PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH...

of 73 /73
i PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH : YUSUF AL BASHIR P.12 122 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Embed Size (px)

Transcript of PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH...

  • i

    PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH

    DEKUBITUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S

    DENGAN STROKE NON HEMORAGIK

    DI RUANG ANGGREK 2 DI

    RSUD Dr. MOEWARDI

    SURAKARTA

    DISUSUN OLEH :

    YUSUF AL BASHIR

    P.12 122

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2015

  • i

    PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH

    DEKUBITUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S

    DENGAN STROKE NON HEMORAGIK

    DI RUANG ANGGREK 2 DI

    RSUD Dr. MOEWARDI

    SURAKARTA

    KARYA TULIS ILMIAH

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program

    Pendidikan Diploma III Keperawatan

    DISUSUN OLEH :

    YUSUF AL BASHIR

    P.12122

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2015

  • ii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan di bawah ini

    Nama : YUSUF AL BASHIR

    NIM : P 12 122

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK

    MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN

    KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON

    HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI

    RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

    benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

    pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

    hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

    dengan ketentuan aturan yang berlaku.

    Surakarta, Mei 2015

    Yang membuat pernyataan

    Materai 6.000

    YUSUF AL BASHIR

    NIM. P 12 122

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

    Nama : Yusuf Al Bashir

    NIM : P12122

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK

    MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN

    KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON

    HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI RSUD Dr.

    MOEWARDI SURAKARTA

    Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

    Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Ditetapkan di : Surakarta

    Hari/Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

    Pembimbing : bc Yeti Nurhayati, M.Kes ( )

    NIK. 201378115

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

    Nama : YUSUF AL BASHIR

    NIM : P 12 122

    Program Studi : D III Keperawatan

    Judul : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK

    MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN

    KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON

    HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI RSUD Dr.

    MOEWARDI SURAKARTA

    Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

    prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Ditetapkan di : Surakarta

    Hari/Tanggal: Sabtu, 27 Juni 2015

    DEWAN PENGUJI

    Pembimbing : bc Yeti Nurhayati, M.Kes. ( )

    NIK. 201378115

    Penguji I :Ns.Anissa Cindy N.A, M.Kep ( )

    NIK. 201188087

    Penguji II :Ns.Alfyana Nadya R, M.Kep ( )

    NIK. 201086057

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi D III Keperawatan

    STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Atiek Murharyati, S.Kep. Ns., M.Kep.

    NIK.200680021

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

    berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian

    dengan judul Pemberian Minyak Zaitun untuk Mencegah Dekubitus pada

    Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Diagnosa Stroke Non Hemoragik di Ruang

    Anggrek 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

    Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

    dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

    yang terhormat :

    1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

    2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D III

    Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

    di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    3. bc Yeti Nurhayati,M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

    dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

    dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

    4. AnissaCindy,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah

    membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

    perasaan nyaman bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi

    kasus ini.

    5. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah

    membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

    perasaan nyaman bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi

    kasus ini.

  • vi

    6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

    Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

    serta ilmu yang bermanfaat.

    7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

    untuk menyelesaikan pendidikan.

    8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

    Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

    persatu, yang telah memeberikan dukungan moril dan spiritual.

    Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

    keperawatan dan kesehatan.Amin.

    Surakarta, Mei 2015

    Yusuf Al Bashir

  • vii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..... .... i

    PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ..... ........ iii

    LEMBAR PENGESAHAN ..... ......... iv

    KATA PENGANTAR ...... ................. v

    DAFTAR ISI ...... vi

    DAFTAR TABEL ..... viii

    DAFTAR GAMBAR ...... ... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ..... .... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................ ... 1

    B. Tujuan Penulisan ................. ....... 3

    C. Manfaat Penulisan ................. . 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori ................................................................................... 5

    1. Stroke non hemoragik .................................................................. 5

    2. Penyebab ...................................................................................... 5

    3. Patofisiologi ................................................................................. 6

    4. Manifestasi klinis ......................................................................... 7

    5. Dekubitus ...................................................................................... 9

    B. Asuhan keperawatan ......................................................................... 10

    C. Kerangka Teori ................................................................................. 17

    D. Kerangka Konsep ............................................................................... 17

  • viii

    BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

    A. Subjek Aplikasi Riset ......................................................................... 18

    B. Tempat dan Waktu ................ ..... 18

    C. Media atau Alat yang Digunakan ................. .. 18

    D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ................ ..... 18

    E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset ................ . 20

    BAB IV LAPORAN KASUS

    A. Identitas Klien .......................... .. 25

    B. Pengkajian .......................... 25

    C. Perumusan Masalah Keperawatan .......................... 31

    D. Perencanaan .......................... .. 32

    E. Implementasi .......................... 34

    F. Evaluasi .......................... 35

    BAB V PEMBAHASAN

    A. Pengkajian ................. 39

    B. Perumusan Masalah Keperawatan ................ 40

    C. Perencanaan................. .. 42

    D. Implementasi ................. 44

    E. Evaluasi ................. 48

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............... 50

    B. Saran ................. . 53

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Gambar alat ukur ................................................................... 20

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.Kerangka Teori .................................................................. 17

    Gambar 2.Kerangka Konsep ............................................................... 17

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Format Pendelegasian Pasien

    Lampiran 2 Log Book

    Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

    Lampiran 4 Asuhan keperawatan

    Lampiran 5 Jurnal Pemberian Minyak Zaitun Untuk Mencegah Dekubitus

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Stroke adalah hilangnya fungsi otak yang disebabkan suplai darah ke otak

    terhenti, maka dari itu stroke menjadi peringkat kedua dari penyebab

    kematian dengan laju mortalitas 18%-37%. Stroke juga menyebabkan

    kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia (Pudiastuti, 2013).

    Dari dataWorld Health Organization (WHO) menunjukkan angka Stroke

    Non Hemoragik (SNH) didunia untuk semua kelompok umur penderita stroke

    7,2 juta jiwa (12,2%). Penderita stroke di Jawa Tengah menurut profil

    kesehatan (2012) sebanyak (0,7%), sedangkan penderita stroke di Rumah

    Sakit Umum Dr. Moewardi pada bulan Januari Maret tahun 2015 sebanyak

    8 orang (Junaidi, 2012).

    Stroke Non Hemoragik (SNH) ialah terhentinya aliran darah ke otak

    disebabkan karena penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah

    (aterosklerosis) atau bekuan yang sudah atau sekitar 83% pasien mengalami

    jenis stroke ini (Soeraika, 2012). Menurut Pudiastuti (2013) bahwa stroke

    dapat menyebabkan kelumpuhan.

    Kelumpuhan pada pasien stroke menyebabkan tirah baring lama. Lebih

    lanjut tirah baring lama akan berdampak pada integritas kulit yang mengalami

    kerusakan (Yolanda, 2012).

  • 2

    Kerusakan integritas kulit yang biasanya timbul pada pasien dengan tirah

    baring lama, lama kelamaan akan menimbulkan luka dekubitus. Untuk dapat

    mempertahankan agar integritas kulit pasien dengan tirah baring lama tetap

    baik, dapat diberikan tindakan keperawatan alih baring dan juga pemberian

    minyak zaitun (Yolanda, 2012).

    Minyak zaitun yang mengandung asam lemak dapat memberikan

    kelembapan pada kulit serta kehalusan kulit. Minyak ini mengandung asam

    oleat hingga 80% dapat melindungi elastisitas kulit dari kerusakan.

    Berdasarkan hasil jurnal Yolanda (2012) dengan judul jurnal efektifitas

    pemberian minyak zaitun untuk mencegah dekubitus pada pasien tirah baring

    lama maka dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak zaitun efektif dalam

    mencegah terjadinya dekubitus.

    Studi kasus yang dilakukan penulis pada tanggal 1621 Maret 2015 di

    dapatkan data bahwa Ny. S dengan usia 75 tahun yang mengalami stroke dan

    sudah mengalami eritema tetapi belum diberikan terapi. Berdasarkan latar

    belakang di atas bahwa penulis tertarik untuk mengaplikasikan jurnal tersebut

    dengan judul pemberian minyak zaitun untuk mencegah dekubitus pada

    Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Anggrek

    2 Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

  • 3

    B. Tujuan Penulis

    1. Tujuan Umum

    Mengaplikasikan tindakan pemberian minyak zaitun pada pasien

    tirah baring lama untuk mencegah dekubitus Pada Ny. S dengan Stroke

    Non Hemoragik di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dalam aplikasi pemberian minyak zaitun pada

    pasien tirah baring lama adalah sebagai berikut:

    a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien stroke non

    hemoragik.

    b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien stroke non

    hemoragik.

    c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien

    stroke non hemoragik.

    d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien stroke non

    hemoragik.

    e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pada pasien stroke non

    hemoragik.

    f. Penulis mampu menganalisa pemberian minyak zaitun untuk

    mencegah dekubitus pada asuhan keperawatan Ny. S dengan stroke

    non hemoragik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

  • 4

    C. Manfaat Penulisan

    Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi penulis

    Hasil aplikasi ini diharapkan dapat diterapkan atau diaplikasikan oleh

    penulis kelak setelah memasuki dunia kerja.

    2. Bagi Praktik Keperawatan

    Hasil aplikasi ini diharapkan akan digunakan oleh perawat di rumah sakit

    untuk memberikan minyak zaitun kepada pasien karena minyak zaitun

    mengandung asam oleat yang dapat melindungi kulit dan melindungi

    elastisitas kulit dari kerusakan dan mencegah dekubitus.

    3. Bagi Institusi Pendidikan

    Hasilaplikasi ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pendidikan

    keperawatan untuk memberikan materi tentang terapi komplementer pada

    pasien SNH khususnya yang mengalami tirah baring lama dengan

    pemberian minyak zaitun.

