Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

17
1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK Jamsostek tentang Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir Tahun 2012 Renaldo Trisatria Putra, Atik Nurwahyuni Program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak: JPK merupakan suatu program yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara asuransi sosial yaitu PT Jamsostek (Persero) dan diselenggarakan secara terstruktur dan komprehensif. Program JPK Jamsostek menggunakan prinsip managed care. Program ini harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, peserta program ini harus memahami dan mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang sudah ditetapkan oleh PT Jamsostek (Persero). Pada tahun 2012, PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir membayarkan klaim perorangan rata-rata 75 klaim/bulan. Hal ini menandakan bahwa masih rendahnya pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 97 responden di PT Matahari Department Store Tbk. Atrium Plaza dan Kopposindo Jakarta Pusat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan, pengalaman menggunakan JPK, sosialisasi SDM perusahaan, dan sosialisasi JPK Jamsostek dengan pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Kata Kunci: Pemahaman; prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) Abstract: JPK is a program organized by the social insurance administrators, PT Jamsostek (Persero) and organized in a structured and comprehensive. JPK Jamsostek using managed care principles. This program shall be implemented in accordance with the procedures of health care. Therefore, participants should understand and follow health care procedures that have been established by PT Jamsostek (Persero). In 2012, PT Jamsostek (Persero) Gambir Branch paying individual claims an average of 75 claims/month. This indicates that there is still lack of understanding of JPK Jamsostek participants about health care procedures of PT Jamsostek (Persero). This study aims is to determine the factors that influencing the JPK Jamsostek participant’s comprehension about health care procedure in PT Jamsostek (Persero) Gambir branch office in 2012. This research is a quantitative study with cross-sectional design and carried out by filling out the questionnaires. Questionnaires were distributed to 97 respondents at PT Matahari Department Store Tbk. Atrium Plaza and Kopposindo Jakarta Pusat. The results of this study indicate that a significant relationship between age, educational level, experience of using JPK, corporate HR socialization, and JPK Jamsostek socialization with the JPK Jamsostek participant’s comprehension about health care procedure in PT Jamsostek (Persero). Keywords: Comprehension; health care procedure in PT Jamsostek (Persero) Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Transcript of Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

Page 1: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK Jamsostek tentang

Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir

Tahun 2012

Renaldo Trisatria Putra, Atik Nurwahyuni

Program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Abstrak: JPK merupakan suatu program yang diselenggarakan oleh badan penyelenggara

asuransi sosial yaitu PT Jamsostek (Persero) dan diselenggarakan secara terstruktur dan

komprehensif. Program JPK Jamsostek menggunakan prinsip managed care. Program ini

harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, peserta

program ini harus memahami dan mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang sudah

ditetapkan oleh PT Jamsostek (Persero). Pada tahun 2012, PT Jamsostek (Persero) Kantor

Cabang Gambir membayarkan klaim perorangan rata-rata 75 klaim/bulan. Hal ini

menandakan bahwa masih rendahnya pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur

pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur

pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir Tahun 2012. Penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan

dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada 97 responden di PT

Matahari Department Store Tbk. Atrium Plaza dan Kopposindo Jakarta Pusat. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara umur, tingkat pendidikan,

pengalaman menggunakan JPK, sosialisasi SDM perusahaan, dan sosialisasi JPK Jamsostek

dengan pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT

Jamsostek (Persero).

Kata Kunci: Pemahaman; prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Abstract: JPK is a program organized by the social insurance administrators, PT Jamsostek

(Persero) and organized in a structured and comprehensive. JPK Jamsostek using managed

care principles. This program shall be implemented in accordance with the procedures of

health care. Therefore, participants should understand and follow health care procedures that

have been established by PT Jamsostek (Persero). In 2012, PT Jamsostek (Persero) Gambir

Branch paying individual claims an average of 75 claims/month. This indicates that there is

still lack of understanding of JPK Jamsostek participants about health care procedures of PT

Jamsostek (Persero). This study aims is to determine the factors that influencing the JPK

Jamsostek participant’s comprehension about health care procedure in PT Jamsostek (Persero)

Gambir branch office in 2012. This research is a quantitative study with cross-sectional

design and carried out by filling out the questionnaires. Questionnaires were distributed to 97

respondents at PT Matahari Department Store Tbk. Atrium Plaza and Kopposindo Jakarta

Pusat. The results of this study indicate that a significant relationship between age,

educational level, experience of using JPK, corporate HR socialization, and JPK Jamsostek

socialization with the JPK Jamsostek participant’s comprehension about health care procedure

in PT Jamsostek (Persero).

Keywords: Comprehension; health care procedure in PT Jamsostek (Persero)

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 2: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

2

Pendahuluan

Program JPK Jamsostek menggunakan prinsip managed care. Managed care

merupakan sistem yang mengintegrasikan pembiayaan dan penyediaan perawatan kesehatan

dalam suatu sistem yang mengelola biaya, dan kemudahan dalam mengakses pelayanan bagi

pesertanya (PAMJAKI, 2008). Dalam pelaksanaan program JPK, diharapkan peserta

mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan PT Jamsostek (Persero). Tetapi masih ada peserta

yang tidak mengikuti prosedur. Jika peserta tidak mengikuti prosedur, bukan berarti peserta

harus menanggung biaya pengobatannya sendiri. Peserta dapat melakukan klaim ke PT

Jamsostek (Persero) yang disebut Klaim Perorangan (reimbursement). Berdasarkan daftar

pembayaran klaim perorangan JPK yang ada di Monitoring Customer Service Officer sejak

bulan Januari hingga September 2012, diketahui rata-rata klaim perorangan yang dibayarkan

sekitar 75 klaim. Data tersebut menunjukkan bahwa masih ada peserta JPK Jamsostek yang

tidak mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh PT Jamsostek (Persero). Artinya,

pemahaman peserta program JPK Jamsostek terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT

Jamsostek (Persero) masih rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti

pemahaman dari peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek

(Persero). Dari data diatas, peserta yang melakukan klaim perorangan berasal dari berbagai

perusahaan. PT Matahari Department Store Tbk. Atrium Plaza dan Kopposindo Jakarta Pusat

diambil sebagai populasi yang akan diteliti, karena karyawan perusahaan tersebut cukup

banyak mengajukan klaim perorangan pada tahun 2012 sehingga dinilai mengandung

permasalahan yang akan diteliti. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT

Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir tahun 2012.

Tinjauan teoritis

Menurut A. Wawan dan Dewi. M (2010), pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor-faktor internal terwujud dalam umur, tingkat pendidikan, lama kepesertaan,

pengalaman, pekerjaan dan sebagainya.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 3: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

3

a. Umur

Menurut Pro Health (2009), umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,

individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak

ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama

hidup:

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun

sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti

misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Pro Health,

2009).

b. Tingkat Pendidikan

Menurut Pro Health (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak

berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif

dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap objek tersebut.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 4: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

4

c. Lama Kepesertaan

Lama kepesertaan diduga berkaitan erat dengan pemahaman prosedur pelayanan

kesehatan. Peserta yang baru memasuki organisasi memerlukan berbagai bentuk penyesuaian

karena setiap organisasi mempunyai ciri-ciri khas atau kebiasaan-kebiasaan yang mungkin

hanya berlaku dalam organisasi tersebut. Setiap orang baru tidak merta bisa berkarya

seproduktif mungkin sesuai dengan yang diharapkan karena belum adanya pengalaman dan

pembelajaran (Siagian, 1989). Menurut Almayda (1998) masa kerja seseorang dapat dikaitkan

dengan pengetahuan dan pengalamannya. Sehingga dapat dikatakan semakin lama seseorang

bekerja maka semakin banyak pengetahuan dan pengalamannya, ini dapat berarti pula

semakin lama kepesertaan seseorang mengikuti program JPK Jamsostek, semakin banyak

pula pengetahuan dan pengalaman yang diterima (Rahmadhani, 2005).

d. Pengalaman Menggunakan JPK

Menurut Pro Health (2009) pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar

dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional

serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Pengetahuan seseorang merupakan hasil

dari pengalaman, yaitu dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dan oleh kebutuhan

individu (Swansburg, 2001). Pengalaman merupakan salah satu sumber pengetahuan dan

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Belajar adalah suatu

konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi

tanggung jawab. Ia menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan

pernah berdiri sendiri. Orang tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang

mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif tidak cukup jika

hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan

pengalaman (Notoatmodjo, 2003).

