FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT...

12
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ADHITYA ANDHI ASTIKA J 210.090.011 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT...

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA

LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

ADHITYA ANDHI ASTIKA

J 210.090.011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

SURAT PERNYATAAN

NASKAH PUBLIKASI

Beserta CD dan isinya

Pada skripsi dengan judul :

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA

LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA

Disusun oleh :

ADHITYA ANDHI ASTIKA

J210090011

Telah dikoreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing 1 Skripsi

Pada tanggal 4 September 2013

Dosen Pembimbing

Arif widoo, A.Kep., M.kes

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Adhitya andhi astika

NIM : J 210 090 011

Program Studi : S1 Keperawatan

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif(Non-

exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA

DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA Beserta perangkat

yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNoneksklusif ini Universitas

Muhammadiyah Surakarta berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola

dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya

selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Surakarta

Pada tanggal : 4 September 2013

Yang menyatakan

Adhitya Andhi astika

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

1

LATAR BELAKANG

Salah satu tolok ukur

kemajuan suatu bangsa sering kali

dilihat dari harapan hidup

penduduknya. Demikian juga

disebagian negara berkembang

dengan perkembangan cukup baik,

makin tinggi harapan hidup

diproyeksikan dapat mencapai lebih

dari 70 tahun pada tahun 2000 yang

akan datang. Pada tahun 2000 jumlah

lanjut usia diproyeksikan sebesar

7,28% dan pada tahun 2020 sebesar

11,34% Biro Pusat Statistik (BPS).

Dari data USA berav of census

bahan Indonesia diperkiraan akan

mengalami pertambahan lansia

antara tahun 1990 hingga 2025 yaitu

sebesar 41%. Hal ini semua

merupakan gambaran pada seluruh

negara di dunia berkat kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam kondisi sosio ekonomi lansia

(Darmojo, 2011).

Usia yang dijadikan patokan

untuk lanjut usia berbeda-beda,

umumnya berkisar antara 60-65

tahun. Menurut word healt

organitation (WHO) lanjut usia

(elderly) usia 60-74 tahun, lanjut usia

tua (old) usia 75-90 tahun, usia

sangat tua (very old) > 90 tahun. Di

Indonesia batasan mengenai lanjut

usia adalah 60 tahun keatas, terdapat

dalam Undang-Undang Nomor 13

tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat

2. Menurut undang – undang tersebut

diatas lanjut usia adalah seseorang

yang mencapai usia 60 tahun keatas

baik pria maupun wanita

(Kushariyadi, 2010).

Indonesia termasuk negara

yang memasuki era penduduk

berstruktur lansia (aging structured

population) karena jumlah penduduk

yang berusia 60 tahun ke atas sekitar

7,18%. Provinsi yang mempunyai

jumlah penduduk Lanjut Usia

(Lansia) nya sebanyak 7% adalah di

pulau Jawa dan Bali. Peningkatan

jumlah penduduk Lansia ini antara

lain disebabkan antara lain karena 1)

tingkat sosial ekonomi masyarakat

yang meningkat, 2) kemajuan di

bidang pelayanan kesehatan, dan 3)

tingkat pengetahuan masyarakat

yang meningkat (Menkokesra, 2009

dalam Husnawati, 2010).

Secara bilogis makin tua usia

seseorang maka semakin banyak

fungsi organ tubuh yang mengalami

perubahan berupa penurunan atau

bahkan tidak berfungsi sama sekali,

sehingga kekuatan fisik seseorang

dapat. kondisi fisik adalah salah satu

prasyarat yang sangat diperlukan

dalam usaha peningkatan gerakan

seseorang. Semakin baik kondisi

fisik seseorang, maka akan semakin

kekuatan fisik yang dimilikinya

(Nurcahyo, 2010).

Faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani

seseorang menurut pendapat yang

disampaikan oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

(1994), antara lain adalah: umur atau

usia, jenis kelamin, genetika atau

keturunan, status kesehatan, riwayat

kerja, status gizi atau nutrisi,

kegiatan fisik, lingkungan (suhu atau

iklim), kebiasaan yang kurang baik

(merokok, miras, dan lain

sebagainya) dan keadaan ekonomi.

Berbagai factor seperti faktor

genetik, gaya hidup, dan lingkungan,

mungkin lebih besar mengakibatkan

gangguan fungsi daripada

penambahan usia itu sendiri

(Pranarka, 2006).

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

2

Majelis perwakilan republik

rakyat Indonesia MPR RI dalam

garis besar haluan negara (GBHN)

bertahun tahun sebelum tahun 1993

belum mencatumkan hal ikwal

golongan lanjut usia yang masih

mandiri dan produktif yangt

tenaganya masih dapat dimanfaat

kan untuk pembagunan negara.

GBHN 1993 dalam rumusan

mengenai usia lanjut akhirnya

berbunyi sebagian berikut: dengan

meningkat nya jumlah penduduk usia

lanjut dan masih panjangnya usia

harapan hidup sebagia akibat

kemajuan yang telah dicapai dalam

pembangunan selama ini maka

mereka keahlian dan kearifan perlu

diberi kesempatan untuk berperan

dalam pembangunan. Kesejahteraan

penduduk usia lanjut yang karena

kondisi fisik dan mentalnya tidak

memungkinkan lagi untuk berperan

dalam pembangunan, perlu

mendapatkan perhatian khusus dari

pemerintah dan masyarakat.

Dengan umur yang tidak lagi

muda, dan kondisi fisik tubuhnya

yang semakin menurun, para lansia

masih banyak yang bertahan untuk

bekerja dengan banyak cara, seperti

menjadi pedagang dipasar pasar

tradisional, di pagi, siang, bahkan

malam hari. Para lanjut usia masih

banyak yang menggantungkan

hidupnya di pasar-pasar tradisional

demi mempertahankan hidup.

Fenomena yang terjadi

dipasar tradisional yaitu pasar Legi

Surakarta, penulis menemukan tidak

sedikit para usia lanjut yang masih

jauh dari kesejahteraan mereka.

Hampir sekitar 25 dari 80 pekerja

maupun pedagang di pasar Legi

Surakarta sudah termasuk usia lanjut.

Menurut data basis badan koordinasi

keluarga berencana nasional

(BKKBN) jumlah lansia di Surakarta

mulai tahun 2011 sudah mencapai

angka 617 orang lansia. Observasi

langung sebelumnya penulis

melakukan surve dan hasilnya

menemukan 15 orang usia lanjut

bahkan masih banyak lagi yang

menggantungkan hidupnya atau

mencari nafkah di pasar Legi

Surakarta dengan cara menjadi

buruh, dan lai-lain. Kondisi yang

seadanya para usia lanjut hampir

setiap malam hari biasanya tidur di

pasar tersebut, kondisi malam hari

yang dingin tidak nyaman tanpa

adanya ruang khusus. Tuntutan pada

aktivitas lanjut usia dikarenakan

Pasar Legi juga aktif dimalam hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut

penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengarui kekuatan fisik pada

lanjut usia di Pasar Legi Surakarta

pada tahun 2012

Tujuan dalam penelitian ini

untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani

pada lanjut usia.

TINJAUAN TEORI

1. Kesegaran Jasmani

Diana, dkk., (2009)

berpendapat bahwa kesegaran atau

kebugaran jasmani pada lansia

adalah kebugaran yang berhubungan

dengan kesehatan, yaitu kebugaran

jantung-paru, peredaran darah,

kekuatan otot, dan kelenturan sendi.

Berbeda dengan pendapat Hastuti

dan Zulaekah (2009) bahwa

kesegaran jasmani adalah

kemampuan tubuh seseorang untuk

melakukan tugas pekerjaan sehari-

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

3

hari tanpa menimbulkan kelelahan

yang berarti.

