FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
-
Upload
nguyentuong -
Category
Documents
-
view
226 -
download
3
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagaimanakah konsumen memilih diantara sekian banyak produk yang ada di
pasar yang dapat memenuhi kebutuhannya? Pertanyaan tersebut mungkin muncul
dalam industri mobil akhir-akhir ini. Perkembangan industri mobil tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan pemikiran masyarakat yang modern dan ekonomi
yang meluas sehingga industri otomotif, khususnya mobil sebagai salah satu alat
transportasi menjadi suatu bidang yang sangat diperlukan sebagai sarana untuk
menunjang mobilitas manusia (untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam
melakukan segala aktivitasnya).
Industri mobil saat ini semakin berkembang yang ditandai dengan munculnya
berbagai model mobil baru dari pabrikan-pabrikan yang sudah terkenal di industri
otomotif seperti Honda, Suzuki, Toyota, Daihatsu, Isuzu; pabrikan yang sudah lama
bergerak di industri mobil dan ikut mulai menggeliat kembali seperti Chevrolet;
sampai kepada pabrikan yang benar-benar baru mulai ikut berperang di industri mobil
seperti KIA dan Hyundai. Pabrikan-pabrikan tersebut rata-rata mulai membidik untuk
pasar mobil tingkat menengah.
Industri mobil di Indonesia mengalami booming dimulai pada tahun 2000.
Sepanjang tahun 2000 penjualan mobil melonjak sampai tiga kali lebih besar, dari
1
93.483 unit pada tahun 1999 menjadi sekitar 300.000 unit. Bahkan para pelaku bisnis
mobilpun pada saat itu tidak percaya, karena mereka menargetkan penjualan hanya
mencapai 240.000 unit. Sedangkan pada tahun 2003, angka penjualan mobil di
Indonesia mencapai 354.331 unit atau naik 11,5% dari tahun 2002. Dan untuk
semester pertama tahun 2004 ini saja, telah terjual sebanyak 226.143 unit mobil dan
diperkirakan angka penjualan untuk tahun 2004 ini mencapai lebih dari 400.000 unit
(www.republika.co.id, 12 Agustus 2004).
Bergairahnya pasar mobil ini, dimarakkan oleh hadirnya varian terbaru dari
mobil-mobil sedan yang sudah ada tetapi varian-varian baru tersebut oleh pabrikan
telah disesuaikan dengan pertimbangan-pertimbangan masyarakat mengenai harga,
sehingga muncul sedan-sedan baru di kelas menengah yaitu dengan harga yang
berkisar antara Rp 130 juta sampai Rp 200 juta. Dua pabrikan yang mengawali
persaingan ketat untuk memperebutkan pasar di industri mobil adalah Honda dengan
sedan New City dan Suzuki dengan sedan Baleno Next-G, disusul kemudian
diluncurkannya Toyota Vios (Yang disebut-sebut sebagai pengganti Toyota Soluna).
New City sebenarnya telah dilepas sejak April 1996 di Timur Tengah, Afrika
dan Asia. Total produksi New City yang dipasarkan ke 20 negara mencapai 200.000
unit (Satoshi Toshida, Managing Director Honda Motor Co, Ltd). Akan tetapi di
Indonesia, New City diluncurkan oleh PT Honda Prospect Motor pada tanggal 22
April 2003, satu bulan dibelakang kompetitornya yaitu PT Indomobil Niaga
Internasional yang meluncurkan Baleno Next-G(eneration) yang di Eropa dikenal
dengan nama Liana (Life In A New Age) dengan mencuri start pada 28 Maret 2003.
2
Sedangkan Toyota mulai memasarkan Vios (Berasal dari bahasa Latin yang berarti
“maju ke depan”) pada tanggal 8 Mei 2003.
Dengan demikian pasar memiliki pilihan kendaraan kategori sedan
subkompak yaitu Honda New City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios. Mesin
New City berkapasitas 1497 cc memiliki kompresi 10,5:1 dengan torsi maksimum
13,1 kgm/2700 rpm dan daya maksimum 87 PS pada 5700 rpm. Perbandingan
kompresi mesin Baleno Next-G yang berkapasitas 1490 cc adalah 9,5:1 dengan torsi
maksimum 14,6 kgm/4000rpm dan daya maksimal 110 PS pada 6000 rpm.
