FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT...

27
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011) Oleh Nama : Desti Aripika Program Studi : S-1 Reguler Jurusan : Akuntansi NPM : 0811031004 No. Hp : 085769469732 Email : [email protected] Pembimbing I : Hi. Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. Pembimbing II : Retno Yuni Nur, S.E., M.Sc., Akt. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, umur listing, tingkat leverage, dan profitabilitas. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 2011. Ada 11 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, dan terdapat 59 item pengungkapan untuk mendeteksi tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela corporate governance adalah ukuran perusahaan. Sedangkan variabel umur listing, tingkat leverage, dan profitabilitas tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Kata kunci: Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, umur listing, tingkat leverage, dan profitabilitas

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN

SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)

Oleh

Nama : Desti Aripika

Program Studi : S-1 Reguler

Jurusan : Akuntansi

NPM : 0811031004

No. Hp : 085769469732

Email : [email protected]

Pembimbing I : Hi. Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si.

Pembimbing II : Retno Yuni Nur, S.E., M.Sc., Akt.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pengungkapan sukarela corporate governance dalam laporan tahunan

perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, umur

listing, tingkat leverage, dan profitabilitas.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun

2008 – 2011. Ada 11 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian

ini, dan terdapat 59 item pengungkapan untuk mendeteksi tingkat pengungkapan

sukarela corporate governance.

Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela corporate governance.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang berpengaruh

secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela corporate governance

adalah ukuran perusahaan. Sedangkan variabel umur listing, tingkat leverage, dan

profitabilitas tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

pengungkapan sukarela corporate governance.

Kata kunci: Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, umur listing,

tingkat leverage, dan profitabilitas

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

2

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors that influence the level of voluntary

disclosure of corporate governance in the annual report food and beverage

company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The factors examined in

this study are firm size, age listing, the level of leverage, and profitability.

Data collection in this study using purposive sampling method in companies listed

in the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the year 2008 to 2011. There are

11 companies that are used as samples in this study, and there are 59 items to

detect the expression level of voluntary disclosure of corporate governance.

This study uses multiple regression analysis to examine the factors that influence

the level of voluntary disclosure of corporate governance. The results showed that

the independent variables that significantly affect the wider voluntary disclosure

of corporate governance is the size of the company. While the age variable listing,

the level of leverage, and profitability showed no significant effect on the level of

voluntary disclosure of corporate governance.

Keywords: Corporate Governance, Company Size, age listing, the level of

leverage, and profitability

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib

mengenai tata kelola perusahaan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui

pengawasan atau pemantauan kinerja manajemen dan menjamin

pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(Prayogi, dalam Yularto 2003). Penelitian mengenai pengungkapan sukarela

corporate governance ini menarik untuk dilakukan karena transparansi praktik

corporate governance merupakan hal yang penting sebagai wujud

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

3

pertanggungjawaban manajemen (agent) kepada pemilik (principal) perusahaan

dan pihak lain yang memiliki kepentingan.

Pengungkapan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan

ditangkap oleh pihak eksternal perusahaan sebagai suatu sinyal yang dapat

menggambarkan prospek perusahaan ke depan. Pihak eksternal (stakeholder),

seperti investor menggunakan bantuan informasi sebagai alat analisis yang bisa

menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi (Maines

et al., 2002 dalam Yolanda 2012). Informasi tersebut bisa membantu investor

dalam memprediksi tingkat resiko dan tingkat pengembalian, menilai waktu dan

ketidakpastian aliran kas perusahaan sekarang dan dimasa mendatang, serta

menilai dan mengawasi kinerja manajemen perusahaan. Dengan melakukan

prediksi dan penilaian terhadap informasi yang diungkapkan ini, investor

diharapkan dapat mengambil keputusan terbaik dalam berinvestasi.

.

