FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERTUMBUHAN...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERTUMBUHAN...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT PERTUMBUHAN TOTAL ASET PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Dwiki Erlangga Putra
1112046100120
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017M
iv
ABSTRAK
Dwiki Erlangga Putra, NIM 1112046100120, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pertumbuhan Total Aset Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 2011-2015, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan aset perbankan
syariah di Indonesia. Variabel terikat dalam penilitan ini adalah pertumbuhan
aset perbankan syariah. Sedangkan variabel bebas adalah dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor dan inflasi. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini data runtun (time series) bulanan dari Januari 2011 sampai
Desember 2015.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pada jangka panjang variabel dana
pihak ketiga, jumlah kantor dan inflasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan. Kemudian dalam jangka panjang variabel pembiayaan memiliki
pengaruh yang negatif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan aset
perbankan syariah di Indonesia
Kata kunci: Dana Pihak Ketiga (DPK), Pembiayaan, Jumlah Kantor dan
Inflasi.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta Alam. Atas
rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga dan juga sahabat-sahabatnya.
Atas kehendak dan rahmat Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pertumbuhan Total Aset Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015”
ditujukan untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar sarjana
Ekonomi (S.E) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang atau pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terimakasih penulis tujukan kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sudirman dan Ibu Ridha Gianina yang
selalu mendo’akan dan mendukung dalam kondisi apapun serta telah
menjadi motivasi dan ambisi dalam hidup sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Dr. Arief Mufriaini, Lc., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Saepudin Jahar, MA, Phd. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
4. A.M. Hasan Ali, MA. selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Dr.
Abdurrauf, Lc, MA. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Cut Erika Ananda Fatimah, SE, MBA. selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah dan Fitri Damayanti, M.Si. selaku Sekretaris Program
Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Ir. Rr Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga pikiran untuk membaca, mengoreksi,
memberikan referensi serta motivasi penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menuntut ilmu
selama dibangku kuliah.
8. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang banyak memberikan keilmuan dan pembekalan dalam
perkuliahan.
9. Seluruh pimpinan dan para pegawai Perpustakaan Umum maupun
Fakultas yang membantu penulis dalam menyediakan fasilitas dan
referensi terkait penelitian ini.
10. Kepada Putri sebagai kaka dan Aldi sebagai adik, yang selalu memberikan
motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan.
vii
11. Kepada Taufik, Rizal, Kahfi, Alex, Fashan, Lukman, Buya, Ipank, Alfi,
Abel, Gaus, Salman, Mugni, Tendi dan Coi. Terima kasih atas
kebersamaan kita semoga Allah SWT meridhoinya.
12. Seluruh rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya PS-
C angkatan 2012 yang telah menemani hari-hari penulis selama kuliah.
13. Kepada KKN Simpati. Terima kasih atas kebersamaan kita semoga Allah
SWT meridhoinya.
14. Kepada SosScience Futsal Club. Terima kasih atas kebersamaan kita
semoga Allah SWT meridhoinya.
15. Serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus
menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia, limpahan
rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan phak-pihak yang membutuhkannya.
Jakarta, 17 Maret 2017
Dwiki Erlangga Putra
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENYATAAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Indentifikasi Masalah .......................................................................... 9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 9
1. Pembatasan Masalah ................................................................... 9
2. Perumusan Masalah ..................................................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Perbankan .................................................................................. 14
B. Teori Perbankan Syariah .................................................................... 18
ix
C. Aset Bank Syariah .............................................................................. 21
D. Dana Pihak Ketiga .............................................................................. 22
E. Pembiayaan ......................................................................................... 24
F. Inflasi .................................................................................................. 27
G. Review Studi Terdahulu ...................................................................... 31
H. Kerangka Konsep ............................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 36
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 36
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 37
E. Metode Analisis Data ......................................................................... 39
1. Uji Stasioneritas Data .................................................................. 39
2. Uji Lag Optimal ........................................................................... 42
3. Uji Kointegrasi ............................................................................ 42
4. Uji Kausalitas Granger................................................................ 43
5. Uji Vector Error Correction Model (VECM) ............................. 44
6. Impulse Response Function (IRF) ............................................... 46
7. Variance Decomposition (VD) .................................................... 46
F. Model Penelitian ................................................................................. 47
G. Kerangka Penelitian ............................................................................ 48
H. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 49
x
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 51
B. Analisis Pengujian Statistik ................................................................ 56
1. Uji Stasioneritas........................................................................... 56
2. Uji Lag Optimal ........................................................................... 58
3. Uji Granger Casuality ................................................................. 59
4. Uji Kointegrasi ............................................................................ 62
5. Model Empiris VECM ................................................................ 64
6. Impulse Response Function (IRF) ............................................... 68
7. Variance Decomposition (VD) .................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN ................................................................................................... 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan Total Aset Bank Syariah dengan Bank Umum Nasional
........................................................................................................................ 4
Tabel 1.2 Perbandingan Market Share Bank Syariah dengan Bank Umum
Nasional .......................................................................................................... 4
Tabel 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan Perbankan
Nasional .......................................................................................................... 6
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu .................................................................. 31
Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat level .............................. 57
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat 1st difference ................ 58
Tabel 4.3 Hasil Penetapan Lag Optimal ......................................................... 59
Tabel 4.4 Hasil Uji Johansen Cointegration Test .......................................... 63
Tabel 4.5 Estimasi VECM Jangka Pendek ..................................................... 64
Tabel 4.6 Estimasi VECM Jangka Panjang .................................................... 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 35
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian .................................................................... 48
Grafik 4.1 Plot Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia ...................... 51
Grafik 4.2 Plot Total Dana Pihak Ketiga ........................................................ 52
Grafik 4.3 Plot Total Pembiayaan .................................................................. 53
Grafik 4.4 Plot Jumlah Kantor ........................................................................ 54
Grafik 4.5 Plot Inflasi ..................................................................................... 55
Grafik 4.7 Hasil Impulse Response Pertumbuhan Aset terhadap Shock dari DPK
........................................................................................................................ 69
Grafik 4.8 Hasil Impulse Response Pertumbuhan Aset terhadap Shock dari
Pembiayaan ..................................................................................................... 70
Grafik 4.9 Hasil Impulse Response Pertumbuhan Aset terhadap Shock dari
Jumlah Kantor ................................................................................................. 71
Grafik 4.10 Hasil Impulse Response Pertumbuhan Aset terhadap Shock dari
Inflasi .............................................................................................................. 72
Grafik 4.12 Hasil Analisis Variance Decomposition Pertumbuhan Aset ....... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya bank-bank syariah dalam dua dekade terakhir merupakan refleksi
kebutuhan atas sistem perbankan yang dapat memberikan kontribusi stabilitas
kepada sistem keuangan nasional, serta wujud komitmen masyarakat untuk
menerapkan prinsip syariah dalam mewujudkan kesetaraan, kejujuran dan keadilan
melalui sistem bagi hasil. Wujud kontribusi nyata bank syariah –meskipun belum
optimal- merupakan potensi besar bagi pengembangan sistem keuangan modern.
Peran serta semua pihak dan pelaku ekonomi terkait merupakan keharusan yang
segera direalisasikan untuk mewujudkan sistem keuangan alternatif dalam
memecahkan masalah ekonomi.1
Secara resmi legalisasi perbankan syariah telah dituangkan dalam UU No.
7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana di ubah dengan UU No.10 tahun
1998, dan juga dalam UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
di ubah dengan UU No. 3 tahun 2004. Sebagai otoritas pegawas bank-bank di
Indonesia, Bank Indonesia secara intensive sejak tahun 2002 hingga sekarang terus
melakukan regulasi terhadap aktivitas perbankan syariah di Indonesia.
1 Amir Machmud & H. Rukmana. Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. (Jakarta: Erlangga), 2010, h.59
2
Pada tahun 2002, Bank Indonesia mencanangkan program akselerasi
pengembangan dan pertumbuhan2. Program tersebut yaitu melalui Program
Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah (PAPBS)3 sebagaimana dituang
dalam cetak biru tahun 2002 - 2011, target pertumbuhan pada tahun 2011
ditetapkan sebesar 5 % dari seluruh aset perbankan nasional. Untuk itulah,
akselerasi pertumbuhan tersebut perlu didukung oleh suatu kebijakan akselerasi
yang tepat, yang tidak hanya melibatkan Bank Indonesia dan pemerintah saja, tetapi
juga komponen masyarakat lainnya seperti lembaga-lembaga pendidikan dan
perguruan tinggi, sebagai penyedia sumber daya insani (SDI).
Dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 maka, secara tegas system perbankan
syariah ditempatkan sebagai bagian dari system perbankan nasional. UU tersebut
telah diikuti dengan ketetuan pelaksanaan dalam beberapa surat keputusan Direksi
Bank Indonesia tanggal 12 Mei 1999, yaitu tentang Bank Umum berdasakan prinip
Syariah. Hal yang sangat penting dari peraturan baru ini adalah bahwa Bank-Bank
umum dan Bank-Bank Perkreditan Rakyat Konvensional dapat menjalankan
transaksi perbankan syariah melalui pembukaan kantor-kantor cabang syariah, atau
mengkonversikan kantor cabang konvensional menjadi kantor cabang syariah.
Perangkat hukum itu diharapkan telah memberi dasar hukum yang lebih kokoh dan
peluang yang lebih besar dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia.
2 Amir Machmud & H. Rukmana. Bank Syariah, Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia. (Jakarta: Erlangga), 2010, h.59 3 Nurani Purboastuti, Nurul Anwar, Irma Suryahani. Pengaruh Indikator Utama Perbankan
Terhadap Pangsa Pasar Perbankan Syariah. (Journal of Economics and Policy March 2015), h.11
3
Keleluasaan yang diberikan oleh undang-undang yang baru tersebut telah
mendapatkan tanggapan positif dari kalangan perbankan syariah.4
Sehingga Industri Keuangan Syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk
sekitar 255 juta jiwa di mana 85% beragama Islam, memiliki potensi yang cukup
besar untuk dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam. Ketertarikan dan
perhatian masyarakat terhadap industri ini juga kian membaik. Aset Industri
Keuangan Islam di Indonesia telah mencapai Rp 3.952,1 triliun terdiri dari
perbankan syariah Rp 297,2 triliun, IKNB syariah Rp 74,8 triliun dan pasar modal
syariah Rp 3.579,4 triliun5.
Walaupun aset Keuangan Islam di Indonesia terus meningkat tetapi masih
mengalami kekurangan yang harus dipenuhi yaitu salah satunya pangsa pasar
(market share), market share perbankan syariah terhadap industri perbankan
nasional sampai bulan Desember 2015 belum mencapai angka 5%.
Fenomena ini jelas bertentangan dengan ekspektasi yang tertulis dalam
Blueprint of Islamic Banking Development di Indonesia yang di publikasikan Bank
Indonesia pada tahun 2002. Berikut adalah perbandingan total aset bank syariah
dengan total aset bank umum nasional.
4 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta : Pustaka Alvabet), 2006,
h.8 5 SIARAN PERS OJK, 4 Agustus 2016 di Summarecon Mall Serpong Tangerang Selatan.
4
Tabel 1.1 Perbandingan Total Aset Bank Syariah dengan Bank Umum Nasional
Tahun Total Aset Bank Syariah Total Aset Bank Umum Nasional
2011 145,457 3,652,832
2012 195,018 4,262,587
2013 242,276 4,954,467
2014 272,343 5,615,150
2015 296,262 6,132,583
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah aset bank syariah terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah aset bank
syariah sebesar 145,457 miliar rupiah dan sampai akhir tahun 2015 jumlah aset
bank syariah sebesar 296,262 miliar rupiah. Sedangkan untuk bank umum nasional
total asetnya juga mengalami peningkatan dari tahun ketahun, pada tahun 2011 total
aset bank umum nasional sebesar 3,652,832 miliar rupiah dan pada akhir 2015 total
asetnya sebesar 6,132,583 miliar rupiah.
Tabel 1.2 Perbandingan Market Share Bank Syariah dengan Bank Umum
Nasional
Tahun Market Share Bank Syariah Market Share Bank Konvensioal
2011 3.98% 96.02%
2012 4.58% 95.42%
2013 4.89% 95.11%
2014 4.85% 95.15%
2015 4.83% 95.17%
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
5
Dari table 1.2 market share bank syariah tahun 2011 sebesar 3.98%
kemudian meningkat sampai tahun 2013 sebesar 4.89% tetapi pada tahun 2014 dan
2015 market share bank syariah turun berturut-turut menjadi 4.85% dan 4.83%.
Sedangkan market share bank konvensional pada tahun 2011 sebesar 96.02% dan
turun menjadi 95.11% pada tahun 2013, kemudian market share nya naik pada
tahun 2014 dan 2015 masing-masing menjadi 95.15% dan 95.17%.
Dari data diatas dapat disimpulkan walaupun terjadi peningkatan market
share bank syariah pada tahun 2011 sampai 2013 tetapi dalama 2 tahun terakhir
terjadi penurunan market share bank syariah pada tahun 2014 dan 2015. Hal ini
tidak sesuai dengan target Bank Indonesia dalam kebijakan akselerasi.
Pengembangan Perbankan Syariah (PAPBS)6 sebagaimana dituang dalam cetak
biru tahun 2002-20117 , target pertumbuhan market share perbankan syariah
ditetapkan sebesar 5 % dari seluruh aset perbankan nasional.
Berbeda dengan Malaysia, Indonesia masih tertinggal. Pangsa pasar
perbankan syariah di negeri Jiran tersebut sudah mencapai 21,3% sampai akhir
2015. Tingginya tingkat market share di Malaysia di karenakan Pemerintah dan
nasabah di Malaysia lebih percaya terhadap bank syariah8.
6 Nurani Purboastuti, Nurul Anwar, dan Irma Suryahani. Perngaruh Indikator Utama
Perbankan Terhadap Pasar Perbankan Syariah. (Journal of Economics and Policy March 2015),
h.11. 7 Otoritas jasa keuangan, Roadmap perbankan syariah Indonesia 2015-2019, h. 21-25 8 Daryoko”Strategi Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah Nasional”. Di akses
pada tanggal 18 Januari 2016 dari http://www.kompasiana.com/daryoko/strategi-meningkatkan-
market-share-perbankan-syariah-nasional_5590a4b093fdfd9a048b4567.
6
Penurunan market share perbankan syariah terhadap perbankan nasional
terjadi karena pertumbuhan total aset perbankan syariah masih dibawah
pertumbuhan total aset perbankan nasional. Sesuai pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan Perbankan
Nasional
Tahun Pertumbuhan Aset Bank Syariah Pertumbuhan Aset Bank Nasional
2011-2012 34.07% 16.70%
2012-2013 24.23% 16.23%
2013-2014 12.41% 13.33%
2014-2015 8.78% 9.21%
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah)
Pada tabel 1.3 diatas pertumbuhan total aset bank syariah pada tahun 2011
sampai tahun 2013 sebesar 34.0726% dan 24.2326%, lebih tinggi dari pertumbuhan
perbankan nasional yakni sebesar 16.6927% dan 16.2315%. Tetapi pada tahun 2014
sampai akhir tahun 2015 pertumbuhan bank syariah sebesar 12.4102% dan
8.7827% dibawah pertumbuhan perbankan nasional yakni sebesar 13.3351% dan
9.2149%.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan market share bank
syariah terhadap perbankan nasional dikarenakan pertumbuhan aset bank syariah
pada tahun 2014 sampai akhir tahun 2015 berada dibawah pertumbuhan aset
perbankan nasional.
7
Sehingga pada tahun 2002 sampai 2015 market share pada asset bank
syariah belum mencapai target 5 % yang sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia
dalam cetak biru. Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2015 juga mengeluarkan
Roadmap Perbankan Syariah 2015-2019 yang menargetkan market share
perbankan syariah terhadap perbankan nasional sebesar 10%. Dengan adanya target
tersebut maka diperlukan evaluasi terhadap pengembangan perbankan syariah agar
target 10% market share pada tahun 2019 dapat tercapai.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan penurunan pertumbuhan total aset
bank syariah. Total aset suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
menghimpun dana atau likuiditas dari masyarakat (dana pihak ketiga), semakin
besar dana yang dihumpun maka akan semakin besar operasional bank sebaliknya
semakin sedikit dana yang dihumpun maka akan sulit bagi bank untuk beroperasi9.
Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat, sumber dana dari
masyarakat ini menjadi penting karena merupakan sumber dana yang digunakan
untuk kegiatan operasi bank dan menjadi ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber dana ini10.
Faktor lain yang bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan total aset adalah
pembiayaan, hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Lailiatul Masturoh
(2007) bahwa terdapat hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara
total aset dengan pembiayaan pada Bank Syariah. Pembiayaan adalah aktivitas
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, semakin baik bank melakukan
9 Maria Ulfah. Analisa Perkembangan Aset, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan. (Jurnal
Koordinat Jakarta), 2009 10 Dwi Nuraini Ihsan. Manajemen Treasury Bank Syariah. (Jakarta: UIN PRESS 2014)
h.19
8
pembiayaan, maka semakin banyak pula kemungkinan pendapatan yang dapat
diakumulasikan, dan semakin besar juga market share bank yang dicapai11.
