FAKTOR KIMIA

11
FAKTOR KIMIA

Transcript of FAKTOR KIMIA

Page 1: FAKTOR KIMIA

FAKTOR KIMIA

Page 2: FAKTOR KIMIA

Bahan-bahan kimia

• Fume (asap )

Adalah partikel-partikel zat padat yang terjadi oleh karena dari bentuk gas yang biasanya sesudah penguapan benda padat yang dipijarkan.

• Gas

Adalah bentuk wujud yang tidak mempunyai bangun sendiri, melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan normal.

• Uap

Adalah bentuk gas dari zat-zat yang dalam keadaan biasa berbentuk zat padat atau zat cair dan dapat dikembalikan pada tingkat wujud semula.

Page 3: FAKTOR KIMIA

Bahan-bahan kimia..

• Kabut

Adalah titik cairan halus dalam udara yang terjadi dari kondensi bentuk uap

• Debu

Adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dll dari bahan organik maupun anorganik lainnya misalnya : batu, kayu, biji logam, arang.

Page 4: FAKTOR KIMIA

Efek Bahan Kimia

• Iritasi

– kulit : acids, alkalis, solvents, minyak

– respirarotory : aldehydes, alkaline, debu, amonia,

nitrogendioxide,phosgene, chlorine, bromide, ozone.

• Reaksi alergi : flour, garlic powder

• Kulit : colophony (rosin), formaldehyde, metals like

chromium or nickel, some organics dyes, epoxy hardener,

turpentine.

• Respiratory : isocyanales, fibre-reactive dyes,

formaldehydes, many tropical dust, nickel

Page 5: FAKTOR KIMIA

Efek Bahan Kimia ...

• Asfiksia : methane, ethane, carbon monoxide

• Kanker : benzene (leukimia), vinyl cloride (liver angiosaroma),

benzidine (bladder cancer)

• Efek reproduksi : manganese, carbon disulfide, ethyl ethers,

mercury

• Efek sistemik :

– otak : solven, timbal, merkuri, mangan

– sistem saraf perifer : n-hexane, lead, carbon disulfide

– pembentukan sel darah merah : benzene, ethylene glycol

ethers

– ginjal : cadmium, lead, mercury, clorinated hidrocarbon

– paru : silica, asbestos, coal dust (pneumoconiosis)

Page 6: FAKTOR KIMIA

Pengukuran

Pengukuran faktor kimia di udara

menggunakan media yaitu gas

detector yang pada prinsip kerjanya

adalah detector tersebut akan

menghisap bahan-bahan kimia di udara,

dan kemudian bereaksi dengan reagen

yang sudah tersedia dalam tabung

detector sehingga dapat diketahui nilai

kualitas dan kuantitas.

Pengambilan sample debu dilakukan

secara impingemen yaitu filtrasi,

presipitasi, sedimentasi dan segala

kombinasinya. Alatnya disebut

impenger. Prinsip kerjanya adalah

debu dihisap dan mengalami

impingement dan sejumlah debu

dihitung dibawah mikroskop.

Page 7: FAKTOR KIMIA

Nilai Ambang Batas

Kategori NAB

Nilai Ambang Batas rata-rata

selama jam kerja

Adalah kadar bahan kimia rata-rata dilingkungan kerja selama 8

jam perhari atau 40 jam perminggu tanpa mengakibatkan

gangguan kesehatan maupun penyakit akibat kerja.

Nilai Ambang Batas

Pemaparan Singkat

Adalah kadar bahan kimia rata-rata dilingkungan kerja selama 8 jam perhari atau 40 jam perminggu tanpa

mengakibatkan gangguan kesehatan maupun penyakit

akibat kerja.

Nilai ambang batas faktor kimia diatur berdasarkan Surat Edaran No. SE.01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas

Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.

Page 8: FAKTOR KIMIA

Pengendalian

Pembelian label dan simbol pada

wadah untuk bahan yang

berbahaya yang berisikan

tentang :

nama bahan kimia

resiko yang ditimbulkan : jalan

masuknya toksik ketubuh, efek

paparan, cara penggunaan yang

aman dan pertolongan pertama

pada keracunan.

Memiliki MSDS yaitu semua informasi mengenai suatu bahan kimia yang dibuat oleh suatu perusahaan, berisikan antara lain :

- Kandungan atau komposisi- Sifat-sifat fisik dan kimia- Cara angkut dan penyimpanan- Informasi alat pelindung diri yang sesuai nilai ambang batas- Efek terhadap kesehatan- Pertolongan pertama pada keracunan- Alamat, nomor telepon pabrik pembuat atau distributor

Memiliki petugas K3 kimia

atau ahli K3 kimia yang

mempunyai kewajiban

melakukan identifikasi

bahaya, melaksanakan

prosedur kerja aman,

penanggulangan keadaan

darurat dan mengembangkan

pengetahuan K3 dibidang

kimia.

Dasar hukum yang mengatur pengendalian bahan kimia berbahaya adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI

No.Kep: 187/Men/1999.

Page 9: FAKTOR KIMIA

FAKTOR KIMIA

Debu: (+) akibat dari banyaknya bahan bangunan yang menumpuk.Jenis debu: inhalable (> 10-100 mikron )Bentuk: Partikular

Perusahaan telah menerapkan penggunaan masker untuk pekerja. Saran: Secara berkala dilakukan pembersihan ruangan dengan menggunakan penyedot debu.

Page 10: FAKTOR KIMIA

FAKTOR KIMIAPada proses pengecatan, pekerja menggunakan bahan tiner (non partikuler)Pada pemotongan dan pemasangan keramik didapatkan pekerja terpapar debu uap (non partikuler)

Page 11: FAKTOR KIMIA

• Pengendalian debuPengendalian debu di lingkungan kerja dapat dilakukan terhadap 3 hal yaitu pencegahan terhadap sumbernya, media pengantar (transmisi) dan terhadap manusia yang terkena dampak.Pencegahan Terhadap SumbernyaPengontrolan debu diruang kerja terhadap sumbernya antara lain:a). Isolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local Exhauster’ atau dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap.b). Substitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu.Pencegahan Terhadap Transmisia). Memakai metode basah yaitu,penyiraman lantai dan pengeboran basah (Wet Drilling).b). Dengan alat berupa Scrubber,Elektropresipitator,dan Ventilasi Umum.Pencegahan Terhadap Tenaga KerjaAntara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker.