(F05112012) Laporan Praktikum Teknik Laboratorium PRAYOGI WASKITO

27
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM TEKNIK LABORATORIUM Disusun Oleh : Nama : PRAYOGI WASKITO NIM : F05112012 Kelompok : II ( DUA ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Transcript of (F05112012) Laporan Praktikum Teknik Laboratorium PRAYOGI WASKITO

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM TEKNIK LABORATORIUM

Disusun Oleh :

Nama: PRAYOGI WASKITONIM: F05112012Kelompok: II ( DUA )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2013

TEKNIK LABORATORIUM

A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangDalam pembelajaran biologi laboratorium tidak hanya diartikan sebagai sebuah ruangan tempat percobaan dan penyelidikan dilakukan, tetap alam terbuka/lingkungan seperti kebun, halaman, taman, kolam, hutan, dan lain sebagainya dapat disebut sebagai laboratorium. Hal ini karena biologi mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup, dan di alam/ lingkungan sekitar banyak sekali kejadian/ proses kehidupan yang dapat diamati dan dikaji.Menurut Rustaman & Rustaman (1997) laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar biologi, sedang sarana pada pembelajaran biologi dapat diartikan sebagai beberapa hal, seperti berikut : sebagai unsur pencapaian tujuan, artinya sarana bukan semata-mata sebagai alat bantu atau alat pelengkap, melainkan bersama-sama dengan materi dan metode berperan dalam proses kegiatan belajar mengajar,agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan. Sebagai pengembang kemampuan, terutama alat-alat yang dapat dimanipulasi atau dirakit atau dimodifikasi atau media yang sengaja direncanakan untuk meningkatkan kemampuan tertentu, seperti kemampuan mengamati, menafsirkan, menyimpulkan, merakit alat, mengukur, memilih alat yang tepat. Sebagai katalisator dalam pemahaman materi, misalnya melalui alat yang diperagakan, perbuatan, pengalaman langsung. Sebagai pembawa informasi, terutama dalam bentuk media misalnya gambar, radio, televisi, film, slide film.

2. Dasar TeoriLaboratorium dapat diartikan dari kata Laboratory seperti pada kamus Wellesters yaitu Abuilding or room in wich scientific experiments are conducted or where drugs science explosive are tested and compounded. Menurut menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.: 134/0/1983, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan Tgl. 5 Maret 1983, yang dimaksud dengan Laboratorium adalah sebagai berikut :Laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam study yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Dalam pendidikan laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar. Dimana mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum didalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian (Restuati, Martina dkk. 2011).Dengan demikian laboratorium merupakan tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum, yang dapat menghasilkan pengalaman belajar. Disini kita sering terasing dengan berbagai alat dan pelajaran/praktikum dalam rangka pengusahaan suatu keahlian. Ketrampilan menurut NEWBERY (1958) manfaat dari metode praktikum adalah :1. Pengetahuan dipelajari melalui kontak secara langsung dengan alat-alat danbahan/science.2. Kebebasan individu dilaksanakan sebagai dasar dalam belajar.3. Merujuk minat dalam mengantisipasi dan menggunakan kata-kata ungkapannya sebagaimana objeknya.4. Mengembangkan karakter intelektual dan moral mahasiswa. 5. Memupuk sikap untuk melakukanpenelitian dalam memecahkan masalah.Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:1. Perencanaan2. Penataan3. Pengadministrasian4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman umum yang dirumuskan dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas laboratorium (Team Teaching 2011). Teknik Dasar di Laboratorium1.Cara memanaskan cairanHarus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi-Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepadapraktikan baik diri sendiri maupun orang lain-Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung-Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dansesekali dikocok-Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasanb. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu ErlenmeyerBagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannyadigoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

2. Cara membaca volume pada gelas ukurMasukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetessampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.

3.Cara menggunakan buretSebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akandigunakan. Cara mengisinya : Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.4.Cara menggunakan neraca analitis-Nolkan terlebih dulu neraca tersebut-Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan-Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca- Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut(Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana : FKUI 1996.)

5. Teknik Pemisahan BahanSebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaanyang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai jenis hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan (R. Ganda, Soebrata. 1985).