Cadburry (2002) dalam Bhuiyan dan Biswas (2007) menyatakan bahwa

pengungkapan corporate governance penting untuk dilakukan. Dengan adanya

pengungkapan corporate governance yang akurat, tepat waktu, dan terbuka

(transparan), maka akan menambah nilai (value) perusahaan bagi stakeholder.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah

yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi termasuk hal-hal

penting bagi pengambilan keputusan pemegang saham, kreditor, dan pemangku

kepentingan lainnya. Hal ini didukung dengan adanya Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM-LK Nomor KEP-134/BL/2006, Peraturan Nomor X.K.6 tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

4

yang memuat ketentuan umum mengenai bentuk dan isi laporan tahunan termasuk

kewajiban perusahaan publik untuk memuat uraian singkat mengenai pelaksanaan

praktik tata kelola perusahaan

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan salah satu teori yang mendasari kualitas

pengungkapan corporate governance. Jensen dan Meckling, (1976) dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa teori keagenan (agency theory) muncul ketika

satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk

memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan

keputusan kepada agent tersebut. Oleh sebab itu (agent) manajer sebagai

pengelola, berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan

kepada principal (pemilik). Salah satu bentuk informasi yang diberikan adalah

pengungkapan informasi seperti laporan keuangan. Akan tetapi pada

kenyataannya, hubungan antara pemilik (principal) dengan para (agent) manajer

dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical

information).

Bhuiyan dan Biswas (2007) berpendapat bahwa tujuan yang mendasari adanya

penelitian mengenai corporate governance dalam akuntansi adalah untuk

menyediakan bukti sejauh mana informasi yang diberikan dalam sistem akuntansi

dapat mengurangi masalah keagenan. Corporate governance menciptakan suatu

sistem yang berhubungan dengan teori keagenan. Hubungan keagenan

menjelaskan konflik kepentingan antara pemilik dana dan pihak manajemen,

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

5

namun corporate governance melihat konflik kepentingan tersebut dengan

cakupan lebih tingkat yang melibatkan seluruh stakeholders perusahaan dalam

melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Di lain sisi, manajemen sebagai

agent memiliki kesadaran untuk meyakinkan principal bahwa mereka telah

berupaya keras mengurangi perilaku oportunistik mereka dan bekerja demi

kebaikan perusahaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

menunjukkan i’tikad baik dan memberikan laporan yang komprehensif kepada

principal (Kusumawati dan Riyanto, 2005).

2.2 Good Corporate Governance

2.2.1 Definisi Corporate Governance

Tata kelola perusahaan (bahasa Inggris: corporate governance) secara umum

merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang

mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan

atau korporasi (Fitriyani, 2001). Menurut Surat Edaran Menteri Negara Pasar

Modal dan Pengawas BUMN No.S.106/M.PMP.BUMN/2000, corporate

governance adalah segala hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan

efektif yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis,

kebijakan, dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong

dan mendukung adanya pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan

risiko secara lebih efisien dan efektif, serta pertanggungjawaban perusahaan

kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

6

2.2.2 Tujuan dan Prinsip Good Corporate Governance

Mulai diterapkannya prinsip good corporate governance di Negara Indonesia

adalah sejak menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan International

Monetary Fund (IMF) yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman

jadwal perbaikan corporate governance di Indonesia (Pramono, 2011).

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999

membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang

berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyusul

Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004.

Sejak KNKG didirikan, lembaga tersebut aktif merumuskan dan menyusun

rekomendasi kebijakan nasional tentang pedoman good corporate governance

yang berisi panduan mengenai tujuan serta prinsip-prinsip good corporate

governance di Indonesia.

Prinsip-prinsip good corporate governance yang terdapat di KNKG (2006) adalah

meliputi:

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang

mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan

harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah

yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang

penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

pemangku kepentingan lainnya.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

7

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

4. Independensi (Independence)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

8

2.2.3 Tingkat Pengungkapan Sukarela Corporate Governance

Laporan tahunan merupakan perangkat utama untuk menyampaikan informasi

yang digunakan oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan yang

mempunyai kepentingan. Laporan tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan

dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan pengguna informasi

lainnya. Kualitas informasi ini dapat dilihat dari sejauh mana luas pengungkapan

laporan tahunan yang di buat oleh perusahaan (Rini, 2010). Pengungkapan

merupakan langkah akhir dari proses akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam

bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Kata pengungkapan (disclosure)

memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan.

