Evaluasi_Kelembagaan

11
Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah Prov. Kaltim Posted April 1st, 2011 by ekaltim & filed under Pojok Kelembagaan . Kaltim.info - Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah semata-mata didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah secara efektif dan efisien. Penataan Organisasi Perangkat Daerah serta penyusunan struktur organisasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat ini dilakukan berdasarkan pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif dan kondisi lingkungan strategis daerah. Kerangka regulasi yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 sebagai perubahan terhadap Peraturan Pemerintah sebelumnya. Selain PP No. 41/2007, penataan kelembagaan perangkat daerah juga memperhatikan peraturan perundang-undangan yang memiliki relevansi dengan program penataan organisasi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan strategisnya, penataan kelembagaan dipandang perlu dilakukan mengingat terdapatnya berbagai hal yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kelembagaan yang dibangun atau dikembangkan. Agar dapat menjamin terwujudnya tujuan yang diinginkan, maka proses dan hasil penataan kelembagaan perlu dikembangkan atas dasar pembinaan dan pengendalian, serta monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan. Pembinaan dan pengendalian organisasi dimaksudkan dalam rangka penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi antar daerah dan sektor, sehingga masing-masing pemerintah daerah taat asas dan taat norma dalam penataan kelembagaan perangkat daerah yang dilaksanakan melalui fasilitasi, asistensi pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi, pelatihan serta kerjasama. Sedangkan monitoring dan evaluasi organisasi dimaksudkan untuk melihat tingkat capaian dari kinerja riil organisasi, faktor kendala yang ditemui, serta langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Mengenai jangka waktu evaluasi sendiri, Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang Prosedur Pengusulan, Penetapan dan Evaluasi Organisasi Pemerintahan memerintahkan agar setiap organisasi pemerintahan dievaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Faktanya, dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu sejak diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen, kelembagaan pemerintah belum pernah dievaluasi. Oleh karenanya, sangatlah dimaklumi apabila kelembagaan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, mengalami banyak kritikan dari berbagai pihak.

Transcript of Evaluasi_Kelembagaan

Page 1: Evaluasi_Kelembagaan

Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah Prov. KaltimPosted April 1st, 2011 by ekaltim & filed under Pojok Kelembagaan.

Kaltim.info - Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah semata-mata didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah secara efektif dan efisien.

Penataan Organisasi Perangkat Daerah serta penyusunan struktur organisasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat ini dilakukan berdasarkan pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif dan kondisi lingkungan strategis daerah. Kerangka regulasi yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 sebagai perubahan terhadap Peraturan Pemerintah sebelumnya. Selain PP No. 41/2007, penataan kelembagaan perangkat daerah juga memperhatikan peraturan perundang-undangan yang memiliki relevansi dengan program penataan organisasi. Sementara itu, dilihat dari lingkungan strategisnya, penataan kelembagaan dipandang perlu dilakukan mengingat terdapatnya berbagai hal yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kelembagaan yang dibangun atau dikembangkan.

Agar dapat menjamin terwujudnya tujuan yang diinginkan, maka proses dan hasil penataan kelembagaan perlu dikembangkan atas dasar pembinaan dan pengendalian, serta monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan. Pembinaan dan pengendalian organisasi dimaksudkan dalam rangka penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi antar daerah dan sektor, sehingga masing-masing pemerintah daerah taat asas dan taat norma dalam penataan kelembagaan perangkat daerah yang dilaksanakan melalui fasilitasi, asistensi pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi, pelatihan serta kerjasama. Sedangkan monitoring dan evaluasi organisasi dimaksudkan untuk melihat tingkat capaian dari kinerja riil organisasi, faktor kendala yang ditemui, serta langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Mengenai jangka waktu evaluasi sendiri, Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1998 tentang Prosedur Pengusulan, Penetapan dan Evaluasi Organisasi Pemerintahan memerintahkan agar setiap organisasi pemerintahan dievaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Faktanya, dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu sejak diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen, kelembagaan pemerintah belum pernah dievaluasi. Oleh karenanya, sangatlah dimaklumi apabila kelembagaan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, mengalami banyak kritikan dari berbagai pihak.

Atas dasar amanat dari Inpres No. 13/1998 tersebut, maka lahirlah Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/08/M.PAN/2007 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Pemerintah. Dengan adanya pedoman ini, maka evaluasi organisasi baik di lingkungan instansi Pemerintah Pusat maupun Daerah dapat dilaksanakan secara optimal. Evaluasi terhadap kelembagaan Pemerintah sendiri merupakan sesuatu hal yang sangat perlu dan penting dilakukan, mengingat kinerja organisasi Pemerintah tidak bisa lepas dari pengaruh struktur organisasi yang melekat, meskipun itu bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh.

