FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

147
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN RINGAN DI PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI BEKASI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh DEWI INDAH SARI SIREGAR 1110101000023 PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN

RINGAN DI PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI BEKASI TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh

DEWI INDAH SARI SIREGAR

1110101000023

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

i

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

ii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

iii

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Skripsi, Juli 2014

Dewi Indah Sari Siregar, NIM: 110101000023

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan Di PT Aqua Golden

Missisippi Bekasi Tahun 2014

xvi + 99 Halaman + 11 Tabel + 5 Bagan + 7 Lampiran

ABSTRAK

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi adalah produsen air minum dalam kemasan

bermerk Aqua. Dalam setiap proses produksinya terdapat kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja. Kecelakaan ringan merupakan kasus yang paling sering terjadi.

Menurut data kecelakaan kerja bulan Maret 2014 terjadi 34 kecelakaan ringan dan

berdasarkan hasil wawancara dengan safety officer masih banyak kasus yang tidak

dilaporkan. Penelitian ini dilakukan karena melihat tingginya kasus kecelakaan kerja

ringan, pada tahun 2013 yaitu sebanyak 10 kasus P3K dan 11 kasus kerusakan material.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.

Faktor-faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja (usia, jenis kelamin, lama kerja,

pengetahuan, sikap, dan kepatuhan terhadap SOP), faktor manajemen (reward and

punishment, sosialisasi k3 , dan pengawasan), dan faktor lingkungan kerja (unit kerja

dan housekeeping). Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner dan

observasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja produksi shift pagi di PT

Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014 yang berjumlah 106 pekerja, dimana

sampelnya menggunakan sampel jenuh. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2014.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan ringan

sebanyak 58,5%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada lima variabel yang

berhubungan dengan kecelakaan ringan yaitu variabel pengetahuan (p value 0,000),

sikap (p value 0,002), kepatuhan terhadap prosedur (p value 0,000), pengawasan (p

value 0,02), dan housekeeping (p value 0,035). Sedangkan variabel yang tidak

berhubungan adalah variabel usia, jenis kelamin, lama kerja, reward and punishment,

sosialisasi K3, dan unit kerja dengan (p value > 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan sebaiknya perusahaan

meningkatkan pengawasan, mengadakan safety talk, meningkatkan pelatihan, dan

meningkatkan inspeksi housekeeping dengan sistem 5S.

Kata kunci : kecelakaan ringan, manajemen, pekerja, lingkungan kerja.

Daftar bacaan: 1995-2014

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

Undergraduated Thesis, July 2014

Dewi Indah Sari Siregar, NIM: 1110101000023

Relating Factors of Minor Accident in PT Aqua Golden Missisippi Bekasi Year

2014

xvi + 99 Pages+ 11 Tables + 5 Images+ 7 Appendices

ABSTRACT

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi is a company that produce mineral water

branded Aqua. There is the possibility of accidents in any production process. Minor

accident is the most common case. According to the occupational accidents report on

March 2014 there are 34 cases of near miss, and based on interviews with safety officer,

many cases are not reported. This study was conducted because of the high of minor

accidents in the 2013 as many as 10 first aid cases and 11 cases material damage.

This study is the quantitative research using cross-sectional study design.

Researched factors are worker factors (age, sex, work periode, knowledge, attitudes, and

adherence to SOP), management factors (reward and punishment, socialisation of

safety, and supervision), and workplace factors (work unit and housekeeping). The

research used questionnaire and observation as primary data. The population of this

research was entire morning shift worker of PT Aqua Golden Mississippi Bekasi in

2014 numbered 106 workers, and the sample methode used total sampling. The research

was conducted in May 2014.

The result showed that minor accident experienced worker is 58,5%. Bivariate

analysis showed that there were five variables significantly associated with minor

accident were knowledge (p value 0.000), attitude (p value 0.002), adherence to SOP (p

value 0.000), supervision (p value 0.020), and housekeeping (p value 0.035). However

the unrelated variables are age, sex, work periode, reward and punishment, socialization

of safety, and work unit (p value> 0.05).

Based on these results, the recommendation are the company should improve

supervision, conduct safety talk, improve safety training, and conduct a thorough

inspection of housekeeping with 5S system.

Keyword: minor accident, management, worker, workplace

Reading list: 1995-2014

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dewi Indah Sari Siregar

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 18 Desember 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Jl. Sisingamangaraja No. 195 Padangsidimpuan,

Sumatera Utara

Alamat domisili : Jl. Nubala No 62 Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Telp/HP : 081290108351

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1997-1998 : TK Fatayat NU Padangsidimpuan, Sumatera Utara

1998-2004 : SD Negeri 200202 Padangsidimpuan, Sumatera Utara

2004-2007 : SMP Negeri 1 Padangsidimpuan, Sumatera Utara

2007-2010 : SMA Negeri 4 Padangsidimpuan, Sumatera Utara

2010-Sekarang : S1 Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan

Ringan di PT. Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014”. Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM).

Ucapan terima kasih, penulis sampaikan kepada :

1. Orang Tua, mama tercinta atas kasih sayang yang berlimpah dan dukungan

yang luar biasa dan teruntuk almarhum papa tercinta yang selalu menjadi

motivator bagi penulis dalam menyelesaikan studi S1 ini.

2. Bpk. Prof. DR. (HC) dr. MK. Tajudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Febrianti, MSi sebagai Kepala Prodi Kesehatan masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Fase Badriah, Ph.D dan Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan,

dorongan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK., selaku penanggungjawab peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sekaligus penguji skripsi yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Raihana Nadra Alkaff, MMA dan Ibu Izzatu Millah, M.KKK selaku

penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan

skripsi ini.

7. Seluruh staff SHE, Bapak Jaka Sunarna dan Ibu Ni Made Sulin yang telah

memberikan bimbingan, nasihat, pengarahan, dan membantu penelitian ini.

8. Pihak PT Aqua Golden Mississippi Bekasi yang telah menerima penulis

dengan hangat saat pelaksanaan penelitian ini.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

viii

9. Abang, kakak dan adik-adikku tercinta “Bang Hengki, Kak Yanti, Kak Epi,

Bang Raja, Andika, Lisa dan Adam” yang selalu memberikan semangat dan

kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kebabers “Eliza, Siva, Tika, Dillah, Mawar, Anin, Furi” yang senantiasa

memberikan senyuman dan menjadi tempat bersandar penulis dalam

meyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman kontrakan “Annis, Yuni, Tuti, Fitri, Yuli” yang menjadi

tempat berbagi dalam menyelesaikan skrispsi ini.

12. Ferdian Abdi, Ade Handayani dan Mardiyah Hardiyanti yang memberikan

dorongan, saran dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

13. Teman-teman K3 2010 “Kiki, Sinta, Asri, Dini, Evi, Iqbal” dan teman-teman

K3 lainnya yang menjadi tempat berbagi ilmu dan pengalaman.

14. Teman-teman Kesmas 2010 yang menjadi teman seperjuangan dan teman

berbagi ilmu dan pengalaman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik

senantiasa penulis harapkan agar dapat dijadikan masukan di waktu mendatang. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan

perkembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja pada umumnya.

Jakarta, Juli 201

Penulis

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................................

ABSTRAK ........................................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

DAFTAR TABEL ..............................................................................................................

DAFTAR BAGAN .............................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................

1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................................

1.4 Tujuan ..........................................................................................................................

1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................................................

1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................................

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan .................................................................................

1.5.2 Bagi Perusahaan ...............................................................................................

1.5.3 Bagi Peneliti .....................................................................................................

1.6 Ruang Lingkup ..............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................

2.1 Kecelakaan Kerja .........................................................................................................

2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja ...........................................................................

2.1.2 Kecelakaan Dalam Konteks K3 .......................................................................

2.1.2.1 Near miss ...............................................................................................

2.1.2.2 Accident .................................................................................................

i

ii

iv

v

vi

vii

ix

xiii

xiv

xv

xvi

1

1

4

5

6

6

6

7

7

7

7

8

9

9

10

10

10

11

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

x

2.1.2.3 Incident ..................................................................................................

2.1.3 Rasio Kecelakaan .............................................................................................

2.1.4 Klasifikasi Kecelakaan .....................................................................................

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Ringan.......................

2.1.5.1 Teori Loss Causation Models.................................................................

2.1.5.2 International Labour Organization (ILO) ............................................

2.2 Faktor Karakteristik Pekerja ........................................................................................

2.2.1 Usia ...................................................................................................................

2.2.2 Jenis kelamin ....................................................................................................

2.2.3 Lama kerja ........................................................................................................

2.2.4 Pengetahuan .....................................................................................................

2.2.5 Sikap .................................................................................................................

2.2.6 Kepatuhan Terhadap SOP ................................................................................

2.3 Faktor Manajemen .......................................................................................................

2.3.1 Reward And Punishment ..................................................................................

2.3.2 Sosialisasi K3 ...................................................................................................

2.3.3 Pengawasan ......................................................................................................

2.4 Faktor Lingkungan Kerja .............................................................................................

2.4.1 Unit Kerja .........................................................................................................

2.4.2 Housekeeping ...................................................................................................

2.5 Kerangka Teori .............................................................................................................

BAB III KERANGKA KONSEP .....................................................................................

3.1 Kerangka Konsep ..........................................................................................................

3.2 Definisi Operasional ......................................................................................................

3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................................................

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................

4.1 Desain Penelitian ...........................................................................................................

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................................................

4.3 Populasi Dan Sampel ....................................................................................................

4.3.1 Populasi ................................................................................................................

4.4.2 Sampel ................................................................................................................

11

11

14

17

18

19

20

20

21

21

22

22

23

23

24

24

25

26

26

26

28

29

29

31

36

37

37

37

38

38

38

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xi

4.4 Cara Pengumpulan Data ................................................................................................

4.5 Pengolahan Data ............................................................................................................

4.6 Instrumen Penelitian ......................................................................................................

4.6.1 Coding Instrumen ...............................................................................................

4.6.2 Validasi dan Uji Reliabilitas ...............................................................................

4.7 Analisis Data .................................................................................................................

4.7.1 Analisis Univariat .................................................................................................

4.7.2 Analisis Bivariat ...................................................................................................

BAB V HASIL ...................................................................................................................

5.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................................................

5.2 Hasil Penelitian .............................................................................................................

5.2.1 Analisis Univariat .................................................................................................

A. Gambaran Kecelakaan Ringan.......................................................................

B. Gambaran Faktor Pekerja ................................................................................

C. Gambaran Faktor Manajemen .........................................................................

D. Gambaran Faktor Lingkungan Kerja ...............................................................

5.2.2 Analisis Bivariat ...................................... ............................................................

A. Hubungan Faktor Pekerja dengan Kecelakaan Ringan.................................

B. Hubungan Faktor Manajemen dengan Kecelakaan Ringan ..........................

C. Hubungan Faktor Lingkungan Kerja dengan Kecelakaan Ringan...............

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................................

6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................................

6.2 Kecelakaan Ringan.......................................................................................................

6.3 Hubungan Faktor Pekerja Dengan Kecelakaan Ringan ...............................................

6.3.1 Hubungan Usia Dengan Kecelakaan Ringan ......................................................

6.3.2 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kecelakaan Ringan .......................................

6.3.3 Hubungan Lama Kerja Dengan Kecelakaan Ringan ...........................................

6.3.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kecelakaan Ringan .........................................

6.3.5 Hubungan Sikap Dengan Kecelakaan Ringan .....................................................

6.3.6 Hubungan Kepatuhan Terhadap Prosedur Dengan Kecelakaan Ringan ..............

6.4 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Faktor Manajemen ........................................

38

39

39

39

43

45

45

45

47

47

54

54

54

54

56

57

59

59

61

63

66

66

66

68

68

71

72

75

78

80

82

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xii

6.4.1 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Reward and Punishment ......................

6.4.2 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Sosialisasi K3 .......................................

6.4.3 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Pengawasan ..........................................

6.5 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Faktor Lingkungan Kerja ..............................

6.5.1 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Unit Kerja .............................................

6.5.2 Hubungan Kecelakaan Ringan Dengan Housekeeping .......................................

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................

7.1 Simpulan .......................................................................................................................

7.2 Saran ..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

LAMPIRAN .......................................................................................................................

82

85

89

91

91

93

97

97

98

100

105

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................................

Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen .......................................................................................

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ...................................................................................

Tabel 5.1 Distribusi Kecelakaan Ringan ............................................................................

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerja .............................................

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Manajemen ......................................

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Kerja ............................

Tabel 5.5 Hubungan Faktor Pekerja dengan Kecelakaan Ringan .......................................

Tabel 5.5 Hubungan Faktor Manajemen dengan Kecelakaan Ringan ................................

Tabel 5.7 Hubungan Unit Kerja dengan Kecelakaan Ringan .............................................

Tabel 5.8 Hubungan Housekeeping dengan Kecelakaan Ringan .......................................

34

46

48

50

50

52

53

55

58

60

61

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1 Piramida Perbandingan Kecelakaan Kerja Heinrich ..........................................

Bagan 2.2 Piramida Perbandingan Kecelakaan Kerja Bird .................................................

Bagan 2.3 Piramida Perbandingan Kecelakaan Hse Malaysia ............................................

Bagan 2.4 Kerangka Teori ..................................................................................................

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...............................................................................................

13

14

15

31

33

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian ................................................................................................

2. Kuesioner Penelitian ...............................................................................................

3. Pedoman Observasi Sosialisasi K3 dan Housekeepig ............................................

4. Output Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................................

5. Output Univariat .....................................................................................................

6. Output Bivariat ........................................................................................................

7. Gambar Hasil Observasi .........................................................................................

100

101

108

110

111

114

122

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

xvi

DAFTAR SINGKATAN

AS/NZS : Australian/New Zealand Standart

DK3N : Dewan Keselamatan dan Kesehatan Nasional

HSE : Health and Safety Environment

ILO : International Labour Organization

JSA : Job Safety Analysis

K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

MSDS : Material Safety Data Sheet

NSC : National Safety Council

OHSAS : Occupational Health Safety Assesment Series

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 3 Tahun 1998

kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tidak dikehendaki

dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan

atau harta benda. Menurut Soebroto (2009) tingkat kecelakaan fatal di

negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara industri. Di

negara berkembang kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja

terjadi dibidang pertanian, perkayuan, pertambangan dan industri.

Menurut data ILO (2013) tercatat lebih dari 2,34 juta orang di dunia

meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar

321.000 akibat kecelakaan kerja dan sekitar 2,02 juta akibat penyakit

akibat kerja. Menurut Jamsostek (2012) terjadi kecenderungan

peningkatan kecelakaan kerja. Pada tahun 2007 terdapat 83.714 kasus

kecelakaan kerja, tahun 2008 terdapat 94.736 kasus, tahun 2009 terdapat

96.314 kasus, tahun 2010 terdapat 98.711 kasus, tahun 2011 terdapat

99.491 kasus dan tahun 2012 terdapat 103.000 kasus. Kecelakaan kerja

tertinggi terjadi di lingkungan industri.

Masih tingginya angka kecelakaan kerja akibat K3 di lingkungan

perusahaan masih sering diabaikan dan dianggap tidak penting. Di

Indonesia hanya 2,1% dari 15.000 perusahaan berskala besar yang

menerapkan Sistem Manajemen K3. Menurut survei yang dilakukan oleh

ILO dalam DK3N (2007) Indonesia merupakan negara kedua terbawah

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

2

dari 100 lebih negara yang disurvei dalam hal tingkat daya saing dan

pencapaian K3.

Menurut Silalahi (1985) dalam Wardhani (2008) kecelakaan kerja

mempunyai tingkat kategori keparahan yang berbeda-beda yaitu “ringan”,

“sedang”, dan “parah”. Namun kecelakaan dari kategori apapun harus

dianggap penting oleh manajemen termasuk dalam kategori ringan.

Menurut Dupont International Company (2011) kecelakaan kerja adalah

kejadian yang menghasilkan kerusakan atau cedera. Berdasarkan

penelitian HSE Malaysia dalam Borg (2002) terlihat rasio terjadinya

kecelakaan dengan perbandingan 1:12:60, dimana setiap 60 near miss

dapat berakibat 12 kecelakaan cedera ringan atau 1 cedera serius.

Beberapa penelitian menyebutkan tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kecelakaan kerja. Arifin (2005) dalam penelitiannya

terhadap pekerja di PT Bukaka Teknik Utama Cilengsi menyatakan ada

hubungan antara pelatihan, sosialisasi K3, dan kepatuhan menjalankan

prosedur terhadap tingginya kejadian kecelakaan kerja. Yuniarti (2006)

dalam penelitiannya terhadap pekerja di PT Indo-Bharat Rayon

menyatakan ada hubungan pengetahuan dan kebijakan K3 terhadap

kecelakaan kerja. Selanjutnya Hernawati (2008) dalam penelitiannya

terhadap pekerja pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor

menyatakan ada hubungan umur dan unit kerja dengan kecelakaan kerja.

Berdasarkan laporan kecelakaan PT Aqua Danone pada bulan Januari

2014 terjadi dua kali kecelakaan fatal di salah satu PT Aqua Group yaitu

Aqua Mekarsari yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat. Dari hasil

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

3

investigasi penyebab dari kecelakaan adalah kelalaian pekerja yang tidak

mematuhi SOP. PT Aqua Mekarsari memiliki karakterikstik yang berbeda

dengan PT Aqua Golden Mississippi Bekasi terutama pada luas lokasi

serta peralatan kerja yang digunakan. PT Aqua Mekarsari merupakan

pabrik terbesar dan telah menggunakan mesin canggih yang dimana setiap

penggunaaannya memiliki risiko kecelakaan yang lebih berat.

Selanjutnya berdasarkan laporan kecelakaan PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi bulan Januari-Februari 2014 terjadi sekitar 34

kecelakaan ringan dengan berbagai kejadian seperti terjatuh, terpeleset,

kesandung, hingga kesetrum. Dari hasil pelaporan insiden penyebabnya

yaitu terburu-buru, lantai licin, tidak fokus, becanda, tidak memakai alat

pelindung diri, dan mengantuk. Selanjutnya berdasarkan hasil analisa audit

behaviour pada bulan Januari 2014 terdapat sekitar 217 risiko kecelakaan

kerja dengan kategori temuan terbanyak adalah kelalaian dalam prosedur

dan housekeeping sebanyak 93 temuan.

Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di PT

Aqua Golden Missisisipi Bekasi pada bulan Februari 2014 diperoleh hasil

bahwa kecelakaan ringan merupakan kejadian yang sering terjadi. Menurut

hasil wawancara peneliti dengan safety officer masih terdapat beberapa

kasus yang tidak dilaporkan oleh korban maupun saksi yang melihat

kejadian. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran pekerja dengan

menganggap kecelakaan ringan adalah hal biasa. Berdasarkan hal ini,

dapat dilihat bahwa penerapan pencegahan kecelakaan kerja belum

maksimal dilaksanakan.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

4

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi merupakan pabrik dengan ukuran

lokasi yang paling kecil dibandingkan dengan PT Aqua lainnya. Dalam

proses produksinya tidak banyak menggunakan mesin dan peralatan berat,

sehingga risiko kecelakaan yang sering terjadi menurut data kecelakaan

kerja Januari-Februari adalah kecelakaan ringan. Perusahaan tersebut telah

menyadari bahwa pekerja adalah asset utama. Oleh karena itu, mereka

harus memperhatikan aspek K3 untuk setiap pekerja guna mengurangi

angka kecelakaan kerja. Penerapan aspek K3 yang konsisten dan secara

berkesinambungan adalah wujud komitmen nyata PT Aqua Golden

Missisipi Bekasi. Komitmen nyata tersebut yaitu melakukan investigasi

untuk semua jenis kecelakaan kerja, melakukan pengawasan, sosialisasi

K3, memberikan pelatihan K3, dan membuat prosedur kerja aman. Selain

itu terdapat kebijakan manajemen yaitu reward and punishment kepada

pekerja yang berkontribusi terhadap pencegahan kecelakaan kerja.

