Fakta E-gov Di Indonesia

download Fakta E-gov Di Indonesia

of 12

Transcript of Fakta E-gov Di Indonesia

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    1/12

    Fakta & Kondisi e-Government diIndonesia *oleh : Donny B.U. **

    Infrastruktur Dasar (Telekomunikasi & Komputer) Terdapat 468 Pemerintah Daerah (pemda) tingkat propinsi,kabupaten/kota diIndonesia, tetapi baru 214 pemda yang telah memiliki situs websebagai tahappertama pembangunan e-gov. Dari 214 situs tersebut, 186 buah dapatdibuka,sedangkan 28 buah sisanya tidak dapat dibuka (under construction /not found).

    Pemda propinsi, kabupaten/kota yang telah memiliki situs webo 80% - 100% : DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Balio 60% - 79% : Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan KalimantanTimuro 40% - 59% : Sumatera Barat, Riau, Banten, dan Sulawesi Utara;o 20% - 39% : Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,Gorontalo,dan Sulawesi Selatano 1% - 19% : Nanggro Aceh Darussalam, Jambi, Bengkulu, KalimantanTengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan MalukuUtara.o 0% : Bangka Belitung, dan Maluku.

    Kementerian Komunikasi dan Informasi, sebagai pihak yang diberiwewenang olehpemerintah untuk mewujudkan e-gov di Indonesia, tengah melakukanpenilaian(rating) terhadap situs Pemda.o Jumlahnya mencapai 283 situs, yang terbagi atas 37 situsdepartemen/kementerian/lembaga tinggi, 32 situs lembagapemerintah nondepartemen, dan 214 situs pemerintah daerah (pemda) tingkatpropinsi,kabupaten, dan kota.

    o Poin penilaian yang ditetapkan adalah : kecepatan akses, tampilan,konten,kontekstual, usability, readibility, mobilitas data (dinamis/statis),akurasi,informasi layanan publik, hits dan platform yang digunakan.o Tujuan dari rating situs web pemerintah antara lain:1. mengetahui tingkat kemampuan, kehandalan, dan mutu suatu situsweb

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    2/12

    pemerintah2. memberikan masukan mengenai kondisi situs web kepada pengelola3. menumbuhkan inovasi dan memberikan motivasi pengelola situswebpemerintah

    Jaringan komputerisasi yang akan digunakan saat Pemilu 2004 nanti,seusai acaraakan dihibahkan kepada pemerintah untuk membangun pondasi e-gov.Menurutbeberapa praktisi IT di Indonesia, hal tersebut akan sulit dilakukankarena :o tidak akan ada lagi pihak yang merawat dan menjaga komputer-komputeryang disebarkan hingga ke kabupaten/kota dan kecamatano pihak yang akan mengoperasikan komputer saat Pemilu 2004 nantiadalah

    mahasiswa atau pelajar yang diberi pelatihan khusus, dan memilikitanggungjawabsecara terbatas kemampuan dan waktunyao pihak yang menerima atau menyimpan komputer tersebut di daerahadalahbukan SDM yang memiliki pemahaman cukup tentang komputer

    Menurut dokumen yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum(KPU) sebagaipelaksana pembangunan jaringan komputerisasi Pemilu 2004 tersebut,akan disebarsekitar 8000 unit komputer ke 438 kabupaten/kota dan 5059

    kecamatan. Jumlah kecamatan di Indonesia berjumlah 4994 buah, tetapi tidaksemua kecamatantelah terhubung dengan jaringan telepon dan/atau Internet.o 2552 kecamatan akan dilayani oleh jaringan telepon kabel PTTelkomo 2442 kecamatan lainnya yang belum tersambung telepon akandilayani olehjaringan satelit Pasific Satelit Nusantara (PSN)

    Berdasarkan keterbatasan infrastruktur di Indonesia saat ini,kesiapan layanan e-govhanya akan menjangkau 9% penduduk Indonesia. Hal tersebutberdasarkan hasilsurvei dan studi yang dilakukan oleh Kominfo, perguruan tinggi, danlembagapenelitian pemerintah terhadap kesiapan implementasi e-government.Aspek

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    3/12

    infrastruktur pendukung e-gov yang diukur adalah infrastrukturtelekomunikasi,penetrasi komputer & Internet, peraturan perundangan, sumber dayamanusia,pendanaan, dan strategi.

    Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan nilai investasiyang dibutuhkanuntuk membangun jaringan tulang punggung e-Indonesia, sebagaisalah satu prasyaratkeberlangsungan e-gov nasional, diperkirakan sekitar US$ 50 juta(sekitar Rp 430miliar).

    Kementerian Komunikasi dan Informasi memberikan ilustrasiinvestasi untukmembangun solusi e-gov di suatu daerah, berupa perangkat satukomputer server,

    lima komputer klien dan pelatihan sumber daya manusia selama enambulandiperkirakan sebesar Rp 300 juta

    Regulasi Pendukung (Kebijakan Pemerintah) Presiden RI Abdurrahman Wahid telah mengeluarkan Inpres No 6tahun 2001 tentangPengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia yangdidalamnyamenyebutkan konsep Government Online. Konsep tersebut padaintinya bertujuanuntuk meningkatkan : good governance, transparansi & akuntabilitaskinerjapemerintah, partisipasi masyarakat, pelayanan publik dan hubungankerja antarinstansi pemerintah,

    Presiden RI Megawati Soekarnoputri telah mengeluarkan Inpres No. 3tahun 2003tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, pada bulanJuli 2003. Pada intinya, Inpres tersebut menekankankan agar instansipemerintah baikdi pusat dan di daerah dapat memahami pentingnya e-gov, tujuanstrategis e-gov,kendala-kendala yang akan dihadapi dalam implementasi e-govt, arahperkembangan,strategi dan langkah-langkah pelaksanaan dalam mengembangkan e-gov baik secaranasional maupun untuk masing-masing instansi.

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    4/12

    Kementerian Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa e-gov diIndonesia barumemasuki tahap pertama, yakni baru berupa tampilan di situs web.Namun demikian,ada sebagian yang lebih maju dan sudah dapat menjalankan fungsi

    interaksi antarapengguna dengan pemerintah yang memasuki situs web tersebut.Interaksi ini antaralain berupa tanya jawab, konsultasi dan forum komunikasi lewatinternet. Sementarauntuk mencapai tahap transaksi, situs web e-gov masih membutuhkanperangkatberupa regulasi. Untuk itu, selain Inpres No. 3/2003 di atas, masihdiperlukanUndang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dapatmenjadi

    landasan hukum untuk setiap transaksi. RUU ITE telah selesaidisampaikan olehKementerian Kominfo kepada Presiden melalui Sekretaris Negara,untukdiagendakan pembahasan dengan Dewan Perwakilan Rakyat usaiPemilu 2004 nanti.RUU ITE tersebut merupakan gabungan antara RUU yang diajukan olehtim FakultasHukum Universitas Padjajaran dan tim Fakultas Hukum UniversitasIndonesia.

    Kementerian Komunikasi dan Informasi akan mengeluarkan 10

    dokumen tentangpetunjuk pelaksanaan (juklak) e-gov di Indonesia. Juklak tersebut untukmendukungimplementasi Inpres no. 3/2003 tentang e-gov. Kesepuluh juklaktersebut adalahtentang (1) standar infrastruktur portal pemerintah, (2) e-recordmanagement, (3)standar mutu, (4) jangkauan pelayanan & pengembangan aplikasi, (5)kebijaksanaankelembagaan otorisasi, (6) pertukaran informasi, (7) keikutsertaanswasta, (8)

    kebijakan pengembangan pemerintahan yang baik & manajemenperubahan, (9)kebijakan pendidikan, pelaksanaan proyek & penganggaran, serta (10)panduanpenyusunan rencana induk pengembangan e-government lembaga.

