FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN SLTA BAGI SISWA LULUS SLTP/MTS TAHUN 2012-2013 DI DESA...

13
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sekolah SLTA Bagi Siswa Lulus SLTP/MTs Tahun 2012-2013 di Desa Panjunan Kecamatan Sukodono FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN SLTA BAGI SISWA LULUS SLTP/MTS TAHUN 2012-2013 DI DESA PANJUNAN KECAMATAN SUKODONO Friska Indrialita Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, [email protected] Drs. Daryono, M.Si Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak Pada tahun 2012 Desa Panjunan memiliki jumlah siswa yang telah lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebesar 350 siswa. Dari 350 siswa yang lulus tersebut sebanyak 339 (97%) siswa melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sedangkan sebesar 11 (3%) siswa tidak melanjutkan. Dari 339 siswa yang melanjutkan pendidikan ke SLTA hanya ada 11 siswa (3%) yang memilih bersekolah di desa Panjunan sedangkan 97% lainnya melanjutkan sekolah atau bersekolah di luar Desa Panjunan. Hal ini menarik untuk diteliti karena di Desa Panjunan ini terdapat SMA dan SMK yang bisa menjadi tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke SLTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama di Desa Panjunan dalam pemilihan SLTA tahun 2012-2013. Jenis penelitian ini adalah survei. Jumlah populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang lulus SLTP tahun 2012 yang ada di Desa Panjunan yang melanjutkan ke SLTA sebanyak 339 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Morgan yaitu sebesar 75 siswa, yang diambil dari masing-masing dusun di Desa Panjunan secara proportional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan prosentase. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi siswa memilih SLTA di luar Desa Panjunan adalah terdapatnya jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (40,62%), kualitas sekolah (31,25%), status sekolah (17,19%), serta biaya sekolah atau mencari sekolah dengan biaya murah (10,94%), sedangkan faktor yang mempengaruhi pemilihan SLTA di desa sendiri adalah terdapatnya jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (54,55%), lokasi sekolah dengan tempat tinggal atau aksesbilitas ke sekolah (36,36%), dan kualitas sekolah (9,09%). Kata kunci : sekolah,keberagaman jurusan, SLTA Abstract In the 2012 academic year, Pajunan has 350 graduated students from junior high school. From 350 graduated students, 339 students are continuing their stusy to senior high school, and the others are not. There are only 11 student (3%) from 339 students continued their study in Pajunan, and 97% others continued their study outside Pajunan. Supposedly, two senior high schools in 156

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : FRISKA INDRIALITA

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN SLTA BAGI SISWA LULUS SLTP/MTS TAHUN 2012-2013 DI DESA...

Paper Title (use style: paper title)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sekolah SLTA Bagi Siswa Lulus SLTP/MTs Tahun 2012-2013

di Desa Panjunan Kecamatan SukodonoFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sekolah SLTA Bagi Siswa Lulus SLTP/MTs Tahun 2012-2013

di Desa Panjunan Kecamatan Sukodono

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN SLTA BAGI SISWA LULUS SLTP/MTS TAHUN 2012-2013 DI DESA PANJUNAN KECAMATAN SUKODONOFriska Indrialita Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, [email protected]. Daryono, M.SiDosen Pembimbing Mahasiswa

AbstrakPada tahun 2012 Desa Panjunan memiliki jumlah siswa yang telah lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebesar 350 siswa. Dari 350 siswa yang lulus tersebut sebanyak 339 (97%) siswa melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), sedangkan sebesar 11 (3%) siswa tidak melanjutkan. Dari 339 siswa yang melanjutkan pendidikan ke SLTA hanya ada 11 siswa (3%) yang memilih bersekolah di desa Panjunan sedangkan 97% lainnya melanjutkan sekolah atau bersekolah di luar Desa Panjunan. Hal ini menarik untuk diteliti karena di Desa Panjunan ini terdapat SMA dan SMK yang bisa menjadi tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke SLTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama di Desa Panjunan dalam pemilihan SLTA tahun 2012-2013.

Jenis penelitian ini adalah survei. Jumlah populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang lulus SLTP tahun 2012 yang ada di Desa Panjunan yang melanjutkan ke SLTA sebanyak 339 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Morgan yaitu sebesar 75 siswa, yang diambil dari masing-masing dusun di Desa Panjunan secara proportional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan prosentase.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi siswa memilih SLTA di luar Desa Panjunan adalah terdapatnya jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (40,62%), kualitas sekolah (31,25%), status sekolah (17,19%), serta biaya sekolah atau mencari sekolah dengan biaya murah (10,94%), sedangkan faktor yang mempengaruhi pemilihan SLTA di desa sendiri adalah terdapatnya jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (54,55%), lokasi sekolah dengan tempat tinggal atau aksesbilitas ke sekolah (36,36%), dan kualitas sekolah (9,09%).Kata kunci : sekolah,keberagaman jurusan, SLTAAbstractIn the 2012 academic year, Pajunan has 350 graduated students from junior high school. From 350 graduated students, 339 students are continuing their stusy to senior high school, and the others are not. There are only 11 student (3%) from 339 students continued their study in Pajunan, and 97% others continued their study outside Pajunan. Supposedly, two senior high schools in Pajunan coul be the destination for the students to continue their education, because both of them representative of the senior high school and vocational school.