Di Indonesia pengungkapan corporate governance diatur melalui Keputusan

Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP-134/BL/2006 Peraturan

X.K.6 tanggal 07 Desember 2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam Bab VII Pedoman Umum

Good Corporate Governance Indonesia (KNKG, 2006) mengenai pernyataan

tentang penerapan pedoman good corporate governance dalam prinsip dasarnya

dinyatakan bahwa:

Setiap perusahaan harus membuat pernyataan tentang kesesuaian

penerapan good corporate governance dengan pedoman good corporate

governance ini dalam laporan tahunannya. Pernyataan tersebut harus

disertai informasi penting lain yang berkaitan dengan penerapan good

corporate governance. Dengan demikian, pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya, termasuk regulator, dapat menilai sejauh mana

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

9

pedoman good corporate governance pada perusahaan tersebut telah

diterapkan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah:

Kusumawati dan Riyanto (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor

dalam karakteristik perusahaan dan karakteristik dewan komisaris yang

mempengaruhi tingkat transparansi good corporate governance. Karakteristik

Perusahaannya meliputi ukuran perusahaan, status listing, status auditor, tipe

industri, dan tingkat kepemilikan dispersi. Sedangkan karakteristik dewan

komisaris meliputi ukuran komisaris, keberadaan komisaris independen,

pemimpin dewan komisaris independen, cross-directorship komisaris, dan cross-

directorship pemimpin dewan komisaris. Data yang digunakan adalah laporan

tahunan 2001 perusahaan yang listed di BEJ. Hasil dari penelitian ini

membuktikan bahwa ukuran perusahaan, status listing, status auditor, tingkat

kepemilikan dispersi, ukuran komisaris, keberadaan komisaris independen,

pemimpin dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap transparansi good

corporate governance.

Bhuiyan dan Biswas (2007) melakukan penelitian mengenai pengungkapan

corporate governance pada perusahaan perseroan terbatas yang terdaftar di Dhaka

Stock Exchange (DSE) dengan menggunakan sampel secara acak sebanyak 155

perusahaan dan menggunakan 45 item pengungkapan yang dipertimbangkan

dalam penelitian mereka. Untuk memudahkan analisisnya, maka digunakan

Corporate Governance Disclosure Index (CGDI). Dalam penelitian ini,

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

10

pengungkapan corporate governance yang diteliti adalah dengan menggunakan

karakteristik perusahaan sebagai variabel independennya. Karakteristik

perusahaan terdiri dari besaran perusahaan, kepemilikan lokal, perusahaan

multinasional, lembaga keuangan, umur listing perusahaan, pemberitahuan SEC,

dan ukuran dewan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan lokal,

pemberitahuan SEC, dan besar perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pengungkapan corporate governance. Sedangkan perusahaan

multinasional, lembaga keuangan, umur listing perusahaan dan ukuran dewan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan corporate

governance.

2.4 Pengembangan Hipotesis

1. Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance

Pengaruh ukuran perusahaan pada pengungkapan informasi yang lebih tingkat

berhubungan dengan teori keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa

perusahaan besar memiliki agency costs yang lebih besar daripada perusahaan

kecil (Jensen dan Meckling, 1976). Sebagai upaya untuk mengurangi agency costs

tersebut, pengungkapan informasi yang lebih tingkat mungkin akan dilakukan

oleh perusahaan besar. Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah karena

perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar. Dengan sumber daya yang

besar tersebut, perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan

informasi untuk keperluan internal.