    Menurut Task Force e-gov Kementerian Komunikasi dan InformasiIndonesia,

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    5/12

    sejumlah institusi pemerintah di daerah sejauh ini sudah menanamkaninvestasi untukpemanfaatan TI dalam penyelenggarakan operasional pemerintahantapi baru padatahap awal yakni front office. Sehingga untuk merealisasikan

    penyelenggaraan e-govyang ideal di Indonesia dalam kurun waktu 5-10 tahun, sudah cukupbagus.

    Pendapat Publik(e-Government Award 2003) Pertengahan tahun 2003, majalah Warta Ekonomi, sebuah medianasional yangmengkhususkan diri pada informasi/berita new economy dan memilikisisipan khusustentang e-gov Indonesia, memberikan anugerah e-Government Award2003. Kriteriapenilaiannya adalah pada proses perubahan kepemerintahan, visi-misi

    kepemimpinan., investasi strategis, kolaborasi dengan pihak lain,pelayanan publik,serta informasi umum dan teknis lainnya.

    Untuk pemenang e-Government Award 2003 versi majalah WartaEkonomi tersebutadalah sebagai berikut :o Kategori kabupaten/kota :1. kota tarakan www.kotatarakan.go.id2. kabupaten kutai timur www.kutaitimur.go.id3. kota denpasar www.denpasar.go.ido Kategori propinsi :

    1. daerah istimewa yogyakarta www.pemda-diy.go.id2. kalimantan timur www.kaltim.go.id3. sulawesi utara www.sulut.go.ido Kategori kementerian / departemen :1. departemen pendidikan nasional www.depdiknas.go.id2. departemen dalam negeri www.depdagri.go.id3. kementerian koordinator politik dan keamanan www.polkam.go.ido Kategori pemerintah non departemen :1. bank indonesia www.bi.go.id2. badan koordinasi survei dan pemetaan nasional www.bakorsurtanal.go.id3. badan SAR nasional www.basarnas.go.ido Lembaga lain yang relevan :1. badan pengawas pasar modal www.bapepam.go.id2. Pusat Informasi Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral -www.pie-esdm.go.id3. Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi Departemen Energi www.djlpe.go.id

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    6/12

    Statistik Pendukung (Nama Domain GO.ID , Internet danTelepon)

    Statistik pertumbuhan nama domain GO.ID (government - Indonesia)Month Year

    Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug S ep Okt Nov DesT otal2001 1 62 9 722002 8 9 10 5 9 14 18 10 18 15 19 19 1542003 36 16 20 14 23 13 32 20 42 21 27 43 3072004 31 31

    T otal 564S ource : IdNic.net.id

    Statistik jumlah pelanggan dan pemakai internet Indonesia :Year Subscriber User1998 134.000 512.0001999 256.000 1.000.0002000 400.000 1.900.0002001 581.000 4.200.0002002 667.002 4.500.0002003 865.706 8.080.534S ource : APJI I .or .id

    Jumlah penduduk Indonesia mencapai 214.561.040 orang. Jumlahtelepon tetapkonvensional Telkom di Indonesia mencapai sekitar 7,8 juta satuansambungantelepon (sebanyak 2 juta diantaranya berada di daerah UniversalService Obligator).Pelanggan Telkom mencapai 7,4 juta pelanggan. Jumlah desa diIndonesia mencapai72 ribu desa, sedangkan yang belum terjangkau telepon masihmencapai 42 ribu desa.

    Data pada minggu pertama Januari 2004, terdapat 18,6 juta nomor

    telepon selular :o telkomsel 9,7 jutao indosat group 6 jutao excelcom 2,9 juta

    Jumlah pengguna telepon selular di Indonesia tahun 2002 mencapai11,45 juta nomor,sedangkan pada tahun 2003 mencapai 18,2 juta nomor. Diproyeksikanpada tahun2004 ini, pelanggan selular akan menjadi 22 juta hingga 25 jutanomor.Data dan perkiraan pasar seluler Indonesia

    2001 2002 2003 2004**Pelanggan* 6,35 11,45 18,2 25,5Populasi* 205 210 216 223Penetrasi 3% 5% 8% 11%Pertumbuhan - 80% 59% 40%Source : Alcatel / Bisnis Indonesia (januari 2004)