TUJUAN EVALUASI

Evaluasi terhadap kelembagaan pemerintah dimaksudkan untuk dijadikan acuan bagi seluruh instansi pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di Kalimantan Timur, dalam menentukan bentuk organisasinya dan/atau menilai tingkat efektivitas dan efisiensinya, berdasarkan ketentuan yang berlaku dan kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang.

Page 2: Evaluasi_Kelembagaan

Dengan demikian organisasi pemerintah daerah mampu lebih eksis dalam membangun berkinerja sesuai dengan tuntunan aktual masyarakat dan tuntutan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Adapun tujuan disusunnya pedoman evaluasi kelembagaan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Kalimantan Timur ini adalah:

1. Tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

2. Tercapainya kinerja instansi pemerintah yang semakin meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

KONSEP PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI INDONESIA

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.

Konsep pengaturan Organisasi Perangkat Daerah tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa sebelum lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pengaturan Organisasi Perangkat Daerah dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003. Akan tetapi karena dianggap belum cukup memberikan pedoman yang menyeluruh bagi penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat daerah yang dapat

Page 3: Evaluasi_Kelembagaan

menangani seluruh urusan pemerintahan, kedua Peraturan Pemerintah tersebut akhirnya dicabut. Perangkat daerah kabupaten/kota adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari secretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan kelurahan.

Penataan kelembagaan perangkat daerah harus menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tatakerja yang jelas. Langkah-langkah dalam penataan organisasi perangkat daerah meliputi:

1. Pembentukan

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah disebutkan bahwa Perangkat Daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah, yang memuat nama atau nomenklatur, tugas pokok dan susunan organisasi masing-masing satuan kerja perangkat daerah (sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas, badan dan kantor, rumah sakit daerah, kecamatan, kelurahan dan lembaga lain sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan). Peraturan Daerah (Perda) tentang perangkat daerah secara prinsip dituangkan dalam 1 (satu) Perda. Namun apabila lebih dari (satu) Perda dapat dikelompokkan dalam beberapa peraturan daerah yang terdiri atas:

a. Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah termasuk Staf Ahli.

b. Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah.

c. Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Teknis Daerah termasuk inspektorat, badan perencanaan pembangunan daerah, serta rumah sakit daerah.

d. Peraturan Daerah tentang kecamatan dan Kelurahan.

e.Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata kerja lembaga lain yang telah mendapatpersetujuan pemerintah.

2. Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dengan ruang lingkup dan kewenangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, serta potensi dan karakteristik daerah masing-masing. Pada prinsipnya tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah secara lebih teknis sebagai berikut :52

a. Sekretariat Daerah sebagai unsur staf pada hakekatnya menyelenggarakan fungsi koordinasi perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan serta pelayanan admistratif. Selain itu Sekretariat daerah juga melaksanakan fungsi hukum dan perundang-undangan,

Page 4: Evaluasi_Kelembagaan

organisasi dan tatalaksana,hubungan masyarakat, protokol serta fungsi pemerintahan umum lainnya yang tidak tercakup dalam tugas dinas dan lembaga teknis, misalnya penanganan urusan kerjasama, perbatasan dan lain-lain.

b. Sekretariat DPRD sebagai unsur pelayanan pada hakekatnya memberikan pelayanan administratif kepada dewan yang meliputi kesekretariatan, pengelolaan keuangan, fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan sesuai kemampuan keuangan daerah masing-masing.

c. Inspektorat sebagai unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan, di kabupaten dan kota. Dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas hasil pengawasan, maka Inspektur dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota, sedangkan kepada Sekretaris Daerah merupakan pertanggungjawaban administratif dalam hal keuangan dan kepegawaian.

d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan melaksanakan tugas perumusan kebijakan perencanaan daerah, koordinasi penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan masing-masing satuan kerja perangkat daerah.

e. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah pada hakekatnya menyelenggarakan urusan otonomi daerah baik yang bersifat wajib maupun pilihan, sesuai dengan pembagian urusan yang ditetapkan dalam Peraturan pemerintah Nomor 38 tahun 2007.

f. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung yang sifatnya lebih teknis. Lembaga teknis daerah dapat berbentuk badan, kantor dan rumah sakit , penentuan Badan atau Kantor sesuai dengan analisis beban tugas.