1.2 Rumusan Masalah

PT Aqua Golden Missisippi Bekasi memiliki jumlah pekerja dan staff

sebanyak 207. PT Aqua Golden Missisippi Bekasi merupakan pabrik yang

pertama kali berdiri dari PT Aqua Group. Pekerja memiliki keragaman

pengetahuan, keterampilan, dan tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang

ada. Berdasarkan laporan kecelakaan PT Aqua Goden Mississippi Bekasi

terjadi kecelakaaan kerja serius pada tahun 2009, serta pada tahun 2013

tejadi 10 kasus P3K dan 11 kasus yang menyebabkan kerusakan material.

Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis angka kecelakaan

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

5

ringan cukup tinggi dan terdapat temuan-temuan kelalaian oleh pekerja

yang menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dan dicari solusi

perbaikan serta pencegahannya. Atas dasar pemikiran di atas maka penulis

ingin mengetahui “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan

Ringan Di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi Tahun 2014.”

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana gambaran kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Missisipi

Bekasi?

b. Bagaimana gambaran faktor karakteristik pekerja (usia, jenis kelamin,

lama kerja, pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap SOP) di PT Aqua

Golden Missisipi Bekasi?

c. Bagaimana gambaran faktor manajemen (reward and punishment,

sosialisasi K3, pengawasan) di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi?

d. Bagaimana gambaran faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping) di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi?

e. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik pekerja (usia, jenis

kelamin, lama kerja, pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap SOP)

dengan kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi?

f. Apakah ada hubungan antara faktor manajemen (reward and

punishment, sosialisasi K3, pengawasan) dengan kecelakaan ringan di

PT Aqua Golden Missisippi Bekasi?

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

6

g. Apakah ada hubungan antara faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping) dengan kecelakaan ringan di PT Aqua Golden

Missisippi Bekasi?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi Tahun

2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran kecelakaan ringan di PT Aqua Golden

Missisipi Bekasi.

b. Mengetahui gambaran faktor karakteristik pekerja (usia, jenis

kelamin, lama kerja, pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap

SOP) di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi.

c. Mengetahui gambaran faktor manajemen (reward and

punishment, sosialisasi K3, pengawasan) di PT Aqua Golden

Missisipi Bekasi.

d. Mengetahui gambaran faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping) di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi.

e. Mengetahui hubungan antara faktor karakteristik pekerja (usia,

jenis kelamin, lama kerja, pengetahuan, sikap, kepatuhan

terhadap SOP) dengan kecelakaan ringan di PT Aqua Golden

Missisippi Bekasi.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

7

f. Mengetahui hubungan faktor manajemen (reward and

punishment, sosialisasi K3, pengawasan) dengan kecelakaan

ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi.

g. Mengetahui hubungan faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping) dengan kecelakaan ringan di PT Aqua Golden

Missisippi Bekasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Menambah literatur di perpustakaan FKIK UIN Jakarta dan

sarana pengembangan pengetahuan tentang ilmu K3.

1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dan bahan

pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah

yang efektif untuk pencegahan kecelakaan kerja.

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan mengaplikasikan teori

kesehatan dan keselamatan kerja, serta sebagai bahan referensi

untuk peneliti selanjutnya.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

8

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi Tahun 2014”.

Penelitian ini akan dilakukan di PT Aqua Golden Missisipi Bekasi pada

bulan April-Mei 2014. Penelitian ini dilakukan karena tingginya angka

kecelakaan ringan sehingga dapat mengetahui apakah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kecelakaan ringan tersebut agar menjadi salah satu

cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang lebih berat. Penelitian ini

dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan pendekatan Cross

Sectional (potong lintang) melalui data primer dengan penyebaran

kuesioner dan observasi.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Kerja

2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (2006) kecelakaan adalah kejadian

yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga karena tidak

terdapat unsur kesengajaan dan tidak diharapkan karena disertai

kerugian material ataupun penderitaan yang paling ringan sampai

yang paling berat. Menurut AS/NZS 4801 (2001) kecelakaan kerja

adalah setiap kejadian tidak terencana dan tidak terkontrol yang

disebabkan oleh manusia, faktor situasi atau lingkungan atau

merupakan kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang menggangu

proses kerja yang mungkin berakibat atau tidak berakibat cedera,

kesakitan, kerusakan, dan kerugian lainnya.

Menurut Tarwaka (2008) kecelakaan kerja di industri dapat

dibagi menjadi dua kategori utama yaitu :

a. Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan

yang terjadi di tempat kerja karena adanya potensi bahaya yang

tidak terkendali.

b. Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident) yaitu

kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja dalam kaitannya

dengan adanya hubungan kerja.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

10

2.1.2 Kecelakaan Dalam Konteks K3

Menurut Bird and Germain (1996) dalam konteks K3 ada

tiga jenis kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan, yaitu

incident (insiden), accident (kecelakaan), dan nearmiss (kejadian

hampir celaka).

2.1.2.1 Near Miss

Menurut OHSAS 18001 (2007) near miss adalah

insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat

kerja ataupun kefatalan (kematian). Akan tetapi pada

dasarnya near miss menunjukkan potensi kecelakaan yang

akan terjadi. Menurut Dupont International Company

(2011) near miss adalah kejadian yang tidak menghasilkan

kerusakan atau cedera tapi memiliki potensi untuk

menghasilkan kerusakan ataupun cedera. Sekitar 75% dari

kecelakaan berasal dari near miss yang dibiarkan.

Selanjutnya menurut Borg (2002) dalam

penelitiannya menggunakan metode Loss Causation

Models menyatakan jika setiap near miss dilaporkan dan

diidentifikasi maka 2 penyebab langsung, 2 penyebab

dasar dan satu kesalahan sistem akan diketahui.

Selanjutnya jika 60 near miss dilaporkan maka 300

penyebab akan teridentifikasi. Maka dengan demikian

terjadinya kecelakaan yang lebih parah dapat dicegah.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

11

2.1.2.2 Accident

Menurut Germain (1998) accident mengacu pada

kejadian yang menimbulkan kerugian. Selanjutnya

menurut Dupont International Company (2011) accident

adalah peristiwa tidak diinginkan yang menimbulkan

kematian, sakit akibat penyakit, luka-luka/kerugian,

kerusakan alat yang menyebabkan kerugian.

2.1.2.3 Incident

Menurut Germain (1998) incident adalah kejadian

yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian,

disebut dapat karena bisa menimbulkan atau tidak

menimbulkan kerugian. Selanjutnya menurut Dupont

International Company incident adalah peristiwa yang

dapat atau tidak menghasilkan kerugian atau kerusakan

yang tidak dinginkan (termasuk hampir celaka,

kecelakaan). Sehingga dapat disebutkan bahwa kejadian

near miss dan accident merupakan suatu incident.

2.1.3 Rasio Kecelakaan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Heinrich dalam Bird

dan Germain (1990) yang dikutip oleh Sialagan (2008) tentang

perbandingan angka kecelakaan dijelaskan bahwa perbandingan

kejadian kecelakaan yaitu 300:29:1 yang berarti bahwa 300 near

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

12

miss dapat menimbulkan 29 kejadian cedera ringan, atau 1 kejadian

cedera serius/fatal. Heinrich menjelaskan bahwa suatu hal yang

sama yang menyebabkan near miss dapat menyebabkan cedera

serius di waktu mendatang. Perbandingan tersebut dapat dilihat

pada piramida berikut ini:

Gambar 2.1

Piramida Perbandingan Kecelakaan Kerja

1 : Cedera serius/fatal

29: Cedera ringan

300: Near miss

Sumber : The Heinrich Triangle dalam Sialagan (2008)

Selain itu Bird (1969) dalam Sialagan (2008) melakukan

analisis yang sama, tidak hanya cedera namun memasukkan

penyakit yang diderita akibat kecelakaan dan kerusakan barang.

Dari hasil penelitiannya diperoleh perbandingan 600:30:10:1 yang

berarti bahwa 600 near miss dapat menimbulkan 30 kejadian

kerusakan barang, 10 cedera atau penyakit ringan, atau 1 cedera

atau penyakit serius/fatal. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada

piramida berikut ini:

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

13

Gambar 2.2

Piramida Perbandingan Kecelakaan Kerja

1 Cedera atau penyakit serius/fatal

10 Cedera atau penyakit ringan

30 Kerusakan barang

600 Near miss

Sumber : Bird (1969) dalam Sialagan (2008)

Selanjutnya studi oleh HSE Malaysia (1997) dalam Borg

(2002) diperoleh perbandingan 60:12:1 yang berarti bahwa setiap

60 near miss dapat menyebabkan 12 kerusakan barang, atau 1

cedera. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada piramida berikut:

Gambar 2.3

Piramida Perbandingan Kecelakaan Kerja

1 Cedera

12 kerusakan barang

60 Near miss

Sumber : HSE Malaysia (1997) dalam Borg (2002)

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

14

Dari rasio-rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan dasar antara kejadian kecelakaan fatal, kejadian

kecelakaan ringan dan near miss. Untuk mendapatkan hasil terbaik

dalam pencegahan kecelakaan adalah memfokuskan pada semua

kejadian dengan tidak mengabaikan kejadian near miss. Investigasi

harus dilakukan pada semua level kejadian.

2.1.4 Klasifikasi Kecelakaan

Menurut ILO (1989) dalam Hiperkes (2008) klasifikasi

kecelakaan adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi menurut tipe kecelakaan

a. Orang terjatuh

b. Terpukul benda jatuh

c. Tersentuh/terpukul benda yang tidak bergerak

d. Terjepit di antara dua benda

e. Gerakan dipaksakan

f. Terkena suhu ekstrim

g. Tersengat arus listrik

h. Terkena bahan-bahan berbahaya atau radiasi

i. Lain-lain kecelakaan yag tidak masuk golongan ini

2. Klasifikasi kecelakaan menurut benda

a. Mesin

1) Penggerak utama kecuali motor listrik

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

15

2) Gigi tranmisi mesin

3) Mesin pemotong/pembentuk logam

4) Masin kayu

5) Mesin pertanian

6) Mesin pertambangan

7) Lain-lain yang tidak termsuk golongan ini

b. Alat pengangkat dan sarana angkutan

1) Mesin dan perlengkapan pengangkat

2) Pengangkut di atas rel

3) Alat pengangkut lainnya selain di atas rel

4) Pengangkut udara

5) Pengangkut perairan

6) Lain-lain sarana angkutan

c. Perlengkapan lainnya

1) Bejana tekanan

2) Dapur, oven, pembakaran

3) Pusat-pusat pendinginan

4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi tidak

termasuk peralatan listrik

5) Alat-alat listrik tangan

6) Alat-alat, perkakas, perlengkapan listrik

7) Tangga, jalur landai

8) Perancah

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

16

d. Material, bahan dan radiasi

1) Bahan peledak

2) Serbuk, gas, cairan dan bahan kimia

3) Pecahan terpelanting

4) Radiasi

5) Lain-lain

e. Lingkungan kerja

1) Di luar gedung

2) Di dalam gedung

3) Di bawah tanah

f. Lain-lain

1) Hewan

2) Lain-lain

3. Klasifikasi menurut jenis luka-luka

a. Fraktur/retak

b. Dislokasi

c. Terkilir

d. Gegar otak dan luka di dalam lainnya

e. Amputasi dan anukleasi

f. Luka-luka lainnya

g. Luka-luka ringan

h. Memar dan remuk

i. Terbakar

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

17

j. Keracunan

k. Pengaruh cuaca

l. Sesak napas

m. Akibat arus listrik

n. Akibat radiasi

o. Luka-luka majemuk lainnya

p. Lain-lain luka

4. Klasifikasi kecelakaan menurut lokasi luka pada bagian

a. Kepala

b. Leher

c. Badan

d. Tangan

e. Tungkai

f. Aneka lokasi

g. Luka-luka umum

h. Luka-luka lainnya

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Ringan

Heinrich (1980) dalam Suma’mur (2006) menjelaskan bahwa

suatu hal yang sama yang menyebabkan kecelakaan ringan dapat

menyebabkan cedera serius di waktu mendatang. Beberapa teori

menyebutkan tentang penyebab kecelakaan kerja sebagai berikut.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

18

2.1.5.1 Teori Loss Causation Models

Teori Loss Causation Model berisi petunjuk yang

memudahkan untuk memahami bagaimana menemukan

faktor penting dalam rangka mengendalikan meluasnya

kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan manajemen.

Bird dan Germain (1996) menjelaskan bahwa suatu

kerugian (loss) disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor

yang berurutan yang terdiri dari:

a. Lack of Control (kurang kendali)

Penyebab lack of control yaitu:

i. Inadequate programme, yaitu program yang tidak

bervariasi yang berhubungan dengan ruang lingkup.

ii. Inadequate programme standards, yaitu standar tidak

spesifik, standar tidak jelas atau tidak baik.

iii. Inadequate compliance-with standards, yaitu

kurangnya pemenuhan standar.

b. Basic Causes, yaitu penyebab dasar terjadinya kecelakaan

disebabkan oleh personal factor seperti kondisi pekerja,

dan job factor seperti unit kerja.

c. Immediate Causes, yaitu penyebab langsung terjadinya

kecelakaan, meliputi faktor sub-standard dan faktor

kondisi. Faktor sub-standard diantaranya tindakan tidak

aman seperti tidak mematuhi standar operasional prosedur,

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

19

dan faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi dan

pencahayaan.

d. Accident, yaitu kecelakaan yang ditimbulkan.

e. Loss, yaitu kerugian yang ditimbulkan dari terjadinya

kecelakaan.

2.1.5.2 International Labour Organization (ILO)

Menurut ILO (1998) faktor-faktor penyebab

kecelakaan kerja yaitu:

a. Faktor pekerja yaitu usia, jenis kelamin, lama kerja,

pendidikan, pengetahuan, keterampilan, jam kerja, shift

kerja, sikap, perilaku, kelelahan, dan kondisi fisik pekerja.

b. Faktor manajemen yaitu kebijakan organisasi atau

manajemen, sosialisasi K3, SOP, pelatihan, dan

pengawasan.

c. Faktor lingkungan kerja yaitu housekeeping, pencahayaan,

ventilasi, kebisingan, dan warna peringatan, tanda, label.

Beberapa penelitian menyebutkan tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan kecelakaan kerja. Arifin (2005) dalam

penelitiannya terhadap pekerja di PT Bukaka Teknik Utama,

Cilengsi menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelatihan,

sosialisasi K3, dan kepatuhan menjalankan prosedur terhadap

tingginya kejadian kecelakaan kerja. Hernawati (2008) dalam

penelitiannya terhadap pekerja area pertambangan PT Antam Tbk

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

20

UBPE Pongkor menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

umur dan unit kerja dengan kecelakaan kerja. Yuniarti (2006)

dalam penelitiannya terhadap pekerja di PT Indo-Bharat Rayon

menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan kebijakan

K3 terhadap kecelakaan kerja. Dari beberapa hasil penelitian

tersebut terdapat pola penyebab kecelakaan kerja yang sama yaitu

faktor manajemen, faktor pekerja dan faktor lingkungan kerja.

2.2 Faktor Karakteristik Pekerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan

bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar

penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga

kerja dan bukan tenaga kerja.

2.2.1 Usia

Menurut Suma’mur (2006) pengalaman untuk kewaspadaan

terhadap kecelakaan bertambah baik sesuai dengan usia, masa kerja

diperusahaan dan lamanya bekerja di tempat kerja yang

bersangkutan. Dengan bertambahnya usia seseorang maka akan

semakin waspada untuk menghindari kecelakaan kerja. Menurut

penelitian Hernawati (2008) pekerja berusia muda memiliki

kecenderungan terjadinya kecelakaan kerja.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

21

2.2.2 Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan secara

fisik dan psikis, sehingga analisa kecelakaan kerja selalu melihat

jenis kelamin sebagai bagian yang penting. Perbedaan antara laki-

laki dan perempuan bisa dilihat dari fisik seperti kemampuan otot,

daya tahan tubuh, postur dan sebagainya. Sehingga akan dapat

berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja tertentu. Menurut

penelitian Jawawi (2008) pekerja dengan jenis kelamin perempuan

lebih sering mengalami kecelakaan kerja.

2.2.3 Lama Kerja

Menurut Sajidi (2001) pekerja yang mempunyai masa kerja

yang lama akan mempunyai lebih banyak pengalaman dalam

bekerja dibandingkan dengan pekerja yang masa kerjanya belum

terlalu lama. Selanjutnya menurut Suma’mur (2006) dalam suatu

perusahaan pekerja-pekerja baru yang kurang berpengalaman

sering mendapatkan kecelakaan, sehingga diperlukan perhatian

khusus. Hal ini memungkinkan bahwa pekerja yang masa kerjanya

lebih lama akan lebih kecil mengalami kecelakaan kerja dibanding

dengan pekerja yang masa kerjanya belum terlalu lama. Menurut

penelitian Lubis (2000) menyatakan bahwa pekerja yang memiliki

masa kerja baru lebih sering mengalami kecelakaan kerja.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

22

2.2.4 Pengetahuan

Menurut Green (2005) pengetahuan merupakan salah satu

faktor penting dalam memotivasi seseorang dalam bertindak.

Perilaku seseorang yang didasari pengetahuan akan lebih bersifat

bertahan lama daripada perilaku seseorang tanpa didasari

pengetahuan. Menurut ILO (1998) pengetahuan yaitu pemahaman

pekerja mengenal tipe-tipe risiko yang terdapat di tempat kerja,

sumber pajanan dan faktor-faktor berbahaya yang berpotensi

menyebabkan terjadinya kerusakan atau cedera, sesuai dengan

tugasnya. Menurut penelitian Yuniarti (2006) pengetahuan dapat

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Selanjutnya menurut

penelitian Yanti (2011) pengetahuan pekerja yang baik dapat

mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.

2.2.5 Sikap

Menurut Azwar (2007 sikap adalah kecenderungan individu

untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap

suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen

kognitif. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan metode Skala

Likert. Metode ini yaitu dengan menempatkan pilihan terhadap

objek sikap dengan rentang satu sampai empat yaitu “sangat

setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”.

Menurut penelitian Kurniawati (2013) pekerja yang memiliki sikap

negatif lebih sering mengalami kecelakaan kerja.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

23

2.2.6 Kepatuhan Terhadap Prosedur

Menurut Geller (2001) kepatuhan adalah salah satu bentuk

perilaku yang dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal

yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepatuhan terhadap

prosedur yang berkaitan dengan keselamatan wajib dilakukan.

Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan keselamatan

kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah

melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat

lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Menurut penelitian Arifin (2005)

kepatuhan menjalankan prosedur berhubungan dengan terjadinya

kecelakaan kerja.

2.3 Faktor Manajemen

Menurut OHSAS 18001 (2007) sistem manajemen K3 merupakan

bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk

mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko.