    *) dalam juta

    **) perkiraan

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    7/12

    Hambatan e-Gov di Indonesia (menurut beberapa sumber) Budi Rahardjo MSc, PhD (dosen ITB dan penulis buku TI)o Kultur berbagi informasi belum adao Kultur mendokumentasi informasi belum lazimo Kurangnya SDM TI yang handal di pemerintahano Infastruktur telekomunikasi yang belum memadai (mahal dan tidakmerata)o Tempat akses informasi yang belum memadai

    Gempar Ikka Wijaya (jurnalis dan kolumnis TI)o Sistem rekrutmen pegawai di Pemda yang masih tidak transparandan belumbebas KKNo Banyaknya oknum pemda yang akan tersisih atau dirugikan dengankeberadaan e-govo Proyek Pemda terancam hanya berusia pendek yaitu 4-5 tahun,sesuai denganjabatan bupati/walikota maupun gubernuro Keterbatasan pengetahuan SDM di Pemda akan mengakibatkanbanyakpihak/vendor menawarkan solusi e-gov yang mahal tetapi kurangbermanfaato Infastruktur telekomunikasi yang belum memadai (mahal dan tidakmerata)o Pemda membangun sendiri-sendiri aplikasi e-gov menurut versimereka, tanpamemperhatikan konsep integrasi dan interkoneksi antar sistem

    informasi. Manuel Diaz Rossano (Staf Kantor Pengelolaan Data Elektronis KotaBekasi danPengelola Situs www.kotabekasi.go.id)o Pembangunan e-gov terlalu mengejar pembangunaninfrastrukturnya saja,bukan pada pengembangan SDM maupun perubahan budayao Insentif bagi pengelola e-gov sangat rendah, tidak sebandingdenganpekerjaano Kebijakan Pemda dan DPRD yang sering berubah-ubah, pemahaman

    tentangTI yang masih rendah, keinginan memperoleh hasil yang instansehingga ITdianggap sebagai pemborosano e-gov sering dimanfaatkan oleh vendor/konsultan tertentu untukmenawarkanproyek pada pengambil kebijakan demi keuntungan sesaat denganmemanfaatkan vendor ternama sebagai tameng

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    8/12

    o Masalah koordinasi yang tidak pernah tuntas, sehingga masing-masinginstansi membuat sistem sendiri yang akhirnya tidak dapatdiintegrasikano Budaya manual yang masih hinggap di birokrasi, karena terkait

    denganancaman minimnya insentif yang diterima, sehingga komputerisasidianggapmenjadi ancamano Kesenjangan pemahaman TI antara pimpinan dengan bawahan, atauantarabupati/walikota dengan kepala dinaso Infrastruktur telekomunikasi yang belum mendukung, terutama didaeraho Vendor/konsultan tidak serius menangani SDM, sehingga begituselesai suatu

    proyek, dianggap selesai pula pekerjaannya. Akibatnya alat yang telahterpasang menjadi menganggur, bahkan terkadang dikanibal untuk hallaino Isu e-gov juga menjadi modus baru untuk melakukan tindak korupsi,karenanilai jasanya tidak terukur seperti pada proyek yang lain. JikaKementerianKomunikasi dan Informasi sedang / sudah mengeluarkan standarteknisnya,belum tentu hasilnya bisa disamaratakan antar daerah.

    Ashwin Sasongko (Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi)

    menyatakanbahwa salah hambatan pengembangan e-gov di Indonesia adalahkarena tidakdisiapkannya anggaran pengoperasian dan pemeliharaan olehpemerintah, dan yangdikeluarkan hanyalah anggaran pembangunannya saja.

