FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL...

143
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL CONFLICT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: YUNITA SYAHRDIYANTI SYAHRUDIN NIM : 108070000192 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTENSITAS MARITAL CONFLICT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

YUNITA SYAHRDIYANTI SYAHRUDIN

NIM : 108070000192

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTENSITAS MARITAL CONFLICT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

YUNITA SYAHRDIYANTI SYAHRUDIN

NIM : 108070000192

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., Psi

NIP. 19650220 199903 1 003 NIP. 19751027 200710 2 002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

3

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTENSITAS MARITAL CONFLICT”, telah diajukan dalam sidang

munasyaqah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 28 Januari 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 28 Januari 2015

Sidang Munasyaqah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekertaris

Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M. Si Drs. Abd. Rahman Saleh, M.Si

NIP.19680614 199704 1 1001 NIP. 10720823 199903 1 002

Anggota

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si Luh Putu S. Haryanthi, Psi

NIP. 19561223 198303 2 001 NIP. 19771209 200912 002

Pembimbing

Drs. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi S. Evangeline I. Suaidy, M.Si., Psi

NIP. 19650220 199903 1 003 NIP. 19751027 200710 2 002

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta, 28 Januari 2015

Yunita S. Syahrudin

NIM : 108070000192

Email: [email protected]

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Life is like a book. Everyday is a new page, every

month is a new chapter, and every year is a new

series. (Unknown)”

PERSEMBAHAN:

Karya ini ku persembahkan untuk orang tua dan kakak

tercinta dan juga orang-orang tersayang. Terima kasih.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

6

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Januari 2015

C) Yunita S. Syahrudin

D) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Marital Conflict

E) xiv halaman lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

intensitas marital conflict. Penulis berteori bahwa variabel kepribadian,

dukungan sosial, dan individu serta variabel demografis yaitu jenis kelamin,

usia menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat perceraian orang tua, riwayat

berpacaran mempengaruhi intensitas marital conflict.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Sampel berjumlah 200 orang yang berusia dewasa dan sudah

menikah selama dua tahun atau lebih, yang berdomisili di Jakarta. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non-probability sampling,

yakni purposive sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi

instrumen pengumpulan data, yaitu The Revised Conflict Tactics Scale

(CTS2), Big Five Inventory (BFI), The Social Provision Scale, dan

Multidimensional Measurement of Religiousness.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel

kepribadian, dukungan sosial, religiusitas, dan faktor demografi terhadap

intensitas marital conflict. Hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi

masing-masing dimensi dari independent variable terhadap intensitas marital

conflict terdapat tiga koefisien regresi yang signifikan, diantaranya

religiusitas, faktor demografi usia menikah, dan tipe kepribadian

conscentiousness,. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi varians dari

intensitas marital conflict yang dijelaskan semua independent variable sebesar

42,8% dan 57,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada

penelitian selanjutnya. Misalnya dengan menguji dimensi lain terkait dengan

marital conflict seperti fekuensi, konten, dan resolusi.

G) Bahan bacaan: 50; buku: 25 jurnal:22 artikel: 3

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

7

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi

ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Si., Psi., yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing, mengarahkan, memberikan informasi dan motivasi

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu S. Evangeline I. Suaidy, M.Psi., Pembimbing Skripsi dan juga

Pembimbing Akademik kelas D angkatan 2008 yang telah memberikan

informasi, arahan, ilmu, dan motivasi sehingga penulis menjadi pribadi yang

lebih baik.

4. Seluruh responden yang telah membantu mengisi kuesioner penelitian yang

diberikan. Tanpa Anda semua, skripsi ini tidak akan ada.

5. Seluruh Dosen dan juga karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membimbing, memberikan ilmu pengetahuannya, dan

membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan juga penyelesaian skripsi.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

8

6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis serta

kakak penulis Istiaty Syahriana Syahruddin. Terima kasih atas segala

dukungan, semangat, serta do’a dan juga kesabarannya yang tiada henti.

7. Seorang yang spesial, Bayu Septian Nugroho, yang selalu membantu dan

menemani penulis saat suka maupun duka. Juga teman-teman penulis, Mble’e

(Atika Sari, Farah Fauzia, Megatasya Kurnia Serena) dan Zulfa Fikriani yang

memberikan waktu, bantuan, motivasi dan segala perhatiannya.

8. Kawan-kawan, Kanda, Yunda, dan juga junior di HMI Komisariat Psikologi

terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang tidak bisa penulis dapatkan hanya

dari perkuliahan semata. Yakin Usaha Sampai.

9. Terima kasih untuk Puti Febrayosi, M. Si yang sudah meluangkan waktu

untuk membantu penulis dalam hal olah data ditengah kesibukan mengajar

dan kuliahnya.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

untuk segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan,

bantuan, bimbingan dari semua pihak dibalas dengan sebaik-baiknya balasan,

Aamiin yaa Rabbal’alamiin. Demikianlah skripsi ini penulis susun, akhir kata

penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta, 28 Januari 2015

Penulis

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……..…………………………………………..…… i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v

ABSTRAK…………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR ..…………………………………………….............. xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1-13

1.1. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………… 8

1.2.1. Pembatasan masalah ……………………………… 8

1.2.2. Perumusan masalah ………………………………. 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. 11

1.4. Sistematika Penulisan ……………………………………… 12

BAB 2. LANDASAN TEORI ………………………………………….…. 14-48

2.1. Intensitas Marital Conflict………………………………..… 14

2.1.1. Definisi intensitas marital conflict………………… 14

2.1.2. Proses terjadinya konflik ………………………….. 15

2.1.3. Dimensi intensitas marital conflict ……………… 17

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

marital conflict ……………………………………. 19

2.1.5. Pengukuran intensitas marital conflict ……………. 22

2.2. Kepribadian ..……………………………………………….. 24

2.2.1. Definisi kepribadian ……………………………… 24

2.2.2. Kepribadian Big Five ……………………………… 24

2.2.3. Dimensi kepribadian Big Five …………………….. 25

2.2.4. Pengukuran kepribadian Big Five ………………… 28

2.3. Dukungan Sosial …..……………………………………….. 29

2.3.1. Definisi dukungan sosial …..……………………… 29

2.3.2. Aspek-aspek dukungan sosial …..………………… 30

2.3.3. Pengukuran dukungan sosial ……………………… 32

2.4. Religiusitas …………………………………………………. 33

2.4.1. Definisi religiusitas ..……………………………… 33

2.4.2. Dimensi religiusitas ..……………………………… 34

2.4.3. Pengukuran religiusitas …………………………… 38

2.5. Kerangka Berpikir ………………………………………….. 39

2.6. Hipotesis Penelitian...………………………………………. 46

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

10

BAB 3. METODE PENELITIAN……………………………………...… 49-78

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……..... 49

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional……………….. 49

3.2.1. Identifikasi variabel ..……………………………… 49

3.2.2. Definisi oprasional………………………………… 50

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………… 52

3.4. Uji Validitas Konstruk……………………………………… 56

3.4.1. Uji validitas alat ukur intensitas marital conflict….. 59

3.4.2. Uji validitas alat ukur kepribadian………………… 62

3.4.3. Uji validitas alat ukur dukungan sosial……………. 69

3.4.4. Uji validitas alat ukur religiusitas …………………. 72

3.5. Prosedur Penelitian.. ……………………………………….. 74

3.6. Teknik Analisis Data ……………………………………… 75

BAB 4. HASIL PENELITIAN …………………………………………… 79-97

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ……………………………….. 79

4.1.1. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin……… 79

4.1.2. Gambaran subjek berdasarkan usia ketika

menikah……………………………………………. 80

4.1.3. Gambaran subjek berdasarkan pendapatan………... 81

4.1.4. Gambaran subjek berdasarkan pendidikan………… 82

4.1.5. Gambaran subjek berdasarkan riwayat

perceraian orang tua……………………………….. 83

4.1.6. Gambaran subjek berdasarkan hubungan

sebelum menikah ……………..…………………… 83

4.2. Analisis Deskriptif …………………………………………. 84

4.3. Kategorisasi Skor ………………………………………… 85

4.4. Uji Hipotesis ……………………………………………… 88

4.4.1. Analisi regresi variabel penelitian ………………… 88

4.4.2. Sumbangan varian setiap independen variabel …… 93

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN …………………..… 98-106

5.1. Kesimpulan…………………………………………………. 98

5.2. Diskusi…...…………………………………………………. 99

5.3. Saran………………………………………………………… 103

5.3.1. Saran teoritis……………………………………….. 104

5.3.2. Saran praktis……………………………………….. 104

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 106

LAMPIRAN………………………………………………………………… 110

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Big Five Personality Costa dan McCrae.…………………… 28

Tabel 3.1 Blue Print Skoring Alat Ukur………………………………. 53

Tabel 3.2 Blue Print Skala Intensitas Marital Conflict ………………. 54

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian Big Five …………………….. 54

Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial …………………………. 55

Tabel 3.5 Blue Print Skala Religiusitas ………………………………. 56

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Intensitas Marital Conflict..………….. 61

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Extraversion………. 64

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Conscientiousness.. .. 66

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Neuroticsm ……….. 68

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial …………..…………. 71

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Religiusitas………………………….… 74

Tabel 4.1 Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin………………… 79

Tabel 4.2 Jumlah Subjek Berdasarkan Usia Ketika Menikah ………… 80

Tabel 4.3 Perbedaan Intensitas Marital Conflict pada Usia Ketika

Menikah …………………………………………………… 81

Tabel 4.4 Jumlah Subjek Berdasarkan Pendapatan…………………… 81

Tabel 4.5 Jumlah Subjek Berdasarkan Pendidikan …………………… 82

Tabel 4.6 Jumlah Subjek Berdasarkan Riwayat Perceraian

Orang Tua ………………………………………………….. 83

Tabel 4.7 Jumlah Subjek Berdasarkan Pacaran Sebelum Menikah…… 83

Tabel 4.8 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian …………………….. 85

Tabel 4.9 Norma Skor Variabel………………………………….......... 86

Tabel 4.10 Norma Skor Variabel Kepribadian ………………………… 86

Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian………………............. 87

Tabel 4.12 Intensitas Marital Conflict yang Dipengaruhi

oleh IV……………………………………………………… 88

Tabel 4.13 Perbedaan Intensitas Marital Conflict untuk

Masing-masing IV…………………………………. ……… 89

Tabel 4.14 Koefisien Regresi Masing-masing IV………………………. 90

Tabel 4.15 Proporsi Varian untuk Masing-masing IV………………….. 94

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berpikir ………………...………………. 46

Gambar 3.1 Analisis Konfirmatorik dari Intensitas Marital Conflict…… 60

Gambar 3.2 Analisis Konfirmatorik dari Tipe Kepribadian Extraversion. 63

Gambar 3.3 Analisis Konfirmatorik dari Tipe Kepribadian

Conscientiousness...………………………………………… 65

Gambar 3.4 Analisis Konfirmatorik dari TipeKepribadian Neuroticsm…. 67

Gambar 3.5 Analisis Konfirmatorik dari Dukungan Sosial…………….... 70

Gambar 3.6 Analisis Konfirmatorik dari Religiusitas……………………. 72

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

13

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Contoh Kuesioner

LAMPIRAN 2 Contoh Output LISREL

LAMPIRAN 3 Output SPSS

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

1

BAB 1

LATAR BELAKANG

Dalam BAB I ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, juga

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pernikahan penting bagi setiap individu karena hal ini merupakan salah

satu cara untuk membentuk keluarga. Seperti sebagaimana yang tertera dalam

Undang-Undang Pernikahan No. 1 Tahun 1974 Pasal 1, “Pernikahan sebagai

suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan

tujuan membentuk keluarga dan rumah tangga yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dalam pandangan Islam, yang

tercantum dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21, bahwa pernikahan dapat

menciptakan kebahagiaan lahir dan batin antara suami istri ketika hak dan

kewajiban terpenuhi dengan baik sehingga terbentuk kenyamanan, kedamaian,

dan kesejahteraan.

Pada kenyataannya, tidak semua pasangan suami istri mampu melewati

masalah yang menimpa pernikahannya untuk mencapai kebahagiaan. Hal ini

terlihat dari meningkatnya angka perceraian di Indonesia selama tiga tahun

terakhir. Berdasarkan data Kementrian Agama, pada tahun 2011 terjadi

peristiwa nikah sebanyak 2.319.821 sementara peristiwa cerai sebanyak

158.119 peristiwa. Berikutnya pada tahun 2012, peristiwa nikah yang terjadi

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

2

yakni sebanyak 2.291.265 peristiwa sementara yang bercerai berjumlah

372.577. Pada pendataan terakhir yakni 2013, jumlah peristiwa nikah menurun

dari tahun sebelumnya menjadi 2.218.130 peristiwa. Namun tingkat

perceraiannya meningkat menjadi 14,6% atau sebanyak 424.527 peristiwa

(www.republika.co.id).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Allen dan Olson (2001)

mengemukakan bahwa 46% pasangan tidak puas dengan pernikahannya dan

42% dari pasangan yang berkonflik memutuskan untuk berpisah atau bercerai.

Penemuan ini mengisyaratkan bahwa konflik yang dialami dalam pernikahan

bisa mendeteksi terjadinya perceraian.

Konflik yang dialami dalam pernikahan merupakan sesuatu yang tidak

bisa dihindari karena setiap orang mempunyai suasana hati berbeda yang cepat

atau lambat memicu terjadinya ketegangan. Semakin dekat dan semakin

ketergantungan suatu hubungan maka semakin berpotensi untuk terjadinya

konflik. Selain itu, semakin banyak pasangan menghabiskan waktu bersama

dan semakin banyak kegiatan yang dilakukan bersama maka, maka semakin

sering konflik terjadi dalam pernikahan (Miller & Pearlman, 2008). Menurut

Sadarjoen (2005) marital conflict adalah kondisi disharmoni dalam pernikahan

dimana sering terjadi perbedaan persepsi dan harapan.

Semua pernikahan mempunyai derajat konflik yang memiliki

karakteristik tersendiri dan ekspresi dari konflik yang bisa bermacam-macam.

Marital conflict dapat bervariasi dari segi frekuensi, intensitas, isi, dan

resolusi, juga bisa nampak atau pun tersembunyi (Grych & Fincham, 1990).

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

3

Perilaku konflik yang nampak (overt) bisa memprediksi perceraian, tetapi

konflik itu sendiri tidak selalu terlihat ada juga yang tersembunyi (covert).

Marital conflict bisa dideteksi dari salah satu pasangan saja dan pola konflik

yang terjadi cenderung stabil selama dua tahun awal pernikahan.

Selain itu, marital conflict terjadi setidaknya satu atau dua kali dalam

sebulan (Fincham & Beach, 1999). Seperti yang ditemukan pada penelitian

yang dilakukan McGonagle, Kessler, dan Schilling (dalam Baron,

Branscombe, & Byrne, 2009) sebanyak 98,8 % pasangan yang menikah

dilaporkan bahwa mereka bertengkar dan kebanyakan menunjukkan konflik

serius yang timbul satu kali dalam sebulan atau lebih.

Masih sedikit literatur yang mengemukakan tentang penyebab atau

faktor yang mempengaruhi marital conflict di Indonesia, tetapi hal ini bisa kita

lihat dari data perceraian yang sudah ada. Menurut Deputi Keluarga Sejahtera

dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, ada beberapa penyebab tertinggi dari

fenomena perceraian yang terjadi di Indonesia. Penyebab perceraian tersebut

diantaranya yaitu pernikahan di bawah umur 20 tahun, mulai dari pernikahan

dini karena faktor orangtua ataupun menikah karena sudah hamil di luar nikah,

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan kebutuhan ekonomi yang tak

terpenuhi (www.okezone.com).

Sedangkan data yang dimiliki oleh Badan Peradilan Agama Mahkamah

Agung mencatat penyebab tertinggi terjadinya perceraian di Indonesia pada

tahun 2011 karena ketidakharmonisan rumah tangga sebanyak 89.092 perkara,

tidak ada tanggung jawab sebanyak 74.529 perkara, dan faktor ekonomi

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

4

sebanyak 62.122 perkara. Untuk kota Jakarta sendiri, terdapat 2.258 perkara

ketidakharmonisan, 1.881 perkara tidak ada tanggung jawab, dan 1.503

perkara yang bercerai karena faktor ekonomi. Angka ini lebih tinggi

dibandingkan dengan kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta, yaitu

Banten yang tercatat sebanyak 1.542 perkara ketidakharmonisan, 1.042

perkara tidak ada tanggung jawab, dan 1.121 perkara yang bercerai karena

faktor ekonomi (www.badilag.com). Dengan kata lain, ketidakharmonisan

adalah penyebab utama terjadinya perceraian di Indonesia, khususnya Jakarta

dan kota-kota besar lainnya.

Ada beberapa variabel yang berhubungan dengan perceraian seperti usia

saat menikah, riwayat orang tua yang bercerai, agama, pendidikan, dan ras

(Martin dan Osborne, 1989). Menurut Lambert dan Dollahite (2006), agama

bisa menjadi sumber marital conflict secara signifikan apabila pasangan tidak

memiliki tingkat keberagamaan yang sama. Selain itu, penelitian yang mereka

lakukan menyatakan bahwa religiusitas dapat membantu pasangan mencegah

masalah dalam hubungannya, menyelesaikan konflik, dan mengarahkan pada

perdamaian. Dalam penelitian Ahmadi, dkk. (2008) juga ditemukan bahwa

hubungan antara pasangan dengan Tuhan berpengaruh secara signifikan

terhadap marital conflict karena dapat mengembangkan hubungan timbal balik

dengan pasangan dan juga membantu pasangan untuk mendidik anak mereka.

Caughlin dan Vangelisti (2006) menyatakan bahwa faktor perbedaan

individu, seperti konstruk kepribadian, yang berhubungan dengan perilaku

berkonflik. Dari kelima faktor yang ada dalam Big Five personality factor,

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

5

neuroticsm yang berhubungan dengan kecemasan dan emosi negatif,

berpengaruh secara positif terhadap konflik, seperti sikap negatif dan juga

demand/withdraw. Tetapi, Bono, dkk. (2002) menemukan tidak hanya

neuroticsm saja yang berpengaruh terhadap marital conflict bahkan

extraversion dan conscientiousness juga berhubungan dengan konflik dalam

suatu hubungan.

Menurut Lian dan Geok (2009), salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi konflik dalam pernikahan adalah dukungan sosial. Ketika

tingkat dukungan sosial meningkat disertai tingkat stres yang menurun, maka

konflik yang terjadi dalam keluarga bisa berkurang dalam satu tahun (Neff,

2012).

Selain faktor diatas, ada beberapa faktor personal yang berhubungan

dengan kemungkinan bercerai, yang juga dapat menimbulkan konflik dalam

pernikahan, diantaranya berpacaran sebelum menikah, pernikahan pada usia

dini, hamil diluar nikah, tidak memiliki anak, tinggal bersama anak tiri,

riwayat perceraian orang tua, dan juga berdarah campuran (Papalia, Sterns,

Feldman, & Camp, 2002).

Allen dan Olson (2001) mengemukakan bahwa sebanyak 46% pasangan

yang berkonflik berusia muda, menikah baru beberapa tahun, berpendidikan

rendah, dan mempunyai status pekerjaan yang rendah pula. Norton dan Miller

(Papalia dkk., 2002) berpendapat bahwa usia ketika menikah dan juga riwayat

pendidikan yang menjadi faktor utama apakah pernikahan akan berlangsung

lama. Usia untuk menikah yang memiliki peluang yang lebih besar untuk

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

6

sukses dalam pernikahan adalah diatas dua puluh tahun akhir dan seterusnya.

Sejalan dengan penelitian tersebut, Amato dan Marriott mengatakan tidak

hanya pasangan yang mempunyai karakteristik seperti berusia muda ketika

menikah, tetapi juga memiliki orang tua yang bercerai dapat meningkatkan

tingkat konflik pada pernikahan (dalam Lavner & Bradburry, 2012).

Penelitian yang dilakukan James dan Beattie (2012) menemukan

berpacaran sebelum menikah juga memiliki hubungan yang negatif terhadap

kebahagiaan dan komunikasi dalam pernikahan dan berhubungan positif

dengan marital conflict. Dilain hal, faktor personal penting lainnya yang juga

dapat mempengaruhi konflik pada pernikahan adalah perbedaan jenis kelamin

(Caughlin & Vangelisti, 2006, Gottman & Levenson, 1994). Perempuan lebih

fokus pada hubungannya yang membuat cenderung lebih sering berkonflik

(demand) dibandingkan laki-laki yang mana cenderung untuk menghindari

konflik (withdraw).

Fincham (2003) menambahkan keadaan ekonomi juga memiliki

hubungan dengan konflik dalam pernikahan. Pernyataan Fincham tersebut

didukung oleh penelitian yang dilakukan Robila dan Krishnakumar (2005)

yang menemukan keadaan ekonomi yang buruk berhubungan dengan

meningkatnya marital conflict yang juga memiliki hubungan dengan

rendahnya dukungan sosial dan depresi pada perempuan yang memiliki anak.

