fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik....

37
JUDUL “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM TIK SISWA KELAS VIII MTS AL-KHAIRIYAH KARANG SURAGA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING” BAB I PENGAJUAN PTK A. Pendahuluan 1. Keberadaan Masalah Mengoperasikan Microsoft excel terlihat sulit bagi siswa, hal ini terbukti dari hasil evaluasi belajar siswa yang rata-rata memperoleh nilai praktikum di bawah KKM yang telah ditentukan. Mayoritas siswa masih belum mampu untuk mengatur ukuran baris dan kolom pada Microsoft excel. 2. Penyebab Masalah Kemampuan praktikum siswa di setiap kelas berbeda-beda, sulit untuk menyamaratakan mereka. Yang rajin dan gigih dalam belajar praktikum, dialah yang biasanya mempunyai kemampuan yang lebih dibanding dengan yang lainnya. Dan yang pasif dalam belajar praktikum, dialah yang biasanya memiliki kemampuan yang kurang. Keterbatasan media komputer pun menjadi masalah sehingga tingkat kemampuan siswa dalam hal praktikum rendah. Disamping itu, kemampuan 1

Transcript of fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik....

Page 1: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

 JUDUL

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM TIK SISWA KELAS VIII MTS AL-KHAIRIYAH KARANG

SURAGA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING”

BAB I

PENGAJUAN PTK

A. Pendahuluan

1. Keberadaan Masalah

Mengoperasikan Microsoft excel terlihat sulit bagi siswa, hal ini terbukti

dari hasil evaluasi belajar siswa yang rata-rata memperoleh nilai

praktikum di bawah KKM yang telah ditentukan. Mayoritas siswa masih

belum mampu untuk mengatur ukuran baris dan kolom pada Microsoft

excel.

2. Penyebab Masalah

Kemampuan praktikum siswa di setiap kelas berbeda-beda, sulit untuk

menyamaratakan mereka. Yang rajin dan gigih dalam belajar praktikum,

dialah yang biasanya mempunyai kemampuan yang lebih dibanding

dengan yang lainnya. Dan yang pasif dalam belajar praktikum, dialah

yang biasanya memiliki kemampuan yang kurang. Keterbatasan media

komputer pun menjadi masalah sehingga tingkat kemampuan siswa

dalam hal praktikum rendah. Disamping itu, kemampuan berfikir siswa

dan daya serap mereka terhadap penjelasan guru berbeda, sehingga

terbukti dari hasil evaluasi belajar di kelas masih didominasi oleh nilai

psikomotorik yang di bawah KKM.

3. Identifikasi Masalah

a. Banyak siswa yang pasif pada saat praktikumb. Keterbatasan media komputerc. Kemampuan berfikir dan daya serap yang berbeda pada tiap siswa

1

Page 2: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka

rumusan permasalahannya adalah :

Apakah melalui model peembelajaran cooperative lerarning dapat

meningkatkan hasil praktikum mengatur ukuran kolom dan baris pada

microsoft excel di MTs Karang Suraga?

2. Pemecahan Masalah

Model yang digunakan dalam mengatasi masalah ini yaitu melalui model

pembelajaran cooperative learning. Metode ini diharapkan menjadi salah

satu cara untuk meningkatkan kemampuan psokomotor siswa dalam

praktikum komputer. Jika tidak dikelompokan dan beberapa siswa yang

pasif dibiarkan, biasanya siswa duduk sesuai keinginannya sendiri,

sehingga jika siswa berkumpul dalam satu kelompok yang sama-sama

memiliki kemampuan praktikum rendah, siswa tersebut sulit untuk

berkembang, termasuk siswa yang pasif.

3. Indikatot Keberhasilan

Melalui model pembelajaran cooperative learning siswa dapat

meningkatkan hasil belajar praktikum merubah ukuran beris dan kolom

pada Microsoft excel bagi siswa kelas VIII MTs Karang Suraga

 

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi

guru dan peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar praktikum.

