FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI...

135
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: Novia Ulfi Pratama Putri NIM: 11140700000144 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI

MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

Novia Ulfi Pratama Putri

NIM: 11140700000144

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

FAKTOR.FAKTOR YAI\G MEMEITGARUHI II{TENSI

MENGGIII{AKAI\{ BUS TRANSJAKARTA

SkripsiIliajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi {S.fsi}

Oleh:

Novia Ulfi Pratam* PutriNIM: 11140700000144

Pemtrimbing

Miftahuddin. M.SiNrP. 19?30317 200604 1 001

TAKULTAS PSTKOLOGI

TINTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1440 H / 2019M

rI

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI

MENGGUNAKAN BUS TRANSJAKARTA" telah diujikan dalam sidang

rnunaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal Februari 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Iakarta, Februari 20i9

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Merangkap Anggota

Lianv Luzvinda, M.SiNIP. 19780216 200710 2 000

g., M.Si

Anggota

Miftahuddin. M.SiNrP. 19730317 200604 r 001

Wakil Dekan/Sekretaris Merafgkap Anggota

J

(\yDr. Abdul Rahman Shaleh.'M.SiNIP. 19720823 199903 1 002

4x#t',Desi Yustari Muchtar. NI. PsiNIP. 19821214 20A801 2 006

NIP.19680 614 1991

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

1.

LE]!{I]AR T'ERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan ciibawah ini:

Nama: Novia Uifi Pratama Putri

htTL4: 1 1 i4070tX100 1,+:i

Skripsi ini merupakan hasii karya asii sal,a -vang diajukan untuk memenuhi

salah satu pels-varatan memperoleh gelar sarjana straia satu (Si) di UIli

Syarif Hida,vatul lah J akar-ta.

Semua sumber -vang sa-ya gunakan dalam pentilisan ini telair sa.ya

c;rntumkan sesriai dengan keterntuan -vang trerlaku"

Jika di kemudian hari terbukti bahr+,a karya ini bukan hasii kaq,a asli se3ra

atau merupakan hasii jiplakan dari kar,va orang lain. maka sarva her-sedia

rnenerima sanksi yang berlaku di UN Syarif Hidayatuliah Jakarta.

Jakarta. 6 Februari 201Q

a

2.

NIM: 11140700000144

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

v

MOTTO

GNOTHI SEAUTON

“Kenalilah Dirimu Sendiri”

-Socrates-

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”

QS. al-Alaq: 1-5

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) 6 Februari 2019

(C) Novia Ulfi Pratama Putri

(D) Faktor-faktor yang memengaruhi intensi menggunakan bus transjakarta

(E) xiii + 99 halaman + 20 lampiran

(F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif,

persepsi kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan dan faktor demografi

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta. Populasi pada penelitian ini

adalah pengguna bus transjakarta, sampel berjumlah 324 orang dengan teknik

non-probability sampling yaitu convenience sampling. Penulis mengadaptasi

instrumen menggunakan skala theory planned behavior Bamberg, Ajzen, dan

Schmidt (2003) dan skala persepsi kualitas layanan Parasuraman (1988).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh sikap, norma subjektif,

persepsi kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan dan faktor demografi

terhadap intensi menggunakan kembali bus transjakarta sebesar 63.5%,

sedangkan 37.5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Hasil dari koefisien regresi menunjukkan bahwa behavioral belief, evaluation

outcome, normative belief, control belief, perceived power dan

responsiveness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta. Sementara untuk motivation to comply,

tangibles, reliability, assurance, emphaty, usia dan penghasilan tidak

memberikan pengaruh yang signifikan.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

dengan melibatkan variabel lain, seperti trust, gaya hidup, pengetahuan,

keterlibatan, dll. Hasil penelitian ini pun dapat dijadikan saran positif bagi

pengelola transjakarta dalam rangka meningkatkan penggunaan bus

transjakarta, seperti berfokus pada sikap, norma subjektif, kontrol perilaku,

serta layanan yang responsif.

(G) Bahan bacaan : 46; 17 buku + 25 jurnal + 4 link

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology at the State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta

(B) 6 February 2019

(C) Novia Ulfi Pratama Putri

(D) Factors influence the intention to use the Transjakarta Bus

(E) xiii + 99 pages + 20 attachments

(F) This research was conducted to determine the effect of attitudes, subjective

norms, perceptions of behavioral control, perceptions of service quality and

demographic factors on the intention to use Transjakarta buses. The population in

this study were Transjakarta bus users, a sample of 324 people with non-

probability sampling techniques namely convenience sampling. The author

adapted the instrument using a scale theory of planned behavior of Bamberg,

Ajzen, and Schmidt (2003) and the scale of perceptions of quality of service

Parasuraman (1988).

The results showed that the influence of attitudes, subjective norms, perceptions

of behavioral control, perceptions of service quality and demographic factors on

the intention to reuse Transjakarta buses was 63.5%, while the remaining 37.5%

was influenced by other variables outside of this study. The results of the

regression coefficients indicate that the behavioral belief, evaluation outcome,

normative belief, belief control, perceived power and responsiveness have a

significant influence on the intention to use the Transjakarta bus. While

motivation to comply, tangibles, reliability, assurance, empathy, age and income

do not have a significant effect.

Future research is expected to develop this research by involving other variables,

such as trust, lifestyle, knowledge, involvement, etc. The results of this study can

also be used as a positive suggestion for managers of Transjakarta in order to

increase the use of Transjakarta buses, such as focusing on attitudes, subjective

norms, behavioral control, and responsive services.

G) Reading materials : 46; 17 books + 25 journals + 4 links

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Ta’la yang tak henti-hentinya menurunkan nikmat dan

berkah yang senantiasa dirasakan oleh penulis. Salah satu berkah yang penulis

rasakan adalah dapat menempuh perkuliahan dengan baik dan lancar tanpa ada

suatu kendala yang berarti, dan diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas

akhir berupa skripsi ini. Tercurah shalawat serta salam untuk manusia terbaik

sepanjang zaman dan berakhlak sempurna, Baginda Nabi Muhammad Salallahu

‘alaihi wa salam, juga keluarga serta sahabatnya. Semoga kelak penulis dapat

berkumpul bersama di surga kelak.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tak lepas dari bantuan berbagai pihak,

baik dalam dukungan moril, materiil dan do’a. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis berterima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2019 , beserta jajarannya.

2. Bapak Miftahuddin, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas

segala bimbingan, nasihat serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh penumpang bus transjakarta yang telah bersedia dan menyempatkan

waktunya dalam penelitian ini.

4. Kepada ayahku Budiono, ibuku Vinolia (Rahimahullah), umiku Eva Ratih

Rahayu, serta adik-adikku Tio, Nabila, dan Rama yang sangat penulis cintai dan

banggakan, Terima kasih atas doa, dukungan untuk penulis di saat suka maupun

duka. Tak pernah lelah memberikan motivasi dan saran yang membangun dalam

setiap langkah penulis.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

viii

5. Sahabat SMA penulis Gita, Ridha, dan Diah terima kasih atas doa dan

dukungan kepada penulis.

6. Pejuang S.Psi. (Vero, Eno, Icha, Shafira, Inay, Indri, Ziah, Nia, Sahida, Gio,

Desri), dan teman-teman Psikologi UIN Jakarta Angkatan 2014 terima kasih atas

dukungan, pelajaran, bantuan, teman diskusi yang menemani penulis selama ini.

7. Dan, seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, atas semua bantuan

dan doanya. Semoga kebaikan kalian semua dibalas dengan sebaik-baik balasan

oleh Allah swt.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk banyak orang dan

pihak yang terkait. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan serta

keterbatasan. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini

semakin baik.

Jakarta, 6 Februari 2019

Penulis

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

MOTTO v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1-10

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 7

1.2.1 Pembatasan Masalah 7

1.2.2 Perumusan Masalah 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

1.3.1 Tujuan Penelitian 9

1.3.2 Manfaat Penelitian 10

1.3.3 Manfaat Praktis 10

BAB 2 LANDASAN TEORI 11-43

2.1 Intensi 11

2.1.1 Definisi Intensi 11

2.1.2 Aspek-aspek yang memengaruhi Intensi 14

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi Intensi 14

2.1.4 Pengukuran Intensi 23

2.2 Sikap 24

2.2.1 Definisi Sikap 24

2.2.2 Aspek-aspek sikap 25

2.2.3 Pengukuran Sikap 26

2.3 Norma Subjektif 27

2.3.1 Definisi Norma Subjektif 27

2.3.2 Aspek-aspek Norma Subjektif 28

2.3.3 Pengukuran Norma Subjektif 28

2.4 Persepsi Kontrol Perilaku 29

2.4.1 Definisi Persepsi Kontrol Perilaku 29

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

x

2.4.2 Aspek-aspek Persepsi Kontrol Perilaku 30

2.4.3 Pengukuran Persepsi Kontrol Perilaku 31

2.5 Persepsi Kualitas Layanan 32

2.5.1 Definisi Kualitas Layanan 32

2.5.2 Dimensi-dimensi Kualitas Layanan 34

2.5.3 Pengukuran Kualitas Layanan 35

2.6 Faktor Demografi 35

2.6.1 Usia 35

2.6.2 Penghasilan 36

2.7 Kerangka Berpikir 37

2.8 Hipotesis Penelitian 42

BAB 3 METODE PENELITIAN 44-68

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 39

3.2 Variabel Penelitian 48

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 48

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data 48

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data 49

3.3.3 Skala Intensi menggunakan bus transjakarta 49

3.3.4 Skala Sikap 50

3.3.5 Skala Norma Subjektif 51

3.3.6 Skala Persepsi Kontrol Perilaku 51

3.3.7 Skala Persepsi Kualitas Layanan 52

3.4 Uji Validitas Konstruk 52

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Variabel Intensi menggunakanbus

transjakarta 54

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Variabel Sikap 56

3.4.3 Uji validitas Konstruk Norma Subjektif 58

3.4.4 Uji validitas Kosntruk Persepsi Kontrol Perilaku 60

3.4.5 Uji Validitas Konstruk Variabel Persepsi Kualitas Layaan 62

3.5 Teknik Analisis Data 66

BAB 4 HASIL PENELITIAN 69-84

4.1 Gambaran Subjek 69

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian 70

4.3 Kategorisasi Skor Variabel 72

4.4 Uji hipotesis penelitian 76

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian 76

4.4.2 Proporsi Varians Untuk Masing-Masing Variabel Penelitian 81

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

xi

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 85-94

5.1 Kesimpulan 85

5.2 Diskusi 86

5.3 Saran 91

5.3.1 Saran Teoritis 91

5.3.2 Saran Praktis 92

DAFTAR PUSTAKA 95

LAMPIRAN 100

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Skoring Skala Likert 49

Tabel 3.2 Blue Print Skala Intensi Menggunakan bus transjakarta 50

Tabel 3.3 Blue Print Sikap 50

Tabel 3.4 Blue Print Norma Subjektif 51

Tabel 3.5 Blue Print Persepsi Kontrol Perilaku 51

Tabel 3.6 Blue Print Persepsi Kualitas Layanan 52

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Intensi 55

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Behavioral Belief 56

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Evaluation Outcome 57

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Normative Belief 58

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Motivation to Comply 59

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Control Belief 60

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Perceived Power 61

Tabel 3.14 Muatan Faktor item Tangibles 62

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Reliability 63

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Responsiveness 64

Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Assurance 65

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Emphaty 66

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden 69

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian 71

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel 72

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel 72

Tabel 4.5 R Square 77

Tabel 4.6 ANOVA 77

Tabel 4.7 Koefisien Regresi 78

Tabel 4.8 Proporsi Varians 81

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar theory of planned behavior 13

2.2 Gambar Kerangka Berpikir 41

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner 100

Lampiran 2 Syantax dan Path Diagram Intensi 106

Lampiran 3 Output Regresi 116

Lampiran 4 Tabel Validitas Intensi 118

Lampiran 5 SERVQUAL Parasuraman 119

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kemacetan bukan hanya dapat dilihat dari sisi teknologi, transportasi,

ekonomi, lingkungan, namun juga dapat dilihat dari sisi psikologis. Sebuah

penelitian pun memprediksi bahwa Jakarta akan mengalami kemacetan total pada

tahun 2022 (jpnn.com). Dapat dibayangkan dampak psikologis yang akan terjadi

pada saat itu. Seorang psikofisiologi Stephen Fairclough (2015) mengungkapkan

bahwa kemacetan dapat memengaruhi psikologis individu, seperti diungkapkan di

psychologytoday.com bahwa saat pengendara yang terjebak dalam kemacetan

tidak hanya stres atau marah yang muncul namun detak jantung pun akan

meningkat. Maka dari itu perlu adanya solusi mengenai permasalahan ini salah

satu solusi yang ditawarkan oleh pemerintah adalah menggunakan transportasi

umum.

Masyarakat bepergian ke tempat kerja dan sekolah pada jam sibuk di mana

waktu kemacetan lalu lintas di jalan sangat tinggi. Menurut Zailani, Mohammed,

Tajul, dan Tze-haw (2016) dalam penelitian di Malaysia mereka dapat mencapai

pekerjaan atau sekolah lebih cepat dengan menggunakan transportasi umum,

seperti bus cepat dan kereta bawah tanah. Pemerintah menyediakan berbagai

transportasi umum untuk membantu kebutuhan mobilitas masyarakat, seperti bus

transjakarta, metro mini, kopaja, KRL commuter line, angkot, hingga MRT dan

LRT. Salah satu transportasi yang diharapkan membangkitkan minat masyarakat

untuk menggunakannya adalah bus transjakarta. Bus transjakarta merupakan

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

2

transportasi yang disediakan pemerintah untuk menarik masyarakat agar bisa

beralih dari kendaraan pribadi, oleh karena itu berbagai fasilitas diberikan untuk

menarik masyarakat. Berbagai fasilitas yang modern telah disediakan, mulai dari

sistem pembayaran yang mudah, tarif yang terjangkau, ber-ac, serta dilengkapi

cctv untuk menjaga keamanan pun telah dilakukan untuk menarik intensi

konsumen.

Bus transjakarta sejak diluncurkan pada tahun 2007 dengan harapan

masyarakat Jakarta dan sekitarnya dapat menggunakan fasilitas umum untuk

mobilitas sehari-hari, sehingga penggunaan kendaraan pribadi setidaknya dapat

berkurang dan mereduksi kemacetan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.

Penting untuk meneliti apa yang mendasari perilaku pengguna bus transjakarta,

sehingga dapat diketaui pemecahan masalah ini. Pengguna bus transjakarta

berdasarkan Data Statistik Transportasi DKI Jakarta tahun 2016 dari koridor 1

hingga koridor 12 terdapat 123.706.856 juta penumpang per tahun dari 910 bus

yang dapat beroperasional dengan baik. Angka tersebut naik dari tahun 2015

sebesar 102.950.384 juta penumpang, atau 0.83% kenaikan penumpang. Namun

berdasarkan data dari Badan Pengelola Transportasi Jakarta tahun 2017 baru

sekitar 15% penggunaan transportasi umum, ketua Dewan Transportasi Kota

Jakarta (2017) pun menambahkan bahwa pengguna transportasi umum hanya 24%

sedangkan 76% menggunakan angkutan pribadi sedangkan target 40% pada tahun

2019 (kompas.com). Dengan rincian pengguna bus transjakarta sebanyak 326.500

per hari jumlah tersebut berbanding jauh dengan pengguna kendaraan bermotor

pribadi mencapai 7.979.833 unit per hari (cnn.com). Sehingga penggunaan bus

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

3

transjakarta masih tergolong rendah atau kecil berdasarkan hasil data dari Dinas

Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.

Penelitian terbaru yang dilakukan di Indonesia menyatakan intensi

penumpang transportasi umum untuk menggunakan kembali merupakan faktor

penting bagi kemajuan manajemen penyedia layanan transportasi umum

(Sumaedi, 2015). Menurut Sumaedi hal ini dikarenakan selalu terjadi peningkatan

pada penggunaan kendaraan pribadi namun stagnansi ataupun terjadinya

penurunan penggunaan layanan transportasi umum. Hasil wawancara kepada

beberapa pengguna Bus Transjakarta, mereka menggunakan transportasi tersebut

dikarenakan harga satu kali perjalanannya terjangkau hanya 3.500 rupiah.

Namun untuk mengubah perilaku perjalanan penting untuk memahami

prediktor psikologis menggunakan transportasi umum untuk berbagai tujuan

perjalanan. Merubah perilaku manusia untuk berpindah menggunakan transportasi

umum bukanlah hal mudah. Karena perilaku individu memengaruhi sisi

psikologis begitu pun dengan psikologis memengaruhi perilaku individu

(Bamberg & Schimdt, 1998; Heath & Gifford, 2002). Menurut sisi psikologi suatu

perilaku pasti memiliki motif atau pemicu yang mendahuluinya hal ini disebut

dengan intensi.

Definsi intensi adalah seberapa kuat motif seseorang untuk melakukan

sebuah perilaku yang telah direncanakan sebelumnya sebagai penentu dalam

mewujudkan perilaku tersebut akan dilakukan atau tidak (Ajzen,1991), pada

penelitian ini akan diteliti mengenai intensi menggunakan individu dalam

melakukan suatu perilaku. Menurut Heiller (2003) intensi membeli kembali

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

4

(repurchase intention) adalah penilaian individu tentang membeli kembali

layanan yang ditunjuk dari perusahaan yang sama, dengan mempertimbangkan

situasi saat ini dan kemungkinan keadaannya. Dalam intensi terdapat pengambilan

keputusan konsumen yang berlandaskan pada sebuah alasan dan harapan.

Menurut Ajzen (2005) bahwa intensi dapat secara akurat memprediksi berbagai

kecenderungan berperilaku, mulai dari membeli saham perusahaan hingga

tindakan pribadi atau sosial. Perilaku intensi mengarah pada perilaku konsumen

yang didefinisikan sebagai komitmen yang kuat untuk membeli barang dan jasa

yang sesuai dengan harapan di kemudian hari. Bukti yang ada juga mendukung

gagasan bahwa intensi didahului dengan sebuah perilaku. Penelitian ini

didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Nordfjærn, Ozlem dan Rundmo

(2014) bahwa intensi untuk menggunakan transportasi umum memiliki hasil yang

signifikan dengan penggunaan transportasi umum.

Intensi merujuk pada theory of planned behavior (TPB) yang

dikemukakan oleh Icek Ajzen. Sebelumnya teori intensi berasal dari theory

reasoned action (TRA) yang lalu dikembangkan kembali oleh Ajzen dan Fishben

menjadi theory of planned behavior. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Donald, Cooper, dan Conchie (2014) menggunakan TPB sebagai kerangka untuk

memahami pilihan mode perjalanan dalam penelitian tersebut TPB digunakan

untuk memprediksi dan menjelaskan berbagai perilaku terkait transportasi. TPB

berpendapat bahwa perilaku dapat diprediksi oleh intensi, yang dipengaruhi oleh

sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku yang dirasakan. Pertama,

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

5

sikap terhadap sebuah perilaku (attitude towards behavior) adalah hasil evaluasi

positif atau negatif individu terhadap perilaku membeli barang dan jasa.

Dalam penelitian Chen dan Chao (2011) sebuah penelitian di Taiwan

menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh yang signifikan dan positif

terhadap intensi menggunakan transportasi umum. Nordfjaern (2014) pada

penelitiannya menyatakan bahwa sikap dan intensi menggunakan transportasi

memiliki pengaruh yang signifikan namun kecil. Sebuah hasil penelitian di

Malaysia, Zailani (2016) mengungkapkan bahwa pembuat kebijakan harus fokus

pada sikap, persepsi kontrol perilaku dan keseluruhan citra dalam menarik

individu untuk menggunakan transportasi umum dalam penelitiannya pengguna

transportasi umum paling banyak digunakan oleh pelajar dan pekerja.

Faktor kedua yaitu norma subjektif (subjective norms) adalah kepercayaan

yang berasal dari penerimaan individu oleh lingkungan sekitar seperti keluarga,

teman sebaya, atau rekan kerja. Dalam penelitian Nordfjaern (2014) menyatakan

bahwa faktor terkuat dalam intensi menggunakan transportasi umum adalah

norma subjektif dimana peran orang-orang disekitar lingkungan dapat menjadi

acuan perilaku tersebut.

Faktor ketiga yaitu persepsi persepsi kontrol perilaku (perceived

behavioral control) adalah kemampuan dalam diri individu untuk melakukan

suatu kontrol perilaku berdasarkan hasil persepsi pengalamannya. Ajzen (1991)

mengatakan bahwa satu dari tujuh penelitian yang dia tinjau menemukan interaksi

PBC dan intensi yang signifikan. Sumaedi (2015) pada penelitiannya di Indonesia

menunjukan, kontrol perilaku tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

6

penggunaan kembali transportasi umum. Namun pada penelitian yang dilakukan

oleh Schoenau dan Muller (2017) mengungkapkan hasil yang signifikan pada

perilaku intensi yaitu sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, kebiasaan,

dan biaya.