Menurut Andi (2005) anggapan tentang kecelakaan kerja yang

bersumber kepada tindakan yang tidak aman yang dilakukan pekerja

telah bergeser dengan anggapan bahwa kecelakaan kerja bersumber

kepada faktor-faktor organisasi atau manajemen. Pihak manajemen harus

bertanggungjawab terhadap keselamatan. Para pekerja dan pegawai

mestinya dapat diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen sehingga

tercipta suatu kegiatan kerja yang aman.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

24

2.3.1 Reward And Punishment

Menurut Skinner dalam Santrock (2007) reward merupakan

pengembalian yang bersifat positif dari perilaku yang diharapkan,

bisa berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Sedangkan

punishment adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas

terjadinya suatu perilaku, bisa berupa teguran, penundaan

kenaikan gaji, dan penurunan jabatan. Menurut ILO (1998)

reward and punishment merupakan salah satu kebijakan

manajemen yang dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.

2.3.2 Sosialisasi K3

Menurut ILO (1998) sosialisasi K3 sebagai salah satu

bagian dari propaganda atau kampanye K3 yang merupakan salah

satu jenis kependidikan selain pendidikan dan pelatihan. Meski

cara ini terbatas nilainya dalam merangsang dan menggairahkan

orang untuk bekerja dengan aman tetapi cara ini masih dipakai

secara luas di berbagai negara. Menurut penelitian Arifin (2005)

sosialisasi K3 mempunyai hubungan terhadap terjadinya

kecelakaan kerja.

Dalam UU No 1 Tahun 1970 pasal 14 ayat b disebutkan

bahwa salah satu kewajiban pengurus adalah memasang dalam

tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja

yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

25

tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut

petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

2.3.3 Pengawasan

J.M Black (1971) dalam Utommi (2007) menyatakan

bahwa pengawasan adalah suatu pekerjaan yang berarti

mengarahkan yaitu memberi tugas, menyediakan intruksi,

pelatihan dan nasihat kepada individu juga termasuk

mendengarkan dan memecahkan masalah yang berhubungan

dengan pekerjaan serta menanggapi keluhan bawahan. Menurut

Utommi (2007) tujuan dari pengawasan yaitu memotivasi pekerja

bekerja secara benar dan memastikan pekerja tahu bagaimana

melakukan pekerjaannya.

Bird dan Germain (1996) menyebutkan bahwa supervisor

(pengawas) memiliki posisi kunci dalam mempengaruhi

pengetahuan, sikap keterampilan, dan kebiasaan, akan keselamatan

setiap karyawan dalam suatu area tanggung jawabnya. Para

pengawas mengetahui lebih baik daripada pihak lain mengenai

diperhatikannya individu-individu, catatan cuti, kebiasaan bekerja,

perbuatan, keterampilan dalam bekerja. Menurut penelitian

Mauliku (2002) pengawasan dapat mempengaruhi terjadinya

kecelakaan kerja.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

26

2.4 Faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja atau tempat kerja menurut Undang-Undang No 1

Tahun 1970 ayat 1 pasal 2 ialah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka

atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja

yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu

usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

Sedangkan tempat kerja menurut OHSAS 18001 (2007) ialah lokasi

manapun yang bekaitan dengan aktivitas kerja di bawah kendali

organisasi (perusahaan).

2.4.1 Unit Kerja

Menurut Azwar (2007) unit kerja merupakan bagian kecil

dalam sebuah institusi barang atau jasa yang menjadi lokasi

seseorang pekerja melakukan pekerjaan. Penelitian yang dilakukan

oleh Hernawati (2008) menyatakan bahwa ada hubungan antara

unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja. Penelitian yang

dilakukan oleh Jawawi (2008) juga menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan kerja.

2.4.2 Housekeeping

Menurut Suma’mur (2009) housekeeping atau

ketatarumahtanggaan merupakan upaya perusahaan dalam

menciptakan suatu lingkungan kerja yang aman dan nyaman,

meliputi penyimpanan peralatan kerja, pembuangan sampah

industri, dan ruangan kerja yang kering dan bersih. Housekeeping

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

27

dianggap sebagai kegiatan pencegahan sekaligus sebagai upaya

pengendalian. Prinsip umum housekeeping bukan sekedar

kebersihan tempat kerja melainkan juga mengupayakan

penempatan peralatan yang tepat,sesuai dan benar, mengutamakan

proses kerja berlangsung aman dan agar kegiatan dapat

berlangsung optimal, efisien dan efektif serta pencegahan

kecelakaan kerja.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

28

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan beberapa teori yang telah dipaparkan diatas, kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini mengacu

pada Teori Loss Causation Models Bird dan Germain (1996) dan ILO (1998) yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4

Skema Kerangka Teori

Faktor Pekerja

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Lama kerja

d. Pendidikan

e. Pengetahuan

f. Keterampilan

g. Jam kerja

h. Shift kerja

i. Sikap

j. Kepatuhan terhadap

prosedur

k. Kelelahan

l. Kondisi fisik pekerja

Faktor Lingkungan

a. Housekeeping

b. Kebisingan, ventilasi, suhu,

pencahayaan

c. Unit kerja

Faktor Manajemen

a. Kebijakan manajemen

b. Sosialisasi K3

c. SOP

d. Pelatihan kerja

e. Pengawasan

Kecelakaan

Ringan

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

29

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, kerangka konsep yang digunakan mengacu pada

Teori Loss Causation Models Bird dan Germain (1996) dan ILO (1998).

Penyebab kecelakaan ringan adalah faktor pekerja, faktor manajemen, dan

faktor lingkungan. Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel

bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel independen ini

meliputi faktor pekerja (lama kerja, usia, jenis kelamin, pengetahuan, sikap,

dan kepatuhan terhadap SOP) dan faktor manajemen (reward and punishment,

sosialisasi K3, dan pengawasan) serta faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping). Variabel dependen yaitu kecelakaan ringan. Beberapa faktor

seperti pelatihan, SOP, pendidikan, jam kerja, shift kerja, kondisi fisik pekerja

tidak diteliti dalam penelitian ini karena bersifat homogen. Faktor warna

peringatan, tanda, dan label tidak diteliti karena telah disediakan diseluruh

area kerja sesuai kebutuhan masing-masing. Sedangkan kebisingan, ventilasi,

suhu, dan pencahayaan tidak diteliti karena tidak melebihi NAB. Dalam

skema kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

30

Gambar 3.1

Skema Kerangka Konsep

Faktor pekerja

Lama kerja

Usia

Jenis kelamin

Pengetahuan

Sikap

Kepatuhan terhadap

SOP

Faktor manajemen

Kebijakan

manajemen

(Reward and

Punishment)

Sosialisasi K3

Pengawasan

Kecelakaan Ringan

Faktor lingkungan kerja

Unit kerja

Housekeeping

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

31

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Kecelakaan

ringan

Kejadian yang dialami responden

seperti kesetrum, terjatuh,

terpeleset, dan kejadian lainnya

yang menimbulkan luka/cedera

ringan yang terjadi selama 6 bulan

terakhir penelitian.

Kuesioner

B6-B7

Wawancara 0. Pernah

1. Tidak pernah

Ordinal

2 Lama kerja Lamanya responden bekerja di PT

Aqua Golden Missisippi Bekasi.

Kuesioner

A4

Wawancara 0. Baru, jika ≤ median

1. Lama, jika > median

Ordinal

3 Usia Lamanya waktu hidup pekerja

yang dihitung dari lahir sampai

tahun 2014.

Kuesioner

A2

Wawancara 0. Muda, jika ≤ median

1. Tua, jika > median

Ordinal

4 Jenis kelamin Perbedaan biologis responden Kuesioner

A3

Wawancara 0. Perempuan

1. Laki-laki

Nominal

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

32

5 Pengetahuan Pemahaman responden terhadap

penyebab kecelakaan kerja,

kebijakan K3, dan SOP.

Kuesioner

C8-C16

Wawancara 0. Pengetahuan rendah,

jika skor jawaban tepat

dari pertanyaan

pengetahuan ≤ mean

1. Pengetahuan tinggi, jika

skor jawaban tepat dari

pertanyaan pengetahuan

> mean

Ordinal

6 Sikap Respon responden terhadap risiko

kecelakaan kerja, prosedur,

kebijakan keselamatan kerja dan

pencegahan kecelakaan kerja.

Kuesioner

D17-D26

Wawancara 0. Sikap negatif, jika skor

jawaban dari pertanyaan

sikap ≤ mean

1. Sikap positif, jika skor

jawaban dari pertanyaan

sikap > mean

Ordinal

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

33

7 Kepatuhan

terhadap

prosedur

Tindakan pekerja untuk

melaksanakan atau tidak

melaksanakan peraturan dan

prosedur kerja yang ditetapkan.

Kuesioner

E27-E33

Wawancara 0. Tidak patuh, jika

responden menjawab

tidak pada salah satu

pertanyaan

1. Patuh, jika responden

menjawab iya pada

semua pertanyaan

Ordinal

8 Reward dan

punishment

Imbalan, balasan atau hukuman

yang diterima pekerja jika

melakukan tindakan sesuai atau

tidak sesuai prosedur dan

peraturan yang ada.

Kuesioner

G40-G43

Wawancara 0. Reward and punisment

rendah, jika skor jawaban

dari pertanyaan Reward

and punisment ≤ mean

1. Reward and punisment

tinggi, jika skor jawaban

dari pertanyaan Reward

and punisment > mean

Ordinal

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

34

9 Sosialisasi K3 Penyampaian informasi mengenai

keselamatan kerja di tempat kerja

melalui media cetak.

Kuesioner

H44-H53

&

Pedoman

observasi

Wawancara

Observasi

oleh peneliti

0. Sosialisasi rendah, jika

skor jawaban dari

pertanyaan sosialisasi K3

≤ mean

1. Sosialisasi tinggi, jika

skor jawaban dari

pertanyaan sosialisasi K3

> mean

Ordinal

10 Pengawasan Tindakan pengawasan yang

dilakukan oleh pihak manajemen

dalam mendukung pekerja

melakukan pekerjaan sesuai

prosedur dan peraturan yang ada.

Kuesioner

I54-I60

Wawancara 0. Pengawasan rendah, jika

skor jawaban dari

pertanyaan pengawasan

≤ mean

1. Pengawasan tinggi, jika

skor jawaban dari

pertanyaan pengawasan

> mean

Ordinal

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

35

11 Unit kerja Bagian atau divisi tempat pekerja

bekerja.

Kuesioner

A5

Wawancara 1. Hod

2. Iss

3. Hr

4. Wt

5. Teknik

6. Sps

7. Pretreatment

8. Gudang

Ordinal

12 Housekeeping Kondisi ketatarumahtanggan

lingkungan kerja yang dapat

menimbulkan kecelakaan ringa di

sekitar tempat kerja.

Kuesioner

J61-J69

&

Pedoman

Observasi

Wawancara

Observasi

oleh peneliti

0. Housekeeping tidak

kondusif, jika skor

jawaban dari pertanyaan

houseekeping ≤ mean

1. Housekeeping kondusif,

jika skor jawaban dari

pertanyaan housekeeping

> mean

Ordinal

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

36

3.3 Hipotesis

a. Ada hubungan antara faktor pekerja (usia, jenis kelamin, lama

kerja, pengetahuan, sikap, dan kepatuhan terhadap prosedur)

dengan kecelakaan ringan PT Aqua Golden Missisipi Bekasi.

b. Ada hubungan antara faktor manajemen (reward and

punishment, sosialisasi K3, dan pengawasan) dengan

kecelakaan ringan PT Aqua Golden Missisipi Bekasi.

c. Ada hubungan antara faktor lingkungan kerja (unit kerja dan

housekeeping) dengan kecelakaan ringan PT Aqua Golden

Missisipi Bekasi.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

37

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional karena

penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dengan

mempelajari dinamika korelasi antara variabel independen dengan

variabel dependen dalam satu waktu. Menurut Murti (2006)

metode cross sectional yaitu mempelajari variabel yang termasuk

faktor resiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi

sekaligus pada saat yang sama. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah faktor pekerja (usia, jenis kelamin, lama kerja,

pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap SOP ), faktor manajemen

(reward and punishment, sosialisasi K3, dan pengawasan), dan

faktor lingkungan kerja (unit kerja dan housekeeping). Sedangkan

variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecelakaan ringan.

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Aqua Golden Missisipi

Bekasi, Jawa Barat pada Bulan April-Mei 2014.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

38

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Menurut Murti (2006) populasi adalah keseluruhan

unit analisis yang karakteristiknya akan diduga. Anggota

unit populasi disebut elemen populasi. Populasi dalam

peneitian ini adalah seluruh pekerja produksi shift pagi di

PT Aqua Golden Missisipi Bekasi yang berjumlah 106.

4.3.2 Sampel

Menurut Murti (2006) sampel adalah sebagian

populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau di ukur.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampel jenuh dimana sampel adalah seluruh pekerja shift

pagi yang berjumlah 106 orang. Alasan pengambilan

sampel ini adalah karena berdasarkan laporan kecelakaan

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi kecelakaan ringan

paling sering terjadi pada pekerja shift pagi serta pihak

manajemen PT Aqua Golden Mississippi Bekasi hanya

memberikan izin peneliti untuk melakukan riset pada

pekerja shift pagi.

4.4 Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang

digunakan yaitu penyebaran kuesioner dan observasi oleh peneliti.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

39

4.5 Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan data

dengan urutan sebagai berikut:

a. Editing

Melakukan pemeriksaan terhadap jawaban pada kuesioner

dan memastikan bahwa semua variabel terisi .

b. Coding

Memberikan kode angka pada setiap variabel dalam

kuesioner untuk mempermudah proses entry dan analisis data.

c. Entry

Memasukkan data ke dalam program software statistik

SPSS agar dapat dilakukan analisis data.

d. Cleaning

Melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah di

entry untuk memastikan tidak ada kesalahan data

4.6 Instrumen Penelitian

4.6.1 Coding Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu kuesioner. Pertanyaan yang disajikan alternatif dua

jawaban atau lebih. Serta terdapat pedoman observasi untuk

variabel sosialisasi K3 dan housekeeping.

Untuk variabel kecelakaan ringan, dari tiap jawaban

yang menjawab tidak diberi nilai 1 dan dikategorikan tidak

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

40

pernah. Selanjutnya yang menjawab iya diberi nilai 0 dan

dikategorikan pernah mengalami kecelakaan ringan. Untuk

variabel jenis kelamin yang menjawab laki-laki akan diberi

nilai 0 dan perempuan diberi nilai 1. Sedangkan untuk

variabel unit kerja, pekerja akan diminta menjawab

kuesioner dengan mengisi sesuai unit kerjanya.

Untuk variabel lama kerja, jika jawaban dari

pertanyaan lama kerja ≤ median dikategorikan baru dan

diberi nilai 0, dan jika jawaban dari pertanyaan lama kerja

> median dikategorikan lama dan diberi nilai 1. Nilai

median digunakan karena berdasarkan analisis data tidak

terdistribusi normal. Sedangkan untuk variabel usia jika

jawaban dari pertanyaan usia ≤ median dikategorikan muda

dan diberi nilai 0, sedangkan jika jawaban dari pertanyaan

usia > median dikategorikan tua dan diberi nilai 1. Nilai

median digunakan karena berdasarkan uji normalitas data

terbukti tidak terdistribusi normal.

Untuk variabel pengetahuan, jawaban dari tiap

pertanyaan yang jawabannya tepat benar diberi skor 1 dan

yang jawabannya tidak tepat diberi skor 0. Jika skor

jawaban dari pertanyaan pengetahuan ≤ mean

dikategorikan pengetahuan rendah dan diberi nilai 0,

sedangkan jika skor jawaban dari pertanyaan pengetahuan

> mean dikategorikan pengetahuan tinggi dan diberi nilai 1.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

41

Nilai mean digunakan karena berdasarkan uji normalitas

terbukti data terdistribusi normal.

Untuk variabel kepatuhan terhadap prosedur, jika

responden menjawab tidak pada salah satu pertanyaan atau

lebih maka akan diberi nilai 0 dan dikategorikan tidak

patuh, sedangkan jika responden menjawab iya pada semua

pertanyaan akan diberi nilai 1 dan dikategorikan patuh.

Untuk variabel sikap menggunakan empat alternatif

tanggapan dari setiap pernyataan kuesioner. Empat

alternatif jawaban yang dikemukakan serta bobotnya yaitu

sangat setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), sangat tidak

setuju (0). Jika skor jawaban dari pertanyaan sikap ≤ mean

dikategorikan memiliki sikap negatif dan diberi nilai 0,

sedangkan jika skor jawaban dari pertanyaan sikap > mean

dikategorikan memiliki sikap positif dan diberi nilai 1.

Nilai mean digunakan karena berdasarkan uji normalitas

terbukti data terdistribusi normal.

Untuk variabel sosialisasi K3 dari tiap pertanyaan

yang menjawab tidak mendapat skor 0 dan iya mendapat

skor 1. Jika skor jawaban pertanyaan dari sosialisasi K3 ≤

mean dikategorikan sosialisasi K3 rendah dan diberi nilai 0.

Sedangkan jika skor jawaban pertanyaan sosialisasi K3 >

mean dikategorikan sosialisasi K3 tinggi dan diberi nilai 1.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

42

Nilai mean digunakan karena berdasarkan uji normalitas

terbukti data terdistribusi normal.

Untuk variabel housekeeping, pengawasasn, reward

and punishment dari tiap pertanyaan yang menjawab tidak

pernah mendapat skor (0), kadang-kadang (1), selalu (2).

Jika skor jawaban pertanyaan dari housekeeping,

pengawasan, maupun reward and punishment ≤ mean

sebagai berikut:

a. Variabel housekeeping dikategorikan tidak kondusif

dan diberi nilai 0.

b. Variabel pengawasan dikategorikan rendah dan diberi

nilai 0.

c. Variabel reward and punishment dikategorikan rendah

dan diberi nilai 0.

Sedangkan jika skor jawaban pertanyaan dari

housekeeping, pengawasan, reward and punishment > mean

dikategorikan sebagai berikut:

a. Variabel housekeeping dikategorikan kondusif dan

diberi nilai 1.

b. Variabel pengawasan dikategorikan tinggi dan diberi

nilai 1.

c. Variabel reward and punishment dikategorikan tinggi

dan diberi nilai 1.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

43

Nilai mean digunakan karena berdasarkan uji

normalitas terbukti data terdistribusi normal.

Untuk observasi housekeeping dan sosialisasi K3

terdapat beberapa item yang diobservasi yaitu untuk

housekeeping terdapat 7 item sedangkan sosialisasi K3

terdapat 9 item. Pada pedoman observasi terdapat pilihan

jawaban iya dan tidak dimana cara menjawabnya dengan

memberi tanda chekclist (√). Kemudian diberi skor 1 untuk

jawaban iya dan skor 0 untuk jawaban tidak. Berdasarkan

hasil obeervasi dan kuesioner data yang didapat adalah

sama. Data hasil observasi oleh peneliti sejalan dengan data

hasil kuesioner dari responden.

4.6.2 Validasi dan Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis

yang didahulukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan sebelum

penelitian dilaksanakan. Hasil uji validitas dan reliabilitas

dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini.

