FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN...

150
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA SELAKAMBANG KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh: IKA NUR ATIKOH NIM: 1111101000138 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015

Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN...

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

MALARIA DI DESA SELAKAMBANG KECAMATAN

KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA

TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh:

IKA NUR ATIKOH

NIM: 1111101000138

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 2015

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Skripsi, Oktober 2015

Nama: Ika Nur Atikoh, NIM: 1111101000138

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

xvii + 103 halaman, 10 tabel, 2 gambar, 2 bagan, 3 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Malaria merupakan penyakit yang dapat menyebabkan

kematian jika tidak ditangani dengan segera. Salah satu daerah endemis Malaria

ialah Purbalingga. Kasus Malaria di Desa Selakambang meningkat dari 23 kasus

menjadi 91 kasus pada tahun 2014 dan menyumbang 80,5% kasus Malaria di

Kecamatan Kaligondang yang menyebabkan Purbalingga termasuk dalam daerah

endemis Malaria.

Tujuan: Diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria

di Desa Selakambang.

Metode: Desain studi yang digunakan ialah cross sectional dengan populasi

penelitian adalah seluruh warga di Desa Selakambang. Sampel diambil dengan

teknik stratified random sampling sebanyak 138 orang. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ialah lembar kuesioner dengan analisis hubungan menggunakan

uji Chi Square.

Hasil: Sebanyak 12 orang dari 138 sampel diketahui menderita Malaria. Sebagian

besar penderita Malaria ialah perempuan (66,7%), berusia 25 – 45 tahun (58,3%)

dan memiliki pekerjaan berisiko (58,3%). Ada hubungan yang signifikan antara

pekerjaan (p.value = 0,001), pemakaian kelambu (p.value = 0,000) dan

keberadaan ternak (p.value = 0,035) dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang.

Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang ialah faktor demografi individu (pekerjaan), faktor perilaku

(penggunaan kelambu) dan faktor lingkungan (keberadaan kandang ternak).

Puskesmas Kaligondang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga diharapkan

tetap memberikan penyuluhan terkait Malaria dan membuat program ataupun

kebijakan yang terfokus pada ketiga faktor risiko tersebut.

Kata Kunci: Faktor risiko, Malaria, Purbalingga

Daftar Bacaan: 80 (1989 – 2015)

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

ENVIRONMENTAL HEALTH

Undergraduate Thesis, October 2015

Name: Ika Nur Atikoh, NIM: 1111101000138

Factors Associated to the Incidence of Malaria in Selakambang, Kaligondang,

Purbalingga 2014

xvii + 103 pages, 10 tables, 2 pictures, 2 schemes, 3 attachments

ABSTRACT

Background: Malaria can be fatal if not treated immediately. One of the areas

where Malaria is endemic is Purbalingga. Cases of Malaria in Selakambang

increased from 23 cases to 91 cases in 2014 and 80.5% of the cases are in district

Kaligondang. It makes Purbalingga as Malaria-endemic areas.

Objective: to find out factors associated to the incidence of Malaria in the village

Selakambang.

Methods: The study design used is cross sectional study, population is all

residents in the village Selakambang. Samples were taken with stratified random

sampling of at least 138 people. The instrument used in this study is the

questionnaire and technique data analysis using Chi Square test.

Results: There are 12 of the 138 samples were suffering from Malaria. Most

patients with Malaria are women (66.7%), aged 25-45 years (58.3%) and have a

risky job (58.3%). There is a significant relationship between the type of work

(p.value = 0.001), use of mosquito nets (p.value = 0.000) and the presence of

cattle (p.value = 0.035) with the incidence of Malaria in the village Selakambang.

Conclusion: Factors associated to the incidence of Malaria in Selakambang is

individual demographic factors (work), behavioral factors (use of mosquito nets)

and environmental factors (the existence of cattle). Kaligondang Health Center

and District Health Offices of Purbalingga must to continue to provide counseling

related to Malaria and make program or policy that focuses on these three risk

factors.

Keywords: Risk factors, Malaria, Purbalingga

Reference: 80 (1989 – 2015)

Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

vi

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Percayalah bahwa sesuatu yang dilandasi dengan keyakinan akan dapat tercapai.

“Apa yang Anda yakini, itu yang akan terjadi”

---------

Atas segala rahmat, ni’mat, ridho dan karunia Allah yang Maha Kuasa yang telah memberi

kemudahan dan segala keajaiban pada penulis, serta dengan melimpahkan sholawat dan salam

kepada Nabi Muhammad SAW, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Papa dan Mama

Semoga skripsi ini dapat menjadi karya yang layak untuk sedikit mewakili rasa terimakasihku

untuk Papa dan Mama atas segala usaha, do’a, kasih sayang dan semangat yang dengan tulus

diberikan padaku. Trimakasih atas kepercayaan yang diberikan padaku bahwa aku pasti bisa

sampai sejauh ini.

Nila dan Agha

Keceriaan yang kalian berikan selalu memberikan warna dan semangat sepanjang proses

penyelesaian skripsi ini. Kedua adikku tersayang, karya ini ada karena kalian.

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ika Nur Atikoh

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 13 Juli 1994

Warganegara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Al Ikhlas, Kembangan RT 04/07, Kecamatan

Bukateja, Kabupaten Purbalingga

Telepon : 085740264830

Email : [email protected]

Pendidikan Formal:

1. RA Diponegoro (1998 – 1999)

2. MI YAPPI Kembangan I (1999 – 2005)

3. MTs Minhajut Tholabah Bukateja (2005 – 2008)

4. MA Minhajut Tholabah Bukateja (2008 – 2011)

5. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Peminatan Kesehatan Lingkungan (2011 – 2015)

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan tidak ada halangan yang berarti. Skripsi yang berjudul “Faktor

yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014” ini penulis susun untuk

memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Selama proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat dan sangat

membantu penulis baik dalam hal moril maupun materiil. Untuk itu, penulis

sampaikan terima kasih kepada:

1. Papa dan Mama, yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan semangat

kepada penulis sehingga penulis tidak putus asa dalam menyelesaikan skripsi

ini.

2. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat

yang membangun.

3. Ketua Program Studi, Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D beserta jajaran

dosen khususnya Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I

dan Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan ilmu dan petunjuk dalam mengerjakan skripsi ini sehingga

penulis tahu kemana arah dan tujuan pembuatan skripsi ini.

4. Kepala Puskesmas Kaligondang dan Kepala Desa Selakambang yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

x

5. Kepala Dusun 2, Kepala Dusun 3 dan Kepala Dusun 5 Desa Selakambang

atas semua jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama proses

pengambilan data.

6. Nila, atas kesetiannya menemani penulis selama proses pengambilan data

hingga selesainya skripsi.

7. Agha dan Mas Faishal yang selalu menghibur saat bosan, menemani saat

lelah dan membakar kembali semangat penulis ketika mulai padam.

8. Pak Azib Rasyidi yang senantiasa meluangkan waktu disela – sela

kesibukannya untuk membantu proses penyelesaian administrasi sampai

akhir.

9. Keluarga CSSMoRA UIN Jakarta khususnya CSSMoRA 2011 untuk Kesmas

Bahagia, Keluarga Jambu dan Keluarga Cemara.

10. Teman – teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat 2011 khususnya

peminatan Kesehatan Lingkungan, Keluarga ENVIHSA, DEMA FKIK dan

PMII KOMFAKKES atas pengalaman luar biasa yang dapat memotivasi

penulis.

11. Seluruh pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas

semua jasa dan waktu yang disediakan untuk penulis guna menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi

siapapun yang membacanya. Akhir kata, semua kritik dan saran penulis nantikan

untuk perbaikan kedepan. Terimakasih.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11

A. Pengertian Malaria .................................................................................... 11

B. Gejala Malaria ........................................................................................... 12

C. Faktor Penyebab Infeksi Malaria .............................................................. 14

1. Faktor Host .......................................................................................... 14

2. Faktor Agent ........................................................................................ 22

3. Faktor Lingkungan .............................................................................. 24

D. Kerangka Teori .......................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 34

A. Kerangka Konsep ...................................................................................... 34

B. Definisi Operasional .................................................................................. 40

C. Hipotesis .................................................................................................... 48

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xii

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 49

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 49

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 49

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 49

D. Pengumpulan Data .................................................................................... 52

1. Sumber Data ........................................................................................ 52

2. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 53

3. Instrumen Penelitian ............................................................................ 53

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................... 54

F. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 55

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 58

A. Gambaran Tempat Penelitian .................................................................... 58

1. Profil Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga.......................................................................................... 58

2. Distribusi Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ............................. 59

B. Analisis Univariat ...................................................................................... 60

1. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Demografi Penduduk

pada Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ................................................... 60

2. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Perilaku pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014 ..................................................................... 61

3. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Lingkungan pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014 ..................................................................... 62

C. Analisis Bivariat ........................................................................................ 64

1. Hubungan Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014 .......................................................................................... 64

2. Hubungan Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014 ..................................................................................................... 65

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xiii

3. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014 ..................................................................................................... 66

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 68

A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 68

B. Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Bukateja Kabupaten

Purbalingga ................................................................................................ 69

C. Hubungan antara Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014 ................................................................................................ 70

1. Usia...................................................................................................... 70

2. Jenis Kelamin ...................................................................................... 72

3. Pekerjaan ............................................................................................. 73

D. Hubungan antara Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014 ........................................................................................................... 75

1. Perilaku Keluar Rumah pada Malam Hari .......................................... 75

2. Penggunaan Kelambu .......................................................................... 78

3. Pemasangan Kasa Anti Nyamuk ......................................................... 80

4. Penggunaan Obat Nyamuk .................................................................. 82

E. Hubungan antara Faktor Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014 ................................................................................................ 83

1. Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk........................................... 83

2. Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk ............................ 85

3. Keberadaan Kandang Ternak .............................................................. 87

4. Jarak Rumah dengan Kandang Ternak................................................ 88

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 90

A. Simpulan .................................................................................................... 90

B. Saran .......................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 40

Tabel 4.1 Proporsi Sampel Menurut RW di Desa Selakambang ....................... 53

Tabel 4.2 Hasil r Hitung Pertanyaan Terkait Variabel yang diteliti ................... 56

Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ............................ 61

Tabel 5.2 Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Demografi Penduduk

Pada Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 .................................................. 61

Tabel 5.3 Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Perilaku pada Masyarakat

di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014 .................................................................... 62

Tabel 5.4 Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Lingkungan pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 .................................................. 64

Tabel 5.5 Hubungan Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014 .................................................................... 65

Tabel 5.6 Hubungan Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014 ......................................................................................... 66

Tabel 5.7 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014 ......................................................................................... 67

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Nyamuk Anopheles .................................................... 17

Gambar 2.2 Siklus Hidup Plasmodium ................................................................ 24

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ................................................................... 33

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 34

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit serius dan fatal yang ditularkan oleh

nyamuk dan jika tidak segera diobati maka penderita akan mengalami

komplikasi yang parah dan dapat meninggal (CDC, 2015). Menurut WHO

(2014), angka kematian Malaria di dunia pada tahun 2013 masih mencapai

47% dan 78% diantaranya ialah anak – anak yang berumur dibawah 5 tahun.

Indonesia masih menjadi negara transmisi Malaria atau berisiko

Malaria karena pada tahun 2010 terdapat 229.819 kasus positif Malaria dan

meningkat menjadi 256.592 kasus pada tahun 2011 (Kemenkes, 2012). Sesuai

profil kesehatan Indonesia tahun 2010, terdapat sekitar 80% kabupaten/kota

di Indonesia termasuk kategori endemis Malaria dengan lebih dari 45%

penduduknya berdomisili di desa endemis. Pada tahun 2013, data

menunjukkan bahwa terdapat 14% daerah endemis tinggi Malaria dan 71%

daerah endemis rendah Malaria di Indonesia (Kemenkes, 2014).

Sedangkan untuk Annual Paracite Incidence (API) di Indonesia pada

tahun 2013 mencapai 1,38 per 1000 penduduk, artinya masih ada 138

penduduk yang sakit Malaria dari 100.000 penduduk. Angka tersebut masih

belum mencapai target Rencana Strategi Kementerian Kesehatan RI yakni

<1,25 per 1000 penduduk pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014). Selain itu,

lebih dari 70% kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh diare, pneumonia,

campak, malnutrisi dan Malaria (Depkes, 2008).

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

2

Jika dilihat dari tren API untuk Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan

Jawa Timur, angka API Provinsi Jawa Tengah sampai tahun 2013 belum

mencapai 0,00 (Kemenkes, 2014). Pada tahun 2015, Pulau Jawa beserta dua

Provinsi NAD dan Kepulauan Riau telah ditargetkan menjadi sasaran

eliminasi Malaria tahap II oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes, 2011).

Angka API di Jawa Tengah secara berturut-turut selama 7 tahun

terakhir (tahun 2007 – 2013) masih fluktuatif yakni 0,12; 0,07; 0,08; 0,1;

0,01; 0,03; 0,04 per 1000 penduduk, hal ini menunjukkan bahwa Malaria

masih menjadi masalah di Jawa Tengah (Kemenkes, 2014). Menurut data

Riskesdas, sebanyak 7,1% penderita bertempat tinggal di daerah pedesaan

dan sebanyak 7,8% merupakan petani, nelayan atau buruh (Kemenkes, 2013).

Selain itu, diketahui masih terdapat 2.420 kasus Malaria di Jawa Tengah pada

tahun 2012 (Dinkes, 2012).

Data menunjukkan bahwa Purbalingga pernah mengalami Kejadian

Luar Biasa (KLB) Malaria pada tahun 2003 dengan 1.418 kasus positif

terdapat Plasmodium, sp dan tahun 2010 dengan 952 kasus positif terdapat

Plasmodium, sp. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga (2014)

penyakit menular yang terdapat di Purbalingga antara lain ialah Malaria, TB

paru, HIV/AIDS, ISPA dan kusta. Malaria diketahui sebagai penyakit

menular dengan kasus tertinggi di Purbalingga yang angka kasusnya

meningkat tajam dari 1.355 kasus di tahun 2012 menjadi 1.943 kasus di tahun

2013. Pada tahun 2013, kasus tersebut tersebar di 9 kecamatan di Purbalingga

dengan 187 diantaranya dinyatakan positif terdapat Plasmodium, sp didalam

darah.

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

3

Selama lima tahun terakhir terdapat 5 kecamatan yang masih terdapat

kasus Malaria di Kabupaten Purbalingga yaitu Pengadegan, Karanganyar,

Karangmoncol, Rembang dan Kaligondang. Namun pada tahu 2014, dari

kelima kecamatan tersebut kasus terbanyak berada di Kecamatan

Kaligondang yaitu sebanyak 113 kasus dengan 91 kasus tersebut berada di

Desa Selakambang dengan API 11,83 per 1000 penduduk (DKK, 2014).

Responden dalam penelitian tentang Malaria yang dilakukan oleh

Nurbayani (2013) sebagian besar (43,4%) bekerja sebagai buruh, sedangkan

dalam penelitian Bagaray et al. (2015) sebesar 73,7% respondennya bekerja

sebagai petani. Menurut beberapa penelitian keluar rumah pada malam hari

merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria seperti

penelitian yang dilakukan oleh Asa et al. (2015), Bagaray et al. (2015) dan

Budiyanto (2011). Yawan (2006) dan Rooroh (2013) juga mendukung

pernyataan tersebut bahwa orang yang keluar rumah pada malam hari

memiliki risiko lebih besar terkena Malaria dibandingkan dengan orang yang

tidak keluar rumah pada malam hari.

Selain itu, penggunaan kelambu juga merupakan faktor yang

berhubungan dengan kejadian Malaria sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Nurbayani (2013), Erdinal et al. (2006) dan Bagaray et al. (2015).

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahrain et

al. (2015) dan Yawan (2006).

Menurut Syahrain et al. (2015), Sagay et al. (2015) dan Nurfitrianah et

al. (2015) selain faktor di atas pemakaian obat anti nyamuk juga berhubungan

dengan kejadian Malaria. Pemasangan kasa ventilasi juga diketahui

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

4

berhubungan dengan kejadian Malaria (Erdinal et al. (2006) dan Budiyanto

(2011)).

Selain faktor dari manusia, faktor lingkungan juga berhubungan

dengan kejadian Malaria. Faktor tersebut ialah tempat perindukan nyamuk

(Walean et al. (2015), Nurbayani (2013) dan Yawan (2006)) dan keberadaan

ternak (Bagaray et al. (2015) dan Mulyono et al. (2013)). Kusdaryanto et al.

(2005) melakukan penelitian di Jepara dengan hasil bahwa faktor risiko yang

berhubungan dengan kepadatan nyamuk didalam rumah antara lain ialah letak

kandang yang berada didalam rumah dan jarak tempat perindukan nyamuk

yang dekat.

Angka API di Kecamatan Kaligondang selama 5 tahun terakhir (2010

– 2014) menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga (DKK, 2014)

masih fluktuatif, yakni 3,81; 1,43; 0,66; 0,86; 2,84. Sampai saat ini di

Kecamatan Kaligondang khususnya Desa Selakambang dengan kondisi

tersebut belum pernah dilakukan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi

kejadian Malaria di daerah tersebut. Hal tersebut menjadikan peneliti ingin

mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Banyaknya kasus Malaria yang terjadi di Desa Selakambang setahun

terakhir yakni 91 kasus menyumbang 80,5% untuk kasus Malaria di

Kecamatan Kaligondang dan menyebabkan Purbalingga termasuk dalam

daerah endemis Malaria. Menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten

Purbalingga tahun 2014, angka API Desa Selakambang selama 3 tahun

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

5

terakhir (2010 – 2014) ialah 0,13; 2,99; 11,83 per 1000 penduduk. Artinya

penderita Malaria pada tahun 2010 meningkat dari 13 orang per 100.000

penduduk menjadi 1.183 orang per 100.000 penduduk pada tahun 2014.

Meningkatnya angka kesakitan Malaria tersebut menunjukkan Malaria masih

menjadi masalah yang belum diselesaikan. Selain itu, di Desa Selakambang

belum pernah dilakukan penelitian mengenai faktor yang berhubungan

dengan kejadian Malaria di daerah tersebut. Untuk itu, peneliti ingin

mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana distribusi kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014?

2. Bagaimana frekuensi kejadian Malaria berdasarkan karakteristik

demografi individu (usia, jenis kelamin, pekerjaan) pada masyarakat di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

tahun 2014?

3. Bagaimana frekuensi kejadian Malaria berdasarkan perilaku (keluar

rumah pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti

nyamuk, penggunaan obat anti nyamuk) pada masyarakat di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun

2014?

4. Bagaimana frekuensi kejadian Malaria berdasarkan faktor lingkungan

(keberadaan tempat perindukan nyamuk, keberadaan kandang ternak,

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

6

jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan

kandang ternak) di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga tahun 2014?

5. Apakah ada hubungan antara karakteristik demografi individu (usia, jenis

kelamin, pekerjaan) dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014?

6. Apakah ada hubungan antara perilaku masyarakat (keluar rumah pada

malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk,

penggunaan obat anti nyamuk) dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun

2014?

7. Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan (keberadaan tempat

perindukan nyamuk, keberadaan kandang ternak, jarak rumah dengan

tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan kandang ternak) dengan

kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian

Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga tahun 2014.

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

7

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Diketahuinya ditribusi kejadian Malaria di Desa Selakambang

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014.

b. Diketahuinya frekuensi kejadian Malaria berdasarkan karakteristik

demografi individu (usia, jenis kelamin, pekerjaan) pada masyarakat

di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga tahun 2014.

c. Diketahuinya frekuensi kejadian Malaria berdasarkan perilaku

(keluar rumah pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan

kasa anti nyamuk, penggunaan obat anti nyamuk) pada masyarakat

di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga tahun 2014.

d. Diketahuinya frekuensi kejadian Malaria berdasarkan faktor

lingkungan (keberadaan tempat perindukan nyamuk, keberadaan

kandang ternak, jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk,

jarak rumah dengan kandang ternak) di Desa Selakambang

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014.

e. Diketahuinya hubungan antara karakteristik demografi individu

(usia, jenis kelamin, pekerjaan) dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun

2014.

f. Diketahuinya hubungan antara perilaku masyarakat (keluar rumah

pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

8

nyamuk, penggunaan obat anti nyamuk) dengan kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

tahun 2014.

g. Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan (keberadaan

tempat perindukan nyamuk, keberadaan kandang ternak, jarak rumah

dengan tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan kandang

ternak) dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini akan memberi manfaat kepada berbagai

pihak dan instansi, manfaat tersebut antara lain ialah:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain jika

membutuhkan referensi terkait penelitian dengan topik yang sama.

2. Bagi Masyarakat Desa Selakambang

Penelitian ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui cara

mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit Malaria terutama

yang diakibatkan oleh faktor host dan faktor lingkungan sekitar sehingga

masyarakat mampu mandiri dan berpartisipasi aktif dalam mencegah,

mengendalikan serta mengeliminasi penyakit Malaria, khususnya bagi

warga Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga.

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

9

3. Bagi Puskesmas Kaligondang

Adanya penelitian ini akan membantu Puskesmas Kaligondang

dalam menemukan faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit

Malaria di wilayah kerja Puskemas Kaligondang. Kemiripan karakteristik

daerah di wilayah kerja puskesmas menjadikan hasil penelitian ini dapat

diaplikasikan di wilayah kerja Puskesmas Kaligondang sehingga

pemilihan program eliminasi dapat diterapkan sesuai dengan faktor

penyebab yang ditemukan.

