PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH...
Embed Size (px)
Transcript of PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH...
-
i
PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH
DEKUBITUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S
DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG ANGGREK 2 DI
RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
YUSUF AL BASHIR
P.12 122
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
-
i
PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK MENCEGAH
DEKUBITUS PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S
DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG ANGGREK 2 DI
RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
YUSUF AL BASHIR
P.12122
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
-
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama : YUSUF AL BASHIR
NIM : P 12 122
Program Studi : D III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK
MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan aturan yang berlaku.
Surakarta, Mei 2015
Yang membuat pernyataan
Materai 6.000
YUSUF AL BASHIR
NIM. P 12 122
-
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Yusuf Al Bashir
NIM : P12122
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK
MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015
Pembimbing : bc Yeti Nurhayati, M.Kes ( )
NIK. 201378115
-
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : YUSUF AL BASHIR
NIM : P 12 122
Program Studi : D III Keperawatan
Judul : PEMBERIAN MINYAK ZAITUN UNTUK
MENCEGAH DEKUBITUS PADA ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. S DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK 2 DI RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal: Sabtu, 27 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : bc Yeti Nurhayati, M.Kes. ( )
NIK. 201378115
Penguji I :Ns.Anissa Cindy N.A, M.Kep ( )
NIK. 201188087
Penguji II :Ns.Alfyana Nadya R, M.Kep ( )
NIK. 201086057
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Atiek Murharyati, S.Kep. Ns., M.Kep.
NIK.200680021
-
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
dengan judul Pemberian Minyak Zaitun untuk Mencegah Dekubitus pada
Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Diagnosa Stroke Non Hemoragik di Ruang
Anggrek 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :
1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. bc Yeti Nurhayati,M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. AnissaCindy,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
5. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
-
vi
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memeberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan.Amin.
Surakarta, Mei 2015
Yusuf Al Bashir
-
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..... .... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..... ........ iii
LEMBAR PENGESAHAN ..... ......... iv
KATA PENGANTAR ...... ................. v
DAFTAR ISI ...... vi
DAFTAR TABEL ..... viii
DAFTAR GAMBAR ...... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..... .... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................ ... 1
B. Tujuan Penulisan ................. ....... 3
C. Manfaat Penulisan ................. . 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................................... 5
1. Stroke non hemoragik .................................................................. 5
2. Penyebab ...................................................................................... 5
3. Patofisiologi ................................................................................. 6
4. Manifestasi klinis ......................................................................... 7
5. Dekubitus ...................................................................................... 9
B. Asuhan keperawatan ......................................................................... 10
C. Kerangka Teori ................................................................................. 17
D. Kerangka Konsep ............................................................................... 17
-
viii
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset ......................................................................... 18
B. Tempat dan Waktu ................ ..... 18
C. Media atau Alat yang Digunakan ................. .. 18
D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ................ ..... 18
E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset ................ . 20
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .......................... .. 25
B. Pengkajian .......................... 25
C. Perumusan Masalah Keperawatan .......................... 31
D. Perencanaan .......................... .. 32
E. Implementasi .......................... 34
F. Evaluasi .......................... 35
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................. 39
B. Perumusan Masalah Keperawatan ................ 40
C. Perencanaan................. .. 42
D. Implementasi ................. 44
E. Evaluasi ................. 48
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............... 50
B. Saran ................. . 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Gambar alat ukur ................................................................... 20
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Kerangka Teori .................................................................. 17
Gambar 2.Kerangka Konsep ............................................................... 17
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 2 Log Book
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 4 Asuhan keperawatan
Lampiran 5 Jurnal Pemberian Minyak Zaitun Untuk Mencegah Dekubitus
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah hilangnya fungsi otak yang disebabkan suplai darah ke otak
terhenti, maka dari itu stroke menjadi peringkat kedua dari penyebab
kematian dengan laju mortalitas 18%-37%. Stroke juga menyebabkan
kematian dan kecacatan neurologis di Indonesia (Pudiastuti, 2013).
Dari dataWorld Health Organization (WHO) menunjukkan angka Stroke
Non Hemoragik (SNH) didunia untuk semua kelompok umur penderita stroke
7,2 juta jiwa (12,2%). Penderita stroke di Jawa Tengah menurut profil
kesehatan (2012) sebanyak (0,7%), sedangkan penderita stroke di Rumah
Sakit Umum Dr. Moewardi pada bulan Januari Maret tahun 2015 sebanyak
8 orang (Junaidi, 2012).
Stroke Non Hemoragik (SNH) ialah terhentinya aliran darah ke otak
disebabkan karena penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah
(aterosklerosis) atau bekuan yang sudah atau sekitar 83% pasien mengalami
jenis stroke ini (Soeraika, 2012). Menurut Pudiastuti (2013) bahwa stroke
dapat menyebabkan kelumpuhan.
Kelumpuhan pada pasien stroke menyebabkan tirah baring lama. Lebih
lanjut tirah baring lama akan berdampak pada integritas kulit yang mengalami
kerusakan (Yolanda, 2012).
-
2
Kerusakan integritas kulit yang biasanya timbul pada pasien dengan tirah
baring lama, lama kelamaan akan menimbulkan luka dekubitus. Untuk dapat
mempertahankan agar integritas kulit pasien dengan tirah baring lama tetap
baik, dapat diberikan tindakan keperawatan alih baring dan juga pemberian
minyak zaitun (Yolanda, 2012).
Minyak zaitun yang mengandung asam lemak dapat memberikan
kelembapan pada kulit serta kehalusan kulit. Minyak ini mengandung asam
oleat hingga 80% dapat melindungi elastisitas kulit dari kerusakan.
Berdasarkan hasil jurnal Yolanda (2012) dengan judul jurnal efektifitas
pemberian minyak zaitun untuk mencegah dekubitus pada pasien tirah baring
lama maka dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak zaitun efektif dalam
mencegah terjadinya dekubitus.
Studi kasus yang dilakukan penulis pada tanggal 1621 Maret 2015 di
dapatkan data bahwa Ny. S dengan usia 75 tahun yang mengalami stroke dan
sudah mengalami eritema tetapi belum diberikan terapi. Berdasarkan latar
belakang di atas bahwa penulis tertarik untuk mengaplikasikan jurnal tersebut
dengan judul pemberian minyak zaitun untuk mencegah dekubitus pada
Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Anggrek
2 Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
-
3
B. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan tindakan pemberian minyak zaitun pada pasien
tirah baring lama untuk mencegah dekubitus Pada Ny. S dengan Stroke
Non Hemoragik di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam aplikasi pemberian minyak zaitun pada
pasien tirah baring lama adalah sebagai berikut:
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien stroke non
hemoragik.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien stroke non
hemoragik.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
stroke non hemoragik.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien stroke non
hemoragik.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pada pasien stroke non
hemoragik.
f. Penulis mampu menganalisa pemberian minyak zaitun untuk
mencegah dekubitus pada asuhan keperawatan Ny. S dengan stroke
non hemoragik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
-
4
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Hasil aplikasi ini diharapkan dapat diterapkan atau diaplikasikan oleh
penulis kelak setelah memasuki dunia kerja.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil aplikasi ini diharapkan akan digunakan oleh perawat di rumah sakit
untuk memberikan minyak zaitun kepada pasien karena minyak zaitun
mengandung asam oleat yang dapat melindungi kulit dan melindungi
elastisitas kulit dari kerusakan dan mencegah dekubitus.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasilaplikasi ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pendidikan
keperawatan untuk memberikan materi tentang terapi komplementer pada
pasien SNH khususnya yang mengalami tirah baring lama dengan
pemberian minyak zaitun.
4. Bagi Institusi Rumah Sakit
Hasil inidiharapkan dapat diterapkan di rumah sakit untuk menambah
referensi institusi rumah sakit untuk penatalaksanaan pemberian minyak
zaitun untuk mencegah dekubitus.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Stroke Non Hemoragik
a. Definisi
Stroke Non Hemoragik ialah gangguan fungsional otak berupa
suplai aliran darah ke otak terhenti karena penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah atau bekuan darah yang menyumbat sehingga
suplai darah ke otak berkurang (Soeraika, 2012).
Sedangkan stroke menurut Pudiastuti (2013) Stroke Non
Hemoragik ialah terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak
terhenti akibat dari penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh
darah atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah sehingga
suplai darah keotak berkurang stroke menyerang otak dan merusak sel-
sel otak yang berhubungan dengan saraf.
b. Penyebab Stroke
1) Faktor resiko medis antara lain:
a) Sering sakit kepala (Migran),
b) Hipertensi,
c) Riwayat stroke dalam keluarga,
d) Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
-
6
2) Faktor resiko perilaku antara lain :
a) Kurangnya olahraga,
b) Merokok (aktif&pasif )
c) Obesitas,
d) Stres.