2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal terwujud dalam sosialisasi, sumber informasi, lingkungan, sosial

budaya, dan sebagainya.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 5: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

5

a. Sosialisasi SDM perusahaan dan petugas JPK Jamsostek

Proses pemberian informasi yang dilakukan oleh petugas (CSO JPK, AO, SDM

Perusahaan) adalah dengan memberikan suatu informasi dan penjelasan tentang prosedur

kepada peserta agar peserta paham terhadap prosedur tersebut. Informasi yang diberikan pun

harus tepat, artinya informasi yang dibutuhkan dapat tersedia tepat waktu sesuai dengan yang

ada, setelah informasi tersedia memang digunakan secara efektif (Mudahar, 2005 dalam

Triodora, 2012). Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan

dengan cara persuasi, bujukan himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan

kesadaran, dan sebagainya, melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan

kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan

bahwa dengan adanya pesan tersebut maka masyarakat, kelompok atau individu dapat

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Notoatmodjo, 2003).

b. Sumber Informasi

Menurut Rakhmat (1993), dikutip oleh Kartika (2004), kelompok dapat mempengaruhi

kita. Kelompok dapat menentukan cara kita berkata, berpakaian, bekerja, dan bahkan keadaan

emosi serta suka duka kita. Komunikasi kelompok dipergunakan untuk bertukar informasi,

meningkatkan pengetahuan, atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan

jiwa, dan meningkatkan kesadaran. Pengetahuan yang dimiliki seseorang bisa juga diperoleh

dari keluarga/teman. Dengan merasakan manfaat dari suatu ide bagi dirinya, maka seseorang

akan menyebarkan ide tersebut pada orang lain (Depkes RI, 2007) dalam Ajunk (2009).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal tersebut (Pro Health, 2009).

Metode penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 6: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

6

Jamsostek (Persero) maka diasumsikan ada tiga faktor yang mempunyai hubungan dengan

pemahaman karyawan. Pertama yaitu faktor karakteristik peserta, yang meliputi umur, tingkat

pendidikan, lama kepesertaan JPK, dan pengalaman menggunakan JPK. Selanjutnya faktor

perusahan, yaitu sosialisasi oleh SDM perusahaan dan yang terakhir faktor dari PT Jamsostek

(Persero), yaitu sosialisasi JPK Jamsostek dan sumber informasi program JPK di perusahaan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-

sectional, dengan tujuan untuk melihat pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur

pelayanan kesehatan program JPK Jamsostek serta hubungan antara variabel dependen dan

independen yang diteliti secara bersamaan. Penelitian dilakukan dengan cara pengisian

kuesioner oleh tenaga kerja yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Matahari

Department Store Tbk. Atrium Plaza dan karyawan Kopposindo Jakarta Pusat yang menjadi

peserta JPK Jamsostek. Jumlah kedua karyawan perusahaan tersebut ada 173 orang. Sampel

adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Berdasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu

untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga

rumus besar sampel yang digunakan yaitu berdasarkan rumus estimasi sebuah proporsi

populasi dengan presisi mutlak, sebagai berikut (Lemeshow, 1997):

n =

( )

Keterangan:

n : Besar sampel

Z1-⍺/2 : 1,96 (Nilai Z pada derajat kemaknaan ⍺ = 0,05)

P : Proporsi populasi (0,5)

d : Absolute presisi (0,1)

Sesuai dengan rumus diatas, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini

dihitung dengan menggunakan software pengambilan besar sampel, yaitu sebesar 97 orang.

Pada saat peneliti menyebarkan kuesioner, ada beberapa kuesioner yang tidak kembali

(missing system). Sehingga jumlah sampel yang berhasil didapatkan ada 93 orang. Analisis

univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari semua

variabel-variabel yang diteliti. Analisis bivariat akan dilakukan dalam penelitian ini karena

dengan analisis bivariat dapat diketahui hubungan antara umur, tingkat pendidikan, lama

kepesertaan JPK, pengalaman menggunakan JPK, sosialisasi SDM perusahaan, sosialisasi

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 7: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

7

JPK Jamsostek, dan sumber informasi program JPK di perusahaan terhadap pemahaman

peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Uji

yang akan dilakukan adalah uji Chi-Square, dikarenakan skala pada variabel independent dan

variabel dependent adalah kategorik.

Hasil penelitian

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia muda.

Responden yang tergolong muda, yaitu yang berusia dibawah 35 tahun sebanyak 48 orang

(51,6%). Sedangkan responden yang tergolong tua, atau yang berumur diatas 35 tahun,

sebanyak 45 orang (48,4%). Menurut tingkat pendidikan, sebagian besar responden

berpendidikan dari SD sampai dengan SLTA yaitu sebanyak 68 orang (73,1%). Responden

yang pendidikannya sampai perguruan tinggi ada 25 orang (26,9). Menurut lama kepesertaan

JPK, sebagian besar responden adalah peserta lama yaitu sebanyak 51 orang (54,8%).

