F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi...

32
TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN PELIHARAAN TERHADAP PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI KOTA DEPOK YUYUN FATHONAH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

Transcript of F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi...

Page 1: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN

PELIHARAAN TERHADAP PENERAPAN KESEJAHTERAAN

HEWAN DI KOTA DEPOK

YUYUN FATHONAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.
Page 3: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tingkat Pendidikan dan

Kepemilikan Hewan Peliharaan Terhadap Penerapan Kesejahteraan Hewan di

Kota Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2015

Yuyun Fathonah

NIM B04090196

Page 4: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

ABSTRAK

YUYUN FATHONAH. 2015. Tingkat Pendidikan dan Kepemilikan Hewan

Peliharaan Terhadap Penerapan Kesejahteraan Hewan di Kota Depok. Dibimbing

oleh EKO SUGENG PRIBADI.

Perkembangan dunia teknologi informasi dan digital mengubah gaya

hidup masyarakat saat ini. Masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi yang

diinginkan, terutama melalui media elektronik dan media sosial. Konsep

kesejahteraan hewan merupakan salah satu isu non-konvensional dalam hubungan

internasional yang saat ini mendapat perhatian besar di dunia internasional.

Memelihara hewan peliharaan (companion animal) harus memerhatikan

kesejahteraan hewan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai

tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan terhadap peneraan asas

kesejahteraan hewan di Kota Depok. Data penelitian diperoleh melalui pengisian

kuesioner dan wawancara siswa/i pemilik hewan peliharaan dan tidak memiliki

hewan peliharaan di sembilan sekolah setingkat pendidikan dasar dan lanjutan di

Kota Depok. Data diolah dengan metode statistika chi square untuk menguji

hubungan dua variabel. Terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara

tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan dalam penerapan

kesejahteraan hewan. Tingkat pendidikan SMP memengaruhi sikap terhadap asas

kesejahteraan hewan. Kepemilikan hewan peliharaan memengaruhi pengetahuan

terhadap asas kesejahteraan hewan.

Kata-kata kunci: hewan peliharaan, kesejahteraan hewan, Kota Depok, tingkat

pendidikan

ABSTRACT

YUYUN FATHONAH. Between Education Level and Pet Ownership

Implementation of Animal Welfare in Depok. Supervised by EKO SUGENG

PRIBADI.

The development information technology and the digital world changing

lifestyle today's society. People easily get the desired information, especially

through electronic media and social media. The concept of animal welfare is one

of the non-conventional issues in international relations today received great

attention in the international world. Keep a pet (companion animal) should pay

attention to animal welfare. This study aims to get an overview of the relationship

between the level of education and ownership of the calibration pet animal

welfare principles in Depok. There is a relationship of mutual influence between

Page 5: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

education levels and pet ownership in the implementation of animal welfare. The

level of secondary education affects attitudes towards animal welfare principles.

Pet ownership affects the knowledge of the principles of animal welfare.

Keywords: animal welfare, companion animal, Depok, education levels

Page 6: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.
Page 7: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran hewan

TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN

PELIHARAAN TERHADAP PENERAPAN KESEJAHTERAAN

HEWAN DI KOTA DEPOK

YUYUN FATHONAH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 8: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.
Page 9: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.
Page 10: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tingkat

Pendidikan dan Kepemilikan Hewan Peliharaan Terhadap Penerapan

Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare) di Kota Depok. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada pihak terkait yang membantu menyelesaikan skripsi ini

sehingga dapat terselesaikan pada waktu yang tepat. Dengan penuh rasa hormat,

penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drh. Eko S. Pribadi,MS sebagai

dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan selama perencanaan,

proses dan penyelesaian penelitian dengan penuh kesabaran. Dukungan serta

motivasi dari keluarga, saudara dan temen-teman. Serta kerja sama dari berbagai

pihak sekolah yang telah mengijinkan dan berkenan dalam perolehan data

responden. Karya Ini dipersembahkan untuk keluarga, Ayah (Abd. Rohim), Ibu

(Yayah Rokayah), Kakak (Euis Afriany,Ifah Soleha) dan Adik (Robiatul A dan

Siti Muthmainnah).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini terdapat kesalahan

baik dalam penulisan nama, gelar, maupun penyajian kalimat yang kurang tepat

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun demikian penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2015

Yuyun Fathonah

Page 11: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Tingkat Pendidikan 2

Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare) 3

Kepemilikan Hewan Peliharaan 4

Profil Kota Depok 4

METODE 5

Waktu dan Tempat Penelitian 5

Rancangan Penelitian 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

SIMPULAN DAN SARAN 11

Simpulan 11

Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP 20

Page 12: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

DAFTAR TABEL

1 Penyebaran tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan

responden 8

2 Pengetahuan responden mengenai kesejahteraan hewan pada

berbagai tingkat pendidikan 8

3 Perilaku responden mengenai kesejahteraan hewan pada

berbagai tingkat pendidikan 9

4 Sikap responden mengenai kesejahteraan hewan pada

berbagai tingkat pendidikan 10

5 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap,

dan perilaku terhadap asas kesejahteraan hewan 10

6 Hubungan antara kepemilikan hewan peliharaan dengan pengetahuan,

sikap, dan perilaku terhadap asas kesejahteraan hewan 11

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Administrasi Kota Depok 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Definisi operasional peubah 14

2 Pengolahan data 15

Page 13: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dunia teknologi informasi dan digital mengubah gaya

hidup masyarakat saat ini. Masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi yang

diinginkan, terutama melalui media elektronik dan media sosial. Teknologi

dipercaya dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan masyarakat terhadap

hal-hal yang ingin dipelajari. Salah satu isu yang mendapat perhatian masyarakat

pencinta hewan adalah kesejahteraan hewan (Winarso 2008). Dalam UU No. 41

tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menjelaskan bahwa

kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan

fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu

diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang

yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Hal ini dipertegas

lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 95 tahun 2012 tentang Kesehatan

Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Winarso (2008) dan Cheeke

(2004) mengemukakan bahwa pertumbuhan dan perluasan isu kesejahteraan

hewan tidak hanya oleh era globalisasi namun terdapat peran desakan para

penggiat pendukung hak hewan (animal right) dan kesejahteraan hewan (animal

welfare). Konsep kesejahteraan hewan merupakan salah satu isu non-

konvensional dalam hubungan internasional yang saat ini mendapat perhatian

besar di dunia internasional, khususnya di kawasan Uni Eropa (Rachmawaty

2011).