The objective of this study is to determine the factors that influence the junior high school students in choosing senior high school in the 2012-2013 academic year.This study is survey research which is using quantitative descriptive method. The population of this study were all students who are graduated in 2012 came from Pajunan who continue as many as 339 high school students. The samples were taken by proportional, determined by number of subjects in each regionas many as 75 students. Data colecting method in this study were conducted through interviews and documentation.

Result of this study revealed that the biggest factor that affect the graduated of junior high school students in the 2012-2013 academic year, in choosing senior high school in outside Pajunan presence with the compability of skill (40,62%),chose the school quality (25,56%), status of school (17,19%), choose the school with low cost (10,94%). While graduated of junior high school choosing senior high school in Pajunan it self, presence with the skill (54,55%), choose the nearest residential school (36,36%) and chose the school quality (9,09%).Keywords:School, compability of skill, senior high

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang. Di era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih sehingga berdampak pada semua kehidupan manusia. Pengaruh globalisasi mendorong peningkatan kebutuhan akan pendidikan yang lebih tinggi dan berkelanjutan untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor. Pendidikan menjadi kunci utama melalui perannya sebagai penyedia ilmu dan teknologi serta sekaligus tenaga pendidik yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat lokal dan internasional.Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesa menegaskan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan amanat tersebut faktor pendidikan menjadi faktor penentu pembangunan bangsa. Untuk itu dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang baik untuk menghadapi persaingan dengan bangsa lain di era globalisasi melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Mutu dalam pendidikan bukanlah barang akan tetapi layanan, di mana mutu harus dapat memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan semua pihak/pemakai dengan fokus utamanya terletak pada peserta didik (leaners). Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan (output) yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia (Amri, 2013:18).Pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Seperti yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bagi bangsa Indonesia, hak memperoleh pendidikan telah dijamin Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan bakat dan minatnya. Selanjutnya Pemerintah Indonesia secara terstruktur melaksanakan Program Wajib Belajar. Program dimulai dengan Wajib Belajar 6 Tahun yang secara resmi dicanangkan pada tahun 1984 dan dilanjutkan dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dimulai pada tahun 1994. Program ini mewajibkan setiap warga Negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) (Masterplan Pendidikan Sidoarjo, 2011).Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 11 ayat 1 menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa ada deskriminasi. Pasal tersebut mengamanatkan pada penyelenggara pemerintah baik tingkat pusat atau daerah untuk memberikan jaminan dan kepastian akan berlangsungnya pendidikan bagi warga negara. Pemerintah telah melakukan upaya pembangunan di bidang pendidikan seperti perbaikan dan pengembangan untuk pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Guna mempercepat peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia, pemerintah merencanakan segera memulai gerakan wajib belajar 12 tahun secara bertahap (Masterplan Pendidikan Sidoarjo, 2011).Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur, dibagian utara berbatasan dengan Kota Surabaya, dibagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, dibagian barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto sedangkan dibagian timur berbatasan dengan Selat Madura. Sidoarjo mempunyai jumlah penduduk 1.945.252 jiwa dengan luas wilayah 634,39 km2 yang dibagi dalam 18 kecamatan dan 353 desa atau kelurahan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memiliki perhatian yang serius dalam pendidikan, hal ini dilakukan untuk pembangunan dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada aspek pemerataan pendidikan pemerintah memprioritaskan pada peningkatan dan perluasan kapasitas daya tampung, penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah pada setiap jenis kelembagaan satuan program pendidikan dan kebudayaan yang dapat di akses oleh seluruh lapisan masyarakat sampai pelosok daerah (Masterplan Pendidikan Sidoarjo, 2011).

Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah Kecamatan Sukodono dengan luas wilayah 31,55 km2 memiliki jumlah penduduk sebesar 111.121 jiwa pada tahun 2010. Kecamatan Sukodono memiliki 19 desa dan terdapat 5 sekolah menengah atas. Berikut adalah tabel nama sekolah dan jumlah siswa kelas X tahun 2012 di Kecamatan Sukodono :Tabel 1 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Baru Kelas X di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo tahun 2012/2013Nama SLTA SiswaKelas X Rombel

Kelas X

SMA YPM 2 Sukodono722

SMK YPM 5 Sukodono1714

SMK Wijaya1093

SMK Pelayaran Yahari332

MA Hasyim Asyari432

Total42013

Sumber : Dinas Pendidikan Sidoarjo, 2012Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari kelima Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kecamatan Sukodono, SMA YPM 2 Sukodono dan SMK YPM 5 Sukodono yang ada di Desa Panjunan memiliki jumlah siswa paling banyak. SMA YPM 2 Sukodono memiliki jumlah siswa sebanyak 72 siswa dengan jumlah rombongan belajar 2 kelas, sedangkan SMK YPM 5 Sukodono memiliki jumlah siswa sebanyak 171 siswa dengan jumlah rombongan belajar 4 kelas. Pada tahun 2012 Desa Panjunan memiliki jumlah siswa lulus SLTP sebesar 350 siswa. Dari 350 siswa yang lulus tersebut sebanyak 339 siswa melanjutkan ke SLTA, sedangkan sebesar 11 (3%) siswa tidak melanjutkan ke SLTA. Siswa SLTP yang melanjutkan ke SLTA memiliki pilihan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). (Monografi Desa Panjunan, 2012).