Almilia dan Retrinasari, (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

11

informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang

besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap, sebaliknya

perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil mungkin tidak memiliki

informasi yang lengkap dan banyak seperti halnya perusahaan yang besar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada tingkat pengungkapan

Sukarela corporate governance

2. Umur Listing Perusahaan dan Corporate Governance

Umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dapat tetap bertahan atau

eksis, mampu bersaing, dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu

perekonomian. Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan,

maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya

keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang

lebih luas. Perusahaan yang berumur telah tua memiliki pengalaman yang lebih

banyak dalam publikasi laporan keuangan dan perusahaan yang memiliki

pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan

informasi tentang perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis:

H2: Umur listing perusahaan berpengaruh positif pada tingkat

pengungkapan Sukarela corporate governance.

3. Tingkat Leverage Financial dan Corporate Governance

Leverage merupakan pengukur besarnya aset yang dibiayai dengan

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

12

hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aset berasal dari kreditor,

bukan dari pemegang saham ataupun investor.Teori agensi juga digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara leverage perusahaan dengan pengungkapan laporan

tahunan perusahaan. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio

leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena

biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih tinggi

Jensen dan Meckling (1976) dalam Marwata (2001). Perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk

mengungkapkan informasi, khususnya informasi keuangan dalam rangka untuk

meyakinkan kreditor jangka panjang perusahaan bahwa perusahaan mempunyai

sumber daya yang cukup untuk membiayai aktivitas bisnis perusahaan

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis:

H3: Tingkat leverage berpengaruh positif pada tingkat pengungkapan

Sukarela corporate governance.

4. Profitabilitas dan Corporate Governance

Profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan atau kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan. Pramono (2011) menyatakan bahwa

perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi lebih cenderung mengungkapkan

lebih banyak informasi. Informasi ini digunakan untuk mendukung kelangsungan

posisi perusahaan tersebut. Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan dapat

disebabkan oleh meningkatnya kapasitas perusahaan atau sumber pendanaan

dalam menjalankan aktivitas bisnis, sedang meningkatnya kapasitas perusahaan

atau sumber pendanaan ditandai dengan meningkatnya jumlah dan ragam

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

13

pemangku kepentingan yang mempercayakan sebagaian hartanya untuk disertakan

dalam modal perusahaan. Bertambahnya sumber pendanaan ini akan memacu

perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan aktivitas

perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan akan cenderung naik. Dengan

demikian, kenaikan profitabilitas akan menyebabkan kecenderungan kenaikan

tingkat pengungkapan laporan informasi Corporate Governance.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis:

H3: Profitabilitas Perusahaan berpengaruh positif pada tingkat

pengungkapan Sukarela corporate governance.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

tersebut adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2008 –

2011, diperoleh dari situs resmi Indonesian Stock Exchange (www.idx.co.id) dan

ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and

beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 – 2011. Yang

mendasari pemilihan sampel perusahaan food and beverage ini adalah karen

aperusahaan food and beverage merupakan salah satu subsektor dari perusahaan

manufaktur yang sahamnya stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh perubahan

kondisi perekonomian, hal ini karena dalam keadaan apapun masyarakat akan

tetap mengkonsumsi makanan ataupun minuman sebagai kebutuhan pokoknya,

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

14

alasan inilah yang mendasari pengambilan sampel perusahaan food and beverage

ini (Marwata, 2001).. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, artinya populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu

yang disesuaikan dan dikehendaki oleh peneliti.

Kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 hingga

tahun 2011.

2. Perusahaan mempublikasi laporan tahunan (annual report) dari tahun 2008

hingga tahun 2011 sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-

LK, yaitu empat bulan dari tahun buku berakhir.

3. Perusahaan tersebut juga mengungkapkan informasi corporate governance

dalam laporan tahunan

3.3 Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Tingkat

pengungkapan sukarela corporate governance diukur dengan menggunakan

indeks pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan. Selanjutnya

berdasarkan penelitian Bhuiyan dan Biswas (2007) dalam Rini (2010), indeks

pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan perusahaan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

15

Adapun point-point item pengungkapan yang diungkapkan dalam penelitian ini

bersumber dari Pedoman Umum Penerapan Good Corporate Governance

Indonesia (KNKG, 2006)

3.3.2 Variabel Independen

1. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat

dilihat dari total aktiva. Ukuran perusahaan dihitung dengan natural log nilai buku

total aset perusahaan (Almilia dan Retrinasari, 2006).

