FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN...

7
FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143, email : [email protected]. !3Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143 ABSTRACT Maternal mortality in of Yogyakarta in 2013 caused by bleeding ( 33 % ). Bleeding post delivery piece is the most primary of obstetric haemorrhage as the cause of maternal death. Risk factors of bleeding post delivery primer i.e. age, parity, anemia, medical disease, induction of iabor. childbirth, episiotomy, duration and amniotic rupture early. There has been increasing bleeding scene in the aftermath of a primary in childbirth rsud wonosari. This research aims to get information about the risk of bleeding after a primary in childbirth rsud wonosari year 2014. This research descriptive research by adopting both cross sectionai. The population in this research is 47 mother who experienced postpartum hemorrhage after a primary in childbirth rsud wonosari 2014 as from 1 january 2014 to 31 december 2014. An instrument used in this research is check list. Data analysis univariabel displayed in a frequency distribution and the percentage of. Hasil penelitian faktorrisiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014 adalah paritas pada multipara (64%), dan metode persalinan pervaginam (87,2%). Bleeding after childbirth primary occurred on the not with risk factors , which is aged 20-35 year (78.8 %) , not anemia (81%) , there is no medical disease (79%), not with induction (70, 2%), the duration of normal delivery (38%), not episiotomi (85,1%) , and no amniotic broke early (85,1%) . Keywords: the risk factor, bleeding afterchildbirth primary. INTISARI Kematian ibu di DIY pada tahun 2013 disebabkan karena perdarahan (33%). Perdarahan pasca persalinan primer merupakan bagian terbanyak dari perdarahan obstetrik sebagai penyebab kematian maternal. Faktor risiko perdarahan pasca persalinan primer yaitu umur, paritas, anemia, penyakit medis, induksi persalinan, durasi persalinan, episiotomi, dan ketuban pecah dini. Terdapat peningkatan kejadian perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor risiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014.Penelitian ini penelitian deskriptif dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 47 ibu nifas yang mengalami perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014 terhitung dari 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list. Analisis data univariabel ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian faktor risiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014 adalah paritas pada multipara (64%), dan metode persalinan pervaginam (87,2%). Perdarahan pasca persalinan primer terjadi pada ibu tidak dengan faktor risiko, yaitu umur 20-35 tahun (78,8%), tidak anemia (81%), tidak ada penyakit medis (79%), tidak dengan induksi (70,2%), durasi persalinan normal (38%), tidak episiotomi (85,1%), dan tidak ketuban pecah dini (85,1%). Kata kunci: faktor risiko, perdarahan pasca persalinan primer. 68

Transcript of FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN...

Page 1: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER

Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3

'Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143, email : [email protected].

!3Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143

ABSTRACT

Maternal mortality in of Yogyakarta in 2013 caused by bleeding ( 33 % ). Bleeding post delivery piece is the most primary of obstetrichaemorrhage as the cause of maternal death. Risk factors of bleeding post delivery primer i.e. age, parity, anemia, medical disease,induction of iabor. childbirth, episiotomy, duration and amniotic rupture early. There has been increasing bleeding scene in theaftermath of a primary in childbirth rsud wonosari. This research aims to get information about the risk of bleeding after a primary inchildbirth rsud wonosari year 2014. This research descriptive research by adopting both cross sectionai. The population in thisresearch is 47 mother who experienced postpartum hemorrhage after a primary in childbirth rsud wonosari 2014 as from 1 january2014 to 31 december 2014. An instrument used in this research is check list. Data analysis univariabel displayed in a frequencydistribution and the percentage of. Hasil penelitian faktorrisiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014adalah paritas pada multipara (64%), dan metode persalinan pervaginam (87,2%). Bleeding after childbirth primary occurred on thenot with risk factors , which is aged 20-35 year (78.8 %) , not anemia (81%) , there is no medical disease (79%), not with induction(70,2%), the duration of normal delivery (38%), not episiotomi (85,1%) , and no amniotic broke early (85,1%) .Keywords: the risk factor, bleeding afterchildbirth primary.

