FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN...

115
1 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA PESANTREN DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007 TESIS Oleh MUZAKIR 047023015/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN...

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PENYAKIT SKABIES PADA PESANTREN

DI KABUPATEN ACEH BESAR

TAHUN 2007

TESIS

Oleh

MUZAKIR

047023015/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang

hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat. Upaya perbaikan dalam bidang

kesehatan masyarakat salah satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular. Program pemberantasan penyakit menular

bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan

angka kematian sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Paradigma sehat menjadi orientasi baru dalam pembangunan kesehatan di

dunia termasuk Indonesia. Perumusan visi Indonesia sehat 2010, melalui empat

strategi pembangunan kesehatan merupakan wujud dari perubahan paradigma

yang kita anut. Paradigma sehat adalah upaya pembangunan kesehatan

berorientasi kepada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan penduduk sehat

dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit. Kebijaksanaan pembangunan

akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan meningkatkan,

memelihara, melindungi orang sehat agar menjadi lebih sehat dan produktif serta

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

1

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

3

tidak jatuh sakit, sedangkan yang sakit dapat pula segera disembuhkan agar

menjadi sehat (Depkes. RI, 2004).

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, di mana pelayanan

kesehatan masyarakatnya belum memadai sehubungan dengan adanya krisis

ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Permasalahan utama yang

dihadapi masih didominasi oleh penyakit infeksi yang sebagian besarnya adalah

penyakit menular yang berbasis lingkungan. Skabies ditemukan disemua negara

dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang

prevalensi skabies sekitar 6% - 27% dari populasi umum dan cenderung tinggi

pada anak-anak serta remaja. Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, prevalensi penyakit skabies dalam masyarakat diseluruh Indonesia

pada tahun 1996 adalah 4,6% - 12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari

12 penyakit kulit tersering.

Data pola penyakit di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan

bahwa penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat seperti

malaria, demam berdarah dan penyakit infeksi lainnya termasuk skabies. Di

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2003 terjadi Kejadian Luar Biasa

(KLB) penyakit skabies. Pada tahun 2004 kejadian penyakit skabies prevalensinya

40,78% (Depkes, RI 2004 dan Dinkes Prov. NAD, 2005).

Begitu juga dengan pola penyakit yang terjadi di Kabupaten Aceh Besar

mempunyai pola yang sama dengan pola penyakit di tingkat provinsi yang

akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus penyakit menular terutama penyakit

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

4

skabies. Peningkatan kasus penyakit skabies yang meluas secara cepat, baik

jumlah kasus maupun daerah terjangkit terutama di daerah yang padat

penghuninya, seperti asrama, panti asuhan dan pesantren. Penularan penyakit

skabies yang sangat cepat dilingkungan pesantren terutama disebabkan penyakit

skabies merupakan penyakit yang dapat menular secara langsung dan juga

disebabkan oleh perilaku santri yang kurang menjaga kebersihan diri (Dinkes

Kab. Aceh Besar, 2005).

Pada Kecamatan Indrapuri juga terdapat dua pesantren yaitu satu pesantren

terpadu dan satu pesantren tradisional. Pesantren terpadu yaitu pesantren

Oemar Diyan, dari jumlah santri pada tahun 2005 sebanyak 745 terhadap penyakit

skabies sebanyak 287 kasus. Sedangkan untuk pesantren tradisional tidak tercatat

kasus penyakit gatal-gatal maupun penyakit skabies. Kedua kecamatan tersebut

dan juga adanya pesantren, merupakan kasus terbanyak penyakit skabies di

Kabupaten Aceh Besar (Pustu Lamkareung, 2007).

Pada Kecamatan Ingin Jaya terdapat dua pesantren yaitu Pesantren

Al-Falah dan Pesantren Ulumul Qur’an. Pada Pesantren Al-Falah tahun 2006, dari

625 santri didapatkan 108 santri menderita penyakit gatal-gatal, sementara itu

pesantren Ulumul Qur’an dari 650 santri didapatkan 125 santri menderita penyakit

gatal-gatal. Selain itu juga ke tiga pesantren tersebut memiliki asrama bagi santri

dan santri diwajibkan untuk tinggal di asrama.

Penyakit skabies yang terjadi di pesantren berdampak terhadap santri

terutama tingkat kemampuan santri dalam belajar akan terganggu. Banyak mata

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

5

pelajaran yang terlewatkan baik di sekolah maupun di pesantren, karena santri

adanya rasa kurang percaya diri dalam pergaulan. Bila sudah dalam keadaan parah

santri sering dijemput oleh orang tuanya atau keluarga untuk dilakukan

pengobatan diluar pesantren. Tingginya angka kejadian di pesantren menyebabkan

santri merasa terganggu dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya menurun.

Berdasarkan data dari tiga pesantren tahun 2006 didapatkan 15,5% santri yang

menderita skabies nilai rapornya menurun bahkan diantaranya tinggal kelas dan

tidak lulus ujian akhir.

Ketiga pesantren tersebut dilengkapi dengan fasilitas yang sama seperti

asrama pemondokan, penyediaan air bersih, serta memiliki peraturan yang sama.

Namun berkaitan dengan penyakit skabies sebagian dari santri menderita dan juga

ada yang tidak menderita dalam hal ini adanya tingkat perbedaan pengetahuan,

sikap dan tindakan (kebersihan dan kebiasaan) santri di pesantren tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan adanya perbedaan tersebut maka penyebaran

penyakit skabies juga berbeda pada setiap pesantren maupun secara individu

santri.

Subchan, 2001 dalam majalah PERDOKSI menyatakan perilaku manusia

sangat komplek dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Salah satu

bentuk perilaku terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia bereaksi,

baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi penyakit yang ada pada

dirinya atau diluar dirinya) maupun aktif (tindakan atau praktik) yang dilakukan

sehubungan dengan sakit maupun penyakit skabies. Terbentuknya perilaku baru

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

6

dimulai dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan respon batin dalam

bentuk sikap yang akhirnya menimbulkan respon yang lebih jauh yaitu tindakan.

Skabies merupakan salah satu penyakit yang sering diderita oleh penghuni

pesantren dan sering dianggap sebagai penyakit tradisional dikalangan santri.

Anggapan ini disebabkan karena penyakit skabies selalu terjadi pada santri yang

tidak pernah putus dan juga penyakit skabies ini sudah dianggap sebagai penyakit

ringan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan masalah

yang dapat dikembangkan adalah bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap

dan tindakan dengan kejadian penyakit skabies di pesantren.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tindakan (kebersihan diri

dan kebiasaan) dengan kejadian penyakit skabies pada santri di pesantren

Kabupaten Aceh Besar.

1.4. Hipotesis

a. Adanya hubungan pengetahuan santri dengan kejadian penyakit skabies.

b. Adanya hubungan sikap santri dengan kejadian penyakit skabies.

c. Adanya hubungan kebersihan santri dengan kejadian penyakit skabies.

d. Adanya hubungan kebiasaan santri dengan kejadian penyakit skabies.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

7

1.5. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti

Dapat memberikan suatu masukan yang berkaitan dengan penyakit skabies

dan meningkatkan pengetahuan terhadap pola pencegahan penyakit

skabies.

b. Bagi santri

Dapat menjadi masukan terhadap perbaikan kebiasaan hidup yang

merugikan bagi kesehatan sehingga dapat menjaga kesehatan diri

khususnya yang berkaitan dengan penyakit skabies.

c. Bagi pengelola

Menjadi suatu acuan dalam membuat suatu aturan yang berkaitan dengan

penularan penyakit skabies dalam lingkungan pesantren.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

8

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Sarcoptes Scabiei

2.1.1. Klasifikasi Sarcoptes scabiei

Sarcoptes scabiei termasuk Filum Arthropoda, Kelas Arachnida, Ordo

Ackari, superfamili Sarcoptoidea dan Genus Sarcoptes.

2.1.2. Morfologi

Sarcoptes scabiei secara morfologik adalah tungau kecil berbentuk

lonjong, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut

translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata. Besar tungau bervariasi, yang

betina berukuran kurang lebih 339-450 x 250-350 mikron, sedangkan tungau

jantan lebih kecil yaitu 200-240 x 150-200 mikron. Tubuh tungau terbagi bagian

anterior yang disebut nototoraks dan bagian posterior yang disebut dengan

notogaster. Nototoraks dan notogaster masing-masing mempunyai dua pasang

kaki. Pada tungau betina dua pasang kaki kedua berakhir dengan rambut dan kaki

keempat berakhir dengan ambulacra (semacam alat yang melengketkan diri)

(Harahap, 2006).

2.1.3. Kebiasaan hidup Sarcoptes scabiei

Setelah tungau betina dan jantan berkopulasi, tungau betina yang telah

dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 1 – 5

milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya dua atau empat butir sehari

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

7

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

9

sampai mencapai jumlah 40 hingga 50 butir. Tungau betina yang telah dibuahi

dapat hidup sebulan lamanya setelah telur menetes. Telur ini dapat tinggal dalam

terowongan, tetapi dapat juga diluar terowongan (Djuanda, 2006).

Tungau skabies lebih suka hidup didaerah yang berkulit tipis seperti sela

jari, penggelangan tangan, kaki, aksila, umbilikus, penis, areola mammae dan

dibawah payudara wanita. Kutu dapat hidup diluar kulit manusia hanya 2 – 3 hari

dan pada suhu kamar 21 derajat celsius dengan kelembaban relatif 40 – 80%.

Kutu jantan membuahi kutu betina dan kemudian mati. Kutu betina kemudian

menggali lobang ke dalam epidermis membentuk terowongan didalam stratum

korneum. Kecepatan menggali terowongan 1 – 5 mm/hari. Kemudian kutu betina

mati di ujung terowongan. Terowongan lebih banyak terdapat di daerah yang

berkulit tipis dan tidak banyak mengandung folikel pilosebasea, pada permukaan

kulit dapat bergerak kurang lebih 2,5 centimeter permenit (Harahap, 2000).

2.1.4. Siklus hidup skabies

Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan

mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari didalam terowongan yang

digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan

dan dapat tinggal selama hidupnya yaitu kurang lebih 30 hari.

Tungau betina bertelur sebanyak 2 – 3 butir perhari dapat bertelur

sepanjang hidupnya 4 – 5 minggu dan telurnya akan menetes setelah 3 – 5 hari

menjadi larva yang mempunyai tiga pasang kaki, larva ini dapat tinggal dalam

terowongan, dan dapat juga keluar setelah 2 – 3 hari larva akan menjadi nimfa

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

10

yang mempunyai dua bentuk jantan dan betina. Waktu yang diperlukan dari telur

hingga bentuk dewasa adalah 10 – 14 hari. Tungau jantan mempunyai masa hidup

yang lebih pendek daripada tungau betina, dan mempunyai peran yang lebih kecil

pada patogenesis penyakit biasanya hanya hidup di permukaan kulit dan akan mati

setelah membuahi tungau betina. Tungau ini merupakan parasit obligat pada

manusia dan hanya dapat hidup diluar tubuh manusia selama kurang lebih 2 – 3

hari (Ginanjar, 2006).

2.1.5. Skabies

1. Pengertian skabies

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies disebut

juga dengan the itch, pamaan itch, seven year itch (diistilahkan dengan penyakit

yang terjadi tujuh tahunan). Di Indonesia skabies lebih dikenal dengan nama

gudik, kudis, buduk, kerak, penyakit ampera dan gatal agogo (Djuanda, 2006).

2. Sejarah skabies

Pakar yang pertama mengungkapkan penyakit skabies adalah dokter

Aboumezzan Abdel Malek Ben Zohar yang lahir di Spanyol pada tahun 1070 dan

wafat di Maroko pada tahun 1162. Dokter tersebut menulis sesuatu yang disebut

”soab” yang hidup pada kulit dan menimbulkan rasa gatal. Bila kulit digaruk

muncul binatang kecil yang sulit dilihat dengan mata telanjang. Pada tahun 1687

Giovan Bonomo menyatakan bahwa seorang perempuan miskin dapat

mengeluarkan ”little bladder of water” dari lesi skabies anaknya. Pada tahun

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

11

1812 Bonomo telah menemukan sercoptes skabiei yang dijelaskan oleh Meunir.

Penemuan tersebut yang dibuktikan oleh temuan orang lain. Pada tahun 1820

Raspail menyatakan bahwa tungau yang ditemukan Gales identik dengan tungau

keju sehingga Gales dinyatakan sebagai penipu penemuan. Gales baru diakui pada

tahun 1839 dengan berhasil mendemontrasikan cara mendaptkan tungau dari

penderita skabies dengan sebuah jarum (Kandun, 2000).

2.1.6. Epidemiologi skabies

Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Di

beberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6% - 27%

populasi umum, dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. Suatu survei

yang dilakukan pada tahun 1983 diketahui bahwa di sepanjang sungai Ucayali,

Peru, ditemukan beberapa desa di mana semua anak-anak dari penduduk asli desa

tersebut mengidap skabies. Behl pada tahun 1985 menyatakan bahwa prevalensi

skabies pada anak-anak di desa-desa Indian adalah 100%. Di Santiago, Chili,

insiden tertinggi terdapat pada kelompok umur 10 -19 tahun (45%) sedangkan di

Sao Paulo, Brazil insiden tertinggi terdapat pada anak di bawah 9 tahun. Di India,

Gulati (dikutip dari 4) melaporkan prevalensi tertinggi pada anak usia 5 - 14 tahun.

Hal tersebut berbeda dengan laporan Srivastava yang menyatakan prevalensi

tertinggi terdapat pada anak di bawah 5 tahun. Di negara maju, prevalensi skabies

sama pada semua golongan umur (Maibach, 1997).

Pada tahun 1975 terjadi wabah skabies di perkampungan Indian di

Kepulauan San Blas, Panama. Penduduk didaerah tersebut hidup dalam

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

12

lingkungan yang padat dengan jumlah penghuni tiap rumah 13 orang atau lebih.

Pada survei pertama didapatkan prevalensi skabies sebesar 28% pada suatu

kelompok dan pada kelompok yang lain 42%. Dua tahun kemudian dilakukan

survei pada pulau Van", lebih besar yang berpenduduk 2.000 orang. Pada survei

tersebut ditemukan bahwa 90% penduduk mengidap skabies. Pada tahun 1986

survei di desa Indian lainnya yang berpenduduk 756 orang didapatkan bahwa

prevalensi skabies pada anak-anak yang berumur 10 tahun adalah 61% dan pada

bayi yang berumur kurang dari 1 tahun adalah 84% (Orkin, 1997).

Skabies merupakan penyakit endemik pada banyak masyarakat. Penyakit

ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. Penyakit skabies

banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, insidennya sama terjadi pada

pria dan wanita. Insiden skabies di negara berkembang menunjukkan siklus

fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat dijelaskan. Interval antara akhir dari

suatu epidemik dan permulaan epidemik berikutnya kurang lebih 10 – 15 tahun

(Harahap, 2000).

Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di Puskesmas

seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4.6%-12,9%, dan skabies menduduki

urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di Bagian Kulit dan Kelamin

FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 734 kasus skabies yang merupakan

5,77% dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies

adalah 6% dan 3,9%. Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

13

tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai

(Depkes. RI, 2000).

Dariansyah, 2006 dalam penelitiannya yang dilakukan juga di pesantren

Oemar Diyan dari 61 santri yang diambil 37 orang menderita skabies dan 24

orang tidak menderita skabies. Hasil penelitian ini didapatkan OR 2,2. Di

pesantren yang padat penghuninya prevalensi skabies mencapai 78,7%, tingginya

prevalensi pada kelompok tersebut yang kebersihan dirinya kurang baik 72,7%

dan pada kelompok yang kebersihan dirinya baik hanya 2,2% - 3,8% (Sungkar,

2001).

2.1.7. Patogenesis skabies

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau sarcoptes

scabiei, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sesitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan

waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai

dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Akibat

garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

2.1.8. Gambaran klinis skabies

Gatal merupakan gejala utama sebelum gejala klinis lainnya muncul, rasa

gatal biasanya hanya pada lesi tetapi pada skabies kronis gatal dapat dirasakan

pada seluruh tubuh. Gejala yang timbul antara lain ada rasa gatal yang hebat pada

malam hari, ruam kulit yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari tangan, di

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

14

bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola mammale (area

sekeliling puting susu), dan permukaan depan pergelangan (Sungkar, 2001).