4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga akan terbantu dengan

adanya penelitian ini karena hasil dari penelitian ini akan dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan selanjutnya terhadap

program eliminasi penyakit Malaria sehingga kebijakan dan program

yang akan dilakukan sesuai kondisi lapangan dan tepat sasaran

berdasarkan faktor penyebab kejadian Malaria khususnya di Kabupaten

Purbalingga.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga pada bulan Juli hingga bulan Agustus

tahun 2015. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui faktor

yang berhubungan dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014. Subjek yang diteliti ialah

warga Desa Selakambang yang tinggal selama lebih dari satu tahun.

Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional menggunakan

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

10

data primer yang didapatkan dari hasil kuesioner dengan jumlah sampel

sebanyak 138 sampel. Sampel ditentukan dengan teknik stratified random

sampling.

Variabel independen dalam penelitian ini ialah karakteristik demografi

individu (usia, jenis kelamin, pekerjaan), perilaku (keluar rumah pada malam

hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk, penggunaan obat

anti nyamuk) dan faktor lingkungan (keberadaan tempat perindukan nyamuk,

keberadaan ternak, jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk, jarak

rumah dengan ternak). Sedangkan variabel dependen dari penelitian ini ialah

kejadian Malaria pada warga Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Tahun 2014. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan Puskesmas

Kaligondang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga terbantu dalam

menetapkan program yang sesuai dan tepat sasaran.

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Malaria

Malaria ialah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang sebagian

siklus hidupnya berada di dalam tubuh manusia dan sebagian di dalam tubuh

nyamuk (NIAD, 2007). Parasit tersebut berkembang biak dalam hati manusia

dan kemudian menginfeksi sel darah merah (WHO, 2015). Malaria terjadi

bila eritrosit diinvasi oleh salah satu dari empat spesies parasit ptotozoa dari

genus Plasmodium (Wahab, 2000). Spesies yang paling banyak dijumpai

ialah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Plasmodium Malariae

dijumpai di Indonesia bagian Timur sedangkan Plasmodium ovale pernah

ditemukan di Papua dan Nusa Tenggara Timur (Prabowo, 2004).

Malaria pada manusia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (Anies

(2006) dan (Tjay and Rahardja, 2007)):

1. Malaria Tropika

Malaria tropika juga disebut sebagai demam rimba (jungle fever).

Merupakan Malaria terganas dengan mortalitas terbesar yang disebabkan

oleh Plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7 – 12 hari. Jika

tidak diobati Malaria jenis ini akan dapat menyebabkan penderita

mengigau, koma hingga kematian akibat eritrosit yang menyumbat

kapiler otak. Gejala dari Malaria ini ialah berkurangnya kesadaran dan

demam yang tidak menentu dan terkadang terus menerus dengan suhu

yang sangat tinggi (di atas 48oC).

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

12

2. Malaria Tersiana

Malaria jenis ini disebabkan oleh dua Plasmodium, yakni

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale. Malaria ini tidak

menyebabkan kematian meski tidak dilakukan pengobatan. Ciri – ciri

dari Malaria ini ialah penderita mengalami demam secara berkala 3 hari

sekali dengan puncak setelah setiap 48 jam. Masa inkubasi untuk Malaria

ini ialah 10 – 14 hari. Gejala lain yang biasanya terjadi ialah malaise

umum, nyeri kepala, nyeri punggung dan mual.

3. Malaria Kwartana

Malaria kwartana mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali

dengan puncak demam setiap 72 jam. Gejala Malaria ini mirip dengan

Malaria tertiana namun gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18

sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Parasit yang menyebabkan Malaria

kwartana ialah Plasmodium Malariae dengan masa inkubasi selama 4 – 6

minggu.

B. Gejala Malaria

Penderita yang terserang Malaria biasanya melalui tiga tahap yakni

menggigil, diikuti oleh demam kemudian berkeringat. Saat menggigil, orang

tersebut cenderung sakit kepala, malaise, kelelahan dan nyeri otot. Selain itu,

kadang mual, muntah dan diare. (NIAD, 2007).

Gejala pertama dari Malaria ini dimulai bertepatan dengan pecahnya

sel darah merah yang terinfeksi. Semakin banyak sel darah yang pecah di

waktu yang sama maka serangan Malaria dapat terjadi berulang – ulang

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

13

secara teratur. Periode untuk masing – masing spesies berbeda, untuk P. vivax

dan P. ovale setiap 2 hari sedangkan untuk P. Malariae 3 hari (NIAD, 2007).

UNICEF (2000) menjelaskan bahwa berikut merupakan tanda – tanda

seseorang yang menderita Malaria:

1. Terjadi perubahan perilaku seperti kebingungan, dll.

2. Muntah, tidak dapat makan ataupun minum.

3. Diare hebat.

4. Pendarahan berat di hidung, gusi atau bagian lain.

5. Demam tinggi melebihi 39o C

6. Dehidrasi

7. Anemia

8. Kekuningan pada mata

Gejala penting lain menurut Tjay and Rahardja (2007) ialah

membesarnya limpa dan anemia yang diakibatkan oleh hemolisa semua sel

baik yang sehat maupun terinfeksi yang menyebabkan urin warna hitam

(blackwater fever). Selain itu juga terjadi serangan panas – dingin yang terdiri

atas tiga fase, yaitu:

1. Fase dingin, berlangsung dari 30 sampai 60 menit karena terjadinya

penyempitan pembuluh. Penderita menggigil karena merasa sangat

dingin dan suhu badan meningkat dengan cepat sampai dengan 41oC.

2. Fase panas, menyusul setelah fase dingin yang berlangsung selama 2 – 6

jam. Fase ini menyebabkan penderita kadang – kadang mengigau.

3. Fase berkeringat, fase dimana penderita merasa letih dan merasa ingin

tidur.

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

14

C. Faktor Penyebab Infeksi Malaria

Penyakit menular disebabkan oleh interaksi antara faktor host

(pejamu), agent (penyebab penyakit) dan environment (lingkungan) (Nisa,

2007).

1. Faktor Host

Host dibagi menjadi dua yakni definitive host dan intermediate

host. Definitive host ialah jika siklus seksual suatu agent terjadi pada

tubuh host, jika yang terjadi pada tubuh host ialah siklus aseksual agent

maka itu disebut sebagai intermediate host. definitive host penyakit

Malaria ialah nyamuk Anopheles dan intermediate host Malaria ialah

manusia (Chandra, 2009).

a. Definitive Host Malaria

Terdapat sekitar 3450 spesies nyamuk, 400 spesies

diantaranya ialah nyamuk Anopheles dengan 70 spesies merupakan

vektor Malaria. Anopheles yang menjadi vektor Malaria di

Indonesia terdiri dari 24 spesies. Spesies nyamuk Anopheles yang

menjadi vektor ini berbeda – beda menurut daerah, yaitu

(Natadisastra and Agoes, 2009):

a. Jawa dan Bali, terdiri dari Anopheles sundaicus, Anopheles

aconitus, Anopheles maculatus, Anopheles subpictus,

Anopheles flavirostris, Anopheles tesselatus.

b. Sumatera, yaitu Anopheles sundaicus, Anopheles aconitus,

Anopheles nigerrimus, Anopheles barbirostris, Anopheles

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

15

sinensis, Anopheles kochi, Anopheles leucosphyrus, Anopheles

subpictus, Anopheles annularis, Anopheles maculatus.

c. Sulawesi, antara lain Anopheles sundaicus, Anopheles

subpictus, Anopheles flavirostris, Anopheles minimus,

Anopheles vanus.

d. Kalimantan, vektornya adalah Anopheles sundaicus, Anopheles

umbrosus, Anopheles balabacensis, Anopheles baezai.

e. Irian Jaya, yaitu Anopheles farauti, Anopheles punctulatus,

Anopheles bancrofti, Anopheles koliensis.

Siklus hidup dari nyamuk melalui 4 tahap yakni telur, larva,

pupa dan dewasa. Fase tersebut dapat mudah dikenali dari bentuk

fisik nyamuk tersebut (AMCA, 2014).

1) Telur

Anopheles dan beberapa genus lain bertelur tunggal dan

tidak meletakkan telur mereka membentuk rakit seperti spesies

nyamuk lain (Gambar 2.1a). Anopheles meletakkan telur di

permukaan air dan kebanyakan telur menetas menjadi larva

dalam waktu 48 jam.

2) Larva

Larva hidup di dalam air dan muncul ke permukaan air

untuk bernafas. Larva melepaskan kulit mereka sebanyak 4

kali dan terus mengalami pertumbuhan setelah melepas kulit.

Kebanyakan larva memiliki sejenis pipa untuk bernafas dan

menggantung terbalik dari permukaan air. Akan tetapi

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

16

Anopheles tidak memiliki pipa sehingga larva terletak sejajar

dengan permukaan air untuk mendapat pasokan oksigen

melalui saluran pernafasan (Gambar 2.1b). Sumber makanan

larva ialah mikroorganisme dan bahan organik yang ada di

dalam air. Larva kemudian berubah menjadi pupa saat

pelepasan kulit yang ke-empat.

3) Pupa

Tahap pupa ialah tahap istirahat, tidak makan saat tahap

perkembangan, tetapi tetap dapat berpindah, bereaksi terhadap

perubahan cahaya dan bergerak (terbalik) dengan memutar

ekor mereka ke bagian bawah atau daerah yang terlindung

(Gambar 2.1c). Kemudian nyamuk berubah dari tahap pupa

menjadi dewasa.

4) Dewasa

Nyamuk yang baru saja menjadi dewasa akan bertumpu

pada permukaan air dalam waktu yang singkat untuk membuat

tubuhnya kering dan mengeras (Gambar 2.1d). Sayap nyamuk

yang baru menjadi dewasa ini harus menyebar dan dalam

keadaan kering sebelum terbang. Mereka belum berburu darah

dan tidak kawin selama beberapa hari. Lamanya setiap tahap

pertumbuhan nyamuk tergantung pada suhu dan karakteristik

spesies.

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

17

a.

b.

c.

d.

Gambar 2.1 Siklus hidup nyamuk Anopheles

Sumber: Tjay and Rahardja (2007)

Menurut Achmadi (2005), beberapa kebiasaan makan dan

istirahat nyamuk Anopheles ialah sebagai berikut:

1). Zoofilik: nyamuk yang menyukai darah binatang.

2). Anthropofilik: nyamuk yang menyukai darah manusia.

3). Zooanthropofilik: nyamuk yang menyukai darah binatang dan

juga manusia.

4). Endofilik: nyamuk yang suka tinggal di dalam

rumah/bangunan.

5). Eksofilik: nyamuk yang suka tinggal di luar rumah.

6). Endofagik: nyamuk yang suka menggigit di dalam

rumah/bangunan.

7). Eksofagik: nyamuk yang suka menggigit di luar rumah.

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

18

b. Intermediate Host Malaria

Manusia dalam hal ini merupakan pengandung gametosit

(gametocyte carrier) dan meneruskan siklus hidup parasit yang ada

dalam nyamuk (Natadisastra and Agoes, 2009). Faktor manusia ini

meliputi usia, jenis kelamin, ras, genetik, perilaku, nutrisi,

imunitas, pekerjaan, riwayat Malaria dan rekreasi (Nisa (2007) dan

Arsin (2012)).

a. Usia

Secara umum, penyakit Malaria tidak mengenal

tingkatan usia namun anak – anak lebih rentan terhadap infeksi

Malaria (Arsin, 2012). Ernawati et al. (2011) melakukan

penelitian di Pesawaran, Lampung dengan hasil bahwa 100%

bayi dan 52,5% anak – anak yang menjadi responden

didapatkan terinfeksi Malaria. Mendukung hal tersebut data

menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat 300 – 500 juta kasus

dengan 1 juta diantaranya meninggal dan sebagian besar

diantara mereka ialah anak – anak (UNICEF, 2000).

b. Jenis Kelamin

Infeksi Malaria tidak melihat jenis kelamin, namun jika

terjadi pada ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih

berat (Arsin, 2012).

c. Genetik

Beberapa kelompok penduduk diketahui memiliki

kekebalan terhadap Plasmodium falciparum, yakni kelompok

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

19

penduduk yang memiliki Haemoglobin S (Hb S). Hb S sendiri

merupakan kelainan darah dan merupakan penyakit keturunan

yang disebut sickle cell anemia (Arsin, 2012).

d. Perilaku

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku

dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya Malaria.

Penelitian – peneltian tersebut dilakukan dengan menggunakan

desain cross sectional (Jane et al. (2015), Mulyono et al.

(2013), Ernawati et al. (2011)). Faktor perilaku yang menjadi

faktor risiko terjadinya Malaria ialah:

1) Kebiasaan Memakai Kelambu

Nurbayani (2013) melakukan penelitian terkait

dengan faktor risiko Malaria dan hasilnya ialah

penggunaan kelambu menjadi salah satu faktor risiko di

wilayah kerja Puskesmas Mayong. Selain itu Kalangie et

al. (2015) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa

responden yang tidak menggunakan kelambu memiliki

risiko 4,727 kali lebih besar dibandingkan dengan

responden yang memakai kelambu.

2) Kebiasaan Menggantung Pakaian di dalam Ruangan

Kebiasaan menggantung pakaian dapat digunakan

sebagai tempat persembunyian nyamuk sehingga

meningkatkan potensi kontak antara nyamuk dengan

manusia (Nurbayani, 2013). Kebiasaan menggantung

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

20

pakaian ini merupakan salah satu faktor yang

meningkatkan insiden Malaria di Kelurahan Teluk Dalam

Kabupaten Nias Selatan (Suhardiono, 2005).

3) Kebiasaan Keluar Rumah dimalam Hari

Orang yang memiliki kebiasaan keluar pada malam

hari memiliki risiko terkena Malaria 2,32 kali lebih besar

dari orang yang tidak keluar rumah pada malam hari.

(Anjasmoro, 2013).

4) Kebiasaan Menggunakan Obat Anti Nyamuk

Responden yang tidak menggunakan obat anti

nyamuk memiliki risiko 5,979 lebih besar terkena Malaria

dari responden yang selalu menggunakan obat anti

nyamuk (Kalangie et al., 2015).

5) Pemasangan Kawat Kasa

Kejadian Malaria di Desa Ranoketang Tua

berhubungan dengan pemakaian ventilasi pada rumah

warga, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian

Kodongan et al. (2015) yang menghasilkan nilai

probabilitas sebesar 0,03 (p<0,05).

e. Pekerjaan

Pasien Malaria yang telah di skrining oleh klinik

khusus Malaria di Thailand bagian barat 75% diantaranya

merupakan pekerja migrasi yang berumur dibawah 25 tahun.

Sekitar 1 juta warga Nepal setiap tahunnya meninggalkan

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

21

negaranya dan mencari pekerjaan ke India dan 80%

diantaranya dilaporkan terjangkit Malaria. Kasus yang sama

juga terjadi di beberapa negara lain seperti Iran, Brazil dan

Papua Nugini (Service, 1989).

Menurut Winardi (2004), ada beberapa pekerjaan yang

lebih berisiko terkena Malaria dibandingkan dengan beberapa

pekerjaan lain, pekerjaan tersebut antara lain:

1) Penebang kayu

2) Petani

3) Peternak

4) Berkebun

5) Penyadap nira pohon kelapa

Sedangkan untuk pekerjaan yang tidak berisiko antara

lain ialah:

1) Pegawai negeri

2) Pegawai swasta

3) TNI/POLRI

4) Pedagang

5) Mahasiswa/pelajar

Penelitian yang dilakukan Bagaray et al. (2015) dan

Anjasmoro (2013) menunjukkan bahwa responden yang

mereka teliti sebagian besar bekerja sebagai petani.

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

22

f. Riwayat Malaria

Orang yang sebelumnya pernah mengalami Malaria

biasanya akan lebih tahan terhadap infeksi Malaria karena

telah terbentuk imunitasnya. Sebagai contoh, orang yang

tinggal di daerah endemis Malaria lebih tahan terhadap Malaria

dibandingkan dengan pendatang (Arsin, 2012).

g. Rekreasi

Bepergian ke suatu daerah yang bernuansa alam seperti

hutan hujan juga dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit.

Sekitar 30.000 warga Amerika dan Eropa yang melakukan

perjalanan alam terinfeksi Malaria setiap tahunnya (Marcus,

2009).

2. Faktor Agent

Merupakan penyebab penyakit menular berupa mikroorganisme

infeksius atau elemen hidup yang kehadirannya dapat menjadi stimulus

untuk memudahkan terjadinya penyakit jika kontak secara efektif dengan

manusia yang rentan dan pada keadaan yang memungkinkan. Agent untuk

penyakit Malaria ialah spesies dari Plasmodium yang merupakan protozoa

dengan unisel (satu sel) (Nisa, 2007).

Jenis Plasmodium penyebab Malaria yang biasa ditemukan pada

manusia ada empat jenis, yaitu (Anies, 2006):

1) Plasmodium vivax, merupakan penyebab Malaria tertiana. Merupakan

jenis Malaria paling ringan dengan gejala demam selama 2 hari sekali

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

23

setelah gejala pertama terjadi. Gejala ini timbul 2 minggu setelah

Plasmodium menginfeksi.

2) Plasmodium falciparum, menyebabkan Malaria tropika yang juga

disebut sebagai demam rimba (jungle fever). Plasmodium jenis ini

merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat Malaria karena

organisme ini menghalangi jalan darah menuju otak.

3) Plasmodium malariae, Plasmodium yang menyebabkan Malaria

kuartana.

4) Plasmodium ovale, merupakan jenis Plasmodium yang paling langka

dan menyebabkan Malaria yang hampir mirip dengan Malaria tertiana.

Parasit Malaria ini memiliki dua host sepanjang siklus hidupnya.

Selama menghisap darah Anopheles betina yang mengandung parasit

menyuntikan sporozoit pada manusia sebagai host, maka dimulailah siklus

aseksual parasit (1-7) pada tubuh manusia. Setelah itu, parasit dalam

bentuk gamet akan dicerna oleh nyamuk Anopheles kembali dan

dimulailah siklus seksual parasit di tubuh nyamuk (8-12) (Gambar 2.2).

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

24

Gambar 2.2. Siklus Hidup Plasmodium

Sumber: Centre of Disease Control and Prevention (CDC, 2015).

Diakses dari http://www.cdc.gov/Malaria/about/biology/

3. Faktor Lingkungan

Faktor lain diluar host dan agent ialah faktor lingkungan yang

merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi agent dan merupakan

peluang terpapar agent sehingga menyebabkan transmisi penyakit (Nisa,

2007).

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan yang mendukung untuk tempat nyamuk

berkembang biak berbeda – beda. Anopheles aconitus cocok pada

daerah perbukitan dengan sawah non teknis berteras dan pada saluran

air yang ditumbuhi rumput yang menghambat aliran, sedangkan untuk

Anopheles balabacensis cocok pada daerah perbukitan dengan banyak

hutan dan perkebunan. Begitupun untuk nyamuk lain, pengaruh

lingkungan tidak hanya pada Anopheles akan tetapi juga berpengaruh

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

25

pada spesies lain termasuk Plasmodium yang dalam hal ini ialah agent

Malaria. Berikut merupakan faktor lingkungan fisik yang

mempengaruhi kejadian Malaria (Arsin, 2012):

1) Suhu

Suhu yang lebih panas di wilayah pegunungan daerah

selatan Republik Rakyat China dari daerah utara menyebabkan

daerah tersebut sesuai untuk perkembangbiakan nyamuk

Anopheles dan penyebaran Malaria (Zhou et al., 2014). Selain

itu, perkembangan terbaik untuk siklus seksual dari parasit

Malaria ialah pada suhu antara 20o C hingga 30

o C (Sinha, 2005).

2) Kelembaban

Kelembaban udara faktor penyebab yang besar terhadap

penyebaran Malaria. Kelembaban berpengaruh langsung terhadap

kelangsungan hidup nyamuk meskipun tak berpengaruh terhadap

parasit Malaria. Nyamuk dapat hidup dalam kelembaban 60%,

jika terlalu tinggi maka nyamuk akan hiperaktif dan menghisap

darah sebaliknya jika terlalu rendah maka nyamuk akan lamban

dan waktu hidupnya lebih singkat. Maka, kelembaban yang tinggi

dapat dikatakan sebagai faktor penyebaran Malaria (Sinha, 2005).

3) Hujan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa hujan

merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian Malaria, di

Afrika hujan berhubungan dengan kepadatan Anopheles gambiae

sensus lato (vektor P. falciparum di Afrika). Hal ini dikarenakan

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

26

tanpa adanya permukaan air Anopheles betina tidak dapat bertelur

(Jamison et al., 2006).

4) Angin

Kecepatan dan arah angin dapat mempengaruhi jarak terbang

nyamuk dan turut serta menentukan jumlah kontak antara nyamuk

dan manusia (Arsin, 2012).

5) Arus Air

Sungai merupakan faktor penting terhadap banyaknya vektor

Malaria di Sri Lanka, penelitian menyebutkan terdapat hubungan

antara arus air sungai dengan tempat perindukan nyamuk yang

diketahui di awal abad 20 ini (Boelee et al., 2002).