Akan tetapi, masih ada beberapa negara yang belum mempunyai peraturan

perundangan yang mendukung kesejahteraan hewan (PETA 2007). Isu

kesejahteraan hewan sangat dipengaruhi oleh adanya peran hukum dan peran

sosial masyarakat. Hewan peliharaan dapat dianggap sebagai obyek beban

tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). Pemenuhan kebutuhan

pemeliharan hewan dalam bentuk biaya tambahan untuk pakan, minum, kandang,

kesehatan dan kebutuhan lainnya masih dianggap sebagai beban tambahan. Upaya

pemilik untuk meluangkan waktu memandikan hewan, mengajak bermain,

memeriksa keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban

moril bagi pemilik. Pemilik hewan memiliki kebiasaan menghabiskan uang

mereka dalam jumlah banyak untuk kesehatan hewan yang dipeliharanya (Wolf et

al. 2008). Mereka seolah ingin memberikan jaminan bahwa hewan peliharaannya

sejahtera.

Aktivitas memelihara hewan bukan hanya sekedar hobi yang tidak

bermanfaat (Nurlayli dan Hidayati 2014). Memiliki hewan peliharaan dapat

menjadikan salah satu dukungan sosial yang dapat meningkatkan kesehatan

(Compton 2005). Sebaliknya, bahwa mereka yang tidak memiliki hewan

peliharaan lebih mudah mengalami depresi, kesepian, dan memiliki kemungkinan

mengalami gejala penyakit fisik lebih tinggi (Mc Connell et al. 2011). Ada

bermacam jenis hewan yang dapat dijadikan hewan peliharaan. Pada umumnya

masyarakat lebih cenderung untuk memiliki anjing dan kucing sebagai hewan

Page 14: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

2

peliharaannya. Dalam keanggotaan World Society for the Protection of Animal

(WSPA), peningkatan populasi anjing di Indonesia mencapai 22% (merupakan

peringkat ke-9 dari 58 negara) dan populasi kucing sebesar 66% (merupakan

peringkat ke-2). Populasi hewan peliharaan di dunia mencapai delapan juta ekor

untuk anjing dan 15 juta ekor untuk kucing (Nurlayli dan Hidayati 2014).

Populasi anjing di Kota Depok tercatat sebanyak 1.984 ekor (BPS 2012). Jumlah

hewan kesayangan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman

dan gaya hidup yang semakin pesat.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan

tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan terhadap penerapan

kesejahteraan hewan di masyarakat Kota Depok.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai

seberapa besar tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan yang dapat

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menerapkan prinsip-prinsip

kesejahteraan hewan di Kota Depok.

Hipotesis

Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antar tingkat pendidikan dan

kepemilikan hewan peliharaan terhadap penerapan kesejahteraan hewan secara

menyeluruh dan baik di Kota Depok.

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk

sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial seseorang

dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga dapat

mencapai kecakapan sosial dan pengembangan pribadinya (Djumransjah 2004).

Sekolah merupakam salah satu sarana formal yang digunakan untuk memperoleh

ilmu, pengetahuan dan wawasan. Lembaga pendidikan dapat secara langsung

maupun tidak dapat membentuk perilaku seseorang. Pendidikan di Indonesia

terbagi atas tiga tingkatan, yaitu pendidikan sekolah dasar (SD dan yang

sederajat), pendidikan menengah yang terbagi atas pendidikan menengah pertama

(SMP dan yang sederajat) dan pendidikan menengah atas (SMA dan yang

sederajat), dan pendidikan tinggi. Parameter pendidikan, pengetahuan,

pemahaman, dan infrastruktur menjadi salah satu faktor penyebab adanya

Page 15: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

3

tindakan atau praktek kejam dalam beberapa kasus penganiayaan hewan (Raj

2004; Eccleston 2009). Hasil penelitian Luke et al. (1997) memperlihatkan bahwa

orang yang melakukan kejahatan dan penyiksaan terhadap hewan cenderung akan

melakukan hal yang sama pada orang lain. Massachusetts Society For The

Prevetio Of Cruely To Animals dan Universitas Northeastern lembaga yang

bergerak dalam bidang perlindungan hewan di Norwegia mencatat anjing dan

kucing sebagai hewan yang paling sering disiksa manusia di Massachusetts. Para

pelakunya adalah remaja berusia di bawah 18 tahun (27%) dan di bawah 30 tahun

(56%) (Luke et al. 1997). Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus berperan

aktif menumbuhkan nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan kesejahteraan

hewan.

Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare )

Kesejahteraan hewan adalah suatu kondisi yang diterima oleh hewan untuk

hidup dengan baik atau sejahtera. Hewan dikatakan sejahtera jika hewan tersebut

sehat, nyaman, cukup gizi, aman, dapat menampilkan perilaku bawaan, dan tidak

menderita akibat rasa sakit, ketakutan dan kesusahan. FAWC (1993)

mengemukakan lima bebas (five freedom). Lima bebas tersebut adalah (i) bebas

dari rasa haus, rasa lapar dan kekurangan gizi dengan menyediakan air dan diet

untuk menjaga kesehatan dan menjaga agar hewan tetap memiliki kekuatan; (ii)

bebas dari ketidaknyamanan dengan menyediakan lingkungan yang sesuai

termasuk tempat tinggal dan daerah yang nyaman; (iii) bebas untuk beristirahat

dan bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit dengan pencegahan atau tindakan

sigap untuk mendiagnosis dan melakukan pengobatan; (iv) bebas dari rasa takut

dan kesusahan dengan memastikan kondisi yang terhindar penderitaan mental;

dan (v) bebas untuk menampilkan perilaku normal dengan menyediakan ruang

yang cukup, fasilitas yang tepat dan sesuai dengan jenis hewan itu sendiri.

Ada tiga pandangan yang berbeda tentang kesejahteraan hewan. Ketiga

pandangan tersebut adalah (i) fungsi biologis hewan yang baik, ditandai dengan

tingginya tingkat kesehatan, pertumbuhan, dan efisiensi produksi; (ii) perasaan

dan emosi yang baik ditandai dengan terhindar dari rasa nyeri dan penderitaan

sehingga diusahakan hewan selalu menikmati kesenangan dan kehidupan normal;

dan (iii) pendekatan perilaku alami yang diperlihatkan bahwa hewan harus bebas

dari kendala/kesusahan dan memperlihatkan pola-pola perilaku normal mereka

(Duncan dan Fraser 1997). Upaya menyejahterakan hewan yang baik juga

ditunjukkan dengan adanya upaya dari pemilik untuk melakukan pencegahan

penyakit dan pengobatan terhadap hewannya, menyediakan kandang yang baik,

memberikan makanan yang kecukupan gizi, dan penanganan yang manusiawi

(OIE 2009). Bagi hewan, tidak ada hal lain yang diharapkan dalam hidupnya

selain kesejahteraan itu sendiri (Hartuti et al. 2014).

Kriteria penilaian asas kesejahteraan hewan pada hewan peliharaan dibagi

menjadi dua bagian yaitu penilaian dari sisi hewan dan penilaian dari sisi manusia

atau pemilik hewan peliharaan (Odendaal 2005). Kriteria penilaian bagian

komponen hewan didasarkan pada pengetahuan ilmiah mengenai kebutuhan dasar

hewan peliharaan, di antaranya (1) perilaku; (2) kebutuhan sosial hewan; (3)

kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang; (4) kebutuhan pembelajaran atau

penesuaian diri; dan (5) kebutuhan fisiologik hewan sesuai dengan jenis, jenis

Page 16: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

4

kelamin, dan umur. Beberapa kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi disebabkan

oleh kurangnya pengetahuan pemilik hewan peliharaan (Odendaal 2005).

Penilaian dari sisi pemilik terbagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama

terkait dengan lingkungan atau ruang yang disediakan oleh pemilik hewan untuk

hewan peliharaannya. Pembentukan lingkungan buatan untuk hewan peliharaan

dipengaruhi keadaan keuangan atau ekonomi (Grant et al. 1998). Bagian kedua

terkait dengan rasa tanggung jawab pemilik terhadap hewan peliharaannya.

Tanggung jawab ini didasarkan pada pemahaman terhadap artipenjinakan hewan

secara fisik dan perilaku hewan sehingga dapat dimanfaatkan bagi manusia

(domestikasi). Ketika proses domestikasi itu dilakukan, maka sebagian besar

kebutuhan hewan menjadi tanggung jawab manusia untuk memenuhinya.

Semakin baik pengetahuan terhadap hewan peliharaannya, maka semakin baik

pula penerapan untuk memenuhi kebutuhan dasar hewan peliharaan.

Kepemilikan hewan peliharaan

Hewan peliharaan adalah hewan yang kehidupannya untuk sebagian atau

seluruhnya bergantung pada manusia dan dipelihara untuk tujuan tertentu. Salah

satu tujuan memelihara hewan adalah untuk menghilangkan rasa kesepian.

Kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif terhadap dimilikinya

hubungan yang lebih sedikit dan lebih tidak memuaskan dibandingkan yang

diinginkan orang tersebut (Baron dan Byne 2005). Menurut Nurlayli dan Hidayati

(2014) bahwa kesepian dapat berubah menjadi depresi yang dapat mengarah ke

penyalahgunaan obat dan bulimia nervousa, keadaan depresi juga dapat

menyebabkan munculnya situasi rendah harga diri dan hanya mengharapkan

kepuasan semu. Kesepian yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan

perilaku negatif (Nurlayli dan Hidayati 2014).

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa memelihara hewan tidak hanya

sekedar hobi, namun juga bermanfaat yang beragam, seperti kesehatan fisiologik

maupun psikologik. Memelihara anjing secara signifikan meningkatkan mutu

hidup dalam aspek fisik. Sedangkan memelihara kucing dan selain anjing dapat

meningkatkan mutu sosial (Lewiset et al. 2009; Mc Connell et al. 2011). Jumlah

hewan peliharaan di Kota Depok mengalami peningkatan, terutama hewan piara

anjing dan kucing (Riyandani 2010, data tidak dipublikasikan) sekaligus menjabat

sebagai kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kota Depok.

Dipaparkan bahwa pada tahun 2009 terdata 783 ekor anjing, 172 ekor kucing

terjadi peningkatan pada tahun 2010 meningkat menjadi 856 ekor anjing dan 205

ekor kucing yang telah terdata dan menerima vaksin.

