FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH -...

22
TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012 RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH Oleh: RASTO Abstrak Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu kinerja sekolah, tergantung pada perspektif yang digunakan. Telaah kali ini memaparkan faktor determinan mutu kinerja sekolah ditinjau dari persektif sistem manajemen mutu. Pemaparan diakhiri dengan penjelasan mengenai proposisi faktor-faktor tersebut terhadap mutu kinerja sekolah. 1. Pengertian Kinerja Sekolah Secara etimologis kinerja merupakan terjemahan dari performance (Inggris). Selain bermakna kinerja, performance juga diterjemahkan secara beragam. Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan performance dapat diterjemahkan menjadi “kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja”. Berdasarkan maknanya, kinerja memiliki dua perspektif, yaitu kinerja dalam perspektif penampilan atau aksi, dan dalam perspektif bentuk hasil ( output) yang dicapai. Pengertian kinerja dalam perspektif hasil antara lain dikemukakan oleh para ahli berikut. Gibson et.al. (1996:118) mengatakan, kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bernardin dan Russel (dalam Muhammad, (2008:14) memberikan definisi kinerja organisasi sebagai catatan tentang hasil akhir atas suatu kegiatan atau tugas yang diselenggarakan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan pengertian kinerja dalam perspektif penampilan atau aksi antara lain dikemukakan oleh Gronlund (1992:86) yang mendefinisikan kinerja sebagai

Transcript of FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH -...

Page 1: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1

FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH

Oleh: RASTO

Abstrak

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mutu kinerja sekolah, tergantung

pada perspektif yang digunakan. Telaah kali ini memaparkan faktor

determinan mutu kinerja sekolah ditinjau dari persektif sistem manajemen

mutu. Pemaparan diakhiri dengan penjelasan mengenai proposisi faktor-faktor

tersebut terhadap mutu kinerja sekolah.

1. Pengertian Kinerja Sekolah

Secara etimologis kinerja merupakan terjemahan dari performance

(Inggris). Selain bermakna kinerja, performance juga diterjemahkan secara

beragam. Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan performance dapat

diterjemahkan menjadi “kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja”.

Berdasarkan maknanya, kinerja memiliki dua perspektif, yaitu kinerja

dalam perspektif penampilan atau aksi, dan dalam perspektif bentuk hasil (output)

yang dicapai. Pengertian kinerja dalam perspektif hasil antara lain dikemukakan

oleh para ahli berikut. Gibson et.al. (1996:118) mengatakan, kinerja adalah tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Bernardin dan Russel (dalam Muhammad, (2008:14)

memberikan definisi kinerja organisasi sebagai catatan tentang hasil akhir atas

suatu kegiatan atau tugas yang diselenggarakan pada kurun waktu tertentu.

Sedangkan pengertian kinerja dalam perspektif penampilan atau aksi antara lain

dikemukakan oleh Gronlund (1992:86) yang mendefinisikan kinerja sebagai

Page 2: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2

penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritual, dan urutan

kerja yang sesuai prosedur sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat

kualitas, kecepatan, dan jumlah

Terkait dengan ruang lingkupnya, kinerja juga memiliki dua perspektif

yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Asumsinya adalah kinerja organisasi

merupakan akumulasi dari kinerja individu. Moeljono (2003:66) menegaskan

kinerja organisasi sangat ditentukan oleh kinerja individu.

Pengertian kinerja dalam perspektif kinerja individu antara lain tercermin

dari pendapat para ahli berikut. Mangkunegara (2000:67) berpendapat “prestasi

kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”. Hasibuan (2001:94) yang menyebut kinerja sebagai

prestasi kerja mengungkapkan “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang disandarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Samsudin (2005:159) mendefinisikan kinerja sebagai “tingkat pelaksanaan tugas

yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan

yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan

organisasi/perusahaan”. Rivai (2004:14) mengemukakan kinerja adalah hasil atau

tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah disepakati bersama.

Page 3: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 3

Pengertian kinerja dalam perspektif kinerja organisasi antara lain

tercermin dari pendapat para ahli berikut. Yuwono, dkk. (2002:23)

mengemukakan kinerja organisasi berhubungan dengan berbagai aktivitas dalam

rantai nilai (value chain) yang ada pada organisasi. Kinerja organisasi

didefinisikan Bastian (2001:329) sebagai gambaran tingkat pencapaian

pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Senada dengan pendapat tersebut

Tangkilisan (2007:178) mendefinisikan kinerja organisasi sebagai suatu keadaan

yang berkaitan dengan keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi yang

dimilikinya.