Pap, Cummings, & Morey (2009) juga menyatakan bahwa marital conflict

yang berurusan dengan uang ditemukan lebih problematik, berulang, dan tidak

terselesaikan dengan baik, daripada isu-isu yang lainnya.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

7

Melihat dari berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi marital

conflict, akan lebih baik jika kita juga mengetahui dampak apa yang

ditimbulkan dari marital conflict tersebut. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Bloom dalam Sadarjoen (2005) terdapat konsekuensi negatif

yang lain yang terjadi pada pasangan yang mengalami marital conflict,

diantaranya yaitu peningkatan resiko psikopatologi, meningkatnya kecelakaan

mobil yang berakibat fatal, meningkatnya kasus percobaan bunuh diri,

meningkatnya perlakuan kasar antar pasangan, kehilangan daya tahan tubuh

yang menyebabkan kerentanan dalam penyakit, kematian karena penyakit

yang diderita dari ketegangan psikis, dan lain-lain. Sependapat dengan hal

tersebut, Fincham (2003) juga berpendapat bahwa orang yang mengalami

konflik terus menerus dapat mengakibatkan penurunan kesehatan seperti

penyakit kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya yang

berhubungan dengan perubahan imunitas tubuh, fungsi kelenjar endokrin, dan

fungsi jantung walaupun orang yang sudah menikah cenderung lebih sehat

daripada orang yang tidak menikah.

Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan konflik yang terjadi dalam

pernikahan merupakan dampak yang dapat merusak tidak hanya pada

pasangan tetapi juga pada anak. Seperti yang dinyatakan Davies dan

Cummings (1994) bahwa marital conflict mempunyai efek yang merusak pada

perkembangan anak terutama konflik yang disertai kekerasan, semakin tinggi

intensitasnya maka semakin buruk juga dampak yang ada pada anak. Bahkan,

marital conflict merupakan faktor penentu yang lebih penting dari perceraian

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

8

yang dialami orang tua tentang dampak negatif yang dialami anak (Caughlin

& Vangelisti, 2006).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk

meneliti topik dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

marital conflict”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi

permasalahan, yaitu:

a. Intensitas marital conflict yang dimaksud dalam penelitian ini

dibatasi pada terjadinya pertentangan pada pasangan suami istri yang

dilihat dari intensitas terjadinya konflik selama pernikahan.

b. Kepribadian yang diteliti adalah tipe kepribadian Big Five yang

dibatasi dengan tiga tipe saja, yaitu tipe kepribadian extraversion

yaitu kemampuan untuk berbahagia dan menikmati hidup, tipe

kepribadian conscientiousness yaitu kemampuan individu dalam hal

pengorganisasian, dan tipe kepribadian neuroticism mengenai

ketsabilan atau ketidakstabilan emosi.

c. Dukungan sosial yang dimaksud sumbernya dibatasi oleh dukungan

yang diberikan dari keluarga dan sahabat karib.

d. Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup daily

spiritual experience (pengalaman spiritual pada kehidupan sehari-

hari), value (pengaruh keimanan terhadap nilai hidup), belief

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

9

(keyakinan), forgiveness (maaf dan memaafkan), private religious

practices (praktik beribadah), dan religious/spiritual coping

(mengatasi stres dengan metode religius).

e. Faktor demografi yang dipakai dalam penelitian ini antara lain, jenis

kelamin, usia menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat perceraian

orang tua, riwayat pacaran.

f. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri berusia 21-

55 tahun, sudah menikah minimal selama dua tahun, dan belum

pernah bercerai yang berdomisili di Jakarta.

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang akan diuji adalah:

1. Apakah tipe kepribadian, dukungan sosial, religiusitas, dan faktor

demografi mempengaruhi intensitas marital conflict secara

signifikan pada pasangan suami istri di Jakarta?

2. Seberapa besar proporsi varians dari intensitas marital conflict

yang dijelaskan secara bersama-sama oleh kepribadian, dukungan

sosial, religiusitas, dan faktor demografi?

3. Apakah tipe kepribadian extraversion berpengaruh secara

signifikan terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami

istri?

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

10

4. Apakah tipe kepribadian conscientiousness berpengaruh secara

signifikan terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami

istri?

5. Apakah tipe kepribadian neuroticism berpengaruh secara signifikan

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri?

6. Apakah dukungan sosial berpengaruh secara signifikan terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri?

7. Apakah religiusitas berpengaruh secara signifikan terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri?

8. Apakah jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap

marital conflict pada pasangan suami istri?

9. Apakah usia menikah berpengaruh secara signifikan terhadap

marital conflict pada pasangan suami istri?

10. Apakah pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap marital

conflict pada pasangan suami istri?

11. Apakah pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap marital

conflict pada pasangan suami istri?

12. Apakah riwayat cerai orang tua berpengaruh secara signifikan

terhadap marital conflict pada pasangan suami istri?

13. Apakah riwayat berpacaran berpengaruh secara signifikan terhadap

marital conflict pada pasangan suami istri?

14. Prediktor mana yang paling berpengaruh terhadap intensitas

marital conflict pada pasangan suami istri?

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang

mempengaruhi intensitas marital conflict pada pasangan suami istri. Selain itu

juga melihat faktor apa yang paling besar mempengaruhi intensitas marital

conflict.

Hasil penelitian ini diharapkan membawa manfaat antara lain:

a. Memberikan sumbangan teoritis bagi pengembangan ilmu psikologi dan

landasan pengetahuan bagi penelitian di bidang psikologi keluarga

khususnya yang berkaitan dengan konflik pernikahan.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

acuan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pernikahan.

Juga sebagai tambahan acuan bagi institusi yang menangani masalah-

masalah keluarga dan pernikahan atau digunakan dalam konseling

pernikahan dan pra pernikahan bagi para calon suami istri.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan secara umum hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian, yaitu latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, juga sistematika penulisan laporan penelitian.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

12

BAB 2 Tinjauan Teori

Bab ini berisi landasan teori dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu marital conflict, kepribadian, dukungan sosial, dan

religiusitas disertai dengan kerangka berpikir juga hipotesis penelitian.

BAB 3 Metode Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan tentang metode

penelitian yang terdiri dari subjek penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data,

pengujian validitas alat ukur dan metode analisis data.

BAB 4 Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran subjek penelitian, deskripsi data, analisis data,

dan juga hasilnya yang mengacu pada hipotesis yang diajukan.

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Pada bab ini memuat kesimpulan tentang hasil penelitian, diskusi tentang

perbandingan teori dengan hasil penelitian yang sebelumnya, juga saran yang

menjelaskan keterbatasan dan masukan untuk pihak yang berkepentingan.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian ini berisi daftar bacaan yang digunakan sebagai sumber atau bahan

acuan dalam penelitian ini.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

13

LAMPIRAN

Bagian ini memuat semua lampiran yang terdiri dari instrumen penelitian,

hasil tabulasi data, dan dokumen-dokumen lain yang digunakan untuk

menunjang kelengkapan penelitian ini.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

14

BAB 2

TINJAUAN TEORI

Pada bab ini akan djelaskan teori-teori yang berhubungan dengan masalah

penelitian, yaitu intensitas marital conflict, kepribadian, dukungan sosial, dan juga

religiusitas.

2.1 Intensitas Marital Conflict

2.1.1 Definisi Intensitas Marital Conflict

Marital conflict merupakan kata dari Bahasa Inggris yang berarti konflik

pernikahan atau biasa disebut juga dengan konflik marital.

Konflik itu sendiri menurut Kamus Psikologi (Chaplin, 1981)

adalah beberapa impuls atau motif yang terjadi secara bersamaan dan

saling bertentangan. Straus (1996) mengatakan bahwa konflik tidak

dapat dihindari dan terkadang diperlukan untuk membawa perubahan

positif, tetapi intensitas konflik yang tinggi dengan sikap permusuhan

didalamnya, dapat memberikan pengaruh yang buruk pada pihak-pihak

yang terlibat.

Marital conflict menurut Sadarjoen (2005) adalah kondisi

disharmoni dalam pernikahan dimana sering terjadi perbedaan persepsi

dan harapan. Adanya perbedaan pada kedua pasangan akan

mempengaruhi perspektif yang berbeda pula karena latar belakang dan

pengalaman yang berbeda sehingga kebutuhan dan nilai yang dianut

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

15

sebelum memutuskan menjalin ikatan pernikahan akan menciptakan

konflik yang spesifik.

Buehler, dkk. (1998) mengatakan bahwa marital conflict adalah

adanya tingkat ketidaksepahaman yang tinggi, penuh dengan tekanan,

interaksi dengan sikap bermusuhan diantara pasangan, tidak

menghormati pasangan, dan adanya kekerasan verbal. Sedangkan

Fincham (2003) mengungkapkan bahwa marital conflict bisa berupa apa

saja yang menjadi sumber konflik pada pasangan, berkisar antara

kekerasan verbal dan fisik sampai ketidakcocokan karakteristik personal

dan perilaku. Semakin pelik permasalahan, semakin tinggi kemungkinan

untuk bercerai.

Jadi intensitas marital conflict yang digunakan dalam penelitian ini

adalah definisi menurut Straus (1996) yang mengatakan bahwa konflik

tidak dapat dihindari dan terkadang diperlukan untuk membawa

perubahan positif, tetapi intensitas konflik yang tinggi dengan sikap

permusuhan didalamnya, dapat memberikan pengaruh yang buruk pada

pihak-pihak yang terlibat.

2.1.2 Proses terjadinya konflik

Proses terjadinya konflik menurut Condliffe (1991) antara lain:

1. Persepsi tentang konflik. Ini merupakan tahapan dimana salah satu

pihak merasa tidak nyaman yang biasanya diikuti perasaan seperti

frustrasi, cemas, dan marah. Di tahap ini juga mungkin terjadi

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

16

kebingungan dimana salah satu pihak mencoba untuk mengerti apa

yang sedang terjadi dan mulai sadar akan adanya ketidaksesuaian

antara minat, nilai, dan emosi. Konflik biasanya belum terlihat pada

tahap ini dan kemungkinan bertahan lama.

2. Realisasi. Ketika ketidaksesuaian antara apa yang dirasa dengan apa

yang terjadi telah dikonfirmasi ke dalam pikiran, lalu satu atau kedua

pihak mulai mengungkapkan frustrasi dan perasaan yang lainnya

sehingga ada kejelasan pada tahap persepsi. Ketika yang terjadi

diluar kontrol maka terjadi flashpoint atau kilas balik. Hal

terpentingnya adalah akan ada penilaian sumber apa yang bisa

digunakan dalam konflik tersebut seperti kekuasaan, status,

informasi, keahlian, atau sumber yang nyata seperti uang, pengikut,

dan kapasitas produktif.

3. Penolakan. Ini merupakan respon umum terhadap konflik. Salah satu

pihak menyerah karena merasa terganggu dan frustrasi. Respon

penolakan biasa terjadi ketika kurangnya sumber yang mendukung,

misalnya keahlian atau power.

4. Intervensi. Tahap ini meliputi keputusan untuk menggunakan satu

atau dua strategi untuk mengontrol atau menyelesaikan konflik.

5. Pemilihan strategi dan implementasi. Tahap ini merupakan tahapan

yang paling kompleks untuk memilih strategi apa yang mau

digunakan. Pilihannya banyak, mulai dari kekerasan, kolaborasi

problem solving, dan negosiasi. Sayangnya, perencanaan strategi

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

17

biasanya diabaikan yang mengakibatkan hasil yang tidak

memuaskan.

6. Evaluasi hasil. Tahap ini mengharuskan kedua pihak untuk

menerima hasil baik atau buruk, yang mungkin menyebabkan sebuah

konflik.

2.1.3 Dimensi marital conflict

Grych & Fincham (1990) mengemukakan ada beberapa dimensi yang

terdapat dalam marital conflict, yaitu:

a. Frekuensi. semakin sering terjadi konflik semakin parah efek marital

conflict dan mengarahkan pada perceraian.

b. Intensitas. Marital conflict dibedakan dari diskusi yang tenang

sampai kekerasan fisik. Intensitas konflik dengan kekerasan fisik

juga bisa dikonsepkan sebagai pengaruh negatif atau ekspresi dari

permusuhan.

c. Konten/isi. Konten atau topik yang diperdebatkan bisa direspon

secara berbeda. Seperti misalnya, konflik yang melibatkan anak

direspon lebih serius oleh pasangan yang berkonflik dibandingkan

persoalan sehari-hari seperti tidak membuang sampah.

d. Resolusi. Pasangan yang mampu menangani konflik mempunyai

model problem solving yang positif yang akan meningkatkan

kemampuan sosial dan keahlian coping. Sedangkan resolusi konflik

yang rendah menghasilkan ketegangan yang berkepanjangan dan

lebih sering berkonflik.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

18

Salah satu dari dimensi tersebut, yaitu intensitas konflik, akan

difokuskan dalam penelitian ini. Dimensi turunan dari intensitas marital

conflict dapat terwakili dari dimensi konflik menurut Straus, dkk (1996)

antara lain:

a. Negotiation (Negosiasi) yaitu segala tindakan yang diambil untuk

mengatasi pertentangan lewat diskusi. Dimensi ini memiliki dua

turunan, yaitu emosional dan kognitif. Turunan kognitif disini seperti

diskusi, dan turunan emosionalnya adalah ukuran ketika seseorang

mengkomunikasikan afek positif dengan menanyakan seputar

perasaan seperti kepedulian dan rasa hormat kepada pasangannya.

b. Psychological aggresssion (Kekerasan psikologis) yaitu segala

perilaku yang dapat menyakiti pasangan secara verbal dan psikologis

seperti keluar dalam ruangan ketika sedang konflik atau mengatakan

sesuatu yang menyakiti perasaan pasangan. Hal ini biasanya terjadi

apabila negotiation tidak berjalan dengan baik.

c. Physical assault (Kekerasan fisik) yaitu segala perilaku yang dapat

menyakiti pasangan secara fisik. Seperti memukul, mendorong,

menampar.perilaku ini juga biasanya terjadi jika negotiation dan

psychological aggresion tidak lagi cukup.

d. Sexual coercion (Pemaksaan seksual) yaitu perilaku yang memaksa

pasangan terkait aktivitas seksual yang tidak diinginkan pasangan,

seperti memaksa berhubungan intim disaat pasangan tidak

menginginkannya.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

19

e. Injury (Luka akibat konflik) yaitu hasil dari tindak kekerasan yang

dilakukan oleh pasangan yang memerlukan perhatian medis, atau

hasil dari tindakan pasangan yang disertai dengan rasa sakit yang

berkelanjutan.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi marital conflict

Bisno dalam Condliffe (1991) mengkategorikan faktor yang

mempengaruhi marital conflict sebagai berikut:

a. Sumber biososial

Banyak peneliti menempatkan agresi-frustrasi sebagai sumber

konflik karena frustrasi biasanya menghasilkan agresi yang

mengarahkan kepada konflik. Frustrasi biasanya hasil dari

kecenderungan harapan yang terlalu tinggi dibandingkan kemajuan

pada keadaan sekitar.kecenderungan ini bisa diamati dalam dunia

konflik.

b. Sumber interaksi dan kepribadian

Termasuk kepribadian yang kasar, gangguan psikologis, kurang

mempunyai kemampuan interpersonal, kemarahan, permusuhan,

gaya berinteraksi yang berbeda, ketidaksamaan dalam suatu

hubungan.

c. Sumber struktural

Banyak konflik yang dikaitkan dengan sturktur dalam organisasi

dan masyarakat. Kekuasaan atau power, status, kelas sosial, hak

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

20

penduduk, dan pejuang hak-hak wanita adalah beberapa bentuk

dari konflik.

d. Sumber ideologi dan budaya

Konflik yang hebat biasanya berasal dari pembahasan politik,

sosial, agama, dan budaya yang dianut. Konflik juga meningkat

ketika dua orang memiliki sistem nilai yang berbeda.

e. Convergence (penyatuan)

Ketika beberapa konflik bergabung menjadi satu dan menjadi

perdebatan yang kompleks. Seperti dua pekerja yang berkonflik

dengan perusahannya. Kemungkinan ada penyebab struktural

seperti perbedaan power, perbedaan kepribadian dan gaya

berinteraksi, atau kepercayaan, budaya, dan ideologi yang

membedakan dua pekerja.

Marital conflict dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besar,

faktor-faktor yang mempengaruhi marital conflict terdiri dari faktor

internal (dari diri individu), faktor eksternal (dari lingkungan).

a. Faktor Internal

Menurut Caughlin dan Vangelisti (2006), yang termasuk faktor

internal diantaranya skills atau keahlian menyelesaikan konflik,

perbedaan gender, perbedaan individu seperti kepribadian, stresor,

dan goals.

Perbedaan gender. Banyak penelitian yang terkait antara perbedaan

jenis kelamin dan marital conflict. Seperti penelitian Napier (dalam

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

21

Caughlin dan Vangelisti, 2006) yang menemukan bahwa perempuan

cenderung lebih mendekati konflik sedangkan laki-laki cenderung

menghindarinya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Papalia, Olds,

Feldman (2007) mengatakan bahwa perempuan cenderung

mementingkan pengungkapan emosi dalam pernikahannya dan juga

diskusi mengenai tidak adanya tanggung jawab suami, sedangkan

laki-laki merasa puas ketika istrinya hanya ingin berbaikan.

Kepribadian. Extraversion, neuroticsm, dan conscientiousness

ditemukan mempengaruhi kecenderungan individu mengalami

konflik dalam suatu hubungan. Tingkat conscientiousness yang

rendah menggambarkan tidak terorganisir dan malas yang bisa

menimbulkan konflik. Sedangkan orang yang extravert cenderung

suka mendominasi dan mengekspresikan perasaannya, termasuk

marah, secara bebas ketika berkonflik. Neuroticsm dilapokan faktor

kepribadian yang paling banyak mendapatkan komplain dari

pasangannya juga mempengaruhi marital conflict (Bono dkk., 2002;

DeLongis & Holtzman, 2005)

Religiusitas. Terdapat hubungan yang positif antara religiusitas

dengan penurunan marital conflict bahkan religiusitas dapat menjadi

sumber untuk menyelesaikan konflik (Lambert & Dollahite, 2006).

Selain itu religiusitas juga mempengaruhi marital outcomes seperti

kepuasan pernikahan dan juga perceraian (Sulliven dalan Lopez,

dkk., 2011)

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

22

b. Faktor Eksternal

Pada faktor eksternal, atau yang Caughlin dan Vangelisti (2006)

sebut sebagai environment of conflict terbagi atas beberapa bagian

antara lain, etnis, kognisi, level budaya, level sosial, level dyadic

seperti pola perilaku, level fisik seperti kelembaban atau struktur

bangunan, dan level duniawi seperti seperti perselingkuhan.

Dukungan sosial. Tidak hanya dukungan sosial dari pasangan

melainkan juga dari selain pasangan. Menurut Julien (dalam

Fincham & Beach, 1999) ketika istri merasa didukung oleh selain

pasangannya cenderung tingkat distress rendah dan lebih dekat

dengan suami.

Faktor demografi. Ada beberapa faktor demografi yang

mempengaruhi marital conflict seperti pendidikan yang rendah

(Olson & Defrain, 2006); memiliki orang tua bercerai (Lavner &

Bradbury, 2012); pernah berpacaran sebelumnya, menikah pada usia

muda (Papalia, Sterns, Feldman, & Champ, 2002).

2.1.5 Pengukuran Intensitas Marital Conflict

Dalam pembahasan teori yang peneliti lakukan, peneliti menemukan dua

alat ukur untuk mengukur intensitas marital conflict, yaitu SCID (System

for Coding Interaction in Dyads) yang dikembangkan oleh Neena M.

Malik dan Kristin M. Lindahl (2000). Alat ukur ini memakai prosedur

dengan merekam pembicaraan tiga topik dalam area konflik selama 12-

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

23

15 menit. Setelah itu di hasil dari rekaman akan di-coding oleh trainee

dan akan dibahas secara bersama-sama.

Alat ukur selanjutnya adalah CTS2 (The Revised Conflict Tactics

Scale) yang merupakan bentuk terbaru dari CT (Conflict Tactics) Scales

yang dibuat oleh Murray A. Straus, Sherry L. Hamby, Sue Boney-

McCoy, dan David B. Sugarman (1996). CTS2 merupakan kuesioner

self-report yang berisi 78 item. CTS2 ini sudah diuji dan memiliki

internal consistency reliability yang baik dengan menyebarkan

kuesioner pada 317 orang yang telah memenuhi kriteria yang diinginkan

peneliti. Dari penelitian tersebut didapatkan reliabilitas antara 0.79 –

0.95 dengan signifikansi secara statistik p 0.001.

Pengukuran intensitas marital conflict pada penelitian ini

berdasarkan skala The Revised Conflict Tactics Scale (CTS2). Adapun

dimensi-dimensi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

negotiation (negosiasi) dengan sub-skala emotional (emosional) dan

cognitive (kognitif); psychological aggression (agresi psikologis),

phisical assault (penyerangan fisik), sexual coercion (pemaksaan

seksual), dan injury (luka-luka) dengan masing-masing sub-skala minor

(ringan) dan severe (berat).