Selain faktor yang telah dijabarkan sebelumnya terdapat faktor lain yang

memengaruhi intensi yaitu persepsi. Persepsi dalam penelitian ini mengenai

persepsi kualitas layanan yang diberikan. Kualitas menurut American Society for

Quality’s (dalam Kotler, 2012) kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik

produk atau layanan yang sesuai dengan kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan tersirat maupun yang tersurat. Jurnal penelitian yang menjadi rujukan

adalah Wen-Tai Lai dan Ching-Fu Chen (2011) hasilnya menunjukkan bahwa

kualitas layanan memainkan peran penting dan memiliki pengaruh positif antara

kualitas layanan dan perilaku intensi. Artinya semakin baik kualitas layanan

transportasi maka semakin tinggi intensi atau kecenderungan seseorang

menggunakan layanan transportasi umum. Penelitian terbaru Ladhari, Souiden,

dan Dufour (2017) menyatakan bahwa persepsi terhadap suatu produk

menunjukkan hasil yang siginifikan dan memiliki pengaruh yang positif terhadap

perilaku intensi.

Selain faktor-faktor diatas yang memengaruhi intensi seseorang terdapat

faktor demografi seperti usia dan penghasilan. Menurut penelitian Ambak et al

(2015) menyatakan bahwa usia, tingkat pendidikan, penghasilan per bulan, dan

tujuan menggunakan transportasi bus per minggu memengaruhi penggunaan bus

transportasi umum di Batu Pahat dan Kluang. Dalam penelitian Zhang (2016)

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

7

penghasilan memiliki hasil yang signifikan namun pengaruhnya kecil terhadap

penggunaan transportasi umum. Penelitian transportasi psikologi adalah bidang

psikologi terapan yang masih jarang dilakukan di Indonesia (Abraham, 2017).

Subjek ini masih relatif baru dan tidak banyak perhatian serta pengembangan,

maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian ini. Peneliti telah menjelaskan

faktor-faktor yang memengaruhi intensi menggunakan bus transjakarta

mencakup variabel sikap (behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif

(normative belief, motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief,

perceived power). “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Intensi Menggunakan

Bus Transjakarta”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi

penelitian hanya pada variabel-variabel yang diteliti yang didefinisikan sebagai

berikut:

1. Intensi dalam penelitian ini adalah intensi menggunakan bus transjakarta.

Definisi intensi adalah motivasi yang memengaruhi sebuah perilaku: yang

terindikasi dari seberapa besar seseorang mencoba dan seberapa besar

usaha yang direncanakan untuk menggunakan bus transjakarta

(Ajzen,1991).

2. Sikap dalam penelitian ini dibatasi pada suatu evaluasi positif atau negatif

individu terhadap perilaku membeli barang dan jasa (Ajzen, 1975).

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

8

Dengan dua dimensi pembentuk sikap yaitu behavioral belief dan

evaluation outcome.

3. Norma subjektif dibatasi pada teori Ajzen (1975) adalah keyakinan yang

berasal dari penerimaan individu oleh lingkungan sekitar seperti keluarga,

teman sebaya, atau rekan kerja. Dengan dua dimensi pembentuk norma

subjektif yaitu normative belief dan motivation to comply.

4. Persepsi kontrol perilaku dibatasi pada teori Ajzen (1975) adalah sejauh

mana seseorang merasa memiliki kemampuan dalam diri untuk melakukan

suatu perilaku berdasarkan hasil persepsi. Dengan dua dimensi pembentuk

persepsi kontrol perilaku yaitu control belief dan perceived power.

5. Persepsi kualitas layanan digambarkan sebagai bentuk sikap, karena

penilaian global atas superioritas layanan yang diberikan oleh sebuah

perusahaan. Kualitas layanan sebagai kemampuan perusahaan untuk

memenuhi atau melampaui harapan konsumen (Parasuraman, 1988).

Dengan lima dimensi pembentuk persepsi kualitas layanan yaitu,

tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.

6. Adapun faktor demografi dalam penelitian ini adalah usia dan penghasilan.

1.2.2 Perumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah sikap (behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif

(normative belief, motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control

belief, perceived power), persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability,

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

9

responsiveness, assurance, dan emphaty) dan faktor demografi (usia dan

penghasilan) berpengaruh terhadap intensi menggunakan bus transjakarta?

2. Apakah masing-masing dimensi sikap (behavioral belief, evaluation

outcome), dimensi norma subjektif (normative belief, motivation to

comply), dimensi persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived

power), dimensi persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability,

responsiveness, assurance, dan emphaty) memiliki pengaruh terhadap

intensi menggunakan bus transjakarta?

3. Apakah masing-masing faktor demografi (usia dan penghasilan) memiliki

pengaruh terhadap intensi menggunakan bus transjakarta?

4. Berapa besar sumbangan dari masing-masing dimensi sikap (behavioral

belief, evaluation outcome), norma subjektif (normative belief, motivation

to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived power),

persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

dan emphaty), faktor demografi (usia dan penghasilan) terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan yang

ingin dicapai adalah untuk menguji gambaran tentang pengaruh sikap

(behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif (normative belief,

motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

10

power), persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, dan emphaty), faktor demografi (usia dan penghasilan) dalam

intensi menggunakan bus transjakarta.

2. Untuk menguji seberapa besar kontribusi yang diberikan oleh masing-

masing variabel terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah serta keilmuan di bidang

psikologi industri dan organisasi dan psikologi sosial yang berkaitan dengan

perilaku konsumen, terutama pada variabel-variabel yang diteliti.

1.3.3 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola Bus

Transjakarta dalam membuat kebijakan dan strategi pemasaran.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Intensi

2.1.1 Definisi intensi

Menurut Ajzen (1991) faktor utama dalam teori perilaku terencana adalah

intensi individu untuk melakukan perilaku yang spesifik. Semakin kuat intensi

untuk terlibat dalam perilaku, semakin besar kemungkinan perilaku terjadi.

Definisi intensi dari Ajzen (1991) adala sebuah niat dalam diri yang memengaruhi

perilaku yang teriindikasi dari seberapa besar usaha yang dicoba dan seberapa

besar usaha yang direncanakan seseorang untuk memunculkan sebuah perilaku.

Menurut Zeithaml (1996) (dalam de Ona et al. 2016) “Behavioral

intentions can be viewed as signals that show whether a customer will continue to

utilize a company’s services or switch to a different provider”. Perilaku intensi

adalah sinyal yang menunjukan apakah konsumen akan terus menggunakan

layanan perusahaan atau beralih pada penyedia layanan yang berbeda. Pembelian

kembali (repurchase) memiliki dua bentuk. Pertama, intensi untuk membeli

kembali (repurchase intention); dan kedua, intensi untuk terlibat dalam kata-kata

positif (word-of-mouth) dan rekomendasi (referral) (Zeithaml, et al. 1996).

Perilaku intensi didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk

berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan

menggunakan produk atau jasa (Mowen dan Minor, 2002) Adapan menurut the

dictionary of psychology (Corsini, 2002) “A decision to act in a certain way, or

an impulse for purposeful action, whether conscious or not.” Intensi adalah

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

12

keputusan berperilaku tertentu, atau dorongan untuk tindakan disengaja dengan

sadar ataupun tidak.

Intensi membeli menurut Howard dan Sheth (1969) niat untuk membeli

adalah perkiraan pembeli dari merek mana yang akan dibeli. Tidak hanya

mencakup kecenderungan pembeli terhadap suatu merek, tetapi juga perkiraan

inhibitor. kami dapat mencirikan niat untuk membeli sebagai semacam respons

dari perilaku pembelian aktual. Terdapat 4 aspek pokok dalam model ini yaitu

input, proses intern, output, dan pengaruh eksogen.

Sedangkan menurut Hume, Mort dan Winar (2007) intensi pembelian

ulang didefinisikan sebagai keputusan konsumen untuk terlibat dalam aktivitas

masa depan dengan pengecer atau pemasok, karena pembelian kembali adalah

perilaku yang sebenarnya (actual behavior). Tujuan dari perilaku intensi

mengarah pada loyalitas konsumen yang didefinisikan sebagai “komitmen yang

sangat dipegang untuk membeli ulang atau repratonise produk dan layanan di

masa depan” (Oliver, 2010).

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), menjelaskan bahwa pengaruh

kesadaran eksternal untuk kebutuhan, penenalan produk, dan hasil evaluasi

alternatif merupakan hal yang dapat memicu timbulnya intensi membeli

konsumen. Berdasarkan penjabaran diatas hasil evaluasi individu terhadap produk

yang cenderung akan menimbulkan intensi membeli.

Teori intensi pada awalnya berasal dari teori tindakan beralasan (theory of

reasoned action) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1980.

Teori tindakan beralasan ini memprediksi perilaku intensi. Teori ini menunjukkan

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

13

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh intensinya untuk melakukan fungsi dari

sikap dan norma subjektifnya terhadap perilaku. TRA juga mengklaim bahwa

beberapa faktor lain yang memengaruhi perilaku, secara tidak langsung turut

memengaruhi sikap atau norma subjektif karena intensi dan perilaku adalah suatu

elemen yang terpisah. TRA merupakan perilaku sukarela (voluntary behavior),

namun perilaku tersebut tidak 100% sukarela ataupun dibawah kendali. Hasil dari

penelitian Fishbein dan Ajzen selanjutnya menambahkan perceived behavior

control (persepsi kontrol perilaku).

Teori perilaku terencana (theory of planned behavior) adalah perluasan

dari teori tindakan beralasan (Ajzen 1991; Ajzen & Fishbein 1980; Fishbein &

Ajzen, 1975) karena keterbatasan model TRA dalam menangani gejala perilaku di

mana individu tidak memiliki kontrol kehendak. Berdasarkan dari TPB intensi

individu yang ditampilkan ataupun yang tidak ditampilkan dipengaruhi oleh 3

faktor yaitu sikap pada perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku

(Ajzen, 1991). Perbedaan theory of planned behavior dengan theory of reasoned

action adalah ditambahkannya faktor persepsi kontrol perilaku.

Gambar 2.1 theory of planned behavior

Berdasarkan penjabaran definisi diatas intensi menggunakan bus

transjakarta berkembang dari intensi pembelian. Peneliti menggunakan definisi

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

14

intensi dari Ajzen (1991) sebuah niat dalam diri yang memengaruhi perilaku yang

teriindikasi dari seberapa besar usaha yang dicoba dan seberapa besar usaha yang

direncanakan seseorang untuk memunculkan sebuah perilaku.

2.1.2 Aspek-aspek yang membentuk Intensi

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) bukan untuk mempelajari hubungan antara

sikap dan perilaku yang diamati sebenarnya namun mengukur intensi perilaku

sebagai kriteria. Empat aspek yang dapat membentuk perilaku intensi, yaitu:

1. Perilaku (Behavior)

yaitu perilaku spesifik yang dilakukan oleh individu

2. Sasaran (Target)

yaitu objek yang dipilih dan menjadi sasaran individu individu.

3. Situasi (Context)

yaitu bagaimana perilaku individu tersebut muncul dalam sebuah keadaan

yang mendukungnya.

4. Waktu (Time)

yaitu perilaku individu muncul pada saat waktu-waktu tertentu.

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi intensi

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (2014) terdapat faktor yang memengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli suatu produk dan jasa. Terdapat dua faktor

yaitu faktor eksternal dan internal.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

15

a. Faktor Eksternal

Konsumen hidup dalam lingkungan masyarakat yang kompleks sehingga perilaku

konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal atau lingkungan

penjelasannya sebagai berikut.

1. Budaya

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna

lainnya. Konsumen dapat berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan

evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya suatu bangsa mencakupi suatu

ideologi konsumsi yang didefinisikan sebagai makna sosial yang dilekatkan pada

dan dikomunikasikan oleh produk. Budaya menentukan konsumsi dari kegiatan

penting seperti apa, kapan, di mana, dan dengan siapa.

2. Kelas sosial

Kelas sosial adalah pembagian dalam masyarakat berdasarkan status ekonomi

yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan cenderung

memiliki perilaku yang sama. Individu yang berada pada suatu komunitas kelas

sosial cenderung akan berperilaku sesuai dengan kelas sosialnya, tidak hanya itu

gaya hidup dan estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan

yang diberikan kepada masing-masing kelas juga memengaruhi perilakunya.

3. Pengaruh individu lain kepada pribadi (significant other)

Pengaruh individu lain kepada pribadi adalah subjek yang penting dalam

penelitian konsumen. Pengaruh individu lain dikenal sebagai „kepemimpinan

opini”artinya adalah orang yang dapat dipercaya, menjadi acuan “pemberi

pengaruh” (influential), dan diterima sebagai sumber informasi mengenai

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

16

pembelian dan pemakaian. Perilaku konsumen kerap berhubungan dengan orang-

orang disekitar kita. Merespon tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri

dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain pada kita. Begitupun

pada saat memberikan pendapat pada suatu pembelian kepada orang lain.

4. Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang

berhubungan melalui darah, perkawainan, atau adopsi dan tinggal bersama.

Keluarga adalah sama seperti dengan perusahaan, keluarga adalah organisasi

yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan

individu yang hidup sendiri. Keluarga adalah “pusat pembelian” yang

merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga

bersangkutan. Pertama, banyak produk yang dibeli berdasarkan keputusan dari

dalam keluarga. Kedua, ketika terjadi suaatu pembelian oleh salah satu anggota

keluarga, keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat

dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga. Maka dari itu pengaruh keluarga

pada keputusan konsumen benar-benar meresap dan diperhatikan.

5. Situasi

Situasi konsumen melibatkan orang dan benda (produk atau iklan), kita perlu

membedakan antara pengaruh yang disebabkan konsumen dan objek terhadap

situasi tersebut. Dengan demikian, pengaruh situasi dapat dipandang sebagai

pengaruh yang timbul dari faktor waktu dan tempat yang spesifik terlepas dari

karakteristik konsumen dan karakteristik objek. Situasi pembelian mengacu pada

latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa tersebut. Contohnya

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

17

pertimbangan konsumen akan harga dalam situasi pembelian. Situasi pemakaian

mengacu pada latar belakang terjadinya konsumsi tersebut. Apabila situasi

pembelian dan situasi pemakaian berbeda, masih dapat memiliki pengaruh yang

kuat karena konsumen memperhitungkan situasi pemakaian yang dimaksudkan

selama pengambilan keputusan.

b. Faktor Internal

Terdapat pula faktor-faktor dari dalam diri individu atau faktor internal yang turut

memengaruhi perilaku konsumsi atau pembelian. Penjabarannya sebagai berikut.

1. Sumber daya konsumen

Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang digunakan dalam pertukaran

dan melalui proses ini pemasar memberikan barang dan jasa. Ketiga sumber daya

ini adalah waktu, uang, dan perhatian. Persepsi konsumen mengenai sumber daya

yang tersedia mungkin dapat memengaruhi kesediaan untuk menggunakan uang

atau waktu pada suatu produk. Umumnya terdapat keterbatasan pada masing-

masing situasi yang dihadapi oleh seorang konsumen, sehingga memerlukan

alokasi yang cermat dalam mengambil keputusan.

2. Motivasi dan keterlibatan

Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh kebutuhan (atau pengenalan

kebutuhan). Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara

keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan atau disukai. Kebutuhan akhirnya

diekspresikan dalam perilaku pembelian atau konsumsi. Pembelian tidak akan

pernah terjadi kecuali jika kebutuhan (atau motif) yang mendasari diaktifkan dan

dipenuhi. Kebutuhan sudah ada walaupun mungkin belum disadari oleh

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

18

konsumen. Keterlibatan merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam

bentuk konsep diri yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa di dalam

konteks tertentu. Keterlibatan berfungsi ketika objek (produk, jasa atau pesan

promosi) dirasakan membantu dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai yang

penting. Namun pentingnya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan objek akan

bervariasi dari situasi ke situasi berikutnya. Oleh karena itu, ketiga faktor (orang,

objek, dan situasi) harus diperhitungkan.

3. Pengetahuan

Pengetahuan, hasil belajar, dapat didefinisikan secara sederhana sebagai informasi

yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakupi susunan luas

informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk dan jasa, di mana dan

kapan utnuk membeli dan bagaimana menggunakan produk. Pengetahuan atau

keahlian konsumen ditekankan lagi di dalam bidang penelitian konsumen.

4. Sikap

Sikap dapat membantu dalam mengevaluasi tindakan pemasar sebelum

dilaksanakan di dalam pasar. Evaluasi ini dapat berjajar dari ekstrem negatif

hingga ekstrem positif. Sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam

memegang sikap tersebut. Pemakaian sikap untuk meramalkan perilaku

mengandaikan bahwa sikap berhubungan dengan perilaku. Kekuatan sikap-

perilaku sudah lama menjadi bidang utama penyelidikan ilmu-ilmu social, salah

satunya oleh LaPiere. Temuan tersebut mencetuskan pertempuran di dalam bidang

psikologi social mengenai daya ramal sikap. Kini diakui bahwa dalam keadaan

yang sesuai sikap dapat meramalkan perilaku.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

19

5. Kepribadian

Dalam perilaku konsumen kepribadian didefinsikan sebagai respons yang

konsisten terhadap stimulus lingkungan. Sejumlah studi berhipotesis bahwa

kepribadian berhububungan langsung dengan pilihan produk. Studi tersebut

menyatakan bahwa hanya terdapat variasi yang sedikit dalam pilihan produk yang

dijelaskan oleh kepribadian. Pada tahun 1959-an, penelitian kepribadian dalam

perilaku konsumen diperkenalkan oleh Pierre Martineau berhipotesis bahwa

produk juga mempunyai kepribadian dalam bentuk citra merek. Kepribadian

merek atau produk dapat dipahami dengan berfokus pada respons emosional yang

dibangkitkan oleh konsumen.

6. Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola yang digunakan orang untuk hidup dan menghabiskan

waktu serta uangnya, fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya,

konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen. Peneliti William Wells

merancang suatu inventaris pengukuran yang ekstensif dari activities, interest, dan

opinions yang mengukur beberapa ciri kepribadian, nilai, kepercayaan, preferensi,

dan pola perilaku.

7. Demografi

Demografi dimana sasarannya adalah mendeskripsikan pangsa konsumen seperti

usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi yang mencakup jenis pekerjaan,

pendapatan, dan pendidikan. Demografi menekankan pada trend dalam perilaku

dan pengeluaran konsumen.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

20

Menurut Kotler (2000) budaya, faktor sosial, personal, dan faktor

psikologi memengaruhi perilaku konsumen.

1. Budaya

a. Budaya adalah penentu paling mendasar dari keinginan dan perilaku

seseorang.

b. Sub Budaya adalah budaya terdiri dari subkultur yang lebih kecil,

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik meliputi kebangsaan,

agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

c. Kelas sosial adalah kelompok yang homogen dan bertahan lama dalam

suatu masyarakat. Mereka diatur secara hierarkis dan anggota-

anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2. Faktor sosial

a. Kelompok acuan adalah pemaparan dari orang pada perilaku dan gaya

hidup, yang memengaruhi sikap dan konsep diri sehingga dapat

memengaruhi pilihan produk.

b. Keluarga terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Pengaruh yang

lebih langsung pada perilaku pembelian sehari-hari orang dewasa adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak.

c. Seseorang memiliki peran dari setiap aktivitas yang dilakukannya, setiap

peran memiliki status sosial masing-masing. Sehingga individu pun

memilih produk yang dapat mengomunikasikan peran dan status sosial

mereka di masyarakat.

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

21

3. Faktor Pribadi

a. Kepribadian dapat menganalisis perilaku konsumen, namun harus

didasarkan pada tipe kepribadian dapat diklasifikasikan secara akurat dan

korelasi yang kuat antara tipe kepribadian dengan pilihan produk.

Konsep diri pun memiliki kaitan dengan kepribadian. Pemasar mencoba

mengembangkan citra merek yang sesuai dengan konsep diri pasar yang

menjadi sasaran.

b. Usia dan tahap kehidupan. Individu membeli barang dan jasa yang

berubah seumur hidup. Selera pakaian, furnitur, dan rekreasi juga

berkaitan dengan usia, itulah sebabnya pemasar yang cerdas

memperhatikan pengaruh usia dan tahapan kehidupan.

c. Pekerjaan dan penghasilan, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh

keadaan ekonomi konsumen pendapatan yang dapat dihabiskan,

tabungan dan asset, pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran.

d. Gaya hidup adalah pola hidup individu di dunia sebagaimana

diungkapkan dalam aktivitas, minat, dan opini. Gaya hidup

menggambarkan "orang seutuhnya" berinteraksi dengan lingkungannya.

4. Faktor psikologi

a. Motivasi, suatu kebutuhan menjadi motif ketika ia dibangkitkan ke

tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup

mendesak untuk mendorong orang tersebut untuk bertindak.

b. Persepsi adalah proses di mana seorang individu memilih, mengatur, dan

menafsirkan input informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

22

bermakna. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi

juga hubungan pada stimulus dengan bidang sekitarnya serta kondisi di

dalam individu.

c. Pembelajaran melibatkan perubahan dalam perilaku individu yang

muncul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Para

ahli teori percaya bahwa pembelajaran dihasilkan melalui interaksi antara

dorongan, rangsangan, isyarat, respons, dan penguatan. Drive adalah

stimulus internal yang kuat yang mendorong tindakan. Isyarat adalah

rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimana

seseorang merespons.

d. Beliefs adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang

sesuatu yang didasarkan pada pengetahuan, opini, dan emosional.

Produsen sangat tertarik pada kepercayaan yang dimiliki individu tentang

produk dan layanan mereka, Jika beberapa kepercayaan menghambat

pembelian, produsen akan melakukan kampanye untuk memperbaiki

keyakinan ini. Atitudes adalah evaluasi, emosional, dan kecenderungan

tindakan seseorang yang bertahan lama atau tidak menyenangkan

terhadap suatu objek atau ide.

