FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini...

133
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang) ANNEKE PUSPASARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur,

Kabupaten Karawang)

ANNEKE PUSPASARI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP

PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur,

Kabupaten Karawang)

ANNEKE PUSPASARI

H44080103

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

RINGKASAN

ANNEKE PUSPASARI. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang). Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT.

Permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian saat ini terus mengalami peningkatan. Sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan kebutuhan lahan meningkat. Adanya peningkatan kebutuhan lahan untuk pembangunan, sementara ketersediaan lahan relatif tetap menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan lahan. Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi nasional juga mengalami alih fungsi lahan pertanian terutama lahan sawah. Dari tahun 2001-2010 luas lahan sawah yang mengalami alih fungsi sebesar 317,10 hektar. Terjadinya alih fungsi lahan akan memberikan dampak baik pada lingkungan maupun pendapatan petani. Kecamatan Karawang Timur merupakan salah satu kecamatan yang mengalami alih fungsi lahan tertinggi.

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dan dampaknya terhadap pendapatan petani. Tujuan khusus dari penelitian ini: (1) mengkaji laju alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur, (3) menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani, (4) menganalisis dampak lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian di Desa Kondangjaya. 

Penelitian ini dilakukan di Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Pengambilan data dilakukan selama bulan Februari - April 2012. Data primer diperoleh dari hasil wawancara melalui kuisioner. Data sekunder diperoleh melalui dinas-dinas terkait serta studi literatur atau referensi lainnya berupa jurnal dan penelusuran data melalui internet. Laju alih fungsi lahan dianalisis dengan persamaan laju alih fungsi lahan, pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan menggunakan model regresi linier berganda dan model regresi logistik, dampak alih fungsi lahan dianalisis dengan analisis uji beda rata-rata. Pengolahan data dilakukan secara manual serta komputerisasi dan melalui program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren laju alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur mengalami fluktuasi dari tahun 2006-2011. Laju alih fungsi lahan tahun 2006-2011 sebesar 0,47 persen per tahun. Laju alih fungsi lahan sawah paling tinggi terjadi pada tahun 2011, yaitu sebesar 5,58 persen. Hal ini disebabkan karena adanya pembangunan pemukiman akibat peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Karawang Timur. Faktor-faktor yang mempengaruhi Alih fungsi lahan pertanian di tingkat wilayah adalah jumlah industri, dan proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani dipengaruhi oleh tingkat usia, luas lahan, lama pendidikan, dan pengalaman bertani. Rata-rata pendapatan total petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan terjadi perubahan dari Rp 1.421.514,03 menjadi Rp 1.299.796,30. Namun, terjadinya alih fungsi lahan tidak berpengaruh terhadap pendapatan petani. Keterampilan rendah dan

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

pendidikan rendah yang dimiliki oleh responden menyebabkan perubahan mata pencaharian tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan responden. Pembangunan terus-menerus menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah di Desa Kondangjaya. Alih fungsi lahan sawah menyebabkan dampak lingkungan. Dampak lingkungan dilihat dari kondisi air, udara, dan terjadinya banjir. Namun, dampak lingkungan yang terjadi tidak terlalu dirasakan oleh responden untuk saat ini.

Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan, Pendapatan Petani, Lingkungan

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan

Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa

Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang)

Nama : Anneke Puspasari

NRP : H44080103

Disetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Diketahui,

Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus:

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap

Pendapatan Petani (Studi kasus: Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur,

Kabupaten Karawang) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun pada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Anneke Puspasari H44080103

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan selama proses

penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,

saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Ujang Sehabudin selaku dosen penguji utama dan pembimbing akademik.

3. Novindra, Sp, M.si selaku dosen penguji perwakilan departemen.

4. Ibu (Fahriana), Bapak (Budy Christianto), kakak (Lieke Puspasari dan Deni

Angela), adik (Debrina Puspasari), dan Nenek (Ny. Desman) atas doa, saran,

dukungan dan motivasinya selama ini.

5. Kecamatan Karawang Timur dan Desa Kondangjaya.

6. Bapak Aat selaku Ketua Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan

Karawang Timur serta para penyuluh pertanian Kecamatan Karawang Timur

yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.

7. Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Karawang, Badan

Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Karawang, Dinas Pertanian,

Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Karawang.

8. Rekan satu bimbingan Ria Kantri, Esti Rahmaniah, Anggi Presti A,

Miftahurohmah, Arindy Pratiwi, dan Ai Surya terima kasih atas bantuan, saran

dan semangatnya selama ini.

9. Nurul Wulan S, Dwipanca P, Pradipta, Evi N, Vicky A, Erwan P, Dhilla,

Andri L dan Ade atas dukungan dan doanya selama ini.

10. Teman-teman ESL 45 atas kebersamaannya selama ini.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Dan

Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Kondangjaya,

Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang). Skripsi ini disusun untuk

memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian didalam skripsi ini adalah mengetahui laju alih

fungsi lahan yang terjadi di wilayah tersebut, mengidentifikasi faktor-faktor yang

diduga mendorong terjadinya alih fungsi lahan, menganalisis dampak alih fungsi

lahan pertanian terhadap pendapatan petani, serta menganalisis dampak

lingkungan dari alih fungsi lahan pertanian.

Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir penulisan.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap

skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.

Bogor, Juni 2012

Anneke Puspasari

 

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

viii

 

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12

2.1. Lahan Pertanian ............................................................................ 12 2.2. Alih Fungsi Lahan Pertanian ........................................................ 13 2.3. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian …………………………. 15 2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Alih fungsi Lahan ............... 17 2.5. Peraturan Tentang Alih Fungsi Lahan ......................................... 21 2.6. Penelitian Terdahulu …………………………………………… 23

III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 25

IV. METODE PENELITIAN .................................................................. 28

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 28 4.2. Jenis dan Sumber Data …………………………………………. 28 4.3. Metode Pengambilan Sampel ………………………………….. 29 4.4. Metode dan Prosedur Analisis ………………………………….. 30

4.4.1. Analisis Deskriptif ……………………………………… 30 4.4.2. Analisis Laju Alih Fungsi ………………………………. 31 4.4.3. Analisis Regresi Berganda ……………………………… 32 4.4.4. Analisis Regresi Logistik ……………………………….. 40 4.4.5. Analisis Uji Beda Rata-Rata ……………………………. 45

V. GAMBARAN UMUM ……………………………………………… 47

5.1. Gambaran Umum Kabupaten Karawang ………………………. 47 5.2. Gambaran Umum Kecamatan Karawang Timur ………………. 48

5.2.1. Gambaran Umum Desa Kondangjaya …………………... 53 5.3. Karakteristik Umum Responden ……………………………….. 54

5.3.1. Tingkat Usia …………………………………………….. 55 5.3.2. Pendidikan ………………………………………………. 56 5.3.3. Lama Bertani ……………………………………………. 57 5.3.4. Luas Lahan Sawah .……………………………………… 58

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

ix

 

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….. 59

6.1. Laju Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Karawang Timur ..……… 59 6.2. Alih Fungsi Lahan Pertanian Tingkat Wilayah ………………… 66 6.3. Alih Fungsi Lahan Pertanian Tingkat Petani …………………... 74

6.3.1. Proses Alih Fungsi Lahan ……………………………….. 77 6.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan

Tingkat Petani …………………………………………… 79 6.4. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Pendapatan Petani ……... 83 6.5. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Lingkungan ……………. 89

6.5.1. Dampak Terhadap Sampah ……………………………… 90 6.5.2. Dampak Terhadap Kondisi Udara ...….…………………. 91 6.5.3. Dampak Terhadap Ketersediaan Air ……………………. 92 6.5.4. Dampak Terhadap Banjir ……………………………….. 95

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 97

7.1. Kesimpulan …………………………………………………….. 97 7.2. Saran ……………………………………………………………. 98

VIII. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 99

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 104

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. 120

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

x

 

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai PDB Indonesia Tahun 2010-2011 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000........................................................................................... 2

2. Nama-Nama Perusahaan di Desa Kondangjaya 2000-2011...... 9

3. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karawang ……….. 48

4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Karawang Tahun 2010 ..... 49

5. Luas wilayah Desa dan Kelurahan di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2010 .…………………………………………. 51

6. Jumlah Penduduk Masing-masing Kelurahan dan Desa di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2010 ..………………… 51

7. Keadaan Penduduk di Kecamatan Karawang Timur Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2011 ....…………….. 52

8. Data Alih Fungsi Lahan Sawah di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2011 ………………………………………….. 53

9. Mata Pencaharian Penduduk Desa Kondangjaya Tahun 2011.. 54

10. Luas Lahan Pemukiman (Bangunan, dan Pekarangan) di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2006-2011 ..……….…. 65

11. Jumlah Perusahaan Pembangun Perumahan di Lahan Sawah Kecamatan Karawang Timur Tahun 2000-2011 ......……….. 66

12. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Memperngaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat Wilayah ...……............................... 69

13. Luas Perubahan Lahan Sawah Menjadi Perumahan Tahun 2001-2010 …........................................................................... 72

14. Luas Lahan yang Mengalami Alih Fungsi ………................. 75

15. Penggunaan Hasil Pengalih Fungsian Lahan Oleh Petani ...... 79

16. Proses Alih Fungsi Lahan Oleh Petani Responden di Kecamatan Karawang Timur ...…………………………….. 80

17. Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat Petan ....................................................................................... 83

18. Sumber Pendapatan Utama Petani yang Melakukan Alih Fungsi Lahan Pertanian .…………………………................... 88

19. Perbandingan Rata-rata Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Terjadinya Alih Fungsi Lahan ……….....………… 89

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

xi

 

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang ………………….. 4

2. Diagram Alur Pikir ………………………………………… 27

3. Tingkat Usia Responden Tahun 2012 …………………..…. 54

4. Tingkat Pendidikan Responden Tahun 2012 …...…………. 55

5. Lama Bertani Responden …………………...……………... 56

6. Luas Lahan Sawah Responden …..…………….………..…. 57

7. Laju Luasan Lahan Sawah di Kecamatan Karawang Timur . 59

8. Tren Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Karawang Timur Tahun 2006-2010 ………………………………….……….. 64

9. Tren Perubahan Luas Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Tahun 2001-2010 ..................................................................... 71

10. Kondisi Sampah di Desa Kondangjaya Tahun 2012 …......... 90

11. Kondisi Udara di Desa Kondangjaya Tahun 2012 ……….... 91

12. Perolehan Air Responden di Desa Kondangjaya …………... 93

13. Kualitas Air di Desa Kondangjaya Tahun 2012 ………….... 94

14. Kejadian Banjir di Desa Kondangjaya Tahun 2012 .………. 95

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

xii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, Sumber Data .……..……. 105

2. Peta Kabupaten Karawang ........................................................ 106

3. Laju Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Karawang Timur .......... 107

4. Jumlah Penduduk Kecamatan Karawang Timur 2006-2010 ..... 107

5. Penurunan Luas Lahan Sawah Kabupaten Karawang .............. 107

6. Data Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat Wilayah ....................................................................... 108

7. Data Pendapatan Sebelum dan Sesudah Melakukan Alih Fungsi Lahan ............................................................................ 109

8. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat Wilayah ...………………………………..... 111

9. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan di Tingkat Petani ..........………………………....…...... 115

10. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Pendapatan Total ..…... 117

11. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Pendapatan Usaha Tani . 118

12. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 119

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis

utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah

memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan

ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan

masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB),

perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan inflasi.

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor

kedua setelah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi besar

terhadap peningkatan PDRB Indonesia. PDRB merupakan salah satu indikator

yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau negara. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 1. dimana pertanian, peternakan, kehutanan, dan

perikanan pada tahun 2010 dan 2011 menyumbang masing-masing sebesar Rp

985,40 triliyun dan Rp 1.039,50 triliyun. Sumbangan sektor pertanian ini naik

sebesar Rp 54,10 triliyun. Jika berdasarkan harga konstan, pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan menyumbang sebesar Rp 304,70 triliyun dan Rp 313,70

triliyun. Sumbangan sektor pertanian berdasarkan harga konstan naik sebesar

Rp9,00 triliyun. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertanian, peternakan,

kehutanan, dan perikanan masih memberikan sumbangan yang besar terhadap

pembangunan di Indonesia.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

2

Tabel 1. Nilai PDRB Indonesia pada Tahun 2010-2011 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000.

Lapangan Usaha

Atas dasar harga berlaku

Atas dasar harga konstan

2000 2010 2011 2010 2011

Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan

985,40 1093,5

304,7

313,7

Pertambangan dan penggalian 718,1 886,3 186,6 189,2Industri pengolahan 1595,8 1803,5 597,1 634,2Listrik, gas dan air bersih 49,1 55,7 18,1 18,9Bangunan 660,9 756,5 150,0 160,1Perdagangan, hotel, restoran 882,5 1.022,1 400,5 437,2Pengangkutan dan komunikasi 423,2 491,2 218 241,3Keuangan, persewaan, jasa perusahaan 466,6 535,0 221,0 236,1Jasa-jasa 654,7 783,3 217,8 232,5

Produk Domestik Bruto (PDB) 6.436,3 7.427,1 2.313.8 2.463,2PDB Tanpa Migas 5936,2 6794,4 2.171 2.321,8

Sumber: Badan Pusat Statistik (2012)

Dalam menghadapi pembangunan, sektor pertanian masih terdapat banyak

persoalan besar yang harus diselesaikan, salah satu diantaranya adalah

permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang saat

ini terus mengalami peningkatan. Menurut Utomo (1992) Alih fungsi lahan atau

konversi lahan adalah berubahnya satu penggunanaan lahan ke penggunanaan

lahan lainnya. Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi

terjadinya alih fungsi lahan.

Alih fungsi lahan pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Sejalan

dengan adanya peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya kebutuhan

infrastruktur seperti, perumahan, jalan, industri, perkantoran, dan bangunan lain

menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi

yang tinggi menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat di beberapa sektor

ekonomi. Pertumbuhan tersebut juga membutuhkan lahan yang lebih luas

sehingga terjadi peningkatan kebutuhan lahan untuk pembangunan, sementara

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

3

ketersediaan lahan relatif tetap menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan

lahan. Kebanyakan lahan yang dialihfungsikan umumnya adalah lahan-lahan

pertanian karena land rent (sewa lahan). Menurut Barlowe, sewa ekonomi lahan

(land rent) mengandung pengertian nilai ekonomi yang diperoleh oleh satu bidang

lahan bila lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi. Land rent

lahan pertanian relatif lebih tinggi penggunaannya untuk non-pertanian

dibandingkan dengan lahan pertanian yang dikelola oleh petani (Putri 2009).

Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari

transformasi sruktur ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke

perkotaan) yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari

pertanian ke non-pertanian (Supriyadi 2004). Persoalan ini harus dicarikan solusi

pemecahannya karena melihat juga dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi

lahan ini dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada

umumnya. Adanya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah akan

mempengaruhi produksi beras yang mana merupakan makanan pokok masyarakat

Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan.

Fenomena alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non-pertanian saat

ini terjadi sangat pesat di beberapa wilayah di Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Alih fungsi lahan yang terjadi di Pulau Jawa sebesar 54 persen lebih tinggi

dibandingkan Pulau Sumatera sebesar 38 persen dan beberapa daerah di seluruh

wilayah Indonesia (Anugrah 2005). Dalam sepuluh tahun terakhir, konversi lahan

sawah di sentra utama penghasil beras Indonesia yakni Pulau Jawa, rata-rata lebih

dari 22.000 hektar/tahun (Sumaryanto et all 2006), dan Karawang sebagai salah

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

4

1600000

1700000

1800000

1900000

2000000

2100000

2200000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Jum

lah

Pend

uduk

jumlah penduduk

1600000

1700000

1800000

1900000

2000000

2100000

2200000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Jum

lah

Pend

uduk

jumlah penduduk

satu wilayah penyumbang beras tertinggi khususnya di Jawa Barat sampai saat ini

tetap mengalami alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah.

Salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami alih fungsi lahan

pertanian adalah kabupaten Karawang. Wilayah ini juga terkenal sebagai lumbung

padi nasional. Kabupaten Karawang menjadi penghasil padi terbesar ketiga

setelah Indramayu dan Subang di Jawa Barat1. Selain itu, lahan pertanian terutama

lahan sawah cukup luas. Sebesar 55,62 persen luas wilayah Kabupaten Karawang

merupakan lahan sawah. Namun, Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang

rawan akan masalah lahan, terutama karena adanya kawasan industri serta

pemukiman penduduk. Adanya pertambahan jumlah penduduk Kabupaten

Karawang setiap tahun dengan laju rata-rata setiap tahun sebesar 1,75 persen

menyebabkan kebutuhan baik pemukiman maupun perumahan terus meningkat.

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang 2011 (diolah)

Gambar 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang Tahun 2001-2010

Selain itu, kemudahan akses serta letak geografis yang berada di dua kota

besar yaitu Jakarta dan Bandung mengakibatkan daerah ini menjadi daerah

penyangga yang strategis untuk menjadi salah satu pusat perekonomian sehingga

1 www.BPS.go.id. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012 pukul 20.00

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

5

sektor-sektor ekonomi pun menjadi tumbuh (Sandi 2009). Sejak dibangunnya

jalan tol Jakarta-Cikampek telah menjadikan kabupaten Karawang sebagai salah

satu lokasi strategis untuk kegiatan industri (Jamal 1999).

1.2 Rumusan Masalah

Alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang terjadi selama ini di

Indonesia sebenarnya tidak menguntungkan bagi sektor pertanian. Adanya alih

fungsi lahan justru menimbulkan dampak negatif karena dapat menurunkan hasil

produksi pertanian dan daya serap tenaga kerja sehingga akan berpengaruh

terhadap keberlanjutan hidup petani. Namun, potensi dampak yang akan terjadi

kurang diperhatikan masyarakat ataupun pemerintah dan upaya untuk

pengendalian terhadap alih fungsi lahan sepertinya diabaikan. Inilah yang menjadi

konsentrasi pemerintah dan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah

Kabupaten Karawang terutama di wilayah Kecamatan Karawang Timur.

Perkembangan Kabupaten Karawang telah mengakibatkan terjadinya

persaingan dalam penggunaan lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan

permintaan lahan dimana luas lahan tetap, yaitu seluas 175.327 hektar. Sebagai

konsekuensi dari hal ini maka terjadilah alih fungsi lahan pertanian. Berdasarkan

data Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang (2011) menunjukkan

bahwa secara umum luas lahan sawah yang mengalami alih fungsi dari tahun

2001-2010 mencapai 346,9 hektar atau 34,69 hektar per tahun2.

Perubahan penggunaan lahan dilakukan pada lahan pertanian yang

bertempat pada zonasi kawasan yang dialokasikan sebagai kawasan industri

maupun pemukiman. Penetapan zonasi wilayah diatur pada Peraturan Daerah

2 Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang (2011)

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

6

Kabupaten Karawang mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Penetapan RTRW Kabupaten Karawang tahun 2004 berdasarkan perda no 19

tahun 2004 memiliki zonasi industri lebih besar dibandingkan RTRW Kabupaten

Karawang sebelumnya, yaitu 1999 (Ervani 2011).

Perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian ke lahan non-pertanian di

Kabupaten Karawang tidak saja menghilangkan kesempatan dalam memproduksi

padi dan komoditas pertanian lainnya, namun juga menghilangkan kesempatan

usaha yang akan mengancam kelangsungan hidup petani. Sebanyak 61,9 persen

penduduk Kabupaten Karawang bergerak di bidang usaha pertanian dengan

presentasi buruh tani sekitar 59,43 persen3. Akibat adanya alih fungsi lahan ini,

banyak petani yang kehilangan mata pencahariaannya. Sebagian besar dari

mereka beralih dari petani pemilik menjadi petani penggarap ataupun beralih

profesi menjadi buruh pabrik atau tukang ojek. Hal ini akan berpengaruh terhadap

pendapatan petani yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Petani yang sebelumnya sangat bergantung pada sektor pertanian sebagai

mata pencahariannya kini banyak diantara mereka tidak bisa bertani kembali.

Selain itu, bertambahnya wilayah terbangun (built up area) menyebabkan muka

tanah yang merupakan peresapan akan jauh berkurang luasannya (Achard et

al.1987) dalam (Barbier 1999). Rendahnya daya resapan air menyebabkan

peningkatan aliran air permukaan. Tingginya aliran permukaan akan

menyebabkan terjadinya banjir. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap

kondisi lingkungan wilayah sekitar.

3 www.pelitakarawang.com “Wilayah Lumbung Padi Karawang” . Diakses pada tanggal 14 Februari 2012 pukul 21.30

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

7

Kecamatan Karawang Timur merupakan salah satu wilayah yang

mengalami alih fungsi lahan tertinggi di Kabupaten Karawang. Pada tahun 2011,

wilayah ini mengalami alih fungsi lahan tertinggi mencapai 254,60 hektar

berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten

Karawang. Lahan yang mengalami alih fungsi sebagian besar adalah lahan sawah

produktif. Saat ini luas lahan pertanian khusunya lahan sawah sebesar 69,8 persen.

Namun seiring dengan adanya pembangunan, banyak lahan yang beralih fungsi

terutama untuk pembangunan perumahan.

Sejak adanya penetapan RTRW tahun 2004, Kecamatan Karawang Timur

terus mengalami pembangunan. Wilayah ini memiliki peluang yang tinggi untuk

investor dalam menanamkan modalnya karena wilayah ini merupakan pusat bisnis

dan tata niaga. Selain itu, wilayah ini juga merupakan pusat kota dari

pemerintahan Kabupaten Karawang dan pintu gerbang ibu kota Jakarta. Hal

tersebut mendorong terjadinya alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur,

khususnya Desa Kondangjaya.

