F5

27
SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK NUR TRIASTUTI 030.10.211 Pembimbing : dr. Prianto Djatmiko, Sp.KJ Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa Grogol Periode 14 September – 17 Oktober Fakultas KedokteranTrisakti

description

jiwa

Transcript of F5

SINDROM PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN

GANGGUAN FISIOLOGIS DAN FAKTOR FISIK

NUR TRIASTUTI

030.10.211

Pembimbing :

dr. Prianto Djatmiko, Sp.KJ

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa RS Jiwa Grogol

Periode 14 September – 17 Oktober

Fakultas KedokteranTrisakti

F50 GANGGUAN MAKAN

• F50.0 Anoreksia Nervosa

• F50.1 Anoreksia Nervosa Tak Khas

• F50.2 Bulimia Nervosa

• F50.3 Bulimia Nervosa Tak Khas

• F50.4 Makan berlebih yang berhubunga dengan gangguan psikologis lainnya

• F50.5 Muntah yang berhubungan dengan gangguan psikologis lainnya

• F50.8 Gangguan Makan lainnya

• F50.9 Gangguan Makan YTT

ANOREKSIA NERVOSA

• Anoreksia Nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan:• perubahan gambaran tubuh• ketakutan yang luar biasa akan kegemukan• penolakan untuk mempertahankan berat badan

yang normal, dan• hilangnya siklus menstruasi (pada wanita).

DEFINISI

Separuh dari penderita anoreksia nervosa memakan banyak makanan

(binge) dan kemudian mengeluarkannya kembali dengan cara memuntahkannya atau meminum obat

pencahar dan diuretika.

Separuh lainnya membatasi jumlah makanan yang mereka makan.

Sebagian besar penderita melakukan olahraga yang berlebihan untuk mengendalikan berat badannya.

Penderita yang menjadi sangat kurus cenderung tetap aktif, bahkan mereka mengikuti program olahraga yang berat.

Tidak terdapat gejala-gejala kekurangan gizi dan yang mengherankan, mereka bebas dari infeksi.

Sering terjadi depresi dan penderita seringkali berbohong mengenai jumlah makanan yang mereka makan dan menyembunyikan kebiasaan muntah serta kebiasaan makan mereka yang aneh.

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan penurunan berat badan yang sangat banyak dan gejala psikis yang khas.

4% terjadi pada remaja dan

pelajar dewasa muda

Perempuan l0-20 kali lebih sering

dibandingkan laki-laki

5% pasien anorektik memiliki awitan gangguan ini pada usia awal

20 tahu

EPIDEMIOLOGI

• Penolakan mempertahankan berat badan normal minimal (penurunan bb hingga dibawah 85% dari yang diharapkan)

• Rasa takut yang hebat menjadi gemuk meskipun bb nya kurang

• Gangguan cara menghayati berat dan bentuk tubuh• Amenore (berturut-turut tiga kali)

KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR

• BB dipertahankan 15% dibawah yang seharusya quetelet’s body-mass index = 17,5 atau kurang

• Menghindari makanan berlemak dan salah satu dari• Merangsang muntah• Menggunakan pencahar• Olahraga berlebihan• Memakai obat penekan nafsu makan dan/ diuretika

• Distorsi “body image”• Gangguan endokrin hypothalamic-pituitary –gonadal axis

ex: amenore• Onset pra-pubertas buah dada tidak berkembang pada anak

perempuan dan alat kelamin tetap kecil pada anak laki-laki)

KRITERIA DIAGNOSTIK PPDGJ-III

TATALAKSANA

• Biasanya dilakukan pada pasien yang berat badannya 20% dibawah BB yang diharapkan , 30% dibawah BB yang diharapkan perawatan psikiatri 2-6 bulan

• Tujuan untuk mengembalikan keadaan gizi pasien, dehidrasi, kelaparan, dan ketidakseimbangan elektrolit