Tabel 4.1

Uji Validitas Instrumen

Item

pertanyaan

R Hitung R Tabel Tindakan

Pengetahuan 1 0,856 0,6319 Valid

Pengetahuan 2 0,310 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Pengetahuan 3 0,272 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Pengetahuan 4 0,665 0,6319 Valid

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

44

Pengetahuan 5 0,665 0,6319 Valid

Pengetahuan 6 0,856 0,6319 Valid

Pengetahuan 7 0,856 0,6319 Valid

Sikap 1 0,793 0,6319 Valid

Sikap 2 0,793 0,6319 Valid

Sikap 3 0,793 0,6319 Valid

Sikap 4 0,853 0,6319 Valid

Sikap 5 0,840 0,6319 Valid

Sikap 6 0,793 0,6319 Valid

Sikap 7 0,853 0,6319 Valid

Sikap 8 0,399 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Sikap 9 0,819 0,6319 Valid

Sikap 10 0.658 0,6319 Valid

Kepatuhan 0,828 0,6319 Valid

Reward 1 0,973 0,6319 Valid

Reward 2 0,850 0,6319 Valid

Reward 3 0,373 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Reward 4 0,901 0,6319 Valid

Sosialisasi 1 0,884 0,6319 Valid

Sosialisasi 2 0,718 0,6319 Valid

Sosialisasi 3 0,856 0,6319 Valid

Sosialisasi 4 0,400 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Sosialisasi 5 0,222 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Sosialisasi 6 0,780 0,6319 Valid

Sosialisasi 7 0,310 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Sosialisasi 8 0,385 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Sosialisasi 9 0,884 0,6319 Valid

Pengawasan 1 0,935 0,6319 Valid

Pengawasan 2 0,411 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Pengawasan 3 0,325 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Pengawasan 4 0,684 0,6319 Valid

Pengawasan 5 0,695 0,6319 Valid

Pengawasan 6 0,695 0,6319 Valid

Pengawasan 7 0,717 0,6319 Valid

Housekeeping 1 0,712 0,6319 Valid

Housekeeping 2 0,084 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Housekeeping 3 0,487 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Housekeeping 4 0,711 0,6319 Valid

Housekeeping 5 0,853 0,6319 Valid

Housekeeping 6 0,798 0,6319 Valid

Housekeeping 7 0,275 0,6319 Ganti struktur pertanyaan

Housekeeping 8 0,853 0,6319 Valid

Housekeeping 9 0,711 0,6319 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa beberapa

item pertanyaan tidak valid sehingga perlu dilakukan

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

45

perubahan struktur pertanyaan pada masing-masing item

yang tidak valid tersebut.

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s alpha R Tabel Keterangan

0,974 0,6319 Reliabel

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai

Cronbach’s alpha lebih besar dari nilai r tabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen reliabel.

4.7 Analisis Data

4.7.1 Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan

karakteristik data setiap variable yang diteliti. Penyajian

data univariat berupa distribusi dan frekuensi variable

tersebut. Untuk observasi housekeeping dan sosialisasi K3

akan menjadi data cross check untuk data dari kuesioner.

4.7.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan

antara variabel independen dan dependen. Analisis bivariat

dalam penelitian ini dengan uji Chi Square dengan melihat

hubungan antara variabel kategorik independen dan

variabel kategorik dependen. Tingkat kepercayaan pada

penelitian ini sebesar 95% dengan nilai α 0,05. Jika P value

> 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak

ada hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya jika P

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

46

value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti

terdapat hubungan antara kedua variabel.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

47

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Profil Perusahaan

PT Aqua Golden Mississippi adalah perusahaan yang

bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK)

yang didirikan oleh Tirto Utomo pada tahun 1973. PT Aqua

Golden Mississippi beralamat di Jalan Raya Bekasi Km 27 Pondok

Ungu Kec. Medan Satria Bekasi, Jawa Barat. PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi merupakan salah satu cabang perusahaan Aqua

Group di bawah Perusahaan Danone yang mengaplikasikan Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja berdasarkan

Standar Dupont International Company bernama Wise yang

memiliki 13 elemen yang wajib dilaksanakan, salah satunya adalah

elemen Investigasi Kecelakaan. PT Aqua Golden Mississippi

Bekasi terdiri dari 31 staff dan 176 pekerja produksi dengan 8 unit

kerja yaitu HOD, ISS, SPS, HR, Water Treatment, Teknik,

Gudang.

5.1.2 Gambaran Umum Proses Produksi

Dalam proses produksi terdapat beberapa langkah untuk

menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan terjamin dengan

sangat mengutamakan GMP (Good Manufacturing Proces). Hal ini

dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan dari konsumen akan

kualitas produk. PT Aqua Golden Mississippi Bekasi memproduksi

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

48

air minum dalam kemasan 750 ml dan kemasan galon. Berikut

gambaran beberapa proses produksi di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi.

A. Proses Pretreatment dan Water Treatment

Air dari sumber dicek (pretreatment) keberadaan

kandungan chlorinnya. Jika terdapat chlorine maka air akan

ditolak dan dikembalikan ke sumber. Jika tidak mengandung

chlorine maka air akan disalurkan ke storage tank. Setelah itu

air akan melewati Cadrige Filter 40 mikron, selanjutnya

melewati penyaringan Cadrige Filter 5 mikron serta Cadridge

Filter 1 mikron. Hal ini dimaksudkan untuk menyaring

mikroorganisme dengan ukuran 40 mikron, 5 mikron, hingga 1

mikron. Setelah melalui proses penyaringan mikroorganisme

maka air kemudian berlanjut ke proses ultra violet dan injeksi

ozone lalu ke proses mixing yang disebut sebagai proses water

treatment. Selanjutnya produk masuk ke Finish Tank dan

dialirkan ke masing-masing Filler yaitu Filler Galon dan Filler

750.

Air dari sumber

Chlorine

Tolak dan kembali ke sumber

Ozone

Gambar 4.2

Bagan Proses Produksi Air

Cadridge

filter 5

mikron

Cadridge

filter 40

mikron

Storage tank

Finish

tank

Mixing Ultra

Violet

Cadridge

filter 1

mikron

Filler

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

49

Keterangan Tambahan

Dikotakin : alat/mesin

Tidak dikotakin : manusia

B. Proses Produksi Air Galon 19L (HOD)

1. Visual Control

Galon kosong dari konsumen dicek terlebih dahulu

sebelum masuk ke ruang produksi. Galon masuk ke proses

visual control kosong diperiksa secara fisik, dikelompokkan

menjadi:

a. Bau

b. Kotor bagian dalam

c. Kotor bagian luar

d. Lumut

e. Cat dan Label

2. Treatment Galon

Galon dari konsumen yang telah melalui proses

visual control selanjutnya masuk ke proses treatment galon.

Pada proses ini galon dicuci dan dibersihkan. Proses

pencucian dan pembersihan galon dikerjakan manual oleh

pekerja. Pada proses pencucian galon untuk kategori lumut

dan bau diberi bahan tambahan yaitu HCl dengan kadar

5%-10%. Galon yang kotor bagian dalam dan kotor bagian

luar dibersihkan dan disikat dengan sabun detergen biasa.

Sedangkan galon yang ada cat dan label rusak akan

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

50

dibersihkan dan diilangkan catnya dengan pisau lalu label

diganti dengan label yang baru.

3. Visual Control Galon

Galon dari konsumen yang sudah masuk ke tahap

treatment kemudian diperiksa lagi di visual control galon

seperti retak dasar, retak badan dan cat. Setelah itu galon

yang sudah lolos dalam visual control galon akan masuk ke

dalam mesin washer.

4. Washer

Galon yang telah melalui proses visual control

galon baik galon bekas dari konsumen maupun galon baru

yang diorder dari Citeurep akan dicuci dan dibersihkan lagi

di dalam mesin washer dengan tambahan detergen Mipcip

dengan suhu 55-75 C. Jika suhu yang digunakan semakin

tinggi maka detergen yang digunakan akan semakin sedikit.

Setelah itu galon menuju Filler untuk diisi dengan air

produk.

5. Filler

Setelah galon dicuci dengan washer maka galon

menuju Filler. Di dalam ruangan Filler hanya ada satu

pekerja yang bertugas. Sebelum memasuki area Filler

pekerja harus mandi di tempat yang sudah disediakan dan

memakai jas khusus. Hal ini dimaksudkan agar pekerja

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

51

steril dan bebas dari bakteri dan virus sehingga produk

terhindar dari kontaminasi.

6. Cupper

Galon yang telah diisi dengan air produk

selanjutnya menuju mesin Cupper dimana galon diberi

tutup. Untuk saat ini cupper atau penutup botol galon

diproduksi oleh perusahaan lain dari Cikarang atau

Tangerang.

7. Coding

Galon yang telah diberi tutup kemudian dikoding

sebagai salah satu syarat produk dapat dipasarkan.

8. Visual Control

Kemasan galon dicek kembali pada proses visual

control untuk memastikan apakah masih ada kekurangan

atau cacat pada kemasan. Kemasan yang cacat akan direjek

dan kemasan yang lolos visual control akan masuk ke

proses Packing.

9. Packing

Kemasan galon yang sudah melalui proses visual

control kemudian di Packing dan disusun ke dalam truk

pengangkut untuk kemudian disalurkan ke konsumen.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

52

Gallon masuk Visual gallon Treatment gallon

Visual control galon

Visual control Coding Packing

Gambar 4.3

Bagan Proses Isi Ulang Galon

Keterangan Tambahan

Dikotakin : alat/mesin

Tidak dikotakin : manusia

C. Proses Produksi Kemasan 750

1. Infeed Botol

Botol kemasan 750 untuk saat ini botol berasal dari

Bandung, untuk pengecekan kualitas dan hygine botol

dilakukan langsung oleh pihak Aqua Bekasi baik sebelum

dan sesudah masuk ke pabrik. Botol 750 yang tidak

memenuhi syarat akan direjek dan dikembalikan ke

supliyer dan botol yang memenuhi syarat akan disimpan di

gudang.

2. Washer

Pada saat produksi botol 750 akan masuk ruang

steril. Selanjutnya botol menuju mesin washer.Air untuk

mencuci botol adalah air produk dengan lama pencucian

sekitar 10 detik.

Washer Filler

Cupper

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

53

3. Filler dan Cupper

Botol yang sudah dicuci akan langsung menuju

Filler untuk diisi dengan air produk, sekaligus menuju

cupper untuk penutupan botol. Pada proses ini hanya 2

pekerja yang bertugas. Pekerja sebelumnya harus masuk

ruang steril dan diuap untuk memastikan pekerja bebas dari

bakteri dan virus untuk menghindari kontaminasi produk.

4. Label

Setelah proses Filler dan Cupper selanjutnya

kemasan produk 750 kemudian diberi label perusahaan

yang dikerjakan secara manual.

5. Visual isi botol

Selanjutnya kemasan 750 akan menuju proses visual

isi botol untuk memastikan apakah ada kemasan yang cacat

atau rusak. Jika kemasan cacat atau rusak maka produk

akan direjek sedangkan produk yang memenuhi syarat akan

menuju proses selanjutnya.

6. Packing

Kemasan 750 yang lolos melalui proses visual isi

botol kemudian dipacking dan disusun ke dalam kardus.

Untuk saat ini kardus diorder dari Cikarang.

7. Palleting

Kardus yang telah terisi kemasan produk 750

kemudian masuk ke proses palleting kardus kemasan.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

54

Setelah itu kardus yang berisi kemasan 750 siap dikirim

dan disalurkan ke konsumen.

Infeed botol Labelling

Palleting Packing Visual Isi Botol

Gambar 4.4

Bagan Proses Produksi Kemasan 750

Keterangan Tambahan

Dikotakin : alat/mesin

Tidak dikotakin : manusia

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Analisis Univariat

A. Gambaran Umum Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi

Distribusi kecelakaan ringan di PT Aqua Golden

Missisippi Bekasi dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1

Distribusi Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi Tahun 2014

No Kecelakaan Ringan Jumlah Presentase

1 Iya 62 58,5

2 Tidak 44 41,5

Total 106 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa

responden yang mengalami kecelakaan ringan lebih banyak

yaitu berjumlah 62 orang (58,5%).

B. Gambaran Umum Faktor Pekerja di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi

Distribusi responden pada faktor pekerja di PT Aqua

Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.

Washer Filler

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

55

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerja di PT

Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

No Faktor Pekerja Jumlah Presentase

1 Usia

Muda 60 56,5

Tua 46 43,3

2 Jenis Kelamin

Perempuan 44 41,5

Laki-laki 62 58,5

3 Lama kerja

Baru 57 53,8

Lama 49 46,2

4 Pengetahuan

Rendah 65 61,3

Tinggi

41 38,7

5 Sikap

Negatif 56 52,8

Positif 50 47,2

6 Kepatuhan terhadap SOP

Tidak patuh 73 68,9

Patuh 33 31,1

1. Usia

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang memiliki usia kategori muda lebih banyak

yaitu berjumlah 60 orang (56,5%).

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

yaitu berjumlah 62 orang (58,5%).

3. Lama kerja

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang memiliki kategori baru bekerja lebih

banyak yaitu berjumlah 57 orang (53,8%).

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

56

4. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan rendah lebih banyak

yaitu berjumlah 65 orang (61,3%).

5. Sikap

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang memiliki sikap negatif lebih banyak yaitu

berjumlah 56 orang (52,8%).

6. Kepatuhan Terhadap SOP

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa

responden yang tidak patuh terhadap SOP lebih banyak

yaitu berjumlah 73 orang (68,9%).

C. Gambaran Umum Faktor Manajemen di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi

Distribusi responden pada faktor manajemen di PT

Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat pada tabel 5.3

berikut.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Manajemen di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

No Faktor Manajemen Jumlah Presentase

1 Reward and punishment

Rendah 66 62,3

Tinggi 40 37,7

2 Sosialisasi K3

Rendah 62 58,5

Tinggi 44 41,5

3 Pengawasan

Rendah 61 57,5

Tinggi 45 42,5

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

57

1. Reward and Punishment

Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa

responden yang menjawab reward and punishment rendah

lebih banyak yaitu berjumlah 66 orang (62,3%).

2. Sosialisasi K3

Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa

responden yang menjawab sosialisasi K3 rendah lebih

banyak yaitu berjumlah 58 orang (58,5%). Selain itu

berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa hal seperti

tanda peringatan yang tidak jelas dan susah dibaca, job

safety analysis yang sulit dibaca karena tulisan pada kertas

sudah mulai pudar dan basah, serta poster kurang menarik

dan kurang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada.

3. Pengawasan

Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa

responden yang menjawab pengawasan rendah lebih

banyak yaitu berjumlah 61 orang (57,5%).

D. Gambaran Umum Faktor Lingkungan Kerja di PT Aqua

Golden Mississippi Bekasi

Distribusi responden pada faktor lingkungan kerjadi PT

Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat pada tabel 5.4

berikut.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

58

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkugan

Kerja di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

No Faktor Lingkungan Kerja Jumlah Presentase

1 Unit kerja

HOD 41 38,7

ISS 10 9,4

HR 7 6,6

WT 5 4,7

Teknik 10 9,4

SPS 17 16

Pretreatment 8 7,5

Gudang 8 7,5

2 Housekeeping

Tidak kondusif 55 51,9

Kondusif 51 48,1

1. Unit Kerja

Berdasarkan tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa

responden pada unit kerja HOD lebih banyak yaitu

berjumlah 41 orang (38,7%).

2. Housekeeping

Berdasarkan tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa

responden yang menjawab housekeeping tidak kondusif

lebih banyak yaitu berjumlah 55 orang (51,9%). Selain itu

berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa hal seperti

terhalangnya beberapa akses jalan oleh material yang

mengganggu, jalanan licin dan ada genangan air, tidak

dibedakannya tempat sampah untuk material cair dan padat,

penempatan barang seperti galon yang melebihi kapasitas,

serta beberapa material yang tidak digunakan tetap

diletakkan di tempat kerja.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

59

5.2.2 Analisis Bivariat

A. Hubungan Faktor Pekerja dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Hubungan faktor pekerja dengan kejadian near miss di

PT Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat pada tabel 5.5

berikut.

Tabel 5.5

Hubungan Faktor Pekerja dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

Faktor Pekerja Kecelakaan Ringan Total P value

Iya Tidak

N % N % N %

Usia

Muda 35 58,3 25 41,7 60 100 1,000

Tua 27 58,7 19 41,3 46 100

Jenis Kelamin

Laki-laki 32 51,6 30 48,4 62 100 0,132

Perempuan 30 68,2 14 31,8 44 100

Lama Kerja

Baru 33 57,9 24 42,1 57 100 1,000

Lama 29 59,2 20 40,8 49 100

Pengetahuan

Rendah 48 73,8 17 26,2 65 100 0,000

Tinggi 14 34,1 27 65,9 41 100

Sikap

Negatif 41 73,2 15 26,8 56 100 0,002

Positif 21 42,0 29 58 50 100

Kepatuhan

Terhadap

Prosedur

Tidak patuh 52 71,2 21 28,8 73 100 0,000

Patuh 10 30,3 23 69,7 33 100

1. Hubungan Usia Dengan Kecelakaan Ringan di PT Aqua

Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden yang berusia tua lebih banyak mengalami

kecelakaan ringan (58,7%) daripada responden yang

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

60

berusia muda (58,3%). Hasil uji Chi Square menunjukan

tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan

kecelakaan ringan (P value 1,000).

2. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kecelakaan Ringan

di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak

mengalami kecelakaan ringan (68,2%) daripada responden

berjenis kelamin laki-laki (51,6%). Hasil uji Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

jenis kelamin dengan kecelakaan ringan(P value 0,132).

3. Hubungan Lama Kerja Dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden yang lama bekerja lebih banyak mengalami

kejadian near miss (59,2%) daripada responden yang

memiliki baru bekerja (57,9%). Hasil uji Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

lama kerja dengan kejadian near miss (P value 1,000).

4. Hubungan Pengetahuan Dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden yang memiliki pengetahuan rendah lebih banyak

mengalami kecelakaan ringan (73,8%) daripada responden

yang memiliki pengetahuan tinggi (26,2%). Hasil uji Chi

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

61

Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan kecelakaan ringan (P value 0,000).

5. Hubungan Sikap Dengan Kecelakaan Ringan di PT

Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden yang memiliki sikap negatif lebih banyak

mengalami kecelakaan ringan (73,2%) daripada responden

yang memiliki sikap positif (42,0%). Hasil uji Chi Square

menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara sikap

dengan kecelakaan ringan (P value 0,002).

6. Hubungan Kepatuhan Terhadap Prosedur Dengan

Kecelakaan Ringan di PT Aqua Golden Mississippi

Bekasi

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa

responden yang tidak patuh terhadap SOP lebih banyak

mengalami kecelakaan ringan (71,2%) daripada responden

yang patuh terhadap SOP (30,3%). Hasil uji Chi Square

menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

kepatuhan terhadap SOP dengan kecelakaan ringan (P

value 0,000).