Merujuk kepada konsep organisasi, sekolah dapat disebut sebagai

organisasi. Oleh karena itu pengertian kinerja organisasi dapat digunakan sebagai

dasar untuk merumuskan pengertian kinerja sekolah. Berdasarkan hal tersebut

kinerja sekolah dapat didefinisikan sebagai kualitas proses dan hasil kerja yang

telah dilakukan oleh sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah.

2. Faktor Determinan Mutu Kinerja Sekolah

Banyak faktor yang mempengaruhi mutu kinerja sekolah. Kajian mengenai

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu kinerja sekolah didasarkan kepada

kerangka teori (grand theory) Manajemen Mutu. Menurut perspektif Manajemen

Mutu, mutu organisasi dapat dicapai melalui interelasi kompleks dari berbagai

komponen, yang membentuk Sistem Manajemen Mutu.

Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut

Gaspersz (2008:268) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan

Page 4: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 4

praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan

persyaratan tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem

manajemen mutu biasanya terdiri dari sebuah kerangka kerja yang memiliki nilai-

nilai inti dan prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-prinsip ini merupakan landasan

untuk membangun kerangka kerja, yang terdiri dari sejumlah penilaian kriteria

dan item.

Sistem manajemen mutu formal ada yang berlaku secara nasional (di suatu

negara), regional, dan internasional. Sistem manajemen mutu formal yang berlaku

secara nasional menurut Miguel (2005:36) mula-mula dikembangkan di Australia,

Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat, masing-masing berupa, Australian

Business Excellence Award (ABEA), Canadian Quality Award (CQA), Deming

Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sistem

manajemen mutu formal, yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality

Award (APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality

Award (EQA). Sedangkan sistem manajemen mutu yang diakui secara

internasional menurut Gaspersz (2008:264) adalah ISO.

Menurut Australian Business Excellence Framework, (disarikan dari

http://www.excellencemodels.org; dan Purnama, 2006:107-108) mutu kinerja

organisasi dapat tercapai apabila terjadi interelasi yang sinergis dari komponen-

komponen leadership, strategy and planning, information and knowledge, people,

customer and market focus, process management, improvement and innovation,

dan success and sustainability. Canadian Framework for Business Excellence,

Page 5: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 5

(disarikan dari www.nqi.ca; Moran, JW., et.al., 2003:58-60; dan Purnama,

2006:106-107) mengembangkan enam kategori keunggulan untuk mengukur mutu

kinerja organisasi, yaitu Leadership, People focus, Planning, Process

Management, Customer focus, dan Supplier/partner focus. Bagi Deming Prize

(disarikan dari Purnama, 2006:105; Nasution, 2005:331-344; Sallis, 2006:141-

142; dan www.juse.or.jp) mutu kinerja organisasi ditentukan oleh: (1) kebijakan

dan tujuan; (2) organisasi dan operasinya; (3) pendidikan dan penyebarannya;

(4) penggabungan informasi, penyebaran, dan pemanfaatannya; (5) analisis;

(6) standarisasi; (7) pengawasan dan pengendalian; (8) jaminan kualitas;

(9) dampak; dan (10) rencana masa yang akan datang. Menurut Baldrige

(disarikan dari http://baldrige.nist.gov; Gaspersz, 2008:274-282; Nasution,

2005:322-331; Purnama, 2006:145-148; Sallis, 2006:141-142; dan Moran, JW.,

et.al., 2003:56-58) terdapat tujuh kriteria performansi terbaik dalam bidang

pendidikan, yaitu: (1) Leadership; (2) Strategic Planning; (3) Student,

Stakeholder, and Market Focus; (4) Measurement, Analysis, and Knowledge,

Management; (5) Workforce Focus; (6) Process Management; dan (7) Results.

