Faktor Penyebab Npl Lengkap

9
Secara umurn ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah atau NPL, yaitu : 1. Faktor Intern Bank, antara lain sebagai berikut: a. Account Officer dan Credit Analyst yang bertugas mengelola kredit dinilai tidak mampu dan adanya tekanan dari pihak ketiga untuk meloloskan permohonan kredit debitur (Sutojo, 2000). Kelemahan dalam analisa kredit (Mahmoeddin, 2002). b. Bank terlalu agresif menyalurkan kredit karena besarnya dana simpanan pihak ketiga yang berhasil dihimpun dalam waktu singkat sehingga bank membutuhkan biaya dana (pendapatan bunga kredit) cukup besar guna menutup beban bunga simpanan pihak ketiga tersebut. Strategi penyaluran yang demikian cepat lambat laun dapat menurunkan kualitas kredit itu sendiri (Sutojo, 2000). c. Lemahnya sistem pengawasan mutu kredit dan kredibilitas debitur. Bank baru dapat mengindikasikan turunnya kinerja debitur setelah debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu (Sutojo, 2000). Kelemahan supervisi kredit dan kecerobohan petugas bank (Mahmoeddin, 2002) d. Kelemahan d.okumentasi dan agunan kredit (Mahmoeddin,

Transcript of Faktor Penyebab Npl Lengkap

Page 1: Faktor Penyebab Npl Lengkap

Secara umurn ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah atau NPL,

yaitu :

1. Faktor Intern Bank, antara lain sebagai berikut:

a. Account Officer dan Credit Analyst yang bertugas mengelola kredit dinilai tidak

mampu dan adanya tekanan dari pihak ketiga untuk meloloskan permohonan kredit

debitur (Sutojo, 2000). Kelemahan dalam analisa kredit (Mahmoeddin, 2002).

b. Bank terlalu agresif menyalurkan kredit karena besarnya dana simpanan pihak ketiga

yang berhasil dihimpun dalam waktu singkat sehingga bank membutuhkan biaya dana

(pendapatan bunga kredit) cukup besar guna menutup beban bunga simpanan pihak

ketiga tersebut. Strategi penyaluran yang demikian cepat lambat laun dapat

menurunkan kualitas kredit itu sendiri (Sutojo, 2000).

c. Lemahnya sistem pengawasan mutu kredit dan kredibilitas debitur. Bank baru dapat

mengindikasikan turunnya kinerja debitur setelah debitur tidak dapat memenuhi

kewajibannya tepat waktu (Sutojo, 2000). Kelemahan supervisi kredit dan kecerobohan

petugas bank (Mahmoeddin, 2002)

d. Kelemahan d.okumentasi dan agunan kredit (Mahmoeddin, 2002).

e. Persaingan antar bank (Mahmoeddin, 2002).

f. Campur tangan pemegang saham yang berlebihan dalam proses pengambilan keputusan

sehingga bank menyimpang atau melanggar dari kebijakan yang telah digariskan

sebelumnya (Sutojo, 2000).

g. Tidak adanya tambahan jaminan yang memadai dalam mengcover kredit yang

diberikan (Sutojo, 2000).

h. Over taksasi agunan atau penilaian agunan terlalu tinggi (Suhardjono, 2003).

Page 2: Faktor Penyebab Npl Lengkap

i. Adanya over kredit atau under financing, manipulasi data, buruknya perencanaan

financial atas aktiva tetap atau modal kerja (Suhardjono, 2003).

j. Kredit topengan, tampilan atau fiktif (Suhardjono, 2003).

k. Itikad kurang baik dari pemilik, pengurus atau pegawai bank (Tangkilisan, 2003).