Dari beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen peneliti

mengambil beberapa faktor saja yang dianggap memiliki pengaruh dengan intensi

yang telah dijelaskan diatas dan sesuai dengan kemampuan peneliti untuk

menelitinya. Faktor yang digunakan adalah sikap, keluarga, kelompok acuan,

pengaruh orang lain menurut peneliti masuk dalam kategori norma subjektif, dan

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

23

persepsi dikerucutkan menjadi persepsi kontrol perilaku dan persepsi kualitas

layanan.

2.1.4 Pengukuran intensi menggunakan bus transjakarta

1. Icek Ajzen (1991) membuat sample kuesioner karena hanya sebagai

ilustratif kuesioner saja serta belum adanya pengujian pada sampel,

validitas, dan realibilitas. Kuesioner sampel ini mungkin tidak sesuai untuk

perilaku, populasi, atau periode penelitian. Sehingga diperlukan alat ukur

yang representatif pada populasi Oleh karena Ajzen menayarankan untuk

mencari penelitian yang yang sesuai dengan populasi dan penelitian.

2. Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1996) alat ukur ini disebut dengan

behavioral intention-battery terdiri dari 13 item dengan skala likert dari

lima dimensi yaitu loyal pada perusahaan, kecenderungan untuk beralih,

kesediaan membayar lebih, eksternal respon, dan internal respon.

3. Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) mengadaptasi kuesioner berdasarkan

theory of planned behavior. Kuesioner ini mengukur pilihan perjalanan

menggunakan bus/sepeda/mobil yang digunakan pada mahasiswa di

Jerman, masing-masing variabel intensi, sikap, norma subjektif, dan

persepsi kontrol perilaku terdiri dari dua pernyataan. Dengan model fit

ditunjukan dengan nilai p 0.26, RMSEA 0.02, dan GFI 0.99 yang artinya

telah mencapai kriteria good fit.

4. Armitage (2005) mengembangkan alat ukur berdasarkan teori theory of

planned behavior Ajzen (1991) yang digunakannya untuk mengukur

aktivitas fisik. Armitage membuat pernyataan dari masing-masing variabel

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

24

yang terdiri dari 15 item yang dinilai menggunakan skala semantif

diferensial bipolar dengan sikap terdiri dari 6 item, norma subjektif terdiri

dari 3 item, kontrol perilaku terdiri dari 4 item, dan intensi diukur dengan

2 item. Realibiltas alat ukur ini ditunjukan dengan cronbach alpha sebesar

0.72 hingga 0.95.

Dalam penelitian intensi menggunakan bus transjakarta peneliti memutuskan

untuk menggunakan item skala intensi yang dimodifikasi dari penelitian

Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari teori Ajzen (1991)

dikarenakan penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti.

2.2 Sikap

2.2.1 Definisi sikap

Merujuk pada Thomas dan Znaniecke (dalam Allport, 1935) bahwa “Attitudes are

individual mental proceses which determine both the actual and potential

responses of each person in the social world”. Sikap adalah proses mental

individu yang menentukan baik tanggapan aktual dan potensial dari setiap orang

di dunia sosial.

Pendapat Allport mengenai sikap memperkaya pandangan sebelumnya

Menurut Allport (1935) sikap adalah: “A mental and neural state of readiness,

organised through experience, exerting a directive and dynamic influence upon

the individual’s response to all objects and situations with which it is related.”

Keadaan kesiapan mental dan saraf, melalui pengalaman, memberikan pengaruh

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

25

langsung dan dinamis terhadap respon-respon individu terhadap semua objek dan

situasi yang terkait."

Ajzen dan Fishben (1975) mendefinisikan sikap adalah predisposisi

(kecenderungan) menilai secara konsisten suka atau tidak suka pada objek

tersebut. Ajzen (2005) menyatakan bahwa sikap merupakan evaluasi positif dan

negatif oleh konsumen saat hendak melakukan perilaku tertentu. Singkatnya sikap

merupakan keyakinan individu tentang kemungkinan konsekuensi dari melakukan

perilaku tersebut.

Definisi sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah predisposisi

(kecenderungan) cara merespon secara konsisten dengan memberikan penilaian

suka atau tidak suka terhadap objek tersebut (Ajzen, 1975).

2.2.2 Aspek-aspek sikap

Fishben dan Ajzen (1975) berpendapat bahwa ada dua komponen dalam

pembentukan sikap yaitu:

1. Behavioral belief : keyakinan yang dimiliki oleh seorang individu terhadap

suatu perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya

sikap. Behavioral beliefs terhubungkan dengan suatu perilaku tertentu, sifat,

atau atribut lainnya yang didapat saat terjadinya suatu perilaku.

2. Outcome evaluation : evaluasi yang berbentuk positif ataupun negative

terhadap perilaku yang diminati atau yang akan dipilih untuk ditampilkan

berdasarkan keyakinan yang dimiliki. Evaluasi masing-masing hasil yang

menonjol memberikan sumbangan terhadap sikap.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

26

2.2.3 Pengukuran sikap

1. Icek Ajzen (1991) membuat sample kuesioner karena hanya sebagai

ilustratif kuesioner saja serta belum adanya pengujian pada sampel,

validitas, dan realibilitas. Kuesioner sampel ini mungkin tidak sesuai untuk

perilaku, populasi, atau periode penelitian. Sehingga diperlukan alat ukur

yang representatif pada populasi. Oleh karena Ajzen menyarankan untuk

mencari penelitian yang yang sesuai dengan populasi dan penelitian.

2. Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1996) alat ukur ini disebut dengan

behavioral intention-battery terdiri dari 13 item dengan skala likert dari

lima dimensi yaitu loyal pada perusahaan, kecenderungan untuk beralih,

kesediaan membayar lebih, eksternal respon, dan internal respon.

3. Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) mengadaptasi kuesioner berdasarkan

theory of planned behavior. Kuesioner ini mengukur pilihan perjalanan

menggunakan bus/sepeda/mobil yang digunakan pada mahasiswa di

Jerman, masing-masing variabel intensi, sikap, norma subjektif, dan

persepsi kontrol perilaku terdiri dari dua pernyataan. Dengan model fit

ditunjukan dengan nilai p 0.26, RMSEA 0.02, dan GFI 0.99 yang artinya

telah mencapai kriteria good fit.

4. Armitage (2005) mengembangkan alat ukur berdasarkan theory of planned

behavior Ajzen (1991) yang digunakannya untuk mengukur aktivitas fisik.

Armitage membuat pernyataan dari masing-masing variabel yang terdiri

dari 15 item yang dinilai menggunakan skala semantif diferensial bipolar

dengan sikap terdiri dari 6 item, norma subjektif terdiri dari 3 item, kontrol

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

27

perilaku terdiri dari 4 item, dan intensi diukur dengan 2 item. Realibiltas

alat ukur ini ditunjukan dengan cronbach alpha sebesar 0.72 hingga 0.95.

Dalam penelitian intensi menggunakan bus transjakarta peneliti

memutuskan untuk menggunakan item skala intensi yang dimodifikasi dari

penelitian Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari teori Ajzen

(1991) dikarenakan penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti.

2.3 Norma Subjektif

2.3.1 Definisi norma subjektif

Menurut Francis (2004) norma subjektif adalah perkiraan tekanan sosial individu

untuk melakukan atau tidak melakukan target perilaku tersebut.

Menurut Fishben dan Ajzen (1975) bahwa norma subjektif sebagai

berikut: “The subjective norm is the person’s perception that most people who are

important to him think he should or should not perform the behavior in question”.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa norma subjektif merupakan persepsi

individu mengenai harapan orang-orang sekitar yang berpengaruh, baik

perorangan ataupun perkelompok untuk menampilkan perilaku atau tidak. Dapat

diartikan juga bahwa bagaimana individu melakukan suatu perilaku berdasarkan

tekanan dari orang-orang sekitar. Menurut Nordfjærn (2014) mendefiniskan

norma subjektif ketika seseorang merasa bahwa harapan atau dorongan dari orang

lain berpengaruh signifikan untuk dirinya melakukan perilaku tersebut.

Definisi norma subjektif yang digunakan pada penelitian ini adalah

keyakinan individu mengenai harapan orang-orang sekitar yang berpengaruh, baik

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

28

perorangan ataupun perkelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak

(Ajzen, 1975).

2.3.2 Aspek-aspek norma subjektif

Menurut Fishben dan Ajzen (1975) norma subjektif secara umum mempunyai dua

komponen berikut:

1. Normative beliefs: keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap diri

individu, yang dapat menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak.

Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat orang lain (significant

others) dapat memengaruhi individu dalam mewujudkan perilaku tersebut.

2. Motivation to comply: motivasi individu untuk dapat memenuhi harapan

tersebut berdasarkan pada pandangan orang sekitar.

2.3.3 Pengukuran norma subjektif

1. Icek Ajzen (1991) membuat sample kuesioner karena hanya sebagai

ilustratif kuesioner saja serta belum adanya pengujian pada sampel,

validitas, dan realibilitas. Kuesioner sampel ini mungkin tidak sesuai untuk

perilaku, populasi, atau periode penelitian. Sehingga diperlukan alat ukur

yang representatif pada populasi. Oleh karena Ajzen menyarankan untuk

mencari penelitian yang yang sesuai dengan populasi dan penelitian.

2. Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1996) alat ukur ini disebut dengan

behavioral intention-battery terdiri dari 13 item dengan skala likert dari

lima dimensi yaitu loyal pada perusahaan, kecenderungan untuk beralih,

kesediaan membayar lebih, eksternal respon, dan internal respon.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

29

3. Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) mengadaptasi kuesioner berdasarkan

theory of planned behavior. Kuesioner ini mengukur pilihan perjalanan

menggunakan bus/sepeda/mobil yang digunakan pada mahasiswa di

Jerman, masing-masing variabel intensi, sikap, norma subjektif, dan

persepsi kontrol perilaku terdiri dari dua pernyataan. Dengan model fit

ditunjukan dengan nilai p 0.26, RMSEA 0.02, dan GFI 0.99 yang artinya

telah mencapai kriteria good fit.

4. Armitage (2005) mengembangkan alat ukur berdasarkan theory of planned

behavior Ajzen (1991) yang digunakannya untuk mengukur aktivitas fisik.

Armitage membuat pernyataan dari masing-masing variabel yang terdiri

dari 15 item yang dinilai menggunakan skala semantif diferensial bipolar

dengan sikap terdiri dari 6 item, norma subjektif terdiri dari 3 item, kontrol

perilaku terdiri dari 4 item, dan intensi diukur dengan 2 item. Realibiltas

alat ukur ini ditunjukan dengan cronbach alpha sebesar 0.72 hingga 0.95.

Dalam penelitian intensi menggunakan bus transjakarta peneliti

memutuskan untuk menggunakan item skala intensi yang dimodifikasi dari

penelitian Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari teori Ajzen

(1991) dikarenakan penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti.

2.4 Persepsi kontrol perilaku (Perceived Behavioral Control)

2.4.1 Definisi persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control)

Menurut Ajzen (1975) persepsi kontrol perilaku adalah sejauh mana seseorang

merasa memiliki kemampuan dalam diri untuk melakukan suatu perilaku

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

30

berdasarkan hasil persepsinya. Ajzen (1991) menyatakan sebuah kemampuan

dalam diri individu untuk melakukan tingkah laku tersebut atau dalam kata lain

mampu atau tidaknya seorang individu dalam melakukan perilaku tersebut.

Persepsi kontrol perilaku yaitu keyakinan tentang kehadiran faktor yang dapat

merealisasikan atau menghambat perilaku (Bamberg, 2003). Sedangkan menurut

Francis et. Al., (2004) perceived behavioral control adalah sejauh mana seseorang

merasa mampu untuk melakukan suatu perilaku. Menurut Nordfjærn (2014)

perilaku yang dirasakan mengacu pada kontrol persepsi serta hambatan untuk

melakukan suatu perilaku tersebut.

Lalu menurut Ajzen (2005) menjelaskan bahwa faktor perceived

behavioral control mengacu pada kemudahan atau kesulitan yang dipersepsikan

individu untuk melakukan perilaku dan diasumsikan mencerminkan pengalaman

sehingga mengantisipasi halangan dan rintangan.

Definisi persepsi kontrol perilaku yang digunakan pada penelitian ini adalah

perceived behavioral control mengacu pada kemudahan atau kesulitan yang

dipersepsikan individu untuk melakukan perilaku dan diasumsikan mencerminkan

pengalaman sehingga mengantisipasi halangan dan rintangan (Ajzen, 2005).

2.4.2 Aspek-aspek persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control)

Ajzen (2005) menyatakan bahwa persepsi kontrol perilaku terdiri dari dua

komponen yaitu:

1. Control beliefs, adalah keyakinan mengenai sumber-sumber dan

kesempatan yang dibutuhkan untuk memunculkan suatu perilaku

berdasarkan dari pengalaman sebelumnya.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

31

2. Perceived power, adalah persepsi individu mengenai seberapa kuat kontrol

dalam diri memengaruhinya dalam memunculkan suatu perilaku, sehingga

memudahkan atau menyulitkan dalam memunculkan perilaku tersebut.

2.4.3 Pengukuran persepsi kontrol perilaku

1. Icek Ajzen (1991) membuat sample kuesioner karena hanya sebagai

ilustratif kuesioner saja serta belum adanya pengujian pada sampel,

validitas, dan realibilitas. Kuesioner sampel ini mungkin tidak sesuai untuk

perilaku, populasi, atau periode penelitian. Sehingga diperlukan alat ukur

yang representatif pada populasi. Oleh karena Ajzen menayarankan untuk

mencari penelitian yang yang sesuai dengan populasi dan penelitian.

2. Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (1996) alat ukur ini disebut dengan

behavioral intention-battery terdiri dari 13 item dengan skala likert dari

lima dimensi yaitu loyal pada perusahaan, kecenderungan untuk beralih,

kesediaan membayar lebih, eksternal respon, dan internal respon.

3. Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) mengadaptasi kuesioner berdasarkan

theory of planned behavior. Kuesioner ini mengukur pilihan perjalanan

menggunakan bus/sepeda/mobil yang digunakan pada mahasiswa di Jerman,

masing-masing variabel intensi, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol

perilaku terdiri dari dua pernyataan. Dengan model fit ditunjukan dengan

nilai p 0.26, RMSEA 0.02, dan GFI 0.99 yang artinya telah mencapai

kriteria good fit.

4. Armitage (2005) mengembangkan alat ukur berdasarkan theory of planned

behavior Ajzen (1991) yang digunakannya untuk mengukur aktivitas fisik.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

32

Armitage membuat pernyataan dari masing-masing variabel yang terdiri dari

15 item yang dinilai menggunakan skala semantif diferensial bipolar dengan

sikap terdiri dari 6 item, norma subjektif terdiri dari 3 item, kontrol perilaku

terdiri dari 4 item, dan intensi diukur dengan 2 item. Realibiltas alat ukur ini

ditunjukan dengan cronbach alpha sebesar 0.72 hingga 0.95.

Dalam penelitian intensi menggunakan bus transjakarta peneliti

memutuskan untuk menggunakan item skala intensi yang dimodifikasi dari

penelitian Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari teori Ajzen

(1991) dikarenakan penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti.

2.5 Persepsi Kualitas Layanan Bus Transjakarta

2.5.1 Definisi kualitas layanan bus transjakarta

Definisi kualitas layanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan konsumen. Menurut Wyckof (dalam Fandy Tjiptono, 2004) kualitas

layanan adalah tingkatan keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk mememnuhi keinginan pelanggan.

Menurut American Society for Quality’s (dalam Kotler, 2012) mendefinisikan

kualitas sebagai berikut: “Quality is the totality of features and characteristics of

a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”.

Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau layanan yang

sesuai dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan tersirat maupun yang

tersurat.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

33

Gronroos (dalam Hapsari, 2015) berpendapat bahwa kualitas layanan adalah

hasil perbandingan dari proses evaluasi layanan yang dirasakan dan layanan yang

diharapkan. Menurut Parasuraman (1988) kualitas layanan digambarkan sebagai

bentuk sikap, suatu penilaian global atas superioritas layanan yang diberikan oleh

sebuah perusahaan. Parasuraman menetapkan kualitas layanan sebagai

kemampuan perusahaan untuk memenuhi atau melampaui harapan konsumen.

Sebuah perbedaan antara ekspektasi konsumen terhadap layanan dan layanan yang

dirasakan oleh konsumen. Apabila jasa yang diterima ataupun dirasakan sesuai

dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan.

Jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas jasa

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal begitupun sebaliknya. Dengan demikian

baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Kualitas layanan telah menjadi

fokus berbagai penelitian sejak konseptualisasi awal, karena memberikan tingkat

kualitas layanan yang positif menciptakan keunggulan kompetitif bagi sebuah

organisasi.

Zeithaml dan Bitner (dalam Zeithaml 1990: 1996) menyatakan bahwa

kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai penilaian keseluruhan yang serupa

dengan sikap terhadap layanan dan umumnya diterima sebagai anteseden

kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Hasil kualitas layanan yang dirasakan

dari perbandingan oleh harapan konsumen dengan persepsi layanan yang

disampaikan oleh pemasok. Kualitas yang dirasakan adalah penilaian konsumen

tentang keunggulan atau keunggulan keseluruhan entitas (Zeithaml 1987) adalah

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

34

bentuk sikap, namun tidak setara dengan kepuasan, merupakan hasil dari

perbandingan harapan dengan persepsi kinerja.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil definisi dari Parasuraman (1988),

yang menyatakan bahwa kualitas layanan digambarkan sebagai bentuk sikap

penilaian secara menyeluruh atas layanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan,

kemampuan perusahaan untuk memenuhi atau melampaui harapan konsumen, dan

sebuah perbedaan antara ekspektasi konsumen terhadap layanan dan layanan yang

dirasakan.

2.5.2 Dimensi-dimensi kualitas layanan bus transjakarta

Berdasarkan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988) setelah dilakukan

pemeriksaan isi item akhirnya terbentuk lima dimensi SERVQUAL (tiga dimensi

asli dan dua dimensi gabungan) berikut label dan definisi untuk dimensi:

1. Tangibles (tampilan fisik): pelayanan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

petugas, dan sarana komunikasi.

2. Reliability (dapat diandalkan): Kemampuan memberikan pelayanan sesuai

yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Responsiveness (tanggap): Kesukarelaan para petugas membantu para

konsumen, memberikan pelayanan dengan tanggap dan tepat.

4. Assurance (jaminan): pengetahuan petugas pada layanan, kesopanan, dan

para petugas dapat dipercaya, keamanan pelayanan terjamin.

5. Emphaty (perhatian): petugas mudah dalam menjalin hubungan,

komunikasi baik, memberikan perhatian, dan memahami kebutuhan para

konsumen.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

35

2.5.3 Pengukuran kualitas layanan bus transjakarta

1. Parasuraman dan Zeithaml (1988) membuat pengukuran mengenai kualitas

layanan yang dikenal dengan SERVQUAL SCALE. Awalnya dimensi

SERVQUAL memiliki 97 item dengan 10 dimensi yaitu tangibles,

reliability, responsiveness, communication, credibility, security,

competence, courtesy, understanding/knowing the consumer, dan access.

Lalu dilakukan pengolahan data sehingga beberapa item di drop hingga

terbentuk 22 item pernyataan dengan 5 dimensi. Masing-masing dimensi

memiliki koefisien alpha sebagai berikut tangibles 0.52, reliability 0.80,

responsiveness 0.72, assurance 0.84, dan emphaty 0.71.

2. A self administatred questionnaire. Alat ukur yang dikembangkan oleh

Wen Tai-Lai (2011) dari berbagai instrumen oleh ahli sebelumnya untuk

mengukur perilaku intensi pengguna subway di Taiwan. Terdiri dari 19

item dengan pengukuran menggunakan skala likert.

Dalam mengukur kualitas layanan pada penelitian ini, peneliti menggunakan

skala kualitas layanan yang diadaptasi dan dimodifikasi berdasarkan teori

Parasuraman (1988) yaitu skala SERVQUAL.

2.6 Faktor Demografi

Berikut penjelasan mengenai faktor demografi pada penelitian ini adalah usia dan

penghasilan.

2.6.1 Usia

Menurut Hurlock (2005) periode perkembangan manusia dimulai dari masa

prakelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak pertengahan dan akhir, masa

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

36

remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, masa dewasa lanjut. Masa

remaja hingga masa dewasa menengah merupakan usia produktif. Batasan

usia produktif pada setiap negara berbeda-beda. Pada penelitian ini ditujukan

pada remaja akhir hingga dewasa akhir dengan rentang usia sekitar 15-64

tahun. Menurut Hurlock dewasa dini dimulai pada usia 18 tahun hinggga 40

tahun merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola kehidupan baru

seperti peran suami/istri, pencari nafkah, nilai-nilai baru dan lain sebagainya.

Lalu pada masa dewasa madya dimulai pada usia 40 tahun hingga 60 tahun,

masa mencapai kemandirian sosial dan ekonomi, perkembangan karir dan

prestasi, tanggung jawab pada karir dan keluarga.

Sedangkan pada masa dewasa akhir adalah periode perkembangan yang

dimulai pada usia 60 hingga kematian. Masa ini merupakan masa untuk meninjau

hidup yang sudah dijalani, pensiun, dan menyesuaikan diri terhadap peran-peran

sosial yang baru sesuai menurunnya kekuatan dan kesehatan. Sebuah peneltiain

yang dilakukan Zhang di Shanghai (2015) menemukan bahwa usia memiliki

pengaruh yang negatif terhadap penggunaan transportasi umum.