Kemudian faktor lain yang bisa mempengaruhi total aset bank syariah
adalah jumlah Kantor bank syariah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Latti Indirani (2006) yang menyatakan bahwa jumlah kantor bank syariah secara
positif berpengaruh terhadap pertumbuhan bank syariah. Semakin banyak jumlah
kantor bank syariah maka akan semakin banyak pula aset yang bisa dikumpulkan.
Menurut Adiwarman A.Karim dalam penelitian Nyakbit Tungong Tanmala
(2015), Inflasi memberikan dua tekanan bagi perbankan syariah salah satunya
adalah dari sisi bagi hasil bank syariah kepada nasabah, penabung dan deposan yang
sulit bersaing dengan bunga bank konvensional. Ketika tingkat inflasi naik,
masyrakat akan lebih tertarik menabung di bank Konvensional yang menawarkan
suku bunga yang tinggi, yang mengakibatkan market share Bank Syariah menjadi
turun. Inflasi merupakan gejala kenaikan barang-barang yang bersifat umum dan
terus menerus12.
Dari pemaparan tersebut maka perlu dilakukan analisa terhadap penurunan
pertumbuhan total aset pada perbankan syariah di Indonesia. Maka judul penelitian
yang penulis angkat adalah “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pertumbuhan Total Aset Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015 ”.
11 Banoon Sasmitasiwi dan Malik Chayadin. Prediksi Pertumbuhan Perbankan Syariah di
tahun 2008. (Simposium Riset ISEI Petra University Paper Surabaya), 2008 12 Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Ekonomi Makro Islam: Pendektan Teoritis.
(Jakarta: Kencana Prenda Media Group), 2008.
9
B. Identifikasi Masalah
1. Adanya penurunan tingkat pertumbuhan pada total aset perbankan syariah
di Indonesia dari tahun-ketahun yang menyebabkan kontribusi aset terhadap
Bank Umum Nasional masih sangat kecil.
2. Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah (PAPBS) sebagaimana dituang dalam cetak biru tahun
2002, target pertumbuhan market share perbankan syariah ditetapkan
sebesar 5 % dari seluruh aset perbankan nasional.
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Roadmap 2015-2019 Perbankan
Syariah, pada tahun 2019 menargetkan market share perbankan syariah 10
% terhadap perbankan nasional.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah didefinisikan pada sub-bab sebelumnya
maka terdapat batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Analisa dilakukan pada pertumbuhan total asset perbankan syariah pada
rentang waktu 2011 hingga 2015.
2. Analisa dilakukan pada dana pihak ketiga, pembiayaan, jumlah kantor dan
inflasi pada rentang waktu 2011 hingga 2015.
3. Sumber data diteliti berasal dari laporan keuangan Bank Syariah, data dan
inflasi pada rentang waktu 2011 hingga 2015
4. Data diolah menggunakan model VECM (Vector Error Correction Model).
10
2. Perumusan Masalah
Dengan didukung oleh data-data yang diambil dari penelitian terdahulu oleh
para ahli dan argument pendukung yang sudah ditemukan pada sub-bagian
sebelumnya, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diklasifikasikan
pada penelitian kali ini, yakni:
1. Baaimana pengauruh/hubungan antara dana pihak ketiga, pembiayaan,
jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan asset bank syariah secara
jangka pendek?
2. Bagaimana pengaruh/hubungan antara dana pihak ketiga, pembiayaan,
jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan asset bank syariah secara
jangka panjang?
3. Bagaimana pola dinamis hubungan antara dana pihak ketiga, pembiayaan,
jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
1. Menganalisa dan mengevaluasi pengaruh/hubungan antara dana pihak
ketiga pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan
asset bank syariah secara jangka pendek.
2. Menganalisa dan mengevaluasi pengaruh/hubungan antara dana pihak
ketiga pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan
asset bank syariah secara jangka panjang.
11
3. Menganalisa dan mengevaluasi pola dinamis hubungan antara dana
pihak ketiga, pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi terhadap
pertumbuhan aset perbankan syariah.
2. Manfaat Penelitian.
1. Bagi peneliti, dengan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan
penurunan pertumbuhan total aset bank syariah di Indonesia.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu
yang berkaitan dengan perbankan syariah serta sebagai sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan Kajian penelitian untuk mengevaluasi penurunan
pertumbuhan total asset bank syariah di Indonesia serta cara
memitigasinya
4. Bagi pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan sebagai dasar
kebijakan untuk mengatur perbankan syariah agar target-target dimasa
yang akan datang dapat tercapai.
5. Manfaat bagi masyarakat luas, penelitian ini berfungsi sebagai bahan
informasi bagi masyarakat luas, khususnya pemerintah,ekonom muslim
agar mereka antusias dalam memitigasi penurunan pertumbuhan total
aset bank syariah di Indonesia.
12
E. Sitematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar dapat memudahkan
penulisan skripsi, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab
dengan rincian sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masala, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini akan disajikan mengenai teori perbankan syariah, perbankan nasional,
aset perbankan syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi aset perbankan
nasional.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode
pengumpulan data, sumber data, variabel yang digunakan dalam penelitian, teknik
pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi data penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia pada periode 2011-2015.
BAB V : PENUTUP
13
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan
yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Perbankan
1. Pengertian
Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis dan banco dalam
bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Secara terminologi bank dapat
diartikan suatu lembaga intermediasi keuangan yang paling penting dalam sistem
perekonimian, yaitu sebagai lembaga khusus yang menyediakan financial.13
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan menjelaskan
bahwa fungsi perbankan Indonesia adalah menghimpun dana kemudian
menyalurkannya pada masyarakat.
2. Fungsi dan Tujuan Bank
Tujuan bank umumnya terbagi menjadi dua:
a. Sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah,
untuk itu bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Tanpa
adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya
dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu yang lama
b. Menerima tabungan dari masyarakat dan meminjamkannya kepada pihak
yang membutuhkan dana, dengan ini bank berperan meningkatkan arus dana
13 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Pustaka Alvabet), 2005,
Edisi Revisi Cet 3, h. 2
15
untuk investasi yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik,
ekonomi suatu negara akan meningkat.
3. Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan persoalana utama bank, tanpa
dana bank tidak dapat berbuat apa-apa. Aktifitas perbankan yang pertama adalah
menghimpun dana dari masyarakat luas, yang dikenal dengan istilah funding.
Artinya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara memasang berbagai
strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis
simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat seperti giro, tabungan, sertifikat
deposito dan deposito berjangka.14
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang
dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan15. Dana bank dihasilkan dari usaha
bank dalam menghimpun dana dari masyarakat16. Secara garis besar dana diperoleh
dari:
a. Dana Pihak Pertama
Dana pihak pertama adalah dana yang diperoleh dari internal bank
itu sendiri biasanya berasal dari pemegang saham17. Sumber dana pihak
pertama terdiri dari modal inti (core capital), modal inti adalah modal
sendiri yang berasala dari pemegang saham bank yakni pemilik bank.
Berikut adalah sumber dana modal inti bank:
14 Kasmir. Pemasaran Bank. (Jakarta: Kencana), 2005, h. 24 15 Faisal Afif. Strategi & Operasional Bank. (Bandung: Eresco), 1996, h. 153 16 Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: Rajawali Press), 2010, h. 65 17 Dahlam Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat. (Jakarta: FE UI), 2004,
h. 11
16
1) Modal yang disetor pemegang oleh pemegang saham
Sumber dana ini akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya
pada bank melalui pembelian saham, dan untuk penambahan dana
berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual
tambahan saham baru. Jadi sumber utama modal suatu perusahaan adalah
saham.
2) Cadangan
Yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi namun disishkan untuk
menutup timbulnya risiko kerugian dikemudian hari
3) Laba ditahan
Yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang
saham, tetapi para pemegang saham itu sendiri melelui rapat umum
pemegang saham memutuskan untuk menanam kembali dananya untuk
bank.
b. Dana Pihak Kedua
Dana pihak kedua adalah dana bank yang diperoleh dari pinjaman
eksternal pihak bank atau pinjaman bank18. Sumber dana ini merupakan
tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana
pertama. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu. Perolehan dana pihak kedua diperoleh dari:
18 Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat. (Jakarta: FE UI), 2004,
h. 116
17
1) Bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditasnya.
2) Pinjaman antar bank (Call Money)
Pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah
kliring dilembaga kliring dan tidak mampu membayar kekalahannya.
Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika
dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3) Pinjaman dari bank-bank luar negeri.
4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Pihak perbankan harus menerbitkan SBPU terlebih dahulu kemudian
diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan
maupun non keuangan.
c. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat baik
secara individu, perusahaann pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan
dan lainnya baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing19. Sumber
dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank
dan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan jika bank mampu
membiayai operasional dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber
ini relatif mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Dana
19 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Financial Instituatiion Management Conventional &
Syaria System. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2007, h. 413
18
pihak ketiga dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk antaralain: simpanan
giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito20.
B. Teori Perbankan Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam21.
Selain itu perbankan syariah dapat didefinisikan sebagai bank yang
melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prisip Islam, yaitu di dalam
transaksi yang dilakukan bank dengan nasabahnya tercantum di dalam perjanjian
(akad) yang berdasarkan hukum Islam. Hal ini menjadi pembeda antara bank
syariah dengan bank konvensional, jika bank konvensional prinsip dasar
operasionalnya menggunakan sistem bunga, sedangkan bank syariah
menggunakan prinsip bagi hasil karena sistem binga diyakini mengandung unsur
riba yang diharamkan oleh Agama Islam.22
Secara umum tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-
pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.
Adapun secara khusus tujuan bank syariah, diantaranya23:
20 Slamet Riyadi. Banking Assets and Liability Management. (Jakarta: FE UI), 2004, h. 79 21 Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP AMP YKNP), 2002, h. 1 22 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Financial Instituition Management Conventional &
Syaria System. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2007, h. 758-759 23 Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. (Yogyakarta: UII
Press), 2005
19
a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.
b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan,
artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi
kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme yang transparan.
c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak
memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor
karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor
akan ikut menikmatinya dalan jumlah lebih besar.
d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, karena bank syariah
lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.
e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang
membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah pengumpulan
dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri diantaranya untuk
memeratakan pendapatan masyarakat.
f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana.
g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha
bank.
2. Produk- Produk Perbankan Syariah
Dalam menjalankan usahanya bank syariah dituntut untuk mampu bertahan
ditengah persaingan dunia perbankan. Hal ini memicu bank syariah untuk lebih
berinovasi dalam meciptakan sebuah produk yang dapat menarik minat nasabah
20
menanamkan dananya di bank syariah. Produk inilah yang akan membantu bank
syariah mampu bertahan dan berkembang. Produk perbankan syariah dibagi
menjadi tiga bagian yaitu: produk penghimpunan dana (Funding), produk
penyaluran dana (Financing), dan produk yang berkaitan dengan jasa yang
duberikan bank kepada nasabahnya.
a. Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan taraf
hidup orang banyak.
Dana yang dihimpun dari masyarakat dapat berupa giro, tabungan, dana
deposito. Jenis penghimpunan dana ini pada dasarnya tidak berbeda dengan
produk penghimpunan dana pada bank konvensional, tetapi produk-produk
perbankan syariah harus mengikuti ketentuan syariah sesuai dengan yang
difatwakan oleh DSN-MUI. Prinsip operasional bank syariah yang telah
diterapkan secara luas adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
b. Produk Penyaluran Dana (Financing)
Bank syariah tidak hanya dituntut untuk mampu menghimpun dana
sebanyak-banyaknya tetapi bank syariah juga dituntut mampu menyalurkan
dana kepada nasabah. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk
bank syariah dalam pola penyaluran dana, antara lain24:
24 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 101
21
1) Prinsip Jual Beli (Tijarah)
Pembiayaan Murabahah, pembiayaan Al-Salam, dan pembiayaan Al-
Isthisna.
2) Prinsip Sewa (Ijarah)
Ada dua kaidah dalam prinsip ini yaitu Al-Ijarah dan Al-Ijarah
Muntahiya bit-Thamlik
3) Prinsip Bagi Hasil
Meliputi beberapa jenis prinsip yaitu Musyarakah, Mudharabah, dan
Mudharabah Muqayyadah.
C. Aset Bank Syariah
Dalam PSAK No.16 Revisi Tahun 2011 disebutkan bahwa aset merupakan
semua kakayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan baik berwujud
maupun tak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan mendatangkan
manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Manfaat ekonomi masa
depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan
setara kas kepada perusahaan. Ada beberapa karakteristik dari aset, yaitu:
1. Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh di masa depan.
2. Aset dikuasai oleh perusahaan, dalam artian dikendalikan oleh
perusahaan
3. Aset merupakan hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu
22
Total aset adalah total dari keseluruhan harta yang dimiliki oleh
perusahaan atau lembaga keuangan yang digunakan sebagai penunjang
operasional perusahaan atau lembaga keuangan tersebut.
Aset perbankan syariah meliputi; kas, penempatan dana pada bank
Indonesia, penempatan pada bank lain, jumlah pembiayaan yang diberikan,
penyertaan, penyisihan pengahapusan, aktiva produktif, aktiva tetap dan
inventaris, serta rupa-rupa aktiva.
Total aset suatu bank merupakan indikator utama ukuran bank, dimana
kecilnya total aset akan berdampak pada kecilnya tingkat economic of scale
yang dimiliki oleh bank25. Selain itu total aset merupakan salah satu ukuran
strategic positioning map yaitu strategi penetapan posisi untuk menenangkan
persaingan usaha
D. Dana Pihak Ketiga
Modal yang dimiliki bank sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga
(DPK) yang sesuai dengan salah satu fungsi bank itu sendiri yaitu menghimpun
dana dan meyalurkannya kepada masyarakat26. Pada sebagian besar atau setiap
bank dana masyarakat ini pada umumnya merupakan dana terbesar yang
dimiliki oleh bank. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat.27
25 Haryono. Ekonomi Keuangan dan Bank. (Jakarta: Raja Grafindo), 2004, h. 44 26 Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat. (Jakarta: FE UI), 2004,
h. 18 27 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia
System. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2007, h. 413
23
1. Jenis-Jenis Dana Pihak Ketiga
Berikut dana pihak ketiga sesuai dengan fatwa DSN-MUI tahun 2000 :
a. Giro
Merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan sarana atau alat khusus yang berupa cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemidah bukuan.
b. Tabungan
Merupakan bentuk simpanan dana yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. Tabungan
ada dua jenis yaitu berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadi’ah.
c. Deposito
Merupakan simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan
bank.
2. Produk dan Akad dalam Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah.
Beberapa produk yang biasa ditawarkan Bank Syariah untuk menghimpun
Dana Pihak Ketiga, yaitu28:
1) Giro dalam bentuk Rupiah maupun US$, dengan akad Wadiah
Dhamanah
2) Tabungan Kurban dengan akad Wadiah Yad Dhamanah
3) Tabungan Haji dengan akad Wadiah Yad Dhamanah.
28 Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah edisi 2. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
2008, h. 243
24
4) Tabungan Umum dengan akad Mudharabah
5) Tabungan Investasi Pendidikan dengan akad Mudharabah
6) Deposito Umum dengan akad Mudharabah
7) Deposito khusus dengan akad Mudharabah
8) Program Dana Pensiun dengan akad Mudharabah Muqayyadah
9) Obligasi dengan akad Mudharabah wal Murabahah.
E. Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yakni memberikan
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
kekurangan dana (defisit unit)29. Pada dasarnya penyaluran dana yang dilakukan
bukan dimaksudkan untuk meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah, tetapi
membiayai proyek keperluan nasabah, pembiayaan usaha nasabah tersebut
dilakukan dengan cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah, lalu menjual
kembali pada nasabah atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan modal
dalam usaha nasabah.30
Berikut adalah prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank
syariah dalam pola penyaluran dana, antara lain:
1) Prinsip Jual Beli (Tijaroh) 31
Prinsip jual beli dikembangkan menjadi tiga bentuk yaitu:
29 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 160 30 Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia
System. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2007, h. 470 31 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 101-107
25
a) Murabahah, adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
b) As-Salam, yaitu jual beli yang pembayarannya dilakukan secara tunai
sedangkan barang diserahkan secara kemudian (tangguh)
c) Al-Istishna, adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang. Pembuat barang menerima pesanan pembeli, pembuat barang
lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang
menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada
pembeli akhir. Jual beli ini akadnya seperti salam, namun
pembayarannya dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
2) Prinsip sewa (Ijarah) 32
Ada dua kaidah penting dalam prinsip ini, yaitu Al-Ijarah dan Al-Ijarah
Muntahiya bit-Thamlik.
a) Al-Ijarah, adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
b) Al-Ijarah Muntahiya bit-Thamlik, adalah akad pemindahan hak guna atas
barang atau jasa melalui upah sewa, tetapi pada akhir sewa bank syariah
dapat memindahkan kepemilikan barang kepada nasabah sesuai dengan
perjanjian.