Dari 339 siswa yang melanjutkan ke SLTA hanya ada 11 siswa (3%) yang memilih bersekolah di Desa Panjunan, sedangkan 97% lainnya melanjutkan bersekolah di luar Desa Panjunan. Hal ini menarik untuk diteliti karena di Desa Panjunan terdapat SMA dan SMK YPM Sukodono yang dapat menjadi tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke SLTA karena dua sekolah tersebut dapat mewakili sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan. Tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa lulus sekolah lanjutan tingkat pertama di Desa Panjunan dalam pemilihan SLTA tahun 2012-2013.METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah survei dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun,1995:11). Lokasi penelitian adalah Desa Panjunan di Kecamatan Sukodono. Pertimbangan pemilihan Desa Panjunan sebagai lokasi penelitian karena Desa Panjunan memiliki dua SLTA yaitu SMK YPM 5 Sukodono dan SMA YPM 2 Sukodono dengan jumlah siswa lulus SLTP yang ada di Desa Panjunan sebesar 339 siswa namun hanya 11 orang (3%) dari jumlah siswa lulusan SMP yang bersekolah di desa sendiri.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 339 siswa lulus SLTP tahun 2012 yang berasal di Desa Panjunan yang melanjutkan ke SLTA. Sampel diambil menggunakan rumus Morgan dengan jumlah sampel 75 siswa yang diambil dari masing-masing dusun di Desa Panjunan secara proporsional. Dari 75 sampel tersebut, 11 sampel diambil secara seluruh dari siswa yang bersekolah di desa sendiri sedangkan 64 sampel lainnya diambil dari siswa yang bersekolah di luar desa secara proposional. Teknik analisis data untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi siswa lulusan SLTP di Desa Panjunan memilih SLTA dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentaseHASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik Daerah PenelitianDesa Panjunan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sukodono, jarak Desa Panjunan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Sukodono sejauh 3 km. Desa Panjunan memiliki luas wilayah 1,3 km2, dengan ketingian 7 meter dari permukaan air laut. Wilayah Desa Panjunan berbatasan dengan Desa Sadang di sebelah utara, Desa Sukodono di sebelah selatan, Desa Bangsri di sebelah barat dan Desa Masangankulon di sebelah timur.Jumlah penduduk Desa Panjunan tahun 2013 adalah 3.381 jiwa yang terdiri atas 1.714 berjenis kelamin laki-laki dan 1.667 jiwa berjenis kelamin perempuan. Angka sex ratio penduduk Desa Panjunan sebesar 102,81%, ini menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dimana setiap 100 penduduk perempuan hampir terdapat sekitar 103 penduduk laki-laki. Angka kepadatan penduduk Desa Panjunan pada tahun 2013 adalah 2600 jiwa/km2. Artinya setiap 1 km2 dihuni oleh penduduk sebanyak 2600 jiwa. Menurut Sudibyo dalam Suryandari (2008:54) kriteria kepadatan penduduk Desa Panjunan termasuk sangat padat yaitu sebesar 2600 jiwa/ km2.Tersedianya sarana-prasarana sekolah yang memadai merupakan faktor utama keberhasilan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Pada tahun 2012, jumlah Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Panjunan sebanyak 2 sekolah, jumlah Sekolah Dasar sebanyak 2 sekolah, jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada 1 sekolah dan jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 2 sekolah yaitu SMA YPM 2 Sukodono dan SMK YPM 5 Sukodono.

Angka partisipasi kasar merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APK merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah di suatu wilayah atau daerah. Angka partisipasi kasar menurut kelompok umur di Desa Panjunan pada tahun 2012 yaitu : penduduk usia 04-06 tahun angka partisipasi sebesar 66,6%, penduduk usia 7-12 Tahun angka partisipasi sebesar 89,2%, penduduk usia 13-15 tahun angka partisipasi sebesar 79,6%, serta penduduk usia 16-18 tahun angka partisipasi sebesar 90,4%,Di Desa Panjunan terdapat dua buah SLTA yaitu SMK YPM 5 Sukodono dan SMA YPM 2 Sukodono. SMK YPM 5 Sukodono Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif NU Sidoarjo sejak tahun 16 Juli 1993. Berlokasi di Desa Panjunan tepatnya di jalan Raya Panjunan No. 45 Sukodono. SMK YPM 5 Sukodono memiliki akreditasi sekolah A. Bangunan SMK YPM 5 Sukodono berdampingan dengan SMP YPM 2 Panjunan dan SMA YPM 2 Sukodono. Kelompok kejuruan di SMK YPM 5 Sukodono adalah bisnis dan manajemen dengan kompetensi keahlian antara lain Akuntansi (akreditasi A), administrasi perkantoran (akreditasi A) dan program keahlian baru Multimedia (belum terakreitasi).Luas lahan SMK YPM 5 Sukodono sebesar 5.044 m2, luas bangunan sebesar 1.094 m2, lahan praktek 500 m2, lapangan olahraga 2500 m2, taman 350 m2, lain-lain 600 m2. Sarana-prasarana yang dimiliki SMK YPM 5 Sukodono yaitu ruang kelas sebanyak 9 ruang, ruang praktek komputer, ruang praktek multimedia, ruang praktek akuntansi, kantor kepala sekolah, kantor guru, koperasi, UKS, ruang OSIS, kantin, ruang pramuka, dan lain-lain.Jumlah siswa pada tahun 2012/2013 di SMK YPM 5 Sukodono yaitu 527 siswa dengan jumlah rombongan belajar 12 kelas. Jumlah siswa kelas X sebanyak 171 siswa, jumlah siswa kelas XI sebanyak 177 siswa, dan jumlah siswa kelas XII sebanyak 179 siswa. Proses belajar mengajar di SMK YPM 5 Panjunan dilakukan di pagi dan siang hari. Penerapan pembelajaran di SMK YPM 5 Panjunan sudah berbasis Teknologi Informasi Komputer/e-pembalajaran yaitu dengan mengakses internet pada 8 mata pelajaran. Penerapan pembelajaran membangun karakter bangsa sudah dilakukan yaitu dengan menyelenggarakan ekstra/ kurikuler antara lain OSIS, PMR, Pecinta Alam, Olah Raga, Pramuka dan Paskibra. SMA YPM 2 Sukodono didirikan oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif NU Sidoarjo sejak tahun pelajaran 1987-1988. Berlokasi di Desa Panjunan tepatnya di jalan Raya Panjunan No. 45 Sukodono. SMA YPM 2 Sukodono memiliki akreditasi sekolah B. Bangunan SMA YPM 2 Sukodono berdampingan dengan SMK YPM 5 Sukodono dan SMP YPM 2 Panjunan.