INTISARI

Kematian ibu di DIY pada tahun 2013 disebabkan karena perdarahan (33%). Perdarahan pasca persalinan primer merupakanbagian terbanyak dari perdarahan obstetrik sebagai penyebab kematian maternal. Faktor risiko perdarahan pasca persalinanprimer yaitu umur, paritas, anemia, penyakit medis, induksi persalinan, durasi persalinan, episiotomi, dan ketuban pecah dini.Terdapat peningkatan kejadian perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari. Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan informasi tentang faktor risiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014.Penelitian inipenelitian deskriptif dengan menggunakanpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 47 ibu nifas yangmengalami perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014 terhitung dari 1 Januari 2014 hingga 31 Desember2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list. Analisis data univariabel ditampilkan dalam distribusifrekuensi dan persentase. Hasil penelitian faktor risiko perdarahan pasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun 2014 adalahparitas pada multipara (64%), dan metode persalinan pervaginam (87,2%). Perdarahan pasca persalinan primer terjadi pada ibutidak dengan faktor risiko, yaitu umur 20-35 tahun (78,8%), tidak anemia (81%), tidak ada penyakit medis (79%), tidak denganinduksi (70,2%), durasi persalinan normal (38%), tidak episiotomi (85,1%), dan tidak ketuban pecah dini (85,1%).

Kata kunci: faktor risiko, perdarahan pasca persalinan primer.

68

Page 2: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

Ningsih, Sujiyatini, Zein, Faktor Risiko Perdarahan Pasca Persalinan Primer..

PENDAHULUAN Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)melaporkan data dalam Rekap Tahunan MorbiditasRawat Inap pada tahun 2013, jumlah kejadianperdarahan pasca persalinan dari kabupaten di DIYyaitu: Kota Yogyakarta 1,58%, Kabupaten GunungKidul 11,04%, Kabupaten Bantul 1,19%, danKabupaten Sleman 1,96%.Kejadian perdarahanpasca persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Wonosarimeningkatyaitupada tahun 2009sebanyak 6,51%, tahun 2010 sebanyak 7,21%, dantahun 2011 sebanyak 9,66%.2

RSUD Wonosari merupakan satu-satunyarumah sakit rujukan yang ada di kabupaten GunungKidul, daerah Gunung Kidul merupakan wilayahpegunungan, dan untuk mencapai rumah sakit dikota Yogyakarta membutuhkan waktu yang lamaserta dengan kondisi jalan yang kurang baiksehingga RSUD Wonosari harus memberikanpelayananrujukan yang tepat.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarikuntuk mengadakan penelitian tentang faktor risikoperdarahan pasca persalinan primer di RumahSakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, GunungKidul.

The Millenium Development Goals (MDGs)dicetuskan dengan tujuan yang kelima yaitumeningkatkan kesehatan ibu. Daiam MDGs poinkelima ini, target yang akan dicapai sampai tahun2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat darijumlah kematian ibu. Berdasarkan data yangdiperoleh, sekitar 800 wanita di seluruh duniameninggal akibat kehamilan dan persalinan setiaphari serta 99% dari kematian ibu terjadi di negaraberkembang.1

Target MDGs di tahun 2015 untukuntuk DIYrelatif sudah mendekati target, namun masihmemerlukan upayayang keras dan konsisten darisemua pihak yang terlibat.Kematian ibu di DIY padatahun 2013 disebabkan karena perdarahan (33%),Pre Eklampsia Berat (28%), eklampsia (28%),sepsis/infeksi (9%), dan Iain-lain (2%) (2).