Ukuran perusahaan = Ln Total Aset

2. Umur Listing Perusahaan (AGE)

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode pengukuran basis

perusahaan seperti yang di lakukan peneliti terdahulu, yakni Amalia (2005).

Variabel umur listing perusahaan, diukur berdasarkan selisih antara tahun 2010

dengan tahun first issue di Bursa Efek Jakarta, dengan rumus:

Umur perusahaan = 2011-(tahun first issue di BEI)

3. Tingkat Leverage (DER)

Tingkat leverage pada penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio. Pramono

(2011) menemukan bahwa tingkat leverage yang diukur dengan debt to equity

IPCG =

Total skor item yang diungkapkan perusahaan

Skor maksimun yang seharusnya diungkapkan perusahaan

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

16

ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pengungkapan CG.

Debt to equity ratio merupakan proporsi total hutang terhadap total ekuitas.

Debt to equity = Total Hutang

Total Ekuitas

4 Profitabilitas (ROE)

Profitabilitas menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Pada penelitian

ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan ROE (Return on Equity). Jensen dan

Meckling (1976) menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap praktik pengungkapan dalam laporan tahunan. ROE

merupakan proporsi laba bersih terhadap total ekuitas.

ROE= Laba Bersih

Total Ekuitas

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Pada tabel 4, rata-rata tingkat pengungkapan sukarela corporate governance dari

44 sampel perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dari tahun 2008 – 2011 adalah 0,6230, artinya bahwa selama periode penelitian

rata-rata perusahaan food and beverage dalam mengungkapkan informasi

perusahaan yang bersifat sukarela adalah sebesar 62,3% dari 59 item

pengungkapan sukarela secara keseluruhan. Nilai deviasi standarnya adalah

13,788 %, ini menunjukkan bahwa ukuran penyebaran dari variabel tingkat

pengungkapan sukarela corporate governance adalah sebesar 0,13788 dari

penyebaran variabel yang sewajarnya. Untuk tingkat minimum dimiliki oleh PT

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

17

Mayora Indah Tbk, sebesar 0,30 dan tingkat maksimum dimiliki oleh PT Tunas

Baru Lampung Tbk yaitu sebesar 0,86.

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan natural log dari total

aset yang dimiliki perusahaan. Pada tabel 4 dapat dilihat nilai minimum aset

sebesar 2,01 dalam miliaran rupiah, yang dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk, dan

nilai maksimumnya sebesar 21,55 miliar yang terdapat pada PT Ultrajaya Milk

Industry, Tbk. Adapun besarnya rata-rata ukuran perusahaan adalah sebesar

0,64619 atau 64% dari total keseluruhan jumlah aset. sedangkan untuk deviasi

standarnya adalah 0,582928. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penyimpangan

ukuran perusahaan terhadap nilai jumlah aset yang ada adalah sebesar 58% dari

total keseluruhan.

Umur listing diukur berdasarkan selisih antara tahun sampel penelitian dengan

first issue di Bursa Efek Indonesia. Besarnya nilai minimum variabel umur listing

sebesar 5,00 tahun yang terdapat di PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, sedangkan nilai

maksimumnya adalah sebesar 29,0 tahun yang dimiliki oleh PT Multi Bintang

Indonesia Tbk. Nilai rata-rata umur perusahaan yang listed di BEI adalah sebesar

15,18% , dan besarnya deviasi standar untuk variabel umur listingnya adalah

sebesar 5,431%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penyimpangan umur listing

terhadap nilai rata-rata keseluruhannya adalah 15,431.

Variabel tingkat leverage yang diukur dengan Debt to Equty Ratio pada tabel 4

memiliki nilai minimum sebesar 0,93 atau 93% yang terdapat pada PT Tiga Pilar

Sejahtera, Tbk. Nilai maksimum sebesar 194,10 atau 194% yang terdapat pada

PT Tunas Baru Lampung, Tbk.Nilai minimum dan maksimum tingkat leverage

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

18

dalam tabel 4 dinyatakan dalam rasio. Besarnya rata-rata tingkat leverage dari

perusahaan food and beverage yang listed di BEI adalah sebesar 37,7734 atau

38% dari keseluruhan, sedangkan deviasi standarnya adalah sebesar 42,45406,

yang menunjukkan bahwa penyimpangan dari rata-rata tingkat leverage

perusahaan adalah sebesar 42%.

Profitabilitas adalah variabel yang diukur dengan rasio Return On Equity yang

memiliki nilai minimum sebesar -21,0 atau -21% dari return perusahaan yang ada,

nilai minimum profitabilitas ini dimiliki oleh PT Tunas Baru Lampung, Tbk.

Sedangkan nilai maksimumnya adalah sebesar 28,50 atau 28% dari return yang

ada, dan nilai maksimum ini dimiliki oleh PT Indofood, Tbk. Pada tabel 4 nilai

rata-rata dari profitabilitas perusahaan food and beverage adalah sebesar 6,5815

atau 7% dari total keseluruhan profitabilitas yang ada. Deviasi standarnya

menunjukkan nilai sebesar 9,27849, ini menunjukkan bahwa rata-rata

penyimpangan dari profitabilitas perusahaan yang ada adalah sebesar 9%.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas statistik dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Z

menunjukkan bahwa probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized

Residual sebesar 0,695 lebih besar dari signifikansi 0,05 artinya bahwa nilai

residual data penelitian telah terdistribusi secara normal. Sedangkan dari hasil uji

normal probability plots terlihat plot menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal yang menggambarkan nilai residual atau error term

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

19

terdistribusi secara normal. Tabel uji uormalitas Kolmogorov-Smirnov dan

Gambar hasil uji normalitas (Grafik) terlampir di lampiran 4.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi apakah terjadinya problem multikol dapat melihat nilai

tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF yang

diperkenankan adalah 10. Jika nilai VIF lebih dari 10, maka dapat dikatakan

terjadi multikolinearitas, yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-

variabel bebas, dan angka tolerance mempunyai angka >10 maka variabel

tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas

lainnya. Hasil uji (terlampir).

4.2.3 Uji Autokorelasi

Dari tabel hasil uji dapat diketahui D-W sebesar 2,170 dari jumlah sampel 44

dengan variabel berjumlah 4 (n = 44, k = 4) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan

data tersebut maka batas dL = 1,3263 dan dU = 1,7200 (terlampir).

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil grafik scatterplot tampak bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastis pada model regresi (terlampir).

4.3 Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness of fit nya. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

20

nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana Ho ditolak).

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauhnya kemampuan model dalam

menerangkan variabel dependen. Nilai R2

(koefisien determinasi) adalah antara 0

dan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Nilai adjusted R2

menunjukkan nilai sebesar 0,20. Hal ini berarti bahwa 20%

tingkat pengungkapan sukarela corporate governance dapat dijelaskan oleh

variasi dari variabel ukuran perusahaan, umur listing, tingkat leverage, dan

profitabilitas. Sedangkan sisanya 80% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model yang ada ( terlampir).

4.4. Signifikansi Model Regresi (F-test)

Signifikansi model regresi ini diuji dengan melihat antara F-tabel dan F-hitung.

Dari hasil analisis regresi ini. didapat F-hitung sebesar 3.691 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.012. Karena nilai probabilitasnya adalah sebesar 0.012 yang

artinya lebih kecil daripada 0.05 maka model regresi penelitian ini dapat dipakai

untuk memprediksi pengaruh dari tingkat pengungkapan sukarela corporate

governance. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan,

umur listing, tingkat leverage, dan profitabilitas secara bersama-sama

mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Atau

dengan kata lain model regresi penelitian ini adalah signifikan (terlampir).