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan. Prinsip proses pemisahanUntuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu :SedimentasiFlotasiSentrifugasiFiltrasi

Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan. ( Fardiaz, Srikandi. 2011 ). 6. Cara menghirup bau zatJangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.Whenever a burette or pipet is used to deliver a measured volume of solution, the liquid it contains before a measurement must have the same composition as solution to be dispensed. The following operations are designed to illustrate the minimum effort needed to ensure this.1. Fill a pipet with the solution of potassium permanganate and let it draincompletely into a waste beaker. Wait 20-30 second, then touch the tip of the pipet to the side of the beaker. Draw a small amount of distilled water from a 50-mL beaker into the pipet, rinse, and discard the rinse solution. Do not fill the pipet completely; this is wasteful, time-consuming, and inefficient. Just draw in a small amount, tilt the pipet horizontally, and turn it to rinse the sides. Determine the minimum numbers of such rinsings required to completely remove the permanganate color from the pipet. If your technique is efficient, three rinsings should suffice.2. Fill the pipet again with permanganate and proceed as before. This timedetermine the minimum volume of rinse water required to remove the color by collecting the rinsings in a small graduated cylinder (less than 5 mL of rinse water is enough with efficient technique). Again, check the pipet tip as before for any coloration.3. As a test your aliquoting technique, ask the laboratory instructor toobserve and comment on the following operation: rinse a 10 mL pipet several times with the solution of potassium permanganate you prepared. Pipet 10 mL of the permanganate solution into a 250-mL volumetric flask. Carefully dilute the solution to volume, trying to mix the contens as little as possible. Now, mix by repeatedly inverting and shaking the flask. Rinse the pipet with the solution in the volumetric flask. Pipet a 10 mL aliquot of the solution into a conical flask.4. If the laboratory instructor considers your technique satisfactory, askhim/her to initial your report to that effect. (Skoog at al, 2009).

B. TUJUANPraktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara atau berbagai teknik laboratorium

C. METODOLOGI1. Alat dan BahanPraktikum mengenai Teknik Laboratorium ini, dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013, dimulai pada pukul 15.30 17.30 WIB. Praktikum dilaksanakan dalam ruang Laboratorium Biologi FKIP UNTAN.Pada praktikum kali ini, digunakan alat dan bahan yang berkaitan dengan teknik-teknik penggunaan dan perawatan dalam laboratorium. Adapun alat yang digunakan ialah tabung reaksi, gelas erlenmeyer, mikropipet/mikroskala, peralatan-peralatan gelas, timbangan, dan botol reagen sedangkan untuk bahan yang digunakan ialah terlebih kepada bahan-bahan kimia dan bahan-bahan untuk melakukan perawatan seperti gliserol dan air suling atau HCL (untuk mengencerkan larutan/kotoran).

2. Cara Kerja Pada praktikum kali ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah mendengarkan penjelasan yang akan disampaikan oleh asistem praktikum mengenai teknik-teknik laboratorium sekaligus memperagakan metode-metode penggunaannya. Setelah itu, membuat tabel inventarisasi teknik laboratorium beserta metode-metodenya. Kemudian, masukkan analisis pengamatan 15 teknik laboratorium yang telah dilakukan kedalam tabel inventarisasi.

D. HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan Teknik Laboratorium

NONAMA TEKNIK

METODE

1.Memasukkan tabung/pipa gelas ke dalam penutup karet (rubber stopper) Tabung pipa/gelas dan lubang penutup karet dibasahi dengan air atau gliserol Tabung dipegang kira-kira 2-3 cm dengan handuk Tabung diputar dan didorong dengan hati-hati Dicuci sisa gliserol dengan air dan dikeringkan

2.Membersihkan peralatan gelas ( glassware ) Dibersihkan semua alat dengan air bersih dan sabun Disikat dan diencerkan terlebih dahulu, jika kotorannya sulit dibersihkan. Setelah itu, dibuang ke saluran limbah Dibilas dengan cara memutar alat Dibilas minimal 2 kali dan selanjutnya menggunakan air suling dengan cara disemprotkan

3.Penanganan bahan kimia Dibaca label pada botol/kemasan setidaknya 2 kali sebelum membuka Dihindari penggunaan yang berlebihan dari regen Jangan dipegang, dicium, atau dirasakan bahan kimia jika tidak ada spesifikasi dari petunjuknya Jika terkena bahan kimia segera dibersihkan dengan air