Perdarahan pasca persalinan merupakanpenyebab utama dari morbiditas di seluruh duniadengan kejadian 2-11%. Menurut WHO, 10,5% darikelahiran hidup mengalami perdarahan pascapersalinan, dan laporan dari tahun 2000menunjukkan bahwa perempuan 13.795.000mengalami perdarahan pasca persalinan dan13.200 berakhir dengan kematian.3

Perdarahan pasca persalinan primer adalahkondisi yang paling cepat dan berpotensimengancam kehidupan yang terjadi pada ataudalam 24 jam setelah keluarnya plasenta danselaput janin dan terjadi sebagai perdarahanpervaginam yang berlebihan dan mendadak.Perdarahan yang fatal lebih mungkin terjadi dalamkondisi tidak tersedianya darah atau komponendarah dengan cepat .4

Hasil penelitian Clinical Research HospitalProgram Prancis pada bulan November 2006 di106tempat bersalin di Prancis dari tiga daerahmemaparkan bahwa kasus perdarahan pascapersalinan sebanyak 6660 atau sebesar 4,5%kelahiran. Usia ibu lebih dari 35 tahun mengalamikejadian perdarahan pasca persalinan sebanyak14,6% (653 kasus), IMT kurang 79,3% (572 kasus)dan IMT gemuk6,2% (241 kasus), umur kehamilanpostterm (>41 minggu) 79,7% (1175 kasus), induksidengan oksitosin 9,8% (440 kasus), episiotomi45,3% (2027 kasus), dan janin makrosomia 9,2%(11 kasus). Wanita yang menjalani persalinancaesar lebih mungkin untuk menderita perdarahanpasca persalinan dibandingkan persalinan vaginayaitu 59% dibanding 21%.Penelitian yang dilakukandi Rumah Sakit Bersalin Aberdeen di Skotlandiaselama 20 tahun 1986-2005dengan menggunakaninformasi dari Aberdeen Maternity dan NeonatalDatabank memandang 34.334 kehamilan pertamadan menemukan bahwa 10% mengalamiperdarahan pasca persalinan.4

METODEPenelitian ini merupakan penelitian

deskriptif. Desain penelitian menggunakanpenaekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukandi RSUD Wonosari, Kabupaten GunungKidul,Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta denganpopulasi 47 ibu nifas yang mengalami perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosari tahun2014 terhitung dari 1 Januari 2014 hingga 31Desember 2014. Variabel yang diteliti dalampenelitian ini adaiah faktor risiko perdarahan pascapersalinan berdasarkan umur, paritas, anemia,penyakit medis, induksi persalinan, durasipersalinan, metode persalinan, episiotomi, danketuban pecah dini. Instrumen yang digunakandalam penelitian ini adalah check list. Metodepengolahan data meliputi selecting, entry data, dantabulating. Analisis data yang digunakan inimerupakan analisis univariat yang menghasilkandistribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

HASILTabel 1.

Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Umur PerdarahanPasca Persalinan Primer di RSUD Wonosari Tahun 2014

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)< 20 tahun 4 8,520-35 tahun> 35 tahun

37 78,86 12,7

Jumlah 47 100

69

Page 3: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 68 - 74

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Durasi Persalinan

Perdarahan Pasca Persalinan Primer di RSUD WonosariTahun 2014 Berdasarkan Durasi Persalinan

Tabel 1 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun2014 berumur antara 20-35tahun yaitu sebanyak 37 orang (78,8%).

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Paritas Perdarahan

Pasca Persalinan Primer di RSUD Wonosari Tahun 2014

Durasi Persalinan Frekuensi (f) Persentase (%)Kala I memanjangKala II memanjangKala III memanjangNormal

5 10,72 4,22 4,2Persentase (%)Frekuensi (f)Paritas38 80,93617Primipara

Multipara Jumlah 47 1006430Tabel 6 menunjukan bahwa mayoritas ibu

dengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 dengan durasipersalinan normal yaitu sebanyak 38 orang(80,9%).

10047Jumlah

Tabel 2 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 dengan multipara yaitusebanyak 30 orang (64%).

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Anemia Perdarahan

Pasca Persalinan Primer di RSUD WonosariTahun 2014

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Metode Persalinan

Perdarahan Pasca Persalinan Primer di RSUD WonosariTahun 2014

Persentase (%)Frekuensi (f)Anemia Metode Persalinan Frekuensi (f) Persentase (%)199Ya Pervaginam

Caesar41 87,2

8138Tidak 12,8610047Jumlah Jumlah 47 100

Tabel 3 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 tidak mengalamianemia yaitu sebanyak 38 orang (81%).