Ciri-ciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh bintik-

bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras.

Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika terinfeksi (Djuanda, 2006). Ginanjar,

2006 menyatakan ada empat tanda kardinal yaitu :

a. Pruritus nokturna yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena

aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

b. Penyakit ini menyerang secara kelompok, mereka yang tinggal di asrama,

barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang lebih

besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui

pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies

mudah menyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan

masyarakatnya rendah.

c. Adanya torowongan (kunikulus) dibawah kulit yang berbentuk lurus atau

berkelok-kelok. Jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri maka akan

timbul gambaran pustula (bisul kecil), lokalisasi kulit ini berada pada

daerah lipatan kulit yang tipis seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar

kemaluan, siku bagian luar, kulit sekitar payudara bokong dan perut

bagian bawah.

d. Menemukan tungau pada pemeriksaan kerokan kulit, merupakan hal yang

paling diagnostik, dapat ditemukan satu atau lebih stadium tungau ini.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

15

2.1.9. Bentuk-bentuk skabies

Skabies adalah penyakit kulit yang sering menyerupai penyakit kulit

lainnya sehingga disebut sebagai the great imitator. Terdapat beberapa bentuk

skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga dapat

menimbulkan kesalahan diagnosis. Handoko dalam buku Djuanda, 2006

menyatakan selain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentuk-bentuk yang

khusus antara lain :

a. Skabies pada orang bersih (Scabies of cultivated)

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan torowongan yang sedikit

jumlahnya hingga sangat sukar ditemukan. Dalam penelitian dari 1000

orang penderita skabies menemukan hanya 7% terowongan.

b. Skabies in cognito

Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid

sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan

penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan

gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit

gatal lainnya.

c. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus

biasanya terdapat daerah yang tertutup, terutama pada genitalia laki-laki,

inguinal dan aksila. Nodus timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap

tungau skabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

16

jarang ditemukan. Nodus dapat bertahan selama beberapa bulan sampai

satu tahun meskipun telah diberikan pengobatan anti skabies dan

kortikosteroid.

d. Skabies yang ditularkan melalui hewan

Sumber utama skabies ini adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan

skabies manusia yaitu tidak terdapat torowongan, tidak menyerang sela

jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana

orang sering kontak atau memeluk binatang kesayangannya yaitu paha,

dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah.

Kelainan ini bersifat sementara (4 - 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri

karena skabies varietas binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya

pada manusia.

e. Skabies Norwegia

Skabies norwegia atau skabies krustosa pertama kali dilaporkan oleh

Danielsen, seorang warga Norwegia yang menderita kusta. Skabies ini

juga tidak hanya terjadi pada penderita kusta namun juga dapat terjadi

pada redardasi mental, dementia senilis, penderita keganasan, penderita

dengan defisiensi imunologik.

f. Skabies terbaring di tempat tidur (Bed-ridden)

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di

tempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

17

g. Skabies pada bayi dan anak-anak muda

Dalam kelompok usia ini, wajah, kulit kepala, telapak tangan dan telapak

kaki dapat terserang, yang paling umum menimbulkan lesi adalah papule,

vesicopustules dan nodules, akan tetapi distribusi dapat bersifat atipikal.

Eksemastisasi dan impetigenisasi sekunder umum terjadi dan burrow sulit

ditemukan. Prevalensi skabies adalah paling tinggi pada bayi yang berusia

dibawah dua tahun (Stone, dikutip Orkin, 1997).

2.1.10. Penularan skabies

Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung, adapun cara penularanya adalah :

a. Kontak langsung (kulit dengan kulit)

Penularan skabies terutama melalui kontak langsung seperti berjabat tangan,

tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang dewasa hubungan

seksual merupakan cara tersering, sedangkan pada anak-anak penularan

didapat dari orang tua atau temannya.

b. Kontak tak langsung (melalui benda)

Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya melalui perlengkapan

tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada

penularan. Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal

tersebut memegang peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan

bahwa sumber penularan utama adalah selimut, pakaian dalam dan penderita

perempuan. Skabies Norwegia, merupakan sumber utama terjadinya wabah

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

18

skabies pada rumah sakit, panti jompo, pemondokan/asrama dan rumah sakit

jiwa karena banyak mengandung tungau (Djuanda, 2006).

2.1.11. Pencegahan skabies

Siregar (1996) yang dikutip Ruteng, 2007, penyakit ini sangat erat

kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik oleh sebab itu

untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :

a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun

b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur

minimal 2 kali dalam seminggu

c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.

d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.

e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai

terinfeksi tungau skabies.

f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.

Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan

penderita, mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini

hanya merupakan penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun

penyakit ini sangat mengganggu kehidupan sehari-hari (Prabu, 1996).

Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas

dari infeksi ulang. Dariansyah, 2006 yang mengutip pendapat Azwar, langkah

yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

19

1) Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara

merendam di cairan antiseptik.

2) Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat dan gunakan

seterika panas untuk membunuh semua telurnya, atau dicuci kering

(dry-cleaned).

3) Keringkan topi yang bersih, kerudung dan jaket.

4) Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.

Departemen Kesehatan RI, 2002, memberikan beberapa cara pencegahan

yang dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang

cara penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita skabies dan orang-

orang yang kontak meliputi :

1) Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya

2) Laporan kepada Dinas Kesehatan setempat namun laporan resmi jarang

dilakukan.

3) Isolasi santri yang terinfeksi dilarang masuk ke dalam pondok sampai

dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit diisolasi

sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang efektif.

Disinfeksi serentak yaitu pakaian dalam dan sprei yang digunakan oleh

penderita dalam 48 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan menggunakan

sistem pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh

kutu dan telur. Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci

sprei, sarung bantal dan pakaian pada penderita (Ruteng, 2007).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

20

Penanggulangan wabah yang terjadi dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya :

1) Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita dan orang yang

berisiko.

2) Pengobatan dilakukan secara massal.

3) Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik didalam keluarga, didalam

unit atau institusi militer, jika memungkinkan penderita dipindahkan.

4) Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencucian umum, jika ada sangat

membantu dalam pencegahan infeksi.

2.1.12. Diagnosis skabies

Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan anamnesis yaitu adanya pruritus

nokturna dan erupsi kulit berupa papul, vesikel dan pustula di tempat predileksi.

Selain itu, didapat keterangan bahwa gejala penyakit ini terdapat pada

sekelompok orang. Diagnosis pasti ditetapkan dengan menemukan tungau

atau telurnya pada pemeriksaan laboratorium. Namun dengan cara

permeriksaan tersebut tungau sulit ditemukan karena tungau yang

menginfestasikan penderita hanya sedikit (Medicastore, 2007).

Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menemukan tungau, telur atau

terowongan adalah :

a. Kerokan kulit

Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi minyak mineral,

kemudian dikerok dengan skalpel steril untuk mengangkat atap papul atau

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

21

terowongan. Hasil kerokan diletakkan di gelas obyek dan ditutup dengan kaca

tutup lalu diperiksa dibawah miskroskop.

b. Mengambil tungau dengan jarum

Jarum ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan digerakkan

tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat

ke luar.

c. Kuretasi terowongan (kuret dermal)

Kuretasi dilakukan secara superfisial mengikuti sumbu panjang, terowongan

atau puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada gelas obyek dan ditetesi

minyak mineral lalu diperiksa dengan mikroskop.

d. Sweb kulit

Kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan

cepat. Selotip dilekatkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan

mikroskop.

e. Burow ink test

Papul skabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu dibiarkan

selama 20 - 30 menit kemudian dihapus dengan alkohol. Tes dinyatakan

positif bila tinta masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas

berupa garis zig zag.

f. Uji tetrasiklin

Tetrasiklin dioleskan pada daerah yang dicurigai ada terowongan, kemudian

dibersihkan dan diperiksa dengan lampu Wood. Tetrasiklin dalam terowongan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

22

akan menunjukkan fluoresensi.

g. Epidermal shave biopsy

Papul atau terowongan yang dicurigai diangkat dengan ibu jari dan telunjuk

lalu diiris dengan skalpel. Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga

perdarahan tidak terjadi dan tidak perlu anestesi. Spesimen diletakkan pada

gelas obyek, ditetesi dengan minyak mineral dan diperiksa dengan mikroskop.

h. Pemeriksaan histopatologik

Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada

stratum korneum, dan hanya ujung terowongan tempat tungau betina berada

terletak di irisan dermis. Pemeriksaan histopatologik tidak mempunyai nilai

diagnostik kecuali bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan tungau atau

telurnya. Daerah yang berisi tungau menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit

dibedakan dengan reaksi gigitan artropoda lainnya misalnya gigitan nyamuk

atau katu busuk.

Berbagai cara pemeriksaan di atas, kerokan kulit merupakan cara yang

paling mudah dilakukan dan memberikan hasil yang paling memuaskan.

Mengambil tungau dengan jarum memerlukan keterampilan khusus dan jarang

berhasil karena biasanya terowongan sulit diidentifikasi dan letak tungau sulit

diketahui. Swab kulit mudah dilakukan tetapi memerlukan waktu lama karena dari

1 lesi harus dilakukan 6 kali pemeriksaan sedangkan pemeriksaan dilakukan pada

hampir seluruh lesi. Burrow ink test, dan uji tetrasiklin jarang memberikan hasil

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

23

positif karena biasanya penderita datang pada keadaan lanjut dan sudah terjadi

infeksi sekunder sehingga terowongan tertutup oleh krusta dan tidak dapat

dimasuki tinta atau salep (Ginanjar, 2006).

Agar pemeriksaan berhasil baik terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu :

1) Kerokan kulit jangan dilakukan pada lesi ekskoriasi dan lesi dengan

infeksi sekunder. Pada lesi ekskoriasi tungau mungkin sudah terangkat

oleh garutan dan pada lesi dengan infeksi sekunder terdapat pus yang

bersifat akarisida sehingga tungau tidak ditemukan pada lesi tersebut,

selain itu kerok kulit didaerah infeksi sekunder dapat memperberat infeksi.

2) Kerokan harus superfisial karena tungau berada dalam stratum korneum,

jadi kerokan tidak boleh berdarah.

3) Papel yang baik untuk dikerok adalah papul yang baru dibentuk yaitu

berbentuk lonjong dan tidak berkrusta karena biasanya tungau ditemukan

pada papul atau terowongan yang baru dibentuk.

4) Jangan mengerok dari satu lesi tetapi keroklah dari beberapa lesi tungau

belum tentu berada dalam lesi tersebut.

5) Lokasi yang paling sering terinfeksi adalah sela jari tangan, karena itu

perhatian utama ditujukan pada daerah tersebut.

6) Sebelum mengerok, tetes minyak mineral pada scalpel dan pada lesi yang

akan dikerok.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

24

2.2. Faktor yang Berkaitan dengan Kejadian Penyakit Skabies

Penyakit skabies merupakan penyakit yang sangat mudah menular melalui

kontak langsung dengan penderita, beberapa hal yang dapat mempengaruhi

terhadap kejadian penyakit skabies diantaranya :

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengar dan indera penglihatan. Pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda termasuk dalam hal ini kemampuan

santri dalam menjaga penyakit skabies baik dalam pencegahan maupun dalam

pengobatan. Pengetahuan tentang usaha-usaha kesehatan perseorangan untuk

memelihara kesehatan diri sendiri, memperbaiki dan mempertinggi nilai

kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit (Damayanti, 2005).

Usaha-usaha tersebut meliputi :

a. Kebersihan badan

Mandi memakai sabun sekurang-kurangnya dua kali sehari, tangan selalu

dalam keadaan bersih, kuku bersih dan pendek, rambut dalam keadaan bersih

dan rapi.

b. Kebersihan pakaian

Pakaian dicuci, dan diseterika, disimpan di lemari.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

25

c. Kebersihan tempat tinggal

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh

seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang

cara-cara tersebut meliputi :

1) Penularan terhadap penyakit menular termasuk dalam hal ini penyakit

skabies yang diketahui (tanda-tanda, gejala, penyebab, cara penularan, dan

cara pencegahan).

2) Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait mempengaruhi kesehatan

antara lain gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air limbah,

pembuangan sampah, polusi udara, serta kebersihan diri.

3) Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional

maupun tradisional.

2.2.2. Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Newcomb

dalam buku Notoadmodjo, 2005 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan

tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap

terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek artinya,

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

26

objek. Sikap santri terhadap penyakit skabies misalnya, berarti, bagaimana

pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit skabies.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut

terhadap objek. Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang

menilai terhadap penyakit skabies, apakah penyakit yang biasa saja atau

penyakit yang membahayakan.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka

(tindakan). Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit skabies di

atas, adalah apa yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit skabies

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Kagan, 1990 yang dikutip Sugiharto, 2003, menyatakan

kebanyakan orang mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan konsistensi,

inilah kunci terhadap perubahan sikap, yang terdiri dari tiga unsur yaitu unsur

pemikiran, emosional dan aksi. Perubahan salah satu dari ketiga unsur ini akan

membawa perubahan pada unsur lainnya. Misalnya santri kebiasaan hidup kurang

bersih, baik dari segi pakaian maupun peralatan tempat tidur, meskipun semua

sumber menasehatinya untuk menjaga kebersihan diri. Jika santri sendiri

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

27

menganggap kebersihan diri bukanlah soal yang penting diperhatikan, maka

sikapnya dapat dikarakteristikan oleh pikiran, perasaan dan tindakan yang

konsisten satu sama lain (Azwar, 2000).

2.2.3. Tindakan

Tindakan merupakan hal yang sulit bagi sasaran, karena sudah terbiasa

dengan perilaku tersebut yang berasal dari tradisi. Misalnya kebiasaan santri tidur

ditempat tidur orang lain. Tindakan ini dilakukan tidak melihat resiko yang

dialaminya termasuk dalam hal ini tertularnya penyakit skabies (Hasan, 2005).

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut

kualitasnya yaitu :

a. Praktik terpimpin (Guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi mesih

bergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Misalnya seseorang

menjaga kesehatannya tetapi menunggu diingatkan oleh orang lain, Begitu juga

dengan santri mereka mau menjemur kasur bila selalu diingatkan oleh kawannya

atau diingatkan oleh pengasuh asrama, ini adalah disebut praktik atau tindakan

terpimpin.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang atau subjek telah melakukan atau mempraktekkan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Misalnya

bila seorang santri menderita gatal-gatal pada kulitnya, dia langsung memeriksa

kesehatannya tanpa menunggu perintah dari orang lain.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

28

c. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang, artinya

apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah

dilakukan modifikasi atau tindakan perilaku yang berkualitas. Misalnya mencuci

pakaian bukan hanya saja menjadi bersih tetapi juga berusaha bajunya tidak

bercampur dengan orang yang menderita penyakit skabies.

Berdasarkan tiga tingkatan terhadap tindakan dapat juga dilihat terhadap

kebersihan diri dan kebiasaan.

1) Kebersihan diri (personal hygiene)

Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Banyak manfaat yang

dapat dipetik dengan merawat kebersihan diri, memperbaiki kebersihan diri,

mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.

Kebersihan individu yang buruk atau bermasalah akan mengakibatkan

berbagai dampak baik fisik maupun psiskososial. Dampak fisik yang sering

dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit

(Wartonah, 2003).

2) Kebiasaan

Kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha penyesuaian diri

terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif/perasaan. Kebiasaan itu

ditentukan oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, dan dikembangkan manusia

sejak ia lahir. Kebiasaan seseorang tidak terlepas dari kebiasaan yang ada dalam

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

29

lingkungan masyarakat tempat seseorang atau kelompok masyarakat berinteraksi.

Hal ini dapat disimpulkan kebiasaan para santri yang ada dalam sebuah pesantren

tentu tidak akan terlepas dari kebiasaan-kebiasan dalam lingkungan pesantren

tersebut (Damayanti, 2005).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kebiasaan untuk menerapkan

kebiasaan yang baik, bersih dan sehat secara berhasil guna dan berdaya guna baik

di rumah tangga, institusi-institusi maupun tempat-tempat umum. Kebiasan

menyangkut pinjam meminjam yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit

menular seperti baju, sabun mandi, handuk, sisir haruslah dihindari (Dinkes Prov.

NAD, 2005).