2.6.2 Penghasilan

Penghasilan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang dimiliki individu yang

berstandarkan dari UMR di DKI Jakarta. Menurut beberapa penelitian penghasilan

memiliki pengaruh yang signifikan pada penggunaan transportasi umum. Menurut

Zhang (2015) menyatakan bahwa penghasilan tidak memengaruhi intensi

penggunaan transportasi umum namun hanya sebagai mediator bagi faktor

demografi pendidikan.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

37

Sedangkan menurut penelitian Ambak (2015) di Batu Pahat responden

dengan peghasilan per bulannya di bawah rata-rata cenderung untuk

menggunakan transportasi bus dikarenakan tarif bus yang terjangkau sehingga

dapat menghemat pengeluaran.

2.7 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan sebelumnya, kerangka berpikir yang

dibangun dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Penelitian ini berfokus pada pengguna bus transjakarta dalam pemakaian

sehari-hari. Berdasarkan penjelasan diatas bawa sikap, norma subjektif, persepsi

kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan, dan faktor demografi dapat mengetaui

intensi seseorang menggunakan bus transjakarta pada penelitian ini.

Menurut Fu dan Juan (2017) intensi menggunakan transportasi umum

dapat mencegah situasi hari ini menjadi lebih buruk di masa yang akan datang.

Berkenaan dengan pulang pergi kerja, seseorang akan menggunakan moda

transportasi tertentu jika mereka mengevaluasinya secara positif, merasakan

tekanan sosial untuk menggunakannya, dan percaya mereka memiliki peluang dan

keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya. Heath dan Gifford (dalam

Zhang, 2016) menyatakan bahwa menggunakan transportasi umum adalah hal

yang tepat untuk dilakukan bagi kepentingan diri sendiri dan masyarakat sekitar.

Menurut Zailani (2016) dalam penelitiannya di Malaysia kelebihan dan

kekurangan menggunakan transportasi umum untuk tujuan perjalanan yang

berbeda dapat mempengaruhi sikap pengguna, kontrol perilaku, dan persepsi

secara keseluruhan sehingga akan memengaruhi niat dalam menggunakan

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

38

transportasi umum. Warga Malaysia memiliki sikap yang lebih baik terhadap

penggunaan transportasi umum dalam tujuan bekerja dan sekolah dibandingkan

dengan perjalanan lainnya.

Sedangkan menurut Sumaedi (2015) intensi penumpang untuk

menggunakan transportasi umum merupakan faktor yang sangat penting bagi

manajemen penyedia layanan transportasi umum, untuk selalu meningkatkan

kualitas pelayanannya sehingga konsumen menggunakan kembali jasa tersebut.

Maka, berdasarkan penjabaran tersebut peneliti ingin mencari tahu intensi

yang mendasari konsumen menggunakan bus transjakarta dalam beraktivitas

sehari-hari dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Menurut Ajzen (2005)

intensi dalam menentukan alat transportasi apa yang akan digunakan oleh

konsumen di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Karena perilaku

individu memengaruhi sisi psikologis begitu pun dengan psikologis memengaruhi

perilaku individu (Bamberg & Schimdt, 1998; Heath & Gifford, 2002). Oleh

karena itu penting untuk mengidentifikasi peran intensi pada populasi, untuk

menguji keajegan penelitian ini.

Hipotesis peneliti terhadap penelitian ini adalah bahwa intensi

menggunakan bus transjakarta dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi

kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan dan faktor demografi (usia dan

penghasilan) dianggap mampu untuk memprediksi alasan yang mendasari

seseorang menggunakan transportasi transjakarta. Menurut theory of planned

behavior terdapat 3 faktor utama yang memengaruhi intensi individu, pertama

sikap meliputi behavioral belief yaitu mengenai keyakinan seorang individu yang

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

39

mendorong pada suatu perilaku disertai dengan hasil evaluasi yang disebut dengan

evaluation outcome. Sebagai contoh, apabilakonsumen bus transjakarta memiliki

keyakinan dan evaluasi yang positif dalam menggunakan kembali bus transjakarta

maka intensinya akan meningkat.

Kedua, norma subjektif meliputi normative belief dan motivation to

comply. Apabila konsumen menggunakan kembali bus transjakarta karena

didukung oleh orang sekitar yang berpengaruh, dan konsumen pun dapat

mewujudkannya, dapat diasumsikan norma subjektif memengaruhi individu untuk

menampilkan perilaku untuk menggunakan bus transjakarta. Menurut Donald

(2014) pun menyatakan bahwa lingkungan yang mendukung dalam pemakaian

transportasi umum akan meningkatkan penggunaan transportasi umum.

Ketiga, persepsi kontrol perilaku adalah keyakinan dalam diri individu

untuk dapat melakukan perilaku tertentu. Persepsi kontrol perilaku meliputi

control belief dan perceived power. Persepsi kontrol perilaku adalah sebegai

penentu perilaku tersebut mudah atau tidak dilakukan dalam penggunaan kembali

bus transjakarta dalam penelitian ini. Di dalamnya terdapat belief dan pengalaman

sebelumnya yang memengarui sebuah perilaku muncul. Perilaku menggunakan

bus transjakarta dapat terjadi jika individu yakin dapat merealisasikan dan mudah

dalam melakukan perilaku tersebut.

Faktor eksternal yang dianggap peneliti berpengaruh terhadap intensi

adalah persepsi kualitas layanan bus transjakarta, karena peneliti berasumsi bahwa

persepsi terhadap kualitas layanan dapat menjelaskan dan memprediksi perilaku

konsumen terkait intensi menggunakan bus transjakarta. Persepsi kualitas layanan

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

40

memiliki lima dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan

emphaty. Tangibles (tampilan fisik) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, dan sarana komunikasi yang terdapat pada layanan transjakarta.

Reliability (dapat diandalkan) kemampuan transjakarta memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Responsiveness (tanggap)

keinginan para petugas transjakarta untuk membantu para konsumen dan

memberikan pelayanan dengan tanggap. Assurance (jaminan) mencakup

pengetahuan, kemampuan kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para

petugas transjakarta; bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Emphaty

(perhatian) kemudahan petugas transjakarta dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

konsumen.

Faktor selanjutnya yang akan diteliti yaitu faktor demografi meliputi usia

dan penghasilan. Sebuah penelitian di Vietnam menyatakan bahwa kepemilikan

transportasi pribadi menjadi salah satu mediator pengaruh usia terhadap intensi

dan frekuensi penggunaan transportasi umum (Zhang, 2016). Batasan usia

produktif pada suatu negara berbeda-beda, di Indonesia usia produktif mulai dari

15 tahun hingga 64 tahun. Berdasarkan dari sebuah penelitian di Malaysia bahwa

pengguna transportasi bus di wilayahnya paling banyak usia 20-40 tahun (Ambak

et al, 2015). Sehingga peneliti merasa perlu membatasi usia pengguna bus

transjakarta dari 18 hingga 64 tahun sesuai dengan usia produktif di Indonesia.

Faktor demografi lainnya yaitu penghasilan, menurut Ambak et al (2015) hasil

penelitian di Batu Pahat Malaysia individu menggunakan transportasi bus karena

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

41

menghemat pengeluaran. Responden pada penelitian tersebut adalah mahasiswa

yang belum memiliki pekerjaan sehingga menggunakan transportasi bus dirasa

paling efisien. Maka dari itu peneliti mengambil responden secara umum yang

menggunakan bus transjakarta sehingga terdapat perbedaan dari penghasilan.

Penulis menyimpulkan kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Intensi

menggunakan

bus

transjakarta

Faktor Demografi

Usia

Penghasilan

Sikap

Behavioral belief

Evaluation outcome

Norma Subjektif

Normative belief

Motivation to comply

Persepsi Kontrol Perilaku

Control belief

Perceived power

Persepsi Kualitas Layanan

Tangibles

Reliability

Responsiveness

Assurance

Emphaty

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

42

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang dijelaskan diatas, dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Hipotesis Mayor

Ha: Ada pengaruh yang signifikan sikap (behavioral belief, evaluation outcome),

norma subjektif (normative belief, motivation to comply), persepsi kontrol

perilaku (control belief, perceived power), persepsi kualitas layanan (tangibles,

reliability, responsiveness, assurance, empathy) dan faktor demografi (usia,

penghasilan) terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

Hipotesis Minor

H1: Ada pengaruh yang signifikan behavioral belief pada sikap terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta.

H2: Ada pengaruh yang signifikan evaluation outcome pada sikap terhadap

intensi menggunakan bus transjakarta.

H3: Ada pengaruh yang signifikan normative belief pada norma subjektif

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H4: Ada pengaruh yang signifikan motivation to comply pada norma subkjektif

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H5: Ada pengaruh yang signifikan control belief pada persepsi kontrol perilaku

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H6: Ada pengaruh yang signifikan perceived power pada persepsi kontrol perilaku

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

43

H7: Ada pengaruh yang signifikan tangibles pada persepsi kualitas layanan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H8: Ada pengaruh yang signifikan reliability pada persepsi kualitas layanan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H9: Ada pengaruh yang signifikan responsiveness pada persepsi kualitas layanan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H10: Ada pengaruh yang signifikan assurance pada persepsi kualitas layanan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H11: Ada pengaruh yang signifikan emphaty pada persepsi kualitas layanan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta.

H12: Ada pengaruh yang signifikan usia pada demografi terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta.

H13: Ada pengaruh yang signifikan penghasilan pada demografi terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen bus transjakarta. Menurut data

Badan Pusat Statitistik (2016) terdapat 123.706.856 juta penumpang bus

transjakarta dari koridor 1 hingga koridor 12 per tahun namun tidak ketahui

jumlah spesifiknya pada satu hari per koridornya. Pada penelitian ini peneliti

mengambil 324 sampel. Adapun karakteristik populasi yang digunakan pada

penelitian sebagai berikut:

1. Konsumen yang menggunakan transportasi bus transjakarta sehari-hari.

2. Berusia 18-64 tahun yang merupakan usia produktif.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

probability sampling. Non probability sampling menurut Siregar (2014) yaitu

setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau

peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, hanya akan dipilih sesuai

dengan karakteristik yang sudah ditetapkan. Teknik pengambilan sampel

menggunakan convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja anggota populasi yang ditemui

peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti

memilih orang-orang yang terdekat saja (Siregar, 2014). Penyebaran kuesioner

menggunakan kuesioner dan google form dilakukan selama 2 bulan dari 23 Juli

2018 sampai 25 September 2018. Untuk kuesioner secara offline disebarkan di

halte transjakarta monas, halte velbak, halte ciputat, dan halte gelora bung karno.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

45

Karena keterbatasan waktu dan izin untuk dapat menyebarkan kuesioner secara

offline maka kuesioner pun disebarkan secara online. Peneliti hanya mendapatkan

31 kuesioner namun sebanyak 7 kuesioner tidak digunakan dikarenakan informed

consent yang tidak diisi dengan dan kuesioner yang tidak diisi lengkap oleh

responden, maka kuesioner langsung yang digunakan pada penelitian ini sebanyak

24 kuesioner.

Penyebaran kuesioner secara online melalui google form disebarkan pada

platform instagram, komunitas kaskus, whatsapp, line dengan menyantumkan

link bit.ly/BusTransjakarta. Jumlah responden yang didapat sebanyak 332

responden, namun terdapat 32 responden yang tidak memenuhi syarat sehingga

sebanyak 300 responden online yang digunakan pada penelitian ini. Maka, total

responden yang didapat peneliti pada penyebaran secara langsung dan online

adalah 324 responden untuk diolah data selanjutnya.

3.2 Variabel Penelitian

Dependent variabel dalam penelitian ini yaitu intensi menggunakan bus

transjakarta. Sedangkan independent variable dalam penelitian ini yaitu sikap

(behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif (normative belief,

motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived power),

persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

emphaty), dan faktor demografi (usia dan penghasilan)

Variabel-variabel yang ditentukan dalam penelitian ini ialah intensi

menggunakan bus transjakarta, sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku,

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

46

persepsi kualitas layanan, faktor demografi. Definisi operasional dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Intensi menggunakan bus transjakarta merupakan niat yang mendasari

konsumen untuk menggunakan jasa bus transjakarta sehari-hari berdasarkan

pada usaha yang dilakukannya diuji dari empat aspek yaitu

a. Perilaku (Behavior) adalah individu menggunakan bus transjakarta.

b. Sasaran (Target) adalah memilih menggunakan bus transjakarta daripada

transportasi lain.

c. Situasi (Context) adalah bagaimana perilaku individu berasal dari sebuah

keadaan yang mendukung menggunakan bus transjakarta.

d. Waktu (Time) adalah perilaku menggunakan bus transjakarta ditampilkan

pada waktu sehari-hari.

2. Sikap sebuah hasil evaluasi individu secara konsisten positif ataupun negatif

mengenai suatu perilaku, terdiri dari dua dimensi sebagai berikut:

a. Behavioral belief adalah keyakinan dalam diri individu sehingga

terbentuknya suatu sikap.

b. Evaluation outcome adalah hasil evaluasi positif atau negatif individu

terhadap perilaku yang diminati.

3. Norma Subjektif adalah keyakinan individu yang dipengaruhi oleh

lingkungan sekitar seperti keluarga, teman sebaya, ataupun rekan kerja, terdiri

dari dua dimensi sebagai berikut:

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

47

a. Normative Belief adalah keyakinan individu mengenai harapan dan

pendapat dari keluarga, teman sebaya, ataupun rekan kerja untuk dapat

menampilkan perilaku.

b. Motivation to comply adalah dorongan individu untuk dapat memenuhi

pendapat dan harapan keluarga, teman sebaya, ataupun rekan kerja

menampilkan perilaku.

4. Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control) adalah hasil

persepsi individu yang menentukan perilaku tersebut mudah atau tidak untuk

dilakukan sehingga dapat mengantisipasi hambatan yang terjadi, terdiri dari

dua dimensi sebagai berikut:

a. Control Belief adalah sumber dan kesempatan yang meyakinkan individu

untuk melakukan perilaku.

b. Perceived Power adalah persepsi individu yang memengaruhi perilaku

mudah atau sulit untuk ditampilkan.

5. Persepsi Kualitas Layanan Bus Transjakarta merupakan hasil penilaian

layanan oleh konsumen terkait perbedaan antara ekspektasi dan layanan yang

dirasakan, terdiri dari lima dimensi sebagai berikut:

a. Tangibles adalah keadaan fisik dan perlengkapan yang tersedia di dalam

bus dan halte transjakarta, kerapihan pakaian petugas, dan sarana

komunikasi yang disediakan.

b. Reliability adalah keakuratan waktu keberangkatan bus transjakarta,

pelayanan bus transjakarta sesuai dengan yang dijanjikan.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

48

c. Responsiveness adalah ketanggapan dan ketepatan petugas bus transjakarta

pada layanan yang diberikan

d. Assurance adalah pengetahuan petugas mengenai layanan bus transjakarta,

kesopanan, petugas dapat dipercaya oleh konsumen, keamanan layanan

bus transjakarta.

e. Emphaty adalah petugas bus transjakarta mampu melakukan komunikasi

dengan konsumen, memperhatikan kebutuan konsumen, dan memahami

kebutuhan konsumen.

6. Faktor Demografi

Adapun variabel demografi dalam penelitian ini adalah usia, dan penghasilan.

Dalam melihat persebaran individu dari faktor demografi usia dinilai secara

kategorik dari data identitas sampel berdasarkan usia 18-25 tahun, 25-40 tahun,

40-60 tahun, dan > 60 tahun. Begitupun melihat persebaran individu dari faktor

demografi penghasilan dinilai secara kategorik dari data identitas sampel

berdasarkan < 3.500.000/bulan, 3.500.000-5.000.000/bulan, 5.000.000-

10.000.000/bulan, dan > 10.000.000/bulan

3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berupa skala, yaitu skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu. Terdiri dari 4 rentang jawaban yaitu (SS) Sangat Setuju, (S)

Setuju, Ragu-ragu, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju. Responden

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

49

diminta untuk memberi tanda checklist (√) pada satu pilihan jawaban. Untuk

perhitungan skor pada tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Format skoring skala Likert

No Kategori Respon SS S TS STS

1 Favorable 4 3 2 1

2 Unfavorable 1 2 3 4

3.3.2 Instrument Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan dua macam kuesioner untuk

mengumpulkan data di lapangan. Kuesioner pertama yaitu kuesioner mengenai

data pribadi responden yang mencakup nama, jenis kelamin, usia, dan

penghasilan. Kedua, yaitu kuesioner yang berisi tentang intensi, sikap (behavioral

beliefs dan evaluation outcome), norma subjektif (normative belief dan motivation

to comply), persepsi kontrol perilaku (control beliefs dan perceived power), dan

persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

emphaty).

Alat ukur yang digunakan dibuat dalam bentuk skala model likert. Terdiri

dari 4 rentang jawaban yaitu (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, Ragu-ragu, (TS)

Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju. Untuk menghindari keragu-raguan

dalam menjawab, maka dihilangkan jawaban netral tersebut dan mendorong

responden memutuskan jawaban positif (favourable) atau negatif (unfavourable).

3.3.3 Skala intensi menggunakan bus transjakarta

Untuk mengukur intensi menggunakan bus transjakarta, peneliti mengadaptasi

dari penelitian Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

50

pengembangan teori Ajzen (1991) terdiri dari 18 item yang mengukur intensi.

Adapun blue print instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.2 blue print intensi menggunakan bus transjakarta No. Aspek Indikator No.Item Jml Contoh Item

1

2

3

4

Perilaku

Sasaran

Situasi

Waktu

Menggunakan bus transjakarta dalam

beraktivitas sehari-hari.

1,2,3,4,

17*,18*

6 Saya berniat

menggunakan jasa bus

transjakarta dalam

beraktivitas sehari-hari.

Menggunakan bus Transjakarta

dibandingkan transportasi pribadi.

5*6,7 3 Dalam beraktivitas saya

memilih menggunakan

jasa bus transjakarta

dibandingkan moda

transportasi lain.

Keadaan atau situasi yang

mendukung menggunakan bus

transjakarta.

8,9,10,

11*, 12

5 Saya tetap

menggunakan jasa bus

transjakarta walau

selalu penuh.

Waktu menggunakan bus transjakarta

sehari-hari.

13*, 14*,

15,16

4

Saya tetap

menggunakan jasa bus

transjakarta walaupun

tidak ada event Asian

Games.

TOTAL 18

3.3.4 Skala sikap

Untuk mengukur sikap, peneliti menggunakan item skala sikap terdiri 10 item

yang dimodifikasi dari penelitian Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003)

berdasarkan dari pengembangan teori Ajzen (1991). Adapun blue print skala

intensi sebagai berikut:

Tabel 3.3 blue print sikap No. Dimensi Indikator No.Item Jml Contoh Item

1 Behavioral belief Keyakinan konsumen

terhadap penggunaan bus

transjakarta sehari-hari.

1,2, 3*, 4* 4 Saya yakin sampai

tujuan dengan

menggunakan jasa

bus transjakarta.

2 Evaluation outcome Hasil evaluasi positif atau

negatif konsumen

terhadap penggunaan bus

transjakarta.

5,6*, 7*, 8*,

9, 10

6 Menurut saya,

menggunakan jasa

bus transjakarta dalam

berkativitas sehari

hari kurang efektif

dan kurang efisien.

TOTAL 10

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

51

3.3.5 Skala norma subjektif

Untuk mengukur norma subjektif, peneliti menggunakan item skala norma

subjektif terdiri dari 7 item yang dimodifikasi dari penelitian Bamberg, Ajzen,

dan Schmidt (2003) berdasarkan dari pengembangan teori Ajzen (1991).

Tabel 3.4 blue print norma subjektif

3.3.6 Skala persepsi kontrol perilaku

Untuk mengukur persepsi kontrol perilaku, peneliti menggunakan item skala

persepsi kontrol perilaku terdiri dari 7 item yang dimodifikasi dari penelitian

Bamberg, Ajzen, dan Schmidt (2003) berdasarkan dari pengembangan teori Ajzen

(1991).

Tabel 3.5 blue print persepsi kontrol perilaku

No Dimensi Indikator No.Item Jml Contoh Item

1 Control belief Keyakinan mengenai

kesempatan sumber dalam

menggunakan bus transjakarta

untuk beraktivitas sehari-hari.

2*,5,6,7

*

4 Saya merasa yakin

datang tepat waktu

dengan menggunakan

jasa bus transjakarta.

2 Perceived

power

Memiliki persepsi perilaku

mudah atau sulit untuk

menggunakan bus transjakarta

dalam beraktivitas sehari-hari.

1, 3, 4 3 Mudah bagi saya untuk

menggunakan jasa bus

transjakarta dalam

beraktivitas sehari-hari.

TOTAL 7

No. Dimensi Indikator No. Item Jml Contoh Item

1 Normative

belief

Keyakinan mengenai harapan

seseorang (pasangan, rekan

kerja/kuliah, orang tua) untuk

menggunakan bus transjakarta.

1,6, 7* 3 Kebanyakan kerabat

(pasangan, teman,

keluarga) mendukung

saya untuk

menggunakan jasa bus

transjakarta dalam

beraktivitas sehari

hari. 2 Motivation to

comply

Motivasi mengabulkan

harapan keluarga, teman

sebaya atau rekan kerja untuk

menggunakan bus transjakarta.