6) Topografi/Ketinggian

Ketinggian yang memungkinkan parasit Malaria hidup

adalah 400 m di bawah permukaan laut (Laut Mati) dan 2.600

meter di atas permukaan laut (Bolivia). Di Indonesia, Malaria

dapat ditemukan di daerah dengan ketinggian hingga 1.800 di atas

permukaan laut (Prabowo, 2004).

7) Sinar Matahari

Masing – masing nyamuk Malaria memiliki karakteristik

yang berbeda, salah satunya tempat untuk pertumbuhan larvanya.

An. sundaicus lebih suka di tempat yang teduh, An. hircanus dan

An. pinctulatus lebih suka di tempat yang terbuka yang terkena

sinar matahari sedangkan An. barbirotris dapat hidup dimana saja

(Arsin, 2012).

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

27

b. Lingkungan Biologi

Lingkungan biologi dapat mempengaruhi kejadian Malaria melalui

perkembangan nyamuk, baik saat menjadi larva, nimfa maupun

setelah nyamuk itu sudah dewasa.

1) Tempat Perindukan Nyamuk

Adanya danau air payau, genangan air, pesawahan,

tambak ikan dan pertambangan di suatu daerah akan

menimbulkan penyakit Malaria karena tempat tersebut merupakan

tempat perindukan nyamuk Malaria (Prabowo, 2004). Jane et al.

(2015) mengatakan bahwa tempat perindukan nyamuk

berhubungan dengan kejadian Malaria di Puskesmas Manganitu

Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Menurut Hakim (2010) dan Prabowo (2004) beberapa

tempat potensial yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk

ialah:

a) Sungai yang jernih dengan aliran air perlahan

b) Kolam dengan air jenih

c) Mata air yang jernih

d) Lagun

e) Genangan atau cekungan air

f) Sawah

g) Saluran irigasi dengan aliran lambat

h) Danau

i) Tambak ikan, tambak udang

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

28

j) Pertambangan

k) Hutan bakau

2) Tempat Peristirahatan Nyamuk

Tempat peristirahatan nyamuk telah dibuktikan

berhubungan dengan kejadian Malaria, tempat tersebut antara lain

ialah semak – semak, kebun, rumpun bambu, rembulung.

Kodongan et al. (2015) menyebutkan bahwa kejadian Malaria di

desa Ranoketang Tua berhubungan dengan adanya semak –

semak di sekitar rumah warga.

Warga yang tinggal di sekitar semak – semak memiliki

risiko 3,188 kali menderita penyakit Malaria dibandingkan

dengan warga yang tidak tinggal di sekitar semak – semak.

Kejadian Malaria di wilayah kerja Puskesmas Mayong I Jepara

disebabkan antara lain karena adanya semak – semak dengan

risiko 4,632 kali lebih besar terkena Malaria untuk warga yang di

sekitar tempat tinggalnya terdapat semak – semak (Nurbayani,

2013).

3) Keberadaan Ternak

Adanya ternak seperti kerbau, sapi dan babi juga dapat

mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila

kandang ternak tersebut diletakkan tidak jauh dari tempat

perindukan nyamuk (Arsin, 2012). Kandang ternak harus

diletakkan kurang dari 50 meter dari tempat perindukan nyamuk

agar nyamuk tetap dapat mencium darah binatang dalam kandang

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

29

karena menurut Syamsir (2015) nyamuk memiliki kemampuan

mencium bau makanan mereka hingga jarak 50 meter.

4) Keberadaan Ikan Pemakan Larva

Kegiatan penebaran ikan kepala timah, ikan guppy di

genangan – genangan air akan mempengaruhi populasi nyamuk di

suatu wilayah (Arsin, 2012). Kandang ternak harus diletakkan

kurang dari 50 meter dari tempat perindukan nyamuk agar

nyamuk tetap dapat mencium darah binatang dalam kandang

karena menurut Syamsir (2015) nyamuk memiliki kemampuan

mencium bau makanan mereka hingga jarak 50 meter.

5) Keberadaan Tumbuhan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Larva

Tumbuhan bakau, lumut dan berbagai tumbuhan lain dapat

mempengaruhi pertumbuhan larva karena ia dapat menghalangi

sinar matahari atau melindungi diri dari serangan makhluk hidup

lain (Arsin, 2012).

c. Lingkungan Sosial

Berbagai kegiatan seperti pembuatan bendungan, pembuatan

jalan, pertambangan dan pembangunan pemukiman baru akibat

perpindahan penduduk juga sering mengakibatkan perubahan

lingkungan sehingga penularan Malaria dapat terjadi (Muslim, dkk,

2011). Pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus Malaria di

Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan, setelah dilakukan penelitian

oleh Indriyati and Waris (2012) dapat disimpulkan bahwa penularan

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

30

Malaria di daerah tersebut disebabkan oleh pembukaan lahan hutan

menjadi pemukiman baru oleh masyarakat setempat.

D. Kerangka Teori

Terjadinya penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara host,

agent dan lingkungan. Faktor host antara lain ialah nyamuk Anopheles dan

manusia. Faktor dari manusia yang berpengaruh terhadap kejadian Malaria

antara lain ialah usia, jenis kelamin, genetik, perilaku, pekerjaan, riwayat

Malaria dan rekreasi (Arsin (2012) dan Nisa (2007)). Sedangkan agent yang

merupakan penyebab Malaria ialah Plasmodium falciparum, Plasmodium

vivax, Plasmodium Malariae dan Plasmodium ovale (Anies, 2006). Nisa

(2007) menyebutkan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

penyakit ialah lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial

(Bagan 2.1).

Pada penelitian ini variabel yang diteliti ialah variabel yang melekat

pada host dan lingkungan. Variabel tersebut meliputi faktor demografi

individu, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor demografi individu

meliputi faktor usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Faktor perilaku meliputi

perilaku keluar rumah pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan

kasa anti nyamuk dan penggunaan obat nyamuk. Faktor lingkungan antara

lain keberadaan tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk, keberadaan kandang ternak serta jarak rumah dengan

keberadaan kandang ternak.

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

31

Variabel lain yang tidak diteliti antara lain ialah lingkungan fisik,

lingkungan sosial, beberapa variabel lingkungan biologi, agent, vektor

penyakit dan beberapa faktor manusia. Variabel tersebut tidak diteliti karena:

1. Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban, hujan, angin,

arus air, ketinggian dan sinar matahari. Penelitian ini dilakukan dengan

wilayah yang terbatas karena hanya meliputi satu desa. Jika variabel dari

faktor tersebut diteliti maka data yang didapat akan homogen dan

cenderung tidak ada perbedaan antar wilayah desa. Penelitian terkait

faktor lingkungan fisik diperlukan cakupan daerah yang lebih luas

dengan perbedaan kondisi geografis dan dalam kurun waktu yang lama

sehingga penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi tersebut.

2. Faktor Lingkungan Sosial

Aktivitas sosial seperti perpidahan penduduk, pembuatan

bendungan, pembukaan jalan, pembukaan lahan untuk pemukiman baru

serta pembukaan pertambangan tidak dilakukan pada daerah penelitian.

Untuk itu, faktor lingkungan sosial tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Faktor Lingkungan Biologi

Faktor lingkungan biologi yang tidak diteliti ialah keberadaan

tempat peristirahatan nyamuk, keberadaan tumbuhan yang

mempengaruhi pertumbuhan larva dan keberadaan ikan pemakan larva.

Variabel tersebut tidak diteliti karena hampir semua daerah di tempat

penelitian terdapat vegetasi yang dapat dijadikan tempat peristirahatan

nyamuk. Selain itu, daerah penelitian bukan daerah dengan tanaman

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

32

bakau atau dominasi lumut – lumutan yang dapat dijadikan sebagai

pelindung larva serta tidak ada aktivitas penebaran ikan kepala timah

ataupun ikan guppy di daerah tersebut.

4. Faktor Agent

Untuk meneliti agent dari penyakit Malaria diperlukan

kemampuan untuk mengambil darah manusia karena Plasmodium, sp

terdapat dalam darah manusia, sedangkan peneliti tidak memiliki

kewenangan tersebut. Selain itu, masih jarang penelitian mengenai

Plasmodium, sp sehingga peneliti kesulitan mencari referensi terkait.

5. Faktor Nyamuk (Vektor)

Faktor nyamuk erat kaitannya dengan faktor lingkungan fisik

karena lingkungan fisik secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan

dan perilaku nyamuk. Faktor lingkungan fisik tidak diteliti sehingga

faktor nyamuk juga sulit diidentifikasi.

6. Faktor Manusia

Faktor genetik, kebiasaan menggantung pakaian, tidur malam,

rekreasi dan riwayat Malaria tidak diteliti karena data yang didapat akan

homogen, hal tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat

setempat. Sedangkan faktor genetik, rekreasi dan riwayat Malaria

merupakan penelitian yang jarang dilakukan sehingga sulit ditemukan

referensi yang tepat. Selain itu, penelitian terkait genetik dibutuhkan

keahlian khusus yang tidak dipelajari dalam mata kuliah serta

membutuhkan biaya yang lebih banyak.

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

33

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber Agen

Penyakit:

Manusia sakit

Media Transmisi:

Vektor (Nyamuk

Anopheles, sp)

Agen Penyakit:

1. P. falciparum

2. P. vivax

3. P. malariae

4. P. ovale

Keberadaan Ikan Pemakan Larva

Tempat Peristirahatan Nyamuk

Tempat Perindukan Nyamuk

Keberadaan Tumbuhan yang

Mempengaruhi Pertumbuhan Larva

Keberadaan Kandang Ternak

Pembukaan Jalan

Pembangunan Pemukiman Baru

Pembukaan Pertambangan

Perpindahan Penduduk

Pembuatan Bendungan

Suhu

Kelembaban

Angin

Hujan

Arus Air

Ketinggian

Sinar Matahari

Kejadian Malaria

Usia

Jenis Kelamin

Genetik

Kebiasaan Memakai Kelambu

Menggantung Pakaian

Keluar rumah dimalam hari

Penggunaan obat anti nyamuk

Pemasangan kasa nyamuk

Kebiasaan tidur malam

Pekerjaan

Riwayat Malaria

Rekreasi

Lingkungan Agent Host Penyakit

Diteliti

Tidak diteliti

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

34

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang dipaparkan sebelumnya, kerangka

konsep dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Karakteristik Individu

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Pekerjaan

Faktor Perilaku

1. Keluar pada malam hari

2. Penggunaan kelambu

3. Pemasangan kasa anti

nyamuk

4. Penggunaan obat anti

nyamuk

Kejadian Malaria

Faktor Lingkungan

1. Keberadaan tempat

perindukan nyamuk

2. Jarak rumah dengan

tempat perindukan

nyamuk

3. Keberadaan kandang

ternak

4. Jarak rumah dengan

kandang ternak

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

35

Variabel independen dalam penelitian ini ialah karakteristik

demografi individu, perilaku masyarakat dan faktor lingkungan. Karakteristik

demografi individu dari responden yang diteliti adalah usia, jenis kelamin dan

pekerjaan. Faktor perilaku yang diteliti ialah keluar pada malam hari,

penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk dan penggunaan obat

anti nyamuk. Untuk faktor lingkungan ialah tempat perindukan nyamuk, jarak

rumah dengan tempat perindukan nyamuk, ternak, serta jarak rumah dengan

ternak. Kejadian Malaria pada tahun 2014 di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga merupakan variabel dependen yang

akan diteliti.

1. Usia

Usia merupakan salah satu karakteristik utama manusia. Adanya

golongan usia ini dapat membedakan tingkat kerentanan manusia

terhadap infeksi suatu penyakit termasuk Malaria. Usia yang diteliti

dalam penelitian ini ialah usia remaja hingga lanjut usia yakni responden

dengan usia > 12 tahun. Usia bayi, balita maupun anak – anak dengan

usia dibawah 12 tahun tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena

sesuai penelitian – penelitian sebelumnya sudah diketahui bahwa anak –

anak memang rentan terhadap infeksi Malaria. Untuk mengantisipasi data

yang homogen pada usia tersebut, peneliti tidak mengikutsertakan

responden dengan usia dibawah 12 tahun.

Usia ini dikategorikan menjadi usia remaja (12 – 25 tahun),

dewasa (26 – 45 tahun) dan lansia (> 46 tahun). Usia ini diteliti karena

terdapat perbedaan karakteristik pada masing – masing kategori usia

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

36

tersebut. Perbedaan tersebut terjadi antara lain karena perbedaan daya

tahan tubuh, aktivitas, pergaulan, tanggungjawab dan peran serta dalam

masyarakat. Hal itu menjadikan masing – masing kategori usia memiliki

risiko yang berbeda terhadap penyakit Malaria.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan variabel yang membedakan angka kasus

pada laki – laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini berpengaruh

terhadap tingkat risiko terkena Malaria. Namun, dalam penelitian ini

perempuan dengan kondisi hamil tidak diikutsertakan karena sudah

diketahui berisiko terkena Malaria.

3. Pekerjaan

Pekerjaan responden diteliti untuk mengetahui kegiatan sehari –

hari dari responden sehingga dapat disimpulkan apakah responden

memiliki risiko untuk tergigit oleh nyamuk atau tidak. Pekerjaan yang

diteliti terbagi menjadi dua yaitu pekerjaan berisiko dan pekerjaan tidak

berisiko. Perbedaan kategori pekerjaan ini dikarenakan terdapat

pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk tergigit nyamuk yang

dapat menyebabkan Malaria dan pekerjaan yang memiliki risiko lebih

rendah untuk digigit nyamuk dan tidak menyebabkan Malaria.

Pekerjaan berisiko ialah pekerjaan yang dilakukan dengan

berhubungan langsung dengan vektor penyakit. Pekerjaan tersebut antara

lain penebang kayu, petani, peternak, berkebun, penyadap nira pohon

kelapa. Sedangkan pekerjaan yang tidak berisiko ialah pekerjaan yang

dilakukan dengan kemungkinan berinteraksi dengan vektor sedikit.

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

37

Pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri, pegawai swasta,

TNI/POLRI, pedagang.

4. Keluar Rumah pada Malam Hari

Perilaku keluar rumah pada malam hari diteliti karena berperan

langsung dalam penularan Malaria. Responden yang keluar rumah pada

malam hari akan berinteraksi dengan nyamuk Anopheles, sp. Hal tersebut

menjadikan responden yang keluar rumah pada malam hari lebih rentan

terkena malaria dibandingkan responden yang tidak keluar rumah pada

malam hari.

5. Penggunaan Kelambu

Penggunaan kelambu merupakan salah satu perilaku untuk

mecegah gigitan nyamuk. Responden yang menggunakan kelambu akan

lebih terlindung dari gigitan nyamuk dibandingkan dengan responden

yang tidak menggunakan kelambu.

6. Pemasangan Kasa Nyamuk

Pemasangan kasa anti nyamuk diteliti karena berpengaruh

terhadap akses nyamuk dalam mencari darah. Nyamuk mencari darah

dengan masuk kedalam rumah melalui pintu, jendela dan ventilasi rumah.

Ventilasi rumah yang dipasang kasa anti nyamuk akan meminimalisir

nyamuk yang masuk ke dalam rumah sehingga penularan Malaria

melalui gigitan nyamuk dapat dicegah.

7. Penggunaan Obat Anti Nyamuk

Penggunaan obat anti nyamuk diteliti karena diketahui merupakan

salah satu cara efektif untuk menghindari gigitan nyamuk. Responden

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

38

yang tidak menggunakan obat nyamuk memiliki risiko lebih tinggi

digigit oleh nyamuk dibandingkan dengan responden yang menggunakan

obat nyamuk.

8. Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk

Keberadaan tempat perindukan nyamuk di sekitar rumah akan

memungkinkan responden untuk selalu terpapar nyamuk. Hal tersebut

berpengaruh terhadap perilaku pencegahan penyakit Malaria yang

dilakukan responden. Artinya, meskipun telah dilakukan perilaku

pencegahan, nyamuk akan tetap ada karena sumbernya berada di sekitar

rumah. Berbeda dengan hal tersebut, kemungkinan keberhasilan perilaku

pencegahan Malaria akan lebih besar terealisasi pada responden yang

tidak terdapat tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya karena

tidak ditemukan sumber nyamuk di sekitar rumah.

9. Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk

Jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk menentukan

responden dapat tergigit oleh nyamuk atau tidak. Jika terdapat tempat

perindukan nyamuk dengan jarak yang jauh dari rumah maka intensitas

nyamuk menggigit kemungkinan lebih sedikit dibandingkan dengan jarak

yang dekat. Hal tersebut berhubungan dengan jarak terbang nyamuk

dalam mencari makan.

10. Keberadaan Kandang Ternak

Keberadaan kandang ternak yang dimaksud ialah kandang ternak

sapi, kerbau ataupun kambing. Keberadaan kandang ternak ini diketahui

dapat dijadikan tempat peristirahatn bagi nyamuk Anopheles, sp. Selain

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

39

itu, sifat dasar Anopheles, sp ialah suka terhadap darah binatang. Untuk

itu, akan ditemukan banyak nyamuk di sekitar kandang sapi, kerbau, atau

kambing. Keadaan ini menjadikan adanya ternak di sekitar rumah

responden menjadi ancaman penularan Malaria melalui gigitan nyamuk

Anopheles, sp yang berasal dari kandang.

11. Jarak Rumah dengan Kandang Ternak

Jarak rumah dengan ternak memiliki risiko yang berbeda pada

setiap kategori. Penelitian ini membedakan jarak ternak dalam dua

kategori yakni dekat (<10 meter) dan jauh (>10 meter). Adanya ternak

dengan jarak yang dekat dengan rumah akan menjadi ancaman untuk

penghuni rumah karena nyamuk yang mencari makan dapat berpindah

kedalam rumah. Sebaliknya, jika jarak ternak jauh dari rumah maka

dapat dijadikan pelindung bagi rumah karena nyamuk akan mengigit

binatang dan tidak berpindah ke rumah untuk menggigit manusia karena

jaraknya yang jauh.

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

40

B. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel independen dan dependen yang diteliti ialah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Kejadian

Malaria

Pengakuan responden terkait penyakit

Malaria yang pernah diderita dan

dicocokkan dengan data Laporan

Bulanan Puskesmas Kaligondang.

Kuesioner

dan telaah

dokumen

Lembar

kuesioner dan

Laporan

Puskesmas

Kaligondang

0. Tidak, jika

responden mengaku

tidak menderita

malaria.

1. Ya, jika responden

mengaku menderita

malaria dan cocok

dengan Laporan

Bulanan Puskesmas.

Ordinal

2. Usia Umur dari responden yang terhitung

dari hari lahir sampai dengan

dilakukannya penelitian dengan usia

lebih dari 12 tahun yang diketahui

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Dewasa (26 – 45

tahun)

1. Lansia (> 46 tahun)

2. Remaja (12 – 25

Ordinal

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

41

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

berdasarkan pengakuan responden. tahun)

(Depkes, 2009)

3. Jenis

Kelamin

Sifat jasmani atau rohani yang

membedakan dua makhluk sebagai laki

– laki dan perempuan.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Laki – laki

1. Perempuan

Ordinal

4. Pekerjaan Kegiatan sehari – hari atau kegiatan

rutin yang dilakukan oleh responden

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari

– hari yang diketahui berdasarkan

pengakuan responden.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Berisiko

(penebang kayu,

petani, peternak,

berkebun, penyadap

nira pohon kelapa)

1. Tidak Berisiko

(pegawai negeri,

pegawai swasta,

TNI/POLRI,

pedagang)

(Winardi, 2004)

Ordinal

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

42

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

5. Keluar

rumah pada

malam hari

Perilaku responden keluar dari rumah di

malam hari terhitung antara pukul 18.00

hingga pukul 06.00 WIB yang diketahui

berdasarkan pengakuan responden.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Ya, jika responden

keluar rumah pada

malam hari selama 1

sampai 7 kali dalam

seminggu.

1. Tidak, jika

responden tidak

keluar rumah pada

malam hari.

Ordinal

6. Penggunaan

kelambu

Perilaku menggunakan kelambu di

kamar tidur saat tidur di malam hari

yang dipasang 1 sampai 7 kali dalam

seminggu dan diketahui berdasarkan

pengakuan responden.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Tidak, jika

responden tidak

menggunakan

kelambu saat tidur

dimalam hari.

1. Ya, jika responden

menggunakan

kelambu saat tidur

Ordinal

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

43

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

dimalam hari selama

1 sampai 7 kali

dalam seminggu.

7. Pemasangan

kasa anti

nyamuk

Perilaku memasang kasa anti nyamuk

pada ventilasi ruangan di dalam rumah

yang diketahui berdasarkan pengakuan

responden serta dicocokkan dengan

observasi peneliti.

Kuesioner

dan observasi

Lembar

kuesioner dan

lembar

observasi

0. Tidak ada, jika tidak

dipasang kasa anti

nyamuk di setiap

ventilasi ruangan di

rumah.

1. Ada, jika dipasang

kasa anti nyamuk

pada sebagian atau

seluruh ventilasi

ruangan di rumah.

Ordinal

8. Penggunaan

obat anti

nyamuk

Perilaku responden dalam menggunakan

obat anti nyamuk di malam hari baik

saat di dalam rumah maupun di luar

rumah, obat nyamuk tersebut termasuk

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Tidak, jika

responden tidak

menggunakan obat

anti nyamuk saat

Ordinal

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

44

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

obat nyamuk elektrik, semprot, bakar,

oles maupun spray yang digunakan 1

sampai 7 kali dalam seminggu dan

diketahui berdasarkan pengakuan

responden.

tidur dimalam hari

atau saat keluar

rumah pada malam

hari.