“Untuk mengetahui apakah melalui metode cooperative learning dapat

meningkatkan hasil praktikum mengatur ukuran kolom dan baris pada

microsoft excel di MTs Karang Suraga”

 

2. Manfaat

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

2

Page 3: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

a. Sekolah

Dengan hasil penelitian ini diharapkan MTs Karang Suraga dapat

lebih meningkatkan pemberdayaan praktikum agar hasil belajar

peserta didik lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada

pelajaran lain.

b. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan

(praktikum) di kelasnya.

c. Peserta Didik

Sebagai bahan masukan bagi peserta didik untuk memanfaatkan

pembentukan kelompok praktikum dalam rangka meningkatkan

prestasi belajarnya.

 

3

Page 4: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN HIPUTESIS TINDAKAN

 

A. Butir Kajian Masalah

1. TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies

(ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan

teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup

dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi

informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan

sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan

teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan

teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi

Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu

segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,

pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya

perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun

perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-

20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui

bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus

mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

(wikipedia)

2. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat

orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak

belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar

adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru

( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia

4

Page 5: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu

kepandaian ( Purwadarminta : 109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru

agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam

hal ini adalah pelajaran Matematika.

3. Praktikum

Praktikum yaitu “bagian dari pengajaran, yang bertujuan agar siswa

mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan pada keadaan

nyata apa yang diperoleh dari teori”

 

4. Konsep Metode Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan

saling membantu satu sama lain sebagai satu tim. Sedangkan

Cooperative Learning artinya belajar bersama-sama, saling membantu

antara satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap

orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Cooperative

Learning adalah menyangkut teknik mengelompokkan yang

didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama pada

kelompok kecil yang umumnya tediri dari empat atau lima orang

Salvin (1995) mngemukakan bahwa cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran yang mana system belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara

5

Page 6: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

kolaboratif sehingga dapat merangsang siwa lebih semangat dalam

belajar

b. Unsur Model Pembelajaran Cooperative Learning

Setidak-tidaknya ada lima unsur yang membedakannya dengan

kerja kelompok biasa. Kelima unsur itu adalah:

1) Saling ketergantungan yang positif.

Artinya tiap anggota harus sadar bahwa keberhasilan

seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya.

Jadi keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap

anggotanya.

Dengan demikian di antara sesama anggota saling

membantu menyelesaikan tugas-tugasnya. Karena itu mau tidak

mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.

Hal ini akan berdampak masing-masing peserta didik dapat

mengukur sampai dimana kemampuannya dalam memahami

materi pembelajaran bagi anak yang kurang maka ia dibantu

oleh temannya, dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan

belajarnya lebih baik lagi sedangkan bagi anak yang pandai

dapat membantu anggota kelompoknya agar bisa mengerjakan

tugas-rugasnya dengan baik sehingga terciptalah suasana kerja

sama yang harmonis.

6

Page 7: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

2) Tanggung jawab perseorangan.

Adanya ketergantungan yang positif dalam cooperative

learning akan memotivasi peserta didik untuk

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada kelompoknya,

sehingga dalam cooperative learning para peserta didik dituntut

untuk memiliki kemampuan berpartisipasi secara aktif. Ini

karena tujuan utama pembelajaran ini bukan hanya dapat

diselesaikannya tugas yang diberikan pada kelompok, tetapi

peserta didik diharapkan mampu sahingga membelajarkan di

antara anggota kelompoknya. Sebagai konsekuensinya guru

harus menyusun tugas individual untuk dikerjakan oleh masing-

masing anggota dalam kelompok tersebut.

Sehingga masing-masing peserta didik bertanggung jawab

terhadap pelajarannya sendiri. Tidak seperti tugas kelompok

biasa, tugas hanya dikerjakan oleh peserta didik yang dianggap

pintar sedangkan anggota lainnya hanya menonton atau

mendengarkan saja.

3) Interaksi tatap muka.

Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang,

pengalaman keluarga dan sosial ekonomi yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi modal utama

dalam proses bertukar pikiran dalam memecahkan

7

Page 8: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

permasalahan. Para anggota kelompok diberi kesempatan saling

mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap

muka dan interaksi pribadi sehingga terjalin hubungan yang

akrab.