4.Membuang limbah bahan kimia Dibuang limbah kimia sesuai dengan petunjuk dalam prosedur eksperimen atau instruktur Diencerkan larutan yang pekat sebelum dibuang Di cek ulang label sebelum dibuang Limbah harus dibuang dengan benar, jelas dan mudah dilihat

5.Mempersiapkan larutan Diketahui dan dihitung sesuai dengan kebutuhan pelarutan berat molekul, volume atau konsentrasi dari bahan tersebut Dimasukkan air (larutan dengan konsentrasi lebih rendah) ke tabung volumetrik (sepertiga/setengah dari tanda) Ditambahkan bahan solid (larutan yang lebih pekat) secara teratur perlahan-lahan Ditambahkan air sampai batas kalibrasi, ditutup dan digoyangkan perlahan-lahan

6.Menimbang Selalu berhati-hati Digunakan kertas alas (weighing paper), beaker, gelas arloji atau alas lainnya saat menimbang Pada pan timbangan jangan ditumpahkan / dijatuhkan sesuatu Dibersihkan neraca dan piring neraca dari sisa bahan Ditera alat sesuai prosedur Dimasukkan bahan yang akan ditimbang Setelah selesai, dikembalikan ke posisi zero Dibersihkan timbangan dan sekitarnya dari percikan/tumpahan bahan kimia

7.Menggunakan mikropipet atau mikroskala Mikropipet diatur sampai batas bahan/cairan yang akan diambil Tombol atas mikropipet ditekan untuk menghisap cairan Ujung mikropipet dimasukkan ke dalam wadah cairan untuk mengambil cairan Larutan/cairan di pindahkan ke tempat dan ditekan kembali ujungnya untuk mengeluarkan cairan Jarum dilepaskan setelah digunakan kemudian dibersihkan

8.Mengukur volume1. Gelas ukur

Digunakan gelas ukur yang sesuai Dibaca skala pada gelas ukur Diisikan dengan bahan yang diukur Dihindari kesalahan paralaks (perubahan letak pandangan) Jika volume telah sesuai, dituangkan ke dalam wadah lain Dibersihkan alat

2. Pipet ukur Dipilih pipet ukur bersih yang sesuai Diletakkan balon bulb pada ujung pipet Ditekan sisi tulisan A sambil balon diremas (untuk memompa udara) Ditekan sisi tulisan S (suck-hisap) perlahan Dilepaskan penekanan sisi S jika volume telah sesuai Dipindahkan larutan ke wadah lain dengan menempelkan ujung pipet pada sisi wadah serta ditekan sisi E Dibersihkan pipet

9. Mengambil dan menuang- kan bahanCara I

Dipegang botol bahan dengan label di bawah telapak tangan Dimiringkan botol hingga masuk ke tutup botol dan dikeluarkan hati-hati Diketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk pensil

Cara II

Diambil bahan dengan spatula/sendok yang sesuai Dijepit tutup botol diantara jari tangan Diketuk pelan-pelan spatula/sendok hingga jatuh ke wadah

10.Mengambil dan menuangkan bahan cair Dibaca label bahan dengan teliti Dipegang botol hingga label terletak di telapak tangan Dibasahi tutup botol dengan memiringkan botol bahan Jika akan menuangkan, dijepit tutup botol diantara jari Dituangkan bahan dengan bantuan batang pengaduk

11.Membaui suatu bahan Ditempatkan bahan yang dibaui kira-kira 20-30 cm Dikibaskan tangan diatas tempat zat

12.Melarutkan dan mengocok Digunakan batang pengaduk yang dicelupkan kedalam bahan Digerakkan batang pengaduk memutar Dihindari sentuhan antara batang pengaduk dengan dasar wadah larutan dan dihindari mengaduk dengan gerakan keatas dan kebawah Jika bahan dalam tabung reaksi, ditutup dengan ibu jari serta digerakkan ke depan dan ke belakang hati-hati Selain itu, dilakukan dengan alat yang modern (pengaduk magnet/pengaduk mekanik)

13.Memanaskan dan menguapkanCara I Dinyalakan bunsen/pemanas lain Dijepit tabung reaksi Dipanaskan diatas nyala api