Luas lahan SMA YPM 2 Sukodono sebesar 4.260 m2, luas bangunan sebesar 810 m2, lapangan olahraga 2.500 m2, taman 350 m2, dan lain-lain 600 m2. Sarana-prasarana yang ada di SMA YPM 2 Sukodono yaitu ruang kelas sebanyak 6 kelas, kantor kepala sekolah dan guru, ruang ibadah, ruang praktek komputer, ruang laboratorium IPA, ruang BP/BK dan kantin sekolah.

SMA merupakan jenjang pendidikan yang memberikan pelayanan untuk ilmu dasar yang bersifat umum untuk penduduk usia sekolah tingkat SLTA. SMA dapat memberikan pilihan kepada siswa untuk melanjutkan sekolah hingga Perguruan Tinggi (PT). Jurusan di SMA terdiri atas, jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Sedangkan jurusan di SMA YPM 2 Sukodono hanya ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Jumlah siswa SMA YPM 2 Sukodono sebanyak 238 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 6 kelas. Jumlah siswa kelas X sebanyak 72 siswa dengan jumlah rombongan belajar 2 kelas, jumlah siswa kelas XI sebanyak 84 siswa dengan jumlah rombongan belajar 2 kelas, dan jumlah siswa kelas XII sebanyak 82 siswa dengan jumlah rombongan belajar 2 kelas.

Pada tahun ajaran 2012/2013 SMA YPM 2 Sukodono masih menggunakan program KTSP dalam proses belajar mengajar, kurikulum ini menerapkan muatan lokal sebagai upaya pelestarian dan pengembangan potensi daerah tempat sekolah berada. Proses belajar mengajar di SMA YPM 2 Sukodono dilakukan dipagi hari, penerapan pembelajaran membangun karakter bangsa sudah dilakukan yaitu dengan menyelenggarakan ekstra/kurikuler antara lain : Olahraga (bola volly, sepak bola, futsal, atletik, karate, dan taek kwondo), Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Al Banjari, Qiroah, dan Panduan Suara (Koor).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Bersekolah Di Luar Desa PanjunanDalam pemilihan SLTA di Desa Panjunan, siswa yang bersekolah di desa sendiri sebanyak 11 siswa (3%) dan yang bersekolah di luar desa sebanyak sebanyak 64 siswa (97%). Faktor yang mempengaruhi siswa memilih bersekolah di luar desa dapat dilihat dari tabel berikut ini:Tabel 2 Faktor-faktor Siswa Memilih Sekolah Di Luar Desa Panjunan

JAWABANFREKUENSITOTALPERSEN

(%)

SMASMK

a. Mencari sekolah berstatus negeri1011117,19

b. Mencari sekolah yang berakreditasi lebih baik dari sekolah yang ada di desa2134,69

c. Mencari sekolah yang lebih berkualitas891726,56

d. Mencari sekolah atau smk yang ada bidang keahlian yang sesuai keinginan-262640,62