2,3,4*,5 4 Kerabat (pasangan,

teman, keluarga) saya

berpikir bahwa saya

harus menggunakan

jasa bus transjakarta. TOTAL 7

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

52

3.3.7 Skala persepsi kualitas layanan bus transjakarta

Skala ini terdiri dari 30 item hasil adaptasi dan modifikasi yang dikembangkan

oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988). Skala kualitas layanan bernama

SERVQUAL yang mengukur 5 aspek yaitu tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, dan emphaty.

Tabel 3.6 blue print persepsi kualitas layanan bus transjakarta

No. Dimensi Indikator No.Item Jml Contoh Item

1 Tangibles a) Keadaan fisik halte dan bus

transjakarta.

b) Kebersihan halte dan bus

transjakarta.

c) Penampilan fisik bus dan

petugas bus transjakarta.

1, 2, 3*,

4, 5, 6*

6 Menurut saya bus

transjakarta memiliki

penampilan yang up-to-

date.

2 Reliability a) Konsistensi pemberian

pelayanan jasa bus transjakarta

terhadap konsumen.

7, 8, 9*,

10, 11*,

12*, 13*

7 Menurut saya, pelayanan

bus transjakarta sesuai

dengan yang dijanjikan.

3 Responsiveness a) Petugas bus transjakarta siap

dan tanggap dalam membantu

pelayanan konsumen.

14, 15,

16*, 17,

18*

5 Petugas bus transjakarta

membantu penumpang

yang membutuhkan

kursi prioritas.

4 Assurance a) Pengetahuan petugas bus

transjakarta mengenai jasa

yang diberikan.

b) Kesopanan petugas terhadap

konsumen.

c) Petugas menjamin konsumen

dari keamanan di dalam bus.

19, 20*,

21, 22,

23, 24

6 Saya dapat

mempercayakan

keamanan pada petugas

bus transjakarta.

5 Emphaty a) Memahami kebutuhan

konsumen.

b) Memperhatikan kebutuhan

konsumen.

c) Mudah dalam melakukan

interaksi dan komunikasi

dengan konsumen.

25*,

26*,

27*, 28,

29, 30

6 Petugas mudah

menjelaskan ketika saya

bertanya mengenai jalur

bus transjakarta yang

saya gunakan.

TOTAL 30

3.4 Uji Validitas Konstruk

Seluruh instrument dalam penelitian yang telah dibuat diuji validitasnya. Validitas

konstruk diuji menggunakan Confirmatory Factor Analysis dengan menggunakan

program LISREL 8.70 (Linear Structural Relationship). Berikut adalah prosedur

CFA menurut Umar (dalam Suryadi, 2014) :

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

53

1. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga

subskala hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun

subskala bersifat unidimensional. Hipotesis ini diuji dengan chi-square untuk

memutuskan apakah memang tidak ada perbedaan antara matriks korelasi

yang diperoleh dari data dengan matriks korelasi yang dihitung menurut

teori/model. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p > 0.05), maka hipotesis

nihil yang menyatakan bahwa item hanya mengukur satu faktor

(unidimensional). Sedangkan, jika nilai chi-square signifikan (p < 0.05)

artinya, item-item yang diuji mengukur lebih dari satu faktor

(multidimensional). Dalam hal ini peneliti melakukan modifikasi terhadap

model dengan cara memperbolehkan item-item saling berkorelasi, dengan

tetap menjaga item hanya mengukur satu faktor (unidimensional).

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana

yang menjadi sumber tidak fit, yaitu:

a. Melakukan uji signifikan terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test, jika nilai t pada sebuah item tidak

signifikan (t > 1.96) maka item tersebut harus di drop karena dianggap tidak

signifikan sumbangannya terhadap pengukuran yang sedang dilakukan.

b. Melihat arah koefisien maupun muatan faktor (factor loading). Jika suatu item

memiliki muatan negatif, maka item tersebut di drop karena tidak sesuai

dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut semakin

rendah nilai pada faktor yang diukur).

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

54

c. Dapat dilihat juga banyaknya korelasi parsial antar kesalahan pengukuran,

yaitu kesalahan pengukuran pada suatu item yang berkorelasi dengan

kesalahan pengukuran pada item lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu

banyak korelasi, maka item tersebut di drop.

3. Menghitung faktor-faktor

Diperoleh item-item yang valid untuk mengukur apa yang diukur. Item-item

inilah yang kemudian diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala.

Dengan demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam

mengukur apa yang hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor

skor (true skor). True score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan raw score (hasil

menjumlahkan skor item). Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil

analisis maka peneliti mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam

skala baku (Z score) menjadi T score yang memiliki mean 50 dan standar

deviasi (SD) = 10 sehingga tidak ada responden yang mendapat skor negatif.

Adapun rumus T score adalah:

3.4.1 Uji validitas konstruk variabel intensi menggunakan bus transjakarta

Pada uji validitas variabel intensi, peneliti menggunakan 18 item dengan model

CFA first order. Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari variabel

intensi yaitu skor perhitungan awal Chi-Square = 1272.22, df = 135, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.161. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 yang artinya

model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi model ini sebanyak 61 kali,

T score = (10 x score factor) + 50

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

55

sehingga diperoleh nilai Chi-Square = 52.71, df = 74, P-value = 0.97108, RMSEA

= 0.000 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan

demikian item-item ada pada variabel intensi hanya mengukur satu faktor saja,

yaitu intensi.

Selanjutnya peneliti melihat muatan faktor variabel intensi dengan melihat

t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran intensi.

Table 3.7

Muatan Faktor Item Intensi Menggunakan Bus Transjakarta

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.65 0.05 12.73 √

2 0.76 0.05 15.67 √

3 0.72 0.05 14.11 √

4 0.38 0.06 6.65 √

5 0.45 0.05 8.15 √

6 0.76 0.05 15.52 √

7 0.82 0.05 17.18 √

8 0.84 0.05 17.99 √

9 0.73 0.05 14.89 √

10 0.64 0.05 12.57 √

11 -0.69 0.05 -13.57 ×

12 0.75 0.05 15.35 √

13 0.24 0.06 4.27 √

14 0.42 0.06 7.52 √

15 0.60 0.05 11.53 √

16 0.71 0.05 14.24 √

17 0.20 0.06 3.64 √

18 0.25 0.06 4.38 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 ( t < 1.96) adalah item nomor 11. Item tersebut harus dieleminasi dan tidak

diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

56

3.4.2 Uji validitas konstruk sikap

a. Behavioral belief

Pada uji validitas konstruk variabel sikap (behavioral belief), peneliti

menggunakan 4 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis

CFA behavioral belief yaitu skor perhitungan awal Chi-Square = 100.81, df = 2,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.391. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 yang

artinya model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi model ini sebanyak 2 kali

sehingga diperoleh nilai Chi-Square 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA =

0.000 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan

demikian item-item ada pada variabel behavioral belief hanya mengukur satu

faktor saja, yaitu behavioral belief.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel behavioral belief

dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran behavioral belief.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item behavioral belief

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 1.09 0.10 11.31 √

2 0.62 0.07 8.66 √

3 0.61 0.08 7.79 √

4 0.37 0.06 6.02 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dapat digunakan dalam analisis

data selanjutnya.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

57

b. Evaluation outcome

Pada uji validitas konstruk variabel sikap (evaluation outcome), peneliti

menggunakan 6 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis

CFA evaluation outcome yaitu skor perhitungan awal Chi-Square = 237.58, df =

9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.280. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05

yang artinya model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi model sebanyak 5

kali, sehingga diperoleh nilai Chi-Square 7.07, df = 4, P-value = 0.13215,

RMSEA = 0.049 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit.

Dengan demikian item-item ada pada variabel evaluation outcome hanya

mengukur satu faktor saja, yaitu evaluation outcome.

Selanjutnya peneliti melihat muatan faktor variabel evaluation outcome

dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran evaluation outcome.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item evaluation outcome

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.48 0.07 7.35 √

2 -0.37 0.06 -5.84 ×

3 0.21 0.06 3.50 √

4 0.23 0.06 3.79 √

5 0.50 0.07 7.55 √

6 0.95 0.09 10.85 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Dari hasil tabel tersebut, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki t-value dibawah 1.96 ( t < 1.96) adalah item nomor 2 berarti item harus

di drop dan tidak diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

58

3.4.3 Uji validitas konstruk norma subjektif

a. Normative belief

Pada uji validitas konstruk variabel norma subjektid (normative belief), peneliti

menggunakan 3 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis

CFA normative belief yaitu skor perhitungan awal Chi-Square = 146.29, df = 13,

P-value = 0.00000, RMSEA = 0.178. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 yang

artinya model belum fit. Maka peneliti memodifikasi model ini sebanyak 5 kali,

sehingga diperoleh nilai Chi-Square 11.51 df = 8, P-value = 0.17421, RMSEA =

0.037 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan

demikian item-item ada pada normative belief hanya mengukur satu faktor saja

yaitu normative belief.

Selanjutnya peneliti melihat muatan faktor variabel normative belief

dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran normative belief.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item normative belief

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.78 0.06 12.10 √

2 0.99 0.08 11.92 √

3 0.07 0.03 2.13 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 (t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dapat digunakan dalam analisis

data selanjutnya.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

59

b. Motivation to comply

Pada uji validitas konstruk variabel norma subjektif (motivation to comply),

peneliti menggunakan 4 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil

analisis CFA motivation to comply diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square =

146.29, df = 13, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.178. Dari hasil tersebut nilai p-

value < 0.05 yang artinya model belum fit. Maka peneliti memodifikasi model ini

sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh nilai Chi-Square 11.51 df = 8, P-value =

0.17421, RMSEA = 0.037 yang dapat diartikan bahwa hasil tersebut nilai p-value

> 0.05 yang artinya model ini sudah fit. Dengan demikian item-item ada pada

motivation to comply hanya mengukur satu faktor saja, yaitu motivation to

comply.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel motivation to comply

dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel

muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran motivation to comply.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item motivation to comply

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 1.04 0.11 9.86 √

2 0.43 0.04 10.01 √

3 -0.04 0.03 -1.21 ×

4 0.44 0.06 6.85 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Dari hasil tabel tersebut, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki t-value dibawah 1.96 (t < 1.96) adalah item nomor 3 harus di drop dan

tidak diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

60

3.4.4 Uji validitas konstruk persepsi kontrol perilaku

a. Control belief

Pada uji validitas konstruk variabel persepsi kontrol perilaku (control belief),

peneliti menggunakan 4 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil

analisis CFA control belief yaitu skor perhitungan awal Chi-Square = 200.47, df =

13, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.211. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05

yang artinya model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi sebanyak 6 kali,

sehingga diperoleh nilai Chi-Square 2.67, df = 7, P-value = 0.91353, RMSEA =

0.000 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan

demikian item-item ada pada variabel control belief hanya mengukur satu faktor

saja, yaitu control belief.

Selanjutnya peneliti melihat muatan faktor variabel control belief dengan

melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran control belief.

Tabel 3.12

Muatan faktor item control belief

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.49 0.06 8.82 √

2 0.68 0.06 11.46 √

3 0.42 0.06 7.63 √

4 0.12 0.06 1.97 √

Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Dari hasil tabel tersebut, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki t-value dibawah 1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari

variabel control belief digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

61

b. Perceived power

Pada uji validitas konstruk variabel perceived power, peneliti menggunakan 3

item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis CFA perceived

power diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 200.47, df = 13, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.211. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 yang artinya

model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi model ini sebanyak 6 sehingga

diperoleh nilai Chi-Square 2.67, df = 7, P-value = 0.91353, RMSEA = 0.000 yang

dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan demikian

item-item ada pada variabel perceived power hanya mengukur satu faktor saja,

yaitu perceived power.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel perceived power

dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel

muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran perceived power.

Tabel 3.13

Muatan faktor item perceived power

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.91 0.05 18.40 √

2 0.51 0.05 9.55 √

3 0.77 0.05 15.14 √ Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari variabel perceived power

digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

62

3.4.5 Uji validitas konstruk variabel persepsi kualitas layanan

a. Tangibles

Pada uji validitas konstruk variabel persepsi kualitas layanan (tangibles), peneliti

menggunakan 6 item dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis

CFA tangibles diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 145.18, df = 9, P-

value = 0.00000, RMSEA = 0.216. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 yang

artinya model ini belum fit. Maka peneliti memodifikasi model sebanyak 9 kali,

sehingga diperoleh nilai Chi-Square 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA =

0.000 yang dapat diartikan bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan

demikian item-item ada pada variabel tangibles hanya mengukur satu faktor saja,

yaitu tangibles.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel tangibles dengan

melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran tangibles.

Tabel 3.14

Muatan faktor item tangibles

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 1.00 0.09 11.04 √ 2 1.04 0.08 12.27 √

3 0.12 0.05 2.27 √

4 0.53 0.07 7.73 √ 5 0.51 0.06 7.97 √

6 0.53 0.06 8.21 √

Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Dari hasil tabel tersebut, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki t-value dibawah 1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari

variabel tangibles dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

63

b. Reliability

Pada uji validitas konstruk variabel reliability, peneliti menggunakan 7 item

dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis CFA reliability yaitu

skor perhitungan awal Chi-Square = 128.72, df = 14, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.159. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 artinya model belum fit. Maka

peneliti memodifikasi model sebanyak 10 kali, sehingga diperoleh nilai Chi-

Square 0.92, df = 4, P-value = 0.92181, RMSEA = 0.000 yang dapat diartikan

bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan demikian item-item ada pada

variabel reliability hanya mengukur satu faktor saja, yaitu reliability.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel reliability dengan

melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran reliability.

Tabel 3.15

Muatan faktor item reliability

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.31 0.06 5.13 √

2 0.16 0.06 2.48 √

3 0.60 0.06 9.66 √

4 0.47 0.07 6.95 √

5 0.61 0.06 10.75 √

6 0.83 0.06 14.53 √

7 0.71 0.06 12.36 √

Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 ( t < 1.96) tidak ada. sehingga seluruh item dari variabel reliability dapat

digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

64

c. Responsiveness

Pada uji validitas konstruk variabel responsiveness, peneliti menggunakan 5 item

dengan model CFA first order. Didapatkan hasil analisis CFA responsiveness

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 58.77, df = 5, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.182. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 artinya model belum fit.

Maka peneliti memodifikasi model ini sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh nilai

Chi-Square 0.29, df = 1, P-value = 0.59278, RMSEA = 0.000 yang dapat diartikan

bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan demikian item-item ada pada

variabel responsiveness hanya mengukur satu faktor saja, yaitu responsiveness.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel responsiveness

dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam menentukan nilai

koefisien muatan item dengan melihat t-value dan melihat muatan positif atau

negatif dari data tabel muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran responsiveness.

Tabel 3.16

Muatan faktor item responsiveness

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.68 0.05 13.22 √

2 0.92 0.05 19.12 √

3 0.26 0.06 4.40 √

4 0.83 0.05 16.62 √

5 0.33 0.07 5.07 √ Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah

1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari variabel tangibles dapat

digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

65

d. Assurance

Pada uji validitas konstruk variabel assurance, peneliti menggunakan 6 item

dengan model CFA first order. Didapatkan hasil CFA assurances yaitu skor

perhitungan awal Chi-Square = 21.18, df = 9, P-value = 0.01188, RMSEA =

0.065. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 artinya model belum fit. Maka

peneliti memodifikasi model ini sebanyak 7 kali, sehingga diperoleh nilai Chi-

Square 0.04, df = 2, P-value = 0.98207, RMSEA = 0.000 yang dapat diartikan

bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan demikian item-item ada pada

variabel assurance hanya mengukur satu faktor saja, yaitu assurance.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel assurance dengan

melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran assurance.

Tabel 3.17

Muatan faktor item assurance

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.59 0.06 10.63 √

2 0.20 0.07 2.89 √

3 0.87 0.05 18.32 √

4 0.85 0.05 18.23 √

5 0.80 0.05 16.54 √

6 0.72 0.05 13.91 √

Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Dari hasil tabel tersebut, pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang

memiliki t-value dibawah 1.96 ( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari

variabel assurance dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

66

e. Emphaty

Pada uji validitas konstruk variabel emphaty, peneliti menggunakan 6 item dengan

model CFA first order. Didapatkan hasil analisis CFA assurances yaitu skor

perhitungan awal Chi-Square = 168.70, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA =

0.234. Dari hasil tersebut nilai p-value < 0.05 artinya model belum fit. Maka

peneliti memodifikasi model ini sebanyak 7 kali, sehingga diperoleh nilai Chi-

Square 0.38, df = 2, P-value = 0.82636, RMSEA = 0.000 yang dapat diartikan

bahwa nilai p-value > 0.05 model sudah fit. Dengan demikian item-item ada pada

variabel emphaty hanya mengukur satu faktor saja, yaitu emphaty.

Selanjutnya, peneliti melihat muatan faktor variabel emphaty dengan

melihat t-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran emphaty.

Tabel 3.18

Muatan faktor item emphaty

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.36 0.04 8.16 √

2 0.23 0.07 3.53 √

3 0.30 0.04 6.62 √

4 0.86 0.05 18.50 √

5 0.93 0.05 19.25 √

6 0.89 0.05 18.72 √

Keterangan tanda √ = signifikan (t >1.96), tanda × = tidak signifikan.

Pada kolom koefisien terlihat bahwa item yang memiliki t-value dibawah 1.96

( t < 1.96) tidak ada, sehingga seluruh item dari variabel emphaty dapat digunakan

dalam analisis data selanjutnya.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

67

3.5 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan untuk menguji pengaruh

sikap (behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif (normative belief,

motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived power),

persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

emphaty), faktor demografi (usia dan penghasilan) terhadap intensi menggunakan

Bus Transjakarta yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple

regression analysis). Analisis regresi berganda adalah suatu analisis yang

mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data akan

dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 16. Susunan

persamaan garis regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10

+ b11X11+ b12X12 + b13X13 + e

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (Intensi)

a = konstanta/intercept

b = koefisien regresi

X1 = behavioral belief

X2 = evaluation outcome

X3 = normative belief

X4 = motivation to comply

X5 = control belief

X6 = perceived power

X7 = tangibles

X8 = realibility

X9 = responsiveness

X10 = assurance

X11 = emphaty

X12 = usia

X13 = penghasilan

e = residu

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

68

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara intensi, sikap (behavioral belief, evaluation outcome),

norma subjektif (normative belief, motivation to comply), persepsi kontrol

perilaku (control belief, perceived power), persepsi kualitas layanan (tangibles,

reliability, responsiveness, assurance, emphaty), faktor demografi (usia dan

penghasilan). Besarnya intensi yang disebabkan faktor-faktor yang sudah

disebutkan, ditunjukan oleh koefisien determinasi berganda yang menunjukkan

variasi atau perubahan dependent variable (Y) yang disebabkan oleh independent

variabel (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independent

variable (X) atau merupakan perkiraan proporsi varian yang dijelaskan oleh sikap

(behavioral belief, evaluation outcome), norma subjektif (normative belief,

motivation to comply), persepsi kontrol perilaku (control belief, perceived power),

persepsi kualitas layanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance,

emphaty), faktor demografi (usia dan penghasilan).

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

69

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek

Subjek penelitian ini berjumlah 324 orang yang merupakan pengguna bus

transjakarta di Jabodetabek. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran subjek

berdasarkan usia dan penghasilan. Pada pengelompokkan sampel usia peneliti ini

membaginya berdasarkan usia produktif di Indonesia yaitu 18-64 tahun, dengan

disandarkan pada teori tahapan perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock

(1999). Berikut tabel gambaran subjek.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden (N=324) Demografi N Persentase (%)

Jenis Kelamin

Perempuan 217 67%

Laki-laki 107 33%

Usia

18 - 25 tahun 254 78.4%

> 25-40 tahun 61 18.8%

> 41-60 tahun 7 2.2%

≥ 60 tahun 2 0.6%

Penghasilan

< 3.500.000/bulan 216 66.7%

3.500.000-5.000.0000/bulan 82 25.3%

>5.000.000-10.000.000/bulan 22 6.8%

>10.000.000/bulan 4 1.2%

Dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam penelitian ini

memiliki jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 67% dan laki-laki sebesar 33%.

Berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa responden yang berusia 18-25 tahun

yaitu 254 orang (78,4%), berusia >25-40 tahun yaitu 61 orang (18.8%), usia > 41-

60 tahun yaitu 7 orang (2.2%), dan lebih dari 60 tahun yaitu 2 orang (0.6%). Jadi

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

70

dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini sebagian besar subjek penelitian

berusia 18 hingga 25 tahun.

Peneliti juga mendeskripsikan subjek berdasarkan penghasilan per bulan.

Berdasarkan penghasilan dapat diketahui bahwa responden yang berpenghasilan <

3.500.000/bulan yaitu 216 orang (66.7%), berpenghasilan 3.500.000-

5.000.000/bulan yaitu 82 orang (25.3%), berpenghasilan > 5.000.000-

10.000.000/bulan yaitu 22 orang (6.8%), dan berpenghasilan lebih dari

10.000.000 yaitu 4 orang (1.2%). Jadi dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian

ini sebagian besar subjek penelitian berpenghasilan < 3.500.000/bulan.

4.1.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Pada analisis statistik deskriptif penelitian ini menggunakan skor faktor untuk

menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Skor faktor didapat dengan

merubah semua faktor dimensi yang sama menjadi satu skor yang disebut dengan

factor score pada software SPSS, skor faktor dihitung menggunakan metode

maximum likelihood.