Dengan demikian maka di antara anggota kelompok dapat

saling menghargai perbedaan, saling memanfaatkan kelebihan

dan mengisi kekurangan masing-masing anggota hal ini akan

berakibat hasil yang dicapai akan jauh lebih baik bila dikerjakan

sendiri.

4) Komunikasi antar anggota.

Dalam cooperative learning peserta didik dituntut untuk

memiliki kemampuan berinteraksi dengan temannya sehingga

sebelum menugaskan peserta didik dalam kelompok, peserta

didik perlu dibekali bagaimana cara berkomunikasi yang baik.

Hal ini karena tidak setiap peserta didik mempunyai keahlian

dalam mendengarkan dan berbicara.

Meskipun memerlukan waktu yang cukup panjang tapi

proses ini sangat bermanfaat bagi peserta didik dan perlu

ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan

pembinaan mental dan emosional peserta didik. Disamping itu

keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan

para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan

8

Page 9: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

mereka dalam mengutarakan pendapatnya. Sikap interaksi

sosial yang diharapkan bagaimana cara menyampaikan

pendapat, bertanya dan menjawab yang baik dan benar sesuai

dengan nilai-nilai demokratis.

5) Evaluasi proses kelompok.

Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok. guru

hendaknya menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama

mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Waktu evaluasi ini tidak perlu dilaksanakan setiap kali ada

kerja kelompok melainkan bisa diadakan selang beberapa

waktu setelah beberapa kali peserta didik terlibat dalam

coopertaive learning.

Agar peserta didik mengetahui apa yang harus

diperbaikinya maka guru harus mengeva1uasi dan memberikan

arahan terhadap hasil pekerjaan peserta didik dan kegiatan

mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Informasi

yang diberikan oleh guru meliputi :1) Tujuan yang dicapai oleh

kelompok, 2) Bagaimana mereka melakukan kerja sama saling

membantu dengan teman dalam satu kelompok. 3) Bagaimana

mereka bersikap dan bertingkah laku positif agar baik setiap

peserta didik maupun kelompok menjadi berhasil.

9

Page 10: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Dan kebutuhan apa saja yang harus dilengkapi agar tugas

selanjutnya dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Dalam

evaluasi ini guru beserta peserta didik dapat menilai kelompok

mana yang paling baik dan paling benar jawabannya.

Pemberian reward dan pujian perlu diberikan untuk menambah

semangat serta motivasi berprestasi kelompok.

c. Pengelolaan Kelas Cooperative Learning

Para peserta didik harus mempunyai minat untuk bekerja sama.

Model  pembelajaran cooperative learning  ini bertujuan untuk

membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat

bekerjasama dan berinteraksi dengan pembelajar yang lainnya. Ada

tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas

model cooperative learning, yaitu pengelompokkan semangat

cooperative learning, dan penataan ruang kelas.

1) Pengelompokkan

Pengelompokkan  adalah praktik memasukkan beberapa

peserta didik dengan kemampuan yang setara dalam kelompok

yang sama. Namun, pengelompokkan dengan orang lain yang

sepadan dan serupa ini bisa menghilangkan kesempatan anggota

kelompok untuk memperluas wawasan dan memperkaya diri,

karena dalam kelompok homogen tidak terdapat banyak

perbedaan yang bisa mengasah proses berfikir, bernegosiasi,

berargumentasi dan berkembang.

10

Page 11: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Pengelompokkan heterogenitas (keanekaragaman)

merupakan ciri yang menonjol dalam pembelajaran cooperative

learning.

2) Semangat Gotong Royong

Agar kelompok bisa bekerja secara efektif dalam proses

pembelajaran gotong-royong, masing-masing anggota kelompok

perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat ini

dirasakan dengan membina niat peserta didik dalam

bekerjasama dengan peserta didik lainnya.