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Penyakit Medis

Perdarahan Pasca Persalinan Primer di RSUD WonosariTahun 2014

Tabel 7 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 dengan metodepersalinan pervaginam yaitu sebanyak 41 orang(87,2%).

Tabel 8.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Episiotomi PerdarahanPasca Persalinan Primer di RSUD Wonosari Tahun 2014

Persentase (%)Frekuensi (f)Penyakit MedisEpisotomi Frekuensi (f) Persentase (%)10 21Preeklarnpsia

Diabetes MellitusMalariaTromboembolikTidak ada penyakit

0 0 Ya 7 14,900 Tidak 40 85,1

0 0 Jumlah 1004737 79

Tabel 8 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 tidak dilakukanepisiotomi yaitu sebanyak 40 orang (85,1%).

Tabel 9.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini

Perdarahan Faktor Risiko Pasca Persalinan Primerdi RSUD Wonosari Tahun 2014

10010JumlahTabel 4 tersebut menunjukan bahwa

mayoritas ibu dengan perdarahan pasca persalinanprimer di RSUD Wonosari tahun 2014 tidak denganpenyakit medis yaitu sebanyak 37 orang (79%).

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Induksi Persalinan

Perdarahan Pasca Persalinan Primer di RSUD WonosariTahun 2014 Ketuban Pecah

DiniPersentase (%)Frekuensi (f)

Frekuensi (f) Persentase (%)InduksiYa 7 14,9

29,814Ya 40 85,1Tdak70,233TdakJumlah 47 10010047Jumlah

Tabel 5 tersebut menunjukan bahwamayoritas ibu dengan perdarahan pasca persalinanprimer di RSUD Wonosari tahun 2014 tidak denganinduksi persalinan yaitu sebanyak 33 orang(70,2%).

Tabel 9 menunjukan bahwa mayoritas ibudengan perdarahan pasca persalinan primer diRSUD Wonosari tahun 2014 tidak dengan ketubanpecah dini yaitu sebanyak 40 orang (85,1%).

70

Page 4: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

Ningsih, Sujiyatini, Zein, Faktor Risiko Perdarahan Pasca Persalinan Primer..

PEMBAHASAN1. Faktor Risiko Umur Perdarahan Pasca

Persalinan PrimerMenurut hasil penelitian ibu dengan

perdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 berumur antara 20-35tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Rahmi (2009), yangmenemukan bahwa umur ibu denganperdarahan pasca persalinan yang ada diRSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2004-2008sebagian besar (76,3%) termasuk dalamkelompok umur 20-35 tahun. Banyaknya ibuyang termasuk umur reproduksi sehat (20-35tahun) tetapi mengalami perdarahan pascapersalinan bukan berarti bahwa pada umurtersebut merupakan faktor risiko untukterjadinya perdarahan pasca persalinan.Tetapi, hal ini disebabkan oleh karena adanyafaktor lain seperti faktor gizi ibu selamakehamilan maupun kurangnya kualitas selamapemeriksaan kehamilan.

Kehamilan diumur kurang dari 20 tahundan diatas 35 tahun dapat menyebabkananemia, karena diumur kurang dari 20 tahunsecara biologis belum optimal, emosinyacenderung labil, mentalnya belum matangsehingga mudah mengalami keguncanganyang mengakibatkan kurangnya perhatianterhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat giziselama kehamilannya. Sedangkan pada umurlebih dari 35 tahun terkait dengan kemundurandan penurunan daya tahan tubuh sertaberbagai penyakit kronis yang menyebabkananemia. Pengaruh anemia adalah kontraksiuterus yang lemah pada saat persalinan dansetelah persalinan, dan juga plasenta lebihlekat karena kompensasi anemia yangberakibat sukar lepas, sehingga dari keadaantersebut dapat menimbulkan terjadinyaperdarahan pasca persalinan.6

Semakin tua umur ibu maka akanterjadi kemunduran yang progesif dariendometrium, hal ini berpengaruh terhadapkekuatan kontraksi pada saat persalinan dansetelah persalinan/