Cara II Diletakkan gelas kimia diatas kasa berasbes Dimasukkan batang pengaduk/alat bantu didih (untuk rata panas) Diarahkan nyala api tepat ke arah batang pengaduk

14.Menyaring Digunakan kertas saring yang sesuai Dibentuk kertas sesuai corong Ditempatkan kertas pada corong Dibasahi kertas dengan air suling Dipasang corong pada statif dan dimasukkan dalam tempat filtrat Dituangkan campuran dengan hati-hati

15.Pemisahan bahan padat dan cairan Dipisahkan dengan teknik penyaringan Dengan cara decantee, dimiringkan tabung dan dimasukkan cairan dalam wadah Filtrasi gravitasi, disentuhkan antara ujung dari corong dan wadah cairan Dibiarkan cairan mengalir melalui filter Penyemprotan, dilakukan dengan campuran solvent dalam botol pencuci Filter vakum, dilakukan dengan menggunakan Corong Buchner. Corong dihubungkan dengan tabung spirator tertutup. Dihubungkan dengan keran air dan dibiarkan air mengalir Dimasukkan campuran yang difilter ke Corong Buchner Centrifuge, digunakan untuk presipitasi dari campuran

E. PEMBAHASANUmumnya, laboratorium diartikan sebagai sarana penunjang jurusan dalam studi yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Pengelolaan laboratorium juga penting untuk diperhatikan yang secara garis besar, menurut Rustaman, dkk (2003) pengelolaan laboratorium dibedakan menjadi kegiatan pemeliharaan, penyediaan, dan peningkatan daya guna laboratorium. Praktikum kali ini sangat erat hubungannya dengan pengelolaan laboratorium yaitu tentang Teknik Laboratorium dengan harapan masa sekarang dan masa depan, semua orang yang bekerja atau sebagai pengelola laboratorium termasuklah praktikan-praktikan yang melakukan percobaan (semua orang yang berhubungan dengan aktivitas laboratorium) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang cara-cara atau teknik-teknik penggunaan sarana dan prasana baik itu sebagai peraga, praktik, maupun penunjang/pendukung dalam laboratorium. Pada praktikum kali ini terdapat 15 teknik laboratorium yang telah disampaikan, adapun ke-15 teknik tersebut ialah sebagai berikut :1. Memasukkan tabung/pipa gelas ke dalam penutup karet (rubber stopper)Dalam teknik ini dijelaskan tentang cara yang benar dalam penggunaan tabung/pipa gelas dengan penutup karet, yaitu dengan cara tabung pipa/gelas dan lubang penutup karet dibasahi dengan air atau gliserol, dikarenakan untuk lebih mempermudah dalam pemasangannya. Kemudian, tabung dipegang kira-kira 2-3 cm dengan handuk. Tujuan dari penggunaan handuk ialah untuk menghindari kecelakaan (luka) pada bagian tangan ketika tabung/pipa gelas tersebut pecah dikarenakan sulit untuk dimasukkan. Selanjutnya, tabung/pipa gelas diputar dan didorong dengan hati-hati. Terakhir sisa-sisa gliserol dibersihkan dengan air dan dikeringkan.

2. Membersihkan peralatan gelas (glassware)Cara yang digunakan dalam teknik ini ialah dengan membersihkan semua alat dengan air bersih dan sabun. Selain itu bila perlu disikat dan diencerkan terlebih dahulu, jika kotorannya sulit dibersihkan pada peralatan. Setelah itu, dibuang ke saluran pembuangan limbah. Kemudian dibilas dengan cara memutar alat ( tabung, buret, pipet atau tabung lainnya ). Terakhir, semua peralatan dibilas menggunakan air bersih minimal 2 kali dan selanjutnya menggunakan air suling dengan cara disemprotkan perlahan-lahan untuk mengeringkan alat. Selain itu teknik mengeringkan alat juga bisa dilakukan dengan penggunaan bunsen.