Faktor lain yang menyebabkan stroke adalah:
a) Trombosis serebral,
b) Terajadi pembuluh darah dimana trombosis dapat menyebabkan
iskemia jaringan ke otak tersumbat,
c) Emboli serebral,
d) Penyumbatan pada pembuluh darah otak yang di sebabkan oleh
bekuan darah, lemak dan udara yang menyumbat pada dinding
pembuluh darah,
e) Peredaran darah intra serebral,
f) Pembuluh darah otak yang pecah terjadi karena darah tinggi atau
hipertensi. Pecahnya pembuluh darah ini menyebabkan penekanan dan
pergeseran. Jaringan otak yang bengkak karena penekanan
menyebabkan infark otak, oedema, serta herniasi otak,
g) Vaskulitis sistem saraf pusat,
h) Miksoma atrium.
-
7
c. Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai
cadangan oksigen. Jika aliran darah ke otak terhambat karena trombus
dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejala yang dapat
pulih seperti kehilangan kesadaran, kekurangan oksigen dalam waktu
lama menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron neuron. Kekurangan
oksigen pada awalnya mungkin akibat anemia dan kesukaran untuk
kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus merupakan akibat
dari bekuan darah, udara, plaque, ateroma fragmen lemak. Etiologi
stroke adalah hipertensi (Corwin, 2009).
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di
dalam arteriarteri yang membentuk sirkulasi willis. Apabila aliran
darah ke jaringan otak terputus selama 1520 menit akan terjadi infark
atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak
selalu menyebabkan infark di daerah otak yang di perdarahan oleh arteri
(Corwin, 2009).
d. ManifestasiKlinis
Pada stroke non hemoragik gejala utama timbulnya defisit
neurologis secara mendadak atau subakut, terjadi pada waktu istirahat
atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tak menurun, kecuali bila
embulus cukup besar.
-
8
Stroke dapat di bagi atas:
1) Perdarahan intraserebral
Stroke akibat perdarahan intraserebral mempunyai gejala
prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena
hipertensi.Serangan seringkali setiap hari, saat aktifitas, atau marah.
Sifat nyeri kepalanya hebat. Mual dan muntah seringkali terjadi sejak
permulaan serangan. Kesadaran biasanya menurun cepat masuk koma
(65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara s.d 2 jam dan
12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).
2) Perdarahan subaraknoid
Pasien dengan perdarahan subaraknoid gejala prodromal
berupa nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan
sangat bervariasi. Apabila edema papil bila terjadi perdarahan
subhialoid karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikan anterior
atau arteri karotis interna. Gejala neurologis yang timbul tergantung
pada berat ringanya gangguan pembuluh darah. Manifestasi stroke
dapat berupa :
a) Kelumpuhan wajah dan gangguan sensibilitas pada satu atau
lebih anggota badan,
b) Perubahan mendadak status mental,
c) Afaksia (bicara tidak lancar, kesulitan memahami ucapan),
d) Ataksia anggota badan,
e) Vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala.
-
9
e. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas pasien
Umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa, dll.
b) Riwayat kesehatan dahulu
(1) Riwayat hipertensi,
(2) Riwayat penyakit kardiovaskuler,
(3) Riwayat tinggi kolestrol,
(4) Obesitas,
(5) Riwayat DM,
(6) Riwayat arterosklerosis.
c) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Alam Kehilangan komunikasi,
(2) Gangguan persepsi,
(3) Kehilangan motorik.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat penyakit keturunan di dalam anggota
keluarga.
e) Aktifitas
(1) Merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas,
(2) Kelemahan,
(3) Merasa mudah lelah, susah beristirahat,
(4) Gangguan tonus otot,
-
10
(5) Gangguan pengelihatan,
(6) Gangguan tingkat kesadaran.
f) Sirkulasi
(1) Adanya penyakit jantung,
(2) Hipertensi arterial berhubungan dengan embolisme,
(3) Frekuensi nadi dapat bervariasi karena tidakefektif keadaan
jantung.
g) Integritas ego
(1) Perasaan tidak berdaya,perasaan putus asa,
(2) Emosi labil,
(3) Kesulitan untuk mengekspresikan diri.
h) Eliminasi
(1) Perubahan pola berkemih seperti inkontenensia urin, anuria,
(2) Distensi abdomen, bising usus (-).
i) Makan / cairan
(1) Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut,
(2) Kehilangan sensasi,
(3) Disfagia, riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah,
(4) Kesulitan menelan.
j)Neurosensori
(1) Pusing, sakit kepala berat,
(2) Kelemahan,kesemutan,
(3) Pengelihatan menurun: kehilangan daya lihat,
-
11
(4) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman,
(5) Kehilangan kemampuan sensasi visual, pendengaran,
gangguan persepsi.
k) Nyeri
(1) Sakit kepala dengan intensitas berbeda,
(2) Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketergantungan
pada otot.
l) Pernafasan
(1) Ketidak mampuan menelan, batuk, hambatan jalan
nafas,
(2) Pernafasan sulit, tidak teratur, suara nafas terdengar.
m) Keamanan
(1) Tidak mampu mengenali objek, warna dan wajah yang
dikenali,
(2) Gangguan berespon terhadap panas dan dingin,
gangguan regulasi tubuh,
(3) Kurang kesadaran diri.
n) Status mental
(1) tingkat kesadaran,
(2) pemeriksaan kemampuan bicara,
(3) pemeriksaan daya ingat,
(4) pemeriksaan kemampuan berhitung.
-
12
o) Fungsi motorik
(1) pemeriksaan ekstremitas, kekuatan otot,
(2) fleksi dan ekstensi lengan,
(3) abduksi lengan dan adduksi lengan.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d hipertensi
b) Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
c) Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
d) Resiko kerusakan integritas kulit b.d imobilisasi fisik
3) Intervensi
a) Ketidak efektifan perfusi jaringan otak b.d hipertensi
Tujuan : Pasien menunjukkan perfusi jaringan otakadekuat.
KH : Berkurangya tekanan intra kranial, Tekanan darah dalam
normal.
Intervensi: tentukan faktor faktor yang berhubungan
dengan keadaan tertentu atau potensial terjadinya
peningkatan Tekanan Intra Kranial.
Untuk megetahui tekanan darah dalam batas normal.
Rasional: mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan
potensial peningkatan Tekanan Intra Kranial.
b) Hambatan mobillitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
Tujuan : Pasien mamapu melaksanakan aktifitas fisiksesuai
dengan kemampuanya.
-
13
KH : Pasien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.
Intervensi : Ubah posisi pasien tiap 2 jam.
Rasional : Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat
sirkulasi darah yang jelek.
c) Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
Tujuan : Kebutuhan aktivitas diri pasien terpenuhi.
KH : Pasien dapat melakukan aktivitas diri sesuai sesuai
dengan kemampuan pasien.
Intervensi : Tentukkan kemampuan dan tingkat kekurangan dalam
melakukkan aktivitas diri.
Rasional : Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan
pemenuhan kebutuhan secara individu.
2. Dekubitus
b. Definisi
Menurut Wijaya&Putri (2013), Ulkus dekubitus adalah luka
yang terdapat pada permukaan kulit atau selaput lendir yang
jaringanya mati karena terdapat kuman saprofit. Integritas kulit agar
tidak timbul luka dekubitus dapat dipertahankan dengan memberikan
minyak zaitun.
Dekubitus adalah suatu kerusakan daerah seluler yang
terlokalisasi akibat tekanan langsung pada kulit sehingga
-
14
menyebabkan iskemia maupun akibat gesekan sehingga menyebabkan
stres mekanik dalam jaringan (Marison, 2004 dalam Yolanda, 2012).
c. Faktor-faktor luka dekubitus :
1) Gangguan input sensorik: pasien mengalami gangguan persepsi
sensori terhadap nyeri dan tekanan.
2) Gangguan fungsi motorik: pasien tidak mampu mengubah posisi
secara mandiri sehingga beresiko terhadap dekubitus tetapi pasien
tersebut masih bisa merasakan tekanan, tetapi tidak mampu
mengubah posisi mandiri terhadap tekanan tersebut.
3) Perubahan tingkat kesadaran: pasien bingung, atau mengalami
perubahan tingkat kesadaran tidak mampu melindungi dirinya
dari dekubitus, tetapi tidak mampu memahami bagaimana
menghilangkan tekanan itu.
d. Klasifikasi dekubitus:
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan
atau tanpa selulitis.
Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
(Wijaya dan Putri, 2013).
-
15
3. Minyak Zaitun
a. Definisi
Tindakan yang terpenting dalam menjaga intergritas kulit
adalah menjaga hidrasi kulit dalam batas yang wajar (tidak terlalu
lembab atau terlalu kering). Menurut Registerd nurses asosiation of
ontorio-RNO (2005) dalam Yolanda (2012) salah satu intervensi
dalam menjaga intergritas kulit adalah dengan cara memberikan
pelembab lubrikan seperti lotion, cream, dan salep lembab alkohol
atau menggunakan barier pelindung kulit.
Menurut Hammad (2011) minyak zaitun adalah minyak yang
berasal dari biji zaitun yang kaya akan asam linoleat. Yang
mengandung 85% mineral (fosfor, sulfat, kalsium). Sedikit protein,
dan mengandung vitamin A, B, C, D, setiap 100 gram mengandung
224 kalori.
b. Jenis-jenis Minyak Zaitun
1) Extravirgin olive oil : memiliki tingkat keasaman kurang
dari %.