Sedangkan kapasitas mesin Toyota Vios 1496 cc dengan torsi maksimum 14,5
kgm/4200rpm dan daya maksimum 109 PS pada 6000 rpm. New City menggunakan
mesin seri I yang disebut i-DSI (intelligent Dual & Sequential Ignition) berkapasitas
1,5 liter, menggunakan dua busi pada tiap silinder dengan tujuan meningkatkan
efisiensi pembakaran di ruang silinder. Sebagai konsekuensinya, tidak dapat
diterapkan teknologi poros kem ganda (DOHC) yang menjadi kelaziman kendaraan
produksi teranyar sehingga New City menggunakan poros kem tunggal (SOHC) alias
hanya memiliki delapan katup. Baleno Next-G dan Toyota Vios menawarkan mesin 4
silinder, DOHC (Double Over Head Camshaft), yang dilengkapi dengan VVT
(Variable Valve Timing), mesin tersebut dklaim hemat bahan bakar, bertenaga besar
dan ramah lingkungan. Kadar gas sisa pembakaran (emisi)-nya memenuhi standar
yang dianggap aman. Khusus untuk varian dengan persneling otomatik, New City
menawarkan CVT (Continuously Variable Transmission) yang dilengkapi steermatic,
sejenis tiptronic yang dioperasikan dari palang lingkar setir (kemudi). Teknologi ini
3
biasanya hanya ditawarkan pada mobil-mobil papan tengah dan atas. Sedangkan
keistimewaan Baleno Next-G adalah pada bantalan mesin (engine mount) dan tidak
menggunakan rubber timing belt, tapi menggunakan metal timing chain yang
memiliki kemampuan self lubricating dan self adjusting sehingga tidak memerlukan
perawatan. Mesin yang dipergunakan Vios adalah tipe 1NZ-FE yang mewakili mesin
Toyota generasi terbaru dengan performa tinggi. Kapasitasnya kecil, dilengkapi
teknologi modern untuk mendongkrak mesin agar unjuk kerjanya optimal. Selain
VVT-i (Variable Valve Timing-intelligent), ada juga reverse induction system serupa
mesin 1ZZ-FE yang dipakai Corolla Altis. Kombinasi ini menghasilkan fleksibilitas
tinggi dan kelancaran aliran output mesin pada berbagai kondisi pengendaraan. Tidak
pernah terasa gejala kosong tenaga dan torsi pada rentang putaran mesin yang lebar.
Dari segi harga, setiap merek memiliki berbagai macam tipe. Tetapi dapat
dilihat dari tipe dengan harga termurah, Honda New City dijual on the road di
Jogjakarta dengan harga Rp 161,5 juta untuk yang menggunakan persneling manual
(Bermesin i-DSI). Suzuki Baleno Next-G dijual dengan harga Rp155,5 juta untuk
yang menggunakan persneling manual. Sedangkan Toyota Vios (Tipe E) yang
menggunakan persneling manual dijual dengan harga Rp 154 juta.
Bicara mengenai desain bodi adalah bicara selera individu. Penampilan New
City tampak menyerupai mobil-mobil jenis mini MPV. Sementara yang ditampilkan
Baleno Next-G terlihat lebih sporty. Keduanya menyodorkan kelapangan ruang
dalamnya. Baleno Next-G menyempurnakan dengan tempat duduk yang ergonomis
dalam balutan bahan berkelas, dashboard dengan lay out menarik dan futuristic.
4
Sedangkan New City menyajikan tata ruang dalam baru dengan tempat duduk model
ultra seat, yaitu tempat duduk yang dapat diatur dalam beberapa formasi dan
memberikan ruang dalam lebih lega dan serba guna.
Unsur keamanan Baleno Next-G dan Toyota Vios diramu dari sistem rem
model ABS (Antilock Brake System) dengan EBD (Electronic Brake pressure/force
Distribution), seat belt untuk penumpang depan dan belakang. Sedangkan New City
hanya mengandalkan rem standar yaitu tromol pada roda depan dan cakram
berventilasi di roda belakang, tetapi New City menyodorkan keamanan kan Honda G-
CON, yaitu sebuah teknologi yang memperkuat rangka body. New City juga
memberikan keamanan di bagian sandaran kepala.