3. Besaran Organisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Besaran organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan variabel:

1) Jumlah penduduk;

2) Luas wilayah; dan

3) Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Penentuan jumlah perangkat daerah sesuai dengan jumlah nilai yang ditetapkan berdasarkan perhitungan dari variabel. Besaran organisasi perangkat daerah kabupaten berdasarkan penilaian tersebut ada beberapa kategori, yakni :

1. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40 (empat puluh) terdiri dari:

sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) asisten; ‐

sekretariat DPRD; ‐

dinas paling banyak 12 (dua belas); ‐

lembaga teknis daerah paling banyak 8 (delapan); ‐

Page 5: Evaluasi_Kelembagaan

kecamatan; dan ‐

kelurahan. ‐

2. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat puluh) sampai dengan 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) asisten; ‐

sekretariat DPRD; ‐

dinas paling banyak 15 (lima belas); ‐

lembaga teknis daerah paling banyak 10 (sepuluh); ‐

kecamatan; dan ‐

kelurahan. ‐

3. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) asisten; ‐

sekretariat DPRD; ‐

dinas paling banyak 18 (delapan belas); ‐

lembaga teknis daerah paling banyak 12 (dua belas); ‐

kecamatan; dan ‐

kelurahan. ‐

4. Perumpunan bidang pemerintahan

Setelah diketahui nilai besaran organisasi, selanjutnya adalah menentukan perumpunan urusan pemerintahan. Penyusunan organisasi perangkat daerah berdasarkan pertimbangan adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani.Penanganan urusan tersebut tidak harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Perumpunan bidang pemerintahan pada prinsipnya adalah penggabungan beberapa urusan pemerintahan yang ditangani atau diwadahi pada satu lembaga dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas serta adanya kesamaan dalam penanganan atau pelaksanaan. Perumpunan bidang pemerintahan yang diwadahi dalam bentuk dinas tidak dapat menjadi lembaga teknis dan sebaliknya, lembaga teknis daerah tidak dapat menjadi dinas daerah. Pengembangan dari perumpunan urusan pemerintahan dapat dilakukan dengan pertimbangan prinsip-prinsip organisasi, kebutuhan, ketersediaan potensi dan kemampuan daerah masing-masing.Dalam hal beberapa urusan yang ditangani oleh satu perangkat daerah, maka penggabungannya sesuai dengan perumpunan urusan pemerintahan yang dikelompokkan dalam bentuk dinas dan lembaga teknis daerah.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas terdiri dari:

a. bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

Page 6: Evaluasi_Kelembagaan

b. bidang kesehatan;

c. bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

d. bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;

e. bidang kependudukan dan catatan sipil;

f. bidang kebudayaan dan pariwisata;

g. bidang pekerjaan umum yang meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang;

h. bidang perekonomian yang meliputi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, industry dan perdagangan;

i. bidang pelayanan pertanahan;

j. bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan;

k. bidang pertambangan dan energi; dan

l. bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor, inspektorat, dan rumah sakit, terdiri dari:

a. bidang perencanaan pembangunan dan statistik;

b. bidang penelitian dan pengembangan;

c. bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;

d. bidang lingkungan hidup;

e. bidang ketahanan pangan;

f. bidang penanaman modal;

g. bidang perpustakaan, arsip, dan dokumentasi;

h. bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

i. bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana;

j. bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan;

k. bidang pengawasan; dan

l. bidang pelayanan kesehatan.

Adapun Perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan urusan pilihan, berdasarkan pertimbangan adanya urusan yang secara nyata ada sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.

Page 7: Evaluasi_Kelembagaan

Pelaksanaan tugas dan fungsi staf, pelayanan administratif serta urusan pemerintahan umum lainnya yang tidak termasuk dalam tugas dan fungsi dinas maupun lembaga teknis daerah dilaksanakan oleh sekretariat daerah.

5. Susunan Organisasi

Dalam rangka standarisasi minimal sebagai acuan jumlah dan jenis perangkat daerah masing-masing daerah untuk melaksanakan urusan wajib dan pilihan sekurang-kurangnya terdiri dari :

1) Sekretariat Daerah, terdiri atas :

a) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahkan dan mengkoordinasikan :

(1) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum (dengan ruang lingkup meliputi bidang pengawasan, tugas pembantuan, ketentraman dan ketertiban, Perlindungan Masyarakat, Penanggulangan Bencana, kependudukan, agraria, dan kerjasama);

(2) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (dengan ruang lingkup meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan agama);

(3) Bagian Administrasi Kemasyarakatan (dengan ruang lingkup meliputi bidang kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olah raga, dan pemberdayaan masyarakat);

b) Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahkan dan mengkoordinasikan :

(1) Bagian Administrasi Pembangunan (dengan ruang lingkup meliputi bidang perencanaan pembangunan, penelituhan dan pengembangan, statistik, perhubungan, pekerjaan umum, budaya dan pariwisata);

(2) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam (dengan ruang lingkup meliputi bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, lingkungan hidup, kelautan dan perikanan);