2) Virgin olive oil : minyak yang hampir menyerupai
ekstra virgin oil, bedanya virgin olive oil di ambil pada buah
yang lebih matang dan tingkat keasamanya lebih tinggi.
3) Revinet olive oil : merupakan Minyak Zaitun yang
berasal dari penyulingan, jenis ini tingkat keasamanya lebih
-
16
dari 3.3%, aromanya kurang begitu baik dan rasanya kurang
menggugah lidah.
4) Pure olive oil : minyak zaitun yang paling laris di
jual di pasaran. Warna, rasa dan aromanya lebih ringan dari
virgin olive oil.
5) Extra light olive oil : merupakan campuran minyak
zaitun murni dan hasil sulingan, sehingga kualitasnya kurang
baik, tetapi jenis ini lebih populer di pasaran karena harganya
lebih murah dari pada jenis lainya.
c. Kandungan Minyak Zaitun
Adapun kandungan dari minyak zaitun itu sendiri dalah :
1) Lemak jenuh
a) Asam palmitat 7,5-20,0%.
b) Asam stearat 0,5-5,0%.
c) Asam aracidat< 0,8%.
d) Asam behenat< 0,3%.
e) Asam mistart < 0,1%.
f) Asam lignocerat< 1,0 %.
2) Lemak tak jenuh
a) MUFA terdiri atas oleat atau omega 9 55-83% dan asam
palmito leat 0,3 asa 3,5%.
b) PUFA terdiri atas asam linolet omega 6 3,5-2,1 % dan asam
linoleta omega 3 < 1,5%
-
17
c) Vit E dan vit K
d) Senyawa aktioksidonfenol, tokoferol, sterol, pikmenfitro
estrogen.
-
18
B. Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Penyebab stroke bekuan darah,
lemak dan udara yang menyumbat
pada dinding pembuluh darah.
Stroke non
hemoragik
Kelumpuhan wajah atau
gangguan pada satu atau
lebihanggota badan
Meyebabkan gangguan pada
intergritas kulit atau terjadi
luka tekan
Di beri terapi
minyak zaitun
Bedreast
-
19
C. Kerangka konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
Terjadi gangguan pada
intergritas kulit atau
terjadi luka tekan
Di berikan terapi
minyak zaitun
Terjadi kelembapan pada
kulit sehingga tidak
terjadi kerusakaan
intergritas kulit
-
20
BAB III
METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset
Subjek bernama Ny. S berumur 75 tahun dirawat rumah sakit 4 hari,
dan mengalami tirah baring lama, belum mengalami ulkus dekubitus tetapi
sudah mengalami kemerahan, dengan skala 13.
B. Tempat dan Waktu
Aplikasi ini dilaksanakan pada tanggal 16-21 Maret 2015 di Ruang
Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Media dan Alat yang di gunakan
Dalam aplikasi ini media dan alat yang digunakan adalah:
1) Skala braden.
2) Minyak zaitun.
D. Prosedur Tindakan
Prosedur tindakan yang akan diterapkan adalah :
1) Tahap pertama mencari pasien yang sesuai dengan kriteria.
2) Setelah sesuai dengan kriteria, pasien dan keluarga diberi pengertian
tentang tindakan yang akan di lakukan.
-
21
3) Setelah diberi penjelasan dan pasien setuju, lalu melakukan pengukuran
dengan skala breaden untuk mengetahui apakah pasien beresiko ulkus.
4) Setelah itu balurkan minyak zaitun, 20ml minyak zaitun di punggung dan
sakrum dengan sekali usapan. Tindakan ini dilakukan selama kurang lebih
7 hari.
5) Dengan setiap hari dilakukan penilaian skala braden untuk menilai
kemajuan diberikan minyak zaitun.
-
22
E. Alat Ukur
Tabel 1. Gambar alat ukur
-
23
-
24
-
25
-
26
-
27
BAB IV
LAPORAN KASUS
Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang pengelolaan asuhan
keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan Umur 75 tahun di Ruang
Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 16-18 Maret 2015.
Pengelolaan asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi, evaluasi.
A. Identitas Klien
Data Umum
Ny. S berumur 75 tahun beragama kristen pendidikan terakhir Ny. S
adalah SD sebagai Ibu rumah tangga, alamat Kartotisan RT/RW /II/III,
Kratonan, Surakarta, dengan Diagnosa Medis stroke non hemoragik.
Penanggung jawab Ny. S suaminya yang bernama Tn. S berumur 77 tahun
dengan pendidikan SMK, Pekerjaan Pens PNS, alamat Kartotisan
RT/RW/II/III, Kratonan, Surakarta.
B. Pengkajian
Pada saat pengkajian Ny. S mengeluh anggota gerak bagian kiri
lemah. Ny. S mengatakan kurang lebih 4 hari yang lalu tiba-tiba anggota
gerak lemah terjadi saat bangun tidur, dan pasien mengatakan pusing. Pada
tanggal 14 Maret 2015 pasien di bawa ke IGD RSUD Dr. Moewardi,setelah
satu jam pasien di pindah ke bangsal anggrek 2 dengan Tanda-tanda Vital:
Tekanan darah: 190/100 mmHg, Nadi: 88X/menit, Suhu: 36 C, Respiratory
-
28
Ride:16X/menit. Riwayat Sakit dahulu pasien pernah jatuh dari motor pada
bulan Agustus 2014 dan dirawat di Rumah sakit. Ny. S pernah di operasi pada
tulang belakang di Rumah sakit ortopedi, Ny. S tidak mempunyai Riwayat
alergi obatataupun lainya. Pasien juga dahulu melakukan Imunisasi lengkap
tetapi lupa tepat tanggalnya, sedangkan kebiasaan Ny. S setiap pagi saat
sebelum sakit adalah olahraga. Sedangkan riwayat kesehatan keluarga Ny. S
mempunyai 7 Anak, 6 anak laki-laki, 1 anak perempuan. Ny. S mempunyai
riwayat keturunan seperti Hipertensi, DM, tetapi lingkungan rumah Ny. S
bersih, rapi dan setiap pagi selalu di bersihkan.
1) Pola Kesehatan Fungsional
Pada saat pengkajian pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
pada Ny. S, bahwa sehat itu penting apabila merasa sakit langsung
membawanya ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, selanjutnya pada
saat pengkajian pola nutrisi dan metabolisme pada Ny. S sebelum sakit
kebutuhan nutrisi Ny. S makan dengan nasi, sayur, lauk pauk 1 porsi habis
sebanyak 3x sehari dan tidak ada keluhan saat selama sakit Ny. S makan
dengan bubur, sayur, lauk pauk 1 porsi habis sebanyak 3x sehari dan tidak
ada keluhan, untuk pengakajian eliminasi Ny. S sebelum sakit Ny. S
mengatakan bahwa BAK nya dalam sehari 56x dan selama sakit masih
tetap sama dengan jumlah urin kurang lebih 400cc dan saat selama sakit
jumlah urinpun kurang lebih sama,untuk warna urin sebelum dan selam
sakit berwarna kuning dan berbau khas tidak ada keluhan selama sakit dan
sebelum sakit. Saat pengkajian BAB Ny. S sebelum sakit BAB nya 1x
-
29
dalam sehari dan selama sakit BAB tetap sama konsistensi BAB pada
saat sebelum dan selama sakit masih sama lunak, tidak ada keluhan dalam
BAB sebelum dan selama sakit, pengkajian pola aktifitas dan latihan pada
Ny. S dalam makan, minum, toileting, berpakian, mobilitas di tempat
tidur, berpindah dan ambulasi/ROM dibantu keluarganya, sedangkan pola
istirahat tidur Ny. S sebelum dan selama sakit rata-rata tidur malam 6-7
jam dan tidak ada masalah pada tidurnya, pola kognitif perseptual Ny.S
sebelum sakit dapat berbicara dengan lancar dan mendengarkan dengan
jelas sedangkan selama sakit Ny. S dapat berbicara dan mendengar dengan
jelas tetapi pengelihatanya agak sedikit kabur.
Pola persepsi konsep diri Ny. S sebelum sakit mengatakan tidak
ingin sakit ataupun masuk Rumah Sakit, pasien sangat dihargai di dalam
anggota keluarga. Sedangkan selama sakit Ny. S mengatakan sangat
kawatir dan ingin cepat sembuh dan segera pulang,saat sakit pasien
mendapatkan perhatian lebh dari anggota keluarga. Pola hubungan peran
Ny. S sebelum sakit hubungan dengan keluarga baik, tidak ada masalah
begitu juga dengan tetangga. Selama sakit Ny. S hubungan dengan
keluarga maupun tetangga masih sama baik-baik saja dan tidak ada
masalah. Pola Seksual reproduksi Ny. S mengatakan ia seorang ibu rumah
tangga dan bersyukur memiliki 7 orang anak yang terdiri dari 6 laki-laki
dan 1 perempuan.