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

21

4.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linear berganda pada tingkat

keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan besarnya nilai probabilitas (p-value) masing-masing koefisien

regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikan (α). Dengan

dasar keputusan berdasarkan probabilitas adalah sebagai berikut

a. Jika (p-value) > 0,05 maka Ha ditolak

b. Jika (p-value) < 0,05 maka Ha diterima

Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .536 .065 8.243 .000

ASSET .011 .003 .467 3.340 .002

AGE .001 .004 .042 .292 .772

DER .001 .000 .157 1.153 .256

ROE -.003 .002 -.204 -1.435 .159

a. Dependent Variable: IPCG

Sumber : Lampiran 4

4.4.1 H1 : Ukuran Perusahaan Berpengaruh Secara Positif Pada Tingkat

Pengungkapan Sukarela Corporate Governance

Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah variabel ukuran

perusahaan, dimana dalam tabel 10 nilai signifikansi ukuran perusahaan adalah

0,002 yang menunjukkkan bahwa nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan

adalah lebih kecil dari 0,05, artinya Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

22

ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela corporate

governance. Hal ini membuktikan secara empiris bahwa perusahaan yang

berukuran lebih besar akan melakukan pengungkapan sukarela corporate

governance yang lebih tinggi.

4.4.2 H2 : Umur listing Berpengaruh Secara Positif Pada Tingkat Pengungkapan

Sukarela Corporate Governance

Hipotesis ini menguji umur listing perusahaan pada tingkat pengungkapan

sukarela corporate governance. Dari hasil pengujian model regresi pada tabel 10

diperoleh bahwa variabel umur listing positif tidak signifikan pada 0,05, yang

mana nilai signifikansi umur listing adalah sebesar 0,772. Maka dapat

disimpulkan bahwa umur listing tidak berpenagruh terhadap tingkat

pengungkapan sukarela corporate governance. Hal ini membuktikan secara

empiris bahwa perusahaan yang sudah listed lama di BEI tidak menjadi jaminan

akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan yang status

listed nya jauh lebih muda.

4.4.3 H3 : Tingkat leverage Berpengaruh Secara Positif Pada Tingkat

Pengungkapan Sukarela Corporate Governance

Hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari tingkat leverage

perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Dari

hasil pengujian model regresi pada tabel 10 diperoleh bahwa variabel tingkat

leverage perusahaan positif tidak signifikan pada 0,05, yang mana nilai

signifikansi tingkat leverage nya adalah 0,256. Maka dapat disimpulkan bahwa

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

23

tingkat leverage tidak mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela corporate

governance. Secara empiris hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan

tingkat leverage yang tinggi belum tentu akan melakukan pengungkapan sukarela

corporate governance yang lebih tinggi juga.

4.4.4 H4 : Profitabilitas Berpengaruh Secara Positif Pada Tingkat Pengungkapan

Sukarela Corporate Governance

Hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari variabel profitabilitas

pada tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Dari hasil pengujian

model regresi pada tabel 10 diperoleh bahwa variabel profitabilitas positif tidak

signifikan pada 0,05, dimana nilai signifikansi adalah sebesar 0,159. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pengungkapan sukarela corporate governance. Hal ini membuktikan

secara empiris bahwa besarnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan tidak

berarti memilki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan

sukarela corporate governance.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu

1. Hasil pengujian ini secara empiris menunjukkan bahwa dari empat variabel

independen yang diuji, terdapat satu variabel yang berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela corporate governance,

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

24

yaitu ukuran perusahaan, sedangkan tiga variabel independen lainnya, yaitu

umur listing, tingkat leverage, dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela corporate governance

2. Nilai adjusted R2

menunjukkan nilai sebesar 0,20. Hal ini berarti bahwa 20%

tingkat pengungkapan sukarela corporate governance dapat dijelaskan oleh

variasi dari variabel ukuran perusahaan, umur listing, tingkat leverage, dan

profitabilitas. Sedangkan sisanya 80% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

di luar model regresi.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela

corporate governance dalam penelitian ini hanya terdiri dari empat

variabel, yaitu ukuran perusahaan, umur listing, tingkat leverage, dan

profitabilitas. Sementara masih banyak faktor-faktor lain yang

mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela corporate governance,

misalnya seperti reputasi auditor, kepemilikan manajerial, proporsi

komisaris independen, dan yang lainnya.