(3) Bagian Administrasi Perekonomian (dengan ruang lingkup meliputi bidang koperasi dan UKM, penanaman modal, perindustrian dan perdagangan, dan badan usaha daerah);

c) Asisten Administrasi Umum, (dengan ruang lingkup bidang hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tatalaksana, sdm aparatur, keuangan,pendapatan, perlengkapan dan asset, kearsipan, perpustakaan serta urusan umum);

2) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

3) Dinas daerah yang harus dibentuk sekurang-kurangnya terdiri atas:

a) Dinas Pendidikan;

b) Dinas Kesehatan;

c) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;

Page 8: Evaluasi_Kelembagaan

d) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

e) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

f) Dinas Pekerjaan Umum (Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Tata Ruang);

g) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

h) Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan;

i) Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset;

j) Dinas lainnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-masing.

4) Badan, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah (Badan, Kantor dan Rumah Sakit Daerah), yang harus dibentuk sekurang-kurangnya, terdiri atas :

a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal;

b) Badan/Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

c) Badan/Kantor Lingkungan Hidup;

d) Badan/Kantor Ketahanan Pangan;

e) Badan/Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik;

f) Badan/Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi;

g) Badan/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

h) Badan/Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

i) Badan Kepegawaian;

j) Inspektorat; dan

k) Rumah Sakit Daerah.

l) Lembaga teknis daerah lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing.

5) Kecamatan

6) Kelurahan.

C. Beberapa Hal Baru Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Beberapa perubahan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 lebih banyak bersifat mendasar, sehingga memperlihatkan paradigma baru dalam Organisasi Perangkat Daerah. Perubahan mendasar dimaksud menyangkut antara lain: Peraturan Pemerintah ini menetapkan kriteria untuk menentukan jumlah besaran organisasi perangkat daerah masing-masing pemerintah daerah dengan variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah APBD dan menetapkan variabel tersebut dalam beberapa kelas interval, sebagaimana ditetapkan dalam lampiran

Page 9: Evaluasi_Kelembagaan

Peraturan Pemerintah tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah yang sebelumnya mengatur tentang organisasi perangkat daerah yakni dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 hal ini tidak ditemukan. Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah hanya menggunakan pendekatan wajib sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yakni berdasarkan Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota meliputi 11 kewenangan. Mengacu pada 11 kewenangan wajib tersebut , maka dilakukan pembatasan jumlah maksimal dinas di kabupaten/kota maksimal 14 dinas dengan asumsi seluruh kewenangan wajib dilaksanakan dan 3 dinas lainnya sebagai toleransi. Adapun bagi provinsi, jumlah dinas ditetapkan lebih sedikit yaitu maksimal 10 dinas mengingat kewenangan di provinsi hanya kewenangan yang bersifat lintas kabupaten/kota dan kewenangan yang belum dapat dilakukan oleh kabupaten/kota. Sehingga berdasarkan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah terjadi penyeragaman jumlah perangkat daerah diseluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya perubahan nomenklatur Bagian Tata Usaha pada Dinas dan Badan menjadi Sekretariat, yang dimaksudkan untuk lebih memfungsikannya sebagai unsur staf dalam rangka koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

Bidang pengawasan, sebagai salah satu fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dalam rangka akuntabilitas dan objektifitas hasil pemeriksaan, maka nomenklaturnya menjadi Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota dan dipimpin oleh Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada kepala daerah.

Eselon kepala bidang pada dinas dan badan perangkat daerah kabupaten/kota diturunkan yang semula eselon IIIa menjadi eselon IIIb, dimaksudkan dalam rangka penerapan pola pembinaan karir, efisiensi, dan penerapan koordinasi sesuai peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, namun demikian bagi pejabat yang sudah atau sebelumnya memangku jabatan eselon IIIa, sebelum Peraturan Pemerintah ini ditetapkan kepada yang bersangkutan tetap diberikan hak-hak kepegawaian dan hak administrasi lainnya dalam jabatan struktural eselon IIIa, walaupun organisasinya menjadi eselon IIIb, dan jabatan eselon IIIb tersebut efektif diberlakukan bagi pejabat yang baru dipromosikan memangku jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur pula mengenai pembentukan lembaga lain dalam rangka melaksanakan kebijakan Pemerintah, sebagai bagian dari perangkat daerah, seperti sekretariat badan narkoba provinsi, kabupaten dan kota, sekretariat komisi penyiaran, serta lembaga lain untuk mewadahi penanganan tugas-tugas pemerintahan umum yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah, namun untuk pengendaliannya, pembentukannya harus dengan persetujuan pemerintah atas usul kepala daerah.