2.2 Kepribadian

2.2.1 Definisi Kepribadian

Feist dan Feist (2009) mengungkapkan bahwa kepribadian berasal dari

bahasa Latin persona yang berarti topeng. Sedangkan pengertian dari

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

24

kepribadian itu sendiri adalah pola sifat dan karakteristik tertentu yang

relatif permanen dan memberikan konsistensi dan individualitas pada

perilaku seseorang.

Pervin, Chervone, dan John (2005) mengungkapkan bahwa

kepribadian merupakan karakteristik seseorang yang menjelaskan pola-

pola konsisten dari perasaan, berpikir, dan berperilaku. Sedangkan

Schultz & Schultz (2009) berpendapat bahwa kepribadian adalah

karakteristik yang bersifat unik dan relatif menetap yang dapat merubah

ketika menanggapi situasi yang berbeda.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa tokoh di atas, penulis

menggunakan definisi kepribadian menurut Pervin, Chervone, dan John

(2005) yang mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan

karakteristik seseorang yang menjelaskan pola-pola konsisten dari

perasaan, berpikir, dan berperilaku.

2.2.2 Kepribadian Big Five

Kepribadian Big Five atau Five-Factor Model adalah pendekatan sifat

umum pada manusia yang dapat diklasifikasikan menjadi lima dimensi,

dan masing-masing dimensi tersebut digambarkan dengan sifat-sifat

yang lebih spesifik yang disebut dengan faset (Friedman & Schustack,

2009). Menurut Pervin, Chervone, dan John (2005) faset adalah sifat-

sifat yang lebih spesifik atau komponen-komponen yang mewakili

kelima faktor yang ada dalam Big Five.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

25

2.2.3 Dimensi Kepribadian Big Five

Teori Big Five merupakan pendekatan kepribadian yang terus menerus

diteliti, dan pada umumnya kepribadian digambarkan melalui lima

dimensi: dimensi extraversion, dimensi agreeableness, dimensi

conscientiousness, dimensi neuroticism, dan dimensi openness

(Friedman & Schustack, 2009 ; Feist & Feist, 2010). Dan masing-masing

dimensi memiliki 6 faset yang mewakili (Pervin, Chervone, & John,

2005).

a. Extraversion

Disebut juga dengan surgency. Dimensi ini menilai kualitas dan

intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan akan

dorongan dan kesenangan. Tipe kepribadian ini meliputi energik,

antusias, dominan, ramah, dan suka berbicara. Orang yang

sebaliknya atau memiliki tingkat extraversion yang lebih rendah

disebut introvert dengan sifat pemalu, rendah diri, patuh, dan

pendiam.

Dimensi extraversion memiliki enam faset, diantaranya yaitu:

bersahabat (gregariousness), tingkat keaktifan (activity level),

ketegasan (assertiveness), pencari kesenangan (excitement seeking),

emosi positif (positive emotion), dan kehangatan (warmth).

b. Agreeableness

Kecenderungan untuk merasa kasihan dan bekerja sama dari pada

curiga dan bermusuhan terhadap orang lain. Secara keseluruhan

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

26

mereka penuh perhatian, ramah, murah hati, suka menolong, dan

mau menyetujui minat mereka dengan orang lain.

Dimensi ini memiliki enam faset di dalamnya, yaitu: kepercayaan

(trust), keterusterangan (straightforwardness), altruisme (altruism),

kerelaan (compliance), kesederhanaan (modesty), penyabar (tender

mindedness).

c. Conscientiousness

Dimensi ini menilai kemampuan individu dalam hal

pengorganisasian, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam

mencapai tujuan. Sifat ini menunjukkan preferensi yang terencana

daripada perilaku spontan. Kecenderungan untuk menunjukkan

disiplin diri, bertindak dengan patuh dan hormat, serta bertujuan

untuk pencapaian diluar dugaan. Dimensi kepribadian yang meliputi

sifat dapat diandalkan, kewaspadaan, organisasi, dan tanggung

jawab; orang-orang yang rendah dalam dimensi ini adalah orang-

orang yang impulsif, tidak hati-hati, berantakan, dan tidak dapat

diandalkan.

Dimensi ini memiliki enam faset di dalamnya, yaitu: kemampuan

(competence), keteraturan (order), kepatuhan (dutifulness), bekerja

keras untuk prestasi (achievement striving), disiplin diri (self-

discipline), pertimbangan (deliberation).

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

27

d. Neuroticism

Menggambarkan stabilitas emosional dengan kecenderungan

mengalami emosi negatif, seperti marah, cemas, atau depresi. Hal

tersebut kadang disebut dengan ketidakstabilan emosional. Mereka

yang memiliki skor tinggi pada neuroticism bereaksi dengan

emosional dan mudah stress. Dimensi kepribadian yang meliputi

kegelisahan, tegang, dan kecemasan; orang-orang yang rendah dalam

dimensi ini adalah orang-orang yang secara emosional stabil, tenang,

dan menantang.

Dimensi ini memiliki enam faset di dalamnya, yaitu: kecemasan

(anxiety), permusuhan (hostility), depresi (depression), kesadaran

diri (self-consciousness), mengikuti kata hati (impulsiveness), mudah

stres (vulnerability to stress).

e. Openness to experience

Openness adalah pengertian umum untuk beragam pengalaman,

keingintahuan, imajinasi, ide-ide tidak biasa, petualangan, emosi,

dan seni. Dimensi kepribadian yang meliputi imajinasi, kejenakaan,

originalitas, dan kreatifitas; orang-orang yang rendah pada dimensi

ini adalah orang-orang yang dangkal, kurang menarik, dan

sederhana. Dimensi ini memiliki enam faset, yaitu: fantasi (fantasy),

estetis (aesthetics), perasaan (feelings), tindakan (actions), pemikiran

(idea), nilai-nilai (Values).

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

28

Tabel 2.1

Model Big Five Personality Costa dan McCrae

(Feist & Feist, 2010) Tipe Kepribadian Skor Tinggi Skor Rendah

Extraversion:

Mengukur kualitas dan

intensitas interaksi

interpersonal, tingkat

aktivitas, kebutuhan akan

dorongan dan kesenangan.

Penuh ksih sayang,

mudah bergaul, banyak

bicara, menyukai

kesenangan, aktif, dan

bersemangat.

Tidak peduli, penyendiri,

pendiam, serius, pasif,

dan tidak berperasaan.

Aggreableness:

Kecenderungan untuk

merasa kasihan dan

bekerja sama dari pada

curiga dan bermusuhan

terhadap orang lain.

Berhati lembut, mudah

percaya, dermawan, rela,

toleran, bersahabat.

Kejam, penuh curiga,

pelit, antagonis, kritis,

cepat marah.

Conscientiousness:

Menilai kemampuan

individu dalam hal

pengorganisasian, baik

mengenai ketekunan dan

motivasi dalam mencapai

tujuan,

Teliti, pekerja keras,

terorganisir dengan baik,

tepat waktu, ambisius,

gigih.

Sembrono, pemalas,

berantakan, terlambat,

tanpa tujuan, mudah

menyerah

Neuroticism:

Menggambarkan stabilitas

emosional dengan

kecenderungan mengalami

emosi negatif, seperti

marah, cemas, atau

depresi.

Cemas, tempramental,

mengasihani diri sendiri,

sadar diri, emosional,

rapuh.

Tenang, terkadang

tempramen, bangga

dengan dirinya, nyaman,

tidak emosional, kuat.

Openness:

Pengertian umum untuk

beragam pengalaman,

petualangan dan

keingintahuan.

Imajinatif, kreatif,

orisinil, lebih menyukai

keberagaman,

penasaran, bebas.

Dangkal, tidak kreatif,

konvensional, lebih

menyukai rutinitas, tidak

penasaran, kolot.

2.2.4 Pengukuran Kepribadian Big Five

Dalam pembahasan teori yang peneliti lakukan, peneliti

menemukan dua alat ukur utnuk mengukur kepribadian big five. Yang

pertama adalah NEO-FFI (The Neuroticism Extraversion Openness –

Five Factor Inventory) versi singkat dari NEO-PI-R (The Neuroticism

Extraversion Openness – Personality Inventory – Revised) yang

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

29

berjumlah 240 item. NEO-FFI dikembangkan oleh Paul T. Costa dan

Robert McCrae (1992) dan terdiri dari 60 item.

Alat ukur yang kedua adalah BFI (Big Five Inventory) yang

dikembangkan oleh Oliver P. John & Sanjay Srivastava (1999) yang

merupakan kuesioner self-report berisi 44 item.

Pengukuran big five pada penelitian ini berdasarkan dimensi-

dimensi teori kepribadian big five menggunakan skala Big Five

Inventory karena reabilitas dan validitas BFI ,sebesar 0.83 dan 0.92,

lebih besar dibandingkan reabilitas dan validitas NEO-FFI, sebesar 0.79

dan 0.79 (John & Srivastava, 1999). Adapun dimensi-dimensi

kepribadian big five yaitu Extraversion, Agreeableness,

Conscientiousness, Neuroticism dan Openness to experience. Tetapi

dalam penelitian ini hanya tipe kepribadian extraversion, tipe

kepribadian conscientiousness, dan tipe kepribadian neuroticism yang

akan diuji.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian dukungan sosial

Menurut Gottlieb (1983) dukungan sosial adalah informasi verbal atau

nonverbal, seperti saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam

lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya. Sedangkan Sarafino (1998) menyatakan bahwa

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

30

dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, harga diri atau bantuan

yang diperoleh individu dari orang lain atau kelompok. Sumber

dukungan tersebut didapatkan dari banyak sumber berbeda seperti

pasangan, keluarga, teman, rekan kerja, dokter, atau organisasi yang

berbentuk komunitas.

Dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta

merasa dirinya dicintai dan diperhatikan, terhormat dan dihargai, serta

merupakan bagian jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik

dari orangtua, kekasih/kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta

dalam lingkungan masyarakat (Taylor, 2006). Cutrona & Russell

(1987) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah perilaku

interpersonal yang sebenarnya untuk mengkomunikasikan dukungan

dari satu orang ke yang lainnya.

Dari berbagai definisi di atas, maka peneliti menggunakan

definisi dukungan sosial menurut Cutrona & Russell (1987)

menyatakan bahwa dukungan sosial adalah perilaku interpersonal yang

sebenarnya untuk mengkomunikasikan dukungan dari satu orang ke

yang lainnya.

2.3.2 Dimensi-dimensi dukungan sosial

Dimensi dukungan sosial menurut Cutrona dan Russell (1987) yaitu:

a. Attachment (Kelekatan)

Kelekatan atau kedekatan emosional, yaitu jenis dukungan yang

memungkinkan seseorang memperoleh kedekatan secara emosional

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

31

sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Orang yang

menerima dukungan sosial semacam ini merasa tenteram, aman dan

damai yang ditunjukan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber

dukungan ini biasanya didapatkan dari pasangan, teman dekat, atau

hubungan keluarga.

b. Social integration (Integrasi sosial)

Yaitu jenis dukungan semacam ini memungkinkan memiliki

perasaan suatu kelompok yang memungkinkan untuk berbagi minat,

perhatian, serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara

bersama-sama. Hubungan tersebut dapat memberikan kenyamanan,

keamanan, dan kesenangan.

c. Reassurance of worth (Penghargaan atau pengakuan)

Yaitu dukungan sosial jenis ini mendapat pengakuan atas

kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang

lain atau lembaga terhadap kompetensi, keterampilan, dan nilai yang

dimiliki seseorang. Sumber dukungan sosial ini dapat berasal dari

keluarga atau instansi dimana ia bekerja.

d. Reliable alliance (Hubungan yang dapat diandalkan untuk

mendapatkan bantuan yang nyata)

Yaitu mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada

orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu

membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini bersumber

pada umumnya diberikan oleh anggota keluarga.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

32

e. Guidance (Saran atau informasi)

Yaitu dukungan sosial jenis ini adalah memungkinkan mendapatkan

informasi, saran atau nasihat yang diperlukan dalam memenuhi

kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis

dukungan sosial ini bersumber dari guru, mentor, atau sosok orang

tua.

f. Opportunity for Nurturance (Kemungkinan membantu)

Yaitu suatu dimensi penting dalam hubungan interpersonal adalah

perasaan dibutuhkan oleh orang lain.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Dalam pembahasan teori yang peneliti lakukan, peneliti menemukan dua

alat ukur untuk mengukur dukungan sosial, yang pertama adalah

Multidimensional Scale of Percieved Social Support dari Gregory D.

Zimet (1988) yang terdiri dari 12 item. Alat ukur dukungan sosial yang

kedua adalah The Social Provision Scale dari Cutrona & Russell (1987)

dengan item yang berjumlah 24.

Pengukuran pada penelitian ini menggunakan alat ukur dukungan

sosial berbentuk skala yang bernama The Social Provision Scale karena

lebih cocok digunakan untuk penelitian ini. Reliabilitas yang diperoleh

Social Provision Scale adalah sebesar 0.915. Instrument ini berjumlah

24 item berdasarkan enam dimensi yaitu attachment, social integration,

reassurance of worth, reliable alliance, guidance, dan opportunity for

nurturance.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

33

2.4 Religiusitas

2.4.1 Definisi religiusitas

Terdapat banyak perdebatan dan kesulitan dalam mendefinisikan

agama itu sendiri, yang bahkan seringkali disamakan dengan spiritualitas

(Spilka, dkk., 2003). Sedangkan menurut Paloutzian dan Park (2005),

agama (religion) adalah sebagai gambaran kategori budaya atau proses

kerja psikologi yang terjadi pada individu.

Harun Nasution (dalam Jalaluddin, 2005) mendefinisikan agama

menjadi delapan definisi, yang intisarinya adalah ikatan. Kedelapan

definisi itu salah satunya adalah pengakuan terhadap adanya hubungan

manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.

Menurut Fetzer (2003) definisi religiusitas adalah seberapa kuat

individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari,

mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama, mengekspresikan

keagamaan sebagai sebuah nilai, meyakini ajaran agamanya,

memaafkan, melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri,

menggunakan agama sebagai coping, mendapat dukungan penganut

sesama agama, mengalami sejarah keberagamaan, komitment beragama,

mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan dan meyakini pilihan

agamanya.

Dengan demikian, religiusitas yang dimaksud oleh peneliti adalah

religiusitas berdasarkan pengertian Fetzer (2003) yaitu seberapa kuat

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

34

individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari,

mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama, mengekspresikan

keagamaan sebagai sebuah nilai, meyakini ajaran agamanya,

memaafkan, melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri,

menggunakan agama sebagai coping, mendapat dukungan penganut

sesama agama, mengalami sejarah keberagamaan, komitment beragama,

mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan dan meyakini pilihan

agamanya.

2.4.2 Dimensi-dimensi religiusitas

Harun Nasution (Jalaluddin, 2005) memaparkan empat unsur dalam

agama, yaitu kekuatan gaib, keyakinan terhadap kekuatan gaib, respon

yang bersifat emosional dari manusia, paham akan adanya yang suci

Sedangkan menurut Glock (dalam Spilka, dkk., 2003), dimensi dari

agama ada lima, yaitu experiential dimension yang menyangkut

pengalaman emosi dalam beragama; ideological dimension yaitu

ketetapan pada keyakinan tertentu; ritualistic dimension yaitu praktik

beragama; intellectual dimension yaitu pengetahuan akan dasar dari

kepercayaannya; dan consequential dimension yaitu apa yang harus

dilakukan dan sikap apa yang harus dipertahankan dalam konsekuensi

dari beragama.

Jhon E. Fetzer (2003) melakukan sebuah penelitian pada tahun

1999 yang berjudul multidimensional measurement of religiousness,

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

35

spirituality for use in health research memaparkan ada dua belas

dimensi religiusitas, yaitu:

a. Daily spiritual experiences

Underwood (dalam Fetzer Institute, 2003) menjelaskan bahwa daily

spiritual experience merupakan dimensi yang memandang dampak

agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini

merupakan presepsi individu terhadap sesuatu yang berkaitan dengan

tersenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap

interaksinya pada kehidupan tersebut, sehingga daily spiritual

experience lebih kepada pengalaman dibandingkan kognitif. Dimensi

ini berusaha untuk mengukur aspek kehidupan sehari-hari yang

berkaitan dengan pengalaman spiritual.

Dalam pengembangan aspek ini ada sembilan dimensi kunci

yang diidentifikasi, di antaranya hubungan dengan Tuhan, dukungan

dari hal yang bersifat transenden (yang dinyatakan dengan cara;

kekuatan dan kenyamanan, cinta yang dirasakan serta inspirasi dan

penegasan), keutuhan, rasa transenden diri, kagum, rasa syukur,

kasih sayang, rahmat, dan kerinduan terhadap transenden tersebut.

b. Meaning

Membangun makna dari peristiwa hidup adalah hal mendasar dari

usaha manusia, namun tidak mudah untuk mengukur pencarian

makna dalam kehidupan seseorang, baik proses keberhasilannya

maupun kegagalan dalam mendapatkan tujuan hidupnya. Fiktor

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

36

Frankl (dalam Fetzer, 2003) mengatakan keinginan seseorang akan

kebermaknaan merupakan karekteristik manusia yang penting, hal ini

juga yang dapat menimbulkan simtomatologi fisik dan mental

apabila tidak terpuaskan. Antonovsky (dalam Fetzer, 2003) juga

mengatakan fungsi dari kebermaknaan adalah untuk mengatasi

tekanan-tekanan utama dalam hidup. Adapun konsep meaning yang

dimaksud disini adalah yang berkaitan dengan religious-meaning

yaitu sejuah mana agama dapat menjadi tujuan hidupnya (Pragament

dalam Fetzer, 2003).

c. Value

Konsep value menurut Idler (dalam Fetzer, 2003) adalah pengaruh

keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang

nilai cinta, saling tolong menolong, saling melindungi dan

sebagainya.

d. Beliefs

Konsep belief menurut Idler (dalam Fetzer, 2003) merupakan sentral

dari religiusitas. Religiusitas merupakan keyakinan akan konsep-

konsep yang dibawa oleh suatu agama.

e. Forgiveness

Adapun dimensi forgiveness menurut Idler (dalam Fetzer, 2003)

mencakup lima dimensi turunan, yaitu: pengakuan dosa (confension),

merasa diampuni oleh Tuhan (feeling forgiven by God), merasa

dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others), memaafkan

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

37

orang lain (forgiving others), dan memaafkan diri sendiri (forgiving

one self).

f. Private religious practices

Menurut Leivin (dalam Fetzer Institute, 2003) merupakan perilaku

beragama dalam praktek agama meliputi ibadah, mempelajari kitab,

dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya.

g. Religious and spiritual coping

Menurut Pargament (dalam Fetzer, 2003) yang dimaksud religious

and spiritual coping merupakan coping stress dengan menggunakan

pola dan metode religius, seperti dengan berdoa, beribadah untuk

menghilangkan stres, dan sebagainya. Menurutnya ada tiga jenis

coping secara religius yaitu: deffering style, yaitu meminta

penyelesaian masalah kepada Tuhan saja, yaitu dengan cara berdoa

dan menyakini bahwa Tuhan akan menolong hamba-Nya dan

menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Colaborative style, yaitu

hamba meminta solusi kepada Tuhan dan hambanya senantiasa

berusaha untuk melakukan coping. Self-direcet style, yaitu inidvidu

bertanggung jawab sendiri dalam menjalankan coping.

h. Religious support

Konsep religious support menurut Krause (dalam Fetzer, 2003)

adalah aspek hubungan sosial antara individu dengan pemeluk agama

sesamanya.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

38

i. Religious/spiritual history

Menurut George (dalam Fetzer, 2003) adalah seberapa jauh individu

berpartipasi untuk agamanya selama hidupnya dan seberapa jauh

agama mempengaruhi perjalanan hidupnya.

j. Commitment

Menurut Williams (dalam Fetzer, 2003) commitment adalah seberapa

jauh individu mementingkan agamanya, komitmen, serta

berkontribusi kepada agamanya.

k. Organizational religiousness

Idler (dalam Fetzer, 2003) mengatakan organizational religiousness

merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta

dalam lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktivitas

didalamnya.

l. Religious preference

Menurut Ellison (dalam Fetzer, 2003) konsep religious prefeerence

yaitu memandang sejauh mana individu membuat pilihan dan

memastikan pilihan agamanya.

2.2.3 Pengukuran religiusitas

Dari beberapa penelitian tentang religiusitas terdapat beberapa alat ukur

untuk menukur religiusitas diantaranya adalah Psychological Measure

of Islamic Religiousness (PMIR), Comprehensive Measure of Islamic

Religiosity (CMIR), religiusitas juga diukur dari dua belas dimensi yang

diungkapkan oleh Fetzer Institute, serta Muslim Attitudes Towards

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

39

Religion Scale (MARS). Pada penelitian ini peneliti menggukan alat

ukur yang diadaptasi dari Multidimensional Measurement of

Religiousness/Spirituality (Fetzer, 2003) yang memiliki reliabilitas

dengan rentangan 0.54 – 0.91 pada dimensi-dimensinya. Tetapi dimensi

yang digunakan pada penelitian ini hanya dialy spiritual experience,

value, belief, forgiveness, private religious practice, dan

religious/spiritual coping karena dimensi-dimensi tersebut yang dapat

diadaptasi dalam kebudayaan di Indonesia dan juga untuk

menyesuaikan dengan kuesioner yang akan dibagikan.