Berdasarkan beberapa

pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kesegaran

jasmani adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan aktivitas

dalam waktu yang relatif lama tanpa

mengalami kelelahan yang berarti

dan masih dapat menikmati waktu

luang dengan baik serta mempunyai

cadangan energi untuk melakukan

aktivitas yang mendadak.

2. Nutrisi

Menurut Bogrt (dalam Irianto,

2004) mendefinisikan ilmu gizi

sebagai ilmu yang mempelajari cara

memberi makan tubuh yang layak

atau pantas. Menurut Muchtadi.

(2009) zat gizi adalah satuan-satuan

yang menyusun bahan makanan atau

bahan-bahan dasar. Menurut

Kusumaratna (2006) makanan

bergizi sebagai sumber energi, bahan

pembangun, pelindung tubuh dan

pengatur tubuh. Menurut Seksi Gizi

Dinas Kesehatan, makanan adalah

sesuatu yang dikonsumsi melalui

mulut untuk kebutuhan tubuh agar

tumbuh sehat.

3. Gaya Hidup sehat

Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup adalah suatu perpaduan

antara kebudayaan ekspresi diri dan

harapan kelompok terhadap

seseorang dalam bertindak

berdasarkan pada norma-norma yang

berlaku (Eglite, dkk., 2009). Lebih

lanjut Guang (2002) mengatakan

bahwa gaya hidup adalah cara

mengekspresikan diri agar sesuai

dengan cara-cara seperti apa

seseorang ingin dipersepsikan

sehingga dapat diterima oleh

kelompok sosial tertentu dengan pola

perilaku tertentu. Seseorang

memiliki kerangka pemikiran yang

dipakainya untuk bertingkah laku

yang tertuang dalam minat, aktivitas,

dan opininya. Melalui kerangka

pemikiran tersebut akan terbentuk

pola perilaku tertentu pada individu,

terutama berkaitan dengan

bagaimana individu membentuk

kesan dimata orang lain, yang

melekat dengan status sosial dan

peran sosial yang disandangnya.

Dengan sendirinya akan banyak

berhubungan dengan komunikasi

verbal dan nonverbal.

4. Jenis Kelamin Manusia memiliki perbedaan

dan ciri-ciri tertentu yang tampak

secara fisik. Menurut Gunarsa dan

Gunarsa (2003) perbedaan secara

anatomis dan fisiologis berdasarkan

ciri-ciri tertentu ini menggolongkan

pada dua jenis yang berbeda, yaitu

pria dan wanita. Menurut Kartono

(2008) jenis kelamin atau seks

merupakan kualitas yang

menentukan individu itu laki-laki

atau perempuan menyatakan bahwa

perbedaan secara anatomis dan

fisiologis pada manusia

menyebabkan perbedaan struktur

tingkah dan struktur aktivitas antara

pria dan wanita (Kartono, 2008).

Lebih lanjut dejelaskan bahwa

perbedaan ini diperkuat oleh struktur

kebudayaan yang ada sejak dulu.

Walaupun struktur-struktur di dunia

dan norma-norma sosial telah

berubah, namun keberadaan kedua

jenis klamin ini beserta sifat-sifat

keduanya tetap berbeda.

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

4

5. Lansia Lansia adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60

tahun menurut pasal 1 ayat (2), (3),

(4) UU No. 13 tahun 1998. Usia

lanjut dikatakan sebagai tahap akhir

perkembangan pada dasar kehidupan

manusia (Budi Anna Keliat dalam

Maryam, dkk., 2009).

