Fakta Hukum Dan Dasar Hukum Untuk Analisa Kasus HAM untuk militer

4
1. Fakta Hukum dan Dasar Hukum untuk Analisa Kasus Fakta Hukum di Indonesia Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan Republik Indonesia terdapat dalam perundang-undangan yang dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan perlindungan HAM. Empat hukum tertulis yang menyatakan tentang HAM. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 a) Hak atas persamaan keududukan dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 Ayat 1 b) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat 2 c) Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, Pasal 28 d) Hak memeluk dan beribadah sesuai dengan ajaran agama, Pasal 29 Ayat 2 e) Hak dalam usaha pembelaan negara, Pasal 30 f) Hak mendapat pengajaran, Pasal 31 g) Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah, Pasal 32 h) Hak di bidang perekonomian, Pasal 33 i) Hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, Pasal 34. 2. TAP MPR 3. UU a) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia b) UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers c) UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM d) UU Nomor 9 Tahun 20004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

description

my Legal Opinion

Transcript of Fakta Hukum Dan Dasar Hukum Untuk Analisa Kasus HAM untuk militer

Page 1: Fakta Hukum Dan Dasar Hukum Untuk Analisa Kasus HAM untuk militer

1. Fakta Hukum dan Dasar Hukum untuk Analisa Kasus Fakta Hukum di Indonesia

Pengaturan HAM dalam ketatanegaraan Republik Indonesia terdapat dalam perundang-undangan yang dijadikan acuan normatif dalam pemajuan dan perlindungan HAM. Empat hukum tertulis yang menyatakan tentang HAM.

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

a) Hak atas persamaan keududukan dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 Ayat 1

b) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat 2

c) Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, Pasal 28

d) Hak memeluk dan beribadah sesuai dengan ajaran agama, Pasal 29 Ayat 2

e) Hak dalam usaha pembelaan negara, Pasal 30

f) Hak mendapat pengajaran, Pasal 31

g) Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah, Pasal 32

h) Hak di bidang perekonomian, Pasal 33

i) Hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, Pasal 34.

2. TAP MPR

3. UU

a) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

b) UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

c) UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

d) UU Nomor 9 Tahun 20004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

e) UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan, Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat.

f) UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat

g) UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

h) UU Nomor 20 Tahun 1999 Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia Minimum Bagi Pekerja.

4. Peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti Peraturan Pemerintah, Kepres, dan lain-lain.

Dasar Hukum Analisa KasusDasar yang dijadikan acuan untuk menganalisa ialah UU Nomor 26 Tahun 2000

tentang Pengadilan HAM dan UU Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer

Page 2: Fakta Hukum Dan Dasar Hukum Untuk Analisa Kasus HAM untuk militer

2. Identifikasi Masalah Hukum Tunduknya militer terhadap UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM.

Warga Militer memang tunduk terhadap UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM seperti yang tertera pada pasal 42 ayat 1 a dan 1 b yang pada intinya menjelaskan bahwa Komandan Militer Bertanggung jawab atas apa yang diperbuat oleh pasukannya

Warga dapat diadili dengan peradilan militer dengan menggunakan UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM ini.Seperti yang tertera pada pasal 2 UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM Bahwa pengadilan yang berhak mengadili perkara pelanggaran HAM ialah Pengadilan Khusus yang berada di Lingkungan Pengadilan Umum yang biasa disebut sebagai Pengadilan HAM.

Tuntutan adanya perubahan aturan dalam yurisdiksi peradilan militer.UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM mengharuskan semua perkara HAM untuk diperiksa dan diadili di Pengadilan HAM seperti tercantum pada pasal 4 UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM mengenai Lingkup Kewenangan Pengadilan HAM yang pada inti penjelasannya bahwa segala hal pelanggaran HAM di adili oleh Pengadilan HAM.

3. Analisa Hukum Dalam Negara Hukum mengharuskan segala atau beberapa hal harus diatur dan

tunduk terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara yang bersangkutan. Sehingga siapapun itu tidak mengenal kedudukan dan kekayaannya pasti dapat dihukum dengan syarat memenuhi unsur yang dapat dijadikan dasar dakwaan. Di masyarakat hokum terdapat beberapa macam jenis yaitu masyarakat sipil (biasa) dan masyarakat militer. Terkait dengan kedua jenis masyarakat hokum ada pengaturan tersendiri terkait dengan aktivitas kesehariannya. Dalam analisa hokum ini saya sedikit menganalisa terkait dengan hokum yang diperuntukkan masyarakat militer lebih spesifiknya lagi di dalam pengaturan terkait dengan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh masyarakat militer. Dengan dasar analisa pada UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM. UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM ini sedikit memaksa masyakat militer yang melakukan pelanggaran HAM militer untuk keluar dari yurisdiksi hokum militer. Sehingga Bisa dikatakan bahwa seorang pelanggar HAM harus diadili di pengadilan Khusus yang berada dilingkungan Peradilan Umum.

4. KesimpulanKami berkesimpulan bahwa dalam hal masyarakat militer melakukan pelanggaran HAM berat ataupun ringan terhadap masyarakat sipil ataupun militer memang sepantasnya dilakukan di pengadilan khusus atau tersendiri yang biasa disebut Pengadilan HAM yang berada di lingkungan Pengadilan Umum agar Masyarakat sipil dan Masyarakat Militer Mengetahui transparansi proses jalannya persidangan HAM. Untuk itu agar terciptanya kepastian hokum bagi Pelanggar HAM di Indonesia maka UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM harus diadakan perubahan untuk memperkecil celah para Pelanggar untuk lolos dari jeratan Hukum. Harapan kami dalam hal penguatan UU Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM karena UU tersebut ialah peraturan yang dianut dari Statuta Roma yang hanya diambil

Page 3: Fakta Hukum Dan Dasar Hukum Untuk Analisa Kasus HAM untuk militer

sebagian oleh Indonesia maka haruslah Indonesia untuk belajar kepada Negara yang lebih berpengalaman dalam hal perkara pelanggan HAM seperti contohnya usaha untuk meratifikasi seluruh ketentuan yang ada di dalam Statuta Roma tanpa menyimpangi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.