The International Asia Pacific Quality Award/IAPQA (disarikan dari

http://www.apqo.org) memandang, mutu kinerja organisasi dapat dicapai dari

interelasi faktor-faktor leadership, strategic planning, customer and market focus,

measurement, analysis and knowledge management, human resource focus,

process management, dan business results. Bagi The Ibero-American Excellence

Model/IEM (disarikan dari http://www.excellencemodels.org dan

Page 6: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 6

http://www.fundibeq.org), mutu kinerja organisasi ditentukan oleh sembilan

faktor yaitu leadership and style of management, policy and strategy, people

development, resources and associates, customers, customer results, people

development results, society results, dan global results. Menurut The European

Foundation for Quality Management/EFQM (disarikan dari http://ww1.efqm.org;

Moran, JW., et.al., 2003:60-61; Purnama, 2006:105-106; Sallis, 2006:149-151;

dan Nasution, 2005:337-341), terdapat sembilan faktor penentu mutu kinerja

organisasi, yaitu leadership, policy and strategy, people, partnerships &

resources, processes, customer result, people result, society results, dan key

performance result.

Menurut perspektif ISO 9001:2000 sebagaimana dikemukakan Gaspersz

(2008:285), mutu kinerja organisasi dapat diperoleh melalui empat komponen

utama, yaitu tanggung jawab manajemen (management responsibility, manajemen

sumber daya (resource management), realisasi produk (product realization), dan

pengukuran, analisis, dan peningkatan (measurement analysis improvement).

Hasil penelitian yang telah dilakukan Miguel (2005:41) mengenai konsep

dan nilai inti pemberian penghargaan kualitas di 24 negara, yang merefleksikan

faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kinerja organisasi, tampak pada Tabel 1.

Page 7: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 7

Tabel 1.

Konsep dan Nilai Inti Penghargaan Kualitas

Sumber: Miguel (2005:41)

Hasil studi tersebut menunjukkan beberapa hal berikut. Pertama, terdapat

29 konsep dan nilai inti (faktor) yang dijadikan dasar pemberian penghargaan

terhadap mutu kinerja organisasi di 24 negara yang diteliti. Kedua, terdapat empat

faktor dominan yang berlaku di 24 negara, yaitu: (1) fokus pada pelanggan;

(2) kepemimpinan; (3) sumber daya manusia; dan (4) tanggung jawab sosial

perusahaan.

Studi yang dilakukan Metri (2005:63) menemukan 15 faktor kunci sukses

yang berpengaruh terhadap mutu kinerja organisasi berdasarkan 14 Framework

TQM yang dikemukakan para ahli, seperti tampak pada Tabel 2.

Page 8: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 8

Tabel 1.

Faktor-faktor Kunci yang Berpengaruh terhadap

Mutu Kinerja Organisasi

Sumber: Sumber: Metri (2005: 63)

Keterangan: 1-Top management commitment; 2–Strategic quality

management; 3-Process quality management; 4–Design quality

management; 5-Education and Training; 6-Supplier quality management;

7-Customer satisfaction; 8-Employee empowerment and involvement; 9-

Business results; 10-Information and Analysis; 11-Benchmarking; 12-

Resources; 13-Impact on society and environment; 14- Statistical process

control; 15-Quality Culture.

Hasil studi tersebut menunjukkan terdapat empat faktor dominan sebagai

kunci sukses untuk memperoleh mutu kinerja organisasi yang tinggi, yaitu:

(1) supplier quality management; (2) process quality management; (3) design

quality management; dan (4) customer satisfaction.

Penelitian Deshpandé, et.al (1997) di lima negara, yaitu Amerika Serikat,

Inggris, Perancis, Jerman, dan Jepang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja organisasi diperoleh kesimpulan faktor budaya dan iklim organisasi,

orientasi pelanggan, serta inovasi memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi.

Yuwono, dkk. (2002:23) mengemukakan kinerja organisasi dipengaruhi

oleh upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan

Page 9: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 9

organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki

organisasi, dan kepemimpinan yang efektif. Ruky (2001:7) mengidentifikasi

enam faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, sebagai berikut.

a. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang

digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh

organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan

semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut;

b. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi;

c. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan

ruangan, dan kebersihan;

d. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada

dalam organisasi yang bersangkutan;

e. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota

organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi;

f. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,

imbalan, promosi, dan lain-lainnya.

Soesilo (dalam Tangkilisan, 2007:181) mengemukakan lima faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu:

a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan

fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi;

b. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi;

c. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan

untuk bekerja dan berkarya secara optimal;

d. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan

database untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi;

e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan

penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap

aktivitas organisasi.