3) Prinsip Bagi Hasil
Prinsip bagi hasil ini meliputi beberapa jenis prinsip yaitu:
32 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 117-119
26
a) Musyarakah, merupakan kerja sama dalam suatu usaha oleh dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
b) Mudharabah, merupakan kerjasama suatu usaha antara dua pihak di
mana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
kedua bertindak sebagai pengelola dan keuntungan usaha dibagi di antara
mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak33.
4) Akad Pelengkap
Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Akad ini
dilakukan dengan beberapa prinsip transaksi, yaitu:
a) Wakalah, berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat,
yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada pihak lain dalam hal-
hal lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.34
b) Kafalah, adalah memberikan jaminan oleh penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
c) Hawalah, adalah pengalihan hutang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya.35
d) Ar-Rahn, yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
33 AH. Azharuddin Lathif. Fiqh Muamalat. (Jakarta: UIN Press), 2005 34 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 120 35 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 126
27
memiliki nilai ekonomis, dengan demikian pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya atau biasa disebut gadai.36
e) Qardh, merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengaharapkan imbalan.
F. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Secara sederhana inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan
teru menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyertakan
harga barang lain tidak dapat disebut sebagai inflasi. Ada tiga komponen yang harus
dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi37:
1) Kenaikan harga, harga suatu komoditas dikatakan naik apabila menjadi lebih
tinggi daripada harga periode sebelumnya.
2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan
inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum
naik.
3) Berlangsung secara terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum juga
belum tentu akan memunculkan inflasi jika terjadinya hanya sesaat, karena
itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan,
36 Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani),
2001, h. 128 37 Prathama Raharja dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro Edisi 2. (Jakarta: FE
UI), 2004, h. 155
28
sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan
tersu menerus.
2. Dampak Inflasi
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus buka saja menimbulkan
efek buruk atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kepada kemakmuran individu dan
masyarakat, berikut dampak akibat inflasi38:
a) Inflasi bagi Perkembangan Ekonomi
Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat
tidak menguntungkan, hal ini menyebabkan para pemilik modal biasanya
lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi dengan tujuan
membeli harta-harta yang tetpa seperti tanah, rumah dan bangunan sehingga
menyebabkan investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan
ekonomi menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak lagi pengangguran.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula terhadap
perdagangan, kenikan tersebut barang-barang dalam negeri tidak dapat
bersaing dipasar internasional, hal ini menyebabkan ekspor menurun.
Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri akan semaki tinggi dan ini
menyebabkan barang-barang impor relatif lebih murah, jika barang-barang
impor lebih murah maka akan lebih banyak impor yang dilakukan.
38 Sadono Sukirno. Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ketiga. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), 2004, h. 338-339
29
Ekspor menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah
menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing atau
menyebabkan kedudukan neraca pembayaran memburuk.
b) Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi
negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek buruk terhadap masyarakat
diantaranya yaitu:
1) Inflasi akan menurunkan pendapatan riil masyarakat yang berpendapatan
tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan inflasi jika
inflasi terjadi hal ini akan menyebabkan upah riil mengalami penurunan.
2) Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan di bank atau
disimpan pada institusi keuangan lainnya, pada saat inflasi nilai tabungan
akan merosot. Masyarakat yang memegang uang tunai akan rugi karena nilai
riil turun.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi akan
mendatangkan keuntungan, karena pada saat pembayaran utang kepada
kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan
pada saat peminjaman.
30
Hubungan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan Dana Pihak Ketiga
Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun
dana atau likuiditas dari masyarakat, baik dalam skala kecil maupun besar. Sebagai
lembaga keuangan operasional utama bank bergantung dari kekuatan dana yang
dimiliki, sehingga apabila bank tidak memiliki dana yang memadai maka bank akan
sulit untuk beroperasi. Semakin banyak dana pihak ketiga yang dihimpun maka
akan semakin besar pula pertumbuhan aset bank syariah.
Hubungan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan Pembiayaan
Pembiayaan adalah aktivitas untuk mendukung investasi yang telah direncanakan
dan diproyeksikan, semakin baik bank melakukan pembiayaan, maka dapat
dikatakan bank berhasil dalam proses intermediasinya, semakin baik bank
melakukan aktivitas pembiayaan maka semakin banyak pula pendapatan yang bisa
diakumulasikan, dan semakin besar pertumbuhan yang mungkin dicapai.
Hubungan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan Jumlah Kantor Bank
Syariah
Semakin banyak jumlah kantor bank syariah terutama dipelosok-pelosok menjadi
penting karena dengan hadirnya kantor bank syariah dipelosok tersebut, masyarakat
yang sebelumnya belum mengenal apa itu bank syariah menjadi lebih mengenal
dan dapat mengakses bank syariah dengan mudah. Yang nantinya akan
memperbanyak nasabah yang menabung dibank syariah sehingga akan
meningkatkan aset bank syariah.
31
Hubungan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dengan dengan Inflasi
Inflasi memberikan dua tekanan bagi perbankan syariah salah satunya adalah dari
sisi bagi hasil bank syariah kepada nasabah, penabung dan deposan yang sulit
bersaing dengan bunga bank konvensional. Ketika tingkat inflasi naik, masyarakat
akan lebih tertarik menabung di bank Konvensional yang menawarkan suku bunga
yang tinggi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan bank
syariah.
G. Review Studi Terdahulu
No Peneliti Isi Perbedaan
1. Penulis:
Lati Indirani
(Skripsi Institute
Pertanian Bogor,
Departemen Ilmu
Ekonomi)
Judul:
Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Total
Aset Bank Syariah di
Indonesia
Tahun:
2006
Tujuan:
Menganalisa pengaruh
faktor-faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan total aset
bank syariah di
Indonesia dan
merumuskan upaya
yang dapat ditempuh
pemerintah untuk
meningkatkan
pertumbuhan total aset
bank syariah di
Indonesia.
Metode Penelitian:
Model regresi linear
berganda
(Ordinary Least
Square)
Hasil:
Variabel
makroekonomi yang
mempengaruhi
Penulis
menggunakan
variabel jumlah
kantor bank
syariah, ROA,
NPF, GDP, suku
bunga riil, dan
inflasi dengan
periode waktu 200
sampai 2005.
Kemudian pada
penelitian ini
menggunakan
metode Ordinary
Least Square.
32
pertumbuhan total aset
bank syariah adalah
pertumbuhan ekonomi
(GDP) yang
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
total aset bank syariah,
kemudian suku bunga
riil dan inflasi
berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan
total aset bank syariah.
Variabel mikroekonomi
yang mempengaruhi
pertumbuhan total aset
bank syariah adalah
ROA dan jumlah kantor
bank syariah yang
berpengaruh positif,
sedangkan variabel NPF
berpengaruh negatif.
2. Penulis:
Aulia Rahman
(Tesis Program Studi
Ekonomi Islam,
Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara)
Judul:
Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi
Market Share Bank
Syariah.
Tahun:
2016
Tujuan:
Menganalisa pengaruh
NPF, BOPO, CAR dan
SBIS terhadap Market
Share bank syariah.
Metode Penelitian:
Model Vector Auto
Regression (VAR)
Hasil:
Variabel NPF
berpengaruh 29.02%
terhadap market share
bank syariah, variabel
BOPO berpengaruh
21.30% terhadap
market share bank
syariah, variabel CAR
berpengaruh 2.97%
terhadap market share
bank syariah, kemudian
variabel SBIS
berpengaruh 15.68%
Penulis
menggunakan
variabel Non
Performing
Financing (NPF),
Biaya Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO), Capital
Adequacy (CAR),
Sertifikat Bank
Indonesia Syariah
(SBIS) dengan
periode waktu
2010 sampai 2015.
Kemudian pada
penelitian ini
menggunakan
model Vector Auto
Regression (VAR)
33
terhadap market share
bank syariah. Variabel
yang paling
berpengaruh terhadap
market share bank
syariah adalah NPF dan
SBIS.
3. Penulis:
Alvin Joeshar
(Skripsi Program Studi
Ekonomi Islam
Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Judul:
Model Kausalitas
Intermediasi dan
Prediksi Pertumbuhan
Perbankan Syariah di
Indonesia
Menggunakan VAR
dan ARIMA.
Tahun:
2013
Tujuan:
Menganalisa pola
pertumbuhan bank
syariah periode 2004
sampai 2013,
menganalisa hubungan
kausalitas antara DPK
dan pembiayaan pada
bank syariah serta
menganalisis pola
pertumbuhan perbankan
syariah berdasarkan
hasil prediksi tahun
2013 sampai 2015.
Metode Penelitian:
Vector Auto Regression
(VAR) dan ARIMA
Hasil Penelitian:
Dari hasil analisis
menggunakan model
ARIMA, perbankan
syariah mampu tumbuh
dari sisi DPK,
pembiayaan dan aset
dengan kemampuan
untuk tumbuh lebih dari
22.1 kali dalam periode
9 tahun. Kemudian
kointegrasi variabel
DPK dan pembiayan
bersifat tidak
intertemporal (short
term) melainkan
bersifat jangka panjang
(long term) terkait
dengan core bisnis
Penulis
menggunakan
variabel Dana
Pihak Ketiga
(DPK) dan
Pembiayaan untuk
mencari hubungan
kausalitas dengan
menggunakan
model Vector Auto
Regression
(VAR). Kemudian
variabel Total
Aset, DPK dan
Pembiayaan untuk
prediksi
pertumbuhan bank
syariah dengan
model ARIMA.
34
perbankan syariah
sebagai lembaga
intermediasi.
4 Penulis:
Nurani Purboastuti,
Nurul Anwar dan Irma
Suryahani
(Journal of Economics
and Policy, Universitas
Jenderal Soedirman)
Judul:
Pengaruh Indikator
Utama Perbankan
Syariah Terhadap
Pangsa Pasar
Perbankan Syariah
Tahun:
2015
Tujuan:
Menganalisa pengaruh
indikator DPK, ROA
NPF, FDR dan nisbah
secara parsial (individu)
dan bersama-sama
terhadap pangsa pasar
perbankan syariah di
Indonesia.
Metode Penelitian:
Model Regresi Linear
Berganda
Hasil Penelitian:
Indikator DPK, ROA,
NPF, FDR dan Nisbah
secara bersama-sama
mempengaruhi pangsa
pasar perbankan syariah
di Indonesia. Variabel
DPK dan ROA
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pangsa pasar bank
syariah, kemudian
variabel NPF
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan bank
syariah, dan variabel
FDR berpengaruh
positif tetapi tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan bank
syariah di Indonesia.
Penulis
menggunakan
variabel DPK,
ROA, NPF, FDR
dan Nisbah dengan
periode waktu
2006 sampai 2011.
Kemudian
menggunakan
model Regresi
Linear Berganda.
35
H. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pemikiran
Pertumbuhan Total Aset Bank
Syariah di Indonesia
(Y) Jumlah Kantor Bank
Syariah (X3)
Dana Pihak Ketiga
(X1)
Pembiayaan
(X2)
Inflasi
(X4)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas pengaruh dana pihak ketiga, pembiayaan, jumlah
kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan total aset bank syariah. Ruang lingkup
industri perbankan syariah yang dianalisis dalam penelitian ini mencakup BUS
dan UUS di Indonesia periode tahun 2011 sampai 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penilitan ini dilakukan melalui beberapa
cara yaitu :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan dan konsep
yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. Penelitian kepustakaan
dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, artikel
dan jurnal yang terkait penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data sekunder yang terkait penelitian ini diperoleh dari statistik perbankan
syariah mulai dari Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 yang dapat
dilihat dari laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Badan
Pusat Statistik dan situs-situs lain yang terkait dengan penelitian.
37
C. Jenis dan Sumber Data
Data merupakan bukti-bukti, fakta,fakta, sesuatu yang secara pasti diketahui
atau serangkaian informasi yang ada disekitar kita. Selain itu, data juga dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperlukan untuk mengambil
kesimpulan.39
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitin ini adalah data sekunder
yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data
deret waktu (time series) dari tahun 2011 sampai tahun 2015. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data yang
mendukung variabel penelitian yang diperoleh dari informasi dan laporan dari
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Data dari variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia, sedangkan data
dari variabel independen dalam penilitian ini adalah dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi yang diperoleh dari Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia, dan Bada Pusat Statistik.
D. Variabel Penelitian
Agar data dianalisis secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan
dengan mengubahnya menjadi variabel40. Dalam pengetian lain dikatakan
39 Mudrajad Kuncoro. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. (Jakarta: Erlangga), 2003,
h. 124 40 Sofyan Efendi dan Tukiran. Metode Penelitian Survey. (Jakarta: LP3ED), 2012, h. 56
38
bahwa variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan seperangkat
nilai41.
Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Variabel dependent
Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri42. Variabel ini
merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel independent.
Variabel dependent dalam penilitian ini adalah pertumbuhan aset bank
syariah yang merupakan selisih total aset bank syariah pada waktu t dengan
satu bulan sebelumnya (t-1) dibagi dengan total aset satu bulan sebelumnya
(t-1).
2. Variabel Independent
Variabel ini merupakan variabel yang menyebabkan perubahan terhadap
variabel dependent. Variabel independent yang diteliti oleh penulis adalah
dana pihak ketiga, pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi.
41 Ely Rochaeti, Ratih Tresna dan Abdul Madjid Latief. Metode Penelitian Bisnis dengan
Aplikasi SPSS. (Jakarta: Mitra Wacana Media), 2007, h. 11 42 Dwi Priyanto. Paham Analisis Statistik data dengan SPSS. (Jakarta: Mediakom), 2010,
h. 8
39
E. Metode Analisis Data
Alat analisis untuk mengolah data-data yang digunakan dalam penilitian
adalah metode Vector Auto Regression (VAR) jika data-data yang digunakan
stasioner dan tidak terkointegrasi, atau dilanjutkan dengan metode Vector Error
Correction Model (VECM) jika data-data yang digunakan tidak stasioner dan
terkointegrasi. VECM adalah bentuk VAR yang teretriksi, retriksi diberikan karena
data stasioner namun terkointegrasi43. Spesifikasi VECM meretriksi hubungan
jangka panjang antara variabel yang ada agar konveren ke dalam hubungan
kointegrasi namun tetap membiarkan perubahan-perubahan dinamis jangka
pendek44 Data-data tersebut diolah dengan bantuan perangkat lunak (software)
Eviews 9.0
1. Uji Stasionerotas Data (Uji Augmented Dickey-Fuller)
Data deret waktu biasanya terdapat permasalahan dalam stasioneritas,
sehingga dapat menjatuhkan validitas dari parameter yang di estimasi. Uji akar unit
atau uji stasioneritas data digunakan untuk melihat apakah data yang diamati
stasioner atau tidak. Time series dikatakan stasioner jika secara stokastik data
menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau dengan kata lain tidak
terdapat peningkatan atau penurunan data. Data yang tidak stasioner akan
menghasilkan regresi palsu atau lancung (spurious regression).Kejadian tersebut
43 Bambang Juanda dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu. (Bogor: IPB Press), 2012, h.
165. 44 Agus Widarjono. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. (Yogyakarta: Ekonisia
Fakultas Ekonomi UII), 2009, h. 349
40
menggambarkan hubungan variabel yang terlihat signifikan secrara statistik namun
sebenarnya tidak memiliki hubungan.45
Uji akar unit secara umum dapat dilakukan dengan melihat secara grafis
(visual) apakah terdapat trend dalam data atau tidak, dan melihat variance data pada
periode penilitian. Jika data pada level tidak stasioner, maka dapat dimodifikasi
menjadi selisih antar data sebelumnya (first difference) sehingga data menjadi
stasioner, data ini kemudian disebut terintegrasi pada derajat pertama atau I(1).
Variabel-variabel yang tidak stasioner pada level tidak dapat digunakan untuk
melihat hubungan jangka panjang dalam VAR. Meskipun penggunaan first
difference dalam VAR dapat digunakan, namun identifikasi retriksi jangka panjang
tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, kestasioneran data harus diketahui sebelum
menggunakan VAR.
a. Uji akar unit (unit root test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak.
Uji ini menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) pada derajat yang
sama (level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner.
Hipotesis:
H0 = data tidak stasioner
H1 = data stasioner
Dengan menggunakan pernyataan bahwa :
1) Nilai t-statistik ADF < Nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima
2) Nilai t-statistik ADF > Nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 ditolak
45 Hendri Tanjung dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Gramata
Publishing), 2013, h. 271
41
Pada penelitian ini menggunakan nilai kritis 5% dan untuk
menentukan data yang sudah stasioner atau belum dengan melihati nilai
probabilitasnya, jika lebih kecil dari 0.05 maka data stasioner.
b. Uji derajat integrasi
Pada data time series umumnya tidak stasioner pada level, sehingga
harus diuji kembali pada derajat satu atau dua sehingga dat menjadi
stasioner. Uji ini dilakukan apabila data tidak stasioner pada level, uji ini
mirip dengan uji akar unit dengan cara mendiferensiasi data pada tingkat
tertentu sehingga stasioner.