Ketiga pabrikan tersebut berusaha bersaing untuk menarik konsumen dengan
cara mengutamakan kualitas dan menghasilkan kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen adalah segalanya dan mutlak harus selalu ditingkatkan. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan inovasi-inovasi terbaik secara
terus-menerus. Hasil dari setiap produk suatu perusahaan sangat diperhatikan oleh
konsumen, karena konsumen yang puas bukan hanya akan kembali dan membeli
produk perusahaan, melainkan juga menjadi dasar dan dorongan untuk
merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada orang lain yang merupakan
salah satu sarana periklanan secara tidak langsung yang sangat menguntungkan bagi
perusahaan. Upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen industri mobil ini
diterapkan sejak masih di pabrik, yaitu melalui berbagai tes dalam control kualitas,
engine test, driving test, lamp test hingga wheel alignment.
5
Untuk mempertahankan posisi dan mencegah turunnya angka penjualan
menyebabkan Honda New City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios harus saling
bersaing. Untuk dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat, selain memahami
pelanggan tetapi juga harus mengutamakan kualitas. Dalam hal ini diperlukan suatu
konsep berwawasan produk yang berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk
yang menawarkan mutu, kinerja terbaik atau hal-hal inovatif lainnya (Phillip
Kotler,2000), sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang seringkali menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih produk, dalam hal ini mobil. Konsumen
cenderung melihat dari segi performance (kestabilan, keiritan bahan bakar,
akselerasi), harga (harga beli terjangkau atau tidak, biaya perawatan dan servis, harga
jual kembali), eksterior, interior, layanan servis resmi, safety (keamanan), dan
prestige (gengsi) dimana faktor-faktor tersebut menjadi faktor-faktor yang
mendukung terciptanya suatu kepuasan konsumen mobil.
Selain beberapa hal diatas, yang harus diperhatikan juga adalah perilaku
konsumen. Adapun definisi dari perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
“Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut” (Swastha & Handoko, 1982:9). Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor pribadi yang
mencakup usia, pekerjaan atau jabatan, kondisi perekonomian, gaya hidup dan
kepribadian, faktor cultural, faktor sosial dan faktor psikologis yaitu motivasi,
persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap. Selain pemahaman tentang perilaku
6
konsumen, pemasar juga perlu untuk mengetahui pemahaman tentang sikap karena
sikap sangat mempengaruhi konsumen dalam berperilaku membeli. Dengan
menyadari hal tersebut maka mendorong pada produsen untuk memproduksi produk
atau barang tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan konsumen terhadap
suatu produk maka perusahaan harus memahami bagaimana perilaku konsumen.
Berbagai macam kebutuhan harus sebisa mungkin diberikan oleh perusahaan kepada
konsumen, sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen yang tercermin dalam
perilaku konsumen untuk melakukan pembelian saat ini ditambah dengan pesaing-
pesaing yang ada harus menjadi suatu dorongan bagi Honda New City, Suzuki
Baleno Next-G dan Toyota Vios untuk berusaha menjalankan perusahaan masing-
masing dengan berhasil yaitu melalui pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran yang baik
dan benar.
Dari beberapa hal yang telah diuraikan diatas, penulis ingin mengetahui
faktor-faktor apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih Honda New
City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios saat hendak melakukan pembelian
mobil khususnya model sedan kelas menengah tersebut. Oleh karena itu penulis ingin
melakukan penelitian dengan mengambil judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Honda New City, Suzuki Baleno
Next-G dan Toyota Vios”.
7
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
“Faktor apa yang paling penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam
pemilihan pembelian Honda New City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios”.
1.3. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas, maka penulis melakukan
batasan-batasan penelitian sebagai berikut:
1.3.1. Profil responden yang diteliti, meliputi : usia, pekerjaan, penghasilan per
bulan.
1.3.2. Produk yang diteliti adalah mobil merk Honda New City, Suzuki Baleno
Next-G dan Toyota Vios.
1.3.3. Daerah penelitian terbatas di wilayah kota Jogjakarta.
1.3.4. Adapun faktor-faktor yang diteliti adalah:
1.3.4.1. Performance (Keawetan dan daya tahan mesin)
- Kestabilan, salah satu syarat terwujudnya kenyamanan dan
keamanan dalam mengemudi,
- Keiritan Bahan Bakar,
- Akselerasi.