Responden yang baru menjadi peserta JPK ada 42 orang (45,2%). Menurut pengalaman

menggunakan JPK, tidak ada perbedaan yang mencolok antara responden yang pernah

menggunakan JPK dengan yang tidak pernah. Responden yang pernah menggunakan JPK ada

46 orang (49,5%), sedangkan yang tidak pernah menggunakannya ada 47 orang (50,5%).

Menurut sosialisasi SDM perusahaan, ada 46 orang (49,5%) yang pernah mengikuti

sosialisasi dari SDM perusahaan, sedangkan ada 47 orang (50,5%) yang tidak pernah

mengikutinya. Menurut sosialisasi JPK Jamsostek, ada 40 orang (43%) yang pernah

mengikuti sosialisasi dari JPK Jamsostek, sedangkan sisanya ada 53 orang (57%) yang tidak

pernah mengikuti sosialisasi tersebut. Menurut sumber informasi program JPK di perusahaan,

ada 46 responden (49,5%) yang mengatakan bahwa ada sumber informasi program JPK

Jamsostek di perusahaan tempat mereka bekerja. Sedangkan sisanya, sebanyak 47 responden

(50,5%) mengatakan tidak ada sumber informasi program JPK Jamsostek di perusahaannya.

Dari 93 responden, sebanyak 55 orang (59,1%) tidak paham terhadap prosedur pelayanan

kesehatan PT Jamsostek (Persero). Responden yang paham terhadap prosedur pelayanan

kesehatan PT Jamsostek (Persero) ada 38 orang (40,9%).

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 8: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

8

Tabel 1

Hubungan Antara Umur Dengan Pemahaman Karyawan Tentang Prosedur Pelayanan

Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Hasil analisis hubungan antara umur karyawan dengan pemahaman karyawan tentang

prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada sebanyak 14

orang (29,2%) yang berusia muda (≤35 tahun) paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan

PT Jamsostek (Persero). Sedangkan pada karyawan yang berusia tua (>35 tahun), ada 24

orang (53,3%) yang paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,031 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang

bermakna antara umur karyawan dengan pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan

PT Jamsostek (Persero).

Tabel 2

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pemahaman Karyawan Tentang Prosedur

Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Tingkat Pendidikan

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

SD - SLTA

Perguruan Tinggi

46

9

67,6

36

22

16

32,4

64

68

25

100

100

0,012

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemahaman karyawan

tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada sebanyak

22 orang (32,4%) yang berpendidikan dari SD sampai dengan SLTA paham terhadap

prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan pada karyawan yang

pendidikannya perguruan tinggi, ada 16 orang (64%) yang paham terhadap prosedur

pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,012 maka

Umur

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

Muda (≤ 35 Tahun)

Tua (> 35 Tahun)

34

21

70,8

46,7

14

24

29,2

53,3

48

45

100

100

0,031

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 9: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

9

dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan

pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Tabel 3

Hubungan Antara Lama Kepesertaan JPK Dengan Pemahaman Karyawan Tentang Prosedur

Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Lama Kepesertaan JPK

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

Baru (0 - 5 Tahun)

Lama (> 5 Tahun)

29

26

69

51

13

25

31

49

42

51

100

100

0,121

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Hasil analisis hubungan antara lama kepesertaan JPK dengan pemahaman karyawan

tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada sebanyak

13 orang (31%) karyawan yang baru menjadi peserta JPK PT Jamsostek (Persero) paham

terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan pada karyawan

yang sudah lama menjadi peserta JPK PT Jamsostek (Persero), ada 25 orang (49%) yang

paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p=0,121 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

lama kepesertaan JPK dengan pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT

Jamsostek (Persero).