Desa Kondangjaya merupakan desa yang mengalami alih fungsi lahan

pertanian paling tinggi di Kecamatan Karawang Timur. Sebagian besar lahan di

wilayah ini merupakan lahan sawah. Pada tahun 2011, lahan pertanian khususnya

sawah yang mengalami alih fungsi seluas 130 hektar. Lahan yang dialihfungsikan

berupa lahan sawah produktif, yakni lahan sawah irigasi teknis. Saat ini, luas

lahan sawah di Desa Kondangjaya hanya tinggal 33 persen dari luas wilayah4.

Pembangunan di wilayah ini lebih banyak untuk perumahan. Banyak

kontraktor perumahan (developer) yang membangun perumahan karena wilayah

4 Kantor Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, 2011

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

8

ini sangat strategis, dekat dengan pusat Kabupaten Karawang dan dekat dengan

jalan alternatif (By Pass). Namun, penggunaan lahan sawah yang dilakukan

developer menimbulkan banyak dampak, terutama terhadap lingkungan dan

pendapatan yang dirasakan langsung oleh masyarakat di Desa Kondangjaya.

Berikut nama-nama perusahaan atau developer dari perumahan yang di bangun

diatas lahan sawah di Desa Kondangjaya:

Tabel 2. Nama Perusahaan Perumahan di Desa Kondangjaya 2000-2011

Nama Perusahaan Luas (Hektar)

PT Trimertta Griya Lestari 8,19

PT Tawakal Griya Husada 6,32

PT Griya Tata Mandiri 7,20

PT Tawakal Griya Husada 11,00

PT Cipta Cakti Carono 3,10

PT Sinar Kompas Utama 10,00

PT Daun Permata Mulia 10,00

PT Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk 15,00

HENDRIK UTAMA 5,12

PT Perkasa Internusa Mandiri 150,00

PT Duta Bersama 40,00

PT Arrayan Nusantara Development 300,00

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang 2011

Berdasarkan Tabel 2, pembangunan perumahan-perumahan di lahan sawah

tetap dibiarkan atau diberikan izin oleh pemerintah daerah. Padahal adanya

pembangunan di lahan sawah dapat memberikan dampak terhadap lingkungan.

Dampak lingkungan dirasakan langsung oleh masyarakat di Desa Kondangjaya,

yaitu, udara yang mulai tercemar, air yang mulai sulit diperoleh, serta ancaman

terhdadap banjir.

Pergeseran penggunaan lahan dari lahan sawah ke non-pertanian di Desa

Kondangjaya menyebabkan terjadinya penurunan luas lahan dan pergeseran mata

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

9

pencaharian penduduk. Pada awalnya sebagian besar penduduk berprofesi sebagai

petani, namun saat ini hanya 19,40 persen penduduk yang memiliki mata

pencaharian di bidang pertanian. Saat ini, sebagian besar penduduk memiliki mata

pencaharian di bidang perdagangan, industri, wiraswasta, dan jasa seperti tukang

ojek. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh penduduk

sebelum dan sesudah melakukan alih fungsi lahan di Desa Kondangjaya. Kondisi

ini menggambarkan bahwa terjadinya alih fungsi lahan sawah justru merugikan

petani.

Berdasarkan berbagai kenyataan dan permasalahan di atas maka rumusan

masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana laju alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian?

3. Bagaimana dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di Desa

Kondangjaya?

4. Bagaimana dampak akibat alih fungsi lahan terhadap lingkungan di Desa

Kondangjaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hasil uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengkaji laju alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Karawang Timur.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pada

tingkat wilayah maupun tingkat petani.

3. Menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di

Desa Kondangjaya.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

10

4. Menganalisis dampak lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian di

Desa Kondangjaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan bidang keilmuan ekonomi sumberdaya

dan lingkungan yang dipelajari selama menjalani perkuliahan di Institut

Pertanian Bogor.

2. Bagi pemerintah, informasi ini dapat menjadi acuan dalam pembuatan

kebijakan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan pembangunan

pertanian.

3. Bagi civitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi yang digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih

Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi

Kasus Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang)

diperlukan batasan penelitian agar lebih fokus dalam penelitian. Adapun

pembatasan penelitian dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang

Timur, Kabupaten Karawang.

2. Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi berupa lahan sawah di Kecamatan

Karawang Timur.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan dilihat dari faktor

yang mempengaruhi alih fungsi lahan ditingkat wilayah dan faktor-faktor

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

11

yang mempengaruhi keputusan petani melakukan alih fungsi lahan

pertanian.

4. Pendapatan yang diperhitungkan dilihat dari perubahan pendapatan rumah

tangga dari petani sebelum dan sesudah kegiatan alih fungsi lahan

pertanian khususnya lahan sawah.

5. Dampak lingkungan yang dinilai dari dampak yang dirasakan langsung

oleh masyarakat dilihat dari kondisi udara, air, sampah, dan banjir.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lahan Pertanian

Sumberdaya lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki

banyak manfaat bagi manusia, seperti sebagai tempat hidup, tempat mencari

nafkah. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir

semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan seperti sektor pertanian,

kehutanan, perumahan, industri, pertambangan, dan transportasi.

Lahan mempunyai arti penting bagi para stakeholder yang

memanfaatkannya. Fungsi lahan bagi masyarakat sebagai tempat tinggal dan

sumber mata pencaharian. Bagi petani, lahan merupakan sumber memproduksi

makanan dan keberlangsungan hidup. Bagi pihak swasta, lahan adalah aset untuk

mengakumulasikan modal. Bagi pemerintah, lahan merupakan kedaulatan suatu

negara dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Adanya banyak kepentingan yang

saling terkait dalam penggunaan lahan, hal ini mengakibatkan terjadinya tumpang

tindih kepentingan antar aktor yaitu petani, pihak swasta, dan pemerinntah dalam

memanfaatkan lahan.

Lahan pertanian merupakan lahan yang diperuntukan untuk kegiatan

pertanian. Sumberdaya lahan pertanian memiliki banyak manfaat bagi manusia.

Menurut Sumaryanto dan Tahlim (2005) menyebutkan bahwa manfaat lahan

pertanian dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, use values atau nilai

penggunaan dapat pula disebut sebagai personal use values. Manfaat ini

dihasilkan dari hasil eksploitasi atau kegiatan usahatani yang dilakukan pada

sumber daya lahan pertanian. Kedua, non use values dapat pula disebut sebagai

intrinsic values atau manfaat bawaan. Berbagai manfaat yang tercipta dengan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

13

sendirinya walaupun bukan merupakan tujuan dari kegiatan eksploitasi dari

pemilik lahan pertanian termasuk dalam kategori ini.

Salah satu lahan pertanian yang banyak terdapat di Indonesia khusunya

Pulau Jawa adalah lahan sawah. Lahan sawah adalah suatu tipe penggunaan lahan

yang untuk pengelolaannya memerlukan genangan air. Oleh karena itu, lahan

sawah selalu memiliki permukaan datar atau yang didatarkan dan dibatasi oleh

pematang untuk menahan air genangan (Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanah dan Agroklimat 2003).

Menurut Yoshida (1994) dan Kenkyu (1996) dalam Sumaryanto et al

(2005) bahwa dari aspek lingkungan, keberadaan lahan pertanian dapat

berkontribusi dalam lima manfaat, yaitu: pencegahan banjir, pengendali

keseimbangan tata air, pencegahan erosi, pengurangan pencemaran lingkungan

yang berasal dari limbah rumah tangga, dan mencegah pencemaran udara yang

berasal dari gas buangan.

2.2 Alih Fungsi Lahan pertanian

Alih fungsi lahan pertanian bukan merupakan hal yang baru. Dengan

semakin meningkatnya taraf hidup dan terbukanya kesempatan untuk

menciptakan peluang kerja, yang ditandai oleh semakin banyaknya investor

ataupun masyarakat dan pemerintah dalam melakukan pembangunan, maka

semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan. Dipihak lain jumlah lahan yang

terbatas sehingga menimbulkan penggunaan lahan yang seharusnya beralih ke

penggunaan non-pertanian.

Alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian merupakan isu yang perlu

diperhatikan karena ketergatungan masyarakat terhadap sektor pertanian.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

14

Konversi lahan atau alih fungsi lahan adalah berubahnya satu penggunaan lahan

ke penggunaan lainnya, sehingga permasalahan yang timbul akibat konversi

lahan, banyak terkait dengan kebijakan tataguna tanah (Ruswandi 2005). Menurut

Kustiawan (1997) alih fungsi atau konversi lahan secara umum menyangkut

transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke

penggunaan lainnya. Alih fungsi lahan umumnya terjadi di wilayah sekitar

perkotaan dan dimaksudkan untuk mendukung perkembangan sektor industri dan

jasa.

Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan

dan penawaran lahan. Adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan

permintaan dimana penawaran terbatas sedangkan permintaan tak terbatas

menyebabkan alih fungsi lahan. Menurut Barlowe (1978), faktor faktor yang

mempengaruhi penawaran lahan adalah karateristik fisik alamiah, faktor ekonomi,

faktor teknologi, dan faktor kelembagaan. Selain itu, faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan lahan adalah populasi penduduk, perkembangan

teknologi, kebiasaan dan tradisi, pendidikan dan kebudayaan, pendapatan dan

pengeluaran, selera dan tujuan, serta perubahan sikap dan nilai-nilai yang

disebabkan oleh perkembangan usia.

Sumaryanto dan Tahlim (2005) mengungkapkan bahwa pola konversi

lahan dapat ditinjau dalam beberapa aspek. Pertama, alih fungsi secara langsung

oleh pemilik lahan yang bersangkutan. Lazimnya motif tindakan ada 3: (a) untuk

pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal, (b) dalam rangka meningkatkan

pendapatan melalui alih usaha, (c) kombinasi dari (a) dan (b) seperti

pembangunan rumah sekaligus dijadikan tempat usaha. Pola alih fungsi lahan ini

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

15

terjadi disembarang tempat, kecil-kecil, dan tersebar. Dampak alih fungsi lahan

dengan pola ini terhadap eksistensi lahan sawah sekitarnya baru significant untuk

jangka waktu lama.

Kedua, alih fungsi yang diawali dengan alih penguasaan lahan. Pemilik

menjual kepada pihak lain yang akan memanfaatkannya untuk usaha non-

pertanian atau kepada makelar. Secara empiris, alih fungsi lahan melalui cara ini

terjadi dalam hamparan yang luas, terkonsentrasi, dan umumnya berkorelasi

positif dengan proses urbanisasi (pengkotaan). Dampak alih fungsi lahan terhadap

eksistensi lahan sawah sekitarnya berlangsung cepat dan nyata.

Alih fungsi lahan dapat bersifat permanen dan juga dapat bersifat

sementara (Utomo 1992). Jika lahan sawah beririgasi teknis berubah menjadi

kawasan pemukiman atau industri, maka alih fungsi lahan bersifat permanen.

Akan tetapi, jika sawah tersebut berubah menjadi perkebunan tebu, maka alih

fungsi lahan tersebut bersifat sementara, karena pada tahun-tahun berikutnya

dapat dijadikan sawah kembali. Alih fungsi lahan permanen biasanya lebih besar

dampaknya dari pada alih fungsi lahan sementara.

2.3 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian

Terkonsentrasinya pembangunan perumahan dan industri di Pulau Jawa

menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Di satu sisi alih fungsi lahan ini

menambah terbukanya lapangan kerja di sektor non-pertanian seperti jasa

konstruksi, dan industri, akan tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang

kurang menguntungkan. Menurut Widjanarko et al (2006) dampak negatif akibat

alih fungsi lahan, antara lain:

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

16

1. Berkurangnya luas sawah yang mengakibatkan turunnya produksi padi, yang

mengganggu tercapainya swasembada pangan.

2. Berkurangnya luas sawah yang mangakibatkan bergesernya lapangan kerja

dari sektor pertanian ke non-pertanian, yang apabila tenaga kerja lokal yang

ada tidak terserap seluruhnya justru akan meninggikan angka pengangguran.

Dampak sosial ini akan berkembang dengan meningkatnya kecemburuan

sosial masyarakat setempat terhadap pendatang yang pada gilirannya

berpotensi meningkatkan konflik sosial.

3. Investasi pemerintah dalam pengadaan prasarana dan sarana pengairan

menjadi tidak optimal pemanfaatannya.

4. Kegagalan investor dalam melaksanakan pembangunan perumahan maupun

indusri sebagai dampak krisis ekonomi atau karena kesalahan perhitungan

mengakibatkan tidak termanfaatkannya tanah yang telah diperoleh sehingga

meningkatkan luas lahan tidur yang pada gilirannya akan menimbulkan

konflik sosial seperti penjarahan tanah.

5. Berkurangnya ekosistem sawah terutama di jalur pantai utara Pulau Jawa yang

terbaik dan telah terbentuk puluhan tahun, sedangkan pencetakan sawah baru

yang sangat besar biayanya di luar Pulau Jawa seperti di Kalimantan Tengah,

tidak memuaskan hasilnya.

Sumaryanto et al (2005) mengungkapkan bahwa dampak negatif dari

konversi lahan sawah adalah degradasi daya dukung ketahanan pangan nasional,

pendapatan pertanian menurun, dan meningkatnya kemiskinan masyarakat lokal.

Selain itu dampak lainnya adalah rusaknya ekosistem sawah, serta adanya

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

17

perubahan budaya dari agraris ke budaya urban sehingga menyebabkan terjadinya

kriminalitas.

Menurut Firman (2005) bahwa alih fungsi lahan yang terjadi menimbulkan

dampak langsung maupun dampak tidak langsung. Dampak langsung yang

diakibatkan oleh alih fungsi lahan berupa hilangnya lahan pertanian subur,

hilangnya investasi dalam infrastruktur irigasi, kerusakan natural lanskap, dan

masalah lingkungan. Kemudian dampak tidak langsung yang ditimbulkan berupa

inflasi penduduk dari wilayah perkotaan ke wilayah tepi kota.

Kegiatan alih fungsi lahan pertanian juga berpengaruh terhadap

lingkungan. Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non-petanian akan

mempengaruhi keseimbangan ekosistem lahan pertanian. Menurut Ruswandi et al

(2007) secara faktual alih fungsi lahan atau konversi lahan menimbulkan beberapa

konsekuensi, antara lain berkurangnya lahan terbuka hijau sehingga lingkungan

tata air akan terganggu, serta lahan untuk budidaya pertanian semakin sempit.

Furi (2007) menjelaskan bahwa konversi lahan atau alih fungsi lahan yang

terjadi mengubah status kepemilikan lahan dan penguasaan lahan. Perubahan

dalam penguasaan lahan di pedesaan membawa implikasi bagi perubahan

pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat yang menjadi indikator

kesejahteraan masyarakat desa. Terbatasnya akses untuk menguasai lahan

menyebabkan terbatas pula akses masyarakat atas manfaat lahan yang menjadi

modal utama mata pencaharian sehingga terjadi pergeseran kesempatan kerja ke

sektor non-pertanian (sektor informal).

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

18

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan

Laju penggunaan lahan akan semakin meningkat seiring dengan

pembangunan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya permintaan akan lahan

mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian. Menurut

Pakpahan (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi atau konversi

lahan sawah ke penggunaan non-pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat wilayah yaitu

faktor yang tidak langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan

konversi dan faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat

petani yaitu faktor yang langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan

alih fungsi.

Di tingkat wilayah, alih fungsi lahan sawah secara tidak langsung

dipengaruhi oleh perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan penduduk, arus

urbanisasi, dan konsistensi implementasi rencana tata ruang. Sedangkan secara

tidak langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan pembangunan sarana transportasi,

pertumbuhan lahan untuk industri, pertumbuhan sarana pemukiman, dan sebaran

lahan sawah.

Pengaruh langsung dipengaruhi oleh pengaruh tidak langsung, seperti

pertumbuhan penduduk akan menyebabkan pertumbuhan pemukiman, perubahan

struktur ekonomi ke arah industri dan jasa akan meningkatkan kebutuhan

pembangunan sarana transportasi dan lahan untuk industri, serta peningkatan arus

urbanisasi akan meningkatkan tekanan penduduk atas lahan dipinggiran kota. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat petani adalah

kondisi sosial ekonomi petani seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan

ekonomi secara keseluruhan serta pajak tanah, harga tanah dan lokasi tanah.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

19

Menurut Situmeang (1998), perubahan struktur ekonomi dimana telah terjadi

peningkatan peranan sektor non-pertanian terhadap perekonomian dapat mempercepat

perubahan pola penggunaan lahan ke arah pengkotaan. Selanjutnya, perubahan

struktur perekonomian sendiri dapat dijelaskan dengan terjadinya pertumbuhan

ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi dapat mempercepat terjadinya struktur

ekonomi kearah sektor manufaktur, jasa dan sektor non-pertanian lainnya.

Menurut Winoto (2005) faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih

fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian antara lain:

1. Faktor Kependudukan. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah

meningkatkan permintaan tanah. Selain itu, peningkatan taraf hidup

masyarakat juga turut berperan menciptakan tambahan permintaan lahan.

2. Faktor ekonomi, yaitu tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor non-

pertanian dibandingkan sektor pertanian. Rendahnya insentif untuk bertani

disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sementara harga hasil pertanian

relatif rendah dan berfluktuasi. Selain itu karena faktor kebutuhan keluarga

petani yang terdesak oleh kebutuhan modal usaha atau keperluan keluarga

lainnya.

3. Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan hukum waris yang menyebabkan

terfragmentasinya tanah pertanian, sehingga tidak memenuhi batas minimum

skala ekonomi usaha yang menguntungkan.

4. Perilaku myopic, yaitu mencari keuntungan jangka pendek namun kurang

memperhatikan jangka panjang dan kepentingan nasional secara keseluruhan.

Hal ini antara lain tercermin dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang

cenderung mendorong konversi tanah pertanian untuk penggunaan tanah non-

pertanian.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

20

5. Lemahnya sistem perundang-undangan dan penegakan hukum (Law

Enforcement) dari peraturan-peraturan yang ada.

Menurut Kustiawan (1997) dalam hasil kajiannya menyatakan bahwa ada

faktor yang berpengaruh terhadap proses alih fungsi lahan pertanian sawah, yaitu

(1) Faktor Eksternal adalah faktor-faktor dinamika pertumbuhan perkotaan,

demografi maupun ekonomi yang mendorong alih fungsi lahan sawah ke

penggunaan non-pertanian, (2) Faktor-faktor Internal adalah kondisi sosial

ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan yang mendorong lepasnya

kepemilikan lahan, dan (3) Faktor Kebijaksanaan Pemerintah.

Utomo (1992) memaparkan bahwa secara umum masalah alih fungsi

dalam penggunaan lahan terjadi antara lain karena pola pemanfaatan lahan masih

sektoral, delineasi antar kawasan belum jelas, kriteria kawasan belum jelas,

koordinasi pemanfaatan ruang masih lemah, dan pelaksanaan UUPA (Undang-

undang Pokok Agraria) masih lemah dan penegakan hukum yang masih lemah.

Menurut Winoto (1996) dalam hasil penelitiannya alih fungsi lahan sawah

ditentukan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan sistem pertanian yang ada

seperti halnya perubahan di dalam land tenure system dan perubahan dalam sistem

ekonomi pertanian. Faktor luar sistem pertanian seperti industrialisasi dan faktor-

faktor perkotaan menjelaskan 32,17 persen dan faktor demografis hanya

menjelaskan 8,75 persen.

2.5 Peraturan Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian

Dasar kebijaksanaan pertanahan adalah pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang

dijabarkan lebih lanjut dalam UU No 5 tahun 1960 mengenai Undang-Undang

Pokok Agraria (UUPA). Pada pasal 2 ayat (1) UUPA ditegaskan lagi bahwa bumi,

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

21

air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya

dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Selanjutnya

pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan bahwa hak menguasai dari negara

memberikan wewenang untuk:

1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan, dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air, dan ruang angkasa.

3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

Menurut Widjanarko et al. (2006) ada tiga kebijakan nasional yang

berpengaruh langsung terhadap alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian

ialah:

1. Kebijakan privatisasi pembangunan kawasan industri sesuai Keputusan

Presiden Nomor 53 tahun 1989 yang telah memberikan keleluasaan kepada

pihak swasta untuk melakukan investasi dalam pembangunan kawasan

industri dan memilih lokasinya sesuai dengan mekanisme pasar. Dampak

kebijakan ini sangat berpengaruh pada peningkatan kebutuhan lahan sejak

tahun 1989, yang telah berorientasi pada lokasi subur dan menguntungkan dari

ketersediaan infrastruktur ekonomi.

2. Kebijakan pemerintah lainnya yang sangat berpengaruh terhadap perubahan

fungsi lahan pertanian ialah kebijakan pembangunan permukiman skala besar

dan kota baru. Akibat penerapan kebijakan ini ialah munculnya spekulan yang

mendorong minat petani menjual lahannya.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

22

3. Selain dua kebijakan tersebut, kebijakan deregulasi dalam hal penanaman

modal dan perizinan sesuai Paket Kebijaksanaan Oktober Nomor 23 Tahun

1993 memberikan kemudahan dan penyederhanaan dalam pemrosesan

perizinan lokasi. Akibat kebijakan ini ialah terjadi peningkatan sangat nyata

dalam hal permohonan izin lokasi baik untuk kawasan industri, permukiman

skala besar, maupun kawasan pariwisata.