1.3.4.2. Safety (Keamanan)
8
- Lampu multireflektor, membuat daya pancar lebih terang,
jauh dan merata memberikan rasa aman pada saat
berkendara di malam hari,
- Lampu kabut, membantu penglihatan malam hari terutama
saat cuaca buruk,
- Rem depan dan belakang yang telah diperlengkapi untuk
mendukung keamanan dalam berkendara,
- Seatbelt, untuk membantu melindungi pengendara pada
waktu kecelakaan sehingga pengendara tidak terlontar dan
menabrak kaca depan. Akhir-akhir ini juga sedang dihimbau
penggunaannya oleh pihak kepolisian,
- SRS Airbag, untuk memberikan perlindungan tambahan pada
waktu kecelakaan sehingga pengendara tidak terbentur kaca
depan kendaraan,
- Kaca belakang yang lebih lebar, membuat sudut pandang
pengemudi lebih leluasa serta menambah rasa aman dalam
berkendaraan,
1.3.4.3. Eksterior
- Bumper,
- Penahan Lumpur,
- Spion luar, menggunakan pengatur elektrik,
- Desain bodi.
9
1.3.4.4. Interior
- Dashboard,
- Keluasan ruang,
- Desain tempat duduk,
- Pola dan bahan tempat duduk,
- Desain tachometer,
- Cup holder.
1.3.4.5. Harga
- Harga terjangkau,
- Biaya perawatan dan servis,
- Harga jual kembali.
1.3.4.6. Kelengkapan
- Power Steering, memberikan kenyamanan saat menyetir
terutama saat kendaraan membelok,
- Power window, memberikan kemudahan dan kenyamanan
sehingga pengemudi tidak perlu memutar/mengengkol untuk
membuka dan menutup jendela mobil,
- Power door lock, memudahkan pengemudi untuk mengunci
pintu dan memungkinkan pengemudi untuk mengunci
seluruh pintu dari tombol di pintunya (Central door lock),
- AC,
- Tape/CD.
10
1.3.4.7. Servis Resmi yang Luas
1.3.4.8. Prestige (gengsi)
(Dapat dilihat pada gambar 1.1)
11
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui
faktor apa yang paling penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
pembelian mobil pada umumnya dan pemilihan pembelian antara Honda New City,
Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam pembelian mobil sedan kelas
menengah, sehingga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
kualitas dari produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen dan
membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengan kegiatan pemasaran produk agar dapat bertahan dalam
persaingan dan profesional dalam mengelola perusahaan dan dapat
dipergunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran, terutama untuk
menghadapi para pesaing sejenis dan mencapai tujuan perusahaan.
1.5.2. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan sebagai aplikasi dari ilmu-ilmu yang
sudah diperoleh di bangku perkuliahan dan untuk memenuhi syarat
sebagai mahasiswa fakultas ekonomi jurusan manajemen Universitas
Kristen Duta Wacana guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
13
1.5.3. Bagi pembaca, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
melakukan penelitian sejenis serta untuk memperluas dan
memperlengkapi pengetahuan yang sudah ada.
1.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan dimana
hipotesis yang diajukan harus diuji kebenarannya lewat pengumpulan dan
penganalisaan data. Beberapa orang mengatakan bahwa Honda New City mempunyai
desain yang baru dan memiliki konsep desain yang baru dibanding sedan-sedan yang
sudah ada seperti desain kap mesin (hidung) yang pendek dan garis desain yang
tegas. Selain itu jarang Honda mengeluarkan produknya dengan harga yang relatif
tidak terlalu tinggi seperti New City ini. Sedangkan persepsi yang timbul dalam
masyarakat mengenai mobil merk Suzuki adalah ketangguhan mesin yang dapat
diandalkan. Dengan harga yang tidak terpaut jauh, tetapi dengan memberikan
ketangguhan mesin yang dapat diandalkan merupakan keunggulan tersendiri yang
dimiliki Suzuki Baleno Next-G. Dari beberapa hal diatas, maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
1.6.1. Faktor paling penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
membeli sebuah mobil adalah prestige.
1.6.2. Alternatif pertama yang menjadi pilihan konsumen adalah Honda New
City.