B. Hubungan Faktor Manajemen dengan Kecelakaan Ringan

di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Hubungan Faktor Manajemen dengan kecelakaan

ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat pada

tabel 5.6 berikut.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

62

Tabel 5.6

Hubungan Faktor Manajemen dengan Kecelakaan Ringan

di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

Faktor

Manajemen

Kecelakaan Ringan Total P value

Iya Tidak

N % N % N %

Reward and

punishment

Rendah 39 59,1 27 40,9 66 100 1,000

Tinggi 23 57,5 17 42,5 40 100

Sosialisasi K3

Rendah 38 61,3 24 38,7 58 100 0,621

Tinggi 24 54,5 20 45,5 48 100

Pengawasan

Rendah 42 68,9 19 31,1 61 100 0,020

Tinggi 20 44,4 25 55,6 45 100

1. Hubungan Reward And Punishment Dengan Kecelakaan

Ringan di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa

responden yang menjawab reward and punishment rendah

lebih banyak mengalami kecelakaan ringan (59,1%)

daripada responden yang menjawab reward and

punishment tinggi (57,5%). Hasil uji Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

reward and punishment dengan kecelakaan ringan (P value

1,000)

2. Hubungan Sosialisasi K3 dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa

responden yang menjawab sosialisasi K3 rendah lebih

banyak mengalami kecelakaan ringan (61,3%) daripada

responden yang menjawab sosialisasi K3 tinggi (54,5%).

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

63

Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan

yang bermakna antara sosialisasi K3 dengan kecelakaan

ringan (P value 0,621).

3. Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa

responden yang menjawab pengawasan rendah lebih

banyak mengalami kecelakaan ringan (68,9%) daripada

responden yang menjawab pengawasan tinggi (44,4%).

Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara pengawasan dengan kecelakaan ringan (P

value 0,020).

C. Hubungan Faktor Lingkungan Kerja dengan Kecelakaan

Ringan di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Hubungan antara Faktor lingkugan kerja dengan

kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat

dilihat pada tabel 5.7 dan 5.8 berikut.

1. Hubungan Unit Kerja Dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Missisippi Bekasi.

Hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan

ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat

pada tabel 5.7 berikut.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

64

Tabel 5.7

Hubungan Unit Kerja dengan Kecelakaan Ringan di PT

Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

Unit kerja Kecelakaan Ringan Total

Iya Tidak

N % N % N %

HOD 23 56,1 18 43,9 41 100

ISS 7 70,0 3 30,0 10 100

HR 1 14,3 6 85,7 7 100

WT 2 40,0 3 60,0 5 100

Teknik 8 80,0 2 20,0 10 100

SPS 11 64,7 6 35,3 17 100

Pretreatment 5 62,5 3 37,5 8 100

Gudang 5 62,5 3 37,5 8 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa unit

kerja yang paling sering mengalami kecelakaan ringan

adalah unit kerja teknik (80%) sedangkan unit kerja yang

paling sedikit mengalami kecelakaan ringan adalah unit

kerja HR (14,3%). Hasil uji Chi Square menunjukan tidak

ada hubungan yang antara unit kerja dengan kecelakaan

ringan (P value 0,240).

2. Hubungan Housekeeping dengan Kecelakaan Ringan di

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Hubungan antara housekeeping dengan kecelakaan

ringan di PT Aqua Golden Missisippi Bekasi dapat dilihat

pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8

Hubungan Housekeeping dengan Kecelakaan Ringan di PT

Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014

Housekeeping Kecelakaan Ringan Total P value

Iya Tidak

N % N % N %

Tidak kondusif 38 69,1 17 30,9 55 100 0,035

Kondusif 24 47,1 27 52,9 51 100

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

65

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa responden

yang menjawab housekeeping tidak kondusif lebih banyak

mengalami kecelakaan ringan (69,1%) daripada responden

yang menjawab housekeeping kondusif (47,1%). Hasil uji

Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara housekeeping dengan kecelakaan ringan (P value

0,035).

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

66

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut.

a. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri

dari beberapa pertanyaan yang cukup banyak sehingga ada

kemungkinan responden menjawab subjektif dan kurang teliti yang

dapat mempengaruhi kualitas data.

b. Instrumen pengetahuan belum dikembangkan secara maksimal oleh

peneliti.

c. Instrumen sosialisasi K3 dikembangkan secara general oleh peneliti

seharusnya dikembangkan per unit kerja.

6.2 Kejadian Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa

kecelakaan ringan di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi adalah sebanyak

62 kasus, dari semua kasus yang terjadi fakta ini masih menunjukkan

jumlah yang cukup tinggi. Jenis kecelakaan ringan yang sering terjadi

seperti terpeleset, kesandung, terbentur, dan terjatuh.

Walaupun kejadian yang sering terjadi masih dalam kategori

ringan akan tetapi hal ini harus tetap menjadi perhatian perusahaan karena

di waktu mendatang kejadian ini akan dapat menghasilkan kecelakaan

kerja yang lebih berat. Kasus kecelakaan mempunyai bentuk seperti

piramida. Berdasarkan penelian Bird (1969) dalam Sialagan (2008) suatu

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

67

kejadian kecelakaan fatal, biasanya didahului dengan adanya 10 kali

kecelakaan ringan. Dan 10 kecelakaan ringan itupun sebelumnya juga

didahului oleh adanya 30 kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya

peralatan. Sedangkan 30 kecelakaan yang berakibat rusaknya peralatan

muncul setelah andanya 600 kejadian near miss. Kecelakaan ringan yang

terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pekerja, faktor

manajemen, dan faktor lingkungan kerja. Hal ini sesuai dengan teori ILO

(1998) yang menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan kerja adalah faktor

pekerja, faktor lingkungan kerja dan faktor manajemen.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pekerja yang

berusia muda lebih banyak daripada pekerja berusia tua, pekerja berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak daripada pekerja perempuan, pekerja yang

baru bekerja lebih banyak daripada pekerja yang sudah lama bekerja,

pekerja dengan pengetahuan rendah lebih banyak, pekerja dengan sikap

negatif lebih banyak, pekerja yang tidak patuh terhadap prosedur lebih

banyak, pekerja yang menyatakan reward and punishment rendah lebih

banyak, pekerja yang menyatakan sosialisasi K3 rendah lebih banyak,

pekerja yang menyatakan pengawasan rendah lebih banyak, pekerja yang

menyatakan housekeeping tidak kondusif lebih banyak.

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi telah menerapkan program-

program keselamatan kerja. Hal ini terbukti dengan adanya kebijakan K3

yang dibuat oleh perusahaan. Kebijakan ini dibuat sebagai landasan bagi

perusahaan dalam menetapkan program keselamatan sesuai dengan semua

unit yang ada di perusahaan. Program keselamatan dibuat agar pekerja

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

68

aman dan bekerja sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku,

sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Program tersebut

seperti pelatihan K3, pengawasan, behavior audit, dan investigasi insiden.

Selain itu PT Aqua Golden Mississippi Bekasi seharusnya meningkatkan

pengetahuan pekerja, membentuk sikap yang positif bagi pekerja,

membuat peraturan dan prosedur K3 yang lebih tegas, pengawasan dan

menciptakan housekeeping yang kondusif dengan rutin melakukan

inspeksi housekeeping.

6.3 Hubungan Faktor Karakteristik Pekerja dengan Kecelakaan Ringan

6.3.1 Hubungan Usia Dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki usia muda lebih banyak daripada

responden yang berusia tua. Selain itu berdasarkan hasil penelitian

pada tabel 5.5 responden yang berusia tua lebih banyak mengalami

kecelakaan ringan daripada resonden yang berusia muda. Hasil uji

Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia

dengan kecelakaan ringan. Dengan demikian, hipotesis tidak terbukti

dengan tidak ditemukannya hubungan yang bermakna antara usia

dengan kecelakaan ringan.

Menurut Hurlock (1994) dalam Helliyanti (2009) semakin

tua usia seseorang akan mengalami penurunan fungsi fisiologis,

fungsi batin, dan fisik sehingga kemampuan untuk menyerap ilmu

juga menurun jika dibandingkan golongan usia muda sehingga

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

69

semakin rentan pula mengalami kecelakaan kerja. Tingkat prestasi

kerja mulai meningkat bersamaan dengan meningkatnya umur, untuk

kemudian menurun menjelang usia tua. Dalam hal ini, peningkatan

prestasi terjadi saat pekerja berumur muda dan menurun saat mereka

berumur tua. Hunter (1975) dalam Hernawati (2008) juga

berpendapat bahwa golongan umur tua mempunyai kecenderungan

yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja

dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda

mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi.

Sebaliknya menurut Tresnaningsih (1991) dalam Hernawati

(2008) umur muda sering mengalami kasus kecelakaan kerja karena

kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati,

ceroboh, dan tergesa-gesa. Selanjutnya Suma’mur (2006)

mengatakan bahwa pengalaman untuk kewaspadaan terhadap

kecelakaan bertambah baik sesuai dengan usia, masa kerja

diperusahaan dan lamanya bekerja di tempat kerja yang

bersangkutan. Dengan demikian, pendapat Suma’mur (2006) tidak

sesuai dengan penelitian ini. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hernawati (2008) terhadap pekerja

area pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor dari hasil analisis

statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara umur dengan kecelakaan kerja

Selanjutnya pekerja yang berumur muda masih baru dan

memiliki semangat yang tinggi untuk menunjukkan hasil kerja yang

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

70

maksimal dalam meningkatkan peluang karir yang lebih baik. Oleh

sebab itu, pekerja berusia muda menjaga kinerja dan produktivitas

dengan menghindari kecelakaan ringan. Namun pekerja berumur

muda pun sering mengalami kecelakaan kerja karena kecerobohan

dan sikap tergesa-gesa.

Sebaliknya pekerja yang berusia tua cenderung akan

berkurang kewaspadaannya terhadap bahaya disekitarnya serta

kondisi fisik yang melemah sehingga lebih rentan mengalami

kecelakaan kerja. Pada saat muda pekerja cenderung bertambah

tingkat kewaspadaan terhadap kecelakaan tetapi pada pekerja usia

tua justru berkurang tingkat kewaspaadaan akan kecelakaan karena

mereka merasa terbiasa dan telah mengenal dengan baik area dan

proses kerja serta cenderung meremehkan bahaya yang ada. Pekerja

berusia muda akan lebih mudah berkonsentrasi dan fokus terhadap

pekerjaan yang dilakukan karena daya ingat yang lebih baik.

Sedangkan pekerja berusia tua akan melemah daya ingatnya seiring

bertambahnya usia, sehingga fokus dan konsentrasi akan berkurang.

Tidak adanya hubungan antara usia pekerja dengan

kecelakaan ringan mungkin dapat disebabkan oleh data yang

menunjukkan bahwa pekerja berusia muda dan mengalami

kecelakaan ringan sebesar 58,3% sedangkan pekerja berusia tua dan

mengalami kecelakaan ringan sebesar 58,7%. Dapat dilihat bahwa

selisih kecelakaan ringan untuk kedua kategori umur tidak jauh

berbeda. Hal ini berarti bahwa kecelakaan ringan tidak dipengaruhi

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

71

oleh muda atau tuanya usia pekerja. Selanjutnya berdasarkan analisis

data diperoleh bahwa pekerja yang berusia muda lebih banyak

memiliki pengetahuan tinggi, sikap positif, dan menganggap

pengawasan tinggi.

Upaya pengendalian kecelakaan kerja yang telah dilakukan

oleh perusahaan adalah memeberikan pelatihan kepada pekerja

berusia tua maupun tua, melakukan pengawasan dan sosialisasi K3

di tempat kerja.

6.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki lebih banyak

daripada responden yang memiliki jenis kelamin perempuan. Selain

itu berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 responden perempuan

lebih banyak mengalami kecelakaan ringan daripada responden laki-

laki. Berdasarkan hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dengan kecelakaan ringan. Dengan

demikian, hipotesis tidak terbukti dengan tidak ditemukannya

hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kecelakaan

ringan.

Pekerja perempuan dianggap cenderung memiliki fisik yang

lemah dibanding pekerja laki-laki. Selain itu pekerja perempuan

mempunyai tanggung jawab lain sebagai ibu rumah tangga sehingga

dapat menyebabkan mereka kurang fokus dalam bekerja yang

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

72

mungkin dapat mempengaruhi kecelakaan ringan lebih sering terjadi.

Selain itu laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan secara

fisik dan psikis, sehingga analisa kecelakaan kerja selalu melihat

jenis kelamin sebagai bagian yang penting.

Tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan kecelakaan

ringan mungkin dapat disebabkan oleh data yang menunjukkan

bahwa pekerja laki-laki dan mengalami kecelakaan ringan sebesar

51,6% sedangkan pekerja perempuan dan mengalami kecelakaan

ringan sebesar 68,2%. Dapat dilihat bahwa selisih kecelakaan ringan

untuk kedua kategori jenis kelamin tidak jauh berbeda. Hal ini

berarti bahwa kecelakaan ringan tidak dipengaruhi oleh jenis

kelamin pekerja. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data

diperoleh bahwa pekerja laki-laki lebih banyak yang memiliki

pengetahuan tinggi, sikap positif, patuh terhadap prosedur dan

menganggap pengawasan tinggi.

Upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk mencegah

kecelakaan adalah membuat rotasi kerja dan shift kerja yang baik.

Pekerja perempuan lebih banyak ditempatkan pada shift pagi.

6.3.3 Hubungan Lama Kerja dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang baru bekerja lebih banyak daripada

responden yang lama bekerja. Selain itu berdasarkan hasil penelitian

pada tabel 5.5 responden yang lama bekerja lebih banyak mengalami

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

73

kecelakaan ringan daripada resonden yang baru bekerja. Hasil uji

Chi Square menujukkan tidak ada hubungan antara lama kerja

dengan kecelakaan ringan. Dengan demikian, hipotesis tidak terbukti

dengan tidak ditemukannya hubungan yang bermakna antara lama

kerja dengan kecelakaan ringan.

Menurut Geller (2001) faktor pengalaman pada tugas yang

sama dan lingkungan sudah dikenal dapat mempengaruhi orang

tersebut berperilaku tidak aman dan terus berlaku karena

menyenangkan, nyaman, dan menghemat waktu dan perilaku ini

cenderung berulang. Selanjutnya ILO (1998) menyatakan bahwa

pekerja lama dan berpengalaman bukan merupakan jaminan bahwa

mereka tidak akan melakukan tindakan tidak aman sehingga

terhindar dari kecelakaan. Sebaliknya menurut Sajidi (2001) pekerja

yang mempunyai masa kerja yang lama akan mempunyai lebih

banyak pengalaman dalam bekerja dibandingkan dengan pekerja

yang masa kerjanya belum terlalu lama sehingga lebih berhati-hati

dalam bekerja.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hernawati (2008)

terhadap pekerja area pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor

yang menyatakan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan

kejadian kecelakaan kerja. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukamto (2004)

terhadap pekerja PT Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis chi

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

74

square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

masa kerja dengan kecelakaan kerja.

Selanjutnya pekerja yang baru bekerja akan merasa takut

untuk melanggar peraturan keselamatan yang ada, sehingga akan

mengikuti dan melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur. Pekerja

yang baru juga akan berusaha bekerja secara maksimal dan sesuai

peraturan untuk meningkatkan karir bekerja dan kualitas diri. Akan

tetapi pekerja baru pun tidak luput dari kecelakaan ringan karena

minimnya pengetahuan terkait kondisi pekerjaan. Sedangkan pekerja

yang sudah lama bekerja cenderung lebih percaya diri karena merasa

telah mengenal seluk beluk perusahaan dan terbiasa berperilaku

tidak aman dan mengganggap remeh bahaya yang ada. Pekerja lama

akan merasa lebih berpengalaman sehingga mereka merasa tidak

asing dengan pekerjaan dan lingkungan tempat kerja, sangat

kenalnya mereka menjadi kurang berhati-hati dalam bertindak dan

dapat menimbulkan dan meningkatkan kecelakaan ringan.

Tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan kecelakaan

ringan mungkin dapat disebabkan oleh data yang menunjukkan

bahwa pekerja sudah lama bekerja dan mengalami kecelakaan ringan

sebesar 57,9% sedangkan pekerja yang baru bekerja dan mengalami

kecelakaan ringan sebesar 59,2%. Dapat dilihat bahwa selisih

kecelakaan ringan untuk kedua kategori lama kerja tidak jauh

berbeda. Hal ini berarti bahwa kecelakaan ringan dipengaruhi oleh

lama atau tidaknya seseorang telah bekerja. Selanjutnya berdasarkan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

75

analisis data diperoleh hasil bahwa pekerja baru lebih banyak yang

memiliki pengetahuan tinggi, sikap positif, patuh terhadap prosedur,

dan menganggap pengawasan tinggi.

Upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan adalah memberikan pelatihan kepada pekerja

baru agar mengerti area kerja, melakukan pengawasan terhadap

seluruh pekerja baik pekerja baru maupun pekerja lama,

menyediakan alat pelindung diri.

6.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah lebih banyak

daripada responden yang memiliki pengetahuan tinggi. Selain itu

berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 responden yang memiliki

pengetahuan rendah lebih banyak mengalami kecelakaan ringan

daripada responden yang memiliki pengetahuan tinggi. Hasil uji chi

square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan kecelakaan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

rendah pengetahuan responden maka akan semakin tinggi

kecelakaan ringan dan sebaliknya semakin tinggi pengetahuan

responden maka akan semakin rendah kecelakaan ringan.

Menurut Notoadmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, terjadi setelah orang melakukan proses pengindraan

terhadap objek yang diamatinya. Penelitian ini sesuai dengan

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

76

pendapat Green (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan salah satu faktor penting dalam memotivasi seseorang

dalam bertindak. Perilaku seseorang yang didasari pengetahuan akan

lebih bersifat bertahan lama daripada perilaku seseorang tanpa

didasari pengetahuan. Semakin positif perilaku yang dilakukannya

akan mampu menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Penelitian

ini sesuai dengan penelitian Yuniarti (2006) terhadap pekerja di PT

Indo-Bharat Rayon menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan terhadap kecelakaan kerja.

Selanjutnya pekerja yang memiliki pengetahuan tinggi akan

mampu membedakan dan mengetahui bahaya disekitarnya serta

dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada karena

mereka sadar akan risiko yang diterima, sehingga kecelakaan kerja

dapat dihindari. Pekerja yang memiliki pengetahuan tinggi akan

berusaha menghindari kecelakaan ringan karena mereka sadar bahwa

kecelakaan ringan akan menyebabkan kecelakaan kerja yang lebih

parah. Jika pekerja memiliki pengetahuan yang baik maka mereka

akan bertindak positif dan berusaha untuk menghindari kecelakaan

kerja.

Sebaliknya pekerja yang memiliki pengetahuan rendah akan

cenderung mengabaikan bahaya disekitarnya dan tidak melakukan

pekerjaan sesuai prosedur karena ketidaktahuan akan risiko yang

akan diterima. Pekerja yang memiliki pengetahuan keselamatan dan

kesehatan kerja akan cenderung bekerja terburu-buru dan hanya

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

77

ingin menyelesaikan pekerjaan dengan cepat guna menghemat waktu

dan waktu istirahat menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan karena

ketidaktahuan dan ketidaksadaran pekerja akan pentingnya prosedur

dan peraturan dalam bekerja guna melindungi pekerja itu sendiri.

Oleh karena itu pengetahuan pekerja yang rendah akan keselamatan

dan kesehatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan ringan dan

kecelakaan kerja yang lebih parah.

Akan tetapi pada instrumen pengetahuan terdapat

kekurangan, yaitu peneliti tidak mengembangkan instrumen yang

digunakan sesuai dengan teori yang ada pada komponen risiko dan

bahaya ditempat kerja. Oleh karena itu disarankan untuk peneliti

selanjutnya agar menambah jumlah pertanyaan sesuai teori dan

definisi yang digunakan agar lebih menggambarkan dengan baik

pengetahuan pekerja.