H0 = data tidak stasioner
H1 = data stasioner
Dengan menggunakan pernyataan bahwa :
1) Nilai t-statistik ADF < Nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima
2) Nilai t-statistik ADF > Nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 ditolak
Jika nilai statistik ADF secara absolute lebih kecil dibandingkan
nilai kritis MacKinnon, maka H0 diterima. Artinya terdapat satu akar unit
atau data tidak stasioner. Data time series yang belum stasioner pada tingkat
level dapat dijadikan stasioner melalui proses differensiasi agar data
menjadi stasioner.
42
2. Uji Lag Optimal
Penentuan lag ini sangat penting mengingat tujuan dikembangkannya model
VR adalah untuk melihat perilaku dan hubungan variabel dalam jangka pendek.
Dengan lag yang terlalu sedikit maka residual dari regresi tidak akan menampilkan
proses white noise sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara
tepat. Namun, jika memasukkan terlalu banyak lag maka dapat mengurangi
kemampuan untuk menolak H0 karena tambahan parameter yang terlalu banyak
akan mengurangi degrees of freedom.46
Selain itu, isu tentang penentuan panjang lag yang tepat akan menghasilkan
residual yang bersifat Gaussian dalam arti terbebas dari permsalahan autokorelasi
dan heteroskedasitas. Untuk kepentingan tersebut dapat digunakan beberapa
kriteria untuk mengetahui optimal atau tidaknya lag yang digunakan. Beberapa
kriteria tersebut adalah dengan metode Akaike Informasi Criterion (AIC), Schwarz
Information Criterion (SIC), Final Prediction Error (FPE), dan Hannan Quinn
(HQ). Tanda bintang menunjukkan lag optimal yang direkomendasikan oleh
kriteria AIC, SIC, FPE dan HQ.
3. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang
tidak stasioner terkointegrasi atau tidak. Konsep kointegrasi dikemukakan oleh
Engle dan Granger (1987). Uji kointegrasi digunakan untuk mengetahui keberadaan
hubungan jangka panjang antar variabel-variabel yang tidak stasioner, dimana
46 Hendri Tanjung dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Gramata
Publishing), 2013, h. 273
43
walaupun secara individual tidak stasioner namun kombinasi linear dari dua atau
lebih variabel-variabel tersebut stasioner47.
Kombinasi linear ini dikenal dengan istilah persamaan kointegrasi dan dapat
diinterpretasikan sebagai hubungan kesimbangan jangka panjang diantara variabel.
Persamaan tersebut dikatakan terkointegrasi jika trace statistic > critical value.
Dengan demikian H0 = nonkintegrasi dengan hipotesis alternatifnya H1 =
kointegrasi. Kita tolak H0 atau terima H1 jika trace statistic > critical value, yang
artinya terjadi kointegrasi dalam persamaan. Tahapan analisis Vecto Error
Corection Model (VECM) dapat dilanjutkan setelah jumlah persamaan yang
terkointegrasi telah diketahui.
4. Uji Kausalitas Granger (Granger Causality)
Uji kausalitas Granger digunakan untuk meliht arah hubungan suatu variabel
dengan variabel yang lain. Pendekatan Granger mencoba menjawab apakah {x}
menyebabkan {y} atau apakah nilai {y} sekarang dapat dijelaskan oleh nilai {y}
masa lalu dan kemudian apakah penambahan nilai lag {x} juga turut memengaruhi.
Variabel {y} dikatakan Caused oleh variabel {x} jika {x} membantu dalam
memprediksi {y} atau nilai koefisien lag {x} signifikan secara stastistik. Uji
kausalitas dengan menggunakan pendekatan Granger dapat dituliskan seperti
persamaan berikut48 :
47 Hendri Tanjung dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Gramata
Publishing), 2013, h. 274 48 Pradipta Andaru. Pengaruh Capital Gain IHSG dengan Pergerakan Yield Obligasi
Pemerintah di Indonesia. (Tesis, Binus Unisversity), 2013, h. 52
44
Yt = a11 + a12 yt-1 + ... + a1t yt-1 + β11 xt-1 + ... + β1tx-1 + εt...................(3.1)
Xt = a21 + a22 yt-1 + ... + a2t yt-1 + β21 xt-1 + ... + β2tx-1 + ut...................(3.2)
Dari hasil regresi persamaan (3.1) dan (3.2) di atas, maka akan dihasilkan empat
kemungkinan nilai koefisien regresi, masing-masing nilai koefisien adalah :
1. Jika secara statistik, ∑ 𝛽𝑖𝑡 ≠ 0𝑡𝑖=1 dan ∑ 𝛽𝑖𝑡 = 0𝑡
𝑖=2 maka terdapat
kausalitas satu arah dari {x} ke {y}
2. Jika secara statistik, ∑ 𝛽𝑖𝑡 = 0𝑡𝑖=1 dan ∑ 𝛽𝑖𝑡 ≠ 0𝑡
𝑖=2 maka terdapat
kausalitas satu arah dari {y} ke {x}.
3. Jika secara statistik, ∑ 𝛽𝑖𝑡 = 0𝑡𝑖=1 dan ∑ 𝛽𝑖𝑡 = 0𝑡
𝑖=2 maka antara {y} ke
{x} tidak saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.
4. Jika secara statistik, ∑ 𝛽𝑖𝑡 ≠ 0𝑡𝑖=1 dan ∑ 𝛽𝑖𝑡 ≠ 0𝑡
𝑖=2 maka antara {y} ke
{x} terdapat hubungan kausalitas antara satu dengan lainnya.
Hipotesis untuk pengujian kausalitas dengan menggunakan pendekatan
Granger adalah :
H0 = ∑ 𝛽𝑖𝑡 = 0𝑡𝑖=1 , suatu variabel tidak mempengaruhi variabel lainnya.
H1 = ∑ 𝛽𝑖𝑡 ≠ 0𝑡𝑖=1 , suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
5. Uji Vector Error Correction Model (VECM)
VECM merupakan suatu model analisis ekonometrika uang digunakan
untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel jangka
45
panjangnya49. Model VECM digunakan apabila terdapat persamaan yang
terkointegrasi, dimana nilai trace statistic lebih besar dari pada critical value.
Adapun spesifikasi model VECM secara umum menurut Nuryati, Siregar
dan Ratnawati dalam Pradipta Andaru (2013)50 :
∆𝑌𝑡 = 𝜇0𝑥 + 𝜇1𝑥𝑡 + 𝛱𝑥𝑌𝑡−1 + ∑ 𝛤𝑖𝑘−1𝑖=1 𝛥𝑌𝑡−1 + 𝜀𝑡........................(3.3)
Dimana :
Yt = vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian
𝜇0𝑥 = vektor intercept
𝜇1𝑥 = vektor keofisien regresi
𝑡 = time trend
𝛱𝑥 = 𝛼𝑥𝛽′𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝛽′ mengandung persamaan kointegrasi jangka panjang
𝑌𝑡−1 = variabel in-level
𝛤𝑖 = matriks koefisien regresi
𝑘 − 1 = ordo VECM dari VAR
𝜀𝑡 = error term
Apabila variabel-variabel tidak terkointegrasi pada stasioner atau ordo yang
sama, maka VECM tidk dapat diterapkan. Sebagai gantinya peneliti dapat
49 Shochrul R, Ajija, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. (Jakarta: Salemba Empat),
2011, h. 180 50 Pradipta Andaru. Pengaruh Capital Gain IHSG dengan Pergerakan Yield Obligasi
Pemerintah di Indonesia. (Tesis, Binus Unisversity), 2013, h. 54
46
menggunakan VAR standar yang hasilnya identik dengan Ordinary Least Square
(OLS).
6. Impulse Response Function (IRF)
Analisis IRF bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan bagi suatu variabel dalam memberikan respon atas perubahan yang
terjadi pada variabel lainnya. IRF mampu melacak pengaruh kontemporer dari
inovasi (shock) suatu variabel tertentu sebesar satu standar deviasi terhadap
nilai-nilai variabel endogen dalam sistem pada saat ini dan yang akan datang51.
IRF juga menggambarkan ekspektasi ke depan dari kesalahan prediksi suatu
variabel akibat inovasi dari variabel lain, sehingga lamanya shock tergantung
pada suatu varibael terhadap variabel laing hingga pengaruhnya hilang atau
kembali pada titik keseimbangan dapat dilihat.52
7. Variance Decomposition (VD)
Variance Decomposition merupakan analisis yang menyusun perkiraan
error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara varinace
sebelum dan sesudah shock dari diri sendiri maupun shock yang berasal dari
variabel lain53. Variance Decomposition juga merupakan perangkat model VAR
yang memisahkan variasi dari sejumlah variabel menjadi variabel innovation,
51 Hendri Tanjung dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. (Jakarta: Gramata
Publishing), 2013, h. 27 52 Schocrul R, Ajija, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. (Jakarta: Salemba Empat),
2011, h. 168 53 Novie Ilya Sasanti. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel MakroEkonomi Terhadap
Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia. (Skripsi, IPB), 2008, h. 38
47
dengan asumsi variabel-variabel innovation tidak saling berkorelasi dan juga
memberikan informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada
sebuah variabel terhadap shock variabel yang lain pada periode saat ini dan
periode yang akan datang.
F. Model Penelitian
Adapun model VECM yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
PERTUMBUHANt = f (DPKt, PEMBIAYAANt, JMLKANTORt, INFLASIt)
Untuk melihat hubungan antara dana pihak ketiga, pembiayaan , jumlah kantor,
dan inflasi terhadap pertumbuhan total aset bank syariah maka persamaannya
sebagai berikut:
Y = α+β1, DPK_X1+β2, PEMBIAYAAN_X2+β3, JMLKANTOR_X3+β4,
INFLASI_X4+β5....................................................(3.4)
Dimana:
Y = Pertumbuhan Aset Bank Syariah
DPK_X1 = Dana pihak ketiga
PEMBIAYAAN_X2 = Pembiayaan
JMLKANTOR_X3 = Jumlah kantor bank syariah
INFLASI_X4 = Inflasi
48
G. Kerangka Penelitian
Gambar 3.1
Sumber : Agus Widarjono (2007)
Data Time Series
Uji Stasioneritas
Stasioner Tidak Stasioner
VAR in level VAR in difference
Lag Optimum
Causality Granger
Cointegration Test
Terkointegrasi Tidak Terkointegrasi
VAR Estimation VECM Estimation
Variance Decomposition Impulse Response Function
49
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis untuk menguji apakah terdapat hubungan antara variabel
independent dengan varibel dependent. Beberapa hipotesis mengenai penilitian ini:
1. Pengaruh Jangka Pendek
1) Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dana pihak ketiga dengan
pertumbuhan aset bank syariah
Hi1 : Ada pengaruh yang signnifikan antara pembiayaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
2) Ho2 : Tidak ada pengaruh yaang signifikan antara pembiayaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
Hi2 : Ada pengaruh yaang signifikan antara pembiiyaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
3) Ho3 : Tidak ada pengaruh yaang signifikan antara jumlah kantor dengan
pertumbuhan aset bank syariah
Hi3 : Ada pengaruh yaang signifikan antara jumlah kantor dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
4) Ho4 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan
pertumbuhan aset bank syariah
Hi4 : Ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan pertumbuhan aset
bank syariah
2. Pengaruh Jangka Panjang
1) Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dana pihak ketiga dengan
pertumbuhan aset bank syariah
50
Hi1 : Ada pengaruh yang signnifikan antara pembiayaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
2) Ho2 : Tidak ada pengaruh yaang signifikan antara pembiayaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
Hi2 : Ada pengaruh yaang signifikan antara pembiiyaan dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
3) Ho3 : Tidak ada pengaruh yaang signifikan antara jumlah kantor dengan
pertumbuhan aset bank syariah
Hi3 : Ada pengaruh yaang signifikan antara jumlah kantor dengan
pertumbuhan aset bank syariah.
4) Ho4 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan
pertumbuhan aset bank syariah
Hi4 : Ada pengaruh yang signifikan antara inflasi dengan pertumbuhan aset
bank syariah
3. Ho : diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor, inflasi dan BI rate tidak direspon oleh
pertumbuhan aset bank syariah di Indoensia
Hi : diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor, inflasi dan BI rate direspon oleh pertumbuhan
aset bank syariah di Indoensia
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat pola data secara umum. Data
yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series. Data analisis
dalam bentuk data bulanan mulai periode 2011 sampai 2015. Seluruh data yang
digunakan diolah dan dianalisis menggunakan program Eviews versi 9.0
Plot Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia
Grafik 4.1
Sumber : OJK (data diolah)
Pertumbuhan aset menyentuh titik tertinggi pada bulan Desember 2011
sebesar 0.098% kemudian setelah itu pertumbuhannya turun menjadi -0.01%
pada bulan Januari 2012. Dua bulan setelahnya yakni bulan Februari dan Maret
2012 pertumbuhannnya mulai naik menjadi 0.012% dan 0.042%. Tetapi pada
-0.1
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
dalam satuan persen (%)
52
bulan April 2012 pertumbuhannya turun dan mencapai titik terendahnya dalam
periode penelitian menjadi sebesar -0.05%. pada bulan Desember 2012
pertumbuhannya kembali tinggi menjadi 0.084% setelah itu kembali turun pada
bulan Januari 2013 menjadi -0.0097%. Setelah bulan Maret 2013 pertumbuhan
aset bank syariah sampai akhir periode penelitian relatif kecil dengan range
antara -0.037 sampai 0.039%. Baru pada akhir periode atau Desember 2015
pertumbuhannya kembali naik menjadi 0.062%.
Plot Total Dana Pihak Ketiga
Grafik 4.2
Sumber : OJK (data diolah)
Pada periode pertama atau Januari 2011 total dana pihak ketiga sebesar
75,814 miliar rupiah kemudian pada bulan Mei 2011 total dana pihak ketiga
meningkat menjadi 82,861 miliar rupiah dan pada bulan Oktober 2011 total dana
pihak ketiga sudah mencapai 101,811 miliar rupiah. Sepanjang tahun 2012 total
dana pihak ketiga pada awal periode atau bulan Januari sebesar 116,518 miliar
0
50000
100000
150000
200000
250000
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
dalam miliar rupiah
53
rupiah kemudian terus meningkat sampai pada bulan Desember 2012 jumlah
dana pihak ketiga sebesar 147,512 miliar rupiah. Pada bulan Januari 2013 jumlah
dana pihak ketiga sebesar 149,670 miliar rupiah dan terus meningkat sampai
pada akhir tahun 2013 total dana pihak ketiga sebesar 183,534 miliar rupiah.
Kemudian pada bulan Januari 2014 total dana pihak ketiga sebesar 177,930
miliar rupih dan pada akhir tahun 2014 jumlah dana pihak ketiga meningkat
menjadi 217,858 miliar rupiah. Pada Januari 2015 jumlah dana pihak ketiga
sebesar 210,761 miliar rupiah dan pada akhir periode penilitian atau tepatnya
bulan Desember 2015 total dana pihak ketiga sebesar 231,175 miliar rupiah.
Plot Total Pembiayaan
Grafik 4.3
Sumber : OJK (data diolah)
Pada bulan Januari 2011 total pembiayaan sebesar 69,724 miliar rupiah
dan terus meningkat sampai pada bulan Desember 2011 jumlah pembiayaan
sebesar 102,655 miliar rupiah. Sepanjang tahun 2012, jumlah pembiayaan pada
0
50000
100000
150000
200000
250000
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
dalam miliar rupiah
54
januari 2012 sebesar 101,689 miliar rupiah dan pada bulan Desember 2012
jumlah pembiayaan sebesar 147,505 miliar rupiah. Pada bulan Januari 2013
jumlah pembiayaan sebesar 150,815 miliar rupiah dan pada akhir tahun 2013
jumlah pembiayaan sebesar 185,122 miliar rupiah. Kemudian pada bulan Januari
2014 jumlah pembiayaan sebesar 181,398 miliar rupiah sampai pada bulan
Desember 2014 jumlah pembiayaan sebesar 199,330 miliar rupiah. Dan pada
tahun terakhir periode penilitian atau tepatnya bulan Januari 2015 jumlah
pembiayaan sebesar 197,279 miliar rupiah sampai pada akhir tahun 2015 jumlah
pembiayaan sebesar 212,996 miliar rupiah.