Kebiasaan yang sangat berpengaruh dalam penularan penyakit skabies di

pesantren adalah menyangkut dengan kebersihan diri, serta kebiasaan saling tukar

menukar pakaian, serta handuk yang sering digunakan bersama-sama, sehingga

penularan penyakit skabies sangat cepat terjadi.

2.2.4. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari berbagai kesempatan dan

kegiatan yang berdasarkan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai keadaan,

dimana individu, keluarga, ataupun masyarakat ingin hidup sehat, tahu bagaimana

caranya dan melaksanakan apa yang bisa mereka kerjakan baik secara individu

maupun secara kelompok, serta mencari pertolongan bila perlu. Jadi tujuan

penyuluhan kesehatan adalah perubahan perilaku salah satu faktor penyebab

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

30

timbulnya masalah kesehatan adalah karena perilaku yang menyimpang.

(Notoatmojo, 2005).

Steward (1968) yang dikutip Susanto, 2003, mengemukakan bahwa

penyuluhan kesehatan adalah salah satu unsur dari program kesehatan dan

kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untuk mengubah perilaku

perorangan dan masyarakat serta meningkat pengetahuan masyarakat tentang

suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat tesebut sehingga membantu

tercapainya tujuan program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan termasuk dalam usaha pencegah penyakit menular disuatu

daerah. Philosofi yang melandasi penyuluhan kesehatan ialah bahwa individu atau

kelompok mempunyai hak dan potensi untuk menentukan pilihan mengenai hal-

hal sehubungan dengan kesehatannya. Karena sebagian besar masalah kesehatan

muncul akibat dari perilaku individu atau kelompok itu sendiri.

Tenaga penyuluhan adalah petugas yang melakukan promosi kesehatan

yang mempunyai disiplin ilmu yang profisional dan kemampuan untuk melakukan

pendekatan dengan masyarakat khususnya dibidang kesehatan, sesuai dengan

strategi yang ditujukan oleh pimpinanya, serta mampu menyusun strategi untuk

dapat memotivasi atau mempengaruhi masyarakat dalam perubahan perilakunya

yang dapat menunjang derajat kesehatan (Mantra, 1997).

Penyebar luasan informasi kesehatan tentu hanya dapat dilakukan melalui

saluran komunikasi. Dalam pondok pesantren, disamping saluran komunikasi

seperti media massa, kelompok santri, Puskesmas dan lainnya, petugas kesehatan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

31

maupun kader kesehatan berfungsi sebagai saluran komunikasi. Dalam

penyampaian informasi petugas dengan para santri menyangkut tiga hal pokok

yaitu :

1) Pengembangan prasarana

Dalam hal ini meliputi semua upaya untuk mengembangkan, mengelola dan

memelihara kelestarian jaringan pesantren kendati begitu hanya menyediakan

pelayanan bagi santri bukanlah jaminan bahwa mereka akan mengenalnya

serta memahami manfaat atau alasan menggunakan pelayanan yang

disediakan. Komponen penyuluhan diperlukan untuk memberi informasi,

saran dan mempopulerkan alasan dan manfaat menjaga kesehatan diri serta

mendidik para santri dan pengelola atau petugas tentang manfaat pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas ataupun sarana pelayanan kesehatan

lainnya (Depkes RI, 2000).

2) Komponen penyuluhan

Komponen penyuluhan merupakan bagian pennting dari pelayanan kesehatan

santri di Pesantren. Tapi pengalaman membuktikan, bila penyuluhan hanya

dianggap sebagai menyebarluaskan pengetahuan, jarang sekali berhasil untuk

meyakinkan para santri supaya mau melaksanakan perilaku baru yang

dianjurkan.

3) Perubahan perilaku

Langkah yang perlu diambil adalah melakukan kegiatan yang akan

menimbulkan perubahan. Selama bertahun-tahun suatu pendekatan yang

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

32

sistimatis telah dikembangkan. Pendekatan ini berdasarkan sikap tanggapan

terhadap sikap santri mengenai kesehatan diri dan lingkungan. Teknik

pemasaran sosial untuk mempromosikan kesehatan diri dan lingkungan.

Penggunaan pendekatan ini juga dimaksudkan untuk memperkuat program

penyuluhan kesehatan secara menyeluruh (Depkes. RI, 2002).

2.2.5. Pesantren

Pesantren adalah tempat mengaji, belajar agama Islam. Suatu lembaga

pendidikan Islam dikatakan pesantren apabila terdiri dari unsur-unsur Kyai/

Syekh/ Ustadz yang mendidik serta mengajar, ada santri yang belajar, ada mesjid/

musalla dan ada pondok/ asrama tempat para santri bertempat tinggal. Asrama

adalah rumah pemondokan yang ditempati oleh santri-santri, pegawai dan

sebagainya yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung, beristirahat dan

sebagai tempat bergaul antar sesama teman (Dariansyah, 2006).

Pesantren telah berdiri sejak berkembangnya agama Islam yang di siarkan

oleh orang Arab dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan

jumlah tidak kurang dari 40.000 pesantren, namun 80% dari padanya masih

menghadapi persoalan air bersih dan rawan sanitasi lingkungan sehingga sering

terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) termasuk penyakit skabies dan diare di

pesantren.

Pesantren terpadu adalah merupakan wahana pendidikan formal yang

efektif dalam upaya meningkatkan pendidikan melalui jalur madrasah dalam

rangka meningkatkan sumber daya manusia dan membentuk manusia yang

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

33

menguasai iman, taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesantren tradisional

adalah tempat pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan dan ketaqwaan

kepada Allah tanpa dibatasi waktu atau umur dalam menuntut ilmu pada pesantren

tersebut (Dinkes. NAD, 2005).

Azwar, 2003 menyatakan fungsi secara sederhana adalah tempat

beristirahat dan menunaikan ibadah, mengaji dan melakukan kegiatan sehari-hari

serta tempat berlindung dari keadaan lingkungannya. Arti dan fungsi pondok

pesantren adalah sebagai berikut :

1) Tempat mengaji/belajar

2) Tempat untuk berlindung dari pengaruh lingkungan.

3) Tempat yang dapat memberi jaminan psikologis bagi penghuni seperti

kebebasan, keamanan, kebahagiaan dan ketenangan.

4) Tempat atau lembaga pendidikan agama Islam.

5) Tempat beristirahat.

6) Tempat pemondokan para santri.

2.3. Landasan Teori

Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit skabies

diantaranya sosial ekonomi yang rendah, kebersihan individu yang buruk,

hubungan seksual, kesalahan diagnosis, perkembangan demografik, kepadatan

penduduk, ketersediaan pelayanan kesehatan, dan peran petugas kesehatan.

Penyakit skabies yang merupakan penyakit menular secara langsung maupun

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

34

secara tidak langsung. Penularan secara langsung melalui sentuhan dengan

penderita sedangkan secara tidak langsung melalui peralatan yang digunakan oleh

penderita. (Ginanjar, 2006, Djuanda, 2006 dan Notoatmodjo, 2005).

2.4. Kerangka Konsep

Sarcoptes scabiei

Kebersihan diri - Pakaian - Handuk - Tempat tidur

Pengetahuan Tindakan Sikap Kebiasaan

- Pinjam pakaian - Pinjam Handuk - Pinjam Tempat

tidur Kulit

Kejadian Penyakit Skabies

Gambar 1. Kerangka Konsep

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi analitik observasional dengan

kasus kontrol berpasangan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada tiga (3) pesantren terpadu yang kasus

penyakit skabies terbanyak pada tahun 2006, yang berada di Kabupaten Aceh

Besar pengambilan data tahun 2007.

3.2.2. Waktu

Penelitian lapangan dimulai dengan penelusuran daftar pustaka, survey

awal, mempersiapkan proposal penelitian, merancang kuisioner, pelaksanaan

penelitian dan penyusunan laporan akhir. Penelitian ini selama 6 bulan sejak

penelusuran pustaka, seminar hasil dan ujian komprehensif, yaitu mulai bulan Juli

sampai dengan Desember 2007.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008 34

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

36

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

a. Kasus santri kelas II Tsanawiyah (SLTP) sampai dengan kelas III Aliyah

(SMA) yang menderita penyakit skabies dan gatal-gatal sebanyak 520

orang.

b. Kontrol adalah santri II Tsanawiyah (SLTP) sampai dengan kelas III

Aliyah (SMA) yang tidak menderita penyakit skabies yang diambil

berdasarkan jumlah kasus dalam satu kelas.

3.3.2. Sampel

Besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus (Ariawan, 1998).

[ ]2

2

12/1

)2/1()1(2/)(

−−+

= −−

PPPZZ

n βα )1( R

RP+

=

Keterangan :

n = Jumlah sampel

R = Perkiraan Odds Rasio = 2,2 dari hasil penelitian terdahulu (Dariansyah,

2006)

α = Tingkat kemaknaan (0,05)

β = Besar perkiraan yang diperlukan (0,10)

Zα = Deviat baku normal untuk α (1,96)

Z β = Deviat baku normal untuk β (1,28)

P = Dugaan Proporsi atau insiden dalam populasi (0,68)

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

37

[ ]7,76

)5,068,0()68,01(68,028,12/96,1

2

2

=−

−+=n

a. Kasus

Kasus adalah santri yang menderita penyakit skabies, yang telah dilakukan

diagnosa oleh dokter spesialis penyakit kulit atau dokter umum yang telah dilatih

oleh dokter spesialis penyakit kulit, besar sampel dalam penelitian ini yaitu 77

orang. Besarnya sampel untuk masing-masing pesantren ditentukan secara

proporsional sehingga diperoleh besarnya sampel sebagai berikut.

Tabel 3.1. Pengambilan Sampel Berdasarkan Pesantren

Pesantren Jumlah kasus Besar sampel

1. Oemar Diyan

2. Al-Falah

3. Ulumul Qur’an

287

108

125

42

16

19

Total 520 77 Besarnya sampel untuk masing-masing kelas ditentukan secara

proporsional sehingga diperoleh besarnya sampel sebagai berikut.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

38

Tabel 3.2. Pengambilan Sampel Berdasarkan Kelas

Pesantren Kelas Oemar Diyan Al-Falah Ulumul Qur’an 1. II SLTP

2. III SLTP

3. I SLTA

4. II SLTA

5. III SLTA

56

72

49

41

69

7

18

8

36

39

19

31

25

6

44

Jumlah 287 108 125

Pengembilan sampel dilakukan secara sistimatis.

b. Kontrol

Kontrol adalah santri yang berada dalam pesantren yang sama dengan

kasus namun tidak menderita penyakit skabies dalam penelitian ini diambil sesuai

dengan jumlah kasus yaitu 77 sampel, kemudian dilakukan matching (kelas, umur

dan jenis kelamin). Pengambilan sampel juga dlakukan hal yang sama dengan

jumlah kasus.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data primer

Data yang diperoleh dari peninjauan langsung pada objek penelitian yaitu

ke lapangan melalui wawancara dengan menggunakan format kuisioner.

3.4.2. Data sekunder

Data yang diperoleh sebagai pendukung data utama yaitu melalui

pesantren, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Dinas

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

39

Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta instansi-instansi

yang terkait yang ada hubungannya dengan pengumpulan data seperti

Badan Statistik dan Departemen Agama.

3.4.3. Pengujian validitas dan reliabilitas

a. Pengujian validitas

Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen

sebagai alat ukur penelitian yang dapat mengukur apa yang ingin diukur dan

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu

data, koofisien korelasi dikatakan valid jika nilai r hasil hitung > dari r tabel, dan

berdasarkan tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang

nilai r tabel adalah 0,351 (df = n - 2). Berdasarkan hasil hitung dapat disimpulkan

semua pertanyaan dalam intrumen penelitian ini valid karena semua hasil dari

nilai r hitung > 0,351. Nilai r dapat dilihat pada lampiran colom corrected item-

total correlation.

b. Pengujian reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen

penelitian yang tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama, koofisien korelasi

dikatakan valid dan reliabel jika nilai r hasil hitung > dari r tabel, dan berdasarkan

tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang nilai r tabel adalah

0,351 (df = n - 2), dapat disimpulkan semua pertanyaan dalam intrumen penelitian

ini reliabel karena nilai r hitung > 0,351.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

40

3.5. Definisi Operasional

3.5.1. Kejadian penyakit skabies adalah berdasarkan diagnosis dokter.

3.5.2. Pengetahuan adalah kemampuan santri mengetahui cara penularan dan

pencegahan penyakit skabies diukur dengan menggunakan kuisioner.

3.5.3. Sikap adalah respon melibatkan faktor pendapat dan emosi santri terhadap

penyakit skabies.

3.5.4. Tindakan

a. Kebersihan diri

1) Pakaian adalah kebersihan akan pakaian yang meliputi menggantikan

pakaian serta mencuci pakaian.

2) Handuk adalah yang digunakan untuk membersihkan diri setelah mandi

dan frekuensi mencuci handuk.

3) Tempat tidur adalah kebersihan tempat tidur berdasarkan frekuensi

menjemur kasur dan bantal serta mengantikan sprei dan sarung bantal

dalam seminggu. Diukur dengan menggunakan kuisioner yang masing-

masing bobot dijumlahkan yaitu pakaian, handuk dan tempat tidur karena

merupakan satu kesatuan (kebersihan), diberikan kategori baik, sedang dan

kategori kurang.

b. Kebiasaan

1) Pinjam handuk adalah suatu hal yang sering dilakukan terhadap

kelengkapan mandi (handuk) tidak digunakan sendiri atau

meminjamkan/mengambil handuk orang lain

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

41

2) Pinjam pakaian adalah ada tidaknya atau sering meminjamkan pakaian

orang lain

3) Tempai tidur adalah kebiasaan santri tidur berpindah-pindah tempat tidur

baik pada malam hari maupun pada saat istirahat siang hari. Terhadap

ketiga kebisasan tersebut diukur dengan menggunakan kuisioner yang

masing-masing bobot dijumlahkan yaitu pinjam pakaian, pinjam handuk

dan tempat tidur karena merupakan satu kesatuan (kebiasaan) kemudian

diberikan kategori baik, sedang dan kurang.

3.6. Metode Pengukuran

Untuk mempermudah melakukan penilaian, maka diperlukan suatu cara

pengukuran variabel sebagai berikut :

3.6.1. Pengetahuan

a. Baik : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit skabies

bila didapatkan bobot nilai ≥ 75% (≥ 27).

b. Sedang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit

skabies bila didapatkan bobot nilai 40% - 75% (15 - 26).

c. Kurang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit

skabies bila didapatkan bobot nilai < 40% (< 14).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

42

3.6.2. Sikap

a. Baik : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit skabies

bila didapatkan bobot nilai ≥ 75% (≥ 22).

b. Sedang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit

skabies bila didapatkan bobot nilai 40% - 75% (13 – 21)

c. Kurang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan penyakit

skabies bila didapatkan bobot nilai < 40% (< 12).

3.6.3. Kebersihan

a. Baik : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan pakaian,

handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot nilai

≥ 75% (≥ 16).

b. Sedang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan

pakaian, handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot

nilai 40% - 75% (9 – 15).

c. Kurang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

43

pakaian, handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot

nilai < 40% (< 8).

3.6.4. Kebiasaan

a. Baik : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan pakaian,

handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot nilai

≥ 75% (≥ 16).

b. Sedang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan

pakaian, handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot

nilai 40% - 75% (9 – 15).

c. Kurang : apabila responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap

hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan pinjam meminjamkan

pakaian, handuk dan tukar menukar tempat tidur bila didapatkan bobot

nilai < 40% (< 8).

3.7. Metode Analisa Data

3.7.1. Analisi univariat

a. Untuk menjelaskan variabel independen yaitu pengetahuan, sikap dan

tindakan (kebersihan diri, kebiasaan) yang dibuat dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dideskripsikan.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

44

b. Untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kejadian penyakit skabies

dan dideskripsikan.

3.7.2. Analisa bivariat

Untuk melihat hubungan satu variabel independen dengan variabel

dependen diuji dengan uji Chi square dengan menggunakan program komputer

(software), dimana taraf signifikan (α) sebesar 5%.