    Lazuardi Ilyas (Staf Ahli Sistem Komunikasi Departemen DalamNegeri)menyatakan bahwa perkembangan e-gov di Indonesia masih jalan ditempat. Haltersebut terjadi karena aparatur pemerintah masih enggan untukmembuka diri. Selainitu ada kesalahan persepsi di kalangan pemerintah daerah dan pusatbahwa situs (website) yang dibangun oleh kabupaten dan propinsi sudah dapatdinyatakan sebagai egov.Menurutnya, situs hanyalah sebuah sarana memasyarakatkan hasil-hasil e-gov

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    9/12

    dan bukannya e-gov itu sendiri.

    Pendapat Bupati Kab. Takalar Sulawesi Selatan, Drs.Zainal Abidin.(catatan ICT Watch : pernyataan berikut ini dikutip dari wawancara yang dilakukanoleh majalah

    eBizzAsia pada edisi Januari 2003. e-Gov yang tengah dibangun oleh KabupatenTakalar ini kerap menjadipercontohan bagi para pakar, praktisi dan pengamat pembangunan / pengembangane-Gov di tanah air.Selain Kabupaten Takalar, ada satu lagi daerah yang kerap menjadi percontohan,yaitu Kabupaten Kutai.Baik Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kutai Timur, pada dasarnya memilikikesamaan yang cukupsignifikan, yaitu : (a). tingginya kesadaran pemerintah daerah, (b). pendapatan aslidaerah yang tinggi darihasil bumi, dan (c). adanya dukungan pembangunan infrastruktur yang memadai dariPT TelekomunikasiIndonesia (Telkom). e-Gov yang dibangun baik oleh kedua daerah tersebut adalahmenayangkan informasimengenai tata-cara pengurusan surat-surat di situs Internet dan melakukan prosesonline intranet di internalinstitusi kantor pemda untuk keperluan administrasi kepengurusan surat-surat yangdiperlukan masyarakat)Bagaimana asal mula munculnya inisiatif menerapkan e-Government?Ketika mengikuti program magister LAN, untuk mempelajari kebijakan publik, saya tertarik

    dengan apa yang disebut Total Quality Management (TQM). Salah satunya TQM untuk

    pelayanan publik, yang tentu didukung oleh berbagai faktor, terutama dari aparatur itu sendiri.

    Dalam melakukan studi banding, saya memilih Gianyar, Bali, yang memiliki komitmen pelayanan

    publik. Rupanya telah dibuat sedemikian rupa, sistem satu atapnya diterapkan di Gianyar,

    sedangkan teknologinya dikembangkan di RISTI, Bandung. Tetapi, waktu itu Gianyar belum

    menerapkan teknologinya. Visi saya saat itu adalah bagaimana memberikan pelayanan yang

    baik kepada masyarakat, yang memuaskan masyarakat.Ukurannya apa? Kecepatan atau ketersediaannya?Kami ingin membuat suatu layanan yang baik, yang memuaskan masyarakat dan berkualitas

    tinggi, dan segera bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama untuk meningkatkan

    kesejahteraan mereka. Misalnya saja, pembuatan KTP. Jangan sampai urusan-urusan penting

    tak dapat dilakukan hanya karena KTP. Padahal, pembuatan KTP bisa dilakukan dalam waktu

    singkat.

    Jadi, secara fisik masyarakat tetap harus hadir?Harus hadir, karena web-nya belum dibuka dan teknologinya sedang disiapkan. Kita sekarang

    masih menggunakan telepon, sudah tahap kedua. Jadi mereka sudah bisa menggunakan

    telepon, syarat-syarat yang mereka butuhkan sudah diinformasikan. Begitu juga, setiap urusan

    masyarakat segera sudah bisa diberikan jawaban statusnya.

    Berapa total kecamatan dan jumlah penduduk Takalar?Kalau kecamatan ada tujuh dengan total jumlah penduduk sebanyak 230 ribu penduduk. Namun,

    nilai PAD (pendapatan asli daerah) meningkat dua kali selama saya menjabat di sana. Itu terjadi

    hanya dalam kurun waktu dua tahun. Nilainya tidak begitu besar, yakni yang sebelumnya hanya

    Rp 2 miliar lebih, sekarang menjadi Rp 5 miliar lebih.Sudah sejak awal bekerjasama dengan RISTI?Saya melakukan benchmarking ke sana dan RISTI juga melakukan promosi atas beberapa

    program yang sudah dikembangkan, misalnya melalui kerjasama dengan Microsoft. Mereka kan

    di sana bekerjasama dengan Eropa, misalnya Jerman. Jadi saya menganggap bahwa mereka

    ahli, dan mungkin karena dia perusahaan negara bisa lebih murah. Sedang perangkat

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    10/12

    komputernya didatangkan dari Singapura.