Plot Jumlah Kantor
Grafik 4.4
Sumber : OJK (data diolah)
Pada bulan Januari 2011 jumlah kantor bank syariah sebanyak 1607 unit
dan terus meningkat sampai pada bulan Desember 2011 jumlah kantor bank
syariah sebanyak 1737 unit. Kemudian pada bulan Januari 2012 jumlah unit
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
dalam satun unit
55
kantor bank syariah sebanyak 1813 unit dan pada bulan Desember 2012 jumlah
kantor bank syariah sebanyak 2262 unit. Pada bulan Januari 2013 jumlah kantor
bank syariah sebanyak 2301 unit dan pada bulan Desember 2013 jumlah kantor
bank syariah sebanyak 2588 unit. Pada bulan Januari 2014 jumlah unit kantor
bank syariah turun dari sebelumnya bulan Desember 2013 menjadi 2554 unit dan
terus menurun sampai pada bulan Desember 2014 jumlah kantor bank syariah
sebanyak 2471 unit. Kemudian pada bulan Januari 2015 jumlah kantor bank
syariah sebanyak 2479 unit dan terus menurun sampai pada bulan Desember
2015 jumlah kantor bank syariah di Indonesia sebanyak 2301 unit.
Plot Inflasi
Grafik 4.5
Sumber : BPS (data diolah)
Pada bulan Januari 2011 inflasi di Indonesia sebesar 7% dan terus
menurun sampai bulan Desember 2011 inflasi di Indonesia sebesar 3.7%.
Kemudian pada bulan Januari 2012 inflasi di Indonesia sebesar 3.6% dan terus
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Jan
-13
Ap
r-1
3
Jul-
13
Oct
-13
Jan
-14
Ap
r-1
4
Jul-
14
Oct
-14
Jan
-15
Ap
r-1
5
Jul-
15
Oct
-15
dalam satuan persen (%)
56
meningkat sampai pada bulan Desember 2012 inflasi di Indonesia sebesar 4.3%.
Pada tahun 2013 tepatnya pada bulan Januari inflasi di Indonesia sebesar 4.5%
dan terus meningkat sampai pada akhir tahun 2013 inflasi di Indonesia sebesar
8.3%. Kemudian pada bulan Januari 2014 inflasi di Indonesia sebesar 8.2% dan
pada bulan Desember 2014 inflasi di Indonesia sebesar 8.3%. Pada tahun terakhir
periode penilitian tepatnya bulan Januari 2015 inflasi di Indonesia sebesar 6.9%
dan terus menurun sampai pada bulan Desember 2015 inflasi di Indonesia
sebesar 3.3%.
B. Analisis Pengujian Statistik
1. Uji Stasioneritas
Langkah pertama dalam melakukan pengujian data time series yaitu uji
stasioneritas dilakukan untuk mengetahui variabe-variabel yang diuji stasioner
atau tidak. Uji stasioner data dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar unit
yaitu dengan menggunakan augemted dickey-fuller (ADF) pada derajat yang
sama (level atau difference) sehigga diperoleh suatu data yang stasioner. Pada
penelitian ini menggunakan uji augemted dickey-fuller (ADF). Berikut adalah
hasil uji stasioneritas dengan menggunakan augemted dickey-fuller (ADF) dari
setiap data:
57
Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat level
Variabel
ket. t-statistic critical value 5% prob.
Aset -2.302567 -2.913549 0.1747 tidak stasioner
DPK -6.675391 -2.91173 0.0000 stasioner
Pembiayaan -2.376209 -2.912631 0.1528 tidak stasioner
Jumlah Kantor -2.69087 -2.912631 0.0817 tidak stasioner
Inflasi -4.640144 -2.91173 0.0004 stasioner
Sumber : Output eviews (data diolah)
Berdasarkan tabel uji stasioneritas dengan uji ADF pada level diatas.
Menggunakan critical value 5% hanya nilai ADF t-statistik DPK dan inflasi yang
lebih besar dari critical value nya dengan nilai masing-masing -6.675391 dan -
4.640144 sehingga DPK dan inflasi dapat dikatakan stasioner karena nilai ADF
t-statistik nya lebih besar dari nilai critical value -2.91173.
Sebaliknya variabel lainnya tidak stasioner dengan data sebagai berikut,
nilai variabel Pertumbuhan Aset t-statistik -2.302567<-2.913549 kemudian
Pembiayaan t-statistik -2.376209<-2.912631 kemudian Jumlah Kantor -2.69087
<-2.912631. Dengan demikian maka variabel Pertumbuhan, DPK, Jumlah
Kantor, dan Inflasi dapat dikatakan tidak stasioner uji ADF pada tingkat Level.
Oleh karena itu diperlukan proses 1st difference karena untuk mengetahui
variabel lainnya stasioner atau tidak. Pada tabel berikut merupakan hasil uji
stasioneritas ADF pada tingkat 1st difference.
58
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat 1st difference
Variabel
ket. t-statistic critical value 5% prob.
Aset -6.17707 -2.92378 0.0000 Stasioner
DPK -6.586414 -2.92378 0.0000 Stasioner
Pembiayaan -8.93475 -2.913549 0.0000 Stasioner
Jumlah Kantor -15.26984 -2.912631 0.0000 Stasioner
Inflasi -7.907601 -2.913549 0.0000 Stasioner
Sunber : Output eviews (data diolah)
Asumsi uji ADF jika t-statistic < critical value = tidak stasioner, dan
ADF t-statistic > critical value = stasioner. Dengan asumsi tersebut, maka dapat
dinyatakan semua variabel penelitian diantaranya Pertumbuhan, DPK,
Pembiayaan, Jumlah Kantor, Inflasi dan BI Rate dapat dinyatakan stasioner pada
tingkat 1st difference karena semua nilai t-statistic > critical value. Maka
penelitian ini dapat dilanjutkan dengan uji berikutnya.
2. Uji Lag Optimal
Permasalahan yang terjadi pada uji stasioneritas adalah penentuan lag
yang optimal. Pada pendekatan VAR maupun VECM sangat sensitif terhadap
panjangnya lag yang digunakan. Penentuan panjangnya lag dimaksudkan untuk
mengetahui panjangnya periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap masa
lalunya maupun variabel endogen lainnya.
Untuk menentukan panjang lag yang optimal dapat dilihat dari beberapa
kriteria yaitu: Final Prediction Error (FPI), Akaike Information Criterion (AIC),
59
Schwarz Information Criterion (SC) dan Hanna-Quinn Information Criterion
(HQ). Hasil uji panjang lag optimal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Penetapan Lag Optimal
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 622.5952 NA 8.01e-17 -22.87390 -22.68973* -22.80287
1 663.2934 72.35245 4.50e-17 -23.45531 -22.35032 -23.02916
2 714.0165 80.78114* 1.78e-17* -24.40802* -22.38220 -23.62674*
3 730.7679 23.57604 2.57e-17 -24.10251 -21.15587 -22.96611
4 747.7531 20.75969 3.92e-17 -23.80567 -19.93820 -22.31414
5 772.9176 26.09657 4.84e-17 -23.81176 -19.02347 -21.96511
6 812.3988 33.63210 4.06e-17 -24.34810 -18.63898 -22.14632
Sumber : Output eviews
Pada tabel 4.3 dapat dilihat hasil uji lag tersebut memberikan
rekomendasi lag yang berbeda-beda. Terlihat bahwa dengan kriteria LR, FPE,
AIC dan HQ kandidat yang disarankan adalah lag 2, dapat dilihat dari tanda
bintang yang paling banyak. Dengan demikian lag optimal yang disarankan
adalah lag 2.
3. Uji Granger-Causality
Pengujian dilakukan untuk melihat hubungan kasualitas antar variabel,
yakni pengujian Granger-causality antara variabel dana pihak ketiga,
pembiayaan, jumlah kantor, dan inflasi terhadap pertumbuhan aset. Hasil
pengujian ini akan menunjukkan ada tidaknya hubungan dua arah atau kausalitas
60
antara kelima variabel tersebut dengan variabel pertumbuhan aset dan bagaimana
arah hubungannya. Pengujian ini pada dasarnya digunakan untuk melihat pola
hubungan antar variabel. Berikut hasil pengujiannya dengan menggunakan α =
5%
3.1 Hubungan kausalitas antara Pertumbuhan Aset dengan Dana Pihak
Ketiga
Null Hypothesis: Obs F-
Statistic Prob.
DPK does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 9.59052 0.0003
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause DPK 1.77312 0.1797
Hubungan kausalitas pertama yang diuji adalah hubungan kausalitas
antara variabel Pertumbuhan aset dengan dana pihak ketiga. Dari pengujian
hubungan kausalitas dengan α = 5%, didapatkan kesimpulan bahwa dana pihak
ketiga mempengaruhi pertumbuhan aset sedangkan pertumbuhan aset tidak
mempengaruhi dana pihak ketiga. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan
antara pertumbuhan aset dengan dana pihak ketiga merupakan hubungan satu
arah.
61
3.2 Hubungan Kausalitas antara Pertumbuhan Aset dengan Pembiayaan
PEMBIAYAAN does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 12.6844 3.E-05
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause PEMBIAYAAN 5.93266 0.0047
Hubungan kedua yang diuji adalah hubungan kausalitas antara
pertumbuhan aset dengan pembiayaan. Dengan pengujian yang menggunakan α
= 5%, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mempengaruhi pertumbuhan aset
begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara
pertumbuhan aset dengan pembiayaan merupakan hubungan dua arah.
3.3 Hubungan Kausalitas antara Pertumbuhan Aset dengan Jumlah Kantor
JUMLAH_KANTOR does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 3.05925 0.0053
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause JUMLAH_KANTOR 2.09110 0.1336
Hubungan ketiga yang diuji adalah hubungan kausalitas antara
pertumbuhan aset dengan jumlah kantor. Dengan α = 5%, didapatkan kesimpulan
bahwa jumlah kantor mempengaruhi pertumbuhan aset teapi pertumbuhan aset
tidak mempengaruhi jumlah kantor. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat hubungan satu arah antara pertumbuhan aset dengan jumlah kantor.
62
3.4 Hubungan Kausalitas antara Pertumbuhan Aset dengan Inflasi
INFLASI does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 0.79884 0.0455
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause INFLASI 0.35478 0.7030
Hubungan keempat yang diuji adalah hubungan kausalitas antara
pertumbuhan aset dengan inflasi. Dengan α = 5%, didapatkan kesimpulan bahwa
inflasi mempengaruhi pertumbuhan aset sedangkan pertumbuhan aset tidak
mempengaruhi inflasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara
pertumbuhan aset dengan inflasi merupakan hubungan satu arah.
4. Uji Kointegrasi
Pengujian kointegrasi dilakukan untuk meperoleh hubungan jangka
panjang antar variabel yang telah memenuhi persyartan selama proses integrasi
yaitu dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat
satu (1st difference). Apabila ditemukan adanya kointegrasi, maka estimasi
VECM harus dilakukan. Namun sebaliknya apabila tidak ditemukan adanya
kointegrasi, maka estimasi VAR in difference yang dilakukan.
Uji koitegrasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Johansen
dengan membandingkan nilai trace statistic dan nilai Max-Eigen statistic lebih
besar dari nilai kritis 0.05 maka data terkointegrasi dan begitu juga sebaliknya.
Berikut hasil uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan uji kointegrasi
Johansen Test.
63
Tabel 4.4 Hasil Uji Johansen Cointegration Test
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.453149 85.86557 69.81889 0.0016
At most 1 * 0.357546 51.46157 47.85613 0.0221
At most 2 0.269670 26.24136 29.79707 0.1216
At most 3 0.127582 8.328585 15.49471 0.4309
At most 4 0.009582 0.548823 3.841466 0.4588 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.453149 34.40400 33.87687 0.0432
At most 1 0.357546 25.22021 27.58434 0.0974
At most 2 0.269670 17.91278 21.13162 0.1331
At most 3 0.127582 7.779762 14.26460 0.4015
At most 4 0.009582 0.548823 3.841466 0.4588 Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber : Output eviews
Berdasarkan hasil uji kointegrasi yang telah dilakukan, pada tabel 4.4
dapat dilihat bahwa nilai trace statistic lebih besar dari nilia kritis yaitu 85.86557
> 69.81889 pada tingkat keyakinan 5% kemudian nilai Max-Eigen statistic juga
lebih besar dari nilai kritis yaitu 34.40400 > 33.87687. Nilai trace statistic dan
nilai Max-Eigen statistic menunjukan adanya 1 rank kointegrasi yang signifikan
pada α = 5% yang ditunjukkan oleh tanda asentrik (*). Hal ini menindikasikan
bahwa diantara pergerakan semua variabel penelitian memiliki hubungan
64
keseimbangan dalam jangka panjang. Dengan demikian, analisis selanjutnya
dapat dilakukan dengan menggunakan model VECM.
5. Model Empiris VECM
Setelah hubungan kointegrasi diantara keenam variabel dalam penelitian
diperoleh, maka tahap selanjutnya adalah membentuk model VECM. Jika
terdapat hubungan kointegrasi di antara variabel dalam penelitian, maka estimasi
dilakukan dengan VECM, sedangkan jika tidak ada kointergrasi diantara enam
variabel ditas maka estimasi dilakukan dengan VAR.
5.1 Pengaruh Jangka Pendek
Tabel 4.5 Estimasi VECM Jangka Pendek
Variabel Koefisien t-statistic ket.
Jangka Pendek
CointEq1 0.82527 [-1.69450] tidak signifikan
D(DPK(-1)) 0.51666 [1.48488] tidak signifikan
D(PEMBIAYAAN(-1)) 0.23658 [ 2.10406] signifikan
D(JUMLAH_KANTOR(-1)) 0.30207 [0.99147] tidak signifikan
D(INFLASI(-1)) 0.02297 [-0.36576] tidak signifikan
D(DPK(-2)) 0.32001 [ 0.49925] tidak signifkan
D(PEMBIAYAAN(-2)) 0.2393 [ 2.02054] signifikan
D(JUMLAH_KANTOR(-2)) 0.21456 [ 0.52085] tidak signifikan
D(INFLASI(-2)) 0.02196 [- 0.23988] tidak signifikan Sumber : Output eviews (data diolah)
65
Dari tabel diatas maka didapatkan model VECM nya adalah sebagai berikut :
dPertumbuhan_aset = 1.48488DPK(-1) + 2.10406dPembiayaan(-1) +
0.99147dJumlah_Kantor(-1) – 0.36576dInflasi(-2)
Dengan nilai t-tabel sebesar 2.000995378 maka dapat dilakukan analisis
pengaruh jangka pendek. Pengaruh jangka pendek dana pihak ketiga terhadap
pertumbuhan aset walaupun tidak signifikan tetapi ada pengaruhnya yaitu
apabila dana pihak ketiga meningkat satu satuan maka akan meyebabkan
pertumbuhan aset meningkat sebesar 1.48488 satuan
Kemudian pengaruh jangka pendek pembiayaan terhadap pertumbuhan
aset adalah signifikan karena nilai t statistik-nya lebih besar dari t tabel-nya.
Apabila pembiayaan meningkat satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan aset sebesar 2.10406 satuan. Pengaruh jangka pendek dari jumlah
kantor terhadap pertumbuhan aset adalah tidak signifikan, yaitu apabila jumlah
kantor naik satu satuan maka akan meningkatkan pertumbuhan aset sebesar
0.99147 satuan.
Pengaruh jangka pendek inflasi terhadap pertumbuhan walaupun tidak
signifikan tetapi ada pengaruhnya, yaitu apabila inflasi naik satu satuan maka
akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan aset sebesar 0.36576 satuan.
66
5.2 Pengaruh Jangka Panjang
Tabel 4.6 Estimasi VECM Jangka Panjang
Variabel Koefisien t-statistic ket.
Jangka Panjang
D(DPK(-1)) 0.05966 [14.2800] signifikan
D(PEMBIAYAAN(-1)) 0.07187 [-1.30159] tidak signifikan
D(JUMLAH_KANTOR(-1)) 0.06525 [3.22356] signifikan
D(INFLASI(-1)) 0.00729 [ 2.08193] signifikan Sumber : Output eviews (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas pengaruh jangka panjang antara dana pihak
ketiga dengan pertumbuhan aset adalah positif dan signifikan , yaitu apabila
dana pihak ketiga naik satu satuan maka akan menyebabkan kenaikan pada
pertumbuhan aset sebesar 14.2800 satuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Maltuf Fitri (2016) yang menyatakan bahawa secara teoritis dan
empiris dana pihak ketiga terbukti memiliki peranan yang strategis terhadap
kinerja bank syariah yang memberikan kepastian manajemen untuk memberikan
pembiayaan dan berpengaruh terhadap kinerja usaha terutama pada upaya
menciptakan laba operasional yang sangat menentukan kelangsungan usaha
lembaga pembiayaan syariah.