Wonosari tahun 2014 dengan multipara.Multipara adalah seorang wanita yang telahmengalami hamil dengan usia kehamilan 28minggu dan telah melahirkan buahkehamilannya 2 kali atau lebih. Multiparamerupakan salah satu faktor predisposisiatonia uteri yang dapat menyebabkanterjadinya perdarahan pasca persalinan,dimana uterus telah melahirkan banyak anakcenderung bekerja tidak efisien pada semuakala persalinan.8

Multipara akan terjadi kemunduran dancacat pada endometrium yang mengakibatkanterjadinya fibrosis pada bekas implantasiplasenta pada persalinan sebelumnya,sehingga vaskularisasi menjadi berkurang.6

Multiparitas mempunyai risiko terjadiperdarahan pasca persalinan, maka sebaiknyaibu merencanakan jumlah paritas yang tidakberisiko. Bertambahnya paritas maka akansemakin banyak jaringan ikat pada uterussehingga kemampuan untuk berkontraksisemakin menurun.

3. Faktor Risiko Anemia Perdarahan PascaPersalinanPrimer

Menurut hasii penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 tidak mengaiami anemia.Ibu yang mengalami perdarahan pascapersalinan tetapi tidak anemia disebabkan olehkarena faktor lain seperti retensio plasenta atautertinggalnya sisa plasenta/selaput plasenta.

Ibu yang mengalami anemiadisebabkan oleh karena kelelahan uterus yangmerupakan penyebab langsung atonia uteri.Dengan adanya anemia akan mengakibatkanpenurunan kadar oksigen dalam darahsehingga dapat mengganggu prosesoksigenasi dan metabolisme otot-otot uterus.Selanjutnya, dapat mengakibatkan gangguankontraksi miometrium pasca persalinan yangmenyebabkan terjadinya perdarahan pascapersalinan.9

4. Faktor Risiko Penyakit Medis PerdarahanPasca PersalinanPrimer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 tidak dengan penyakitmedis diabetes melitus, malaria, dan

2. Faktor Risiko Paritas Perdarahan PascaPersalinan Primer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 paling banyak ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUD

;

71

Page 5: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

Kesehatan Ibu dan Anak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 68 - 74

tromboembolik, dan preeklampsia. Ibu hamildengan preeklampsia terjadi hemodilusimengikuti pemulihan endotel.Terjadivasospasme dan kebocoran plasma melaluiendotel, vasokontriksi menghilang, danbertambahnya volume darah sehinggahematrokitmenurun.4

Hipertensi yang disertai kerusakan selendotelial akan memengaruhi permeabilitaskapiler. Protein plasma akan keluar daripembuluh darah yang rusak menyebabkanpenurunan tekanan koloid plasma danpeningkatan edema dalam ruang intraseluler.Volume plasma intravaskular yang berkurangmenyebabkan hipovolemia danhemokonsentrasi.

Pre-eklampsia dimulai dengan iskemiauteroplasenta, yang diduga berhubungandengan berbagai faktor. Satu di antaranyaadalah peningkatan resistensi intramural padapembuluh miometrium, yang dapat berkaitandengan peninggian tegangan miometrium yangditimbulkan oleh janin yang besar padaprimipara, anak kembar, atau hidramnion.

6. Faktor Risiko Durasi Persalinan PerdarahanPasca PersalinanPrimer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 ibu dengan perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosaritahun 2014 mayoritas dengan durasi persalinannormal. Perdarahan pasca persalinan bisaterjadi dalam durasi persalinan normal,penyebabnya bisa dikarenakan salahpenanganankala III persalinan dengan memijatuterus dan mendorongnya kebawah dalamusaha melahirkanplasenta.