6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

a. Nutrisi berpengaruh terhadap

kesehatan jasmani pada lanjut

usia di Pasar Legi Surakarta.

b. Gaya hidup sehat berpengaruh

terhadap kesehatan jasmani pada

lanjut usia di Pasar Legi

Surakarta.

c. Jenis kelamin berpengaruh

terhadap kesehatan jasmani pada

lanjut usia di Pasar Legi

Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis dalam penelitian ini yaitu

jenis deskriptif kuantitatif. Metode

pendekatan waktu yang digunakan

dalam penelitian ini adalah cross

sectional. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh pekerja lansia

sebagai pedagang dan kuli gendong

di Pasar Legi Surakarta, yang

berjumlah 245 orang. Sampel dalam

penelitian ini adalah lansia yang

bekerja di Pasar legi, baik yang

bekerja sebagai buruh gendong

ataupun sebagai pedagang. Jumlah

sampel 43 orang, dalam pengambilan

sampel menggunakan kriteria inklusi

dan ekslusi. Penelitian ini

menggunakan teknik sampling

purposive sampling.

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian

berupa kuesioner yang dibuat oleh

peneliti berupa 2 buah yang terdiri

dari kuesioner gaya hidup, kesegaran

jasmani, pada lansia yang bekerja di

pasar Ngawi diperoleh subjek 71

orang dan teknik sampling yang

digunakan menggunakan total

sampling.

Hasil dan Pembahasan

1. Distribusi Responden

a. Distribusi Responden menurut

Nutrisi Gizi

Hasil Nutrisi gizi pada

responden dapat diketahui melalui

tabel berikut:

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut

Tingkat Nutrisi

Status

Nutrisi

Frekuensi Persentase

(%)

Normal 26 60.5

Tidak 17 39.5

Jumlah 43 100

Pengukuran Nutrisi gizi

menggunakan nilai indeks massa

tubuh (IMT). Nilai IMT responden

yang paling banyak termasuk

kategori normal yaitu 26 orang

(60,5%) dan nutrisi tidak normal

sebanyak 17 orang (39,5%).

b. Distribusi Responden menurut

Tingkat Pola Gaya Hidup

Sehat

Distribusi tingkat pola gaya

hidup sehat pada responden sebagian

besar termasuk kategori baik yaitu

sebanyak 27 orang (62,8%) dan

kategori buruk sebanyak 16 orang

(37,2%). Hasil tersebut disajikan

pada tabel berikut ini.

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

5

Tabel 2

Kategori Tingkat Pola Gaya

Hidup Sehat

Tingkat

Gaya Hidup

Sehat

Frekuensi Persentase

(%)

Baik 27 62.8

Buruk 16 37.2

Jumlah 43 100

c. Distribusi Responden menurut

Tingkat Kesegaran Jasmani

Dari hasil pengukuran sebagian

besar responden mempunyai tingkat

kesegaran jasmani sehat sebanyak 30

orang (69,8%) dan jasmani sehat

sebanyak 13 orang (30,2%).

Kategori tingkat kesegaran jasmani

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Kategori Tingkat Kesegaran

Jasmani

Kategori

tingkat

kesegaran

jasmani

Frekuensi Persentase

(%)

Jasmani sehat 30 69.8

Jasmani sakit 13 30.2

Jumlah 43 100

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Hubungan antara Nutrisi

dengan Kesegaran Jasmani

Dari hasil olah data, dengan

menggunakan rumus chi square

diketahui nutrisi gizi tidak ada

pengaruh dengan kesegaran jasmani.

Hal ini diketahui besar p = 0,439 >

0,05. Berikut ini dsajikan tabel

hubungan antara nutrisi gizi dengan

kesegaran jasmani.