Menurut Edmonds (dalam Koesoema, dkk., 2007:300) kinerja sekolah

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Kepemimpinan sekolah yang kuat (strong principal leadership)

b. Suasana sekolah (climate)

c. Lingkungan yang tertata dengan rapi (orderly environment)

d. Harapan tinggi di kalangan siswa untuk berprestasi (highly

expectation for student achievement)

Page 10: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 10

e. Penekanan pendidikan pada keterampilan dasar (emphasis on basic

skills)

f. Sistem evaluasi yang sistematis dan berkesinambungan (frequent and

systematic evaluation of students)

Atmosoeprapto (2001:11-19) mengelompokkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi ke dalam faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal meliputi politik, ekonomi, dan sosial, sedangkan faktor internal

meliputi tujuan organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan budaya

organisasi. Lusthaus, et.al. (1999:45) mengelompokkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi ke dalam tiga kelompok utama, seperti tampak

pada Gambar 1.

Gambar 1.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

Menurut Lusthaus et. al.

Sumber: Lusthaus, et.al. (1999:45)

Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah external

environment. Lusthaus, et.al. (1999:52) menjelaskan organisasi beroperasi dalam

konteks hukum dan budaya. Ini dan variabel lingkungan eksternal lainnya akan

mempengaruhi operasi organisasi. Dimensi lingkungan eksternal yang

Page 11: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 11

mempengaruhi kinerja organisasi adalah administrasi, hukum, politik, sosio

kultural, ekonomi, teknologi, dan stakeholders.

Faktor kedua adalah organizational motivation. Lusthaus, et.al. (1999:57)

menjelaskan organisasi seperti manusia, memiliki kepribadian yang berbeda.

Masing-masing memiliki tujuan dan misi yang berbeda. Beberapa organisasi

bermotivasi tinggi oleh kesempatan "untuk berbuat baik," sedangkan yang lainnya

digerakkan oleh kekuatan-kekuatan lainnya, termasuk dari ambisi-ambisi orang-

orang kunci yang ada dalam organisasi. Terdapat empat dimensi yang dominan

mempengaruhi kinerja organisasi yaitu sejarah, misi, budaya, dan insentif atau

imbalan.

Faktor ketiga adalah organizational capacity. Lusthaus, et.al. (1999:61)

menjelaskan kemampuan organisasi dibentuk oleh tujuh area utama yang saling

berhubungan satu sama lain yang merupakan dasar bagi pembentukan kinerja

organisasi. Ketujuh area tersebut adalah kepemimpinan strategis, sumber daya

manusia, manajemen keuangan, infrastruktur, manajemen program, proses

manajemen, dan hubungan antar institusi.

Berdasarkan kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mutu

kinerja organisasi, dan merujuk kepada karakteristik Sekolah Menengah

Kejuruan, maka kajian ini difokuskan pada faktor-faktor berikut:

(1) kompetensi kepala sekolah; (2) manajemen informasi; (3) fokus pada

pelanggan; (4) perencanaan stratejik; (5) pengembangan sumber daya manusia;

(6) kemitraan sekolah dengan dunia usaha dan industri; dan (7) budaya mutu.

Page 12: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 12

Faktor-faktor ini diduga merupakan faktor dominan yang secara relatif dapat

mempengaruhi mutu kinerja Sekolah Menengah Kejuruan.

Faktor-faktor tersebut dikelompokan ke dalam tiga kategori yaitu, faktor

driver, process, dan output. Faktor driver adalah kompetensi kepala sekolah.

Faktor process terdiri atas manajemen informasi, fokus pada pelanggan,

perencanaan stratejik, pengembangan sumber daya manusia, dan kemitraan

sekolah dengan dunia usaha dan industri. Faktor output adalah budaya mutu.

Model hubungan fungsional faktor-faktor tersebut tampak pada Gambar 2.

Perencanaan

Stratejik

Mu

tu K

ine

rja

Se

ko

lah

Mutu Kinerja

Manajerial

Mutu Kinerja

Akademik

Pengembangan

SDM

Kemitran sekolah

dengan DUDI

Fokus pada

Pelanggan

Kompetensi

Kepala Sekolah

Budaya

Mutu

Manajemen

Informasi

DRIVER PROCESS OUTPUT OUTCOME

Feedback

Gambar 1.

Hubungan fungsional faktor Determinan

Mutu Kinerja Sekolah

Page 13: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 13

Berdasarkan Gambar 2. dapat diformulasikan bentuk persamaan sebagai

berikut.