Pada saat kala I persalinan terjadikontraksi uterus. Kontraksi uterus terjadikarena adanya rangsangan pada otot polosuterus dan penurunan hormon progesteronyang menyebabkan keluarnya hormonoksitosin. Kontraksi uterus menyebabkanserviks menjadi lembek dan membuka. Kala Ipersalinan terdiri dari fase laten dimana selamaitu terjadi pembukaan serviks dan dilatasi dinidan fase aktif di mana terjadi dilatasi serviksyang lebih cepat. Meskipun pelunakan serviksdan pembukaan dini dapat terjadi sebelumpersalinan, selama kala I persalinan ini seluruhpanjang serviks tertarik kembali dalam segmenbawah uterus sebagai akibat kekuatan dantekanan kontraktilitas miometrium. Kala Imenyebabkan perdarahan pasca persalinankarena terlalu lama uterus berkontraksisehingga uterus mengalami kelelahan.

Pada saat kala II biasanya ibuberkeinginan untuk mengejan pada tiapkontraksi. Ibu di haruskan untuk mengejanuntuk mendorong bayi keluar dari uterus danvagina ketika pembukaan sudah lengkap.Normalnya, lama berlangsungnya kala I1 1 jampada primipara dan 30 menit pada muitipara.Kala II memanjang menyebabkan perdarahanpasca persalinan karena ibu mengejan terlalulama sehingga mengakibatkan kelelahanmaupun menyebabkan hematoma pada jalanlahir sehingga menyebabkan perdarahanpasca persalinan.

Pelepasan plasenta terjadi pada kalaIII, setelah bayi lahir terjadi kontraksi uterusyang mengakibatkan volume rongga uterusberkurang. Dinding uterus menebal dan padatempat implantasi plasenta juga terjadipenurunan luas area, karena ukuran plasentatidak berubah, sehingga menyebabkanplasenta terlipat, menebal, dan akhirnyaterlepas dari dinding uterus. Lama kala IInormal seharusnya berkisar 30 menit padaprimipara maupunmultipara.

5. Frekuensi Faktor Risiko Induksi PersalinanPerdarahan Pasca Persalinan Primer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 tidak dengan induksipersalinan.Perdarahanpasca persalinan dapatterjadi pada ibu melahirkan tanpa induksipersalinan karena durasi persalinan lamasehingga menyebabkan kelelahan uterus yangbisa menyebabkan atoniauteri.

Induksi persalinan adalah proses yangmemulai persalinan dengan cara buatan.Induksi persalinan menyebabkan perdarahanpasca persalinan karena hiperstimulasi dapatmengakibatkan kontraksi yang kuat sehinggamengakibatkan ruptur uterus.9

Oksitosin (peptida hipofisis alami)adalah satu-satunya obat yang disetujui untukinduksi persalinan. Oksitosin harus diberikansecara intravena untuk memungkinkan petugaskesehatan menghentikan penggunaannyadengan cepat kalau terjadi komplikasi misalnyahipertonus rahim atau gawat janin. Jika terjadipersalinan yang adekuat, kecepatan infus dankonsentrasi dapat dikurangi, terutama saat kalaII persalinan. Prinsip ini menghindari risikohiperstimulasi dan gawat janin dariperangsangan yang terlalu banyak.10

72

Page 6: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

A *Ningsih, Sujiyatini, Zein, Faktor Risiko Perdarahan Pasca Persalinan Primer..

tlabor and risk of postpartum hemorrhage in lowrisk parturients pada tahun 2013 bahwa 2027ibu (45,3%>) yang dilakukan episiotomimengalamiperdarahan pasca persalinan.

Ibu yang mengalami perdarahan pascapersalinan tetapi bukan karena episiotomi bisadisebabkan karena trauma/laserasi jalan lahiryang dialami selama proses melahirkan.Kemungkinan disebabkan karena persalinanbelum terjadi pada saat dilatasi maksimal ataukarena manipulasi intrauterine. Ibu yangdilakukan episiotomi jelas menimbulkanperdarahan yang lebih banyak, bisa ,dikarenakan perbaikan episiotomi setelah bayidilahirkan tanpa semestinya yaitu ditunggu 1

terlalu Idma, pembuluh darah yang pada ujungepisiotomi tidak berhasil dijahit.10

Tindakan episiotomi jelas dapatmenyebabkan peningkatan jumlah kehilangandarah ibu, bertambah dalam luka perineumbagian posterior, meningkatan kerusakan padaspinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada \hari-hari pertama pasca persalinan. Tindakanepisiotomi sekarang ini juga tidak dilakukansecara rutin. Indikasi episiotomi yaitu gawatjanin, persalinan pervaginam dengan penyulit,jaringan parut para perineum, perineum kakudan pendek, adanya ruptur yang membakatpada perineum, danprematuritas.

9. Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini PerdarahanFaktor RisikoPasca Persalinan Primer

Menurut hasil perieiitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 tidak dengan ketubanpecah dini. Ibu yang mengalami perdarahanpasca persalinan akan tetapi tidak denganKetubaruPecah Dini (KPD) bisa disebabkankarena partus lama. Durasi persalinan yanglama bukan saja menyebabkan kelelahanuterus melainkan ibu keletihan kurang mampubertahan terhadap kehilangan darah.11

Robeknya selaput ketuban saatketuban pecah dini dapat berakibat terjadinyainfeksi dari bakteri-bakteri yang ada di vagina.Selanjutnya akan menimbulkan metabolit-metabolit proses infeksi yang melaluimekartisme yang kompleks akanmempengaruhi metabolisme miometriumsehingga dapat mengganggu kontraksi uteruspasca persalinan.11 ' .

Kala III memanjang dapatmenyebabkan retensio plasenta, terjadilingkaran kontriksi pada bagian bawah uterusyang menghalangi keluarnya plasenta.6

7. Faktor Risiko Metode Persalinan PerdarahanPasca Persalinan Primer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 dengan metodepersalinan pervaginam. Hasil tersebut samadengan penelitian yang dilakukan di Jermanpada tahun 2013 dengan judul Induction oflabor and risk of postpartum hemorrhage in lowrisk parturients menunjukan bahwa 3251 ibu(72,5%) yang mengalami perdarahan pascapersalinan melahirkan bayi dengan metodepersalinan pervaginam. Persalinanpervaginammenyebabkan perdarahan pasca persalinanlebih besar karena memiliki risiko terjadinyaatonia uteri dan laserasi jalan lahir.

Persalinan pervaginam menyebabkanatonia uteri karena uterus tidak dapatberkontraksi yang dapat disebabkan karenatrauma pada traktus genetalis sepertiepisiotomi yang lebar, dilatasi serviks, laserasiperineum, vagina, serviks, maupun ruptur uteridan perdarahan pada tempat implantasi sepertiuterus overdistensi, paritas tinggi, riwayatatonia, dankorioamnionitis.

Metode persalinanan seksio caesareaadalah kelahiran janin melalui insisi padadinding perut dan rahim anterior. Perdarahanpada persalinan seksio caesarea dapat terjadiakibat kegagalan mencapai hemostasis ditempat insisi rahim atau akibat atonia uteri yangdapat terjadi setelah pemanjangan masapersalinan. Cara persalinan berikutnya jugaberkaitan dengan risiko ruptur rahim. Rupturdari parut lama dapat terjadi sebelumpermulaan kontraksi yang bisa mengakibabkankeluarnya janin kedalam rongga peritoneum.

8. Faktor Risiko Episiotomi Perdarahan PascaPersalinan Primer

Menurut hasil penelitian ibu denganperdarahan pasca persalinan di RSUDWonosari tahun 2014 mayoritas ibu denganperdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun 2014 tidak dilakukanepisiotomi. Penelitian ini berbeda dengan yangdilakukan di Jerman dengan judul Induction of

73

i

Page 7: FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER · FAKTOR RISIKO PF.RDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER Ari Arfian Ningsih1, Sujiyatini2, Asmar Yetti Zein3 'JurusanKebidanan Poltekkes

Kesehatan Ibu dan Artak, Volume 8, No.2, November 2015, hal 68-74

DAFTAR PUSTAKA1. WHO. 2009. Maternal Mortality. Diunduh

tanggal 14 Januari 2015 darihttp://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/

2. Dinas Kesehatan Provinsi DIY. 2014. ProfitKesehatan Provinsi Daerah IstimewaYogya/carta.Yogyakarta: Dinas KesehatanProvinsiDIY