Tabel 4

Hubungan Antara Nutrisi dengan

Kesegaran Jasmani

Nutrisi

Gizi

Kesegaran Jasmani

Sehat Sakit Total

n % n % n %

Baik 17 65,4 9 34,6 26 100

Buruk 13 76,5 4 23,5 17 100

Total 30 69,8 13 30,2 43 100

Nilai

*p

0,439

* = Hasil uji Chi-Square

b. Hubungan antara Gaya Hidup

Sehat dengan Kesegaran

Jasmani

Hasil hubungan antara pola gaya

hidup sehat dengan kesegaran

jasmani sebagai berikut: Tabel 5

Hubungan Gaya Hidup Sehat

dengan Kesegaran Jasmani

Pola Gaya

Hidup

Sehat

Kesegaran Jasmani

Sehat Sakit Total

n % n % n %

Baik 23 85,2 4 14,8 27 100

Buruk 7 43,8 9 56,2 16 100

Total 30 69,8 13 30,2 43 100

Nilai *p 0,004

* = Hasil uji Chi-Square

Dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa antara pola gaya

hidup sehat dengan kesegaran

jasmani ada hubungan. Hasil tersebut

dibuktikan dari olah data chi square

diperoleh hasil p = 0,004 < 0,05.

c. Hubungan Jenis Kelamin

dengan Kesegaran Jasmani

Hipotesis yang ketiga yaitu

untuk mengetahui hubungan antara

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

6

jenis kelamin dengan kesegaran

jasmani, disajikan pada tabel berikut.

Tabel 6

Hubungan Jenis Kelamin dengan

Kesegaran Jasmani Jenis

Kelamin

Kesegaran Jasmani

Sehat Sakit Total

n % n % n %

Laki-laki 13 65 7 35 20 100

Perempu

an

17 73,9 6 26,1 23 100

Total 30 69,8 13 30,2 43 100

Nilai *p 0,526

* = Hasil uji Chi-Square

Hasil pada tabel tersebut di

atas dapat diketahui bahwa jenis

kelamin tidak berhubungan dengan

kesegaran jasmani. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil chi square

dengan p = 0,526 > 0,05.

3. Pembahasan

Lanjut usia adalah tahapan

dalam rentang kehidupan manusia

yang paling akhir dari 11 tahapan

kehidupan manusia yaitu dari usia 60

tahun sampai dengan meninggal. Hal

ini senada dengan Keputusan

Menteri Kesehatan Republik

Indonesia pada pencanangan Hari

Lansia Nasional tanggal 29 Mei

tahun 1997 bahwa yang dimaksud

dengan lanjut usia adalah orang-

orang yang berusia 60 tahun ke atas

(biologis). Pendekatan pembelajaran

yang digunakan oleh lansia berbeda

dengan orang dewasa dan anak-anak.

Hal ini didasari oleh usulan

pemikiran dalam “humanagogi”

bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan ditentukan oleh usia

peserta belajar dan perbedaan tugas-

tugas perkembangan (development

tasks) manusia dalam setiap

rentangan usianya.

Menurut Irianto (2004)

pengertian kesegaran jasmani adalah

“kemampuan seseorang untuk dapat

melakukan kerja sehari-hari secara

efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga masih dapat

menikmati waktu luangnya”. Faktor-

faktor yang mempengaruhi

kesegaran jasmani seseorang oleh

Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (1994), antara lain adalah:

umur atau usia, jenis kelamin,

genetika atau keturunan, Nutrisi

kesehatan, riwayat kerja, Nutrisi gizi

atau nutrisi, kegiatan fisik,

lingkungan (suhu atau iklim),

kebiasaan yang kurang baik

(merokok, miras, dan lain

sebagainya) dan keadaan ekonomi.

Pranarka (2006) berpendapat bahwa

kesegaran jasmani dipengaruhi faktor

genetik, gaya hidup, dan lingkungan,

mungkin lebih besar mengakibatkan

gangguan fungsi daripada

penambahan usia itu sendiri,

sehingga berpengaruh terhadap

kebugaran jasmani.

Para lansia menginginkan

dapat memiliki fisik sehat. Sehat

yang dimaksud dalam tulisan ini

mencakup berbagai dimensi, yaitu

dimensi fisikal, intelektual, sosial,

emosional, dan spiritual. Dimensi

fisikal yang terdiri atas tiga sistem

kerja, yaitu pelaksana gerak,

pendukung gerak, dan pemulih.