Profil Kota Depok

Kota Depok secara geografis terletak pada koordinat 6o19’00”-6

o28’00”

lintang selatan dan 106o43’00”-106

o55’30” bujur timur. Kota berbatasan dengan

tiga kabupaten dan satu propinsi seperti yang terpapar pada Gambar 1 di bawah

ini. Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan dan wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan

Page 17: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

5

Gunungputri Kabupaten Bogor. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Cibinong dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten

Bogor.

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Depok

Kota Depok merupakan daerah yang sedang berkembang maju dengan

sangat pesat. Daerah dengan luas wilayah 200,29 km2 dengan jumlah penduduk

1.962.160 jiwa merupakan daerah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk

tercepat kedua setelah Kabupaten Bekasi (BPS 2013). Tingkat pendidikan rata-

rata di Kota Depok cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa proporsi

penduduk memiliki ijasah setara SMA menempati urutan terbesar, yaitu 35%.

Kota Depok memiliki sebelas kecamatan dan 63 kelurahan serta memiliki

pemerataan tingkat pendidikan di daerah-daerah tersebut relatif lebih baik

dibandingkan rata-rata Jawa Barat.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari minggu kedua bulan Februari sampai

dengan minggu keempat bulan April 2015. Penelitian ini dilakukan melalui

pengisian kuesioner oleh siswa/i pemilik hewan peliharaan dan tidak memiliki

hewan peliharaan di sembilan sekolah setingkat pendidikan dasar dan lanjutan di

Kota Depok. Sekolah yang dijadikan tempat pengambilan data diantaranya tiga

sekolah dasar (SDIT Mawaddah, SDIT Al-Qalam dan SD Muhammadiyah ), tiga

sekoah menengah pertama (SMPN 1 Depok, SMN 9 Depok dan SMP Yapkum),

dan tiga sekolah menengah atas (SMAN 6 Depok, SMA Ar- Rahmaniyah dan

SMA Pelita).

Page 18: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

6

Rancangan Penelitian

Populasi studi

Jumlah responden yang akan diambil untuk penelitian ini adalah 40 siswa/i

setiap lokasi. Menurut Lindner et al. (2001), jumlah minimal responden adalah 30

responden dan maksimal sebanyak 500 responden.

Jenis dan cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Cara perolehan

data dengan kuesioner dilakukan dengan wawancara bagi siswa/i di lokasi

penelitian.

Rancangan kuesioner

Kuesioner terdiri atas dua bagian yang tersusun atas 53 pertanyaan. Bagian

pertama menjaring data responden dan bagian kedua menjaring data mengenai

hubungan responden dengan pola pemeliharaan hewan peliharaan. Pertanyaan

mengenai data responden terdiri atas sebelas pertanyaan berupa pertanyaan tipe

terbuka dan tipe tertutup. Pertanyaan terbuka untuk menanyakan data responden

yang membebaskan kepada responden untuk menjawab apa saja. Contoh

pertanyaan tipe ini diantaranya alamat tempat tinggal. Pertanyaan tipe tertutup

merupakan pertanyaan yang jawabannya telah disediakan sehingga responden

hanya memilih jawaban dari pilihan jawaban yang disediakan. Bagian kedua

kuesioner terdiri dari pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan

dan penerapan tentang aspek kesejahteraan hewan terhadap hewan peliharaan

responden. Dari 42 pertanyaan ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu 19 pertanyaan yang menanyakan tentang aspek pengetahuan

responden, sebelas pertanyaan tentang aspek perilaku responden dan 12

pertanyaan tentang sikap responden.

Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan menggunakan 19 pertanyaan

yang di kelompokkan dengan pilihan jawaban yg berbeda. Terdapat 15 pertanyaan

dengan pilihan jawaban “sangat mengetahui”, “mengetahui”, “kurang

mengetahui”, “tidak mengetahui”, dan “sangat tidak mengetahui”. Jawaban

“sangat mengetahui” dan “mengetahui” masing-masing diberi nilai 1 sedangkan

jawaban “kurang mengetahui”, “tidak mengetahui”, dan “sangat tidak

mengetahui” masing- masing diberi nilai nol. Jika responden menjawab dengan

memperoleh nilai kumulatif 1–9 maka responden dikelompokkan memiliki

pengetahuan yang rendah dan 10–19 maka responden dikelompokkan memiliki

pengetahuan yang tinggi.

Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 12 pertanyaan dengan

pilihan jawaban “iya” dan “tidak”. Jawaban “iya” diberikan nilai 1 dan “tidak”

diberi nilai 0. Jika responden menjawab dengan memperoleh nilai kumulatif 1–6

Page 19: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

7

maka dikelompokkan responden bersikap kurang baik dan 7–12 maka

dikelompokkan responden bersikap dengan baik.

Pengukuran Perilaku

Pengukuran perilaku dilakukan dengan menggunakan sebelas pertanyaan

dengan pilihan jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”, “tidak setuju”

dan “sangat tidak setuju”. Jawaban “sangat setuju” bernilai 4, “setuju” bernilai 3,

“kurang setuju” bernilai 2, sedangkan untuk “tidak setuju” dan “sangat tidak

setuju” masing-masing diberi nilai 0. Jika responden menjawab dengan

memperoleh nilai kumulatif 1–22 maka dikelompokkan responden melaksanakan

dengan kurang baik dan 23–44 maka responden dikelompokkan responden

melaksanakan dengan baik.

Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif dan peubah dengan

uji chi square. Analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran secara

sistematis, peubah dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki (Heiman 2011). Data yang diperoleh dari

responden diinterpretasikan dan dikaitkan dengan peubah-faktor yang diselidiki

sesuai dengan tujuan. Chi square digunakan untuk menguji hubungan atau

pengaruh dua peubah nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara peubah

yang satu dengan peubah nominal lainnya. Perhitungan chi square dilakukan

dengan program SPSS 18TM

dan Microsoft Excel 2007TM

. Perhitungan chi square

dilakukan menggunakan rumus berikut ini :

X² hitung = dengan :

obs : nilai observasi atau nilai yang ada pada data

exp : nilai expektasi atau notasi untuk nilai harapan, yang

didapatkan dari (hasil kali total kolom dengan total baris) dibagi

total data.

Page 20: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Tingkat pendidikan responden dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

pendidikan dasar (SD, SMP) dan pendidikan lanjutan (SMA). Kepemilikan hewan

peliharaan pada masing-masing tingkat pendidikan terbagi menjadi dua kelompok,

yaitu responden yang memiliki dan tidak memiliki hewan peliharaan. Pembagian

data responden dilakukan melalui metode bertingkat (strakta). Gambaran tingkat

pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan dipaparkan pada Tabel 1 di bawah

ini.

Tabel 1 Penyebaran tingkat pendidikan dan kepemilikan hewan peliharaan

reponden

Tingkat pendidikan Jumlah

responden SD SMP SMA

Kepemilikan hewan

peliharaan

Tidak 60 60 60 180

Ya 60 60 60 180

Total 120 120 120 360

Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa jumlah responden yang

memiliki hewan peliharaan dan tidak memiliki hewan peliharan dalam proporsi

yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk menyamakan pada masing-masing

kelompok responden yang hanya dibedakan dari tingkat pendidikan. Gambaran

mengenai tingkat pendidikan dan pengetahuan responden mengenai kesejahteraan

hewan dipaparkan dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Pengetahuan responden mengenai kesejahteraan hewan pada berbagai

tingkat pendidikan

Pengetahuan Jumlah

responden Rendah Tinggi

Tingkat pendidikan

SD 55 (45,8%) 65 (54,2%) 120

SMP 47 (39,2%) 73 (60,8%) 120

SMA 51 (42,5%) 69 (57,5%) 120

Total 153 (42,5%) 207 (57,5%) 360

Tabel 2 menggambarkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMP (73

responden) memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap pengetahuan mengenai

kesejahteraan hewan. Perolehan hasil tersebut mendasari bahwa tidak terlalu

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tingkat pendidikan. Pengetahuan

sendiri tidak seluruhnya dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Namun,

pengetahuan sangat erat hubungannya dengan instansi pendidikan karena semakin

tinggi pendidikan yang diperoleh biasanya semakin luas pola pengetahuannya.

Akan tetapi perlu ditekankan kembali bahwa bukan berarti seseorang yang

Page 21: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

9

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Tingginya tingkat

pendidikan seseorang tidak menjamin bahwa pengetahuan cukup baik tentang asas

kesejahteraan hewan (Rahmati dan Pribadi 2014). Hal ini mengingatkan bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak hanya diperoleh dari pendidikan formal

saja, tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non formal. Semakin mudah media

masa menyajikan informasi tentang benda, orang, tempat, peristiwa, dan informasi

lainya. Media masa telah dipergunakan diberbagai instansi sebagai media

pendidikan, meskipun efek yang ditimbulkan oleh tayangan-tayangan media masa

dapat berbeda-beda. Pengetahuan biasanya mengacu pada penggunaan media

massa, baik secara positif maupun negatif (Morissan 2010).

Hubungan antara pendidikan responden dan perilaku responden mengenai

kesejahteraan hewan dipaparkan dalam Tabel 3 di bawah ini. Hampir semua

responden memperlihatkan perilaku yang baik berkaitan dengan kesejahteraan

hewan dengan pemberian pakan pada hewan peliharaan dengan sesuai kebutuhan

secara rutin serta pemberian air minum yang cukup di dalam kandang. Responden

pun menyiapkan kandang yang terlindungi dari panas dan hujan, tempat yang

bersih, dan mempunyai ukuran kandang cukup memberikan kebebasan hewan

beraktivitas dengan baik. Dapat dikatakan bahwa tingkat SD, SMP dan SMA

memiliki perilaku baik dengan asas kesejahteran hewan di Kota Depok. Hal ini

menunjukkan pada umumya pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk

juga perilaku seseorang akan pola hidup, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi (Wawan dan Dewi 2010). Hal ini menunjukkan

bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun

perasaan tidak mendukung atau memihak pada obyek tersebut (Azwar 2011).

Tabel 3 Perilaku responden mengenai kesejahteraan hewan pada berbagai

tingkat pendidikan

Perilaku Jumlah

responden Rendah Tinggi

Tingkat

pendidikan

SD 1 (0.8%) 119 (99.2%) 120

SMP 1 (0.8%) 119 (99.2%) 120

SMA 0 (0%) 120 (100%) 120

Total 2 (0.5%) 358 (99.5%) 360

Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap asas kesejahteraan hewan di

Kota Depok menunjukkan jumlah responden dan persentase yang tinggi pada tiap

tingkat pendidikan. Persentase tertinggi pertama ditujukkan oleh tingkat

pendidikan SMP (90%) hal ini menunjukkan bahwa sikap adalah suatu bentuk

evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap sendiri dapat diartikan sebagai pandangan

atau perasaaan yang disertai oleh kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek

tertentu. Gambaran sikap responden mengenai kesejahteraan hewan dapat dilihat

dalam berbagai tingkat pendidikan dipaparkan dalam Tabel 4 di bawah ini.