3.7.3. Analisis multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan,

sikap dan tindakan (kebiasaan, kebersihan) sekaligus kejadian penyakit skabies,

melalui analisis regresi logistik dengan rumus :

)............332211(11

biXiXbXbXbaeP ++++−+

=

P = Peluang terjadinya efek

e = Bilangan natural (2,718)

a = Konstanta

b = Keofisien regresi

x = Variabel independen

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

45

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum dan Keadaan Wilayah

4.1.1. Letak geografis

Kabupaten Aceh Besar terletak di ujung pulau sumatera yaitu 5,200 – 5,80

Lintang Utara dan 950 – 95,80 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut ; sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan

dengan Kabupaten Aceh Barat, sebelah barat berbatasan dengan Samudera

Indonesia dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie.

Kabupaten Aceh Besar memiliki wilayah pantai yaitu terletak dibagian

utara dan barat, mulai dari Kecamatan Lhoong sampai dengan Kecamatan Mesjid

Raya, wilayah tengah merupakan dataran rendah dan tergolong lebih padat

penduduknya, dan wilayah dataran tinggi, terletak di sebelah timur yang dibatasi

oleh gunung Seulawah. Disamping dataran tinggi di wilayah Kabupaten Aceh

Besar terdapat juga gugus kepulauan, yaitu kepulauan Aceh, terdiri dari Pulau

Breuh, Pulau Nasi dan pulau-pulau kecil lainnya.

4.1.2. Luas wilayah dan jumlah penduduk

Luas wilayah Kabupaten Aceh Besar adalah 2.969 Km2, dibagi menjadi 22

kecamatan yang terdiri dari 68 Mukim dan 593 desa. Kecamatan Jantho,

Kecamatan Lembah Seulawah, Kecamatan Cot Glie merupakan kecamatan terluas

dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya, tetapi mempunyai jumlah mukim

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

44

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

46

dan desa yang sedikit. Kemukiman yang terbanyak terdapat di Kecamatan Ingin

Jaya, Kuta Baro, Seulimum, Darul Imarah. Jumlah keseluruhan yang ada di

Kabupaten Aceh Besar berjumlah lima kelurahan yang terdapat di Kecamatan

Seulimum. Indrapuri, Suka Makmur, Ingin Jaya dan Kecamatan Lhooknga

masing-masing satu kelurahan. Desa terbanyak adalah Kecamatan Ingin Jaya,

Kuta Baro, Montasik, Indrapuri dan Kecamatan Seulimum.

4.2. Latar Belakang Pesantren

4.2.1. Pesantren Oemar Diyan

Pesantren Oemar Diyan merupakan salah satu pesantren modern terpadu,

bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Oemar Diyan yang berlokasi di

Desa Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar yang

telah diresmikan oleh Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 27

Oktober 1990. Pesantren ini berdiri atas prakarsa dan usaha almarhum H.

Sa’aduddin Djamal, SE. Beliau adalah seorang aktifis muslim yang lama

sehidupnya aktif di berbagai organisasi Islam seperti PII, HMI, MI dan dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia. Sejak berdiri pesantren ini sampai saat ini sistim

dan kurikulum yang dipakai sama yaitu sistim pendidikan terpadu.

a. Lokasi

Pesantren Oemar Diyan merupakan salah satu pusat pendidikan agama

yang dilengkapi dengan Sekolah Tsanawiyah dan Aliyah, yang berlokasi di Desa

Krueng Lamkareung dengan luas tanah ± 12 Ha. Fasilitas-fasilitas yang ada di

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

47

Pesantren Oemar Diyan antara lain 6 asrama Putri (12 kamar/asrama), 4 asrama

putra (8 kamar/asrama). Ruangan belajar sebanyak 19 ruang, 1 lapangan bola

kaki, 2 lapangan voli dan basket, 1 tenis meja, 1 mushalla, 1 ruangan untuk

kantor, 1 ruangan untuk pustaka, 1 ruangan untuk laboratorium, 10 WC untuk

santri putri dan 10 WC untuk santri putra serta satu Puskesmas pembantu. Jumlah

santri setiap kamar ± 20 santri dengan 10 ranjang yang bertingkat.

Adapun batasan lingkungan Pesantren Oemar Diyan adalah sebagai

berikut :

1) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai.

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Krueng Jrue

3) Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan dan perkebunan penduduk

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai

b. Keadan santri

Pesantren Oemar Diyan saat ini memiliki santri 735 santri yang terdiri dari

540 santri dari Tsanawiyah (laki-laki sebanyak 279 orang dan perempuan

sebanyak 261 orang) dan 195 santri dari Aliyah (laki-laki sebanyak 96 orang dan

perempuan sebanyak 99 orang). Sementara guru pengasuh sekaligus merangkap

sebagai tenaga pengajar saat ini berjumlah 90 orang.

4.2.2. Pesantren Al-Falah

Pesantren Al-Falah merupakan salah satu pesantren modern terpadu di

Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Pesantren ini sampai saat ini sistem

dan kurikulum yang dipakai sama yaitu sistem pendidikan terpadu.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

48

a. Lokasi

Pesantren Al-Falah merupakan salah satu pusat pendidikan agama yang

dilengkapi dengan Sekolah Tsanawiyah dan Aliyah, yang berlokasi di Desa

Santan dengan luas tanah ± 15 Ha. Fasilitas-fasilitas yang ada di pesantren antara

lain 5 asrama Putri (10 kamar/asrama), 4 asrama putra (8 kamar/asrama), 15

ruangan untuk belajar, 1 lapangan bola kaki, dan 1 lapangan voli, 1 mushalla, 1

ruangan untuk kantor, 1 ruangan untuk pustaka, 10 jamban untuk santri putri dan

5 WC untuk santri putra. Adapun batasan lingkungan Pesantren Al-Falah adalah

sebagai berikut :

1) Sebelah Timur berbatasan dengan permukiman penduduk

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai

3) Sebelah Utara berbatasan dengan persawahan

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai dan perbukitan

b. Keadaan santri

Pesantren Al-Falah saat ini memiliki santri 531 santri yang terdiri dari 249

santri dari Tsanawiyah dan 282 santri dari Aliyah

4.2.3. Pesantren Ulumul Qur’an

Pesantren Ulumul Qur’an merupakan salah satu pesantren modern terpadu,

yang diresmikan pada tanggal 15 Juli 1995. Pesantren Ulumul Qur’an sejak

berdiri pesantren ini sampai saat ini sistim dan kurikulum yang dipakai sama yaitu

sistim pendidikan terpadu.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

49

a. Lokasi

Pesantren Ulumul Qur’an merupakan salah satu pusat pendidikan agama

yang dilengkapi dengan Sekolah Tsanawiyah dan Aliyah, yang berlokasi di Desa

Lamjampok, luas tanah ± 9 Ha. Fasilitas-fasilitas yang ada di pesantren antara lain

4 asrama Putri (8 kamar/asrama), 3 asrama putra (6 kamar/asrama), 10 ruangan

untuk belajar, 1 lapangan bola kaki, dan 1 lapangan voli, 1 tenis meja, 1 mushalla,

1 ruangan untuk kantor, 1 ruangan untuk pustaka, 8 jamban untuk santri putri dan

6 WC untuk santri putra. Jumlah santri setiap kamar ± 10 santri dengan 5 ranjang

yang bertingkat.

Adapun batasan lingkungan Pesantren Ulumul Qur’an adalah sebagai

berikut :

1) Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai

2) Sebelah Barat berbatasan dengan perbukitan

3) Sebelah Utara berbatasan dengan jalan dan pemukiman penduduk

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan dan pemukiman penduduk.

b. Keadaan santri

Pesantren Ulumul Qur’an saat ini memiliki santri 342 santri yang terdiri

dari 102 santri dari Tsanawiyah (laki-laki sebanyak 46 orang dan perempuan

sebanyak 56 orang) dan 240 santri dari Aliyah (laki-laki sebanyak 85 orang dan

perempuan sebanyak 155 orang).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

50

4.2.4. Keadaan kesehatan di pesantren secara umum

Kasus penyakit yang sering berjangkit dilingkungan santri pada pesantren

diantaranya gatal-gatal, ISPA, gastroenterithys (penyakit perut), diare dan

penyakit mata, serta nutrisi. Kasus kejadian penyakit yang sering diderita oleh

para santri di pesantren pada umumnya diakibatkan keadaan kebersihan pondok

(penginapan), alur pikir penghuni (pengelola) pesantren. Data kebutuhan atau

fasilitas bagi santri pesantren belum memadai sumber dana masih relatif kurang

atau bantuan dari instansi terkait masih kurang (Dinkes Kabupaten Aceh Besar,

2007).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

51

4.3. Hasil Analisis

4.3.1. Analisis univariat

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Kasus dan Kontrol di Pesantren Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

Kasus Kontrol Karakteristik Frek % Frek % Total

1. Pesantren Oemar Diyan Kelas II SLTP Kelas III SLTP Kelas I SLTA Kelas II SLTA Kelas III SLTA

8 11 7 6 10

19,1 26,2 16,7 14,2 23,8

8 11 7 6 10

19,1 26,2 16,7 14,2 23,8

16 22 14 12 20

Jumlah 42 100,0 42 100,0 84 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun

5 12 7 9 4 5

11,9 28,6 16,7 21,4 9,5 11,9

5 12 7 9 4 5

11,9 28,6 16,7 21,4 9,5 11,9

10 24 14 18 8 10

Jumlah 42 100,0 42 100,0 84 Laki-laki Perempuan

16 26

38,1 61,9

16 26

38,1 61,9

32 52

Jumlah 42 100,0 42 100,0 84 2. Pesantren Al-Falah Kelas II SLTP Kelas III SLTP Kelas I SLTA Kelas II SLTA Kelas III SLTA

1 3 1 5 6

6,3 18,7 6,3 31,2 37,5

1 3 1 5 6

6,3 18,7 6,3 31,2 37,5

2 6 2 10 12

Jumlah 16 100,0 16 100,0 32 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun

3 1 3 2 6 1

18,7 6,3 18,7 12,5 37,5 6,3

3 1 3 2 6 1

18,7 6,3 18,7 12,5 37,5 6,3

6 2 6 4 12 2

Jumlah 16 100,0 16 100,0 32 Laki-laki Perempuan

6 10

37,5 62,5

6 10

37,5 62,5

12 20

Jumlah 16 100,0 16 100,0 32 3. Pesantren Ulumul Qur’an Kelas II SLTP Kelas III SLTP Kelas I SLTA Kelas II SLTA Kelas III SLTA

3 5 3 1 7

15,8 26,3 15,8 5,3 36,8

3 5 3 1 7

15,8 26,3 15,8 5,3 36,8

6 10 6 2 14

Jumlah 19 100,0 19 100,0 38 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun

4 1 6 1 6 1

21,1 5,3 31,6 5,3 31,6 5,3

4 1 6 1 6 1

21,1 5,3 31,6 5,3 31,6 5,3

8 2 12 2 12 2

Jumlah 19 100,0 19 100,0 38 Laki-laki Perempuan

6 13

31,6 68,4

6 13

31,6 68,4

12 26

Jumlah 19 100,0 19 100,0 38

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

52

Berdasarkan hasil tabel 4.1 responden terbanyak didapatkan di pesantren

Oemar Diyan, menurut jenis kelamin terbanyak perempuan. Berdasarkan

terbanyak dijumpain pada kelas III SLTP dan umur yang paling dominan

menderita skabies adalah umur 16 - 18 tahun. Pesantren Al-Falah responden

terbanyak dijumpai pada perempuan, berdasarkan kelas dijumpai pada kelas III

SLTA dan umur yang banyak menderita skabies pada golongan umur 18 tahun.

Untuk pesantren Ulumul Qur’an kasus banyak dijumpai juga pada perempuan,

berdasarkan kelas banyak dijumpai pada kelas III SLTA, dan golongan umur

terbanyak pada umur 15 tahun dan 18 tahun.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

53

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kasus dan Kontrol Berdasarkan Variabel Independen di Pesantren Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

Kontrol Kasus Variabel Independen Frek % Frek %

Total

1. Pengetahuan

- Baik

- Sedang

- Kurang

35

28

14

45,5

36,4

18,2

16

14

47

20,8

18,2

61,0

51

42

61

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154 2. Sikap

- Baik

- Sedang

- Kurang

24

43

10

31,2

55,8

13,0

25

37

15

32,5

48,1

19,4

49

80

25

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154 3. Kebersihan

- Baik

- Sedang

- Kurang

29

30

18

37,7

39,0

23,3

11

20

46

14,3

26,0

59,7

40

50

64

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154 4. Kebiasaan

- Baik

- Sedang

- Kurang

25

27

25

32,5

31,0

32,5

15

21

41

19,5

27,3

53,2

40

48

66

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154

Santri yang menderita skabies lebih banyak yang berpengetahuan kurang

dibandingkan dengan santri yang tidak menderita skabies, ini berarti pengetahuan

seseorang dapat mendukung terhindar dari penyakit, terutama penyakit menular.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

54

Berdasarkan sikap santri yang menderita skabies baik lebih banyak dibandingkan

dengan sikap baik santri yang tidak menderita skabies. Dalam hal ini sikap

seseorang baik belum tentu akan terhidar dari penyakit, sikap yang baik juga harus

didukung oleh tindakan. Terhadap kebersihan diri santri dengan kebersihan

kurang juga lebih banyak bila dibandingkan dengan santri yang tidak menderita

skabies. Kebersihan juga merupakan suatu tuntutan yang harus dijalankan oleh

santri dalam lingkungan pesantren, namun kebersihan ini sering terabaikan, hal ini

diketahui kasus skabies lebih sering terjadi dalam lingkungan pesantren.

Kebiasaan kurang pada santri yang menderita skabies lebih banyak dari pada

santri yang tidak menderita skabies.

Berdasarkan hasil lampiran 4 pada nomor urut pertanyaan 5 tentang

pengetahuan 76,6% santri menyatakan skabies ditularkan melalui pakaian begitu

juga dengan umur mereka menyatakan hanya pada golongan umur tertentu saja.

Dilihat dari kebersihan diri, hasil dari lampiran 3, tentang kebersihan nomor urut

pertanyaan 1 didapatkan 57,1% santri yang menderita skabies menggantikan baju

satu kali dalam sehari. Dalam mencuci handuk 66,2% dicuci dua minggu sekali,

begitu juga jarak waktu menjemur kasur dan bantal 67,5% menyatakan sebulan

sekali (Lampiran 4 tentang kebersihan).

Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap fasilitas seperti tempat sampah,

sumur dan jamban sudah memenuhi syarat. Air bersih yang digunakan bersumber

dari sumur bor dan sumur gali, sedangkan tempat sampah sudah disediakan ditiap-

tiap depan kamar. Walaupun air bersih sudah tersedia dengan cukup namum

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

55

kebanyakan dari santri masih menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci.