1. Ya, jika responden

menggunakan obat

anti nyamuk saat

tidur dimalam hari

atau saat keluar

rumah pada malam

hari selama 1 sampai

7 kali dalam

seminggu.

9. Keberadaan

Tempat

Perindukan

Nyamuk

Adanya lingkungan yang menjadi

tempat berkembang biaknya nyamuk

yang diketahui berdasarkan pengakuan

responden. Tempat perindukan nyamuk

Kuesioner

dan observasi

Lembar

kuesioner dan

lembar

observasi

0. Ada, jika di sekitar

rumah responden

terdapat salah satu,

sebagian atau semua

Ordinal

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

45

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

tersebut ialah:

a. Sungai

b. Kolam

c. Mata air

d. Genangan atau cekungan air

e. Sawah

f. Saluran irigasi

(Prabowo, 2004)

tempat perindukan

nyamuk.

1. Tidak ada, jika di

sekitar rumah

responden tidak ada

tempat perindukan

nyamuk.

10. Jarak rumah

dengan

Tempat

Perindukan

Nyamuk

Jarak rumah dengan tempat perindukan

nyamuk yang diketahui berdasarkan

pengakuan responden.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Dekat, jika jarak

rumah dengan

tempat perindukan

nyamuk <50 meter.

Ordinal

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

46

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Jauh, jika jarak

rumah dengan

tempat perindukan

nyamuk >50 meter.

(Kusdaryanto et al.,

2005)

11. Keberadaan

Kandang

Ternak

Adanya kandang ternak yang berada di

sekitar rumah responden dengan radius

50 meter yang diketahui berdasarkan

pengakuan responden, kandang ternak

tersebut antara lain ialah kandang sapi,

kerbau dan kambing.

Kuesioner

dan observasi

Lembar

kuesioner

0. Ada, jika di sekitar

rumah responden

terdapat kandang

sapi, kerbau, atau

kambing.

1. Tidak ada, jika di

sekitar rumah

responden tidak

terdapat kandang

sapi, kerbau, atau

kambing.

Ordinal

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

47

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

12. Jarak rumah

dengan

kandang

ternak

Jarak rumah dengan keberadaan

kandang ternak yang diketahui

berdasarkan pengakuan responden.

Kuesioner Lembar

kuesioner

0. Dekat, jika jarak

rumah dengan

kandang ternak <10

meter.

1. Jauh, jika jarak

rumah dengan

kandang ternak >10

meter.

(Kusdaryanto et al.,

2005)

Ordinal

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

48

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini ialah :

1. Ada hubungan antara faktor demografi individu (usia, jenis kelamin,

pekerjaan) dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun 2014.

2. Ada hubungan antara faktor perilaku (keluar rumah pada malam hari,

memakai pakaian terbuka, tidak menggunakan kelambu, tidak memasang

kasa anti nyamuk, tidak memakai obat anti nyamuk) dengan kejadian

Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga tahun 2014.

3. Ada hubungan antara faktor lingkungan (keberadaan tempat perindukan

nyamuk, keberadaan kandang ternak, jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk, jarak rumah dengan kandang ternak) dengan

kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga tahun 2014.

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

49

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian yang bersifat

kuantitatif dengan menggunakan studi cross sectional. Data Malaria yang

dibutuhkan dalam penelitian ini ialah data prevalensi yang menjadikan desain

tersebut cocok untuk penelitian ini. Selain itu, desain tersebut dipilih dengan

pertimbangan bahwa penyakit Malaria merupakan penyakit dengan masa

inkubasi yang singkat yakni 1 – 6 minggu sehingga penelitian tipe

restrospektif kurang sesuai karena dikhawatirkan kondisi di masa lalu dan

masa sekarang telah berbeda terutama pada variabel perilaku dan variabel

lingkungan yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang,

Kabupaten Purbalingga selama bulan Juli – Agustus tahun 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Target

Populasi dalam penelitian ini ialah semua warga Desa Selakambang

yakni sebanyak 7.755 orang.

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

50

2. Sampel

Sampel merupakan warga Desa Selakambang yang terpilih menjadi

responden melalui teknik pengambilan sampel yang dapat mewakili

seluruh populasi.

Kriteria inklusi:

i. Warga yang tinggal minimal satu tahun di Desa Selakambang.

ii. Warga yang berumur di atas 12 tahun.

iii. Bersedia ikut dalam penelitian dibuktikan dengan informed consent.

Kriteria eksklusi:

i. Bukan warga Desa Selakambang.

ii. Ibu hamil.

iii. Warga pindahan atau yang baru menetap kurang dari satu tahun.

iv. Tidak bersedia ikut dalam penelitian.

3. Besar Sampel

Perhitungan sampel ini dilakukan dengan perhitungan yang

dipaparkan oleh Lemeshow et al. (1997). Rumus perhitungannya ialah

sebagai berikut:

* ⁄

√, ( )- √, ( ) ( )-+

( )

Keterangan:

n : Jumlah sampel minimal

P1 : Proporsi subjek yang tidak terpajan pada kelompok kasus

pada penelitian sebelumnya

P2 : Proporsi subjek yang terpajan pada kelompok kasus pada

penelitian sebelumnya

Z1-α/2 : 1,96 pada 95% CI

Z1-β : 0,842

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

51

Berdasarkan perhitungan sampel di atas jumlah sampel yang didapat

yakni 69 responden, dengan estimasi efek desain = 2, maka besar sampel

menjadi 138 responden.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik stratified random

sampling. Banyaknya jumlah populasi yang mencapai 7.755 orang

menjadikan teknik tersebut dipilih untuk mendapat sampel yang

proporsional. Selain itu, dibuat dua strata dalam populasi tersebut agar

data yang didapat heterogen yaitu data untuk responden yang menderita

Malaria dan responden yang tidak menderita Malaria. Penderita Malaria

ini tersebar di beberapa RW di Desa Selakambang. Untuk itu,

pengambilan sampel ini diawali dengan pemilihan sampel tingkat RW.

Pemilihan sampel tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Populasi dibagi menjadi dua strata yaitu strata I dan strata II.

Populasi dengan angka API kurang dari 1 per 100 penduduk atau

bahkan tidak ada kasus Malaria masuk dalam strata I. Sedangkan

populasi dengan banyak kasus Malaria dan angka API >1 per 100

penduduk masuk dalam strata II. Strata tersebut ialah:

i. Strata I ialah RW 02 (API: 0), RW 06 (API: 0), RW 07 (API:

0,4), RW 08 (API: 0,6), RW 09 (API: 0,8), RW 10 (API: 0), RW

11 (API: 0).

ii. Strata II ialah RW 01 (API: 1,1), RW 03 (API: 4,1), RW 04 (API:

3,1), RW 05 (API: 1,1).

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

52

b. Masing – masing dari strata tersebut kemudian dipilih dua RW untuk

pengambilan sampel. Pengambilan RW tersebut dipilih secara acak

berdasarkan perbandingan 1:2, dimana strata II yang merupakan RW

dengan kasus yang banyak lebih besar diambil karena diharapkan

dapat lebih banyak terjaring responden yang sakit. RW yang terpilih

untuk strata I ialah RW 06 dan RW 10. Sedangkan RW 03 dan RW

04 ialah RW yang terpilih untuk strata II.

c. Jumlah responden di setiap RW terpilih dihitung sesuai dengan

proporsinya dan sebelumnya telah dikeluarkan penduduk yang

berusia dibawah 12 tahun serta tidak diikutsertakan dalam

perhitungan.

Tabel 4.1

Proporsi Sampel Menurut RW di Desa Selakambang

RW Jumlah Penduduk Jumlah Sampel

03 680 32

04 887 41

06 812 38

10 574 27

Jumlah 2953 138

d. Pemilihan responden dilakukan dengan simple random sampling

menggunakan data penduduk yang diperoleh dari balai desa

setempat, jumlah sampel yang dipilih sesuai proporsi pada masing –

masing RW.

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sumber

data primer dan sekunder. Sumber data primer didapat dari lembar

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

53

kuesioner, sedangkan data sekunder didapat Laporan Bulanan Puskesmas

Kaligondang.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data ialah metode kuesioner,

observasi dan telaah dokumen.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

keseluruhan ialah kuesioner tertutup. Selain kuesioner tertutup, penelitian

ini juga menggunakan Laporan Bulanan Puskesmas Kaligondang dan

lembar observasi. Rincian instrumen untuk setiap variabel ialah sebagai

berikut:

a. Variabel yang menggunakan kuesioner ialah variabel usia, jenis

kelamin, pekerjaan, keluar rumah pada malam hari, penggunaan

kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk, penggunaan obat nyamuk,

keberadaan tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk, keberadaan kandang ternak dan jarak rumah

dengan keberadaan kandang ternak.

b. Variabel yang menggunakan metode observasi ialah pemasangan

kasa anti nyamuk, keberadaan tempat perindukan nyamuk dan

keberadaan kandang ternak.

c. Laporan Bulanan Puskesmas Kaligondang digunakan untuk

memastikan pengakuan responden terhadap kejadian malaria.

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

54

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji terlebih

dahulu menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation.

Kuesioner dikatakan valid jika alat ukur yang ditentukan tepat dapat

mengukur objek yang akan diukur ataupun dapat mengukur apa yang harus

diukur. Sedangkan kuesioner dinilai reliabel jika alat ukur menghasilkan hasil

ukur yang konsisten jika dilakukan pengkuruan berkali – kali. Kuesioner

yang digunakan telah diuji kepada 40 orang responden dengan hasil sebagai

berikut:

1. Validitas Kuesioner

Pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid jika r hitung > r

tabel (0,304). Kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 32 pertanyaan,

setelah diuji validitas terdapat 5 pertanyaan yang tidak valid yakni

pertanyaan D2, D5, E3, E4, E5. Pertanyaan tersebut kemudian diubah

redaksinya sehingga dapat dipahami lebih baik oleh responden. Adapun

hasil dari r hitung dari pertanyaan terkait variabel yang diteliti ialah

sebagai berikut:

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

55

Tabel 4.2 Hasil r Hitung Pertanyaan Terkait Variabel yang diteliti

No. Pertanyaan r Hitung

C4 0,631

D1 0,337

D2 0,306

D3 0,440

D4 0,331

D5 0,582

D6 0,337

D7 0,778

E1 0,382

E3 0,305

E4 0,364

E5 0,409

2. Reliabilitas Kuesioner

Pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid jika r Alpha

cronbach > r tabel (0,304). Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan r

Alpha cronbach sebesar 0,806, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penelitian mendatang

karena dinyatakan reliabel.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah jawaban kuesioner dikumpulkan, penulis melakukan

pengolahan data melalui berapa tahapan, yaitu:

1. Editing, penulis melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan

konsisten.

2. Coding, penulis merubah data yang berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka yang berguna untuk mempermudah analisis data dan

mempercepat entry data.

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

56

3. Entry data, penulis meng-entry data dari kuesioner dengan program

komputer tertentu.

4. Cleaning data, penulis mengecek kembali data yang sudah di-entry

apakah terdapat kesalahan atau tidak.

5. Analisa data, penulis menganalisa data secara statistik untuk

memudahkan interpretasi dan pengujian hipotesis lebih lanjut.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup dua

macam analisis data, yakni:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel dalam penelitian ini. Analisis dilakukan

terhadap masing – masing dari setiap variabel. Hasil dari analisis ini

menunjukkan frekuensi dan presentase dari setiap variabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi

square untuk menguji hipotesis penelitian antar variabel independen

dan variabel dependen. Analisis ini dilakukan untuk semua variabel

pada penelitian ini, yaitu faktor demografi penduduk (usia, jenis

kelamin dan pekerjaan), faktor perilaku (keluar rumah pada malam

hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa nyamuk dan

penggunaan obat anti nyamuk) dan faktor lingkungan (keberadaan

tempat perindukan nyamuk, jarak rumah dengan tempat perindukan

nyamuk, keberadaan kandang ternak dan jarak rumah dengan

keberadaan ternak).

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

57

Hasil yang disajikan berupa p.value yang digunakan untuk

menentukan hubungan kemaknaan dari hasil uji statistik. Jika

p.value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada

hubungan antara variabel independen dan dependen. Sedangkan, jika

diketahui p.value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel independen

dan dependen.

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

58

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Profil Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga

Selakambang merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Letak desa

Selakambang tidak jauh dari ibukota kecamatan. Jarak dari desa

Selakambang ke ibukota kecamatan ialah 3 Km. Namun, tidak ada

kendaraan yang langsung menuju ibukota kecamatan.

Batas wilayah desa Selakambang ini ialah:

a. Utara: Pagerandong

b. Selatan: Sinduraja

c. Timur: Sidareja

d. Barat: Selanegara

Desa Selakambang merupakan desa dengan dominan vegetasi

berupa perkebunan tak terawat. Adapun tanaman yang dikembangkan

untuk diproduksi ialah tanaman jagung dan kelapa. Luas tanaman jagung

mencapai 25, 05 ha dan pohon kelapa seluas 9,0 ha. Sebanyak 511

keluarga diketahui merupakan rumah tangga perkebunan.

Mata pencaharian pokok masyarakat desa Selakambang ialah

petani dan buruh tani. Jumlah petani yang ada di desa Selakambang ialah

3.186 orang dan jumlah buruh tani adalah 3.897 orang. Selain menjadi

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

59

petani dan buruh tani masyarakat juga memiliki ternak dan perikanan.

Namun, yang diproduksi hanya kambing dan ikan bawal. Jumlah pemilik

kambing di desa Selakambang ialah 750 dengan populasi kambing 821

ekor dan 550 orang yang memiliki budidaya ikan bawal.

Sumber air bersih yang digunakan antara lain ialah terdapat

sungai dan mata air. Terdapat sekitar 490 keluarga yang menjadi

pemanfaat mata air, 1.871 keluarga pemanfaat sumur gali, 951 pemanfaat

PAM dan 1.781 keluarga memanfaatkan sungai sebagai sumber air

bersih. Sedangkan, kondisi sungai keruh dan banyak endapan lumpur.

Sanitasi yang ada di desa Selakambang sudah cukup baik.

Terdapat sumur resapan air rumah tangga sebanyak 1.525 dan jumlah

pemilik jamban keluarga mencapai 2.155. Kondisi rumah warga juga

sudah baik karena hanya terdapat 7 rumah bambu. Pengobatan sudah

melalui tenaga kesehatan dengan jumlah prasarana kesehatan yang

memenuhi, yakni 2 puskesmas pembantu, 10 Posyandu dan 1 rumah

bersalin. Selain itu, terdapat 4 paramedis, 7 dukun bersalin terlatih, 2

bidan dan 2 perawat.

2. Distribusi Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Distribusi kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ada dalam tabel 5.1.

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

60

Tabel 5.1

Distribusi Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Malaria Jumlah Presentase (%)

Ya 12 8,7

Tidak 126 91,3

Jumlah 138 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 8,7% dari 138

responden menderita Malaria.

B. Analisis Univariat

1. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Demografi

Penduduk pada Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Frekuensi kejadian Malaria berdasarkan demografi penduduk yang

diteliti yaitu usia, jenis kelamin dan pekerjaan pada masyarakat Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014 terdapat dalam tabel 5.2.

Tabel 5.2

Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Demografi Penduduk

pada Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Kategori

Malaria

Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Usia

Dewasa (26 – 45 th)

Lansia (>46 th)

Remaja (12 – 25 th)

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

0 (0,0)

12 (100,0)

72 (57,1)

29 (23,0)

25 (19,8)

126 (100,0)

Jenis Kelamin

Laki – laki

Perempuan

Jumlah

4 (33,3)

8 (66,7)

12 (100,0)

53 (42,1)

73 (57,9)

126 (100,0)

Pekerjaan

Berisiko

Tidak Berisiko

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

12 (100,0)

22 (17,5)

104 (82,5)

126 (100,0)

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

61

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

(58,3%) penderita Malaria berusia antara 26 – 45 tahun. Malaria juga

banyak terjadi pada perempuan (66,7%) dibanding laki – laki. Selain itu,

sebagian besar (58,3%) masyarakat yang terkena Malaria diketahui

memiliki pekerjaan berisiko.

2. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Perilaku pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Perilaku masyarakat yang diteliti ialah perilaku keluar rumah

pada malam hari, penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk

dan penggunaan obat anti nyamuk. Frekuensi kejadian Malaria

berdasarkan perilaku masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ditampilkan dalam

tabel 5.3.

Tabel 5.3

Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Perilaku pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Kategori

Malaria

Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Keluar Pada Malam Hari

Ya

Tidak

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

12 (100,0)

82 (65,1)

44 (34,9)

126 (100,0)

Penggunaan Kelambu

Tidak

Ya

Jumlah

2 (16,7)

10 (83,3)

12 (100,0)

89 (70,6)

37 (29,4)

126 (100,0)

Pemasangan Kasa Anti Nyamuk

Tidak

Ada

Jumlah

10 (83,3)

2 (16,7)

12 (100,0)

107 (84,9)

19 (15,1)

126 (100,0)

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

62

Kategori

Malaria

Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Penggunaan Obat Anti Nyamuk

Tidak

Ya

Jumlah

9 (75,0)

3 (25,0)

12 (100,0)

91 (72,2)

35 (27,8)

126 (100,0)

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa sebagian besar (58,3%) responden

yang menderita Malaria keluar rumah dimalam hari dan sebanyak 83,3%

responden yang menderita menggununakan kelambu saat tidur dimalam

hari. Pada variabel pemasangan kasa anti nyamuk diketahui sebagian

besar (83,3%) masyarakat yang menderita Malaria tidak memasang kasa

anti nyamuk. Data tersebut serupa dengan penggunaan obat anti nyamuk,

diketahui sebagian besar (75%) masyarakat yang menderita Malaria tidak

menggunakan obat anti nyamuk saat tidur dimalam hari.

3. Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Lingkungan pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Frekuensi kejadian Malaria berdasarkan faktor lingkungan pada

masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014 ada dalam Tabel 5.4. Faktor lingkungan tersebut

antara lain ialah keberadaan tempat perindukan nyamuk, keberadaan

kandang ternak, jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk dan

jarak rumah dengan kandang ternak.

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

63

Tabel 5.4

Frekuensi Kejadian Malaria Berdasarkan Faktor Lingkungan pada

Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014

Kategori

Malaria

Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk

Ada

Tidak

Jumlah

8 (66,7)

4 (33,3)

12 (100,0)

102 (81,0)

24 (19,0)

126 (100,0)

Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk

Dekat (<50 m)

Jauh (>50 m)

Jumlah

8 (100,0)

0 (0,0)

8 (100,0)

96 (94,1)

6 (5,9)

102 (100,0)

Keberadaan Kandang Ternak

Ada

Tidak

Jumlah

9 (75,0)

3 (25,0)

12 (100,0)

53 (42,1)

73 (57,9)

126 (100,0)

Jarak Rumah dengan Kandang Ternak

Dekat (<10 m)

Jauh (>10 m)

Jumlah

7 (77,8)

2 (22,2)

9 (100,0)

40 (75,5)

13 (24,5)

53 (100,0)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa di sekitar rumah

responden yang menderita Malaria sebagian besar (66,7%) terdapat

tempat perindukan nyamuk, sedangkan responden yang menderita

Malaria sebagian besar (75,0%) juga terdapat kandang ternak di sekitar

rumah. Jarak semua rumah responden yang menderita Malaria dan

terdapat tempat perindukan nyamuk diketahui dekat dengan tempat

perindukan nyamuk tersebut. Selain itu, sebagian besar responden yang

menderita Malaria (77,8%) memiliki rumah yang jaraknya dekat dengan

kandang ternak.

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

64

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian Malaria

di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014

Hubungan antara faktor demografi penduduk (usia, jenis kelamin dan

pekerjaan) dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 tersaji dalam Tabel

5.5.

Tabel 5.5

Hubungan Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian Malaria di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

Kategori

Malaria

p.value Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Usia

Dewasa (26 – 45 th)

Lansia (>46 th)

Remaja (12 – 25 th)

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

0 (0,0)

12 (100,0)

72 (57,1)

29 (23,0)

25 (19,8)

126 (100,0)

0,192

0,066

Jenis Kelamin

Laki – laki

Perempuan

Jumlah

4 (33,3)

8 (66,7)

12 (100,0)

53 (42,1)

73 (57,9)

126 (100,0)

0,761

Pekerjaan

Berisiko

Tidak Berisiko

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

12 (100,0)

22 (17,5)

104 (82,5)

126 (100,0)

0,001

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari ketiga variabel demografi

penduduk, hanya satu yang berhubungan dengan kejadian Malaria. Usia

(p.value = 0,140) dan jenis kelamin (p.value = 0,761) tidak berhubungan

dengan kejadian Malaria. Sedangkan variabel yang berhubungan dengan

kejadian Malaria ialah pekerjaan dengan p.value = 0,001.

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

65

2. Hubungan Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

Hubungan antara faktor perilaku (keluar rumah pada malam hari,

penggunaan kelambu, pemasangan kasa anti nyamuk, penggunaan obat

anti nyamuk) dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 tersaji dalam Tabel

5.6.