    4. Bagi Institusi Rumah Sakit

    Hasil inidiharapkan dapat diterapkan di rumah sakit untuk menambah

    referensi institusi rumah sakit untuk penatalaksanaan pemberian minyak

    zaitun untuk mencegah dekubitus.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Stroke Non Hemoragik

    a. Definisi

    Stroke Non Hemoragik ialah gangguan fungsional otak berupa

    suplai aliran darah ke otak terhenti karena penumpukan kolesterol pada

    dinding pembuluh darah atau bekuan darah yang menyumbat sehingga

    suplai darah ke otak berkurang (Soeraika, 2012).

    Sedangkan stroke menurut Pudiastuti (2013) Stroke Non

    Hemoragik ialah terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak

    terhenti akibat dari penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh

    darah atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah sehingga

    suplai darah keotak berkurang stroke menyerang otak dan merusak sel-

    sel otak yang berhubungan dengan saraf.

    b. Penyebab Stroke

    1) Faktor resiko medis antara lain:

    a) Sering sakit kepala (Migran),

    b) Hipertensi,

    c) Riwayat stroke dalam keluarga,

    d) Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

  • 6

    2) Faktor resiko perilaku antara lain :

    a) Kurangnya olahraga,

    b) Merokok (aktif&pasif )

    c) Obesitas,

    d) Stres.

    Faktor lain yang menyebabkan stroke adalah:

    a) Trombosis serebral,

    b) Terajadi pembuluh darah dimana trombosis dapat menyebabkan

    iskemia jaringan ke otak tersumbat,

    c) Emboli serebral,

    d) Penyumbatan pada pembuluh darah otak yang di sebabkan oleh

    bekuan darah, lemak dan udara yang menyumbat pada dinding

    pembuluh darah,

    e) Peredaran darah intra serebral,

    f) Pembuluh darah otak yang pecah terjadi karena darah tinggi atau

    hipertensi. Pecahnya pembuluh darah ini menyebabkan penekanan dan

    pergeseran. Jaringan otak yang bengkak karena penekanan

    menyebabkan infark otak, oedema, serta herniasi otak,

    g) Vaskulitis sistem saraf pusat,

    h) Miksoma atrium.

  • 7

    c. Patofisiologi

    Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai

    cadangan oksigen. Jika aliran darah ke otak terhambat karena trombus

    dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak.

    Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejala yang dapat

    pulih seperti kehilangan kesadaran, kekurangan oksigen dalam waktu

    lama menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron neuron. Kekurangan

    oksigen pada awalnya mungkin akibat anemia dan kesukaran untuk

    kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus merupakan akibat

    dari bekuan darah, udara, plaque, ateroma fragmen lemak. Etiologi

    stroke adalah hipertensi (Corwin, 2009).

    Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di

    dalam arteriarteri yang membentuk sirkulasi willis. Apabila aliran

    darah ke jaringan otak terputus selama 1520 menit akan terjadi infark

    atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak

    selalu menyebabkan infark di daerah otak yang di perdarahan oleh arteri

    (Corwin, 2009).

    d. ManifestasiKlinis

    Pada stroke non hemoragik gejala utama timbulnya defisit

    neurologis secara mendadak atau subakut, terjadi pada waktu istirahat

    atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tak menurun, kecuali bila

    embulus cukup besar.

  • 8

    Stroke dapat di bagi atas:

    1) Perdarahan intraserebral

    Stroke akibat perdarahan intraserebral mempunyai gejala

    prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena

    hipertensi.Serangan seringkali setiap hari, saat aktifitas, atau marah.

    Sifat nyeri kepalanya hebat. Mual dan muntah seringkali terjadi sejak

    permulaan serangan. Kesadaran biasanya menurun cepat masuk koma

    (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara s.d 2 jam dan

    12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).

    2) Perdarahan subaraknoid

    Pasien dengan perdarahan subaraknoid gejala prodromal

    berupa nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan

    sangat bervariasi. Apabila edema papil bila terjadi perdarahan

    subhialoid karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikan anterior

    atau arteri karotis interna. Gejala neurologis yang timbul tergantung

    pada berat ringanya gangguan pembuluh darah. Manifestasi stroke

    dapat berupa :

    a) Kelumpuhan wajah dan gangguan sensibilitas pada satu atau

    lebih anggota badan,

    b) Perubahan mendadak status mental,

    c) Afaksia (bicara tidak lancar, kesulitan memahami ucapan),

    d) Ataksia anggota badan,

    e) Vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala.

  • 9

    e. Asuhan Keperawatan

    1) Pengkajian

    a) Identitas pasien

    Umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa, dll.

    b) Riwayat kesehatan dahulu

    (1) Riwayat hipertensi,

    (2) Riwayat penyakit kardiovaskuler,

    (3) Riwayat tinggi kolestrol,

    (4) Obesitas,

    (5) Riwayat DM,

    (6) Riwayat arterosklerosis.

    c) Riwayat kesehatan sekarang

    (1) Alam Kehilangan komunikasi,

    (2) Gangguan persepsi,

    (3) Kehilangan motorik.

    d) Riwayat kesehatan keluarga

    Apakah ada riwayat penyakit keturunan di dalam anggota

    keluarga.

    e) Aktifitas

    (1) Merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas,

    (2) Kelemahan,

    (3) Merasa mudah lelah, susah beristirahat,

    (4) Gangguan tonus otot,

  • 10

    (5) Gangguan pengelihatan,

    (6) Gangguan tingkat kesadaran.

    f) Sirkulasi

    (1) Adanya penyakit jantung,

    (2) Hipertensi arterial berhubungan dengan embolisme,

    (3) Frekuensi nadi dapat bervariasi karena tidakefektif keadaan

    jantung.

    g) Integritas ego

    (1) Perasaan tidak berdaya,perasaan putus asa,

    (2) Emosi labil,

    (3) Kesulitan untuk mengekspresikan diri.

    h) Eliminasi

    (1) Perubahan pola berkemih seperti inkontenensia urin, anuria,

    (2) Distensi abdomen, bising usus (-).

    i) Makan / cairan

    (1) Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut,

    (2) Kehilangan sensasi,

    (3) Disfagia, riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah,

    (4) Kesulitan menelan.

    j)Neurosensori

    (1) Pusing, sakit kepala berat,

    (2) Kelemahan,kesemutan,

    (3) Pengelihatan menurun: kehilangan daya lihat,

  • 11

    (4) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman,

    (5) Kehilangan kemampuan sensasi visual, pendengaran,

    gangguan persepsi.

    k) Nyeri

    (1) Sakit kepala dengan intensitas berbeda,

    (2) Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketergantungan

    pada otot.

    l) Pernafasan

    (1) Ketidak mampuan menelan, batuk, hambatan jalan

    nafas,

    (2) Pernafasan sulit, tidak teratur, suara nafas terdengar.

    m) Keamanan

    (1) Tidak mampu mengenali objek, warna dan wajah yang

    dikenali,

    (2) Gangguan berespon terhadap panas dan dingin,

    gangguan regulasi tubuh,

    (3) Kurang kesadaran diri.

    n) Status mental

    (1) tingkat kesadaran,

    (2) pemeriksaan kemampuan bicara,

    (3) pemeriksaan daya ingat,

    (4) pemeriksaan kemampuan berhitung.

  • 12

    o) Fungsi motorik

    (1) pemeriksaan ekstremitas, kekuatan otot,

    (2) fleksi dan ekstensi lengan,

    (3) abduksi lengan dan adduksi lengan.

    2) Diagnosa Keperawatan

    a) Ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d hipertensi

    b) Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler

    c) Intoleransi aktivitas b.d tirah baring

    d) Resiko kerusakan integritas kulit b.d imobilisasi fisik

    3) Intervensi

    a) Ketidak efektifan perfusi jaringan otak b.d hipertensi

    Tujuan : Pasien menunjukkan perfusi jaringan otakadekuat.

    KH : Berkurangya tekanan intra kranial, Tekanan darah dalam

    normal.

    Intervensi: tentukan faktor faktor yang berhubungan

    dengan keadaan tertentu atau potensial terjadinya

    peningkatan Tekanan Intra Kranial.

    Untuk megetahui tekanan darah dalam batas normal.

    Rasional: mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan

    potensial peningkatan Tekanan Intra Kranial.

    b) Hambatan mobillitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler

    Tujuan : Pasien mamapu melaksanakan aktifitas fisiksesuai

    dengan kemampuanya.

  • 13

    KH : Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan

    mobilitas.

    Intervensi : Ubah posisi pasien tiap 2 jam.

    Rasional : Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat

    sirkulasi darah yang jelek.

    c) Intoleransi aktivitas b.d tirah baring

    Tujuan : Kebutuhan aktivitas diri pasien terpenuhi.

    KH : Pasien dapat melakukan aktivitas diri sesuai sesuai

    dengan kemampuan pasien.

    Intervensi : Tentukkan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam

    melakukkan aktivitas diri.

    Rasional : Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan

    pemenuhan kebutuhan secara individu.

    2. Dekubitus

    b. Definisi

    Menurut Wijaya&Putri (2013), Ulkus dekubitus adalah luka

    yang terdapat pada permukaan kulit atau selaput lendir yang

    jaringanya mati karena terdapat kuman saprofit. Integritas kulit agar

    tidak timbul luka dekubitus dapat dipertahankan dengan memberikan

    minyak zaitun.

    Dekubitus adalah suatu kerusakan daerah seluler yang

    terlokalisasi akibat tekanan langsung pada kulit sehingga

  • 14

    menyebabkan iskemia maupun akibat gesekan sehingga menyebabkan

    stres mekanik dalam jaringan (Marison, 2004 dalam Yolanda, 2012).

    c. Faktor-faktor luka dekubitus :

    1) Gangguan input sensorik: pasien mengalami gangguan persepsi

    sensori terhadap nyeri dan tekanan.