Sedangkan pengaruh jangka panjang antara pembiayaan dengan
pertumbuhan aset adalah negatif dan tidak signifikan, apabila total pembiayaan
naik satu satuan maka akan menurunkan pertumbuhan aset sebesar 1.30159
satuan, hal ini berbeda dengan pengaruh jangka pendeknya yang berpengaruh
positif. Adanya pengaruh negatif dalam jangka panjang antara pembiayaan
67
dengan pertumbuhan aset bank sayariah dikarenakan tingka kredit/ pembiayaan
macet dibank syariah. Menurut data NPF bank syariah naik menjadi 4.33% dan
3.03% pada tahun 2014 dan 2015, dari sebelumnya 2.52% dan 2.22 % pada tahun
2011 dan 2012. Kenaikan NPF atau kredit yang bermasalah inilah yang
menyebabkan jika pembiayaan meningkat satu satuan maka akan menurunkan
pertumbuhan aset bank syariah sebesar 5.28951 satuan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lati Indirani (2006) yang menyatakan bahwa
kenaikan tingkat kredit bermasalah akan menurunkan pertumbuhan aset bank
syariah.
Pengaruh jangka panjang antara jumlah kantor bank syariah dengan
pertumbuhan aset bank syariah adalah positif dan signifikan. Jika jumlah kantor
bank syariah naik satu satuan makan akan meningkatkan pertumbuhan aset
sebesar 3.22356 satuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Candra Deddy (2013) dan Erna Rahmawati (2004), meningkatnya jumlah kantor
bank syariah terutama di daerah pelosok menjadi penting karena akan sangat
membantu bank syariah sendiri dalam mensosialisasikan keberadaan dan
pemahaman masyarakat tentang bank syariah. Jika masyarkat paham apa itu
bank syariah dengan mayoritas penduduk Indonesia yang muslim, sangat
mungkin bagi bank syariah untuk mendapatkan nasabah yang lebih banyak yang
nantinya juga akan meningkatkan aset bank syariah.
Kemudian pengaruh jangka panjang antara inflasi dengan pertumbuhan
aset bank syariah adalah positif dan signifikan. Apabila inflasi naik satu satuan
maka akan meningkatkan pertumbuhan aset bank syariah sebesar 2.08193
68
satuan. Hasil ini berbeda dengan penilitian yang dilakukan oleh Ari Munandar
dkk (2014) yang meyatakan bahwa inflasi secara negatif dan signifikan
berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah, juga sesuai dengan Adiwarman
Karim dalam penelitian Nyakbit Tungong Tanmala (2015) yang menyatakan
bahwa dari sisi bagi hasil bank syariah kepada nasabah lebih kecil dari bunga
bank konvensional. Jika terjadi inflasi maka masyarakat akan sangat berhati-hati
dalam mengelola dananya serta akan memilih investasi yang lebih
menguntungkan akibatnya masyarakat akan lebih tertarik menabung dibank
konvensional daripada bank syariah.
6. Impulse Response Function (IRF)
Perilaku dinamis dari model VECM dapat dilihat melalui respon dari
setiap variabel terhadap kejutan dari variabel tersebut maupun terhadap variabel
endogen lainnya. Dalam model ini response dari perubahan masing-masing
variabel dengan adanya informasi baru diukur dengan 1 standar deviasi. Sumbu
horizontal merupakan waktu dalam periode hari ke depan setelah terjadinya
shock, sedangkan sumber vertikal adalah nilai respon. Secara mendasar dalam
analisis ini akan diketahui respon positif atau negatif dari suatu variabel terhadap
variabel lainnya. Respon tersebut dalam jangka pendek biasanya cukup
signifikan dan cenderung berubah. Dalam jangka panjang respon cenderung
konsisten dan terus mengecil. Impulse Response Function memberikan
gambaran bagaimana respon dari suatu variabel di masa mendatang jika terjadi
gangguan pada satu variabel lainnya.
69
Grafik 4.7 Hasil Impulse Response Pertmbuhan Aset terhadap Shock dari DPK
-.4
.0
.4
.8
10 20 30 40 50 60
Response of PERTUMBUHAN_ASET to TOTAL_DPK
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Sumber : Output eviews
Hasil analisa IRF pada grafik 4.7 dan menunjukkan bahwa respon yang
diberikan pertumbuhan aset bank syariah akibat adanya perubahan pada variabel
dana pihak ketiga adalah negatif. Dari periode awal sampai periode akhir respon
nya selalu negatif, pada periode ke dua responnya sebesar 0.18%, kemudian pada
periode ke tujuh responnya sebesar 0.20%, respon terbesar terjadi pada periode
ke empat yakni sebesar 0.25% . Setelah periode ke sepuluh dengan respon
sebessar 0.18%, respon pertumbuhan aset bank syariah konsisten negatif dengan
respon antara 0.13% sampai 0.15% sampai dengan akhir periode.
70
Grafik 4.8 Hasil Impulse Response Pertmbuhan Aset terhadap Shock dari
Pembiayaan
-.4
.0
.4
.8
10 20 30 40 50 60
Response of PERTUMBUHAN_ASET to TOTAL_PEMBIAYAAN
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Sumber : Output eviews
Kemudian hasil analisa IRF menunjukkan bahwa respon pertumbuhan
aset bank syariah terhadap adanya shock dari pembiayaan pada periode ke dua
adalah positif sebesar 0.34%, pada periode ke lima responnya sebesar 0.20%,
Respon terbesar terjadi pada periode ke dua yakni sebesar 0.34%. Dari periode
ke dua sampai periode ke lima responnya selalu positif. Setelah periode ke dua
puluh enam sampai akhir periode respon pertumbuhan aset bank syariah terhadap
shock dari pembiayaan adalah negatif.
71
Grafik 4.9 Hasil Impulse Response Pertmbuhan Aset terhadap Shock dari Jumlah
Kantor
-.4
.0
.4
.8
10 20 30 40 50 60
Response of PERTUMBUHAN_ASET to JUMLAH_KANTOR_CABANG
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Sumber : Output eviews
Respon pertumbuhan aset bank syariah akibat adanya shock dari jumlah
kantor adalah positif pada periode ke dua dan kelima dengan respon masing-
masing sebesar 0.1% dan 0.005%. Pada periode ke tiga, ke empat dan sampai
akhir periode respon pertumbuhan aset bank syariah terhadap perubahan dari
jumlah kantor adalah negatif. Respon terbesar terjadi pada periode ke enam
dengan respon negatif sebesar 0.16%. Pada periode ke tiga puluh sampai akhir
periode secara konsisten respon pertumbuhan aset bank syariah akibat dari
perubahan jumlah kantor negatif dan berada pada range antara 0.11% sampai
0.12%.
72
Grafik 4.10 Hasil Impulse Response Pertmbuhan Aset terhadap Shock dari Inflasi
-.4
.0
.4
.8
10 20 30 40 50 60
Response of PERTUMBUHAN_ASET to INFLASI
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Sumber : Output eviews
Berdasarkan hasil analisa respon pertumbuhan aset bank syariah akibat
perubahan dari inflasi pada periode ke dua sampai ke lima, ke tujuh dan ke
sepuluh adalah negatif. Setelah periode ke 10, respon pertumbuhan aset bank
syariah akibat terjadinya perubahan pada inflasi selalu positif sampai akhir
periode. Respon terbesar terjadi pada periode ke lima yakni negatif sebesar
0.15%. Pada periode ke tiga puluh lima sampai akhir periode, respon
pertumbuhan aset bank syariah akibat dari perubahan pada inflasi berada pada
range antara 0.019% sampai 0.024%.
73
7. Variance Decomposition (VD)
Setelah menganaisis perilaku dinamis melalui impulse response,
selanjutnya akan dibuat karakteristik model melalui variance decompoition.
Pada bagian ini dianalisis bagaimana varians dari suatu variabel ditentukan oleh
peran dari variabel lainnya maupun peran dari dirinya sendiri. Variance
Decomposition digunakan untuk menyusun forecast error variance suatu
variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara varians sebelum dan sesudah
shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun shock dari variabel lain
untuk melihat pengaruh relatif variabel-variabel penelitian terhadap variabel
lainnya. Prosedur variance decomposition yaitu dengan mengukur presentase
kejutan-kejutan atas masing-masing variabel. Berikut ini disajikan variance
decomposition untuk waktu enam puluh periode ke depan atas masing-masing
variabel sebagaimana ditampilkan pada tabel dibawah ini
Grafik 4.8 Hasil Analisis Variance Decomposition Pertumbuhan Aset
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60
Percent PERTUMBUHAN_ASET variance due to PERTUMBUHAN_ASET
Variance Decomposition
74
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60
Percent PERTUMBUHAN_ASET variance due to TOTAL_DPK
Variance Decomposition
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60
Percent PERTUMBUHAN_ASET variance due to TOTAL_PEMBIAYAAN
Variance Decomposition
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60
Percent PERTUMBUHAN_ASET variance due to JUMLAH_KANTOR_CABANG
Variance Decomposition
75
0
20
40
60
80
100
10 20 30 40 50 60
Percent PERTUMBUHAN_ASET variance due to INFLASI
Variance Decomposition
Terdapat enam variabel yang akan ditinjau, pada grafik ini akan dilihat
varians-varians mana saja yang paling berperan terhadap pertumbuhan aset bak
syariah di Indonesia di masa yang akan datang.
Berdasarkan grafik 4.8 diatas dapat dijelaskan bahwa kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan aset bank syariah berasal dari varians pertumbuhan aset
bank syariah itu sendiri. Pada periode pertama, varians diri sendiri memberikan
pengaruh sebesar 100%. Pada periode kedua kontribusi varians diri sendiri
menurun 25% menjadi 75%, sedangkan varians variabel dana pihak ketiga
berkontribusi sebesar 4.94%, varians variabel pembiayaan berkontribusi sebesar
17.24%, varians variabel jumlah kantor berkontribusi sebesar 1.64%, varians
variabel inflasi berkontribusi sebesar 1.02.
Pada periode ke empat kontribusi varians diri sendiri masih kuat namun
sedikit menurun menjadi 66.65%, disaat yang sama varians dana pihak ketiga
berkontribusi semakin besar menjadi 10.43%, begitu juga dengan varians
variabel lainnya seperti varians jumlah kantor dan inflasi pada periode ke empat
ini berkontribusi semakin besar masing-masing sebesar 5.16% dan 3.56%.
76
Tetapi berbeda dengan varians variabel pembiayaan, pada periode ke empat ini
kontribusinya semakin menurun dari sebelumnya pada periode ke dua sebesar
17.24% menjadi 13.46% pada periode ke empat.
Pada periode ketiga belas varians diri sendiri terhadap pertumbuhan aset
turun separuhnya menjadi 49.57%, dan varians dana pihak ketiga semakin besar
kontribusinya menjadi 18.95%, dan varians pembiayaan berkontribusi semakin
kecil menjadi 12.4%. Varians variabel jumlah kantor pada periode ketiga belas
juga berkontribusi semakin besar menjadi 11.5%, begitu juga dengan varians
variabel BI rate sebesar 4.53%. Sedangkan varians variabel inflasi kontribusinya
semakin mengecil seperti halnya pembiayaan, dengan kontribusi sebesar 3.03%
dari sebelumnya 3.5% pada periode keempat.
Pada pertengahan periode atau periode ketiga puluh kontribusi varians
diri sendiri semakin menurun menjadi 34.88%, sedangkan varians variabel dana
pihak ketiga semakin besar menjadi 26.72%, begitu juga varians variabel jumlah
kantor kontribusinya semakin besar menjadi 17.55%. Berbeda halnya dengan
varians variabel pembiayaan dan inflasi yang kontribusinya semakin kecil
menjadi 8.8% dan 2.42%.
Sampai pada akhir periode kontribusi varians diri sendiri semakin
menurun menjadi 22.6% sedangakan varians variabel dana pihak ketiga pada
akhir periode berkontribusi lebih besar dari varians diri sendiri dengan kontribusi
sebesar 32.9%. Begitu juga dengan varians variabel jumlah kantor kontribusinya
semakin besar melebihi kontribusi varians diri sendiri menjadi 22.75%. Varians
variabel pembiayaan pada akhir periode semakin turun kontribusinya menjadi
77
5.73% dan varians variabel inflasi berkontribusi sebesar 1.99% pada akhir
periode.
Hasil ini menyimpulkan bahwa peningkatan pertumbuhan aset bank
syariah di Indonesia di masa-masa yang akan datang akan sangat dipengaruhi
oleh dana pihak ketiga, jumlah kantor, dan varians diri sendiri. Sedangkan
pembiayaan dan inflasi di masa-masa yang akan datang berkontribusi kecil
terhadap pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan meneliti
pengaruh guncangan dana pihak ketiga, pembiyaan, jumlah kantor dan
inflasi terhadap pertumbuhan aset bank syariah untuk jangka pendek dan
jangka panjang. Dengan menggunakan data time series dengan model
vector error correction model (VECM) pada software eviews 9.0 maka
didapatkan kesimpulan hasil penelitian ini, yakni:
1. Pengaruh jangka pendek dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan aset
bank syariah adalah positif tetapi tidak signifikan, kemudian hubungan
jangka pendek pembiyaan terhadap pertumbuhan aset bank syariah
adalah positif dan signifkan, begitu pula hubungan jangka pendek
jumlah kantor bank syariah terhadap pertumbuhan aset bank syariah
adalah positif dan tidak signifkan, kemudian hubungan jangka pendek
inflasi terhadap pertumbuhan aset bank syariah adalah negatif tetapi
tidak signifikan.
2. Pengaruh jangka panjang dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan aset
bank syariah adalah positif dan signifikan, kemudian pengaruh jangka
panjang pembiayaan terhadap pertumbuhan aset bank syariah adalah
negatif dan tidak signifikan, pengaruh jangka panjang jumlah kantor
bank syariah terhadap pertumbuhan aset bank syariah adalah positif dan
79
signifikan, kemudian pengaruh jangka panjang inflasi terhadap
pertumbuhan aset bank syariah adalah positif dan signifikan
3. Berdasarkan hasil Impulse Response Function (IRF) pola dinamis yang
ditunjukan oleh variabel-variabel dalam penelitian direspon oleh
pertumbuhan aset bank syariah. Akibat adanya shock pada variabel dana
pihak ketiga dan jumlah kantor direspon negatif oleh pertumbuhan aset
bank syariah. Kemudian akibat adanya shock pada variabel pembiayaan
dan inflasi direspon positif oleh pertumbuhan aset bank syariah. Dari
hasil Variance Decomposition (VD) menunjukan bahwa pada masa
yang akan datang pertumbuhan aset bank syariah akan sangat
dipengaruhi oleh dana pihak ketiga, jumlah kantor dan varians
pertumbuhan aset bank syariah itu sendiri. Sedangkan pembiayaan,
sesuai dengan hasil penelitian pengaruhnya semakin kecil dari periode
penelitian ke periode yang akan datang. Dan variabel inflasi dimasa-
masa yang akan datang berkontribusi kecil terhadap pertumbuhan aset
bank syariah di Indonesia.
B. Saran
1. Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia terus
meningkatkan tugas sebagai lembaga intermediasi yang lebih baik lagi
dalam menghimpun dana dan juga menyalurkannya, serta meningkatkan
jumlah kantor jaringan, dan memperhatikan faktor makroekonomi agar
80
pangsa pasar dari sisi aset yang ditargetkan BI dan OJK pada tahun 2019
sebesar 10 % dapat tercapai.
2. Bagi peniliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian
dengan menambah periode penelitian dan menambahkan variabel yang
lebih spesifik faktor yang dapat meningkatkan aset bank syariah, serta
memperbanyak jumlah sampel dengan menanmbahkan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah atau melakukan studi komparasi dengan
Perbankan Syariah di Negara lain.
81
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Faisal. Strategi & Operasional Bank. Bandung: Eresco, 1996.
Amalia, Lia. Ekonomi Internasional. Jakarta: Graha Ilmu. 2007.
Andaru, Pradipta. Pengaruh Capital Gain IHSG dengan Pergerakan Yield Obligasi
Pemerintah di Indonesia. Tesis Binus Unisversity Jakarta. 2013.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Prakti., Jakarta: Gema
Insani. 2001.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka Alvabet.
2006.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah edisi 2. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2008.
Daryoko. Strategi Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah Nasional. Di
akses pada tanggal 18 Januari 2016 dari
http://www.kompasiana.com/daryoko/strategi-meningkatkan-market-
share-perbankan-syariah-nasional_5590a4b093fdfd9a048b4567.
Efendi, Sofyan dan Tukiran. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ED. 2012.
Haryono. Ekonomi Keuangan dan Bank. Jakarta: Rajagrafindo. 2004
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan
Teoritis. Jakarta: Kencana Prenda Media Group. 2008.
82
Ihsan, Dwi Nuraini. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN PRESS.
2014.
Indirani, Lati. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total
Aset Bank Syariah di Indonesia. Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Institute
Pertanian Bogor. 2006.
Joeshar, Alvin. Model Kausalitas Intermediasi dan Prediksi Pertumbuhan
Perbankan Syriah di Indonesia Menggunakan VAR dan ARIMA. Skripsi
Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2013.
Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: IPB Press. 2012.