Rawat inap di Rumah Sakit

• Terapi perilaku-kognitif • Psikoterapi dinamik• Terapi keluarga

Psikoterapi

Farmakoterapi

BULIMIA NERVOSA

= makan berlebihan

Suatu keadaan dimana seseorang makan lebih banyak makanan dibandingkan sebagian besar orang dalam situasi dan periode yang sama, disertai dengan rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali

Hal ini disertai dengan adanya kekhawatiran berlebihan mengenai bentuk tubuh sehingga terlibat dalam perilaku menghilangkan kalori yang didapat pada makanan tersebut

KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR

A. Episode makan berebihan berulang• Makan, dalam

periode waktu tetentu dalam jumlah porsi lebih besar dari orang dengan periode dan keadaan yang sama

• Rasa tidak terkendali

B. Perilaku kompensatorik berulang untuk

mencegah kenaikan BB

seperti muntah yang diinduksi

sendiri, penyalahgunaan laksatif, diuretik,

enema, berpuasa, atau

olahraga berlebihan

C. Gejala A dan B terjadi

setidaknya 2 kali seminggu

selama 3 bulan

D. Terlalu mengevaluasi diri tentang BB

dan bentuk badan

E. Gangguan ini tdak hanya

terjadi selama episode anorekia

nervosa

DIAGNOSIS BERDASARKAN PPDGJ-III

Preokupasi yang menetap untuk makan, ketagihan

(craving) untuk makan yang tidak bisa dilawan, penderita tidak dapat melawan episode

makan berlebihan dimana makanan dalam jumlah besar

dan waktu yang singkat

Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan :• Merangsang muntah sendiri• Menggunakan pencahar berlebihan• Puasa berkala• Memaki obat penekan nafsu makan

ketakutan yang luar biasa pada kegemukan, ketat terhadap kenaikan BB. Seringkali ada riwayat

episode anoreksia dimana pasien kehilangan berat badan dan terdapat fase

amenore

•F51 Gangguan Tidur Nonorganik• F51.0 Insomnia nonorganik

• F51.1 Hipersomnia nonorganik

• F51.2 Gangguan Jadwal tidur nonorganik

• F51.3 Somnambulisme (berjalan sambil tidur)

• F51.4 Teror tidur (night terror)

• F51.5 Mimpi buruk (nightmare)

• F51.8 Gangguan tidur nonorganik lainnya

• F51.9 Gangguan tidur nonorganik YTT

KELOMPOK GANGGUAN TIDUR

Dissomnia

• berhubungan dengan jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional

• co : Insomnia, hipersomniaa, gangguan jadwal tidur

Parasomnia

• Peristiwa episodik abnormal yag terjadi selama tidur.

• co : somnambulisme (sleep walking), mimpi buruk (nightmare), dan teror tidur (night terror)

INSOMNIA NONORGANIK

Hal yang perlu untuk membuat diagnosis pasti:• Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau

mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk

• Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu bulan.

• Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam dan siang hari

• Gangguan tidur memepengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan

• Seringkali terdapat adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas

HIPERSOMNIA NONORGANIK

• Hal yang esensial untuk membuat diagnosis pasti :

• Pasien merasakan adanya rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur (tetapi tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang)

• Gangguan tidurnya biasanya terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan

• Tidak adanya kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.

SOMNAMBULISME

Gejala yang utama pasien bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran

berubah)

Selama satu episode, individu menunjukan

wajah bengong (blank, staring face) dan sulit

untuk dibangunkan dari tidurnya

Biasanya, pasien tidak ingat apa yang telah

terjadi

NIGHT TERROR

• Berteriak karena panik• Anxietas yang hebat• Seluruh tubuh bergetar• Hiperaktivitas otonomik spt jantung berdebar, nafas cepat, pupil

melebar, dan berkeringat• Lamanya berkisar 1-10 menit, biasanya 1/3 awal tidur malam• Biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang

setelah individu terbangun• Ingatan terhadap kejadian, jika ada, sangat minimal

Gejala utama ialah satu/ lebih episode bangun dari tidur dengan :

MIMPI BURUK (NIGHTMARE)