Tabel 4

Hubungan Antara Pengalaman Menggunakan JPK Dengan Pemahaman Karyawan Tentang

Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Pengalaman Menggunakan

JPK

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

Pernah

Tidak Pernah

21

34

45,7

72,3

25

13

54,3

27,7

46

47

100

100

0,016

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 10: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

10

Hasil analisis hubungan antara pengalaman menggunakan JPK dengan pemahaman

karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada

sebanyak 25 orang (54,3%) karyawan yang pernah menggunakan JPK paham terhadap

prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan pada karyawan yang tidak

pernah menggunakan JPK, ada 13 orang (27,7%) yang paham terhadap prosedur pelayanan

kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,016 maka dapat

disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengalaman menggunakan JPK dengan

pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Tabel 5

Hubungan Antara Sosialisasi SDM Perusahaan Dengan Pemahaman Karyawan Tentang

Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Sosialisasi SDM Perusahaan

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

Pernah

Tidak Pernah

20

35

43,5

74,5

26

12

56,5

25,5

46

47

100

100

0,005

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Hasil analisis hubungan antara sosialisasi SDM perusahaan dengan pemahaman

karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada

sebanyak 26 orang (56,5%) karyawan yang pernah mengikuti sosialisasi dari SDM

perusahaan paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Sedangkan pada karyawan yang tidak pernah mengikuti sosialisasi dari SDM perusahaan, ada

12 orang (25,5%) yang paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek

(Persero). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,005 maka dapat disimpulkan ada hubungan

yang bermakna antara sosialisasi SDM perusahaan dengan pemahaman tentang prosedur

pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 11: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

11

Tabel 6

Hubungan Antara Sosialisasi JPK Jamsostek Dengan Pemahaman Karyawan Tentang

Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Sosialisasi JPK Jamsostek

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % N % n %

Pernah

Tidak Pernah

18

37

45

69,8

22

16

55

30,2

40

53

100

100

0,028

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Hasil analisis hubungan antara sosialisasi JPK Jamsostek dengan pemahaman karyawan

tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada sebanyak

22 orang (55%) karyawan yang pernah mengikuti sosialisasi dari JPK Jamsostek paham

terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan pada karyawan

yang tidak pernah mengikuti sosialisasi dari JPK Jamsostek, ada 16 orang (30,2%) yang

paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p=0,028 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara

sosialisasi JPK Jamsostek dengan pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT

Jamsostek (Persero).

Tabel 7

Hubungan Antara Sumber Informasi Program JPK Dengan Pemahaman Karyawan Tentang

Prosedur Pelayanan Kesehatan PT Jamsostek (Persero)

Sumber Informasi Program

JPK

Pemahaman Total

p value Tidak

paham

Paham

n % n % n %

Ada

Tidak Ada

31

24

67,4

51,1

15

23

32,6

48,9

46

47

100

100

0,164

Jumlah 55 59,1 38 40,9 93 100

Hasil analisis hubungan antara sumber informasi program JPK dengan pemahaman

karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) diperoleh bahwa ada

sebanyak 15 orang (32,6%) yang mengatakan bahwa ada sumber informasi program JPK di

perusahaan, paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 12: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

12

Sedangkan pada karyawan yang mengatakan bahwa tidak ada sumber informasi program JPK

di perusahaan tempat mereka bekerja, ada 23 orang (48,9%) yang paham terhadap prosedur

pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,164 maka

dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi program JPK

dengan pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1, diketahui bahwa p value = 0,031. Data ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur karyawan dengan

pemahaman karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Dari

tabel 1, diketahui bahwa karyawan yang umurnya tergolong tua lebih banyak yang paham

tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero) (53,3%) jika dibandingkan

dengan karyawan yang umurnya muda (29,2%). Hal ini sesuai dengan pendapat Pro Health.

Menurut Pro Health (2009), semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Untuk sampai pemahaman,

seseorang harus memiliki pengetahuan dan pengetahuan diperoleh dari hasil belajar

(Notoatmodjo, 2012). Namun, penelitian ini berbeda dengan yang dikatakan oleh Lunardi.

Menurut Lunardi (1984), kemampuan belajar seseorang yang makin tua akan berkurang.

Karena proses belajar dipengaruhi keadaan kondisi individu baik faktor fisiologis (terutama

penglihatan dan pendengaran) maupun psikologis misalnya pengamatan, tanggapan, ingatan,

motivasi, intelegensia, bakat, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Pro Health (2009), pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Dari hasil penelitian, pada tabel 2 diketahui bahwa sebanyak 32,4%

karyawan yang pendidikannya dari SD – SLTA paham terhadap prosedur pelayanan

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 13: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

13

kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan yang pendidikannya sampai perguruan tinggi

ada 64% yang paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hal

tersebut sesuai dengan teori yang ada, bahwa makin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi

pula pemahamannya terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Pada

penelitian ini juga terbukti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat

pendidikan dengan pemahaman tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek

(Persero) dengan nilai p = 0,012.