Kelemahan sumber daya (Mahmoedin, 2002)

l. Tetapi yang banyak terjadi dalam keadaan kredit menjadi macet, baik oleh karena

kredit telah disalahgunakan oleh nasabah debitur maupun karena usaha debitur

mengalami kemacetan, ternyata bank tidak dapat mengandalkan sarana-sarana contract

enforcement yang disediakan oleh hukum sangat tidak memadai guna memberikan

perlindungan kepada bank dalam rangka pengembalian kredit itu. Begitu tidak

memadainya sarana-sarana contract enforcement yang disediakan oleh hukum untuk

dapat melindungi kepentingan bank, seringkali membuat bank tidak berdaya sama

sekali (Tangkilisan, 2003).

m. Rendahnya collect ability yaitu kemampuan penagihan atas kewajiban kredit yang telah

jatuh waktu baik pokok inaupun bunga dalam kurun waktu tertentu yang dalam hal ini

di proxy dengan Collection Rate (CR). Dalam pengertian Abdussalam (1998),

collection rate adalah rata-rata kemampuan penagihan atas kewajiban yang jatuh waktu

baik pokok maupun bungs dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.

Kelemahan dalam hal penggunaan dan pemanfaatan tehnologi (Mahmoeddin,2002).

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2003) penentuan suku bunga (rate of interest) bagi suatu

bank konvensional adalah penentuan harga (price) dari komoditi yang diperjual belikan

oleh bank yaitu dana atau uang. Penentuan suku bungs yang dihimpun merupakan harga

beli, sedangkan penentuan suku bungs kredit atau penempatan atau penanaman dana

Page 3: Faktor Penyebab Npl Lengkap

merupakan harga jual dana bank yang bersangkutan. Konsep pricing pada perbankan ini

pada umumnya didasarkan atas dasar konsep perhitungan biaya dana bank (cost of fund)

yaitu biaya untuk keperluan funding yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh

bank untuk setiap dana yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, sebelum dikurangi

dengan likuiditas wajib minimum (reserve requirement) yang harus selalu dipelihara bank.

Faktor effisiensi akan mempengaruhi besarnya biaya dana. Semakin tinggi tingkat

effisiensi suatu bank semakin rendah biaya dana Sedangkan untuk menentukan harga jual

khususnya bungs kredit (lending rate) harus diperhatikan juga keuntungan (profit margin)

yang hendak dicapai serta besarnya presentase cadangan aktiva produktif yang

diklasifikasikan yang disebabkan adanya kredit bermasalah.

Selanjutnya dikatakan bahwa dalam praktek kebijakan penetapan suku bunga tidak

semata-mata berpegang pada konsep cost of fund saja tetapi juga faktor lain yang

mempengaruhi sehingga penentuan suku bunga (harga) akan terdiri dari berbagai macam

pilihan yaitu harga atas dasar orientasi permintaan, harga dengan orientasi pesaing,

penetapan harga tetap (fixed cost) dan mengambang (floating atau variable rate). Menurut

Sutojo (2000) semakin tinggi tingkat resiko kredit semakin tinggi tingkat suku bunga yang

diminta bank. Hal ini disebabkan karena kreditur harus mempunyai cadangan untuk

menutup tambahan resiko kredit yang beresiko tinggi dibandingkan dengan kredit dengan

tingkat resiko normal. Resiko bunga muncul bilamana biaya dana di pasar uang naik lebih

tinggi dari suku bunga yang dibebankan kepada debitur sehingga terjadi mismatch pricing,

yaitu ketidak cocokan antara biaya dana yang harus dibayar bank dan suku bunga kredit

yang mereka bebankan kepada debitur.

Page 4: Faktor Penyebab Npl Lengkap

2. Faktor ketidaklayakan debitur

Menurut Sutojo (2000) ada tiga sebab utama kredit bermasalah badan usaha yaitu salah

urns (mismanagement), kurangnya pengetahuan dan pengalaman pemilik dalam bidang usaha

bisnis dimana mereka beroperasi, dan penipuan (fraud). Menurutnya, mismanagement paling

besar pengaruhnya terhadap kemerosotan mutu kredit.

Sedangkan Suhardjono (2003) membagi penyebab kredit bermasalah dalam tiga kelompok.