Menurut Westerman dan Donoghue (1997) cara

pengembangan sikap/pengetahuan/ keahlian yang diperlukan oleh

seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaannya secara

memadai adalah dengan melakukan pelatihan yang rutin. Perusahaan

telah memberikan pelatihan kepada seluruh pekerja. Akan tetapi

sebaiknya perusahaan memberikan test terkait materi pelatihan

sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan kepada seluruh pekerja.

Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mengukur apakah

pelatihan yang dilakukan efektif atau tidak. Selain itu untuk

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

78

meningkatkan pengetahuan juga disarankan untuk memberikan

safety talk pada seluruh pekerja.

6.3.5 Hubungan Sikap dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki sikap negatif lebih banyak daripada

responden yang memiliki sikap positif. Selain itu berdasarkan hasil

penelitian pada tabel 5.5 responden yang memiliki sikap negatif

lebih banyak mengalami kecelakaan ringan daripada responden yang

memiliki sikap positif. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan antara sikap dengan kecelakaan ringan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin negatif sikap responden maka akan

semakin tinggi kecelakaan ringan dan sebaliknya semakin positif

sikap responden maka akan semakin rendah kecelakaan ringan.

Menurut Notoadmodjo (2010) sikap adalah respon yang tidak

teramati secara langsung yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Penelitian ini sesuai dengan pendapat

ILO (1998) yang menyatakan bahwa sikap seseorang dapat berubah

melalui penekanan keselamatan selama kursus pelatihan dan

pendidikan. Sehingga apabila pengetahuan pekerja tentang faktor-

faktor penyebab kecelakaan kerja baik maka dapat menimbulkan

sikap yang baik pula. Jika seseorang bersikap positif akan cenderung

berperilaku positif pula dan sebaliknya. Perilaku positif inilah yang

diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang positif dan dapat

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

79

menghindarkan dari adanya hasil yang tidak diinginkan seperti

kecelakaan kerja.

Selanjutnya pekerja yang memiliki sikap positif akan merasa

bahwa pencegahan terhadap kejadian tidak diinginkan seperti

kecelakaan kerja. Mereka akan merasa dan berpendapat bahwa

prosedur dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dan

dibentuk untuk melindungi dan meningkatkan produktivitas pekerja.

Sikap yang positif dapat menimbulkan perilaku yang positif

sehingga sikap positif ini dapat menghindarkan pekerja dari

kecelakaan ringan bahkan kecelakaan kerja yang lebih berat.

Sebaliknya pekerja yang memiliki sikap negatif akan cenderung

tidak peduli terhadap lingkungan dan bahaya disekitarnya. Mereka

merasa dan berpendapat bahwa prosedur dan peraturan keselamatan

dan kesehatan kerja hanya dibuat dan dibentuk untuk kepentingan

perusahaan dan hanya membebani pekerja dengan beberapa

peraturan yang menghambat kinerja. Sehingga pekerja yang

memiliki sikap negatif tidak mampu untuk melakukan pencegahan

terhadap kecelakaan ringan dan kecelakaan kerja lainnya.

Menurut Azwar (2005) pembentukan sikap dapat dipengaruhi

oleh pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap

penting, pengaruh kebudayaan, dan media informasi. Oleh karena itu

upaya yang dapat dilakukan perusahaan guna mengurangi

kecelakaan adalah membuat pemodelan dengan menghadirkan

beberapa pekerja yang berprestasi sebagai model yang patut ditiru

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

80

oleh pekerja lain. Dengan adanya pemodelan tersebut diharapkan

dapat mempengaruhi sikap positif pekerja. Selain itu melaksanakan

safety talk dan penyuluhan keselamatan sebagai salah satu media

informasi bagi pekerja.

6.3.6 Hubungan Kepatuhan terhadap Prosedur dengan Kecelakaan

Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden yang tidak patuh terhadap SOP lebih banyak

daripada responden yang patuh terhadap SOP. Selain itu berdasarkan

hasil penelitian pada tabel 5.5 responden yang tidak patuh terhadap

prosedur lebih banyak mengalami kecelakaan ringan daripada

responden yang yang patuh terhadap prosedur. Hasil uji chi square

menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan dengan

kecelakaan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak patuh

responden maka akan semakin tinggi kecelakaan ringan dan

sebaliknya semakin patuh responden maka akan semakin rendah

kecelakaan ringan.

Menurut Reason (1997) dalam Halimah (2010) pekerja

hendaknya memiliki kesadaran atas keadaan yang berbahaya

sehingga risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

Kesadaran terhadap bahaya yang mengancam dapat diwujudkan

dengan mematuhi prosedur dan peraturan yang berlaku dan bekerja

sesuai tanggung jawab. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Geller

(2001) kepatuhan adalah salah satu bentuk perilaku yang

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

81

dipengaruhi faktor internal maupun faktor eksternal yang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Kepatuhan mengikuti prosedur

operasi memiliki peranan penting dalam menciptakan keselamatan di

tempat kerja dan mengurangi angka kejadian kecelakaan kerja.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Arifin (2005) terhadap

pekerja di PT Bukaka Teknik Utama, Cilengsi menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara kepatuhan menjalankan prosedur terhadap

tingginya kejadian kecelakaan kerja.

Selanjutnya pekerja yang patuh terhadap prosedur memiliki

pengetahuan dan kesadaran untuk melindungi dirinya terhadap

bahaya keselamatan kerja karena mereka mengerti risiko yang

diterima jika berperilaku patuh ataupun tidak patuh terhadap

prosedur yang ada. Pekerja yang patuh akan selalu berperilaku aman

dalam melaksanakan pekerjaannya. Sehingga dapat mengurangi

jumlah kecelakaan kerja. Sebaliknya pekerja yang tidak patuh

terhadap prosedur akan cenderung melakukan kesalahan dalam

setiap proses kerja karena tidak mematuhi standar dan prosedur yang

ada. Hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki kesadaran

terhadap keadaan yang berbahaya dan risiko yang diterima. Mereka

merasa bahwa prosedur hanya akan membebani dan menjadikan

pekerjaan menjadi lebih lama selesai. Pekerja yang tidak patuh akan

berperilaku tidak aman karena merasa menyenangkan dan

memudahkan pekerjaan. Misalnya pekerja tidak memakai alat

pelindung diri karena merasa tidak nyaman dan mengganggu proses

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

82

kerja yang ada. Mereka merasa lebih tahu seluk beluk pekerjaan

sehingga tidak perlu adanya alat pelindung diri dan prosedur-

prosedur yang menurut mereka memberatkan. Hal inilah yang dapat

meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan ringan bahkan

kecelakaan kerja yang lebih berat.

Menurut Green (2005) bentuk perilaku seseorang dipengaruhi

oleh 3 hal yaitu predisposing factor (pengetahuan, sikap,

keterampilan), enabling factor (peraturan keselamatan, fasilitas

keselamatan), reinforcing factor (teman kerja, pengawas, keluarga,

dan pemberian reward and punishment). Upaya yang telah dilakukan

perusahaan adalah memberikan pelatihan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan pekerja, membuat peraturan

keselamatan kerja dan menyediakan fasilitas keselamatan seperti alat

pelindung diri, dan memberikan reward and punishment. Akan tetapi

perusahaan sebaiknya meningkatkan peran pengawas, dan

melakukan pemeriksaan rutin terhadap fasilitas keselamatan.

6.4 Hubungan Faktor Organisasi dengan Kecelakaan Ringan

6.4.1 Hubungan Reward and Punishment dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat

bahwa responden yang menjawab reward and punishment rendah

lebih banyak daripada responden yang menjawab Reward and

punishment tinggi. Selain itu berdasarkan hasil penelitian pada tabel

5.6 responden yang menjawab Reward and punishment rendah lebih

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

83

banyak mengalami kecelakaan ringan daripada responden yang

menjawab Reward and punishment tinggi. Hasil uji chi square

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara reward and

punishment dengan kecelakaan ringan. Dengan demikian, hipotesis

tidak terbukti dengan tidak ditemukannya hubungan yang bermakna

antara reward and punishment dengan kecelakaan ringan.

Menurut Skinner dalam Santrock (2007) reward merupakan

pengembalian yang bersifat positif dari perilaku yang diharapkan.

Sedangkan punishment (hukuman) adalah konsekuensi yang

menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Menurut Skinner

punishment tidak bisa diandalkan dalam pembentukan atau

manipulasi perilaku. Punishment lebih bersifat sementara dan tidak

berjangka panjang. Karena tidak menciptakan peningkatan perilaku

maka punishment jarang digunakan. Sedangkan reward bisa

diartikan sebagai hadiah untuk meningkatkan kecenderunga perilaku

yang diinginkan. Punishment harus dihindari karena adanya hasil

sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya

perilaku positif yang diinginkan. Pemberian reward and punishment

hanya bersifat sementara dan tidak permanen. Sehingga reward and

punishment itu sendiri tidak efektif dan tepat untuk meningkatkan

perilaku pekerja. Penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Geller

(2001) yang mengatakan bahwa reward and punishment dapat

mengurangi kecelakaan kerja melalui peningkatan perilaku.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

84

Selanjutnya pekerja yang mengatakan reward and

punishment tinggi akan lebih berhati-hati dalam bertindak karena

mereka merasa perusahaan akan memberikan penghargaan jika

mereka bertindak sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada

serta untuk menghindari hukuman yang mungkin akan diterima jika

melanggar prosedur dan peraturan yang ada. Pekerja akan lebih

patuh terhadap prosedur dan peraturan keselamatan dan kesehatan

kerja. Pekerja sadar akan mendapat hukuman atau punishment jika

melanggar dan tidak patuh terhadap prosedur yang ada. Selain itu

pekerja juga sadar akan mendapat imbalan positif baik berupa

penghargaan dan materi jika patuh terhadap prosedur yang ada.

Akan tetapi perilaku ini mungkin akan menghilang jika reward and

punishment yang dijanjikan oleh manajemen sudah tidak berlaku.

Sebaliknya pekerja yang mengatakan reward and punishment

rendah akan cenderung kurang berhati-hati dalam bertindak karena

merasa bahwa perusahaan tidak memberikan penghargaan ataupun

hukuman jika melakukan pekerjaan sesuai atau tidak sesuai dengan

prosedur dan peraturan yang ada. Pekerja merasa tidak ada timbal

balik yang sesuai dari manajemen sehingga mereka akan berperilaku

sesuai kemauannya tanpa berpedoman terhadap prosedur dan

peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Pekerja akan

menganggap tidak ada untungnya jika patuh terhadap prosedur dan

peraturan yang ada, dan menganggap tidak ada ruginya jika tidak

patuh terhadap prosedur dan peraturan yang ada. Ketidakpatuhan ini

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

85

dapat menyebabkan pekerja untuk berperilaku tidak aman sehingga

dapat menimbulkan dan meningkatkan kecelakaan ringan bahkan

kecelakaan kerja yang lebih berat.

Tidak adanya hubungan antara reward and punishment

dengan kecelakaan ringan mungkin dapat disebabkan oleh data yang

ada menunjukkan bahwa pekerja yang menyatakan reward and

punishment rendah dan mengalami kecelakaan ringan sebesar 59,1%

sedangkan pekerja yang menyatakan reward and punishment tinggi

dan mengalami kecelakaan ringan sebesar 57,5%. Dapat dilihat

bahwa selisih kecelakaan ringan untuk kedua kategori reward and

punishment tidak jauh berbeda. Hal ini berarti bahwa kecelakaan

ringan tidak dipengaruhi oleh rendah atau tingginya reward and

punishment. Selanjutnya berdasarkan analisis data diperoleh hasil

bahwa pekerja yang menjawab reward and punishment rendah lebih

banyak memiliki pengetahuan rendah, sikap negatif, dan

menganggap bahwa pengawasan rendah.

6.4.2 Hubungan Sosialisasi K3 dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat

bahwa responden yang menjawab sosialisasi K3 rendah lebih banyak

daripada responden yang menjawab sosialisasi K3 tinggi. Selain itu

berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 responden yang

menjawab sosialisasi K3 rendah lebih banyak mengalami kecelakaan

ringan daripada responden yang menjawab sosialisasi K3 tinggi.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

86

Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

sosialisasi K3 dengan kecelakaan ringan. Dengan demikian,

hipotesis tidak terbukti dengan tidak ditemukannya hubungan yang

bermakna antara sosialisasi K3 dengan kecelakaan ringan.

Menurut ILO (1998) sosialisasi K3 sebagai salah satu bagian

dari propaganda atau kampanye K3 yang merupakan salah satu jenis

kependidikan selain pendidikan dan pelatihan. Sosialisasi K3

dilakukan untuk menjelaskan dan menyebarluaskan informasi

kesehatan dan keselamatan kerja kepada semua tenaga kerja dalam

rangka meningkatkan pengetahuan pekerja. George (1998) dalam

Helliyanti (2009) sosialisasi atau promosi K3 adalah suatu bentuk

usaha yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan kesadaran

dan perilaku pekerja tentang K3 sehinggga dapat melindungi pekerja

dari kecelakaan kerja, properti, dan lingkungan. Akan tetapi

sosialisasi atau promosi K3 akan menjadi menjadi efektif apabila

terdapat perubahan sikap dan perilaku pada pekerja. Jika tidak

terdapat perubahan sikap dan perilaku maka sosialisasi K3 tidak

akan dapat berpengaruh terhadap menurunnya kejadian kecelakaan

kerja. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Arifin (2005)

terhadap pekerja di PT Bukaka Teknik Utama Cilengsi menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara sosialisasi K3 terhadap tingginya

kejadian kecelakaan kerja.

Selanjutnya pekerja yang mengatakan sosialisasi K3 tinggi

akan merasa mendapat informasi yang cukup dari manajemen terkait

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

87

kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan adanya informasi yang

cukup maka pekerja mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. Pekerja yang memiliki

pengetahuan keselamatan dan kesehatan yang baik mampu

membedakan dan mengenali bahaya serta risiko yang mungkin

diterima di tempat kerja. Sehingga hal ini juga dapat berdampak

pada patuhnya pekerja terhadap prosedur dan peraturan yang ada.

Akan tetapi pekerja yang mengatakan sosialisasi K3 tinggi juga bisa

mengalami kecelakaan ringan karena mereka tidak memperhatikan

informasi yang disosialisasikan tersebut. Pekerja hanya mengetahui

bahwa terdapat sosialisasi K3 tetapi tidak membaca isi dari

sosialisasi tersebut.

Sebaliknya pekerja yang mengatakan sosialisasi K3 rendah

akan cenderung merasa tidak mendapat informasi yang cukup dari

manajemen terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan

rendahnya sosialisasi K3 maka pengetahuan pekerja akan

keselamatan dan kesehatan kerja menjadi rendah. Pekerja yang

memiliki pengetahuan yang rendah tidak akan mampu mengenali

bahaya dan risiko di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan

pekerja bekerja sesuai kemauannya dan tidak mengikuti prosedur

yang ada. Perilaku seperti ini dapat meningkatkan kecelakaan ringan

bahkan kecelakaan kerja yang lebih berat.

Bentuk sosialisasi K3 yang dilakukan di PT Aqua Golden

Mississippi Bekasi bermacam-macam yaitu pelatihan, safety

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

88

briefing, behavior audit, dan sosialisasi melalui media cetak. Akan

tetapi berdasarkan observasi peneliti dapat dilihat bahwa sosialisasi

melalui media cetak memang masih kurang. Terdapat beberapa hal

seperti tanda peringatan yang tidak jelas, job safety analysis yang

sulit dibaca karena tulisan pada kertas basah dan mulai pudar, poster

kurang menarik dan kurang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada.

Job safety analysis berfungsi untuk membantu pekerja mengetahui

bahaya dan risiko di tempat kerja. Poster berfungsi untuk

meningkatkan pengetahuan pekerja bagaimana bekerja aman dan

nyaman agar terhindar dari hal-hal tidak diinginkan.

Akan tetapi pada instrumen sosialisasi K3 terdapat

kekurangan, yaitu peneliti mengembangkan instrumen yang

digunakan secara general. Oleh karena itu disarankan untuk peneliti

selanjutnya agar membuat pertanyaan terkait sosialisasi K3 sesuai

dengan unit kerja yang diteliti agar hasilnya dapat menggambarkan

sosialisasi K3 per unit kerja sehingga data lebih valid.

Tidak adanya hubungan antara sosialisasi K3 dengan

kecelakaan ringan mungkin dapat disebabkan oleh data yang

menunjukkan bahwa pekerja yang menyatakan sosialisasi K3 rendah

dan mengalami kecelakaan ringan sebesar 60,3% sedangkan pekerja

yang menyatakan sosialisasi K3 tinggi dan mengalami kecelakaan

ringan sebesar 56,2%. Dapat dilihat bahwa selisih kecelakaan ringan

untuk kedua kategori sosialisasi K3 tidak jauh berbeda. Hal ini

berarti bahwa kecelakaan ringan tidak dipengaruhi oleh rendah atau

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

89

tingginya sosialisasi K3. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis data

diperoleh bahwa pekerja yang menjawab sosialisasi rendah lebih

banyak yang memiliki pengetahuan rendah, sikap negatif, tidak

patuh terhadap prosedur, dan menganggap bahwa pengawasan

rendah.

6.4.3 Hubungan Pengawasan dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat

bahwa responden yang menjawab pengawasan rendah lebih banyak

daripada responden yang menjawab pengawasan tinggi. Selain itu

berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 responden yang

menjawab pengawasan rendah lebih banyak mengalami kecelakaan

ringan daripada responden yang menjawab pengawasan tinggi. Hasil

uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengawasan

dengan kecelakaan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

rendah pengawasan maka akan semakin tinggi kecelakaan ringan

dan sebaliknya semakin tinggi pengawasan maka akan semakin

rendah kecelakaan ringan.

J.M Black (1971) dalam Utommi (2007) menyatakan bahwa

supervise atau pengawasan adalah suatu pekerjaan yang berarti

mengarahkan yaitu memberi tugas, menyediakan intruksi, pelatihan

dan nasihat kepada individu juga termasuk mendengarkan dan

memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan serta

menanggapi keluhan bawahan. Menurut Bird dan Germain (1996)

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

90

supervisor memiliki posisi kunci dalam mempengaruhi pengetahuan,

sikap, keterampilan, dan kebiasaan akan keselamatan setiap

karyawan dalam suatu area tanggung jawabnya.Penelitian ini sesuai

dengan pendapat Bird dan Germain (1996) yang mengatakan bahwa

gagalnya upaya keselamatan kerja umumnya disebabkan oleh sistem

kerja antara manusia, beban, serta komponen lingkungan yang

menghasilkan masalah besar sebagai akibat kurang bagusnya sistem

pengawasan di industri.

Selanjutnya pekerja yang mengatakan bahwa pengawasan

tinggi akan merasa selalu diawasi oleh manajemen dalam setiap

gerak-geriknya. Pekerja akan berhati-hati dan lebih fokus dalam

bekerja karena takut akan adanya teguran dari pengawas.