Siagian (1989) mengatakan lama kepesertaan diduga berkaitan erat dengan pemahaman

prosedur pelayanan kesehatan. Peserta yang baru memasuki organisasi memerlukan berbagai

bentuk penyesuaian karena setiap organisasi mempunyai ciri-ciri khas atau kebiasaan-

kebiasaan yang mungkin hanya berlaku dalam organisasi tersebut. Setiap orang baru tidak

serta merta bisa berkarya seproduktif mungkin sesuai dengan yang diharapkan karena belum

adanya pengalaman dan pembelajaran. Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa 31%

karyawan yang baru menjadi peserta JPK Jamsostek paham terhadap prosedur pelayanan

kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan karyawan yang sudah lama menjadi peserta

JPK Jamsostek, 49% paham terhadap prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Terlihat bahwa karyawan yang sudah lama menjadi peserta JPK lebih banyak yang paham

jika dibandingkan dengan karyawan yang baru menjadi peserta JPK. Berdasarkan uji chi

square yang telah dilakukan, didapat p value = 0,121. Data ini menunjukkan bahwa penelitian

ini tidak dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama kepesertaan JPK dengan

pemahaman peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek

(Persero). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Siagian.

Berdasarkan tabel 4, diketahui p value= 0,016. Dari data ini diperoleh bahwa penelitian

ini dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengalaman menggunakan JPK

dengan pemahaman karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Pro Health. Pro Health

(2009) mengatakan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Notoatmodjo (2003)

mengatakan bahwa orang tidak akan mengubah perilakunya hanya karena seseorang

mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. Untuk belajar yang efektif tidak cukup jika

hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan

pengalaman.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 14: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

14

Berdasarkan tabel 5, diketahui p value = 0,005. Dari data ini diperoleh bahwa penelitian

ini dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara sosialisasi SDM perusahaan dengan

pemahaman karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil

penelitian ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Mudahar (2005), yaitu proses pemberian

informasi yang dilakukan oleh petugas (CSO JPK, AO, SDM Perusahaan) adalah dengan

memberikan suatu informasi dan penjelasan tentang prosedur kepada peserta agar peserta

paham terhadap prosedur tersebut. Informasi yang diberikan pun harus tepat, artinya

informasi yang dibutuhkan dapat tersedia tepat waktu sesuai dengan yang ada, setelah

informasi tersedia memang digunakan secara efektif.

Berdasarkan tabel 6, diketahui p value = 0,028. Dari data ini diperoleh bahwa penelitian

ini dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara sosialisasi JPK Jamsostek dengan

pemahaman karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Hasil

penelitian ini juga didukung oleh Oktaviani (2009) dan Triodora (2012) bahwa sosialisasi JPK

Jamsostek mempengaruhi pengetahuan peserta JPK tentang prosedur pelayanan kesehatan.

Usaha agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi,

bujukan himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya,

melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Pendidikan kesehatan

pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada

masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut

maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan

yang lebih baik (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan tabel 7, di ketahui p value = 0,164. Data ini menunjukkan bahwa penelitian

ini tidak dapat menunjukkan hubungan yang bermakna antara sumber informasi program JPK

dengan pemahaman karyawan tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Dalam proses pendidikan kesehatan agar diperoleh hasil yang efektif diperlukan media

pendidikan sebagai sarana. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk

menyampaikan informasi atau pesan-pesan kesehatan. Berdasarkan fungsinya, salah satu jenis

media sebagai penyalur pesan kesehatan yaitu media cetak (Notoatmodjo, 2012). Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 15: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

15

dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Pro

Health, 2009).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut: Dari 93 responden, sebanyak 55 orang (59,1%) tidak paham terhadap

prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero). Sedangkan yang paham ada 38 orang

(40,9%). Menurut hasil penelitian ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman

peserta JPK Jamsostek tentang prosedur pelayanan kesehatan PT Jamsostek (Persero).

Diantaranya adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman menggunakan JPK, sosialisasi

SDM, dan sosialisasi JPK Jamsostek.

Saran

Diharapkan kepada PT Jamsostek (Persero) kantor cabang Gambir, membuat database

tentang karakteristik peserta JPK Jamsostek dari masing-masing perusahaan. Misalnya seperti

umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dll. Database tersebut berguna untuk ketika akan

melakukan sosialisasi JPK ke perusahaan. Caranya yaitu ketika ada peserta yang datang

mengajukan klaim perorangan, pihak JPK meminta peserta tesebut untuk mengisi biodata.