Berikutnya, skor faktor diubah menjadi true score dengan tujuan

menghilangkan item bermuatan negatif melalui proses komputasi dengan formula

T-score= 50 + 10.z. Sehingga item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood

adalah item yang bermuatan positif. Selanjutnya setelah mendapatkan analisis

deskriptif pada masing-masing variabel. Dapat diperhatikan frekuensi nilai mean,

range, standar deviasi (SD), titik minimum dan maksimum dari masing-masing

variabel yang dapat dilihat pada tabel 4.2

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

71

Tabel 4.2

Deskripsi statistik variabel penelitian N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Intensi 324 8.31 68.57 50.0000 9.56677

Behavioral belief 324 25.13 63.90 50.0000 8.45696

Evaluation outcome 324 19.27 66.88 50.0000 8.70903

Normative belief 324 21.61 65.23 50.0000 9.63849

Motivation to comply 324 29.14 72.22 50.0000 8.55366

Control belief 324 28.51 70.83 50.0000 8.53536

Perceived power 324 10.45 64.14 50.0000 8.90106

Tangibles 324 22.30 64.47 50.0000 9.44843

Reliability 324 26.48 75.92 50.0000 8.91836

Responsiveness 324 5.91 64.16 50.0000 8.93779

Assurance 324 4.71 67.58 50.0000 9.15912

Emphaty 324 7.07 66.74 50.0000 9.39644

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel intensi memiliki nilai

minimum adalah 8.31 dan nilai maksimumnya adalah 68.57. Kedua, dimensi

behavioral belief memiliki nilai minimum adalah 25.13 dan nilai maksimumnya

adalah 63.90. Ketiga, dimensi evaluation outcome memiliki nilai minimum adalah

19.27 dan nilai maksimumnya 66.88. Keempat, dimensi normative belief memiliki

nilai minimum adalah 21.61 dan nilai maksimumnya adalah 65.23. Kelima,

dimensi motivation to comply memiliki nilai minimum adalah 29.14 dan nilai

maksimumnya adalah 72.22. Keenam, dimensi control belief memiliki nilai

minimum adalah 28.51 dan nilai maksimumnya adalah 70.83. Ketujuh, dimensi

perceived power memiliki nilai minimum adalah 10.45 dan nilai maksimumnya

adalah 64.14. Kedelapan, dimensi tangibles memiliki nilai minimum adalah 22.30

dan nilai maksimumnya adalah 64.47. Kesembilan, dimensi reliability memiliki

nilai minimum adalah 26.48 dan nilai maksimumnya adalah 75.92. Kesepuluh,

dimensi responsiveness memiliki nilai minimum adalah 5.91 dan nilai

maksimumnya adalah 64.16. Kesebelas, dimensi assurance memiliki nilai

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

72

minimum adalah 4.71 dan nilai maksimummnya 67.58. Terakhir, dimensi

emphaty memiliki nilai minimum 7.07 dan nilai maksimumnya adalah 66.74.

4.1.2 Kategorisasi skor variabel

Kategorisasi skor variabel menempatkan subjek penelitian pada kelompok-

kelompok yang terpisah. Kategorisasi terbagi menjadi tiga interpretasi yaitu

rendah, sedang, dan tinggi. Dari nilai mean dan standar deviasi yang

digunakan,maka dapat ditetapkannya norma kategorisasi variabel penelitian.

Norma skor kategorisasi variabel dijelaskan pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel Kategori Rumus

Rendah X < (M-1 SD)

Sedang (M-1SD) ≤ X ≤ (M+1SD)

Tinggi X > (M+1SD)

Selanjutnya, nilai persentase kategori masing-masing variabel penelitian

ini akan didapatkan setelah kategori sudah diketahui. Masing-masing variabel

akan dikategorikan rendah, sedang, dan tinggi. Berikut penjelasan kategori pada

tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Kategorisasi skor variabel Variabel Frekuensi (Persen(%))

Rendah Sedang Tinggi

Intensi 45 (13.9%) 224 (69.1%) 55 (17.0%)

Behavioral belief 27 (8.3%) 244 (75.3%) 53 (16.4%)

Evaluation outcome 35 (10.8%) 246 (75.9%) 43 (13.3%)

Normative belief 69 (21.3%) 192 (59.3%) 63 (19.4%)

Motivation to comply 23 (7.1%) 266 (82.1%) 35 (10.8%)

Control belief 29 (9%) 266 (82.1%) 29 (9%)

Perceived power 25 (7.7%) 238 (73.5%) 61 (18.8%)

Tangibles 23 (7.1%) 206 (63.6%) 95 (29.3%)

Reliability 39 (12.%) 256 (79%) 29 (9%)

Responsiveness 24 (7.4%) 237 (73.1%) 63 (19.4%)

Assurance 20 (6.2%) 241 (74.4%) 63 (19.4%)

Emphaty 20 (6.2%) 231 (71.3%) 73 (22.5%)

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

73

1. Responden dengan tingkat intensi yang rendah sebanyak 45 orang (13%),

sedangkan intensi yang sedang sebanyak 224 orang (69.1%), dan intensi yang

tinggi 55 orang (17%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat intensi

responden dominan pada kategorisasi sedang (69.1%). Namun intensi yang

tinggi lebih dominan sebesar (17%) dibandingkan intensi yang rendah sebesar

(13,9%).

2. Responden dengan tingkat behavioral belief yang rendah sebanyak 27 orang

(8.3%), sedangkan behavioral belief yang sedang sebanyak 244 orang

(75.3%), dan behavioral belief yang tinggi 53 orang (16.4%). Sehingga dapat

disimpulkan, bahwa tingkat behavioral belief responden dominan pada

kategorisasi sedang (75.3%). Namun behavioral belief yang tinggi lebih

dominan sebesar (16.4%) dibandingkan behavioral belief yang rendah sebesar

(8.3%).

3. Responden dengan tingkat evaluation outcome yang rendah sebanyak 35

orang (10.8%), sedangkan evaluation outcome yang sedang sebanyak 246

orang (75.9%), dan evaluation outcome yang tinggi 43 orang (13.3%).

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat evaluation outcome responden

dominan pada kategorisasi sedang (75.9%). Namun evaluation outcome yang

tinggi lebih dominan sebesar (13.3%) dibandingkan evaluation outcome yang

rendah sebesar (10.8%).

4. Responden dengan tingkat normative belief yang rendah sebanyak 69 orang

(21.3%), sedangkan normative belief yang sedang sebanyak 192 orang

(59.3%), dan normative belief yang tinggi 63 orang (19.4%). Sehingga dapat

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

74

disimpulkan, bahwa tingkat normative belief responden dominan pada

kategorisasi sedang (59.3%). Namun normative belief yang rendah lebih

dominan sebesar (21.3%) dibandingkan normative belief yang tinggi sebesar

(19.4%).

5. Responden dengan tingkat motivation to comply yang rendah sebanyak 23

orang (7.1%), sedangkan motivation to comply yang sedang sebanyak 266

orang (82.1%), dan motivation to comply yang tinggi 29 orang (9%).

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat motivation to comply responden

dominan pada kategorisasi sedang (82.1%). Namun motivation to comply

yang tinggi lebih dominan sebesar (10.8%) dibandingkan motivation to

comply yang rendah sebesar (7.1%).

6. Responden dengan tingkat control belief yang rendah sebanyak 29 orang

(9%), sedangkan control belief yang sedang sebanyak 266 orang (82.1%), dan

control belief yang tinggi 29 orang (9%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa

tingkat control belief responden dominan pada kategorisasi sedang (82.1%).

Namun control belief yang tinggi dan rendah seimbang sebesar (9%).

7. Responden dengan tingkat perceived power yang rendah sebanyak 25 orang

(7.7%), sedangkan perceived power yang sedang sebanyak 238 orang

(73.5%), dan perceived power yang tinggi 61 orang (18.8%). Sehingga dapat

disimpulkan, bahwa tingkat perceived power responden dominan pada

kategorisasi sedang (73.5%). Namun perceived power yang tinggi lebih

dominan sebesar (18.8%) dibandingkan perceived power yang rendah sebesar

(7.7%).

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

75

8. Responden dengan tingkat tangibles yang rendah sebanyak 23 orang (7.1%),

sedangkan tangibles yang sedang sebanyak 206 orang (63.6%), dan tangibles

yang tinggi 95 orang (29.3%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat

tangibles responden dominan pada kategorisasi sedang (63.6%). Namun

tangibles yang tinggi lebih dominan sebesar (29.3%) dibandingkan tangibles

yang rendah sebesar (7.1%).

9. Responden dengan tingkat reliability yang rendah sebanyak 39 orang (12%),

sedangkan reliability yang sedang sebanyak 256 orang (79%), dan reliability

yang tinggi 29 orang (9%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat

reliability responden dominan pada kategorisasi sedang (79%). Namun

reliability yang rendah lebih dominan sebesar (12%) dibandingkan reliability

yang tinggi sebesar (9%).

10. Responden dengan tingkat responsiveness yang rendah sebanyak 24 orang

(7.4%), sedangkan responsiveness yang sedang sebanyak 237 orang (73.1%),

dan yang tinggi 63 orang (19.4%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa

tingkat responsiveness responden dominan pada kategorisasi sedang (73.1%).

Namun responsiveness yang tinggi lebih dominan sebesar (19.4%)

dibandingkan responsiveness yang rendah sebesar (7.4 %).

11. Responden dengan tingkat assurance yang rendah sebanyak 20 orang (6.2%),

sedangkan assurance yang sedang sebanyak 241 orang (74.4%), dan

assurance yang tinggi 63 orang (19.4%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa

tingkat assurance responden dominan pada kategorisasi sedang (74.4%).

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

76

Namun assurance yang tinggi lebih dominan sebesar (19.4%) dibandingkan

assurance yang rendah sebesar (6.2%).

12. Responden dengan tingkat emphaty yang rendah sebanyak 20 orang (6.2%),

sedangkan emphaty yang sedang sebanyak 231 orang (71.3%), dan emphaty

yang tinggi 73 orang (22.5%). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat

emphaty responden dominan pada kategorisasi sedang (71.3%). Namun

emphaty yang tinggi lebih dominan sebesar (22.5%) dibandingkan emphaty

yang rendah sebesar (8.3%).

4.4 Uji hipotesis penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap analisis regresi berganda peneliti yang perhitungannya menggunakan

software SPSS 16.0. Ada tiga hal yang harus diperhatikan pada analisis regresi,

pertama melihat R Square (R2) agar dapat mengetahui berapa persen (%) varians

dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, lalu yang kedua

apakah keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap

dependent variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable. Tahap pertama yaitu

menganalisis besaran R Square untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada

dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable. Berikut tabel R

Square dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

77

Tabel 4.5

R Square

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Sig. F

Change

1 .797s

.635 .619 5.90262 .000 a. Predictors: (Constant), Behavioral Belief, Evaluation Outcome, Normative Belief, Motivation

To Comply, Control Belief, Perceived Power, Tangibles, Reliability, Responsiveness,

Assurance, Emphaty, Usia, Penghasilan.

b. Dependent variable: Intensi

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa R2

sebesar 0.635 atau 63.5%.

Dapat dikatakan bahwa proporsi varians dari intensi yang dijelaskan oleh seluruh

independent variable (behavioral belief, evaluation outcome, normative belief,

motivation to comply, control belief, perceived power, tangibles, reliability,

responsiveness, assurance, emphaty, usia, dan penghasilan) adalah sebesar 63.5%

sedangkan 36.5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Pada tahap

kedua yaitu menganalisi dampak independent variable terhadap intensi. Adapun

hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

ANOVA

Anova pengaruh keseluruhan independent variable terhadap dependent variable

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig

1 Regression 18761.274 13 1443.175 41.422 .000a

Residual 10800.692 310 34.841

Total 29561.965 323 a. Predictors: (Constant), Behavioral Belief, Evaluation Outcome, Normative Belief, Motivation

To Comply, Control Belief, Perceived Power, Tangibles, Reliability, Responsiveness,

Assurance, Emphaty, Usia, Penghasilan.

b. Dependent variable: Intensi

Dapat dilihat pada tabel 4.6 diketahui nilai Sig. adalah 0.000 dengan

demikian diketahui bahwa nilai Sig. <0.05, maka hipotesis nol (H0) menyatakan

bahwa “tidak ada pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif, persepsi

kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan dan faktor demografi terhadap intensi

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

78

bus transjakarta” ditolak. Dengan demikian dapat diartikan ada pengaruh yang

signifikan sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, persepsi kualitas

layanan dan faktor demografi terhadap intensi menggunakan kembali bus

transjakarta.

Tahap terakhir yaitu melihat koefisien regresi dari setiap independent variable.

Jika nilai Sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang artinya bahwa

independent variable tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi

bus transjakarta. Adapun penjelasannya pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7

Koefisien Regresi Independent Variable yang Memengaruhi Intensi Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.Error Beta

1 (Contant) -3.561 3.435 -1.155 .249

Behavioral belief .318 .055 .281 5.792 .000*

Evaluation outcome .100 .046 .091 2.150 .032*

Normative belief .196 .044 .197 4.470 .000*

Motivation to comply -.016 .044 -.014 -.365 .715

Control belief .138 .047 .124 2.938 .000*

Perceived power .403 .050 .375 7.981 .000*

Tangibles -.038 .043 -.038 -.879 .380

Reliability -.028 .042 -.026 -.660 .510

Responsiveness .127 .057 .119 2.212 .028*

Assurance -.028 .061 -.027 -.464 .643

Emphaty -.091 .052 -.089 -1.736 .084

Usia -.651 .764 -.035 -.852 .395

Penghasilan .489 .579 .035 .845 .399

a. Dependent variabel : Intention

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, maka persamaan regresinya sebagai

berikut: (*signifikan)

Intensi = -3.561 + 0.318* Behavioral Belief + 0.100* Evaluation Outcome +

0.196* Normative Belief – 0.016 Motivation to Comply + 0.138* Control Belief

+ 0.403* Perceived Power – 0.038 Tangibles – 0.028 Reliability + 0.127*

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

79

Responsiveness – 0.028 Assurance – 0.091 Emphaty – 0.651 Usia + 0.489

Penghasilan.

Dari persamaan diatas terlihat bahwa dari tiga belas variabel independent

variable, yang berdampak signifikan terhadap dependent variable adalah

behavioral belief, evaluation outcome, normative belief, control belief, perceived

power, dan responsiveness, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Hal ini

menyatakan bahwa dari 13 variabel terdapat 6 variabel yang signifikan seluruhnya

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta. Penejelasan dari nilai koefisien

regresi yang diperoleh pada masing-masing independent variable adalah sebagai

berikut:

1. Nilai koefisien regresi pada variabel behavioral belief sebesar 0.318 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai

behavioral belief signifikan memengaruhi koefisien regresi intensi

menggunakan bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai

behavioral belief, semakin rendah nilai intensi menggunakan bus transjakarta.

2. Nilai koefisien regresi pada variabel evaluation outcome sebesar 0.100

dengan nilai signifikansi sebesar 0.032 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan

bahwa nilai evaluation outcome signifikan memengaruhi koefisien regresi

intensi menggunakan bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai

evaluation outcome, semakin rendah nilai intensi menggunakan bus

transjakarta.

3. Nilai koefisien regresi pada variabel normative belief sebesar 0.196 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

80

normative belief signifikan memengaruhi koefisien regresi intensi

menggunakan bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai

normative belief, semakin rendah nilai intensi menggunakan bus transjakarta.

4. Nilai koefisien regresi pada variabel motivation to comply sebesar -0.016

dengan nilai signifikansi sebesar 0.715 (sig > 0.05). Artinya motivation to

comply tidak memengaruhi koefisien regresi intensi menggunakan bus

transjakarta.

5. Nilai koefisien regresi pada variabel control belief sebesar 0.138 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai

control belief signifikan memengaruhi koefisien regresi intensi menggunakan

bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai control belief,

semakin rendah nilai intensi menggunakan bus transjakarta.

6. Nilai koefisien regresi pada variabel perceived power sebesar 0.403 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai

perceived power signifikan memengaruhi koefisien regresi intensi

menggunakan bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai

perceived power, semakin rendah nilai intensi menggunakan bus transjakarta.

7. Nilai koefisien regresi pada variabel tangibles sebesar -0.038 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.380 (sig > 0.05). Artinya tangibles tidak memengaruhi

koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

8. Nilai koefisien regresi pada variabel reliability sebesar -0.028 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.510 (sig > 0.05). Artinya reliability tidak memengaruhi

koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

81

9. Nilai koefisien regresi pada variabel responsiveness sebesar 0.127 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.028 (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai

responsiveness signifikan memengaruhi koefisien regresi intensi

menggunakan bus transjakarta secara positif. Jadi semakin tinggi nilai

responsiveness, semakin rendah nilai intensi menggunakan bus transjakarta.

10. Nilai koefisien regresi pada variabel assurance sebesar -0.028 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.643 (sig > 0.05). Artinya assurance tidak memengaruhi

koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

11. Nilai koefisien regresi pada variabel emphaty sebesar -0.091 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.084 (sig > 0.05). Artinya emphaty tidak memengaruhi

koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

12. Nilai koefisien regresi pada variabel usia sebesar -0.651 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.395 (sig > 0.05). Artinya usia tidak memengaruhi

koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

13. Nilai koefisien regresi pada variabel penghasilan sebesar 0.489 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.399 (sig > 0.05). Artinya penghasilan tidak

memengaruhi koefisien regresi intensi menggunakan bus transjakarta.

4.4.2 Proporsi varians untuk masing-masing variabel penelitian

Selanjutnya peneliti ingin melihat sumbangan proporsi varian dari masing-masing

independent variable terhadap intensi. Cara untuk mengetahui proporsi varians

yaitu melakukan perhitungan nilai R Square Change dengan cara melakukan

analisis regresi satu per satu. Dapat diperhatikan pada tabel 4.8 penjelasan

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

82

proporsi varians untuk masing-masing independent variabel terhadap intensi di

bawah ini.

Tabel 4.8

Proporsi Varians Model Summaryj

Change Statistics

Model R R Square R square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .652a .425 .425 238.196 1 322 .000

2 689b .461 .036 21.368 1 321 .000

3 .725c .526 .065 43.845 1 320 .000

4 726d .526 .000 .276 1 319 .599

5 .735e .540 .013 9.164 1 318 .003

6 .789f .623 .083 69.961 1 317 .000

7 .790g .624 .002 1.465 1 316 .227

8 791h .625 .001 1.720 1 315 .296

9 .792i .628 .002 1.720 1 314 .191

10 .736f .630 .002 1.597 1 317 .207

11 .737g .632 .002 1.295 1 316 .256

12 .739h .634 .002 1.315 1 315 .252

13 739i .635 .001 0.152 1 314 .475

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Sumbangan variabel behavioral belief terhadap intensi 42.5%. Artinya,

variabel behavioral belief memeberikan sumbangan yang signifikan (Sig

F<0.05) bagi bervariasinya intensi sebesar 42.5%.

2. Sumbangan variabel evaluation outcome terhadap intensi 3.6%. Artinya,

variabel evaluation outcome memberikan sumbangan yang signifikan (Sig F

<0.05) bagi bervariasinya intensi sebesar 3.6%

3. Sumbangan variabel normative belief terhadap intensi 6.5%. Artinya, variabel

normative belief memberikan sumbangan yang signifikan (Sig F <0.05) bagi

bervariasinya intensi sebesar 6.5%.

4. Sumbangan variabel motivation to comply terhadap intensi 0%. Artinya

memberikan sumbangan dari bervariasinya intensi namun tidak signifikan

(Sig F > 0.05).

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

83

5. Sumbangan variabel control belief terhadap intensi 1.3%. Artinya, variabel

control belief memberikan sumbangan yang signifikan (Sig F<0.05) bagi

bervariasinya intensi sebesar 1.3%,

6. Sumbangan variabel perceived power terhadap intensi 8.3%. Artinya, variabel

perceived power memberikan sumbangan yang signifikan (Sig F<0.05) bagi

bervariasinya intensi sebesar 8.3%,

7. Sumbangan variabel tangibles terhadap intensi 0.2%. Artinya, variabel

tangibles memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak

signifikan (Sig F>0.05).

8. Sumbangan variabel reliability terhadap intensi 0.1%. Artinya, variabel

reliability memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak

signifikan (Sig F>0.05).

9. Sumbangan variabel responsiveness terhadap intensi 0.2%. Artinya, variabel

responsiveness memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun

tidak signifikan (Sig F> 0.05).

10. Sumbangan variabel assurance terhadap intensi 0.2%. Artinya, variabel

assurance memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak

signifikan (Sig F>0.05).

11. Sumbangan variabel emphaty terhadap intensi 0.2%. Artinya, variabel

emphaty memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak

signifikan (Sig F>0.05).

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

84

12. Sumbangan variabel usia terhadap intensi 0,2%. Artinya, variabel usia

memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak signifikan

(Sig F>0.05).

13. Sumbangan variabel penghasilan terhadap intensi 0.1%. Artinya, variabel

penghasilan memberikan sumbangan bagi bervariasinya intensi namun tidak

signifikan (Sig F>0.05).

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

85

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku,

persepsi kualitas layanan, dan faktor demografi terhadap intensi menggunakan bus

transjakarta. Adapun hasil uji F dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh independent variabel (IV) terhadap

dependent variabel ditolak.

Artinya, terdapat pengaruh yang sinifikan dari sikap, norma subjektif,

persepsi kontrol perilaku, persepsi kualitas layanan, dan faktor demografi.

Kemudian dari tiga belas variabel yang diuji terdapat enam yang dinyatakan

signifikan yang memengaruhi intensi menggunakan bus transjakarta, yaitu

behavioral belief, evaluation outcome, normative belief, control belief, perceived

power, dan responsiveness.

