Fabrikasi Landasan Teori

6
BAB II Landasan Teori Definisi Dalam penilitian ilmiah, fabrikasi adalah misrepresentasi yang disengaja dari hasil penelitian dengan mengarang data, seperti yang dilaporkan dalam sebuah artikel jurnal. Seperti bentuk- bentuk lain dari pelanggaran ilmiah, yang tujuannya bermaksud untuk menipu, menandai fabrikasi ini sangat tidak etis dan sangat berbeda dari tujuan seorang ilmuwan meneliti dimana mereka menipu diri mereka sendiri. Dalam beberapa yuridikasi, fabrikasi merupakan pelanggaran hukum. 5 Fabrikasi (rekaan data) adalah menciptakan atau membuat informasi yang sebenarnya tidak ada. Fabrikasi juga dilakukan terhadap data. Data yang difabrikasi disebut sebagai data fiktif. Fabrikasi data ‘mempabrik’ data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif. Dalam penulisan karya ilmiah ataupun penelitian ilmiah penulis/peneliti harus menjunjung tinggi Kode etik penulis antara lain : Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan. Menjaga kebenaran danmanfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan.

description

Fabrikasi Ilmu Filsafat Fabrikasi dalam PenelitianDepartemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM

Transcript of Fabrikasi Landasan Teori

BAB IILandasan TeoriDefinisiDalam penilitian ilmiah, fabrikasi adalah misrepresentasi yang disengaja dari hasil penelitian dengan mengarang data, seperti yang dilaporkan dalam sebuah artikel jurnal. Seperti bentuk-bentuk lain dari pelanggaran ilmiah, yang tujuannya bermaksud untuk menipu, menandai fabrikasi ini sangat tidak etis dan sangat berbeda dari tujuan seorang ilmuwan meneliti dimana mereka menipu diri mereka sendiri. Dalam beberapa yuridikasi, fabrikasi merupakan pelanggaran hukum. 5Fabrikasi (rekaan data) adalah menciptakan atau membuat informasi yang sebenarnya tidak ada. Fabrikasi juga dilakukan terhadap data. Data yang difabrikasi disebut sebagai data fiktif. Fabrikasi data mempabrik data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif. Dalam penulisan karya ilmiah ataupun penelitian ilmiah penulis/peneliti harus menjunjung tinggi Kode etik penulis antara lain :Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.Menjaga kebenaran danmanfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan.Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya.Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna.Menerima saran-saran perbaikan dari editor berkala yang dituju.Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain.Menyadari sepenuhnya untuk tidak melakukan pelanggaran ilmiah: Falsifikasi Fabrikasi PlagiatAda tiga pelanggaran etika akademis yang disebut academic misconduct yaitu fabrikasi, falsifikasi, dan plagiarisme. Fabrikasi (fabrication) adalah perbuatan mengada-adakan data yang tidak ada menjadi seolah-olah ada. Falsifikasi (falsification) perbuatan manipulasi data yaitu mengubah data sesuai dengan keinginan peneliti. Plagiarisme (plagiarsm) yaitu tindakan memakai data atau karya orang lain tanpa seijin yang bersangkutan sehingga karya orang lain diklaim karya sendiri.Contoh kegiatan yang merupakan fabrikasi meliputi: Memalsukan data eksperimental; pelaporan eksperimen tidak pernah dilakukan. Kadang-kadang disebut sebagai "drylabbing". "Fudging", "massaging", atau pembuatan secara langsung dari data eksperimen.Terkadang kesalahan akademik yang tidak disengaja atau malpraktek bisa sulit dibedakan dari fabrikasi yang disengaja. Contohnya kesalahan dalama menghitung kesalahan pengukuran, atau kesalahan untuk mengontrol ekperimen secara adekuat untuk setiap parameter yang diukur.Fabrikasi juga dapat terjadi dalam konteks studi sarjana atau pascasarjana dimana siswa memfabrikasi tugas laboratorium atau pekerjaan rumahnya. Seperti mencontek, ketika ditemukan, biasanya ditangani dalam lembaga saja, dan tidak menjadi skandal dalam komunitas akademis yang lebih besar.Contoh FabrikasiSebuah contoh nyata kasus fabrikasi terjadi pada kasus ajaib fisikawan Dr Jan Hendrick Schon dari Bell Laboratories. Dugaan fabrikasi dan pemalsuan dari data mereka pertama kali dilaporkan pada tahun 2002 ketika para peneliti melaporkan Bells Laboratories dengan bukti-bukti bahwa data yang disajikan pada lima makalah yang diterbitkan selama dua tahun sangat mencurigakan. Noise, yang biasanya acak, di dalam dua makalah ini tampak identik. beberapa waktu kemudian, keaslian data yang muncul di sembilan angka dilaporkan lagi dalam delapan makalah tambahan yang juga dipertanyakan oleh komunitas fisika. Pada akhirnya, Bell Laboratories menyimpulkan bahwa Dr. Schon memalsukan maupun membuat data selama publikasi antara tahun 1998 dan 2001 dan oleh karena itu dia diberhentikan dari pekerjaannya. Penulis pendamping menarik kembali tujuh artikel yang dipublikasikan di Nature dan delapan artikel yang muncul di Science. Upaya independen oleh para ilmuwan di IBM dan Delft University (Belanda) gagal menghasilkan ulang data dari beberapa penelitian. Konsekuensi Terungkapnya seorang ilmuwan terlibat dalam fabrikasi berarti akhir daro karirnya sebagai peneliti. Pelanggaran ilmiah adalah alasan untuk pemberhentian dosen tetap, serta untuk penyitaan hibah penelitian. Mengingat sifat erat dari komunitas akademik, dan harga tinggi yang terlibat, peneliti yang ditemukan melakukan fabrikasi sering mendapatkan blacklist secara pernamanen dari profesi, dan organisasi penelitian terkemuka maupun universitas menolak untuk mempekerjakan mereka, sumber pendanaan menolak untuk mensponsori mereka atau pekerjaan mereka, dan jurnal menolak untuk mempublikasikan artikel mereka. Fabrikasi juga dapat menarik gelar akademik dari seorang ilmuwan. Seperti yang tejradi pada tahun 2004, Jan Hendrik Schn dicopot gelar doktor oleh Universitas Konstanz setelah komite yang dibentuk oleh Bell Labs menemukan dia bersalah atas fabrikasi yang berkaitan dengan penelitian yang dia lakukan selama bekerja di sana. Mencegah FabrikasiTerdapat dua cara pencegahan fabrikasi dalam suatu karya ilmiah yaitu pencegahan primer dan sekunder1. Pencegahan Primer Pencegahan primer ini dikerjakan dengan cara menyeleksi dan mengidentifikasi apa saja penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dan menelaah faktor-faktor yang bisa digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam penyusunan suatu karya ilmiah. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder meliputi deteksi awal yang dilakukan dengan jalan memberikan penatalaksanaan yang efektif. Pencegahan sekunder pada fabrikasi dikerjakan dengan jalan melakukan deteksi dan menemukan unsur kesalahan di dalam suatu karya ilmiah dan menatalakasananya, yaitu dengan prosedur investigasi masalah serta memberi sanksi untuk pihak yang penanggungjawab kesalahan itu.

Daftar Pustaka

1.Shapiro MF. Data audit by a regulatory agency. Its effect and implication for others. 2 Accountability in Research; 1992.

3