    Sekarang ini semua pelayanan di-pool di kantor bupati?Tidak. Dia punya kantor tersendiri, namanya gedung pelayanan. Gedung pelayananya sendiri

    seperti sebuah bank, punya front office sendiri. Di situ merangkap, sebagai operator dan di situ

    juga penyelesaian akhirnya.

    Jadi di tingkat desa sendiri apa kegiatannya?

    Peran mereka sangat penting, yakni melegitimasi surat pengantarnya. Seperti di Singapura, kannegara yang mengurus. Kita di Indonesia masih di tingkat bupati. IMB (izin mendirikan bangunan)

    juga di kabupaten.

    Dengan kegiatan terpusat di kantor bupati, akses masyarakat kan cukupjauh?Kabupaten kami tidak jauh, dekat kota. Jadi tinggal naik mikrolet, sebentar sudah sampai. Jika

    web siap, kami sudah siapkan kios-kios pelayanan di setiap kecamatan. Masyarakat cukup ke

    kios dan tidak perlu datang lagi ke kabupaten.

    Jadi dengan web, segala aplikasi dan informasi itu sudah bisa dilihat?Nanti kita siapkan sendiri loket-loket pelayananya. Sekarang ini akses internet sudah ada, juga

    warnet. Begitu juga webnya, hanya belum kami buka.

    Bukankah Pos Indonesia, juga menyediakan akses Internet?Bisa, tetapi terbatas karena kantor pos hanya ada satu. Yang saya inginkan adalah tersedianya

    loket-loket ATM. Pelayanannya bisa di onlinekan, misalnya untuk pembuatan akte kelahiran,

    membayar biaya rumah sakit, dan sebagainya. Nantinya, semua penduduk memiliki registrasi

    penduduk. Sekarang ini, yang masuk ke database baru yang meminta KTP saja.

    Jadi belum keseluruhan 230.000 ribu penduduk?Belum. Apalagi sekarang RAM-nya sudah hampir penuh. Jadi kami harus siap meningkatkan

    kapasitasnya. Sama halnya dengan Singapura. Singapura kan sudah registrasi penduduk dan

    imigrasinya sudah disentralisasi. Pelayanannya sudah satu atap.

    Kalau masing-masing Bupati memikirkan daerahnya, secara nasional akanjadi?Ya, akan jadi. Saya berpendapat bahwa setiap penduduk punya hak untuk didaftar dan memiliki

    KTP. Itu kewajiban kita memberikannya. Setiap penduduk yang baru lahir, haknya untuk

    diberikan akte kelahiran. Sekarang tinggal bagaimana kesiapan kita menyediakan itu.

    Bukankah pembenahan back office harus lancar dulu?Makanya tadi saya katakan, kita belum berani mengembangkan di kecamatan karena SDM dan

    infrastruktunya belum siap, teknologinya belum siap. Sekarang Bank Dunia sudah melakukan

    survei, pendataan, dan mudah-mudahan 2003 ini sudah ada programnya.

    Berapa besar biaya yang telah Anda keluarkan hingga saat ini?Awalnya saya mulai dari gedung, peralatan, berikut pengembangan sistem komputernya,

    perangkat keras maupun lunaknya. Semuanya itu menghabiskan sekitar 500 juta rupiah, sudah

    operasional.

    Berapa banyak komputer yang digunakan?Sekitar 20 unit, tidak termasuk server-nya. Anggarannya sudah termasuk server. Kami terima

    bantuan Jepang sebesar 125 juta untuk pengembangan jaringan komunikasi suara (voice).