2.5 Kerangka Berpikir

Pada tahap-tahap perkembangan yang dilalui manusia selama hidupnya, dari

bayi sampai usia lanjut, terdapat tugas, tuntutan, dan harapan yang harus

dilalui. Diantara tahapan tersebut ada peristiwa dimana seseorang

membutuhkan orang lain untuk menemani dan selalu menyertai kehidupannya,

dan juga karena manusia merupakan makhluk sosial. Hal ini dapat

direalisasikan dengan membentuk lembaga keluarga melalui pernikahan.

Pernikahan penting bagi setiap individu karena hal ini merupakan salah

satu cara untuk membentuk keluarga. Seperti yang tertera dalam Undang-

Undang Pernikahan No. 1 Tahun 1974, pernikahan sebagai suatu ikatan lahir

batin antara pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk

keluarga dan rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

40

Pernikahan adalah yang faktor kebahagiaan terpenting jika

dibandingkan pekerjaan, persahabatan, atau yang lainnya (Papalia, Olds, &

Feldman, 2004). Setiap orang yang menikah pasti mendambakan kehidupan

pernikahan yang bahagia dan harmonis. Tidak jarang, banyak pasangan yang

mengikuti seminar atau konseling tentang pernikahan untuk memperluas

pengetahuan tentang pernikahan atau mencari tahu cara untuk mendapatkan

pernikahan yang bahagia.

Tetapi pada kenyataannya, tidak semua pernikahan itu dirasakan

bahagia, karena dalam hubungan antar individu hampir bisa dipastikan selalu

muncul konflik, tidak terkecuali dalam hubungan pernikahan, sekalipun dapat

dikatakan bahwa pernikahan tersebut bahagia dan penuh cinta. Pasangan yang

tidak bisa mengatasi konflik biasanya memutuskan untuk menyerah dan

memilih perceraian sebagai solusi dari konflik yang mereka hadapi. Hal ini

terlihat dari meningkatnya perceraian dari tahun ke tahun.

Data dari Kementrian Agama, mencatat pada tahun 2011 terjadi

peristiwa nikah sebanyak 2.319.821 sementara peristiwa cerai sebanyak

158.119 peristiwa. Pada tahun 2012, peristiwa nikah yang terjadi yakni

sebanyak 2.291.265 peristiwa sementara yang bercerai berjumlah 372.577.

Sedangkan pada pendataan terakhir, yakni pada tahun 2013, jumlah peristiwa

nikah menurun dari tahun sebelumnya menjadi 2.218.130 peristiwa dengan

tingkat perceraian yang meningkat menjadi 14,6% atau sebanyak 424.527

peristiwa dengan penyebab terbesarnya ketidakharmonisan rumah tangga

(www.republika.co.id ; www.badilag.com).

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

41

Dari data tersebut bisa dilihat bahwa semakin hari nilai dari pernikahan

semakin menurun sehingga memudahkan pasangan untuk memilih jalan cerai

ketika terhimpit pada masalah yang sedang dialami. Padahal ada yang harus

dimengerti dalam setiap hubungan yang terjalin yaitu tidak ada pasangan,

bahkan dirinya, yang sempurna. Setiap orang mempunyai pikiran, suasana

hati, keinginan yang berbeda dengan orang lain. Walaupun ketika salah satu

pasangan memutuskan mengalah untuk mencegah terjadinya konflik, konflik

itu sendiri hadir di lubuk hati yang terdalam. Hal ini yang menjadikan konflik

dalam pernikahan tidak bisa dihindari.

Semakin dekat dan semakin ketergantungan suatu hubungan maka

semakin berpotensi untuk terjadinya konflik. Selain itu, semakin banyak

pasangan menghabiskan waktu bersama dan semakin banyak kegiatan yang

dilakukan bersama maka, maka semakin sering konflik terjadi dalam

pernikahan (Miller & Pearlman, 2008). Konflik dalam pernikahan (marital

conflict) menurut Sadarjoen (2005) adalah kondisi disharmoni dalam

pernikahan dimana sering terjadi perbedaan persepsi dan harapan.

Marital conflict dapat bervariasi dari segi frekuensi, intensitas, isi, dan

resolusi, juga bisa nampak atau pun tersembunyi (Grych & Fincham, 1990).

Perilaku konflik yang nampak (overt) bisa memprediksi perceraian, tetapi

konflik itu sendiri tidak selalu terlihat ada juga yang tersembunyi (covert).

Oleh karena itu, marital conflict bisa dideteksi dari salah satu pasangan saja.

Dari segi frekuensi, marital conflict terjadi setidaknya satu atau dua kali

dalam sebulan dengan pola yang cenderung stabil pada dua tahun awal

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

42

pernikahan (Fincham & Beach, 1999). Sedangkan dari segi intensitasnya,

marital conflict dibedakan dari dimensi yang dikemukakan oleh Straus, dkk.

(1996) mulai dari negosiasi yang berlangsung, jika negosiasi tidak berjalan

dengan lancar maka muncul kekesalan yang mengarah kekerasan verbal

berupa penaikkan intonasi bicara sampai memaki pasangan. Pasangan yang

tidak bisa mengontrol ledakan emosinya, biasanya akan memuncak dengan

kekerasan fisik yang juga bisa berupa kekerasan seksual. Hal ini yang

menimbulkan bekas atau luka yang perlu diberi perhatian khusus atau tindak

lanjut untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dari konflik yang terjadi.

Terdapat konsekuensi negatif yang terjadi pada pasangan yang

mengalami marital conflict, diantaranya yaitu peningkatan resiko

psikopatologi, meningkatnya kecelakaan mobil yang berakibat fatal,

meningkatnya kasus percobaan bunuh diri, meningkatnya perlakuan kasar

antar pasangan, kehilangan daya tahan tubuh yang menyebabkan kerentanan

dalam penyakit, kematian karena penyakit yang diderita dari ketegangan

psikis, dan lain-lain (Bloom dalam Sadarjoen, 2005). Fincham (2003) juga

berpendapat bahwa orang yang mengalami konflik terus menerus dapat

mengakibatkan penurunan kesehatan seperti penyakit kanker, penyakit

jantung, dan penyakit kronis lainnya yang berhubungan dengan perubahan

imunitas tubuh, fungsi kelenjar endokrin, dan fungsi jantung.

Tidak hanya itu, dampak yang dapat ditimbulkan konflik yang terjadi

dalam pernikahan dapat merusak perkembangan anak terutama konflik yang

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

43

disertai kekerasan (Davies dan Cummings, 1994). Semakin tinggi

intensitasnya maka semakin buruk juga dampak yang ditimbulkan pada anak.

Melihat dari berbagai macam dampak yang ditimbulkan marital conflict,

akan lebih baik jika kita juga mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

marital conflict. Seperti pasangan yang mempunyai karakteristik seperti

berusia muda ketika menikah dan memiliki orang tua yang bercerai dapat

meningkatkan tingkat konflik pada pasangan (Amato dan Marriott dalam

Lavner & Bradburry, 2012). Pasangan yang menikah dini diasumsikan belum

matang secara emosional atau labil. Sedangkan riwayat orang tua yang

bercerai dapat meningkatkan konflik pada pernikahan karena keluarga

merupakan model atau tempat belajar pertama dan utama pada anak.

Faktor personal penting lainnya yang juga dapat mempengaruhi konflik

pada pernikahan adalah perbedaan jenis kelamin (Gottman & Levenson,

1988). Perempuan lebih fokus terhadap hubungan yang dijalaninya sehingga

lebih sering mendekati konflik karena ingin menyelesaikan konflik tetapi

menggunakan pendekatan emosional, sedangkan laki-laki cenderung berusaha

mencegah konflik berkepanjangan dengan segera berekonsiliasi (jika tingkat

konflik rendah) dan meghindar (jika konflik meninggi). Selain itu, pendapatan

suami yang rendah atau tekanan ekonomi juga meningkatkan interaksi negatif

dalam pernikahan (Fincham, 2003).

Hal lain yang juga berhubungan dengan konflik dalam pernikahan

adalah berpacaran sebelum menikah. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

James dan Beattie (2013) yang menyatakan bahwa pacaran sebelum menikah

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

44

secara positif berhubungan dengan marital conflict karena pada masa pacaran,

pasangan menghabiskan masa-masa romantis yang alaminya hanya bertahan

sebentar. Menurut Norton dan Miller (dalam Papalia dkk., 2007) pendidikan

juga menjadi faktor yang dapat mengarahkan konflik pada perceraian, karena

pendidikan yang baik biasanya memiliki pengetahuan tentang bagaimana

caranya mengatasi konflik.

Selain faktor personal yang sudah disebutkan, Caughlin dan Vangelisti

(2006) juga mengatakan bahwa faktor perbedaan individu, seperti konstruk

kepribadian, berhubungan dengan perilaku berkonflik. Dari kelima faktor

yang ada dalam Big Five personality factor, tipe kepribadian neuroticsm yang

berhubungan dengan kecemasan dan emosi negatif, berpengaruh secara positif

terhadap konflik, sikap negatif, dan juga demand/withdraw.

Dalam penelitian yang dilakukan Bono, dkk. (2002) menemukan tidak

hanya tipe kepribadian neuroticism, tetapi juga tipe kepribadian extraversion

dan tipe kepribadian conscientiousness yang berhubungan dengan konflik

dalam suatu hubungan. Tipe kepribadian extraversion dinilai sebagai pribadi

yang dominan cenderung mengekspresikan perasaannya ketika sedang

berkonflik sedangkan tipe kepribadian conscientiousness yang merupakan

orang yang disiplin dan terorganisir bisa menjadi sumber konflik ketika ada

perbedaan tingkat kedisiplinan pada kedua pasnagan.

Lain halnya dengan yang dinyatakan oleh Lambert dan Dollahite

(2006), menurut mereka agama bisa mempengaruhi marital conflict secara

signifikan apabila pasangan tidak memiliki tingkat keberagamaan yang sama.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

45

Tidak hanya itu, penelitian yang mereka lakukan menyatakan bahwa

kepercayaan (agama) membantu pasangan mencegah masalah dalam

hubungannya, menyelesaikan konflik, dan mengarahkan pada perdamaian

sehingga dapat mengurangi konflik yang terjadi dalam pernikahan. Pasangan

yang diteliti menyatakan bahwa agama bisa menanamkan pandangan akan

tujuan yang benar dan meningkatkan kebaikan pada sesama. Untuk

menyelesaikan konflik, pasangan mencoba untuk mempelajari dari kitab suci,

mendatangi tempat peribadatan, dan juga beribadah. Agama juga dipandang

sebagai wujud untuk menciptkan kedamaian dengan meningkatkan komitmen

berpasangan dan menanamkan keinginan untuk memaafkan sesama.

Sejalan dengan penelitian tersebut, Ahmadi, dkk. (2008) menyatakan

bahwa hubungan antara pasangan dengan Tuhan berpengaruh secara

signifikan terhadap konflik dalam pernikahan karena dapat mengembangkan

hubungan timbal balik dengan pasangan dan juga dapat membantu pasangan

untuk mendidik anak mereka.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi konflik dalam pernikahan

menurut Lian & Geok (2009) adalah dukungan sosial. Dukungan sosial dari

keluarga dan teman terdekat terbukti secara negatif berhubungan dengan

marital conflict karena mereka tidak akan membiarkan orang yang dicintai

mengalami kesedihan dan menghadapi masalah sendirian. Neff (2012) juga

menyatakan bahwa ketika tingkat dukungan sosial meningkat disertai tingkat

stres yang menurun, maka konflik yang terjadi dalam keluarga bisa berkurang

dalam satu tahun.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

46

Untuk lebih jelas, uraian tentang variabel yang akan diteliti dapat dilihat

pada bagan berikut ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Hipotesis Mayor

Ha: “Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian extraversion,

tipe kepribadian conscientiousness, tipe kepribadian neuroticism,

Intensitas Marital

Conflict

Tipe Kepribadian

Extraversion

Tipe Kepribadian

Neuroticism

Tipe Kepribadian

Conscientiousness

Dukungan Sosial

Religiusitas

Faktor Demografi:

Jenis Kelamin

Usia Menikah

Pendapatan

Riwayat Cerai Orang

Tua

Pendidikan

Riwayat Berpacaran

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

47

dukungan sosial, religiusitas, dan faktor demografi seperti jenis

kelamin, usia ketika menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat

perceraian orang tua, dan riwayat berpacaran terhadap intensitas

marital conflict pada pasangan suami istri yang tinggal di Jakarta.”

2.6.2 Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian extraversion

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian

concentiousness terhadap intensitas marital conflict pada

pasangan suami istri.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian neuroticism

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi dukungan sosial

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi religiusitas terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan dari usia menikah terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan dari pendapatan terhadap marital

conflict pada pasangan suami istri.

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

48

Ha9: Ada pengaruh yang signifikan dari pendidikan terhadap intensitas

marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha10: Ada pengaruh yang signifikan dari riwayat perceraian orang tua

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Ha11: Ada pengaruh yang signifikan dari riwayat pacaran terhadap

intensitas marital conflict pada pasangan suami istri.

Selanjutnya, dikarenakan pengujian hipotesis diatas dilakukan

dengan analisis statistik, maka hipotesis tersebut diubah menjadi

hipotesisi nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

dari tipe kepribadian extraversion, tipe kepribadian conscientiousness,

tipe kepribadian neuroticism, dukungan sosial, religiusitas, dan faktor

demografi seperti jenis kelamin, usia ketika menikah, pendapatan,

pendidikan, riwayat perceraian orang tua, dan riwayat berpacaran

terhadap intensitas marital conflict pada pasangan suami istri yang

tinggal di Jakarta. Dengan demikin hipotesis nihil inilah yang akan

diuji apakah ditolak atau diterima secara statistik (signifikan).

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

49

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari subjek

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, pengujian validitas alat ukur dan metode analisis

data.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah pasangan suami istri dengan usia pernikahan

minimal 2 tahun karena konflik pada dua tahun pertama cenderung stabil

(Fincham & Beach, 1993), berusia antara 21-50 tahun dan yang berdomisili di

Jakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 200 responden heteroseksual (laki-

laki dan perempuan).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability sampling dengan jenis teknik purposive sampling atau juga

bisa disebut sebagai accidental sampling dimana responden dipilih

berdasarkan karakteristik yang sudah diutentukan dari suatu daerah (Kerlinger,

1986).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

3.2.1 Identifikasi variabel

Variabel penelitian yang akan diteliti yaitu intensitas marital conflict,

tipe kepribadian extraversion, tipe kepribadian consientiousness, tipe

kepribadian neuroticism, dukungan sosial, religiusitas, dan faktor

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

50

demografi seperti jenis kelamin, usia saat menikah, pendapatan,

pendidikan, riwayat perceraian orang tua, dan riwayat berpacaran.

Diantara variabel yang telah disebutkan, yang merupakan variabel

dependen atau dependent variabel (DV) pada penelitian ini adalah

intensitas marital conflict sedangkan tipe kepribadian extraversion, tipe

kepribadian conscientiousness, tipe kepribadian neuroticism, dukungan

sosial, religiusitas, faktor demografi seperti jenis kelamin, usia saat

menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat perceraian orang tua, dan

riwayat berpacaran merupakan variabel independen atau independent

variabel (IV).

3.2.2 Definisi oprasional

1. Intensitas Marital Conflict

Intensitas martial conflict adalah terjadinya pertentangan pada

pasangan suami istri yang dilihat dari intensitas terjadinya konflik

yang diukur dengan menggunakan skala Conflict Tactics Scale

(CTS2) yang dibuat oleh Straus, dkk (1996) yang meliputi dimensi

negotiation (negosiasi), psychological aggresion (kekerasan

psikologis), phsyical assault (kekerasan fisik), sexual coercion

(pemaksaan hubungan seksual), injury (akibat dari konflik).

2. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik yang membedakan individu dengan

yang lain yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala

The Big Five Trait Inventory yang dibuat oleh dari Oliver P. John

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

51

dan Sanjay Srivastava (1996) dengan dimensi yang digunakan

extraversion, consientiousness, dan neurotism.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah perilaku interpersonal yang

mengkomunikasikan dukungan atara satu orang dengan yang lainnya

yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala Social

Provisions Scale dari Cutrona & Russell (1987) dengan dimensi

yang diukur adalah attachment (kelekatan), social integration

(integrasi sosial), reasurance of worth (penghargaan atau

pengakuan), reliable alliance (hubungan yang dapat diandalkan),

guidance (saran atau informasi), opportunity for nurturance

(kemungkinan membantu).

4. Religiusitas

Religiusitas dalam penelitian ini adalah seberapa kuat individu

penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (dialy

spiritual experience), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah

nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), maaf dan

memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama atau

beribadah (private religious practice), dan menggunakan agama

sebagai coping stres (religious/spiritual coping) yang dilihat dari

hasil pengukuran menggunakan skala Multi Dimensional

Measurement of Religiousness/Spirituality for Use in Health

Research yang dibuat oleh John E. Fetzer Institute (2003).

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

52

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk skala model

Likert. Item-item pada skala Likert terdiri dari pernyataan positif dan

negatif serta memiliki bobot tertentu dari setiap pilihan jawabannya.

Setiap responden yang dimintai partisipasinya dapat mempunyai

jawaban yang berbeda pada setiap item dan tidak ada jawaban yang

dianggap salah atau benar.

Adapun cara responden memberikan jawaban pada skala Likert

adalah dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif

jawaban dari 1 sampai 4. Skor untuk jawaban pada item positif

(favorable): Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1, Tidak Sesuai (TS) = 2,

Sesuai (S) = 3, Sangat Sesuai (SS) = 4, dan sebaliknya untuk item

negatif (unfavorable) yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS) = 4, Tidak Sesuai

(TS) = 3, Sesuai (S) = 2, Sangat Sesuai (SS) = 1.

Begitu pula dengan skor alat ukur religiusitas dengan pilihan

jawaban pada item positif (favorable): Tidak Pernah (TP) = 1, Jarang (J)

= 2, Sering (S) = 3, Sangat Sering (SS) = 4, dan sebaliknya untuk item

negatif (unfavorable): Tidak Pernah (TP) = 4, Jarang (J) = 3, Sering (S)

= 2, Sangat Sering (SS) = 1.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

53

Tabel 3.1

Blue Print Skoring Alat Ukur

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

STS / TP 1 4

TS / J 2 3

S / S 3 2

SS / SS 4 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar identitas diri yang berisi faktor-faktor demografi seperti jenis

kelamin, usia ketika menikah, pendapatan pokok per bulan,

pendidikan, riwayat orang tua bercerai, dan riwayat berpacaran

sebelum menikah.

2. Alat ukur intensitas marital conflict

Skala marital conflict yang disusun dalam 32 item berdasarkan The

Revised Conflict Tactics Scale atau CTS2 yang disusun oleh Straus

dkk. (1996) dengan penggelompokan dimensi-dimensi didalamnya,

yaitu negotiation (negosiasi), psychological aggression (kekerasan

psikologis), phisical assault (kekerasan fisik), sexual coercion

(pemaksaan seksual), dan injury (luka akibat dari konflik). Berikut

adalah blue print skala intensitas marital conflict:

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

54

Tabel 3.2

Blue Print Skala Marital Conflict

Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Negotiation Menunjukkan kepedulian ketika

menghadapi masalah

1,2 9, 10 4

Mencoba berkompromi ketika

menghadapi masalah

- 3, 4, 31, 32 4

Psychologycal

aggression

Perilaku yang dapat menyakiti

pasangan secara verbal

5, 6, 15, 16,

19, 20

- 6

Perilaku yang dapat menyakiti

pasangan secara psikologis

17, 18, 27,

28, 21, 22

- 6

Physical Assault Perilaku yang dapat menyakiti

pasangan secara fisik

13, 14, 23,

24

- 4

Sexual Coercion Perilaku yang memaksa pasangan

terkait aktivitas seksual

25, 26, 29,

30 - 4

Injury Scale Hasil dari tindak kekerasan yang

dilakukan oleh pasangan

7, 8, 11, 12 - 4

Jumlah 24 6 32

3. Alat Ukur Kepribadian Big Five

Skala kepribadian big five terdiri atas 18 item berdasarkan skala Big

Five Inventory (BFI) milik Oliver P. John & Sanjay Srivastava (1999)

dengan pengelompokan melalui dimensi kepribadian big five, yaitu

tipe kepribadian extraversion, tipe kepribadian conscientiousnes, dan

tipe kepribadian neuroticism. Berikut adalah blue print skala

kepribadian big five:

Tabel 3.3

Blue Print Skala Kepribadian Big Five

Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Tipe Kepribadian

Extraversion

Memiliki sifat energik, antusias, dominan,

ramah, dan suka berbicara

1, 5, 15,

11

3, 13 6

Tipe Kepribadian

Concentiousness

Memiliki sifat dapat diandalkan, tanggung

jawab, terorganisir, waspada

2, 6, 12 8, 10,17 6

Tipe Kepribadian

Neuroticism

Memiliki sifat mudah cemas, tegang, dan

depresi.