Landasan Hukum dan Kebijakan alih fungsi lahan pertanian selain UUPA,

antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan.

b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Undang-

undang ini merupakan penggantian dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun

1992 Tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa RTRW

mempertimbangkan budidaya tanaman pangan dimana perubahan fungsi ruang

kawasan pertanian menjadi kawasan pertambangan, pemukiman, kawasan

industri, dan sebagainya memerlukan kajian dan penilaian atas perubahan

fungsi ruang tersebut secara lintas sektor, lintas daerah, dan terpusat.

c. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah.

d. Peraturan pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 Tentang Penertiban dan

Pendayagunaan Lahan Terlantar. Pasal 11 ayat (3b) yang berbunyi: ” tanah

yang diperoleh dasar penggunaannya oleh orang-perseorangan yang tidak

menggunakan tanah tersebut sesuai keadaannya atau menurut sifat dan tujuan

pemberian haknya atau tidak memelihara dengan baik atau tidak mengambil

langkah-langkah pengelolaan bukan karena tidak mampu dari segi ekonomi,

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

23

maka Kepala Kantor Pertanahan mengusulkan kepada Kepala Kantor Wilayah

agar kepada pemegang hak diberi peringatan agar dalam waktu tertentu sudah

menggunakan tanahnya sesuai keadaannya atau menurut sifat dan tujuan

pemberian haknya”.

e. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi. Pasal 6

ayat 1 yang berbunyi: ”izin lokasi diberikan berdasarkan pertimbangan

mengenai aspek penguasaan tanah dan teknis tata guna tanah meliputi keadaan

hak serta penguasaan tanah yang bersangkutan, penilaian fisik wilayah,

penggunaan tanah, serta kemampuan tanah”.

2.6 Penelitian Terdahulu

Solihah (2002) dalam penelitiannya bahwa terjadi penurunan luas lahan

sawah sebanyak 2.946 hektar di Kabupaten Bogor. Faktor-faktor yang

berpengaruh positif penurunan luas lahan jumlah penduduk, panjang jalan

kabupaten, dan sarana pendidikan. Serta faktor-faktor yang berpengaruh negatif

terhadap penurunan luas lahan adalah produktivitas tanaman padi sawah. Dalam

menganalisis faktor-faktor ini menggunakan analisis regresi berganda. Kemudian

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani adalah pendidikan,

kepala keluarga, jumlah tangungan, persentase pendapatan usaha tani padi

terhadap pendapatan total petani, jarak lahan dari pusat pertumbuhan ekonomi,

dan pengaruh tetangga yang melakukan alih fungsi lahan. Dalam menganalisis

faktor-faktor di tingkat petani menggunakan analisis fungsi logit.

Ruswandi (2005) dalam penelitianya bahwa terjadi konversi lahan

pertanian di Kecamatan Lembang dan Parompong sebesar 3.134,39 hektar dengan

laju sebesar 2,96 persen per tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi konversi

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

24

lahan pertanian adalah kepadatan petani pemilik 1992, kepadatan petani non

pemilik 1992, jumlah masyarakat miskin, jarak desa ke kota kecamatan, luas

lahan guntai dari luas wilayah desa tahun 1992, dan peningkatan persentase luas

lahan guntai. Dalam menganalisis faktor-faktor ini digunakan analisis regresi

berganda. Secara umum konversi lahan berpeluang menurunkan kesejahteraan

petani yang dianalisis dengan metode logistik binari.

Barokah et al (2010) dalam penelitiannya Dampak Konversi Lahan

Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Kabupaten Karanganyar

menjelaskan bahwa terjadi perubahan alih fungsi lahan pertanian menyebabkan

penurunan luas lahan pertanian di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa selama kurun waktu 12 tahun dari 1998-2010 telah terjadi perubahan

fungsi lahan sawah 0,120 hektar per rumah tangga petani, proporsi pendapatan

usahatani berkurang 8,30 persen dari 42 persen menjadi 33,7 persen dan proporsi

pendapatan luar usahatani meningkat 10,30 persen dari 54 persen menjadi 64,30

persen). Berdasarkan hasil analisis uji t dengan α = 5 persen menunjukkan

pendapatan rumah tangga petani sebelum konversi tidak sama dengan sesudah

konversi lahan pertanian (pendapatan bertambah Rp 1.482.000 per tahun). Metode

yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat perubahan pendapatan

digunakan uji beda rata-rata.

Sitorus (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa telah terjadi

konversi lahan sawah di Kabupaten Bogor sebesar 2.520,40 hektar dengan laju

konversi 81,95 persen per tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi

lahan sawah adalah PDRB sektor bangunan dan harga GKG. Analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

25

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Lahan merupakan modal penting yang diperlukan dalam proses produksi

pertanian. Namun, perkembangan sektor ekonomi di suatu kawasan mendorong

perubahan penggunaan lahan di kawasan tersebut. Perkembangan sektor ekonomi

mendorong perubahan sumberdaya lahan ke penggunaan yang memberikan nilai

ekonomi lebih tinggi. Pertumbuhan sektor ekonomi yang paling terlihat adalah

industri. Pertumbuhan sektor industri menyebabkan lahan untuk kebutuhan

industri semakin meningkat. Lahan yang awalnya berupa lahan pertanian

khususnya lahan sawah kini berubah menjadi bentuk lain yang memiliki nilai

ekonomi lebih tinggi. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat

maka kebutuhan akan tempat tinggal serta sarana dan prasarana untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari juga meningkat. Peningkatan kebutuhan tempat

tinggal membutuhkan jumlah lahan yang luas sehingga permintaan akan lahan

meningkat. Keberadaan lahan yang sifatnya relatif tetap, sedangkan permintaan

atas sumberdaya lahan meningkat mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan

pertanian ke non-pertanian. Alih fungsi lahan bisa terjadi alami atau alih fungsi

lahan buatan yang telah direncanakan wilayah berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW).

Alih fungsi lahan pertanian merupakan tuntutan terhadap pembangunan di

sektor non-pertanian seperti, industri, perumahan, dan lain-lain. Hal ini

mengakibatkan terjadinya penyempitan lahan. Penyempitan pada lahan akan

berdampak langsung terhadap volume produksi padi yang dilakukan petani di

wilayah tersebut. Penyempitan lahan ini juga akan berdampak pada kondisi

ekonomi petani. Petani yang pada awalnya merupakan petani pemilik kini secara

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

26

perlahan mereka mulai berubah kedudukannya menjadi petani penggarap, buruh

tani, pengangguran ataupun pindah ke pekerjaan lain. Hal ini tentunya

menggambarkan bahwa telah terjadinya transformasi dari sektor pertanian ke non-

pertanian. Adanya transformasi ini disebabkan karena dalam usaha pertanian,

lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah produksi. Penurunan

volume produksi padi akan menghilangkan nilai produksi pertanian dan

pendapatan petani. Selain itu, adanya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian

juga akan berpengaruh juga terhadap kondisi lingkungan secara fisik, seperti:

banjir, kekurangan air, dan pencemaran air. Hal ini akan berpengaruh terhadap

kondisi lingkungan masyarakat.

Adanya alih fungsi lahan dari pertanian ke non-pertanian dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik faktor yang mempengaruhi di tingkat wilayah maupun faktor

yang mempengaruhi di tingkat petani. Faktor yang mempengaruhi alih fungsi

lahan di tingkat wilayah, yaitu faktor yang secara tidak secara langsung

mempengaruhi keputusan petani melakukan alih fungsi lahan. Faktor yang

mempengaruhi alih fungsi di tingkat petani, yaitu faktor yang secara langsung

mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan.

Skema faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dan

dampaknya terhadap pendapatan petani ditampilkan secara sederhana dalam

Gambar 2.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

27

Pembangunan sektor ekonomi

Gambar 2. Diagram Alur Pikir

Laju Alih Fungsi Lahan

Pertanian

Dampak Ekonomi

Alih Fungsi Lahan Pertanian

Dampak Lingkungan

Rekomendasi Kebijakan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan

Perubahan Pendapatan Petani

Menurunnya Kondisi Lingkungan

Peningkatan Kebutuhan Pemukiman

Peningkatan Kebutuhan Lahan Industri

Pertumbuhan Penduduk

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

28

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan

Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas

wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

kawasan industri berskala kecil berdasarkan rencana tata ruang wilayah

Kabupaten Karawang. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan

pertanian ke pemukiman ataupun industri. Selain itu, wilayah ini juga merupakan

pusat pemerintahan Kabupaten Karawang sehingga memberikan implikasi

terjadinya perubahan tata guna lahan.

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel Desa Kondangjaya.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) atau disebut juga

judgemental sampling karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang

mengalami alih fungsi lahan tertinggi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011.

Proses pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada bulan Februari

hingga April 2012.

4.2 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani, dampak lingkungan dari alih

fungsi lahannya, serta dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan

petani. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari pemilik lahan

baik melalui kusioner maupun melalui wawancara mendalam. Data sekunder

digunakan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan dan faktor-faktor yang

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

29

mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah dengan menggunakan data

time series 2001– 2010. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)

nasional, BPS kabupaten Karawang, Dinas Pertanian, kehutanan, perkebunan, dan

Peternakan Kabupaten Karawang, Kantor Kecamatan Karawang Timur, dan

Kantor Desa Kondangjaya, Bappeda Kabupaten Karawang dan dinas-dinas terkait

lainnya. Data sekunder berupa data kebijakan alih fungsi lahan yang berlaku,

harga lahan, dan kependudukan, serta data-data lain yang di anggap mendukung

dalam menjawab pertanyaan penelitian.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sample yang dilakukan kepada petani pemilik lahan yang

mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi lahan dilakukan

secara purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan bentuk dari

non-probability sampling method. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode

sampling non-probability disebabkan oleh jumlah masing-masing populasi yang

akan diteliti tidak diketahui secara pasti. Sampel pada sampling tidak acak akan

menyebabkan populasi yang akan diteliti tidak memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel.

Responden dalam penelitian ini adalah petani setempat yang lahan usaha

taninya pernah mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi

lahan. Penelitian yang dilaksanakan mengambil responden berjumlah 40

responden. Penetapan sampel ini disasarkan pada pendapat Bailey dalam Hasan

(2002) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang menggunakan

analisis data statistik ialah 30 responden dimana populasi menyebar normal.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

30

yang juga mewakili karateristik tertentu, jelas, dan lengkap yang bisa dianggap

bisa mewakili populasi.

Pengambilan data primer dilakukan melalui teknik wawancara dengan

bantuan kuisioner kepada responden. Responden merupakan pihak yang

memberikan informasi dan dapat mewakili dalam menjawab permasalahan

penelitian.

4.4 Metode dan Prosedur Analisis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua metode analisis, yaitu metode analisis

deskriptif dan analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan dengan

tujuan untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas data dan informasi pada

tabulasi data. Kemudian metode analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui

laju alih fungsi lahan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi

lahan, mengetahui dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani dan

lingkungan. Metode analisis kuantitatif menggunakan persamaan laju alih fungsi

lahan, analisis regresi berganda, analisis regresi logistik. dan analisis uji beda rata-

rata.

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan

komputer dengan program microsoft office exel 2007 dan Statistical Program and

Service Solution (SPSS) 20.0.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang

berlaku, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap,

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

31

pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena

(Withney 1960) dalam (Nazir 2005). Data yang diperoleh dari hasil penelitian

kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penulisan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dengan

tujuan untuk mengevaluasi data. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengamatan.

2. Merumuskan data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel untuk menghindari

kesimpangsiuran interpretasi serta sekaligus untuk mempermudah

interpretasi data.

3. Menghubungkan hasil penelitian yang diperoleh dengan kerangka pemikiran

yang digunakan dalam penelitian, dengan tujuan mencari arti atau memberi

interpretasi yang lebih luas dari data yang diperoleh.

Dengan menggunakan analisis deskriptif ini maka akan diperoleh gambaran

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dan

dampaknya terhadap pendapatan petani.

4.4.1 Analisis Laju Alih Fungsi Lahan

Dalam penghitungan laju alih fungsi lahan pertanian digunakan persamaan

alih fungsi lahan yang digunakan oleh sutandi (2009) dalam Astuti (2011). Laju

alih fungsi lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju alih fungsi lahan

secara parsial. Laju alih fungsi lahan secara parsial dapat dijelaskan sebagai

berikut:

.................................................................................. (4.1)

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

32

dimana:

V = laju alih fungsi lahan (%)

Lt = Luas lahan tahun ke-t (ha)

Lt-1 = Luas lahan sebelumnya (ha)

Laju alih fungsi lahan (%) dapat ditentukan melalui selisih antara luas

lahan tahun ke-t dengan luas lahan tahun sebelumnya (t-1). Kemudian dibagi

dengan luas lahan tahun sebelumnya dan dikalikan dengan 100 persen. Hal ini

dilakukan juga pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperoleh laju alih fungsi

lahan setiap tahun.

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan lahan akibat

alih fungsi lahan pertanian digunakan model analisis regresi linear berganda.

Analisis regresi adalah sebuah alat analisis statistik yang memberikan penjelasan

tentang pola hubungan (antara dua variabel atau lebih). Tujuan dari analisis

regresi ini adalah meramalkan nilai rata-rata satu variabel. Metode ini sebenarnya

menggambarkan hubungan antara peubah bebas atau independent (Y) dengan

peubah tak bebas atau dependent (X) dan sering disebut dengan peubah penjelas.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kegiatan alih fungsi lahan

di tingkat wilayah adalah:

1. Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)

Jumlah penduduk mempengaruhi permintaan lahan. Semakin meningkat

jumlah penduduk maka permintaan lahan terutama untuk pembangunan

perumahan akan semakin tinggi sehingga mendorong penurunan luas

lahan sawah akibat alih fungsi lahan sawah yang semakin tinggi.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

33

2. Jumlah Industri (unit)

Adanya peningkatan jumlah industri mendorong terjadinya peningkatan

permintaan lahan. Semakin tinggi jumlah industri maka semakin tinggi

penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan sawah yang terjadi.

3. Produktivitas Lahan Pertanian (ton/ha)

Semakin rendah produktivitas lahan pertanian, maka diduga akan

meningkatkan penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan karena

lahan dianggap memiliki opportunitunity cost.

4. Proporsi Luas Lahan Sawah Terhadap Luas Wilayah (persen)

Peningkatan luas lahan sawah karena adanya pencetakan sawah baru

menyebabkan terjadinya pembangunan yang dilakukan di atas lahan sawah

akan semakin besar. Semakin luas proporsi luas lahan sawah terhadap luas

wilayah maka akan semakin tinggi penurunan luas lahan sawah akibat alih

fungsi lahan yang terjadi.

5. Kebijakan pemerintah (dummy)

Adanya kebijakan pemerintah mengenai tata ruang wilayah pada saat ini

dan saat tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk membedakan

penggunaan lahan pertanian berdasarkan kebijakan tata ruang wilayah saat

ini dan tahun sebelumnya. Adanya perubahan kebijakan menyebabkan

terjadinya peningkatan penggunaan lahan sawah untuk keperluan non-

pertanian.

Persamaan model regresi linear berganda untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5D + ε ........................................... (4.2)

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

34

Tanda yang diharapkan:

β1 > 0

β2 > 0

β3 < 0

β4 > 0

D > 0

Dimana:

Y = Penurunan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan (m2 )

α = Intersep

Xi = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi alih fungsi lahan

βi = Koefisien Regresi

D = Dummy

ε = Eror Term

Model analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang

didasarkan pada metode Ordinary Least Square (OLS). Konsep dari metode least

square adalah menduga koefisien regresi (β) dengan meminimumkan kesalahan

(error). Ordinary least square (OLS) dapat menduga koefisien regresi dengan

baik karena: (1) memiliki sifat tidak bias dengan varians yang minimum (efisien)

baik linear maupun bukan, (2) konsisten, dangan meningkatknya ukuran sampel

maka koefisien regresi mengarah pada nilai populasi yang sebenarnya, serta (3) β0

dan β1 terdistribusi secara normal (Gujarati 2002).

Model ini mencangkup hubungan banyak variabel terdiri dari satu variabel

dependent dan berbagai variabel independent. Penggunaan metode ini saling

terikat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Jika dijumpai bahwa saat satu

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

35

variabel terikat yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel terikat itu bermacam maka bentuk hubungan antar

variabel pun juga akan berbeda. Dalam regresi linear berganda sifat hubungan

berjenjang sering kali terjadi dalam kajian ilmu sosial.

Sebagai langkah awal pengujian dilakukan pengujian ketelitian dan

kemampuan model regresi. Pengujian model regresi diperlukan dalam penelitian

ini terdiri dari tiga pengujian, yaitu uji koefisien determinasi (R-squared), Uji F,

dan Uji t.

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh peubah-peubah dalam

persamaan akan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian akan uji statistik

sebagai berikut:

1. Uji Koefisien Determinasi (R-squared)

Nilai R-squared mencerminkan seberapa besar keragaman dari variabel

dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Nilai R-squared

memiliki besaran yang positif dan besarannya adalah 0 < R-squared < 1. Jika nilai

R-squared bernilai nol maka artinya keragaman variabel dependen tidak dapat

dijelaskan oleh variabel independennya. Sebaliknya, jika nilai R-squared bernilai

satu maka keragaman dari variabel dependen secara keseluruhan dapat

diterangkan oleh variabel independennya secara sempurna (Gujarati, 2002). R-

squared dapat dirumuskan sebagai berikut:

....................................................................................................(4.3)

Dimana:

ESS = Explained of Sum Squared

TSS = Total Sum of Squared

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

36

2. Uji t

Uji t dilakukan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing

variabel independen sehingga dapat diketahui pengaruh variabel independen

tersebut terhadap variabel dependennya. Adapun prosedur pengujiannya yang

diungkap Gujarati (2002):

H0 : β1 = 0

H0 : β1 ≠ 0

.................................................................................................... (4.4)

Dimana:

b = Parameter dugaan

βt = Parameter Hipotesis

Seβ = Standar error parameter β

Jika t hitung (n-k) < t tabel α/2, maka H0 diterima, artinya variabel berarti variabel

(Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). Namun, jika t hitung (n-k) > t tabel α/2, maka H0

ditolak, artinya variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Y)

3. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent atau

bebas (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel dependent atau tidak bebas (Y).

Adapun prosedur yang digunakan dalam uji F (Gujarati 2002):

H0 = β1 = β2 = β3 = .... = βi = 0

H1 = minimal ada satu βi ≠ 0

..................................................................................... (4.5)

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

37

Dimana:

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

k = jumlah variabel terhadap intersep

n = jumlah pengamatan/sampel

Apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti

bahwa variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas

(Y). Sedangkan apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

berarti bahwa variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y).

Model yang dihasilkan dari regresi linear berganda haruslah baik. Jika

tidak baik maka akan mempengaruhi interpretasinya. Interpretasi ini menjadi tidak

benar apabila terdapat hubungan linear antara variabel bebas (Chatterjee and price

dalam Nachrowi et all 2002) Namun, agar diperoleh model regresi linear

berganda yang baik, maka model harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear

Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik. Uji

asumsi klasik merupakan pengujian pada model yang telah berbentuk linear untuk

mendapatkan model yang baik. Setelah model diregresikan kemudian dilakukan

uji penyimpangan asumsi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model tersbut baik atau

tidak. Model dikatakan baik jika mempunyai distribusi normal atau hampir

normal. Uji yang dapat digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

H0 : Error term terdistribusi normal.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

38

H1 : Error term tidak terdistribusi normal.

Dengan kriteria uji :

Jika P-value < α maka tolak H0

Jika P-value > α maka terima H0

Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan

persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat lain. Penerapan pada uji

Kolmogorov-Smirnov adalah jika signifikansi di atas 5 persen berarti tidak

terdapat pebedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal

baku, artinya data tersebut normal.

b. Uji Autokorelasi

Menurut Nachrowi et all (2002), Autokorelasi adalah adanya korelasi

antara variabel itu sendiri, pada pengamatan berbeda waktu dan individu.

Umumnya, kasus autokorelasi terjadi pada data time series. Ada beberapa cara

yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Salah satu cara

yang digunakan adalah Uji Durbin Watson (DW-test). Uji ini hanya digunakan

untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan

adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel

penjelas. Jika pengujian autokorelasi diabaikan, maka akan berdampak terhadap

pengujian hipotesis dan proses peramalan. Besarnya nilai statistik DW dapat

diperoleh dengan rumus (Nachrowi et all. 2002):

.........………………………………………...... (4.6) Dimana:

d = statistik Durbin-Watson

ut dan ut-1 = Gangguan estimasi

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

39

Pengambilan keputusannya:

− Jika nilai DW terletak antara batas atau upper bound (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi

positif.

− Jika nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl),

maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada

autokorelasi positif.

− Jika DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil

dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

− Jika nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih

kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

− Jika nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW

terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

c. Uji Multikolinearitas

Jika suatu model regresi berganda terdapat hubungan linear sempurna

antar peubah bebas dalam model tersebut, maka dapat dikatakan model tersebut

mengalami multikolinearitas. Terjadinya multikolinearitas menyebabkan R-

squared tinggi namun tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t. Ada

berbagai cara untuk menentukan apakah suatu model memiliki gejala

multikolinearitas. Salah satu cara yang digunakan adalah uji Varian Infiaction

Factor (VIF). Cara ini sangat mudah, hanya melihat apakah nilai VIF untuk

masing-masing variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar

dari 10 maka diindikasikan model tersebut mengalami multikolinearitas.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

40

Sebaliknya, jika VIF lebih kecil dari 10 maka diindikasikan bahwa model tersebut

tidak mengalami multikolinearitas yang serius.

d. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi penting dari regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang

muncul dalam fungsi regresi adalah heteroskedastisitas. Menurut Juanda (2009),

heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak sama untuk tiap pengamatan ke-

i dari peubah-peubah bebas dalam model regresi. Masalah heteroskedastisitas

biasanya sering terjadi dalam data cross section. Salah satu cara dalam mendeteksi

heteroskedastisitas adalah dengan transformasi terhadap peubah respon dilakukan

dengan tujuan untuk menjadikan ragam menjadi homogeny pada peubah respon

hasil transformasi tersebut. Namun, dalam mendeteksi terjadinya

heteroskedastisitas dalam model dapat digunakan juga metode grafik (Nachrowi et

all 2002). Selain itu, dapat juga dilakukan dengan uji glejser. Uji Glejser

dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute

residualnya (Gujarati 2006). Jika nilai signifikan dari hasil uji Glejser lebih besar

dari α maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya.