3. Imane Khireddine, Camille Le Ray, CorinneDupont, Ren-Charles Rudigoz, Marie-HleneBouvier-Colle, et al. 2013.Induction oflabor and risk of postpartum hemorrhage in lowrisk par-turients.. PLoS ONE, Public Library ofScience,, 8 (1), pp.e54858. <10.1371/jour¬nal.pone.0054858>. <inserm-00802974>.Diunduh pada tanggal 19 Februari 2015 jam11.16 WIB

4. Cuningham, F. Gary et al. 2012.23rd EditionWilliams Obstetrics.McGrawhillCompanies, Inc

5. Fullerton Gail, Danielian P. Dan Bhattacharya.2013. Outcomes of pregnancy followingpostpartum haemorrhage. BJOG. Diunduhpada tanggal 10 Februari 2015 jam 21.26 WIBdari http://www.bjog.org/details/news/4281141/BJOG_reiease_Postpartum_haemorrarge_during_first_pregnancy_doesnt_affect_future_.html

6. Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kandungan.Jakarta: YBPSP

7. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita SelektaPenatalaksanaan Rutin Obstetri dan

KESIMPULANPada penelitian tentang faktor risiko

perdarahan pasca persalinan primer di RSUDWonosari tahun2014 dapat disimpulkan bahwa:1. Faktor risiko umur perdarahan pasca

persalinan primer di RSUD. Wonosari tahun2014 pada umur 20-35 tahun.

2. Faktor risiko > paritas perdarahan pascapersalinan primer di RSUD Wonosari tahun2014 pada muitipara.

3. .Faktor' risiko anemia perdarahan pascapersalinan prirner di RSUD Wonosari tahun2014tidakdengan anemia.

4. Faktor risiko penyakit medis perdarahan pascapersalinan primer di RSUD Wonosari tahun2014 tidak dengan penyakit medis.' ’

5. Faktor risiko induksi persalinan perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosaritahun2014 tidak denganinduksipersalinan.

6. Faktor risiko durasi persalinan perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosaritahun 2104 pada durasipersalinan normal.

7. Faktor risiko metode persalinan perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosaritahun 2104pada persalinan pervaginam.

8. Faktor risiko episiotomi perdarahan pascapersalinan primer di RSUD Wonosari tahun2104 tidak dengan episiotomi.

9. Faktor risiko ketuban pecah dini, perdarahanpasca persalinan primer di RSUD Wonosaritahun 2104 tidak denganketuban pecah dini.

Ginekologidan KB. Jakarta: EGCBeberapa saran yang dapat penulis berikan 8. Oxorn, Harry dan Wiliam R. Forte. 2003. Ilmu

untuk beberapa pihak berkaitan yai.tu bidan atau Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan.tenaga kesehatan lain dengan hasil penelitian dan Yogyakarta: PenerbitAdipembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai 9. Fraser, DianeM. dan MargaretA. Cooper. 2009.

Myles Textbook for Midwives 15thEdition.London:ChuchillLivingstone Elsevier

10. Hacker, Neville F. dan J. George Moore. 2001.Esensial Obstetri dan Ginekolog Edisi 2.Jakarta:Hipokrates

11. B-Lynch, Christopher, Louis G. Keith, Andre B.Lalonde, Mahantesh Karoshi. 2006.A Textbookof Postpartum Hemorrhage, A ComprehensiveGuide To Evaluation, Management andSurgical Intervention. United Kingdom: SapiensPublishing

SARAN

berikut:1.. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

informasi untuk meningkatkan pengawasanoleh bidan atau tenagakesehatan laindalam 24jam pasca persalinan pada seluruh ibu bersalintanpa melihat ibu dengan faktor risikoperdarahan pasca. persalinan maupun tidakdengan faktor risiko perdarahan pascapersalinan.

2. Memanfaatkan hasil penelitian ini sebagaiinformasi awal misalnya untuk mengidehtifikasikejadian perdarahan pasca persalinan primerpada ibu tidak berdasarkan jumlah darah yangkeluar tetapi dengan melihat catatan hasil vitalsign pada rekam medis. v

74