    2) Gangguan fungsi motorik: pasien tidak mampu mengubah posisi

    secara mandiri sehingga beresiko terhadap dekubitus tetapi pasien

    tersebut masih bisa merasakan tekanan, tetapi tidak mampu

    mengubah posisi mandiri terhadap tekanan tersebut.

    3) Perubahan tingkat kesadaran: pasien bingung, atau mengalami

    perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melindungi dirinya

    dari dekubitus, tetapi tidak mampu memahami bagaimana

    menghilangkan tekanan itu.

    d. Klasifikasi dekubitus:

    Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan

    kemungkinan disertai kelainan.

    Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

    Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

    Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

    Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan

    atau tanpa selulitis.

    Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

    (Wijaya dan Putri, 2013).

  • 15

    3. Minyak Zaitun

    a. Definisi

    Tindakan yang terpenting dalam menjaga intergritas kulit

    adalah menjaga hidrasi kulit dalam batas yang wajar (tidak terlalu

    lembab atau terlalu kering). Menurut Registerd nurses asosiation of

    ontorio-RNO (2005) dalam Yolanda (2012) salah satu intervensi

    dalam menjaga intergritas kulit adalah dengan cara memberikan

    pelembab lubrikan seperti lotion, cream, dan salep lembab alkohol

    atau menggunakan barier pelindung kulit.

    Menurut Hammad (2011) minyak zaitun adalah minyak yang

    berasal dari biji zaitun yang kaya akan asam linoleat. Yang

    mengandung 85% mineral (fosfor, sulfat, kalsium). Sedikit protein,

    dan mengandung vitamin A, B, C, D, setiap 100 gram mengandung

    224 kalori.

    b. Jenis-jenis Minyak Zaitun

    1) Extravirgin olive oil : memiliki tingkat keasaman kurang

    dari %.

    2) Virgin olive oil : minyak yang hampir menyerupai

    ekstra virgin oil, bedanya virgin olive oil di ambil pada buah

    yang lebih matang dan tingkat keasamanya lebih tinggi.

    3) Revinet olive oil : merupakan Minyak Zaitun yang

    berasal dari penyulingan, jenis ini tingkat keasamanya lebih

  • 16

    dari 3.3%, aromanya kurang begitu baik dan rasanya kurang

    menggugah lidah.

    4) Pure olive oil : minyak zaitun yang paling laris di

    jual di pasaran. Warna, rasa dan aromanya lebih ringan dari

    virgin olive oil.

    5) Extra light olive oil : merupakan campuran minyak

    zaitun murni dan hasil sulingan, sehingga kualitasnya kurang

    baik, tetapi jenis ini lebih populer di pasaran karena harganya

    lebih murah dari pada jenis lainya.

    c. Kandungan Minyak Zaitun

    Adapun kandungan dari minyak zaitun itu sendiri dalah :

    1) Lemak jenuh

    a) Asam palmitat 7,5-20,0%.

    b) Asam stearat 0,5-5,0%.

    c) Asam aracidat< 0,8%.

    d) Asam behenat< 0,3%.

    e) Asam mistart < 0,1%.

    f) Asam lignocerat< 1,0 %.

    2) Lemak tak jenuh

    a) MUFA terdiri atas oleat atau omega 9 55-83% dan asam

    palmito leat 0,3 asa 3,5%.

    b) PUFA terdiri atas asam linolet omega 6 3,5-2,1 % dan asam

    linoleta omega 3 < 1,5%

  • 17

    c) Vit E dan vit K

    d) Senyawa aktioksidonfenol, tokoferol, sterol, pikmenfitro

    estrogen.

  • 18

    B. Kerangka teori

    Gambar 1. Kerangka Teori

    Penyebab stroke bekuan darah,

    lemak dan udara yang menyumbat

    pada dinding pembuluh darah.

    Stroke non

    hemoragik

    Kelumpuhan wajah atau

    gangguan pada satu atau

    lebihanggota badan

    Meyebabkan gangguan pada

    intergritas kulit atau terjadi

    luka tekan

    Di beri terapi

    minyak zaitun

    Bedreast

  • 19

    C. Kerangka konsep

    Gambar 2. Kerangka Konsep

    Terjadi gangguan pada

    intergritas kulit atau

    terjadi luka tekan

    Di berikan terapi

    minyak zaitun

    Terjadi kelembapan pada

    kulit sehingga tidak

    terjadi kerusakaan

    intergritas kulit

  • 20

    BAB III

    METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

    A. Subjek Aplikasi Riset

    Subjek bernama Ny. S berumur 75 tahun dirawat rumah sakit 4 hari,

    dan mengalami tirah baring lama, belum mengalami ulkus dekubitus tetapi

    sudah mengalami kemerahan, dengan skala 13.

    B. Tempat dan Waktu

    Aplikasi ini dilaksanakan pada tanggal 16-21 Maret 2015 di Ruang

    Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

    C. Media dan Alat yang di gunakan

    Dalam aplikasi ini media dan alat yang digunakan adalah:

    1) Skala braden.

    2) Minyak zaitun.

    D. Prosedur Tindakan

    Prosedur tindakan yang akan diterapkan adalah :

    1) Tahap pertama mencari pasien yang sesuai dengan kriteria.

    2) Setelah sesuai dengan kriteria, pasien dan keluarga diberi pengertian

    tentang tindakan yang akan di lakukan.

  • 21

    3) Setelah diberi penjelasan dan pasien setuju, lalu melakukan pengukuran

    dengan skala breaden untuk mengetahui apakah pasien beresiko ulkus.

    4) Setelah itu balurkan minyak zaitun, 20ml minyak zaitun di punggung dan

    sakrum dengan sekali usapan. Tindakan ini dilakukan selama kurang lebih

    7 hari.

    5) Dengan setiap hari dilakukan penilaian skala braden untuk menilai

    kemajuan diberikan minyak zaitun.

  • 22

    E. Alat Ukur

    Tabel 1. Gambar alat ukur

  • 23

  • 24

  • 25

  • 26

  • 27

    BAB IV

    LAPORAN KASUS

    Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang pengelolaan asuhan

    keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan Umur 75 tahun di Ruang

    Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 16-18 Maret 2015.

    Pengelolaan asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

    intervensi, implementasi, evaluasi.

    A. Identitas Klien

    Data Umum

    Ny. S berumur 75 tahun beragama kristen pendidikan terakhir Ny. S

    adalah SD sebagai Ibu rumah tangga, alamat Kartotisan RT/RW /II/III,

    Kratonan, Surakarta, dengan Diagnosa Medis stroke non hemoragik.

    Penanggung jawab Ny. S suaminya yang bernama Tn. S berumur 77 tahun

    dengan pendidikan SMK, Pekerjaan Pens PNS, alamat Kartotisan

    RT/RW/II/III, Kratonan, Surakarta.

    B. Pengkajian

    Pada saat pengkajian Ny. S mengeluh anggota gerak bagian kiri

    lemah. Ny. S mengatakan kurang lebih 4 hari yang lalu tiba-tiba anggota

    gerak lemah terjadi saat bangun tidur, dan pasien mengatakan pusing. Pada

    tanggal 14 Maret 2015 pasien di bawa ke IGD RSUD Dr. Moewardi,setelah

    satu jam pasien di pindah ke bangsal anggrek 2 dengan Tanda-tanda Vital:

    Tekanan darah: 190/100 mmHg, Nadi: 88X/menit, Suhu: 36 C, Respiratory

  • 28

    Ride:16X/menit. Riwayat Sakit dahulu pasien pernah jatuh dari motor pada

    bulan Agustus 2014 dan dirawat di Rumah sakit. Ny. S pernah di operasi pada

    tulang belakang di Rumah sakit ortopedi, Ny. S tidak mempunyai Riwayat

    alergi obatataupun lainya. Pasien juga dahulu melakukan Imunisasi lengkap

    tetapi lupa tepat tanggalnya, sedangkan kebiasaan Ny. S setiap pagi saat

    sebelum sakit adalah olahraga. Sedangkan riwayat kesehatan keluarga Ny. S

    mempunyai 7 Anak, 6 anak laki-laki, 1 anak perempuan. Ny. S mempunyai

    riwayat keturunan seperti Hipertensi, DM, tetapi lingkungan rumah Ny. S

    bersih, rapi dan setiap pagi selalu di bersihkan.

    1) Pola Kesehatan Fungsional

    Pada saat pengkajian pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

    pada Ny. S, bahwa sehat itu penting apabila merasa sakit langsung

    membawanya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, selanjutnya pada

    saat pengkajian pola nutrisi dan metabolisme pada Ny. S sebelum sakit

    kebutuhan nutrisi Ny. S makan dengan nasi, sayur, lauk pauk 1 porsi habis

    sebanyak 3x sehari dan tidak ada keluhan saat selama sakit Ny. S makan

    dengan bubur, sayur, lauk pauk 1 porsi habis sebanyak 3x sehari dan tidak

    ada keluhan, untuk pengakajian eliminasi Ny. S sebelum sakit Ny. S

    mengatakan bahwa BAK nya dalam sehari 56x dan selama sakit masih

    tetap sama dengan jumlah urin kurang lebih 400cc dan saat selama sakit

    jumlah urinpun kurang lebih sama,untuk warna urin sebelum dan selam

    sakit berwarna kuning dan berbau khas tidak ada keluhan selama sakit dan

    sebelum sakit. Saat pengkajian BAB Ny. S sebelum sakit BAB nya 1x

  • 29

    dalam sehari dan selama sakit BAB tetap sama konsistensi BAB pada

    saat sebelum dan selama sakit masih sama lunak, tidak ada keluhan dalam

    BAB sebelum dan selama sakit, pengkajian pola aktifitas dan latihan pada

    Ny. S dalam makan, minum, toileting, berpakian, mobilitas di tempat

    tidur, berpindah dan ambulasi/ROM dibantu keluarganya, sedangkan pola

    istirahat tidur Ny. S sebelum dan selama sakit rata-rata tidur malam 6-7

    jam dan tidak ada masalah pada tidurnya, pola kognitif perseptual Ny.S

    sebelum sakit dapat berbicara dengan lancar dan mendengarkan dengan

    jelas sedangkan selama sakit Ny. S dapat berbicara dan mendengar dengan

    jelas tetapi pengelihatanya agak sedikit kabur.