Tentang peraturan atau tata tertib didalam lingkungan pesantren juga tersedia,

seperti buanglah sampah pada tempatnya, santri dilarang mandi di sungai, sehabis

buang air kecil atau air besar mohan disiram sebanyak mungkin, dan peraturan-

peraturan lainnya yang bersifat mengajak. Kontruksi pesantren dilihat dari

kontruksi bangunan dan kamar tidur rata-rata cukup.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

56

4.3.2. Analisis bivariat

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kontrol dan Kasus Berdasarkan Variabel Independen dan Dependen di Pesantren Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

Kontrol Kasus Variabel Independen Frek % Frek %

Total X2/ (p value)

OR/ (CI 95%)

1. Pengetahuan

- Baik

- Sedang

- Kurang

35

28

14

45,5

36,4

18,2

16

14

47

20,8

18,2

61,0

51

42

61

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154

29,598

(0,000)*

1,094 (0,457-2,617)

7,344 (3,170-17,015)

2. Sikap

- Baik

- Sedang

- Kurang

24

43

10

31,2

55,8

13,0

25

37

15

32,5

48,1

19,4

49

80

25

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154

1,470

(0,479)

0,826 (0,405-1,683)

1,440 (0,542-3,824)

3. Kebersihan

- Baik

- Sedang

- Kurang

29

30

18

37,7

39,0

23,3

11

20

46

14,3

26,0

59,7

40

50

64

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154

22,350

(0,000)*

1,758 (0,718-4,309)

6,737 (2,788-16,282)

4. Kebiasaan

- Baik

- Sedang

- Kurang

25

27

25

32,5

31,0

32,5

15

21

41

19,5

27,3

53,2

40

48

66

Jumlah 77 100,0 77 100,0 154

7,129

(0,028)*

1,296 (0,550-3,055)

2,733 (1,215-6,148)

Ket * = Signifikan

Dalam menentukan kemaknaan hubungan variabel independen dengan

dependen dilakukan uji dengan hasil Chi-square.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

57

a. Hubungan pengetahuan dengan kejadian skabies

Hubungan pengetahun santri dengan kejadian skabies, semakin baik

pengetahun semakin kecil frekuensi untuk menderita skabies. Hasil uji yang

diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

kejadian skabies (p=0,000). Santri yang berpengetahuan sedang tidak memberikan

dampak yang berarti terhadap penyakit skabies. Dari nilai OR dapat disimpulkan

bahwa santri yang pengetahuan kurang berpeluang menderita skabies 7,344 (95%

CI:3,170-17,015) kali dibandingkan santri yang berpengetahuan baik, dan santri

yang berpengetahuan sedang berisiko menderita skabies 1,049 kali dibandingkan

dengan santri yang berpengetahuan kurang.

b. Hubungan sikap dengan kejadian skabies

Hasil uji statistik diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan

bermakna antara sikap dengan kejadian skabies. Nilai OR 1,440 (0,542-3,824),

artinya sikap santri bukan merupakan faktor terjadinya penyakit skabies pada

tingkat kepercayaan 95%.

c. Hubungan tindakan kebersihan dengan kejadian skabies

Hubungan kebersihan diri dengan kejadian skabies berdasarkan hasil uji

statistik didapatkan nilai p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna

tindakan kebersihan dengan kejadian skabies. Nilai OR 6,737 (CI 95% 2,788-

16,282), artinya santri yang kebersihan kurang mempunyai risiko menderita

skabies 6,7 kali dibandingkan dengan santri dengan kebersihan baik pada tingkat

kepercayaan 95%.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

58

d. Hubungan tindakan kebiasaan dengan kejadian skabies

Proporsi kasus yang kebiasaan kurang 53,2% sedangkan kontrol 32,5%.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p < 0,05, artinya terdapat hubungan yang

bermakna tindakan kebiasaan dengan kejadian skabies. Nilai OR 2,733 (CI 95% :

1,215-6,148), artinya santri yang menderita skabies kemungkinan besar 2,7 kali

yang kebiasaan kurang, dibandingkan santri yang menderita skabies dengan

kebiasaan sedang pada tingkat kepercayaan 95%.

Penelitian ini ada empat variabel yang diduga berhubungan dengan

kejadian skabies, yaitu pengetahuan, sikap, kebersihan dan kebiasaan. Untuk

mendapatkan model multivariat keempat variabel tersebut terlebih dahulu

dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen. Variabel yang pada saat

dilakukan uji memiliki p < 0,25 dan mempunyai kemaknaan secara substansi

dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan kedalam model multivariat.

4.3.3. Analisis multivariat

Tabel 4.4. Multivariat Regresi Logistik antara Pengetahuan, Kebersihan dan Kebiasaan dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Santri Di Pesantren Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

Variabel Independen B P OR 95% CI

Pengetahuan

Kebersihan

Kebiasaan

Constant

1,808

-860

-046

0,969

0,000

0,002

0,867*

0,113

6,096

1,423

1,955

2,635

2,521-14,739

1,036-2,695

0,244-0,733

Ket * : Dikeluarkan dari model

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

59

Dari hasil tabel 4.4, didapatkan p. valuenya lebih besar dari 0,05 akan

dikeluarkan dari model dalam hal ini adalah kebiasaan, maka variabel kebiasaan

tidak masuk ke model multivariat. Kebiasaanya adanya hubungan dengan

kejadian skabies, namun pengaruhnya kurang dalam kejadian penyakit skabies.

Tabel 4.5. Uji Regresi Logistik Untuk Identifikasi Variabel yang Masuk dalam Model Faktor Kejadian Penyakit Skabies pada Santri di Pesantren Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007

Variabel Independen B P OR 95% CI

Pengetahuan

Kebersihan

Constant

1,846

1,664

-1,495

0,000

0,001

0,001

6,336

5,280

0,244

2,601-15,434

2,036-13,695

Overall percentage 73,4%

Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik

dalam menentukan determinan kejadian skabies. Dalam pemodelan ini semua

variabel independen dicoba secara bersama-sama. Setelah dikeluarkan variabel

yang nilai p > 0,05 secara bertahap maka didapatkan 2 variabel yang masuk dalam

kandidat model yaitu pengetahuan dan kebersihan.

Model regresi logistik dalam bentuk persamaan dengan 2 buah variabel

independen yang terdiri dari pengetahuan dan kebersihan dapat diperkirakan

pengaruh faktor risiko dalam hubungannya dengan kejadian skabies sebesar

73,4% (Overall percentage 73,4%). Variabel pengetahuan diperoleh nilai OR 6,3

artinya santri yang pengetahuan kurang menderita skabies kemungkinan 6 kali

lebih besar pengetahuan baik. Variabel kebersihan didapatkan OR 5,2, artinya

santri yang menderita skabies kemungkinan 5 kali lebih besar pada kebersihan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

60

kurang dibandingkan santri yang kebersihan baik. Berdasarkan nilai OR kita

dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel pengetahuan dan kebersihan

dalam hubungannya dengan kejadian skabies. Semakin besar nilai OR, semakin

kuat pula pengaruh variabel terhadap kejadian skabies. Variabel dengan nilai OR

terbesar merupakan variabel yang paling dominan atau berisiko dalam

hubungannya dengan kejadian skabies, dalam hal ini adalah pengetahuan. Melalui

model ini dengan dua buah variabel independen yang terdiri dari pengetahuan dan

kebersihan dapat diperkirakan pengaruh faktor risiko dalam hubungannya dengan

kejadian skabies sebesar 73,4%. Model ini didapatkan suatu turunan perhitungan

matematika tentang pengetahuan dan kebersihan yang menderita skabies.

)664,1846,1495,1(11

kebersihannpengetahuaeP ++−−+=

Tabel 4.6. Peluang Terjadinya Penyakit Skabies Berdasarkan Pengetahuan dan Kebersihan

Kebersihan Pengetahuan Kurang Sedang Baik

Kurang

Sedang

Baik

12%

2%

0,3%

2,5%

0,39%

0,05%

0,48%

0,075%

0,01%

Santri yang berpengetahuan kurang dengan kebersihan kurang berpeluang

menderita skabies 12%, santri yang pengetahuan baik dengan kebersihan baik

berpeluang menderita skabies 0,01%.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

61

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Skabies

Secara statistik menunjukkan adanya hubungan pengetahuan santri dengan

kejadian skabies. Dimana didapatkan p = 0,000 dengan nilai OR 7,344 artinya

santri yang berpengetahuan kurang akan berpeluang menderita skabies.

Pengetahuan santri yang berkaitan dengan kejadian skabies dimana masih

dijumpai santri yang belum mengetahui penyebab terjadinya skabies, begitu juga

tentang penularan skabies mereka lebih banyak menyatakan menular melalui

pakaian.

Banyak penelitian yang sejalan dengan hasil yang diperoleh pada

penelitian ini, diantaranya Taufik (2006), membuktikan ada peningkatan

bermakna pengetahuan pengungsi tentang pencegahan skabies yang dilihat dari

segi promosi kesehatan. Tingkat pengetahuan mempunyai peran penting dalam

pencegahan penyakit skabies, khususnya dalam lingkungan yang penduduknya

padat dalam hal ini termasuk asrama.

Sugiharto (2003) menyatakan ada peningkatan pengetahuan responden

setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kader untuk pencegahan HIV/AIDS,

Sosanto, (2002) yang memberikan intervensi pendidikan dengan berbagai model

dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

Novelasari, (2004) membuktikan intervensi pendidikan kesehatan dapat

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

60

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

62

meningkatkan pengetahuan guru surau untuk mencegah kejadian Anemia gizi

besi, penelitian Rahanto, (1997) membuktikan peningkatan pengetahuan ibu-ibu

hamil tentang pencegahan risiko kehamilan melalui intevensi penyuluhan

kesehatan serta penelitian Suskamdani, (1995) yang membuktikan peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit menular dengan

dilakukannya penyuluhan kesehatan pada masyarakat.

Peningkatan pengetahuan untuk santri selama menempati asrama telah

banyak memperoleh informasi tentang kesehatan, diantaranya tentang penyakit

kulit. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada santri ini disampaikan melalui

kuliah singkat yang bisanya dilakukan setiap selesai shalat magrib. Sebagai

penyegaran terhadap informasi yang telah diperoleh dengan penekanan terhadap

pengetahuan pencegahan lebih mendalam tentang penyakit skabies. Peningkatan

pengetahuan santri memang tidak semata dipengaruhi proses pelaksanaan

pendidikan kesehatan saja. WHO (1992) menyatakan faktor lain yang juga

mempengaruhi antara lain motivasi, kebutuhan terhadap informasi,

pengalaman/mengalami, kecerdasan, guru, teman, buku dan media massa (Werner

dan Bower, 1986).

Peningkatan pengetahuan juga dapat dilibatkan Unit Kesehatan Sekolah

(UKS) yang ada dilingkungan sekolah dan pesantren. Peran UKS sangat penting

dalam meningkatkan kesehatan para santri, karena merema memiliki wewenang

terhadap kesehatan. Berkaitan dengan pengetahuan santri tentang kejadian skabies

ada beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan diantaranya ; tahu (know)

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

63

diartikan mengingat suatu materi atau ilmu yang berkaitan dengan skabies. Dalam

hal ini santri mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau didapatkan atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang rendah. Misalnya dalam menguraikan, mendefinisikan

tentang penyakit skabies. Memahami (comprehension), adalah kemampuan santri

dalam menjelaskan secara benar tentang penyakit skabies. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi dapat menjelaskan kembali, misalnya dapat

menjelaskan penyakit skabies dapat ditularkan melalui apa saja. Aplikasi

(application) adalah kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

didapat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis (analysis)

diartikan kemampuan dalam menjabarkan objek kehidupan sehari-hari misalnya

saling menjaga kebersihan diri atau tidak menggunakan pakaian orang lain.

Sintesis (synthesis) diartikan adanya kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Misalnya dapat menjelaskan tentang hal-hal yang harus dijaga dengan orang yang

menderita skabies. Evaluasi artinya kemampuan seseorang dalam melakukan

penilaian terhadap kejadian skabies. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria orang lain. Misalnya

dapat membandingkan dengan kebiasaan hidup yang kurang maka santri mudah

terkena penyakit skabies. Pada penelitian ini santri kemungkinan belum

mengetahui penyebab skabies dan cara menghindari penyakit skabies.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

64

Roger (1974), berpendapat bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berturut-turut. Kesadaran

(awareness) yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui objek terlebih

dahulu, Interest adalah orang mulai tertarik kepada stimulus, misalnya santri ingin

mengikuti hidup bersih sesuai dengan kaidah yang menyatakan kebersihan bagian

dari iman, evaluation artinya menimbang baik atau tidaknya stimulus yang

diterima. Trial adalah mereka telah mulai mencoba dengan perilaku baru untuk

menghindar terjadinya penyakit skabies. Adoption yaitu seseorang telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, sikap terhadap stimulus

(Notoatmodjo, 2005).

Sesuai dengan tiori di atas maka santri yang menderita skabies

membutuhkan tahap-tahap dalam meningkatkan pengatahuan. Peningkatan

pengatahuan juga harus diikuti dengan informasi-informasi yang dapat

menguntungkan bagi santri. Pengetahuan tentang penyakit skabies belum dapat

mengubah sikap dan perilaku. Kebiasaan pola hidup yang sudah rutin dan hampir

berlaku disemua pesantren termasuk opini dan persepsi yang salah terhadap

penyakit skabies ternyata cukup sulit diubah.

Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit skabies, sehingga

menyebabkan cepatnya penularan skabies yang terjadi didalam lingkungan

pesantren. Penularan skabies dalam kategori tinggi di dalam masyarakat,

lingkungan keluarga, sekolah-sekolah dalam hal ini termasuk pesantren yang

santrinya terinfeksi skabies. Kerlinger (2003) menyatakan bahwa pengetahuan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

65

yang maksimal dalam waktu singkat sulit terjadi perubahan baik peningkatan

ataupun penurunannya. Banyak faktor yang menjadi alasan diantaranya

masyarakat kesulitan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang sesuatu

setelah informasi utama diperolehnya (Sadulloh, 2003).

Analisis distribusi frekuensi terhadap jenis pertanyaan yang diberikan

menunjukkan bahwa penyebab, tanda dan gejala skabies umumnya tidak diketahui

oleh santri. Pengetahuan ini sebagian besar mereka peroleh dari pengalaman

mengalami baik langsung pada dirinya maupun tidak langsung pada anggota

keluarga atau tetangga. Werner and Bower (1986) menyatakan bahwa penyakit

bila seseorang pernah mengalami penyakit atau sedang menderita, bila ada

informasi yang berkaitan dengan penyakit yang ia derita maka akan lebih tertarik

untuk mendengarkannya. Seperti halnya santri yang memiliki pengalaman

menderita skabies baik diri atau kawannya serta anggota keluarganya memiliki

ketertarikan lebih tinggi dalam mengikuti pendidikan atau penyuluhan yang

disampaikan.

Penyebutan ”kudee buta” dalam bahasa Aceh dipahami santri sebagai

kudis seperti yang dipahami oleh sebagian besar santri. Dalam masyarakat Aceh

sendiri masih sangat awam dengan sebutan kudee buta, karena memang penyakit

ini sudah jarang sekali ditemukan saat ini. Kutu sarcoptes scabeie juga banyak

yang tidak diketahui oleh santri, hal ini disebabkan informasi yang pernah mereka

dapatkan tidak terlalu mendalam.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

66

Cara menghindari penyakit skabies yang efektif untuk menanggulangi

skabies masih banyak kurang dipahami, kebiasaan selama ini mereka hanya

mengobati penderita saja. Mereka juga masih banyak yang menganggap

pengobatan skabies memerlukan karantina. Pencegahan efektif sebaiknya harus

meliputi seluruh anggota keluarga dan untuk pengobatan hanya diperlukan obat

esensial yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih murah (Orkin dan

Maibach, 1997).

Pengetahuan yang bekaitan dengan penyakit skabies di lingkungan

pesantren masih merupakan suatu masalah yang menjadi perhatian khusus dalam

mencegah penyakit skabies. Peningkatan pengetahuan santri dapat dilakukan

secara berjenjang dan bertahap salah satunya dapat dilakukan melalui penyuluhan-

penyuluhan.

5.2. Hubungan Sikap dengan Kejadian Skabies

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan sikap dengan kejadian

skabies. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,479 artinya tidak terdapat

hubungan yang bermakna sikap dengan kejadian skabies. Penelitian berdasarkan

analisis distribusi frekuensi terhadap pernyataan yang diukur dapat dibicarakan

beberapa hal yang berkaitan dengan sikap santri. Sikap baik yang dimiliki santri

antara lain tidak saling menukarkan pakaian dengan penderita skabies dan sikap

untuk menjaga jarak dengan penderita skabies. Kondisi ini dapat dipahami sebagai

bentuk ketakutan mereka dapat ditulari penyakit tersebut, meskipun alasan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

67

tersebut tidak terlalu kuat. Penjelasan yang lebih sederhana dan mudah diterima

(Werner dan Bower, 1986) tentang cara penularan skabies mungkin akan lebih

membantu mengatasi penularan tanpa muncul sikap antipati terhadap penderita.

Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini antara lain, Astuti,

(2002) membuktikan bahwa sikap baik pada anak sekolah dasar untuk mencegah

kecacingan dapat ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan yang ideal.

Santoso, (2002) membuktikan penyuluhan kesehatan mampu meningkatkan sikap

positif penduduk untuk melakukan pencegahan malaria. Sikap positif kader

posyandu untuk melaksanakan tugas pelayanan posyandu dapat ditingkatkan

secara signifikan dengan pendidikan kesehatan menggunakan metode belajar

berbasis masalah dibuktikan oleh Tjahjowati, (2002). Sikap positif untuk

melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue oleh guru UKS dapat

dapat ditingkatkan dengan penyuluhan kesehatan.

Sikap yang terbentuk pada individu selalu didasari pengetahuannya

tentang masalah yang dihadapinya disamping itu terdapat konsistensi antara

pengetahuan dan sikap. Informasi yang telah diperoleh pengungsi telah

membentuk sikap positif mereka dalam menghadapi masalah kesehatan.