4.4.2 Analisis Regresi Logistik

Dalam mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam

mengalihfungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Menurut

Nachrowi et all (2002), model logit adalah model non linear, baik dalam

paramater maupun dalam variabel. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi

peluang logistik yang dapat di spesifikasikan sebagai berikut (Juanda 2009):

....................................... (4.7)

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

41

Dimana e mempresentasikan bilangan dasar logaritma natural (e=2.718...).

Kemudian dengan menggunakan aljabar biasa, persamaan dapat ditunjukkan

menjadi:

................................................................................................. (4.8)

Peubah Pi / 1 – Pi dalam persamaan diatas disebut sebagai odds, yang

sering diistilahkan dengan resiko atau kemungkinan, yaitu rasio peluang

terjadinya pilihan 1 terhadap peluang terjadinya pilihan 0 alternatif. Parameter

model estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML).

Jika persamaan ditransformasikan dengan logaritma natural, maka:

................................................... (4.9)

Persamaan model regresi logistik untuk mengetahui faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan adalah sebagai berikut:

= Z = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + ε ...... (4.10)

Dimana:

Z = Peluang alih fungsi lahan (1) dan tidak alih fungsi lahan (0)

α = Intersep

Xi = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan alih fungsi lahan

βi = Koefisien Regresi

ε = Eror Term

Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani dalam

mengalihfungsikan lahan, antara lain:

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

42

1. Tingkat Usia (Tahun)

Tingkat usia menunjukkan produktivitas seseorang dalam bekerja.

Semakin tinggi usia seseorang maka produktivitas dalam bekerja akan

semakin menurun. Hal ini akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan

yang dilakukan.

2. Lama Pendidikan Petani (Tahun)

Lama pendidikan diduga berpengaruh terhadap keputusan petani dalam

melakukan alih fungsi lahan. Lama pendidikan menunjukkan tingkat

pendidikan yang dicapai. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka

akan semakin bijaksana dalam pengambilan keputusan alih fungsi lahan.

3. Luas Lahan (Hektar)

Petani yang memiliki ukuran lahan yang luas cenderung untuk

mempertahankan lahannya karena semakin luas lahan maka usaha tani

akan semakin efisien dan relatif lebih besar keuntungannya. Semakin luas

lahan yang dimiliki oleh petani maka semakin kecil alih fungsi lahan yang

terjadi.

4. Proporsi pendapatan hasil usaha tani (Persen)

Semakin rendah pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani, maka

akan semakin tinggi peluang petani dalam melakukan alih fungsi lahan.

Jika pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani rendah maka ada

kecenderungan untuk memilih pendapatan di luar sektor pertanian dan

lahan yang dimiliki dialihfungsikan karena pendapatan usaha tani tidak

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

43

5. Jumlah tanggungan petani (Jiwa)

Jumlah tanggungan yang harus ditanggung petani mempengaruhi alih

fungsi lahan dimana semakin banyak jumlah tanggungan yang harus

ditanggung, maka alih fungsi lahan akan semakin tinggi. Semakin banyak

tanggungan yang dimiliki maka biaya yang dibutuhkan dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari semakin banyak sehingga petani akan cenderung

untuk mengalih fungsikan lahannya.

6. Pengalaman bertani (Tahun)

Semakin lama petani pengalaman dalam bertani, maka akan semakin berat

dalam pengambilan keputusan untuk alih fungsi lahan. Hal ini disebabkan

karena semakin lama pengalaman bertani, maka keahlian yang dalam

bertani akan semakin tinggi sehingga petani akan cenderung untuk terus

mempertahankan lahannya.

7. Produktivitas (Ton/Ha)

Semakin tinggi tingkat produktivitas lahan maka keputusan petani untuk

melakukan alih fungsi lahan akan semakin rendah. Hal tersebut

disebabkan karena semakin tinggi produktivitas, pendapatan yang

diperoleh dari sektor pertanian akan semakin tinggi sehingga petani akan

cenderung mempertahankan lahannya.

Agar diperoleh hasil analisis regresi logit yang baik perlu dilakukan

pengujian. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah model logit yang dihasilkan

secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan pilihan secara kualitatif. Dalam

hal ini pilihan yang digunakan untuk melakukan alih fungsi lahan atau tidak

melakukan. Pengujian parameter dilakukan dengan menguji semua parameter

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

44

secara keseluruhan dan menguji masing-masing parameter secara terpisah.

Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Odds Ratio

Odds merupakan rasio peluang kejadian terjadi sukses (terjadinya pristiwa

y=1) terhadap peluang terjadi gagal (terjadinya pristiwa y=0) (Nachrowi et all.

2002). Odds ratio ini sering juga digunakan sebagai suatu ukuran asosiasi yang

sering ditemukan dalam epidemologi. Pada dasarnya odds ratio digunakan untuk

melihat hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat dalam model logit.

Nilai tersebut dapat diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien

estimasi (βi) atau exp (βj). Odds Ratio dapat didefinisikan sebagai berikut:

dimana P menyatakan peluang terjadinya peristiwa (Z=1) dan 1-P menyatakan

peluang tidak terjadinya peristiwa.

b. Likelihood Ratio

Likelihood Ratio merupakan suatu rasio kemungkinan maksimum yang

digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas secara serentak (Hosmer dan

Lemeshow 2002). Statistik uji yang dapat menunjukkan nilai likelihood ratio

adalah Uji G. Rumus umum Uji G adalah:

......................................................................................... (4.11)

Dimana l0 merupakan nilai likelihood tanpa variabel penjelas dan li

merupakan nilai likelihood model penuh. Statistik uji G akan mengikuti sebaran

chi-square dengan derajat bebas α. Kriteria keputusan yang diambil adalah jika G

> chi-square maka H0 ditolak. Jika H0 ditolak maka dapat disimpulkan bahwa

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

45

minimal ada βj ≠ 0, dengan pengertian lain, model regresi logistik dapat

menjelaskan atau memprediksi pilihan individu pengamatan.

4.4.3 Uji Beda Rata-rata

Perubahan pendapatan dilihat dari perubahan pendapatan rumah tangga

petani sebelum dan sesudah melakukan alih fungsi lahan. Untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum alih fungsi lahan dan

setelah alih fungsi lahan yang dimilikinya digunakan pendekatan perbedaan dua

rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan uji T-test baik untuk menguji data

sampel masing-masing jenis alih fungsi lahan maupun untuk menguji data sampel

secara keseluruhan (Sutrisno 1995).

Persamaan uji T adalah sebagai berikut:

................................................ (4.12)

Dimana:

X1 = Rata-rata pendapatan sebelum terjadinya alih fungsi lahan

X2 = Rata-rata pendapatan setelah terjadinya alih fungsi lahan

n1 = Jumlah responden sebelum terjadinya alih fungsi lahan

n2 = Jumlah responden setelah terjadinya alih fungsi lahan

s1 = Standar deviasi sebelum terjadinya alih fungsi lahan

s2 = Standar deviasi setelah terjadinya alih fungsi lahan

Hipotesis:

H0 = X1 = X2

H1 = X1 ≠ X2

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

46

Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak

ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan.

Sedangkan apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107002’ –

1070040’ Bujur Timur dan 5056 – 6034’ Lintang Selatan. Wilayah ini termasuk

daerah dataran yang relatif rendah dimana mempunyai variasi ketinggian wilayah

antara 0 – 1279 m di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 – 20, 2 –

150, 15 – 400, dan diatas 400. Secara topografi, Kabupaten Karawang termasuk

daratan rendah yang relatif datar. Sekitar 94 persen memiliki tingkat kemiringan

lereng maksimum 8 persen dan 83,4 persen berada pada kisaran lereng 0 – 3

persen. Suhu rata-rata wilayah mencapai 270 C.

Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 km2 atau 175.327 hektar.

Luas wilayah tersebut merupakan 3,73 persen dari luas provinsi Jawa Barat dan

memiliki laut seluas 4 mil x 84,23 km. Sebagian besar lahan di Kabupaten

Karawang merupakan lahan sawah yaitu sebesar 54 persen atau 94.311 hektar

yang terdiri dari lahan sawah irigasi teknis (88 persen), setengah teknis (4 persen),

irigasi sederhana (3 persen), irigasi desa (1 persen), dan tadah hujan (3 persen).

Sedangkan luas lahan kering di Kabupaten Karawang sebesar 81.016 hektar.

Secara umum, jenis tanah di Kabupaten Karawang terdiri dari alluvial terutama

pada lahan sawah dataran rendah, sedangkan untuk daerah pegunungan atau

berbukit-bukit terdiri dari podsolik dan latosol.

Pada tahun 2010 Kabupaten Karawang terdiri dari 30 kecamatan dengan

jumlah desa seluruhnya 297 desa dan 12 kelurahan (BPS 2010). Batas-batas

wilayah Kabupaten Karawang secara geografis sebagai berikut:

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

48

 

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Subang

• Sebelah Tenggara : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi

Jumlah penduduk Kabupaten Karawang 2.127.791 jiwa dengan kepadatan

penduduk 1.213,61 per km2. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian.

Mata pencaharian penduduk Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 3

dibawah ini:

Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Karawang

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%) Petani 587.878 29,19

Pedagang 529.078 26,27 Buruh pabrik 398.772 19,80 Penyedia jasa 234.229 11,63

Lainnya 263.834 13,10 Jumlah 2.013.800 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang (2009)

Potensi suatu daerah dapat dilihat dari pola penggunaan lahan yang ada di

daerah yang bersangkutan. Pola penggunaan lahan itu pun juga dapat

menggambarkan kondisi sosial ekonomi dari masyarakatnya.

Penggunaan lahan di Kabupaten Karawang dapat dibedakan menjadi lahan

untuk sawah irihasi teknis, sawah irigasi setengah teknis, sawah irigasi sederhana,

sawah non PU, sawah tadah hujan, lahan kering (tegalan), lahan untuk perumahan

dan pekarangan sekitarnya, tambak, kolam, lahan sementara tidak diusahakan,

lahan hutan, rawa-rawa dan perkebunan. Penggunaan lahan ini dapat dilihat pada

Tabel 4.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

49

 

Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Karawang Tahun 2010

5.2 Gambaran Wilayah Kecamatan Karawang Timur

Kecamatan Karawang Timur adalah salah satu kecamatan dari 30

kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Karawang. Kecamatan Karawang

Timur merupakan pemekaran dari Kecamatan Karawang, Kecamatan Klari, dan

Kecamatan Majalaya pada tahun 2005. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 2

tahun 2005 yaitu tentang Pembentukan kecamatan pada Daerah Kabupaten

Karawang dan diresmikan pada tanggal 29 Maret 2005 oleh Bupati Karawang.

Wilayah ini merupakan letak pusat pemerintahan Kabupaten Karawang.

Penggunaan Lahan Luas (Hektar)

Lahan Sawah Irigasi teknis 83.021Irigasi setengah teknis 3.853Irigasi sederhana 2.986Irigasi desa 1.179Tadah hujan 3.273Lahan bukan sawah Tegal/kebun 5.374ladang/huma 3.203Perkebunan 412Ditanami pohon/ hutan rakyat 1.566Tambak 13.264Kolam/ Tebet/ Empang 587Sementara tidak diusahakan 33Lainnya 10.704Lahan bukan pertanian Rumah, bangunan dan halaman 23.398Hutan negara 14.601Rawa-rawa 197Lainnya 7.367Total 175.327Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kab. Karawang

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

50

 

Kecamatan Karawang (kecamatan Karawang Timur) termasuk ke dalam

pusat pertumbuhan bersama kecamatan lain, yaitu Kecamatan Teluk Jambe, Tegal

sari, Pangkalan, Klari, dan Ciampel. Berdasarkan Perda Kabupaten Karawang No.

2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, Kecamatan Karawang

diarahkan untuk pengembangan kawasan pemukiman skala besar dan skala

menengah. Selain itu, Kecamatan Karawang termasuk dalam zona industri dalam

skala kecil mengingat dominasi wilayah ini ditetapkan sebagai pusat pelayanan,

permukiman, perdagangan dan jasa.

Letak Geografis Kecamatan Karawang Timur berada terletak disebelah

timur Kabupaten Karawang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Majalaya dan

Kecamatan Rawamerta;

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Klari;

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Telukjambe Timur;

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Karawang Barat.

Luas Wilayah Kecamatan Karawang Timur adalah 2.697,980 hektar

terdiri dari lahan sawah seluas 1.882,790 hektar dan lahan darat seluas 875,190

hektar. Permukaan tanah Karawang Timur termasuk dataran tinggi yang terdiri

dari sebagian besar persawahan dengan ketinggian dari permukaan laut kurang

lebih 15 m. Suhu rata-rata maksimum 33 0C dan minimum 27 0C.

Secara administratif, Kecamatan Karawang Timur membawahi 4 Desa dan

4 Kelurahan meliputi 82 Rukun Warga (RW) dan 377 Rukun Tetangga (RT).

Jarak Kecamatan Karawang Timur ke ibu kota kabupaten lebih kurang 3 km. Desa

dan Kelurahan di Kecamatan Karawang Timur terdiri dari: Desa Margasari, Desa

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

51

 

Tegal Sawah, Desa Kondangjaya, Desa Warungbambu, Kelurahan Karang Wetan,

Kelurahan Adiarsa Timur, Kelurahan Palumbonsari, dan Kelurahan Plawad. Luas

wilayah masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Desa di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2010

Desa dan Kelurahan Luas (Km2) Margasari 2,80 Tegal Sawah 4,32 Kondangjaya 2,69 Warungbambu 1,20 Karang wetan 3,20 Adiarsa timur 2,31 Palumbonsari 4,02 Palawad 7,01

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2011

Kecamatan Karawang Timur memiliki kepadatan penduduk tertinggi

kedua dari seluruh kecamatan di Kabupaten Karawang, yaitu sebesar 3.963,76 per

km2. Jumlah penduduk di wilayah ini sebesar 118.001 jiwa yang terdiri atas

61.643 laki-laki dan 56.358 perempuan. Jumlah rumah tangga yang berada di

kecamatan ini sebanyak 26.786 rumah tangga. Jumlah penduduk masing-masing

desa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Masing-Masing Kelurahan dan Desa di Kecamatan Karawang Timur

Desa dan Kelurahan Jumlah Penduduk Margasari 8.643 Tegal Sawah 5.134 Kondangjaya 15.642 Warungbambu 12.071 Karang wetan 29.870 Adiarsa timur 16.701 Palumbonsari 19.286 Palawad 10.654

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, 2011

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

52

 

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Karawang Timur sebagian

besar bergerak di sektor pertanian. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7

dibawah ini.

Tabel 7. Keadaan Penduduk di Kecamatan Karawang Timur Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2011

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah KK (Orang) Persentase (%) 1 Pertanian 4.157 15,00 2 Industri/Perdagangan 5.730 20,70 3 Wiraswasta 6.149 22,30 4 Jasa 5.123 18,50 5 Lain-lain 6.495 23,50

Jumlah 27.654 100,00 Sumber : BP3K Kecamatan Karawang Timur

Sebagian besar penduduk yang bergerak di bidang pertanian merupakan

petani penggarap/buruh tani. Kepemilikan lahan di Kecamatan Karawang Timur,

sebagian besar dimiliki oleh masyarakat diluar Karawang Timur bahkan di luar

Kabupaten Karawang.

Kecamatan Karawang Timur merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Karawang yang terus mengalami alih fungsi lahan terutama lahan

pertanian ke non-pertanian. Sejak adanya pemekaran Kecamatan Karawang dan

RTRW 2004 yang menjadikan Kecamatan Karawang Timur sebagai kawasan

pemukiman menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan. Berdasarkan data dari

Dinas Pertanian, peternakan, dan kehutanan Kabupaten Karawang, Kecamatan

Karawang Timur pada tahun 2011 mengalami alih fungsi lahan sebesar 254,6

hektar. Alih Fungsi Lahan yang terjadi di Kecamatan Karawang Timur dapat

dilihat pada Tabel 8.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

53

 

Tabel 8. Data Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2011

No Kelurahan/Desa Luas Lahan Alih Fungsi (Hektar)

1  Margasari 20,002  Tegal Sawah 3,123  Kondangjaya 130,004  Warungbambu 12,005  Karang wetan 25,006  Adiarsa timur 4,007  Palumbonsari 60,008  Palawad 0,50

Jumlah 254,62Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kab. Karawang 2011

5.2.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Kondangjaya

Desa Kondangjaya merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Luas wilayahnya sebesar 269 hektar

yang terdiri dari lahan sawah irigsi teknis sebesar 33 persen atau 100 hektar, lahan

pemukiman 62 persen atau 166 hektar, dan lainnya 3 hektar. Desa ini terdiri dari

5 Rukun Warga (RW) dan 40 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk Desa

Kondangjaya mencapai 12.557 orang dengan jumlah laki-laki 6.779 orang dan

perempuan 5.778 orang. Kepadatan penduduk sebesar 1.000 per km.

Mata pencaharian penduduk Desa Kondangjaya cukup bervariasi.

Sebelumnya sebagian besar penduduk bekerja dibidang pertanian namun saat ini

akibat jumlah lahan pertanian terus berkurang sehingga banyak penduduk yang

beralih profesi. Mata Pencaharian penduduk Desa Kondangjaya dapat dilihat pada

Tabel 9.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

54

 

Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk Desa Kondangjaya Tahun 2011 (Persen)

No Jenis Mata Pencaharian Persentase (%) 1 Pertanian 19,4 2 Industri/Perdagangan 22,3 3 Wiraswasta 24,2 4 Jasa 15,8 5 Lain-lain 18,3

Jumlah 100,00 Sumber : BP3K Kecamatan Karawang Timur 2012

Secara geografis, Desa Kondangjaya berbatasan dengan Desa Margasari

sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Anggadita, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Klari, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa

Warungbambu. Adanya pembangunan jalan yang menghubungkan Kecamatan

Klari sebagai Kawasan Industri dengan pusat kota menyebabkan pembangunan di

wilayah ini terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas

Pertanian, peternakan, dan Kehutanan tahun 2011, Desa Kondangjaya mengalami

alih fungsi lahan pertanian tertinggi sebesar 103 hektar. Lahan-lahan sawah

tersebut dijadikan perumahan ataupun sektor jasa.

5.3 Karakteristik Umum Responden

Karakteristik responden di daerah penelitian ini diperoleh berdasarkan

survei yang dilakukan kepada 40 responden yang termasuk dalam petani yang

melakukan alih fungsi lahan sawah dan tidak melakukan alih fungsi lahan sawah.

Karakteristik umum tersebut terdiri dari tingkat usia, tingkat pendidikan, lama

bertani, dan luas lahan yang dimiliki.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

55

 

5.3.1 Tingkat Usia

Tingkat usia menggambarkan perilaku kemampuan dalam berkerja.

Semakin tua seseorang menggambarkan kemampuan tubuhnya semakin lemah

dalam bekerja. Keadaan usia responden yang melakukan alih fungsi lahan sawah

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5, dibawah ini :

a. Alih Fungsi Lahan b. Tidak Alih Fungsi Lahan Sumber : Data Primer (Diolah)

Gambar 3. Tingkat Usia Responden Tahun 2012 (diolah)

Berdasarkan Gambar 3 diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden

yang melakukan alih fungsi lahan adalah petani pada sebaran usia 51 – 60 tahun

sebesar 44 persen dan > 61 tahun sebesar 33,00 persen. Sisanya adalah responden

yang memiliki umur dibawah 50 tahun. Sedangkan bagi responden yang tidak

melakukan alih fungsi lahan memiliki sebaran umur 51-60 tahun sebesar 80

persen dan > 61 tahun sebesar 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden adalah petani yang memiliki usia cukup tua. Usia petani yang

cukup tua akan mempengaruhi kegiatan bertani. Kegiatan bertani akan berkurang

sehingga diduga mempengaruhi petani dalam melakukan alih fungsi lahan.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

56

 

5.3.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan cara berpikir seseorang dalam

pengambilan keputusan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan

menentukan sikap dan mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.

a. Alih Fungsi Lahan b. Tidak Alih Fungsi Lahan Sumber : Data Primer (Diolah)

Gambar 4. Tingkat Pendidikan Responden Tahun 2012 (diolah)

Berdasarkan Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa responden di Desa

Kondangjaya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebesar 77 persen

responden tidak tamat SD (Sekolah Dasar) dan 10 persen responden tamat SD.

Sedangkan responden yang mencapai tingkat pendidikan SMP (Sekolah

Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) masing-masing sebesar

10 persen dan 3 persen. Tingkat pendidikan yang rendah disebabkan karena

tingkat pendapatan yang rendah sehingga sulit bagi mereka untuk bersekolah.

Bagi responden yang tidak melakukan alih fungsi lahan, tingkat pendidikan

tertinggi tamat SD sebesar 50 persen. Sedangkan responden yang tidak tamat SD

sebesar 40 persen dan tamat SMP 10 persen.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

57

 

5.3.3 Lama Bertani

Sebagian besar penduduk di lokasi penelitian berprofesi sebagai petani.

