EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

14
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Transcript of EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Page 1: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Page 2: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Sejarah Pemikiran Manajemen

Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna

memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap

pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan

yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami

perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-

pendekatan sebagai berikut :

Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen

ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative

(administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu

pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi

manajemen.

• Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga

sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia,

kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.

• Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management

science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-

teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.

• Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan

pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan

kinerja yang tinggi

1.1. Pendekatan Manajemen Klasik

Page 3: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Aliran klasik, terdiri dari :

a) Manajemen Ilmiah

Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific

Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada

manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.

Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :

1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk

pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas

suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan

4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan

Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut

adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial,

kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga

kerja.

b) Prinsip-Prinsip Administratif

Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku

“Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC

(fungsionalisme Fayol)

Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :

1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.

2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk

3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal

4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan

5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan

Page 4: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

6. Manajerial, penerapan fungsi POACC

Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :

1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja

2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi

3. Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi

4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari

seorang atasan.

5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus

diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.

6. Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum

7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan

pemilik.

8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan

terpusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan

9. Rantai scalar, garis perintah dan wewenang yang jelas

10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat

11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi

12. Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan

perusahaan.

13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana

14. Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila

memungkinkan.

Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam

bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai

berikut :

• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-

kepentingan yang terintegrasi

• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif

• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan

Page 5: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

dengan hubungan antar factor

• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan

masyarakat

c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep

birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat

efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.

Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu

• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih

terampil terhadap pekerjaan itu

• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas,

setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi

• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan

dibuat secara formal

• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat

perlakuan khusus

• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan

kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.

1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia

Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya

menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan

pandangan sosiologi dan psikologi.

Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di

pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa

hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting

dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong

peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode

istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.

Page 6: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi

tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia

oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :

Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah

terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan

tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika

kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.

Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu

teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :

Teori X berasumsi bahwa karyawan :

• Tidak suka bekerja

• Tidak mempunyai ambisi

• Tidak bertanggung jawab

• Enggan untuk berubah

• Lebih suka dipimpin daripada memimpin

Teori Y berasumsi bahwa karyawan :

Suka bekerja

• Mampu mengendalikan diri

• Menyukai tanggung jawab

• Penuh imajinasi dan kreasi

• Mampu mengarahkan diri sendiri

Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan

berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan

mempunyai rasa enggan.

Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk

Page 7: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan

mereka.

1.3. Pendekatan Management Science

Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-

teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan

dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi,

pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan

sebagainya.

Langkah-langkah management science yaitu :

1. Perumusan masalah

2. Penyusunan suatu model matematis

3. Mendapatkan penyelesaian dari model

4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model

5. Penetapan pengawasan hasil-hasil

6. Pelaksanaan

Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;

Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen

Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)

Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih

Penggunaan computer untuk mempercepat proses

1.4. Pendekatan Manajemen Modern

Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori

yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen

terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara

dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut

melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan

Page 8: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen

sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation

Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,

fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih

kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II

dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang

industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain

di bidang transportasi dan komunikasi.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran

IImu Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-

masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi

pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat

putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer

organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal,

manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,

perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.

1) Pendekatan Sistem (System Approaches)

Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan

yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai bagian

dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-sub

system yang saling berhubungan dan saling bergantung.

Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen system

tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah,

rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka mempertimbangkan

pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep

dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.

Page 9: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)

Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada

situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian

tujuan manajemen.

Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda,

karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh

kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena

perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang

berbeda pula.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :

1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.

2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.

4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.

5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen

Page 10: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

PANDANGAN UTAMA TENTANG MANAJEMEN

Pendekatan Klasik : Manajemen Ilmiah, Prinsip-Prinsip Administratif, Teori Organisasi

Birokratis

Pendekatan SDM : Hawthorne EffectTeori Maslow, Teori X dan Teori Y

Pendekatan Kuantitaif

Pendekatan Modern : Pendekatan Sistem, Pendekatan Kontingensi