MKS = f (FD, FP, FO)

BM (FO) = f(FD,FP)

FP = f(FD)

Keterangan:

MKS = Mutu Kinerja Sekolah

FD = Faktor Driver (Kompetensi Kepala Sekolah)

FP = Faktor Process (manajemen informasi, fokus pada pelanggan,

perencanaan stratejik, pengembangan sumber daya manusia, dan

kemitraan sekolah dengan dunia usaha dan industri)

FO = Faktor Output (Budaya Mutu/BM)

Paradigma sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. mengandung

beberapa proposisi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Proposisi faktor driver dengan faktor process.

a. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Manajemen

Informasi ditegaskan oleh Richard, AV (1992:18), yang mengemukakan

bahwa peran strategis kepala sekolah dalam manajemen informasi

berkaitan dengan domain strategic activities dalam pengembangan sistem

informasi.

b. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Fokus pada

Pelanggan antara lain merujuk kepada pendapat Haris (2005:63-64) yang

Page 14: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 14

menegaskan kegagalan pimpinan dalam menjamin fokus pada pelanggan

akan mengakibatkan karyawan lebih berfokus pada kepentingan internal.

Kondisi ini akan meningkatkan arogansi, sedangkan perhatian pada

pelanggan akan berkurang. Ditegaskan pula oleh Supranto (2007:11)

bahwa keterlibatan pimpinan sangat penting terutama pada saat membuat

keputusan dalam rangka memecahkan masalah keluhan pelanggan.

c. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Perencanaan

Stratejik antara lain mengacu pada pendapat Bryson (1999:157) yang

mengatakan bahwa penyusunan perencanaan stratejik yang baik menuntut

adanya kompetensi manajerial serta komitmen yang tinggi dari pemimpin

dan keterlibatan anggota organisasi dalam seluruh proses perencanaan

stratejik.

d. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Pengembangan

SDM antara lain mengacu pada pernyataan Spencer dan Spencer (1993:50)

bahwa pemimpin organisasi hendaknya mampu mengembangkan orang

lain, membimbing, memberi dukungan, mengarahkan, menggerakkan,

mengelola konflik, dan mengembangkan budaya mutu.

e. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Kemitraan Sekolah

dengan Dunia Usaha dan Industri antara lain merujuk kepada pendapat

Spencer dan Spencer (1993:50) yang mengemukakan bahwa kompetensi

untuk membangun hubungan kerja (relationship building), yang dapat

diartikan sebagai membina dan mempertahankan hubungan atau jaringan

yang hangat, bersahabat, dan saling menguntungkan dengan pihak lain

Page 15: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 15

yang, atau yang akan, memberikan kontribusi tertentu terhadap berbagai

tujuan yang berkaitan dengan kerja sama dan kemitraan.

b. Proposisi faktor driver dan process dengan faktor output.

Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah, Manajemen Informasi, Fokus

pada Pelanggan, Perencanaan Stratejik, Pengembangan SDM, dan Kemitraan

Sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri, dengan Budaya Mutu merujuk

kepada pendapat Forehand (dalam Gibson et.al., 1996:317). Menurut

Forehand terdapat sejumlah atribut yang menentukan totalitas budaya

organisasi. Atribut-atribut yang dimaksud, meliputi: (1) size and structure;

(2) leadership pattern; (3) system complexity; (4) goal direction; dan

(5) communication networks. Pada lingkungan sekolah, jelas bahwa pola

kepemimpinan yang tercermin dari kompetensi yang dimiliki kepala sekolah

sebagai komponen driver turut menentukan terbentuknya budaya organisasi.

Kompleksitas sistem di lingkungan sekolah tampak pada perencanaan stratejik

dan manajemen informasi yang disediakan di sekolah untuk mendukung

kegiatan operasional dan pengambilan keputusan oleh kepala sekolah. Ukuran

dan struktur organisasi tercermin dalam keseluruhan struktur organisasi

sekolah dengan guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran yang

pengembangan SDM-nya perlu terus dikelola berkaitan dengan pendidikan

dan pelatihan maupun pengembangan karirnya. Pelaksanaan jaringan

komunikasi tercermin dalam kemitraan dengan dunia usaha dan industri dalam

Page 16: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 16

bentuk Pendidikan Sistem Ganda. Tidak kalah pentingnya adalah arah tujuan

yang tercermin dari upaya sekolah dalam fokus pada pelanggan, yaitu pihak

internal (pendidik dan tenaga kependidikan) dan eksternal (siswa, orang tua,

dan masyarakat) sekolah, terutama pihak eksternal sekolah, dengan

memperhatikan kebutuhan, hubungan baik, dan kepuasan pelanggan. Semua

atribut tersebut dalam hal ini jelas menentukan budaya mutu.