Page 22: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

10

Tabel 4 Sikap responden mengenai kesejahteraan hewan pada berbagai

tingkat pendidikan

Sikap Jumlah

responen Rendah Tinggi

Tingkat

pendidikan

SD 19 (15,8%) 101 (84,2%) 120

SMP 12 (10%) 108 (90%) 120

SMA 15 (12,5%) 105 (87,5%) 120

Total 46 (12,8%) 314 (87.,2%) 360

Teknik analisis statistika menggunakan uji chi square ini digunakan untuk

menguji indenpendensi dua peubah yang masing-masing peubah memiliki

kategori-kategori. Dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan

responden terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap asas kesejahteraan

hewan.

Tabel 5 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan

perilaku terhadap asas kesejahteraan hewan

Tingkat

pendidikan

Parameter

Pengetahuan Sikap Perilaku

SD 0,236 0,068 0,365

SMP 0,070 0,027* 0,365

SMA 0,057 0,064 1,000

*nilai probabilitas < 0,05 menyatakan nilai berbeda nyata

Data pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara responden tingkat pendidikan SMP dengan sikap mereka

terhadap asas kesejahteraan hewan. Tingkat pendidikan SMP merupakan masa

remaja yang sedang mengalami perkembangan emosional yang tinggi. Sesuai

dengan hasil pada Tabel 4 yang menunjukkan sikap pada tingkat pendidikan SMP

memengaruhi terkait asas kesejaheraan hewan lebih tinggi. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tingkat pendidikan tidak

memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan dan perilaku terhadap asas

kesejahteraan hewan (Rahmiati dan Pribadi 2014). Hasil analisis mengenai

hubungan antara responden yang memiliki hewan peliharaan dan yang tidak

terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap asas kesejahteraan hewan

dipaparkan dalam Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Hubungan antara kepemilikan hewan peliharaan dengan pengetahuan,

sikap, dan perilaku terhadap asa kesejahteraan hewan

Kepemilikan

Hewan Peliharaan

Parameter

Pengetahuan Sikap Perilaku

0,000* 0,752 1,000

*nilai probabilitas < 0,05 menyatakan nilai berbeda nyata

Memiliki hewan peliharaan merupakan salah satu pilihan untuk memperoleh

hiburan tersendiri diantara kesibukan dan beratnya pekerjan. Memelihara hewan

peliharaan juga dapat dikaitkan dengan kesehatan. Dari hasil beberapa penelitian

Page 23: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

11

sebelumnya dipaparkan hasil bahwa memiliki hewan tertentu dapat menjadi

sarana terapi yang baik (Setianingrum 2012). Memiliki hewan peliharaan akan

menuntut secara langsung maupun tidak langsung kepada pemilik untuk mencari

tahu informasi terkait cara dan kebutuhan hewan peliharaannya. Hal tersebut

mereka lakukan untuk mencegah hewan peliharaan kesayangannya sakit, kotor,

dan tidak bernilai keindahan. Responden yang memiliki hewan peliharaan lebih

banyak memperoleh informasi terkait dengan asas kesejahteraan hewan secara

non formal, seperti bertanya pada petugas toko hewan atau klinik hewan, dokter

hewan, dan komunitas pencinta hewan. Responden yang memelihara hewan

peliharaan anjing dan kucing memiliki kecenderungan untuk mendatangi toko

hewan atau klinik hewan untuk .memandikan demi menjaga kesehatan dan

penampilan hewan peliharaannya. Hasil ini memperkuat bahwa kepemilikan

hewan peliharaan berkaitan erat pada pengetahuan responden terhadap asas

kesejahteraan hewan.

Kepemilikan hewan peliharan konsumsi, seperti ternak sapi, kerbau,

domba, kambing, kuda dan unggas, juga mepunyai andil besar dalam pemenuhan

kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Mereka juga dimanfaatkan sebagai

hewan yang membantu manusia dalam pekerjaan-pekerjaan berat, seperti

membajak sawah dan kendaraan pengangkut barang (Winarso 2008). Penerapan

kesejahteraan hewan konsumsi, seperti pada perindustrian perunggasan, memiliki

cara berbeda dengan tetap menerapkan nilai lima bebas. Menurut Islahuddin

(2009) terdapat tiga aspek penting dalam kesejahteraan hewan pada perunggasan,

yakni aspek pengangkutan yang meliputi kendaraan dan alat pembawa; aspek

penampungan yang meliputi perkandangan, pemeliharaan, pembersihan,

kesehatan dan limbah; dan aspek penyembelihan yang meliputi karyawan,

peralatan, dan proses.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara tingkat pendidikan dan

kepemilikan hewan peliharaan dalam penerapan kesejahteraan hewan. Tingkat

pendidikan SMP memengaruhi sikap terhadap asas kesejahteraan hewan.

Kepemilikan hewan peliharaan memengaruhi pengetahuan terhadap asas

kesejahteraan hewan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dengan responden masyarakat umum yang tidak memiliki hewan peliharaan

berdasarkan jarak atau penyebaran toko hewan atau klinik hewan. Hal tersebut

untuk melihat pandangan masyarakat terkait asas kesejahteraan hewan. Serta agar

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penarikan sampel secara wilayah

(cluster) dengan cakupan lebih luas untuk melihat perbandingan hubungan pada

masing-masing wilayah. Disarankan juga untuk melakukan penelitian yang

Page 24: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

12

melibatkan kepemilikan hewan peliharaan konsumsi dan pemilik hewan peliharan

kesayangan terkait tujuan kepemilikan dengan penerapan asas kesejahteraan

hewan.

Page 25: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

13

DAFTAR PUSTAKA

Azwar S. 2011. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta (ID): Pustaka

Pelajar.