Pemilihan promotor kesehatan yang paham dengan masalahnya dan menarik

(Kiesler dan Kiesler, 1969), dalam hal ini dokter Puskesmas dipercaya menjadi

salah satu faktor yang mendukung terjadinya peningkatan sikap santri. Perubahan

sikap santri juga dapat didasari keinginan mereka untuk memperlihatkan identitas

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

68

diri mereka, bahwa mereka memiliki sikap yang lebih baik daripada komunitas

lain untuk menghadapi masalah kesehatan (Azwar, 2003).

Komunikasi yang lebih mudah dilakukan antara sesama santri karena

berada dalam satu kelompok yang mudah dijangkau menyebabkan intensitas

interaksi dan pertukaran informasi diantara mereka lebih tinggi. Komunikasi yang

mudah dipahami dan diterima menurut Azwar (2003) lebih banyak terjadi dari

pertukaran informasi sesama anggota kelompok sehingga mereka cenderung

memiliki sikap yang sama terhadap suatu masalah.

Berdasarkan analisis distribusi frekuensi terhadap pernyataan yang diukur

dapat dibicarakan beberapa hal menarik. Sikap kurang yang dimiliki santri antara

lain menjaga jarak dengan penderita skabies. Kondisi ini dapat dipahami sebagai

bentuk ketakutan mereka dapat ditulari penyakit skabies, meskipun alasan tersebut

tidak terlalu kuat. Penjelasan yang lebih sederhana dan mudah diterima tentang

cara penularan skabies mungkin akan lebih membantu mengatasi penularan tanpa

muncul sikap antipati terhadap penderita.

Santri banyak yang mempunyai anggapan bahwa pencegahan dan

pemberantasan skabies lingkungan perlu diperhatikan juga. Sikap ini tentunya

menyulitkan, karena sikap tersebut menghalangi mereka berpartisipasi dan

berperan secara aktif untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan skabies.

Perlu ditumbuhkan sikap baik bahwa masalah kesehatan di pesantren menjadi

tanggung jawab bersama untuk mengatasinya. Menggali pengalaman pribadi

santri tentang sikapnya terhadap masalah yang pernah dihadapinya, memberi

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

69

contoh sikap orang-orang yang dihormati santri, menyandarkan cara bersikap

pada tuntunan agama atau komunikasi dan informasi dari media massa tentang

masalah yang sedang dihadapi adalah beberapa alternatif untuk menumbuhkan

sikap baik yang bisa ditawarkan kepada santri (Azwar 2003).

5.3. Hubungan Tindakan Kebersihan dengan Kejadian Skabies

Hasil penelitian ini menunjukkan secara statistik adanya pengaruh yang

signifikan antara kebersihan dengan kejadian skabies. Dimana nilai p = 0,000

artinya adanya hubungan yang bermakna tindakan kebersihan dengan kejadian

skabies. Nilai OR didapatkan 6,737 artinya santi yang kebersihanya kurang

mempunyai resiko menderita 6,7 kali dibandingkan dengan santri yang

kebersihannya baik. Kebersihan kurang yang sangat muncul pada santri adalah

mandinya satu (1) kali dalam sehari, sedangkan santri yang tidak menderita

skabies mandinya tiga (3) kali dalam sehari. Kebersihan dalam menggantikan

pakaian pada santri yang menderita skabies satu hari sekali. Santri yang tidak

menderita skabies juga didapatkan persentase tertinggi dalam menggantikan

pakaian 1 kali dalam sehari. Kebersihan santri dalam menggantikan sprei

dilakukan diatas dua minggu sekali. Kebersihan inilah yang menyebabkan santri

lebih mudah terularnya penyakit skabies. Dalam menjemur kasur dilakukan satu

kali dalam sebulan. Penelitian ini dilakukan dengan kasus dan kontrol terhadap

kebersihan persentasenya sama-sama kurang.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

70

Kebersihan diri sangat berkaitan dengan pakaian, tempat tidur yang

mereka gunakan sehari-hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh Irijal, 2004

dikaitkan dengan yang pernah menderita penyakit kulit 51,9% pernah mengalami

karena kurangnya menjaga kebersihan diri. Penyakit kulit yang terjadi disebabkan

pemeriksaan yang dilakukan tidak secara rutin. Penyakit kulit yang diderita

khususnya gatal-gatal. Kebersihan diri perlu dijaga, untuk terhindar dari penyakit

kulit terutama skabies.

Islam sangat memperhatikan umutnya agar selalu menjaga thuharah

(kesucian) dan kebersihan. Maka Islam menganjurkan mereka untuk berwudhuk

ketika hendak shalat. Wudhuk dalam Islam disamping merupakan perintah dalam

ibadah juga merupakan sarana terbaik dalam menjaga kebersihan, bukan hanya

kebersihan diri saja numun juga kebersihan pakaian, atau tempat shalatnya. Selain

wudhuk dan mandi, diantara upaya menjaga kebersihan dalam Islam adalah

bersikat gigi ketika wadhuk (Raqith, 2007).

Berdasarkan tiori dari Ragith tersebut bila telah dijalankan dengan baik

maka santri akan terbebas dari penyakit skabies. Berdasrkan hasil penelitian yang

kebersihan santri yang masih menjadi suatu penyebab terjadinya skabies adalah

kebersihan tempat tidur, dan mencuci pakaian. Bila dilihat fisik santri sudah

bersih namun kebersihan yang dilakukan hanya sebatas pada dirinya sendiri,

belum ada kaitan dengan lingkungan sekitarnya, dalam hal ini tempat tidur, dan

handuk yang digunakan belum begitu bersih.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

71

Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psiskis yang mempunyai

banyak manfaat diantaranya meningkatkan derajat kesehatan seseorang,

memelihara kebersihan diri, mencegah penyakit dan meningkatkan kepercayaan

diri. Penderita dengan kebersihan baik dapat menderita skabies karena skabies

adalah penyakit kulit yang mudah menular sehingga lingkungan tempat tinggal

yang telah terinfeksi kuman skabies dapat menyebabkan seseorang menderita

skabies. Tindakan kebersihan yang kurang baik memudahkan penyebaran skabies.

Kebanyakan kasus-kasus yang terjadi karena adanya kontak personal. Secara

tioritis kaum muda yang tinggal sendirian, mereka kebanyakan terinfeksi penyakit

menular tetapi jika salah satu anggota keluarga tidak terinfeksi, maka yang

lainnya juga akan ikut terinfeksi (Parish, 1997).

5.4. Hubungan Tindakan Kebiasaan dengan Kejadian Skabies

Hasil penelitian yang dilakukan pada tiga pesantren di Kabupaten Aceh

Besar, yang dilakukan melalui uji multivariat maka kebiasaan tidak berhubungan

dengan kejadian skabies. Seseorang dengan kebiasaan baik, namun bila orang lain

yang memiliki kebiasaan kurang, maka untuk terjadinya penularan penyakit

skabies sangat memungkinkan, karena penularan skabies salah satunya dapat

terjadi melalui handuk, pakaian dan tempat tidur. Konsekuensi dari kebiasaan baik

model dapat menerangkan manfaat berperilaku. Perlu adanya santri yang dapat

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

72

menjadi model kebiasaan sehingga dapat dijadikan pengalaman berperilaku oleh

santri yang lain.

Elder, (1993) cit Graeff (1996) yang dikutip dari Notoadmodjo, 2005

menyatakan bahwa kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan dibentuk oleh

kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan sosial maupun fisik. Penghuni

asrama (santri) menganggap bahwa tukar menukar pakaian merupakan hal yang

biasa terjadi dalam lingkungan pesantren. Bilapun mereka tidak meminjamkan

pakaian maupun handuk maka orang lain atau temannya yang akan meminjam

pakaian atau handuk. Terkadang pula mereka mengambil tanpa memberitahukan

pada pemiliknya. Handuk merupakan hal yang sering mereka tukar menukarkan.

Begitu juga dengan kebiasaan mereka dalam menggunakan tempat tidur,

terkadang kawan atau orang yang menderita penyakit skabies tidur ditempat tidur

orang lain yang tidak menderita skabies, dengan kejadian seperti ini maka

penularan skabies dalam lingkungan pesantren sangat cepat. Kurangnya

pengetahuan santri tentang penularan penyakit skabies, maka santri yang

menderita penyakit skabies, kurang memperhatikan penularan terhadap orang lain.

Tana, (2004) juga melaporkan hasil penelitiannya dengan penyuluhan

kesehatan dapat meningkatkan perilaku pekerja menggunakan pelindung telingan

di tempat kerja bising, namun penelitian ini juga tidak melakukan pemantauan

ulang terhadap perubahan perilaku tersebut maka penggunaan alat pelindung diri

tidak digunakan karena kebiasaan mereka, yang sering dilakukan menyababkan

mereka merasa risih bila menggunakan alat pelindung diri. Rahanto, (1997)

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

73

menyatakan perilaku positif untuk peduli terhadap kehamilan pada perempuan

dapat ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan melalui organisasi sosial.

Tindakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh individu-individu

sebaiknya mendapatkan dukungan untuk mengidentifikasikan tingkah laku yang

khusus dan positif sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk memulai

tindakan dan kemudian mengevaluasikan apakah tindakan ini berhubungan

dengan bagaimana mereka ingin bertingkah laku. Kepentingan tujuan mencoba

untuk membedakan tujuan yang penting bagi individu dan sasaran yang penting

bagi orang lain, untuk mencapai suatu tujuan dari tindakan kebiasaan yang sering

dilakukan mereka juga memiliki beberapa rintangan. Rintangan yang dimaksud

antara lain kurangnya pengetahuan dan dibutuhkannya informasi atau fakta-fakta

yang dibutuhkan jika tujuan ingin dicapai.

Rintangan yang ke dua adalah kurangnya kemapuan untuk mengambil

keputusan karena individu sering kali tahu apa yang seharusnya dilakukan tetapi

tidak tahu bagaimana melakukannya. Rintangan yang ketiga adalah kekhawatiran

terhadap risiko yang mungkin ada pada tindakan yang diambil. Beberapa individu

tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya tetapi takut

mengadapi risikonya. Begitu juga dengan kebiasaan santri di pesantren dalam

meminjamkan handuk kepada temannya, bila mereka tidak memberikan maka

individu tersebut merasa kurang berinteraksi atau merasa tidak dimasukkan dalam

kelompokn tersebut (Niven, 2002).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

74

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap sanitasi lingkungan di

tiga pesantren dikategorikan sudah baik, hal ini dapat dilihat dari sarana air bersih

yang digunakan bersumber dari air sumur bor, secara fisik air sudah memenuhi

syarat. Bagitu juga dengan penggunaan jamban yang tersedia setiap bak mandi.

Ketiga pesantren tersebut letaknya berdekatan dengan sungai, maka kebiasaan

dari santri masih menggunakan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci

pakaian.

Bila dilihat dari letak kamar sudah sesuai dengan persyaratan kontruksi

dimana setiap kamar memiliki ventilasi yang mudah masuknya sinar matahari.

Bila dilihat dari kebiasaanya santri dalam menata tempat tidur masih kurang,

dimana sering dijumpai bila salah satunya sprei kotor maka terkadang pula santri

saling menukarkan dengan kawannya. Kebiasaan yang seperti ini masih banyak

dijumpai di lingkungan pesantren. Secara umum hubungan dengan kesehatan

lingkungan sudah baik penataan kamar, air bersih serta jamban sudah memenuhi

syarat kesehatan. Tempat pengambilan air wudhu masih banyak digunakan bak air

yang terbuka hanya beberapa saja yang menggunakan kran air.

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Tabri (2003), bahwa lingkungan

atau perkembangan suatu wilayah dapat mempengaruhi penyebaran penyakit

skabies. Lingkungan yang buruk seperti pada keadaan karena perang

memudahkan infeksi skabies sehingga penderita skabies pada umumnya dicirikan

dengan lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih. Pendapat tersebut

dikaitkan dengan lingkungan yang lembab umumnya dijumpai di negara yang

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

75

beriklim tropis dan subtropis adalah lingkungan yang mempermudah perkembang

biakan skabies, sehingga prevalensi skabies cenderung meningkat di negara

tersebut. Pengetahuan berarti tindakan yang diambil untuk mengetahui sesuatu.

Ketika seseorang telah mengetahui atau mendapatkan informasi mengenai

sesuatu, maka ia akan melaksanakannya (Devita, 2006).

Berdasarkan hasil model regresi yang dilakukan pengetahuan dan

kebersihan mempunyai peran yang besar dalam kejadian penyakit skabies. Kedua

variabel tersebut saling mendukung, dengan pengetahuan yang baik berarti

kebersihan seseorang juga akan baik. Kebersihan dengan kebiasaan bukan tidak

ada kaitan, namun dalam penelitian ini kebiasaan santri dalam pesantren hampir

sama. Kebiasaan yang santri lakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada

didalam pesantren. Jadi kebiasaan santri akan terhalangi oleh adanya suatu aturan.

Misalnya kita lihat dalam hal ini ada aturan yang melarang santri tidur ditempat

tidur orang lain atau tidur dikamar lain.

5.5. Pengetahuan dan Kebersihan dengan Kejadian Skabies

Berdasarkan hasil regresi logistik dalam model multivariat pengetahuan

dan kebersihan merupakan faktor paling dominan terjadinya penyakit skabies.

Hasil hitung terhadap peluang yang terjadinya kejadian skabies semakin baik

pengetahuan maka peluang terhadap kejadian skabies semakin kecil begitu juga

dengan kebersihan semakin bersihnya santri maka peluang untuk terjadinya

skabies semakin kecil. Maka berdasarkan hal tersebut jelaslah pengetahuan dan

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

76

kebersihan sangat menentukan dalam penularan skabies. Dalam kehidupan ini

individu akan bernilai baik (positif) maupun kurang (negatif) disuatu daerah atau

wilayah tertentu. Apabila seseorang keadaannya berada pada daerah positif, maka

berarti ia ditolak dari daerah negatif. Berkaitan dengan pernyataan tersebut maka

santri berada dalam wilayah negatif artinya daerah yang penghuninya banyak

(asrama) yang memudahkan penuluran penyakit skabies. Perbedaan yang terjadi

kelompok kasus dan kelompok kontrol, dimana pada kasus penyebab terjadinya

skabies karena adanya pengaruh garutan. Penularan skabies lebih banyak

disebabkan oleh pakaian, maka dalam mencegah skabies mereka hanya

menghindari untuk tidak meminjamkan pakaian orang lain. Pada kasus

kebanyakan mereka menyatakan penyakit skabies bukan penyakit yang berbahaya

bagi tubuh, dalam memutuska mata rantai penyakit skabies hanya dengan menjaga

jarak dengan penderita saja.

Pada kontrol mereka menyatakan penularan skabies sangat bervariasi

diantaranya tungau skabiei didalam tubuh, dan karena adanya garutan. Cara

terjadinya penularan skabies juga mereka menyatakan melalui pakaian dan kulit

secara keseluruhan mereka dapat menyebutkan penularan secara langsung

maupun secara tidak langsung. Maka disini pentingnya pengetahuan santri dalam

mencegah terjadinya penularan penyakit skabies. Selain pengetahuan dan

kebersihan kemungkinan pengaruh fasilitas yang tersedia juga sangat berpengaru

seperti lemari, jumlah ranjang dalam satu kamar, serta pencahayaan dalam kamar

yang cukup.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

77

Tindakan kebersihan pada kelompok kasus, dalam menggantikan pakaian

mereka hanya melakukan satu kali dalam sehari sedangkan pada kelompok

kontrol mereka sangat bervariasi yaitu tiga kali dan dua kali dalam sehari hanya

sebagian kecil saja yang menyatakan 1 kali sehari. Kebersihan yang paling

menonjol pada kontrol adalah dalam menjemur kasur dan bantal yang hanya

dilakukan sebulan sekali. Sedangkan pada kontrol merekan menjemur kasur dan

bantal 2 minggu sekali. Berdasarkan tindakan kebersihan tersebut maka jelas

adanya perbedaan pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Hasil

penelitian yang didapatkan hal-hal tersebut belum ada tindakan dari santri ini

terlihat bahwa penyakit skabies bukan merupakan penyakit yang menakutkan

dikalangan pesantren. Penyakit skabies yang sering muncul di kalangan santri

sudah merupakan suatu hal yang biasa atau penyakit yang berkelanjutan yang

diwariskan oleh kakak kelasnya. menjaga kebersihan diri sehingga angka

penularan skabies dapat diatasi.

