f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kepribadian dependen, yang disebut juga gangguan kepribadian tidak adekuat, pasif atau astenik (bahasa Yunani untuk inadekuat), ditandai dengan ketergantungan pada orang lain, perilaku tunduk dan kurang akal. Individu-individu ini mengadopsi peran pasif dan membiarkan keluarga dan orang lain mengambil keputusan pada persoalan hidup yang penting. Mereka takut sendirian, merasa rendah diri dan dapat menyebut dirinya sendiri “bodoh”. Gangguan kepribadian ini dapat menjadi predisposisi untuk distimia dan gangguan depresif. Definisi Suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar dirinya dipelihara, yang menyebabkan seorang individu berperilaku submisif, bergantung kepada orang lain, dan ketakutan akan perpisahan dengan tempat ia bergantung. Bersifat pervasive, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam pelbagai situasi. Epidemiologi Gangguan kepribadian dependen diperkirakan terjadi pada 5% sampai 30% dari pasien dan 2% sampai 4% dari masyarakat umum dan merupakan salah satu gangguan

description

PSIKIATRI

Transcript of f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Page 1: f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan kepribadian dependen, yang disebut juga gangguan kepribadian tidak adekuat, pasif atau astenik (bahasa Yunani untuk inadekuat), ditandai dengan ketergantungan pada orang lain, perilaku tunduk dan kurang akal. Individu-individu ini mengadopsi peran pasif dan membiarkan keluarga dan orang lain mengambil keputusan pada persoalan hidup yang penting. Mereka takut sendirian, merasa rendah diri dan dapat menyebut dirinya sendiri “bodoh”. Gangguan kepribadian ini dapat menjadi predisposisi untuk distimia dan gangguan depresif.

Definisi

Suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar dirinya dipelihara, yang menyebabkan seorang individu berperilaku submisif, bergantung kepada orang lain, dan ketakutan akan perpisahan dengan tempat ia bergantung. Bersifat pervasive, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam pelbagai situasi.

Epidemiologi

Gangguan kepribadian dependen diperkirakan terjadi pada 5% sampai 30% dari pasien dan 2% sampai 4% dari masyarakat umum dan merupakan salah satu gangguan kepribadian yang paling lazim terjadi. Sebuah penelitian menyebutkan 2,5% dari semua gangguan kepribadian termasuk dalam kategori ini. Gangguan ini lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki dan lebih sering ditemukan pada anak kecil dibandingkan anak yang lebih tua. Orang dengan penyakit fisik kronis pada masa kanak-kanak atau gangguan anxietas akan perpisahan sebelumnya dalam hidup mungkin paling rentan terhadap gangguan ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian dependen adalah faktor risiko untuk pengembangan depresi sebagai respon terhadap kehilangan interpersonal.

Etiologi

Page 2: f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Teori tentang penyebab gangguan kepribadian dependen sering menyarankan lingkungan masa kecil di mana perilaku tergantungan secara langsung atau tidak langsung antarpribadi diterap dan sifat independen tidak digalakkan atau disebut dengan insecure interpersonal attachment. Ketergantungan yang tidak aman dan tidak berdaya ini bisa dibangkitkan melalui hubungan orang tua dengan anak, mungkin oleh orangtua yang terlalu mengungkung anaknya atau terlalu melayani anaknya seperti masih bayi walaupun sudah waktunya untuk pembentukan individu dalam diri anaknya dan waktunya anak untuk berpisah dengan orangtuanya. Namun, gangguan kepribadian dependen juga dapat mewakili interaksi dari peilaku yang menghambat rasa cemas dengan tidak konsistennya atau terlalu melindungi. Orang dependen bisa berpaling kepada sosok orangtua untuk menyediakan suatu kepastian, keamanan dan keyakinan yang mereka tidak dapat hasilkan untuk diri mereka sendiri. Pada akhirnya mereka akan percaya bahwa nilai diri mereka bergantung pada nilai atau kepentingan mereka terhadap orang lain.