    Belum lagi biaya maintenance, yakni sekitar 50 juta setiap tahun. Memelihara Web, kemudian

    jaringan, dan itu belum termasuk gaji. Tapi, kalau dihitung dari segi pelayanan yang kita berikan,

    sebenarnya itu sudah kembali modal. Tapi yang penting bukan kembali modalnya, melainkankepuasan masyarakat.

    Selain pelayanan KTP, pelayanan apa lagi yang diberikan?IMB, izin usaha, PBB, beberapa mutasi PBB, layanan tambang galian C, dan lain sebagainya.

    Sekarang kami sedang membuat Sistem Informasi Geografis.

    Penangananya dari kantor bupati atau dari awal sudah kerjasama?Awalnya kan kerjasama dengan PT Telkom (RisTI). Jadi teknologinya diberikan, sumber daya

    manusianya dilatih. Kemudian, software-nya dibuat oleh RisTI. Itu sekitar tahun 1999.

    Menurut Anda, idealnya bagaimana implementasi e-Gov di Takalar?

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    11/12

    Yang ideal, mereka tidak perlu datang, cukup akses dari rumah, melalui warnet atau kios-kios

    yang disediakan. Kemudian nanti kita kirimkan ke rumahnya.

    Mana yang lebih penting, tersedianya peralatan atau pola pikir?Ya, keduanya. Walaupun kita punya kebijakan, pola pikir kita ubah, tetapi kalau tidak ditunjang

    dengan sistem dan infrastruktur, ya tidak mungkin. Namun, perubahan pola pikir, itu penting. Jadi

    mau dulu, ada political will. Bukan hanya kemauan pribadi seorang bupati.

    Banyak tidak bupati-bupati sepikiran dengan Anda?Bukan di dalam Sulsel yang mencontoh saya, tapi justru di luar. Seperti Kalimantan Timur, yaitu

    di Kutai Timur, pemekaran dari Kutai Kertanegara, itu yang kedua di Indonesia. Kemudian kalau

    tidak salah, Gorontalo juga sudah mulai, kemudian Lamongan, di Jawa Timur. Jadi mereka

    sudah menunjukkan interest ke arah sana.

    Dengan biaya tidak begitu besar, mestinya semua Bupati bisamelakukannya?Bisa saja. Terus terang saya menginginkan suatu pelayanan standar kepada masyarakat. Jadi

    tidak lagi mereka berjalan dari kantor ke kantor, tapi semua disatukan. Karenanya, saya buatkan

    gedung baru waktu itu.

    Bagaimana tanggapan dari bawah, terutama kecamatan?Mereka merespon dengan baik. Awalnya pengurusan KTP di tingkat bawah itu banyak

    dikomplain, sekarang kan tidak ada komplain lagi. Sekarang tinggal isi formulir, identitas dari

    desa dia lihat, langsung selesai.

    Kondisi Umum e-Gov Kabupaten Takalar danKabupaten Kutai Timur(catatan ICT Watch : pernyataan berikut ini dikutip dari majalah eBizzAsia edisiSeptember 2003.)Kabupaten Takalar merupakan kabupaten pertama yang mengimplementasikan Sistem

    Administrasi Satu Atap (SIMTAP) secara digital. Sistem ini memungkinkan pengurusan berbagai

    perijinan tidak lagi menjadi permainan petak umpet. Paling tidak hingga saat ini 12 perijinan

    diproses secara digital dalam kantor tersebut. Proses tersebut terintegrasi dengan kantor

    pimpinannya, sehingga bisa dimonitor setiap saat guna pengambil keputusan.

    Sebelum kehadiran SIMTAP, mengurus KTP menjadi pekerjaan yang melelahkan bagi semua

    warga negara ini. Paling tidak dibutuhkan waktu seminggu untuk memperoleh KTP setelah masapengajuannya. Biayanya pun tergantung kesepakatan antara petugas loket dengan warga.

    Kehadiran SIMTAP ternyata mampu mengakhiri mimpi buruk setiap warga dalam setiap

    pengurusan perijinan semacam itu.