Judisseno, Risky. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka. 2005.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
2003.
Lathif, AH. Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Press. 2005.
Machmud, Amir dkk. Bank Syariah , Teori, Kebijakan, dan Studi Empris di
Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010.
Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII
Press. 2005
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKNP. 2002.
Otoritas jasa keuangan, Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019.
83
Priyanto, Dwi. Paham Analisis Statistik data dengan SPSS. Jakarta: Mediakom.
2010.
Purboastuti, Nurani dkk. Perngaruh Indikator Utama Perbankan Terhadap
Pangsa Pasar Perbankan Syariah. Journal of Economics and Policy
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Maret 2015.
Rahman, Aulia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Market Share Bank
Syariah.Tesis Program Studi Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara. 2016.
Rivai, Veithzal dkk. Bank and Financial Instituatiion Management Conventional
& Syaria System. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.
Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Fakultas
Ekonomoi UI. 2004.
Rochaeti, Ely. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra
Wacana Media. 2007.
Sasanti, Novie Ilya. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel MakroEkonomi
Terhadap Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia. Skripsi IPB
Bogor .2008.
Shochrul R, Ajija, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
2011.
SIARAN PERS OJK, 4 Agustus 2016 di Summarecon Mall Serpong Tangerang
Selatan.
84
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi: Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2004.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
Gramata Publishing. 2013.
Ulfah, Maria. Analisa Perkembangan Aset, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan.
Jurnal Koordinat Jakart. 2009.
Raharja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro Edisi 2. Jakarta:
FE UI. 2004.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia
Fakultas Ekonomi UII. 2009.
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.bps.go.id
85
LAMPIRAN 1
DATA PENELITIAN
Year Month Pertumbuhan
Aset Y
DPK X1
Pembiayaan X2
Jumlah Kantor X3
Inflasi X4
2011
Jan 0.002345083 -0.00291967 0.022630938 0.088016249 0.00862069
Feb 0.002548489 -0.009615638 0.024740405 -0.000622278 -0.025641026
Mar 0.054194839 0.060811081 0.039244776 0.003113325 -0.027777778
Apr -0.006137031 -0.001054601 0.019837582 0.009310987 -0.073684211
Mei 0.037437356 0.041399072 0.038203523 0.003690037 -0.029220779
Jun 0.051920294 0.050252833 0.050840128 0 -0.073578595
Jul 0.028373576 0.031841425 0.023482134 0 -0.167870036
Agu 0.034935852 0.024778387 0.070769667 0 0.039045553
Sep 0.056032601 0.062322731 0.025392092 0.012254902 -0.037578288
Okt 0.030789934 0.04148083 0.042719116 0.024213075 -0.041214751
Nov 0.041777428 0.034564045 0.027085378 0.01891253 -0.061085973
Des 0.098103607 0.095746701 0.03246603 0.007540603 -0.086746988
2012
Jan -0.010786693 0.009556817 -0.00941016 0.043753598 -0.036939314
Feb 0.012064939 -0.016323658 0.019903824 0.015995587 -0.024657534
Mar 0.042836346 -0.002599986 0.005071688 0.024429967 0.115168539
Apr -0.049959832 -0.002624259 0.043438636 0.002119767 0.133501259
Mei 0.022651187 0.010419407 0.037483796 0.02908514 -0.011111111
Jun 0.053333604 0.035354061 0.042075786 0.027235355 0.017977528
Jul 0.001634365 0.014579264 0.028216205 0.019509755 0.006622517
Agu 0.037696093 0.021938885 0.0333802 0.028459274 0.004385965
Sep 0.044114552 0.032383786 0.043306708 0.025763359 -0.058951965
Okt 0.032218665 0.053063175 0.040074564 0.017674419 0.069605568
Nov 0.033183223 0.031371557 0.034938524 0.014625229 -0.062906725
Des 0.084210351 0.063755219 0.051219373 0.018918919 -0.00462963
2013
Jan -0.009783712 0.014629318 0.022439917 0.017241379 0.062790698
Feb 0.020081819 0.007516536 0.021595995 0.010430248 0.161925602
Mar 0.064039434 0.040909844 0.045491718 0.00688172 0.111111111
Apr -0.008601976 0.00990673 0.01443994 0.023494233 -0.055932203
Mei 0.036785371 0.033680505 0.023573042 0.008347245 -0.017953321
Jun 0.014491005 0.000659107 0.023723686 0.001655629 0.078610603
Jul 0.002822946 0.015167779 0.019033213 0.004545455 0.459322034
Agu 0.019709558 0.022643028 0.000292287 0.017276841 0.020905923
Sep 0.018827488 0.008688654 0.015945043 0.008896078 -0.044368601
Okt 0.008106767 0.013494389 0.011076021 0.01242485 -0.00952381
Nov 0.015564762 0.013067614 0.008639923 0.001583531 0.006009615
Des 0.03923133 0.041079573 0.023718016 0.022924901 0.001194743
86
2014
Jan -0.037028018 -0.030533852 -0.020116464 -0.013137558 -0.019093079
Feb 0.003326118 0.001258922 0.002061765 0.001566171 -0.057177616
Mar 0.029195022 0.015666221 0.01756046 0.001172791 -0.055483871
Apr 0.013623062 0.025217608 0.016754612 0.001171417 -0.009562842
Mei 0.01244487 0.028435431 0.008651356 0.002730109 0.009655172
Jun 0.018900969 0.004250903 0.018166482 0.001555815 -0.084699454
Jul 0.002203177 0.014118396 0.00488257 0.006601942 -0.323880597
Agu -0.001010045 0.008543533 -0.000494644 -0.005787037 -0.119205298
Sep 0.021053967 0.006031874 0.013300135 -0.002328289 0.135338346
Okt 0.011055495 0.050623665 -0.000366295 -0.020225593 0.066225166
Nov 0.005995406 0.012181285 0.009593315 -0.007145693 0.289855072
Des 0.039766805 0.039180706 0.004809049 -0.011995202 0.341894061
2015
Jan -0.032583911 -0.032576265 -0.01028947 0.003237556 -0.167464115
Feb 0.005123942 -0.002201546 0.001338206 0.000403388 -0.096264368
Mar 0.013360069 0.012796188 0.016042077 -0.002016129 0.014308426
Apr 0.004151187 0.004624674 0.004055562 -0.002020202 0.064263323
Mei 0.010858311 0.006383983 0.011750345 -0.004048583 0.053019146
Jun 0.00402721 -0.008646831 0.010603549 -0.002439024 0.015384615
Jul -0.003235903 0.012207404 -0.005886749 -0.003259984 0
Agu 0.006225033 0.001263403 0.005033123 -0.013491415 -0.011019284
Sep 0.028639549 0.014901366 0.011021304 -0.019063407 -0.048746518
Okt -0.019726257 -0.000464523 -0.001801646 -0.015631601 -0.084919473
Nov 0.008055069 0.005271599 0.00652651 -0.006008584 -0.2176
Des 0.062541245 0.047771206 0.018515331 -0.006476684 -0.314928425
87
LAMPIRAN 2
Uji Stationeritas tingkat level
Null Hypothesis: PERTUMBUHAN_ASET has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.302567 0.1747
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_ASET)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:03
Sample (adjusted): 2011M04 2015M12
Included observations: 57 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_ASET(-1) -0.488573 0.212186 -2.302567 0.0253
D(PERTUMBUHAN_ASET(-1)) -0.614090 0.171111 -3.588843 0.0007
D(PERTUMBUHAN_ASET(-2)) -0.581238 0.115488 -5.032870 0.0000
C 0.009378 0.005092 1.841709 0.0711 R-squared 0.693573 Mean dependent var 0.000146
Adjusted R-squared 0.676228 S.D. dependent var 0.040166
S.E. of regression 0.022855 Akaike info criterion -4.651731
Sum squared resid 0.027684 Schwarz criterion -4.508359
Log likelihood 136.5743 Hannan-Quinn criter. -4.596012
F-statistic 39.98699 Durbin-Watson stat 1.815528
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: PERTUMBUHAN_DPK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.675391 0.0000
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551
88
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_DPK)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:07
Sample (adjusted): 2011M02 2015M12
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_DPK(-1) -0.883083 0.132289 -6.675391 0.0000
C 0.017181 0.003926 4.375814 0.0001 R-squared 0.438760 Mean dependent var 0.000859
Adjusted R-squared 0.428914 S.D. dependent var 0.031225
S.E. of regression 0.023597 Akaike info criterion -4.622097
Sum squared resid 0.031738 Schwarz criterion -4.551672
Log likelihood 138.3519 Hannan-Quinn criter. -4.594606
F-statistic 44.56085 Durbin-Watson stat 2.019584
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.376209 0.1528
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:08
Sample (adjusted): 2011M03 2015M12
Included observations: 58 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN(-1) -0.300964 0.126657 -2.376209 0.0210
D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN(-1)) -0.462346 0.120267 -3.844326 0.0003
C 0.005564 0.003102 1.793742 0.0784 R-squared 0.432567 Mean dependent var -0.000107
Adjusted R-squared 0.411933 S.D. dependent var 0.018782
89
S.E. of regression 0.014403 Akaike info criterion -5.592428
Sum squared resid 0.011409 Schwarz criterion -5.485854
Log likelihood 165.1804 Hannan-Quinn criter. -5.550915
F-statistic 20.96387 Durbin-Watson stat 2.163836
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.690870 0.0817
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:09
Sample (adjusted): 2011M03 2015M12
Included observations: 58 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO(-1) -0.304032 0.112986 -2.690870 0.0094
D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO(-1)) -0.227087 0.088741 -2.558996 0.0133
C 0.001478 0.001575 0.938853 0.3519 R-squared 0.289301 Mean dependent var -0.000101
Adjusted R-squared 0.263458 S.D. dependent var 0.012087
S.E. of regression 0.010373 Akaike info criterion -6.248836
Sum squared resid 0.005918 Schwarz criterion -6.142261
Log likelihood 184.2162 Hannan-Quinn criter. -6.207323
F-statistic 11.19432 Durbin-Watson stat 2.328623
Prob(F-statistic) 0.000083
Null Hypothesis: PERTUMBUHAN_INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.640144 0.0004
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551
90
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_INFLASI)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:11
Sample (adjusted): 2011M02 2015M12
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_INFLASI(-1) -0.602153 0.129770 -4.640144 0.0000
C -0.005073 0.015367 -0.330127 0.7425 R-squared 0.274171 Mean dependent var -0.005484
Adjusted R-squared 0.261438 S.D. dependent var 0.137346
S.E. of regression 0.118034 Akaike info criterion -1.402373
Sum squared resid 0.794129 Schwarz criterion -1.331948
Log likelihood 43.37001 Hannan-Quinn criter. -1.374882
F-statistic 21.53094 Durbin-Watson stat 1.782837
Prob(F-statistic) 0.000021
Uji Stationeritas tingkat 1st difference
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_ASET) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 10 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.177070 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_ASET,2)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:07
Sample (adjusted): 2012M01 2015M12
Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PERTUMBUHAN_ASET(-1)) -8.173320 1.323171 -6.177070 0.0000
D(PERTUMBUHAN_ASET(-1),2) 6.231541 1.259451 4.947821 0.0000
91
D(PERTUMBUHAN_ASET(-2),2) 5.372701 1.163866 4.616254 0.0000
D(PERTUMBUHAN_ASET(-3),2) 4.728726 1.039791 4.547764 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-4),2) 4.066972 0.933042 4.358829 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-5),2) 3.500100 0.801722 4.365725 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-6),2) 2.899013 0.667293 4.344436 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-7),2) 2.355797 0.532211 4.426436 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-8),2) 1.735612 0.418565 4.146576 0.0002
D(PERTUMBUHAN_ASET(-9),2) 1.234829 0.269352 4.584449 0.0001
D(PERTUMBUHAN_ASET(-10),2) 0.627005 0.131325 4.774463 0.0000
C -0.005060 0.002633 -1.922177 0.0625 R-squared 0.955702 Mean dependent var -3.83E-05
Adjusted R-squared 0.942166 S.D. dependent var 0.072160
S.E. of regression 0.017354 Akaike info criterion -5.057716
Sum squared resid 0.010841 Schwarz criterion -4.589916
Log likelihood 133.3852 Hannan-Quinn criter. -4.880933
F-statistic 70.60683 Durbin-Watson stat 1.723366
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 10 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.586414 0.0000
Test critical values: 1% level -3.574446
5% level -2.923780
10% level -2.599925 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_DPK,2)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:07
Sample (adjusted): 2012M01 2015M12
Included observations: 48 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PERTUMBUHAN_DPK(-1)) -7.788847 1.182563 -6.586414 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-1),2) 5.958076 1.124220 5.299742 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-2),2) 5.270242 1.037443 5.080030 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-3),2) 4.525581 0.934614 4.842193 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-4),2) 3.902053 0.839554 4.647769 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-5),2) 3.421872 0.723368 4.730473 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-6),2) 2.860832 0.594990 4.808205 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-7),2) 2.351536 0.469483 5.008777 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-8),2) 1.742813 0.361281 4.823980 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-9),2) 1.161015 0.237099 4.896748 0.0000
D(PERTUMBUHAN_DPK(-10),2) 0.578821 0.116388 4.973189 0.0000
92
C -0.005183 0.002781 -1.863468 0.0706 R-squared 0.899574 Mean dependent var -0.000389
Adjusted R-squared 0.868889 S.D. dependent var 0.051142
S.E. of regression 0.018518 Akaike info criterion -4.927812
Sum squared resid 0.012345 Schwarz criterion -4.460012
Log likelihood 130.2675 Hannan-Quinn criter. -4.751030
F-statistic 29.31580 Durbin-Watson stat 1.823856
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.934750 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN,2)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:09
Sample (adjusted): 2011M04 2015M12
Included observations: 57 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN(-1)) -2.096696 0.234668 -8.934750 0.0000
D(PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN(-1),2) 0.296847 0.130462 2.275355 0.0269
C -0.000747 0.001913 -0.390230 0.6979 R-squared 0.825560 Mean dependent var -4.41E-05
Adjusted R-squared 0.819099 S.D. dependent var 0.033921
S.E. of regression 0.014427 Akaike info criterion -5.588182
Sum squared resid 0.011240 Schwarz criterion -5.480653
Log likelihood 162.2632 Hannan-Quinn criter. -5.546393
F-statistic 127.7811 Durbin-Watson stat 1.993926
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.*
93
Augmented Dickey-Fuller test statistic -15.26984 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO,2)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:10
Sample (adjusted): 2011M03 2015M12
Included observations: 58 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO(-1)) -1.318857 0.086370 -15.26984 0.0000
C -0.000618 0.001443 -0.428232 0.6701 R-squared 0.806341 Mean dependent var 0.001520
Adjusted R-squared 0.802883 S.D. dependent var 0.024632
S.E. of regression 0.010936 Akaike info criterion -6.159641
Sum squared resid 0.006697 Schwarz criterion -6.088591
Log likelihood 180.6296 Hannan-Quinn criter. -6.131966
F-statistic 233.1679 Durbin-Watson stat 2.580406
Prob(F-statistic) 0.000000
Null Hypothesis: D(PERTUMBUHAN_INFLASI) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.907601 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(PERTUMBUHAN_INFLASI,2)
Method: Least Squares
Date: 04/19/17 Time: 23:11
Sample (adjusted): 2011M04 2015M12
Included observations: 57 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PERTUMBUHAN_INFLASI(-1)) -1.577281 0.199464 -7.907601 0.0000
D(PERTUMBUHAN_INFLASI(-1),2) 0.340500 0.129968 2.619870 0.0114
94
C -0.006394 0.017492 -0.365543 0.7161 R-squared 0.631711 Mean dependent var -0.001670
Adjusted R-squared 0.618071 S.D. dependent var 0.213591
S.E. of regression 0.132000 Akaike info criterion -1.160829
Sum squared resid 0.940901 Schwarz criterion -1.053300
Log likelihood 36.08362 Hannan-Quinn criter. -1.119039
F-statistic 46.31206 Durbin-Watson stat 2.097638
Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 3
Uji Lag Optimum
VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: PERTUMBUHAN_ASET PERTUMBUHAN_DPK PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO PERTUMBUHAN_INFLASI
Exogenous variables: C
Date: 04/19/17 Time: 23:13
Sample: 2011M01 2015M12
Included observations: 54
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 622.5952 NA 8.01e-17 -22.87390 -22.68973* -22.80287
1 663.2934 72.35245 4.50e-17 -23.45531 -22.35032 -23.02916
2 714.0165 80.78114* 1.78e-17* -24.40802* -22.38220 -23.62674*
3 730.7679 23.57604 2.57e-17 -24.10251 -21.15587 -22.96611
4 747.7531 20.75969 3.92e-17 -23.80567 -19.93820 -22.31414
5 772.9176 26.09657 4.84e-17 -23.81176 -19.02347 -21.96511
6 812.3988 33.63210 4.06e-17 -24.34810 -18.63898 -22.14632
* indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
95
LAMPIRAN 4
Uji Granger Causality
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 04/19/17 Time: 23:15
Sample: 2011M01 2015M12
Lags: 2
Null Hypothesis: Obs F-
Statistic Prob.