Setelah itu, dikelompokkan ke dalam masing-masing perusahaan dimana karyawan tersebut

bekerja. Lama-kelamaan, akan terlihat karakteristik karyawan dari masing-masing

perusahaan. Setelah itu, database tersebut dapat digunakan sebagai patokan oleh JPK

Jamsostek ketika ingin melakukan sosialisasi. Sebelum sosialisasi, dilihat dulu karakteristik

karyawannya, apakah pendidikannya lebih banyak yang tinggi atau rendah, apakah jenis

kelaminnya lebih banyak pria atau wanita, apakah umurnya lebih banyak yang tua atau muda,

dll. Setelah mengetahui karakteristik karyawannya, JPK Jamsostek dapat menyesuaikan

metode, isi, atau konten dari materi sosialisasi yang akan dilakukan.

Diharapkan kepada PT Jamsostek (Persero) menyerahkan media informasi berupa

banner atau poster yang berisi informasi mengenai prosedur pelayanan kesehatan kepada

masing-masing perusahaan dan menyarankan mereka untuk meletakkan banner atau poster

tersebut di tempat yang strategis seperti di kantin, di lift, atau di area khusus merokok di

perusahaan mereka masing-masing agar mudah dilihat oleh karyawannya.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 16: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

16

Pada responden yang berpendidikan rendah (SD – SLTA), lebih banyak karyawan yang

tidak paham terhadap prosedur pelayanan PT Jamsostek (Persero). Oleh karena itu,

diharapkan kepada PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gambir, ketika melakukan

sosialisasi, jangan disamaratakan isi atau konten dari sosialisasi tersebut antara karyawan

yang pendidikan tinggi dan karyawan yang pendidikannya rendah. Diharapkan sebelum

melakukan sosialisasi, dilihat terlebih dahulu karakteristik dari karyawan perusahaan tersebut.

Apakah pendidikannya tinggi atau rendah, atau apakah karyawannya banyak yang berusia

tuda atau muda, dll. Jika lebih banyak karyawan yang pendidikannya rendah, maka sebaiknya

metode dalam sosialisasi atau konten materi dalam sosialisasi tersebut jangan dibuat terlalu

rumit. Dibuat saja metode yang simpel sehingga dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh

karyawan yang pendidikannya rendah. Karena dalam hasil penelitian ini terdapat hubungan

antara tingkat pendidikan dengan pemahaman peserta JPK terhadap prosedur pelayanan

kesehatan, maka penting bagi PT Jamsostek (Persero) untuk memperhatikan hal tersebut.

Kepustakaan

Ajunk. 2009. Filosofi Pengeahuan. http://ajunkdoank.wordpress.com

Kartika, Meilani Diana. 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Siswa

SMU Putra Bangsa di Depok tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2003. Skripsi.

FKM UI Depok.

Lemeshow, Stanley dkk. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan (drg. Dibyo

Pramono, Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lunardi, A. G. 1984. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Gramedia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perlikau

Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Oktaviani, Tri. 2009. Faktor-faktor yangBberhubungan dengan Tingkat Pengetahuan Peserta

Tentang Cakupan Layanan dan Prosedur Klaim Reimbursemen Perorangan/Emergensi di PT

Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Salemba Tahun 2009. Skripsi. FKM UI Depok

PAMJAKI. 2008. Managed Care Bagian A. Jakarta: PAMJAKI.

Pro Health. Pengetahuan dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi.

www.forbetterhealth.wordpress.com

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013

Page 17: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Peserta JPK ...

17

Rahmadhani, Nurul Saptorini. 2005. Analisis Pengetahuan Peserta Program JPK Terhadap

Prosedur Pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT Jamsostek (Persero) Kacab.

Grogol Jakarta Barat Tahun 2005. Skripsi. FKM UI Depok.

Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara

Swansburg, Russel C. 2001. Pengembangan Staff Keperawatan: Suatu Komponen

Pengembangan SDM. Jakarta: EGC

Triodora, Agnes. 2012. Pengetahuan Karyawan PT Samafitro Tentang Cakupan Pelayanan

dan Prosedur Klaim Perorangan JPK Jamsostek Tahun 2012. Skripsi. FKM UI Depok.

Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Faktor-Faktor..., Renaldo Trisatria Putra, FKM UI, 2013