Fungsi dimensi fisikal adalah untuk

bergerak dan bekerja sebagai

dimensi yang sangat penting untuk

memfungsikan dimensi-dimensi

lainnya (Eglite, dkk., 2009). Fisik

sehat berpengaruh terhadap

kesegaran jasmani.

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

7

Kesegaran jasmanis dipegaruhi

faktor gaya hidup sehat, mencakup

hal-hal sebagai berikut: memakan

makanan dan minuman yang sehat

(termasuk menghindarkan nikotin,

minuman keras), latihan atau

olahraga yang terprogram,

melakukan kebiasaan baik dan

meninggalkan kebiasan jelek,

memperbaiki lingkungan alam atau

sekitar, selalu berupaya

meningkatkan ilmu pengetahuan

terutama tentang kesehatan bagi

masyarakat yang berusia lansia.

Masyarakat beranggapan

bahwa jenis kelamin perempuan

adalah semacam kelas tersendiri

dalam pelapisan sosial. Ada kelas

laki-laki dan ada kelas perempuan,

laki-laki masuk kelas atas dan

perempuan masuk pada kelas bawah.

Atas dasar itu berlakulah pembagian

peran, perempuan dipandang lebih

sesuai untuk bekerja di sektor

domestik, yaitu di rumah, mengasuh

anak, dan mempersiapkan segala

keperluan suami atau laki-laki di

rumah. Sementara laki-laki lebih

sesuai bekerja di luar rumah, dalam

arti mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan perempuan dan

keluarganya.

Dalam penelitian tidak ada

hubungan atau tidak ada perbedaan.

Hal ini terjadi karena adanya

perkembangan zaman dalam

pekerjaan antara laki-laki dan

perempuan memiliki kesamaan.

Demikian pula buruh gendong di

Pasar Legi Surakarta, antara

perempuan dan laki-laki memiliki

kesamaan dalam mengangkat barang.

Di dalam suatu penelitian

terdapat kelemaham-kelemahan atau

keterbatasan dalam pelaksanaannya.

Keterbatasan dalam penelitian ini

ada dua yaitu:

1. Masih ada faktor selain faktor

faktor yang dijadikan variable

yang tidak diteliti yaitu faktor

genetik, lingkungan, ekonomi dan

lain-lain

2. Alat pengukuran nutrisi hanya

menggunakan IMT ,dimana dalam

pengkajian nutrisi selain

menggunakan IMT bisa

menggunakan, biokamical, critical

sign dan diet

3. Saat pengumpulan data kuesioner,

sebagian responden ditunggu dan

sebagian tidak ditinggal karena

responden mengisi jawaban di

rumah. Setelah tiga hari kuesiner

tersebut diambil oleh peneliti

KESIMPULAN

1. Nutrisi tidak berpengaruh

terhadap kesegaran jasmani pada

lanjut usia di Pasar Legi

Surakarta.

2. Pola gaya hidup sehat

berpengaruh terhadap kesegaran

jasmani pada lanjut usia di Pasar

Legi Surakarta.

3. Jenis kelamin tidak berpengaruh

terhadap kesegaran jasmani pada

lanjut usia di Pasar Legi

Surakarta.

SARAN

1. Bagi para Lansia

a. Disarankan untuk

mempertahankan status gizi

normal. Cara yang dapat

dilakukan antara lain makan

makanan yang bergizi atau

memenuhi syarat makanan

empat sehat lima sempurna,

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

8

sehingga di usia lansia dapat

memiliki fisik sehat.

b. Bagi lansia disarankan untuk

meningkatkan pola gaya hidup

sehat. Gaya hidup sehat dapat

dilakukan oleh lansia seperti

melakukan kegiatan olahraga

secara runting atau

meninggalkan kebiasaan buruk

contohnya tidak merokok.

2. Bagi penelitian lanjut

Perlu adanya penelitian lebih

lanjut dengan varibel peneliian yang

belum diteliti seperti faktor

lingkungan, genetik, ekonomi,.