Berdasarkan perbedaan tersebut maka penularan skabies yang terjadi

dilingkungan pesantren sulit diatasi. Penyebabnya semua tergantung pada masing-

masing individu, apalagi penyakit skabies dapat menular secara langsung maupun

tidak langsung. Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati

penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat didalam tindakan tersebut

yakni, kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang

dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya

melawan penyakit.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

78

Berkaitan dengan pengetahuan dan kebersihan sebagaimana salah satu

penyebab munculnya penyakit adalah membiarkan kotoran berserakan dan tidak

menjaga kebersihan. Sebagaimana dalam ajaran Islam mendidik umatnya untuk

hidup bersih, menjauhi kotoran dan barang najis, seperti kencing dan air yang

keruh (tidak mengalir). Diantara penyebab munculnya penyakit adalah

meninggalkan sesuatu yang baik yang dihalalkan oleh Allah. Berdasarkan inilah

kebersihan santri yang sering terabaikan dalam menjaga kebersihan secara

menyeluruh (Raqith, 2007).

Praktik (tindakan) dalam menjaga kesehatan dalam Islam terdapat

beberapa unsur diantaranya :

1. Sesungguhnya aspek kesehatan dalam Islam berkaitan dengan masalah ajaran-

ajaran ritual, hukum-hukum yang ada dalam Islam dan pendidikan. Seperti

wudhuk yang mengandung arti kebersihan, wajib hukumnya untuk

dilaksananakan. Shalat tidak sah bila tidak berwudhuk, anjuran dan larangan

ini bukan hanya merupakan nasehat umum, tetapi merupakan kewajiban yang

benar-benar harus terwujud dalam pelaksanaan.

2. Keistimewaan tentang kesehatan dalam Islam itu meluas dan dirasakan oleh

semua kalangan, baik bagi penduduk kota, desa, pegunungan, tua, muda, kaya,

fakir dan orang yang maju atau terbelakang. Pentingnya unsur kesehatan

berkaitan dengan agama dan keyakinan umat keseluruhan.

3. Keistimewaan tatacara kesehatan dalam Islam berdiri atas dasar tetap dan

benar. Ia tidak pernah berubah dengan berlalunya hari dan tahun. Praktek

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

79

kesehatan dalam Islam tidaklah sama dengan penemuan-penemuan para ahli

yang kadang-kadang mengalami kesalahan.

4. Aturan kesehatan dalam Islam itu mudah dan tidak mengalami kesulitan sebab

syariah Islam berdiri atas dasar kemaslahatan manusia, berdasarkan kekuatan,

kemampuan dan keadaan umatnya.

Pelaksanaan ajaran Islam yang diperintahkan kepada umatnya itu menurut

ukuran kemampuan setiap manusia, sekalipun hal itu bertentangan antara

kesehatan dan ibadah, maka yang didahulukan adalah kesehatannya. Misalnya

orang yang sakit dikepalanya ketika mandi suci dari hadas, dan juga orang yang

tidak mampu berpuasa saat berpergian, maka dibolehkan baginya untuk berbuka

dan menggantikannya dengan hari-hari lain (Raqith, 2007).

Berpijak dari teori tersebut maka pentingnya pengetahuan santri dan

kebersihan untuk mencegah terjadinya penyakit sudah diatur sedemikian rupa.

Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui ceramah ataupun diskusi yang

menyakut dengan mata pelajaran seperti pelajaran akhlak. Peningkatan

pengetahuan juga dapat dilakukan dengan menegur secara tegas atupun

memberikan sangsi yang berat bila mereka melanggar suatu peraturan, sehingga

dengan adanya suatu kesadaran maka peningkatan pengetahuan akan dilakukan

oleh santri ingin mencari tahu tentang apa yang dilarang dapat terjawab, maka

dengan sendirinya pengetahuan santri akan meningkat.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

80

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Adanya hubungan pengetahuan santri dengan kejadian penyakit skabies.

b. Tidak ada hubungan sikap santri dengan kejadian penyakit skabies.

c. Adanya hubungan kebersihan santri dengan kejadian penyakit skabies.

d. Tidak ada hubungan kebiasaan santri dengan kejadian penyakit skabies.

6.2. Saran

a. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar

1. Untuk mengatasi kejadian skabies dilingkungan santri, dapat meningkatkan

pengetahuan santri dengan memberikan pendidikan kesehatan, sehingga dapat

diharapkan :

a) Santri dapat menghilangkan anggapan bahwa skabies adalah penyakit para

santri.

b) Dapat melatih guru atau ustad/ustazah yang terlibat dalam Unit Kesehatan

Sekolah, sehingga mereka lebih mudah dalam mengarahkan santri dalam

mencegah penyakit skabies.

2. Dapat menghidupkan kembali Pusat pelayanan kesehatan pesantren

(Poskestren).

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

79

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

81

b. Pengelola pesantren

1) Melarang santri saling tukar menukarkan pakaian, tempat tidur agar

penularan penyakit skabies tidak terjadi.

2) Melakukan pengobatan massal guna untuk memutuskan mata rantai

penyakit skabies.

3) Dapat meningkatkan mutu lingkungannya antara lain dengan kerja bakti

tiap hari tertentu, atau diadakanya lomba kebersihan antar kamar (bilik),

serta menganjurkan santri untuk menjemur kasur dan bantal setiap

minggu.

4) Menyediakan fasilitas yang cukup seperti tempat menyimpan pakaian,

serta tempat menjemur jemuran.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

82

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, I., 1998. Besar Sampel dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan,

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Astuti, 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Murid SD dalam

Penaggulangan Kecacingan, Skripsi, Unmuha Banda Aceh. Azwar, A., 2000. Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta. ________, 2003. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan, Jakarta : Rineka

Cipta. Azwar, S., 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka

Pelajar Dariansyah, F., 2006. Tinjauan Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan

Kejadian Penyakit Skabies Di Pesantren Oemar Diyan, Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Skripsi

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Pedoman Umum Pelaksanaan

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Melalui Pendekatan PKMD, Jakarta.

______, 2002, Metode Penyuluhan, PPLP, Jakarta ______, 2004. Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta Devita, R., 2006. Gambaran Karekteristik Penderita Skabies Yang Berobat jalan

Di Puskesmas Darul Aman Kabupaten Aceh Timur, Langsa. Dinas Kesehatan Provinsi NAD., 2005. Program Pemberantasan Penyakit

Menular, Banda Aceh. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, 2005. Profil Kesehatan, Jantho _____, 2006. Laporan Tahunan, P2P, Jantho Djuanda, A., Hamzah M., Aisah S., 2006. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

81

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

83

Ginanjar, G., 2006. Klinika Skabies, http : //mail. yahoo. com Harahap, M., 2000. Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta : Hipokrates Hastono, P. S., 2001. Analisis Data, Jakarta : FKM UI Irijal, 2004. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sanitasi Dasar di Pesantren,

Banda Aceh, Skripsi : FKM Unmuha Kandun, N., 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Jakarta Lemeshow, S., Hosmer. Jr., Klar.J., Lwenga SK., 1997. Besar sample dalam

Penelitian Kesehatan, (Terjemahan Pramono. D), Yogjakarta : UGM Press. Majalah Ilmiah Resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Indonesia (PERDOKSI), 2001, Jakarta : Sari Pustaka. Mantra, S., 1997. Pendidikan dan Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Medicastore, 2007. Kelainan Kulit, [email protected]. Medicastore.com Niven, N., 2002. Psiskologi Kesehatan, Jakarta : EGC Notoadmodjo, S. ; Damayanti ; Hasan, 2005 Tiori Aplikasi Promosi Kesehatan,

Jakarta : Rineka Cipta. ______, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta. Orkin, M.; Maibach. H.; Parish, C.L.; Mellanby, 1997. Scabies and Pediculosis,

J.B. Lippincott Company. Rahanto, W., 1997. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pekerja dalam

Menggunakan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Tekmako, Skripsi, UGM Ruteng, 2007. Penderita Skabies, http://www.pii Raqith, H., 2007. Hidup Sehat Cara Islam, Bandung : Marja Sastroasmoro, S., Ismael. S., 2000. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia, Jakarta : Binarupa Aksara.

Sadulloh, 2003. Pentingnya Informasi, Media Indonesia, Jakarta.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

84

Sungkar, S., 2001. Skabies, Jakarta : IDI. Susanto, 2002. Media Efektif dalam Penyuluhan, Jakarta, Bina Rupa Sugiharto, 2003. Pentingnya penyuluhan dalam Penanggulangan Penyakit

Menular, Jakarta, IDI Suskamdani, 1995. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tentang Pencegahan

Penyakit, EGC. Parish, 1997. Diseases Of the Skin Clinical Dermatology London, W. B. Saunders

Company Pukesmas Pembantu, Lamkareng, 2007. Laporan Bulanan, Jantho Prabu, B.D.R., 1996. Penyakit-Penyakit Infeksi Umum, Jakarta : Widya Medika. Tabri, S., 2003. Pengaruh Lingkungan Terharhadap Perkembangan Penyakit

Menular, Skripsi, Unmuha, Banda Aceh Taufik, M., 2006, Analisi Terhadap Penykit Skabies pada Barak Hunian

Sementara di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006. Tesis, Yogjakarta : UGM Tana, SP., 2004. Pengaruh Penggunaan Media Komunikasi dengan Menggunakan

Alat Peraga, Skripsi, Unmuha Banda Aceh. Tjahjowati, 2002. Peran Guru dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah,

Bandung Werner & Bower, 1986. Dermato Venereologica Indonesia, Jakarta : Artikel. Wortonah, 2003. Kesehatan Keluarga dan lingkungan, Bandung : Kanisius

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

85Lampiran 1

INFORMED CONSENT PENELITIAN Perihal : Pemberian informasi dan persetujuan

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakan penelitian dengan judul Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Pesantren Di Kabupaten

Aceh Besar, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

studi Administrasi Kebijakan Kesehatan konsentrasi Epidemiologi, saya

menyampaikan surat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang gambaran

perilaku santri yang berkaitan dengan penyakit skabies. Hasil penelitian ini dapat

memberikan gambaran tentang cara pencegahan penyakit skabies di lingkungan

pesantren.

Sasaran dalam penelitian ini adalah santri yang menderita penyakit

skabies. Oleh karena itu guna untuk terlaksananya penelitian ini saya bersedia

untuk menjadi peserta dalam penelitian ini dengan memberikan informasi yang

berkaitan dengan penyakit skabies. Penelitian ini hanya semata-mata untuk

kepetingan pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Demikianlah surat pernyataan ini dibuat.

Hormat, Saya (__________________)

84

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

86

KUISIONER

A. Data umum No :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pesantren :

Responden : (Kasus/Kontrol) ***coret yang tidak perlu***

B. Data khusus I. Pengetahuan 1. Apakah anda pernah mendengar penyakit skabies ?

a. Pernah b. Tidak

2. Jika ‘pernah’ apa penyebabnya ? a. Adanya tungau sarcoptes scabiei b. Karena kuman c. Pengaruh dari garutan

3. Apa saja tanda-tanda penyakit skabies ? a. Bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan dan bernanah b. Gatal pada malam hari dan terasa panas

JUDUL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT

SKABIES PADA PESANTREN DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007

Lampiran 2

c. Timbulnya nanah

4. Bagian tubuh mana saja penyakit skabies timbul ? a. Sela jari, ketiak, pinggang, alat kelamin, siku dan depan pegelangan b. Bagian yang sering tertutup c. Kebanyakan bagian kelamin

85

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

87

5. Bagaimana cara penularan penyakit skabies ? a. Kontak kulit dengan kulit dan melalui pakaian, handuk, sprei dan peralatan

lain yang digunakan oleh si penderita b. Hanya melalui kulit saja c. Hanya melalui pakaian dan tempat tidur saja

6. Siapa saja yang dapat menderita penyakit skabies ? a. Semua golongan umur, namun lebih sering pada usia remaja b. Pada golongan umur remaja saja c. Hanya pada golongan umur tertentu saja

7. Apakah dengan saling menukar pakaian dengan penderita dapat menular penyakit skabies ? a. Ya dapat menular b. Bila daya tahan tubuh kuat tidak c. Tidak menular

8. Apakah penyakit skabies merupakan penyakit berbahaya bagi kesehatan kulit

a. Ya b. Tidak

9. Apakah penderita penyakit skabies perlu dikarantinakan (dipisahkan)?

a. Tidak, hanya perlu dilakukan pengobatan secara teratur b. Hanya menjaga jarak saja dengan penderita c. Perlu, dikarantinakan

10. Apa yang dilakukan untuk memutuskan mata rantai penyakit skabies ?

a. Disinfeksi serentak pada pakaian, sprei dan pengobatan serentak b. Menjaga jarak dengan orang lain bila menderita scabies c. Cukup melakukan pengobatan secara teratur

11. Apakah dengan menjemur kasur dan bantal dapat menghindari penyakit

skabies ? a. Dapat b. Tidak

12. Bagaimana cara menghindari penyakit skabies ?

a. Mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sambun dan menjaga kontak langsung dengan penderita

b. Cukup mandi 2 kali sehari dan menaga kebersihan pakaian c. Menjaga pakaian, handuk dan tempat tidur agar terkontaminasi dengan

penderita skabies

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

88

II. Sikap

No Pernyataan SS S KS

1 Kasur dan bantal perlu dijemur tiap minggu

2 Penyakit skabies harus diwaspadai walaupun tidak membawa kematian

3 Penderita skabies perlu dilakukan karantina atau pemisahan

4 Tidak saling menukarkan pakaian, handuk dan tempat tidur

5 Penderita skabies tidak perlu dijauhi

6 Kebersihan diri sangat perlu dijaga agar terbebas dari penyakit skabies

7 Menjaga jarak dengan penderita skabies sangat perlu dilakukan

8 Penyakit skabies dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri

9 Bila ditemukan kasus penyakit skabies, harus segera mungkin dilakukan pengobatan untuk mencegah penularan

10 Selain kebersihan diri kebersihan lingkungan juga sangat perlu diperhatikan untuk terhindar dari penyakit skabies

III. Tindakan

Kebersihan diri 1. Berapa kali anda menggantikan pakaian dalam satu hari

2. Berapa kali dalam satu hari anda mandi

3. Bila anda mencuci handuk berapa lama jaraknya ?

a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali

a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali

a. Tiap minggu b. 2 minggu sekali c. > 2 minggu

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

89

4. Berapa lama jarak anda menganti sprei ?

5. Berapa lama jarak anda menganti sarung bantal ?

6. Berapa lama jarak anda menjemur kasur ?

7. Berapa lama jarak anda menjemur bantal ?

a. < 1 minggu b. 2 minggu sekali c. > 2 minggu

a. Tiap minggu b. 2 minggu sekali c. > 2 minggu

a. Teratur tiap

minggu b. 2 minggu sekali c. 1 bulan sekali

a. Teratur tiap

minggu b. 2 minggu sekali c. 1 bulan sekali

Kebiasaan 8. Apakah anda sering pinjam handuk kawan ?