Pola mekanisme koping Ny. S sebelum sakit Ny. S mengatakan
sering berbincang-bincang dengan keluarga dan tidak segan bercerita bila
-
30
ada masalah. Selama sakit Ny. S mengatakan saat ia merasa akan sakit
langsung berbicara kepada keluarga dan meminta tolong ke keluarga untuk
segera memeriksakan ke dokter ataupun rumah sakit terdekat. Pola nilai
dan keyakinan Ny. S sebelum sakit mengatakan bahwa ia beragama kristen
dan setiap hari minggu rutin untuk pergi ke gereja beribadah. Sedangkan
selama sakit Ny. S mengatakan hanya bisa berdoa ditempat tidur saja.
2) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran Ny. S saat dilakukan pemeriksaan GCS hasil yang
didapat dari Respon E: 4, V: 5, M: 1.Sedangkan hasil pemeriksaan Tanda-
tanda Vital: TD: 190/100 mmHg, N: 88 X/menit, RR: 16 X/menit,S: 36c.
Pemeriksaan kepala pada Ny. S hasil yang di dapatkan bentuk kepala:
mesocepal, kulit kepala: bersih,rambut: beruban, muka: tidak ada jejas,
pemeriksaan Mata: palpebra berwarna cokelat,tidak ada oedem,
konjungtiva: tidak anemis, sclera: tidak ikterik, pupil: isokor, diameter
Ka/Ki: sama, reflek terhadap cahaya: positif (+), tidak menggunakan alat
bantu pengelihatan, hidung: tidak ada secret, tidak ada polip, mulut:
bersih, Gigi: tidak ompong, tidak ada karies gigi, dan bersih, Telinga
Ka/Ki: simetris tidak kotor, tidak menggunakan alat bantu dengar, Leher:
tidak ada pembesaran kelenjartiroid, Dada: paru-paru: Inspeksi: simetris,
tidak ada jejas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, Palpasi:
ekspansi paru Ka/Ki sama, Perkusi: suara paru sonor, Auskultasi:
vasekuler seluruh lapang paru.
-
31
Jantung: Inspeksi: Ictuscordis tidak tampak dari luar, Palapasi:
Ictuscordis teraba kuat di SIC IV, Perkusi: bunyi pekak, Auskultasi: Bunyi
jantung I-II Jelas, Abdomen: Inspeksi: tidak ada oedem, umbilicus tidak
menonjol, Auskultasi: peristaltik usus terdengar 12 X/menit,perkusi:
Kuadran I: Suara redup (organ hati), kuadran II: Timpani (Organ
lambung), Kuadran III, IV: Timpani (organ ginjal), palpasi: tidak ada
pembesaran hati dan tidak ada nyeri tekan, genetalia: bersih, rektum: tidak
ada luka ataupun hemoroid, ekstremits atas: kekuatan otot Ka/Ki: 4/2,
ROM ka/Ki: kanan: pasien dapat menggerakan sendi aktif dan melawan
tahanan, Kiri: tidak dapat menggerakan anggota gerak tanpa gravitasi,
capilari di tekan kembali lagi dalam waktu 2 detik,tidak ada perubahan
tulang, akral teraba hangat, Ekstremitas Bawah: kekuatan otot Ka/Ki: 4/2,
ROM Ka/Ki: tidak dapat menggerakan kaki kiri, kanan normal bisa
digerakkan, capilary refil ditekan dalam waktu 2 detik kembali, tidak ada
perubahan tulang, akral teraba hangat.Integumen adanya kemerahan /
eritema pada punggung.
3) Pemeriksaan Laboratorium dan Data Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny.S tanggal 14 Maret 2015:
Jenis Pemeriksaan hemoglobin hasil: 13,3 g/dl, nilai normal: (11,7
16,2),hematokret:(37%),nilai normal:(3345), leukosit: 6,7 ribu/ul,nilai
normal: (4,511,0), Trombosit: 23,3 ribu/ul, nilai normal: (150 450),
eritrosit: 4,24 juta, nilai normal: (4,105,10), golongan darah: B,
Hemostasis: PT: 13,2 detik, nilai normal: (10,015,0), APTT:27,7 Detik,
-
32
nilai normal: (20,0 40,0), INR: 1,60, Kimia klinik: GDS: 91 mg/dl, nilai
normal: (60 140), SGOT: 19 u/l, nilai normal: (< 31), SGPT: 11 u/l, nilai
normal: ( < 34 ), kreatinin: 0,8 mg/dl, nilai normal: (0,6 1,2),ureum: 25
mg/dl, nilai normal: (< 50), elektrolit: 139 mmol/L, nilai normal: (132 -
146), kalium darah: 2,8 mmol/L, nilai normal: (3,75,4), clorida darah:
101 mmol/L, nilai normal: (98 106).
Hasil pemeriksaan CT Scan Ny. S pada tanggal:14 Maret 2015.CT
Scan kepala tanpa kontras: Tampak lesi hipodens kecil kecil di thalamus
dan coronaradiata kanan midline shifting (-). Sulci dan gyri tak tampak
kelainan.Sistem ventrikel dan sistema tak tampak kelainan. Tokspons
cerebellum dan cerebellopotine tak tampak kelainan. Tak tampak
klasifikasi abnormal. Orbita sinus paranasalis dan mastoid kanan kiri tak
tampak kelainan Calvaria intak. Kesimpulan Infark di thalamus dan
coronaradiata kanan.
4) Terapi
Jenis terapi yang di berikan pada Ny. S antara lain: cairan infus
Nacl 0,9 %,dosis: 20 tpm, golongan dan kandungan: larutan elektrolit
nutrisi, fungsi: mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi,
jenis injeksi: ranitidin: 2 mg/12 jam, golongan: antasida, ulkus, antibusa,
fungsi: pendekatan jangka pendek tukak deudenum aktif, B12: 2 mg/12
jam, golongan: vitamin dan mineral, fungsi: mencegah kekurangan
vitamin B12 mengobati penyakit akibat kekurangan vitamin, obat oral:
aspilet: 80 mg, golongan: analgesik non narkotik, fungsi: sakit kepala,
-
33
nyeri pada otot, KSR: 600 ml, golongan: potasium chloride, fungsi:
pengobatan dan pencegahan hipokalemia.
C. Perumusan masalah
Berdasarkan hasil pengkajian penulis melakukan analisa data dengan
data fokus dan data subyektif pasien mengatakan sering pusing dengan data
obyektif hasil pemeriksaan tandatanda vital: 190/100 mmHg, Nadi: 88
X/menit, Respirasi: 16 X/menit, Suhu: 36 c hasil CT Scan infark di Talamus
dan Coronaradiata kanan. Masalah keperawatan yang utama adalah Ketidak
efektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi.
Data subyektif yang kedua didapatkan hasil pengkajian pasien
mengatakan ekstremitas atas dan bawah kiri lemas sedangkan data obyektif
ektremitas atas kiri 2 dengan kekuatan otot lemas tidak mampu melawan
tahanan, ekstremitas kiri bawah 2 kekuatan otot lemah tidak mampu melawan
tahanan.Maka masalah keperawatan yang ke dua adalah hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
Data subyektif yang ketiga didapatkan hasil pengkajian pasien
mengatakan mandi, toileting, makan dibantu, sedangkan data obyektif pasien
tampak dibantu keluarga dalam aktifitas. Masalah keperawatan yang ketiga
adalah Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring.
Data subyektif yang keempat didapatkan hasil pengkajian pasien
mengatakan punggung terasa panas sedangkan data obyektif adanya eritema di
punggung skor skala braden 13 dan hasil pemeriksaan Tanda tanda Vital:
-
34
190/100 mmHg, Nadi: 88 X/menit, Respirasi: 16 X/menit, Suhu: 36 c, tidak
terjadi tandatanda infeksi. Maka masalah keperawatan yang keempat adalah
resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
D. Intervensi Keperawatan
Prioritas masalah keperawatan yang utama adalah Ketidakefektifan
perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi pada Ny. S, maka penulis
akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam, tekanan darah menjadi 140 / 90
mmHg, pasien tidakpusing.Intervensi atau rencana keperawatan yang di
lakukan yaitu observasi tandatanda vital, rasional untuk mengetahui tekanan
darah pasien. Berikan posisi semi fowler rasional memberikan kenyamanan
pada pasien. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang tenang
rasional agar pasien dapat beristirahat dengan tenang. Kolaborasi pemberian
obat farmakologi rasional untuk menurunkan tensi secara farmakologi.
Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan membahas
rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien dapat
berpartisipasi dalam program latihan. Intervensi atau rencana keperawatan
yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan ROM pasif pada
tangan dan kaki bagian kiri, rasional agar sendisendi bisa bergerak perlahan.
Topang ekstremitas dengan bantal. Rasional untuk mencegah bengkak.
-
35
Anjurkan keluarga membantu latihan sendi. Rasional agar tidak berat pasien
melakukan sendiri.
Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas
berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana dan
tujuan kriteria hasil yang mana setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, pasien dapat makan dengan mandiri, pasien dapat
berpakaian dengan bantuan dan mandiri. Intervensi atau rencana keperawatan
yang dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai.
Rasional untuk mengetahui aktifitas pasien yang disukai. Pantau kebutuhan
pasien alat bantu dalam makan, mandi, toileting. Rasional agar kebutuhan
pasien terpenuhi. Ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.
Rasional agar keluarga dapat merawat pasien di rumah.
Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan membahas
rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, pasien mampu mengetahui tanda dan gejala
adanya resiko luka tekan, pasien mampu berpartisipasi dalam mencegah resiko
luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana keperawatan yang
dilakukan yaitu ubah posisi pasien setiap23 jam sekali.Rasional
mengurangiiskemi jaringan. Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan
sakrum. Rasional agar tetap lembab dan mengurangi resiko iskemik jaringan
kulit. Monitor kulit dengan skala breden sebelumdan sesudah di berikan
minyak zaitun. Rasional untuk mengetahui tandatanda luka dekubitus atau
-
36
luka tekan. Observasi tandatanda vital. Rasional untuk mengetahui tanda
tanda vital.
E. Implementasi
Tindakan keperawatan yang di lakukan pada hari Senin Tanggal 16
Maret 2015, pada jam 09.00 WIB adalah memberikan injeksi melalui melalui
IV, Respon pasien tampak sedikit kesakitan saat di injeksi. Pada jam 09.30
WIB mengajarkan pasien melakukan ROM pasif pada tangan dan kaki kiri.
Respon pasien lemas. Pada jam 10.00 WIB menompang ekstremitas dengan
bantal.Respon pasien mengatakan maumenopang ekstremitas dengan bantal.
Pada jam 10.30 WIB Memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan
sesudah diberi minyak zaitun. Respon pasien mengatakan punggunya terasa
panas dan didapatkan respon obyektif adanya kemerahan pada punggung skala
braden 13. Pada jam10.40 WIB mengobservasi tanda tanda vital. Respon
pasien mau di tensi. TD: 140/90 mmHg, nadi: 80x/ menit, RR: 16 x/ menit,
Suhu: 36c. Pada jam 11.00 WIB membalurkan minyak zaitun pada bagian
punggung dan sakrum. Respon pasien mau dibalurkan minyak zaitun agar
kulit pasien agak lembab. Pada jam 11.30 WIB memberikan kolaborasi terapi
medis. Respon pasien mau di berikan injeksi IV. Pada jam 12.00 WIB
Memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi minyak
zaitun. Respon pasien mengatakan punggunya terasa panas dan didapatkan
respon obyektif adanya kemerahan pada punggung skala braden 13 dan pada
jam yang sama membantu pasien melakukan aktifitas yang disukai. Respon
-
37
pasien mengatakan mau. Pada jam 12.30 WIB menganjurkan pasien untuk
mengubah posisi 23 jam. Respon pasien agak kesulitan merubah posisi.
Tindakan keperawatan pada hari selasa tanggal 17 maret 2015 jam 08.00
adalah mengukur tandatanda vital dengan hasil tekanan darah: 140/100
mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 22x/ menit, suhu: 36,5c. Pada jam 09.00 WIB
memberikan kolaborasi terapi medis didapatkan respon subyektif pasien
kooperatif saat diberi suntikan respon obyektif pasien tampak tenang saat
diberikan suntikan. Pada jam 09.30 WIB memonitor kulit dengan skala
bradensebelum dan sesudah diberi terapi minyak zaitundidapatkan respon
subyektif pasien mengatakan pada punggung masih panas dengan skala braden
13.
Pada jam 10.00 WIB memberikan minyak zaitun pada sakrum dan area
tertentu. Respon pasien mengatakan merasa nyaman saat diberikan minyak
zaitun. Pada jam 10.30 WIB membantu pasien melatih ROM Pasif. Respon
pasien mengatakan masih lemas tetapi mulai berkurang kakunya. Pada jam
11.00 WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi
terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien mengatakan panas
pada punggung berkurang dengan skala braden 14. Pada jam 11.20 WIB
menganjurkan keluarga untuk membantu pasien didapatkan respon subyetif
kelurga mengatakan mau membantu untuk latihan, Respon obyektif keluarga
pasien tampak memperhatikan perawat dalam melatih Rom Pasif.
Tindakan keperawatan pada hari rabu tanggal 18 Maret 2015 jam
08.00 WIB adalah mengukur tandatanda vital dengan hasil tekanan darah:
-
38
130 / 90 mmHg, nadi: 75 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 36c. Pada jam 08.40
WIB memberikan terapi sesuai program. Respon pasien mau diberikan injeksi
IV. Pada jam 10.00 WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan
sesudah diberi terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien
mengatakan panas pada punggung berkurang dengan skala braden 14. Pada
jam 10.30 WIB membalurkan minyak zaitun. Respon pasien mau diberikan
minyak zaitun dan pasien mau memakainya untuk kedepan. Pada jam
11.30WIB memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberi
terapi minyak zaitun didapatkan respon subyektif pasien mengatakan panas
pada punggung sudah hilang timbul dengan skala braden 16.
Pada Jam 11.40 WIB membantu pasien latihan ROM pasif. Respon
pasien sudah bisa latihan bergerak walaupun sedikit sedikit. Pada jam 12.00
WIB menganjurkan pasien merubah posisi pasien 23 jam. Respon pasien
mengatakan selalu mengubah posisi pasien setiap 2 jam sekali.
-
39
F. Evaluasi
1. Evaluasi tanggal 16 Maret 2015 :
Evaluasi hari pertama pada diagnosa pertama: didapatkan respon
subyektif: Ny. S mengatakan kepalanya sudah tidak pusing, respon
obyektif didapatkan: Ny.S tampak tenang, tekanan darah: 140/ 90 mmHg,
nadi: 80 x/ menit, RR: 16 x/menit, suhu: 36c, analisa: masalah teratasi.
Planing: intervensi di hentikan.
Diagnosayang kedua di dapatkan respon subyektif: Ny. S megatakan
lemas kaki kiri dan tangan kiri, respon obyektif di dapatkan: ekstremitas
atas dan bawah kiri 2, kekuatan otot lemas tidak mampu menahan tahanan,
analisa: masalah belum teratasi, planing: lanjutkan intervensi, ajarkan
pasien ROM pasif, topang ekstremitas dengan bantal, anjurkan keluarga
dalam latihanROM, kolaborasi pemberian obat farmakologi.
Diagnosa yang ketiga didapatkan respon subyektif: Ny. S
mengatakan makan, toileting di bantu keluarga, respon obyektif: Ny. S saat
makan di bantu keluarga, analisa: masalah belum teratasi, planing:
lanjutkan intervensi, kaji kemampuan pasien, pantau kebutuhan pasien alat
bantu makan, anjurkan keluarga pasien dalam pemenuhan kebutuhan diri.
Diagnosa yang keempat di dapatkan respon subyektif: (-), respon
obyektif : adanya eritema atau kemerahan di bagian sakrum skala braden
13,analisa: masalah belum teratasi, planing: lanjutkan intervensi, ubah
posisi pasien setiap 2-3 jam sekali, berikan minyak zaitun pada area tekan
yang di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan adanya kemerahan.
-
40
2. Evaluasi tanggal 17 Maret 2015
Evaluasi hari kedua pada diagnosa kedua didapatkan respon
subyektif: Ny. S mengatakan masih lemas, respon obyektif: kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah kiri 2analisa: masalah belum teratasi, planing:
lanjutkan intervensi, ajarkan pasien agar melakukan ROMPasif, topang
ekstremitas dengan bantal, anjurkan keluarga membantu latihan ROM,
kolaborasi pemberian obat farmakologi.
Diagnosa yang kedua didapatkan respon subyektif: Ny.S
mengatakan makan, toileting dibantu keluarga, respon obyektif: Ny. S saat
makan di bantu keluarga, analisa: masalah belum teratasi, planing:
lanjutkan intervensi, kaji kemampuan pasien, pantau kebutuhan pasien alat
bantu makan, anjurkan keluarga pasien dalam pemenuhan kebutuhan diri.
Diagnosa yang ketiga di dapatkan respon subyektif: (-), respon
obyektif: kemerahan sudah berkurang skala braden 14, tekanan darah:
140/100 mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 22 x/ menit, suhu: 36,5c, analisa:
masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, ubah posisi
pasien setiap 2-3 jam sekali, berikan minyak zaitun pada area tekan yang
di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan adanya kemerahan, observasi
tanda tanda vital.
-
41
3. Evaluasi tanggal 18 Maret 2015
Evaluasi hari ketiga pada diagnosa pertama di dapatkan respon
subyektif: Ny. S mengatakan lemas sudah mulai berkurang, respon
obyektif: Ny.S tampak sedikit menggerakkan ekstremitas atas dan bawah,
analisa: masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, ajarkan
pasien agar melakukan ROM pasif, anjurkan keluarga membantu latihan
ROM pasif, kolaborasi pemberian obat farmakologi.