    Setelah tiga tahun beroperasi, SIMTAP kabupaten Takalar telah mampu memproses sekitar 1000

    perijinan sebulannya, dan menghasilkan pemasukan sebesar Rp. 400 juta atau sekitar 10% dari

    PAD pertahunnya. Kehadiran SIMTAP bukan hanya telah menjadi profit center bagi Kabupaten

    Takalar, tapi juga telah bisa menghilangkan mimpi buruk dan ekonomi berbiaya tinggi bagi

    masyarakat dan kalangan bisnis dalam pengurusan perijinan.

    Sedikit berbeda dengan kabupaten Takalar adalah Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan Timur.

    Kabupaten ini telah mengembangkan Badan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan

    Kabupaten (SIMPEKAB). Pembentukan badan ini merupakan upaya pemerintah Kabupaten Kutai

    Timur untuk mendukung program pembangunan dan meningkatkan efisiensi dan kinerjanya.

    Badan ini bertugas menyediakan informasi dan data yang akurat, cepat dan memberikan layananprima bagi masyarakat pemakai jasanya.

    SIMPEKAB Kutai Timur merupakan perluasan dari Pelayanan perijinan satu atap. SIMPEKAB

    juga terdiri dari layanan sistem informasi manajemen geografis (SIMGEO), kepariwisataan

    (SIMPAR), agribisnis/industri (SIMAGRI), kepegawaian (SIMPEG), keuangan (SIMKEU),

    perlengkapan daerah (SIMPERDA), statistik (SIMSTA), penanaman modal (SIMPMD),

    lingkungan (SIMLIDA), ketenagakerjaan (SIMNAKER).

    Untuk semua jenis layanan perijinan di bawah SIMPTAP bisa diselesaikan kurang dari 60 menit

  • 8/4/2019 Fakta E-gov Di Indonesia

    12/12

    sejak formulir diserahkan di loket pelayanan. Bahkan dalam waktu-waktu belakangan ini, proses

    penyelesaiannya bisa dilakukan hanya dalam waktu 36 menit sejak dokumen diserahkan.

    Padahal ini hanya proses digital belum lagi proses online.

    Untuk mengembangkan ke arah proses online, pemerintah Kabupaten Kutai Timur tampaknya

    masih terbentur pada persoalan masih vakumnya regulasi tentang security dan Cyberlaw, serta

    regulasi disclosure informasi online. Di samping masih kecilnya penetrasi telekomunikasi

    sehingga masih lebar jurang digital yang ada dalam masyarakat di Kabupaten Kutai Timur.*)

    Tulisan ini merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh ICT Watch (www.ictwatch.com),

    atas dukungan dari Asia Oceania Electronic Marketplace Association (AOEMA

    www.aoema.org) Australia, bagi keperluan sidang APECTEL 2004.

    Tulisan ini bebas dikutip asal menyebutkan sumbernya.

    Tulisan ini menggunakan kepustakaan dari :

    www.detik.com, national online media

    www.wartaekonomi.com, national new economy and e-government

    magazine official website

    www.apjii.or.id, Internet Service Providers Association official website

    www.idnic.net.id, ID Domain Registration official website

    Warta Ekonomi, national new economy and e-government magazine eBizzAsia, national IT, communication and e-business magazine

    Koran Tempo, national daily newspaper

    Bisnis Indonesia, national daily newspaper

    Understanding IT, book by Budi Rahardjo Ph.D.

    Electronic Government, book by Dr. Richardus Eko Indrajit, MSc, MBA

    IT, Nation Pillar for Indonesia Resurgence, book by Ministry of

    Communication and Information

    Telematika, Indonesia mailing-list at YahooGroups.com

    **)

    Penulis adalah Koordinator ICT Watch dan staf pengajar pada Universitas Bina Nusantara. Dapat

    dihubungi melalui e-mail [email protected]. Tulisan ini disampaikan pada acara Seminar

    Teknologi Informasi "Solusi Permasalahan Social Engineering dalam penerapan E-Government" Bandung (9 Maret 2004).