14
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1. Metode Pengambilan Sample
Metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian
ini adalah secara purposive random sampling, dimana pengambilan
sample dalam pertimbangan dapat berupa pertimbangan tertentu,
pertimbangan dapat berupa ciri-ciri tertentu dari populasi dengan catatan
bahwa sample tersebut representative atau mewakili populasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen yang memiliki mobil merek Honda
All-New City atau Suzuki Baleno Next-G atau Toyota Vios. Untuk itu
penulis mengambil responden sejumlah 40 orang yang berdomisili di kota
Jogjakarta, melalui showroom mobil yang menjual mobil-mobil tersebut
maupun tempat servis atau pencucian mobil.
1.7.2. Jenis data
Dalam upaya memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya,
tepat pada waktunya dan memberikan gambaran permasalahan secara
keseluruhan, maka jenis data yang dikumpulkan adalah:
1.7.2.1. Data Primer, diperoleh dari riset lapangan yaitu dilakukan
dengan cara menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner
(metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada konsumen).
15
Sample yang menjadi populasi penelitian ini yaitu konsumen
Honda New City, Suzuki Baleno Next-G dan Toyota Vios,
maupun para penggemar otomotif yang mengetahui spesifikasi
ketiga jenis mobil tersebut.
1.7.2.2. Data Sekunder, yaitu data yang sudah ada dan diperoleh dari
perusahaan atau lembaga lain yaitu berupa:
- Gambaran umum produk yang diteliti
- Majalah-majalah, situs-situs internet dan jurnal
.
1.8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah AHP
(Analytical Hierarchy Process). AHP adalah metode pengambilan keputusan, yang
peralatan utamanya adalah sebuah hirarki. Dengan hirarki, suatu masalah yang
kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok-kelompok dan kemudian
diatur menjadi suatu hirarki.
Data utama AHP adalah persepsi manusia yang dianggap ahli. Kriteria ahli bukan
berarti jenius, pintar, bergelar dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang
mengerti benar permasalahan.
Untuk dapat menggunakan dan memahami proses bekerjanya metode AHP, maka
harus memperhatikan adanya aksioma-aksioma dasar. Terdapat empat aksioma dasar
dalam meode AHP (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, hal 20-33,1991):
16
1. Reciprocal comparison, artinya pengambil keputusan harus mampu membuat
perbandingan dan menyatakan preferansinya. Preferensi tersebut harus
memenuhi syarat resiprokal yaitu bila A lebih disukai dari B dengan skala X,
maka B lebih disukai dari A dengan skala 1/X.
2. Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala
yang terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan
satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak terpenuhi maka elemen-elemen yang
dibandingkan tidak homogen dan harus dibentuk suatu kelompok elemen
yang baru.
3. Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan asumsi bahwa kriteria
tidak dipengaruhi alternatif kriteria yang lain, melinkan oleh tujuan
keseluruhan. Ini menunjukkan pola ketergantungan dalam AHP adalah selaras
keatas, artinya perbandingan dalam elemen-elemen suatu level dipengaruhi
atau tergantung kepada elemen-elemen dalam level diatasnya.
4. Expectation, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan yang struktur
hirarki diasumsikan tepat. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil
keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau tujuan yang tersedia. Sehingga
keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
Sedangkan beberapa prinsip dari AHP adalah sebagai berikut:
1. Decomposition, adalah proses penguraian permasalahan atau variabel menjadi
beberapa elemen sampai tidak dapat diuraikan lagi. Dari proses ini akan
diperoleh satu atau beberapa tingkatan dalam hirarki.
17
2. Comparative judgement, adalah proses penilaian kepentingan relatif atau
perbandingan antara dua elemen (pairwise comparison) dalam suatu level
sehubungan dengan level diatasnya. Ini adalah inti dari AHP, sehingga
diperoleh prioritas elemen dalm suatu level. Supaya jelas perhatikan matriks
berikut ini:
a11 a12 a13... a1n
a21 a22 a23... a2n
a31 a32 a33... a3n : : : : am1 am2 am3.. . amn
Matriks diatas adalah matriks perbandingan antara dua elemen dan bersifat
resprokal selama aji = 1/aji dimana i dan j berturut-turut merujuk pada baris
dan kolom matriks. Misalnya A1,A2,...,An adalah kumpulan elemen sebanyak
n dan w1,w2,...,wn adalah nilai atau intensitas masing-masing elemen.
Perbandingan antara dua elemen ditunjukkan pada matriks sebagai berikut:
A1 A2 ... An
A1 w1/w1 w1/w2 ... w1/wn
A2 w2/w1 w2/w2 ... w2/wn
... ... ... ... ...