e. Mencari sekolah yang biayanya murah34710,94

TOTAL234164100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan tingkat atas di luar Desa Panjunan yaitu : a) Terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan. Kesesuaian jurusan atau bidang keahlian yang diinginkan siswa menjadi alasan yang paling banyak dipilih siswa yang bersekolah di luar Desa Panjunan (40,63%). Karena jurusan atau bidang keahlian yang menjadi pilihan siswa tidak terdapat di SLTA yang ada di desa. b) Mencari sekolah yang berkualitas menjadi alasan kedua siswa bersekolah di luar Desa Panjunan (26,56%). Keadaan fisik dan penampilan sekolah yang mencakup gedung, halaman, pagar, kamar kecil dan prasarana pendidikan lainnya menarik siswa untuk pemilihan SLTA di luar Desa Panjunan. Selain bangunan fisik sekolah, kualitas sekolah dapat dilihat dari nilai Ujian Nasional (UN) siswa dan prestasi sekolah baik dalam akedemisataupun non-akedemis. Nilai UN dapat memberikan gambaran keberhasilan guru dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Prestasi sekolah menunjukan eksistensi sekolah di dunia pendidikan baik akademis maupun non-akademis, sehingga semakin baik kualitas sekolah maka akan semakin banyak siswa memilih sekolah tersebut. Nilai akreditasi sekolah dapat menunjukan kualitas sekolah, karena untuk mendapatkan nilai akreditasi yang baik maka sekolah harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Akreditasi sekolah memberikan pengaruh dalam pemilihan sekolah yang berkualitas di luar Desa Panjunan. Sebanyak 3 siswa memilih bersekolah di luar desa karena mencari sekolah yang mempunyai akreditasi lebih baik dari sekolah yang ada di desa sendiri. c) Status sekolah, dapat mempengaruhi siswa dalam pemilihan SLTA karena SLTA yang ada di Desa Panjunan hanya ada sekolah yang berstatus swasta, sementara siswa yang ingin bersekolah di sekolah negeri maka siswa harus bersekolah di luar desa. d) Mencari sekolah dengan biaya yang murah menjadi alasan siswa bersekolah di luar desa (10,94%). Biaya yang dikeluarkan siswa kelas X yang bersekolah di luar desa selama satu tahun yaitu: uang gedung, SPP, uang buku, dan iuran lainnya. Jumlah siswa yang bersekolah di luar desa karena mencari sekolah dengan biaya murah sebanyak 7 siswa. Dari 31 sekolah yang menjadi tujuan pemilihan SLTA bagi siswa di Desa Panjunan, SLTA yang memiliki biaya sekolah paling murah yaitu SMA Taman, MAS Hasyim Asyari dan SMK Wijaya, berikut ini adalah tabel biaya sekolah ketiga SLTA tersebut:

Tabel 3 SLTA yang di Pilih Siswa Karena Memiliki Biaya Murah di Pada Tahun Pertama Luar Desa PanjunanNama SekolahBiaya SekolahTotal

Uang gedungSPPUang BukuUang Ujan

SMA Taman1.000.000110.000190.000130.0001.430.000

MAS Hasyim Asyari1.000.000120.000200.000120.0001.440.000

SMK Wijaya1.000.000140.000200.000110.0001.450.000

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013Siswa yang memilih sekolah tersebut mempunyai biaya sekolah yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya sekolah di desa sendiri. Berikut ini adalah tabel biaya sekolah di desa sendiri :Tabel 4 Biaya Sekolah di Desa Panjunan

Nama SekolahBiaya SekolahTotal

Uang gedungSPPUang BukuUang Ujan

SMA YPM 2 Sukodono1.000.000130.000180.000155.0001.465.000

SMK YPM 5 Sukodono1.600.000125.000300.000165.0002.190.000

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas rata-rata selisih biaya sekolah antara SLTA di luar Desa dengan SLTA di desa sendiri selama setahun yaitu selisih biaya antara SMA Taman dengan SMA YPM 2 Sukodono sebesar Rp 35.000,00, selisih biaya antara MAS Hasyim Asyari dengan SMA YPM 2 Sukodono sebesar Rp 25.000,00 dan selisih biaya sekolah antara SMK Wijaya dengan SMK YPM 5 Sukodono sebesar Rp 740.000,00.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Bersekolah Di Desa Sendiri

Seperti yang disebutkan diatas, siswa yang bersekolah di desa sendiri sebesar 3%. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa lulus SLTP memilih bersekolah di desa sendiri dapat di lihat pada tabel berikut :Tabel 5 Faktor-faktor Siswa Memilih Sekolah Di Desa Panjunan

JAWABANFREKUENSITOTALPERSEN

(%)

SMASMK

a. Lokasi sekolah dekat dengan tempat tinggal31436,36

b. Ada bidang keahlian yang sesuai keinginan-6654,55

c. Kualitas sekolah baik-119,09

TOTAL3811100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013

Berdasarkam tabel 5 dapat diketahui bahwa fakor-faktor yang mempengaruhi siswa melanjutkan ke SLTA di desa sendiri sebagai berikut : a) Terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (54,55%). Siswa menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka memilih sekolah lanjutan tingkat atas di desa sendiri yaitu karena adanya bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan siswa. Siswa tersebut adalah SMK YPM 5 Sukodono yang memilih bidang keahlian akuntansi, multimedia, adminisrasi perkantoran. b) Jarak ke sekolah, menjadi alasan kedua siswa memilih SLTA di desa sendiri. Karena jarak tempat tinggal siswa dengan lokasi sekolah yang dekat (36,36%). Lokasi yang dekat membuat siswa tidak mengalami kesulitan dalam mencari transportasi menuju sekolah karena siswa dapat berjalan kaki dan bersepeda untuk pergi ke sekolah. Waktu tempuh yang dibutuhkan siswa untuk mencapai lokasi sekolah antara 2-5 menit, karena siswa pergi ke sekolah dengan jalan kaki dan menggunakan sepeda maka siswa tidak memerlukan ongkos untuk perjalanan menuju lokasi sekolah. c) Kualitas Sekolah tidak banyak mempengaruhi siswa untuk bersekolah di desa sendiri (9,09%). Bentuk fisik dan penampilan sekolah, sarana-prasarana serta akreditasi SLTA yang ada di Desa Panjunan kurang menarik siswa untuk bersekolah di desa sendiri. Karena faktor utama pemilihan SLTA bagi siswa lulus SLTP di Desa Panjunan yaitu ada jurusan atau bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan dan minat siswa.