Pengawasan yang tinggi dapat mendukung kepatuhan pekerja

terhadap prosedur dan peraturan yang ada. Sebaliknya pekerja yang

mengatakan bahwa pengawasan rendah merasa tidak ada yang

mengawasi dan tidak ada tekanan dari manajemen sehingga pekerja

mungkin akan lebih ceroboh dalam bekerja dan cenderung

mengabaikan bahaya yang ada. Pekerja yang merasa pengawasan

redah akan bertindak sesuka hatinya dan kurang memperhatikan

kinerja. Pengawasan yang rendah terhadap pekerja dapat

menimbulkan ketidakpatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang

ada, sehingga meningkatkan kecelakaan ringan bahkan kecelakaan

yang lebih berat.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

91

Menurut Bird and Germain (1996) salah satu faktor penentu

suksesnya pengawasan terhadap keselamatan keraja adalah

pengawas itu sendiri. Pengawas memiliki posisi kunci dalam

mempengaruhi pengetahuan, sikap keterampilan, dan kebiasaan,

akan keselamatan setiap karyawan dalam suatu area tanggung

jawabnya. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan oleh

perusahaan adalah meningkatkan peran pengawas. Pengawas

sebaiknya lebih tegas dan disiplin serta pengawasan dilakukan secara

mendadak tanpa sepengetahuan pekerja.

6.5 Hubungan Faktor Lingkungan Kerja dengan Kecelakaan Ringan

6.5.1 Hubungan Unit Kerja dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dapat dilihat

bahwa responden yang bekerja pada unit kerja HOD lebih banyak

daripada responden yang bekerja pada unit kerja lainnya.

Berdasarkan tabel 5.7 responden yang pada unit kerja teknik lebih

banyak mengalami kecelakaan ringan daripada responden pada unit

lainnya. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan ringan. Dengan

demikian, hipotesis tidak terbukti dengan tidak ditemukannya

hubungan yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan

ringan.

Menurut Azwar (2007) unit kerja merupakan bagian kecil

dalam sebuah institusi barang atau jasa yang menjadi lokasi

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

92

seseorang pekerja melakukan pekerjaan. Menurut Suma’mur (2006)

unit kerja memiliki peranan dalam menentukan jumlah dan macam

kecelakaan kerja yang berbeda-beda. Unit kerja merupakan tempat

pekerja melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan tugasnya yang

diberikan oleh perusahaan yang sangat mungkin beresiko terjadi

kecelakaan kerja. Dengan demikian pendapat Suma’mur (2006)

tidak sesuai dengan penelitian ini. Penelitian ini juga tidak sesuai

dengan penelitian Hernawati (2008) terhadap pekerja area

pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor menunjukkan ada

hubungan yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan kerja.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukamto

(2004) terhadap pekerja PT Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji

statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

unit kerja dengan kecelakaan kerja.

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi terdiri dari unit kerja

yang memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Terdapat

perbedaan unsur pekerjaan yang mungkin berpengaruh terhadap

konsentrasi pekerja. Akan tetapi pekerja memiliki jumlah jam kerja

normal dan memiliki waktu istirahat yang cukup sehingga tidak

terdapat beban kerja yang berlebih. Seluruh pekerja di setiap unit

kerja mendapatkan pelatihan sesuai dengan pekerjaan masing-

masing agar pekerja memiliki bekal dan pengetahuan terkait kondisi

tempat kerja dan proses kerja yang ada. Upaya yang telah dilakukan

oleh perusahaan untuk mengendalikan kecelakaan ringan adalah

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

93

dengan memberikan pelatihan dan melakukan identifikasi bahaya

dan membuat job safety analysis untuk semua unit kerja.

6.5.2 Hubungan Housekeeping dengan Kecelakaan Ringan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 dapat dilihat

bahwa responden yang menjawab housekeeping tidak kondusif lebih

banyak daripada responden yang menjawab housekeeping kondusif.

Selain itu berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.8 responden yang

menjawab housekeeping tidak kondusif lebih banyak mengalami

kecelakaan ringan daripada resonden yang menjawab housekeeping

kondusif. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan

antara housekeeping dengan kecelakaan ringan. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tidak kondusif housekeeping maka akan semakin

tinggi kecelakaan ringan dan sebaliknya semakin kondusif

housekeeping maka akan semakin rendah kecelakaan ringan

Penelitian ini sesuai dengan pendapat Suma’mur (2006) yang

menyatakan bahwa housekeeping atau ketatarumahtanggaan

merupakan upaya perusahaan dalam menciptakan suatu lingkungan

kerja yang aman dan nyaman, meliputi penyimpanan peralatan kerja,

pembuangan sampah industri, dan ruangan kerja yang kering dan

bersih. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membantu

mencegah terjadinya kecelakaan kerja. ILO (1998) mengatakan

bahwa salah satu faktor lingkungan kerja yaitu housekeeping dapat

menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga dapat

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

94

menyebabkan kecelakaan kerja. Menurut Canadian Centre for

Occupational Health and Safety (2014) housekeeping yang baik dan

efektif dapat mengeliminasi bahaya di tempat kerja dan membantu

pekerja menyelesaikan tugasnya dengan aman dan nyaman.

Housekeeping yang buruk sering berkontribusi terhadap terjadinya

kecelakaan kerja. Menurut Mangkunegara (2011) diperlukan usaha-

usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja salah satunya memelihara

kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja

sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang tinggi.

Kondisi gedung yang yang dapat mempengaruhi keselamatan

dan kesehatan kerja meliputi bentuk bangunan yang kuat atau tidak,

pembagian ruangan, keadaan lantai, dinding, langit-langit/atap,

fasilitas ventilasi udara, pencahayaan, saluran air, dan tempat

sampah. Selajutnya berdasarkan teori Zabetakis dalam Afriyani

(2013) penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja dibagi menjadi 3

bagian salah satunya lemahnya kebijakan dan objektif manajemen

terhadap keselamatan yang di dalamnya terdapat beberapa hal seperti

production and safety goals, prosedur perekrutan karyawan,

dokumentasi, tugas dan tanggung jawab, pelatihan, penempatan,

direksi dan supervisi, prosedur komunikasi, prosedur inspeksi dan

assessment, peralatan, penawaran, desain fasilitas, purchase and

maintenance, standar operasi prosedur, dan housekeeping.

Housekeeping yang kondusif akan mampu mencegah

terjadinya kecelakaan ringan dan kecelakaan kerja lainnya, serta

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

95

dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi

para pekerja. Sebaliknya housekeeping yang tidak kondusif dapat

mengganggu kenyamanan dan proses kerja sehingga dapat

meningkatkan kecelakaan ringan dan kecelakaan kerja lainnya.

Selain itu berdasarkan hasil observasi peneliti terdapat beberapa

kondisi tidak aman seperti terhalangnya beberapa akses jalan oleh

material yang mengganggu, jalanan licin dan ada genangan air, tidak

dibedakannya tempat sampah untuk material cair dan padat,

penempatan barang seperti galon yang melebihi kapasitas, serta

beberapa material yang tidak digunakan tetap diletakkan di tempat

kerja. Akses jalan yang mengganggu dapat menyebabkan

ketidaknyamanan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

Jalanan licin dan air tergenang dapat menjadi salah satu penyebab

terjadinya kecelakaan ringan.

Menurut Hirano (1995) upaya yang dapat dilakukan untuk

menciptakan housekeeping yang baik di tempat kerja adalah dengan

melaksanakan 5S yaitu seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik),

seiketsu (rawat), dan shitsuke (rajin). Upaya yang telah dilakukan

oleh perusahaan untuk mengendalikan kecelakaan adalah melakukan

inspeksi housekeeping. Akan tetapi inspeksi housekeeping sebaiknya

rutin dilaksanan. Team leader harus tegas dalam mengingatkan

pekerja untuk selalu menjaga lingkungan kerja agar selalu bersih dan

kering. Selain itu perusahaan juga seharusnya menerapkan sistem 5S

untuk semua pekerja. Perusahaan juga sebaiknya menambah jumlah

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

96

tempat sampah. Tempat sampah yang disediakan sebaiknya

dibedakan antara tempat sampah untuk material cair dan padat.

Selain itu penempatan barang-barang harus sesuai kapasitas dan

barang atau material yang sudah tidak digunakan ditempatkan di

tempat khusus yang disediakan

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

97

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pekerja yang mengalami kecelakaan ringan lebih banyak dibandingkan

dengan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan ringan.

2. Pekerja yang memiliki usia muda lebih banyak dibandingkan pekerja

usia tua. Pekerja yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan pekerja berjenis kelamin perempuan. Pekerja yang baru

bekerja lebih banyak dibandingkan pekerja lama bekerja. Pekerja yang

memiliki pengetahuan rendah lebih banyak dibandingkan pekerja yang

memiliki pengetahuan tinggi. Pekerja yang memiliki sikap negatif

lebih banyak dibandingkan pekerja memiliki sikap positif. Pekerja

yang tidak patuh terhadap prosedur lebih banyak dibandingkan pekerja

yang patuh terhadap prosedur.

3. Pekerja yang menjawab reward and punishment rendah lebih banyak

dibandingkan pekerja yang menjawab reward and punishment tinggi.

Pekerja yang menjawab sosialisasi K3 rendah lebih banyak

dibandingkan pekerja yang menjawab sosialisasi K3 tinggi. Pekerja

yang menjawab pengawasan rendah lebih banyak dibandingkan

pekerja yang menjawab pengawasan tinggi.

4. Pekerja pada unit kerja HOD lebih banyak dibandingkan pekerja pada

unit kerja lain. Pekerja yang menjawab housekeeping tidak kondusif

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

98

lebih banyak dibandingkan pekerja yang menjawab housekeeping

kondusif.

5. Tidak ada hubungan antara variabel usia, lama kerja, jenis kelamin,

reward and punishment, sosialisasi K3, dan unit kerja dengan

kecelakaan ringan pada pekerja di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi

Tahun 2014.

6. Ada hubungan antara variabel pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap

prosedur, pengawasan, dan housekeeping dengan kecelakaan ringan

pada pekerja di PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Tahun 2014.

7.2 Saran

1. Bagi Perusahaan

a. Memberikan test terkait materi pelatihan sebelum dan sesudah

dilakukan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat

mengukur apakah pelatihan yang dilakukan efektif atau tidak.

b. Meningkatkan pengetahuan dengan memperbaharui job safety

analysis jika terjadi perubahan proses kerja dan membuatnya

dengan bahan yang tidak mudah basah, dan melakukan safety talk.

c. Meningkatkan pengawasan dengan cara meningkatkan peran

pengawas agar lebih tegas dan disiplin.

d. Membuat pemodelan yaitu dengan menghadirkan beberapa pekerja

yang berprestasi sebagai model yang patut ditiru oleh pekerja lain.

Dengan adanya pemodelan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan sikap positif pekerja.

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

99

e. Meningkatkan inspeksi housekeeping dan melaksanakan sistem 5S.

Misalnya dengan menempatkan barang-barang disesuaikan dengan

kapasitas tempat, menyediakan tempat khusus untuk peralatan

yang sudah tidak digunakan, menambah jumlah tempat sampah di

beberapa area kerja serta dibedakan antara tempat sampah untuk

material cair dan padat..

2. Bagi Pekerja

a. Sebaiknya pekerja lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat terkait

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Jika terdapat

beberapa hal seperti alat pelindung diri yang sudah rusak langsung

diberitahu kepada team leader agar segera diganti.

b. Pekerja sebaiknya meminta pengawas mengganti job safety

analysis ataupun poster jika dirasa kurang jelas.

c. Antar sesama pekerja sebaiknya saling mengingatkan jika terdapat

beberapa perilaku atau kondisi yang tidak aman.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Mengembangkan instrumen pengetahuan terutama pada komponen

risiko dan bahaya di tempat kerja.

b. Membuat instrumen sosialisasi K3 per unit kerja, sehingga data

yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan sosialisasi K3 per

unit kerja.

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

100

DAFTAR PUSTAKA

Afriyani, Sulistina. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta. 2013.

Andi. Model Persamaan Struktural Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada

Perilaku Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Volume 12

No.3. 2005.

Anonim. Awas Bom Waktu Menyepelekan Keselamatan Kerja. 2012. Diakses dari

http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id pada tanggal 25 Februari 2014

Anonim. Jamsostek Setiap Hari Tangani 349 Kasus Kecelakaan Kerja. 2012.

Diakses dari http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id pada tanggal 25

Februari 2014

Arifin, Zaenal. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja

Pada Karyawan Tetap Dan Karyawan Subkontraktor Di PT Bukaka

Teknik Utama Cileungsi Bogor Thn 2005. Depok : Skripsi UI. 2005.

Australian/New Zealand Standart. AS/NZS 4801 : Occupational Health And Safety

Management Systems - Specification With Guidance For Use. Sydney.

2001

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia “Teori dan Pengukurannya”. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. 2007.

Bird, E, F dan Germain, G, L. Practical Loss Control Leadership. Edisi Revisi.

USA : Division Of International Loss Control Institute. 1996.

Borg, Bernard. Predictive Safety from Near Miss and Hazard Reporting. 2002.

Canadian Centre for Occupational Health and Safety. Workplace Housekeeping -

Basic Guide. Canada. 2014 diakses dari

http://www.ccohs.ca/oshanswers/hsprograms/house.html pada tanggal 10

Juni 2014.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Undang-undang No. 1 Tahun 1970.

Jakarta. 2004.

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

101

Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N). Visi, Misi,

Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) Nasional 2007 – 2010. Jakarta. 2007.

Dupont International Company. Buku Panduan Auditor Wise Edisi Pertama.

2011.

Geller, E Scoot. The Pshychology Of Safety Handbook. USA : Lewis Publisher.

2001.

Germain, George L. Safety, Health and Environment Manajement. International

Risk Management Institute. 1998.

Green, L.W. Health Program Planning An Educational And Educational

Approach.Edisi Ke Empat. Amerika : Mc Graw Hill. 2005.

Halimah, Siti. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Aman Karyawan Di

PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010. Jakarta: Skripsi UIN. 2010

Helliyanti, Putri. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Tidak

Aman di Dept. Utility and Operation PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Divisi Bogasari Flour Mills tahun 2009. Depok : Skripsi UI

Hernawati, Eva. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan

Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja Dan Unit Kerja Di Area

Pertambangan PT Antam Tbk UPBE Pongkor Bogor Jawa Barat Tahun

2006-2007. Jakarta: Skripsi UIN. 2008.

Hiperkes. Keselamatan Kerja. Bandung. 2008. diakses dari

http://hiperkes.wordpress.com pada tanggal 20 Maret 2014

Hirano, hiroyuki. 5S For Operators: 5 Pillars Of The Visual Workplace. New

york: Produktivity Press. 1995.

ILO. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Volume 1 – 4 . 4th edition.

Stellman, Jeanne Mager (ed). Geneva. 1998. Diakses dari

http://www.ilo.org/safework_bookshelf pada tanggal 10 Maret 2014

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

102

ILO. The Prevention of Occupational Disease. Geneva. 2013.

Jawawi, Iskandar. Beberapa Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Tingkat

Kecelakaan Kerja Di PT Hok Tong Pontianak (Pabrik Crum Rubber).

Pontianak. 2008.

Kurniawati, Eni, dkk. Analisis Potensi Kecelakaan Kerja Pada Departemen

Produksi Springbed Dengan Metode Hazard Identification And Risk

Assessment (HIRA) (Studi Kasus : PT. Malindo Intitama Raya, Malang,

Jawa Timur). Jawa timur. 2013.

Lubis, H.S. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kecelakaan Kerja

Pada Pengemudi Angkotan Kota (Kopata) Di Purwokerto. Depok : Tesis

UI. 2000.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Mauliku, Novie E. Hubungan Penerapan Keamanan Bekerja Berdasarkan Smk

Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Di PT Vonex Indonesia Kecamatan

Rancaekek Kebupaten Bandung. Bandung. 2002.

Menteri Tenaga Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No

PER.03/MEN/1998 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan

Pemeriksaan Kecalaan. 1998.

Murti, Bhisma. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: UGM Press.

2006.

National Safety Council. Supervisiors Safety Manual. Cichago. 2009 diakses dari

http://www.amazon.com/Supervisors-Safety-Manual-10th-

Edition/dp/0879122889#reader_0879122889 pada tanggal 25 Februari

2014

Notoadmodjo, Soekidjo. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

103

OHSAS Project Group. OHSAS 18001 : Occupational Health And Safety

Management Systems-Requirements. OHSAS Project Group. 2007

Sajidi. Kesehatan dan Pencegahan Kecelakaan Kerja : Kumpulan Kuliah

Pascasarjana Hiperkes Medis. Jakarta. 2001.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group:

Jakarta. 2007

Shintania, Bhrian. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada

Pekerja Konstruksi Di PT PP Tahun 2012. Depok : Skripsi UI. 2012.

Sialagan. Togar Robin.. Analisis Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Pada

Perilaku Aman di PT EGS Indonesia Tahun 2008. Depok : Tesis FKM UI.

2008

Soebroto, S.W. Peran Dan Kontribusi Perguruan Tinggi Dalam Pembentukan

SDM Ergonomi-K3 Yang Siap Bersaing Di Pasar Kerja Nasional Dan

Internasional. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2007.

Sukamto. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada

Seismic Survey Di Unit Geodata Acqusition (GDA) PT. Elnusa Geosains

Tahun 2001-2003. Depok : Skripsi FKM UI. 2004.

Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Gunung

Agung. 2009.

Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT Gunung

Agung, 2006.

Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di

Tempat Kerja. Surakarta : PT. Harapan Press. 2008.

Undang-undang No. 13 Tahun 2003. : Tentang Ketenagakerjaan diakses dari

http://www.depnakertrans.go.id pada tanggal 12 Februari 2014

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

104

Utommi, Sendy. Gambaran Tingkat Kepatuhan Pekerja Dalam Mengikuti

Prosedur Operasi pada Pekerja Operator Dump Truck di PT. Kaltim

Primacoal tahun 2007. Depok : Skripsi UI. 2007.

Whardani, Ambar. Studi Tentang Kesadaran Pelaporan Near Miss di PT Astra

Nissan Diesel Indonesia Tahun 2008. Depok : Skripsi UI. 2008.

Yanti, Khairi. Hubungan Perilaku Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja

Peternak Ayam Ras Di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam

Tahun 2011. Padang. 2011.

Yuniarti, Rini. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Di

PT Indo Bharat Rayon Purwakarta Tahun 2006. Depok : Skripsi UI. 2006.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

105

LAMPIRAN

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

106

Surat Izin Penelitian

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

107

Kuesioner

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT Aqua

Golden Mississippi Bekasi

Oleh

Nama : Dewi Indah Sari Siregar

NIM : 1110101000023

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan hormat

Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja sedang melakukam penelitian sebagai salah satu kepentingan

Skripsi.

Dalam lampiran terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian. Dengan demikian saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi

pernyataan dengan sejujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Jawaban Saudara/i akan dijamin kerahasiaannya.