Tabel 5.6

Hubungan Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

Kategori

Malaria

p.value Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Keluar Pada Malam Hari

Ya

Tidak

Jumlah

7 (58,3)

5 (41,7)

12 (100,0)

82 (65,1)

44 (34,9)

126 (100,0)

0,641

Penggunaan Kelambu

Tidak

Ya

Jumlah

2 (16,7)

10 (83,3)

12 (100,0)

89 (70,6)

37 (29,4)

126 (100,0)

0,000

Pemasangan Kasa Anti Nyamuk

Tidak

Ada

Jumlah

10 (83,3)

2 (16,7)

12 (100,0)

107 (84,9)

19 (15,1)

126 (100,0)

1,000

Penggunaan Obat Anti Nyamuk

Tidak

Ya

Jumlah

9 (75,0)

3 (25,0)

12 (100,0)

91 (72,2)

35 (27,8)

126 (100,0)

1,000

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa perilaku keluar

pada malam hari tidak berhubungan dengan kejadian Malaria.

Pemasangan kasa anti nyamuk (p.value = 1,000) dan penggunaan obat

anti nyamuk (p.value = 1,000) juga tidak berhubungan dengan kejadian

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

66

Malaria. Faktor perilaku yang berhubungan dengan kejadian Malaria

ialah penggunaan kelambu (p.value = 0,000).

3. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

Hubungan antara faktor lingkungan (keberadaan tempat perindukan

nyamuk, keberadaan kandang ternak, jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk, jarak rumah dengan kandang ternak) dengan

kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 tersaji dalam Tabel 5.7.

Tabel 5.7

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

Kategori

Malaria

p.value Ya

n (%)

Tidak

n (%)

Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk

Ada

Tidak

Jumlah

8 (66,7)

4 (33,3)

12 (100,0)

102 (81,0)

24 (19,0)

126 (100,0)

0,263

Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk

Dekat (<50 m)

Jauh (>50 m)

Jumlah

8 (100,0)

0 (0,0)

8 (100,0)

96 (94,1)

6 (5,9)

102 (100,0)

1,000

Keberadaan kandang ternak

Ada

Tidak

Jumlah

9 (75,0)

3 (25,0)

12 (100,0)

53 (42,1)

73 (57,9)

126 (100,0)

0,035

Jarak Rumah dengan kandang ternak

Dekat (<10 m)

Jauh (>10 m)

Jumlah

7 (77,8)

2 (22,2)

9 (100,0)

40 (75,5)

13 (24,5)

53 (100,0)

1,000

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa faktor lingkungan

yang berhubungan dengan kejadian Malaria ialah keberadaan kandang

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

67

ternak (p.value = 0,035). Sedangkan faktor lingkungan yang tidak

berhubungan dengan kejadian Malaria ialah keberadaan tempat

perindukan nyamuk (p.value = 0,263), jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk (p.value = 1,000) dan jarak rumah dengan kandang

ternak (p.value = 1,000).

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

68

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan

kejadian Malaria ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus Tahun 2015.

Selama proses penelitian terdapat berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut

ialah:

1. Penderita Malaria tidak diketahui berdasarkan pemeriksaan laboratorium

dan hanya berdasarkan pengakuan responden. Untuk itu peneliti

mencocokkan data pengakuan responden dengan data Puskesmas

Kaligondang untuk memastikan kebenaran pengakuan responden.

Namun, peniliti tidak memastikan kebenaran responden yang mengaku

tidak menderita malaria di data Puskesmas Kaligondang.

2. Terdapat responden berumur lanjut usia yang tidak dapat menulis dan

sulit untuk diwawancarai sehingga banyak jawaban yang tidak diisi. Hal

tersebut di atasi dengan mewawancarai orang terdekat dengan responden.

3. Saat ditempat penelitian tidak semua tempat perindukan nyamuk dapat

diobservasi keberadaannya karena medan di tempat penelitian yang sulit

diakses. Tempat perindukan nyamuk tersebut ialah sungai dan mata air.

Hal tersebut di atasi dengan mencari informasi dari responden lain serta

tokoh masyarakat setempat mengenai keberadaan tempat perindukan

nyamuk tersebut.

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

69

B. Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Bukateja

Kabupaten Purbalingga

Kejadian Malaria di Desa Selakambang diketahui meningkat sejak

tiga tahun terakhir. Peningkatan tajam terjadi pada tahun 2014 dengan

penderita mencapai 91 kasus. Peningkatan tersebut sesuai dengan

peningkatan kasus di Kecamatan Kaligondang dari tahun 2012 hingga tahun

2014. Berdasarkan data Puskesmas Kaligondang, jumlah kasus pada tahun

2012 ialah 23 kasus, meningkat menjadi 35 kasus pada tahun 2013 dan

mencapai 113 kasus pada tahun 2014.

Kasus Malaria di Kabupaten Purbalingga secara keseluruhan selama

tahun 2012 hingga tahun 2014 ialah 168, 187 dan 158 kasus. Dinas Kesehatan

Kabupaten Purbalingga menyebutkan bahwa selama tiga tahun berturut –

turut wilayah yang masih terjangkit kasus Malaria ialah Kecamatan

Kaligondang, Pengadegan, Karanganyar, Karangmoncol dan Rembang.

Peningkatan kasus Malaria secara signifikan hanya terjadi di Kecamatan

Kaligondang sedangkan wilayah lain yang termasuk daerah Malaria telah

mengalami penurunan kasus.

Kecamatan Kaligondang merupakan Kecamatan yang memiliki

presentase terbesar kasus Malaria di Kabupaten Purbalingga yakni mencapai

71,5%. Sedangkan dari 71,5% kasus di Kecamatan Kaligondang sebesar

80,5% kasus terdapat di Desa Selakambang. Sebanyak 19,5% kasus di

Kaligondang terjadi di Desa Sidareja dan Desa Sidanegara.

Peningkatan kasus tersebut disebabkan oleh masyarakat yang bekerja

ditempat endemis Malaria. Pekerja yang bekerja diluar daerah pulang dengan

membawa Plasmodium, sp didalam tubuhnya dan menyebarkan penyakit

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

70

Malaria di sekitar tempat tinggalnya. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Purbalingga mencatat bahwa kasus Malaria di Kecamatan Kaligondang

berawal dari kasus impor dan berkembang menjadi kasus indiginous dengan

mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Berdasarkan informasi

responden, sebagian besar masyarakat Desa Selakambang yang menjadi

buruh diluar daerah merantau ke Batam yang masuk dalam daerah endemis

Malaria.

C. Hubungan antara Faktor Demografi Penduduk dengan Kejadian

Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014

1. Usia

Pada dasarnya, malaria dapat menyerang semua kelompok

manusia dan tidak mengenal usia, jenis kelamin maupun ras. Namun,

perbedaan usia merupakan salah satu yang menyebabkan perbedaan

kekebalan tubuh terhadap gigitan nyamuk (Arsin, 2012). Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa usia merupakan

salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian Malaria (Saikhu

(2011) dan Kusdaryanto et al. (2005)).

Sebagian besar (58,3%) penderita Malaria di Desa Selakambang

diketahui berusia antara 26 – 45 tahun. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Arsin et al. (2013), Sagay et al. (2015) dan Sibala et al. (2013)

yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang menderita

Malaria berusia dewasa yakni 25 – 44 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan

dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Tahun 2014. Hal ini

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

71

didukung oleh penelitian Ernawati et al. (2011) yang menunjukkan

bahwa usia juga tidak berhubungan dengan kejadian Malaria di Punduh

Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2010 (p.value =

0,252).

Hasil penelitian tersebut antara lain dapat disebabkan karena

perilaku berisiko Malaria sebagian besar dilakukan oleh responden

dengan rentang usia dewasa. Data menunjukkan bahwa sebanyak 51,7%

responden yang keluar rumah pada malam hari dan 50,5% reponden yang

tidak memakai kelambu pada saat tidur dimalam hari diketahui berusia

dewasa. Selain itu, sebagian besar masyarakat (57%) yang tidak

menggunakan obat nyamuk saat tidur dimalam hari juga diketahui

merupakan responden usia dewasa.

Beberapa perilaku berisiko tersebut dilakukan oleh responden

karena beberapa hal antara lain karena ingin berpartisipasi di kelompok

masyarakat. Suroso et al. (2014) mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat antara lain ialah faktor usia,

pekerjaan dan pendidikan. Masyarakat dengan umur 41 – 50 tahun

cenderung lebih aktif mengikuti musyawarah daripada usia yang lebih

muda atau lebih tua. Hal ini dapat dikarenakan kelompok dengan usia

lebih muda merasa sungkan terhadap masyarakat yang lebih tua karena

dianggap lebih senior dan lebih banyak memberikan masukan sehingga

mereka memilih untuk tidak berpartisipasi.

Musyawarah yang sering dilakukan di daerah penelitian antara

lain ialah rapat pengurus RT, rapat tersebut dilaksanakan dimalam hari

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

72

dan bergilir di rumah – rumah penduduk setempat. Artinya, warga yang

mengikuti rapat tersebut secara rutin keluar rumah pada malam hari

untuk mengikuti rapat tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya, warga

yang rapat ialah warga yang berusia 25 tahun keatas. Warga tersebut

memiliki risiko lebih tinggi digigit nyamuk Anopheles, sp diluar rumah.

Berdasarkan informasi, warga yang tidak berpartisipasi dalam rapat juga

memiliki kebiasaan berkumpul di tempat tertentu dimalam hari meskipun

sekedar minum kopi.

2. Jenis Kelamin

Malaria tidak menyerang manusia berdasarkan jenis kelamin

tertentu karena vektor penyakit Malaria menularkan Malaria kepada laki

– laki dan perempuan. Namun, secara kekebalan tubuh yang dimiliki

perempuan hamil akan memiliki risiko lebih tinggi terkena Malaria

dibandingkan dengan laki – laki atau perempuan biasa. Hal tersebut

dikarenakan Malaria dapat menyebabkan anemia yang lebih berat pada

perempuan dengan kondisi hamil (Arsin, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita Malaria lebih

banyak terjadi pada perempuan (66,7%) dibanding laki – laki (33,3%).

Nurlette et al. (2012) menyebutkan hal yang sama bahwa 71,4%

penderita Malaria dalam penelitiannya ialah perempuan sedangkan hanya

28,6% penderita Malaria ialah laki – laki. Banyaknya kasus Malaria yang

terjadi pada perempuan dibanding laki – laki dalam penelitian ini

bertentangan dengan penelitian Sagay et al. (2015) bahwa penderita

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

73

Malaria dalam penelitiannya lebih banyak laki – laki dibanding

perempuan yakni sebanyak 51,22%.

Variabel jenis kelamin secara statistik tidak berhubungan

dengan kejadian Malaria. Ernawati et al. (2011) menyatakan hal yang

sama bahwa di tempat penelitian yang ia lakukan juga tidak ditemukan

hubungan antara jenis kelamin dan kejadian Malaria. Sejalan dengan

Ernawati et al. (2011), Saikhu (2011) juga menjelaskan bahwa jenis

kelamin tidak berhubungan dengan kejadian Malaria di Propinsi

Sumatera Selatan pada tahun 2007.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang

menyatakan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan kejadian malaria.

Banyaknya perempuan yang terkena malaria ini dapat disebabkan antara

lain karena sebanyak 59% responden perempuan tidak menggunakan

obat nyamuk saat tidur dimalam hari. Selain itu, sebagian besar (62%)

responden dengan usia dewasa yang merupakan usia paling rentan

terkena malaria ialah perempuan. Data juga menunjukkan bahwa

sebanyak 55% responden yang keluar rumah pada malam hari ialah

perempuan.

3. Pekerjaan

Pekerjaan dapat berperan penting terhadap penyakit Malaria

karena berhubungan dengan kondisi lingkungan pekerjaan tersebut.

Pekerjaan yang dilakukan diluar rumah, di pedesaan atau di perkebunan

akan memiliki risiko yang lebih besar untuk tergigit nyamuk Malaria.

Besarnya risiko tergigit nyamuk tersebut menjadikan jenis pekerjaan

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

74

dapat menyebabkan responden juga memiliki risiko tinggi terkena

Malaria (Sulistiani, 2012).

Sebagian besar (58,3%) masyarakat yang terkena Malaria

diketahui memiliki pekerjaan berisiko. Tallane et al. (2013) juga

menjelaskan bahwa responden yang menderita Malaria dalam

penelitiannya lebih banyak pada masyarakat yang memiliki pekerjaan

berisiko (83,2%) daripada masyarakat yang memiliki pekerjaan tidak

berisiko (57,9%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pekerjaan berhubungan

dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang pada tahun 2014 dengan

p.value = 0,001. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Saikhu (2011)

dan Kusdaryanto et al. (2005) bahwa pekerjaan merupakan faktor risiko

terjadinya Malaria. Hal tersebut didukung dengan penelitian Friaraiyatini

et al. (2006) bahwa jenis pekerjaan berhubungan dengan kejadian

Malaria di Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimanta Tengah.

Setelah dilakukan perhitungan, diketahui sebanyak 79,3%

responden yang mempunyai pekerjaan berisiko memiliki kebiasaan

keluar rumah dimalam hari. Selain itu, sebagian besar (75,9%) responden

yang memiliki pekerjaan berisiko juga memiliki rumah yang terdapat

tempat perindukan nyamuk di sekitarnya. Sebanyak 75,9% responden

yang memiliki pekerjaan berisiko juga diketahui terdapat kandang ternak

di sekitar rumahnya.

Pekerjaan berisiko yang dilakukan oleh responden antara lain

ialah bertani dan beternak. Hiswani (2004) menjelaskan bahwa sawah

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

75

merupakan tempat perindukan nyamuk Anopheles aconitus dan

Anopheles barbirostris. Nyamuk Anopheles aconitus diketahui

merupakan tersangka vektor penyakit Malaria di Jawa Tengah (Ikawati et

al., 2010). Pekerjaan berisiko tersebut sebagian besar dilakukan di tempat

peristirahatan nyamuk. Selain petani, penyadap pohon nira dan pembuat

gula jawa juga dapat berinteraksi dengan nyamuk Anopheles maculatus,

salah satu vektor di Pulau Jawa yang erat kaitannya dengan vegetasi pada

sungai di sekitar hutan (Ambarita et al., 2011). Selain itu peternak juga

memiliki risiko tergigit nyamuk karena Sedangkan sudah diketahui

bahwa kandang merupakan tempat yang disukai nyamuk Anopheles

maculatus untuk beristirahat (Handayani and Darwin, 2006).

D. Hubungan antara Faktor Perilaku dengan Kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014

1. Perilaku Keluar Rumah pada Malam Hari

Perilaku keluar rumah malam hari merupakan salah satu

tindakan berisiko yang dapat menyebabkan manusia tergigit oleh

nyamuk. Anopheles, sp merupakan vektor yang aktif mencari makan

pada malam hari sehingga manusia yang keluar rumah pada malam hari

memiliki kemungkinan untuk terkena Malaria (Hiswani, 2004).

Perilaku keluar rumah pada malam hari pada masyarakat Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tidak

berhubungan dengan kejadian Malaria. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Kurniawan (2008) di Kabupaten Asmat, Budiyanto

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

76

(2011) di Kabupaten OKU dan Anjasmoro (2013) di wilayah kerja

Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa keluar rumah pada

malam hari merupakan faktor risiko kejadian Malaria (Santy et al.

(2014), Nurlette et al. (2012), Salim et al. (2012)). Asa et al. (2015)

mendukung pernyataan tersebut bahwa perilaku keluar rumah pada

malam hari berhubungan dengan kejadian Malaria di Desa Lobu dan

Lobu II Kecamatan Touluan Kabupaten Minahasa dengan p.value =

0,007. Salim et al. (2012) menjelaskan bahwa masyarakat yang keluar

rumah pada malam hari memiliki risiko 7,8 kali lebih besar terkena

Malaria dibanding masyarakat yang tidak keluar rumah pada malam hari.

Hasil penelitian dapat disebabkan karena sebanyak 75,3%

responden yang keluar rumah pada malam hari tidak memakai obat anti

nyamuk dimalam hari. Sebagian besar (79,8%) responden yang keluar

rumah dimalam hari juga diketahui terdapat tempat perindukan nyamuk

di sekitar rumahnya. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat yang keluar

rumah pada malam hari memiliki risiko tergigit nyamuk lebih besar

dibanding dengan yang tidak keluar rumah pada malam hari.

Perilaku berisiko tersebut dilakukan salah satunya karena

dipengaruhi oleh keaktifan berpartisipasi masyarakat, termasuk perilaku

keluar rumah pada malam hari. Partisipasi tersebut antara lain ialah

dalam musyawarah desa. Partisipasi masyarakat dapat dipengaruhi oleh

pekerjaan dan pendidikan. Sebagai contoh masyarakat yang bekerja

sebagai petani akan dapat meluangkan waktunya karena waktu bekerja

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

77

yang fleksibel. Berbeda dengan pekerja industri yang telah memiliki

jadwal tertentu yang dapat menyebabkan mereka tidak dapat

berpartisipasi. Selain itu, semakin rendah latar belakang pendidikan

masyarakat maka semakin rendah pula partisipasi mereka dalam

musyawarah desa (Suroso et al., 2014).

Hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis bahwa perilaku

keluar rumah pada malam hari berhubungan dengan kejadian Malaria.

Berdasarkan temuan pada saat penelitian, terdapat informasi bahwa

perempuan maupun laki – laki dengan umur di atas 26 tahun sering

keluar rumah pada malam hari juga menjelang shubuh. Hal tersebut

dikarenakan mereka menjalankan ibadah sholat di masjid setempat.

Berbeda pada laki – laki pada umur tersebut, selain keluar rumah pada

malah hari karena pergi ke masjid untuk beribadah mereka juga sering

melaksanakan rapat dengan warga setempat baik rapat pengurus RT

ataupun rapat untuk musyawarah masalah tertentu. Rapat atau

musyawarah yang dilakukan ini merupakan bentuk partisipasi dari

masyarakat setempat.

Pelaksanaan rapat tersebut dilakukan pada pukul 20.00 WIB

sampai dengan pukul 22.00 WIB atau bahkan lebih. Hal tersebut

meningkatkan risiko masyarakat untuk tergigit nyamuk. Nyamuk

Anopheles, sp terhitung menggigit pada pukul 18.00 dan puncak gigitan

nyamuk terjadi pada pukul 22.00 WIB (Friaraiyatini et al. (2006),

Samarang et al. (2007), Ikawati et al. (2010)). Pada jam tersebut bukan

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

78

tidak memungkinkan bahwa masyarakat tergigit nyamuk pada saat

perjalanan menuju tempat perkumpulan warga.

2. Penggunaan Kelambu

Penggunaan kelambu telah diketahui sebagai salah satu upaya

untuk mencegah terjadinya Malaria. Penggunaan kelambu diharapkan

dapat melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk dimalam hari.

Sebagian besar (83,3%) responden yang menggunakan kelambu dalam

penelitian ini terkena Malaria sedangkan 16,7% responden lain yang

terkena Malaria tidak memakai kelambu. Hal tersebut bertentangan

dengan teori bahwa penggunaan kelambu dapat mecegah terjadinya

Malaria sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saikhu et al.

(2011) bahwa proporsi yang tidak menggunakan kelambu lebih tinggi

pada kelompok kasus daripada kelompok kontrol. Berdasarkan uji

statistik, penggunaan kelambu berinsektisida berhubungan dengan

kejadian Malaria.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kelambu

berhubungan dengan kejadian Malaria (p.value = 0,000). Bagaray et al.

(2015) juga mengatakan bahwa penggunaan kelambu berhubungan

dengan kejadian Malaria. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian

Sagay et al. (2015) bahwa responden yang tidak sering menggunakan

kelambu memiliki risiko 2,447 kali menderita Malaria dibandingkan

dengan responden yang sering menggunakan kelambu.

Salim et al. (2012), Ristadeli et al. (2013) dan Santy et al. (2014)

mendukung hasil penelitian tersebut dengan menyatakan bahwa

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

79

penggunaan kelambu berhubungan dengan kejadian Malaria. Namun,

Imbiri et al. (2012) memiliki hasil penelitian yang berbeda bahwa

penggunaan kelambu tidak berhubungan dengan kejadian Malaria di

wilayah kerja Puskesmas Sarmi Kota Tahun 2012.

Diketahui 67% responden dalam penelitian ini yang tidak

memakai kelambu juga tidak memakai obat nyamuk. Selain itu, sebanyak

84,6% responden yang tidak memakai kelambu tidak memasang kasa

anti nyamuk pada ventilasi rumah. Sedangkan sebanyak 80,8%

responden yang memakai kelambu memiliki rumah dengan jarak yang

dekat dengan ternak.

Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, antara

lain ialah apakah kelambu yang dipakai merupakan kelambu

berinsektisida atau tidak. Ikawati et al. (2010) menjelaskan bahwa

kelambu dengan insektisida lebih efektif dibandingkan dengan kelambu

biasa. Hasil uji hayati kelambu yang dipakai di masyarakat di daerah

Dukuh Lamuk, Desa Kalibening, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten

Wonosobo menunjukkan bahwa nyamuk uji mati sebanyak 70% pada 30

menit pertama dan meningkat hingga 93,3% setelah 24 jam. Kematian

nyamuk uji yang mencapai angka tersebut menunjukkan bahwa kelambu

dengan insektisida efektif bahkan hingga 24 jam pemakaian.