PEMBAHASANFaktor Pemilihan Siswa Bersekolah di luar Desa PanjunanFaktor-faktor yang mempengaruhi siswa yang lulus SLTP di Desa Panjunan bersekolah di luar desa yaitu sekolah dengan biaya murah, kualitas sekolah, status sekolah serta terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan. Biaya pendidikan merupakan hal yang penting dalam penyelengaraan pendidikan. Dapat dikatakan proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya pendidikan. Pada penelitian ini biaya sekolah yang dimaksud adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa saat masuk ke SLTA selama satu tahun siswa belajar, biaya tersebut meliputi uang gedung, spp, uang buku selama setahun, dan uang iuran lainya. Siswa memilih bersekolah di luar desa karena mencari sekolah dengan biaya murah untuk membantu mengurangi beban pengeluaran orang tua. Dari 31 sekolah yang menjadi tujuan pemilihan SLTA di Desa Panjunan, SMA Taman, MAS Hasyim Asyari dan SMK Wijaya adalah SLTA yang memiliki biaya sekolah yang murah. Jika dibandingkan dengan biaya sekolah di desa sendiri ketiga sekolah tersebut memiliki biaya lebih murah. Mencari sekolah yang berkualitas menjadi alasan siswa memilih bersekolah di luar Desa Panjunan. Kualitas sekolah yang menjadi pertimbangan siswa memilih SLTA yaitu keadaan fisik sekolah, sarana-prasarana, nilai ujian akhir nasional dan akreditasi sekolah. Siswa menyatakan lebih tertarik dengan bangunan fisik sekolah yang besar dan megah. Sarana-prasarana merupakan salah satu faktor pendidikan yang sengaja diadakan dan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan (Amri, 2013:14). Sarana-prasarana memiliki pengaruh terhadap pemilihan SLTA karena sekolah yang mempunyai sarana-prasarana yang lengkap dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Nilai Ujian Akhir Nasional (UN) dapat memberikan pengaruh siswa terhadap pemilihan sekolah di luar desa Panjunan. Karena sekolah yang mempunyai nilai UN yang tinggi dapat memberikan gambaran tentang keberhasilan guru dalam mendidik anak muridnya. Akreditasi sekolah tidak banyak mempengaruhi siswa dalam memilih SLTA di luar Desa Panjunan. SMA di Desa Panjunan memiliki akreditasi B untuk mencari SMA yang berakreditasi lebih baik siswa harus bersekolah di luar desa. Sebanyak 3 siswa menyatakan mencari sekolah dengan akreditasi lebih baik dibandingkan di desa sendiri. Sekolah pilihan siswa tersebut adalah SMA Wachid Hasyim yang berakreditasi A.Status sekolah dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri (sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintahan) dan sekolah swasta (sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintahan). Status sekolah yang ada di Desa Panjunan membuat siswa mencari sekolah diluar desa karena siswa mencari sekolah yang status negeri. Sedangkan di Desa Panjunan hanya terdapat sekolah swasta, untuk dapat bersekolah di sekolah negeri siswa harus bersekolah di luar Desa Panjunan. Siswa yang memiliki nilai UN yang tinggi dapat memilih sekolah negeri sesuai dengan standar nilai UN yang ditentukan sekolah tesebut dan memilih jurusan sesuai keinginan siswa. Sekolah negeri dipilih karena diselenggarakan oleh pemerintah sehingga memiliki standar pendidikan yang berkualitas baik, dengan sarana-prasarana yang lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar.

Terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan minat dan keinginan menjadi alasan utama siswa memilih bersekolah di luar Desa Panjunan. Siswa yang bersekolah di luar desa menyatakan bahwa jurusan/program keahlian yang mereka pilih saat ini tidak ada di SLTA di Desa Panjunan. SMK YPM 5 hanya terdapat program keahlian bisnis dan manajemen, sedangkan siswa yang mencari program lain seperti : teknik komputer jaringan, teknik industri, teknik mekanik otomotif, kewirausahaan, tata busana dan di SMA YPM 2 Sukodono hanya membuka dua jurusan yaitu IPA dan IPS sedangkan untuk mencari jurusan Bahasa harus mencari sekolah di luar Desa Panjunan.Siswa akan menentukan pendidikannya sesuai dengan keahlian dan keterampilan sehingga siswa mempunyai kompetensi, kemampuan produktif serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan/dunia usaha.Faktor-Pemilihan Siswa Bersekolah Di Desa PanjunanDalam pemilihan SLTA di Desa Panjunan, siswa yang bersekolah di desa sendiri hanya sebanyak 11 siswa (3%). Di Desa Panjunan terdapat SMA dan SMK yang menjadi tujuan siswa yang lulus SLTP di Desa Panjunan. Di SMA YPM 2 Sukodono terdapat jurusan IPA dan IPS, sedangkan di SMK YPM 5 Sukodono terdapat kelompok keahlian bisnis dan manajemen.

