkan

dengan wanita yang tidak bekerja,

sebaliknya di negara negara berkembang

hubungan negatif ini hanya ditemukan pada

pekerjaan di sektor modern atau formal di

daerah perkotaan, sedangkan pada pekerjaan

disektor informal di daerah perkotaan

maupun di pedesaan marginal, fertilitas

wanita yang tidak bekerja tidak berbeda

dengan mereka yang tidak bekerja bahkan di

beberapa negara berkembang wanita yang

bekerja di sektor pertanian di daerah

pedesaan ternyata mempunyai anak lebih

banyak dibandingkan dengan wanita yang

tidak bekerja.

Dalam penelitian ini rata-rata

responden bekerja usaha sendiri sehingga

meskipun bekerja tetap memiliki banyak

waktu untuk berada dirumah jadi dengan

kata lain lama tidaknya wanita bekerja tidak

memengaruhi tingi rendahnya fertilitas.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis data secara

bertahap maka dapat dihasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

fertilitas wanita pekerja sektor informal

di Kabupaten Mojokerto antara lain umur

kawin pertama, lama periode reproduksi,

mortalitas, lama pemakaian alat

kontrasepsi, dan lama wanita bekerja.

2. Variabel yang memberikan bobot

sumbangan terbesar adalah lama periode

reproduksi, sedangkan variabel yang

memberikan bobot sumbangan terkecil

adalah lama wanita bekerja.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan, maka terdapat beberapa saran

agar tingkat fertilitas dapat ditekan dan

dikendalikan:

1. Pemakaian alat kontrasepsi oleh

pasangan berusia subur harus lebih

ditingkatkan lagi dan digunakan minimal

sebelum memiliki anak lebih dari 3.

Sehingga diharapkan lama pemakaian

alat kontrasepsi dapat menekan angka

fertilitas.

2. Meningkatkan penyuluhan-penyuluhan

dan mutu layanan keluarga berencana

(KB) agar masyarakat mengerti batasan-

batasan kelahiran secara benar serta cara

penggunaannya dan tujuannya.