Kebanyakan dari mereka sudah menjadi petani sejak kecil. Kegiatan pertanian

sudah merupakan kegiatan turun temurun yang telah dilaksanakan. Lama bertani

menunjukkan seberapa lama petani telah melakukan kegiatan pertanian.

a. Alih Fungsi Lahan b. Tidak Alih Fungsi Lahan

Sumber : Data Primer (Diolah)

Gambar 5. Lama Bertani Responden Tahun 2012 (diolah)

Lama bertani bagi responden sangat bervariasi. Gambar 5 menunjukkan

bahwa sebesar 40 persen responden telah melakukan kegiatan bertani selama 31-

40 tahun dan 27 persen responden telah bertani selama 46-60 tahun. Kegiatan

bertani telah mereka lakukan sejak mereka SD ataupun lulus SD untuk membantu

orang tua mereka. Bagi petani yang tidak melakukan alih fungsi lahan juga

memiliki pengalaman bertani yang cukup lama dilihat dari lama bertani. Sebesar

80 persen responden telah bertani selama 31-45 tahun.

5.3.4 Luas Lahan Sawah

Luas lahan yang dimiliki responden yang melakukan alih fungsi lahan dan

tidak melakukan alih fungsi lahan bervariasi. Kisaran luas lahan yang mereka

miliki dari 0,023 hektar sampai dengan lebih dari 1,00 hektar dengan rata-rata

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

58

 

kepemilikan 0,737 hektar. Namun, hampir seluruh luas lahan yang mereka miliki

dialihfungsikan.

a. Alih Fungsi Lahan b. Tidak Alih Fungsi Lahan

Sumber : Data Primer (diolah)

Gambar 6. Luas Lahan Sawah Responden (diolah)

Berdasarkan Gambar 6 luas lahan yang dimiliki petani tergolong rendah.

Sebesar 57 persen responden memiliki lahan dengan luas 0,1 – 0,5 hektar.

Kemudian sebanyak 23 persen responden memiliki luas lahan 0,6 – 1,0 hektar dan

sisanya memiliki lahan seluas >1,0 hektar. Sedangkan bagi responden yang tidak

melakukan alih fungsi lahan memiliki lahan yang cukup luas. Sebesar 60 persen

responden memiliki lahan dengan luas > 1,0 hektar dan sisanya sebesar 40 persen

memiliki luas lahan 0,6 – 1,0 hektar.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

59

 

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Laju Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Karawang Timur

Perubahan penggunaan lahan atau alih fungsi lahan di Kecamatan

Karawang Timur terjadi hampir setiap tahun terutama pada lahan sawah.

Perubahan penggunaan lahan tersebut menjadi industri, pemukiman, maupun

sarana dan prasarana seperti restoran, bengkel, dan lain-lain. Secara umum

peruntukkan lahan di Kecamatan Karawang Timur adalah sawah, tegalan,

pekarangan, bangunan, kolam, dan lain-lain. Sebagian besar lahan yang ada di

wilayah ini merupakan lahan sawah yaitu sebesar 58,60 persen dari luas wilayah.

Laju alih fungsi lahan dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Karawang 2011

Gambar 7. Laju Luasan Lahan Sawah di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2006 – 2011

Gambar 7 menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan jumlah lahan

sawah di Kecamatan Karawang Timur. Laju alih fungsi lahan sawah selama enam

tahun terakhir 2006-2011 sejak terbentuknya Kecamatan Karawang Timur

mengalami penurunan sebesar 0,47 persen. Adanya penambahan jumlah lahan

sawah pada tahun 2009 menyebabkan peningkatan drastis terhadap luas lahan

sawah di Kecamatan Karawang Timur. Berdasarkan Dinas Pertanian, Peternakan,

dan Kehutanan Kabupaten Karawang pertambahan luas lahan sawah disebabkan

1680170017201740176017801800182018401860

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tahun

Luas

Lah

an S

awah

Lahan Sawah

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

60

 

karena adanya perubahan lahan dari lahan kering ke lahan sawah seluas 3.387

hektar di Kabupaten Karawang yang dilakukan pada beberapa kecamatan salah

satunya Kecamatan Karawang Timur. Pertambahan luas lahan sawah oleh Dinas

Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Karawang

dilakukan untuk mempertahankan kondisi Kabupaten Karawang sebagai lumbung

padi nasional.

Alih fungsi lahan paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar

254,60 hektar. Lahan yang paling banyak mengalami alih fungsi adalah lahan

sawah irigasi teknis. Penurunan luasan lahan sawah menunjukkan bahwa

terjadinya pembangunan di sektor non-pertanian yang dilakukan pada lahan sawah

produktif. Sebagian besar lahan yang dialifungsikan dijadikan sebagai pemukiman

atau perumahan. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(PERMENDAGRI) No 5 Tahun 1974 bahwa lokasi pembangunan kompleks

perumahan oleh perusahaan sedapat mungkin menghindari lahan pertanian subur

dan mengutamakan tanah yang kurang produktif.

Penambahan luas lahan sawah yang dilakukan pada tahun 2009 tidak

mampu dipertahankan oleh pemerintah daerah. Hal ini terbukti dari penurunan

yang sangat drastis luas lahan sawah sebesar 5,57 persen pada tahun 2011

(Gambar 9) dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya Undang-Undang No 24

Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang sepertinya belum diaplikasikan sepenuhnya.

Dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa seharusnya dalam

penyusunan RTRW mempertimbangkan budidaya tanaman pangan dimana

perubahan fungsi ruang kawasan pertanian menjadi kawasan pertambangan,

pemukiman, kawasan industri, dan sebagainya memerlukan kajian dan penilaian

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

61

 

atas perubahan fungsi ruang tersebut secara lintas sektor, lintas daerah, dan

terpusat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lahan yang mengalami

perubahan penggunaan merupakan lahan sawah. Dalam mengimplementasikan

peraturan dan kebijakan sepertinya pemerintah masih mengalami banyak kendala.

Pemerintah daerah menghadapi kendala dimana disatu sisi perlu memacu

pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan penduduk namun juga perlu

mempertahankan lahan sawah. Inilah yang menjadi masalah di Kecamatan

Karawang Timur dimana wilayah ini diperuntukan sebagai wilayah pemukiman

perkotaan, tetapi penggunaan lahan dilakukan di lahan sawah.

Dalam proses alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur

seringkali menyebabkan tumpang tindih kepentingan antara aktor-aktor terkait,

yaitu petani, pemerintah, dan pihak swasta atau pembeli. Pemerintah sebagai

pemberi izin, memberikan izin terhadap pembangunan yang disesuaikan dengan

tata ruang wilayah. Petani sebagai pemilik lahan seringkali merasa sebagai pihak

yang selalu dirugikan akibat adanya perubahan penggunaan lahan dan pihak

swasta selalu menjadi pihak yang diuntungkan. Adanya bujukan dari berbagai

pihak terutama makelar (calo) yang memaksa petani untuk menjual lahannya

seperti harga lahan serta masih dapatnya petani menggarap lahan yang dimiliki

selama lahan tersebut belum mengalami pembangunan menjadi pendorong

penjualan lahan oleh petani. Adanya keterpaksaan inilah yang pada akhirnya

merugikan petani. Petani menjadi kehilangan mata pencaharian.

Saat ini sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur

dimiliki oleh pihak swasta dan orang-orang di luar kecamatan ataupun kabupaten.

Wibowo (1996) dalam Irawan (2005) mengungkapkan bahwa pelaku pembelian

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

62

 

tanah biasanya bukan penduduk setempat sehingga mengakibatkan terbentuknya

lahan-lahan guntai yaitu lahan yang dimiliki oleh orang-orang di luar kecamatan

atau kabupaten yang secara umum rentan terhadap proses alih fungsi lahan. Saat

ini, hanya 14,29 persen lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur yang dimiliki

oleh petani5. Sisa lahan sawah banyak dimiliki oleh pihak-pihak swasta dan

perseorangan diluar Kabupaten Karawang. Akan tetapi masih terdapat banyak

lahan yang belum mengalami pembangunan. Lahan-lahan yang belum mengalami

pembangunan tetap dibiarkan untuk digarap oleh petani dengan syarat bagi hasil.

Sistem bagi hasil yang banyak diterapkan oleh sebagian besar petani di

Kecamatan Karawang Timur adalah 1/3 dari hasil diberikan oleh pemilik dan

sisanya (2/3) dimiliki petani. Namun, saat lahan tersebut akan dibangun petani

harus mencari lahan baru. Inilah yang banyak merugikan petani akibat adanya alih

fungsi lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur.

Meskipun ada aturan bahwa adanya larangan penggunaan lahan sawah

untuk pembangunan non-pertanian. Namun, pembangunan terutama perumahan

atau pemukiman baik di lahan sawah ataupun lahan darat di Kecamatan Karawang

Timur tetap terjadi. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang tentang

RTRW bahwa kawasan ini memang dijadikan sebagai kawasan permukiman

perkotaan dan industri. Selain itu, Kecamatan Karawang Timur memiliki akses

jalan yang lebih mudah dan wilayah ini memang merupakan pusat Kabupaten

Karawang. Luas pemukiman yang terbangun di Kecamatan Karawang Timur

dapat dilihat pada Tabel 10.

                                                            5 Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Kecamatan Karawang Timur 

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

63

 

Tabel 10. Luas Lahan Pemukiman (Bangunan, Pekarangan) di Kecamatan Karawang timur Tahun 2006-2011

Tahun Luas Lahan Pemukiman(Bangunan, Pekarangan)

2006 646 2007 1073 2008 873 2009 227 2010 227 2011 322

Sumber: Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Karawang 2011(diolah)

Tabel 10 menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan luas lahan sawah

pada tahun 2009 menyebabkan penurunan luas lahan pemukiman yang sangat

drastis dengan laju 74,00 persen. Kemudian penurunan luas lahan yang terjadi

pada tahun 2011 di wilayah ini disebabkan karena adanya peningkatan luas lahan

pemukiman sebesar 41,85 persen.

Adanya pembangunan jalan karawang bypass dengan tujuan untuk

memudahkan jalur transportasi juga menjadi salah satu pemicu banyak investor

yang tertarik berinvestasi di bidang property atau perumahan di Kecamatan

Karawang Timur. Sampai tahun 2011, jumlah perusahaan yang membangun

perumahan di Kecamatan Karawang Timur terus bertambah. Namun, jumlah

perusahaan pembangun perumahan yang membangun diatas lahan sawah

mencapai 29 perusahaan yang tersebar di 4 desa dan 4 kelurahan. Berdasarkan

data dari Badan Pertanahan Nasional (2012), total luas perumahan yang dibangun

diatas lahan sawah luasnya mencapai 235,54 hektar . Jumlah perusahaan

pembangun perumahan di setiap desa dan kelurahan di Kecamatan Karawang

timur dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

64

 

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

Jum

lah

Pend

uduk

(Jiw

a)

Jumlah Penduduk

Tabel 11. Jumlah Perusahaan Pembangun Perumahan di Lahan Sawah di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2000-2011

Desa/ kelurahan Jumlah Perusahaan Luas Perumahan (Ha) Margasari 1 8,50Kondangjaya 12 124,94Warungbambu 1 12,00Karang wetan 5 25,38Adiarsa timur 1 3,78Palumbonsari 9 57,82

Jumlah 29 232,42Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang 2012 (diolah)

Pembangunan pemukiman di wilayah ini dipicu oleh jumlah penduduk

yang terus meningkat setiap tahun. Tahun 2006 jumlah penduduk Kecamatan

Karawang Timur mencapai 90.485 jiwa dan mengalami peningkatan sebesar

27.516 jiwa sehingga pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 118.001 jiwa.

Tren pertumbuhan penduduk di Kecamatan Karawang Timur dapat dilihat pada

gambar 8 berikut ini.

Sumber : Badan Pusat Statistik 2011

Gambar 8. Tren Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Karawang Timur Tahun 2006-2010

Rata- rata peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Karawang Timur

sebesar 103.293 jiwa dengn laju 5,76 persen setiap tahun. Peningkatan ini terjadi

seiring dengan adanya kelahiran serta banyak penduduk pendatang yang tinggal di

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

65

 

wilayah ini. Letak wilayah yang strategis juga mendorong terjadinya pertambahan

jumlah penduduk di wilayah ini.

Penurunan luas lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Karawang

Timur terjadi tidak hanya disebabkan oleh pembangunan pemukiman atau

perumahan namun juga disebabkan karena adanya pembangunan jalan, rumah

sakit, gudang dan lain-lain. Pembangunan jalan karawang bypass yang baru

diresmikan 17 Agustus 2009 dimana jalan ini menghubungkan Desa Warung

Bambu dan Kelurahan Tanjung Pura juga menyebabkan terjadinya alih fungsi

lahan pertanian. Lahan seluas 36,0304 hektar yang digunakan untuk pembangunan

jalan, sebagian besar lahan yang digunakan adalah lahan sawah yang berada di

Kecamatan Karawang Barat dan Karawang Timur. Tujuan pembangunan ini

sebenarnya untuk meningkatkan prasarana transportasi yang memadai dan layak

di Pulau Jawa khususnya Pantai Utara Pulau Jawa6.

Selain pembangunan jalan, lahan pertanian khususnya lahan sawah juga

dialihfungsikan menjadi rumah sakit umum di Kelurahan Palumbonsari. Lahan

pertanian yang mengalami alih fungsi adalah lahan sawah seluas 1,70 hektar.

Gudang Penyimpanan dan sumur eksploitasi yang berada di Desa Tegal Sawah

dan Kelurahan Margasari juga dibangun diatas lahan sawah. Luas lahan sawah

yang terbangun seluas 6,21 hektar (Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Karawang 2012).

Adanya perubahan penggunaan lahan sawah di Kecamatan Karawang

Timur menyebabkan terjadinya penurunan luas lahan sawah. Selain itu, hal ini

                                                            6  www.ibrd-srip.com/...karawang/TRACER%20Krwng%20Bypas.pdf. “Laporan Survai Kaji Ulang Sosial Rencana Pembangunan Jalan Karawang By Pass”. Diakses pada 9 April 2012 pukul 19.45

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

66

 

juga menyebabkan terjadinya perubahan kepemilikan lahan dan penurunan luas

lahan sawah yang dimiliki oleh petani. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap

hasil produksi dan pendapatan yang dimiliki oleh petani. Dalam jangka panjang,

hal ini akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.

6.2. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Tingkat Wilayah

Alih fungsi lahan pertanian terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Alih

fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Karawang Timur tidak hanya

disebabkan oleh faktor mikro yang berasal dari petani sendiri namun faktor makro

yang berasal dari tingkat wilayah juga turut mempengaruhinya. Kabupaten

Karawang sebagai tingkat wilayah turut mempengaruhi terjadinya alih fungsi

lahan pertanian. Kabupaten Karawang yang mengarahkan penataan ruangnya

untuk menjadikan pertanian dan industri sebagai basis perekonomiannya ingin

mensinergikan keduanya sehingga alih fungsi lahan pertanian tidak terjadi.

Namun dalam kenyataannya hal tersebut justru mendorong terjadinya alih fungsi

lahan pertanian khususnya lahan sawah. Alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Karawang pada tahun 2001 – 2010 dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor

yang diduga mempengaruhi penurunan lahan sawah di Kabupaten Karawang

adalah laju pertambahan jumlah penduduk, jumlah industri, produktivitas padi

sawah, proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah, dan kebijakan tata ruang

wilayah.

Analisis dalam penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi

lahan pertanian di tingkat wilayah digunakan analisis regresi linear berganda. Data

yang digunakan dalam menentukan model tersebut merupakan data time series

tahun 2001 – 2010. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

67

 

lahan pertanian ke non-pertanian (Industri, permukiman, dan sarana prasarana

lainnya) dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian di Tingkat Wilayah

Variabel Koefisien t-statistik Probabilitas VIF Intersep -141524,521 -4,404 0,012 Laju Pertumbuhan Penduduk 113,619 0,315 0,769 1,328 Jumlah Industri -13,226 -2,794 0,049*) 5,992 Produktivitas Lahan 88,008 0,054 0,959 4,184 Proporsi Luas Lahan Sawah Terhadap Luas Wilayah Total 2701,764 4,841 0,008*) 2,169 Kebijakan Pemerintah 1762,822 1,762 0,153 2,059 R-squared 86,6% F-Statistik 5,155 Adj-R-squared 69,8% Prob (F-stat) 0,069 Durbin-Watson 1,603

Sumber: Data Sekunder (diolah) Keterangan: *) nyata pada taraf 10 %

Hasil estimasi memperlihatkan bahwa model yang digunakan dalam

penelitian ini baik. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh koefisien determinasi (R-

Squared) sebesar 86,60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman variabel

dependen yang dimasukkan ke dalam model dapat diterangkan oleh variabel

independen mencapai 86,60 persen dan sisanya 13,40 persen diterangkan oleh

variabel lain di luar model. Adj-R-squared yang diperoleh bernilai 69,8 persen.

Nilai peluang uji F statistik yang diperoleh sebesar 0,069 yang lebih kecil dari

taraf nyata yang digunakan, yaitu 10 persen memiliki arti bahwa dari hasil

estimasi regresi minimal ada satu variabel independen yang mempengaruhi

variabel dependennya.

Guna melihat signifikan atau tidaknya pengaruh setiap variabel

independen terhadap variabel dependennya dapat dilihat dari uji-T setiap variabel

independennya. Berdasarkan Tabel 12 variabel-variabel independen yang

berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan luas lahan sawah, yaitu jumlah

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

68

 

industri dan proporsi luas lahan sawah terhadap luas lahan total berpengaruh nyata

pada taraf α= 10 persen. Sedangkan variabel kebijakan pemerintah, laju

pertumbuhan penduduk, dan produktivitas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap

penurunan luas lahan sawah.

Dalam membuktikan tidak terjadi multikolinearitas dalam model maka

digunakan nilai VIF dengan kriteria apabila nilai VIF yang dihasilkan dibawah 10

maka dapat disimpulkan bahwa didalam model tidak mengalami multikolinearitas

yang serius. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa laju

pertumbahan jumlah penduduk, jumlah industri, produktivitas, proporsi luas lahan

sawah terhadap luas wilayah dan kebijakan pemerintah masing-masing diperoleh

nilai VIF dibawah 10. Dalam menguji tidak terjadinya autokorelasi digunakan uji

statistik Durbin-Watson. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik

Durbin-Watson sebesar 1,603 yang menunjukkan bahwa tidak terjadinya

autokorelasi. Nilai tersebut berada pada kisaran 0 sampai 4, dan nilai tersebut

mendekati 2. Artinya, tidak terjadi autokorelasi ordo kesatu. Pemeriksaan asumsi

sisaan menyebar normal dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z. Output

SPSS 20 dengan melihat Asymp. Sig (2-tailed) menunjukkan nilai 0,716. Nilai

tersebut berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa galat menyebar normal.

Berdasarkan hasil penelitian model tidak mengalami heteroskedastisitas dimana

dari grafik scatterplots (Lampiran 8) terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak

membentuk pola apapun. Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian tingkat wilayah, sebagai berikut:

Y = -141524,521 + 113,619 X1 – 13,226 X2 + 88,008 X3 + 2701,764 X4 + 1762,822 X5 + ε .. (6.1)

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

69

 

Berdasarkan hasil estimasi koefisien laju pertumbuhan jumlah penduduk

berpengaruh positif (+) namun tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan luas

lahan pertanian dimana nilai probabilitas 0,769 > taraf nyata 10 persen. Hal ini

logis dimana adanya peningkatan laju pertumbuhan jumlah penduduk

menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Luas lahan yang tetap sedangkan

kebutuhan lahan meningkat sehingga menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan

terutama lahan pertanian. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk menunjukkan

adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya di Kabupaten Karawang.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan kebutuhan lahan untuk penyediaan

pemukiman, sarana dan prasarana. Meningkatnya permintaan lahan tersebut

secara otomatis akan meningkatkan permintaan lahan pertanian sehingga

menyebabkan terjadinya penurunan luas lahan pertanian.

Letak Kabupaten Karawang yang strategis mampu menarik pertambahan

jumlah penduduk. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk akan meningkatakan

alokasi penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti

perumahan serta sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan penduduk.

Pada awalnya, pembangunan menggunakan lahan non-pertanian seperti lahan-

lahan tandus, lahan kering, dll, namun seiring permintaan lahan yang terus

meningkat terjadilah pergeseran penggunaan lahan ke pertanian khususnya lahan

sawah. Alih fungsi lahan sawah ini pada akhirnya menjadi sulit dihindari karena

semakin langkanya lahan non-pertanian yang layak untuk dialihfungsikan menjadi

perumahan.

Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan dikembangkan unit-

unit perumahan yang mayoritas menggunakan lahan sawah. Berkembangnya

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

70

 

kebutuhan perumahan, sejak tahun 2001-2010 sudah ada 317,10 hektar lahan

sawah yang dibangun menjadi perumahan di Kabupaten Karawang.

Tabel 13. Luas Perubahan Lahan Sawah Menjadi Perumahan Tahun 2001-2010

No Tahun Luas Lahan Perumahan (Ha) 1 2001 10,002 2002 30,003 2003 38,004 2004 45,005 2005 67,006 2006 22,007 2007 0,008 2008 37,009 2009 15,00

10 2010 53,10Total 317,10

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang (diolah)

Berdasarkan Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa terjadinya perubahan

peruntukan lahan yang awalnya berupa sawah menjadi perumahan. Peningkatan

kebutuhan lahan terutama untuk perumahan terus mengalami peningkatan

sehingga terjadi pergeseran ke lahan sawah dalam pembangunannya. Perubahan

luas lahan setiap tahun sebesar 31,71 hektar dengan laju 32,13 persen per tahun.