3. Penanganan bahan kimiaTeknik ini digunakan dalam identifikasi bahan kimia (membaui bahan kimia). Cara yang digunakan ialah dengan membaca label pada botol/kemasan setidaknya 2 kali sebelum membukanya. Ingat, hindari penggunaan yang berlebihan dari regen karena sisa dari reagen yang telah digunakan tidak akan bisa dimasukkan kembali. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi bahan kimia. Jangan memegang, mencium, atau merasakan bahan kimia jika tidak ada spesifikasi dari petunjuknya. Hal ini bertujuan untuk menghindari iritasi pada kulit, hidung atau mata. Terakhir,Jika terkena bahan kimia segera dibersihkan dengan air.

4. Membuang limbah bahan kimiaPembuangan limbah harus menjadikan perhatian khusus agar tidak mencemari lingkungan Cara penggunaan teknik ini ialah dengan membuang limbah kimia sesuai dengan petunjuk dalam prosedur eksperimen atau instruktur. Jika masih terdapat sisa bahan kimia yang sulit dibersihkan, diencerkan terlebih dahulu apalagi itu larutan yang pekat sebelum dibuang ke pembuangan limbah. Kemudian lakukan pengecekan ulang label sebelum dibuang ( kekeliruan pembuangan limbah dapat berdampak pada diri sendiri, orang lain dan peralatan yang ada ). Oleh karena itu, limbah harus dibuang dengan benar, jelas dan mudah dilihat. Biasanya setiap pembelian bahan kimia dilengkapi dengan MSDM (untuk memberikan informasi tentang bahan dan cara pembuangan limbahnya).

5. Mempersiapkan larutanPengetahuan tentang pembuatan larutan dan pengenceran larutan merupakan keharusan yang dimiliki oleh setiap pengguna laboratorium. Metode yang pertama dilakukan ialah mengetahui dan menghitung berat molekul, volume atau konsentrasi dari bahan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelarutan. Kemudian masukkan air (larutan dengan konsentrasi lebih rendah) ke tabung volumetrik (sepertiga/setengah dari tanda). Setelah itu, ditambahkan bahan solid (larutan yang lebih pekat) secara teratur perlahan-lahan. Terakhir, ditambahkan air sampai batas kalibrasi, ditutup dan digoyangkan perlahan-lahan. Dengan tujuan, untuk mencampurkan bahan/larutan hingga larut keseluruhan.

6. MenimbangTimbangan adalah alat yang paling sering digunakan bahkan bukan tidak mungkin juga sering disalah-gunakan (Abused). Teknik ini akan menjelaskan bagaimana metode menimbang yang sesuai dengan aturan ialah selalu berhati-hati dalam penggunaan alat, gunakan kertas alas (weighing paper), beaker, gelas arloji atau alas lainnya saat menimbang. Pada pan timbangan jangan menumpahkan / menjatuhkan sesuatu (bahan cair atau padat). Jika hal itu terjadi, segera bersihkan neraca dan piring neraca dari sisa bahan. Kemudian, tera (uji ulang) alat sesuai prosedur. Setelah itu masukkan bahan yang akan ditimbang. Setelah selesai, dikembalikan ke posisi zero. Terakhir bersihkan timbangan dan tempat sekitarnya dari percikan/tumpahan bahan kimia. Hal ini dilakukan, untuk menghindari korosif atau menyebabkan ketidak-berfungsian alat.

7. Menggunakan mikropipet atau mikroskalaPenggunaan mikropipet atau sejenisnya diperlukan untuk transfer bahan kimia dalam jumlah sedikit Dalam teknik ini dijelaskan Mikropipet diatur sampai batas bahan/cairan yang akan diambil Tombol atas mikropipet ditekan untuk menghisap cairan Ujung mikropipet dimasukkan ke dalam wadah cairan untuk mengambil cairan Larutan/cairan di pindahkan ke tempat dan ditekan kembali ujungnya untuk mengeluarkan cairan Jarum dilepaskan setelah digunakan kemudian dibersihkan