    Pola persepsi konsep diri Ny. S sebelum sakit mengatakan tidak

    ingin sakit ataupun masuk Rumah Sakit, pasien sangat dihargai di dalam

    anggota keluarga. Sedangkan selama sakit Ny. S mengatakan sangat

    kawatir dan ingin cepat sembuh dan segera pulang,saat sakit pasien

    mendapatkan perhatian lebh dari anggota keluarga. Pola hubungan peran

    Ny. S sebelum sakit hubungan dengan keluarga baik, tidak ada masalah

    begitu juga dengan tetangga. Selama sakit Ny. S hubungan dengan

    keluarga maupun tetangga masih sama baik-baik saja dan tidak ada

    masalah. Pola Seksual reproduksi Ny. S mengatakan ia seorang ibu rumah

    tangga dan bersyukur memiliki 7 orang anak yang terdiri dari 6 laki-laki

    dan 1 perempuan.

    Pola mekanisme koping Ny. S sebelum sakit Ny. S mengatakan

    sering berbincang-bincang dengan keluarga dan tidak segan bercerita bila

  • 30

    ada masalah. Selama sakit Ny. S mengatakan saat ia merasa akan sakit

    langsung berbicara kepada keluarga dan meminta tolong ke keluarga untuk

    segera memeriksakan ke dokter ataupun rumah sakit terdekat. Pola nilai

    dan keyakinan Ny. S sebelum sakit mengatakan bahwa ia beragama kristen

    dan setiap hari minggu rutin untuk pergi ke gereja beribadah. Sedangkan

    selama sakit Ny. S mengatakan hanya bisa berdoa ditempat tidur saja.

    2) Pemeriksaan Fisik

    Keadaan Umum

    Kesadaran Ny. S saat dilakukan pemeriksaan GCS hasil yang

    didapat dari Respon E: 4, V: 5, M: 1.Sedangkan hasil pemeriksaan Tanda-

    tanda Vital: TD: 190/100 mmHg, N: 88 X/menit, RR: 16 X/menit,S: 36c.

    Pemeriksaan kepala pada Ny. S hasil yang di dapatkan bentuk kepala:

    mesocepal, kulit kepala: bersih,rambut: beruban, muka: tidak ada jejas,

    pemeriksaan Mata: palpebra berwarna cokelat,tidak ada oedem,

    konjungtiva: tidak anemis, sclera: tidak ikterik, pupil: isokor, diameter

    Ka/Ki: sama, reflek terhadap cahaya: positif (+), tidak menggunakan alat

    bantu pengelihatan, hidung: tidak ada secret, tidak ada polip, mulut:

    bersih, Gigi: tidak ompong, tidak ada karies gigi, dan bersih, Telinga

    Ka/Ki: simetris tidak kotor, tidak menggunakan alat bantu dengar, Leher:

    tidak ada pembesaran kelenjartiroid, Dada: paru-paru: Inspeksi: simetris,

    tidak ada jejas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, Palpasi:

    ekspansi paru Ka/Ki sama, Perkusi: suara paru sonor, Auskultasi:

    vasekuler seluruh lapang paru.

  • 31

    Jantung: Inspeksi: Ictuscordis tidak tampak dari luar, Palapasi:

    Ictuscordis teraba kuat di SIC IV, Perkusi: bunyi pekak, Auskultasi: Bunyi

    jantung I-II Jelas, Abdomen: Inspeksi: tidak ada oedem, umbilicus tidak

    menonjol, Auskultasi: peristaltik usus terdengar 12 X/menit,perkusi:

    Kuadran I: Suara redup (organ hati), kuadran II: Timpani (Organ

    lambung), Kuadran III, IV: Timpani (organ ginjal), palpasi: tidak ada

    pembesaran hati dan tidak ada nyeri tekan, genetalia: bersih, rektum: tidak

    ada luka ataupun hemoroid, ekstremits atas: kekuatan otot Ka/Ki: 4/2,

    ROM ka/Ki: kanan: pasien dapat menggerakan sendi aktif dan melawan

    tahanan, Kiri: tidak dapat menggerakan anggota gerak tanpa gravitasi,

    capilari di tekan kembali lagi dalam waktu 2 detik,tidak ada perubahan

    tulang, akral teraba hangat, Ekstremitas Bawah: kekuatan otot Ka/Ki: 4/2,

    ROM Ka/Ki: tidak dapat menggerakan kaki kiri, kanan normal bisa

    digerakkan, capilary refil ditekan dalam waktu 2 detik kembali, tidak ada

    perubahan tulang, akral teraba hangat.Integumen adanya kemerahan /

    eritema pada punggung.

    3) Pemeriksaan Laboratorium dan Data Penunjang

    Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny.S tanggal 14 Maret 2015:

    Jenis Pemeriksaan hemoglobin hasil: 13,3 g/dl, nilai normal: (11,7

    16,2),hematokret:(37%),nilai normal:(3345), leukosit: 6,7 ribu/ul,nilai

    normal: (4,511,0), Trombosit: 23,3 ribu/ul, nilai normal: (150 450),

    eritrosit: 4,24 juta, nilai normal: (4,105,10), golongan darah: B,

    Hemostasis: PT: 13,2 detik, nilai normal: (10,015,0), APTT:27,7 Detik,

  • 32

    nilai normal: (20,0 40,0), INR: 1,60, Kimia klinik: GDS: 91 mg/dl, nilai

    normal: (60 140), SGOT: 19 u/l, nilai normal: (< 31), SGPT: 11 u/l, nilai

    normal: ( < 34 ), kreatinin: 0,8 mg/dl, nilai normal: (0,6 1,2),ureum: 25

    mg/dl, nilai normal: (< 50), elektrolit: 139 mmol/L, nilai normal: (132 -

    146), kalium darah: 2,8 mmol/L, nilai normal: (3,75,4), clorida darah:

    101 mmol/L, nilai normal: (98 106).

    Hasil pemeriksaan CT Scan Ny. S pada tanggal:14 Maret 2015.CT

    Scan kepala tanpa kontras: Tampak lesi hipodens kecil kecil di thalamus

    dan coronaradiata kanan midline shifting (-). Sulci dan gyri tak tampak

    kelainan.Sistem ventrikel dan sistema tak tampak kelainan. Tokspons

    cerebellum dan cerebellopotine tak tampak kelainan. Tak tampak

    klasifikasi abnormal. Orbita sinus paranasalis dan mastoid kanan kiri tak

    tampak kelainan Calvaria intak. Kesimpulan Infark di thalamus dan

    coronaradiata kanan.

    4) Terapi

    Jenis terapi yang di berikan pada Ny. S antara lain: cairan infus

    Nacl 0,9 %,dosis: 20 tpm, golongan dan kandungan: larutan elektrolit

    nutrisi, fungsi: mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi,

    jenis injeksi: ranitidin: 2 mg/12 jam, golongan: antasida, ulkus, antibusa,

    fungsi: pendekatan jangka pendek tukak deudenum aktif, B12: 2 mg/12

    jam, golongan: vitamin dan mineral, fungsi: mencegah kekurangan

    vitamin B12 mengobati penyakit akibat kekurangan vitamin, obat oral:

    aspilet: 80 mg, golongan: analgesik non narkotik, fungsi: sakit kepala,

  • 33

    nyeri pada otot, KSR: 600 ml, golongan: potasium chloride, fungsi:

    pengobatan dan pencegahan hipokalemia.

    C. Perumusan masalah

    Berdasarkan hasil pengkajian penulis melakukan analisa data dengan

    data fokus dan data subyektif pasien mengatakan sering pusing dengan data

    obyektif hasil pemeriksaan tandatanda vital: 190/100 mmHg, Nadi: 88

    X/menit, Respirasi: 16 X/menit, Suhu: 36 c hasil CT Scan infark di Talamus

    dan Coronaradiata kanan. Masalah keperawatan yang utama adalah Ketidak

    efektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi.

    Data subyektif yang kedua didapatkan hasil pengkajian pasien

    mengatakan ekstremitas atas dan bawah kiri lemas sedangkan data obyektif

    ektremitas atas kiri 2 dengan kekuatan otot lemas tidak mampu melawan

    tahanan, ekstremitas kiri bawah 2 kekuatan otot lemah tidak mampu melawan

    tahanan.Maka masalah keperawatan yang ke dua adalah hambatan mobilitas

    fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.

    Data subyektif yang ketiga didapatkan hasil pengkajian pasien

    mengatakan mandi, toileting, makan dibantu, sedangkan data obyektif pasien

    tampak dibantu keluarga dalam aktifitas. Masalah keperawatan yang ketiga

    adalah Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring.

    Data subyektif yang keempat didapatkan hasil pengkajian pasien

    mengatakan punggung terasa panas sedangkan data obyektif adanya eritema di

    punggung skor skala braden 13 dan hasil pemeriksaan Tanda tanda Vital:

  • 34

    190/100 mmHg, Nadi: 88 X/menit, Respirasi: 16 X/menit, Suhu: 36 c, tidak

    terjadi tandatanda infeksi. Maka masalah keperawatan yang keempat adalah

    resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.