2. Pemberian skor pengungkapan informasi laporan tahunan dinilai hanya

pada skala kuantitas pengungkapan, dan tidak menilai kualitas informasi

dari pengungkapan sukarela corporate governance.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

25

3. Berdasarkan hasil regresi, nilai adjusted R square sebesar 20% sedangkan

sisanya sebesar 80 % dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak termasuk dalam model regresi ini. Hasil ini dianggap masih terlalu

kecil pengaruh variabel independennya terhadap variabel dependen.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut

1. Bagi penelitian selanjutnya menambah atau mengganti variabel independen,

mengingat banyak variabel lain yang berperan dalam mempengaruhi tingkat

pengungkapan sukarela corporate governance.

2. Memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan dan

memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang.

3. Memperbaiki instrumen penelitian dengan menambahkan item-item

pengungkapan sukarela corporate governance yang belum tercakup dalam

instrumen yang digunakan.

5.4 Implikasi

1. Bagi perusahaan, agar memberi perhatian yang lebih besar dalam

pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan sehingga

transparansi praktik corporate governance berpengaruh terhadap keputusan

investasi.

2. Bagi lembaga regulator, agar meningkatkan kualitas standar dalam

menetapkan peraturan pengungkapan corporate governance yang sudah ada

mengingat minimnya tingkat transparansi praktik corporate governance pada

perusahaan publik.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

26

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Retrinasari, Ikka. 2007. Analisis Pengaruh

Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam

Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ.

Proceeding Seminar Nasional

Arifin. 2005. Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip GCG (Tinjauan

Perspektif Agency Theory). Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu

Akuntansi, Universitas Diponegoro: Semarang

BAPEPAM. 2006. Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan.

Jakarta

Bhuiyan, Md Hamid Ullah and P.K. Biswas. 2007. Corporate Governance and

Reporting: An Empirical Study of The Listed Companies in Bangladesh.

Journal of Business Studies, Vol. XXVIII, No. 1, www.ssrn.com

Fitriani. 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib

dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi III

Fuad, Muhammad. 2006. Uji Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Disclosure Perusahaan Manufaktur di BEJ. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

IBII: Jakarta

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Vol. 3, pp. 305-60

KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta

Kusumawati, Dwi Novi. dan Riyanto, Bambang LS. 2005. Corporate Governance

Dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur

Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VII

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT …fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07052013-0811031004.pdf · SUKARELA CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada

27

Kusumawati, Dwi Novi. 2007. Profitability and Corporate Governance

Disclosure: An Indonesian Study. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.

10, No. 2, Hal. 131-146

Marpaung, Anggita Zoraya. 2009. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan

Tahunan. Universitas Sumatera Utara

Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas

Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di

Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV, Hal. 155-173

Nofianti, Leny. 2009. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di

Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14 No.2, Hal 211 – 233

Universitas Lampung

Oktafia, Yufenti.2009. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)

terhadap manajemen laba. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Pramono, Ferry Adriawan. 2011. Analisis pengaruh karakteristik perusahaan

terhadap kualitas pengungkapan corporate governance pada laporan

tahunan Pada Perusahan LQ-45. Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro

Rini, Amilia Kartika. 2010. Analisis Luas Pengungkapan Corporate Governance

Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro

Singgih, Susanto. 2007. “Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 15”,

PT Elex Media Komputindo: Jakarta

Yularto, P.A. dan A. Chariri. 2003. Analisis Perbandingan Luas Pengungkapan

Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar di BEJ

Sebelum Krisis dan pada Periode Krisis. Jurnal Maksi, Vol. 2, Hal. 1-21