Pembangunan perumahan yang cukup pesat terjadi di beberapa kecamatam,

diantaranya Kecamatan Karawang Timur, Karawang Barat, dan Teluk Jambe

Timur.

Variabel jumlah industi berpengaruh negatif (-) dan signifikan terhadap

penurunan luas lahan sawah nilai probabilitas 0,015 lebih kecil dari taraf nyata

yang digunakan 10 persen (0,029 < 0,10). Hal ini berarti adanya peningkatan

jumlah industri terutama industri besar dimana membutuhkan luas lahan lebih

besar menyebabkan sedikit penurunan luas lahan sawah. Variabel jumlah industri

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

71

 

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Tahun

Luas

laha

n

Luas lahan tegalan dankebun campuran

tidak sesuai dengan hipotesis awal dimana pada hipotesis awal disebutkan bahwa

jumlah industri berpengaruh positif terhadap penurunan luas lahan sawah atau

semakin meningkat jumlah industri maka semakin meningkat pula penurunan luas

lahan pertanian.

Adanya sedikit penurunan luas lahan sawah terhadap peningkatan jumlah

industri terutama industri besar mengindikasikan bahwa pembangunan industri

tidak hanya dilakukan pada lahan sawah. Pembangunan industri yang ada di

Kabupaten Karawang banyak juga dilakukan pada lahan-lahan non-sawah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Karawang bahwa lahan lahan non-sawah yang digunakan untuk pembangunan

industri, yaitu berupa lahan tegalan dan kebun campuran sehingga jumlah industri

besar tidak terlalu berpengaruh terhadap penurunan luas lahan sawah. Lahan

tegalan dan kebun campuran yang banyak digunakan sebagai industri berada di

daerah Kecamatan Pangkalan, Ciampel, dan Klari. Hal ini memang didasarkan

bahwa ketiga kecamatan tersebut merupakan kawasan industri yang tertulis dalam

Peraturan daerah No 19 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Laju

perubahan luas lahan tegalan dan kebun campuran dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Gambar 9. Tren Perubahan Luas Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Tahun 2000-2010

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

72

 

Berdasarkan Gambar 9 diatas menunjukkan bahwa tren perubahan luas

lahan tegalan dan kebun campuran terus mengalami penurunan. Namun, terjadi

peningkatan luas lahan pada tahun 2005 dan 2009. Laju rata-rata perubahan luas

lahan tegalan dan kebun campuran sebesar 0,52 persen per tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa pembangunan industri tidak hanya menggunakan lahan

sawah tetapi juga dilakukan pada lahan-lahan non-sawah, seperti lahan tegalan

dan kebun campuran.

Produktivitas lahan sawah berpengaruh positif terhadap penurunan lahan

sawah. Namun tidak berpengaruh nyata dimana nilai probabilitas 0,959 lebih

besar dari taraf nyata yang digunakan 10 persen (0,959>0,10). Semakin tinggi

produktivitas lahan sawah maka menunjukkan penurunan lahan sawah yang cukup

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa alih fungsi lahan sawah di Kabupaten

Karawang justru terjadi pada lahan yang memiliki produktivitas tinggi. Dalam

lima tahun terakhir menunjukkan bahwa wilayah yang banyak mengalami

pembangunan terutama perumahan atau pemukiman berada di Kecamatan

Karawang Barat dan Kecamatan Karawang Timur. Kedua kecamatan tersebut

memiliki produktivitas yang tinggi sebesar 7,131 Ton/hektar dan 6,720

Ton/hektar. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa banyak lahan yang

memiliki produktivitas yang tinggi berada di jalan utama. Hal ini menyebabkan

lahan memiliki opportunity cost yang tinggi. Para pemilik lahan cenderung untuk

mengalihfungsikan lahan yang dimiliki karena walaupun lahan yang mereka

punya memiliki produktivitas yang tinggi namun hasil penjualan lahan masih

lebih tinggi daripada hasil produksi padi yang mereka peroleh.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

73

 

Koefisien parameter proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah

berpengaruh positif terhadap penurunan luas lahan sawah. Nilai probabilitas yang

diperoleh dari hasil estimasi sebesar 0,008 lebih kecil dari taraf nyata yang

digunakan 10 persen yang berarti variabel ini berpengaruh nyata. Hal ini sesuai

dengan hipotesis awal dimana semakin luas lahan sawah maka semakin tinggi

penurunan luas lahan sawah. Semakin luas lahan sawah dapat diartikan bahwa

luas lahan non-sawah semakin sempit. Hal tersebut mengindikasikan adanya

perubahan lahan sawah untuk pembangunan diberbagai sektor yang membutuhkan

lahan yang cukup luas seperti sektor industri, perumahan, dan jasa.

Kabupaten Karawang yang terkenal sebagai lumbung padi nasional

menjadikan wilayah ini sebagian besar merupakan lahan sawah. Hal tersebut

mendorong wilayah Kabupaten Karawang untuk terus mempertahankan lahan

sawah. Namun, kebutuhan lahan di Kabupaten Karawang untuk pembangunan

baik industri, perumahan, dan sarana prasarana juga semakin meningkat. Proporsi

luas lahan sawah terhadap luas wilayah yang semakin tinggi dan kebutuhan lahan

untuk pembangunan semakin tinggi mendorong terjadinya penurunan luas lahan

sawah lebih besar dibandingkan dengan lahan kering (ladang, padang rumput,

tegalan, hutan, perkebunan, rawa, tambak, kolam, dan lainnya) yang jumlahnya

lebih sedikit. Pada tahun 2010, proporsi luas lahan sawah sebesar 53,79 persen

lebih besar dari setengah luas wilayah, namun terjadi penurunan luas lahan sawah

yang cukup tinggi, yaitu sebesar 3.218 hektar.

Peubah dummy terhadap kebijakan pemerintah berpengaruh positif

terhadap besaran luas lahan sawah yang dialihfungsikan dan tidak berpengaruh

nyata. Nilai probabilitas 0,153 lebih besar dari taraf nyata yang digunakan 5

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

74

 

persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai andil yang cukup

besar akan terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kabupaten

Karawang. Adanya kebijakan pemerintah mengenai rencana tata ruang wilayah

tahun 1999 dan 2004 berpengaruh terhadap meningkatnya alih fungsi lahan sawah

di Kabupaten Karawang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak terkait (BAPPEDA)

menunjukkan bahwa telah terjadi perluasan dalam pengalokasian penggunaan

lahan dalam RTRW tahun 1999 dan RTRW tahun 2004. Hal ini menyebabkan

terjadinya penurunan luas lahan sawah yang terjadi di Kabupaten Karawang.

6.3 Alih Fungsi Lahan Pertanian di Tingkat Petani

Sebanyak tiga puluh responden dalam penelitian ini adalah petani yang

sebelumnya merupakan petani pemilik penggarap dan telah mengalihfungsikan

lahannya ke non-pertanian. Sebelumnya, petani pemilik penggarap tersebut

bergantung hidup sepenuhnya pada sektor pertanian. Mereka menganggap bahwa

bertani merupakan mata pencaharian pokok. Adanya alih fungsi lahan yang terjadi

akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

Pola alih fungsi lahan yang terjadi di tingkat petani menurut luas lahan

bahwa seluruh petani responden mengalihfungsikan lahan yang dimilikinya secara

keseluruhan. Besaran lahan sawah yang mengalami alih fungsi dapat dilihat pada

Tabel 14 dibawah ini.

Tabel 14 . Luas Lahan yang Mengalami Alih Fungsi

Luas Lahan (Ha) Persentase (%) 0,1 – 0,5 56,67

> 0,5 43,33 Jumlah 100,00

Sumber: Data Primer (diolah)

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

75

 

Hal ini mengindikasikan adanya perubahan besar terhadap suatu kawasan

dimana sebelumnya kawasan ini merupakan persawahan menjadi kawasan

terbangun. Seharusnya ini perlu mendapatkan perhatian lebih serius dari

pemerintah akan adanya dampak negatif yang akan timbul. Pola alih fungsi lahan

tersebut mengakibatkan penurunan luas lahan sawah secara besar-besaran yang

berdampak pada penurunan luas kepemilikan lahan. Nantinya, hal ini akan

mengurangi ketersediaan lahan yang akan mempengaruhi mata pencaharian petani

dimana lahan merupakan sumber utama mata pencaharian petani. Lebih lanjut

lagi, keadaan ini akan mempengaruhi kesempatan kerja di sektor pertanian dimana

akan terjadi pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke non pertanian. Furi

(2007) menjelaskan bahwa alih fungsi lahan yang terjadi mengubah status

kepemilikan lahan dan penguasaan lahan. Perubahan dalam penguasaan lahan di

pedesaan membawa implikasi bagi perubahan pendapatan dan kesempatan kerja

masyarakat yang menjadi indikator kesejahteraan masyarakat.

Petani pemilik yang telah menjual seluruh lahannya banyak yang berubah

menjadi petani penggarap ataupun buruh tani. Hal tersebut disebabkan karena

mereka kurang memanfaatkan hasil penjualan lahannya. Selain itu kurangnya

keterampilan yang mereka peroleh karena pendidikan mereka yang rendah

sehingga sulit bagi mereka untuk beralih profesi ke sektor lain.

Penerimaan dari hasil penjualan lahan yang mereka peroleh cukup

bervariasi. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan luas lahan

yang dijual dan harga lahan. Luas lahan sawah yang beralih fungsi rata-rata 0,737

hektar atau 7.370 m2 setiap petani. Tahun penjualan lahan yang dilakukan oleh

petani berbeda-beda. Penjualan lahan tersebut terjadi sejak tahun 1997-2011.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

76

 

Harga lahan yang diterima petani juga berbeda-beda tergantung letak lahan yang

dijual. Harga lahan rata-rata yang diterima oleh petani berdasakan hasil penelitian

di Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur mulai dari Rp 25.000,00 per

m2 pada tahun 2001 hingga Rp 90.000,00 per m2 pada tahun 2010. Jika harga

lahan di wilayah ini dibandingkan dengan di Kabupaten Bogor dimana kedudukan

Kabupaten Bogor hampir sama dengan Kabupaten Karawang sebagai penyangga

DKI Jakarta maka diperoleh adanya perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian

Astuti (2011) bahwa harga rata-rata lahan di Kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bogor mulai dari Rp 82.000,00 per m2 pada tahun 2001 hingga Rp 270.000,00 per

m2 pada tahun 2010. Tingkat harga yang lebih rendah menjadi pendorong bagi

para pembeli yang sebagian besar berasal dari luar wilayah untuk membeli lahan

di Kecamatan Karawang Timur khususnya Desa Kondangjaya.

Lahan-lahan yang memiliki lokasi dekat dengan jalan raya maka akan

memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang letaknya jauh dari

jalan raya. Keadaan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Von Thunen

dimana lokasi merupakan faktor yang menentukan sewa lahan.

Penggunaan hasil penjualan lahan yang diterima petani berbeda-beda. Hal

ini disebabkan karena memang penerimaan yang diperoleh juga berbeda-beda.

Bagi petani (responden) yang memiliki lahan cukup luas, hasil penjualan tersebut

akan digunakan untuk membeli lahan sawah di wilayah lain yang memiliki harga

lahan lebih murah. Namun, bagi petani yang tidak memiliki lahan luas, hasil

penjualan lahan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau

keperluan lainnya. Penggunaan hasil penjualan lahan yang dilakukan petani dapat

dilihat pada Tabel 15 dibawah ini.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

77

 

Tabel 15 . Penggunaan Hasil Pengalihfungsian Lahan oleh Petani

Penggunaan Responden (%) Membeli sawah baru 33,33 Memperbaiki Rumah 20,00 Membeli Alat Transportasi dan modal usaha 20,00 Lainnya 26,67 Jumlah 100,00

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 15 diatas sebesar 33,33 persen petani responden

menggunakan hasil penjualan lahannya untuk membeli sawah. Pembelian lahan

sawah banyak dilakukan di wilayah Desa Bengle, Desa Pasir Jengkol dengan

harga yang lebih murah. Sebanyak 20,00 persen petani responden

menggunakannya untuk memperbaiki rumah dan 20,00 persen digunakan untuk

membeli alat transportasi dan modal usaha. Pembelian kendaraan berupa motor,

mobil, dan angkutan dapat digunakan sebagai sumber mata pencaharian baru dari

hasil penjualan lahan. Sisanya, sebanyak 26,67 persen petani menggunakan hasil

penjualan lahan untuk membiayai biaya sekolah anak, biaya naik haji, membeli

rumah, biaya pernikahan anak dan keperluan lainnya.

6.3.2 Proses Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan pertanian di Desa Kondangjaya berupa lahan sawah.

Hal ini terjadi pada kisaran waktu 1997–2011. Sebagian besar lahan yang

dialihfungsikan dijadikan sebagai perumahan. Hanya 6,67 persen dari tiga puluh

responden yang alih fungsi lahan untuk jasa berupa klinik, bank, kontrakan dan

lain-lain.

Alih fungsi lahan sawah yang dilakukan petani responden pada dasarnya

dapat terjadi secara sukarela ataupun secara terpaksa. Alih fungsi lahan sawah

secara sukarela adalah proses alih fungsi lahan yang dilakukan oleh petani atas

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

78

 

dasar keinginan dari petani tanpa ada pengaruh dari orang lain. Sedangkan secara

terpaksaan adalah proses alih fungsi lahan karena adanya paksaan pihak lain atau

pengaruh dari kondisi wilayah.

Tabel 16 . Proses Alih Fungsi Lahan Oleh Petani Responden di Kecamatan Karawang Timur

Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 16 diatas menunjukkan bahwa proses alih fungsi lahan

yang dilakukan oleh sebagian besar petani karena terpaksa. Sebenarnya, petani

tidak ingin menjual lahannya karena pertanian merupakan sumber mata

pencaharian pokok. Namun, akibat adanya bujukan dari makelar (calo) agar

petani mau menjual lahannya sehingga petani terbujuk dan mau menjual lahannya.

Hal ini disebabkan karena wilayah ini merupakan daerah pengembangan

perumahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak adanya bargaining position

yang dimiliki petani sehingga petanilah yang menjadi sasaran bagi berbagai pihak

baik pemerintah maupun swasta untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Selain

itu, lahan sawah yang mereka miliki berdekatan dengan pembangunan perumahan.

Dengan adanya pembangunan perumahan di sekitar lahan pertanian menyebabkan

terhalangnya saluran irigasi. Terhalangnya saluran irigasi ini mengakibatkan tidak

adanya aliran air ke lahan pertanian tersebut. Hal ini mengakibatkan lahan

menjadi tidak produktif lagi yang pada akhirnya akan merugikan petani..

Selain itu, ada juga petani yang proses alih fungsi lahan pertaniannya

secara sukarela. Hal ini diseabkan karena adanya kebutuhan-kebutuhan petani

yang membutuhkan biaya tinggi. Sebesar 43,33 persen responden melakukan alih

Proses Responden Persentase (%) Secara Sukarela 13 43,33 Secara Paksaan 17 56,67

Jumlah 30 100,00

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

79

 

fungsi lahan karena adanya kebutuhan hidup yang mendesak seperti biaya hidup

sehari-hari, biaya sekolah, biaya pernikahan, biaya berobat, biaya naik haji, modal

usaha, dan sebagainya.

6.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Alih Fungsi Lahan di Tingkat Petani

Alih fungsi lahan yang terjadi dipedesaan tidak hanya dipengaruhi oleh

tingkat wilayah namun juga dipengaruhi oleh keputusan petani sendiri. Hal ini

disebabkan karena lahan yang mengalami alih fungsi dimiliki oleh petani

sehingga petani sendirilah yang menjual lahannya. Keputusan petani dalam

melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh tingkat usia, lama pendidikan, luas

lahan, produktivitas, proporsi pendapatan sektor pertanian, dan pengalaman

bertani.

Dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani

melakukan alih fungsi lahan digunakan metode analisis regresi logistik dengan

memasukkan variabel independent ke dalam variabel dependent. Adapun variabel-

variabel independent yang diduga mempengaruhi keputusan petani dalam

mengalihfungsikan lahannya adalah usia, lama pendidikan, luas lahan,

produktivitas, proporsi pendapatan sektor pertanian, dan pengalaman bertani.

Variabel dependent yang digunakan terdapat dua kemungkinan. Bagi responden

yang melakukan alih fungsi lahan pertanian diberi nilai 1 (Y=1) dan bagi

reponden yang tidak melakukan alih fungsi lahan diberi nilai 0 (Y=0). Hasil

pengolahan data dengan menggunakan Metode Enter disajikan pada Tabel 17.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

80

 

Tabel 17 . Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Mengalih fungsikan Lahan Pertanian

Variabel Koefisien Sig Exp (β) Keterangan Constant 1863,533 0.989 (-) Tingkat Usia (X1) 0,117 0,136 1.124 Berpengaruh nyata ** Lama Pendidikan (X2) - 0,749 0,100 0,473 Berpengaruh nyata ** Luas Lahan (X3) - 1.262 0,014 0,283 Berpengaruh nyata * Proporsi Pendapatan Sektor Pertanian (X4)

- 18.518

0,989

0,000

Berpengaruh tidak nyata

Tanggungan Keluarga (X5) - 0,151 0,743 0,860 Berpengaruh tidak nyata Pengalaman Bertani (X6) -0,102 0,130 0,903 Berpengaruh nyata** Produktivitas (X7) -1.613 0,158 0,199 Berpengaruh tidak nyata

Sumber : Data Primer (olahan) Keterangan : * nyata pada taraf 5% ** nyata pada taraf 15%

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik dengan menggunakan metode

enter diperoleh nilai -2 Log likelihood sebesar 21.730, Cox &Snell R Square

sebesar 0,441, dan Nagelkerke R Square sebesar 0,653. Nilai Nagelkerke R Square

yang lebih besar dari nilai Cox&Snell R Square menunjukkan kemampuan ketujuh

variabel bebas dalam menjelaskan varians alih fungsi lahan sebesar 65,3 persen

dan terdapat 34,7 persen faktor lain di luar model yang menjelaskan variabel

dependen. Kemudian dalam pengujian goodness of fit (uji akurasi model)

dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square . Nilai chi-square yang

diperoleh dari Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,413 dimana nilai Sig tersebut

lebih besar dari taraf nyata yang digunakan α=15 persen. Selanjutnya nilai Overall

Percentage yang diperoleh sebesar 90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model

yang dihasilkan baik. Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi logistik

adalah sebagai berikut:

Y = 1863.533 + 0.117 X1 – 0.749 X2 – 1262 X3 – 0.102 X6 + ε …...……….(6.2)

Berdasarkan model yang diperoleh dapat terlihat bahwa dari tujuh variabel

independent yang diduga berpengaruh terhadap keputusan petani untuk alih

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

81

 

fungsi lahan sawah di daerah penelitian ternyata hanya empat variabel yang

berpengaruh signifikan. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

alih fungsi lahan sawah di tingkat pertani adalah usia, luas lahan yang dimiliki,

lama pendidikan, dan pengalaman bertani. Signifika atau tidaknya pengaruh suatu

variabel dilihat dari nilai Sig < α (taraf nyata yang digunakan).

Variabel usia memiliki nilai Sig sebesar 0,136. Hal ini berarti bahwa

tingkat usia berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya alih fungsi lahan

sawah pada taraf (α) 15 persen. Koefisien hasil output diperoleh bertanda positif

(+) dan nilai Exp (β) atau odds ratio yang diperoleh sebesar 1,124 berarti bahwa

untuk petani yang usianya lebih tua akan meningkatkan peluang untuk alih fungsi

lahan sebesar 1,124 lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang tidak

mengalihfunsikan lahan . Semakin tinggi tingkat usia maka semakin tinggi tingkat

alih fungsi lahan. Ini terjadi disebabkan karena semakin tinggi tingkat usia

seseorang maka kondisi fisik akan semakin lemah. Mereka sudah tidak kuat lagi

bekerja di sektor pertanian yang membutuhkan tenaga yang kuat. Kondisi ini

membatasi kemampuan responden untuk menghasilkan sesuatu sehingga akan

cenderung mengalihfungsikan lahan yang dimilikinya. Apalagi dengan melihat

kondisi saat ini dimana anak-anak mereka yang tidak lagi mengikuti jejak orang

tua mereka untuk bekerja di sektor pertanian. Dengan mengalihfungsikan lahan,

mereka dapat bekerja di sektor lain yang tidak membutuhkan tenaga lebih.

Variabel luas lahan memiliki nilai Sig sebesar 0,014 yang berarti bahwa

variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya alih fungsi lahan di

tingkat petani pada taraf nyata (α) 5 persen. Nilai koefisien bertanda (-) dan nilai

Exp (β) atau odds ratio sebesar 0,283 menunjukkan peluang terjadinya alih fungsi

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

82

 

lahan akan semakin kecil. Semakin luas kepemilikan lahan maka peluang petani

untuk mengalihfunsikan lahannya lebih kecil 0,283 kali dibandingkan petani yang

melakukan alih fungsi lahan. Dalam tingkat luas pemilikan lahan, petani yang

memiliki lahan cukup luas cenderung untuk tetap mempertahankan lahannya

sehingga peluang terjadinya alih fungsi lahan kecil. Sedangkan bagi petani yang

memiliki lahan kecil cenderung untuk menjual lahannya. Hal ini diduga

disebabkan karena luas lahan sangat berhubungan dengan penerimaan.