Baron RA, Byne D. 2005. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta (ID) :

Erlangga.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Kota Depok dalam angka 2012. Dinas

pertanian Kota Depok [Internet]. [diunduh 2015 April 11]. Tersedia pada:

http://depokkota.bps.go.id.

Cheeke PR. 2004. Contemporary Issues in Animal Agriculture. New Jersey (US):

Pearson Education Inc.

Compton WC. 2005. An Introduction Positive Psychology. Belmont (US):

Wadswort.

Djumransjah HM. 2004. Pengantar Filsafat Pendidikan. Malang (ID): Bayumedia

Publishing.

Duncan IJH, Fraser D. 1997. Understanding Animal Welfare. In: Animal Welfare.

United Kingdom (UK): CAB Imternasional, Wallingford.

Eccleston KJ. 2009. Animal Wealfar di Jawa Timur Model Pendidikan

Kesejahteraan Binatang di Jawa Timur. [skripsi]. Malang (ID) :Universitas

Muhammadiyah Malang

[FAWC] Farm Animal Welfare Council. 1993. Second report on priories for

research and development in farm animal welfare. United Kingdom:

MAFF Tolworth

Grant DI, Michell AR, Ewbank R. 1998. Perceived and actual welfare

issues:companion animals. In Ethics, law and market forces: the veterinary

interface. Wheathampstead (UK): Federation Univ for Animal Welfare.

Hartuti RS, Adam M, Murtina T. 2014. Kajian Kesejahteraan Kucing yang

Dipelihara pada Beberapa Pet Shop di Wilayah Bekasi, Jawa Barat. J.

Medika Veterinarian. 8(1): 0853-1943

Heiman GW. 2011. Basic Statistic For The Behavioral Sciences. Belmont (US):

Wadsworth. Ed ke-6.

Huda MN. 2013. Peran Animals Asia dalam Penanggulangan Penyiksaan Hewan

di Cina. J. Ilmu Hubungan Internasional. 1(3): 741-752.

Islahuddin BO. 2009. Penerapan kesejahteraan hewan pada tempat penjualan

unggas hidup di Kota Bogor. [skrpsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Knight S, Barnett L. 2008. Justifying attitudes toward animal use: aqualitative

study of people’s views and beliefs. Anthrozoos 21:31-42.

Lindner JR, Murphy TH, Briers GE. 2001. Handling nonresponse in social

science. J. Agric Education. 42(4):43-53.

Luke C, Arluke A, Levin J. 1997. Cruelty to animals and other crimes. [laporan

penelitian] Norwegia (US) : MSPCA and Northeastem University

Page 26: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

14

Mc Connell AR, Brown CM, Shoda TM, Styto LE, Martin CE. 2011. Friends with

benefits: on the positive consequqnces of pet ownership. J. Personality and

Social Psychology. 101: 1239-1252.

Morissan. 2010. Periklanan: Komnikasi Pemasaan Terpadu. Jakarta (ID):

Prenada Media Group.

Nurlayli RK, Hidayati DS. 2014. Kesepian pemilik hewan peliharaan yang tinggal

terpisah dari keluarga. J. Ilmiah Psikologi Terapan. 2(1):22-35.

Odendaal JSJ. 2005. Science-based assessment of animal welfare: companion

animals. Rev. Sci. Tech. Off. Int. Epiz. 24(2):493-502.

[OIE] Office International des Epizooties. 2009. Terrestrial Animal Health Code.

Chapter 7.1 Introduction to the recommendations for animal welfare. Article

7.1.1. Ed. Ke 20. Paris (FR): OIE

[OIE] Office International des Epizooties. 2015. Strategi Kesejahteraan Hewan

Regional. Asia, Timur Jauh dan Oceania (ID): Office International des

Epizooties.

[PETA] People for the Ethical Treatment of Animals. 2007. Animal Sacrifices:

Cruel Rituals [Internet]. [diunduh 2014 Mei 20]. Tersedia pada:

http://www.peta.org/mc/factsheet_ display.asp?ID=77.

Rachmawaty A. 2011. Legalisasi animal welfare legislation di Inggris tahun 2006

[skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Pembangunan Nasional.

Raj ABM. 2004. Cultural, religious and ethical issue associated with Animal

Welfare. Conference on animal welfare: an OIE initiative. Paris 2004. EU

publication office. 247- 253.

Rahmiati DU, Pribadi ES. 2014. Tingkat pendidikan dan status ekonomi pemilik

hewan kesayangan dalam hal pengetahuan dan penerapan

kesejahteraan hewan. J. Veteriner. 15(3): 386-394.

Setianingrum F. 2012. Manfaat memelihara hewan pada penderita penyakit kronis

[sripsi]. Malang (ID): Universitas Muhammadiyah Malang

Wawan A, Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta (ID): Nuha Medika.

Winarso A. 2008. Kajian kesejahteraan ternak dalam ajaran agama buddha,

yahudi, nasrani dan islam [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wolf C, Lloyd J, Black J. 2008. An examination of US consumer pet-related and

veterinary service expenditures, 1980-2005. JAVMA. 233:404-413.