Diagnosis

Di dalam wawancara, pasien tampak patuh. Mereka mencoba bekerja sama, menyambut pertanyaan-pertanyaan specific dan mencari bimbingan. Menurut Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ-III), untuk mendiagnosis Gangguan Kepribadian Dependen dibutuhkan paling sedikit 3 ciri-ciri dibawah:

a) Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting untuk dirinya;

b) Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;

c) Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia bergantung;

d) Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidak mampuan mengurus diri sendiri;

e) Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus diri sendiri;

f) Terbatasnya kemampuannya untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.

Sedangkan menurut American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th Edition (DSM-IV), kriteria diagnostik untuk Gangguan Kepribadian Dependen adalah seperti berikut:

Kebutuhan yang berlebihan dan pervasive untuk diurus yang menghasilkan perilaku “lengket” dan patuh serta takut akan perpisahan, dimulai pada masa

Page 3: f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

dewasa awal dan muncul pada berbagai konteks, seperti yang ditunujkkan dengan lima (atau lebih) hal berikut:

1) Memiliki kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa nasehat dan peyakinan yang berlebihan dari orang lain;

2) Membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab untuk sebagian besar area utama di dalam kehidupannya;

3) Memiliki kesulitan untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan. Catatan: Tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi (retribusi);

4) Memiliki kesulitan untuk memulai suatu proyek atau melakukan sesuatu atas keinginan sendiri (karena tidak percaya diri di dalam penilaian atau kemampuan, bukannya tidak ada motivasi atau energi);

5) Berlama-lama untuk mendapatkan pengasuhan dan dukungan dari orang lain, sampai pada tingkat sukarela melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan;

6) Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena rasa takut yang berlebihan tidak mampu mengurus dirinya sendiri;

7) Segera mencari hubungan lain sebagai sumber perhatian dan dukungan jika suatu hubungan berakhir;

8) Memiliki preokupasi yang tidak realistikakan rasa takut ditinggalkan untuk mengurus dirinya sendiri.

Gambaran Klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian dependen memiliki kebutuhan luas dan berlebihan harus diurus. Mereka mengalami ketakutan yang intens pemisahan dan ditinggalkan dan merasa tidak nyaman besar ketika mereka sendirian. Hal ini menyebabkan perilaku patuh dan kemelekatan dalam hubungan interpersonal mereka. Pasien-pasien ini mengalami kesulitan membuat keputusan independen tanpa banyak nasihat dan kepastian, dan mereka takut tidak setuju dengan orang lain.

Diagnosis Banding

Page 4: f 60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Ciri ketergantungan ditemukan pada banyak gangguan psikiatrik sehingga diagnosis banding menjadi sulit. Gangguan kepribadian dependen kadang-kadang dikelirukan dengan gangguan kepribadian lainnya, dan ciri-ciri kepribadian dependen mungkin hasil dari penyalahgunaan zat kronis. Ketergantungan adalah ciri yang menonjol pada pasien dengan gangguan kepribadian histrionik dan borderline, tetapi khusus pasien gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki hubungan interpersonal jangka panjang dengan satu orang yang ia bergantung, bukannya sejumlah orang tempat mereka bergantung, dan lebih kecil kemungkinannya untuk bersifat manipulatif. Orang dengan gangguan kepribadian dependen dan gangguan kepribadian histrionik mungkin keduanya menampilkan kebutuhan yang kuat akan jaminan, perhatian, dan disetujui. Namun, orang dengan gangguan kepribadian dependen cenderung lebih menonjolkan diri, penurut, dan mementingkan kepentingan orang lain, sedangkan orang dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung lebih flamboyan, tegas, dan mementingkan diri sendiri, dan orang-orang dengan gangguan kepribadian borderline akan cenderung jauh lebih disfungsional dan emosional yang tidak teregulasi.

Penting juga untuk membedakan ciri ketergantungan pada gangguan kepribadian dependen dari ketergantungan yang timbul dari gangguan panik, gangguan mood, agoraphobia, skizofrenia, retardasi mental, luka berat, dan demensia.. Pasien yang menderita penyakit medis juga dapat menjadi sangat tergantung pada orang lain, tanpa harus gangguan ini. Perilaku ketergantungan yang ditemukan pada pasien dengan agoraphobia lebih cenderung memiliki tingkat ansietas nyata yang tinggi atau bahkan panic. Namun, diagnosis gangguan kepribadian dependen membutuhkan kehadiran ciri-ciri dependen sejak akhir masa kanak-kanak atau remaja.