Petani yang memiliki lahan lebih luas memiliki perolehan hasil produksi

lebih besar sehingga penerimaan yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan

petani yang memiliki luas lahan lebih sempit. Hasil panen dari pengolahan lahan

yang lebih sempit tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan petani

sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan yang diperoleh

dalam mencukupi kehidupan sehari-hari. Saat ini, biaya usaha tani rata-rata

sebesar Rp 5.500.000,00 per hektar dengan harga jual beras rata-rata Rp 3.300,00

– Rp 4.000,00 per kg. Jika hasil produksi yang dihasilkan besar, penerimaan yang

diperoleh bisa menguntungkan petani. Namun, jika lahan sawah dilanda puso

biaya usaha tani yang dikeluarkan akan semakin besar akan tetapi hasil yang

diperoleh rendah.

Variabel lama pendidikan memiliki nilai Sig sebesar 0,100 menunjukkan

bahwa variabel proporsi pendapatan sektor pertanian berpengaruh nyata terhadap

alih fungsi lahan pada taraf (α) 15 persen. Nilai koefisien bertanda negatif (-) dan

nilai Exp (β) atau odds ratio 0,473 menunjukkan peluang responden

mengalihfungsikan lahan semakin kecil. Semakin lama pendidikan yang

ditempuh, maka peluang petani untuk mengalihfungsikan lahan lebih kecil 0,473

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

83

 

kali dibandingkan petani yang tidak melakukan alih fungsi lahan. Lama

pendidikan menunjukkan tingkat pendidikan yang dicapai seseorang. Semakin

lama pendidikan yang ditempuh menunjukkan tingkat pendidikan yang semakin

tinggi. Terjadinya penurunan alih fungsi lahan disebabkan karena semakin tinggi

pendidikan yang diperoleh maka semakin bijaksana dalam mengambil keputusan

dalam mengalihfungsikan lahan yang dimiliki. Bagi seseorang yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki rasionalitas berpikir yang tinggi

dalam melakukan suatu tindakan sehingga mereka akan berpikir berkali-kali

dalam mengambil sebuah keputusan. Petani tentunya akan lebih memilih untuk

tidak melakukan alih fungsi lahan karena mereka belum tentu berhasil dalam

melakukan pekerjaan yang belum dikuasai. Pada hakekatnya, sebenarnya alih

fungsi lahan sangat berhubungan dengan penghasilan yang diterima petani.

Variabel independen lain yang berpengaruh terhadap terjadinya alih fungsi

lahan di tingkat petani adalah pengalaman bertani. Variabel pengalaman bertani

memiliki nilai Sig sebesar 0,130 menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh

nyata pada taraf nyata (α) 15 persen. Nilai koefisien bertanda negatif (-) dan nilai

Exp (β) atau odds ratio sebesar 0,903 menunjukkan peluang responden

mengalihfungsikan lahan semakin menurun. Petani yang memiliki pengalaman

bertani cukup lama memiliki peluang mengalihfungsikan lahan lebih rendah 0,903

kali dibandingkan petani yang tidak mengalihfungsikan lahan. Hal ini

mengindikasikan petani yang memiliki pengalaman lebih banyak dalam bertani

akan cenderung mempertahankan lahan yang dimilikinya. Bagi petani yang

memiliki pengalaman bertani lebih lama cenderung memiliki keahlian yang tinggi

di sektor pertanian sedangkan di luar sektor pertanian keahlian yang dimiliki

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

84

 

cukup minim. Hal ini menyebabkan mereka akan memilih untuk mempertahankan

lahan dibandingkan harus menjual lahanya dan bekerja disektor lain selain

pertanian.

6.4 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan bagi masyarakat

Indonesia. Sekitar 70 persen masyarakat Indonesia bergantung hidup pada sektor

pertanian. Lahan merupakan faktor produksi utama dalam pertanian dimana

berfungsi sebagai sumber mata pencaharian bagi para petani. Adanya alih fungsi

lahan pertanian khususnya lahan sawah ke non-pertanian secara langsung akan

berdampak pada penurunan luasan lahan. Selain itu, adanya alih fungsi lahan

menyebabkan terjadinya perubahan manfaat yang diperoleh dari adanya

penggunaan lain. Hal ini mengakibatkan hilangnya hasil produksi yang

berbanding lurus dengan luas lahan yang dialihfungsikan. Alih fungsi lahan ini

juga akan berdampak langsung pada pendapatan usaha tani, lapangan pekerjaan,

dan kesempatan kerja yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai

kaitan ke depan dan ke belakang dari kegiatan usahatani. Pendapatan usaha tani

menjadi berkurang ataupun hilang, lapangan pekerjaan serta kesempatan bekerja

di sektor pertanian menjadi berkurang. Selain itu, hal ini akan mendorong

terjadinya perpindahan kesempatan kerja petani dari sektor pertanian ke non-

pertanian.

Produksi hasil pertanian yang hilang sebagai dampak langsung dari alih

fungsi lahan tergantung dari luas lahan yang telah mengalami alih fungsi,

produktivitas lahan, dan pola tanam yang dilakukan. Saat ini, Kecamatan

Karawang Timur terus berupaya melakukan peningkatan produksi hasil pertanian

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

85

 

khususnya padi sawah dengan sisa lahan yang ada akibat alih fungsi lahan yang

terjadi setiap tahun. Berbagai cara terus dilakukan seperti pengembangaan metode

SRI (System of Rice Intensification), program SL-PTT (Sekolah Lapangan

Pengelolaan Tanaman Terpadu), Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu

Tanaman), Pengelolaan lahan dan air, peningkatan sarana dan prasarana,

peningkatan produksi, dan produktivitas dan pemberian benih. Pengembangan

program-program tersebut dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan,

Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Karawang dibantu para penyuluh

Kecamatan karawang Timur untuk disampaikan kepada para petani.

Seluruh petani di wilayah ini tetap mempertahankan komoditas padi

sebagai produksi utama. Hal ini disebabkan karena lahan sawah yang ada di

wilayah ini memang cocok untuk produksi padi. Pola tanam yang dilakukan

petani dengan dua kali tanam dalam setahun dan satu kali penanaman palawija.

Namun, penanaman palawija ini masih terhitung jarang dilakukan oleh para petani

khusunya Desa Kondangjaya. Hal ini disebabkan karena adanya hama seperti

kambing sehingga mereka hanya menanam padi.

Dampak lain yang terjadi akibat alih fungsi lahan sawah di Desa

Kondangjaya adalah terjadinya pergeseran mata pencaharian utama yang

dilakukan petani. Sebagian besar petani responden yang melakukan alih fungsi

lahan, sebelumnya merupakan petani pemilik penggarap. Namun, akibat alih

fungsi lahan pertanian terjadi pergeseran mata pencaharian utama. Sebagian besar

dari mereka tetap bertahan pada sektor pertanian. Akan tetapi, sebagian lagi

beralih mata pencaharian di luar sektor pertanian. Perubahan mata pencaharian

sebagai sumber pendapatan utama dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

86

 

Tabel 18. Sumber Pendapatan Utama Petani Setelah Melakukan Alih Fungsi Lahan Pertanian (Persen)

Sumber Pendapatan Responden (Persen) Petani pemilik penggarap 13,33Penggarap 36,67Buruh Tani 6,67Buruh Pabrik 3,33Buruh Bangunan 6,67Pengangkutan 3,33Pedagang 6,67Lainnya 23,33

Jumlah 100,00Sumber: Data Primer (Diolah)

  Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa sebesar 56,67 persen petani

tetap bertahan pada sektor pertanian sebagai sumber pengahasilan utama.

Walaupun tidak semuanya merupakan petani pemilik penggarap, hanya 13,33

persen yang masih menjadi pemilik dan sisanya 36,67 persen dan 6,67 persen

menjadi petani penggarap dan buruh tani. Selain itu, sebagian dari petani

responden juga bermatapencaharian diluar sektor pertanian sebagai sumber mata

pencaharian utama. Pekerjaan diluar sektor pertanian yang dilakukan petani

responden berdasarkan hasil wawancara adalah bekerja sebagai buruh pabrik,

bangunan, pengangkut, pedagang, dan lainnya.

Kejadian-kejadian tersebut menunjukkan gejala akan terjadinya

transformasi kegiatan dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Hal ini dapat

dilihat dari adanya perubahan mata pencaharian utama dari petani. Namun, akibat

keterbatasan keterampilan yang dimiliki serta pendidikan yang rendah, hanya

pekerjaan dengan upah rendah yang bisa mereka peroleh.

Perubahan mata pencaharian utama yang terjadi, secara otomatis akan

berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh saat ini. Pendapatan petani pada

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

87

 

dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu pendapatan usaha tani dan

pendapatan diluar usaha tani (non usaha tani). Pendapatan usaha tani merupakan

pendapatan yang diterima dari sektor pertanian, sedangkan pendapatan non usaha

tani adalah pendapatan yang diperoleh dari luar sektor pertanian. Pendapatan yang

diperoleh responden sebelum dan sesudah mengalihfungsikan lahan dapat dilihat

pada Tabel 19 berikut ini.

Tabel 19. Perbandingan Rata-Rata Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Terjadinya Alih Fungsi Lahan

Rata-rata pendapatan Responden

Usaha Tani Non Usaha Tani Rata-Rata Pendapatan

Total Rupiah % Rupiah % Rupiah %

Sebelum Alih Fungsi

1.205.520,09 84,81

215.933,94 15,19 1.421.514,03 100,00

Setelah Alih Fungsi

532.251,85 40,95

767.444,40 59,04 1.299.796,30 100,00

Perubahan -673.268,24 551.510,46 -121.71773 Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 19 menunjukkan bahwa pendapatan total responden

(dari usaha tani dan non usaha tani) sebelum dan sesudah alih fungsi lahan terjadi

perubahan dari Rp 1.421.514,03 menjadi Rp 1.299.796,30. Hal ini menunjukkan

adanya penurunan rata-rata pendapatan total yang diperoleh responden sebelum

dan sesudah alih fungsi lahan. Penurunan pendapatan yang diperoleh dari usaha

tani lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh

dari non-usahatani. Namun, berdasarkan hasil uji beda rata-rata dengan uji T-test

terhadap pendapatan petani sebelum dan setelah alih fungsi lahan diperoleh t-

hitung 0,438 dengan Sig 0,632 > taraf nyata (α) 5 persen yang menunjukkan lain

bahwa bahwa pendapatan sebelum dan sesudah alih fungsi lahan adalah sama.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terjadinya alih fungsi lahan tidak

begitu berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani. Hal ini

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

88

 

disebabkan karena perubahan mata pencaharian akibat adanya alih fungsi lahan

tidak merubah pendapatan petani. Keterampilan rendah dan pendidikan rendah

yang dimiliki oleh petani menyebabkan perubahan mata pencaharian tidak terlalu

berpengaruh terhadap pendapatan. Petani hanya memperoleh upah yang rendah

atau sama saja dengan pekerjaan sebelumnya dari pekerjaan di luar sektor

pertanian.

Tabel 19 menuliskan bahwa pendapatan baik yang diperoleh dari usaha

tani maupun non usaha tani mengalami perubahan sebelum dan setelah melakukan

alih fungsi lahan. Sebelum melakukan alih fungsi lahan, sebesar 84,81 persen

pendapatan diperoleh dari usaha tani dan 15,19 persen pendapatan diperoleh dari

luar usaha tani. Setelah melakukan alih fungsi lahan, sebesar 40,95 persen

pendapatan diperoleh dari usaha tani dan 59,04 persen pendapatan diperoleh dari

luar usaha tani. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran struktur pendapatan

petani dari yang berstrukur agraris ke non agraris dimana pendapatan diluar usaha

tani mengalami peningkatan setelah alih fungsi lahan.

Penurunan kontribusi sektor pertanian menunjukkan beda nyata karena

berdasarkan hasil uji beda rata-rata dengan uji T-test diperoleh t-hitung sebesar

3,676 dengan signifikansi sebesar 0,001 dimana 0,001< taraf nyata yang

digunakan 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya alih fungsi lahan

pertanian sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh sektor

pertanian atau pendapatan usaha tani. Adanya alih fungsi lahan di wilayah

penelitian menyebabkan penurunan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani

sebesar Rp 673.268,24.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

89

 

6.5 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Lingkungan

Alih fungsi lahan pertanian sebagai dampak adanya pembangunan suatu

wilayah tidak hanya mengakibatkan penurunan luas lahan pertanian tetapi juga

berdampak pada lingkungan. Lahan pertanian seharusnya dapat memberikan

manfaat bagi lingkungan dimana berfungsi sebagai daerah resapan air,

mengurangi pencemaran udara, pengendali banjir, dan lain-lain. Namun, setelah

terjadinya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian ke non-pertanian

menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Perubahan kondisi

lingkungan ini paling besar dirasakan oleh masyarakat sekitar. Masyarakatlah

akan dirugi dengan adanya pembangunan di wilayah mereka.

Dalam proses pembangunan, banyak pembangun khususnya di Kecamatan

Karawang Timur yang membangun tidak sesuai dengan ketentuan awal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol

PP) Kecamatan Karawang Timur dimana salah satu tugasnya mengawasi

pembangunan mengatakan bahwa banyak pembangun yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang telah ditulis dalam surat perizinan pembangunan dimana mereka

melebihi dari ketentuan yang berlaku. Salah satu bentuknya adalah pembangunan

saluran air. Dalam pembangunan saluran air sebenarnya sudah ada ketentuan yang

berlaku, kemudian mereka mempersempit luas saluran air. Hal ini mungkin

kurang berpengaruh terhadap lingkungan untuk saat ini, namun dalam jangka

panjang dapat menimbulkan dampak yang lebih luas.

Desa Kondangjaya saat ini terus mengalami pembangunan. Pembangunan

yang paling banyak dilakukan adalah perumahan dan pemukiman penduduk.

Adanya pembangunan yang terjadi dapat memberikan dampak negatif terutama

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

90

 

terhadap lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di wilayah

penelitian menujukkan bahwa sebagian besar responden tidak begitu merasakan

dampak negatif terhadap lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian saat ini.

Para responden masih belum merasakan dampak yang besar dari adanya

pembangunan. Akan tetapi, walaupun terjadi peningkatan perubahan penggunaan

lahan akibat pembangunan, namun sisa lahan khususnya lahan sawah masih cukup

banyak untuk saat ini sehingga fungsi lahan sawah masih berfungsi dengan baik.

Dampak alih fungsi lahan sawah terhadap lingkungan yang dirasakan

masyarakat Desa Kondangjaya saat ini diantaranya: sampah, kondisi udara,

ketersediaan air, dan banjir.

6.5.1 Dampak Terhadap Sampah

Terjadinya alih fungsi lahan sawah di Desa Kondangjaya menunjukkan

adanya pembangunan yang dilakukan. Sampah merupakan salah satu dampak dari

adanya pembangunan. Adanya pembangunan menunjukkan terjadinya

peningkatan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang meningkat secara langsung

akan mempengaruhi jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan khususnya

limbah padat (sampah). Jumlah sampah yang dihasilkan akan meningkat.

Peningkatan jumlah sampah ini akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar

yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Sumber : Data Primer (diolah) Gambar 10. Kondisi Sampah di Desa Kondangjaya

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

91

 

Namun, hasil penelitian menyebutkan lain sebagaimana yang terlihat pada

Gambar 10 bahwa kondisi sampah dirasa tidak mengganggu terhadap kondisi

lingkungan di Desa Kondangjaya. Sebanyak 90,00% responden tidak merasa

terganggu dengan sampah. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar dari

mereka kurang memperhatikan kondisi lingkungan mereka. Berdasarkan hasil

observasi di lapangan masih terlihat banyak sampah yang berserakan di pinggir

jalan ataupun di sekitar halaman rumah. Jika hal ini terus dibiarkan, lama

kelamaan hal ini akan mengganggu kondisi lingkungan sekitar. Akan tetapi,

masih ada beberapa masyarakat yang masih peduli terhadap lingkungan dimana

mereka membuang sampah pada tempat sampah dan melakukan pengelolaan

sampah sehingga sampak tidak mengganggu kondisi setempat. Sebesar 10,00%

responden mengatakan bahwa mereka merasa terganggu dengan adanya sampah.

6.4.2.2 Dampak Terhadap Kondisi Udara

Udara merupakan salah satu indikator lingkungan yang sangat

berpengaruh saat terjadinya pembangunan. Pembangunan menyebabkan wilayah

tersebut menjadi ramai. Mobilitas kendaraan bermotor tinggi sehingga asap yang

dihasilkan juga mempengaruhi udara. Limbah gas yang dihasilkan dari bangunan-

bangunan yang melakukan kegiatan didalamnya turut mempengaruhi kondisi

udara. Kondisi udara yang dirasakan responden dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Sumber: Data Primer (diolah) Gambar 11. Kondisi Udara di Desa Kondangjaya

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

92

 

Namun, hasil penelitian menyebutkan lain sebagimana terlihat pada

Gambar 11 bahwa perubahan kondisi udara tidak dirasakan masyarakat Desa

Kondangjaya. Sebanyak 90,00 persen responden mengatakan bahwa kondisi udara

tidak tercemar. Hal tersebut disebabkan karena perubahan penggunaan lahan di

wilayah penelitian sebagian besar digunakan untuk perumahan. Perumahan

biasanya menghasilkan limbah gas hasil pembakaran dari kegiatan rumah tangga

yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi udara. Berbeda halnya jika

peruntukan lahan untuk industri, limbah gas hasil kegiatan industri mengandung

zat-zat kimia berbahaya yang dibuang ke udara akan berpengaruh terhadap

kondisi udara. Udara akan tercemar gas-gas berbahaya.

Sebanyak 10,00 persen responden menjawab bahwa kondisi udara di Desa

Kondangjaya tercemar. Indikator pencemaran udara ini dilihat dari kondisi udara

yang bercampur debu, asap kendaran dan lain-lain sehingga dirasa masyarakat

cukup mengganggu. Hal tersebut disebabkan karena tempat tinggal ataupun

tempat kerja responden yang dekat dengan jalan utama desa dimana mobilitas

kendaraan bermotor sangat tinggi sehingga berpengaruh terhadap kondisi udara.

6.4.2.3 Dampak Terhadap Ketersediaan Air

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Akibat adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian khusunya lahan sawah ke

lahan non-pertanian menyebabkan ketersediaan air di dalam tanah semakin

berkurang. Selain itu, adanya pembangunan juga menunjukkan jumlah penduduk

yang meningkat sehingga konsumsi air akan meningkat. Hal ini menyebabkan

masyarakat akan sulit dalam memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

93

 

Sumber: Data Primer (diolah)

Gambar 12. Perolehan Air Bagi Responden di Desa Kondangjaya

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat pada Gambar 12

menunjukkan bahwa sebanyak 82,5 persen petani tidak merasakan adanya

kesulitan dalam memperoleh air. Hal tersebut disebabkan karena masih

banyaknya lahan-lahan sawah khususnya yang mampu menyerap air sehingga

kondisi air didalam tanah masih dapat memenuhi kebutuhan hidup. Hanya 17,50

persen petani merasakan kesulitan dalam memperoleh air terutama pada musim

kemarau. Tingkat sulit dan mudahnya perolehan air terlihat dari kuantitas air yang

diperoleh. Seluruh responden memperoleh air dengan menggunakan sumur pompa

dimana sumber air berasal dari air tanah. Terjadinya kesulitan air yang dirasakan

oleh masyarakat disebabkan karena akibat pembangunan seperti perumahan.

Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan air untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadi

persaingan dalam memperoleh air semakin tinggi sehingga sebagian kecil

responden merasa kesulitan dalam memperoleh air tanah.

Air yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kondangjaya untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masih memiliki kualitas yang baik. Hal ini

ditunjukkan dari respon masyarakat terhadap kualitas air yang digunakan pada

Gambar 13.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

94

 

Sumber: Data Primer (diolah)

Gambar 13. Kualitas Air di Desa Kondangjaya

Berdasarkan Gambar 13 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden

mengatakan bahwa kualitas air di wilayah penelitian dalam keadaan baik. Kualitas

air yang baik ini merujuk pada kondisi air yang tidak berbau, tidak berasa, dan

tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian

terhadap kualitas air di dalam tanah tidak begitu dirasakan masyarakat Desa

Kondangjaya.

Air tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, namun air juga

dibutuhkan sektor pertanian untuk irigasi. Akibat adanya pembangunan di sektor

non-pertanian mempengaruhi kualitas dan kondisi air irigasi. Kondisi air irigasi

terhalang oleh bangunan sehingga lahan pertanian kekurangan air. Selain itu,

akibat adanya pembangunan seperti perumahan, limbah cair yang dikeluarkan

akan bercampur dengan air irigasi sehingga air tercemar. Hal inilah yang

mendorong banyak petani pada saat itu menjual lahannya untuk dialihfungsikan.

Namun, menurut beberapa responden yang diwawancarai, bagi lahan pertanian

yang tetap bertahan terhadap kondisi tersebut akan menurunkan hasil produksinya

sehingga merugikan petani.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

95

 

6.4.2.4 Dampak Terhadap Banjir

Alih fungsi lahan pertanian menyebabkan terjadinya perubahan

peruntukan lahan pertanian ke non-pertanian. Saat ini bangunan-bangunan

semakin bertambah menyebabkan daerah-daerah resapan air semakin berkurang.

Salah satu akibatnya dapat memicu terjadinya banjir. Dampak akibat alih fungsi

lahan terhadap terjadinya banjir di Desa Kondangjaya dapat dilihat pada Gambar

14.