9. Apakah handuk anda dipinjam kawan ?

10. Apakah anda sering menukar pakaian sesama teman ?

11. Apakah kawan anda sering meminjam baju anda ?

12. Apakah anda sering tidur ditempat tidur orang lain ?

13. Apakah kawan sering tidur ditempat tidur anda ?

14. Apakah handuk setelah anda gunakan dijemur

a. Tidak b. Jarang c. Sering a. Tidak b. Sering c. Jarang a. Tidak b. Jarang c. Sering a. Tidak b. Jarang c. Sering

a. Tidak b. Jarang c. Sering a. Tidak b. Jarang c. Sering a. Sering b. Jarang c. Tidak

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

90Lampiran 3

TABEL SKOR

Bobot/skor No Variabel No urut pertanyaan a b c Rentang

1 3 0 2 3 2 1 3 3 2 1 4 3 2 1 5 3 2 1 6 3 2 1 7 3 2 1 8 3 0 9 3 2 1 10 3 2 1 11 3 0

1 Pengetahuan

12 3 2 1

- Baik : Jika nilai skor ≥ 75% (>27) - Sedang : Jika nilai skor 40-75% (15-26) - Kurang : Jika nilai skor <40% (<14)

1 3 2 1 2 3 2 1 3 1 2 3 4 3 2 1 5 3 2 1 6 3 2 1 7 1 2 3 8 3 2 1 9 3 2 1

2 Sikap

10 3 2 1

- Baik : Jika nilai skor ≥ 75% (>22) - Sedang : Jika nilai skor 40-75% (13-21) - Kurang : Jika nilai skor <40% (<12)

1 3 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 4 3 2 1 5 3 2 1 6 3 2 1

3 Tindakan kebersihan diri

7 3 2 1

- Baik : Jika nilai skor ≥ 75% (>16) - Sedang : Jika nilai skor 40-75% (9-15) - Kurang : Jika nilai skor <40% (<8)

8 3 2 1 9 3 2 1 10 3 2 1 11 3 2 1 12 3 2 1 13 3 2 1

4 Tindakan kebiasaan

14 3 2 1

- Baik : Jika nilai skor ≥ 75% (>16) - Sedang : Jika nilai skor 40-75% (9-15) - Kurang : Jika nilai skor <40% (<8)

89

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

91Lampiran 4

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Kuesioner Pengetahuan Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.904 12 Item Statistics Mean Std. Deviation N tahu1 .67 .479 30tahu2 2.00 .830 30tahu3 1.97 .615 30tahu4 .67 .479 30tahu5 2.03 .615 30tahu6 2.10 .548 30tahu7 2.63 .615 30tahu8 2.20 .664 30tahu9 2.10 .666 30tahu10 2.16 .668 30tahu11 2.10 .662 30tahu12 1.97 .615 30

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008 90

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

92

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

tahu1 17.67 17.402 .736 .892tahu2 16.33 14.368 .876 .878tahu3 16.37 16.792 .676 .893tahu4 17.67 16.782 .907 .883tahu5 16.30 17.045 .621 .896tahu6 16.23 17.633 .574 .899tahu7 15.70 18.010 .419 .909tahu8 16.32 17.422 .438 .902tahu9 16.22 16.288 .588 .892tahu10 16.13 16.878 .596 .898tahu11 16.23 16.875 .600 .898tahu12 16.37 16.654 .706 .891

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.33 20.575 4.536 12 2. Kuesioner Sikap Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.895 10

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

93

Item Statistics Mean Std. Deviation N sikap1 2.13 .629 30sikap2 2.07 .691 30sikap3 2.10 .662 30sikap4 1.93 .691 30sikap5 2.07 .691 30sikap6 2.00 .643 30sikap7 2.10 .712 30sikap8 2.10 .712 30sikap9 2.10 .607 30sikap10 2.03 .556 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

sikap1 18.50 18.879 .581 .888sikap2 18.57 18.116 .655 .883sikap3 18.53 18.395 .637 .884sikap4 18.70 18.217 .636 .884sikap5 18.57 17.702 .733 .877sikap6 18.63 18.240 .690 .881sikap7 18.53 17.982 .656 .883sikap8 18.53 18.120 .630 .885sikap9 18.53 18.947 .592 .887sikap10 18.60 19.352 .570 .889

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.63 22.447 4.738 10

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

94

3. Kuesioner tindakan kebersihan Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.780 7 Item Statistics

Mean Std. Deviation N bersih1 .67 .479 30bersih2 2.07 .640 30bersih3 .63 .490 30bersih4 .67 .479 30bersih5 .33 .479 30bersih6 2.00 .743 30bersih7 2.07 .740 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

bersih1 7.77 5.978 .490 .757bersih2 6.37 5.413 .516 .750bersih3 7.80 5.959 .484 .757bersih4 7.77 6.254 .364 .776bersih5 8.10 6.093 .437 .765bersih6 6.43 4.737 .640 .722bersih7 6.37 4.792 .623 .727

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 8.43 7.357 2.712 7

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

95

4. Kuesioner tindakan kebiasaan Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 30 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.780 7 Item Statistics Mean Std. Deviation N biasa1 1.90 .403 30biasa2 2.13 .819 30biasa3 2.83 .461 30biasa4 2.80 .551 30biasa5 .90 .305 30biasa6 .87 .346 30biasa7 2.30 .952 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

biasa1 11.83 6.075 .608 .744biasa2 11.60 5.007 .482 .769biasa3 10.90 5.748 .671 .729biasa4 10.93 5.375 .691 .717biasa5 12.83 6.420 .602 .756biasa6 12.87 6.051 .749 .734biasa7 11.43 5.013 .357 .826

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 13.73 7.444 2.728 7

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

96Lampiran 5

PESANTREN * SKABIES Crosstabulation

SKABIES Total

kontrol kasus kontrol Count 42 42 84OEMARDIYAN % within SKABIES 54.5% 54.5% 54.5%Count 16 16 32AL-FALAH % within SKABIES 20.8% 20.8% 20.8%Count 19 19 38

PESANTREN

ULUMUL % within SKABIES 24.7% 24.7% 24.7%Count 77 77 154Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

UMUR * SKABIES Crosstabulation

SKABIES Total

kontrol kasus kontrol Count 12 12 24 14 TAHUN % within SKABIES 15.6% 15.6% 15.6% Count 14 14 28 15 TAHUN % within SKABIES 18.2% 18.2% 18.2% Count 16 16 32 16 TAHUN % within SKABIES 20.8% 20.8% 20.8% Count 12 12 24 17 TAHUN % within SKABIES 15.6% 15.6% 15.6% Count 16 16 32 18 TAHUN % within SKABIES 20.8% 20.8% 20.8% Count 7 7 14

UMUR

19 TAHUN % within SKABIES 9.1% 9.1% 9.1% Count 77 77 154 Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

J.KELAMIN * SKABIES Crosstabulation

SKABIES Total

kontrol kasus kontrol Count 28 28 56 laki-laki % within SKABIES 36.4% 36.4% 36.4% Count 49 49 98

J.KELAMIN

perempuan % within SKABIES 63.6% 63.6% 63.6% Count 77 77 154 Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

95

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

97

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent PENGETAHUANKEL * SKABIES 154 100.0% 0 .0% 154 100.0%

SIKAPKEL * SKABIES 154 100.0% 0 .0% 154 100.0%BERSIHKEL * SKABIES 154 100.0% 0 .0% 154 100.0%KEBIASAANKEL * SKABIES 154 100.0% 0 .0% 154 100.0%

PENGETAHUANKEL * SKABIES Crosstab

SKABIES kontrol kasus

Total

Count 35 16 51BAIK % within SKABIES 45.5% 20.8% 33.1%Count 28 14 42SEDANG % within SKABIES 36.4% 18.2% 27.3%Count 14 47 61

PENGETAHUANKEL

KURANG % within SKABIES 18.2% 61.0% 39.6%Count 77 77 154Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 29.598(a) 2 .000Likelihood Ratio 30.854 2 .000Linear-by-Linear Association 24.126 1 .000

N of Valid Cases 154

a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.00.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

98

SIKAPKEL * SKABIES Crosstab

SKABIES kontrol kasus

Total

Count 24 25 49 BAIK % within SKABIES 31.2% 32.5% 31.8% Count 43 37 80 SEDANG % within SKABIES 55.8% 48.1% 51.9% Count 10 15 25

SIKAPKEL

KURANG % within SKABIES 13.0% 19.5% 16.2% Count 77 77 154 Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 1.470(a) 2 .479Likelihood Ratio 1.478 2 .478Linear-by-Linear Association .226 1 .634

N of Valid Cases 154 a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.

BERSIHKEL * SKABIES Crosstab

SKABIES kontrol kasus

Total

Count 29 11 40 BAIK % within SKABIES 37.7% 14.3% 26.0% Count 30 20 50 SEDANG % within SKABIES 39.0% 26.0% 32.5% Count 18 46 64

BERSIHKEL

KURANG % within SKABIES 23.4% 59.7% 41.6% Count 77 77 154 Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

99

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 22.350(a) 2 .000Likelihood Ratio 23.086 2 .000Linear-by-Linear Association 20.968 1 .000

N of Valid Cases 154

a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00.

KEBIASAANKEL * SKABIES Crosstab

SKABIES kontrol kasus

Total

Count 25 15 40BAIK % within SKABIES 32.5% 19.5% 26.0%Count 27 21 48SEDANG % within SKABIES 35.1% 27.3% 31.2%Count 25 41 66

KEBIASAANKEL

KURANG % within SKABIES 32.5% 53.2% 42.9%Count 77 77 154Total % within SKABIES 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square 7.129(a) 2 .028Likelihood Ratio 7.196 2 .027Linear-by-Linear Association 6.610 1 .010

N of Valid Cases 154 a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.00. LOGISTIC REGRESSION VARIABLES SKABIES /METHOD = ENTER KTRTAHU /CONTRAST (KTRTAHU)=Indicator /PRINT = CI(95) /CRITERIA = PIN(.05) POUT(.10) ITERATE(20) CUT(.5) .

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

100Lampiran 6

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

101

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

102

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

103Lampiran 7

UJI REGRESI LOGISTIK

Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent

Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Categorical Variables Codings Frequency Parameter coding

(1) (2) KTRTAHU kurang 61 1.000 sedang 42 .000 baik 51 .000

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008 102

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

104

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRTAHU 29.598 2 .000 KTRTAHU(1) 29.562 1 .000

Variables

KTRTAHU(2) 6.417 1 .011

Step 0

Overall Statistics 29.598 2 .000

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 30.854 2 .000Block 30.854 2 .000

Step 1

Model 30.854 2 .000 Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 182.635(a) .182 .242a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 63 14 81.8 kasus 30 47 61.0 Overall Percentage 71.4

a The cut value is .500 Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower Upper Step 1(a)

KTRTAHU 26.905 2 .000

KTRTAHU(1) 1.994 .429 21.632 1 .000 7.344 3.170 17.015

KTRTAHU(2) .090 .445 .041 1 .840 1.094 .457 2.617

Constant -.783 .302 6.728 1 .009 .457 a Variable(s) entered on step 1: KTRTAHU.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

105

Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent

Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Categorical Variables Codings Frequency Parameter coding

(1) (2) (1) KTRSIKAP kurang 25 1.000 .000 sedang 80 .000 1.000 baik 49 .000 .000

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

106

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRSIKAP 1.470 2 .479 KTRSIKAP(1) 1.194 1 .275

Variables

KTRSIKAP(2) .936 1 .333

Step 0

Overall Statistics 1.470 2 .479

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1.478 2 .478Block 1.478 2 .478

Step 1

Model 1.478 2 .478 Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 212.012(a) .010 .013a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 43 34 55.8 kasus 37 40 51.9 Overall Percentage 53.9

a The cut value is .500

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

107

Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower

UpperStep 1(a)

KTRSIKAP 1.456 2 .483

KTRSIKAP(1) .365 .498 .535 1 .464 1.440 .542 3.824 KTRSIKAP(2) -.191 .363 .277 1 .599 .826 .405 1.683 Constant .041 .286 .020 1 .886 1.042

a Variable(s) entered on step 1: KTRSIKAP.

Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent

Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Categorical Variables Codings Frequency Parameter coding

(1) (2) (1) KTRBERSIH kurang 64 1.000 .000 sedang 50 .000 1.000 baik 40 .000 .000

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

108

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRBERSIH 22.350 2 .000 KTRBERSIH(1) 20.961 1 .000

Variables

KTRBERSIH(2) 2.962 1 .085

Step 0

Overall Statistics 22.350 2 .000

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 23.086 2 .000Block 23.086 2 .000

Step 1

Model 23.086 2 .000 Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 190.403(a) .139 .186a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

109

Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 59 18 76.6 kasus 31 46 59.7 Overall Percentage 68.2

a The cut value is .500 Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower

a Variable(s) entered on step 1: KTRBERSIH.

Upper Step 1(a)

KTRBERSIH 20.850 2 .000

KTRBERSIH(1) 1.908 .450 17.955 1 .000 6.737 2.788 16.282 KTRBERSIH(2) .564 .457 1.524 1 .217 1.758 .718 4.303 Constant -.969 .354 7.494 1 .006 .379

Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent

Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

110

Categorical Variables Codings Frequency Parameter coding

(1) (2) KTRBIASA kurang 66 1.000 sedang 48 .000 baik 40 .000

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRBIASA 7.129 2 .028 KTRBIASA(1) 6.788 1 .009

Variables

KTRBIASA(2) 1.090 1 .297

Step 0

Overall Statistics 7.129 2 .028

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 7.196 2 .027 Block 7.196 2 .027

Step 1

Model 7.196 2 .027

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

111

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 206.293(a) .046 .061a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 52 25 67.5 kasus 36 41 53.2 Overall Percentage 60.4

a The cut value is .500 Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower UpperStep 1(a)

KTRBIASA 6.993 2 .030

KTRBIASA(1) 1.006 .414 5.911 1 .015 2.733 1.215 6.148 KTRBIASA(2) .260 .437 .352 1 .553 1.296 .550 3.055 Constant -.511 .327 2.446 1 .118 .600 a Variable(s) entered on step 1: KTRBIASA.

Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Cases(a) N Percent Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

112

Categorical Variables Codings Frequency Parameter coding

(1) (2) KTRTAHU kurang 61 1.000 sedang 42 .000 baik 51 .000

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRTAHU 29.598 2 .000 KTRTAHU(1) 29.562 1 .000 KTRTAHU(2) 6.417 1 .011 KTRBERSIH 21.105 1 .000

Variables

KTRBIASA 6.653 1 .010

Step 0

Overall Statistics 41.113 4 .000

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 45.093 4 .000Block 45.093 4 .000

Step 1

Model 45.093 4 .000

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

113

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 168.396(a) .254 .338a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 49 28 63.6 kasus 14 63 81.8 Overall Percentage 72.7

a The cut value is .500 Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower

Upper Step 1(a)

KTRTAHU 20.836 2 .000

KTRTAHU(1) 1.808 .450 16.103 1 .000 6.096 2.521 14.739 KTRTAHU(2) .012 .472 .001 1 .980 1.012 .401 2.553 KTRBERSIH -.860 .280 9.408 1 .002 .423 .244 .733 KTRBIASA -.046 .275 .028 1 .867 .955 .557 1.636 Constant .969 .612 2.507 1 .113 2.635

a Variable(s) entered on step 1: KTRTAHU, KTRBERSIH, KTRBIASA.

Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent

Included in Analysis 154 100.0Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 154 100.0Unselected Cases 0 .0Total 154 100.0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

114

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value kontrol 0kasus 1

Categorical Variables Codings

Frequency Parameter coding

(1) (2) KTRBERSIH kurang 64 1.000

sedang 50 .000 baik 40 .000

KTRTAHU kurang 61 1.000 sedang 42 .000 baik 51 .000

Block 0: Beginning Block Classification Table(a,b)

Predicted SKABIES

Observed kontrol kasus

Percentage Correct

Step 0 SKABIES kontrol 0 77 .0 kasus 0 77 100.0 Overall Percentage 50.0

a Constant is included in the model. b The cut value is .500 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant .000 .161 .000 1 1.000 1.000

Variables not in the Equation Score df Sig.

KTRTAHU 29.598 2 .000 KTRTAHU(1) 29.562 1 .000 KTRTAHU(2) 6.417 1 .011 KTRBERSIH 22.350 2 .000 KTRBERSIH(1) 20.961 1 .000

Variables

KTRBERSIH(2) 2.962 1 .085

Step 0

Overall Statistics 42.434 4 .000

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf · 1.5. Manfaat Penelitian ... Arthropoda, Kelas . Arachnida, Ordo Ackari,

115

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 46.661 4 .000Block 46.661 4 .000

Step 1

Model 46.661 4 .000 Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 166.829(a) .261 .349a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than 001. Classification Table(a)

Observed Predicted

SKABIES

kontrol kasus Percentage

Correct

Step 1 SKABIES kontrol 49 28 63.6 kasus 13 64 83.1 Overall Percentage 73.4

a The cut value is .500 Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Lower

a Variable(s) entered on step 1: KTRTAHU, KTRBERSIH

Upper Step 1(a)

KTRTAHU 21.180 2 .000

KTRTAHU(1) 1.846 .454 16.521 1 .000 6.336 2.601 15.434 KTRTAHU(2) .021 .474 .002 1 .965 1.021 .403 2.583 KTRBERSIH 14.805 2 .001 KTRBERSIH(1) 1.664 .486 11.708 1 .001 5.280 2.036 13.695 KTRBERSIH(2) .326 .499 .427 1 .514 1.386 .521 3.687 Constant -1.495 .452 10.932 1 .001 .224

Muzakir : Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Pesantren di Kabupaten..., 2008 USU e-Repository © 2008