c. Proposisi faktor driver, process dan output dengan outcome.

a. Keterkaitan antara Kompetensi Kepala Sekolah dengan Mutu Kinerja

Sekolah antara lain mengacu kepada pendapat Fretwell (2002:5) yang

menyatakan bahwa kompetensi atau kinerja organisasi itu berakar pada

empat penyebab, yaitu (1) people; (2) resources; (3) environment; dan

(4) processes. Model ini disebut Model PREP. Dengan menggunakan

model sebab dan akibat (cause and effect model), Fretwell

menggambarkan suatu model Kompetensi Organisasi yang berakar dari

masalah-masalah kompetensi.

b. Keterkaitan antara Manajemen Informasi dengan Mutu Kinerja Sekolah

antara lain mengacu kepada pendapat Gaol (2008:374) bahwa dari

perspektif bisnis sistem informasi menjadi bagian dari satu rangkaian

aktivitas penambahan nilai untuk memperoleh, menginformasikan, dan

membagi-bagikan informasi yang dapat digunakan manajer untuk

meningkatkan proses pengambilan keputusan, meningkatkan kinerja

organisasi, dan akhirnya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Di

lingkungan sekolah, sistem manajemen informasi sekolah yang tertata

Page 17: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 17

dengan baik dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dibuat

kepala sekolah dan dapat memperlancar kegiatan operasional sekolah yang

mencerminkan mutu kinerja sekolah yang tinggi.

c. Keterkaitan antara Fokus pada Pelanggan dengan Mutu Kinerja Sekolah

antara lain mengacu kepada pendapat Sallis (2006:81). Berdasarkan

struktur organisasi piramida terbalik dengan siswa sebagai fokus utama,

tercermin bahwa mutu kinerja sekolah yang tinggi dapat terwujud dengan

memberikan pelayanan prima terhadap siswa sebagai pelanggan utama.

d. Keterkaitan antara Perencanaan Stratejik dengan Mutu Kinerja Sekolah

antara lain mengacu kepada pendapat Greenberg dan Baron (2003:586)

yang menyatakan bahwa organisasi dapat menghadapi dan mengelola

perubahan dalam rangka mencapai kinerja yang tinggi dengan dua

pendekatan, yaitu perencanaan stratejik dan pengembangan organisasi.

e. Keterkaitan antara Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Mutu

Kinerja Sekolah antara lain mengacu kepada pendapat Sentana (2008:90)

yang menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan SDM merupakan

alat manajemen yang stratejik dalam rangka peningkatan kinerja

perusahaan.

f. Keterkaitan antara Kemitraan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri

dengan Mutu Kinerja Sekolah antara lain merujuk kepada pendapat

Vermeer (2006:1) yang secara tegas menyatakan bahwa kemitraan yang

terjalin secara konsisten dalam jangka waktu yang cukup lama antara

Page 18: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 18

sekolah dengan dunia usaha dan industri dapat mewujudkan kinerja yang

diharapkan.

g. Keterkaitan antara Budaya Mutu dengan Mutu Kinerja Sekolah antara lain

mengacu kepada pendapat Moeljono (2003) dan penelitian Kotter dan

Heskett (1992) yang menyatakan bahwa budaya organisasi mempunyai

dampak yang kuat dan semakin besar dampaknya terhadap prestasi kerja

organisasi.

Page 19: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 19

DAFTAR PUSTAKA

Asia Pacific Quality Organization. IAPQA Award. [Online]. Tersedia:

http://www.apqo.org/iapqa_profile_cycle2009.htm.

Atmosoeprapto, K. (2001). Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan.

Jakarta: Gramedia.

Bastian, Indra. (2001). Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta:

BPFE.

Bryson, John M. (1999). Strategic Management in Public and Voluntary Service:

A Reader. New York: Elsevier, Pergamon Press.

Deshpandé, Rohit. et.al. (1997). Factors Affecting Organizational Performance: A

Five-country Comparison. Marketing Science Institute. p 97-108. [Online]

Tersedia: http://www.msi.org/publications/publication.cfm?pub=456

[29 April 2009].