Sumber : Data Primer (diolah)

Gambar 14. Kejadian Banjir di Desa Kondangjaya

Namun, hasil penelitian menyebutkan lain sebagaimana tertlihat pada

Gambar 14 bahwa terjadinya degradasi lingkungan berupa banjir tidak dialami

oleh masyarakat Desa Kondangjaya. Hanya 5,00 persen responden yang

mengatakan bahwa banjir terjadi dengan frekuensi jarang. Banjir yang terjadi

tersebut bukan banjir besar hanya saja saat terjadi hujan yang cukup lebat

menyebabkan genangan air yang cukup banyak. Akibat genangan air yang cukup

banyak, surutnya air pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal inilah yang

disebut oleh sebagian kecil responden sebagai banjir.

Sebagian besar (95 persen) responden yang mengatakan bahwa tidak

pernah terjadi banjir di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena masih

banyaknya wilayah yang menjadi daerah resapan air. Lahan sawah yang masih

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

96

 

dapat terbilang cukup banyak sebesar 100 hektar atau 33 persen dari luas wilayah.

Selain itu, walaupun pembangunan terus-menerus dilakukan namun tetap masih

memperhatikan kondisi lingkungan untuk saat ini. Saluran air juga masih cukup

terjaga kebersihannya saat ini sehingga air masih dapat mengalir dan tidak

tersumbat. Akan tetapi, jika pembangunan dilakukan secara terus-menerus dimana

sampai saat ini ada sekitar dua perumahan yang masih dalam proses pembangunan

dan tidak memperhatikan kondisi lingkungan maka banjir kemungkinan dapat

terjadi. Hal ini dapat terjadi karena dampak lingkungan berupa banjir dapat

dirasakan dalam jangka panjang.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Karawang Timur mengalami fluktuasi.

Dari tahun 2006-2011 laju alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur

sebesar 0,47 persen dan laju alih fungsi lahan sawah paling tinggi terjadi pada

tahun 2011, yaitu sebesar 5,58 persen. Hal ini disebabkan karena adanya

pembangunan pemukiman akibat peningkatan jumlah penduduk.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian khusunya lahan

sawah di tingkat wilayah adalah jumlah industri dan proporsi luas lahan

sawah terhadap luas wilayah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh tingkat

usia, luas lahan, proporsi pendapatan sektor pertanian, dan pengalaman

bertani.

3. Rata-rata pendapatan total petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan

terjadi perubahan dari Rp 1.421.512,03 menjadi Rp 1.299.796,30. Namun,

secara keseluruhan berdasakan hasil penelitian terjadinya alih fungsi lahan

tidak berpengaruh terhadap pendapatan total petani.

4. Pembangunan terus-menerus menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan

pertanian di Desa Kondangjaya. Namun, dampak alih fungsi lahan sawah

terhadap lingkungan tidak terlalu dirasakan oleh responden untuk saat ini. Hal

ini disebabkan karena masyarakat yang masih kurang peduli terhadap

lingkungan saat ini.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

98

 

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran

direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan, sebagai berikut:

1. Pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan perizinan pembangunan yang

dilakukan di lahan pertanian terutama untuk keperluan industri dan perumahan

di Kabupaten Karawang. Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

perlu diperkuat sehingga mampu mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.

2. Penyuluhan terhadap petani mengenai pentingnya pertanian terutama sawah

perlu ditingkatkan untuk mempertahankan produktifitas sehingga hasil

produksi yang diperoleh semakin besar, meningkatkan pendapatan petani, dan

menyukseskan program ketahanan pangan.

3. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai kebijakan alih fungsi lahan pertanian ke

non-pertanian di Kabupaten Karawang dan dampaknya terhadap lingkungan.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anugrah F. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Astuti DI. 2011. Keterkaitan Harga Lahan Terhadap Laju Konversi Lahan Pertanian di Hulu Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Karawang, Karawang.

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang. 2012. Data Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Karawang Tahun 2001-2011. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang, Karawang.

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang. 2012. Data Nama Perusahaan Perumahan di Kecamatan Karawang Timur Tahun 2000-2011. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang, Karawang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang. 2002. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2001. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2003. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2002. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2004. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2003. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2005. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2004. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2006. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2005. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2007. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2006. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

100

 

------------------------------------------------------. 2008. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2007. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2009. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2008. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2010. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2009. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------. 2011. Kabupaten Karawang dalam Angka Tahun 2010. Kerjasama BPS Kabupaten Karawang dengan Bappeda Kabupaten Karawang, Karawang.

Badan Pusat Statistik. 2012. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf. diakses pada 15 februari 2012.

Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. 2012. Laporan Tahunan. BP3K Kecamatan Karawang Timur.

Barbier EB. 2000. The Economic Linkages Between Rural Poverty and Land Degradation: Some Evidence from Africa. Agriculture, Ecosystems and Environment Journal. vol 82. no 20: 355–370

Barlowe R. 1978. Land Resource economics. Third edition. Prentice. Hall inc, New jersey.

Barokah U, Suprapti, Sugiharti. 2011. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Karanganyar. http://fp.uns.ac.id/jurnal/download.php?file=Umi%20Barokah%20%20Arikel%20Konversi%20KPPMF.pdf. Diakses pada 3 Mei 2012.

Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan. 2001. Laporan Tahunan 2001. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2002. Laporan Tahunan 2002. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2004. Laporan Tahunan 2004. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2005. Laporan Tahunan 2005. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

101

 

------------------------------------------------------------. 2006. Laporan Tahunan 2006. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2007. Laporan Tahunan 2007. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2008. Laporan Tahunan 2008. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2009. Laporan Tahunan 2009. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

------------------------------------------------------------. 2010. Laporan Tahunan 2010. Distanhutbun Kabupaten Karawang, Karawang.

Ervani AG. 2011. Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Keunggulan Kompetitif Usaha Tani Beras di Kabupaten Karawang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Furi DR. 2007. Implikasi Konversi Lahan Terhadap Aksesibilitas Lahan dan Kesejahteraan Masyarakat Desa. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gujarati D. 2002. Basic Economics. Mc Graw Hill, Singapore.

Hasan MI. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Ghalia Indonesia, Bogor.

Hayat D. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hosmer DW, S Lemeshow. 1989. Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons Inc, New York.

Irawan B. 2005. Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatan dan Faktor Determinan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial ekonomi Pertanian, Bogor.

Jamal E. 1999. Analisis Ekonomi dan Kelembagaan Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Pengguna Non-Pertanian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tesis Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor.

Kustiawan A. 1997. Konversi Lahan Pertanian Di Pantai Utara Jawa. Prisma No 1 Tahun XXVII Januari 1197. LP3ES, Jakarta.

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

102

 

Mawardi I. 2006. Kajian Pembentukan Kelembagaan Untuk Pengendalian Konversi dan Pengembangan Lahan, Peran, dan Fungsinya. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol.7. No. 2: 206-211.

Nachrowi ND, Hardius U. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometrika. Rajawali Pers, Jakarta.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pakpahan A, Sumaryanto, Syafaat. 1993. Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah Ke Penggunaan Non Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Putri R. 2009. Analisis Konversi Lahan di Kabupaten Tanggerang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ruswandi A. 2005. Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ruswandi M. 2007. Konversi Lahan Pertanian dan Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di Kawsan Bandung Utara. Jurnal tanah dan Lingkungan. Vol.9. no.2: 63-70.

Sandi RN. 2009. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah di Karawang. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sitorus S. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah di Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Situmeang M. 1998. Pola Hubungan Antara Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Transformasi Struktur Ekonomi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Solihah N. 2002. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Penggunaan Non Sawah Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sumaryanto, Tahlim S. 2005. Pemahaman Dampak Negatif Konversi Lahan Sawah Sebagai Landasan Perumusan Strategi Pengendaliannya. Prosiding seminar penanganan konversi lahan dan pencapaian pertanian abadi. Satyawan Et al. Pusat studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan LPPM-Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

103

 

Supriyadi A. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan (Studi kasus: Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutrisno J. 1995. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kehidupan Petani. Laporan Penelitian, Jakarta.

Utomo. 1992. Alih fungsi Lahan: Tinjauan Analitis dalam Makalah Seminar Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Universitas Lampung, Lampung.

Widjanarko. 2006. Aspek Pertanahan Dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian (Sawah). Prosiding seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN, Jakarta.

Winoto J. 1995. Alih Guna Lahan Pertanian: Permasalahan dan Implikasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Winoto J. 2005. Kebijakan Pengendalian Alih fungsi Tanah Pertanian Dan Implementasinya. Prosiding seminar Penanganan Konversi Lahan dan Pencapaian pertanian abadi. Satyawan et al. Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan LPPM-Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

LAMPIRAN

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 1. Daftar Kebutuhan Data, Jenis Data, Sumber Data

Tujuan Indikator Parameter Jenis data Sumber data Metode Analisis Mengkaji laju alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang timur

Luas lahan pertanian dari tahun 2001-2010

Ukuran Lahan Pertanian dalam satuan Hektar

Data Sekunder (Time series)

Dinas Pertanian, petenakan, perkebunan, dan kehutanan

Analisis laju alih fungsi lahan

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan

• Faktor di tingkat wilayah (Makro)

• Faktor di tingkat petani (Mikro)

• Produktivitas lahan, jumlah industri, proporsi luas lahan terhadap luas wilayah, jumlah penduduk, kebijakan RTRW

• Usia, Lama Pendidikan, pendapatan usaha tani, pengalaman bertani, jumlah tanggungan,

Data Primer (responden) dan Data Sekunder (Time Series)

BPN, Dinas Pertanian, petenakan, perkebunan, dan kehutanan, BPS

Analisis Regresi Linear Berganda dan Analisis Regresi Logistik

Menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani di Desa Kondangjaya

• Pendapatan sebelum dan sesudah alih fungsi lahan

• Pengaruh alih fungsi lahan dengan pendapatan

• Penerimaan yang diperoleh usaha tani dan non-usaha tani

Data Primer (Responden)

Kuisioner Analisis Deskriptif dan Uji T-test

Menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap lingkungan

• Banjir • Air • Sampah • Udara

• Dampak lingkungan yang dirasakan masyarakat

Data primer (Responden)

kuisioner Analisis Deskriptif

105

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

106

Lampiran 2. Peta Kabupaten Karawang

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

107

 

Lampiran 3. Laju alih fungsi lahan di Kecamatan Karawang Timur

Tahun Luas Sawah Laju (persen)

2006 1798 0,000

2007 1789 -0,501

2008 1789 0,000

2009 1847 3,242

2010 1847 0,000

2011 1744 -5,577

Rata-Rata -0,472 Lampiran 4. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Karawang Timur 2006-

2010

Tahun Jumlah Penduduk Laju (persen)

2006 90.485 0,000

2007 94.410 4,348

2008 96.184 1,889

2009 117.383 22,040

2010 118.001 0,536

Rata-Rata 103.292,6 5,76

Lampiran 5. Perunurunan Luas Lahan Sawah Kabupaten Karawang Tahun 2001-2010

Tahun Luas Lahan Sawah (Hektar)

Total PerubahanIrigasi Teknis

Irigasi Setengah Teknis

Irigasi Sederhana

Tadah Hujan

2001 80.531 5.006 4.218 3.855 93.590 02002 80.556 5.107 4.218 3.249 93.130 -4602003 80.600 5.142 3.888 3.167 92.797 -3332004 80.792 4.944 3.878 3.172 92.786 -112005 81.698 3.595 2.659 3.163 91.090 -16962006 82.285 4.188 4.590 3.322 94.385 32952007 81.595 5.068 4.011 3.218 94.311 -742008 83.021 3.852 4.165 3.273 94.311 02009 85.513 4.009 4.055 3.952 97.529 32182010 83.021 3.852 4.165 3.273 94.311 -3218

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

108

 

Lampiran 6. Data Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah

Tahun X1 X2 X3 X4 D

2001 0.00000000 189.00000 5.97199184 53.38025518 0

2002 4.09684134 179.00000 5.99916226 53.11788829 0

2003 2.18338783 247.00000 6.05445350 52.92795747 0

2004 1.61596039 252.00000 6.34416369 52.92168348 0

2005 1.92273889 251.00000 6.45026677 51.95434816 1

2006 1.93683574 259.00000 6.43500209 53.83369361 1

2007 2.28010193 504.00000 6.19962812 53.79148676 1

2008 1.89440950 439.00000 6.50931972 53.79148676 1

2009 1.47182402 653.00000 7.02531402 55.62691428 1

2010 0.12031616 661.00000 7.38395455 53.79148676 1 Keterangan:

X1 = Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)

X2 = Jumlah Industri Besar (unit)

X3 = Produktivitas (ton/hektar)

X4 = Proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah (persen)

D = Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 7. Data Pendapatan Sebelum dan Sesudah Melakukan Alih Fungsi Lahan

No Sebelum Alih Fungsi Setelah Alih Fungsi

Pendapatan Usaha Tani*

pendapata non Usaha Tani*

Total Pendapatan Pendapatan usaha tani

Pendapatan non usaha tani

Total Pendapatan

1 4182518.47 0.00 4182518.47 0.00 12000000.00 12000000.00 2 5373365.23 0.00 5373365.23 0.00 13680000.00 13680000.00 3 2313159.82 0.00 2313159.82 0.00 12000000.00 12000000.00 4 10742314.22 2662166.03 13404480.25 12315333.00 4800000.00 17115333.00 5 15524672.31 18000000.00 33524672.31 3040000.00 18000000.00 21040000.00 6 4182518.47 0.00 4182518.47 0.00 7200000.00 7200000.00 7 4182518.47 0.00 4182518.47 3040000.00 9600000.00 12640000.00 8 2597956.09 0.00 2597956.09 1520000.00 8400000.00 9920000.00 9 3238423.75 0.00 3238423.75 1776600.00 6000000.00 7776600.00 10 8327375.37 0.00 8327375.37 2769900.00 0.00 2769900.00 11 2422050.00 0.00 2422050.00 0.00 6000000.00 6000000.00 12 29916717.04 0.00 29916717.04 19702000.00 0.00 19702000.00 13 31314171.62 0.00 31314171.62 8224500.00 10000000.00 18224500.00 14 5782899.56 0.00 5782899.56 0.00 24000000.00 24000000.00 15 1092270.60 36000000.00 37092270.60 0.00 36000000.00 36000000.00 16 19741006.54 14000000.00 33741006.54 0.00 14000000.00 14000000.00 17 46482917.16 0.00 46482917.16 12696000.00 0.00 12696000.00 18 12219606.13 0.00 12219606.13 3000000.00 50000000.00 53000000.00 19 4956238.07 7095653.16 12051891.23 0.00 6000000.00 6000000.00 20 3633075.00 0.00 3633075.00 4120000.00 0.00 4120000.00 21 9384135.26 0.00 9384135.26 3000000.00 0.00 3000000.00 109

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

22 6273777.70 0.00 6273777.70 7712000.00 0.00 7712000.00 23 35870950.86 0.00 35870950.86 27000000.00 0.00 27000000.00 24 17384423.37 0.00 17384423.37 8200000.00 0.00 8200000.00 25 70216956.28 0.00 70216956.28 14600000.00 0.00 14600000.00 26 9343470.67 0.00 9343470.67 12600000.00 0.00 12600000.00 27 13015795.60 0.00 13015795.60 0.00 8400000.00 8400000.00 28 6273777.70 0.00 6273777.70 5426000.00 3600000.00 9026000.00 29 40732020.43 0.00 40732020.43 31237334.00 24000000.00 55237334.00 30 7266150.01 0.00 7266150.01 9667000.00 2600000.00 12267000.00

Jumlah pendapatan 433987231.80 77757819.19 511745050.98 191646667.00 276280000.00 467926667.00 Pendapatan rata-rata 14466241.06 2591927.31 17058168.37 6388222.23 9209333.33 15597555.57 Rata-rata pendapatan per bulan 1205520.09 215993.94 1421514.03 532351.85 767444.44 1299796.30

Keterangan: * : Pendapatan sebelum dilakukan compounding dengan suku bunga saat ini 5,75 %

110

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 8. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah

Regression

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered Variables Removed

Method

1 RTRW, LPP, PLLS, P, JIb

. Enter

a. Dependent Variable: PLS b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F

Change 1 .930a .866 .698 1079.89649 .866 5.155 5 4 .069 1.603 a. Predictors: (Constant), RTRW, LPP, PLLS, P, JI b. Dependent Variable: PLS

ANOVAa

Model Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 30055885.158 5 6011177.032 5.155 .069b

Residual 4664705.742 4 1166176.436

Total 34720590.900 9

a. Dependent Variable: PLS b. Predictors: (Constant), RTRW, LPP, PLLS, P, JI

111

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

t Sig. 95.0% Confidence Interval for

B

Correlations Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Zero-

order

Partial Part Toleran

ce

VIF

1

(Cons

tant) -141524.521 32131.917

-4.404 .012 -230737.024 -52312.018

LPP 113.619 361.108 .066 .315 .769 -888.978 1116.216 .168 .155 .058 .753 1.328

JI -13.226 4.734 -1.253 -2.794 .049 -26.369 -.082 -.020 -.813 -.512 .167 5.992

P 88.008 1615.013 .020 .054 .959 -4395.986 4572.002 -.098 .027 .010 .239 4.184

PLLS 2701.764 558.153 1.306 4.841 .008 1152.083 4251.445 .594 .924 .887 .461 2.169

RTR

W 1762.822 1000.183 .463 1.762 .153 -1014.131 4539.776 .120 .661 .323 .486 2.059

a. Dependent Variable: PLS

112

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Coefficient Correlationsa

Model RTRW LPP PLLS P JI

1

Correlations

RTRW 1.000 -.195 .144 -.234 -.328LPP -.195 1.000 -.037 .345 .019PLLS .144 -.037 1.000 .176 -.613P -.234 .345 .176 1.000 -.625JI -.328 .019 -.613 -.625 1.000

Covariances

RTRW 1000366.238 -70558.962 80639.366 -377875.276 -1551.417LPP -70558.962 130399.193 -7421.470 201009.698 31.818PLLS 80639.366 -7421.470 311534.689 158490.450 -1620.075P -377875.276 201009.698 158490.450 2608265.893 -4781.423JI -1551.417 31.818 -1620.075 -4781.423 22.410

a. Dependent Variable: PLS

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 10

Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation 719.93099531

Most Extreme Differences Absolute .220Positive .177Negative -.220

Kolmogorov-Smirnov Z .697Asymp. Sig. (2-tailed) .716a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 113

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Charts 

 

 

 

 

 

 

114

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan

Logistic Regression Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 23.257 7 .002

Block 23.257 7 .002

Model 23.257 7 .002

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R

Square

1 21.730a .441 .653

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.207 8 .413

115

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Classification Tablea

Observed Predicted

peluang Percentage Correct

Tidak Alih Fungsi Alih Fungsi

Step 1 peluang

Tidak Alih Fungsi 7 3 70.0

Alih Fungsi 1 29 96.7

Overall Percentage 90.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

Usia .117 .079 2.220 1 .136 1.124LP -.749 .455 2.708 1 .100 .473Produktivitas -1.613 1.142 1.994 1 .158 .199Luas -1.262 .515 5.999 1 .014 .283PPSP -171.148 3023.859 .003 1 .955 .000Tanggungan -.151 .460 .108 1 .743 .860Pengalaman -.102 .067 2.296 1 .130 .903

Constant 17126.538 302385.906 .003 1 .955 .

a. Variable(s) entered on step 1: Usia, LP, Produktivitas, Luas, PPSP, Tanggungan, Pengalaman.

116

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 10. Dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan total T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum 1421514.0310 30 1409787.59867 257390.82303

Setelah 1299796.2973 30 1064061.59634 194270.17963

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Setelah 30 .406 .026

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1Sebelum

- Setelah 121717.73367 1379067.59195 251782.14281 -393234.56817 636670.03551 .483 29 .632

117

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

Lampiran 11. Dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan usaha tani T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 14466241.0600 30 16145702.31734 2947788.45532

sesudah 6388222.2333 30 8173296.60852 1492232.97389

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & sesudah 30 .692 .000

 

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed

)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum -

sesudah 8078018.82667 12034744.65261 2197233.70668 3584171.31907 12571866.33427 3.676 29 .001

118

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

119  

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

 

 

   

 

 

 

   

Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Karawang Timur       Lahan Sawah di Kecamatan Karawang Timur 

 

 

 

 

 

 

 

Alih Fungsi Lahan di Desa Kondangjaya      Lahan Sawah di Desa Kondangjaya 

 

 

 

 

 

 

        Wawancara dengan petani di Desa Kondangjaya 

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI … · alih fungsi lahan tertinggi. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi alih

120

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 24 Januari 1991 sebagai putri

kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Budy Christianto dan Ibu

Fahriana. Pada tahun 1994 penulis memulai studinya di TK (Taman Kanak-kanak)

HANG TUAH XI Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1996. Penulis melanjutkan

pendidikan di SDN (Sekolah Dasar Negeri) 07 Pondok Labu, Jakarta Selatan dan

lulus tahun 2002. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN (Sekolah

Menengah Pertama Negeri) 96 Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2005.

Kemudian penulis bersekolah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) 66

Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN). Setelah setahun belajar di Tingkat Persiapan Bersama

(TPB-IPB). Pada tahun 2009 penulis memasuki Mayor Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen-IPB. Untuk melengkapi kompetensi Mayor, penulis

mengambil Minor Komunikasi Pengembangan Masyarakat dibawah naungan

Fakultas Ekologi Manusia yang mampu mendukung studi penulis.

Selama kuliah penulis aktif pada lembaga kemahasiswaan intra kampus.

Tercatat penulis pernah menjadi anggota divisi Intenal Development, pada

Resource and Environmental Economics Student Association (REESA)

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, FEM-IPB selama dua

periode tahun 2009-2011. Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kegiatan baik

sebagai peserta maupun sebagai panitia.