    D. Intervensi Keperawatan

    Prioritas masalah keperawatan yang utama adalah Ketidakefektifan

    perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi pada Ny. S, maka penulis

    akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan

    tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, tekanan darah menjadi 140 / 90

    mmHg, pasien tidakpusing.Intervensi atau rencana keperawatan yang di

    lakukan yaitu observasi tandatanda vital, rasional untuk mengetahui tekanan

    darah pasien. Berikan posisi semi fowler rasional memberikan kenyamanan

    pada pasien. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang tenang

    rasional agar pasien dapat beristirahat dengan tenang. Kolaborasi pemberian

    obat farmakologi rasional untuk menurunkan tensi secara farmakologi.

    Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas fisik

    berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan membahas

    rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 x 24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien dapat

    berpartisipasi dalam program latihan. Intervensi atau rencana keperawatan

    yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan ROM pasif pada

    tangan dan kaki bagian kiri, rasional agar sendisendi bisa bergerak perlahan.

    Topang ekstremitas dengan bantal. Rasional untuk mencegah bengkak.

  • 35

    Anjurkan keluarga membantu latihan sendi. Rasional agar tidak berat pasien

    melakukan sendiri.

    Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas

    berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana dan

    tujuan kriteria hasil yang mana setelah di lakukan tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam, pasien dapat makan dengan mandiri, pasien dapat

    berpakaian dengan bantuan dan mandiri. Intervensi atau rencana keperawatan

    yang dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai.

    Rasional untuk mengetahui aktifitas pasien yang disukai. Pantau kebutuhan

    pasien alat bantu dalam makan, mandi, toileting. Rasional agar kebutuhan

    pasien terpenuhi. Ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.

    Rasional agar keluarga dapat merawat pasien di rumah.

    Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas

    kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan membahas

    rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam, pasien mampu mengetahui tanda dan gejala

    adanya resiko luka tekan, pasien mampu berpartisipasi dalam mencegah resiko

    luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana keperawatan yang

    dilakukan yaitu ubah posisi pasien setiap23 jam sekali.Rasional

    mengurangiiskemi jaringan. Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan

    sakrum. Rasional agar tetap lembab dan mengurangi resiko iskemik jaringan

    kulit. Monitor kulit dengan skala breden sebelumdan sesudah di berikan

    minyak zaitun. Rasional untuk mengetahui tandatanda luka dekubitus atau

  • 36

    luka tekan. Observasi tandatanda vital. Rasional untuk mengetahui tanda

    tanda vital.

    E. Implementasi

    Tindakan keperawatan yang di lakukan pada hari Senin Tanggal 16

    Maret 2015, pada jam 09.00 WIB adalah memberikan injeksi melalui melalui

    IV, Respon pasien tampak sedikit kesakitan saat di injeksi. Pada jam 09.30

    WIB mengajarkan pasien melakukan ROM pasif pada tangan dan kaki kiri.

    Respon pasien lemas. Pada jam 10.00 WIB menompang ekstremitas dengan

    bantal.Respon pasien mengatakan maumenopang ekstremitas dengan bantal.

    Pada jam 10.30 WIB Memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan

    sesudah diberi minyak zaitun. Respon pasien mengatakan punggunya terasa

    panas dan didapatkan respon obyektif adanya kemerahan pada punggung skala

    braden 13. Pada jam10.40 WIB mengobservasi tanda tanda vital. Respon

    pasien mau di tensi. TD: 140/90 mmHg, nadi: 80x/ menit, RR: 16 x/ menit,

    Suhu: 36c. Pada jam 11.00 WIB membalurkan minyak zaitun pada bagian

    punggung dan sakrum. Respon pasien mau dibalurkan minyak zaitun agar

    kulit pasien agak lembab. Pada jam 11.30 WIB memberikan kolaborasi terapi

    medis. Respon pasien mau di berikan injeksi IV. Pada jam 12.00 WIB

    Memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi minyak

    zaitun. Respon pasien mengatakan punggunya terasa panas dan didapatkan

    respon obyektif adanya kemerahan pada punggung skala braden 13 dan pada

    jam yang sama membantu pasien melakukan aktifitas yang disukai. Respon

  • 37

    pasien mengatakan mau. Pada jam 12.30 WIB menganjurkan pasien untuk

    mengubah posisi 23 jam. Respon pasien agak kesulitan merubah posisi.

    Tindakan keperawatan pada hari selasa tanggal 17 maret 2015 jam 08.00

    adalah mengukur tandatanda vital dengan hasil tekanan darah: 140/100

    mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 22x/ menit, suhu: 36,5c. Pada jam 09.00 WIB

    memberikan kolaborasi terapi medis didapatkan respon subyektif pasien

    kooperatif saat diberi suntikan respon obyektif pasien tampak tenang saat

    diberikan suntikan. Pada jam 09.30 WIB memonitor kulit dengan skala

    bradensebelum dan sesudah diberi terapi minyak zaitundidapatkan respon

    subyektif pasien mengatakan pada punggung masih panas dengan skala braden

    13.

    Pada jam 10.00 WIB memberikan minyak zaitun pada sakrum dan area

    tertentu. Respon pasien mengatakan merasa nyaman saat diberikan minyak

    zaitun. Pada jam 10.30 WIB membantu pasien melatih ROM Pasif. Respon

    pasien mengatakan masih lemas tetapi mulai berkurang kakunya. Pada jam

    11.00 WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi

    terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien mengatakan panas

    pada punggung berkurang dengan skala braden 14. Pada jam 11.20 WIB

    menganjurkan keluarga untuk membantu pasien didapatkan respon subyetif

    kelurga mengatakan mau membantu untuk latihan, Respon obyektif keluarga

    pasien tampak memperhatikan perawat dalam melatih Rom Pasif.

    Tindakan keperawatan pada hari rabu tanggal 18 Maret 2015 jam

    08.00 WIB adalah mengukur tandatanda vital dengan hasil tekanan darah:

  • 38

    130 / 90 mmHg, nadi: 75 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 36c. Pada jam 08.40

    WIB memberikan terapi sesuai program. Respon pasien mau diberikan injeksi

    IV. Pada jam 10.00 WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan

    sesudah diberi terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien

    mengatakan panas pada punggung berkurang dengan skala braden 14. Pada

    jam 10.30 WIB membalurkan minyak zaitun. Respon pasien mau diberikan

    minyak zaitun dan pasien mau memakainya untuk kedepan. Pada jam

    11.30WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi

    terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien mengatakan panas

    pada punggung sudah hilang timbul dengan skala braden 16.

    Pada Jam 11.40 WIB membantu pasien latihan ROM pasif. Respon

    pasien sudah bisa latihan bergerak walaupun sedikit sedikit. Pada jam 12.00

    WIB menganjurkan pasien merubah posisi pasien 23 jam. Respon pasien

    mengatakan selalu mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali.

  • 39

    F. Evaluasi

    1. Evaluasi tanggal 16 Maret 2015 :

    Evaluasi hari pertama pada diagnosa pertama: didapatkan respon

    subyektif: Ny. S mengatakan kepalanya sudah tidak pusing, respon

    obyektif didapatkan: Ny.S tampak tenang, tekanan darah: 140/ 90 mmHg,

    nadi: 80 x/ menit, RR: 16 x/menit, suhu: 36c, analisa: masalah teratasi.

    Planing: intervensi di hentikan.

    Diagnosayang kedua di dapatkan respon subyektif: Ny. S megatakan

    lemas kaki kiri dan tangan kiri, respon obyektif di dapatkan: ekstremitas

    atas dan bawah kiri 2, kekuatan otot lemas tidak mampu menahan tahanan,

    analisa: masalah belum teratasi, planing: lanjutkan intervensi, ajarkan

    pasien ROM pasif, topang ekstremitas dengan bantal, anjurkan keluarga

    dalam latihanROM, kolaborasi pemberian obat farmakologi.

    Diagnosa yang ketiga didapatkan respon subyektif: Ny. S

    mengatakan makan, toileting di bantu keluarga, respon obyektif: Ny. S saat

    makan di bantu keluarga, analisa: masalah belum teratasi, planing:

    lanjutkan intervensi, kaji kemampuan pasien, pantau kebutuhan pasien alat

    bantu makan, anjurkan keluarga pasien dalam pemenuhan kebutuhan diri.

    Diagnosa yang keempat di dapatkan respon subyektif: (-), respon

    obyektif : adanya eritema atau kemerahan di bagian sakrum skala braden

    13,analisa: masalah belum teratasi, planing: lanjutkan intervensi, ubah

    posisi pasien setiap 2-3 jam sekali, berikan minyak zaitun pada area tekan

    yang di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan adanya kemerahan.

  • 40

    2. Evaluasi tanggal 17 Maret 2015

    Evaluasi hari kedua pada diagnosa kedua didapatkan respon

    subyektif: Ny. S mengatakan masih lemas, respon obyektif: kekuatan otot

    ekstremitas atas dan bawah kiri 2analisa: masalah belum teratasi, planing:

    lanjutkan intervensi, ajarkan pasien agar melakukan ROMPasif, topang

    ekstremitas dengan bantal, anjurkan keluarga membantu latihan ROM,

    kolaborasi pemberian obat farmakologi.

    Diagnosa yang kedua didapatkan respon subyektif: Ny.S

    mengatakan makan, toileting dibantu keluarga, respon obyektif: Ny. S saat

    makan di bantu keluarga, analisa: masalah belum teratasi, planing:

    lanjutkan intervensi, kaji kemampuan pasien, pantau kebutuhan pasien alat

    bantu makan, anjurkan keluarga pasien dalam pemenuhan kebutuhan diri.