5.2 Diskusi

Terdapat variabel yang signifikan dan tidak signifikan terhadap intensi

menggunakan bus transjakarta. Adapun variabel yang signifikan pada penelitian

ini adalah sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan persepsi kualitas

layanan. Variabel yang tidak signfikan terhadap intensi menggunakan bus

transjakarta yaitu faktor demografi (penghasilan dan usia). Berikut penjabaran

dari hasil pengujian hipotesis.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

86

Variabel yang pertama adalah sikap, dimensi pertama yang memberikan

hasil yang positif dan signifikan terhadap intensi menggunakan bus transjakarta

yaitu behavioral belief dengan besar sumbangannya terhadap dependent variable

sebesar 42.5% yang artinya semakin tinggi behavioral belief seseorang, maka

intensi menggunakan bus transjakarta semakin tinggi. Seseorang yang memiliki

behavioral belief yang tinggi cenderung memiliki niat atau keinginan yang tinggi

untuk menggunakan suatu jasa atau produk dalam hal ini bus transjakarta. Karena

seseorang tersebut merasa yakin dan percaya bahwa bus transjakarta dapat

membantunya dalam beraktivitas sehari-hari. Dimensi kedua yaitu evaluation

outcome, berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dimensi evaluation

outcome secara positif dan signifikan memengaruhi intensi menggunakan bus

transjakarta. Artinya semakin tinggi tingkat evaluasi positif dan negatif seseorang

terhadap jasa yang diberikan bus transjakarta, maka semakin tinggi pula

kecenderungan atau intensi seseorang untuk menggunakan kembali bus

transjakarta. Jika dilihat dari proporsi varians, dimensi evaluation outcome

memberikan sumbangan sebesar 3.6% dalam varians sikap. Sehingga dapat dilihat

secara umum, sikap secara positif memengaruhi intensi menggunakan kembali.

Artinya semakin tinggi sikap, maka semakin tinggi intensi menggunakan

seseorang.

Hal ini didukung juga oleh penelitian Sumaedi (2016) yang

mengindikasikan bahwa sikap memiliki pengaruh yang positif dan siginifikan

pada penggunan kembali transportasi umum. Namun, dalam penelitian yang

dilakukan Nordfjaern (2014) menyatakan bahwa sikap memiliki pengaruh yang

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

87

kecil, ini berbanding terbalik pada hasil penelitian ini bahwa sikap memiliki

pengaruh yang besar pada intensi menggunakan kembali. Dapat diartikan,

semakin kuat sikap yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi intensi

menggunakan bus transjakarta.

Variabel kedua yaitu norma subjektif. Menurut hasil penelitian yang telah

dilakukan, diperoleh bahwa dari kedua dimensi hanya satu dimensi yang

signifikan yaitu normative belief dengan besar sumbangannya terhadap dependent

variabel sebesar 6.5% yang artinya semakin tinggi normative belief seseorang,

maka intensi menggunakan bus transjakarta semakin tinggi. Seseorang yang

memiliki normative belief yang tinggi cenderung memiliki niat atau keinginan

kembali yang tinggi untuk menggunakan kembali bus transjakarta. Seseorang

tersebut merasa yakin mampu untuk menggunakan kembali bus transjakarta

karena didukung oleh orang-orang terdekatnya. Konsumen tinggal di lingkungan

yang supportive menggunakan transportasi umum, akan memiliki kemungkinan

kedepannya menggunakan transportasi umum tersebut (Fu dan Juan 2017).

Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah motivation to

comply. Menurut Ajzen (1991) karakterisik motivation to comply pada norma

subjektif yaitu motivasi individu untuk dapat memenuhi harapan berdasarkan pada

pandangan orang sekitar, sehingga tinggi rendahnya skor motivation to comply

tidak memengaruhi skor intensi menggunakan bus transjakarta. Banyak penelitian

yang menganalisis variabel norma subjektif terhadap intensi, namun pada

analisisnya menggunakan variabel besar bukan per dimensi seperti peneliti

lakukan sehingga memengaruhi item yang dianalisis.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

88

Variabel ketiga adalah persepsi kontrol perilaku, dimensi pertama yang

memberikan hasil yang positif dan signifikan terhadap intensi menggunakan bus

transjakarta yaitu control belief dengan besar sumbangannya terhadap dependent

variable sebesar 1.3% yang artinya semakin tinggi control belief seseorang, maka

intensi menggunakan bus transjakarta semakin tinggi. Seseorang yang memiliki

control belief yang tinggi cenderung memiliki niat atau keinginan yang tinggi

untuk menggunakan kembali bus transjakarta. Karena seseorang tersebut merasa

yakin serta memiliki kesempatan untuk menggunakan kembali bus transjakarta.

Dimensi kedua dari persepsi kontrol perilaku yaitu perceived power,

berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dimensi perceived power

memberikan hasil yang positif dan signifikan terhadap intensi menggunakan bus

transjakarta yaitu perceived power dengan besar sumbangannya terhadap

dependent variable sebesar 8.3% yang artinya semakin tinggi perceived power

seseorang, maka intensi menggunakan bus transjakarta semakin tinggi. Seseorang

yang memiliki perceived power yang tinggi cenderung memiliki niat atau

keinginan yang tinggi untuk menggunakan kembali bus transjakarta. Karena

seseorang tersebut mempersepsikan dirinya mudah untuk menggunakan kembali

bus transjakarta Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Sumaedi (2016)

persepsi kontrol perilaku tidak memiliki hasil yang signifikan untuk intensi

menggunakan transportasi umum. Namun menurut penelitian Heath dan Gifford

(2002) PBC memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan perilaku

intensi menggunakan bus, serta persepsi pelajar lebih positif setelah mulai

mencoba program U-pass untuk menggunakan bus.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

89

Variabel selanjutnya yaitu persepsi kualitas layanan terdapat lima dimensi

namun hanya satu dimensi yang memiliki hasil yang positif dan signifikan

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta yaitu responsiveness. Hal ini

sejalan dengan penelitian Huang (2010) pada penumpang pesawat menunjukan

bahwa responsiveness adalah atribut kualitas layanan yang paling penting. Karena

penumpang berfokus pada kedatangan dan keberangkatan yang tepat waktu.

Selain itu respon petugas yang tanggap untuk penumpang yang membutuhkan

pertolongan pada penumpang yang mengalami keterlambatan.

Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah persepsi kualitas

layanan dengan dimensi tangibles. reliability, assurance, dan emphaty. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Huang (2010) berdasarkan penelitiannya

persepsi kualitas layanan berpengaruh secara signifikan namun secara tidak

langsung karena dimediasi oleh satisfaction. Secara umum kualitas layanan

berpengaruh signifikan pada satisfaction, namun variabel tersebut tidak diteliti

dalam penelitian ini.

Variabel yang tidak signifikan selanjutnya adalah faktor demografi yang

terdiri dari usia dan penghasilan. Dominasi usia responden pada penelitian ini

berada pada rentang usia 18-25 tahun dimana responden adalah pelajar dan

pekerja. Dalam penelitian Fujii dan Van (2009) di Vietnam memiliki hasil yang

bertentangan bahwa usia berpengaruh signifikan pada penggunaan bus, menurut

hasil penelitiannya responden yang berusia tua lebih memiliki intensi daripada

responden usia muda, hal ini terjadi karena distribusi usia responden hampir setara

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

90

tidak ada dominasi dari beberapa usia yang membuat usia menjadi signifikan dan

mempunyai pengaruh.

Faktor demografi lainnya yaitu penghasilan, dalam penelitian ini

penghasilan didominasi oleh penghasilan pada kelompok pertama < 3.500.000.

Zhang (2016) menggambarkan bahwa penghasilan yang tinggi berhubungan

dengan kepemilikan mobil yang lebih tinggi, diduga karena faktor simbolis serta

kenyamanan pada mobil. Sedangkan menurut Ambak (2010) individu yang

memiliki sikap positif untuk menghemat ongkos perjalanan yang akan mendorong

penggunaan bus sebagai alat transportasi Dapat dikatakan faktor demografi tidak

signifikan dikarenakan responden didominasi oleh satu kelompok usia dan

penghasilan, dimana responden adalah pelajar dan pekerja yang memiliki

penghasilan < 3.500.000 dan membutuhkan bus transjakarta dalam beraktivitas

sehari-hari. Sehingga usia dan penghasilan tidak memengaruhi intensi

menggunakan kembali bus transjakarta.

Penelitian ini sudah dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian, namun

ada beberapa keterbatasan yang terjadi dalam proses pengambilan sampel.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sampel yang kurang bervariasi dari segi

usia dan penghasilan. Selain itu variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan

dapat dikarenakan adanya responden yang tidak bersedia mengisi jawaban pada

skala tertentu, waktu yang dimiliki responden untuk mengisi kuesioner terbatas.

Dapat dimungkinkan hal tersebut yang memengaruhi dimensi satu sama lain,

sehingga diperoleh hasil yang tidak signifikan.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

91

5.3 Saran

Pada bagian ini, saran dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu saran teoritis dan

saran praktis. Penulis memberikan saran secara teoritis dengan harapan dapat

memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu penulis juga

menguraikan saran secara praktis dengan harapan dapat memberikan informasi

tambahan terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa saran teoritis yang dapat

diajukan sebagai pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Pada penelitian ini sikap adalah variabel yang paling memberikan pengaruh

pada intensi menggunakan bus transjakarta dengan dimensi yang paling

memberikan sumbangan yaitu behavioral belief. Behavioral belief suatu

bentuk keyakinan dalam diri invidu untuk melakukan sebuah perilaku dengan

kata lain individu percaya (trust) pada perilaku tersebut. Pada penelitian

selanjutnya disarankan untuk dapat menggali secara lebih lanjut variabel lain

seperti trust, pengetahuan, keterlibatan, gaya hidup dll.

2. Faktor demografi tidak banyak yang diteliti pada penelitian ini sehingga

dalam penelitian selanjutnya dapat memberikan variasi lain pada faktor

demografi (frekuensi penggunaan, pendidikan, tujuan perjalanan, dll).

3. Sebagai pelengkap pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan

wawancara singkat dari setiap responden yang mengisi kuesioner secara

langsung, hal ini bertujuan memperkuat informasi kuesioner yang didapat

dari hasil wawancara.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

92

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat

diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan hasil

penelitian, yaitu:

1. Pada penelitian ini behavioral belief yang memiliki pengaruh paling besar

terhadap intensi menggunakan bus transjakarta. Maka untuk meningkatkan

konsumen bus transjakarta, perlu adanya promosi dari pengelola PT.

Transportasi Jakarta menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa dengan

menggunakan bus transjakarta dapat membantu aktivitas sehari-hari

sehingga masyarakat menjadi yakin untuk menggunakan bus transjakarta.

Sebuah hasil penelitian Zailani (2016) di Malaysia mengungkapkan bahwa

pembuat kebijakan harus fokus pada sikap, persepsi kontrol perilaku dan

keseluruhan citra dalam menarik individu untuk menggunakan transportasi

umum dengan sikap menjadi pengaruh yang paling besar dalam intensi

menggunakan transportasi umum.

2. Variabel kedua yang berpengaruh signifikan dan arahnya positif yaitu

evaluation outcome. Dapat diinformasikan kepada masyarakat mengenai

layanan yang diberikan bus transjakarta, sehingga dievaluasi secara positif

oleh pengguna bus transjakarta. Pengenalan layanan yang diberikan di

dalam bus maupun di halte, mengenai informasi rute perjalanan bus, tarif

perjalanan dan lain sebagainya yang menyangkut pelayanan dan manfaat

menggunakan bus transjakarta.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

93

3. Variabel ketiga yang berpengaruh signifikan dan arahnya positif adalah

normative belief. Dimana faktor dari significant other turut menjadi salah

satu faktor seseorang menggunakan kembali bus transjakarta. Ketika

lingkungan mendukung penggunaan transportasi umum maka individu

tersebut terdorong untuk menggunakan bus tansjakarta. Lingkungan yang

suportif (keluarga, teman, pasangan) dengan penggunaan bus transjakarta,

akan membuat individu tergerak untuk menggunakan bus transjakarta serta

meningkatkan keyakinan untuk menggunakan bus transjakarta karena

dorongan dari significant other. Apresiasi di masyarakat pun sangat

diperlukan dalam upaya memperkuat keyakinan linkungan untuk

menggunakan transportasi umum.

4. Variabel keempat yang berpengaruh signifikan dan arahnya positif adalah

control belief. Ketika seseorang memiliki keyakinan mengenai kesempatan-

kesempatan dan sumber-sumber untuk melakukan perilaku, maka perilaku

tersebut akan muncul. Namun apabila individu tersebut tidak yakin dan

tidak memiliki kesempatan. Perilaku tersebut tidak akan muncul. Maka dari

itu PT Transportasi Jakarta dan lingkungan memberikan kesempatan dan

sumber-sumber agar masyarakat yakin untuk menggunakan bus transjakarta.

Pemberian kartu seperti U-pass untuk pelajar untuk dapat menggunakan

transportasi umum yang dibayar pada setiap semester di universitas dapat

diaplikasikan. Sehingga hal ini membuka kesempatan serta mendorong

pelajar untuk menggunakan transportasi umum. Adapun cara lain dengan

menghubungkan pusat perbelanjaan dengan halte bus transjakarta seperti di

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

94

Mall Pondok Indah dan Blok M Mall, sekolah, rumah sakit, stadion

olahraga dan tempat-tempat strategis lainnya.

5. Variabel kelima yang berpengaruh signifikan dan arahnya positif adalah

perceived power. Dalam penelitian Heath dan Gifford (2002) program U-

pass memengaruhi persepsi pelajar dalam menggunakan bus, persepsi

mereka lebih positif setelah mulai mencoba U-pass untuk menggunakan

bus. Memberikan penguatan dalam bentuk slogan seperti “Menggunakan

Transjakarta Mudah dan Sehat” sehingga memengaruhi persepsi individu.

Begitupun dengan pemerintah dapat membuat slogan untuk mengajak

masyarakat menggunakan transportasi umum.

6. Variabel keenam yang berpengaruh signifikan yaitu responsiveness. Penting

untuk suatu penyedia layanan jasa seperti bus transjakarta memiliki

responsiveness yang tinggi dalam layanannya. Layanan yang tanggap dan

tepat akan meningkatkan penggunaan bus transjakarta. Untuk PT

Transportasi Jakarta dapat mempertahankan serta meningkatkan layanan

untuk membantu pengguna bus transjakarta dengan tanggap dan tepat.

Selain itu dapat memberikan informasi melalui platform sosial media

mengenai layanannya secara terus menerus, karena masih banyak

masyarakat yang belum mengetauhi ditambah jika ada rute baru, dapat

dikampanyekan kembali.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

95

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, J. (2017). Masalah transportasi kota dan pendekatan psikologi sosial.

Psikobuana, 1 (3), 173-189. Retrieved from

https://osf.io/preprints/inarxiv/3pd6t/download.

Ajzen, I dan Fishben M. (1975). Belief, attitude, intention and behaviour: An

Intrudoction to the theory and research. MA: Addison-Wesley.

Retrieved from people.umass.edu/aizen/f&a1975. html.

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational behavior and

human decision processes, 50 (2), 179-211. https://doi.org/10.1016/0749-

5978(91)90020-T.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior. London: Open University

Press.

Allport. (1935). A handbook of social psychology. Massasuchets: Clark University

Press.

Ambak K., Kasvar K.K., Daniel B.D., Prasetijo J., Ghani A.R.A. (2016).

Behavioral intention to use public transport based on theory of planned

behavior, MATEC Web of Conferences. doi:

10.1051/matecconf/20164703008.

Armitage, C. J. (2005). Can the theory of planned behavior predict the

maintenance of physical activity?. Health psychology, 24(3), 235.

http://dx.doi.org/10.1037/0278-6133.24.3.235.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. (2015). Transportation statistic of

DKI Jakarta. Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. (2016). Transportation statistic of

DKI Jakarta. Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta.

Bamberg, S., Ajzen, I., & Schmidt, P. (2003). Choice of travel mode in the theory

of planned behavior: The roles of past behavior, habit, and reasoned

action. Basic and applied social psychology, 25(3), 175-187.

http://dx.doi.org/10.1207/S15324834BASP2503_01.

Chen, C. F., & Chao, W. H. (2011). Habitual or reasoned? Using the theory of

planned behavior, technology acceptance model, and habit to examine

switching intentions toward public transit. Transportation research part

F: traffic psychology and behaviour, 14(2), 128-137.

https://doi.org/10.1016/j.trf.2010.11.006.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

96

Corsini. R.J. (2002). The dictionary of psychology. New York: Brunner-

Routledge, 496.

De Ona, J., de Ona, R., Eboli, L., Forciniti, C., & Mazulla, G. (2016). Transit

Passengers’ behavioral intentions: the influence of service quality and

customer satisfaction. Transportmetrica A: Transport Science, 12(5),

358-412. https://doi.org/10.1080/23249935.2016.1146365.

Donald, I. J., Cooper, S. R., & Conchie, S. M. (2014). An extended theory of

planned behaviour model of the psychological factors affecting

commuters' transport mode use. Journal of environmental

psychology, 40, 39-48. http://dx.doi.org/10.1016/j.jenvp.2014.03.003.

Engel, R.D Blackwell, dan P.W Miniard. (2014). Perilaku konsumen Jilid 1.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Francis, J., Eccles, M. P., Johnston, M., Walker, A. E., Grimshaw, J. M., Foy, R.,

& Bonetti, D. (2004). Constructing questionnaires based on the theory of

planned behaviour: A manual for health services researchers. Centre for

Health Services Research. Retrieved from openaccess.city.ac.uk/1735.

Fu, Xuemei, dan Juan Z. (2017). Exploring the psychosocial factors associated

with public transportation usage and examining the “gendered”

difference. Journal Transportation Research Part A: Policy and

Practice, 103, 70-82. doi: 10.1016/j.tra.2017.05.017.

Fujii, S., & Van, H. T. (2009). Psychological determinants of the intention to use

the bus in Ho Chi Minh City. Journal of Public Transportation, 12(1), 6.

http://doi.org/10.5038/2375-0901.12.1.6.

Hapsari, R., Clemes, M. D., & Dean, D. (2017). The impact of service quality,

customer engagement and selected marketing constructs on airline

passenger loyalty. International Journal of Quality and Service

Sciences, 9(1), 21-40. https://doi.org/10.1108/IJQSS-07-2016-0048.

Heath, Y., & Gifford, R. (2002). Extending the theory of planned behavior:

Predicting the use of public transportation 1. Journal of Applied Social

Psychology, 32(10),2154-2189.https://doi.org/10.1111/j.1559-

1816.2002.tb02068.x.

Hellier, P. K., Geursen, G. M., Carr, R. A., & Rickard, J. A. (2003). Customer

repurchase intention: A general structural equation model. European

journal of marketing, 37(11/12), 1762-1800.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

97

Howard. J.A and Shet J.N. (1969). The theory of buyer behavior. New York: John

Wiley and Sons.

Huang, Y. K. (2010). The effect of airline service quality on passengers'

behavioural intentions using SERVQUAL scores. Journal of the Eastern

Asia Society for Transportation Studies, 8, 2330-2343.

https://doi.org/10.11175/easts.8.2330.

Hume, M., Mort, G. S., & Winzar, H. (2007). Exploring repurchase intention in a

performing arts context: who comes? and why do they come

back?. International Journal of Nonprofit and Voluntary Sector

Marketing, 12(2), 135-148. https://doi.org/10.1002/nvsm.284.

Hurlock, Elizabeth B. (1999). Psikologi perkembangan suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta :Erlangga.

Isaac, S., & Michael, W.B. (1981). Handbook in research and evaluation. San

Diego: EdiTs Publishers.

Kotler, P. (2000). Marketing management: the millennium edition. Prentice Hall

Intl, Inc 23(6), 188-193.

Kotler, dan K.L.Keller (2012). Marketing management. New Jersey: Pearson

Education,Inc.

Mowen, John C dan Michael Minor. (2001). Perilaku konsumen jilid 2. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Nordfjærn, T., Şimşekoğlu, Ö., & Rundmo, T. (2014). The role of deliberate

planning, car habit and resistance to change in public transportation mode

use. Transportation Research Part F: Traffic Psychology and

Behaviour, 27, 90-98. https://doi.org/10.1016/j.trf.2014.09.010

Oliver, Richard L. (2010). Satisfaction: a behavioral perspective on the consumer

second edition. New York: Routledge.

Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). Servqual: A multiple-

item scale for measuring consumer perc. Journal of Retailing, 64(1), 12.

Retrieved from https://search.proquest.com.

Schiffman dan Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Jakarta; Pt.

Indeks Gramedia

Schoenau, M., & Müller, M. (2017). What affects our urban travel behavior? a

GPS-based evaluation of internal and external determinants of

sustainable mobility in Stuttgart (Germany). Transportation research

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

98

part F: traffic psychology and behaviour, 48, 61-73. doi:

10.1016/j.trf.2017.05.004.

Suryadi, B., Diana, M., Miftahuddin., Mulia., S.D., Desi, Y. M., & Nia., T.

(2014). Metodologi penelitian. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

Siregar, Syofian. 2014. Metode penelitian kuantitatif dilengkapi perbandingan

perhitungan manual & spss. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sumaedi, S., Yarmen, M., Bakti, I. G. M. Y., Rakhmawati, T., Astrini, N. J., &

Widianti, T. (2016). The integrated model of theory planned behavior,

value, and image for explaining public transport passengers’ intention to

reuse. Management of Environmental Quality: An International

Journal, 27(2), 124-135. https://doi.org/10.1108/MEQ-03-2015-0027.