4, 14, 16,

18

9, 7 6

Jumlah 11 7 18

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

55

4. Alat Ukur Dukungan Sosial

Skala dukungan sosial terdiri dari 24 item yang dimodifikasi dari

skala The Social Provision Scale yang dikembangkan oleh Cutrona &

Russell (1987) dengan pengelompokan berdasarkan dimensi-dimensi:

attachment, social integration, reassurance of worth, reliable

alliance, guidance, dan opportunity for nurturance. Berikut adalah

blue print skala dukungan sosial:

Tabel 3.4

Blue Print Skala Dukungan Sosial

Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Guidance Kemugkinan mendapatkan

informasi, saran, atau nasihat untuk

mengatasi masalah yang dihadapi

11, 15 3, 18 4

Reassurance of worth Mendapat pengakuan atas

kemampuan dan keahliannya

12, 20 6, 8 4

Social integration Memiliki perasaan berkelompok

untuk berbagi minat dan perhatian

5, 7 13 3

Attachment Mempunyai kedekatan emosional

sehingga menimbulkan rasa aman

10, 16 2 3

Nurturance Perasaan dibutuhkan oleh orang lain 4 14 2

Reliable Alliance Ada orang yang dapat diandalkan

ketika membutuhkan bantuan

1, 19 9, 17 4

Jumlah 11 9 20

5. Alat Ukur Religiusitas

Skala religiusitas yang disusun dalam 24 item berdasarkan Fetzer

(2003) yang berjudul Multidimensional Measurement of

Religiousness, Spiritually For Use In Health.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

56

Tabel 3.5

Blue Print Skala Religiusitas

Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

Daily Spiritual

Experience

Merasakan adanya Tuhan

Mendapatkan sesuatu dari agama

1, 4

2, 3

-

-

2

2

Value Saling tolong menolong

Saling menghormati

5, 7

6, 8

-

-

2

2

Belief Keyakinan terhadap Tuhan

Keyakinan terhadap nilai-nilai agama

9, 10

11, 24

-

-

2

2

Forgiveness Dapat memaafkan orang lain

Dapat memaafkan diri sendiri

Merasa diampuni oleh Tuhan

14

12

16

15

13

17

2

2

2

Private Religious Melakukan praktik agama 18, 19, 20 - 3

Religious/Spiritual

Coping

Meminta solusi kepada Tuhan 21, 22, 23 - 3

Jumlah 21 3 24

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam pengujian validitas, digunakan CFA (confirmatory Factor

Analysis) untuk mengetahui apakah seluruh item mengukur apa yang hendak

diukur dan apakah masing-masing item signifikan dalam mengukur hal

tersebut. Pengujian CFA dilakukan dengan cara membandingkan sejauh mana

matriks korelasi hasil estimasi menggunakan teori dengan matriks korelasi

yang diperoleh dari data. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan teori adalah

konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang sama (undimensional)

yaitu konstruk yang hendak di ukur.

Oleh karena itu, digunakan CFA (Confimatory Factor Analysis) untuk

pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software LISREL 8.70.

Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut (Umar, 2011):

1. Sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara

operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

57

mengukurnya. Kemampuan ini disebut dengan faktor. Sedangkan

pengukuran terhadap faktor dilakukan melalui analisis terhadap respon

(jawaban) atas item-itemnya.

2. Setiap item diteorikan hanya mengukur atau memberi informasi tentang

satu faktor tertentu saja. Artinya baik item maupun subtes bersifat

unidimensional.

3. Berdasarkan teori yang dipaparkan dapat disusun sehimpunan persamaan

matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

(dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar item yang

seharusnya akan diperoleh jika teori tersebut benar (unidimensional).

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑). Kemudian matriks ini akan

dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh secara empiris dari

data (disebut matriks S). Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka

seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara elemen matriks ∑

dengan elemen matriks S. Secara matematis dapat dituliskan: S-∑=0

4. Pernyataan matematik inilah yang dijadikan hipotesis nihil yang akan

dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini dilakukan uji signifikasi

dengan Chi Square. Jika Chi Square yang dihasilkan tidak signifikasi

(nilai p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang

menyatakan: “tidak ada perbedaan antara matriks S dan ∑” tidak ditolak.

Artinya teori yang menyatakan bahwa semua item mengukur hal yang

sama dapat diterima kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya jika

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

58

Chi Square yang diperoleh signifikan maka hipotesis nihil S-∑=0 ditolak.

Artinya teori tersebut tidak didukung oleh data (ditolak).

5. Jika teori diterima (model fit) langkah selanjutnya adalah menggunakan

hipotesis tentang signifikan tidaknya masing-masing item dalam

mengukur apa yang hendak diukur (kemampuan berpikir analogis). Uji

hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan berarti item

yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Dengan cara seperti ini, dapat dinilai item yang mana yang valid dan yang

tidak valid di dalam konteks validitas konstruk. Dengan kata lain, analisis

faktor konfirmatori dalam hal ini adalah pengujian terhadap hipotesis nihil

(H0): S-∑=0. Artinya, tidak ada perbedaaan antara matriks korelasi yang

diharapkan dengan matriks korelasi yang diperoleh dari hasil observasi.

Kriteria item yang baik pada CFA adalah:

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan

melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah

jika t > 1,96 maka item tersebut tidak akan didrop dan sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah

diskoring dengan favorable (pada skala Likert 1-4), maka nilai koefisien

muatan faktor harus bermuatan positif dan sebaliknya. Apabila item

favorable namun koefisien muatan faktor bernilai negatif maka item

tersebut akan didrop dan sebaliknya.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

59

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi

maka item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain

mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal yang lain.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Intensitas Marital Conflict

Peneliti menguji apakah ketiga puluh dua item yang ada bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur intensitas marital conflict.

Dari hasil analisis CFA model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 828.07, df = 464, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.379. Oleh sebab

itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebeaskan satu sama lainnya, sehingga

diperoleh model fit seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 berikut:

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

60

Gambar 3.1 Analisis Konfirmatorik dari Intensitas Marital Conflict

Dari Gambar 3.1, nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05, yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu intensitas marital conflict.

Namun dari modifikasi tersebut terdapat kesalahan pengukuran pada

beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

61

beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensional pada dirinya

masing-masing. Oleh karena itu, setelah didaptkan model fit, peneliti

melihat kembali apakah ada item yang memiliki korelasi kesalahan lebih

dari tiga. Dari korelasi kesalahan pengukuran item tersebut tidak terlihat

item yang memiliki kesalahan pengukuran yang berkorelasi dengan item

lainnya.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Intensitas Marital Conflict

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

1 -0.02 0.11 -0.22 X

2 0.15 0.11 1.38 V

3 0.47 0.10 4.51 V

4 0.41 0.11 3.97 V

5 0.31 0.11 2.93 V

6 0.27 0.11 2.54 V 7 0.76 0.10 7.75 V

8 0.78 0.10 7.99 V

9 0.75 0.10 7.68 V 10 0.71 0.10 7.14 V

11 -0.28 0.11 -2.66 X

12 -0.26 0.11 -2.51 X 13 0.90 0.09 9.62 V

14 0.85 0.10 8.91 V

15 0.60 0.10 5.98 V 16 0.63 0.10 6.21 V

17 0.78 0.10 8.06 V

18 0.79 0.10 8.17 V 19 0.78 0.10 7.96 V

20 0.84 0.10 8.77 V

21 0.78 0.10 7.99 V 22 0.78 0.10 7.98 V

23 0.77 0.10 7.93 V

24 0.80 0.10 8.27 V 25 0.79 0.10 8.09 V

26 0.69 0.10 6.95 V 27 0.35 0.10 3.32 V

28 0.39 0.10 3.70 V

29 0.36 0.10 3.48 V 30 0.44 0.10 4.24 V

31 0.46 0.10 4.29 V

32 0.44 0.10 4.26 V

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

62

Berdasarkan Tabel 3.6, nilai t bagi koefisien faktor semua item

signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui terdapat item yang

muatan faktornya negatif yaitu item nomor 1, 11 dan 12.

Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di-drop, adalah

item nomor 1, 11, dan 12, yang artinya item tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

Langkah terakhir yaitu item-item yang tidak di-drop dihitung skor

faktornya. Skor faktornya dihitung untuk menghindari estimasi bias dari

kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini tidak

menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung

true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor

yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun rumus T Score yaitu:

Tscore (10 x skor faktor) + 50

Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score,

nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan

regresi. Perlu dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua

variabel pada penelitian ini.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kepribadian

1. Tipe Kepribadian Extraversion

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur tipe kepribadian extraversion. Dari hasil

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

63

analisis CFA model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

124.29, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.254. Oleh sebab itu,

peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebeaskan satu sama lainnya,

sehingga diperoleh model fit seperti yang terlihat pada Gambar 3.2

berikut:

Gambar 3.2 Analisis Konfirmatorik dari Tipe Kepribadian

Extraversion

Dari Gambar 3.2, nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05,

yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu tipe kepribadian

extraversion. Namun dari modifikasi tersebut terdapat kesalahan

pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat

multidimensional pada dirinya masing-masing. Oleh karena itu, setelah

didaptkan model fit, peneliti melihat kembali apakah ada item yang

memiliki korelasi kesalahan lebih dari tiga. Dari korelasi kesalahan

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

64

pengukuran item tersebut tidak terlihat item yang memiliki kesalahan

pengukuran yang berkorelasi dengan item lainnya.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat

pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Extraversion

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.7, nilai t bagi koefisien faktor semua item

signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak. Dari Tabel 3.7, pada

kolom koefisien terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item

nomor 11.

Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di drop

adalah item nomor 11, yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis

dalam perhitungan skor faktor.

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

1 0.74 0.08 9.62 V

3 0.80 0.08 10.22 V

5 0.21 0.08 2.63 V

11 -0.01 0.08 -0.15 X

13 0.19 0.08 2.35 V

15 0.51 0.08 6.76 V

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

65

2. Tipe Kepribadian Conscientiousness

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur tipe kepribadian conscientiousness. Dari

hasil analisis CFA model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square = 53.66, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.158. Oleh sebab

itu, peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebeaskan satu sama

lainnya, sehingga diperoleh model fit seperti yang terlihat pada Gambar

3.3 berikut:

Gambar 3.3 Analisis Konfirmatorik dari Tipe Kepribadian

Conscientiousness

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diketahui nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05,

yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu hal saja yaitu tipe

kepribadian conscientiousness. Namun dari modifikasi tersebut

terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

66

berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut

sebenarnya bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing.

Oleh karena itu, setelah didaptkan model fit, peneliti melihat kembali

apakah ada item yang memiliki korelasi kesalahan lebih dari tiga. Dari

korelasi kesalahan pengukuran item tersebut tidak terlihat item yang

memiliki kesalahan pengukuran yang berkorelasi dengan item lainnya.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat

pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Conscientiousness

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.8, nilai t bagi koefisien faktor semua item

signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari

item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka dari Tabel 3.8

diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

2 0.70 0.07 9.93 V

6 0.48 0.08 6.42 V

8 0.56 0.08 7.29 V

10 0.66 0.07 9.69 V

12 0.72 0.07 10.92 V

17 0.33 0.08 4.32 V

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

67

Dengan demikian secara keseluruhan tidak ada item yang akan

di-drop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam perhitungan

skor faktor.

3. Tipe Kepribadian Neuroticism

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur tipe kepribadian neuroticism. Dari hasil

analisis CFA model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

65.99, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.178. Oleh sebab itu,

peneliti perlu melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebeaskan satu sama lainnya,

sehingga diperoleh model fit seperti yang terlihat pada Gambar 3.4

berikut:

Gambar 3.4 Analisis Konfirmatorik dari Tipe Kepribadian

Neurotism

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05,

yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu hal saja yaitu tipe

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

68

kepribadian neuroticism. Namun, terdapat kesalahan pengukuran pada

beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan

bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensional

pada dirinya masing-masing. Oleh karena itu, setelah didaptkan model

fit, peneliti melihat kembali apakah ada item yang memiliki korelasi

kesalahan lebih dari tiga. Dari korelasi kesalahan pengukuran item

tersebut tidak terlihat item yang memiliki kesalahan pengukuran yang

berkorelasi dengan item lainnya.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item yang tersisa

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat

pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian Neuroticism

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.9, nilai t bagi koefisien faktor pada item

nomor 4 dan 7 tidak signifikan karena t > 1.96 dan setelah itu data

tidak bisa diproses. Oleh karena itu, item nomor 4 dan 7 tidak

diikutsertakan dalam penghitungan faktor kepribadian neuroticism.

Dari item yang lainnya, kita melihat muatan faktor dari item, apakah

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

9 0.43 0.08 5.12 V

14 0.92 0.12 7.64 V

16 0.51 0.09 5.66 V

18 0.46 0.09 5.25 V

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

69

ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang

bermuatan negatif.

Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di-drop

adalah item nomor 4 dan 7 atau tidak dikutsertakan dalam

penghitungan skor faktor.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur dukungan sosial. Dari hasil analisis CFA

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 31.27, df = 2, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.271. Oleh sebab itu, peneliti perlu

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebeaskan satu sama lainnya, sehingga diperoleh

model fit seperti yang terlihat pada Gambar 3.5 berikut:

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

70

Gambar 3.5 Analisis Konfirmatorik dari Dukungan Sosial

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05, yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu hal saja yaitu dukungan sosial. Namun,

terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling

berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut

sebenarnya bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing. Oleh

karena itu, setelah didaptkan model fit, peneliti melihat kembali apakah

ada item yang memiliki korelasi kesalahan lebih dari tiga. Dari korelasi

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

71

kesalahan pengukuran item tersebut item-item yang akan di-drop yaitu

item nomor 3 dan 18.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item yang signifikan tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel

3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Dukungan Sosial

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.10, nilai t bagi koefisien faktor item nomor 6

dan 7 tidak signifikan karena t 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor

dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak

terdapat item yang muatan faktornya negatif.

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

1 0.59 0.11 5.52 V

2 0.72 0.11 6.87 V

3 0.67 0.11 6.34 V

4 0.35 0.11 3.16 V

5 0.28 0.11 2.57 V

6 0.03 0.11 0.30 X

7 0.19 0.11 1.70 X

8 0.38 0.11 3.44 V

9 0.54 0.11 5.02 V

10 0.57 0.11 5.29 V

11 0.55 0.11 5.13 V

12 0.63 0.11 5.97 V

13 0.66 0.10 6.25 V

14 0.47 0.11 4.30 V

15 0.73 0.10 7.01 V

16 0.72 0.11 6.88 V

17 0.71 0.10 6.85 V

18 0.52 0.11 4.73 V

19 0.63 0.11 5.89 V

20 0.84 0.10 8.23 V

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

72

Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di-drop, adalah

item nomor 5, 6, 7, dan 8, yang artinya item tidak akan ikut dianalisis

dalam perhitungan skor faktor.

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Religiusitas

Peneliti menguji apakah keempat item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur religiusitas. Dari hasil analisis CFA model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 373.35, df = 252, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.049. Oleh sebab itu, peneliti perlu

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebeaskan satu sama lainnya, sehingga diperoleh

model fit seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6 Analisis Konfirmatorik dari Religiusitas

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

73

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya,

maka diperoleh nilai Chi-square menghasilkan P-value > 0.05, yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu hal saja yaitu religiusitas. Namun, terdapat

kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi,

sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya

bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing. Oleh karena itu,

setelah didaptkan model fit, peneliti melihat kembali apakah ada item yang

memiliki korelasi kesalahan lebih dari tiga. Dari modifikasi tersebut tidak

terdapat item yang berkorelasi lebih dari tiga.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel

3.11.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

74

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Religiusitas

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 3.11, nilai t bagi koefisien faktor item nomor 6, 13,

dan 17 tidak signifikan karena t 1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor

dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak. Dari Tabel 3.11

maka diketahui item nomor 13 muatan faktornya negatif.

Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan di-drop, adalah

item nomor 6, 13, dan 17 yang artinya item tidak akan ikut dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa prosedur untuk

pengumpulan data, diantaranya yaitu:

No. Item Koefisien Standart Error Nilai t Signifikan

1 0.66 0.10 6.60 V

2 0.94 0.09 10.04 V

3 0.78 0.10 7.91 V

4 0.90 0.09 9.49 V

5 0.33 0.11 3.09 V

6 0.44 0.10 0.44 X

7 0.57 0.10 5.60 V

8 0.82 0.10 8.49 V

9 0.93 0.10 9.96 V

10 0.91 0.09 9.59 V

11 0.66 0.09 6.63 V

12 0.33 0.10 3.09 V

13 -0.05 0.11 -0.46 X

14 0.48 0.11 4.70 V

15 0.33 0.10 3.11 V

16 0.66 0.11 6.58 V

17 0.06 0.10 0.52 X

18 0.40 0.11 3.82 V

19 0.72 0.10 7.24 V

20 0.49 0.10 4.78 V

21 0.63 0.10 6.27 V

22 0.87 0.10 9.06 V

23 0.88 0.10 9.26 V

24 0.63 0.10 6.20 V

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

75

1. Melakukan adaptasi dengan menterjemahkan item-item alat ukur yang

digunakan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

2. Menyusun kuesioner yang akan disebar dengan menyertakan inform

consent serta instrumen lainnya beserta petunjuk pengisian.

3. Meminta dosen pembimbing dan orang yang non-psikologi untuk

mengoreksi agar menjadi kuesioner yang baik dan dapat dimengerti

responden.

4. Sesudah disetujui oleh dosen pembimbing, menyiapkan surat izin

penelitian.

5. Memperbanyak jumlah skala untuk pengambilan data dan mempersiapkan

peralatan yang akan digunakan seperti pulpen dan reward yang akan

diberikan kepada responden.

6. Menyebarkan kuesioner kepada responden sesuai dengan target.

7. Melakukan pengujian terhadap data yang didapatkan.

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan jawaban utama dari penelitian ini, apakah terdapat

pengaruh dari variabel-varaibel independent terhadap variabel dependent dan

untuk mengetahui seberapa besar sumbangan dari setiap variabel terhadap

intensitas marital conflict. Peneliti menggunakan teknik analisis regresi

berganda untuk mengetahui akibat-akibat dan besarnya akibat dari lebih dari

satu variabel independent terhadap variabel dependent serta dengan

menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi dari Kerlinger (1986).

Adapun persamaan umum dari analisis regresi berganda, yaitu:

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

76

Y = a + b1X1 +

b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+b11X11 +e

Keterangan:

Y = Intensitas marital conflict

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = dimensi tipe kepribadian extraversion

X2 = dimensi tipe kepribadian conscientiousness

X3 = dimensi tipe kepribadian neuroticism

X4 = dimensi dukungan sosial

X5 = dimensi religiusitas

X6 = variabel jenis kelamin

X7 = variabel usia saat menikah

X8 = variabel pendapatan

X9 = variabel pendidikan

X10 = variabel riwayat perceraian orang tua

X11 = variabel riwayat berpacaran

e = residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas merupakan

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini,

true score adalah skor faktor yang dianalisis dengan menggunakan software

SPSS 17.0 dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian

tidak perlu dilaporkan reliabilitasnya. True score inilah yang akan diteliti

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

77

dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis penelitian yang

dibahas pada bab 2.

Dalam regresi berganda, besarnya proporsi varians intensitas marital

conflict yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh variabel bebas yang

diteliti bisa diukur menggunakan R2, dimana:

Jumlah kuadrat regresi SSreg

R2 = =

Jumlah kuadrat y total SSy

Berikutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau

tidak, dapat mengujinya dengan menggunakan uji F. untuk membuktikan hal

tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

R2 / k

F =

(1 – R2) / (N – k – 1)

Adapun pembilang di sini R2 itu sendiri dengan df-nya (dilambangkan

dengan k), yaitu sejumlah variabel bebas yang dianalisis, sedangkan

penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan df-nya N – k – 1 dimana N adalah jumlah

sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya dapat dilihat apakah variabel

bebas yang diujikan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.

Untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel bebas

signifikan terhadap variabel terikat, maka peneliti melakukan uji t. Uji t

dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

78

b

t =

Sb

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb aalah standar deviasi sampling

dari koefisien b. Hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan

dilakukan oleh peneliti nantinya. Adapun seluruh perhitungan penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

79

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini peneliti menguraikan gambaran subyek penelitian, deskripsi

data, analisis data, dan hasilnya.