3) Penataan ruang Kelas

Penataan ruang kelas sangat dipengaruhi oleh falsafah dan

metode pembelajaran yang dipakai di kelas. Dalam model

pembelajaran kooperatif peserta didik akan dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok, agar kelompok yang satu dengan

yang lainnya dapat berinteraksi dengan baik maka penataan

bangku perlu diperhatikan dengan benar.

d. Teknik Belajar-Mengajar Cooperative Learning

1) Mencari Pasangan

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match)

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan

teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar

11

Page 12: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang

menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkat usia peserta didik.

2) Bertukar Pasangan

Teknik belajar mengajar bertukar pasangan member peserta

didik kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia peserta didik.

3) Berpikir Berpasangan Berempat

Teknik belajar mengajar beroikir berpasanganberempat

dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan

Spencer Kagan (Think-Pair-Square) sebagai struktur kegiatan

pembelajaran cooperative learning. Teknikini member peserta

didik kesempatan untuk bekerja sendiri serta bgekerja sama

dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah

optimalisasi partisipasi peserta didik.

4) Berkirim Salam dan Soal

Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal member

peserta didik kesempatan untuk melatih pengetahuan dan

ketrampilan mereka. Peserta didik membuat pertanyaan sendiri

sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan

12

Page 13: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

menjawab pertanyaan yang dibuat oleh tema-teman sekelasnya.

Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk menjelang tes dan

ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan usia anak didik.

5) Kepala Bernomor

Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered

Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini

member kesempatan kepada peserta didik untuk saling

membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong peserta didik untuk

meningkatkan semangat kerja sama mereka.Teknik ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik.

6) Kepala Bernomor Terstruktur

Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik kepala

bernomor terstruktur yang dipakai oleh Spencer Kagan. Teknik

inimemudahkan pembagian tugas. Dengan teknik ini, peserta

didik belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam

saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini

13

Page 14: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik.

7) Dua Tinggal Dua Tamu

Teknik belajar mengajar ini (two stay two stray)

dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan bisa digunakan

dengan teknik Kepala Bernomor. Teknik ini bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

anak didik.

Struktur dua tinggal dua tamu member kesempatan kepada

kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan

kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai

dengan kegiatan-kegiatan individu. Peserta didik bekerja sendiri

dantidak diperbolehkan melihat pekerjaan peserta didik yang

lain. Padahal dalam kanyataan hidup diluar sekolah, kehidupan

dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainya.

Christoper Columbus tidak akan menemukan benua Amerika jika

tidak tergerak oleh penemuan Galileo Galilei yang menyatakan

bahwa bumi itu bulat. Einstein pun berdasarkan pada teori-teori

Newton.

8) Keliling Kelompok

14

Page 15: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Teknik belajar mengajar keliling kelompok bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

anak didik.dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing

anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memebrikan

kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran

anggota yang lain.

9) Kancing Gemerincing

Teknik belajar kancing gemerincing dikembangkan oleh

Spencer Kagan (1992). Teknik balajar ini bisa digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Dalam kegiatan kancing gemerincing, masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan

kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran

anggota lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk

mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering

mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada

anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada

anggota yang pasif dan pasrah saja pada rekanya yang lebih

dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab

dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif

akan terlalu menggantungkan diri pada rekanya yang dominan.

Teknik belajar mengajar ini memastikan bahwa setiap peserta

didik mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

15

Page 16: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

10) Keliling Kelas

Teknik belajar keliling kelas bisa digunakan dalam semua

mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Namun, jika digunakan untuk anak-anak tingkat dasar, teknik ini

perlu disertai dengan manajemen kelas yang baik supaya tidak

terjadi kegaduhan.

Dalam kegiatan keliling kelas, masing-masing kelompok

mendapatkan kesempatan untuk memamerkan hasil kerja mereka

dan melihat hasil kerja kelompok lain.

11) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar

Teknik belajar mengajar lingkaran kecil lingkaran besar

(inside-outside circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik agar saling berbagi

informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bias

digunakan dalam berbagi mata pelajaran, seperti IPS,

agaman,matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling

cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang

membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar peserta

didik.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang

jelas dan memungkinkan peserta didik untuk berbagi dengan

16

Page 17: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain into,

peserta didik bekerja dengan sesame peserta didik dalam suasana

gotong royong dan mempunyai bnayak kesempatan untuk

mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi. Lingkaran kecil lingkaran besar bias digunakan

untuk semua tingkatan anak didik dan sangat disukai, terutama

oleh anak-anak.

12) Tari Bambu

Tidak cukup ruang didalam kelas untuk membentuk

lingkaran linkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk

membawa peserta didik keluar dari ruang kelas dan belajar diluar

kelas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memag di tata

dengan model klasikal/tradisional. Bahklan banyak penataan

tradisional ini bersifat permanen, yaitu meja dan kursi sulit

dipindahkan.

Teknik ini diberi nama Tari Bambu, karena peserta didik

berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti

dua potong bamboo yang digunakan dalam tari Bambu Filipina

yang juga popular dibeberapa daerah di Indonesia. Dalam

kegiatan belajar mengajar teknik ini, peserta didik saling berbagi

informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bias

digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA, agama,

17

Page 18: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

matematika dan bahasa. Baha pelajaran yang paling cocok

digunakan dengan teknim ini adalah bahan yang membutuhkan

pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antar peserta

didik.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur

yang jelas dan memungkinkan peserta didik untuk berbagi

dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain

itu, peserta didik bekerja dengan sesame peserta didik dalam

suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan

untuk mnrolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi.

13) Jigsaw

Teknik mengajar jigsaw dikembanghkan oleh Aronson et

al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini bias

digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan

ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan

membaca, menulis mendengarkan dan berbicara. Pendekatan ini

bias pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA,

IPS, matematika, agama, dan bahsa. Teknik ini cocok untuk

semua kelas/tingkatan.

18

Page 19: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar

belakang pengalaman peserta didik dalam membantu peserta

didik mengatifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi

lebih bermakna. Selain itu, peserta didik bekerja dengan sesame

peserta didik dalam suasana gotong royong dan mempunyai

banyak kesempatan untuk mnrolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi.

14) Bercerita Berpasangan

Teknik mengajar bercerita berpasangan (Paired Storyteling)

dikembangkan sebgai pendekatan interaktif atara peserta didik,

pengajar, dan bahan pelajaran (Lie, 1994). Teknik ini ini bias

digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan

ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan

membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Pendekatan ini

bias pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA,

agama dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan

denga n teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan

deskriptif. Namun, hal ini yidak menutup kemungkinan

dipakainya bahan-bahan yang lainya.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar

belakangpemgalaman peserta didik dalam membantu peserta

didik mengatifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi

19

Page 20: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

lebih bermakna. Dalam kegiatan ini peserta didik dirangsang

untuk megembangkan kemampuan berfikir dan berimajinasi.

Buah-buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga peserta

didik merasa makin terdorng untuk belajar. Selain itu, peserta

didik bekerja dengan sesame peserta didik dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah

informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.

e. Model Evaluasi Belajar Cooperative Learning

Dalam model pembelajaran cooperative learning terdapat tiga

model evaluasi, ketiga model  evaluasi tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Model Evaluasi Kompetisi

Pada sistem peringkat jelas menanamkan jiwa kompetitif,

karena sejak masa awal pendidikan formal, peserta didik dipacu

agar bisa menjadi lebih baik dari teman-teman sekelas, sehingga

peserta didik yang jauh melebihi kebanyakan peserta didik yang

dianggap berprestasi, yang kemampuannya berada di bawah rata-

rata kelas dianggap gagal atau tidak berprestasi.

2) Model Evaluasi Individual

Dalam sistem ini, sistem peserta didik belajar dengan

pendekatan dan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan

mereka sendiri. Anak didik tak bersaing dengan siapa-siapa,

20

Page 21: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

kecuali bersaing dengan diri mereka sendiri. Teman-teman satu

kelas dianggap tidak ada karena jarang interaksi antar peserta

didik di kelas.