Alasan siswa memilih bersekolah di SLTA Desa Panjunan karena terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan. Sebanyak 6 siswa memilih bersekolah di SMK karena terdapat bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan siswa. Siswa tersebut memilih bidang keahlian seperti akuntasi, multimedia, administrasi perkantoran. Dengan demikian siswa akan mempunyai ilmu dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan karakteristik masing-masing siswa. Sedangkan siswa di SMA YPM 2 Sukodono yang memilih jurusan IPA dan IPS dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.Jarak yang dekat antara lokasi sekolah dengan tempat tinggal siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh alat transpotasi karena siswa dapat berjalan dan bersepeda untuk pergi ke sekolah. Waktu yang ditempuh menuju sekolah antara 2-5 menit tanpa ada ongkos perjalan. Jarak sekolah hanya mempengaruhi siswa yang bersekolah di desa sendiri. Sedangkan siswa yang bersekolah di luar desa jarak tidak mempengaruhi siswa dalam pemilihan SLTA. Karena sebagian besar siswa lebih memilih SLTA di luar Desa Panjuna karena terdapat jurusan/bidang keahlian yang sesuai keinginan.

Siswa SLTA yang ada di Desa Panjunan menyatakan bahwa SMA YPM 2 Sukodono dan SMK YPM 5 Sukodono mempunyai kualitas sekolah yang baik. Kualitas sekolah yang baik menurut siswa yaitu : keadaan fisik dan penampilan sekolah, sarana-prasarana, nilai UN dan akreditasi sekolah. Fisik bangunan sekolah yang baik menarik siswa untuk bersekolah di sekolah tersebut. Sarana-prasarana merupakan indikator yang mempengaruhi siswa dalam memilih sekolah yang sesuai dengan keinginan mereka. Salah satu acuan untuk mengkaji pencapaian pendidikan, mutu pendidikan dan bidang yang membutuhkan peningkatan mutu pendidikan adalah standar sarana-prasarana (Amri, 2013:36). Sarana-prasarana sekolah sangat penting dalam proses belajar mengajar, sekolah yang mempunyai sarana-prasarana yang mendukung maka akan membuat guru dan siswa merasa nyaman.

Mutu pendidikan berkembang seirama dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia. Untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dinas pendidikan membuat standar pendidikan nasional, setiap standar akan dinilai berdasarkan mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah terkait. Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian kelayakan dan kinerja suatu sekolah berdasarkan kreteria (standar) yang ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat. SMA YPM 2 Sukodono Desa Panjunan memiliki nilai akreditasi sekolah B dan SMK YPM 5 Sukodono memiliki nilai akreditasi sekolah A. Meskipun SLTA di Desa Panjunan berstatus swasta tetapi memiliki kualitas baik dapat dilihat dari kelengkapan sarana-prasarana serta akreditasi sekolah yang baik sebagai standar mutu pendidikan. SMA dan SMK di Desa Panjunan memiliki kualitas sekolah yang baik tapi tidak menjadikan kualitas sekolah sebagai faktor utama siswa bersekolah di desa sendiri. Karena faktor utama siswa memilih bersekolah di desa sendiri adalah keberagaman jurusan yang ada di SMA YPM Sukodono dan SMK YPM 5 Sukodono yang menarik siswa bersekolah di sekolah tersebut.Jika alasan siswa yang dikemukan oleh siswa yang melanjutkan SLTA di desa sendiri dan di luar Desa Panjunan dipandang sebagai satu kesatuan maka faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan SLTA yaitu :a. Kesesuaian pilihan jurusan sebesar 42,67%

b. Kualitas sekolah sebesar 28%

c. Status sekolah sebesar 14,67%

d. Biaya sekolah yang murah sebesar 9,33%

e. Jarak ke sekolah sebesar 5,33%.

Dari kelima faktor tersebut dapat diketahui bahwa faktor terbesar dalam pemilihan adalah terdapatnya jurusan/bidang keahlian yang sesuai dengan keinginan (42,67%). Pemilihan jurusan/program keahlian disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesempatan lapangan pekerja/dunia usaha yang sedang berkembang dan akan berkembang pada daerah tempat tinggal siswa. Di Desa Panjunan terdapat beberapa industri seperti pabrik kopi, baterai dan snack serta beberapa industri lainnya di sekitar Kecamatan Sukodono dan Taman sehingga siswa menyiapkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dapat dikatakan pemilihan jurusan/program keahlian yang tepat bertujuan untuk mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dengan perkembangan teknologi.