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Subjek dalam penelitian ini sebanyak 200 orang yang berusia dewasa

pada rentang usia 22 - 55 tahun yang sudah menikah dan telah menikah

minimal dua tahun. Gambaran subjek menurut jenis kelamin, dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Persentase

Laki-laki 102 51%

Perempuan 98 49%

Total 200 100%

Dari Tabel 4.1, diketahui responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki

dengan jumlah responden sebanyak 102 orang atau dengan persentase

sebesar 51%, sedangkan responden perempuan dengan jumlah 98 orang

atau dengan persentase 49%.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

80

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Ketika Menikah

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan usia ketika menikah,

peneliti membaginya berdasarkan jarak usia ketika menikah yang

termuda hingga yang paling tua. Adapun usia ketika menikah termuda

adalah 16 tahun, sedangkan yang paling tua adalah 41 tahun. Karena usia

ketika menikah yang paling tua terlalu jauh jaraknya dan frekuensi

menikah pada usia diantara 40 tahun sangat sedikit, maka peneliti

membaginya seperti yang terlihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Subjek Berdasarkan Usia Ketika Menikah

Usia Ketika Menikah N Persentase

16 – 23 tahun 80 40%

24 – 31 tahun 104 52%

32 tahun ke atas 16 8%

Total 200 100%

Dalam penelitian ini, responden yang menikah pada usia 24 – 31

tahun mendominasi dengan perolehan sebesar 104 responden atau 52%

dari keseluruhan responden. Hal ini juga bisa dikatakan responden yang

memutuskan menikah sudah mempunyai kesadaran tentang pentingnya

tingkat kematangan sebelum menikah.

Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-

rata lebih dari dua kelompok (usia ketika menikah) yang berbeda atau

tidak berhubungan dengan variabel dependen intensitas marital conflict,

dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

81

Tabel 4.3

Perbedaan Intensitas Marital Conflict pada Usia Menikah

Intensitas

Marital Conflict N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean F Sig.

16 -23 80 51.8159 9.53722 1.06629 6.498 .002

24-31 104 49.7524 9.61639 .94296

32 keatas 16 42.5298 7.82887 1.95722

Total 200 50.0000 9.71788 .68716

Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat

intensitas marital conflict antara usia ketika menikah 16-23 tahun, 24-31

tahun, dan 32 tahun keatas yang ditunjukkan pada nilai Sig. yaitu 0.002

0.05.

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan pendapatan, peneliti

membaginya berdasarkan standar pendapatan di Jakarta. Di mana

responden yang terdapat dalam penelitian ini berada pada lower, middle,

dan upper. Pada lower rentang pendapatan antara 0 – Rp 3.500.000,- per

bulan, middle rentang pendapatannya antara Rp 3.500.000 – Rp

7.000.000,- per bulan dan pada upper adalah Rp 7.000.000,- keatas per

bulan

Tabel 4.4

Jumlah Subjek Berdasarkan Pendapatan per Bulan

Pendapatan per Bulan N Persentase

Lower 114 57%

Middle 65 32.5%

Upper 21 10.5%

Total 200 100%

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

82

Hasil pada Tabel 4.4 memperlihatkan responden yang ikut serta

dalam penelitian ini paling banyak berasal dari ekonomi kelas rendah

dengan pendapatan pokok dibawah Rp 3.500.000,- per bulannya. Hasil

ini menunjukkan bahwa masih banyak penduduk Jakarta yang hidup

dibawah rata-rata, dengan catatan dalam penelitian ini tidak

mengikutsertakan sumber pendapatan lain.

4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan pendidikan, peneliti

membaginya berdasarkan jenjang pendidikan yang ada. Di mana

responden yang terdapat dalam penelitian ini berada pada jenjang

pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma, S1, S2, dan S3.

Tabel 4.5

Jumlah Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir N Persentase

SD 23 11.5%

SMP 23 11.5%

SMA 101 50.5%

Diploma 8 4%

S1 36 18%

S2 9 4.5%

Total 200 100%

Responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang

memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 50.5% dari keseluruhan

sampel. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden sudah

menyelesaikan pendidikan yang wajib dan terlihat ada sebagian

responden yang peduli akan kelanjutan pendidikannya.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

83

4.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Perceraian Orang Tua

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan perceraian orang tua,

peneliti membaginya berdasarkan kondisi pernikahan orang tua. Di mana

responden yang terdapat dalam penelitian ini berada pada kondisi

dengan orang tua yang pernah bercerai atau orang tua yang tidak pernah

bercerai.

Tabel 4.6

Jumlah Subjek Berdasarkan Riwayat Perceraian Orang Tua

Orang Tua Responden N Persentase

Bercerai 14 7%

Tidak bercerai 186 93%

Total 200 100%

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa mayoritas responden, sebanyak

93%, orang tuanya tidak bercerai. Hal ini menunjukkan bahwa pasangan

yang lebih tua memilih bertahan dalam pernikahannya.

4.1.6 Gambaran Responden Berdasarkan Riwayat Berpacaran

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan riwayat berpacaran. Di

mana responden yang terdapat dalam penelitian ini digolongkan ke

dalam pacaran dan tidak pacaran sebelum menikah.

Tabel 4.7

Jumlah Subjek Berdasarkan Berpacaran Sebelum Menikah

Sebelum Menikah N Persentase

Tidak berpacaran 23 11.5%

Pacaran 177 88.5%

Total 200 100%

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan dari

responden, sebesar 88.5%, menjalani hubungan berpacaran sebelum

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

84

menikah. Disini terlihat adanya kepedulian akan perkenalan lebih jauh

dari calon pasangan sebelum akhirnya menjadi pasangan seumur hidup.

4.2 Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara detail tentang hasil penelitian, perlu dijelaskan

bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor yang

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,

penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item

seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum

likelihood, skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh

maximum likelihood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan.

Adapun true score yang dihasilkan oleh maximum likelihood satuannya

berbentuk Z-score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua

skor ditransformasi ke skala T yang semuanya positif dengan menetapkan

mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan

proses komputasi melalui formula T-score = z.10 + 50.

Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran tentang statistik dari variabel-

variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah mean,

standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing

variabel. Adapun nilai-nilai tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.8.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

85

Tabel 4.8

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.deviasi

Intensitas Marital Conflict 200 33.56 72.59 50.00 9.71

Tipe Kepribadian Extraversion 200 31.66 70.53 50.00 8.40

Tipe Kepribadian

Concentiousness

200 26.01 69.23 50.00 8.46

Tipe Kepribadian Neuroticsm 200 26.19 75.49 50.00 8.18

Dukungan Sosial 200 6.19 79.56 50.00 9.47

Religiusitas 200 31.85 63.79 50.00 9.74

Mengingat semua skor telah diletakkan pada skala yang sama, maka

semua mean pada setiap skala adalah 50. Dari tabel 4.8 dapat diketahui skor

terendah DV (intensitas marital conflict) sebesar 33.56 dan skor tertinggi

sebesar 72.59. Pada tipe kepribadian extraversion skor terendah sebesar 31.66

dan skor tertinggi sebesar 70.53. Kemudian pada tipe kepribadian

conscientiousness skor terendah sebesar 26.01 dan skor tertinggi sebesar

69.23. Pada tipe kepribadian neuroticism skor terendah sebesar 26.19 dan skor

tertinggi sebesar 75.49. Skor terendah dari variabel dukungan sosial adalah

sebesar 6.19 dan skor tertinggi sebesar 79.56. Pada variabel religiusitas skor

terendah sebesar 31.85 dan skor tertinggi sebesar 63.79.

4.3 Kategorisasi skor variabel penelitian

Setelah melakukan deskripsi statistik dari masing-masing variable penelitian,

maka hal yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data

penelitian. Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke

dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

86

adalah dari rendah ke tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi

variabel penelitian.

Dalam hal ini, ditetapkan norma dari skor dengan menggunakan standar

deviasi dan mean dari Tabel 4.8 sebelumnya. Adapun norma skor tersebut

dapat digambarkan dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Norma Skor Variabel

Norma Interpretasi

X < M-1SD Rendah

M-1SD≤X≤M1SD Sedang

X > M1SD Tinggi

Dari norma skor variabel di atas, maka akan diperoleh kategorisasi dari

masing-masing variabel. Variabel yang hanya menggunakan norma ini hanya

untuk kategorisasi variabel intensitas marital conflict, dukungan sosial, dan

religiusitas. Sedangkan untuk kategorisasi tipe kepribadian extraversion, tipe

kepribadian conscientiousness, dan tipe kepribadian neuroticism

menggunakan norma sebagai berikut:

Tabel 4.10

Norma Skor Variabel Kepribadian

Norma Interpretasi

X < Mean Rendah

X > Mean Tinggi

Setelah kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai

presentase kategori untuk variabel intensitas marital conflict, dukungan sosial,

religiusitas, tipe kepribadian extraversion, tipe kepribadian conscientiousness,

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

87

dan tipe kepribadian neuroticism, sebagaimana yang terangkum pada Tabel

4.11.

Tabel 4.11

Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Variabel Kategori dan Presentasi Skor

Total Rendah % Sedang % Tinggi %

Intensitas marital

conflict

45 22.5 95 47.5 60 30.00 200

Dukungan sosial 7 3.5 179 89.5 14 7.0 200

Religiusitas 66 33 77 38.5 57 28.5 200

Tipe kepribadian

extraversion

90 45 - - 110 55 200

Tipe kepribadian

conscientiousness

129 64.5 - - 71 35.5 200

Tipe kepribadian

neuroticism

116 58 - - 84 42 200

Berdasarkan Tabel 4.11, dapat dikatakan bahwa data hasil kategorisasi

inetnsitas marital conflict, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

memiliki intensitas marital conflict berkategori sedang sebanyak 95 subjek

(47.5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini

cenderung memiliki intensitas marital conflict yang sedang atau dapat

dikatakan konflik terjadi namun tidak sampai merusak hubungan pernikahan

itu sendiri. Pada kategorisasi dukungan sosial, sebagian besar responden ada

pada kategori sedang dengan perolehan sebesar 179 atau 89.5%. dengan kata

lain responden pada penelitian ini mendapatkan dukungan yang cukup dari

lingkungan sosialnya seperti teman dekat dan keluarga. Sedangkan pada

religiusitas, persentase kategorisasi hampir berimbang dengan kategori

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

88

terbesar ada pada kategori sedang dengan perolehan sebesar 77 atau 38.5%. ini

menunjukkan bahwa sepertiga dari responden memiliki religiusitas yang

sedang, tidak kekurangan maupun mencapai kesempurnaan beragama.

4.4 Uji hipotesis

Pada tahapan ini dilakukan pengujian hipotesis penelitian dengan teknik

analisis regresi dengan menggunakan software SPSS 17.0. Dalam regresi ada

empat hal yang dilihat, yaitu pertama melihat besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Kedua

melihat apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap

DV. Ketiga melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-

masing IV. Kemudian yang terakhir adalah melihat besarnya sumbangan dari

setiap IV pada DV dan melihat signifikansinya.

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Langkah pertama adalah menganalisis dampak dari seluruh IV

terhadap intensitas marital conflict. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada

Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Intensitas Marital Conflict yang Dipengaruhi oleh IV

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error

of the Estimate

1 .654 .428 .394 7.56344

Dari Tabel 4.12 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar

0.449 atau 42.8% yang artinya 42.8% variasi dari intensitas marital

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

89

conflict pada pasangan menikah di Jakarta yang dijelaskan oleh variasi

seluruh independen variabel, sedangkan 58.2 % sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak atau pengaruh dari

seluruh independen variabel terhadap intensitas marital conflict. Adapun

hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Perbedaan Intensitas Marital Conflict untuk Masing-masing IV

Model Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

1 Regression 8038.356 11 730.760 12.774 .000

Residual 10754.662 188 57.206

Total 18793.017 199

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikannya

adalah 0.000 (sig < 0.05), artinya hipotesis nihil, yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang signifikan seluruh IV terhadap intensitas marital

conflict, ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari tipe kepribadian (extraversion, concentiousness,

neuroticsm), dukungan sosial, religiusitas, dan faktor demografi (jenis

kelamin, usia ketika menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat cerai

orang tua, dan riwayat berpacaran) terhadap intensitas marital conflict.

Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi masing-

masing IV. Jika nilai sig 0,05 maka koefisien regresi tersebut

signifikan yang berarti bahwa IV tersebut memiliki dampak atau

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

90

pengaruh yang signifikan terhadap intensitas marital conflict. Adapun

penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14

Koefisien Regresi Masing-masing IV

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 81.583 7.402 11.022 .000

Extraversion -.048 .073 -.041 -.657 .512

Conscientiousness -.144 .068 -.126 -2.122 .035

Neuroticism .094 .072 .079 1.303 .194

Dukungan Sosial .057 .066 .056 .872 .385

Religiusitas -.560 .061 -.561 -9.133 .000

Jenis Kelamin -.859 1.258 -.044 -.683 .495

Usia Menikah -3.060 .975 -.194 -3.139 .002

Pendapatan 1.949 1.008 .136 1.934 .055

Pendidikan -.580 .545 -.078 -1.064 .289

Riwayat Perceraian

Orang Tua

.237 1.958 .007 .121 .940

Riwayat Pacaran 3.008 1.768 .099 1.701 .091

a. Dependent Variable: Intensitas Marital Conflict

Berdasarkan koefisien regresi pada Tabel 4.14 di atas dapat

disampaikan regresi sebagai berikut:

Marital Conflict = 81.583 – 0.041 extraversion – 0.126

conscientiousness + 0.079 neuroticsm 0.056 dukungan sosial -

0.561 religiusitas - 0.044 jenis kelamin – 0.194 usia menikah +

0.136 pendapatan – 0.078 pendidikan + 0.007 riwayat perceraian

orang tua + 0.099 riwayat pacaran + e

Keterangan: Signifikan ()

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

91

Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, kita cukup melihat nilai sig. pada Tabel 4.14, jika p < 0.05,

maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap

intensitas marital conflict dan sebaliknya. Berdasarkan hasil di atas ada

tiga koefisien regresi yang signifikan pengaruhnya terhadap intensitas

marital conflict, sedangkan yang lainnya tidak. Penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh masing-masing IV adalah sebagai

berikut:

1. Variabel tipe kepribadian extraversion: Diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar -0.041 (p 0.05), yang berarti bahwa variabel tipe

kepribadian extraversion tidak mempengaruhi intensitas marital

conflict secara signifikan.

2. Variabel tipe kepribadian conscientiousness: Diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar -0.126 (p 0.05), yang berarti bahwa

variabel tipe kepribadian conscientiousness secara negatif

mempengaruhi intensitas marital conflict secara signifikan.

Artinya, bahwa semakin tinggi tipe kepribadian conscientiousness,

maka semakin rendah tingkat intensitas marital conflict dan begitu

pula sebaliknya.

3. Variabel tipe kepribadian neuroticism: Diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0.079 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel tipe

kepribadian neuroticism tidak mempengaruhi intensitas marital

conflict secara signifikan.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

92

4. Variabel dukungan sosial: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.056 (p > 0.05), yang berarti bahwa variabel dukungan sosial

tidak mempengaruhi intensitas marital conflict secara signifikan.

5. Variabel religiusitas: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.561 (p 0.05), yang berarti bahwa variabel religiusitas secara

negatif mempengaruhi intensitas marital conflict secara signifikan.

Artinya bahwa semakin tinggi religiusitas, maka semakin rendah

tingkat intensitas marital conflict dan begitu pula sebaliknya.

6. Faktor demografi jenis kelamin: Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0.044 (p 0.05), yang berarti bahwa faktor demografi

jenis kelamin tidak mempengaruhi intensitas marital conflict

secara signifikan.

7. Faktor demografi usia menikah: Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0.194 (p 0.05), yang berarti bahwa faktor demografi usia

menikah secara negatif mempengaruhi intensitas marital conflict

secara signifikan. Artinya bahwa semakin bertambahnya usia

menikah, maka semakin rendah tingkat intensitas marital conflict

dan begitu pula sebaliknya.

8. Faktor demografi pendapatan: Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.136 (p > 0.05), yang berarti bahwa faktor demografi

pendapatan tidak mempengaruhi intensitas marital conflict secara

signifikan.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

93

9. Faktor demografi pendidikan: Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0.078 (p > 0.05), yang berarti bahwa faktor demografi

pendidikan tidak mempengaruhi intensitas marital conflict secara

signifikan.

10. Faktor demografi riwayat perceraian orang tua: Diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0.007 (p 0.05), yang berarti bahwa

faktor demografi riwayat perceraian orang tua tidak mempengaruhi

intensitas marital conflict secara signifikan.

11. Faktor demografi pacaran: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.099 (p > 0.05), yang berarti bahwa faktor demografi riwayat

pacaran tidak mempengaruhi intensitas marital conflict secara

signifikan.

4.4.2 Sumbangan Varian Setiap Independent Variable

Kemudian, peneliti juga ingin melihat besarnya proporsi varian DV

yang merupakan besarnya sumbangan dari masing-masing IV, hal yang

dilakukan yaitu dengan menghitung pertambahan proporsi varian setiap

kali IV baru dimasukkan dalam persamaan. Pada Tabel 4.15 kolom

pertama adalah IV yang dianalisis secara satu per satu, kolom kedua

merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dimasukkan

secara satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni

varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom

keempat adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan. Kolom df

adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

94

numerator dan dunemerator. Kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai

atau harga IV pada tabel F dengan df dan taraf signifikansi 5 % yang

telah ditentukan sebelumnya, nilai pada kolom inilah yang akan

dibandingkan dengan nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar

daripada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang

akan dituliskan siginfikan dan sebaliknya. Jika signifikan, artinya bahwa

penambahan proporsi varians dari IV yang bersangkutan, dampaknya

signifikan. Bertambahnya R2 (R2change) ini dapat dilihat pada Tabel

4.15 berikut:

Tabel 4.15

Proporsi Varian untuk Masing-Masing IV

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .149a .022 .017 9.63291 .022 4.526 1 198 .035

2 .206b .042 .033 9.55827 .020 4.104 1 197 .044

3 .209c .044 .029 9.57528 .001 .301 1 196 .584

4 .223d .050 .030 9.56986 .006 1.222 1 195 .270

5 .609e .371 .355 7.80306 .322 99.303 1 194 .000

6 .609f .371 .352 7.82315 .000 .005 1 193 .947

7 .638g .407 .386 7.61615 .036 11.634 1 192 .001

8 .644h .415 .391 7.58444 .008 2.609 1 191 .108

9 .647i .419 .391 7.58123 .004 1.162 1 190 .282

10 .647j .419 .388 7.60125 .000 .000 1 189 .985

11 .654k .428 .394 7.56344 .009 2.894 1 188 .091

a. Extraversion

b. Extraversion, Conscientiousness

c. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism

d. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial

e. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

95

f. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, Jenis

Kelamin

g. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, Jenis

Kelamin, Usia Menikah

h. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, JK,

Usia Menikah, Pendapatan

i. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, Jenis

Kelamin, Usia Menikah, Pendapatan, Pendididkan

j. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, Jenis

Kelamin, Usia Menikah, Pendapatan, Pendididkan, Perceraian Orang Tua

k. Extraversion, Conscientiousness, Neuroticism, Dukungan Sosial, Religiusitas, Jenis

Kelamin, Usia Menikah, Pendapatan, Pendididkan, Perceraian Orang Tua, Pacaran

Dari Tabel 4.15, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel tipe kepribadian extraversion memberikan sumbangan

sebesar 2,2 % dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F = 4.526 dan df = 1,198.

2. Variabel tipe kepribadian conscientiousness memberikan sumbangan

sebesar 2,0 % dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F = 4.104 dan df = 1,197.

3. Variabel tipe kepribadian neuroticsm memberikan sumbangan

sebesar 0,1 % dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan

tersebut tidak signifikan dengan F = 0.301 dan df = 1,196.

4. Variabel dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 0,6 %

dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F = 1.222 dan df = 1,195.

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

96

5. Variabel religiusitas memberikan sumbangan sebesar 32,2 % dalam

varians intensitas marital conflict. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F = 99.303 dan df = 1,194.

6. Faktor demografi jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar

0,0% atau tidak memberikan sumbangan sama sekali dalam varians

intensitas marital conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F = 0.005 dan df = 1,193.

7. Faktor demografi usia ketika menikah memberikan sumbangan

sebesar 3,6% dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F = 11.634 dan df = 1,192.

8. Faktor demografi pendapatan memberikan sumbangan sebesar 0,8%

dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F = 2.609 dan df = 1,191.

9. Faktor demografi pendidikan memberikan sumbangan sebesar 0,4 %

dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F = 1.162 dan df = 1,190.

10. Faktor demografi riwayat cerai orang tua memberikan sumbangan

sebesar 0,0 % dalam varians intensitas marital conflict atau tidak

memberikan sumbangan sama sekali. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F = 0.000 dan df = 1,189.