Diagnosa yang kedua di dapatkan respon subyektif: Ny. S
mengatakan makan sudah bisa sendiri walaupun sedikit sedikit, obyektif:
Ny. S tampak makan sendiri dan di awasi oleh keluarganya, analisa:
masalah teratasi, planing: hentikan intervensi.
Diagnosa yang ketiga di dapatkan respon subyektif: (-), respon
obyektif: kemerahan sudah berkurang skala braden 16, tekanan darah:
130/100 mmHg, nadi: 75 x/ menit, RR: 20 x/ menit, suhu: 36c, analisa:
masalah teratasi sebagian, planing: lanjutkan intervensi, berikan minyak
zaitun pada area tekan yang di tentukan, monitor kulit adanya kemerahan
adanya kemerahan.
-
42
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang proses keperawatan pada
asuhan keperawatan Ny. S yang mana telah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2015
di Ruang Anggrek 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dengan memperhatikan
aspek kehidupan dalam proses keperawatan yang mana menjadi prinsip dari
pembahasan asuhan keperawatan Ny. S yang terdiri dari tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan
evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama yang dilakukan penulis untuk
menentukan diagnosa keperawatan dan intervensi sehingga dapat dilakukan
tindakan keperawatan atau implementasi yang kemudian pasienmendapatkan
peningkatan status kesehatan. Pengkajian yang dilakukan secara fokus dan
berkesinambungan akan menghasilkan data yang akurat yang mana akan
dibutuhkan perawat untuk menentukan diagnosa keperawatan dan
implementasi keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk memberikan
paduan dari hasil pengkajian yang telah diperoleh agar dapat menentukan
diagnosa keperawatan serta tindakan atau implementasi keperawatan
(Kartikawati, 2011).
Pada pengakajian Ny. S didapatkan keluhan utama Ny. S mengatakan
anggota gerak kirinya lemah terjadi saat bangun tidur 4 hari yang lalu. Hal ini
-
43
sesuai dengan teori Soerika (2012) bahwa pada pasien stroke non hemoragik
akan mengalami kelumpuhan fisik, mental dan tidak mampu melakukan
aktifitas secara normal. Pasien juga mengatakan pusing. Menurut Soeraika
(2012) penyebab pusing pada pasien stroke akibat penebalan dinding arteri
serebral yang yang menimbulkan penyempitan atau penyumbatan lumen
sehingga aliran darah dan suplai darah keotak tidak adekuat membuat
perubahan-perubahan iskemik otak jika terjadi sedemikian rupa menyebabkan
infark di thalamus.
Pada pengkajian fungsional didapatkan pola aktifitas dan latihan Ny. S
dalam makan, toileting, mandi, berpakaian, berpindah di tempat tidur,
ambulasi/ROM di bantu oleh keluarga, hal ini sesuai dengan teori soeraika
(2012), bahwa pasien stroke non hemoragik terjadi kelumpuhan atau
kelemahan fisik, sehingga aktifitas fisik pasien berkurang yang menyebabkan
kelenturan fisik berkurang.
Pada pengkajian fisik integumen didapatkan hasil terjadi kemerahan
pada punggung. Hal ini sesuai dengan teori Pudiastuti (2013) bahwa stroke
menyebabkan kelumpuhan seluruhnya atau sebagian yang menyebabkan
pasien mengalami tirah baring lama. Kelumpuhan dapat mengakibatkan
gangguan integritas kulit dikarenakan tekanan yang lama, yang berdampak
beresiko dekubitus (Yolanda, 2012).
Penilaian kerusakan integritas kulit dilakukan dengan skala braden,
interpretasi skala braden nilai
-
44
dekubitus nilai 1518 resiko ringan terjadinya luka dekubitus skor skala
braden>18 tidak memiliki resiko terjadinya luka dekubitus (Saryono, 2011).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan hasil tentang keputusan respon
secara individu, keluarga dan komunitas terhadap masalahmasalah kesehatan
yang aktual dan berpotensi sehingga dapat diperoleh intervensi untuk setiap
permasalahan yang muncul (Rohmad dan Walid, 2012).
Pada diagnosa yang pertama didapatkan data subyektif pasien
mengatakan sering pusing, data obyektif tanda-tanda vital : TD : 190/100
mmHg, N : 88 X/menit, RR : 16 x/menit, Suhu : 36 C, GCS : E : 4, V : 5, M :
1, hasil CT Scan infark di talamus dan koronaradiata kanan, maka diangkat
masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan
dengan hipertensi. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak adalah beresiko
mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat menganggu
kesehatan adapun faktor resiko embolisme, hipertensi.Berdasarkan dari
diagnosa diatas telah sesuai dengan batasan karakteristik NANDA 2012-2014.
Batasan karakteristik tersebut yaitu hipertensi, embolisme (Herdman, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pengkajian didapatkan
bahwa Ny. S mengatakan lemah pada anggota gerak dengan data obyektif di
dapatkan pemeriksaan ekstremitas atas kiri 2 dan pemeriksaan ektermitas
bawahkiri 2.Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas.
Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan fisik tubuh atau 1 atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah. Adapun batasan karakteristik:
-
45
kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan rentang sendi, keterbatasan
kemampuan. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan karakteristik
NANDA 2012-2014 (Herdman, 2012).
Pada diagnosa yang ketiga didapatkan data subyektif pasien
mengatakan mandi, mekan, toileting di bantu, data obyektif pasien tampak
lemah di bantu dalam aktifitas, maka masalah keperawatan adalah intoleransi
aktifitas berhubungan dengan tirah baring. Intoleransi aktifitas adalah ketidak
cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktifitas sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan
adapun batasan karakteristik: menyatakan merasa lemah, respon tekan darah
abnormal terhadap aktifitas. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan
karakteristik NANDA 2012-2014 (Herdman, 2012).\
Penulis mendapatkan data yang keempat yaitu bahwa Ny. S
mengatakan punggung terasa panas, didapatkan data obyektif punggung
tampak kemerahan atau ada eritema, skala breden 13, maka diangkat masalah
keperawatan resiko kerusakan intertgritas kulit berhubungan dengan imobilitas
fisik. Resiko kerusakan intergritas kulit adalah beresiko megalami perubahan
kulit yang buruk adapun batasan karakteristik atau faktor resiko: Hipotermia,
imobilisasi fisik, perubahan turgor kulit, perubahan pigmentasi, gangguan
sirkulasi. Dari data tersebut telah sesuai dengan batasan karakteristik NANDA
2012-2014 (Herdman, 2012).
-
46
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah merupakan rencana tindakan yang utama dalam
keputusan awal yang akan dilakukan yang menyakut tentang siapa, kapan, dan
bagaimana untuk melakukan tindakan keperawatan (Herdman, 2012). Dalam
pengambilan keputusan pemecahan masalah keperawatan hendaknya sesuai
dengan NIC (Nursing Interventions Classification) dan NOC (Nursing
Outcomes Classifications) sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai
dengan jelas (specific), dapat diukur (measurable), acceptance, rasional, dan
timming (Rohmad dan Walid, 2012).
Prioritas masalah keperawatan yang utama adalah Ketidakefektifan
perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi pada Ny. S, maka penulis
akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah
dilakukkan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, tekanan darah menjadi
140 / 90 mmHg,pasien tidak pusing.Intervensi atau rencana keperawatan yang
di lakukan yaitu observasi tanda tanda vital, rasional untuk mengetahui
tekanan darah pasien. Berikan posisi semi fowler rasional memberikan
kenyamanan pada pasien. Anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan
yang tenang rasional agar pasien dapat beristirahat dengan tenang.Kolaborasi
pemberian obat farmakologi rasional untuk menurunkan tensi secara
farmakologi.
Masalah keperawatan yang kedua adalah hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan membahas
rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan
-
47
keperawatan selama 3x24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien dapat
berpartisipasi dalam program latihan. Intervensi atau rencana keperawatan
yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan ROM pasif pada
tangan dan kaki bagian kiri, rasional agar sendisendi bisa bergerak perlahan.
Topang ekstremitas dengan bantal. Rasional untuk mencegah bengkak.
Anjurkan keluarga membantu latihan sendi. Rasional agar tidak berat pasien
melakukan sendiri.
Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas
berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana dan
tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam,pasien dapat makan dengan mandiri,pasien dapat berpakaian
dengan bantuan dan mandiri.Intervensi atau rencana keperawatan yang
dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai. Rasional
untuk mengetahui aktifitas pasien yang disukai. Pantau kebutuhan klien alat
bantu dalam makan,mandi, toileting. Rasional agar kebutuhan pasien
terpenuhi. Ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.
Rasional agar keluarga dapat merawat pasien dirumah.
Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan membahas
rencana dan tujuankriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu mengetahui tanda dan gejala
adanya resiko luka tekan, pasien mampu berpartisipasi dalam mencegah resiko
luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana keperawatan yang di
-
48
lakukan yaitu ubah posisi pasien setiap2-3 jam sekali. Rasional mengurangi
iskemi jaringan. Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum.