PERTUMBUHAN_DPK does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 9.59052 0.0003
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause PERTUMBUHAN_DPK 1.77312 0.1797
PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 12.6844 3.E-05 PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN 5.93266 0.0047
PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 3.05925 0.0053 PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO 2.09110 0.1336
PERTUMBUHAN_INFLASI does not Granger Cause PERTUMBUHAN_ASET 58 0.79884 0.0455
PERTUMBUHAN_ASET does not Granger Cause PERTUMBUHAN_INFLASI 0.35478 0.7030
96
LAMPIRAN 5
Uji Kointergrasi
Date: 04/19/17 Time: 23:20
Sample (adjusted): 2011M04 2015M12
Included observations: 57 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend Series: PERTUMBUHAN_ASET PERTUMBUHAN_DPK PERTUMBUHAN_PEMBIAYAAN PERTUMBUHAN_JUMLAH_KANTO PERTUMBUHAN_INFLASI
Lags interval (in first differences): 1 to 2
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.453149 85.86557 69.81889 0.0016
At most 1 * 0.357546 51.46157 47.85613 0.0221
At most 2 0.269670 26.24136 29.79707 0.1216
At most 3 0.127582 8.328585 15.49471 0.4309
At most 4 0.009582 0.548823 3.841466 0.4588 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.453149 34.40400 33.87687 0.0432
At most 1 0.357546 25.22021 27.58434 0.0974
At most 2 0.269670 17.91278 21.13162 0.1331
At most 3 0.127582 7.779762 14.26460 0.4015
At most 4 0.009582 0.548823 3.841466 0.4588 Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
97
LAMPIRAN 6
Uji Estimasi VECM
Vector Error Correction Estimates
Date: 04/19/17 Time: 23:21
Sample (adjusted): 2011M04 2015M12
Included observations: 57 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq: CointEq1 PERTUMBUHAN_ASET(-
1) 1.000000
PERTUMBUHAN_DPK(-1) 0.851883
(0.05966)
[14.2800]
PERTUMBUHAN_PEMBIA
YAAN(-1) -0.093547
(0.07187)
[-1.30159]
PERTUMBUHAN_JUMLAH
_KANTO(-1) 0.210323
(0.06525)
[3.22356]
PERTUMBUHAN_INFLASI
(-1) 0.015174
(0.00729)
[ 2.08193]
C 0.000402
Error Correction: D(PERTUMBUHAN_ASET)
D(PERTUMBUHAN_DPK)
D(PERTUMBUHAN_PEMBIAY
AAN)
D(PERTUMBUHAN_JUMLAH_
KANTO) D(PERTUMBUHAN_INFLASI)
CointEq1 -1.398419 0.381386 0.537128 0.354206 -4.844273
(0.82527) (0.92799) (0.56554) (0.40251) (5.40538)
[-1.69450] [ 0.41098] [ 0.94975] [ 0.87999] [-0.89619]
D(PERTUMBUHAN_ASET(
-1)) -0.054618 -0.301588 -0.393376 -0.290964 3.621449
(0.55203) (0.62074) (0.37830) (0.26924) (3.61569)
[-0.09894] [-0.48585] [-1.03986] [-1.08068] [ 1.00159]
D(PERTUMBUHAN_ASET(
-2)) -0.676261 -0.501927 -0.352069 -0.174250 1.578937
(0.30180) (0.33937) (0.20682) (0.14720) (1.97676)
[-2.24073] [-1.47901] [-1.70229] [-1.18377] [ 0.79875]
D(PERTUMBUHAN_DPK(-
1)) 0.767177 -0.534938 0.247769 0.334339 -3.533945
(0.51666) (0.58097) (0.35406) (0.25199) (3.38403)
[1.48488] [-0.92077] [ 0.69980] [ 1.32679] [-1.04430]
98
D(PERTUMBUHAN_DPK(-
2)) 0.159766 0.089513 0.190004 0.202236 -0.959416
(0.32001) (0.35984) (0.21930) (0.15608) (2.09602)
[ 0.49925] [ 0.24876] [ 0.86642] [ 1.29573] [-0.45773]
D(PERTUMBUHAN_PEMB
IAYAAN(-1)) 0.497771 0.689801 -0.683222 0.073878 -1.152229
(0.23658) (0.26602) (0.16212) (0.11539) (1.54953)
[ 2.10406] [ 2.59303] [-4.21426] [ 0.64027] [-0.74360]
D(PERTUMBUHAN_PEMB
IAYAAN(-2)) 0.483516 0.722732 -0.083226 -0.020688 0.224227
(0.23930) (0.26908) (0.16399) (0.11671) (1.56737)
[ 2.02054] [ 2.68590] [-0.50751] [-0.17725] [ 0.14306]
D(PERTUMBUHAN_JUML
AH_KANTO(-1)) 0.299497 -0.066752 -0.059213 -0.577312 -3.348729
(0.30207) (0.33967) (0.20701) (0.14733) (1.97852)
[0.99147] [-0.19652] [-0.28605] [-3.91848] [-1.69254]
D(PERTUMBUHAN_JUML
AH_KANTO(-2)) 0.111751 0.094817 -0.054292 -0.043441 -1.627746
(0.21456) (0.24126) (0.14703) (0.10465) (1.40531)
[ 0.52085] [ 0.39301] [-0.36925] [-0.41513] [-1.15829]
D(PERTUMBUHAN_INFLA
SI(-1)) -0.008403 -0.009260 -0.017097 -0.012059 -0.187117
(0.02297) (0.02583) (0.01574) (0.01121) (0.15048)
[-0.36576] [-0.35844] [-1.08594] [-1.07613] [-1.24346]
D(PERTUMBUHAN_INFLA
SI(-2)) -0.005267 -0.011720 -0.015754 0.010432 -0.366810
(0.02196) (0.02469) (0.01505) (0.01071) (0.14382)
[ -0.23988] [-0.47468] [-1.04698] [ 0.97414] [-2.55051]
C 0.000605 0.000388 -0.000977 -0.000446 -0.008592
(0.00281) (0.00316) (0.00192) (0.00137) (0.01839)
[ 0.21543] [ 0.12282] [-0.50756] [-0.32562] [-0.46720] R-squared 0.781740 0.516684 0.534437 0.435701 0.226229
Adj. R-squared 0.728388 0.398540 0.420633 0.297762 0.037085
Sum sq. Resids 0.019718 0.024932 0.009260 0.004691 0.845924
S.E. equation 0.020933 0.023538 0.014345 0.010210 0.137107
F-statistic 14.65238 4.373343 4.696112 3.158636 1.196069
Log likelihood 146.2442 139.5578 167.7859 187.1697 39.11624
Akaike AIC -4.710323 -4.475711 -5.466171 -6.146304 -0.951447
Schwarz SC -4.280207 -4.045595 -5.036055 -5.716188 -0.521331
Mean dependent 0.000146 -0.000229 -0.000364 -0.000168 -0.005038
S.D. dependent 0.040166 0.030351 0.018846 0.012183 0.139722 Determinant resid covariance (dof adj.) 1.04E-17
Determinant resid covariance 3.20E-18
Log likelihood 743.6479
Akaike information criterion -23.81221
Schwarz criterion -21.48241
99
LAMPIRAN 7
Impulse Response Function
Respo
nse of PERTUMBUHAN_AS
ET:
Period PERTUMBUHAN_ASET TOTAL_DPK
TOTAL_PEMBIAYAAN
JUMLAH_KANTOR_CABA
NG INFLASI 1 0.719249 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.069575 -0.185527 0.346542 0.106990 -0.084600
3 0.042782 0.001627 0.064854 -0.129479 -0.055909
4 0.328155 -0.253950 0.057103 -0.144066 -0.153239
5 -0.139954 -0.141918 0.205962 0.055961 -0.072662
6 -0.015747 -0.114695 -0.012601 -0.163434 0.052545
7 0.239131 -0.200425 -0.018967 -0.151480 -0.020249
8 -0.132259 -0.150367 0.118663 -0.000188 0.005847
9 0.014497 -0.095234 -0.043230 -0.150760 0.059575
10 0.171023 -0.186889 -0.012772 -0.132772 -0.014169
11 -0.107497 -0.130663 0.086805 -0.028181 0.005237
12 0.014840 -0.110576 -0.034354 -0.150104 0.041027
13 0.115470 -0.173685 -0.004794 -0.124923 -0.012518
14 -0.096704 -0.132806 0.061701 -0.054072 0.010550
15 0.012933 -0.119291 -0.034456 -0.148108 0.037100
16 0.074149 -0.167212 -0.004656 -0.121258 -0.002281
17 -0.082343 -0.131443 0.039475 -0.072478 0.018232
18 0.011307 -0.125702 -0.033168 -0.144355 0.034822
19 0.046585 -0.159822 -0.004554 -0.117952 0.004436
20 -0.069023 -0.131300 0.024747 -0.085608 0.021580
21 0.009206 -0.129759 -0.029935 -0.140154 0.031545
22 0.026747 -0.154588 -0.004068 -0.116062 0.008762
23 -0.057728 -0.131726 0.014367 -0.095247 0.023279
24 0.006359 -0.132931 -0.026595 -0.136343 0.029098
25 0.012762 -0.150547 -0.004190 -0.115131 0.012298
26 -0.048333 -0.132504 0.006825 -0.102275 0.024353
27 0.003468 -0.135073 -0.023578 -0.132924 0.027368
28 0.003066 -0.147442 -0.004598 -0.114778 0.015044
29 -0.040623 -0.133318 0.001466 -0.107317 0.024849
30 0.000676 -0.136524 -0.020874 -0.129977 0.026050
31 -0.003591 -0.145067 -0.005126 -0.114799 0.017103
32 -0.034460 -0.134136 -0.002298 -0.110921 0.024982
33 -0.001916 -0.137485 -0.018564 -0.127519 0.025083
34 -0.008109 -0.143281 -0.005721 -0.115052 0.018668
35 -0.029610 -0.134896 -0.004935 -0.113478 0.024929
36 -0.004237 -0.138103 -0.016656 -0.125512 0.024398
37 -0.011116 -0.141942 -0.006331 -0.115426 0.019857
38 -0.025846 -0.135569 -0.006764 -0.115271 0.024777
39 -0.006259 -0.138479 -0.015113 -0.123901 0.023922
40 -0.013072 -0.140948 -0.006916 -0.115848 0.020753
41 -0.022960 -0.136147 -0.008015 -0.116513 0.024581
42 -0.007984 -0.138693 -0.013886 -0.122627 0.023599
100
43 -0.014305 -0.140215 -0.007451 -0.116272 0.021425
44 -0.020775 -0.136631 -0.008858 -0.117361 0.024375
45 -0.009429 -0.138800 -0.012926 -0.121633 0.023388
46 -0.015048 -0.139680 -0.007926 -0.116671 0.021926
47 -0.019138 -0.137029 -0.009416 -0.117929 0.024179
48 -0.010620 -0.138838 -0.012184 -0.120866 0.023255
49 -0.015464 -0.139294 -0.008338 -0.117031 0.022298
50 -0.017925 -0.137352 -0.009775 -0.118301 0.024003
51 -0.011590 -0.138834 -0.011618 -0.120281 0.023177
52 -0.015668 -0.139017 -0.008687 -0.117344 0.022571
53 -0.017037 -0.137610 -0.009998 -0.118537 0.023850
54 -0.012369 -0.138806 -0.011191 -0.119840 0.023135
55 -0.015739 -0.138822 -0.008978 -0.117611 0.022771
56 -0.016394 -0.137813 -0.010130 -0.118680 0.023721
57 -0.012989 -0.138767 -0.010873 -0.119510 0.023118
58 -0.015730 -0.138686 -0.009216 -0.117834 0.022915
59 -0.015935 -0.137971 -0.010201 -0.118761 0.023615
60 -0.013477 -0.138723 -0.010638 -0.119266 0.023116
LAMPIRAN 8
Variance Decomposition
Varia
nce Decomposition of
PERTUMBUHAN_ASET:
Period S.E.
PERTUMBUHAN_AS
ET TOTAL_D
PK
TOTAL_PEMBIAYA
AN
JUMLAH_KANTOR_CABANG INFLASI
1 0.719249 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.834426 74.99436 4.943528 17.24794 1.644050 1.027934
3 0.850223 72.48656 4.761893 17.19478 3.902677 1.422501
4 0.973463 66.65860 10.43797 13.46078 5.167267 3.563118
5 1.019928 62.60629 11.44472 16.34014 5.008228 3.753412
6 1.042589 59.93708 12.16282 15.65213 7.250166 3.846022
7 1.104413 58.10273 14.13257 13.97830 8.342444 3.461100
8 1.131641 56.70630 15.22624 14.41328 7.945822 3.299219
9 1.150473 54.88095 15.41708 14.08647 9.405023 3.460245
10 1.190592 53.30805 16.85957 13.16464 10.02548 3.245139
11 1.208629 52.51990 17.52885 13.29048 9.782844 3.150882
101
12 1.226745 50.99485 17.82746 12.97928 10.99323 3.170358
13 1.254950 49.57501 18.95058 12.40387 11.49555 3.039401
14 1.271102 48.90187 19.56364 12.32626 11.38621 2.969535
15 1.289179 47.55013 19.87506 12.05444 12.38899 2.969655
16 1.311871 46.23889 20.81807 11.64229 12.81846 2.868115
17 1.326610 45.60239 21.33976 11.47357 12.83369 2.823625
18 1.344342 44.41439 21.65483 11.23376 13.65041 2.816722
19 1.363665 43.28129 22.41907 10.91876 14.01445 2.738519
20 1.377728 42.65327 22.87199 10.72927 14.11593 2.707437
21 1.394764 41.62201 23.18217 10.51483 14.78294 2.692851
22 1.412082 40.64320 23.81551 10.25933 15.09811 2.631054
23 1.425814 40.02807 24.21254 10.07283 15.25495 2.607279
24 1.442194 39.12593 24.51525 9.879327 15.80416 2.589098
25 1.458227 38.27795 25.04498 9.664101 16.08188 2.539590
26 1.471785 37.68377 25.39619 9.489011 16.26983 2.520392
27 1.487528 36.89094 25.68604 9.314357 16.72580 2.501179
28 1.502668 36.15169 26.13379 9.128540 16.97388 2.461053
29 1.516085 35.58646 26.44655 8.967781 17.17584 2.444551
30 1.531229 34.88606 26.72097 8.809860 17.55832 2.425380
31 1.545703 34.23632 27.10372 8.646743 17.78264 2.392415
32 1.558977 33.70461 27.38441 8.500332 17.98732 2.377524
33 1.573575 33.08232 27.64206 8.357270 18.31185 2.359025
34 1.587525 32.50609 27.97300 8.212342 18.51668 2.331578
35 1.600643 32.00970 28.22663 8.079238 18.71703 2.317774
36 1.614748 31.45360 28.46711 7.949345 18.99563 2.300288
37 1.628266 30.93818 28.75634 7.819416 19.18407 2.277126
38 1.641208 30.47695 28.98691 7.698273 19.37599 2.264144
39 1.654871 29.97722 29.21049 7.580025 19.61793 2.247809
40 1.668019 29.51264 29.46583 7.462716 19.79224 2.227992
41 1.680770 29.08518 29.67656 7.352184 19.97360 2.215702
42 1.694034 28.63373 29.88395 7.244221 20.18604 2.200547
43 1.706858 28.21212 30.11144 7.137685 20.34791 2.183362
44 1.719408 27.81639 30.30493 7.036526 20.51785 2.171703
45 1.732312 27.40647 30.49710 6.937650 20.70631 2.157696
46 1.744844 27.02164 30.70144 6.840415 20.85705 2.142604
47 1.757186 26.65526 30.87982 6.747536 21.01550 2.131546
48 1.769764 26.28131 31.05786 6.656701 21.18426 2.118620
49 1.782030 25.92828 31.24276 6.567566 21.32492 2.105210
50 1.794162 25.58882 31.40776 6.482021 21.47227 2.094735
51 1.806443 25.24617 31.57281 6.398317 21.62465 2.082810
52 1.818464 24.92093 31.74120 6.316289 21.75611 2.070771
53 1.830386 24.60601 31.89427 6.237259 21.89301 2.060861
54 1.842396 24.29077 32.04743 6.159899 22.03162 2.049850
55 1.854187 23.99001 32.20167 6.084145 22.15463 2.038942
56 1.865904 23.69740 32.34404 6.010925 22.28183 2.029579
57 1.877663 23.40630 32.48638 5.939227 22.40873 2.019397
58 1.889239 23.12726 32.62835 5.869043 22.52396 2.009436
59 1.900755 22.85490 32.76108 5.801023 22.64225 2.000597
60 1.912282 22.58517 32.89358 5.734394 22.75909 1.991164