    Diagnosa yang ketiga di dapatkan respon subyektif: (-), respon

    obyektif: kemerahan sudah berkurang skala braden 14, tekanan darah:

    140/100 mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 22 x/ menit, suhu: 36,5c, analisa:

    masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, ubah posisi

    pasien setiap 2-3 jam sekali, berikan minyak zaitun pada area tekan yang

    di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan adanya kemerahan, observasi

    tanda tanda vital.

  • 41

    3. Evaluasi tanggal 18 Maret 2015

    Evaluasi hari ketiga pada diagnosa pertama di dapatkan respon

    subyektif: Ny. S mengatakan lemas sudah mulai berkurang, respon

    obyektif: Ny.S tampak sedikit menggerakkan ekstremitas atas dan bawah,

    analisa: masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, ajarkan

    pasien agar melakukan ROM pasif, anjurkan keluarga membantu latihan

    ROM pasif, kolaborasi pemberian obat farmakologi.

    Diagnosa yang kedua di dapatkan respon subyektif: Ny. S

    mengatakan makan sudah bisa sendiri walaupun sedikit sedikit, obyektif:

    Ny. S tampak makan sendiri dan di awasi oleh keluarganya, analisa:

    masalah teratasi, planing: hentikan intervensi.

    Diagnosa yang ketiga di dapatkan respon subyektif: (-), respon

    obyektif: kemerahan sudah berkurang skala braden 16, tekanan darah:

    130/100 mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 20 x/ menit, suhu: 36c, analisa:

    masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, berikan minyak

    zaitun pada area tekan yang di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan

    adanya kemerahan.

  • 42

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses keperawatan pada

    asuhan keperawatan Ny. S yang mana telah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015

    di Ruang Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dengan memperhatikan

    aspek kehidupan dalam proses keperawatan yang mana menjadi prinsip dari

    pembahasan asuhan keperawatan Ny. S yang terdiri dari tahap pengkajian,

    diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan

    evaluasi keperawatan.

    A. Pengkajian

    Pengkajian merupakan tahap pertama yang dilakukan penulis untuk

    menentukan diagnosa keperawatan dan intervensi sehingga dapat dilakukan

    tindakan keperawatan atau implementasi yang kemudian pasienmendapatkan

    peningkatan status kesehatan. Pengkajian yang dilakukan secara fokus dan

    berkesinambungan akan menghasilkan data yang akurat yang mana akan

    dibutuhkan perawat untuk menentukan diagnosa keperawatan dan

    implementasi keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk memberikan

    paduan dari hasil pengkajian yang telah diperoleh agar dapat menentukan

    diagnosa keperawatan serta tindakan atau implementasi keperawatan

    (Kartikawati, 2011).

    Pada pengakajian Ny. S didapatkan keluhan utama Ny. S mengatakan

    anggota gerak kirinya lemah terjadi saat bangun tidur 4 hari yang lalu. Hal ini

  • 43

    sesuai dengan teori Soerika (2012) bahwa pada pasien stroke non hemoragik

    akan mengalami kelumpuhan fisik, mental dan tidak mampu melakukan

    aktifitas secara normal. Pasien juga mengatakan pusing. Menurut Soeraika

    (2012) penyebab pusing pada pasien stroke akibat penebalan dinding arteri

    serebral yang yang menimbulkan penyempitan atau penyumbatan lumen

    sehingga aliran darah dan suplai darah keotak tidak adekuat membuat

    perubahan-perubahan iskemik otak jika terjadi sedemikian rupa menyebabkan

    infark di thalamus.

    Pada pengkajian fungsional didapatkan pola aktifitas dan latihan Ny. S

    dalam makan, toileting, mandi, berpakaian, berpindah di tempat tidur,

    ambulasi/ROM di bantu oleh keluarga, hal ini sesuai dengan teori soeraika

    (2012), bahwa pasien stroke non hemoragik terjadi kelumpuhan atau

    kelemahan fisik, sehingga aktifitas fisik pasien berkurang yang menyebabkan

    kelenturan fisik berkurang.

    Pada pengkajian fisik integumen didapatkan hasil terjadi kemerahan

    pada punggung. Hal ini sesuai dengan teori Pudiastuti (2013) bahwa stroke

    menyebabkan kelumpuhan seluruhnya atau sebagian yang menyebabkan

    pasien mengalami tirah baring lama. Kelumpuhan dapat mengakibatkan

    gangguan integritas kulit dikarenakan tekanan yang lama, yang berdampak

    beresiko dekubitus (Yolanda, 2012).

    Penilaian kerusakan integritas kulit dilakukan dengan skala braden,

    interpretasi skala braden nilai

  • 44

    dekubitus nilai 1518 resiko ringan terjadinya luka dekubitus skor skala

    braden>18 tidak memiliki resiko terjadinya luka dekubitus (Saryono, 2011).

    B. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan merupakan hasil tentang keputusan respon

    secara individu, keluarga dan komunitas terhadap masalahmasalah kesehatan

    yang aktual dan berpotensi sehingga dapat diperoleh intervensi untuk setiap

    permasalahan yang muncul (Rohmad dan Walid, 2012).

    Pada diagnosa yang pertama didapatkan data subyektif pasien

    mengatakan sering pusing, data obyektif tanda-tanda vital : TD : 190/100

    mmHg, N : 88 X/menit, RR : 16 x/menit, Suhu : 36 C, GCS : E : 4, V : 5, M :

    1, hasil CT Scan infark di talamus dan koronaradiata kanan, maka diangkat

    masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan

    dengan hipertensi. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak adalah beresiko

    mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat menganggu

    kesehatan adapun faktor resiko embolisme, hipertensi.Berdasarkan dari

    diagnosa diatas telah sesuai dengan batasan karakteristik NANDA 2012-2014.

    Batasan karakteristik tersebut yaitu hipertensi, embolisme (Herdman, 2012).

    Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pengkajian didapatkan

    bahwa Ny. S mengatakan lemah pada anggota gerak dengan data obyektif di

    dapatkan pemeriksaan ekstremitas atas kiri 2 dan pemeriksaan ektermitas

    bawahkiri 2.Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas.

    Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan fisik tubuh atau 1 atau lebih

    ekstremitas secara mandiri dan terarah. Adapun batasan karakteristik:

  • 45

    kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan rentang sendi, keterbatasan

    kemampuan. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan karakteristik

    NANDA 2012-2014 (Herdman, 2012).

    Pada diagnosa yang ketiga didapatkan data subyektif pasien

    mengatakan mandi, mekan, toileting di bantu, data obyektif pasien tampak

    lemah di bantu dalam aktifitas, maka masalah keperawatan adalah intoleransi

    aktifitas berhubungan dengan tirah baring. Intoleransi aktifitas adalah ketidak

    cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau

    menyelesaikan aktifitas sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan

    adapun batasan karakteristik: menyatakan merasa lemah, respon tekan darah

    abnormal terhadap aktifitas. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan

    karakteristik NANDA 2012-2014 (Herdman, 2012).\

    Penulis mendapatkan data yang keempat yaitu bahwa Ny. S

    mengatakan punggung terasa panas, didapatkan data obyektif punggung

    tampak kemerahan atau ada eritema, skala breden 13, maka diangkat masalah

    keperawatan resiko kerusakan intertgritas kulit berhubungan dengan imobilitas

    fisik. Resiko kerusakan intergritas kulit adalah beresiko megalami perubahan

    kulit yang buruk adapun batasan karakteristik atau faktor resiko: Hipotermia,

    imobilisasi fisik, perubahan turgor kulit, perubahan pigmentasi, gangguan

    sirkulasi. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan karakteristik NANDA

    2012-2014 (Herdman, 2012).

  • 46

    C. Intervensi Keperawatan

    Intervensi adalah merupakan rencana tindakan yang utama dalam

    keputusan awal yang akan dilakukan yang menyakut tentang siapa, kapan, dan

    bagaimana untuk melakukan tindakan keperawatan (Herdman, 2012). Dalam

    pengambilan keputusan pemecahan masalah keperawatan hendaknya sesuai

    dengan NIC (Nursing Interventions Classification) dan NOC (Nursing

    Outcomes Classifications) sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai

    dengan jelas (specific), dapat diukur (measurable), acceptance, rasional, dan

    timming (Rohmad dan Walid, 2012).

    Prioritas masalah keperawatan yang utama adalah Ketidakefektifan

    perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi pada Ny. S, maka penulis

    akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah

    dilakukkan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, tekanan darah menjadi

    140 / 90 mmHg,pasien tidak pusing.Intervensi atau rencana keperawatan yang

    di lakukan yaitu observasi tanda tanda vital, rasional untuk mengetahui

    tekanan darah pasien. Berikan posisi semi fowler rasional memberikan

    kenyamanan pada pasien. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan

    yang tenang rasional agar pasien dapat beristirahat dengan tenang.Kolaborasi

    pemberian obat farmakologi rasional untuk menurunkan tensi secara

    farmakologi.

    Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas fisik

    berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan membahas

    rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan

  • 47

    keperawatan selama 3x24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien dapat

    berpartisipasi dalam program latihan. Intervensi atau rencana keperawatan

    yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan ROM pasif pada

    tangan dan kaki bagian kiri, rasional agar sendisendi bisa bergerak perlahan.

    Topang ekstremitas dengan bantal. Rasional untuk mencegah bengkak.

    Anjurkan keluarga membantu latihan sendi. Rasional agar tidak berat pasien

    melakukan sendiri.

    Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas

    berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana dan

    tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam,pasien dapat makan dengan mandiri,pasien dapat berpakaian

    dengan bantuan dan mandiri.Intervensi atau rencana keperawatan yang

    dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai. Rasional

    untuk mengetahui aktifitas pasien yang disukai. Pantau kebutuhan klien alat

    bantu dalam makan,mandi, toileting. Rasional agar kebutuhan pasien

    terpenuhi. Ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.

    Rasional agar keluarga dapat merawat pasien dirumah.

    Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas

    kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan membahas

    rencana dan tujuankriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu mengetahui tanda dan gejala

    adanya resiko luka tekan, pasien mampu berpartisipasi dalam mencegah resiko

    luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana keperawatan yang di

  • 48

    lakukan yaitu ubah posisi pasien setiap2-3 jam sekali. Rasional mengurangi

    iskemi jaringan. Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum.

    Rasional agar tetap lembab dan mengurangi resiko iskemi jaringan kulit.

    Monitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah di berikan minyak

    zaitun. Rasional untuk mengetahui tandatanda luka dekubitus atau luka

    tekan.Observasi tanda-tanda vital. Rasional untuk mengetahui tanda tanda

    vital.

    D. Implementasi Keperawatan

    Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan untuk pasien

    yang bertujuan agar masalah keperawatan pada pasien dapat

    teratasi.Implementasi dilakukan tanggal 18 Maret 2015, dengan masalah

    keperawatan yang utama ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan

    dengan hipertensi. Dengan cara mengobservasi tandatanda vital. Tanda-tanda

    vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi,

    leju pernafasan dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk

    meniliai fungsi fisiologis organ vital tubuh (Suparmi, 2012).

    Tindakan yang kedua memberikan posisi semi fowler,dengan tujuan

    untuk mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma yang dapat

    menyebabkan sesak nafas (Ruth, 2002 dalam Refi dan Anissa, 2011).Tindakan

    yang ketiga menganjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang

    tenang. Untuk memberikan kenyaman dan ketenangan pada pasien,

    selanjutnya kolaborasi pemberian obat farmakologi.

  • 49

    Adapun diagnosa kedua adalah Hambatan mobilitasfisik berhubungan

    dengan kerusakan neuromuskuler. Dengan cara mengajarkan pasien

    melakukan ROM pasif pada tangan dan kaki bagian kiri. Kelemahan atau

    kelumpuhan otot ektremitas pada pasien stroke dapat di pulihkan dengan

    fisioterapi. Fisioterapi harus dimulai sedini mugkin secara cepat dan tepat,

    sehingga dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal.Serta

    mencegah terjadi kontraktur dan memberikan dukungan psikologis pada

    pasien stroke non hemoragik, salah satu fisioterapinya adalah ROM Pasif

    (Wayuningsih, Isomonah, dan Hendrajaya, 2013).

    Tindakan yang kedua dengan menopang ekstremitas dengan bantal.

    Untuk mencegah disloksi bahu kebawah karena adanya tarikan gravitasi dan

    edema pada ekstremitas. Tindakan yang ketiga menganjurkan keluarga

    membantu latihan gerak sendi, membantu pasien dalam latihan ROM pasif

    dan memberikan dukungan pada pasien untuk giat berlatih ROM pasif.

    Tindakan yang keempat kolaborasi pemberian obat farmakologi. Prioritas

    masalah keperawatan yangkedua adalah lakukan yaitu observasi tanda tanda

    vital.Tanda-tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan

    darah,denyut nadi, laju pernafasan dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena

    penting untuk meniliai fungsi fisiologis organ vital tubuh (Suparmi, 2012).

    Berikan posisi semifowler, dengan tujuan untuk mengurangi tekanan

    dari abdomen pada diafragma yang dapat menyebabkan sesak nafas (Ruth,

    2002 dalam Refi dan Anissa, 2011). Menganjurkan keluarga untuk

    memberikan lingkungan yang tenang. Untuk memberikan kenyaman dan

  • 50

    ketenangan pada pasien, selanjutnya melakukan kolaborasi pemberian obat

    farmakologi.

    Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas

    berhubungan dengan tirah baring lama tindakan yang dilakukan adalah

    memberikan aktitas yang disukai pasien dengan hasil pasien dapat melakukan

    gerak pada kaki sedikit-sedikit.

    Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas

    kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Keperawatan yang dilakukan yaitu

    ubah posisi pasien setiap 23 jam sekali. Pergantian posisi secara teratur dan

    sering merupakan salah satu tindakan keperawatan yang perlu dilakukan

    karena dapatmencegah komplikasi yang dapat timbul akibat berbaring

    (Priharjo, 2013 dalam Prasetya, 2013).

    Tindakan yang selanjutnya monitor kulit dengan skala braden sebelum

    dan sesudah diberikan terapi minyak zaitun, sebelum diberikan minyak zaitun

    nilai skala breden 14 dan setelah diberikan minyak zaitun skala breaden

    berubah menjadi 16, maka pembrian miyak zaitun ada hasilnya dimana

    bertambahnya nilai skala braden, mengidentifikasi resiko tinggi rendahnya

    kemungkinan terjadi dekubitus dan segera melakukan pencegahan tidak terjadi

    dekubitus dikemudian hari, dengan nilai rentan skala bernilai kurang dari 9

    mempunyai resiko sangat tinggi, nilai 10-12 mempunyai resiko tinggi, nilai

    13-14 mempunyai resiko sedang, nilai 15-18 mempunyai resiko ringan

    samapai lebih dari 18 tidak beresiko, jadi dapat disimpulkan semakin tinggi

  • 51

    nilai semakin tidak beresiko terjadi ulkus kebalikanya semakin rendah nilai

    semakin beresiko ulkus dekubitus.

    Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum. Hammad

    (2011) minyak zaitunadalah yang berasal dari biji zaitunyang mengandung

    mineral protein dan mengandung vitamin, A, B, C, D dan setiap 100 gram

    mengandung 224 kalori. Menurut RNAO (2005 dalam Yolanda, 2012).

    Tindakan yang terpenting dalam intergritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit

    dalam batas wajah (tidak terlalu lembab atau tidak terlalu kering) salah

    intervensi dalam menjaga adalah dengan caramemberikan pelembab rubrikan

    seperti lotion, cream dan saleb rendah alkohol.

    Menurut Surtiningsih (2005) dalam Yolanda (2012) minyak zaitun

    dengan kandungan asam oleat 80% dapat mengenyalkan kulit dan melindungi

    elastis kulit dari kerusakan.

    Adapun prosedur tindakan yang diberikan adalahTahap pertama

    mencari pasien sesuai kriteria, setelah sesuai dengan kriteria, pasien dan

    keluarga diberi pengertian tentang tindakan yang akan dilakukan.Selanjutnya

    diberi penjelasan dan pasien setuju, lakukan pengukuran dengan skala breaden

    untuk mengetahui apakah pasien beresiko ulkus. Setelah itu balurkan minyak

    zaitun, 20ml minyak zaitun di punggung dan sakrum dengan sekali usapan.

    Tindakan ini dilakukan selama kurang lebih 7 hari, dengan setiap hari

    dilakukan penilaian skala braden untuk menilai kemajuan diberikan minyak

    zaitun.

  • 52

    Monitor kulit adanya kemerahan dan pecahpecah.Penilaian

    kemerahan dengan melihat atau mengukur melalui pengukuran derajat

    dekubitus. Derajat 1 hiperemia yang memucat tekan yang ringan dan singkat

    dengan jari dan tempat terjadi eritema yang diakibatkan tekanan di atas

    kulitdalam waktu yang lama sehingga menyebabkan kulit menjadi pucat.

    Derajat 2 hiperemia memucatnya eritama yang tidak hilang terjdi saat

    dilakukan tekanan ringan dengan jari dan mengindikasi adanya beberapa

    gangguan mikrosirkulasi terjadi kerusakaan superfisial termasuk ulserasi

    epidermiae. Derajat 3 ulserasi berkembang melewati dermis dan ulserasi

    berkembang kebidang pemisah dengan subkutan.

    Derjat 4 ulkus meluabnya lemak subkutan otot yang berada di

    bawahnya sehingga mengalami pembengkaan dan inflamasi. Ulkus ini

    cenderung menyebar ke area lateral berkembang ke bawah di halangi oleh

    fasial protunda. Derajat 5 nekrosis infektif menembus kebawah menujufasial

    protundapada dektrusi muskulus dan terjadi dengan cepat (Wijaya dan Putri,

    2013).

    E. Evaluasi

    Evaluasi merupakan tujuan akhir dari rencana asuhan keperawatan

    yang telah dilaksanakan dalan tindakan keperawatan yang mana menyangkut

    perkembangan pasien kesehatan pasien dan nilai efektifitas dalam tindakan

    keperawatan (Rohmad dan Walid, 2012).

    Evaluasi yang digunakan sesuai tori yaitu SOAP (Subyektif, Obyektif,

    Analisa) yang mana terdiri dari Subyektif adalah pernyataan dari pasien atau

  • 53

    keluarga pasien tentang perkembangan kesehatan pasien, Obyektif adalah data

    yang didapat atau hasil dari pemberian tindakan keperawatan kepada masalah

    kesehatan pasien, Analisa merupakan kesimpulan dari tindakan keperawatan

    yang dilakukan, Planning adalah rencana selanjutnya untuk meningkatkan

    derajat kesehatan pasien.

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang pertama adalah

    subyekpasien mengatakan sudah tidak pusing. Obyektif pasien tampak tenang,

    analisa masalah teratasi, planning intervensi di hentikan.