Am wm/w1 wm/w2 ... wm/wn
Matriks diatas mencerminkan tingkat kepentingan relatif antara dua elemen,
yang diukur dengan skala. Pengguna AHP diminta menggunakan skala
terbatas dari skala 1 (sama pentingnya atau indiferen) hingga skala 9 (mutlak
18
pentingnya). Pemilihan skala 1 sampai 9 didasarkan pada penelitian psikologi,
pendapat pemakai AHP, perbandingan skala lain dan kemempuan otak
manusia dalam menyuarakan urutan preferansinya. AHP menyusun skala
seperti tercantum sebagai berikut:
Tabel 1.1
Skala preferensi AHP
Nilai Keterangan
1 Sama penting
3 Agak sedikit penting
5 Lebih penting
7 Sangat lebih penting
9 Mutlak lebih penting
2,4,6,8 Ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
19
3. Synthesis of priority, adalah proses penentuan prioritas elemen-elemen dalam
suatu level. Ada beberapa cara untuk memperoleh vektor prioritas. Cara yang
paling baik dari segi keakuratan adalah (misalkan n=4):
=4
1
3
1
2
14
1
1
wwx
wwx
wwx
ww
a
=4
2
3
2
2
24
1
2
wwx
wwx
wwx
ww
b
=4
3
3
3
2
34
1
3
ww
xww
xww
xww
c
=4
4
3
4
2
44
1
4
wwx
wwx
wwx
ww
d
a + b + c + d
4. Logical consistency, adalah prinsip rasionalitas AHP. Ada tiga makna dalam
konsep konsistensi ini yaitu:
a. Obyek-obyek yang serupa atau sejenis dikelompokkan sesuai dengan
relevansinya.
b. Matriks perbandingan bersifat resiprokal, artinya jika A1 adalah dua kali
lebih penting dari A2, maka A2 adalah setengah lebih penting dari A1.
c. Hubungan antar elemen diupayakan bersifat transitif, yakni bila
misalnya A dinilai dua lebih penting dibanding B, B tiga kali lebih
penting dibandingkan C, maka seharusnya A dinilai enam kali lebih
penting dibandingkan C.
20
Berdasarkan tiga makna tersebut, maka konsistensi yang dimaksud dalam
AHP bukanlah sekedar transitivity. AHP tidak menuntut konsistensi sempurna
tetapi justru memaklumi inkonsistensi manusia sebagai gejala natural.
5. Prioritas, eigenvector dan kosistensi. Setiap matriks pairwise comparison
akan menghasilkan eigenvector yang menunjukkan tingkat prioritas dari
elemen atau variabel yang dibandingkan dalam matriks tersebut. Pencarian
matriks prioritas dilakukan dengan perhitungan eigenvalue. Proses penentuan
eigenvector dan eigenvalue dari suatu matriks mensyaratkan suatu matriks
yang reducable dan non negatif. Perhitungan consitensy ratio dilakukan
dengan mengalihkan matriks pairwise comparison dan nilai faktor (nilai
eigen)nya, sehingga didapatkan weighted sum vector. Kemudian dilakukan
perhitungan consistency vector dengan jalan menentukan nilai rata-rata dari
weighted sum vector, sehingga rata-rata dari consitency vector (λ) diketahui.
Nilai consistency index (CI) dapat dihitung dengan rumus:
CI = ( λ - n ) ( n – 1 ) ,dimana n adalah banyaknya alternatif
Untuk menghitung consistency ratio (CR), dibutuhkan nilai RI, yaitu index
random yang didapatkan dari tabel berikut:
Tabel 1.2 Tabel Index Random
Orde matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51
Rumus untuk menghitung CR adalah CR = CI/RI
21
1.9. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, batasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis, alat analisis dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini memuat tentang uraian yang terdiri dari pengertian
pemasaran, konsep pemasaran, pengertian perilaku, faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
BAB III : GAMBARAN UMUM PRODUK
Memberikan gambaran umum produk yang diteliti beserta
dengan hal-hal yang terkait dengan produk tersebut.
BAB IV : ANALISIS DATA
Menguraikan tentang pengolahan dan analisis data serta
penafsiran hasil data dengan menggunakan teknik analisis
data Analytic Hierarchy Process (AHP).
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan Bab yang berisi tentang kesimpulan dari
pembahasan dan saran-saran untuk perusahaan.
22