Page 27: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

15

Lampiran 1 Definisi operasional peubah

Peubah Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala

Pendidikan

responden

Pendidikan yang

sedang dijalani oleh

responden

Kuiesioner Wawancara SD/ sederajat

SMP/sederajat

SMA/ SMK/sederajat

Kepemilikan

hewan peliharaan

Keterkaitan

kepemilikan hewan

peliharaan responden

Kuesioner Wawancara Memiliki hewan

peliharaan

Tidak memiliki hewan

peliharaan

Jenis Hewan

Peliharaan

Spesies hewan yang

dipelihara

Kuesioner Wawancara -anjing

-kucing

-hamster

-kelinci

-lainnya

Tingkat

Pengetahuan

Kemampuan berpikir

dan nalar dari pemilik

hewan

Kuesioner Analisa

jawaban dari

pemilik hewan

Tinggi: dari 19

pertanyaan tentang

pengetahuan

memperoleh nilai

komulatif lebih dari 9

Rendah: dari 19

pertanyaan tentang

pengetahuan

memperoleh nilai

komulatif kurang dari

9

Penerapan

a. Perilaku

Tindakan yang

dilakukan oleh

pemilik hewan dalam

rangka memelihara

hewan

Kuesioner Analisa

jawaban dari

pemilik hewan

Tinggi: dari 11

pertanyaan tentang

perilaku memperoleh

nilai komulatif lebih

dari 22

Rendah: dari 11

pertanyaan tentang

perilaku memperoleh

nilai komulatif kurang

dari 22

b. Sikap Persepsi yang

dimiliki oleh pemilik

hewan mengenai asas

animal welfare yang

diwujudkan dalam

prinsip pemeliharaan

Kuesioner Analisa

jawaban dari

pemilik hewan

Tinggi: dari 12

pertanyaan tentang

sikap memperoleh nilai

komulatif lebih dari 6

Rendah: dari 12

pertanyaan tentang

sikap memperoleh nilai

komulatif kurang dari

6

Kesejahteraan

hewan

Keadaan dari hewan

peliharaan yang

terhindar dari 5

aspek, kelaparan&

kehausan,

kesakitan,ketakutan

dan melakukan

perilaku alami

Kuesioner Analisa

jawaban dari

pemilik hewan

Memiliki jawaban

dengan kategori tinggi

dari penerapan

Page 28: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

16

Lampiran 2. Pengolahan Data

Tingkat Pendidikan * Pengetahuan

Tingkat pendidikan * pengetahuan Crosstabulation

Count

Pengetahuan

Total Rendah Tinggi

tingpen SD 55 65 120

SMP 47 73 120

SMA 51 69 120

Total 153 207 360

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,091a 2 ,579

Likelihood Ratio 1,092 2 ,579

Linear-by-Linear

Association

,272 1 ,602

N of Valid Cases 360

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 51,00.

Tingkat Pendidikan * Sikap

Tingkat pendidikan * Sikap Crosstabulation

Count

Sikap

Total Rendah Tinggi

Tingpen SD 19 101 120

SMP 12 108 120

SMA 15 105 120

Total 46 314 360

Page 29: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

17

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,844a 2 ,398

Likelihood Ratio 1,841 2 ,398

Linear-by-Linear

Association

,597 1 ,440

N of Valid Cases 360

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 15,33.

Tingkat Pendidikan * Perilaku

Tingkat pendidikan * perilaku Crosstabulation

Count

Perilaku

Total Rendah Tinggi

Tingkat

pendidikan

SD 1 119 120

SMP 1 119 120

SMA 0 120 120

Total 2 358 360

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 1,006a 2 ,605

Likelihood Ratio 1,627 2 ,443

Linear-by-Linear

Association

,752 1 ,386

N of Valid Cases 360

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,67.

Page 30: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

18

Kepemilikan Hewan Peliharaan * Pengetahuan

Kepemilikan Hewan * Pengetahuan Crosstabulation

Count

Pengetahuan

Total 1 2

Kepemilikan

Hewan

0 101 79 180

1 52 128 180

Total 153 207 360

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 27,292a 1 ,000

Continuity Correctionb 26,189 1 ,000

Likelihood Ratio 27,683 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear

Association

27,216 1 ,000

N of Valid Cases 360

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 76,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Kepemilikan Hewan Peliharaan * Sikap

Kepemilikan hewan * sikap Crosstabulation

Count

Sikap

Total 1 2

Kepemilikan

Hewan

0 24 156 180

1 22 158 180

Total 46 314 360

Page 31: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

19

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square ,100a 1 ,752

Continuity Correctionb ,025 1 ,875

Likelihood Ratio ,100 1 ,752

Fisher's Exact Test ,875 ,437

Linear-by-Linear

Association

,099 1 ,753

N of Valid Cases 360

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Kepemilikan Hewan peliharaan * Perilaku

Kepemilikan hewan * perilaku Crosstabulation

Count

perilaku

Total 1 2

Kepemilikan

hewan

0 1 179 180

1 1 179 180

Total 2 358 360

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square ,000a 1 1,000

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,000 1 1,000

Fisher's Exact Test 1,000 ,751

Linear-by-Linear

Association

,000 1 1,000

N of Valid Cases 360

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 32: F TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEPEMILIKAN HEWAN … · tambahan bagi manusia (Rahmiati dan Pribadi 2014). ... keadaan kebersihan dan kesehatan hewannya juga menjadi beban moril bagi pemilik.

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 19 Juni 1990. Penulis adalah anak

ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Abd. Rohim dan Yayah Rokayah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 09 Pagi Bukit Duri Tanjakan,

Jakarta Selatan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN

1 Depok dan lulus pada tahun 2005. Sekolah Menengah Atas penulis ditempuh di

SMAN 6 Depok dan lulus pada tahun 2008. Penulis diterima masuk Fakultas

Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur

SNMPTN.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis bergabung

di Badan Eksekutif Mahasisa Tingkat Persiapan Bersama, Dewan Perwakilan

Mahasiswa, Himpro Satwa Liar, dan Lembaga Struktural An- Nahl FKH IPB.

Selama menjadi mahasiswa di FKH IPB penulis juga berkesempatan menerima

beasiswa POM, Cendekia, dan Astaga.