Untuk kebutuhan lapangan kerja SMK menyediakan program keahlian seperti bisnis dan manajemen, teknik industri, teknik otomotif, teknik komputer, industri umum, kesehatan, seni dan kerajinan. Di SMK YPM 5 Sukodono hanya ada program keahlian bisnis dan manajemen, sedangkan siswa yang mencari program keahlian lainnya harus bersekolah di luar Desa Panjunan. Kualitas sekolah menentukan siswa dalam pemilihan SLTA (28%). Siswa menentukan kualitas sekolah melalui keadaan fisik dan penampilan sekolah, sarana-prasarana, nilai UN dan akreditasi sekolah. Siswa akan memilih sekolah yang berkualitas yang mempunyai penampilan fisik yang megah karena menunjukan bahwa lembaga tersebut di kelola dengan professional, sarana-prasarana yang lengkap untuk menunjang proses belajar, sekolah dengan nilai UN yang tinggi dan akreditasi sekolah yang baik.

Status sekolah mempengaruhi siswa dalam pemilihan SLTA (14,67%), karena SLTA di Desa Panjunan hanya ada SLTA swasta sedangkan siswa yang ingin bersekolah di negeri harus mencari di luar desa. Biaya sekolah tidak mempengaruhi siswa yang bersekolah di desa sendiri. Dalam pemilihan SLTA di desa sendiri siswa tidak menilai dari biaya yang akan dikeluarkan saat masuk sekolah. Karena siswa memilih bersekolah di desa sendiri berdasarkan kesesuaian jurusan/program keahlian dan jarak ke sekolah. Sekolah dengan biaya murah menjadi alasan siswa bersekolah di luar desa (9,33%) karena siswa dapat membantu mengurangi beban ekonomi orang tua. SLTA yang mempunyai biaya sekolah murah di luar desa yaitu : SMA Taman, MAS Hasyim Asyari dan SMK Wijaya. Sekolah tersebut memiliki biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya sekolah di desa sendiri. Dengan masing-masing biaya sekolah sebagai berikut : di SMA Taman sebesar Rp 1.430.00,00, MAS Hasyim Asyari sebesar Rp 1.440.000,00, dan SMK Wijaya sebesar Rp 1450.000,00 jauh lebih murah jika dibandingkan dengan SLTA di Desa Panjunan yaitu SMA YPM 2 Sukodono sebesar Rp 1.465.000,00 dan SMK YPM 5 Sukodono sebesar Rp 2.190.000,00. Jarak sekolah hanya mempengaruhi siswa yang bersekolah di desa sendiri sebanyak 4 siswa menyatakan memilih bersekolah di desa sendiri karena dekat dengan tempat tinggal siswa. Sedangkan siswa yang bersekolah di luar desa jarak sekolah tidak mempengaruhi dalam pemilihan SLTA. Karena jarak yang jauh dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti motor. Menggunakan kendaraan pribadi banyak dipilih siswa karena motor dapat mempersingkat waktu tempuh menuju sekolah jika dibandingkan menggunakan kendaraan umum. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi tidak besar, yaitu sebesar Rp 7.000,00 untuk mengisi bensin. Sehingga siswa lebih memilih bersekolah di luar desa tanpa menilai jarak sekolah yang jauh, waktu tempuh yang lama dan ongkos perjalan ke sekolah karena siswa memilih SLTA berdasarkan kesesuaian jurusan/program keahlian.PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukan diatas maka dapat ditarik kesimpulan berikut :1. Faktor yang mempengaruhi siswa bersekolah di desa sendiri (3%) yaitu terdapat kesesuaian jurusan/program keahlian, jarak sekolah yang dekat dan kualitas sekolah yang ada di Desa Panjunan. 2. Faktor utama yang mempengaruhi siswa bersekolah di luar Desa Panjunan yaitu terdapat kesesuaian jurusan/program keahlian, kualitas sekolah, status sekolah, sekolah dengan biaya murah. 3. Faktor paling utama yang mempengaruhi siswa, baik di luar maupun di desa sendiri dalam pemilihan SLTA adalah adanya jurusan/program keahlian yang sesuai dengan pilihan siswa.SARAN 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa adanya jurusan/program keahlian yang sesuai dengan keinginan siswa menjadi alasan siswa bersekolah di luar desa, maka SMK YPM 5 Panjunan dapat menambah program keahlian yang sesuai dengan dunia usaha untuk menarik siswa lulus SLTA yang berasal di Desa Panjunan untuk bersekolah di desa sendiri.DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah : Dalam Teori, Konsep dan Analisi. Jakarta : Prestasi Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2012. Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka. Badan Pusat Statistik : Tidak dipublikasikan

Daldjoeni. 1991. Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa Dan Guru Sekolah. Bandung. Alumni

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogjakarta. Media Wacana Pres

DISPENDIK.2012. Data Jumlah Siswa Dan Rombongan Belajar Siswa Tahun 2012/2013 Di Kecamatan SukodonoKantor Desa Panjunan. Monografi Desa Panjunan Tahun 2012 Semester 2. Panjunan

Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial. Yogjakarta. Pustaka Pelajar OffsetMiro, Fidel. 2005. Perencanaan Transpotasi. Jakarta. Erlangga

Nurbaya, Very. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Lulusan Sekolah Dasa Memilih SMP/MTs Di Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Tahun 2009-2010. Skripsi. Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES.

Syah, Sirikit & Martadi (Eds.). 2012. Rekonstruksi Pendidikan : Kumpulan Pemikiran tentang Perlunya Merekonstruksi Pendidikan di Indonesia. Surabaya. Unesa University Press

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencananan Dan Pemodelan Transpotasi. Bandung. ITB

Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.162163