8. Mengukur volumeDalam pengukuran volume dapat dilakukan dengan menggunakan 2 alat pengukuran khusus volume, metode yang digunakan ialah pertama dengan Gelas ukur, gunakan gelas ukur yang sesuai, dibaca skala pada gelas ukur, kemudian diisikan dengan bahan yang diukur. Hindari kesalahan paralaks (perubahan letak pandangan). Jika volume telah sesuai, dituangkan ke dalam wadah lain. Terakhir semua peralatan dibersihkan. Kedua, dengan Pipet ukur yaitu pilih pipet ukur bersih yang sesuai, letakkan balon bulb pada ujung pipet. Kemudian dengan menekan sisi tulisan A sambil balon diremas (untuk memompa udara). Selanjutnya ditekan sisi tulisan S (suck-hisap) perlahan-lahan, lepaskan penekanan sisi S jika volume telah sesuai. Setela itu, pindahkan larutan ke wadah lain dengan menempelkan ujung pipet pada sisi wadah serta menekan sisi bertuliskan E. Terakhir, membersihkan pipet.9. Mengambil dan menuangkan bahanSetiap pengambilan bahan, bacalah label pada botol/kemasan bahan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Dalam teknik ini digunakan 2 cara dalam pengambilan dan menuangkan bahan. Cara pertama, Dengan memegang botol bahan dengan label di bawah telapak tangan. Kemudian, miringkan botol hingga masuk ke tutup botol dan dikeluarkan hati-hati. Setela itu, ketuk tutup botol dengan telunjuk pensil hingga bahan jatuh ke wadah yang ditentukan. Cara kedua, diambil bahan dengan spatula/sendok yang sesuai. Kemudian, jepit tutup botol diantara jari tangan dan ketuk pelan-pelan spatula/sendok hingga jatuh ke wadah yang ditentukan.

10. Mengambil dan menuangkan bahan cairDalam teknik ini cara yang digunakan dalam mengambil dan menuangkan cairan sesuai aturan. Tetapi sebelum itu, yang paling penting ialah bacalah dahulu label bahan dengan teliti. Kemudian, pegang botol hingga label terletak di telapak tangan, basahi tutup botol dengan memiringkan botol bahan. Jika akan menuangkan, jepitlah tutup botol diantara jari. Setelah itu, tuangkan bahan dengan bantuan batang pengaduk agar aliran sesuai dengan bentuk batang pengaduk.

11. Membaui suatu bahanTeknik ini memang kelihatannya sederhana, tetapi setiap pengguna laboratorium harus mengetahui cara membaui suatu bahan dengan benar dan sesuai aturan. Jika tidak, kemungkinan bahaya bisa saja terjadi seperti menimbulkan asfiksi (merangsang kelenjar lendir hidung). Cara yang dilakukan dalam membaui suatu bahan ialah dengan menempatkan bahan yang dibaui kira-kira 20-30 cm. Kemudian yang terakhir, dengan mengibas-ngibaskan tangan diatas tempat zat dapat diidentifikasi bau bahannya.

12. Melarutkan dan mengocokDalam teknik ini, cara yang dilakukan dalam melarutkan mengocok suatu bahan ialah digunakan batang pengaduk yang dicelupkan kedalam bahan. Kemudian gerakkan batang pengaduk memutar. Hindari sentuhan antara batang pengaduk dengan dasar wadah larutan dan dihindari mengaduk dengan gerakan keatas dan kebawah. Hal ini, bertujuan agar tidak memecahkan tempat bahan. Jika bahan dalam tabung reaksi, ditutup dengan ibu jari serta digerakkan ke depan dan ke belakang dengan hati-hatiSelain itu, juga bisa dilakukan dengan alat yang modern (pengaduk magnet/pengaduk mekanik) yang dapat melakukan pengadukan sendiri. 13. Memanaskan dan menguapkanProses pemanasan dan penguapan merupakan keterampilan khusus yang harus dimiliki setiap pengguna laboratorium dalam keselamatan bekerja. Cara yang dilakukan dalam teknik ini ada dua cara. Cara pertama, dengan menyalakan bunsen/ jenis pemanas lain. Kemudian, jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi. Setelah itu, panaskan diatas nyala api. Cara yang kedua ialah dengan meletakkan gelas kimia diatas kasa berasbes. Kemudian masukkan batang pengaduk/alat bantu didih (untuk meratakan panas). Setelah itu, arahkan nyala api tepat ke arah batang pengaduk

14. MenyaringDalam teknik ini, cara yang dilakukan dalam penyaringan yang sesuai aturan ialah dengan menggunakan kertas saring yang sesuai dan bentuk kertas sesuai corong penyaringan. Kemudian, tempatkan kertas pada corong dan basahi kertas dengan air suling. Setelah itu, pasang corong pada statif dan dimasukkan dalam tempat filtrat. Terakhir, Dituangkan campuran dengan hati-hati ke atas corong.