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang kedua adalah

    Subyektif bahwa pasien mengatakan lemasnya berkurang tetapi masih agak

    lemas. Obyektif bahwapasien tampak mulai sedikit menggerakkan ekstremitas

    atas dan bawah. Analisa masalah teratasi sebagian. Planing yaitu hentikan

    intervensi yang diantaranya yaitu ajarkan pasien agar melakukan ROM pasif,

    anjurkan keluarga untuk selalu membantu pasien latihan ROM pasif,

    kolaborasi pemberian obat farmakologi.

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang ketiga adalah

    Subyektif bahwa pasien mengatakan sekarang sudah bisa makan sendiri tanpa

    dibantu.Obyektifpasien tampak makan sendiri tanpa di bantu. Analisa masalah

    telah teratasi.Planing yaituobservasi lanjutkan.

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang keempat adalah

    Subyektif(-). Obyektif kemerahan sudah berkurang, kulit lembab, skala braden

    13, Tanda tanda Vital: TD: 130/90 mmHg, Nadi: 75 X/menit respiratoty:

  • 54

    20X/menit, Suhu: 36c, Analisa masalah telah teratasi. Planing yaitu observasi

    lanjutkan.

    Hasil analisa pemberian minyak zaitun selama 7 hari pada Ny. S

    dengan Stroke Non Hemoragik menunjukkan hasil kemajuan selama 7 hari

    dari skala 13 menjadi 16, hal ini menunjukkan bahwa pemberian minyak

    zaitun untuk mencegah dekubitus sangat efektif.

  • 55

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Pengkajian keperawaatan pada Ny.S dengan Stroke Non Hemoragik yang

    pertama didapatkan pengkajian dengan keluhan utama pusing, TD: 190/100

    mmHg, N: 88 x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36c, GCS: E: 4, V: 5, M: 1, pada

    pengkajian selanjutnya Ny. S kurang lebih 4 hari yang lalu anggota gerak

    bagian kiri lemah terjadi saat bangun tidur, pengkajian selanjutnya Ny. S

    mengatakan makan, minum, toileting dibantu keluarganya, pada pengkajian

    fisik integumen terdapat kemerahan pada punggung dengan skala braden 13.

    2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.Sdengan stroke non

    hemoragik ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan hipertensi,

    hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromuskuler, intolenransi

    aktifitas berhubungan dengan tirah baring, resiko kerusakan integritas kulit

    berhubungan dengan imobilisasi fisik.

    3. Intervensi

    Intervenensi keperawatan yang didapatkan pada Ny. S dengan

    Stroke Non Hemoragik untuk diagnosa yang pertama adalah ketidak

    efektifan perfusi serebral berhubungan dengan infark di talamus pada Ny.S,

    maka penulis akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana

    setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,tekanan darah

    menjadi 140 / 90 mmHg,pasien tidakpusing.Intervensi atau rencana

    keperawatan yang dilakukan yaitu observasi tandatanda vital, berikan

  • 56

    posisi semi fowler, anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang

    tenang, kolaborasi pemberian obat farmakologi.

    Intervensi keperawatan untuk masalah hambatan mobilitas fisik

    berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan

    membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan

    tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien

    dapat berpartisipasi dalam programlatihan.Intervensi atau rencana

    keperawatan yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan

    ROM pasif pada tangan dan kaki bagian kiri,topang ekstremitas dengan

    bantal, anjurkan keluarga membantu latihan sendi.

    Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas

    berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana

    dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam, pasien dapat makan dengan mandiri,pasien dapat

    berpakaian dengan bantuan dan mandiri.Intervensi atau rencana

    keperawatan yang dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas

    yang disukai, pantau kebutuhan pasien alat bantu dalam makan,mandi,

    toileting, ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.

    Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan

    integritas kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan

    membahas rencana dan tujuankriteria hasil yang mana setelah dilakukan

    tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu mengetahui tanda

    dan gejala adanya resiko luka tekan,pasien mampu berpartisipasi dalam

  • 57

    mencegah resiko luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana

    keperawatan yang dilakukan yaitu ubah posisi pasien setiap23 jam sekali,

    berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum. Rasional agar

    tetap lembab dan mengurangi resiko iskemi jaringan kulit. Monitor kulit

    dengan skala breaden sebelum dan sesudah diberikan terapi minyak zaitu,

    observasi tanda tanda vital.

    4. Implementasi

    Implementasi yang dilakukan pada Ny. S dengan Stroke Non

    Hemoragik adalah mengkaji Tanda-tanda vital, memberikan terapi medis,

    memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberikan

    minyak zaitun, memberikan minyak zaitun, memonitor kulit dengan skala

    braden sebelum dan sesudah diberikan minyak zaitun, membantu pasien

    ROM pasif, menganjurkan pasien untuk merubah posisi 2-3 jam sekali,

    membantu pasien melakukan aktivitas yang disukai.

    5. Evaluasi

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang pertama

    adalah Subyektifbahwa pasien mengatakan lemasnya berkurang tetapi

    masih agak lemas.Obyektifbahwapasien tampak mulai sedikit

    menggerakkan ekstremitas atas dan bawah.Analisa masalah teratasi

    sebagian.Planing yaitu hentikan intervensi yang diantaranya yaitu ajarkan

    pasien agar melakukan ROM pasif, anjurkan keluarga untuk selalu

    membantu pasien latihan ROM pasif,kolaborasi pemberian obat

    farmakologi.

  • 58

    Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang kedua

    adalah Subyektif bahwa pasien mengatakan sekarang sudah bisa makan

    sendiri tanpa di bantu. Obyektif pasien tampak makan sendiri tanpa

    dibantu.Analisa masalah telah teratasi.Planing yaitu hentikan intervensi.

    Hasilperkembangan dari diagnosa keperawatan yang ketiga

    adalahSubyektif (-).Obyektif kemerahan sudah berkurang, kulit

    lembab,skalabraden 13, Tanda tanda Vital: TD: 130/90 mmHg, Nadi: 75

    X/menit, Respiratoty: 20 X/menit, Suhu: 36 C, Analisa masalah telah

    teratasi. Planingyaitu hentikan intervensi.

    6. Analisa

    Hasil analisa pemberian minyak zaitun selama 7 hari pada Ny.

    S dengan Stroke Non Hemoragik menunjukkan hasil kemajuan selama 7

    hari dari skala 13 menjadi 16, hal ini menunjukkan bahwa pemberian

    minyak zaitun untuk mencegah dekubitus sangat efektif.

  • 59

    B. Saran

    1. Bagi Institusi Pendidikan

    Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana

    danprasarana yang mana merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

    mengembangkan ilmu keperawatan komplementer melalui pemberian

    minyak zaitun dan untuk kombinasi dengan intervensi keperawatan

    lainnya.

    2. Bagi Rumah Sakit

    Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

    secara nonfarmakologis yaitu dengan pemberian minyak zaitun untuk

    mencegah dekubitus pada pasien tirah baring. Sehingga dapat

    meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal

    khususnya pada pasien tirah baring.

    3. Bagi Penulis

    Diharapkan penulis dapat menggunakan ataumemanfaatkan

    pengetahuan, keterampilan dan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat

    memberikan asuhan keperawatan pada pasien seoptimal mungkin.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Corwin E.j. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Egi Komaria

    Yudha. Edisi Rivisi. Jilid 3. EGC. Jakarta.

    Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan

    Kerangka Kerja. Edisi Pertama. Goyen publishing. Yogyakarta.

    Herdman. 2009. Dignosa keperawatan : definisi dan klasifikasi.2009-2011

    Buku kedokteran. Jakarta.

    ISO. 2012-2013. Informasi spesialite obat indonesia. Isfi. Jakarta.

    Kartika, Dewi. 2011. Buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat.

    Slemba medika. Jakarta.

    Muttaqin, A 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan

    Gangguan System Persarafan Edisi Pertama. Salemba Medika.

    Jakarta.

    Padila. 2012. Keperawatan medical bedah. Nuha medika.Jogyakarta.

    Parendrawati, Dewi Putri dan Keliat, Budiana, dkk. 2008. Pengaruh terapi

    taken ekonomi pada pasien perawatan diri. Jurnal fk ui. Bogor.

    Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol I Edisi 4.

    EGC. Jakarta.

    Prastya, Andri. 2013. Pengaruh mobilisasi miring kanan kiri terhadap

    konstipasi pada pasien stroke infark dengan tirah baring lama.

    Program pasca sarjana.Mojokerto.

    Pudiastuti, Ratna Dewi. 2013. Penyakit-penyakit mematikan. Nuha

    medika.Jogyakarta.

    Rohmah, Wikmatur dan Walid, Siful. 2012. Proses keperawatan teori dan

    aplikasi. AR-RUZZ Media.Jogyakarta.

    Safitri, Refi dan Andriani,Annisa. 2011. Kefektifan pemberian semi flower

    terhadapa penurunan sesak nafas pada pasien asma. Jurnal

    keperawatan. 8 (2) : 783-784.

    Soeraika. 2012. Penyakit degeneratife :menegenal, mencegah dan

    mengurangi 9 penyakit degenerative. Nuha medika.Jogyakarta.

    Suparmi, Lucilla. 2012. Pemeriksaan fisik keperawatan. Ghalia indonesia.

    Bogor.

  • 61

    Wahyuningsih, Ismonah dan Hendrajaya. 2013. Pengaruh ROM aktif

    terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke non

    hemoragik. Jurnal keperawatan. Semarang.

    Wijaya, Andra saferi dan Putri, Yesi manias. 2013. Keperawatan medical

    bedah.Nuha medika. Jogyakarta.

    Wilkinson, J.M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Nanda,

    Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa, Esti Wahyuningsih

    Edisi 9. EGC. Jakarta.

    Yolanda, Oktaria dan Utomo, Wasisto. 2013. Efektifitas minyak zaitun

    terhadap plessure ulcers dengan tirah baring lama. Jurnal universitas

    riau.Riau .