Arsin et al. (2013) memperhatikan beberapa hal dalam

penelitiannya tentang penggunaan kelambu selain jenis kelambu yang

berinsektisida atau tidak. Hal tersebut yakni penggunaan kelambu

(dimasukkan kebawah kasur atau tidak), waktu penggunaan kelambu

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

80

(sebelum atau sesudah pukul 21.00 WIB), frekuensi penggunaan

kelambu (sering atau kadang – kadang), perawatan kelambu (dirawat

atau tidak) dan bahan kelambu (polyester atau bukan). Penggunaan

kelambu, frekuensi penggunaan kelambu dan perawatan kelambu

diketahui berhubungan dengan kejadian Malaria. Selain itu kondisi

kelambu yang tidak baik seperti ada lubang atau robekan dan jenis

dinding serta lantai rumah berupa kayu juga memungkinkan nyamuk

untuk masuk (Media et al., 2011).

Penggunaan kelambu yang tidak dimasukkan kebawah kasur

lebih berisiko dibanding dengan penggunaan kelambu yang tidak

dimasukkan kedalam kasur. Waktu penggunaan kelambu diketahui lebih

aman sebelum pukul 21.00 WIB daripada setelah pukul 21.00 WIB.

Selain itu, sering atau tidaknya kelambu digunakan juga berpengaruh

terhadap kejadian Malaria dimana penggunaan yang lebih sering akan

lebih aman dibandingkan dengan penggunaan yang jarang atau kadang –

kadang (Arsin et al., 2013). Artinya, variabel penggunaan kelambu tidak

dapat berdiri sendiri dan diperlukan penelitian lebih dalam mengenai

penggunaan kelambu.

3. Pemasangan Kasa Anti Nyamuk

Kasa anti nyamuk diketahui merupakan salah satu perilaku

pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk.

Ristadeli et al. (2013) melakukan penelitian dengan hasil bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pemasangan kasa anti nyamuk dengan

kejadian Malaria di Kecamatan Nanga Ella Hilir Kabupaten Melawi

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

81

Provinsi Kalimantan Barat dengan nilai OR sebesar 10,5. Hal itu

menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak memasang kasa anti nyamuk

pada ventilasi rumah memiliki risiko 10,5 kali lebih besar terkena

Malaria dibandingkan dengan masyarakat yang memasang kasa anti

nyamuk pada ventilasi rumah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (83,3%)

masyarakat yang menderita Malaria dan sebanyak 84,9% masyarakat

yang tidak menderita Malaria tidak memasang kasa anti nyamuk pada

ventilasi rumah mereka. Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan

antara pemasangan kasa anti nyamuk pada ventilasi dengan kejadian

Malaria di Desa Selakambang.

Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan

masyarakat yang tidak menggunakan kasa maupun penutup pada

ventilasi rumah. Pemasangan kasa anti nyamuk ventilasi rumah ini

dengan kejadian Malaria berpengaruh terhadap mudah tidaknya nyamuk

masuk kedalam rumah, ventilasi yang tidak menggunakan kasa akan

memudahkan nyamuk masuk kedalam rumah (Imbiri et al., 2012).

Sebagian besar (76,1%) responden di Desa Selakambang yang

tidak memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi rumah juga diketahui

tidak memakai obat anti nyamuk pada malam hari. Sedangkan sebanyak

93,5% responden yang tidak memasang kasa anti nyamuk memiliki

rumah dengan jarak yang dekat dengan tempat perindukan nyamuk.

Selain itu, sebanyak 76,9% responden yang tidak memasang kasa anti

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

82

nyamuk diketahui memiliki rumah dengan jarak yang dekat dengan

ternak.

4. Penggunaan Obat Nyamuk

Pengendalian vektor secara umum dapat dilakukan dengan dua

cara yakni pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan gigitan

nyamuk. Penggunaan obat nyamuk merupakan salah satu perilaku

pencegahan terhadap gigitan nyamuk. Selain menggunakan obat nyamuk,

penggunaan kelambu dan tidak pergi ke daerah endemis Malaria ialah

cara lain yang dapat dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk

(Komariah et al., 2010).

Masyarakat di Desa Selakambang yang menderita Malaria

sebagian besar (75%) tidak menggunakan obat nyamuk saat tidur

dimalam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat

nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian Malaria dengan p.value =

1,000. Hal tersebut dapat dikarenakan sebanyak 67% responden yang

tidak menggunakan obat nyamuk diketahui juga memiliki kebiasan

keluar rumah pada malam hari. Sedangkan sebanyak 61% responden

yang tidak menggunakan obat nyamuk diketahui tidak memakai kelambu

saat tidur malam hari. Selain itu, sebagian besar (89%) responden yang

tidak menggunakan obat nyamuk juga tidak memasang kasa anti nyamuk

pada ventilasi rumah.

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Santy et al.

(2014) bahwa masyarakat yang tidak menggunakan obat nyamuk di Desa

Sungai Ayak 3 berisiko 2,17 kali lebih besar dibandingkan dengan

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

83

masyarakat yang menggunakan obat anti nyamuk. Nurlette et al. (2012)

juga menyatakan bahwa penggunaan obat nyamuk berhubungan dengan

kejadian Malaria dengan p.value = 0,000.

E. Hubungan antara Faktor Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria

di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014

1. Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk

Tempat perindukan nyamuk merupakan tempat yang digunakan

nyamuk untuk berkembangbiak. Tempat yang potensial sebagai tempat

perindukan nyamuk antara lain ialah sungai yang jernih dengan aliran air

perlahan, kolam dengan air jenih, mata air yang jernih, lagun, genangan

atau cekungan air, sawah, saluran irigasi dengan aliran lambat danau,

tambak ikan, tambak udang, pertambangan dan hutan bakau (Prabowo

(2004) dan Hakim (2010)).

Tempat perindukan nyamuk yang ditemukan di tempat

penelitian antara lain ialah kolam, mata air, sungai, genangan air,

cekungan air dan saluran irigasi yang lambat. Sedangkan tidak ditemukan

keberadaan sawah, lagun danau, tambak ikan, tambak udang,

pertambangan maupun hutan bakau. Hal tersebut dikarenakan Desa

Selakambang merupakan daerah dataran tinggi dan bukan daerah

penghasil tambang maupun tambak ikan ataupun udang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (66,7%)

masyarakat yang menderita Malaria terdapat tempat perindukan nyamuk

di sekitar rumahnya. Pada saat penelitian dilakukan ditemukan sejumlah

kolam ikan yang ada di sekitar rumah warga yang menjadi responden.

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

84

Diketahui 80% responden yang di sekitar rumahnya terdapat tempat

perindukan nyamuk juga memiliki pekerjaan yang tidak berisiko.

Sebanyak 64,5% responden yang di sekitar rumahnya terdapat tempat

perindukan nyamuk juga keluar rumah dimalam hari. Selain itu, sebagian

besar (85,4%) responden yang di sekitar rumahnya terdapat tempat

perindukan nyamuk diketahui tidak memasang kasa anti nyamuk pada

ventilasi rumah.

Uji statistik menunjukkan bahwa keberadaan tempat perindukan

nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Walean et al. (2015)

bahwa tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian

Malaria di Kecamatan Touluan Kabupaten Minahasa Tenggara (p.value =

0,642). Santy et al. (2014) mendukung pernyataan tersebut bahwa

perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian Malaria dengan

p.value = 0,141.

Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tempat

perindukan nyamuk berhubungan dengan kejadian Malaria. Hakim

(2010) menjelaskan tempat perindukan nyamuk merupakan faktor risiko

kejadian Malaria di Tasikmalaya, Ciamis, Garut dan Sukabumi. Ristadeli

et al. (2013) juga menjelaskan bahwa masyarakat yang di sekitar

rumahnya terdapat tempat perindukan nyamuk memiliki risiko 2,4 kali

dibanding dengan masyarakat yang tidak terdapat terdapat tempat

perindukan nyamuk di sekitar rumahnya.

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

85

Hasil penelitian ini antara lain dapat dipengaruhi oleh mata

pencaharian dan penggunaan sumber air oleh masyarakat setempat.

Menurut data dari Balaidesa Selakambang diketahui selain beternak

kambing masyarakat setempat juga memproduksi ikan berupa ikan

bawal, sebanyak 550 orang di Desa Selakambang memiliki budidaya

ikan bawal. Ikan tersebut dibudidayakan di kolam buatan, kolam – kolam

yang ada ditempatkan didekat rumah dan merupakan kolam yang tenang.

Keadaan kolam tersebut sangat memungkinkan untuk hidup nyamuk

Anopheles, sp. Yunianto et al. (2009) menjelaskan bahwa di Desa

Kendaga telah ditemukan kolam sebagai tempat perindukan nyamuk

Anopheles, sp.

Selain kolam, terdapat dua sungai yang melintasi Desa

Selakambang. Berdasarkan data dari Balaidesa Selakambang diketahui

sebanyak 1.781 keluarga memanfaatkan sungai sebagai sumber air utama

mereka. Artinya, warga yang memanfaatkan sungai tersebut memiliki

kontak lebih sering dengan nyamuk yang memungkinkan warga dapat

tergigit oleh nyamuk di sekitarnya.

2. Jarak Rumah dengan Tempat Perindukan Nyamuk

Nyamuk diketahui memiliki kemampuan mencium bau makanan

mereka hingga jarak 50 meter. Untuk itu, responden dengan rumah yang

berjarak <50 meter dari tempat perindukan nyamuk memiliki risiko lebih

tinggi untuk digigit oleh nyamuk (Syamsir, 2015). Kurniawan (2008)

menjelaskan bahwa jarak tempat perindukan nyamuk berhubungan

dengan kejadian Malaria.

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

86

Penelitian di Desa Selakambang ini menunjukkan bahwa jarak

rumah dengan tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan

kejadian Malaria. Hakim et al. (2013), Kusdaryanto et al. (2005) dan

Mofu (2013) mendukung hasil penelitian dengan menyampaikan bahwa

jarak tempat perindukan nyamuk tidak berpengaruh terhadap kepadatan

nyamuk Anopheles, sp. Namun, pada rumah yang berjarak dekat dengan

tempat perindukan nyamuk, ditemukan kepadatan nyamuk yang lebih

besar dibandingkan pada jarak yang lebih jauh. Keberadaan genangan air

yang mengandung jentik dan berada pada jarak <100 meter diketahui

berisiko menyebabkan Malaria. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Sarmi Kota yang tinggal di sekitar genangan air dalam jarak tersebut

memiliki risiko 6,827 kali lebih besar menderita Malaria dibanding

dengan masyarakat yang tinggal dalam jarak >100 meter (Imbiri et al.,

2012).

Jarak rumah dengan tempat perindukan nyamuk tidak

berhubungan dengan kejadian malaria dapat dipengaruhi oleh jarak

terbang nyamuk ini dapat mencapai 2 – 3 Km sehingga dapat

menentukan keberadaan nyamuk (Kusdaryanto et al., (2005), Handayani

and Darwin (2006)). Selain itu, faktor iklim seperti suhu, kelembaban

dan curah hujan juga berpengaruh terhadap perilaku nyamuk tersebut

(Mardiana and Musadad, 2012).

Hasil penelitian juga didukung dengan data bahwa semua

responden yang menderita Malaria dan 94,1% masyarakat yang tidak

menderita Malaria memiliki rumah dengan jarak yang dekat dengan

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

87

tempat perindukan nyamuk. Selain itu, diketahui sebagian besar (83,7%)

responden yang rumahnya dekat dengan tempat perindukan nyamuk

diketahui juga tidak memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi

rumahnya. Sebanyak 67,3% responden yang rumahnya dekat dengan

tempat perindukan nyamuk tidak memakai kelambu saat tidur dimalam

hari.

3. Keberadaan Kandang Ternak

Beternak merupakan salah satu pekerjaan pokok bagi

masyarakat Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga. Sebanyak 750 warga Desa Selakambang diketahui memiliki

ternak dan dari jumlah tersebut ada beberapa rumah yang letaknya berada

di sekitar kandang.

Keberadaan kandang ternak ini dapat menjadi ancaman bagi

masyarakat karena sebagian besar nyamuk mencari darah kandang

ternak. Perilaku nyamuk dalam mencari makan berbeda antar spesies,

diketahui Anopheles aconitus, Anopheles maculatus dan Anopheles

barbirostris lebih suka terhadap darah hewan atau biasa disebut zoofilik.

Sedangkan Anopheles sundaicus lebih suka dengan darah manusia

(Hiswani (2004), Indriyati and Waris (2012)).

Kandang ternak ditemukan sebagai tempat peristirahatan bagi

nyamuk Anopheles aconitus dengan presentase jumlah nyamuk mencapai

60% (Handayani and Darwin, 2006). Jika terdapat kandang ternak di

sekitar rumah, maka tidak menutup kemungkinan bahwa nyamuk yang

mencari makan di kandang juga masuk kedalam rumah.

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

88

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% penderita Malaria

terdapat kandang ternak di sekitar rumahnya. Secara statistik, keberadaan

kandang ternak ini memiliki hubungan dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.

Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Hasyimi and Herawati

(2012), Mulyono et al. (2013) dan Pamela (2009) bahwa kandang ternak

berhubungan dengan kejadian malaria. Responden yang di sekitar

rumahnya terdapat ternak memiliki risiko 1,64 kali lebih besar terkena

malaria dibandingkan responden yang di sekitar rumahnya tidak ada

ternak (Hasyimi, 2012).

4. Jarak Rumah dengan Kandang Ternak

Jarak kandang ternak dengan rumah dapat menentukan risiko

penularan Malaria. Jarak ternak dengan rumah yang terlalu dekat dapat

memudahkan nyamuk bertransmigrasi dari kandang hingga masuk ke

rumah. Akibatnya, penghuni rumah tergigit oleh nyamuk dan dapat

terserang Malaria (Kusdaryanto, 2005)..

Hasil penelitian menyebutkan bahwa masyarakat yang

menderita Malaria sebagian besar memiliki jarak yang dekat dengan

kandang ternak dengan presentase 77,8%. Berdasarkan hasil uji statistik

jarak rumah dengan kandang ternak tidak berhubungan dengan kejadian

Malaria di Desa Selakambang.

Hal tersebut dapat dikarenakan sebagian besar (80,9%)

responden yang jarak rumahnya dekat dengan kandang ternak juga

terdapat tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya. Sebanyak

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

89

70,2% responden yang jarak rumahnya dekat dengan kandang ternak

diketahui tidak memakai obat anti nyamuk saat tidur dimalam hari.

Selain itu, sebanyak 85,1% responden yang jarak rumahnya dekat dengan

kandang ternak juga tidak memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi

rumahnya dan 55,3% tidak memakai kelambu.

Hasil penelitian serupa juga disampaikan oleh Kusdaryanto et al.

(2005) yang menjelaskan bahwa kandang ternak yang ditempatkan

dengan jarak 10 meter hingga 20 meter tidak berhubungan dengan

kepadatan nyamuk Anopheles aconitus. Namun, Pemeliharaan ternak ini

juga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan

kejadian Malaria di Kecamatan Kampar Kiri Tengah (Erdinal et al.,

2006).

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

90

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Selakambang

Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2015, didapatkan

hasil sebagai berikut:

1. Kejadian penyakit Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014 ialah sebanyak 8,7%

dari 138 responden.

2. Frekuensi kejadian Malaria berdasarkan karakteristik demografi individu

pada masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014:

a. Masyarakat yang menderita Malaria sebagian besar (58,3%) ialah

kelompok dewasa dengan usia 25 – 45 tahun.

b. Sebagian besar (66,7%) penderita Malaria pada penelitian ini ialah

perempuan.

c. Masyarakat yang menderita Malaria sebagian besar (58,3%)

memiliki pekerjaan berisiko.

3. Frekuensi kejadian Malaria berdasarkan perilaku pada masyarakat di

Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga

Tahun 2014:

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

91

a. Sebagian besar (58,3%) masyarakat yang menderita Malaria dan

65,1% masyarakat yang tidak menderita Malaria keluar rumah pada

malam hari.

b. Sebanyak 16,7% penderita Malaria dan 70,6% masyarakat yang

bukan penderita Malaria tidak menggunakan kelambu saat tidur

dimalam hari.

c. Terdapat 83,3% masyarakat yang menderita Malaria dan 84,9%

masyarakat yang tidak menderita yang tidak memasang kasa anti

nyamuk di rumahnya.

d. Sebanyak 75% masyarakat yang menderita Malaria dan 72,2%

masyarakat yang tidak menderita Malaria tidak menggunakan obat

anti nyamuk saat tidur.

4. Frekuensi kejadian Malaria berdasarkan faktor lingkungan pada

masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014:

a. Terdapat 66,7% penderita Malaria dan 81% masyarakat yang bukan

penderita Malaria yang terdapat tempat perindukan nyamuk di

sekitar rumahnya.

b. Semua masyarakat yang menderita Malaria dan 94,1% masyarakat

yang tidak menderita Malaria rumahnya berjarak dekat (<50 meter)

dengan tempat perindukan nyamuk.

c. Sebanyak 75% penderita Malaria dan 42,1% masyarakat yang tidak

menderita Malaria terdapat kandang ternak di sekitar rumahnya.

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

92

d. Sebanyak 77,8% masyarakat yang menderita Malaria dan 75,5%

masyarakat yang tidak menderita Malaria rumahnya berjarak dekat

(<10 meter) dengan kandang ternak.

5. Hubungan antara karakteristik demografi individu dengan kejadian

Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Purbalingga Tahun 2014:

a. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian Malaria.

1) Usia dewasa dengan remaja (p.value = 0,192).

2) Usia lansia dengan remaja (p.value = 0,066).

b. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian

Malaria (p.value = 0,761).

c. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian Malaria

(p.value = 0,001).

6. Hubungan antara karakteristik demografi individu perilaku masyarakat

dengan kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kabupaten Purbalingga Tahun 2014:

a. Tidak terdapat hubungan antara keluar rumah pada malam hari

dengan kejadian Malaria (p.value = 0,641).

b. Terdapat hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian

Malaria (p.value = 0,000).

c. Tidak terdapat hubungan antara pemasangan kasa anti nyamuk

dengan kejadian Malaria (p.value = 1,000).

d. Tidak terdapat hubungan antara penggunaan obat anti nyamuk

dengan kejadian Malaria (p.value = 1,000).

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

93

7. Hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian Malaria di Desa

Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun

2014:

a. Tidak terdapat hubungan antara keberadaan tempat perindukan

nyamuk dengan kejadian Malaria (p.value = 0,263).

b. Tidak terdapat hubungan antara jarak rumah dengan tempat

perindukan nyamuk dengan kejadian Malaria (p.value = 1,000).

c. Terdapat hubungan antara keberadaan kandang ternak dengan

kejadian Malaria (p.value = 0,035).

d. Tidak terdapat hubungan antara jarak rumah dengan kandang ternak

dengan kejadian Malaria (p.value = 1,000).

B. Saran

1. Peneliti Selanjutnya

a. Memperbanyak sampel penelitian agar didapatkan data yang lebih

baik dan terjaring lebih banyak penderita Malaria.

b. Menggunakan meteran atau teknologi lain untuk mengukur variabel

jarak sehingga data yang didapat lebih jelas.

c. Memperbanyak referensi terkait pembahasan di setiap variabel

sehingga dapat memperkaya informasi kepada pembaca.

2. Masyarakat Desa Selakambang

a. Selalu menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang saat

malam hari yakni pukul 18.00 – 06.00 WIB terutama jika akan

keluar rumah.

b. Selalu menggunakan obat anti nyamuk saat malam hari.

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

94

c. Selalu menggunakan kelambu saat tidur dimalam hari, disarankan

memakai kelambu yang berinsektisida.

d. Memasang kelambu dengan dimasukkan kedalam kasur sebelum

pukul 21.00 WIB dan dipakai setiap hari.

e. Memasang kasa anti nyamuk pada setiap ventilasi rumah.

f. Mengubur dan membersihkan tempat – tempat yang dapat dijadikan

sebagai tempat perindukan nyamuk seperti genangan air, cekungan

air, dsb.

g. Membersihkan dan merapikan lingkungan rumah yang dapat

dijadikan sebagai tempat peristirahatan nyamuk seperti timbunan

dedaunan, cekungan yang tertutup tumbuhan dan lubang yang

lembab.

h. Memindahkan kandang ternak agar tidak terlalu dekat dengan rumah

yakni sejauh 10 meter. Ternak ditempatkan sebelum tempat

perindukan nyamuk sehingga kandang ternak dapat dijadikan

perlindungan bukan menjadi risiko terkena Malaria.

3. Puskesmas Kaligondang

a. Mensosialisasikan secara rutin mengenai perilaku pencegahan

penyakit Malaria bagi masyarakat setempat.

b. Sasaran sosialisasi terkait perilaku pencegahan tersebut difokuskan

kepada masyarakat yang memiliki pekerjaan berisiko seperti

penyadap nira pohon kelapa, peternak, masyarakat yang

berkebun/bertani dan pembuat gula jawa.