15. Pemisahan bahan padat dan cairanDalam teknik ini, ada beberapa cara yang berbeda untuk memisahkan cairan dari suatu campuran, sesuai dengan penggunaan peralatan yang digunakan. Caranya ialah dipisahkan dengan teknik penyaringan. jika dengan cara decantee, dengan memiringkan tabung dan memasukkan cairan dalam wadah. Jika cara Filtrasi gravitasi, dengan menyentuhkan antara ujung dari corong dan wadah yang akan diisi oleh cairan dan biarkan cairan mengalir melalui filter. Jika cara penyemprotan, dilakukan dengan campuran solvent dalam botol pencuci. Seanjutnya jika dengan Filter vakum, dilakukan dengan menggunakan Corong Buchner, dengan cara Corong dihubungkan dengan tabung spirator tertutup. Kemudian, dihubungkan dengan keran air dan dibiarkan air mengalir. Setelah itu, masukkan campuran yang difilter ke Corong Buchner. jika dengan cara Centrifuge, cara ini digunakan untuk presipitasi dari campuran

Dalam hal ini, pengetahuan dan pemahaman tentang cara-cara atau teknik-teknik laboratorium ( ke-15 Teknik Laboratorium ) harus dikuasai dengan baik dan benar oleh setiap pengguna laboratorium dikarenakan untuk menghindari dan mencegah kesalahan maupun kecelakaan dalam bekerja. Sehingga keselamatan dan keamanan bekerja dalam laboratorium dapat terjamin/terjaga.Mengelola adalah mengendalikan, menjalankan atau mengurus manajemen adalah suatu proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan perencanaan, pengorga-nisasian dan pengendalian. Hal-hal yang menyangkut dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium serta mendayagunakan laboratorium secara optimal. Pelaksanaan pengelola laboratorium bertujuan agar dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta personil yang terlibat dalam peran dan kegiatan laboratorium. Berbagai faktor dapat mempengarauhi jalannya pengelolaan dan uraian dalam makalah ini diarahkan pada suatu model pengelolaan laboratorium IPA yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelola laboratorium IPA masing-masing sekolah/universitas. Materi dan system penguraiannya terdiri dari : Pendahuluan, pengertian laboratorium dan peranan laboratorium dalam pendidikan IPA di sekolah, laboratorium IPA dan komponennya, langkah-langkah pengelola laboratorium.Pengelolaan laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam peng-administrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengembangannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksanakannya selalu berorientasi kepada faktor-faktor keselamatan yang terlibat dalam laboratorium dan lingkungannya. Dalam pengelolaan laboratorium, ada 5 macam komponen laboratorium seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia) dan kelompok yang dikelola, yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat laboratorium dan bahan-bahan laboratorium. Dalam uraian ini akan ditinjau fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data yang telah dilakukan dalampraktikum Teknik Laboratorium ini, laboratorium adalah sebagai sarana dalam pengembangan studi jurusan atau sumber unit dasar dalam pengembangan pendidikan (pengetahuan). Oleh karena itu, setiap pengguna dan pengelola laboratorium harus mengetahui desain, inventarisasi alat dan bahan dan intinya mengenai masalah pengelolaan semua kegiatan sarana dan prasarana dalam laboratorium. Selain itu, pengetahuan tentang teknik laboratorium harus dikuasai (diindahkan) dan dipahami dengan benar dan sesuai aturan. Misalnya dalam teknik pemanasan, membersihkan peralatan gelas, melarutkan dan menuangkan bahan cairan dan padatan serta masih banyak teknik laboratorium lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan danKebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana : FKUI 1996 Restuati, Martina, dkk. 2011. Teknik Laboratorium. Medan: FMIPA UNIMED

R. Ganda, Soebrata, 1985, Penuntun Laboratorium Klinik, PT. Dian Rakyat: JakartaSkoog, D.A at al.2009. Analytical Chemistry Journal. Vol 2: 40-41.Team teaching. 2011. Biologi Umum 1. Medan : FMIPA UNIMED