Pertama faktor keuangan seperti hutang yang meningkat tajam dan tidak seimbang dengan

peningkatan asset, menurunnya penjualan dan peningkatan biaya-biaya, tagihan terkonsentrasi

pada pihak tertentu, dll. Kedua faktor manajemen seperti kegagalan dalam perencanaan dan

pengembangan bisnis, tidak ada kaderisasi serta job description yang jelas, penyalahgunaan

kredit dan pelanggaran perjanjian atau klausula kredit, dll. Ketiga faktor operasional seperti

menurunnya hubungan dengan mitra usaha, sistem operasional tidak effisien, distribusi

pemasaran terganggu, dll. Ditambahkan pula oleh Tangkilisan (2003) bahwa pemanfaatan

iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur menjadi penyebab kredit bermasalah

pada sektor perbankan. Berdasarkan penelitian Hadad dkk (2003) ada tiga variabel yang dapat

digunakan untuk menilai atau mengukur kemungkinan pailit atau tidaknya sebuah perusahaan,

yaitu :

a. Likuiditas, jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan untuk membiayai

pengeluarannya dan biasanya tergantung sifat bisnis perusahaan tersebut. Umumnya

manajemen kurang menyukai penggunaan benchmark tertentu untuk rasio likuiditasnya.

Namun demikian, perusahaan yang kekurangan likuid assets sebelum episode kepailitan

terjadi, biasanya perusahaan meminjam dana lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiban

jangka pendeknya. Hasil penelitian yang lalu menunjukkan rasio yang sering muncul

Page 5: Faktor Penyebab Npl Lengkap

digunakan dalam model prediksi kepailitan adalah rasio seperti short term debt atau

revenue from operations dan rasio cash atau total aset.

b. Profitabilitas, dilihat sebagai faktor pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan

solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang

cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian terus menerus

akan memperburuk aspek slovabilitas perusahaan, dan bila perusahaan memperluas

usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk memenuhinya kebutuhannya.

Dalam jangka pendek, kerugian akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut,

profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

pembiayaan dari luar. Aspek profitabilitas biasanya langsung menggunakan ukuran return

on capital.

c. Solvabilitas, bila pasar tidak sempurna, struktur permodalan penting bagi hubungan

kontraktual antara shareholders dan debtholders. Semakin besar jumlah shareholder equity,

semakin rendah resiko keuangan perusahaan tersebut dan memudahkan untuk mendapatkan

pembiayaan pihak ketiga. Bagian equity dari total aset memberikan informasi mengenai

kinerja masa lalu dan berfungsi sebagai buffer dari kemungkinan kerugian di masa datang.

2. Faktor ekstern bank dan debitur yang memengaruhi kelancaran usaha perusahaan atau

bank, yaitu:

a. Menurunnya kondisi ekonomi dan moneter negara atau sektor usaha. Bagi banyak

perusahaan dampak langsungnya adalah menurunnya hasil penjualan barang dan jasa

yang dihasilkan., Selanjutnya profitabilitas dan likuiditas keuangan menurun, sehingga

kemampuan membayar pinjaman terpengaruhi (Sutojo, 2000). Resesi, devaluasi, inflasi,

Page 6: Faktor Penyebab Npl Lengkap

deflasi dan kebijakan moneter lainnya. (Suhardjono, 2003). Menurut Putong (2002) pada

saat perekonomian dalam kondisi stabil maka konsumsi masyarakat juga stabil sehingga

tabungan akan stabil (sesuai teori Keynes). Akan tetapi manakala perekonomian

mengalami krisis, maka biasanya tabungan masyarakat akan menjadi rendah dan

konsumsi akan menjadi tinggi karena kurangnya kepercayaan pada lembaga perbankan

dan semakin mahal dan.langkanya barang-barang kebutuhan.Menurut Sukirno (2004)

pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan GDP atau GNP Riil yang dalam hal ini

tingkat kenaikan GDP atau GNP Riil adalah pada suatu tahun tertentu yang dibandingkan

dengan pada periode sebelumnya. Menurutnya pertumbuhan ekonomi berarti

perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara.

b. Situasi politik dalam negeri dan luar negeri yang merugikan (Mahmoeddin, 2002)