Selain itu, kelemahan pada pengisian

kuesioner yang tidak ditunggui oleh

peneliti, memungkinkan responden

dalam mengisi kuesioner terkesan

asal-asalan atau dijawab orang lain.

Oleh sebab itu, bagi peneliti lain

disarankan untuk menunggui

responden saat mengisi kuesioner,

sehingga penelitian lebih akurat

3. Bagi profesi keperawatan

Dapat dijadikan masukan

atau wacana dalam memberikan

asuhan keperawatan antara lansia

yang aktif bekerja dengan lansia

yang tidak bekerja. Pengkajian yang

dilakukan guna memperoleh data

pasien (lansia) dapat ditentukan oleh

faktor-faktor intrinsik maupun

ekstrinsik dari lansia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, B. 2011. Geriatri (Ilmu

Kesehatan Usia Lanjut).

Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta

Ditha Diana,Ditha, Basuki,

Bastaman, dan Kurniarobbi,

Jull. 2009. Low Physical

Activity Work-Related and

Other Risk Factors Increased

The Risk of Poor Physical

Fitness In Cement Workers.

Med J Indones. Vol.18. No.

3. Hal. 201-205.

Eglite, Alje; Vintila, Mona;

Grinfelde, Anda; Kantike,

Ingrida. 2009. Healthy

Lifestyle in the Elderly’s

View in Romania and Latvia.

Economic Science for Rural

Development. Nr. 19

Guang, Hung Zhao. 2002. Gaya

Hidup Warga Usia

Pertengahan dan Usia Lanjut

Serta Pengaruhnya terhadap

Kesehatan. Jakarta:

Perkumpulan Pancaran

Hidup.

Gunarsa, S.D dan Gunarsa, Y.S.D.

2003. Psikologi

Perkembangan Anak,

Remaja, Dewasa, dan

Keluarga. Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Hastuti, Nugrahaini Puji dan

Zulaekah, Siti. 2009.

Hubungan Tingkat Konsumsi

Karbohidrat, Protein Dan

Lemak Dengan Kesegaran

Jasmani Anak Sekolah Dasar

di SD N Kartasura I. Jurnal

Kesehatan., VOL. 2, NO. 1,

Husnawati, A. 2010. Hubungan

Antara Gaya Hidup Dengan

Tingkat Ketergantungan

Dalam Aktivitas Kehidupan

Sehari – Hari Lansia Di

Kelurahan Kopen Teras

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN …eprints.ums.ac.id/27188/23/NASKAH_PUBLIKASI.pdfSURAT PERNYATAAN NASKAH PUBLIKASI Beserta CD dan isinya Pada skripsi dengan judul : FAKTOR

9

Boyolali. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Irianto, P. 2004. Nutrisi dan

Kesehatan. Jakarta: Sarana

Medika.

Kartono, Kartini. 2008. Psikologi

Wanita II. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Kushariyadi. 2010. Asuhan

Keperwatan Pada Lanjut

Usia. Selemba Medika.

Jakarta.

Kusumaratna, Rina K. 2006.

Nurition and Immune System

in the Elderly. Universa

Medicina. Vol. 25, No. 3

Maryam, Siti Ekasari, Mia Fatma;

Rosidawati; Jubaedi, Ahmad;

Batubara, Irwan. 2009.

Mengenal Usia Lanjut Dan

Perawatanya. Salemba

Medika. Jakarta

Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti

Penuaan Dini.Bandung:

ALFABETA

Nurcahyo, Fathan. 2010. Survei

Profil Kondisi Fisik Pemain

Sepakbola Porprov

Kabupaten Sleman Tahun

2011. Jurnal Kesehatan. Vo.

5. No.11. Hal. 1-20.

Pranarka, Kris. 2006. Penerapan

Geriatrik Kedokteran Menuju

Usia Lanjut Yang Sehat.

Universa Medicina Oktober-

Desember 2006, Vol.25 No.4

187-197