Lai, W. T., & Chen, C. F. (2011). Behavioral intentions of public transit

passengers: The roles of service quality, perceived value, satisfaction and

involvement. Transport policy, 18 (2), 318-325

doi: 10.1016/j.tranpol.2010.09.003.

Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Zailani, S., Iranmanesh, M., Masron, T. A., & Chan, T. H. (2016). Is the intention

to use public transport for different travel purposes determined by

different factors?. Transportation research part D: transport and

environment, 49, 18-24. http://dx.doi.org/10.1016/j.trd.2016.08.038.

Zhang, D., Schmöcker, J. D., Fujii, S., & Yang, X. (2016). Social norms and

public transport usage: empirical study from

Shanghai. Transportation, 43(5), 869-888. doi: 10.1007/s11116-015-

9625-y.

Zeithaml, V. A., Berry, L. L., & Parasuraman, A. (1996). The behavioral

consequences of service quality. the Journal of Marketing, 31-46.

http://dx.doi.org/10.2307/1251929.

Andrews, L .W. (2015). How to stress less in a traffic jam. Diunduh tanggal 11

April 2019 dari https://www.psychologytoday.com/intl/blog/minding-

the-body/201509/how-stress-less-in-traffic-jam.

Olyvia, Filani. (2017). Pengguna transportasi umum di jakarta masih rendah.

Diunduh tanggal 21 Maret 2018 dari

https://www.cnnindonesia.com/nasional/pengguna-transportasi-umum-

di-jakarta-masih-rendah.

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

99

Pohan, Ismail (2017). ITS prediksi jakarta macet total pada 2022. Diunduh

tanggal 11 April 2019 dari https://www.jpnn.com/news/its-prediksi-

jakarta-macet-total-pada-2022?page=2

Puspita, Sherly. (2017). Penggunaan transportasi umum di jakarta masih rendah.

Diunduh tanggal 20 Oktober 2017 dari

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/05/22/11361201/pengguna.tra

nsportasi.umum.di.jakarta.masih.rendah.

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

LAMPIRAN

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

100

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Lembar Persetujuan Keikutsertaan Penelitian

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi.

Saya mengharapkan kesedian Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk yang diberikan.

TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini. Pilihlah jawaban sesuai

dengan keadaan Anda saat ini. Data diri dan semua jawaban Anda akan sangat

bermanfaat bagi penelitian dan dijamin secara RAHASIA. Atas perhatian dan

partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Peneliti

Novia Ulfi Pratama Putri

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Nama (inisial) : Jenis kelamin :P/L

Domisili : Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Lainnya…

Usia :

□ ≤ 25 tahun

□ > 25-40 tahun

□ > 41-60 tahun

□ > 60 tahun

Penghasilan

□ < 3.500.000/bulan

□ 3.500.000 – 5.000.000/bulan

□ > 5.000.000 – 10.000.000/bulan

□ > 10.000.000/bulan.

Tanda Tangan Responden

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

101

PETUNJUK PENGISIAN

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk

mengemukakan kesesuaian pernyataan dengan diri Anda, dengan cara memberi

checklist (√) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia pada kolom bagian

kanan.

SS: Sangat Sesuai TS :Tidak Sesuai

S : Sesuai STS: Sangat Tidak Sesuai

Contoh:

No Penyataan SS S TS STS

1 Saya menyadari penuh perilaku yang saya

lakukan.

SKALA 1

No Pernyataan SS S TS STS

1 Niat saya tinggi untuk menggunakan

kembali jasa bus transjakarta.

2 Saya berniat menggunakan kembali jasa

bus transjakarta dalam beraktivitas sehari-

hari.

3 Saya tetap menggunakan jasa bus

transjakarta meskipun ada yang

menyarankan moda transportasi lain.

4 Saya mempertimbangkan menggunakan

jasa bus transjakarta untuk menuju tempat

tujuan.

5 Niat saya rendah untuk menggunakan

kembali jasa bus transjakarta dalam

beraktivitas sehari-hari.

6 Menggunakan kembali jasa bus

transjakarta merupakan tujuan saya.

7 Dalam beraktivitas saya memilih

menggunakan jasa bus transjakarta

dibandingkan moda transportasi lain.

8 Saya tetap memilih menggunakan jasa bus

transjakarta untuk beraktivitas sehari-hari.

9 Saya tetap menggunakan jasa bus

transjakarta walau selalu penuh.

10 Keadaan ibukota yang macet membuat

saya memilih menggunakan jasa bus

transjakarta sebagai moda transportasi

sehari-hari.

11 Saya menggunakan kembali jasa bus

transjakarta karena tempat tinggal saya

jauh dengan tempat tujuan.

12 Saya memilih menggunakan jasa bus

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

102

transjakarta karena mudah diakses.

13 Cukup sekali saya menggunakan jasa bus

transjakarta.

14 Saya hanya menggunakan jasa bus

transjakarta jika memiliki waktu senggang.

15 Saya tetap menggunakan jasa bus

transjakarta walaupun tidak ada event

Asian Games.

16 Saya menggunakan jasa bus transjakarta

karena efektif dan efisien.

17 Saya menggunakan jasa bus transjakarta

hanya karena akan ada event Asian Games

sehingga membuat saya harus

menggunakannya.

18 Walaupun harganya murah, kecil

kemungkinan saya menggunakan kembali

jasa bus transjakarta.

SKALA 2

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya yakin sampai tujuan dengan

menggunakan jasa bus transjakarta.

2 Bagi saya menggunakan jasa bus

transjakarta dalam beraktivitas adalah

pilihan yang baik.

3 Bagi saya menggunakan jasa bus

transjakarta untuk beraktivitas merupakan

pilihan yang buruk.

4 Saya tidak yakin dapat sampai tujuan

menggunakan jasa bus transjakarta.

5 Menurut saya menyenangkan saat

menggunakan jasa bus transjakarta dalam

beraktivitas sehari-hari.

6 Saya merasa menggunakan jasa bus

transjakarta sama saja dengan

menggunakan kendaraan pribadi.

7 Menurut saya, menggunakan jasa bus

transjakarta dalam berkativitas sehari hari

kurang efektif dan kurang efisien.

8 Saya merasa menggunakan jasa bus

transjakarta dalam beraktivitas sehari

kurang menyenangkan.

9 Selama saya menggunakan jasa bus

transjakarta tidak ada hal-hal yang

mengganggu.

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

103

10 Setelah beberapa kali menggunakan jasa

bus transjakarta, saya merasa nyaman.

SKALA 3

No Pernyataan SS S TS STS

1 Kebanyakan kerabat (pasangan, teman,

keluarga) mendukung saya untuk

menggunakan jasa bus transjakarta dalam

beraktivitas sehari hari.

2 Kerabat (pasangan, teman, keluarga) saya

berpikir bahwa saya harus menggunakan

jasa bus transjakarta.

3 Saya menggunakan jasa bus transjakarta

karena saran dari kerabat.

4 Saya tidak ingin menggunakan jasa bus

transjakrta hanya karena permintaan dari

kerabat saya.

5 Saya memilih menggunakan jasa bus

transjakarta karena banyak kerabat yang

menggunakannya.

6 Selama ini kerabat saya mendukung untuk

menggunakan jasa bus transjakarta.

7 Kerabat saya menyarankan moda

transportasi lain selain bus transjakarta.

SKALA 4

No Pernyataan SS S TS STS

1 Mudah bagi saya untuk menggunakan jasa

bus transjakarta dalam beraktivitas sehari-

hari.

2 Menurut saya sulit menggunakan jasa bus

transjakarta untuk sampai ke tempat

tujuan.

3 Mungkin bagi saya menggunakan kembali

jasa bus transjakarta.

4 Mudahnya menemukan bus transjakarta

membuat saya menggunakannya kembali.

5 Saya merasa yakin datang tepat waktu

dengan menggunakan jasa bus transjakarta.

6 Tampilan bus transjakarta yang modern

membuat saya menggunakannya kembali.

7 Saya ragu dapat datang tepat waktu jika

menggunakan jasa bus transjakarta.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

104

PETUNJUK PENGISIAN

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk

mengemukakan kesesuaian pernyataan dengan diri Anda, dengan cara memberi

checklist (√) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia pada kolom bagian

kanan.

SS: Sangat Setuju TS: Tidak Setuju

S : Setuju STS: Sangat Tidak Setuju

SKALA 5

No Pernyataan SS S TS STS

1 Menurut saya bus transjakarta memiliki

penampilan yang up-to-date.

2 Menurut saya bus transjakarta secara

visual fasilitasnya menarik.

3 Menurut saya halte bus transjakarta

kurang memadai.

4 Penampilan fasilitas fisik (kursi, halte,

bus, ac, hand holder, dll) bus transjakarta

sesuai dengan layanan yang diberikan.

5 Menurut saya petugas bus transjakarta

berpenampilan rapi dan bersih.

6 Menurut saya tampilan bus transjakarta

kurang up-to-date.

7 Menurut saya, pelayanan bus transjakarta

sesuai dengan yang dijanjikan.

8 Petugas dapat diandalkan saat saya kurang

mengetahui jalur-jalur bus transjakarta.

9 Bagi saya, bus transjakarta tidak memiliki

jadwal operasional yang nyaman bagi

konsumennya.

10 Menurut saya bus transjakarta memiliki

jadwal keberangkatan yang akurat.

11 Jalur bus transjakarta yang sering berubah

membuat saya tidak nyaman.

12 Jadwal keberangkatan bus transjakarta

kurang akurat.

13 Layanan bus transjakarta kurang meng-

informasikan jadwal keberangkatan.

14 Ketika ada yang bertanya mengenai jalur

bus transjakarta petugas siap membantu.

15 Petugas bus transjakarta membantu

penumpang yang membutuhkan kursi

prioritas.

16 Saya tidak mendapatkan pelayanan yang

tanggap dari petugas bus transjakarta.

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

105

17 Petugas bus transjakarta cepat merespon

pada penumpang yang membutuhkan

bantuan.

18 Petugas membiarkan saat ada penumpang

yang tidak sesuai ketentuan menggunakan

kursi prioritas.

19 Pengetahuan petugas bus transjakarta

mengenai jalur tujuan dapat dipercaya.

20 Saya merasa petugas bus transjakarta

melakukan diskriminasi pada penumpang.

21 Saya dapat mempercayakan keamanan

pada petugas bus transjakarta.

22 Saya percaya bahwa jasa bus transjakarta

memberikan layanan yang terbaik bagi

penumpangnya.

23 Bagi saya, petugas bus transjakarta

berperilaku cukup sopan.

24 Menurut saya, petugas bus transjakarta

mendapatkan dukungan dari PT

Transportasi Jakarta untuk melakukan

pekerjaan dengan baik.

25 Petugas bus transjakarta jarang membantu

penumpangnya.

26 Saya tidak memiliki ketertarikan yang

mendalam pada jasa bus transjakarta

sebagai moda transportasi sehari-hari.

27 Menurut saya, pegawai PT Transportasi

Jakarta (TransJakarta) kurang mengetahui

kebutuhan konsumennya.

28 Petugas mudah menjelaskan ketika saya

bertanya mengenai jalur bus transjakarta

yang saya gunakan.

29 Petugas bus transjakarta dapat

memberikan informasi yang tepat pada

jalur bus yang akan saya gunakan.

30 Petugas bus transjakarta ramah saat saya

meminta bantuan.

*Mohon dicek kembali semua pernyataan telah terisi.

TERIMA KASIH TELAH BERSEDIA BERPARTISIPASI MENGISI

KUESIONER PENELITIAN INI

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

106

Lampiran 2

1. Syntax intensi menggunakan kembali

UJI VALIDITAS KONSTRUK INTENSI MENGGUNAKAN KEMBALI

DA NI=18 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18

PM SY FI=DV.COR

MO NX=18 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

INTENSI

FR TD 2 1 TD 17 13 TD 8 7 TD 18 5 TD 6 1 TD 18 17 TD 18 13 TD 5 1 TD 11 8

TD 12 2 TD 15 12 TD 9 3 TD 18 1 TD 14 5 TD 13 3 TD 6 3 TD 6 2 TD 7 4 TD 8

4 TD 12 6 TD 15 2 TD 16 15 TD 16 10 TD 16 12 TD 10 7 TD 4 1 TD 5 2 TD 15

9 TD 7 3 TD 7 6 TD 9 4 TD 17 3 TD 18 7 TD 8 2 TD 11 1 TD 17 14 TD 14 13

TD 18 14 TD 13 5 TD 17 5 TD 17 4 TD 14 6 TD 17 12 TD 11 7 TD 16 7 TD 12 5

TD 17 15 TD 3 2 TD 8 3 TD 14 8 TD 14 1 TD 6 4 TD 15 5 TD 17 16 TD 16 1

TD 14 9 TD 17 6 TD 14 4 TD 15 14 TD 10 2 TD 18 15

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik Variabel Intensi Menggunakan Bus

Transjakarta.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

107

2. Syntax Behavioral Belief

UJI VALIDITAS KONSTRUK BEHAVIORAL BELIEF

DA NI=4 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=BB.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BEHAV

FR TD 4 3 TD 3 1

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.2 Analisis Faktor Konfirmatorik Dimensi Behavioral Belief

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

108

3. Syntax Evaluation Outcome

UJI VALIDITAS KONSTRUK EVALUATION OUTCOME

DA NI=6 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=EO.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

EO

FR TD 4 3 TD 5 2 TD 4 2 TD 4 1 TD 3 1

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.3 Analisis Faktor Konfirmatorik Evaluation Outcome

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

109

4. Syntax Norma Subjektif

UJI VALIDITAS KONSTRUK NORMA SUBJEKTIF

DA NI=7 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

PM SY FI=NS.COR

MO NX=7 NK=2 PH=ST TD=SY

LK

NB MTC

FR LX1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 2 LX 5 2 LX 6 2 LX 7 2

FR TD 7 5 TD 4 2 TD 7 4 TD 6 5 TD 6 3

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

Gambar 3.4 Analisis Faktor Konfirmatorik Variabel Norma Subjektif

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

110

5. Syntax Persepsi Kontrol Perilaku

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERSEPSI KONTROL PERILAKU

DA NI=4 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=CB.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

CB

FR TD 2 1 TD 4 2

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.5 Analisis Faktor Konfirmatorik Variabel Persepsi Kontrol Perilaku

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

111

6. Syntax Tangibles

UJI VALIDITAS KONSTRUK TANGIBLE

DA NI=6 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=T.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

TANGIBLE

FR TD 6 3 TD 4 3 TD 3 1 TD 6 4 TD 5 3 TD 4 2 TD 5 1 TD 4 1 TD 6 1

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.6 Analisis Faktor Konfirmatorik Dimensi Tangible

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

112

7. Syntax Reliability

UJI VALIDITAS KONSTRUK REALIBILITY

DA NI=7 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

PM SY FI=RA.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

REALIBILITY

FR TD 2 1 TD 5 3 TD 5 4 TD 4 1 TD 4 2 TD 6 4 TD 3 1 TD 3 2 TD 5 2 TD 7 3

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.7 Analisis Faktor Konfirmatorik Dimensi Realibility

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

113

8. Syntax Responsiveness

UJI VALIDITAS KONSTRUK RESPONSIVENESS

DA NI=5 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=RS.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

RESNPONS

FR TD 5 3 TD 3 1 TD 5 1 TD 5 2

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.8 Analisis Faktor Konfirmatorik Dimensi Responsiveness

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

114

9. Syntax Assurance

UJI VALIDITAS KONSTRUK ASSURANCE

DA NI=6 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=A.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

ASSURENCE

FR TD 3 2 TD 6 3 TD 6 2 TD 2 1 TD 5 1 TD 3 1 TD 4 2

PD

OU TV SS MI

Gambar 3.9 Analisis Faktor Konfirmatorik Dimensi Assurance

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

115

10. Syntax Emphaty

UJI VALIDITAS KONSTRUK EMPHATY

DA NI=6 NO=324 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=E.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY ME=UL

LK

EMPHATY

FR TD 3 2 TD 2 1 TD 3 1 TD 5 2 TD 5 3 TD 6 2 TD 6 1

PD

OU TV SS MI

Gambr 3.10 Analisis Faktori Konfirmatorik Dimensi Emphaty

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

116

Lampiran 3 Output Regresi

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INTENSI 324 8.31 68.57 50.0000 9.56677

BEHAVIORALBELIEF 324 25.13 63.90 50.0000 8.45696

EVALUATION_OUTCOME 324 19.27 66.88 50.0000 8.70903

NORMBELIEF 324 21.61 65.23 50.0000 9.63849

MOTIVTOCOMPLY 324 29.14 72.22 50.0000 8.55366

CONTROLBELIEF 324 28.51 70.83 50.0000 8.53536

PERCEIVEDPOWER 324 10.45 64.14 50.0000 8.90106

TANGIBLE 324 22.30 64.47 50.0000 9.44843

REALIBILITY 324 26.48 75.92 50.0000 8.91836

RESPONSIVENESS 324 5.91 64.16 50.0000 8.93779

ASSURANCE 324 4.71 67.58 50.0000 9.15912

EMPHATY 324 7.07 66.74 50.0000 9.39644

Valid N (listwise) 324

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Sig. F

Change

1 .797s

.635 .619 5.90262 .000

a. Predictors: (Constant), Penghasilan, Motivation to Comply, Tangible, Evaluation

outcome, Realibility, Responsiveness, Usia, Control Belief, Normative Belief, Perceived

Perceived Power,, Behavioral Belief, Emphaty, Assurance.

b. Dependent variable: Intensi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18761.274 13 1443.175 41.422 .000a

Residual 10800.692 310 34.841

Total 29561.965 323

a. Predictors: (Constant), PENGHASILAN, MOTIVTOCOMPLY, TANGIBLE,

EVALUATION_OUTCOME, REALIBILITY, RESPONSIVENESS, USIA, CONTROLBELIEF,

NORMBELIEF, PERCEIVEDPOWER, BEHAVIORALBELIEF, EMPHATY, ASSURANCE

b. Dependent Variable: INTENSI

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

117

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.967 3.435 .249

BEHAVIORALBELIEF .318 .055 .281 .000

EVALUATION_OUTCOME .100 .046 .091 .032

NORMBELIEF .196 .044 .197 .000

MOTIVTOCOMPLY -.016 .044 -.014 .715

CONTROLBELIEF .138 .047 .124 .004

PERCEIVEDPOWER .403 .050 .375 .000

TANGIBLE -.038 .043 -.038 .380

REALIBILITY -.028 .042 -.026 .510

RESPONSIVENESS .127 .057 .119 .028

ASSURANCE -.028 .061 -.027 .643

EMPHATY -.091 .052 -.089 .084

USIA -.651 .764 -.035 .395

PENGHASILAN .489 .579 .035 .399

a. Dependent Variable: INTENSI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .652a .425 .423 7.26435 .425 238.196 1 322 .000

2 .679b .461 .458 7.04495 .036 21.368 1 321 .000

3 .725c .526 .522 6.61717 .065 43.845 1 320 .000

4 .726d .526 .520 6.62467 .000 .276 1 319 .599

5 .735e .540 .532 6.54149 .013 9.164 1 318 .003

6 .789f .623 .616 5.93002 .083 69.961 1 317 .000

7 .790g .625 .616 5.92568 .002 1.465 1 316 .227

8 .791h .626 .616 5.92476 .001 1.098 1 315 .296

9 .792i .628 .617 5.91800 .002 1.720 1 314 .191

10 .736j .630 .533 6.53535 .002 1.597 1 317 .207

11 .737k .632 .534 6.53232 .002 1.295 1 316 .256

12 .739l .634 .534 6.52906 .002 1.315 1 315 .252

13 .739m .635 .534 6.53413 .001 .512 1 314 .475

A. Predictors: (Constant), Behavioralbelief

B. Predictors: (Constant), Behavioralbelief,

Evaluation_Outcome

C. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome,

Normbelief

D. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

118

Lampiran 4 Tabel Validitas Intensi

Table 3.6

Muatan Faktor Item Intensi Menggunakan Kembali

No Item Koefisien Standar Eror Nilai t Valid

1 0.65 0.05 12.73 √

2 0.76 0.05 15.67 √

3 0.72 0.05 14.11 √

4 0.38 0.06 6.65 √

5 0.45 0.05 8.15 √

6 0.76 0.05 15.52 √

7 0.82 0.05 17.18 √

8 0.84 0.05 17.99 √

9 0.73 0.05 14.89 √

10 0.64 0.05 12.57 √

11 -0.69 0.05 -13.57 ×

12 0.75 0.05 15.35 √

13 0.24 0.06 4.27 √

14 0.42 0.06 7.52 √

15 0.60 0.05 11.53 √

16 0.71 0.05 14.24 √

17 0.20 0.06 3.64 √

18 0.25 0.06 4.38 √

E. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief

F. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Perceivedpower

G. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Perceivedpower, Tangible

H. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Perceivedpower, Tangible, Realibility

I. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Perceivedpower, Tangible, Realibility, Responsiveness

J. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Assurance

K. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Assurance, Emphaty

L. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Assurance, Emphaty, Usia

M. Predictors: (Constant), Behavioralbelief, Evaluation_Outcome, Normbelief,

Motivtocomply, Controlbelief, Assurance, Emphaty, Usia, Penghasilan

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI INTENSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47001... · 2019-09-02 · LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

119

Lampiran 5 Item SERVQUAL Parasuraman (1988)