Rasional agar tetap lembab dan mengurangi resiko iskemi jaringan kulit.
Monitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah di berikan minyak
zaitun. Rasional untuk mengetahui tandatanda luka dekubitus atau luka
tekan.Observasi tanda-tanda vital. Rasional untuk mengetahui tanda tanda
vital.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan untuk pasien
yang bertujuan agar masalah keperawatan pada pasien dapat
teratasi.Implementasi dilakukan tanggal 18 Maret 2015, dengan masalah
keperawatan yang utama ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan
dengan hipertensi. Dengan cara mengobservasi tandatanda vital. Tanda-tanda
vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi,
leju pernafasan dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk
meniliai fungsi fisiologis organ vital tubuh (Suparmi, 2012).
Tindakan yang kedua memberikan posisi semi fowler,dengan tujuan
untuk mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma yang dapat
menyebabkan sesak nafas (Ruth, 2002 dalam Refi dan Anissa, 2011).Tindakan
yang ketiga menganjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang
tenang. Untuk memberikan kenyaman dan ketenangan pada pasien,
selanjutnya kolaborasi pemberian obat farmakologi.
-
49
Adapun diagnosa kedua adalah Hambatan mobilitasfisik berhubungan
dengan kerusakan neuromuskuler. Dengan cara mengajarkan pasien
melakukan ROM pasif pada tangan dan kaki bagian kiri. Kelemahan atau
kelumpuhan otot ektremitas pada pasien stroke dapat di pulihkan dengan
fisioterapi. Fisioterapi harus dimulai sedini mugkin secara cepat dan tepat,
sehingga dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal.Serta
mencegah terjadi kontraktur dan memberikan dukungan psikologis pada
pasien stroke non hemoragik, salah satu fisioterapinya adalah ROM Pasif
(Wayuningsih, Isomonah, dan Hendrajaya, 2013).
Tindakan yang kedua dengan menopang ekstremitas dengan bantal.
Untuk mencegah disloksi bahu kebawah karena adanya tarikan gravitasi dan
edema pada ekstremitas. Tindakan yang ketiga menganjurkan keluarga
membantu latihan gerak sendi, membantu pasien dalam latihan ROM pasif
dan memberikan dukungan pada pasien untuk giat berlatih ROM pasif.
Tindakan yang keempat kolaborasi pemberian obat farmakologi. Prioritas
masalah keperawatan yangkedua adalah lakukan yaitu observasi tanda tanda
vital.Tanda-tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan
darah,denyut nadi, laju pernafasan dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena
penting untuk meniliai fungsi fisiologis organ vital tubuh (Suparmi, 2012).
Berikan posisi semifowler, dengan tujuan untuk mengurangi tekanan
dari abdomen pada diafragma yang dapat menyebabkan sesak nafas (Ruth,
2002 dalam Refi dan Anissa, 2011). Menganjurkan keluarga untuk
memberikan lingkungan yang tenang. Untuk memberikan kenyaman dan
-
50
ketenangan pada pasien, selanjutnya melakukan kolaborasi pemberian obat
farmakologi.
Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas
berhubungan dengan tirah baring lama tindakan yang dilakukan adalah
memberikan aktitas yang disukai pasien dengan hasil pasien dapat melakukan
gerak pada kaki sedikit-sedikit.
Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Keperawatan yang dilakukan yaitu
ubah posisi pasien setiap 23 jam sekali. Pergantian posisi secara teratur dan
sering merupakan salah satu tindakan keperawatan yang perlu dilakukan
karena dapatmencegah komplikasi yang dapat timbul akibat berbaring
(Priharjo, 2013 dalam Prasetya, 2013).
Tindakan yang selanjutnya monitor kulit dengan skala braden sebelum
dan sesudah diberikan terapi minyak zaitun, sebelum diberikan minyak zaitun
nilai skala breden 14 dan setelah diberikan minyak zaitun skala breaden
berubah menjadi 16, maka pembrian miyak zaitun ada hasilnya dimana
bertambahnya nilai skala braden, mengidentifikasi resiko tinggi rendahnya
kemungkinan terjadi dekubitus dan segera melakukan pencegahan tidak terjadi
dekubitus dikemudian hari, dengan nilai rentan skala bernilai kurang dari 9
mempunyai resiko sangat tinggi, nilai 10-12 mempunyai resiko tinggi, nilai
13-14 mempunyai resiko sedang, nilai 15-18 mempunyai resiko ringan
samapai lebih dari 18 tidak beresiko, jadi dapat disimpulkan semakin tinggi
-
51
nilai semakin tidak beresiko terjadi ulkus kebalikanya semakin rendah nilai
semakin beresiko ulkus dekubitus.
Berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum. Hammad
(2011) minyak zaitunadalah yang berasal dari biji zaitunyang mengandung
mineral protein dan mengandung vitamin, A, B, C, D dan setiap 100 gram
mengandung 224 kalori. Menurut RNAO (2005 dalam Yolanda, 2012).
Tindakan yang terpenting dalam intergritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit
dalam batas wajah (tidak terlalu lembab atau tidak terlalu kering) salah
intervensi dalam menjaga adalah dengan caramemberikan pelembab rubrikan
seperti lotion, cream dan saleb rendah alkohol.
Menurut Surtiningsih (2005) dalam Yolanda (2012) minyak zaitun
dengan kandungan asam oleat 80% dapat mengenyalkan kulit dan melindungi
elastis kulit dari kerusakan.
Adapun prosedur tindakan yang diberikan adalahTahap pertama
mencari pasien sesuai kriteria, setelah sesuai dengan kriteria, pasien dan
keluarga diberi pengertian tentang tindakan yang akan dilakukan.Selanjutnya
diberi penjelasan dan pasien setuju, lakukan pengukuran dengan skala breaden
untuk mengetahui apakah pasien beresiko ulkus. Setelah itu balurkan minyak
zaitun, 20ml minyak zaitun di punggung dan sakrum dengan sekali usapan.
Tindakan ini dilakukan selama kurang lebih 7 hari, dengan setiap hari
dilakukan penilaian skala braden untuk menilai kemajuan diberikan minyak
zaitun.
-
52
Monitor kulit adanya kemerahan dan pecahpecah.Penilaian
kemerahan dengan melihat atau mengukur melalui pengukuran derajat
dekubitus. Derajat 1 hiperemia yang memucat tekan yang ringan dan singkat
dengan jari dan tempat terjadi eritema yang diakibatkan tekanan di atas
kulitdalam waktu yang lama sehingga menyebabkan kulit menjadi pucat.
Derajat 2 hiperemia memucatnya eritama yang tidak hilang terjdi saat
dilakukan tekanan ringan dengan jari dan mengindikasi adanya beberapa
gangguan mikrosirkulasi terjadi kerusakaan superfisial termasuk ulserasi
epidermiae. Derajat 3 ulserasi berkembang melewati dermis dan ulserasi
berkembang kebidang pemisah dengan subkutan.
Derjat 4 ulkus meluabnya lemak subkutan otot yang berada di
bawahnya sehingga mengalami pembengkaan dan inflamasi. Ulkus ini
cenderung menyebar ke area lateral berkembang ke bawah di halangi oleh
fasial protunda. Derajat 5 nekrosis infektif menembus kebawah menujufasial
protundapada dektrusi muskulus dan terjadi dengan cepat (Wijaya dan Putri,
2013).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tujuan akhir dari rencana asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan dalan tindakan keperawatan yang mana menyangkut
perkembangan pasien kesehatan pasien dan nilai efektifitas dalam tindakan
keperawatan (Rohmad dan Walid, 2012).
Evaluasi yang digunakan sesuai tori yaitu SOAP (Subyektif, Obyektif,
Analisa) yang mana terdiri dari Subyektif adalah pernyataan dari pasien atau
-
53
keluarga pasien tentang perkembangan kesehatan pasien, Obyektif adalah data
yang didapat atau hasil dari pemberian tindakan keperawatan kepada masalah
kesehatan pasien, Analisa merupakan kesimpulan dari tindakan keperawatan
yang dilakukan, Planning adalah rencana selanjutnya untuk meningkatkan
derajat kesehatan pasien.
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang pertama adalah
subyekpasien mengatakan sudah tidak pusing. Obyektif pasien tampak tenang,
analisa masalah teratasi, planning intervensi di hentikan.
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang kedua adalah
Subyektif bahwa pasien mengatakan lemasnya berkurang tetapi masih agak
lemas. Obyektif bahwapasien tampak mulai sedikit menggerakkan ekstremitas
atas dan bawah. Analisa masalah teratasi sebagian. Planing yaitu hentikan
intervensi yang diantaranya yaitu ajarkan pasien agar melakukan ROM pasif,
anjurkan keluarga untuk selalu membantu pasien latihan ROM pasif,
kolaborasi pemberian obat farmakologi.
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang ketiga adalah
Subyektif bahwa pasien mengatakan sekarang sudah bisa makan sendiri tanpa
dibantu.Obyektifpasien tampak makan sendiri tanpa di bantu. Analisa masalah
telah teratasi.Planing yaituobservasi lanjutkan.