Terbangun dari tidur berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas

Biasanya mimpi berkisar ancaman kelangsungan hidup, keamanan, ataupun harga diri

Setelah terbangun dari mimpi, individu segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya

Pengalaman mimpi buruknya biasanya menyebabkan penderitaan yang cukup berat bagi individu

Teror tidur (Night Terror) harus dibedakan dengan

dari Mimpi buruk (Nightmare) yang

biasanya terjadi setiap saat dalam tidur, mudah

dibangunkan, dan teringat jelas dengan kejadiannya

•F52 Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organic

◦ F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual◦ F52.1 Tidak menyukai dan tidak menikmati seks◦ F52.2 Kegagalan dari respons genital◦ F52.3 Disfungsi orgasme◦ F52.4 Ejakulasi Dini◦ F52.5 Vaginismus nonorganik◦ F52.6 Dispareunia nonorganik◦ F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan◦ F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit

organik◦ F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit

organik

DISFUNGSI SEKSUAL

Meliputi berbagai cara dimana individu tidak dapat melakukan hub. Seksual sebagaimana yang dapat diharapkan.

Hal ini dapat berupa :

• Kurangnya minat• Kurangnya kenikmatan• Kegagalan respons fisiologis yang diperlukan untuk

interaksi seksual (co : ereksi)• Ketidakmampuan untuk mengendalikan orgasme

Vaginismus Nonorganik

• Spasme dari otot sekitar vagina, yang menyebabkan tertutupnya liang vagina.

• Masuknya penis menjadi sulit, atau terasa nyeri.

Dispareunia Nonorganik

• Rasa nyeri saat berhubungan seksual yang dapat terjadi pada wanita maupun pria

Nimfomania

• Dorongan seksual yang berlebihan (hiperseks) yang timbul biasanya pada akhir masa remaja atau pada dewasa muda

• F53 Gangguan Jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK• F53.0 Gangguan jiwa dan perilaku ringan yang berhubungan dengan masa nifas

YTK

• F53.1 Gangguan jiwa dan perilaku berat yang berhubungan dengan masa nifas YTK

• F53.8 Gangguan jiwa dan perilaku lainnya yang berhubungan dengan masa nifas YTK

• F53.9 Gangguan jiwa masa nifas YTK

Klasifikasi ini hanya digunakan untuk gangguan jiwa yang berhub. Dg masa nifas (timbul dalam 6 minggu setelah persalinan)

F54 FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN ATAU PENYAKIT YDK

Kategori ini digunakan untuk mencatat adanya faktor

psikologis atau perilaku yang mempengaruhi atau

berperan pada etiologi gangguan fisik YDK pd bab

lain ICD-10

Gangguan jiwa yg timbul biasanya ringan tapi sering

berkepanjangan (seperti khawatir, knflik emosional,

takut, dsb

Co : Pada penyakit Asma, dermatitis dan eksim, tukak

lambung, tukak lambung, urtikaria, dll.

F55 PENYALAHGUNAAN ZAT YANG TIDAK MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN

• F55.0 Antidepresiva

• F55.1 Pencahar

• F55.2 Analgetika

• F55.3 Antasida

• F55.4 Vitamin

• F55.5 Steroid atau hormon

• F55.6 Jamu atau obat tradisional

• F55.8 Zat lainnya yang tidak menyebabkan ketergantungan

• F55.9 YTT

PENYALAHGUNAAN ZAT YANG TERSERING ADALAH 3 KELOMPOK :

Antidepresif, pencahar, dan analgetik yang dapat

diperoleh tanpa resep dokter:

contohnya aspirin dan parasetamol.

Pasien mempunyai motivasi kuat untuk menggunakan zat tersebut, tapi ternyata tidak

menimbulkan ketergantungan atau gejala

putus obat

Akibatnya ialah pengeluaran biaya yang besar dan efek samping yang ditimbulkan

akibat obat tersebut

• F59 Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

• Termasuk : Disfungsi fisiologis psikogenik YTT