Demikian surat pengantar ini saya sampaikan. Atas kerjasama dan

bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

108

Lingkarilah jawaban yang menurut anda paling sesuai

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Usia/TTL :

3. Jenis kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Lama kerja :

5. Unit kerja :

a. HOD

b. ISS

c. HR

d. WT

e. Teknik

f. SPS

g. Pretreatment

h. Gudang

B. Pengalaman Kecelakaan Ringan

6. Dalam 6 bulan terakhir pada saat bekerja apakah anda pernah

mengalami kejadian yang mengganggu proses kerja?

a. Iya

b. Tidak

(Jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan C)

7. Apabila pernah, jenis kejadian apa yang anda alami?

a. Terpeleset

b. Terjatuh

c. Terbentur

d. Kesetrum

e. Lain-lain, sebutkan

(Kurniawati, 2014)

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

109

Isilah pernyataan/pertanyaan C-I dibawah ini dengan memberi tanda √

C. Pengetahuan

Keterangan

B = Benar

S = Salah

No Pernyataan B S

8 Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja hanya berasal dari

lingkungan yang tidak aman

9 Perilaku tidak aman tidak dapat menyebabkan kecelakaan kerja

10 Mesin dan peralatan dapat menimbulkan kecelakaan kerja

11 Kebijakan K3 merupakan pernyataan tertulis yang

ditandatangani oleh kepala perusahaan yang memuat visi, misi,

komitmen dan tekat melaksanakan K3, program kerja yang

mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh

12 Dengan mengikuti standar operasi pelaksanaan kerja maka

dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja

13 Dalam kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja terdapat

komitmen untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan dan

penyakit akibat kerja

14 Standar operasional pelaksanaan kerja adalah metode yang

telah terstandar yang bertujuan hanya untuk mencapai produk

dengan jumlah besar

D. Sikap

Keterangan

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

110

No Pernyataan SS S TS STS

15 Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik

dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

16 Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya

tanggung jawab pekerja tetapi juga merupakan

tanggung jawab manajemen puncak.

17 Masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja

selalu ditangani serius oleh manajemen.

18 Pelatihan kerja sangat membantu meningkatkan

kemampuan, keterampilan, disiplin, serta sikap

pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

19 Dengan adanya pengawasan, pekerja lebih merasa

diperhatikan atau dihargai oleh pemimpin.

20 Standar operasi pelaksanaan kerja sangat berguna

dalam melaksanakan pekerjaan secara aman dan

selamat.

21 Identifikasi bahaya perlu dilakukan semua karyawan.

22 Identifikasi bahaya dapat mengurangi kecelakaan

kerja.

23 Semua jenis pekerjaan mengandung risiko dan perlu

dikendalikan

24 Memakai APD nyaman dan aman.

E. Kepatuhan terhadap prosedur

No Pertanyaan Iya Tidak

25 Apakah anda selalu menggunakan APD lengkap saat

bekerja?

26 Apakah anda selalu mengikuti instruksi kerja pada saat

bekerja?

27 Apakah anda pernah terburu-buru saat bekerja?

28 Apakah anda pernah bekerja tidak fokus dan

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

111

mengantuk?

29 Apakah anda pernah bekerja sambil bercanda dengan

teman kerja?

30 Apakah anda pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan

keahlian anda?

F. Reward and Punishment

No Pertanyaan Tidak

pernah

Kadang

-kadang

Selalu

31 Apakah perusahaan memberi hukuman kepada

pekerja yang melanggar prosedur kerja?

32 Apakah perusahaan menegur pekerja yang tidak

menggunakan alat pelindung yang lengkap,

bergurau dan makan di tempat kerja?

33 Apakah perusahaan memberi penghargaan atau

ucapan terima kasih kepada pekerja yang

menunjukan kepatuhan terhadap peraturan?

34 Apakah perusahaan memberi bonus atau

penghargaan kepada pekerja yang paling aktif

dalam melaporkan kejadian kecelakaan kerja?

G. Sosialisasi K3

No Pertanyaan Iya Tidak

35 Apakah anda diberitahu jika ada perubahan prosedur

kerja dan pengaruhnya terhadap keselamatan?

36 Apakah ditempat kerja terdapat JSA atau MSDS?

37 Apakah JSA atau MSDS mudah dibaca dan dimengerti?

38 Apakah terdapat daftar standar APD yang harus

digunakan di area kerja?

39 Apakah di area kerja terdapat poster-poster tentang K3?

40 Apakah isi poster mudah dimengerti dan dipahami?

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

112

41 Apakah isi poster sesuai dengan pekerjaan anda?

42 Apakah ada tanda peringatan K3 di area kerja anda?

43 Apakah tanda peringatan jelas dan mudah dimengerti?

H. Pengawasan

No Pertanyaan Tidak

pernah

Kadang-

kadang

Selalu

44 Apakah pengawasan terhadap keselamatan

pekerja dilakukan setiap hari?

45 Apakah pengawas memastikan semua pekerjaan

dilakukan dengan baik?

46 Apakah pengawas pernah melakukan

pemeriksaan secara mendadak?

47 Apakah pengawas secara rutin melakukan

inspeksi ke tempat kerja?

48 Apakah pengawas selalu mengingatkan untuk

menggunakan APD lengkap?

49 Apakah pengawas ramah dan menyenangkan?

50 Apakah pengawas menegur jika ada pekerja

melakukan pekerjaan dengan tidak benar?

I. Housekeeping

No Pertanyaan Tidak

pernah

Kadang-

kadang

Selalu

51 Apakah akses ke area kerja aman?

52 Apakah lantai aman dari kondisi licin?

53 Apakah jalan akses bersih dari sisa material?

54 Apakah semua sisa produksi dibersihkan dari

tempat kerja dan sekitarnya dan ditempatkan

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

113

pada tempat yang disediakan?

55 Apakah barang yang tidak digunakan disimpan

pada tempatnya?

56 Apakah gudang material selalu bersih dari

material sisa?

57 Apakah tempat sampah ada di seluruh tempat

kerja dan dibersihkan secara berkala?

58 Apakah ada tempat untuk menampung sisa-sisa

material cair?

59 Apakah ada jadwal rutin pembersihan sampah?

Sumber : Suma’mur (2009)

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

114

Pedoman Observasi Sosialisasi K3

NO Yang di Observasi IYA TIDAK

1 Terdapat tanda peringatan di setiap area kerja.

2 Jumlah tanda peringatan mencukupi untuk area kerja.

3 Tanda peringatan jelas dan mudah dibaca.

4 Terdapat poster keselamatan kerja.

5 Poster sesuai dengan jenis pekerjaan.

6 Poster menarik dan mudah dimengerti.

7 Terdapat job safety analysis di setiap area kerja.

8 Job safety analysis mudah dibaca dan dimengerti.

9 Terdapat kotak APD, ilustrasi cara penggunaan, dan manfaat

penggunaannya.

Pedoman Observasi Housekeeping

NO Yang di Observasi IYA TIDAK

1 Jalan akses tidak terhalang oleh material yang mengganggu.

2 Jalan bersih dan bebas licin serta genangan air.

3 Terdapat tempat sampah di setiap area kerja.

4 Tempat sampah untuk material cair dan padat dibedakan.

5 Tempat sampah bersih dan tidak melebihi kapasitas.

6 Material yang tidak digunakan dipindahkan dan disimpan

pada tempat khusus.

7 Penempatan barang dan material rapih dan tidak melebihi

kapasitas.

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

115

Output Uji Validitas Dan Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.974 47

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

penget1 25.1000 435.656 .856 .973

penget2 25.1000 445.211 .310 .974

penget3 25.1000 445.878 .272 .974

penget4 25.2000 441.956 .665 .974

penget5 25.2000 441.956 .665 .974

penget6 25.1000 435.656 .856 .973

penget7 25.1000 435.656 .856 .973

sikap1 24.5000 424.500 .793 .973

sikap2 24.5000 424.500 .793 .973

sikap3 24.5000 424.500 .793 .973

sikap4 24.7000 420.678 .853 .973

sikap5 24.7000 421.122 .840 .973

sikap6 24.5000 424.500 .793 .973

sikap7 24.7000 420.678 .853 .973

sikap8 24.6000 439.156 .399 .974

sikap9 24.6000 422.489 .819 .973

sikap10 24.8000 427.067 .658 .973

patuhsop 25.0000 434.000 .828 .973

reward1 24.7000 416.678 .973 .972

reward2 24.9000 420.767 .850 .973

reward3 24.4000 436.489 .373 .975

reward4 24.6000 419.822 .901 .972

sos1 24.9000 431.656 .884 .973

sos2 24.8000 434.844 .718 .973

sos3 25.1000 435.656 .856 .973

sos4 24.5000 443.611 .400 .974

sos5 24.4000 447.822 .222 .974

sos6 24.8000 433.511 .780 .973

sos7 24.9000 443.878 .310 .974

sos8 25.1000 443.878 .385 .974

sos9 24.9000 431.656 .884 .973

peng1 24.6000 418.711 .935 .972

peng2 24.8000 441.511 .411 .974

peng3 24.7000 443.567 .325 .974

peng4 24.5000 432.500 .684 .973

peng5 24.7000 426.678 .675 .973

peng6 24.7000 426.678 .675 .973

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

116

peng7 24.8000 425.067 .717 .973

hous1 24.6000 430.489 .712 .973

hous2 24.6000 448.044 .084 .975

hous3 24.5000 434.278 .487 .974

hous4 24.7000 429.789 .711 .973

hous5 24.8000 425.511 .853 .973

hous6 24.7000 427.344 .798 .973

hous7 24.6000 440.711 .275 .975

hous8 24.8000 425.511 .853 .973

hous9 24.7000 429.789 .711 .973

Output univariat

1. Kecelakaan Ringan

kecelakaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid iya 62 58.5 58.5 58.5

tidak 44 41.5 41.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

2. Jenis kelamin jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 62 58.5 58.5 58.5

perempuan 44 41.5 41.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

3. Lama kerja lamarecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baru 57 53.8 53.8 53.8

lama 49 46.2 46.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

117

4. Usia usiarecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid muda 60 56.6 56.6 56.6

tua 46 43.4 43.4 100.0

Total 106 100.0 100.0

5. Unit kerja unitkerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid hod 41 38.7 38.7 38.7

iss 10 9.4 9.4 48.1

hr 7 6.6 6.6 54.7

wt 5 4.7 4.7 59.4

teknik 10 9.4 9.4 68.9

sps 17 16.0 16.0 84.9

pretreatment 8 7.5 7.5 92.5

gudang 8 7.5 7.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

6. Pengetahuan pengetrecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 65 61.3 61.3 61.3

tinggi 41 38.7 38.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

7. Sikap sikaprecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid negatif 56 52.8 52.8 52.8

positif 50 47.2 47.2 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

118

8. Kepatuhan patuhsop

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak patuh 73 68.9 68.9 68.9

patuh 33 31.1 31.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

9. Reward and punishment rewardrecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 66 62.3 62.3 62.3

tinggi 40 37.7 37.7 100.0

Total 106 100.0 100.0

10. Pengawasan pengrecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 61 57.5 57.5 57.5

tinggi 45 42.5 42.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

11. Sosialisasi

sosrecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 62 58.5 58.5 58.5

tinggi 44 41.5 41.5 100.0

Total 106 100.0 100.0

12. Housekeeping housrecord

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak kondusif 55 51.9 51.9 51.9

kondusif 51 48.1 48.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

119

Output bivariat

1. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Usia usiarecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

usiarecord muda Count 35 25 60

% within usiarecord 58.3% 41.7% 100.0%

% within kecelakaan 56.5% 56.8% 56.6%

tua Count 27 19 46

% within usiarecord 58.7% 41.3% 100.0%

% within kecelakaan 43.5% 43.2% 43.4%

Total Count 62 44 106

% within usiarecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .001a 1 .970

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .001 1 .970

Fisher's Exact Test 1.000 .565

Linear-by-Linear Association .001 1 .970

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,09.

b. Computed only for a 2x2 table

2. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Jenis Kelamin jeniskelamin * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

jeniskelamin laki-laki Count 32 30 62

% within jeniskelamin 51.6% 48.4% 100.0%

% within kecelakaan 51.6% 68.2% 58.5%

perempuan Count 30 14 44

% within jeniskelamin 68.2% 31.8% 100.0%

% within kecelakaan 48.4% 31.8% 41.5%

Total Count 62 44 106

% within jeniskelamin 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

120

3. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Lama Kerja lamarecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

lamarecord baru Count 33 24 57

% within lamarecord 57.9% 42.1% 100.0%

% within kecelakaan 53.2% 54.5% 53.8%

lama Count 29 20 49

% within lamarecord 59.2% 40.8% 100.0%

% within kecelakaan 46.8% 45.5% 46.2%

Total Count 62 44 106

% within lamarecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .018a 1 .893

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .018 1 .893

Fisher's Exact Test 1.000 .526

Linear-by-Linear Association .018 1 .894

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,34.

b. Computed only for a 2x2 table

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.910a 1 .088

Continuity Correctionb 2.268 1 .132

Likelihood Ratio 2.947 1 .086

Fisher's Exact Test .111 .066

Linear-by-Linear Association 2.883 1 .090

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

121

4. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Pengetahuan pengetrecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

pengetrecord rendah Count 48 17 65

% within pengetrecord 73.8% 26.2% 100.0%

% within kecelakaan 77.4% 38.6% 61.3%

tinggi Count 14 27 41

% within pengetrecord 34.1% 65.9% 100.0%

% within kecelakaan 22.6% 61.4% 38.7%

Total Count 62 44 106

% within pengetrecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 16.321a 1 .000

Continuity Correctionb 14.726 1 .000

Likelihood Ratio 16.526 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 16.167 1 .000

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,02.

b. Computed only for a 2x2 table

5. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Sikap sikaprecord * nearmiss Crosstabulation

nearmiss

Total iya tidak

sikaprecord negatif Count 41 15 56

% within sikaprecord 73.2% 26.8% 100.0%

positif Count 21 29 50

% within sikaprecord 42.0% 58.0% 100.0%

Total Count 62 44 106

% within sikaprecord 58.5% 41.5% 100.0%

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

122

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.600a 1 .001

Continuity Correctionb 9.354 1 .002

Likelihood Ratio 10.762 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear

Association 10.500 1 .001

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,75.

b. Computed only for a 2x2 table

6. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Kepatuhan Terhadap Prosedur patuhsop * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

patuhsop tidak patuh Count 52 21 73

% within patuhsop 71.2% 28.8% 100.0%

% within kecelakaan 83.9% 47.7% 68.9%

patuh Count 10 23 33

% within patuhsop 30.3% 69.7% 100.0%

% within kecelakaan 16.1% 52.3% 31.1%

Total Count 62 44 106

% within patuhsop 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 15.681a 1 .000

Continuity Correctionb 14.041 1 .000

Likelihood Ratio 15.783 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 15.533 1 .000

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,70.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

123

7. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Reward And Punishment rewardrecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

rewardrecord rendah Count 39 27 66

% within rewardrecord 59.1% 40.9% 100.0%

% within kecelakaan 62.9% 61.4% 62.3%

tinggi Count 23 17 40

% within rewardrecord 57.5% 42.5% 100.0%

% within kecelakaan 37.1% 38.6% 37.7%

Total Count 62 44 106

% within rewardrecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .026a 1 .872

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .026 1 .872

Fisher's Exact Test 1.000 .516

Linear-by-Linear Association .026 1 .873

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,60.

b. Computed only for a 2x2 table

8. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Pengawasan pengrecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

pengrecord rendah Count 42 19 61

% within pengrecord 68.9% 31.1% 100.0%

% within kecelakaan 67.7% 43.2% 57.5%

tinggi Count 20 25 45

% within pengrecord 44.4% 55.6% 100.0%

% within kecelakaan 32.3% 56.8% 42.5%

Total Count 62 44 106

% within pengrecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

124

9. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Sosialisasi K3

sosrecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

sosrecord rendah Count 38 24 62

% within sosrecord 61.3% 38.7% 100.0%

% within kecelakaan 61.3% 54.5% 58.5%

tinggi Count 24 20 44

% within sosrecord 54.5% 45.5% 100.0%

% within kecelakaan 38.7% 45.5% 41.5%

Total Count 62 44 106

% within sosrecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .482a 1 .487

Continuity Correctionb .244 1 .621

Likelihood Ratio .481 1 .488

Fisher's Exact Test .551 .310

Linear-by-Linear Association .478 1 .489

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.354a 1 .012

Continuity Correctionb 5.389 1 .020

Likelihood Ratio 6.376 1 .012

Fisher's Exact Test .017 .010

Linear-by-Linear Association 6.294 1 .012

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,68.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

125

10. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Unit Kerja unitkerja * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

unitkerja hod Count 23 18 41

% within unitkerja 56.1% 43.9% 100.0%

% within kecelakaan 37.1% 40.9% 38.7%

iss Count 7 3 10

% within unitkerja 70.0% 30.0% 100.0%

% within kecelakaan 11.3% 6.8% 9.4%

hr Count 1 6 7

% within unitkerja 14.3% 85.7% 100.0%

% within kecelakaan 1.6% 13.6% 6.6%

wt Count 2 3 5

% within unitkerja 40.0% 60.0% 100.0%

% within kecelakaan 3.2% 6.8% 4.7%

teknik Count 8 2 10

% within unitkerja 80.0% 20.0% 100.0%

% within kecelakaan 12.9% 4.5% 9.4%

sps Count 11 6 17

% within unitkerja 64.7% 35.3% 100.0%

% within kecelakaan 17.7% 13.6% 16.0%

pretreatment Count 5 3 8

% within unitkerja 62.5% 37.5% 100.0%

% within kecelakaan 8.1% 6.8% 7.5%

gudang Count 5 3 8

% within unitkerja 62.5% 37.5% 100.0%

% within kecelakaan 8.1% 6.8% 7.5%

Total Count 62 44 106

% within unitkerja 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 9.262a 7 .234

Likelihood Ratio 9.707 7 .206

Linear-by-Linear Association .639 1 .424

N of Valid Cases 106

a. 10 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,08.

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

126

11. Kecelakaan Ringan Berdasarkan Housekeeping housrecord * kecelakaan Crosstabulation

kecelakaan

Total iya tidak

housrecord tidak kondusif Count 38 17 55

% within housrecord 69.1% 30.9% 100.0%

% within kecelakaan 61.3% 38.6% 51.9%

kondusif Count 24 27 51

% within housrecord 47.1% 52.9% 100.0%

% within kecelakaan 38.7% 61.4% 48.1%

Total Count 62 44 106

% within housrecord 58.5% 41.5% 100.0%

% within kecelakaan 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.291a 1 .021

Continuity Correctionb 4.422 1 .035

Likelihood Ratio 5.330 1 .021

Fisher's Exact Test .030 .018

Linear-by-Linear Association 5.241 1 .022

N of Valid Casesb 106

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,17.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

127

Lampiran Hasil Observasi Sosialisasi K3 dan Housekeeping

No Gambar Keterangan

1

Keterangan pada

tanda peringatan

kurang jelas dan

ditempatkan di

tempat yang

kurang strategis.

2

Poster basah dan

mulai pudar.

3

Poster kurang

menarik dan

tidak disesuaikan

dengan kondisi

pekerjaan.

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

128

4

Tanda

emergency exit

route tertutupi.

Akses jalan

terhalang oleh

tumpukan galon.

5

Terdapat

genangan air dan

lantai licin.

Akses jalan

terhalangi pipa.

6

Lantai bolong

dan bocor.

Terdapat

genangan air.

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

129

7

Safety boot tidak

ditempatkan

pada tempatnya.

Tumpukan hasil

belas botol galon

menutupi jalan.

Serbuk botol

berceceran di

lantai.

8

Serbuk botol

berceceran di

lantai.

Serbuk botol

ditempatkan di

karung bekas

bukan di tempat

khusus.

Kardus

diletakkan di

tengan jalan.

9

Tumpukan botol

galon melebihi

kapasitas tempat

yang disediakan.

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25512/1/Dewi... · PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA . ... safety talk, meningkatkan

130

10

Material yang

tidak digunakan

tidak

ditempatkan di

tempat khusus.

11

Penyusunan

kabel-kabel tidak

rapih dan

berdebu.

12

Material yang

tidak digunakan

tidak dirapikan

sehingga

mengganggi

akses jalan

menuju area

kerja.