Berbeda dengan sistem penilaian peringkat, dalam

penyajian individual guru menetapkan standar untuk setiap

murid.

3) Model Evaluasi Cooperative Learning

Sistem ini menganut pemahaman  homohomini soclus.

Falsafah ini menekankan saling ketergantungan antar makhluk

hidup. Kerjasama  merupakan kebutuhan yang sangat penting

artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tak ada

individu, keluarga, organisasi, atau masyarakat. Tanpa

kerjasama, keseimbangan lingkungan hidup akan terancam

punah. Prosedur sistem penilaian  Cooperative Learning  

diantaranya adalah tanggung jawab pribadi dan kelompok. Jadi

peserta didik mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok

a. Definisi Praktikum

Praktikum yaitu “bagian dari pengajaran, yang bertujuan agar peserta

didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan pada

keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori”.

21

Page 22: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Praktikum juga dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar dengan cara

tatap muka antara orang yang memberikan materi dengan penerima materi yang

menekankan pada aspek psikomotorik (ketrampilan), kognitif (pengetahuan) dan

efektif (sikap) dengan menggunakan peralatan di laboratorium/studio/ kebun

percobaan/pabrik yang terjadwal. Termasuk dalam katagori ini adalah

asistensi/response

B. Kerangka Berfikir

22

Page 23: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

 

A. Rencana Penelitian

1. Objek penelitian

Subyek dalam peniltian ini adalah peserta didik MTs Karang Suraga

kecamatan Cinangka Kabupaten Serang dengan jumlah siswa 30 orang.

Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitiann tersebut dimana

hampir semua indikator dari meteri pelajaran kelas VIII membutukan

praktikum.

2. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan

menggunakan waktu pembuatan proposal pada hari senin, tanggal 3

september 2012.

3. Lama Tidakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan maret, mulai dari siklus I

dan Siklus II.

4. Lokasi Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di Graha Insan Cita –

Depok..

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :

1. Perencanaan

Meliputi pembentukan kelompok (1 kelompok kurang lebih 4 – 5 orang),

penyampaian materi pelajaran, peserta didik melakukan praktikum di

laboratorium komputer bersama masing-masing kelompok, memberikan

tugas praktikum di luar sekolah.

2. Tindakan (Action) / Kegiatan, mencakup

a.     Siklus I (meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup).

b.     Siklus II ( sama dengan I )

3. Observasi

23

Page 24: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

4. Evaluasi – Refleksi

Perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat

menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

 

JADWAL PENELITIAN

 

No KEGIATAN MINGGU KE……..1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perencanaan                        2 Proses pembelajaran                        3 Evaluasi                        4 Pengumpulan Data                        5 Analisis Data                        6 Penyusunan Hasil                        7 Pelaporan Hasil                        

 

 

BIAYA PENELITIAN

Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun

biaya tersebut adalah :

1. Fotocopy Naskah   : Rp

2. Kertas folio 1 pack   : Rp

3. jilid buku   : Rp

4. Rental Komputer : Rp

5. lain – lain  : Rp

6. JUMLAH  : Rp

 

24

Page 25: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

A. Subjek, Tempat, waktu Penelitian1. Subjek2. Tempat3. Waktu Penelitian

B. Rincian Skenario PTK1. Perencanaan Tindakan2. Pelaksanaan Tindakan3. Tahap Pengamatan/Observasi4. Tahap Refleksi

C. Siklus PTK (5)

D. Kriteria Keberhasilan

E. Jadwal Penelitian (5)

PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )    

 

 

25

Page 26: fahzi.files. file · Web viewjudul “ peningkat. an . hasil belajar praktikum . tik. siswa kelas viii mts al-khairiyah karang suraga melalui. mo. del cooperative learning ” bab

Nama : Nazi Fahrurrohman Kelas : PPGTempat Tanggal Lahir : Serang, 26 Oktober 1987Dosen : Drs. Ujang Saprudi, M.Pd.Background Pendidikan : Teknik InformatikaNo. Telepon : 08170874677

PENDIDIKAN PROFESI GURUSEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN BANTEN2011

26