EFQM. The EFQM Excellence Model. [Online]. Tersedia:

http://ww1.efqm.org/en/Home/aboutEFQM/Ourmodels/TheEFQMExcelle

nceModel/tabid/170/Default.aspx.

Fretwell, Barbara J. (2002) Promoting Organizational Competency: A Solution to

Increasing Employee Morale and Customer Satisfaction. CERES

Innovation.

Gaol, Chr. Jimmy L. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.

[Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

Gaspersz, V. (2008). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996).

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni),

Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Global Excellence Model Council. Excellence Models. [Online]. Tersedia:

http://www.excellencemodels.org/ExcellenceModels/tabid/53/Default.aspx

Global Excellence Model Council. Excellence Models. [Online]. Tersedia:

http://www.excellencemodels.org/ExcellenceModels/tabid/53/Default.aspx

Page 20: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 20

Greenberg, Jerald & Baron, Robert. A., (2003). Behavior in Organizations, Eight

Edition, Pearson Education Inc. New Jersey, USA.

Haris, Abdul. (2005). 7 Pilar Perusahaan Unggul: Implementasi Kriteria

Baldrige untuk Meningkatkan Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara.

Koesoema., dkk. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo. Jakarta:

Erlangga. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

Kotter, John P., James L. Heskett, (1992), Corporate Culture and Performance,

The Free Press, New York.

Lusthaus, Charles. et. al. (1999). Enhancing Organizational Performance: A

Toolbox for Self-assessment. Canada: International Development Research

Cenre.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung: Rosdakarya.

Metri, B.A. (2005). TQM Critical Succes Factors for Construction Firms,

Management. 10(2):61-72.

Miguel, P.A.C. (2005). A Comparison of Quality and Business Excellence

Programs in the World. Revista De Ciência & Tecnologia. 13 (25/26).

35-46.

Moeljono, Djokosantoso. (2003) Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id.

Moeljono, Djokosantoso. (2003) Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id.

Moran, JW., et.al. (2003). The Executive Guide to Improvement and Change.

USA: ASQ Quality Press. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

Muhammad, Fadel. (2008). Reinventing Local Government: Pengalaman dari

Daerah. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Nasution, MN. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 21: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 21

National Institute of Standards and Technology. Education Criteria for

Performance Excellence. [Online]. Tersedia:

http://baldrige.nist.gov/Education_Criteria.htm.

National Quality Institute Canadian. Framework for Business Excellence.

[Online]. Tersedia: http://www.nqi.ca/nqistore/Product_details.aspx?

ID=61.

Purnama, Nursya’bani. (2006). Manajemen Kualitas Perspektif Global.

Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII.

Richard AV, Diener,. (1992). Strategic, Analytic and Operational Domains of

Information Management. American Society for Information Science.

Bulletin of the American Society for Information Science, 19(1), 18.

Retrieved October 18, 2009, from Academic Research Library. (Document

ID: 192132).

Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan,

Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Ruky, S. Achmad. (2001). Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis untuk

Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: Gramedia.

Sallis, Edward. (2006). Total Quality in Education. Edisi Terjemahan. Alih

Bahasa oleh Ahmad Ali Riyadi. Jogjakarta: IRCiSoD.

Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka

Setia.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju.

Sentana, A. (2006). Excellent Service & Customer Satisfaction. Edisi Terjemahan.

Jakarta: Elex Media Komputindo. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id.

Spencer Lyle. M., and Spencer Signe M., (1993). Competence at Work. New

York USA: John Wiley & Sons Inc.

Supranto. J. (2007) Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global (ed. 2). Jakarta:

Salemba Empat. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. (2007). Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE). The Deming Prize. [Online].

Tersedia: http://www.juse.or.jp/e/deming.

Page 22: FAKTOR DETERMINAN MUTU KINERJA SEKOLAH - …file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._PENDIDIKAN_MANAJEMEN_PERKA… · tinjauan pustaka 13 des 2012 rasto prodi pendidikan manajemen perkantoran||fakultas

TINJAUAN PUSTAKA 13 Des 2012

RASTO PRODI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN||FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS||UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 22

Vermeer, D.M.M. (2006). Partnering and Performance in Building Schools for

the Future. [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id

http://daanvermeer.nl/home_files/061103%20Executive%20Summary%20

D.Vermeer.pdf.

Yuwono, Sony, dkk. (2002). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard:

Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Jakarta: Gramedia.