11. Faktor demografi riwayat berpacaran memberikan sumbangan

sebesar 0,9 % dalam varians intensitas marital conflict. Sumbangan

tersebut tidak signifikan dengan F = 2.894 dan df = 1,188.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

97

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat independen

variabel yaitu tipe kepribadian extraversion, tipe kepribadian

conscientiousness, religiusitas, dan usia ketika menikah yang signifikan

sumbangannya terhadap intensitas marital conflict, jika dilihat dari

besarnya pertambahan R2

yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penambahan IV. Dari keempat variabel tersebut dapat dilihat mana yang

paling besar memberikan sumbangan terhadap DV dengan melihat R2

change-nya, semakin besar besarannya maka semakin banyak

sumbangan yang diberikan. Dari Tabel 4.15 diketahui IV yang

memberikan sumbangan dari yang terbesar adalah variabel religiusitas

dengan R2 change 0.322 atau 32.2% dari intensitas marital conflict

dalam penelitian ini dijelaskan oleh variabel religiusitas. Ini juga terlihat

pada koefisien regresi pada Tabel 4.14 dimana variabel religiusitas

mempunyai koefisien regresi (dilihat dari Beta) yang paling besar, yaitu

0.561.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

98

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, akan dipaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian dan mendapatkan hasil serta

menganalisis hasil-hasil yang didapat, maka pada bab ini peneliti akan

menyimpulkan hasil dari penelitian. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari

permasalahan penelitian. Peneliti akan memaparkan pada penjelasan berikut

ini.

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan dari tipe

kepribadian, dukungan sosial, religiusitas, dan faktor demografi terhadap

intensitas marital conflict”. Kemudian hasil uji hipotesis minor yang menguji

signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependen variabel,

diperoleh tiga variabel yang signifikan berpengaruh terhadap intensitas

marital conflict, yaitu variabel religiusitas, faktor demografi usia menikah, dan

tipe kepribadian conscientiousness.

Untuk variabel religiusitas terdapat pengaruh yang paling besar jika

dilihat dari besaran koefisien regresi (atau beta) sebesar 0.561 terhadap

intensitas marital conflict. Sedangkan faktor demografi usia menikah terdapat

pengaruh yang dapat dilihat dari besaran koefisien regresi (atau beta) sebesar

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

99

0.194 terhadap intensitas marital conflict. Untuk tipe kepribadian

conscientiousness terdapat pengaruh yang dilihat dari besaran koefisien

regresi (atau beta) sebesar 0.126 terhadap intensitas marital conflict. Dari

ketiga variabel tersebut yang memberikan sumbangan varians relatif lebih

besar adalah variabel religiusitas sebesar 32.2%, sedangkan variabel signifikan

lainnya memberikan sumbangan varians yang relatif lebih kecil terhadap

intensitas marital conflict.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat menyimpulkan religiusitas lebih

berpengaruh daripada faktor demografi usia menikah dan tipe kepribadian

conscientiousness terhadap intensitas marital conflict pada pasangan yang

sudah menikah di Jakarta.

5.2 Diskusi

Sebelum membahas penemuan lebih jauh, ada beberapa keterbatasan yang

terdapat pada penelitian ini. Salah satunya adalah pada penelitian tentang

pernikahan, banyak penelitian menjadikan marital conflict sebagai variabel

independen. Terlebih lagi, mayoritas penelitian tersebut mengaitkan marital

conflict dengan dampak yang ditimbulkan pada anak dan remaja seperti

dampak terhadap penyesuaian diri anak, yang bisa dilihat dari penelitian

Grych dan Fincham (1990) juga Davies dan Cummings (1994).

Keterbatasan selanjutnya adalah tidak semua variabel yang diteliti

memberikan pengaruh yang signifikan pada intensitas marital conflict. Hasil

pengujian hipotesis pengaruh seluruh independen variabel yakni kepribadian,

dukungan sosial, religiusitas, dan faktor demografi pada penelitian ini

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

100

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap intensitas marital

conflict pada orang yang sudah menikah di Jakarta.

Tingkat intensitas marital conflict pada penelitian ini ada pada kategori

sedang sebesar 47.5% dan mengarah pada kategori tinggi sebesar 30.0% dari

keseluruhan responden. Diperkirakan konflik yang terjadi tidak lagi ditataran

negosiasi, tetapi sudah memasuki kekerasan verbal yang mengarah pada

kekerasan fisik. Hal ini menggambarkan bahwa intensitas marital conflict di

Jakarta berada dalam kondisi waspada dan perlu ada tindak lanjut agar tidak

mengarah pada perceraian. Jika hal ini dibiarkan tanpa ada tindakan, maka

sudah pasti angka perceraian di Indonesia akan terus naik dari tahun ke tahun.

Selain itu, hasil penelitian ini menemukan bahwa religiusitas

memberikan pengaruh terbesar dalam kaitannya dengan intensitas marital

conflict, jika dibandingkan dengan variable lainnya. Pengaruh yang dihasilkan

juga memiliki arah yang negatif yang artinya semakin tinggi religiusitas maka

semakin rendah intensitas marital conflict.

Interaksi pasangan dengan Tuhan-nya bisa berdampak secara signifikan

kepada pasnagan ketika konflik karena interaksi tersebut mengarahkan

pasangan pada kedamaian. Tidak hanya itu, religiusitas yang ditemukan dari

penelitian ini sepertinya dipandang sebagai pencegah konflik, resolusi konflik,

atau sebagai rekonsiliasi seperti yang terdapat pada penelitian Lambert dan

Dollahite (2006). Disini terlihat bahwa kebanyakan responden menjadikan

agama sebagai coping ketika dilanda konflik, bukan menggunakan pendekatan

fokus pada masalah yang sebenarnya sehingga masalah terus menerus ditekan

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

101

dan tidak terselesaikan yang akan berdampak pada interaksi pasangan

selanjutnya.

Untuk variabel dukungan sosial, pada penelelitian ini mayoritas

responden ada pada tingkat 89.5% yang artinya responden didukung oleh

orang-orang terdekatnya seperti keluarga dan sahabat. Tetapi hasil ini ternyata

tidak mempengaruhi intensitas marital conflict secara signifikan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Lian dan Geok (2009) yang

menyatakan bahwa keluarga dan sahabat terdekat mempengaruhi marital

conflict.

Ada kemungkinan bahwa pasangan dengan intensitas marital conflict

yang dihadapi dalam tingkatan sedang ini, mendapat dukungan dari orang

terdekat namun tidak dalam pembahasan mengenai konflik yang dialami

dalam rumah tangga. pembicaraan mengenai konflik dengan pasangan bisa

jadi masih dianggap sebagai hal yang memalukan. Oleh karena konflik bisa

mengarah pada perceraian, keluarga terutama orang tua, menganggap

perceraian sebagai aib, maka banyak pasangan yang menghindari topik ini.

Dalam penelitian ini juga meneliti tentang faktor demografi yang

memepengaruhi intensitas marital conflict diantaranya yaitu jenis kelamin,

usia saat menikah, pendapatan, pendidikan, riwayat perceraian orang tua, dan

riwayat berpacaran sebelum menikah. Dari keenam faktor demografi tersebut

yang mempengaruhi intensitas marital conflict secara signifikan adalah usia

ketika menikah. Mayoritas responden pada penelitian ini menikah pada

rentangan usia 24-31 tahun. Rentangan usia ini ada pada tahapan dewasa awal,

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

102

yang artinya mayoritas responden sudah matang secara fisik dan mental untuk

memulai pernikahan. Seperti yang dikatan Norton dan Miller (dalam Papalia

dkk., 2002) bahwa usia ketika menikah yang menjadi faktor utama apakah

pernikahan akan berlangsung lama dengan peluang yang lebih besar untuk

sukses dalam pernikahan terdapat pada usia diatas dua puluh tahun akhir dan

seterusnya.

Usia menikah memberikan pengaruh secara negatif atau dapat dikatan

bahwa semakin bertambah usia ketika menikah maka semakin rendah marital

conflict yang dialami pasangan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Amato dan Marriott (dalam Lavner & Bradburry, 2012) yang

menemukan pasangan yang sudah menikah pada usia muda rentan akan

konflik dalam pernikahannya.

Jenis kelamin pada penelitian ini tidak berpengaruh pada intensitas

marital conflict yang dialami pasangan. mungkin hal ini disebabkan oleh jenis

kelamin yang didominasi laki-laki, walau pun hanya berbeda dua suara dari

perempuan, dimana laki-laki dianggap sebagai penghindar konflik. Sedangkan

tingkat pendidikan meyoritas responden pada penelitian ini adalah tingkat

SMA. Intensitas marital conflict yang sedang mungkin dikarenakan

kurangnya kemampuan utnuk coping stress walaupun pendidikan dalam

penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan.

Pendapatan dari kebanyakan responden yang ada dalam kategori redah,

mejadi pertanyaan mengapa variabel tersebut tidak mempengaruhi intensitas

marital conflict. Hal ini mungkin karena sudah banyak responden yang

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

103

memiliki pengaturan pengeluaran yang baik sehingga keadaan ekonomi tidak

lagi menjadi masalah. Selain itu, pad apenelitian ini kebanyakan dari

responden berpacaran sebelum menikah tetpai ternyata tidak terbukti

mempengaruhi intensitas marital conflict. Pengalaman berpacaran di

Indonesia dianggap sebagai tahap pengenalan calon pasangannya.

Kemungkinan tidak berpengaruh karena budaya yang ada tidak mengizinkan

tinggal bersama sebelum menikah, berbeda dengan budaya di luar negeri.

Faktor riwayat perceraian yang terjadi pada orang tua juga dianggap

sebagai faktor yang mempengaruhi intensitas marital conflict karena biasanya

anak menjadikan orang tua sebagai model. Frekuensi responden yang

memiliki orang tua yang bercerai adalah rendah. Mungkin hal inilah yang

menjadikan faktor perceraian tidak berpengaruh terhadap intensitas marital

conflict.

Dalam penelitian ini tipe kepribadian yang diuji antara lain tipe

kepribadian extraversion, tipe kepribadian conscientiousness, dan tipe

kepribadian neuroticsm. Ternyata dalam penelitian ini diperoleh hanya tipe

kepribadian conscientiousness yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

intensitas marital conflict dengan arah negatif yang berarti bahwa semakin

tinggi tipe kepribadian conscientiousness, maka semakin rendah intensitas

marital conflict. Tipe kepribadian conscientiousness dalam penelitian ini

didominasi kategori rendah yang berarti kebanyakan dari responden

sembrono, malas tidak terorganisir, terlambat, tidak punya tujuan, dan mudah

menyerah (Pervin, Chervone, & John, 2005; Feist & Feist, 2010).

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

104

Penemuan ini cukup menarik, sebab kebanyakan penelitian

mengaitkannya pada tipe kepribadian neuroticsm dengan sifat yang

ditampilkan cenderung melibatkan emosi negatif seperti marah, cemas, atau

depresi. Sifat yang ditampilkan oleh tipe kepribadian concentiousness pada

kategori rendah adalah sifat sembrono, malas, dan tidak terorganisir. Sehingga

tidak heran tipe kepribadian conscientiousness yang rendah ini mempengaruhi

secara signifikan intensitas marital conflict yang ada pada kategori sedang.

Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat tipe kepribadian

conscientiousness pada pasangan seperti yang terdapat pada penelitian Bono,

dkk. (2002).

Selain itu, tipe kepribadian extraversion yang tinggi pada penelitian ini

ternyata tidak mempengaruhi intensitas marital conflict. Hal ini mungkin

dikarenakan oleh mayoritas responden bersikap terbuka namun tidak pada

pembahasan yang mengarah pada permasalahan dalam pernikahan.

Masyarakat kita juga kebanyakan masih percaya bahwa tidak baik

membicarakan urusan rumah tangga kepada orang lain.

5.3 Saran

Peneliti menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karena itu peneliti ingin memberikan saran teoritis dan saran praktis. Saran

tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti

dengan dependent variable yang sama.

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

105

5.3.1 Saran Teoritis

1. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu dari empat

dimensi yang ada pada marital conflict, yaitu intensitas dan dimensi

yang tidak diikutsertakan seperti frekuensi, konten, dan resolusi. Oleh

karena itu peneliti menyarankan agar penelitian tentang marital conflict

selanjutnya dapat menggunakan keseluruhan dimensi untuk

mendapatkan gambaran yang lebih rinci mengenai marital conflict.

2. Banyak jurnal yang terkait dengan marital conflict menitikberatkan pada

efek yang dihasilkan dari konflik tersebut, terutama pada perkembangan

anak. Akan lebih baik jika penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi atau sumber-sumber marital conflict lebih bervariasi

sehingga konflik bisa dikurangi dan tingkat marital conflict bisa ditekan.

3. Selain itu juga diharapkan ada perpaduan antara penelitian kualitatif dan

kuantitatif, seperti yang terdapat dalam kebanyakan jurnal marital

conflict, sehingga dapat memperkaya pengetahuan untuk melihat

masalah lebih dalam lagi.

5.3.2 Saran Praktis

1. Walaupun konflik dalam pernikahan itu tidak dapat dihindari, maka

untuk meminimalisir marital conflict sebaiknya pasangan yang ingin

menikah memikirkan kesiapan seperti kematangan usia, tidak hanya usia

tetapi juga kematangan psikologis. Bagi yang sudah masuk ke dalam

pernikahan diharapakn memperbanyak pengetahuan tentang cara

mengatasi konflik dan juga mencoba saling mengerti bahwa tidak ada

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

106

manusia yang sempurna. Selain itu, jadikanlah agama sebagai sarana

untuk memperkokoh keluarga bukan pelarian dari masalah.

2. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, terutama variabel

religiusitas yang terkait dengan tingkat keberagamaan individu, maka

sebaiknya pemerintah meningkatkan kualitas dari program konseling

pra-nikah maupun konseling pemasalahan keluarga yang sudah ada

dengan menyertakan pendidikan agama dan psikologi tetapi dengan cara

yang informatif dan menyenangkan, sehingga peserta merasa tertarik dan

informasi pun tersampaikan dengan baik.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

151

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, K., Marzabadi, E. A., & Ashrafi, S. M. N. (2008). The influence of

religiosity on marital statisfaction. Journal of Social Sciences, 4 (2), 103-

110. ISSN: 1549-3652.

Allen, W. D. & Olson, D. H. (2001). Five types of african-american marriages.

Journal of Marital & Family Therapy 27, (3), 301-314.

Argyle, M. & Furnham, A. (1983). Source of statisfication and conflicts in

longterm relationship. Journal of Marriage and The Family, 10, 481-491.

Badan Peradilan Agama. (2012). Data perkara cerai talak, cerai gugat, dan

perkara lain yang diterima Yurisdiksi Mahkamah Propinsi / Pengadilan

Tinggi Agama seluruh Indonesia Tahun 2011. Diunduh tanggal 31 Januari

2013 dari http://www.badilag.net/data/ditbinadpa

Baron, R. A., Branscombe, N. R., & Byrne, D. (2009). Social psychology twelfth

edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Bono, J. E., Boles, T. L., Judge, T. A., & Lauver, K. J., (2002). The role of

personality in task and relationship conflict. Journal of Personality 70:3,

311-344.

Buehler, C., Krishnakumar, A., Stone, G., Anthony, C., Pemberton, S., Gerard J.,

& Barber, K. (1998). Interparental conflict styles and youth problem

behavior: A two-sample replication study. Journal of Marriage and the

Family, 60, 199-132.

Caughlin, J. P. & Vangelisti, A. L. (2006). Conflict in dating and marital

relationship. The SAGE Handbook of Conflict Communication. SAGE

Publications, Inc. Doi: 10.4135/978-1-41297-617-6.n5

Chaplin, J. P. (1981). Kamus lengkap psikologi (Penerjemah: Dr. Kartini

Kartono). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Condliffe, P., (1991). Conflict management: A practical guide. Victoria: TAFE

Publications.

Cutrona, C. E. & Russell, D. W., (1987). The provisions of social relationships

and adaptation to stress. Advances in Personal Relationships, 1, 37-67. JAI

Press Inc. ISBN: 0-89232-774-X.

Davies, P. T. & Cummings, E. M. (1994). Marital conflict and child adjustment:

An emotional security hypothesis. Psychological Bulletin, 116, 387-411.

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

152

DeLongis, A. & Holtzman, S., (2005). Coping in context: The role of stress, social

support, and personality in coping. Journal of Personality 73:6. Blackwell

Publishing. DOI: 10.1111/j.1467-6494.2005.00361.x

Duvall, E. M. & Miller, B. C. (1985). Marriage and family development. New

York: Harper & Row Publishers.

Feist, J., Feist, G. J. (2009). Theories of personality 7th

ed. New York: McGraw

Hill.

Fetzer, J. E., (2003). Multidimensional measurement of religiousness/spirituality

for use in health research: A report of Fetzer Institute/National Institute on

aging working group. Kalamazoo, MI: Fetzer Institute.

Fincham, F. D. (2003). Marital conflict: Correlates, structure, and context.

Current directions in psychological science. New York: American

Psychological Society.

Fincham, F. D., Beach, S. R. (1999). Conflict in marriage: Implications for

working with couples. Annual Review Psychology, 50: 47-77

Friedman, H. S., Schustack, M. W. (2009). Personality classic theories and

modern research. Boston: Pearson Higher Education.

Gottlieb, B.H. (1983). Social support strategies: Guidelines for mental health

practice. Baverly Hills: Sage Publications, Inc.

Gottman, J. M. & Levenson, R. W., in Noller I. P. & Fitzpatrick, M. A., (1988).

The social psychophysiology of marriage. Perspectives on Marital

Interactions. England: Multilingual Matters Ltd.

Grych, J. M. & Finch, F. D. (1990). Marital conflict and children’s adjustment: A

cognitive – contextual framework. Psychological Bulletin, 108, 267 – 290.

Jalaluddin. (2005). Psikologi agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

James, S. L. & Beattie, B. A., (2012). Reassessing the link between women’s

premartial cohabitation and marital quality. Soc Forces. doi:

10.1093/sf/sos126.

John, O. P. & Srivastava, S. (1999). The Big-Five trait taxonomy: History,

measurement, and theoretical perspectives. Handbook of Personality:

Theory and Research (2nd

ed.). New York: Guilford.

Kerlinger, F. N. (1986). Foundations of behavioral research, 3rd

ed. USA:

Harcourt Brace College Publisher

Lambert, N. M. & Dollahite, D. C., (2006). How religiousity helps couples

prevent, resolve, and overcome marital conflict. Family Relations 55, (4),

439-449

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

153

Lavner, J. A. & Bradbury, T. N. (2012). Why do even satisfied newlyweds

eventually go on to divorce? Journal of Family Psychology, 26, 1-10. doi:

10.1037/a0025966

Levenson, R. W., Cartensen, L. L., Gottman, J. M., (1994). The influence of age

and gender on affect, physiology, and their interrelations: A study of a long-

term marriages. Journal of Personality and Social Psychology 62, (1), 56-

68.

Lian, T. C. & Geok, L. S. (2009). A study of marital conflict on measures of

social support and mental health. Sunway Academic Journal 5, 97-110.

Lopez, J. L, Riggs, S. A., Pollard, S. E., Hook, J. N., (2011). Religious

commitment, adult attachment, and marital adjustment in newly married

couples. Journal of Family Psychology, 25, (2), 301-309. American

Psychological Association. DOI: 10.1037/a0022943

Martin, G. C. & Osborne, J. G. (1989). Psychology, adjustment, & everyday

living. New York: Prantice Hall.

Miller, R. S., Perlman, D. (2008). Intimate relationships, 5th

ed. Boston: McGraw

Hill Higher Education.

Neff, L. A., (2012). Putting mariage in its context: The influence of external stress

on early marital development, 179-203, United States: American

Psychology Association.

Olson, D. H. & Defrain, J. (2006). Marriages & families: Intimacy, diversity, &

strengths, 5th

ed. United States: McGraw Hill.

Paloutzian, R. F. & Park, C. L. (2005). Handbook of the psychology of religion

and spirituality. New York: Guildford Press.

Pap, L. M., Cummings, E. M., & Goeke-Morey, M. C. (2009). For richer, for

poorer: Money as a topic or marital conflict in the home. Family Relations,

58, 91-103.

Papalia, D. E., Sterns, H. L., Feldman, R. D. & Camp, C. J. (2002). Adult

development and aging (3rd ed). New York: McGraw-Hill.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2007). Human development (10th

Ed). New York: McGraw-Hill

Pervin, L. A., John, O. P. (2001). Personality: theory and research. New York:

John Wiley & Sons, Inc.

Robila, M. & Krishnakumar, A. (2005). Effect of economic pressure on merital

conflict in Romania. Journal of Family Psychology, 19, (2), 246-251. doi:

10.1037/0893-3200.19.2.246.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

154

Sadarjoen, S. S., (2005). Konflik marital: Pemahaman konseptual, aktual, dan

alternatif solusinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Santrock, J. W. (2006). Life span development (10th ed.). New York: McGraw-

Hill.

Sarafino, E. P. (1998). Health psychology: Biopsychosocial interactions, 3rd

ed.

New York: John Wiley & Sons, Inc.

Schultz, D. P. & Schultz, S. E., (2005). Theories of personality, 8th

ed. USA:

Thomson Wadsworth.

Spilka, B., Hood jr., R. W., Hunsberger, B., & Gorsuch, R. (2003). The

psychology of religion: An empirical approch, 3rd

ed. New York: Guildford

Press.

Straus, M. A., Hamby, S. L., McCoy, S. B., & Sugarman, D. B., (1996). The

revised conflict tactics scales (CTS2): Development and preliminary

psychometric data. Journal of Family Issues, 17, 283-316: Sage

Publications, Inc.