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang keempat adalah
Subyektif(-). Obyektif kemerahan sudah berkurang, kulit lembab, skala braden
13, Tanda tanda Vital: TD: 130/90 mmHg, Nadi: 75 X/menit respiratoty:
-
54
20X/menit, Suhu: 36c, Analisa masalah telah teratasi. Planing yaitu observasi
lanjutkan.
Hasil analisa pemberian minyak zaitun selama 7 hari pada Ny. S
dengan Stroke Non Hemoragik menunjukkan hasil kemajuan selama 7 hari
dari skala 13 menjadi 16, hal ini menunjukkan bahwa pemberian minyak
zaitun untuk mencegah dekubitus sangat efektif.
-
55
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian keperawaatan pada Ny.S dengan Stroke Non Hemoragik yang
pertama didapatkan pengkajian dengan keluhan utama pusing, TD: 190/100
mmHg, N: 88 x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36c, GCS: E: 4, V: 5, M: 1, pada
pengkajian selanjutnya Ny. S kurang lebih 4 hari yang lalu anggota gerak
bagian kiri lemah terjadi saat bangun tidur, pengkajian selanjutnya Ny. S
mengatakan makan, minum, toileting dibantu keluarganya, pada pengkajian
fisik integumen terdapat kemerahan pada punggung dengan skala braden 13.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.Sdengan stroke non
hemoragik ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan hipertensi,
hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromuskuler, intolenransi
aktifitas berhubungan dengan tirah baring, resiko kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan imobilisasi fisik.
3. Intervensi
Intervenensi keperawatan yang didapatkan pada Ny. S dengan
Stroke Non Hemoragik untuk diagnosa yang pertama adalah ketidak
efektifan perfusi serebral berhubungan dengan infark di talamus pada Ny.S,
maka penulis akan membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,tekanan darah
menjadi 140 / 90 mmHg,pasien tidakpusing.Intervensi atau rencana
keperawatan yang dilakukan yaitu observasi tandatanda vital, berikan
-
56
posisi semi fowler, anjurkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang
tenang, kolaborasi pemberian obat farmakologi.
Intervensi keperawatan untuk masalah hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler maka penulis akan
membahas rencana dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tidak terjadi kontraktur otot,pasien
dapat berpartisipasi dalam programlatihan.Intervensi atau rencana
keperawatan yang dilakukan yaitu ajarkan pasien agar melakukan latihan
ROM pasif pada tangan dan kaki bagian kiri,topang ekstremitas dengan
bantal, anjurkan keluarga membantu latihan sendi.
Masalah keperawatan yang ketiga adalah intoleransi aktifitas
berhubungan dengan tirah baring maka penulis akan membahas rencana
dan tujuan kriteria hasil yang mana setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, pasien dapat makan dengan mandiri,pasien dapat
berpakaian dengan bantuan dan mandiri.Intervensi atau rencana
keperawatan yang dilakukan yaitu bantu untuk mengidentifikasi aktifitas
yang disukai, pantau kebutuhan pasien alat bantu dalam makan,mandi,
toileting, ajarkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan diri pasien.
Masalah keperawatan yang keempat adalah resiko kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan mobilisasi fisik. Maka penulis akan
membahas rencana dan tujuankriteria hasil yang mana setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu mengetahui tanda
dan gejala adanya resiko luka tekan,pasien mampu berpartisipasi dalam
-
57
mencegah resiko luka tekan, skala braden 1316. Intervensi atau rencana
keperawatan yang dilakukan yaitu ubah posisi pasien setiap23 jam sekali,
berikan minyak zaitun pada bagian punggung dan sakrum. Rasional agar
tetap lembab dan mengurangi resiko iskemi jaringan kulit. Monitor kulit
dengan skala breaden sebelum dan sesudah diberikan terapi minyak zaitu,
observasi tanda tanda vital.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada Ny. S dengan Stroke Non
Hemoragik adalah mengkaji Tanda-tanda vital, memberikan terapi medis,
memonitor kulit dengan skala braden sebelum dan sesudah diberikan
minyak zaitun, memberikan minyak zaitun, memonitor kulit dengan skala
braden sebelum dan sesudah diberikan minyak zaitun, membantu pasien
ROM pasif, menganjurkan pasien untuk merubah posisi 2-3 jam sekali,
membantu pasien melakukan aktivitas yang disukai.
5. Evaluasi
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang pertama
adalah Subyektifbahwa pasien mengatakan lemasnya berkurang tetapi
masih agak lemas.Obyektifbahwapasien tampak mulai sedikit
menggerakkan ekstremitas atas dan bawah.Analisa masalah teratasi
sebagian.Planing yaitu hentikan intervensi yang diantaranya yaitu ajarkan
pasien agar melakukan ROM pasif, anjurkan keluarga untuk selalu
membantu pasien latihan ROM pasif,kolaborasi pemberian obat
farmakologi.
-
58
Hasil perkembangan dari diagnosa keperawatan yang kedua
adalah Subyektif bahwa pasien mengatakan sekarang sudah bisa makan
sendiri tanpa di bantu. Obyektif pasien tampak makan sendiri tanpa
dibantu.Analisa masalah telah teratasi.Planing yaitu hentikan intervensi.
Hasilperkembangan dari diagnosa keperawatan yang ketiga
adalahSubyektif (-).Obyektif kemerahan sudah berkurang, kulit
lembab,skalabraden 13, Tanda tanda Vital: TD: 130/90 mmHg, Nadi: 75
X/menit, Respiratoty: 20 X/menit, Suhu: 36 C, Analisa masalah telah
teratasi. Planingyaitu hentikan intervensi.
6. Analisa
Hasil analisa pemberian minyak zaitun selama 7 hari pada Ny.
S dengan Stroke Non Hemoragik menunjukkan hasil kemajuan selama 7
hari dari skala 13 menjadi 16, hal ini menunjukkan bahwa pemberian
minyak zaitun untuk mencegah dekubitus sangat efektif.
-
59
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana
danprasarana yang mana merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu keperawatan komplementer melalui pemberian
minyak zaitun dan untuk kombinasi dengan intervensi keperawatan
lainnya.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan
secara nonfarmakologis yaitu dengan pemberian minyak zaitun untuk
mencegah dekubitus pada pasien tirah baring. Sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal
khususnya pada pasien tirah baring.
3. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan ataumemanfaatkan
pengetahuan, keterampilan dan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien seoptimal mungkin.
-
DAFTAR PUSTAKA
Corwin E.j. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Egi Komaria
Yudha. Edisi Rivisi. Jilid 3. EGC. Jakarta.
Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan
Kerangka Kerja. Edisi Pertama. Goyen publishing. Yogyakarta.
Herdman. 2009. Dignosa keperawatan : definisi dan klasifikasi.2009-2011
Buku kedokteran. Jakarta.
ISO. 2012-2013. Informasi spesialite obat indonesia. Isfi. Jakarta.
Kartika, Dewi. 2011. Buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat.
Slemba medika. Jakarta.
Muttaqin, A 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan System Persarafan Edisi Pertama. Salemba Medika.
Jakarta.
Padila. 2012. Keperawatan medical bedah. Nuha medika.Jogyakarta.
Parendrawati, Dewi Putri dan Keliat, Budiana, dkk. 2008. Pengaruh terapi
taken ekonomi pada pasien perawatan diri. Jurnal fk ui. Bogor.
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol I Edisi 4.
EGC. Jakarta.
Prastya, Andri. 2013. Pengaruh mobilisasi miring kanan kiri terhadap
konstipasi pada pasien stroke infark dengan tirah baring lama.
Program pasca sarjana.Mojokerto.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2013. Penyakit-penyakit mematikan. Nuha
medika.Jogyakarta.
Rohmah, Wikmatur dan Walid, Siful. 2012. Proses keperawatan teori dan
aplikasi. AR-RUZZ Media.Jogyakarta.
Safitri, Refi dan Andriani,Annisa. 2011. Kefektifan pemberian semi flower
terhadapa penurunan sesak nafas pada pasien asma. Jurnal
keperawatan. 8 (2) : 783-784.
Soeraika. 2012. Penyakit degeneratife :menegenal, mencegah dan
mengurangi 9 penyakit degenerative. Nuha medika.Jogyakarta.
Suparmi, Lucilla. 2012. Pemeriksaan fisik keperawatan. Ghalia indonesia.
Bogor.
-
61
Wahyuningsih, Ismonah dan Hendrajaya. 2013. Pengaruh ROM aktif
terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke non
hemoragik. Jurnal keperawatan. Semarang.
Wijaya, Andra saferi dan Putri, Yesi manias. 2013. Keperawatan medical
bedah.Nuha medika. Jogyakarta.
Wilkinson, J.M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Nanda,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa, Esti Wahyuningsih
Edisi 9. EGC. Jakarta.
Yolanda, Oktaria dan Utomo, Wasisto. 2013. Efektifitas minyak zaitun
terhadap plessure ulcers dengan tirah baring lama. Jurnal universitas
riau.Riau .