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

95

c. Menyertakan penyuluhan terkait penggunaan kelambu yang baik dan

benar saat pembagian kelambu berinsektisida sehingga kelambu

dapat dijadikan alat pencegahan yang efektif.

d. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk senantiasa

menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah

terutama sampah daun – daunan didekat rumah karena dapat

dijadikan tempat peristirahatan nyamuk.

e. Memberikan pelatihan pembuatan kompos agar masyarakat dapat

memanfaatkan tumbuhan dan sampah organik di sekitar rumahnya

agar lingkungan bersih dan tumbuhan di sekitar rumah tidak

dijadikan tempat peristirahatan nyamuk.

f. Memberikan penyuluhan khusus kepada masyarakat yang memiliki

ternak agar menempatkan kandang ternaknya 10 meter jauhnya dari

pemukiman serta ditempatkan diantara pemukiman dan tempat

perindukan nyamuk seperti sungai atau mata air. Kandang ternak

yang ditempatkan dengan teknik tersebut dapat dijadikan umpan

untuk nyamuk sehingga dapat meminimalisir nyamuk yang terbang

masuk kedalam pemukiman.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga

a. Mengalokasikan dana lebih banyak untuk penyediaan kelambu

berinsektisida.

b. Memfokuskan program dan kebijakan pada perlindungan pekerja

yang bekerja diluar rumah hingga larut malam. Kebijakan yang

dapat dibuat antara lain ialah larangan menggunakan baju dan celana

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

96

pendek setelah pukul 18.00 WIB. Penerapan kebijakan tersebut

dapat dibantu oleh perangkat setempat untuk selalu menegur,

menginformasikan gambaran dampak negatif akibat memakai

pakaian terbuka dan menasehati agar masyarakat dapat terbiasa.

c. Memberikan fasilitas dan sumber daya manusia untuk pelatihan

pembuatan kompos agar masyarakat dapat memanfaatkan tumbuhan

dan sampah organik di sekitar rumahnya untuk dijadikan barang

yang bernilai ekonomi. Sehingga tidak dijadikan sebagai tempat

peristirahatan nyamuk.

d. Mengajak semua masyarakat yang memiliki ternak untuk bergabung

dengan kelompok ternak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

bekerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Purbalingga.

Rekayasa ternak yang baik idealnya ditempatkan diantara

pemukiman dan tempat perindukan nyamuk dengan jarak 10 meter

dari pemukiman.

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

97

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Jakarta, PT.

Kompas Media Nusantara.

Ambarita, L. P., et al. 2011. Beberapa Aspek Bionomik Anopheles Maculatus dan

Anopheles Leucosphyrus di Perkebunan Kopi Daerah Endemis Malaria

Kabupaten OKU Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 10 No. 4, 10.

AMCA. 2014. Life Cycle [Online]. Mount Laurel: American Mosquito Control

Association. Available: www.mosquito.org/life-cycle [Accessed 20 Maret

2014 2015].

Anies 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan: Solusi Mencegah dan

Menanggulangi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.

Anjasmoro, R. 2013. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria

di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 2.

Arsin, A. A. 2012. Malaria di Indonesia: Tinjauan Aspek Epidemiologi, Makasar,

MASAGENA PRESS.

Arsin, A. A., Nasir, M. & Nawi, R. 2013. Hubungan Penggunaan Kelambu

Berinsektisida dengan Kejadian Malaria di Kabupaten Halmahera Timur.

Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia, Vol. 1 No. 3 6.

Asa, P. E., Umboh, J. M. L. & Pangemanan, J. 2015. Pengaruh Penggunaan

Kelambu, Repellent, Bahan Anti Nyamuk dan Kebiasaan Keluar Rumah

Malam Hari Terhadap Kejadian Malaria di Desa Lobu dan Lobu II

Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013. Jurnal

Media Kesehatan, Vol.3, 7.

Azis, P. A. 2013. Survei Malariometrik di Kelurahan Kalumata Kecamatan Kota

Ternate Selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2013. S1,

Universitas Sam Ratulangi.

Bagaray, E. F., Umboh, J. M. L. & Kawatu, P. A. T. 2015. Hubungan antara

Faktor - Faktor Risiko dengan Kejadian Malaria di Kecamatan KEI Besar

Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku. Jurnal Media Kesehatan,

Vol. 3, 7.

Boelee, E., Konradsen, F. & Hoek, W. V. D. 2002. Malaria in Irrigated

Agriculture, South Africa, Clifford Mutero, International Water

Management Institute.

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

98

Budiyanto, A. 2011. Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Malaria

di Daerah Endemis di Kabupaten OKU. Jurnal Pembangunan Manusia,

Vol. 5, 10.

CDC. 2015. Malaria [Online]. Atlanta, Georgia: Centers for Disease Control and

Prevention. Available: http://www.cdc.gov/malaria/ [Accessed 04 Februari

2015 2015].

Chandra, B. 2009. Ilmu Kedokteran dan Komunitas, Jakarta, EGC.

DEPKES 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007, Jakarta, Departemen Kesehatan

RI.

DEPKES 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008, Jakarta, Departemen Kesehatan

RI.

DINKES 2012. Profil Jawa Tengah Tahun 2012, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah.

DKK 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga Tahun 2013, Purbalingga,

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purbalingga.

Erdinal, Susanna, D. & Wulandari, R. A. 2006. Faktor - Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten

Kampar, 2005/2006. Jurnal Makara, Kesehatan, Vol. 10, 7.

Ernawati, K., et al. 2011. Hubungan Faktor Risiko Individu dan Lingkungan

Rumah dengan Kejadian Malaria di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran

Provinsi Lampung Indonesia 2010. Jurnal Makara, Kesehatan, 15, 7.

Friaraiyatini, Keman, S. & Yudhastuti, R. 2006. Pengaruh Lingkungan dan

Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Barito

Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.

2 No. 2, 9.

Hakim, L. 2010. Faktor Risiko Penularan Malaria di Jawa Barat (Kajian

Epidemiologi tentang Vektor, Parasit Plasmodium dan Lingkungan

Sebagai Faktor Risiko Kesehatan Malaria). Jurnal Aspirator, Vol. 1, 10.

Hakim, L., et al. 2013. Hubungan Keberadaan Pekerja Migrasi Ke Daerah

Endemis Malaria dan Jarak Ke Tempat Perkembangbiakan Vektor dengan

Keberadaan Parasit Malaria. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 12 No. 1, 7.

Handayani, F. D. & Darwin, A. 2006. Habitat Istirahat Vektor Malaria di Daerah

Endemis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 5 No. 2, 10.

Hasyimi, M. & Herawati, M. H. 2012. Hubungan Faktor Lingkungan yang

Berpengaruh terhadap Kejadian Malaria di Wilayah Timur Indonesia

(Analisis Data Riskesdas 2010). Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 11 No 1,

9.

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

99

Hiswani 2004. Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Ikawati, B., Yunianto, B. & D, R. A. P. 2010. Efektifitas Pemakaian Kelambu

Berinsektisida di Desa Endemis Malaria di Kabupaten Wonosobo. Jurnal

Balaba, Vol. 6 No. 2, 6.

Imbiri, J. K., Suhartono & Nurjazuli 2012. Analisis Faktor Risiko Malaria di

Wilayah Kerja Puskesmas Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi Tahun 2012.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 11 No. 2, 8.

Indriyati, L. & Waris, L. 2012. Epidemiologi Malaria di Daerah Pedalaman

Nunukan. Jurnal Buski, Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber

Binatang, Vol. 4, 6.

Jamison, D. T., et al. 2006. Disease adn Mortality in Sub-Saharan Africa,

Washington, DC, The World Bank.

Jane, D., Rattu, J. & Rombot, D. 2015. Hubungan antara Faktor Lingkungan

dengan Kejadian Penyakit Malaria Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas

Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Media Kesehatan, Vol.

3, 6.

Kalangie, F., Rombot, D. V. & Kawatu, P. A. T. 2015. Faktor - faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas

Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Media Kesehatan, Vol.

3, 7.

KEMENKES 2011. Buku Saku Menuju Eliminasi Malaria, Jakarta, Direktorat

PPBB, Ditjen PP dan PL.

KEMENKES 2012. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Tahun 2011, Jakarta, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

KEMENKES 2013. Riset Kesehatan Dasar Jakarta, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

KEMENKES 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013, Jakarta, Kementerian

Kesehatan RI.

Kodongan, M., Rombot, D. V. & Malonda, N. S. H. 2015. Hubungan Antara

Faktor Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa Ranoketang

Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Media

Kesehatan, Vol. 13, 5.

Komariah, Pratita, S. & Malaka, T. 2010. Pengendalian Vektor. Jurnal Kesehatan

Bina Husada, Vol. 6 No. 1, 10.

Kurniawan, J. 2008. Analisis Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku Penduduk

Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Asmat Tahun 2008. Universitas

Diponegoro.

Page 116: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

100

Kusdaryanto, B. H., Hadisaputro, S. & Setiawan, H. 2005. Kandang Ternak dan

Lingkungan Kaitannya dengan Kepadatan Vektor Anopheles aconitus di

Daerah Endemis Malaria (Studi Kasus di Kabupaten Jepara). UNDIP

Semarang.

Lemeshow, S., et al. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan,

Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

Marcus, B. 2009. Malaria, New York, Chelsea House.

Mardiana & Musadad, D. A. 2012. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Insiden

Malaria di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau dan Kabupaten Banggai

Sulawesi Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol. 11 No. 1, 11.

Media, Y., Trinabasilih & Sofyan, S. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Kaitannya dengan Penularan dan Pencegahan Malaria di Kabupaten

Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Ekologi

Kesehatanx, Vol. 10 No. 3, 8.

Mofu, R. M. 2013. Hubungan Lingkungan Fisik, Kimia dan Biologi dengan

Kepadatan Vektor Anopheles di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota

Jayapura. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 12 No. 2, 7.

Mulyono, A., et al. 2013. Hubungan Keberadaan Ternak dan Lokasi Pemeliharaan

Ternak Terhadap Kasus Malaria di Provinsi NTT (Analisis Lanjut Data

Riskesdas 2007). Jurnal Vektora, Vol. 5, 5.

Natadisastra, D. & Agoes, R. 2009. Parasitologi Kedokteran: ditinjau dari organ

tubuh yang diserang, Jakarta, EGC.

NIAD 2007. Understanding Malaria Fighting an Ancient Scourage, National

Institute of Allergy and Infectious Disease, U.S. Department of Health and

Human Services.

Nisa, H. 2007. Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, UIN Jakarta Press.

Nurbayani, L. 2013. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas

Mayong I Kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 2, 10.

Nurfitrianah, R., Ishak, H. & Ane, R. L. 2015. Analisis Faktor Risiko Lingkungan

Terhadap Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Durikumba

Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju. Jurnal Media Kesehatan.

Nurlette, F. R., Ishak, H. & Manyullei, S. 2012. Hubungan Upaya Masyarakat

Menghindari Keterpaparan Nyamuk dengan Kejadian Malaria di Wilayah

Kerja Puskesmas Rijali Kecamatan Sirimau Kota Ambon Tahun 2012. 11.

Pamela, A. A. 2009. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Lingkungan Sekitar

Rumah dengan Kejadian Malaria di Desa Ketosar Kecamatan Bener

Kabupaten Purworejo. S1, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prabowo, A. 2004. Malaria: Mencegah dan Mengatasinya.

Page 117: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

101

Ristadeli, T., Suhartono & Suwondo, A. 2013. Beberapa Faktor Risiko

Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan

Nanga Ella Hilir Kabupaten Melawi Propinsi Kalimantan Barat. Jurnal

Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 12 No. 1, 6.

Rooroh, R. M. 2013. Hubungan Antara Keluar Malam dan Pengetahuan tentang

Malaria Pada Masyarakat di Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013. Jurnal Media Kesehatan, 7.

Sagay, A. R., Rattu, J. A. M. & Tarumingkeng, A. A. 2015. Faktor - faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Kema, Kabupaten

Minahasa Utara. Jurnal Media Kesehatan, Vol. 3, 7.

Saikhu, A. 2011. Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku yang Mempengaruhi

Kejadian Kesakitan Malaria di Propinsi Sumatera Selatan (Analisis Lanjut

Data Riset Kesehatan Dasar 2007). Jurnal Aspirator, Vol. 3 No. 1, 10.

Salim, M., Suhartono & W, N. E. 2012. Faktor - Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Malaria di Wilayah Pertambangan Emas Tanpa Izin

(PETI) Kecamatan Mandor Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 11 No. 2, 6.

Samarang, Anastasia, H., N, M. A. & Maksud, M. 2007. Survei Malaria di

Wilayah Puskesmas Singgani Kota Palu Sulawesi Tengah Tahun 2005.

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 1 No. 1, 6.

Santy, Fitriangga, A. & Natalia, D. 2014. Hubungan Faktor Individu dan

Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Desa Sungai Ayak 3 Kecamatan

Belitang Hilir Kabupaten Sekadau. eJK, Vol. 2 No, 1, 8.

Service, M. W. 1989. Demography and vector-borne diseases, Florida, CRC

Press.

Sibala, R., Ishak, H. & Indar. 2013. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kabupaten

Toraja Utara. S1, Universitas Hasanudin.

Sinha, A. K. 2005. Malaria, New Delhi, S. B. Nangia.

Suhardiono 2005. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Insiden Penyakit

Malaria di Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan Tahun 2005. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol. 1,

13.

Sulistiani, N. E. 2012. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Malaria di Puskesmas Kokap 2 Kabupaten Kulon Progo Provinsi

Yogyakarta Tahun 2012. S1, Universitas Indonesia.

Suroso, H., Hakim, A. & Noor, I. 2014. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Desa

Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Jurnal Wacana, Vol.

17 No.1, 9.

Page 118: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

102

Syahrain, S. W., Kapantow, N. H. & Joseph, W. B. S. 2015. Faktor - Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas

Tuminting Kota Manado Tahun 2014. Jurnal Media Kesehatan, 8.

Syamsir. 2015. Penyebab Nyamuk Memilih Korbannya [Online]. Bengkulu: Dinas

Kesehatan Provinsi Bengkulu. Available:

http://dinkes.bengkuluprov.go.id/ver1/index.php/agenda/8-umum/117-

jenis-jenis-dan-gambar-nyamuk-yang-sering-dijumpai [Accessed 23

Oktober 2015 2015].

Tallane, F., Arsin, A. A. & Daud, A. 2013. Analisis Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Relaps Malaria di Kabupaten Sorong Tahun 2013.

Tjay, T. H. & Rahardja, K. 2007. Obat - obat Penting, Jakarta, PT. Elex Media.

UNICEF. 2000. The Prescriber. Malaria Prevention and Treatment [Online].

Wahab, A. S. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Jakarta, EGC.

Walean, S. K., Kekenusa, J. M. & Loho, H. 2015. Hubungan Lingkungan Rumah

dengan Kejadian Malaria di Desa Ranoketang Atas dan Desa Toundanouw

Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Media

Kesehatan, 8.

WHO 2014. World Malaria Report 2014, Switzerland, World Health

Organization.

WHO. 2015. Malaria [Online]. Available: http://www.who.int/topics/malaria/en/

[Accessed 02 Februari 2015].

Winardi, E. 2004. Faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di

kecamatan Selebar kota Bengkulu tahun 2004. Skripsi, Universitas

Indonesia.

Yawan, S. F. 2006. Analisis Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja

Puskesmas Bosnik Kecamatan Biak Timur Kabupaten Biak - Numfor

Papua. Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang.

Yunianto, B., Ikawati, B. & Sunaryo 2009. Studi Ekologi Anopheles balabacensis

di Daerah dengan atau Tanpa Kebun Salak di Kabupaten Banjarnegara.

Jurnal Balaba, Vol. 5 No. 02, 6.

Zhou, X.-N., Kramer, R. & Yang, W.-Z. 2014. Advances in Parasitology, Oxford,

Academic Press.

Page 119: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

LAMPIRAN

Page 120: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA SELAKAMBANG

KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ika Nur Atikoh

NIM : 1111101000138

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Asal Institusi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk menjadi responden pada penelitian saya untuk penyusunan

skripsi yang berjudul “Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Selakambang Kecamatan

Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2014”.

Berikut terlampir kuesioner untuk diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, lingkari pada jawaban yang sesuai dengan

kondisi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri. Semua jawaban yang diberikan tidak ada yang salah dan hanya digunakan untuk

keperluan penyusunan skripsi. Jawaban tidak akan mempengaruhi keberadaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dan akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.

Atas kesediaan dan perhatian Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, saya ucapkan terimakasih.

Kaligondang, Juli 2015

Mahasiswa Responden

Ika Nur Atikoh (.................................................)

Page 121: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA SELAKAMBANG

KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN

NO. PERTANYAAN JAWABAN KODE (diisi oleh petugas)

A. IDENTITAS RESPONDEN

A1 Nama

A2 Usia

A3 Alamat rumah

RT.......... RW.............

A4 Jenis kelamin 0. Laki-laki 1. Perempuan A4 [ ]

A5 Sedang hamil (Pr) 0. Ya 1. Tidak A5 [ ]

A6 Status kawin 0. Belum menikah 1. Menikah 2. Janda/duda A6 [ ]

A7 Lama tinggal di desa 0. < 1 tahun 1. > 1 tahun A7 [ ]

A8 Pendidikan terakhir 0. Belum pernah sekolah 3. Tamat SMP/sederajat

1. Tidak lulus SD 4. Tamat SMA/sederajat

2. Tamat SD 5. Tamat Perguruan Tinggi

A8 [ ]

B. RIWAYAT MALARIA

B1 Apakah Anda tahu penyakit malaria?

0. Ya 1. Tidak

B1 [ ]

B2 Apakah dalam sebulan ini Anda pernah mengalami gejala berupa demam secara berkala,

menggigil, sakit kepala dan sering disertai diare?

0. Ya 1. Tidak

B2 [ ]

B3 Apakah Anda pernah didiagnosa oleh dokter, tenaga kesehatan atau positif terkena malaria?

0. Ya 1. Tidak

B3 [ ]

B4 Tahun berapa Anda didiagnosa oleh dokter atau tenaga kesehatan positif terkena malaria?

[ ...................]

B4 [ ]

C. FAKTOR RISIKO

C1 Apakah Anda tinggal bersama penderita malaria?

0. Ya 1. Tidak

C1 [ ]

C2 Apakah Anda pernah pergi ke luar daerah?

0. Ya 1. Tidak

C2 [ ]

C3 Jika ya, apa nama nama daerah tersebut?

................................................

C3 [ ]

C4 Apa pekerjaan Anda saat ini? (jawaban boleh lebih dari satu)

0. Pelajar/Mahasiswa 7. Wiraswasta

1. Penebang kayu 8. TNI/POLRI

2. Penyadap nira pohon kelapa 9. Pedagang

3. Peternak 10. Ibu rumah tangga

4. Berkebun/bertani 11. Tidak bekerja

5. Pembuat gula jawa 12. Lain-lain, sebutkan ....................................

6. PNS

C4 [ ]

C5 Sudah berapa lama Anda melakukan pekerjaan tersebut?

0. > 1 tahun 1. < 1 tahun

C5 [ ]

C6 Apa pekerjaan Anda sebelumnya?

................................................

C6 [ ]

C7 Apakah pekerjaan Anda mengharuskan Anda untuk keluar ruangan saat petang, malam hari

atau menjelang subuh?

0. Ya 1. Tidak

C7 [ ]

C8 Jika ya, berapa hari dalam seminggu?

................................................

C8 [ ]

Page 122: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

D. PERILAKU

D1 Jika di rumah, apakah Anda keluar rumah saat petang, malam hari atau dini hari menjelang

subuh?

0. Ya 1. Tidak

D1 [ ]

D2 Jika ya, berapa hari dalam seminggu?

................................................

D2 [ ]

D3 Apakah Anda memakai kelambu saat tidur di malam hari?

0. Ya 1. Tidak

D3 [ ]

D4 Jika ya, berapa hari dalam seminggu?

................................................

D4 [ ]

D5 Apakah Anda memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi rumah?

0. Ya 1. Tidak

D5 [ ]

D6 Apakah Anda menggunakan obat anti nyamuk saat tidur?

0. Ya 1. Tidak

D6 [ ]

D7 Jika ya, berapa hari dalam seminggu?

................................................

D7 [ ]

E. LINGKUNGAN

E1 Apakah disekitar rumah anda terdapat: (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Sungai

b. Kolam

c. Mata air

d. Genangan air

e. Cekungan air (contoh: bekas galian, bekas kolam)

f. Sawah

g. Saluran irigasi

E1a [ ]

E1b [ ]

E1c [ ]

E1d [ ]

E1e [ ]

E1f [ ]

E1g [ ]

E2 Apakah jarak rumah anda dekat dengan:

a. Sungai

0. Ya 1. Tidak

b. Kolam

0. Ya 1. Tidak

c. Mata air

0. Ya 1. Tidak

d. Genangan air

0. Ya 1. Tidak

e. Cekungan air (contoh: bekas galian, bekas kolam)

0. Ya 1. Tidak

f. Sawah

0. Ya 1. Tidak

g. Saluran irigasi

0. Ya 1. Tidak

E2a [ ]

E2b [ ]

E2c [ ]

E2d [ ]

E2e [ ]

E2f [ ]

E2g [ ]

E3 Berapa meter jarak rumah Anda dengan: (di ukur dalam meter)

a. Sungai [............... meter]

b. Kolam [............... meter]

c. Mata air [............... meter]

d. Genangan air [............... meter]

e. Cekungan air (contoh: bekas galian, bekas kolam) [............... meter]

f. Sawah [............... meter]

g. Saluran irigasi [............... meter]

E3a [ ]

E3b [ ]

E3c [ ]

E3d [ ]

E3e [ ]

E3f [ ]

E3g [ ]

E4 Apakah terdapat kandang sapi, kerbau atau kambing disekitar rumah Anda?