Straus, M. A. (1979). Measuring intrafamily conflict and violence: The conflict

tactics (CT) scales. Journal of Marriage and Family, 41, (1), 75088:

National Council on Family Relations.

Taylor, S. (2006). Health psychology, 6th

ed. New York: McGraw Hill.

Yayasan Peduli Anak Negeri ( - ). Undang-undang Republik Indonesia No. 1

tahun 1974 tentang perkawinan. Diunduh tanggal 31 Januari 2013 dari

http://sdm.ugm.ac.id/main/sites/sdm.ugm.ac.id/arsip/peraturan/UU_1_1974.

pdf

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Salam Sejahtera,

Semoga Anda selalu mendapat perlindungan Tuhan YME sehingga dapat

melaksanakan aktivitas sehari-hari. Peneliti adalah Mahasiswa Program Sarjana

Strata-1 (S1) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang

melakukan penelitian untuk skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang

mempengaruhi marital conflict”. Untuk itu peneliti mengharapkan kesediaan

Anda untuk bisa berpartisipasi dalam penelitian ini.

Anda dipersilakan untuk mengisi dengan mengikuti petunjuk yang

diberikan. Perlu diingat bahwa TIDAK ADA JAWABAN BENAR ATAU

SALAH untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu sesuai

dengan diri Anda. Data diri dan semua jawaban Anda akan diolah secara

kelompok, bukan perorangan, serta diperlakukan secara RAHASIA dan hanya

digunakan untuk KEPENTINGAN PENELITIAN. Atas perhatian dan

bantuannya peneliti ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juni 2014

Hormat Peneliti,

Yunita S. Syahruddin

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini: (WAJIB DIISI)

Inisial : _________

Usia : ____ tahun

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Usia ketika menikah : ____ tahun

Gaji pokok per bulan :

a. Kurang dari Rp 3.500.000,-

b. Rp 3.500.000,- sampai Rp 7.000.000,-

c. Diatas Rp 7.000.000,-

Pendidikan Terakhir :

a. SD/MI b. SMP/MTS

c. SMA/SMK/MAN d. D1 – D3

e. D4/S1 f. S2

g. S3

Apakah orang tua Anda pernah mengalami perceraian?

a. Ya b. Tidak

Apakah sebelum menikah Anda berpacaran?

a. Ya

b. Tidak

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

PETUNJUK PENGISIAN

Kuesioner ini terdiri dari empat bagian dengan butir-butir pernyataan yang

berbeda. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda

dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari empat kolom yang

tersedia yang memiliki arti sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh :

Jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan.

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya suka membaca buku X

Hal ini berarti bahwa Anda sangat menyukai kegiatan membaca buku.

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Skala I

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bersikap tidak peduli terhadap pasangan

ketika kami sedang berselisih.

2. Pasangan bersikap tidak peduli ketika kami

sedang berselisih.

3. Saya menjelaskan pendapat saya ketika tidak

setuju dengan pasangan.

4. Pasangan menjelaskan pendapatnya ketika tidak

setuju dengan saya.

5. Saya sengaja mengeluarkan pendapat yang dapat

membuat pasangan kesal.

6. Pasangan sengaja mengeluarkan pendapat yang

membuat saya kesal.

7. Saya mengalami keseleo, memar, atau luka akibat

bertengkar dengan pasangan.

8. Pasangan mengalami keseleo, memar, atau luka

akibat bertengkar dengan saya.

9. Saya menghargai perasaan pasangan.

10. Pasangan menghargai perasaan saya.

11. Saya merasa tertekan ketika bermasalah dengan

pasangan.

12. Pasangan merasa tertekan ketika bermasalah

dengan saya.

13. Saya menampar pasangan.

14. Pasangan menampar saya.

15. Saya memanggil pasangan gendut atau jelek.

16. Pasangan memanggil saya gendut atau jelek.

17. Saya merusak barang milik pasangan.

18. Pasangan merusak barang milik saya.

19. Saya berteriak kepada pasangan saya.

20. Pasangan berteriak kepada saya.

21. Saya menilai pasangan saya sebagai pasangan

yang buruk.

22. Pasangan menilai saya sebagai pasangan yang

buruk.

23. Saya menarik pasangan dengan paksa.

24. Pasangan menarik saya dengan paksa.

25. Saya memaksa pasangan secara fisik untuk

berhubungan seks.

26. Pasangan memaksa secara fisik untuk

berhubungan seks dengan saya.

27. Saya keluar dari ruangan atau rumah ketika

berselisih dengan pasangan.

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

No. Pernyataan SS S TS STS

28. Pasangan keluar dari ruangan atau rumah ketika

berselisih dengan saya.

29. Saya menuntut pasangan untuk berhubungan seks

ketika pasangan tidak menginginkannya (tanpa

paksaan fisik).

30. Pasangan menuntut saya untuk berhubungan seks

ketika saya tidak menginginkannya (tanpa

paksaan fisik).

31. Saya mengusulkan untuk bersepakat ketika

berselisih paham.

32. Pasangan mengusulkan untuk bersepakat ketika

berselisih paham.

Skala II

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merupakan orang yang suka berbicara.

2. Saya mengerjakan pekerjaan dengan teliti.

3. Saya merupakan orang yang pendiam.

4. Saya tertekan dan sedih.

5. Saya orang yang penuh energi.

6. Saya pekerja yang dapat diandalkan.

7. Saya memiliki emosi yang stabil dan tidak

mudah marah.

8. Saya cenderung berantakan.

9. Saya merupakan orang yang dapat menangani

stres dengan baik.

10. Saya cenderung malas.

11. Saya memiliki kepribadian yang tegas.

12. Saya gigih mengerjakan tugas sampai selesai.

13. Saya terkadang pemalu.

14. Saya mudah gugup.

15. Saya orang yang ramah dan suka bergaul.

16. Saya mudah murung.

17. Saya mudah terganggu.

18. Saya sering merasa cemas.

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Skala III

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya memiliki beberapa orang yang bisa

diandalkan ketika membutuhkan bantuan.

2. Saya merasa tidak mempunyai hubungan akrab

dengan orang lain.

3. Tidak ada orang yang bisa dimintai nasihat

ketika saya sedang mengalami tekanan.

4. Saya diandalakan oleh beberapa orang untuk

dimintai bantuan.

5. Beberapa orang senang melakukan aktivitas

sosial bersama saya.

6. Orang lain tidak melihat saya sebagai orang

yang berkompeten.

7. Saya merasa menjadi bagian dari suatu

kelompok dimana saya bisa berbagi sikap dan

keyakinan dengan mereka.

8. Saya tidak merasa orang lain menghormati

keahlian dan kemampuan saya.

9. Apabila terjadi sesuatu, tidak ada yang

membutuhkan bantuan saya.

10. Saya memiliki hubungan akrab yang dapat

memberikan rasa aman dan bahagia.

11. Ada seseorang yang dapat diajak bicara tentang

keputusan penting dalam hidup saya.

12. Saya memiliki hubungan dimana keahlian dan

kompetensi saya diakui.

13. Tidak ada yang bisa saya ajak berbagi minat atau

membicarakan suatu masalah.

14. Tidak ada orang yang mempercayai saya untuk

kebahagiaan mereka.

15. Ada orang yang bisa saya percaya untuk

dimintai nasihat ketika sedang ada masalah.

16. Saya memiliki ikatan emosional yang kuat

setidaknya dengan satu orang.

17. Tidak ada yang bisa diandalkan untuk dimintai

pertolongan ketika saya sangat

membutuhkannya.

18. Tidak ada orang yang nyaman untuk diajak

bicara mengenai permasalahan saya.

19. Kemampuan dan bakat saya dipuji oleh beberapa

orang.

20. Ada beberapa orang yang bisa saya andalkan dalam keadaan darurat.

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

PETUNJUK PENGISIAN SKALA IV

Kuesioner ini terdiri dari empat bagian dengan butir-butir pernyataan yang

berbeda. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda

dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu dari empat kolom yang

tersedia yang memiliki arti sebagai berikut:

SS : Sangat Sering

S : Sering

J : Jarang

TP : Tidak Pernah

Contoh :

Jika Anda merasa jarang melakukan seperti yang ada dalam pernyataan.

No Pernyataan SS S J TP

1 Saya suka membaca buku X

Hal ini berarti bahwa Anda jarang atau hanya sesekali membaca buku.

Skala IV

No. Pernyataan SS S J TP

1. Saya merasakan adanya Tuhan

2. Saya menemukan kekuatan dan kenyamanan

dalam agama saya.

3. Saya merasa sangat damai dan selaras.

4. Saya merasa Tuhan mencintai saya, baik itu

langsung maupun lewat orang lain.

5. Saya merasa bertanggung jawab untuk

mengurangi penderitaan yang dialami orang lain.

6. Saya menghormati tradisi yang dimiliki orang

lain.

7. Saya memberikan sejumlah uang untuk

membantu orang lain.

8. Saya menghormati orang yang lebih tua.

9. Ketika menghadapi masalah, saya yakin bahwa

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Tuhan mencintai saya dan menyiapkan masa

depan yang lebih baik untuk saya.

10. Saya percaya Tuhan selalu mengawasi saya.

11. Saya percaya sesuatu terjadi tidak hanya

kebetulan.

12. Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang

saya perbuat.

13. Saya sulit mengakui kesalahan yang saya

perbuat.

14. Saya sudah memaafkan orang yang menyakiti

saya.

15. Saya percaya ketika orang meminta maaf,

mereka melakukan hal tersebut dengan

bersungguh-sungguh.

16. Saya tahu Tuhan mengampuni saya.

17. Saya yakin Tuhan akan menghukum saya.

18. Saya menonton atau mendengarkan program

religi di televisi atau radio.

19. Saya membaca kitab suci atau buku tentang

agama.

20. Saya berdoa sehabis dan sesudah makan.

21. Saya mencari pelajaran yang dipetik dari

masalah yang dihadapi.

22. Saya mengakui kesalahan saya dan memohon

ampun kepada Tuhan.

23. Saya membutuhkan Tuhan untuk kekuatan,

dukungan, dan petunjuk.

24. Saya percaya adanya hari akhir atau kiamat.

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

LAMPIRAN 2

Contoh Output LISREL

DATE: 10/ 8/2014 TIME: 15:21 L I S R E L 8.70 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file D:\olah data\KEPRIBADIAN\KEPRIBADIAN-EXTRA.spl: uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION DA NI=18 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 PM SY FI=KEPRIBADIAN.COR SE 1 3 5 11 13 15/ MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK EXTRA FR LX 1 1 - LX 6 1 FR TD 4 3 TD 6 4 TD 6 3

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

PD OU SS TV MI uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Number of Input Variables 18 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 6 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 200 uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Correlation Matrix X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 1.00 X3 0.59 1.00 X5 0.18 0.16 1.00 X11 0.04 -0.04 0.50 1.00 X13 0.24 0.08 0.00 -0.05 1.00 X15 0.38 0.41 0.45 0.35 0.05 1.00 uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Parameter Specifications LAMBDA-X EXTRA -------- X1 1 X3 2 X5 3 X11 4 X13 5 X15 6 THETA-DELTA

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 7 X3 0 8 X5 0 0 9 X11 0 0 10 11 X13 0 0 0 0 12 X15 0 0 13 14 0 15 uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Number of Iterations = 9 LISREL Estimates (Maximum Likelihood) LAMBDA-X EXTRA -------- X1 0.74 (0.08) 9.62 X3 0.80 (0.08) 10.22 X5 0.21 (0.08) 2.63 X11 -0.01 (0.08) -0.15 X13 0.19 (0.08) 2.35 X15 0.51 (0.08)

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

6.76 PHI EXTRA -------- 1.00 THETA-DELTA X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 0.45 (0.08) 5.34 X3 - - 0.36 (0.09) 4.06 X5 - - - - 0.95 (0.10) 9.82 X11 - - - - 0.50 1.00 (0.08) (0.10) 6.43 9.97 X13 - - - - - - - - 0.96 (0.10) 9.87 X15 - - - - 0.34 0.35 - - 0.74 (0.07) (0.07) (0.08) 4.93 5.13 8.84 Squared Multiple Correlations for X - Variables X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- --------

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

0.55 0.64 0.05 0.00 0.04 0.26 Goodness of Fit Statistics Degrees of Freedom = 6 Minimum Fit Function Chi-Square = 11.48 (P = 0.075) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 10.98 (P = 0.089) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 4.98 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 18.40) Minimum Fit Function Value = 0.058 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.025 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.092) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.065 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.12) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.29 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.21 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.18 ; 0.27) ECVI for Saturated Model = 0.21 ECVI for Independence Model = 1.43 Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 272.55 Independence AIC = 284.55 Model AIC = 40.98 Saturated AIC = 42.00 Independence CAIC = 310.34 Model CAIC = 105.46 Saturated CAIC = 132.26 Normed Fit Index (NFI) = 0.96 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.38 Comparative Fit Index (CFI) = 0.98 Incremental Fit Index (IFI) = 0.98 Relative Fit Index (RFI) = 0.89 Critical N (CN) = 292.49 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.036 Standardized RMR = 0.036

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.94 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.28 uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Modification Indices and Expected Change No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X No Non-Zero Modification Indices for PHI Modification Indices for THETA-DELTA X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X3 0.38 - - X5 0.01 0.02 - - X11 2.59 2.33 - - - - X13 8.58 5.72 0.04 0.10 - - X15 1.75 2.46 - - - - 0.28 - - Expected Change for THETA-DELTA X1 X3 X5 X11 X13 X15 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 - - X3 -0.22 - - X5 -0.01 0.01 - - X11 0.09 -0.09 - - - - X13 0.18 -0.15 -0.01 -0.02 - - X15 -0.13 0.17 - - - - -0.03 - - Maximum Modification Index is 8.58 for Element ( 5, 1) of THETA-DELTA uji konstruk kepribadian dimensi EXTRAVERSION Standardized Solution LAMBDA-X EXTRA

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

-------- X1 0.74 X3 0.80 X5 0.21 X11 -0.01 X13 0.19 X15 0.51 PHI EXTRA -------- 1.00 Time used: 0.062 Seconds

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

LAMPIRAN 3

Hasil Output SPSS

Independent Sample T-test Faktor Demografi Jenis Kelamin Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MaritalConflict Laki-laki 102 50.0862 9.73125 .96354

Perempuan 98 49.9102 9.75317 .98522

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

MaritalConflict

Equal variances assumed

.000 .987 .128 198 .899 .17599 1.37800 -2.54146 2.89343

Equal variances not assumed

.128 197.644

.899 .17599 1.37806 -2.54161 2.89358

Independent Sample One Way Anova Faktor Demografi Usia Ketika Menikah Descriptives

MaritalConflict

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

16-23 80 51.8159 9.53722 1.06629 49.6935 53.9383 33.56 69.16

24-31 104 49.7524 9.61639 .94296 47.8823 51.6226 33.56 72.59

32 keatas 16 42.5298 7.82887 1.95722 38.3581 46.7015 34.79 59.83

Total 200 50.0000 9.71788 .68716 48.6450 51.3550 33.56 72.59

ANOVA

MaritalConflict

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1163.016 2 581.508 6.498 .002

Within Groups 17630.001 197 89.492

Total 18793.017 199

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Independent Sample One Way Anova Faktor Demografi Pendapatan Descriptives

MaritalConflict

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

lower 114 48.7965 9.54242 .89373 47.0259 50.5671 33.93 72.59

middle 65 52.6081 9.59721 1.19039 50.2300 54.9862 33.56 62.88

upper 21 48.4607 9.87839 2.15564 43.9641 52.9572 34.86 60.48

Total 200 50.0000 9.71788 .68716 48.6450 51.3550 33.56 72.59

ANOVA

MaritalConflict

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 657.023 2 328.511 3.568 .030

Within Groups 18135.995 197 92.061

Total 18793.017 199

Independent Sample One Way Anova Faktor Demografi Pendidikan Descriptives

MaritalConflict

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

SD 23 50.3459 8.07211 1.68315 46.8553 53.8366 35.78 64.21

SMP 23 51.2313 9.96665 2.07819 46.9214 55.5412 36.29 69.16

SMA 101 51.0632 9.76664 .97182 49.1351 52.9913 33.93 72.59

Diploma 8 53.5285 9.65561 3.41377 45.4562 61.6008 38.56 62.60

S1 36 47.4715 9.85066 1.64178 44.1385 50.8045 33.56 60.51

S2 9 41.0154 6.87861 2.29287 35.7280 46.3027 34.86 57.19

Total 200 50.0000 9.71788 .68716 48.6450 51.3550 33.56 72.59

ANOVA

MaritalConflict

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1208.063 5 241.613 2.666 .023

Within Groups 17584.955 194 90.644

Total 18793.017 199

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Independent Sample T-test Faktor Demografi Riwayat Orang Tua Bercerai Group Statistics

CeraiOrtu N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MaritalConflict Bercerai 13 54.5118 9.21090 2.55464

Tidak Bercerai 186 49.6667 9.72001 .71271

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

MaritalConflict

Equal variances assumed

.145 .703 1.743 197 .083 4.84504 2.77979 -.63691

10.32700

Equal variances not assumed

1.827 13.935 .089 4.84504 2.65220 -.84584

10.53593

Independent Sample T-test Faktor Demografi Riwayat Berpacaran Sebelum

Menikah Group Statistics

Pacaran N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MaritalConflict Tidak Berpacaran 23 49.1923 12.28932 2.56250

Berpacaran 177 50.1049 9.37037 .70432

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

MaritalConflict

Equal variances assumed

10.347 .002 -.423 198 .673 -.91260 2.15841 -5.16903 3.34382

Equal variances not assumed

-.343 25.431 .734 -.91260 2.65753 -6.38119 4.55598

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Hasil Output SPSS Regression Model Summary

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .654a .428 .394 7.56344 .428 12.774 11 188 .000

a. Predictors: (Constant), Pacaran, Pendididkan, NEUROT, JK, CeraiOrtu, CONCENT, Religi, EXTRAV, UsiaNikah, DukSos, Pendptn

ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8038.356 11 730.760 12.774 .000a

Residual 10754.662 188 57.206

Total 18793.017 199

a. Predictors: (Constant), Pacaran, Pendididkan, NEUROT, JK, CeraiOrtu, CONCENT, Religi, EXTRAV, UsiaNikah, DukSos, Pendptn

b. Dependent Variable: MaritalConflict

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 81.583 7.402 11.022 .000

EXTRAV -.048 .073 -.041 -.657 .512

CONCENT -.144 .068 -.126 -2.122 .035

NEUROT .094 .072 .079 1.303 .194

DukSos .057 .066 .056 .872 .385

Religi -.560 .061 -.561 -9.133 .000

JK -.859 1.258 -.044 -.683 .495

UsiaNikah -3.060 .975 -.194 -3.139 .002

Pendptn 1.949 1.008 .136 1.934 .055

Pendididkan -.580 .545 -.078 -1.064 .289

CeraiOrtu .237 1.958 .007 .121 .904

Pacaran 3.008 1.768 .099 1.701 .091

a. Dependent Variable: MaritalConflict

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS MARITAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 6. Bapak Syahruddin dan Ibu Ramlah Baso Pa’ganna orang tua penulis

Hasil Output SPSS Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable Model Summary

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .149a .022 .017 9.63291 .022 4.526 1 198 .035

2 .206b .042 .033 9.55827 .020 4.104 1 197 .044

3 .209c .044 .029 9.57528 .001 .301 1 196 .584

4 .223d .050 .030 9.56986 .006 1.222 1 195 .270

5 .609e .371 .355 7.80306 .322 99.303 1 194 .000

6 .609f .371 .352 7.82315 .000 .005 1 193 .947

7 .638g .407 .386 7.61615 .036 11.634 1 192 .001

8 .644h .415 .391 7.58444 .008 2.609 1 191 .108

9 .647i .419 .391 7.58123 .004 1.162 1 190 .282

a. Predictors: (Constant), EXTRAV

b. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT

c. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT

d. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos

e. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos, Religi

f. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos, Religi, JK

g. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos, Religi, JK, UsiaNikah

h. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos, Religi, JK, UsiaNikah, Pendptn

i. Predictors: (Constant), EXTRAV, CONCENT, NEUROT, DukSos, Religi, JK, UsiaNikah, Pendptn, Pendididkan

Model Summary

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .647a .419 .391 7.58123 .419 15.220 9 190 .000

2 .647b .419 .388 7.60125 .000 .000 1 189 .985

3 .654c .428 .394 7.56344 .009 2.894 1 188 .091

a. Predictors: (Constant), Pendididkan, CONCENT, JK, NEUROT, Religi, EXTRAV, UsiaNikah, DukSos, Pendptn

b. Predictors: (Constant), Pendididkan, CONCENT, JK, NEUROT, Religi, EXTRAV, UsiaNikah, DukSos, Pendptn, CeraiOrtu

c. Predictors: (Constant), Pendididkan, CONCENT, JK, NEUROT, Religi, EXTRAV, UsiaNikah, DukSos, Pendptn, CeraiOrtu, Pacaran