0. Ya 1. Tidak

E4 [ ]

E5 Berapa meter jarak antara rumah Anda dengan kandang sapi atau kambing tersebut? (di ukur

dalam meter)

[............... meter]

E5 [ ]

Page 123: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MALARIA DI DESA SELAKAMBANG

KECAMATAN KALIGONDANG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

LEMBAR OBSERVASI

Nama

Variabel

Kasa

Nyamuk

Tempat Perindukan

Nyamuk

Kandang

Ternak

Page 124: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Validitas

Correlations

Correlations

c4 d1 d2 d3 d4 d5 d7 d7 e1 e3 e4 e5 skortotal

c4 Pearson Correlation 1 .222 -.277 -.335* -.287 -.158 -.050 .024 .131 -.071 -.087 .140 .631

**

Sig. (2-tailed) .169 .224 .035 .341 .329 .758 .941 .420 .675 .594 .470 .000

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

d1 Pearson Correlation .222 1 -.393 .019 .132 .271 .076 -.504 -.081 -.150 -.025 .098 .337*

Sig. (2-tailed) .169 .078 .909 .667 .091 .639 .095 .620 .376 .877 .614 .033

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

d2 Pearson Correlation -.277 -.393 1 .500* .387 .153 .322 .343 .237 .205 .113 .103 .306

*

Sig. (2-tailed) .224 .078 .021 .448 .507 .155 .405 .300 .399 .627 .715 .042

N 21 21 21 21 6 21 21 8 21 19 21 15 21

d3 Pearson Correlation -.335* .019 .500

* 1 .

a .005 .012 -.096 -.410

** .065 -.170 .247 .440

**

Sig. (2-tailed) .035 .909 .021 .000 .975 .943 .767 .009 .700 .293 .196 .004

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

d4 Pearson Correlation -.287 .132 .387 .a 1 .341 .258 -.711 .030 .045 .322 -.344 .331

*

Sig. (2-tailed) .341 .667 .448 .000 .254 .395 .289 .923 .902 .283 .403 .029

N 13 13 6 13 13 13 13 4 13 10 13 8 13

d5 Pearson Correlation -.158 .271 .153 .005 .341 1 .021 -.286 .081 .011 -.037 .183 .582*

Sig. (2-tailed) .329 .091 .507 .975 .254 .899 .368 .619 .947 .820 .343 .047

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

d6 Pearson Correlation -.050 .076 .322 .012 .258 .021 1 .a -.021 .107 -.086 -.086 .337

*

Sig. (2-tailed) .758 .639 .155 .943 .395 .899 .000 .899 .528 .600 .656 .033

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

d7 Pearson Correlation .024 -.504 .343 -.096 -.711 -.286 .a 1 .286 .136 .455 .550 .778

**

Sig. (2-tailed) .941 .095 .405 .767 .289 .368 .000 .368 .691 .137 .158 .003

N 12 12 8 12 4 12 12 12 12 11 12 8 12

e1 Pearson Correlation .131 -.081 .237 -.410** .030 .081 -.021 .286 1 .

a .462

** .

a .382

*

Sig. (2-tailed) .420 .620 .300 .009 .923 .619 .899 .368 .000 .003 .000 .015

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

e3 Pearson Correlation -.071 -.150 .205 .065 .045 .011 .107 .136 .a 1 .026 -.330 .305

*

Page 125: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Sig. (2-tailed) .675 .376 .399 .700 .902 .947 .528 .691 .000 .879 .081 .041

N 37 37 19 37 10 37 37 11 37 37 37 29 37

e4 Pearson Correlation -.087 -.025 .113 -.170 .322 -.037 -.086 .455 .462** .026 1 .

a .364

*

Sig. (2-tailed) .594 .877 .627 .293 .283 .820 .600 .137 .003 .879 .000 .034

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

e5 Pearson Correlation .140 .098 .103 .247 -.344 .183 -.086 .550 .a -.330 .

a 1 .409

*

Sig. (2-tailed) .470 .614 .715 .196 .403 .343 .656 .158 .000 .081 .000 .033

N 29 29 15 29 8 29 29 8 29 29 29 29 29

skortotal Pearson Correlation .631** .337

* .306

* .440

** .331

* .582

* .337

* .778

** .382

* .305

* .364

* .409

* 1

Sig. (2-tailed) .000 .033 .042 .004 .029 .047 .033 .003 .015 .041 .034 .033

N 40 40 21 40 13 40 40 12 40 37 40 29 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

[DataSet2]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alphaa N of Items

.806 12

Page 126: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Lampiran Output Bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usiapas * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jeniskelamin * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

pekerjaan1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

keluarrumah1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

kelambu1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

kasa1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

obatnyamuk1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

tpn1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jaraktpn1 * malaria 110 79.7% 28 20.3% 138 100.0%

ternak1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jarakternak1 * malaria 62 44.9% 76 55.1% 138 100.0%

usiapas * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usiapas dewasa Count 7 72 79

% within malaria 100.0% 74.2% 76.0%

remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 25.8% 24.0%

Total Count 7 97 104

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.375a 1 .123

Continuity Correctionb 1.173 1 .279

Likelihood Ratio 4.007 1 .045

Fisher's Exact Test .192 .136

Linear-by-Linear Association

2.352 1 .125

N of Valid Casesb 104

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 127: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .911 .851 .976

N of Valid Cases 104

usiapas * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usiapas remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 46.3% 42.4%

lansia Count 5 29 34

% within malaria 100.0% 53.7% 57.6%

Total Count 5 54 59

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.017a 1 .045

Continuity Correctionb 2.345 1 .126

Likelihood Ratio 5.850 1 .016

Fisher's Exact Test .066 .056

Linear-by-Linear Association 3.949 1 .047

N of Valid Casesb 59

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,12.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak 1.172 1.020 1.348

N of Valid Cases 59

jeniskelamin * malaria Crosstab

malaria

Total ya tidak

jeniskelamin Laki - laki Count 4 53 57

% within malaria 33.3% 42.1% 41.3%

Perempuan Count 8 73 81

% within malaria 66.7% 57.9% 58.7%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Page 128: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .344a 1 .557

Continuity Correctionb .078 1 .779

Likelihood Ratio .352 1 .553

Fisher's Exact Test .761 .396

Linear-by-Linear Association .342 1 .559

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,96.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jeniskelamin (Laki - laki / Perempuan)

.689 .197 2.407

For cohort malaria = ya .711 .225 2.247

For cohort malaria = tidak 1.032 .932 1.142

N of Valid Cases 138

pekerjaan1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

pekerjaan1 berisiko Count 7 22 29

% within malaria 58.3% 17.5% 21.0%

tidak Count 5 104 109

% within malaria 41.7% 82.5% 79.0%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.028a 1 .001

Continuity Correctionb 8.703 1 .003

Likelihood Ratio 8.901 1 .003

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association 10.948 1 .001

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 129: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan1 (berisiko / tidak)

6.618 1.922 22.787

For cohort malaria = ya 5.262 1.801 15.373

For cohort malaria = tidak .795 .645 .980

N of Valid Cases 138

keluarrumah1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

keluarrumah1 ya Count 7 82 89

% within malaria 58.3% 65.1% 64.5%

tidak Count 5 44 49

% within malaria 41.7% 34.9% 35.5%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .218a 1 .641

Continuity Correctionb .023 1 .880

Likelihood Ratio .213 1 .644

Fisher's Exact Test .754 .430

Linear-by-Linear Association .216 1 .642

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for keluarrumah1 (ya / tidak)

.751 .225 2.506

For cohort malaria = ya .771 .258 2.300

For cohort malaria = tidak 1.026 .917 1.148

N of Valid Cases 138

Page 130: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

kelambu1 * malaria Crosstab

malaria

Total ya tidak

kelambu1 tidak Count 2 89 91

% within malaria 16.7% 70.6% 65.9%

ya Count 10 37 47

% within malaria 83.3% 29.4% 34.1%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 14.209a 1 .000

Continuity Correctionb 11.908 1 .001

Likelihood Ratio 13.660 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.106 1 .000

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,09.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kelambu1 (tidak / ya)

.083 .017 .398

For cohort malaria = ya .103 .024 .452

For cohort malaria = tidak 1.242 1.067 1.446

N of Valid Cases 138

kasa1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

kasa1 tidak Count 10 107 117

% within malaria 83.3% 84.9% 84.8%

ya Count 2 19 21

% within malaria 16.7% 15.1% 15.2%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Page 131: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .021a 1 .884

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .021 1 .885

Fisher's Exact Test 1.000 .575

Linear-by-Linear Association .021 1 .884

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kasa1 (tidak / ya)

.888 .180 4.374

For cohort malaria = ya .897 .211 3.808

For cohort malaria = tidak 1.011 .871 1.174

N of Valid Cases 138

obatnyamuk1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

obatnyamuk1 tidak Count 9 91 100

% within malaria 75.0% 72.2% 72.5%

ya Count 3 35 38

% within malaria 25.0% 27.8% 27.5%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .042a 1 .837

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .043 1 .835

Fisher's Exact Test 1.000 .569

Linear-by-Linear Association .042 1 .838

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,30.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 132: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for obatnyamuk1 (tidak / ya)

1.154 .295 4.512

For cohort malaria = ya 1.140 .326 3.987

For cohort malaria = tidak .988 .884 1.105

N of Valid Cases 138

tpn1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

tpn1 ya Count 8 102 110

% within malaria 66.7% 81.0% 79.7%

tidak Count 4 24 28

% within malaria 33.3% 19.0% 20.3%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.383a 1 .240

Continuity Correctionb .640 1 .424

Likelihood Ratio 1.235 1 .267

Fisher's Exact Test .263 .205

Linear-by-Linear Association 1.373 1 .241

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,43.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for tpn1 (ya / tidak)

.471 .131 1.692

For cohort malaria = ya .509 .165 1.570

For cohort malaria = tidak 1.082 .922 1.270

N of Valid Cases 138

Page 133: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

jaraktpn1 * malaria

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .498a 1 .480

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .933 1 .334

Fisher's Exact Test 1.000 .629

Linear-by-Linear Association .493 1 .482

N of Valid Casesb 110

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,44.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .923 .873 .976

N of Valid Cases 110

ternak1 * malaria Crosstab

malaria

Total ya tidak

ternak1 ya Count 9 53 62

% within malaria 75.0% 42.1% 44.9%

tidak Count 3 73 76

% within malaria 25.0% 57.9% 55.1%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.804a 1 .028

Continuity Correctionb 3.565 1 .059

Likelihood Ratio 4.905 1 .027

Fisher's Exact Test .035 .029

Linear-by-Linear Association 4.769 1 .029

N of Valid Casesb 138

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,39.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 134: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ternak1 (ya / tidak)

4.132 1.067 15.998

For cohort malaria = ya 3.677 1.040 13.002

For cohort malaria = tidak .890 .795 .996

N of Valid Cases 138

jarakternak1 * malaria Crosstab

malaria

Total ya tidak

jarakternak1 dekat Count 7 40 47

% within malaria 77.8% 75.5% 75.8%

jauh Count 2 13 15

% within malaria 22.2% 24.5% 24.2%

Total Count 9 53 62

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .022a 1 .881

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .023 1 .880

Fisher's Exact Test 1.000 .625

Linear-by-Linear Association .022 1 .882

N of Valid Casesb 62

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jarakternak1 (dekat / jauh)

1.138 .210 6.174

For cohort malaria = ya 1.117 .259 4.810

For cohort malaria = tidak .982 .779 1.238

N of Valid Cases 62

Page 135: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Crosstabs Antar Variabel

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia4 * malaria 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

usia4 * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usia4 0 Count 5 29 34

% within malaria 100.0% 53.7% 57.6%

1 Count 0 25 25

% within malaria .0% 46.3% 42.4%

Total Count 5 54 59

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Crosstab

malaria

Total ya tidak

jaraktpn1 dekat Count 8 96 104

% within malaria 100.0% 94.1% 94.5%

jauh Count 0 6 6

% within malaria .0% 5.9% 5.5%

Total Count 8 102 110

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.017a 1 .045

Continuity Correctionb 2.345 1 .126

Likelihood Ratio 5.850 1 .016

Fisher's Exact Test .066 .056

Linear-by-Linear Association 3.949 1 .047

Page 136: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

N of Valid Casesb 59

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,12.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .853 .742 .981

N of Valid Cases 59

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usiapas * malaria 104 100.0% 0 .0% 104 100.0%

usiapas * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usiapas dewasa Count 7 72 79

% within malaria 100.0% 74.2% 76.0%

remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 25.8% 24.0%

Total Count 7 97 104

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.375a 1 .123

Continuity Correctionb 1.173 1 .279

Likelihood Ratio 4.007 1 .045

Fisher's Exact Test .192 .136

Linear-by-Linear Association 2.352 1 .125

N of Valid Casesb 104

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 137: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .911 .851 .976

N of Valid Cases 104

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia2 * malaria 104 100.0% 0 .0% 104 100.0%

usia2 * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usia2 Remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 25.8% 24.0%

dewasa Count 7 72 79

% within malaria 100.0% 74.2% 76.0%

Total Count 7 97 104

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.375a 1 .123

Continuity Correctionb 1.173 1 .279

Likelihood Ratio 4.007 1 .045

Fisher's Exact Test .192 .136

Linear-by-Linear Association 2.352 1 .125

N of Valid Casesb 104

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 138: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak 1.097 1.024 1.175

N of Valid Cases 104

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usiapas * malaria 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

usiapas * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usiapas remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 46.3% 42.4%

lansia Count 5 29 34

% within malaria 100.0% 53.7% 57.6%

Total Count 5 54 59

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.017a 1 .045

Continuity Correctionb 2.345 1 .126

Likelihood Ratio 5.850 1 .016

Fisher's Exact Test .066 .056

Linear-by-Linear Association 3.949 1 .047

N of Valid Casesb 59

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,12.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 139: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak 1.172 1.020 1.348

N of Valid Cases 59

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usiapas * malaria 104 100.0% 0 .0% 104 100.0%

usiapas * malaria Crosstabulation

malaria

Total ya tidak

usiapas dewasa Count 7 72 79

% within malaria 100.0% 74.2% 76.0%

remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 25.8% 24.0%

Total Count 7 97 104

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.375a 1 .123

Continuity Correctionb 1.173 1 .279

Likelihood Ratio 4.007 1 .045

Fisher's Exact Test .192 .136

Linear-by-Linear Association 2.352 1 .125

N of Valid Casesb 104

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 140: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .911 .851 .976

N of Valid Cases 104

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usiapas * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jeniskelamin * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

pekerjaan1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

keluarrumah1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

kelambu1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

kasa1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

obatnyamuk1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

tpn1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jaraktpn1 * malaria 110 79.7% 28 20.3% 138 100.0%

ternak1 * malaria 138 100.0% 0 .0% 138 100.0%

jarakternak1 * malaria 62 44.9% 76 55.1% 138 100.0%

jarakternak1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

jarakternak1 dekat Count 7 40 47

% within malaria 77.8% 75.5% 75.8%

jauh Count 2 13 15

% within malaria 22.2% 24.5% 24.2%

Total Count 9 53 62

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Page 141: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .022a 1 .881

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .023 1 .880

Fisher's Exact Test 1.000 .625

Linear-by-Linear Association .022 1 .882

N of Valid Casesb 62

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jarakternak1

(dekat / jauh) 1.138 .210 6.174

For cohort malaria = ya 1.117 .259 4.810

For cohort malaria = tidak .982 .779 1.238

N of Valid Cases 62

ternak1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

ternak1 ya Count 9 53 62

% within malaria 75.0% 42.1% 44.9%

tidak Count 3 73 76

% within malaria 25.0% 57.9% 55.1%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Page 142: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.804a 1 .028

Continuity Correctionb 3.565 1 .059

Likelihood Ratio 4.905 1 .027

Fisher's Exact Test .035 .029

Linear-by-Linear Association 4.769 1 .029

N of Valid Casesb 138

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,39.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ternak1 (ya /

tidak) 4.132 1.067 15.998

For cohort malaria = ya 3.677 1.040 13.002

For cohort malaria = tidak .890 .795 .996

N of Valid Cases 138

jaraktpn1 * malaria

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .498a 1 .480

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .933 1 .334

Fisher's Exact Test 1.000 .629

Linear-by-Linear Association .493 1 .482

N of Valid Casesb 110

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,44.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 143: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort malaria = tidak .923 .873 .976

N of Valid Cases 110

tpn1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

tpn1 ya Count 8 102 110

% within malaria 66.7% 81.0% 79.7%

tidak Count 4 24 28

% within malaria 33.3% 19.0% 20.3%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.383a 1 .240

Continuity Correctionb .640 1 .424

Likelihood Ratio 1.235 1 .267

Fisher's Exact Test .263 .205

Linear-by-Linear Association 1.373 1 .241

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,43.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for tpn1 (ya / tidak) .471 .131 1.692

For cohort malaria = ya .509 .165 1.570

For cohort malaria = tidak 1.082 .922 1.270

N of Valid Cases 138

Page 144: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

obatnyamuk1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

obatnyamuk1 tidak Count 9 91 100

% within malaria 75.0% 72.2% 72.5%

ya Count 3 35 38

% within malaria 25.0% 27.8% 27.5%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .042a 1 .837

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .043 1 .835

Fisher's Exact Test 1.000 .569

Linear-by-Linear Association .042 1 .838

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,30.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for obatnyamuk1

(tidak / ya) 1.154 .295 4.512

For cohort malaria = ya 1.140 .326 3.987

For cohort malaria = tidak .988 .884 1.105

N of Valid Cases 138

Page 145: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

kasa1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

kasa1 tidak Count 10 107 117

% within malaria 83.3% 84.9% 84.8%

ya Count 2 19 21

% within malaria 16.7% 15.1% 15.2%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .021a 1 .884

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .021 1 .885

Fisher's Exact Test 1.000 .575

Linear-by-Linear Association .021 1 .884

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kasa1 (tidak /

ya) .888 .180 4.374

For cohort malaria = ya .897 .211 3.808

For cohort malaria = tidak 1.011 .871 1.174

N of Valid Cases 138

Page 146: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

kelambu1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

kelambu1 tidak Count 2 89 91

% within malaria 16.7% 70.6% 65.9%

ya Count 10 37 47

% within malaria 83.3% 29.4% 34.1%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 14.209a 1 .000

Continuity Correctionb 11.908 1 .001

Likelihood Ratio 13.660 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.106 1 .000

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,09.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for kelambu1 (tidak

/ ya) .083 .017 .398

For cohort malaria = ya .103 .024 .452

For cohort malaria = tidak 1.242 1.067 1.446

N of Valid Cases 138

Page 147: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

keluarrumah1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

keluarrumah1 ya Count 7 82 89

% within malaria 58.3% 65.1% 64.5%

tidak Count 5 44 49

% within malaria 41.7% 34.9% 35.5%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .218a 1 .641

Continuity Correctionb .023 1 .880

Likelihood Ratio .213 1 .644

Fisher's Exact Test .754 .430

Linear-by-Linear Association .216 1 .642

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for keluarrumah1

(ya / tidak) .751 .225 2.506

For cohort malaria = ya .771 .258 2.300

For cohort malaria = tidak 1.026 .917 1.148

N of Valid Cases 138

Page 148: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

pekerjaan1 * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

pekerjaan1 berisiko Count 7 22 29

% within malaria 58.3% 17.5% 21.0%

tidak Count 5 104 109

% within malaria 41.7% 82.5% 79.0%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 11.028a 1 .001

Continuity Correctionb 8.703 1 .003

Likelihood Ratio 8.901 1 .003

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association 10.948 1 .001

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan1

(berisiko / tidak) 6.618 1.922 22.787

For cohort malaria = ya 5.262 1.801 15.373

For cohort malaria = tidak .795 .645 .980

N of Valid Cases 138

Page 149: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

jeniskelamin * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

jeniskelamin Laki - laki Count 4 53 57

% within malaria 33.3% 42.1% 41.3%

Perempuan Count 8 73 81

% within malaria 66.7% 57.9% 58.7%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .344a 1 .557

Continuity Correctionb .078 1 .779

Likelihood Ratio .352 1 .553

Fisher's Exact Test .761 .396

Linear-by-Linear Association .342 1 .559

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,96.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jeniskelamin

(Laki - laki / Perempuan) .689 .197 2.407

For cohort malaria = ya .711 .225 2.247

For cohort malaria = tidak 1.032 .932 1.142

N of Valid Cases 138

Page 150: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37959/1/IKA NUR... · Masyarakat di Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten

usiapas * malaria

Crosstab

malaria

Total ya tidak

usiapas dewasa Count 7 72 79

% within malaria 58.3% 57.1% 57.2%

remaja Count 0 25 25

% within malaria .0% 19.8% 18.1%

lansia Count 5 29 34

% within malaria 41.7% 23.0% 24.6%

Total Count 12 126 138

% within malaria 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.931a 2 .140

Likelihood Ratio 5.856 2 .054

Linear-by-Linear Association .465 1 .495

N of Valid Cases 138

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 2,17.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for usiapas

(dewasa / remaja)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be

computed. They are only computed for a 2*2

table without empty cells.